HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Stres Kerja Pada Karyawan Solopos.
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN STRES KERJA PADA
KARYAWAN SOLOPOS
Naskah Publikasi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
Ricky Ferdianto
F100104040
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
iii
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN STRES KERJA PADA
KARYAWAN SOLOPOS
Ricky Ferdianto
Achmad Dwityanto
Rickyferdianto96@yahoo.com
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan perusahaan,
dengan kata lain, mutu perusahaan sangat tergantung pada sumber daya manusia
yang ada di dalamnya. Kenyataannya karyawan tidak mendapatkan perhatian
yang serius dari perusahaan dan hal tersebut berlangsung dalam jangka waktu
yang lama dengan intensitas yang cukup tinggi akan menyebabkan stres kerja bagi
para karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan antara
efikasi diri dengan stres kerja pada karyawan, 2) mengetahui tingkat efikasi diri,
3) mengetahui tingkat stres kerja, 4) mengetahui sumbangan efektif efikasi diri
terhadap stres kerja pada karyawan. Populasi dalam penelitian ini karyawan
redaksi Solopos yang berjumlah 151 orang. Jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 100 orang dengan menggunakan teknik pengambilan
sampel accidental sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Product Moment
dari person. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan diperoleh koefisien
korelasi sebesar
-0,600 dengan sig. = 0,000; p < 0,001, sehingga hipotesis
yang diajukan diterima, dapat dikatakan ada hubungan negatif yang sangat
signifikan antara efikasi diri dengan stres kerja pada karyawan. Sumbangan efektif
efikasi diri dengan stres kerja sebesar 35,9 % dan sisanya 64,1 % dipengaruhi
variabel lainnya. Efikasi diri termasuk ke dalam kategori tinggi dengan rerata
empirik 99,70 dan rerata hipotetik skala efikasi diri sebesar 82,5. Tingkat stres
kerja termasuk ke dalam kategori sedang dengan rerata empirik 61,22 dan rerata
hipotetik sebesar 67,5. Hasil penelitian ini berhasil membuktikan adanya
pengaruh negatif yang signifikan antara efikasi diri terhadap stres kerja pada
karyawan. Hasil ini juga dapat diartikan bahwa semakin tinggi efikasi diri, maka
akan menyebabkan semakin rendah pula stres kerja pada karyawan tersebut,
sebaliknya semakin rendah efikasi diri maka akan semakin tinggi stres kerja pada
karyawan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa efikasi diri
merupakan salah satu faktor yang ikut mengurangi stres kerja pada karyawan
yang bersangkutan.
Kata Kunci: Efikasi Diri, Stres Kerja.
iv
namun
Pendahuluan
Era
globalisasi
seperti
Apabila
tolak ukur keberhasilan perusahaan
kualitas
bekerja,
hal
pendapat
manusia
ini
oleh
(2006)
yang
Leavitt
terhadap
cukup tinggi akan menyebabkan stres
kerja bagi para karyawan.
Sumber daya manusia sangat
sukses
menentukan
keunggulan bersaing bagi perusahaan
adalah
bagaimana
perusahaan sangat tergantung pada
tersebut mengelola faktor manusia
yang
dimilikinya.
Perusahaan
perlu
memandang
karyawan
mempunyai
sebagai
pribadi
kebutuhan
sumber daya manusia yang ada di
dalamnya.
perilakunya,
yang
atas
sebagai alat untuk mencapai tujuan
dengan
membentuk
struktur
mengadakan
tanggapan
variasi
tekanan
dan
terhadap
lingkungan
organisasi, dan akhirnya memberikan
perusahaan tersebut saja, dengan
sumbangan bagi tercapainya tujuan
demikian, perusahaan tidak hanya
organisasi (Tanajaya, 1995). Apabila
menuntut apa yang harus diberikan
terhadap
Manusia
organisasi, memanfaatkan teknologi,
pengakuan dan penghargaan, bukan
karyawan
keberhasilan
perusahaan, dengan kata lain, mutu
perusahaan
(karyawan)
tidak
yang lama dengan intensitas yang
kemajuan
Landasan
tersebut
berlangsung dalam jangka waktu
perusahaan adalah karyawan yang
berkualitas.
hal
dari perusahaan dan hal tersebut
menyatakan bahwa salah satu yang
berpengaruh
apa
mendapatkan perhatian yang serius
dalam
didukung
memikirkan
kebutuhan karyawan telah terpenuhi.
sekarang ini satu hal yang dijadikan
adalah
juga
sumber daya manusia yang dimiliki
perusahaan,
1
tidak berkualitas maka akan dapat
Stres
kerja
menghambat tujuan dari perusahaan,
konsekuensi
yang
sehingga karyawan merasa dirinya
dengan kejadian-kejadian di sekitar
dituntut untuk meningkatkan kualitas
lingkungan
kerjanya agar tidak tersingkir dari
mengakibatkan
perusahaan, hal tersebut membuat
ketidakseimbangan antara tuntutan
karyawan
secara
kerja dan kemampuan kerja individu
efektif dan berkompetisi dengan
baik secara fisik maupun psikologis
karyawan lainnya untuk mencapai
(Rohman, 2004). Stres kerja tidak
target
hanya
harus
yang
perusahaan.
bekerja
telah
ditentukan
Apabila
tuntutan
adalah
berhubungan
kerja
tetapi
sehingga
suatu
berpengaruh
individu,
suatu
juga
terhadap
terhadap
pekerjaan dirasa terlalu berat, pada
organisasi dan industri. Setiap aspek
akhirnya dapat membuat karyawan
di
menjadi
pembangkit stres. Aspek intrinsik
stres.
mengindikasikan
Penelitian
bahwa
tuntutan
dalam
pekerjaan
pekerjaan
dapat
yang
menjadi
berkaitan
pekerjaan yang kronis seperti jadwal
dengan stres kerja salah satunya
kerja yang ketat, beban kerja yang
yaitu kemampuan diri (Munandar,
terlalu tinggi, tuntutan kerja yang
2001). Selain itu terdapat pula aspek
tinggi, tugas-tugas yang menekan,
intrinsik yang lain seperti tuntutan
harus siap setiap saat, kemampuan
tugas, beban kerja, beban kerja
diri
konflik
berlebih dan beban kerja terlalu
interpersonal, maka hal ini dapat
sedikit merupakan pembangkit stres,
menyebabkan stres (Luthans, 2005).
timbul sebagai akibat dari tugas-
yang
kurang,
dan
2
tugas yang terlalu banyak atau
berat inilah yang harus ditanggung,
sedikit diberikan kepada tenaga kerja
maka hal ini tentu akan menambah
untuk
tekanan pada karyawan.
diselesaikan dalam waktu
tertentu
dan
apabila
merasa
tidak
Keadaan
seseorang
mampu
yang
menekan
secara tidak langsung adalah suatu
untuk
melakukan suatu tugas maka akan
konsekuensi
menyebabkan terjadinya stres kerja
dengan kejadian-kejadian di sekitar
(Dubrin, 2005).
lingkungan
Kenyataan
di
yang
berhubungan
kerja
sehingga
mengakibatkan
dalam
suatu
perusahaan masih banyak hal-hal
ketidakseimbangan antara tuntutan
yang dapat menimbulkan stres kerja
kerja dan kemampuan kerja individu
yang meningkat hal ini karena
baik secara fisik maupun psikologis
karyawan
beberapa
(Rohman, 2004). Keadaan seperti ini
karakteristik yang dapat menciptakan
tidak hanya berpengaruh terhadap
tuntutan
individu,
menekan,
memiliki
kerja
yang
dimana
tinggi
dan
tetapi
juga
terhadap
organisasi dan industri. Setiap aspek
karakteristik
tersebut antara lain: jadwal kerja
di
yang ketat dan harus siap kerja setiap
pembangkit stres. erdapat pula hal
saat. Pada saat yang sama, karyawan
lain
dituntut untuk mampu bekerja dalam
menimbulkan stres seperti tuntutan
tim sehingga konflik interpersonal
tugas, beban kerja, beban kerja
biasanya tidak dapat dihindari dan
berlebih dan beban kerja terlalu
gambaran tentang konsekuensi yang
sedikit merupakan pembangkit stres,
3
pekerjaan
yang
dapat
ikut
turut
menjadi
sertas
timbul sebagai akibat dari tugas-
yang diinginkan dapat terpenuhi
tugas yang terlalu banyak atau
sesuai harapan, bagi karyawan yang
sedikit diberikan kepada tenaga kerja
dituntut untuk bekerja secara ekstra
untuk
dan
diselesaikan dalam waktu
tertentu
dan
apabila
merasa
tidak
seseorang
mampu
untuk
total,
efikasi
diperlukan
sekali
mengurangi
stres
diri
sangat
guna
untuk
kerja.
Dessler
melakukan suatu tugas maka akan
(2007) mengungkapkan bahwa tidak
menyebabkan terjadinya stres kerja
ada dua orang yang bereaksi dengan
(Thomas, 2000).
cara yang sama terhadap pekerjaan,
perusahaan
ideal
karena
dapat
mempengaruhi tekanan. Widyasari
memperhatikan setiap aspek yang
(2007) mengungkapkan, mengacu
mempengaruhi
setiap
pada kepribadian, setiap individu
karyawannya, tak terkecuali mulai
memiliki kepribadian yang unik,
dari hal yang terkecil hingga yang
dalam mempersepsi stressor yang
membutuhkan
sama
tentunya
sekalipun
yang
diharapkan
kinerja
perhatian
tetap
ekstra
menjadi
faktor
dapat
pribadi
dipersepsi
juga
secara
berbeda-beda. Faktor kunci dari stres
tanggungjawab perusahaan. Disini,
adalah
tentunya perusahaan memiliki andil
penilaian
yang
dalam
kemampuannya untuk menghadapi
mengontrol dan meminimalisir stres
atau mengambil manfaat dari situasi
kerja yang terjadi pada karyawannya,
yang
sehingga target-target ataupun tujuan
seseorang tersebut berkaitan dengan
cukup
besar
pula
4
persepsi
seseorang
terhadap
dihadapi.
situasi
dan
dan
Kemampuan
salah satu karakteristik kepribadian
1997) mengemukakan ada tiga aspek
yakni
dalam efikasi diri, yaitu :
aspek
keyakinan
akan
kemampuan diri, yang oleh Bandura
a.
Kesulitan
tugas
disebut efikasi diri (Wangmuba,
(magnitude).
2009). Efikasi diri yang dimaksud
tingkat
disini
atas
diberikan. Bila tugas-tugas yang
kemampuan diri sendiri sehingga
diberikan kepada individu disusun
dapat menyelesaikan tugas dengan
menurut tingkat kesulitannya, yaitu
baik. Sehingga, banyak kasus yang
rendah, menengah, tinggi, maka
menunjukkan bahwa, para karyawan
individu akan melakukan tindakan-
yang mengalami stres kerja adalah
tindakan yang dirasa mampu untuk
mereka yang tidak muncul di dalam
melaksanakan. Selain itu individu
dirinya suatu keyakinan yang kuat
cenderung untuk menghindari tugas-
atas kemampuan diri sendiri. Hal ini
tugas atau situasi yang diperkirakan
sesuai dengan yang diungkapkan
di luar batas kemampuan yang
oleh
dimiliki.
adalah
rasa
Collins
menjelaskan
merupakan
terpenting
(2007)
bahwa
salah
yang
yakin
yang
efikasi
diri
satu
strategi
terlibat
dalam
efikasi
kesulitan
b.
Keadaan
(generality).
tugas
yang
Berkaitan
dengan
yang
umum
dengan
pengalaman tentang tingkah lakunya
mananggulangi terjadinya stres.
Aspek-aspek
Berkaitan
yang menimbulkan penguasaan pada
diri
bidang tertentu. Pengalaman ini akan
menurut Bandura (dalam Harjanto,
mampu membangkitkan penguasaan
pada bidang tertentu. Pengalaman ini
5
akan
mampu
membangkitkan
mempengaruhi
keyakinan individu.
c.
stres
kerja
pada
karyawan.
Tingkat
kekuatan
Berdasarkan uraian-uraian di
(strength). Berkaitan dengan tingkat
atas
kekuatan dan kemantapan seseorang
Apakah ada hubungan antara efikasi
terhadap keyakinannya dimasa lalu.
diri dengan stres kerja?
Sedangkan individu dengan efikasi
permasalahan
diri tinggi akan lebih tekun dalam
tertarik untuk mengadakan penelitian
meningkatkan usahanya meskipun ia
yang berjudul: “Hubungan antara
mempunyai
Efikasi Diri
banyak
pengalaman
akan kegagalan.
pada
Persoalan-persoalan
terjadi
dalam
seperti
maka
lingkungan
suasana
timbul
tersebut,
Karyawan
Dari
penulis
di
Solopos”.
yang
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
kerja,
ada hubungan negatif antara efikasi
kerja,
diri
dengan
stres
karyawan Solopos.
konflik dengan teman, perselisihan,
Metode penelitian
dalam
:
terhadap Stres Kerja
bekerja,
ketidaknyamanan
pertanyaan
Penelitian
maupun ketidakmampuan individu
ini
pada
dilakukan
dalam menyesuaikan diri dengan
dengan
pekerjaan dan lingkungan kerjanya
dengan menggunakan skala sebagai
berpeluang
terhadap
alat pengumpulan datanya. Skala
munculnya stres kerja. Oleh karena
yang digunakan ada dua, yaitu skala
itu efikasi diri secara langsung
efikasi diri dan skala stres kerja.
maupun
Skala
besar
tidak
langsung
turut
6
pendekatan
kerja
berdasarkan
kuantitatif
aspek-aspek
efikasi diri yang dikemukan Bandura
bahwa
(Susilowati,
menjelaskan
digunakan
sebagai
masing-masing aspek yang meliputi :
(Sugiyono,
2010).
tingkat kesulitan tugas, luas bidang
pengambilan
tugas
terhadap
dilakukan dengan memberikan skala
kemampuan yang dimiliki, dan skala
efikasi diri dan skala stres kerja pada
berdasarkan
karyawan Solopos secara langsung
dan
menurut
2009)
keyakinan
aspek-aspek
Beehr
(Diahsari,
dan
2001)
stres
Newman
orang
diberikan
menjelaskan
Solopos
yaitu aspek fisik, aspek psikologis
pertemuan
dan aspek perilaku.
Solopos.
Subjek dalam penelitian ini
karyawan
berjumlah
100
Solopos
orang
oleh
sumber
pada
Pelaksanaan
di
lapangan
peneliti
saat
bulanan
data
dibantu
Litbang
diadakannya
di
kantor
Hasil penelitian dan pembahasan
yang
Berdasarkan
hasil
analisis
151
product moment diketahui bahwa
populasi yang ada di bagian redaksi.
kolerasi antara efikasi diri dengan
Teknik sampling yang digunakan
stres kerja adalah
dalam
dengan sig. = 0,000; p < 0,01. Hal ini
penelitian
dari
data
cocok
dengan beberapa staf
masing-masing aspek yang meliputi :
adalah
tersebut
ini
adalah
accidental sampling yaitu teknik
penentuan
sampling
menunjukan bahwa ada hubungan
berdasarkan
negatif yang sangat signifikan antara
kebetulan. Yaitu siapa saja yang
efikasi
secara
Hubungan
kebetulan
ditemui
-0,600
oleh
peneliti serta dipandang oleh peneliti
diri
dengan
yang
stres
kerja.
negatif
dari
penelitian ini menggambarkan bahwa
7
semakin tinggi efikasi diri yang
yaitu
dimiliki oleh karyawan yang bekerja,
individu tentang kontrol yang ia
maka akan semakin rendah
miliki
pula
semakin
maka
tinggi
keyakinan
pengaruh
kontrol
stres kerja karyawan ketika mereka
tersebut akan makin kuat, efikasi diri
berada dalam aktivitas kerjanya.
individu pada keadaan menekan
Pengaruh
dimiliki
kontrol
individu
menekan
ini
pada
individu
keadaan
ditentukan
keyakinannya
menunjukkan besarnya keyakinan
yang
terhadap
melakukan
oleh
tentang
kemampuan
melakukan
sesuatu
dalam
mencapai
tujuan
Senada
bahwa
mengendalikan
untuk
atau
mengatasi
mendukung
yang
selain
berkaitan
dengan
usahanya, efikasi diri juga berkaitan
dengan keyakinan individu tentang
kapasitas
total
yang
dimilikinya
dalam menyelesaikan suatu tugas.
keadaan tersebut.
Hasil
dengan
yang sedang dilakukan dan hasil dari
kemampuannya
sesuatu
mengatasi
keyakinan individu terhadap apa
menunjukkan besarnya keyakinan
melakukan
atau
(dalam Indrastuti, 2012) mengatakan
tertentu
individu pada keadaan menekan
tentang
untuk
dikemukakan oleh Locke dan Hanne
sebagai efikasi diri. Efikasi diri
individu
sesuatu
keadaan tersebut.
tersebut. Bandura (1986) menyebut
individu
kemampuannya
mengendalikan
kontrol
keyakinan
tentang
penelitian
pendapat
Efikasi diri yang kuat mendorong
ini
seseorang berusaha keras dan optimis
yang
memperoleh
dikemukakan oleh Bandura (1986)
8
hasil
positif
atau
keberhasilan. Orang yang lemah atau
determinan
rendah
dirinya
sehingga sumbangan efikasi diri
memperlihatkan sikap tidak berusaha
terhadap stres kerja pada karyawan
keras, karena pesimis akan berhasil
Solopos sebesar 35,9%, yang berarti
orang dengan efikasi diri tinggi
masih
aktualisasi dirinya lebih optimal
variabel lain yang mempengaruhi
dibanding orang yang rendah efikasi
stres kerja pada karyawan di luar
dirinya, efikasi diri yang tinggi
variabel
membantu
variabel tersebut di antaranya yaitu
efikasi
individu
untuk
terdapat
efikasi
menyelesaikan tugas dan mengurangi
variabel
beban
pengetahuan,
kerja
secara
psikologis
(r²)
sebesar
64,1%
diri.
0,359,
variabel-
Variabel-
pendidikan
atau
self-esteem,
maupun fisik sehingga stres yang
kesejahteraan, intelektual, dukungan
dirasakan pun kecil, efikasi diri
sosial,
mengacu pada keyakinan individu
lingkungan
mengenai
Penelitian ini dilaksanakan dengan
kemampuannya
untuk
kematangan
memobilisasi motivasi, sumber daya
kolaborasi,
kognitif,
penelitian
diperlukan
dan
tindakan
agar
yang
berhasil
kerja
dari
dan
hasil
tersebut
emosional,
lain-lain.
penlitian
terdapat
sumbangan efikasi diri dan juga
melaksanakan tugas dalam konteks
sumbangan
tertentu (Luthans, 2005).
sumbangan efikasi sebesar 35,9%
dukungan
sosial,
Besarnya sumbangan efikasi diri
dan sumbangan dukungan sosial
terhadap stres kerja pada karyawan
sebesar 24,8%, jadi sumbangan total
Solopos ditunjukkan oleh koefisien
efikasi diri dan dukungan sosial
9
terhadap stres kerja adalah sebesar
efikasi diri maka semakin tinggi
60,7%.
stres
kerja
2. Tingkat
adalah hasil dari penelitian ini dapat
efikasi
digeneralisasikan pada populasi yang
karyawan
lainnya yang masih dalam konteks
tinggi.
sama.
Kekurangan
3. Tingkat
dari
karyawan
atau
sedang.
yang
tidak
dapat
diri
Solopos
stres
penelitian ini adalah adanya situasi
kondisi
karyawan
Solopos.
Kelebihan dari penelitian ini
yang
pada
pada
tergolong
kerja
Solopos
pada
tergolong
dikontrol oleh peneliti, misalnya
4. Sumbangan efektif efikasi diri
subjek mengisi dengan mengikuti
dengan stres kerja sebesar 35,9 %
jawaban teman dan lain-lain.
dan masih terdapat 64,1 %
Kesimpulan
sisanya
kepemimpinan, dukungan sosial,
penelitian, maka diambil kesimpulan
kepribadian
sebagai berikut ini :
hubungan
negatif
1. Bagi menejemen Solopos
Sesuai dengan hasil penelitian
jika semakin tinggi efikasi diri
maka semakin rendah stres kerja
Sebaliknya,
semakin
lingkungan
Saran
diri dengan stres kerja, artinya
karyawan
dan
kerja.
yang
sangat signifikan antara efikasi
pada
variabel
lainnya seperti self esteem, gaya
Berdasarkan hasil analisis data
1. Ada
dipengaruhi
Solopos.
diketahui
efikasi
penelitian
tergolong
diri
tinggi
subjek
dan
tingkat stres kerja yang tergolong
rendah
sedang.
10
Peneliti
memberikan
Pimpinan
masukan kepada pimpinan Solopos
terutama dalam menurunkan tingkat
diharapkan
stres
pengarahan
kerja
karyawan
dengan
a. Berdasarkan
memberikan
dan
mendampingi
memperhatikan aspek-aspek berikut :
Solopos
selalu
karyawan
dalam hal pengusaan bidang
aspek tingkat
tugas tertentu yang sesuai
kesulitan tugas
Pimpinan
dengan kompetensi karyawan
Solopos
diharapkan terus memberikan
tersebut,
dukungan kepada karyawan
dilakukannya evaluasi target-
agar
target
tidak
menghadapi
takut
dalam
kemudian
kerja
yang
ditentukan,
tantangan-
perlu
telah
hal
ini
tantangan pekerjaan, selain
dimaksudkan agar pimpinan
itu pimpinan dapat menjadi
mengetahui
motivator dan rujukan bagi
pengusaan bidang tugas yang
karyawan saat menghadapi
dimiliki oleh karyawan.
sejauh
mana
berbagai
masalah
terkait
c. Berdasarkan aspek keyakinan
kesulitan
tugas,
sebab
terhadap kemampuan yang
karyawan
bahwa
pada
dimiliki
beranggapan
diri
Pimpinan
seorang
pemimpin ada solusi bagi
diharapkan
masalah yang mereka hadapi.
mengarahkan
b. Berdasarkan
aspek
Solopos
dapat
bawahannya
berupa sikap keyakinan atas
luas
diri sendiri dan penerapan
bidang tugas
menejemen diri yang baik
11
memungkinkan
selalu belajar menyelesaikan
karyawan akan terhindar dari
kesulitan tugas yang dihadapi.
sehingga
b. Berdasarkan aspek luas bidang
stres kerja.
tugas
2. Bagi karyawan Solopos
Berdasarkan
hasil
diketahui
efikasi
penelitian
tergolong
Karyawan
penelitian
diri
dapat
subjek
tinggi
melakukan
sebagai
dan
Solopos
hal-hal
berikut
:
lebih
tingkat stres kerja yang tergolong
memperdalam
rendah,
hasil
tugas yang digeluti dengan
penelitian ini peneliti memberikan
cara menyelesaikan tantangan-
masukan bagi karyawan Solopos
tantangan
terutama dalam menurunkan tingkat
menetapkan target-target dan
stres kerja dengan memperhatikan
prioritas kerja serta bekerjalah
aspek-aspek berikut ini :
sesuai
sesuai
a. Berdasarkan
dengan
aspek
bidang
pekerjaan,
dengan
prioritas
kerjanya.
tingkat
c. Berdasarkan aspek keyakinan
kesulitan tugas
Karyawan
dapat
lagi
Solopos
terhadap
hal-hal
dimiliki
melakukan
kemampuan
Karyawan
sebagai berikut : belajar dari
dapat
keberhasilan-keberhasilan
melakukan
yang
Solopos
hal-hal
dari
berikut : selalu berpikir positif
pengalaman dalam melakukan
untuk meraih prestasi, lebih
tugas
tekun
orang
lain,
meluangkan
belajar
sebelumnya,
waktu
dalam
usahanya
untuk
12
meningkatkan
dalam
bekerja
meskipun
ada
pengalaman
__________. 1986. Self Efficacy :
To Ward A Unifying Theory
of
Behavioral
Change,
Psychological Preview, 84,
191 – 215. Jurnal Psikologi.
kegagalan, selalu yakin dan
bekerja
keras
menghasilkan
tujuan
untuk
yang
Collins, S. 2007. Staturory Social
Workers
:
Stres,
Job
Satisfaction, Coping, Social
Support
and
Individual
Differencees. British Journal
of Social Work. Vol. 3. No. 8.
telah ditetapkan.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang
tertarik untuk meneliti stres kerja
karyawan
disarankan
Dessler, Gary. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia Edisi
Kesepuluh Jilid 2.
agar
Jakarta: PT. Indeks.
mempertimbangkan
faktor-faktor
lain
berpengaruh
yang
mungkin
Diahsari, E.Y. 2001. Kontribusi Stres
pada Produktivitas Kerja.
Jurnal Anima . Surabaya :
Universitas Surabaya. Vol.
16. No. 4.
terhadap stres kerja, misalnya Locus
of control,
hardiness, umur,dan
Dubrin, A. J. 2005. Human Relations
Interpersonal, Job-Oriented
Skills seventh edition.
Pearson Custom Publishing.
Hardjanto. 1997. Hubungan Efikasi
Diri dan Sikap Kompetitif
Superiority. Skripsi (tidak
diterbitkan).
Yogyakarta:
Fakultas
Psikologi
Universitas Gajah Mada.
pengalaman kerja serta memperluas
orientasi kancah penelitian pada
bidang
pekerjaan
lain
dengan
karakteristik subjek yang berbeda
sehingga dapat mengungkap banyak
wacana
baru
dengan
daya
Indrastuti. 2012. Hubungan antara
Efikasi Diri dengan Prestasi
Akademik dan Kecemasan
Menyelesaikan Studi pada
Mahasiswa Tingkat Akhir.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Surakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
generalisasi yang lebih luas.
Daftar pustaka
Bandura,
A.
1986.
Social
Foundations of Toughts and
Action, A Social Cognitive
Theory. New Jersey: Prentice
Hall, Inc.
13
Commitment. San Fransisco :
Berrett-Koehler Publishers.
Leavitt, H. J. 2006. Psikologi
Manajemen.
Jakarta
:
Erlangga.
Wangmuba. 2009. Self Efficacy.
http://wangmuba.com/tag/psi
kologikepribadian/ page/2/.
Diakses tanggal 18 Juni 2014.
Luthans,
F.
2005.
Perilaku
Organisasi
edisi
10.
Yogyakarta: Andi Offset.
Widyasari, Putri. 2007. Stress kerja.
http: // rumah belajar
psikologi.com / index. Php /
stres-kerja.html. Diakses
tanggal 18 Juni 2014.
Munandar, A. S. 2001. Psikologi
Industri dan Organisasi.
Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press).
Rohman, Abdul. 2004. Hubungan
Antara Self efficacy Dengan
Stress Kerja Pada Sales
Marketing P.T Lion Metal
Works
Jakarta.
http://etd.library.ums.ac.id/go
.php?id=jiptummpp-gdl-s12004- abdulrohma-234.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Administrasi.
Bandung:
Alfabeta.
Susilowati, A. (2009). Hubungan
Efikasi Diri dengan Prestasi
Belajar pada Siswa SMA
Negeri 8 Surakarta (tidak
diterbitkan). Skripsi. Fakultas
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Tanajaya, M dan Srimulyani
Noegroho. 1995. Perbedaan
Faktor-faktor Keikatan Kerja
Karyawan
terhadap
Organisasi Ditinjaun dari
Jenis
Kelamin.
Jurnal
Psikologi Indonesia . No. 1 h.
8-16.
Thomas, Kenneth. W. 2000. Intrinsic
Motivation
at
Work :
Building
Energy
and
14
KARYAWAN SOLOPOS
Naskah Publikasi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
Ricky Ferdianto
F100104040
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
iii
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN STRES KERJA PADA
KARYAWAN SOLOPOS
Ricky Ferdianto
Achmad Dwityanto
Rickyferdianto96@yahoo.com
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan perusahaan,
dengan kata lain, mutu perusahaan sangat tergantung pada sumber daya manusia
yang ada di dalamnya. Kenyataannya karyawan tidak mendapatkan perhatian
yang serius dari perusahaan dan hal tersebut berlangsung dalam jangka waktu
yang lama dengan intensitas yang cukup tinggi akan menyebabkan stres kerja bagi
para karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan antara
efikasi diri dengan stres kerja pada karyawan, 2) mengetahui tingkat efikasi diri,
3) mengetahui tingkat stres kerja, 4) mengetahui sumbangan efektif efikasi diri
terhadap stres kerja pada karyawan. Populasi dalam penelitian ini karyawan
redaksi Solopos yang berjumlah 151 orang. Jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 100 orang dengan menggunakan teknik pengambilan
sampel accidental sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Product Moment
dari person. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan diperoleh koefisien
korelasi sebesar
-0,600 dengan sig. = 0,000; p < 0,001, sehingga hipotesis
yang diajukan diterima, dapat dikatakan ada hubungan negatif yang sangat
signifikan antara efikasi diri dengan stres kerja pada karyawan. Sumbangan efektif
efikasi diri dengan stres kerja sebesar 35,9 % dan sisanya 64,1 % dipengaruhi
variabel lainnya. Efikasi diri termasuk ke dalam kategori tinggi dengan rerata
empirik 99,70 dan rerata hipotetik skala efikasi diri sebesar 82,5. Tingkat stres
kerja termasuk ke dalam kategori sedang dengan rerata empirik 61,22 dan rerata
hipotetik sebesar 67,5. Hasil penelitian ini berhasil membuktikan adanya
pengaruh negatif yang signifikan antara efikasi diri terhadap stres kerja pada
karyawan. Hasil ini juga dapat diartikan bahwa semakin tinggi efikasi diri, maka
akan menyebabkan semakin rendah pula stres kerja pada karyawan tersebut,
sebaliknya semakin rendah efikasi diri maka akan semakin tinggi stres kerja pada
karyawan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa efikasi diri
merupakan salah satu faktor yang ikut mengurangi stres kerja pada karyawan
yang bersangkutan.
Kata Kunci: Efikasi Diri, Stres Kerja.
iv
namun
Pendahuluan
Era
globalisasi
seperti
Apabila
tolak ukur keberhasilan perusahaan
kualitas
bekerja,
hal
pendapat
manusia
ini
oleh
(2006)
yang
Leavitt
terhadap
cukup tinggi akan menyebabkan stres
kerja bagi para karyawan.
Sumber daya manusia sangat
sukses
menentukan
keunggulan bersaing bagi perusahaan
adalah
bagaimana
perusahaan sangat tergantung pada
tersebut mengelola faktor manusia
yang
dimilikinya.
Perusahaan
perlu
memandang
karyawan
mempunyai
sebagai
pribadi
kebutuhan
sumber daya manusia yang ada di
dalamnya.
perilakunya,
yang
atas
sebagai alat untuk mencapai tujuan
dengan
membentuk
struktur
mengadakan
tanggapan
variasi
tekanan
dan
terhadap
lingkungan
organisasi, dan akhirnya memberikan
perusahaan tersebut saja, dengan
sumbangan bagi tercapainya tujuan
demikian, perusahaan tidak hanya
organisasi (Tanajaya, 1995). Apabila
menuntut apa yang harus diberikan
terhadap
Manusia
organisasi, memanfaatkan teknologi,
pengakuan dan penghargaan, bukan
karyawan
keberhasilan
perusahaan, dengan kata lain, mutu
perusahaan
(karyawan)
tidak
yang lama dengan intensitas yang
kemajuan
Landasan
tersebut
berlangsung dalam jangka waktu
perusahaan adalah karyawan yang
berkualitas.
hal
dari perusahaan dan hal tersebut
menyatakan bahwa salah satu yang
berpengaruh
apa
mendapatkan perhatian yang serius
dalam
didukung
memikirkan
kebutuhan karyawan telah terpenuhi.
sekarang ini satu hal yang dijadikan
adalah
juga
sumber daya manusia yang dimiliki
perusahaan,
1
tidak berkualitas maka akan dapat
Stres
kerja
menghambat tujuan dari perusahaan,
konsekuensi
yang
sehingga karyawan merasa dirinya
dengan kejadian-kejadian di sekitar
dituntut untuk meningkatkan kualitas
lingkungan
kerjanya agar tidak tersingkir dari
mengakibatkan
perusahaan, hal tersebut membuat
ketidakseimbangan antara tuntutan
karyawan
secara
kerja dan kemampuan kerja individu
efektif dan berkompetisi dengan
baik secara fisik maupun psikologis
karyawan lainnya untuk mencapai
(Rohman, 2004). Stres kerja tidak
target
hanya
harus
yang
perusahaan.
bekerja
telah
ditentukan
Apabila
tuntutan
adalah
berhubungan
kerja
tetapi
sehingga
suatu
berpengaruh
individu,
suatu
juga
terhadap
terhadap
pekerjaan dirasa terlalu berat, pada
organisasi dan industri. Setiap aspek
akhirnya dapat membuat karyawan
di
menjadi
pembangkit stres. Aspek intrinsik
stres.
mengindikasikan
Penelitian
bahwa
tuntutan
dalam
pekerjaan
pekerjaan
dapat
yang
menjadi
berkaitan
pekerjaan yang kronis seperti jadwal
dengan stres kerja salah satunya
kerja yang ketat, beban kerja yang
yaitu kemampuan diri (Munandar,
terlalu tinggi, tuntutan kerja yang
2001). Selain itu terdapat pula aspek
tinggi, tugas-tugas yang menekan,
intrinsik yang lain seperti tuntutan
harus siap setiap saat, kemampuan
tugas, beban kerja, beban kerja
diri
konflik
berlebih dan beban kerja terlalu
interpersonal, maka hal ini dapat
sedikit merupakan pembangkit stres,
menyebabkan stres (Luthans, 2005).
timbul sebagai akibat dari tugas-
yang
kurang,
dan
2
tugas yang terlalu banyak atau
berat inilah yang harus ditanggung,
sedikit diberikan kepada tenaga kerja
maka hal ini tentu akan menambah
untuk
tekanan pada karyawan.
diselesaikan dalam waktu
tertentu
dan
apabila
merasa
tidak
Keadaan
seseorang
mampu
yang
menekan
secara tidak langsung adalah suatu
untuk
melakukan suatu tugas maka akan
konsekuensi
menyebabkan terjadinya stres kerja
dengan kejadian-kejadian di sekitar
(Dubrin, 2005).
lingkungan
Kenyataan
di
yang
berhubungan
kerja
sehingga
mengakibatkan
dalam
suatu
perusahaan masih banyak hal-hal
ketidakseimbangan antara tuntutan
yang dapat menimbulkan stres kerja
kerja dan kemampuan kerja individu
yang meningkat hal ini karena
baik secara fisik maupun psikologis
karyawan
beberapa
(Rohman, 2004). Keadaan seperti ini
karakteristik yang dapat menciptakan
tidak hanya berpengaruh terhadap
tuntutan
individu,
menekan,
memiliki
kerja
yang
dimana
tinggi
dan
tetapi
juga
terhadap
organisasi dan industri. Setiap aspek
karakteristik
tersebut antara lain: jadwal kerja
di
yang ketat dan harus siap kerja setiap
pembangkit stres. erdapat pula hal
saat. Pada saat yang sama, karyawan
lain
dituntut untuk mampu bekerja dalam
menimbulkan stres seperti tuntutan
tim sehingga konflik interpersonal
tugas, beban kerja, beban kerja
biasanya tidak dapat dihindari dan
berlebih dan beban kerja terlalu
gambaran tentang konsekuensi yang
sedikit merupakan pembangkit stres,
3
pekerjaan
yang
dapat
ikut
turut
menjadi
sertas
timbul sebagai akibat dari tugas-
yang diinginkan dapat terpenuhi
tugas yang terlalu banyak atau
sesuai harapan, bagi karyawan yang
sedikit diberikan kepada tenaga kerja
dituntut untuk bekerja secara ekstra
untuk
dan
diselesaikan dalam waktu
tertentu
dan
apabila
merasa
tidak
seseorang
mampu
untuk
total,
efikasi
diperlukan
sekali
mengurangi
stres
diri
sangat
guna
untuk
kerja.
Dessler
melakukan suatu tugas maka akan
(2007) mengungkapkan bahwa tidak
menyebabkan terjadinya stres kerja
ada dua orang yang bereaksi dengan
(Thomas, 2000).
cara yang sama terhadap pekerjaan,
perusahaan
ideal
karena
dapat
mempengaruhi tekanan. Widyasari
memperhatikan setiap aspek yang
(2007) mengungkapkan, mengacu
mempengaruhi
setiap
pada kepribadian, setiap individu
karyawannya, tak terkecuali mulai
memiliki kepribadian yang unik,
dari hal yang terkecil hingga yang
dalam mempersepsi stressor yang
membutuhkan
sama
tentunya
sekalipun
yang
diharapkan
kinerja
perhatian
tetap
ekstra
menjadi
faktor
dapat
pribadi
dipersepsi
juga
secara
berbeda-beda. Faktor kunci dari stres
tanggungjawab perusahaan. Disini,
adalah
tentunya perusahaan memiliki andil
penilaian
yang
dalam
kemampuannya untuk menghadapi
mengontrol dan meminimalisir stres
atau mengambil manfaat dari situasi
kerja yang terjadi pada karyawannya,
yang
sehingga target-target ataupun tujuan
seseorang tersebut berkaitan dengan
cukup
besar
pula
4
persepsi
seseorang
terhadap
dihadapi.
situasi
dan
dan
Kemampuan
salah satu karakteristik kepribadian
1997) mengemukakan ada tiga aspek
yakni
dalam efikasi diri, yaitu :
aspek
keyakinan
akan
kemampuan diri, yang oleh Bandura
a.
Kesulitan
tugas
disebut efikasi diri (Wangmuba,
(magnitude).
2009). Efikasi diri yang dimaksud
tingkat
disini
atas
diberikan. Bila tugas-tugas yang
kemampuan diri sendiri sehingga
diberikan kepada individu disusun
dapat menyelesaikan tugas dengan
menurut tingkat kesulitannya, yaitu
baik. Sehingga, banyak kasus yang
rendah, menengah, tinggi, maka
menunjukkan bahwa, para karyawan
individu akan melakukan tindakan-
yang mengalami stres kerja adalah
tindakan yang dirasa mampu untuk
mereka yang tidak muncul di dalam
melaksanakan. Selain itu individu
dirinya suatu keyakinan yang kuat
cenderung untuk menghindari tugas-
atas kemampuan diri sendiri. Hal ini
tugas atau situasi yang diperkirakan
sesuai dengan yang diungkapkan
di luar batas kemampuan yang
oleh
dimiliki.
adalah
rasa
Collins
menjelaskan
merupakan
terpenting
(2007)
bahwa
salah
yang
yakin
yang
efikasi
diri
satu
strategi
terlibat
dalam
efikasi
kesulitan
b.
Keadaan
(generality).
tugas
yang
Berkaitan
dengan
yang
umum
dengan
pengalaman tentang tingkah lakunya
mananggulangi terjadinya stres.
Aspek-aspek
Berkaitan
yang menimbulkan penguasaan pada
diri
bidang tertentu. Pengalaman ini akan
menurut Bandura (dalam Harjanto,
mampu membangkitkan penguasaan
pada bidang tertentu. Pengalaman ini
5
akan
mampu
membangkitkan
mempengaruhi
keyakinan individu.
c.
stres
kerja
pada
karyawan.
Tingkat
kekuatan
Berdasarkan uraian-uraian di
(strength). Berkaitan dengan tingkat
atas
kekuatan dan kemantapan seseorang
Apakah ada hubungan antara efikasi
terhadap keyakinannya dimasa lalu.
diri dengan stres kerja?
Sedangkan individu dengan efikasi
permasalahan
diri tinggi akan lebih tekun dalam
tertarik untuk mengadakan penelitian
meningkatkan usahanya meskipun ia
yang berjudul: “Hubungan antara
mempunyai
Efikasi Diri
banyak
pengalaman
akan kegagalan.
pada
Persoalan-persoalan
terjadi
dalam
seperti
maka
lingkungan
suasana
timbul
tersebut,
Karyawan
Dari
penulis
di
Solopos”.
yang
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
kerja,
ada hubungan negatif antara efikasi
kerja,
diri
dengan
stres
karyawan Solopos.
konflik dengan teman, perselisihan,
Metode penelitian
dalam
:
terhadap Stres Kerja
bekerja,
ketidaknyamanan
pertanyaan
Penelitian
maupun ketidakmampuan individu
ini
pada
dilakukan
dalam menyesuaikan diri dengan
dengan
pekerjaan dan lingkungan kerjanya
dengan menggunakan skala sebagai
berpeluang
terhadap
alat pengumpulan datanya. Skala
munculnya stres kerja. Oleh karena
yang digunakan ada dua, yaitu skala
itu efikasi diri secara langsung
efikasi diri dan skala stres kerja.
maupun
Skala
besar
tidak
langsung
turut
6
pendekatan
kerja
berdasarkan
kuantitatif
aspek-aspek
efikasi diri yang dikemukan Bandura
bahwa
(Susilowati,
menjelaskan
digunakan
sebagai
masing-masing aspek yang meliputi :
(Sugiyono,
2010).
tingkat kesulitan tugas, luas bidang
pengambilan
tugas
terhadap
dilakukan dengan memberikan skala
kemampuan yang dimiliki, dan skala
efikasi diri dan skala stres kerja pada
berdasarkan
karyawan Solopos secara langsung
dan
menurut
2009)
keyakinan
aspek-aspek
Beehr
(Diahsari,
dan
2001)
stres
Newman
orang
diberikan
menjelaskan
Solopos
yaitu aspek fisik, aspek psikologis
pertemuan
dan aspek perilaku.
Solopos.
Subjek dalam penelitian ini
karyawan
berjumlah
100
Solopos
orang
oleh
sumber
pada
Pelaksanaan
di
lapangan
peneliti
saat
bulanan
data
dibantu
Litbang
diadakannya
di
kantor
Hasil penelitian dan pembahasan
yang
Berdasarkan
hasil
analisis
151
product moment diketahui bahwa
populasi yang ada di bagian redaksi.
kolerasi antara efikasi diri dengan
Teknik sampling yang digunakan
stres kerja adalah
dalam
dengan sig. = 0,000; p < 0,01. Hal ini
penelitian
dari
data
cocok
dengan beberapa staf
masing-masing aspek yang meliputi :
adalah
tersebut
ini
adalah
accidental sampling yaitu teknik
penentuan
sampling
menunjukan bahwa ada hubungan
berdasarkan
negatif yang sangat signifikan antara
kebetulan. Yaitu siapa saja yang
efikasi
secara
Hubungan
kebetulan
ditemui
-0,600
oleh
peneliti serta dipandang oleh peneliti
diri
dengan
yang
stres
kerja.
negatif
dari
penelitian ini menggambarkan bahwa
7
semakin tinggi efikasi diri yang
yaitu
dimiliki oleh karyawan yang bekerja,
individu tentang kontrol yang ia
maka akan semakin rendah
miliki
pula
semakin
maka
tinggi
keyakinan
pengaruh
kontrol
stres kerja karyawan ketika mereka
tersebut akan makin kuat, efikasi diri
berada dalam aktivitas kerjanya.
individu pada keadaan menekan
Pengaruh
dimiliki
kontrol
individu
menekan
ini
pada
individu
keadaan
ditentukan
keyakinannya
menunjukkan besarnya keyakinan
yang
terhadap
melakukan
oleh
tentang
kemampuan
melakukan
sesuatu
dalam
mencapai
tujuan
Senada
bahwa
mengendalikan
untuk
atau
mengatasi
mendukung
yang
selain
berkaitan
dengan
usahanya, efikasi diri juga berkaitan
dengan keyakinan individu tentang
kapasitas
total
yang
dimilikinya
dalam menyelesaikan suatu tugas.
keadaan tersebut.
Hasil
dengan
yang sedang dilakukan dan hasil dari
kemampuannya
sesuatu
mengatasi
keyakinan individu terhadap apa
menunjukkan besarnya keyakinan
melakukan
atau
(dalam Indrastuti, 2012) mengatakan
tertentu
individu pada keadaan menekan
tentang
untuk
dikemukakan oleh Locke dan Hanne
sebagai efikasi diri. Efikasi diri
individu
sesuatu
keadaan tersebut.
tersebut. Bandura (1986) menyebut
individu
kemampuannya
mengendalikan
kontrol
keyakinan
tentang
penelitian
pendapat
Efikasi diri yang kuat mendorong
ini
seseorang berusaha keras dan optimis
yang
memperoleh
dikemukakan oleh Bandura (1986)
8
hasil
positif
atau
keberhasilan. Orang yang lemah atau
determinan
rendah
dirinya
sehingga sumbangan efikasi diri
memperlihatkan sikap tidak berusaha
terhadap stres kerja pada karyawan
keras, karena pesimis akan berhasil
Solopos sebesar 35,9%, yang berarti
orang dengan efikasi diri tinggi
masih
aktualisasi dirinya lebih optimal
variabel lain yang mempengaruhi
dibanding orang yang rendah efikasi
stres kerja pada karyawan di luar
dirinya, efikasi diri yang tinggi
variabel
membantu
variabel tersebut di antaranya yaitu
efikasi
individu
untuk
terdapat
efikasi
menyelesaikan tugas dan mengurangi
variabel
beban
pengetahuan,
kerja
secara
psikologis
(r²)
sebesar
64,1%
diri.
0,359,
variabel-
Variabel-
pendidikan
atau
self-esteem,
maupun fisik sehingga stres yang
kesejahteraan, intelektual, dukungan
dirasakan pun kecil, efikasi diri
sosial,
mengacu pada keyakinan individu
lingkungan
mengenai
Penelitian ini dilaksanakan dengan
kemampuannya
untuk
kematangan
memobilisasi motivasi, sumber daya
kolaborasi,
kognitif,
penelitian
diperlukan
dan
tindakan
agar
yang
berhasil
kerja
dari
dan
hasil
tersebut
emosional,
lain-lain.
penlitian
terdapat
sumbangan efikasi diri dan juga
melaksanakan tugas dalam konteks
sumbangan
tertentu (Luthans, 2005).
sumbangan efikasi sebesar 35,9%
dukungan
sosial,
Besarnya sumbangan efikasi diri
dan sumbangan dukungan sosial
terhadap stres kerja pada karyawan
sebesar 24,8%, jadi sumbangan total
Solopos ditunjukkan oleh koefisien
efikasi diri dan dukungan sosial
9
terhadap stres kerja adalah sebesar
efikasi diri maka semakin tinggi
60,7%.
stres
kerja
2. Tingkat
adalah hasil dari penelitian ini dapat
efikasi
digeneralisasikan pada populasi yang
karyawan
lainnya yang masih dalam konteks
tinggi.
sama.
Kekurangan
3. Tingkat
dari
karyawan
atau
sedang.
yang
tidak
dapat
diri
Solopos
stres
penelitian ini adalah adanya situasi
kondisi
karyawan
Solopos.
Kelebihan dari penelitian ini
yang
pada
pada
tergolong
kerja
Solopos
pada
tergolong
dikontrol oleh peneliti, misalnya
4. Sumbangan efektif efikasi diri
subjek mengisi dengan mengikuti
dengan stres kerja sebesar 35,9 %
jawaban teman dan lain-lain.
dan masih terdapat 64,1 %
Kesimpulan
sisanya
kepemimpinan, dukungan sosial,
penelitian, maka diambil kesimpulan
kepribadian
sebagai berikut ini :
hubungan
negatif
1. Bagi menejemen Solopos
Sesuai dengan hasil penelitian
jika semakin tinggi efikasi diri
maka semakin rendah stres kerja
Sebaliknya,
semakin
lingkungan
Saran
diri dengan stres kerja, artinya
karyawan
dan
kerja.
yang
sangat signifikan antara efikasi
pada
variabel
lainnya seperti self esteem, gaya
Berdasarkan hasil analisis data
1. Ada
dipengaruhi
Solopos.
diketahui
efikasi
penelitian
tergolong
diri
tinggi
subjek
dan
tingkat stres kerja yang tergolong
rendah
sedang.
10
Peneliti
memberikan
Pimpinan
masukan kepada pimpinan Solopos
terutama dalam menurunkan tingkat
diharapkan
stres
pengarahan
kerja
karyawan
dengan
a. Berdasarkan
memberikan
dan
mendampingi
memperhatikan aspek-aspek berikut :
Solopos
selalu
karyawan
dalam hal pengusaan bidang
aspek tingkat
tugas tertentu yang sesuai
kesulitan tugas
Pimpinan
dengan kompetensi karyawan
Solopos
diharapkan terus memberikan
tersebut,
dukungan kepada karyawan
dilakukannya evaluasi target-
agar
target
tidak
menghadapi
takut
dalam
kemudian
kerja
yang
ditentukan,
tantangan-
perlu
telah
hal
ini
tantangan pekerjaan, selain
dimaksudkan agar pimpinan
itu pimpinan dapat menjadi
mengetahui
motivator dan rujukan bagi
pengusaan bidang tugas yang
karyawan saat menghadapi
dimiliki oleh karyawan.
sejauh
mana
berbagai
masalah
terkait
c. Berdasarkan aspek keyakinan
kesulitan
tugas,
sebab
terhadap kemampuan yang
karyawan
bahwa
pada
dimiliki
beranggapan
diri
Pimpinan
seorang
pemimpin ada solusi bagi
diharapkan
masalah yang mereka hadapi.
mengarahkan
b. Berdasarkan
aspek
Solopos
dapat
bawahannya
berupa sikap keyakinan atas
luas
diri sendiri dan penerapan
bidang tugas
menejemen diri yang baik
11
memungkinkan
selalu belajar menyelesaikan
karyawan akan terhindar dari
kesulitan tugas yang dihadapi.
sehingga
b. Berdasarkan aspek luas bidang
stres kerja.
tugas
2. Bagi karyawan Solopos
Berdasarkan
hasil
diketahui
efikasi
penelitian
tergolong
Karyawan
penelitian
diri
dapat
subjek
tinggi
melakukan
sebagai
dan
Solopos
hal-hal
berikut
:
lebih
tingkat stres kerja yang tergolong
memperdalam
rendah,
hasil
tugas yang digeluti dengan
penelitian ini peneliti memberikan
cara menyelesaikan tantangan-
masukan bagi karyawan Solopos
tantangan
terutama dalam menurunkan tingkat
menetapkan target-target dan
stres kerja dengan memperhatikan
prioritas kerja serta bekerjalah
aspek-aspek berikut ini :
sesuai
sesuai
a. Berdasarkan
dengan
aspek
bidang
pekerjaan,
dengan
prioritas
kerjanya.
tingkat
c. Berdasarkan aspek keyakinan
kesulitan tugas
Karyawan
dapat
lagi
Solopos
terhadap
hal-hal
dimiliki
melakukan
kemampuan
Karyawan
sebagai berikut : belajar dari
dapat
keberhasilan-keberhasilan
melakukan
yang
Solopos
hal-hal
dari
berikut : selalu berpikir positif
pengalaman dalam melakukan
untuk meraih prestasi, lebih
tugas
tekun
orang
lain,
meluangkan
belajar
sebelumnya,
waktu
dalam
usahanya
untuk
12
meningkatkan
dalam
bekerja
meskipun
ada
pengalaman
__________. 1986. Self Efficacy :
To Ward A Unifying Theory
of
Behavioral
Change,
Psychological Preview, 84,
191 – 215. Jurnal Psikologi.
kegagalan, selalu yakin dan
bekerja
keras
menghasilkan
tujuan
untuk
yang
Collins, S. 2007. Staturory Social
Workers
:
Stres,
Job
Satisfaction, Coping, Social
Support
and
Individual
Differencees. British Journal
of Social Work. Vol. 3. No. 8.
telah ditetapkan.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang
tertarik untuk meneliti stres kerja
karyawan
disarankan
Dessler, Gary. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia Edisi
Kesepuluh Jilid 2.
agar
Jakarta: PT. Indeks.
mempertimbangkan
faktor-faktor
lain
berpengaruh
yang
mungkin
Diahsari, E.Y. 2001. Kontribusi Stres
pada Produktivitas Kerja.
Jurnal Anima . Surabaya :
Universitas Surabaya. Vol.
16. No. 4.
terhadap stres kerja, misalnya Locus
of control,
hardiness, umur,dan
Dubrin, A. J. 2005. Human Relations
Interpersonal, Job-Oriented
Skills seventh edition.
Pearson Custom Publishing.
Hardjanto. 1997. Hubungan Efikasi
Diri dan Sikap Kompetitif
Superiority. Skripsi (tidak
diterbitkan).
Yogyakarta:
Fakultas
Psikologi
Universitas Gajah Mada.
pengalaman kerja serta memperluas
orientasi kancah penelitian pada
bidang
pekerjaan
lain
dengan
karakteristik subjek yang berbeda
sehingga dapat mengungkap banyak
wacana
baru
dengan
daya
Indrastuti. 2012. Hubungan antara
Efikasi Diri dengan Prestasi
Akademik dan Kecemasan
Menyelesaikan Studi pada
Mahasiswa Tingkat Akhir.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Surakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
generalisasi yang lebih luas.
Daftar pustaka
Bandura,
A.
1986.
Social
Foundations of Toughts and
Action, A Social Cognitive
Theory. New Jersey: Prentice
Hall, Inc.
13
Commitment. San Fransisco :
Berrett-Koehler Publishers.
Leavitt, H. J. 2006. Psikologi
Manajemen.
Jakarta
:
Erlangga.
Wangmuba. 2009. Self Efficacy.
http://wangmuba.com/tag/psi
kologikepribadian/ page/2/.
Diakses tanggal 18 Juni 2014.
Luthans,
F.
2005.
Perilaku
Organisasi
edisi
10.
Yogyakarta: Andi Offset.
Widyasari, Putri. 2007. Stress kerja.
http: // rumah belajar
psikologi.com / index. Php /
stres-kerja.html. Diakses
tanggal 18 Juni 2014.
Munandar, A. S. 2001. Psikologi
Industri dan Organisasi.
Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press).
Rohman, Abdul. 2004. Hubungan
Antara Self efficacy Dengan
Stress Kerja Pada Sales
Marketing P.T Lion Metal
Works
Jakarta.
http://etd.library.ums.ac.id/go
.php?id=jiptummpp-gdl-s12004- abdulrohma-234.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Administrasi.
Bandung:
Alfabeta.
Susilowati, A. (2009). Hubungan
Efikasi Diri dengan Prestasi
Belajar pada Siswa SMA
Negeri 8 Surakarta (tidak
diterbitkan). Skripsi. Fakultas
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Tanajaya, M dan Srimulyani
Noegroho. 1995. Perbedaan
Faktor-faktor Keikatan Kerja
Karyawan
terhadap
Organisasi Ditinjaun dari
Jenis
Kelamin.
Jurnal
Psikologi Indonesia . No. 1 h.
8-16.
Thomas, Kenneth. W. 2000. Intrinsic
Motivation
at
Work :
Building
Energy
and
14