Peranan Guru Dalam Drama 'Great Teacher Onizuka' dan 'Gachi Baka'.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

Great Teacher Onizuka

Gachi Baka

教師

役割

ヤヂ

タキ

大学

日本文学科学校


(2)

Universitas Kristen Maranatha

概要

序論

教育 態度 技能 形成プ 理解 態度

伝授 こ 出 早期 少 培う あ 教育 当 培

わ 望 正直 公平 責任あ 批 性 規律

守 革新的 創造的 態度 あ 一方 技能 読 書 計算

正 話 こ あ 教育 ム 運 教育 場所ほ

携わ 必要 場所 学校 携わ

教師 あ

最近 教師 役割 少 い う あ 教師

望 態度 培わ あ

教 師 い 起 こ い Great Teacher

Onizuka び Gachi Baka 反映 い こ 題材 析

本論

マ Great Teacher Onizuka Gachi Baka 同 教 師

役割 び先生 学生 直面 い 問題 対 う 対処 べ


(3)

Universitas Kristen Maranatha

? Great Teacher Onizuka Gachi Baka 教 師 生 徒 関 係

い い 態度 べ 教え あ 生徒 当 個人的

講師 着 う い こ 認 得 い あ

教師 単 生徒 勉学 励 生徒 勉学 環境 楽

う 工夫 い あ 残念 こ 校舎 教師

視 い う あ 学習プ 単 技能 伝授 い

生徒 教師 着 い いう精神 感 い

あ 教師 生徒 気 知 生徒 技能 伝授 対象

投 い あ

菊池義人 天才児ク 長 あ 彼 他 生徒 交際

彼 能無 人間 軽蔑 威張 あ 彼 何 頭

良 何 問題 自 開放 思 い あ

う 態度 持 自 生徒 見 教師 あ

彼五億 持 学校生活 楽 う 努力 彼

菊池 他人 対 見方 変え こ 論 あ 社会構成員 一人

あ 以上 他 人間 交際 必要 あ あ

深田裕之 鉄橋 イ う 生徒 あ 夢 叶


(4)

Universitas Kristen Maranatha

あ 母親 入院 学費 困難 生 あ 裕之

学費 母親 治療 回 あ 裕之 母親 対 嘆 こ

い 母親 病気 裕之 大学 入 働

裕之 い あ 裕之 状況 知 権藤

何 夢 手 入 う頑張 裕之 励 あ

意志 強 必 開 いう あ

結論

Great Teacher Onizuka び Gachi Baka 析 結

果 次 結論 引 出 こ

 教育 場所 働 教師 義務 果 簡単 い

 両 マ 教師 場合 精神的 肉体的 注

い 生徒 信頼 裏 い 教え

 信頼関係 教師 生徒 関係 単 教師 生徒 関係

以上 あ

教師 生徒 見 こ 教師 何 技能 才能 持

い生徒 軽蔑 い 彼 必 何 特


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………... i

DAFTAR ISI……….... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2 Pembatasan Masalah……… 8

1.3 Tujuan Penelitian………. 8

1.4 Metode Penelitian……… 8

1.5 Organisasi Penulisan……… 10

BAB II PERANAN SEKOLAH DAN GURU 2.1 Pendidikan………12

2.2 Sekolah………. 15

2.3 Guru………. 19

BAB III SIKAP GURU DALAM MENYIKAPI MASALAH MURID 3.1 Guru Sebagai Pembimbing……….. 26

3.1.1 Drama Great Teacher Onizuka……….. 26

3.1.2 Drama Gachi Baka………. 38


(6)

Universitas Kristen Maranatha

3.2.1 Drama Great Teacher Onizuka……….. 46

3.2.2 Drama Gachi Baka………. 49

BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan……….. 55

SINOPSIS………. vi

DAFTAR PUSTAKA……….. x


(7)

xi 

 

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Maria Silvy Suryadi Alamat : Jl. Kertanegara No. 1, Langensari

Ungaran, Semarang 50518 Tempat / Tanggal Lahir : Ungaran / 20 Maret 1987 Nama Ayah : Octavianus Alwi Suryadi Nama Ibu : Anna Melani

RIWAYAT PENDIDIKAN

1991 – 1993 : TK Santa Theresiana, Ungaran 1993 – 1999 : SD Mardi Rahayu, Ungaran

1999 – 2002 : SLTP Kristen Satya Wacana, Salatiga 2002 – 2005 : SMU Sedes Sapientiae, Semarang

2005 – 2010 : Mahasiswi Fakultas Satra Jurusan Sastra Jepang Universitas Kristen Maranatha, Bandung


(8)

 

1 Universitas Kristen Maranatha  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Reformasi pendidikan di Jepang merupakan salah satu kunci keberhasilan negara ini baik di bidang ekonomi, teknologi, dan industri. Awal pendidikan formal di Jepang dimulai sekitar abad ke-6 yaitu ketika kebudayaan China mulai masuk ke Jepang. Sistem belajar dari China ini berlangsung selama kurang lebih 10 abad. Pada pertengahan abad ke-16 Jepang mulai membuka hubungan dengan negara Eropa. Sejak itu murid Jepang mulai belajar bahasa Latin dan musik barat, sama seperti bahasa mereka sendiri.

Memasuki Zaman Edo, pada tahun 1603 Jepang dipersatukan oleh Rezim Tokugawa (1600-1867) dan pada tahun 1640 orang asing diperintahkan untuk keluar dari Jepang, agama Kristen dilarang, dan penduduk Jepang dilarang berhubungan dengan dunia luar. Sejak itu dimulailah periode isolasi yang berlangsung selama 200 tahun.

Setelah Zaman Tokugawa berakhir dimulailah Restorasi Meiji (1868-1912) dimana Jepang mulai membuka kembali hubungan dengan dunia luar. Pemerintah mulai mengadaptasi sistem belajar dan metode dari Barat dengan tujuan untuk memperkuat negara dan menjadikan Jepang negara modern. Selain itu sistem wajib


(9)

 

2 Universitas Kristen Maranatha  

belajar juga mulai dikenalkan. Reformasi pendidikan ini merupakan salah satu agenda utama modernisasi negara Jepang.

Sebagai awal modernisasi, Pemerintah Jepang menggalakkan kebijaksanaannya dalam bidang pendidikan dengan giat menerjemahkan dan menerbitkan berbagai macam buku, di antaranya buku tentang ilmu pengetahuan, sastra, maupun filsafat. Selain itu, banyak para pemuda yang dikirim ke luar negeri seperti Eropa, Amerika Serikat, dan juga Asia untuk belajar sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kelompok belajar luar negeri paling terkenal adalah Misi Iwakura yang beranggotakan pejabat tinggi pemerintah dan pelajar yang pergi ke Amerika Serikat dan Eropa pada tahun 1871-1873.

Seiring dengan berkembangnya militer di Jepang, sistem pendidikan sempat dipolitisasi untuk mendukung gerakan nasionalisme dan militerisme negara pada masa perang. Bahkan pihak militer sampai mengirimkan instrukturnya untuk mengajar di sekolah. Namun setelah Jepang kalah pada Perang Dunia II tahun 1945, melalui pengaruh pemikiran kolonial Amerika Serikat, pemerintah memutuskan reformasi pendidikan di Jepang sebagai tujuan utama dan lebih fokus ke pengembangan individu untuk pembentukan identitas diri masyarakat Jepang dan industrialisasi negara.

Reformasi pendidikan pada masa awal modern Jepang sudah dilakukan secara radikal. Awalnya, reformasi pendidikan dilakukan untuk mengubah sistem sekolah


(10)

 

3 Universitas Kristen Maranatha  

tradisional (Terakoya) 1 ke sistem modern. Sekolah yang awalnya hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan diubah menjadi sistem pendidikan modern yang demokratis dan bagi semua golongan. Para pengamat pendidikan rata-rata menyatakan bahwa spiritualisme (moral), pengembangan pribadi seutuhnya, serta sistem pendidikan yang efisien dan disempurnakan (Kaizen) merupakan beberapa kunci keberhasilan pendidikan di Jepang.

Pendidikan sendiri sering dipahami sebagai proses formasi perilaku dan keterampilan. Perilaku tidak dapat ditransfer begitu saja, tetapi harus dibentuk. Sikap yang diharapkan terbentuk melalui pendidikan misalnya sikap jujur, adil, bertanggung jawab, kritis, disiplin, inovatif, dan kreatif. Ini adalah nilai-nilai yang perlu ditanamkan di dalam diri para murid selama masa pendidikan. Sedangkan keterampilan dasar yang diharapkan dilatih dalam diri para murid misalnya membaca, menulis, berhitung, berbicara dengan baik dan benar. Tempat terjadinya proses tersebut adalah sekolah dan yang mengajarkan proses tersebut adalah guru.

Dewasa ini sekolah masih dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat untuk membentuk diri generasi muda, yaitu anak-anak. Orang tua mengirim anak-anak ke sekolah yang dipilihnya dengan harapan anak-anak mereka dapat berkembang, baik dari segi pengetahuan kognitif maupun segi integritas kepribadiannya. Orang tua berharap bahwa anak-anak mereka diajarkan untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya secara baik bersama-sama dengan rekan di sekolahnya. Selain itu para orang tua juga berharap agar anak-anaknya dilatih untuk

      


(11)

 

4 Universitas Kristen Maranatha  

bekerja keras, menghargai orang lain, bertindak jujur dan bertanggung jawab sehingga mereka akan siap mandiri dan menjadi warga masyarakat yang bertanggung jawab.

Namun beberapa tahun belakangan ini fungsi sekolah telah mengalami pergeseran. Sekolah tidak lagi dianggap sebagai tempat untuk menuntut ilmu dan menempa kedisiplinan, tetapi sekolah hanya dianggap sebagai lembaga formal yang mengeluarkan surat resmi bernama ijazah sebagai ''paspor'' untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau untuk melamar kerja. Sekolah dan guru tidak lagi mengajarkan bagaimana murid-murid harus bersikap dalam menghadapi tantangan hidup terutama yang menyangkut masalah dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan mengetahui masalah yang terjadi berkaitan dengan pergeseran peranan guru secara umum seperti uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas hal tersebut melalui apa yang tercermin dalam drama “Great Teacher

Onizuka” arahan Sutradara Suzuki Masayuki (鈴木 雅之) yang ditayangkan pada

tahun 1998 dan drama “Gachi Baka” arahan Sutradara Hashimoto Takahashi (橋本 孝) yang disiarkan pada tahun 2006. Kedua drama ini menceritakan tentang peranan guru serta mengajarkan bagaimana sebaiknya seorang guru bersikap dalam menghadapi masalah murid-muridnya. Dalam keadaan sekarang dimana seorang guru cenderung mementingkan kepentingannya belaka, kedua drama ini mengajarkan bagaimana seharusnya seorang guru bersikap dalam hubungannya dengan


(12)

murid- 

5 Universitas Kristen Maranatha  

muridnya. Terlepas dari cara-cara yang digunakan, harus diakui bahwa seorang murid akan senantiasa memerlukan perhatian yang sifatnya personal dari gurunya.

Seorang guru tidak hanya perlu mendorong muridnya agar giat belajar, namun juga membuat agar murid mampu menikmati suasana belajar tersebut. Sayangnya hal ini sering diabaikan oleh guru-guru yang ada sekarang. Proses belajar mengajar sekarang lebih sekedar sebuah proses transfer ilmu belaka, tanpa disertai sebuah

"soul" yang dapat membuat anak didik merasa diperhatikan sebagai seorang manusia

yang utuh. Akibatnya, murid hanya dianggap sebagai sebuah obyek untuk menjejalkan ilmu-ilmu dari guru belaka, tanpa menyadari perasaan mereka.

Drama “Great Teacher Onizuka”, menceritakan tentang Onizuka Eikichi (鬼 塚 英吉) pemimpin geng motor yang bercita-cita menjadi seorang guru. Namun

setelah diterima menjadi seorang guru, rekan-rekan kerja di sekolah tidak menyukai Onizuka dan berusaha untuk mengeluarkannya karena latar belakangnya yang seorang anggota geng. Selain itu murid asuhannya pun juga melakukan segala cara untuk mengeluarkan Onizuka karena mereka tidak lagi mempercayai orang dewasa.

Diceritakan untuk membuat Onizuka keluar dari sekolah, Kikuchi Yoshito (菊 地 善人) memasang foto Onizuka di papan pengumunan sekolah. Mengetahui hal ini Onizuka meminta penjelasan dari Kikuchi, tetapi Kikuchi menanggapinya dengan memboikot tidak mau pergi ke sekolah. Kepala Sekolah yang mengetahui hal ini segera meminta Onizuka untuk membujuk Kikuchi agar mau kembali ke sekolah.


(13)

 

6 Universitas Kristen Maranatha  

Karena tidak berhasil membujuk di rumah, Onizuka mendatangi Kikuchi di juku2 dan disini Onizuka mengetahui pemikiran Kikuchi yang menganggap sekolah hanya sebagai tempat latihan sebelum dirinya masuk ke Todai.

Merasa bertanggung jawab sebagai seorang guru, Onizuka mendatangi Kikuchi dengan maksud untuk menyadarkannya bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan dan bukan sekedar tempat latihan untuk masuk ke universitas atau untuk dapat melamar kerja. Sekolah adalah tempat untuk belajar tentang kehidupan dan mencari banyak teman serta melakukan banyak hal yang menyenangkan. Dengan pergi ke sekolah anak-anak diajarkan untuk dapat menghargai kehidupan mereka dan tidak hanya belajar tentang angka, karena setiap hari merupakan tantangan yang nyata. Sejak saat itu pandangan Kikuchi akan kehidupan menjadi berubah dan dia juga mulai suka pergi ke sekolah.

Tidak berbeda jauh dengan cerita dalam drama “Great Teacher Onizuka”, drama “Gachi Baka” menceritakan tentang Gondou Tetta (権 藤 鉄 太), seorang mantan petinju professional yang berganti profesi menjadi seorang guru. Gondo Tetta menjadi seorang guru untuk meneruskan peran gurunya terdahulu dalam mengajarkan kepada para muridnya untuk tidak menyerah dan terus berusaha dalam menggapai impian mereka meskipun banyak orang yang menentangnya.

Diceritakan Utsugi Minoru (宇津木 實) adalah seorang anak dengan bakat renang yang membuat masa depannya terjamin, karena dengan kemampuannya

      


(14)

 

7 Universitas Kristen Maranatha  

tersebut Minoru sudah mendapatkan beasiswa untuk masuk ke universitas unggulan. Namun suatu hari Minoru mengalami cedera pada bahunya saat sedang latihan dan cedera itu membuat dia tidak dapat berenang lagi. Hal ini membuat Minoru sedih karena dia tidak dapat mewujudkan cita-citanya untuk menjadi seorang atlet renang seperti yang selama ini dia impikan. Apalagi sejak kecelakaan itu teman-temannya menjauhi dia dan para guru pun menjadi tidak peduli lagi padanya.

Merasa dikhianati dan ditinggalkan oleh orang-orang yang dipercayainya, Minoru mulai berubah menjadi anak nakal yang suka membolos, dia juga mulai bergaul dengan preman dan tidak peduli lagi dengan hidupnya. Sampai akhirnya datanglah Gondou ke sekolah Minoru dan menjadi wali kelasnya yang baru. Mengetahui masalah yang dihadapi oleh anak didiknya, Gondou sebagai wali kelas tidak tinggal diam. Dia memberikan dorongan semangat kepada Minoru untuk tidak menyerah karena keadaan yang seperti itu. Gondou menyakinkan Minoru bahwa meskipun hanya seorang diri dia dapat memuwujudkan impiannya. Pada akhirnya Minoru sadar betapa dia sangat mencintai renang dan memutuskan meskipun tidak dapat berenang lagi tetapi dia tetap dapat berhubungan dengan olahraga kesenangannya itu dengan menjadi seorang instruktur renang.

Melalui kedua drama diatas, penulis tertarik untuk membahas tentang peranan guru sebagai seseorang yang tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya tetapi juga mengajarkan bagaimana cara mereka harus bersikap di dalam masyarakat


(15)

 

8 Universitas Kristen Maranatha  

1.2 Pembatasan Masalah

Penulis membatasi masalah pada peran guru sebagai pendidik yang tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga mengajarkan kepada murid-muridnya untuk bekerja keras, menghargai orang lain, bertindak jujur dan bertanggung jawab melalui apa yang tercermin dalam drama “Great Teacher

Onizuka” dan “Gachi Baka”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru sebagai pendidik dan pengarah untuk generasi muda agar menjadi pribadi yang bekerja keras, menghargai orang lain, bertindak jujur dan bertanggung jawab.

1.4 Metode Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang ilmiah, penulis dituntut untuk menggunakan metode penelitian ilmiah. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif.

Berbagai macam definisi tentang penelitian deskriptif, diantaranya adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto: 2005).

Pendapat lain mengatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk membuat penjelasan sistematis, faktual, dan akurat


(16)

 

9 Universitas Kristen Maranatha  

mengenai fakta-fakta. Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi pada masa sekarang. Prosesnya berupa pengumpulan dan penyusunan data, serta analisis dan penafsiran data tersebut.

Definisi lain mengatakan penelitian deskriptif yaitu mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang cermat tentang fenomena dalam masyarakat. Peneliti mengembangkan konsep, menghimpun fakta, tetapi tidak menguji hipotesis. Menurut Furchan karakteristik dari metode deskriptif adalah cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur, mengutamakan keobyektivitas, dan dilakukan secara cermat, tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan dan tidak adanya uji hipotesa.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penjelasaan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam hal ini penelitian deskriptif tidak mencari atau menerangkan saling hubungan atau komparasi, sehingga tidak memerlukan hipotesis.

Dari definisi yang didapatkan dari beberapa tokoh tersebut dapat dipahami bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada kemudian


(17)

 

10 Universitas Kristen Maranatha  

menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur, mengutamakan keobyektivitas, dan dilakukan secara cermat. Selain itu juga untuk mempelajari masalah dalam masyarakat karena pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang cermat tentang fenomena dalam masyarakat. Metode tersebut penulis gunakan untuk memberikan gambaran umum tentang peranan seorang guru yang terdapat dalam drama “Great Teacher Onizuka” dan “Gachi Baka”.

1.5 Organisasi Penulisan

Untuk mendapatkan karya tulis yang sistematis, penulis membagi penelitian ini ke dalam empat bab, dimana setiap babnya terdiri atas beberapa subbab sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan, penulis menguraikan tentang latar belakang masalah yang berisi alasan penulis memilih judul ini. Pembatasan masalah berisi batasan masalah yang akan digunakan supaya masalah yang akan dibahas tidak terlalu luas. Tujuan penelitian berisi untuk apa penelitian dilakukan. Metode penelitian berisi mengenai metode apa yang penulis pakai dalam penelitian ini. Terakhir organisasi penulisan yang berisi tentang sistematika penulisan.

Bab II penulis menjelaskan mengenai pendidikan, sekolah dan guru yang terdapat di Jepang.

Bab III berisi mengenai pembahasan sikap guru dalam menyelesaikan masalah muridnya berdasarkan pada peranan guru sebagai pembimbing dan pengarah yang dilihat dalam drama Great Teacher Onizuka dan Gachi Baka.


(18)

 

11 Universitas Kristen Maranatha  

Bab IV Kesimpulan, penulis memaparkan simpulan dari pembahasan berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya (bab tiga).


(19)

   

55 Universitas Kristen Maranatha  

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan analisis melalui drama “Great Teacher Onizuka” dan “Gachi Baka” dengan menggunakan metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang peranan serta sikap seorang guru dalam menghadapi masalah muridnya, ternyata untuk bekerja dalam bidang pendidikan dan menjadi seorang guru serta menunaikan kewajibannya sangatlah tidak mudah. Kesimpulan penulis mengenai analisis peran serta sikap seorang guru adalah sebagai berikut.

Peran guru dalam bidang pendidikan menurut masyarakat di Jepang adalah sebagai seorang pembimbing dan pengarah. Sebagai pembimbing, tugas seorang guru adalah memberikan bantuan dan dorongan. Hal ini dibuktikan dalam drama, dimana Onizuka dan Gondou memberikan bantuan kepada muridnya agar mereka menemukan keberanian untuk mengutarakan pendapat mereka dan memberikan dorongan moral agar mereka berani untuk menghadapi masalahnya.

Tugas guru yang lain sebagai pembimbing adalah memberikan pengawasan dan pembinaan. Hal ini dapat dilihat dalam drama, ketika Onizuka memberikan pembinaan kepada Kikuchi untuk merubah pandangannya yang salah terhadap kehidupan. Sepintar apapun seseorang dia tidak akan dapat hidup seorang diri, karena


(20)

   

56 Universitas Kristen Maranatha  

bagaimanapun juga manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya.

Selain itu, sebagai pembimbing seorang guru juga bertugas untuk mendisiplinkan tingkah laku muridnya agar tidak menyimpang dan melanggar dari norma-norma yang ada. Hal ini terlihat ketika Gondou berusaha untuk mendisiplinkan tingkah laku Hikari agar mematuhi aturan dari sekolah serta tidak melakukan hal yang menyimpang dan melanggar norma dalam masyarakat.

Sedangkan sebagai pengarah, tugas seorang guru adalah melihat serta mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki oleh anak didik mereka baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Hal ini dapat dilihat dalam drama ketika Onizuka dan Gondou membantu murid-muridnya untuk menemukan, mengembangkan dan mewujudkan bakat yang ada dalam diri mereka, serta mendampingi mereka dalam proses pencapaiannya.

Melalui drama “Great Teacher Onizuka” dan “Gachi Baka”, dapat diketahui gambaran tentang betapa beratnya menjadi seorang guru. Karena peran seorang guru tidak hanya sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya, tetapi juga mengajarkan bagaimana cara mereka harus bersikap dalam masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa episode yang merupakan gambaran dari permasalahan yang sering dialami antara guru dengan muridnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua drama ini mengajarkan bahwa untuk menjadi seorang guru kita harus memberikan semua perhatian kita, baik mental dan fisik. Selain itu, guru juga sering


(21)

   

57 Universitas Kristen Maranatha  

menjadi tempat para murid menyandarkan kepercayaannya, sehingga hal ini tidak boleh dikhianati. Kepercayaan itu bila terjalin baik, maka akan membentuk hubungan yang lebih dari sekedar guru dan murid.

Terakhir seorang guru dapat menganggap seorang murid itu sebagai teman dan jangan pernah menghina atau merendahkan mereka jika mereka tidak memiliki kepintaran atau keunggulan dalam pelajaran atau olah raga, karena seorang anak pasti memiliki sesuatu yang istimewa dalam dirinya.


(22)

   

x       Universitas Kristen Maranatha   

DAFTAR PUSTAKA

Situs pendidikan Jepang [16 Maret 2009]  http://japan05.multiply.com/reviews/item/1

Japan-HISTORY-BACKGROUND [01 November 2008]

http://education.stateuniversity.com/pages/736/Japan-HISTORY-BACKGROUND.html

Reformasi-pendidikan-belajar-dari-jepang-853 [01 November 2008]

http://jawabali.com/pendidikan/reformasi-pendidikan-belajar-dari-jepang-853 Apakah-sekolah-kita-masih-menjadi-tempat-yang-baik-untuk-mendidik-generasi-muda [01 November 2008]

http://www.bruderfic.or.id/h-131/apakah-sekolah-kita-masih-menjadi-tempat-yang-baik-untuk-mendidik-generasi-muda.html

Mengembalikan Fungsi Sekolah [01 November 2008]

http://www.mail-archive.com/ppiindia@yahoogroups.com/msg19853.html http://abdulhamid.files.wordpress.com/2007/03/materi_kuliah_3_19_feb_06.doc Furchan, A. 2004.Pengantar Penelitian dalam Pendidikan.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

教育 – Wikipedia [28 Maret 2009]

http://ja.wikipedia.org/wiki/%E6%95%99%E8%82%B2

学校 [01 November 2008]

http://ja.wikipedia.org/wiki/学校

Teacher [01 November 2008]

http://en.wikipedia.org/wiki/Teacher

-sastra-pembebasan--Ketika-fungsi-sekolah-dan-peran-guru-bergeser-to10350726 [01 November 2008]

http://www.nabble.com/-sastra-pembebasan--Ketika-fungsi-sekolah-dan-peran-guru-bergeser-to10350726.html

先生 [29 Desember 2008]


(1)

10 Universitas Kristen Maranatha

menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur, mengutamakan keobyektivitas, dan dilakukan secara cermat. Selain itu juga untuk mempelajari masalah dalam masyarakat karena pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang cermat tentang fenomena dalam masyarakat. Metode tersebut penulis gunakan untuk memberikan gambaran umum tentang peranan seorang guru yang terdapat dalam drama “Great Teacher Onizuka” dan “Gachi Baka”.

1.5 Organisasi Penulisan

Untuk mendapatkan karya tulis yang sistematis, penulis membagi penelitian ini ke dalam empat bab, dimana setiap babnya terdiri atas beberapa subbab sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan, penulis menguraikan tentang latar belakang masalah yang berisi alasan penulis memilih judul ini. Pembatasan masalah berisi batasan masalah yang akan digunakan supaya masalah yang akan dibahas tidak terlalu luas. Tujuan penelitian berisi untuk apa penelitian dilakukan. Metode penelitian berisi mengenai metode apa yang penulis pakai dalam penelitian ini. Terakhir organisasi penulisan yang berisi tentang sistematika penulisan.

Bab II penulis menjelaskan mengenai pendidikan, sekolah dan guru yang terdapat di Jepang.

Bab III berisi mengenai pembahasan sikap guru dalam menyelesaikan masalah muridnya berdasarkan pada peranan guru sebagai pembimbing dan pengarah yang dilihat dalam drama Great Teacher Onizuka dan Gachi Baka.


(2)

Bab IV Kesimpulan, penulis memaparkan simpulan dari pembahasan berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya (bab tiga).


(3)

 

55 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan analisis melalui drama “Great Teacher Onizuka” dan “Gachi Baka” dengan menggunakan metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang peranan serta sikap seorang guru dalam menghadapi masalah muridnya, ternyata untuk bekerja dalam bidang pendidikan dan menjadi seorang guru serta menunaikan kewajibannya sangatlah tidak mudah. Kesimpulan penulis mengenai analisis peran serta sikap seorang guru adalah sebagai berikut.

Peran guru dalam bidang pendidikan menurut masyarakat di Jepang adalah sebagai seorang pembimbing dan pengarah. Sebagai pembimbing, tugas seorang guru adalah memberikan bantuan dan dorongan. Hal ini dibuktikan dalam drama, dimana Onizuka dan Gondou memberikan bantuan kepada muridnya agar mereka menemukan keberanian untuk mengutarakan pendapat mereka dan memberikan dorongan moral agar mereka berani untuk menghadapi masalahnya.

Tugas guru yang lain sebagai pembimbing adalah memberikan pengawasan dan pembinaan. Hal ini dapat dilihat dalam drama, ketika Onizuka memberikan pembinaan kepada Kikuchi untuk merubah pandangannya yang salah terhadap kehidupan. Sepintar apapun seseorang dia tidak akan dapat hidup seorang diri, karena


(4)

bagaimanapun juga manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya.

Selain itu, sebagai pembimbing seorang guru juga bertugas untuk mendisiplinkan tingkah laku muridnya agar tidak menyimpang dan melanggar dari norma-norma yang ada. Hal ini terlihat ketika Gondou berusaha untuk mendisiplinkan tingkah laku Hikari agar mematuhi aturan dari sekolah serta tidak melakukan hal yang menyimpang dan melanggar norma dalam masyarakat.

Sedangkan sebagai pengarah, tugas seorang guru adalah melihat serta mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki oleh anak didik mereka baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Hal ini dapat dilihat dalam drama ketika Onizuka dan Gondou membantu murid-muridnya untuk menemukan, mengembangkan dan mewujudkan bakat yang ada dalam diri mereka, serta mendampingi mereka dalam proses pencapaiannya.

Melalui drama “Great Teacher Onizuka” dan “Gachi Baka”, dapat diketahui gambaran tentang betapa beratnya menjadi seorang guru. Karena peran seorang guru tidak hanya sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya, tetapi juga mengajarkan bagaimana cara mereka harus bersikap dalam masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa episode yang merupakan gambaran dari permasalahan yang sering dialami antara guru dengan muridnya dalam kehidupan sehari-hari.


(5)

 

57 Universitas Kristen Maranatha

menjadi tempat para murid menyandarkan kepercayaannya, sehingga hal ini tidak boleh dikhianati. Kepercayaan itu bila terjalin baik, maka akan membentuk hubungan yang lebih dari sekedar guru dan murid.

Terakhir seorang guru dapat menganggap seorang murid itu sebagai teman dan jangan pernah menghina atau merendahkan mereka jika mereka tidak memiliki kepintaran atau keunggulan dalam pelajaran atau olah raga, karena seorang anak pasti memiliki sesuatu yang istimewa dalam dirinya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Situs pendidikan Jepang [16 Maret 2009]  http://japan05.multiply.com/reviews/item/1

Japan-HISTORY-BACKGROUND [01 November 2008]

http://education.stateuniversity.com/pages/736/Japan-HISTORY-BACKGROUND.html

Reformasi-pendidikan-belajar-dari-jepang-853 [01 November 2008]

http://jawabali.com/pendidikan/reformasi-pendidikan-belajar-dari-jepang-853 Apakah-sekolah-kita-masih-menjadi-tempat-yang-baik-untuk-mendidik-generasi-muda [01 November 2008]

http://www.bruderfic.or.id/h-131/apakah-sekolah-kita-masih-menjadi-tempat-yang-baik-untuk-mendidik-generasi-muda.html

Mengembalikan Fungsi Sekolah [01 November 2008]

http://www.mail-archive.com/ppiindia@yahoogroups.com/msg19853.html http://abdulhamid.files.wordpress.com/2007/03/materi_kuliah_3_19_feb_06.doc Furchan, A. 2004.Pengantar Penelitian dalam Pendidikan.Yogyakarta:Pustaka Pelajar 教育 – Wikipedia [28 Maret 2009]

http://ja.wikipedia.org/wiki/%E6%95%99%E8%82%B2 学校 [01 November 2008]

http://ja.wikipedia.org/wiki/学校 Teacher [01 November 2008]

http://en.wikipedia.org/wiki/Teacher

-sastra-pembebasan--Ketika-fungsi-sekolah-dan-peran-guru-bergeser-to10350726 [01 November 2008]

http://www.nabble.com/-sastra-pembebasan--Ketika-fungsi-sekolah-dan-peran-guru-bergeser-to10350726.html