PERSEPSI MASYARAKAT ISLAM BATAK TOBA TERHADAP KEDUDUKAN ANAK PEREMPUAN DALAM PEMBAGIAN WARISAN (STUDI KASUS DI KELURAHAN HARJOSARI II KECAMATAN MEDAN AMPLAS KOTA MEDAN).
PERSEPSI MASYARAKAT ISLAM BATAK TOBATERHADAP
KEDUDUKAN ANAK PEREMPUAN DALAM PEMBAGIAN
WARISAN ( Studi Kasus di Kelurahan Harjosari II
Kecamatan Medan Amplas Kota Medan)SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
OLEH:
RAMADHANI FITRIANA NIM. 309111056
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
(4)
ABSTRAK
RAMADHANI FITRIANA. NIM 309111056. Persepsi Masyarakat Islam Batak Toba terhadap Kedudukan Anak Perempuan dalam Pembagian Warisan (Studi Kasus di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Islam Batak Toba terhadap kedudukan anak perempuan dalam pembagian warisan (Studi Kasus di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan). Adapun Metode Penelitian yang digunakan Penulis adalah Deskriptif Kualitatif yaitu cara atau metode yang menggambarkan keadaan atau objek penelitian di lapangan yang di gunakan untuk memecahkan dan menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan wawancara. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah :Penduduk Islam Batak Toba, yaitu sebanyak 48 KK. Maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini semua jumlah dari populasi (sampling population), yaitu sebanyak 48 KK.
Hasil penelitian dan pembahasan maka diambil kesimpulan: bahwa menurut masyarakat Batak Toba yang beragama Islam kedudukan anak perempuan dan anak laki-laki dalam pembagian warisan dianggap sama tetapi dalam pembagian porsinya yang berbeda. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan perubahan dalam masyarakat adat, khususnya pada masyarakat adat Batak Toba, faktor ini antara lain adalah faktor pendidikan, perantauan/migrasi, ekonomi, agama serta sosial
(5)
KATA PENGANTAR
BismillahirrahmanirrahimAlhamdulillahi Rabbil‘alamin, dengan kerendahan hati puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriringkan salam juga penulis persembahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kabar tentang pentingnya ilmu bagi kehidupan di dunia dan di akhirat kelak.
Penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan perkuliahan pada program S-1 di jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Skripsi ini berjudul ”Persepsi Masyarakat Islam Batak Toba Terhadap Kedudukan Anak Perempuan Dalam Pembagian Warisan Studi Kasus di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini mungkin masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi teknik penulisan maupun isinya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini, serta menambah pengetahuan dan wawasan penulis.
Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Suady Husin, SH. MS sebagai pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membaca, mengoreksi serta
(6)
memberikan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai pada saat ini. Kemudian penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr Ibnu Hajar Damanik sebagai Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. H. Restu, MS sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNIMED 3. Ibu Dra. Yusna Melianti, MH sebagai ketua jurusan Pendidikan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial dan juga sebagai Dosen Pembimbing Akademik penulis dan juga selaku dosen penguji penulis yang telah memberikan masukan dan saran.
4. Ibu Dra. Rosnah Siregar, SH, M.Si, serta Ibu Sri Hadiningrum, SH, M.Hum selaku dosen penguji penulis yang telah memberikan masukan dan saran.
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial.
6. Bapak Lurah Haryadi Chaniago ,SE dan seluruh staf yang telah membantu kelancaran pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. 7. Teristimewa kepada Ayahanda Abdul Rahman Tampubolon dan Ibunda
tercinta Dra. Khadijah Sikumbang yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang yang tulus dan telah berjuang dengan sekuat tenaga dalam membiayai segala kebutuhan penulis selama ini, serta banyak memberikan nasehat, semangat, dorongan dan Doa restu kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
(7)
8. Saudara-saudaraku yang kusayangi: Atika Wahyuni Tampubolon, Ahmad Fiqi Aditya Tampubolon dan Fany Fadhila Tampubolon yang telah mendukung dan memberi semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
9. Sahabatku Disty, Ovri , Putri, Desi, Miftah, Shopila, dan Nia, yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis.
10.Rekan PPLT 2012 SMP Negeri 1 Pantai Cermin yakni Kibing, Mei Sari, Kingon dan Leli yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
11.Dan terakhir kepada Hasianku Dedi Setiadi yang telah mendukung, memberi nasehat dan memberi semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Dan juga kepada pihak-pihak yang memberikan bantuan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, semoga bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2013 Penulis
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAK ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Kerangka Teori ... 6
1. Pengertian Persepsi ... 6
2. Pengaruh Persepsi terhadap Sikap Manusia/Masyarakat ... 7
3. Adat Masyarakat Batak Toba ... 7
4. Hukum Adat dan Hukum Waris Adat ... 11
5. Warisan Masyarakat Batak Toba ... 17
6. Waris Islam ... 24
B. Kerangka Berpikir ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30
A. Metode dan Lokasi Penelitian ... 30
B. Populasi dan Sampel ... 30
(9)
a. Variabel Penelitian ... 31
b. Defenisi Operasional ... 31
D. Teknik Pengumpulan Data ... 31
E. Teknik Analisis Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33
A. Hasil Penelitian ... 33
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
A. Kesimpulan ... 71
B. Saran-saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72 Lampiran-lampiran
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman 1. Tanggapan Kedudukan Anak laki-Laki Lebih Tinggi
di Bandingkan Anak Perempuan ... 40
2. Kesetaraan Anak laki-Laki dan Anak Perempuan ... 41
3. Pengetahuan Tentang Pembagian Warisan Menurut Hukum Adat Batak Toba ... 48
4. Warisan Pada Anak Laki-Laki ... 50
5. Setuju yang Mendapat Warisan Anak Laki-Laki ... 51
6. Hak Laki-Laki dan Anak Perempuan Sama dalam Pembagian Warisan ... 52
7. Harta Waris Permpuan yang Tidak memiliki Saudara Laki-Laki ... 54
8. Sikap Responden Terhadap Perempuan yang Menuntut Hak Warisan ... 55
9. Pandangan Responden tentang Hak Warisan Menurut Adat Batak Toba ... 57
10. Pengetahuan Tentang Pembagian Warisan Menurut Hukum Waris Islam ... 58
11. Sikap Terhadap Pembagian Warisan Menurut Hukum Waris Islam ... 62
12. Keutamaan Hukum Islam dalam Pembagian Warisan ... 63
(11)
14. Sikap Pembagian yang Sama Dalam Pembagian Warisan ... 66 15. Setuju Perkembangan Zaman Sangat Mempengaruhi Terhadap
(12)
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
1. Angket 2. Nota Tugas
3. Surat Penelitian dari Jurusan
4. Surat Izin Mengadakan Penelitian dari Fakultas 5. Surat Penelitian dari Tempat Penelitian
6. Surat Keterangan Perpustakaan Jurusan PKn 7. Surat Keterangan Perpustakaan Unimed
8. Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian MahasiswaJurusan PKn 9. Pernyataan Keaslian Tulisan
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masyarakat batak toba menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu keturunan ditarik dari ayahnya. Dilihat dari marga yang dipakai oleh orang batak yang diambil dari marga ayahnya. secara otomatis dapat dilihat bahwa kedudukan kaum laki-laki dalam masyarakat adat batak toba dapat dikatakan lebih tinggi dari pada kaum wanita.
Tetapi, seiring dengan perkembangan zaman yang dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, terjadi keinginan untuk menyeimbangkan hak dan kedudukan laki-laki dan perempuan terutama dalam hal pewarisan. Menurut ketentuan waris adat terdapat ketidakseimbangan antara kewenangan dan hak kaum perempuan dan kaum laki-laki.
Melihat perkembangan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, timbul keinginan pemerintah untuk memberi arah dalam hukum waris di Indonesia yakni,
Keputusan Mahkamah Agung tanggal 30 Juni 1971, No. 415 K/Sip/1970 “
Pembaenan (penyerahan tanpa melepaskan hak milik) harus dianggap sebagai usaha untuk memperlunak Hukum Adat dimasa sebelum perang dunia kedua, dimana seorang anak perempuan tiada mempunyai hak waris. Hukum adat di daerah Tapanuli juga telah berkembang kearah pemberian hak yang sama kepada anak perempuan seperti anak lelaki, perkembangan mana sudah diperkuat pula dengan suatu yurisprudensi tetap mengenai hukum waris di daerah tersebut.
(14)
Arahan hukum di atas secara langsung akan menimbulkan masalah di kalangan masyarakat adat, terutama pada masyarakat adat yang menganut sistem kekerabatan patrilineal maupun matrilineal, seperti yang dialami masyarakat Batak yang menganut sistem kekerabatan patrilineal, yaitu garis keturunan diambil dari pihak laki-laki. Anak laki-laki memiliki hak waris yang dominan atas harta warisan orang tuanya dari pada anak perempuan.
Ketentuan di atas menjadi hukum adat yang berlaku di manapun orang Batak tersebut berada. Namun, terkadang terjadi akulturasi budaya yang secara tidak langsung diadopsi oleh orang Batak yang beragama Islam.
Masyarakat batak yang beragama Islam dihadapkan antara dua Hukum Waris, yaitu Hukum Waris Adat dan Hukum Waris Islam. Hukum Islam menggariskan maksud dan tujuan pewarisan tidak saja untuk kepentingan kehidupan individual para ahli waris tetapi juga berfungsi sosial untuk juga memperhatikan kepentingan anggota kerabat tetangga yang yatim dan miskin.
Hal mana digariskan didalam Al-Qur’an surah An-Nisaa’ yang menyatakan :
“ bagi orang lelaki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan
kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.
Dari penjelasan diatas banyak juga masyarakat Islam Batak Toba yang lebih memilih Hukum Islam sebagai patokan dalam pembagian warisan.
(15)
Alasan memilih Hukum Islam adalah agar tidak adanya percekcokan keluarga yang ditinggal oleh si pewaris.
Apabila pemikiran berlaku terhadap semua anggota keluarga Batak Islam tersebut, mungkin tidak akan menjadi masalah, tetapi bila ada salah satu anggota masyarakat yang masih memegang teguh prinsip kekerabatan adatnya, di situlah yang menjadi masalah, berupa tuntutan dominasi atas harta kekayaan orang tuanya.
Maka dengan berbagai kasus diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih
dalam tentang “ Persepsi Masyarakat Islam Batak Toba Terhadap Kedudukan Anak Perempuan dalam Pembagian Warisan (Studi Kasus di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan).
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, agar penelitian menjadi terarah dan jelas tujuannya maka perlu di adakan identifikasi masalah. Masalah-masalah itu berhubungan dengan Persepsi masyarakat Islam Batak Toba terhadap kedudukan anak perempuan dalam pembagian warisan ( Studi Kasus di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan). Dengan demikian yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Persepsi masyarakat Islam Batak Toba terhadap kedudukan anak perempuan dalam pembagian warisan
(16)
C.Pembatasan Masalah
Masalah Persepsi masyarakat Islam Batak Toba terhadap kedudukan anak perempuan dalam pembagian warisan diatas dibatasi, yaitu dengan mengambil kasus di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan
D.Rumusan Masalah
Maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana persepsi masyarakat Islam Batak Toba terhadap kedudukan anak perempuan dalam pembagian warisan
E.Tujuan Penelitian
Suatu penelitian pada dasarnya memiliki tujuan, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Islam Batak Toba terhadap kedudukan anak perempuan dalam pembagian warisan yang ada di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang di lakukan di harapkan dapat bermanfaat untuk : a. Bagi Peneliti :
1. Menambah pengetahuan penulis mengenai kedudukan anak perempuan dalam pembagian warisan menurut masyarakat Islam Batak Toba
(17)
2. Menambah pengetahuan mengenai hukum adat khususnya pembagian warisan
b. Bagi Masyarakat ;
Bagi masyarakat adat di Batak, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam rangka melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat Islam Batak
(18)
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kedudukan anak perempuan dan kedudukan anak laki-laki itu sama dalam pembagian warisan, tetapi yang berbeda adalah dalam penentuan jumlah porsinya. Masyarakat Batak Toba yang beragama Islam yang berada di Kelurahan Harjosari II memilih Hukum Waris Islam dalam pembagian warisan karena dianggap adil dimana anak laki-laki mendapatkan dua bagian dari anak perempuan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan perubahan dalam masyarakat adat, khususnya pada masyarakat adat Batak Toba, faktor ini antara lain adalah faktor pendidikan, perantauan/migrasi, ekonomi, agama serta sosial
B. Saran-Saran
1. Kedudukan anak perempuan sebagai anggota masyarakat perlu mendapat penghargaan, baik secara hukum adat agama dan khususnya sebagai ahli waris. Istilah ahli waris ini perlu dirumuskan sehingga tak seorang keluarga pun yang tidak termasuk ahli waris dan tidak menerima waris. 2. Upaya untuk mewujudkan suatu kepastian hukum di tengah-tengah
masyarakat Batak Toba terutama terhadap harta peninggalan, diharapkan pemerintah segera mengeluarkan suatu peraturan pelaksana dari hukum harta perkawinan yang diatur dalam Undang-undang Perkawinan.
(19)
72
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, H. 2007. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, cetakan ke-1. Jakarta: Akademika Pressindo
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Fakultas Ilmu Sosial. 2006. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Medan : FIS UNIMED
Hadikusuma Hilman. 2003. Hukum Waris Adat. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti Margono. S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Nainggolan, Togar. 2006. Batak Toba di Jakarta. Medan : Bina Media
Rajamarpodang, Gultom. 1992. Dalihan Na Tolu Nilai Budaya Suku Batak. Medan : CV. Armanda
Rasyid, Sulaiman. 2007. Fiqh Islam. Bandung : Sinar Baru Algasindo
Soekanto, Soerjono. 2003. Hukum Adat Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta CV
Thoha Miftah. 2011. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Usman Rachmadi. 2009. Hukum Kewarisan Islam. Bandung. : CV. Mandar Maju
Internet :
(http://alfonsiusjojo-siringoringo.blogspot.com/2012/04/sistem-hukum-adat.thml?m=1,di akses: 3 februari 2013 )
(1)
Arahan hukum di atas secara langsung akan menimbulkan masalah di kalangan masyarakat adat, terutama pada masyarakat adat yang menganut sistem kekerabatan patrilineal maupun matrilineal, seperti yang dialami masyarakat Batak yang menganut sistem kekerabatan patrilineal, yaitu garis keturunan diambil dari pihak laki-laki. Anak laki-laki memiliki hak waris yang dominan atas harta warisan orang tuanya dari pada anak perempuan.
Ketentuan di atas menjadi hukum adat yang berlaku di manapun orang Batak tersebut berada. Namun, terkadang terjadi akulturasi budaya yang secara tidak langsung diadopsi oleh orang Batak yang beragama Islam.
Masyarakat batak yang beragama Islam dihadapkan antara dua Hukum Waris, yaitu Hukum Waris Adat dan Hukum Waris Islam. Hukum Islam menggariskan maksud dan tujuan pewarisan tidak saja untuk kepentingan kehidupan individual para ahli waris tetapi juga berfungsi sosial untuk juga memperhatikan kepentingan anggota kerabat tetangga yang yatim dan miskin.
Hal mana digariskan didalam Al-Qur’an surah An-Nisaa’ yang menyatakan :
“ bagi orang lelaki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.
Dari penjelasan diatas banyak juga masyarakat Islam Batak Toba yang lebih memilih Hukum Islam sebagai patokan dalam pembagian warisan.
(2)
Alasan memilih Hukum Islam adalah agar tidak adanya percekcokan keluarga yang ditinggal oleh si pewaris.
Apabila pemikiran berlaku terhadap semua anggota keluarga Batak Islam tersebut, mungkin tidak akan menjadi masalah, tetapi bila ada salah satu anggota masyarakat yang masih memegang teguh prinsip kekerabatan adatnya, di situlah yang menjadi masalah, berupa tuntutan dominasi atas harta kekayaan orang tuanya.
Maka dengan berbagai kasus diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang “ Persepsi Masyarakat Islam Batak Toba Terhadap Kedudukan Anak Perempuan dalam Pembagian Warisan (Studi Kasus di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan).
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, agar penelitian menjadi terarah dan jelas tujuannya maka perlu di adakan identifikasi masalah. Masalah-masalah itu berhubungan dengan Persepsi masyarakat Islam Batak Toba terhadap kedudukan anak perempuan dalam pembagian warisan ( Studi Kasus di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan). Dengan demikian yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Persepsi masyarakat Islam Batak Toba terhadap kedudukan anak perempuan dalam pembagian warisan
(3)
C.Pembatasan Masalah
Masalah Persepsi masyarakat Islam Batak Toba terhadap kedudukan anak perempuan dalam pembagian warisan diatas dibatasi, yaitu dengan mengambil kasus di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan
D.Rumusan Masalah
Maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana persepsi masyarakat Islam Batak Toba terhadap kedudukan anak perempuan dalam pembagian warisan
E.Tujuan Penelitian
Suatu penelitian pada dasarnya memiliki tujuan, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Islam Batak Toba terhadap kedudukan anak perempuan dalam pembagian warisan yang ada di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang di lakukan di harapkan dapat bermanfaat untuk : a. Bagi Peneliti :
1. Menambah pengetahuan penulis mengenai kedudukan anak perempuan dalam pembagian warisan menurut masyarakat Islam Batak Toba
(4)
2. Menambah pengetahuan mengenai hukum adat khususnya pembagian warisan
b. Bagi Masyarakat ;
Bagi masyarakat adat di Batak, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam rangka melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat Islam Batak
(5)
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kedudukan anak perempuan dan kedudukan anak laki-laki itu sama dalam pembagian warisan, tetapi yang berbeda adalah dalam penentuan jumlah porsinya. Masyarakat Batak Toba yang beragama Islam yang berada di Kelurahan Harjosari II memilih Hukum Waris Islam dalam pembagian warisan karena dianggap adil dimana anak laki-laki mendapatkan dua bagian dari anak perempuan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan perubahan dalam masyarakat adat, khususnya pada masyarakat adat Batak Toba, faktor ini antara lain adalah faktor pendidikan, perantauan/migrasi, ekonomi, agama serta sosial
B. Saran-Saran
1. Kedudukan anak perempuan sebagai anggota masyarakat perlu mendapat penghargaan, baik secara hukum adat agama dan khususnya sebagai ahli waris. Istilah ahli waris ini perlu dirumuskan sehingga tak seorang keluarga pun yang tidak termasuk ahli waris dan tidak menerima waris. 2. Upaya untuk mewujudkan suatu kepastian hukum di tengah-tengah
masyarakat Batak Toba terutama terhadap harta peninggalan, diharapkan pemerintah segera mengeluarkan suatu peraturan pelaksana dari hukum harta perkawinan yang diatur dalam Undang-undang Perkawinan.
(6)
72
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, H. 2007. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, cetakan ke-1. Jakarta: Akademika Pressindo
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Fakultas Ilmu Sosial. 2006. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Medan : FIS UNIMED
Hadikusuma Hilman. 2003. Hukum Waris Adat. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti Margono. S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Nainggolan, Togar. 2006. Batak Toba di Jakarta. Medan : Bina Media
Rajamarpodang, Gultom. 1992. Dalihan Na Tolu Nilai Budaya Suku Batak. Medan : CV. Armanda
Rasyid, Sulaiman. 2007. Fiqh Islam. Bandung : Sinar Baru Algasindo
Soekanto, Soerjono. 2003. Hukum Adat Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta CV
Thoha Miftah. 2011. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Usman Rachmadi. 2009. Hukum Kewarisan Islam. Bandung. : CV. Mandar Maju
Internet :
(http://alfonsiusjojo-siringoringo.blogspot.com/2012/04/sistem-hukum-adat.thml?m=1,di akses: 3 februari 2013 )