Prevalensi Infeksi Saluran Kemih Pada Wanita Hamil Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Urinalisis Rutin Di Puskesmas Sukawarna Bandung.
ABSTRAK
PREVALENSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA WANITA HAMIL BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN URINALISIS RUTIN DI
PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG
Adina Pertamigraha, 2008; Pembimbing I : Aloysius Suriawan, dr., Sp. OG. Pembimbing II : Penny Setyawati, dr., Sp. PK, M.Kes.
Infeksi Saluran kemih (ISK) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dijumpai dan dapat mengenai segala usia baik pria maupun wanita, terutama wanita, termasuk pada wanita hamil. ISK dapat ditemukan dalam berbagai kondisi dari asimtomatik hingga kondisi yang berat disertai komplikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi ISK, faktor-faktor yang mempengaruhi ISK, dan gejala-gejala ISK pada wanita hamil.
Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sukawarna Bandung pada November 2007. Urin mid-stream dikumpulkan dari 28 wanita hamil dan 28 wanita sebagai kontrol. Semua sampel urin dianalisis dengan menggunakan spektrofotometri dan pemeriksaan mikroskopis. Hasil urinalisis dan kuesioner yang berisi parameter yang diteliti dianalisis dengan menggunakan uji chi-square.
Dari 28 wanita hamil, 12 orang (42,9 %) diantaranya didiagnosis mengalami ISK. Sedangkan, dari 28 kontrol yang didiagnosis ISK hanya 1 orang (3,6 %). Pada 12 wanita hamil yang didiagnosis ISK, 9 orang diantaranya mengalami frekuensi/polakisuria (32,1%), 3 orang mengalami nyeri suprapubik (10,7%), dan tidak ada yang mengalami disuria.
Prevalensi ISK pada wanita hamil di Puskesmas Sukawarna Bandung adalah 42,9 %. Berdasarkan penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ISK seperti umur, pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan, paritas, dan gejala-gejala ISK seperti frekuensi, nyeri suprapubik, dan disuria tidak berhubungan secara signifikan dengan insidensi ISK pada wanita hamil. Oleh karena itu, gejala-gejala ISK merupakan penanda yang buruk untuk mendiagnosis ISK.
(2)
v ABSTRACT
PREVALENCE OF URINARY TRACT INFECTION IN PREGNANT WOMEN BASED ON ROUTINE URINALYSIS EXAMINATION AT
PUSKEMAS SUKAWARNA BANDUNG
Adina Pertamigraha, 2008; Tutor I : Aloysius Suriawan, dr., Sp. OG. Tutor II : Penny Setyawati, dr., Sp. PK, M. Kes.
Urinary Tract Infection (UTI) is a health medical problem that find and can occur in every age, either men or women, especially women, including pregnant women. UTI can be found in varies condition from asymptomatic infection to severe condition with complication. The aim of this study is to determine the prevalence of UTI, risk factors, and the symptoms of UTI in pregnant women. This is an descriptive-analytical study with cross-sectional design. This study
was conducted in Puskesmas Sukawarna Bandung in November 2007. Mid-stream
urine was collected from 28 pregnant women and 28 control women. All urine samples was analyzed automatically with spectrophotometry and microscopic examine. Urinalysis result and questionnaire including all parameters to be studied was analyzed with chi-square test.
Out of 28 pregnant women, 12 women had UTI (42,9%), while of 28 controls, only 1 woman (3,6%) had UTI. Among 12 pregnant women who were diagnosed UTI, 9 women of them had frequency symptom / pollakiuria (32,1%), 3 women (10,7 %) had suprapubic pain, and no one had disuria.
The prevalence of UTI in pregnant women at Puskesmas Sukawarna Bandung
is 42,9 %. Based on research, it can be concluded there is no significant relation among the risk factors including age, educational level, occupation, pregnancy duration, parity, and the symptoms of UTI including frequency, suprapubic pain, dysuria with the occurrence of UTI in pregnant women. Therefore, symptoms of UTI is a poor marker for UTI diagnosis.
(3)
(4)
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
ABSTRAK ...iv
ABSTRACT ...v
KATA PENGANTAR...vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR GRAFIK ...xiv
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...2
1.3 Maksud dan Tujuan ...2
1.4 Manfaat Penelitian ...3
1.4.1 Manfaat Akademis ...3
1.4.2 Manfaat Praktis ...3
1.5 Kerangka Pemikiran ...3
1.6 Metode Penelitian ...4
1.7 Hipotesis Penelitian...4
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ...4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi...5
2.2 Epidemiologi ...5
2.3 Klasifikasi ISK ...7
2.3.1 Bakteriuria asimtomatis ...7
(6)
ix
2.3.3 Sistitis akut ...8
2.3.4 Pielonefritis akut ...9
2.4 Etiologi ISK ...10
2.5 Patogenesis dan Patofisiologi ISK ...11
2.5.1 Patogenesis ISK ...11
2.5.1.1 Peranan patogenisitas bakteri ...11
2.5.1.2 Faktor tuan rumah (host) ...14
2.5.2 Patofisiologi ISK ...15
2.5.2.1 ISK pada wanita ... 16
2.6 Manifestasi Klinik ...17
2.7 Diagnosis ISK ...18
2.7.1 Pemeriksaan urin ...18
2.7.1.1 Bakteriologi atau biakan urin ... 18
2.7.1.2 Pemerikasaan mikroskopis untuk mencari piuria ...19
2.7.1.3 Tes biokimiawi ...20
2.7.2 Pemeriksaan penunjang ...21
2.8 Komplikasi ISK ...23
2.8.1 Gagal ginjal akut ... 23
2.8.2 Urosepsis ... 23
2.8.3 Batu saluran kemih ... 23
2.8.4 Supurasi atau pembentukan abses ... 23
2.8.5 Nekrosis papilla ginjal dan nefritis interstitialis ... 24
2.8.6 Komplikasi ISK pada kehamilan ... 24
2.9 Bentuk Khusus ISK ... 24
2.9.1 ISK berulang ... 24
2.9.2 ISK pada penderita Diabetes Mellitus ... 25
2.9.3 ISK pada manula ...25
2.9.4 ISK pada kehamilan ... 26
2.9.5 ISK pada gagal ginjal kronik ... 27
(7)
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ... 29
3.2 Rancangan Penelitian ... 29
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 29
3.4 Populasi dan Sampel ... 29
3.5 Kontrol yang Digunakan ... 30
3.6 Pengumpulan Data ...30
3.7 Alat dan Bahan Pemeriksaan ... 30
3.7.1 Bahan pemeriksaan ...30
3.7.2 Alat-alat yang digunakan ...30
3.7.2.1 Pemeriksaan dengan menggunakan reagen strip ...30
3.7.2.2 Pemeriksaan mikroskopis ...31
3.8 Prosedur Kerja ...31
3.8.1 Pemeriksaan dengan menggunakan reagen strip ...31
3.8.2 Pemeriksaan mikroskopis ...31
3.9 Definisi Operasional ...32
3.10 Pengolahan dan Analisis Data ...32
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 33
4.2 Perbandingan Kadar Leukosit dan Bakteri Pada Ibu Hamil dan Tidak Hamil ... 33
4.3 Kadar Nitrit Pada Ibu Hamil dengan ISK ... 36
4.4 Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian ISK ... 37
4.4.1 Umur ... 39
4.4.2 Pekerjaan ...40
4.4.3 Pendidikan ...42
4.4.4 Usia kehamilan ...43
4.4.5 Paritas ...45
4.4.6 Frekuensi (Polakisuria) ...47
(8)
xi
4.4.8 Disuria ...49
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 52
5.2 Saran ...52
DAFTAR PUSTAKA ...53
LAMPIRAN ...55
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Faktor-faktor Yang Meningkatkan Kemungkinan Terjadinya ISK ...6
Tabel 2.2 Insidensi ISK selama kehamilan ...7
Tabel 2.3 Faktor virulensi E. coli ...12
Tabel 2.4 Morbiditas ISK selama kehamilan ...24
Tabel 2.5 Terapi empiris untuk ISK ...28
Tabel 4.1 Deskripsi karakteristik pengamatan subjek ibu hamil ...33
Tabel 4.2 Hasil pengujian proporsi ...35
Tabel 4.3 Kadar Nitrit Pada ISK Positif dan Negatif ...36
Tabel 4.4 Deskripsi karakteristik subjek pengamatan ibu hamil berdasarkan kejadian ISK ...38
(10)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Esherichia coli ...10 Gambar 2.2 Biakan bakteri E.coli ...18 Gambar 2.3 Leukosit dalam urin ...20
(11)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perbandingan bakteri dan leukosit pada ibu hamil dan tidak hamil ..34
Grafik 4.2 Insidensi ISK pada wanita hamil ...36
Grafik 4.3 Kadar Nitrit Pada Ibu Hamil ...37
Grafik 4.4 Kejadian ISK berdasarkan kelompok umur ...39
Grafik 4.5 Kejadian ISK berdasarkan jenis pekerjaan ...40
Grafik 4.6 Kejadian ISK berdasarkan tingkat pendidikan ...42
Grafik 4.7 Kejadian ISK berdasarkan usia kehamilan ...44
Grafik 4.8 Kejadian ISK berdasarkan paritas ...46
Grafik 4.9 Kejadian ISK berdasarkan ada tidaknya frekuensi (polakisuria) ...47
Grafik 4.10 Kejadian ISK berdasarkan ada tidaknya nyeri suprapubik...48
Grafik 4.11 Kejadian ISK berdasarkan ada tidaknya disuria...50
(12)
55
LAMPIRAN 1
Hasil pemeriksaan Urinalisis Rutin pada Wanita Hamil
Makroskopis Mikroskopis
No. Leukosit ( / uL)
Nitrit Urobilinogen (mg/dL)
Protein (mg/dL)
pH BJ Keton (mg/dL)
Bilirubin (mg/dL)
Glukosa
(mg/dL) Warna Kekeruhan Leukosit ( /LPB)
Eritrosit ( /LPB)
Bakteri Kristal (/LPK)
Epitel (/LPK)
Silinder ( /LPK)
1. 15 + normal ++ 8 1.015 - + normal kuning Keruh 1-4 - + - 3-8 -
2. 15 normal - 7 1.010 - + normal kuning Jernih 0-5 - - - 5-7 -
3. - normal - 8 1.005 - - normal kuning Jernih 0-2 - - - 5-8 -
4. 70 - normal - 7 1.020 - - normal kuning Keruh 7-12 - + - 15-23 -
5. 15 normal - 6.5 1.010 - - normal kuning Keruh 3-8 - + - 6-12 -
6. 15 - normal - 7.5 1.010 - - normal kuning Jernih 1-4 - + - 1-3 -
7. - normal - 7.5 1.025 - - normal kuning Jernih 1-4 0-2 + - 1-3 -
8. - - normal - 6 1.025 - - normal kuning Jernih 0-3 0-2 + - 2-4 -
9. 125 normal - 6.5 1.010 - + normal kuning Keruh 12-16 0-2 + Ca
Oxalat 15-20
18-24 -
10. 15 - normal - 6 1.020 - - + kuning Jernih 2-7 - - - 2-5 -
11. - - normal - 7 1.005 - - normal kuning Keruh 1-4 - + - 8-12 -
12. - normal - 6.5 1.020 - - normal kuning Jernih 0-3 0-1 - - 2-3 -
13. 70 - normal 30/+ 7.5 1.015 - + normal kuning Keruh 10-25 - + - 20-30 -
14. - - normal - 7.5 1.010 - - normal kuning Keruh 1-2 - - - 8-10 -
15. 15 normal 30/+ 7 1.020 - + normal kuning Keruh 2-8 1-2 + - 6-16 -
16. 500 - normal - 5 1.020 - - normal kuning Keruh 9-15 - - - 10-14 -
17. - - normal - 6 1.015 - - normal kuning Keruh 0-2 0-2 - - >50 -
18. - - normal - 6 1.015 - - normal kuning Jernih 4-6 0-1 - - 30-35 -
19. - - normal - 6.5 1.015 - - normal kuning Jernih 0-2 - - - 10-12 -
20. - - normal - 7 1.005 - - normal kuning Jernih 1-3 - - - 1-3 -
21. - - normal - 7 1.010 - - normal kuning Jernih 0-2 - - - 6-8 -
22. - - normal 25/ - 6 1.020 - 1/ - normal kuning Keruh 2-4 0-1 - - >50 -
23. - - normal - 7 1.010 - - normal kuning Keruh 10-12 - + - >50 -
24. - - normal - 8 1.005 - - normal kuning Jernih 1-2 0-1 - - 8-12 -
25. 25 - normal - 8 1.010 - - normal kuning Keruh 8-10 0-2 + - >50 -
26. - - normal - 7 1.005 - - normal kuning Jernih 0-2 - - - 1-2 -
27. - - normal - 8 1.010 - - normal kuning Keruh 6-8 0-2 + Ca
Oxalat 30-35
20-22 -
(13)
56
LAMPIRAN 2
Hasil Pemeriksaan Urinalisis Rutin pada Kontrol Negatif
Makroskopis Mikroskopis
No. Leukosit ( / uL)
Nitrit Urobilinogen (mg/dL)
Protein (mg/dL)
pH BJ Keton (mg/dL)
Bilirubin (mg/dL)
Glukosa
(mg/dL) Warna Kekeruhan Leukosit ( /LPB)
Eritrosit ( /LPB)
Bakteri Kristal (/LPK)
Epitel (/LPK)
Silinder ( /LPK)
1. - - normal - 7 1.005 - - normal kuning Jernih 0-2 - - - 2-5 -
2. - - normal - 6 1.015 150/++ - normal kuning Jernih 0-2 0-3 - - 3-8 -
3. 100 - normal - 7 1.005 - - normal kuning Jernih 2-5 0-01 - - 8-10 -
4. - - normal - 8 1.010 - - normal kuning Jernih 0-2 - - - 1-2 -
5. 25 - normal - 6.5 1.010 - - normal kuning Jernih 1-3 2-5 - - 10-14 -
6. - - normal - 8 1.010 - - normal kuning Jernih 0-2 0-2 - - 18-20 -
7. 25 - normal - 7 1.015 - - normal kuning Jernih 2-5 0-3 - Ca
oxalat 10-15
38-40 -
8. - - normal - 8 1.010 - - normal kuning Jernih 0-2 - - - 1-2 -
9. - - normal - 8 1.010 - - normal kuning Jernih 0-1 - - - 2-4 -
10. - - normal - 6.5 1.010 - - normal kuning Jernih 0-1 - - - 0-2 -
11. - - normal - 6.5 1.005 - - normal kuning Jernih 0-2 - - - 1-3 -
12. 25 - normal - 8 1.015 5/- - normal kuning Jernih 1-2 0-1 - - 1-2 -
13. - - normal - 6.5 1.010 - - normal kuning Jernih 0-2 - - - 4-8 -
14. - - normal - 6 1.020 5/ - 1/ - normal kuning Jernih 0-2 0-1 - - 3-7 -
15. - - normal - 6.5 1.010 - - normal kuning Jernih 0-1 - - - 1-2 -
16. - - normal - 6 1.015 - - normal kuning Jernih 0-1 0-2 - - 1-3 -
17. - - normal - 7 1.005 - - normal kuning Jernih 1-2 2-4 - - 0-2 -
18. 100 - normal 25/ - 7 1.005 - - normal kuning Keruh 6-8 1-4 - - >50 -
19. - - normal - 8 1.010 - - normal kuning Jernih 0-1 - - - 4-8 -
20. - - normal - 7 1.005 - - normal kuning Jernih 0-1 - - - 1-2 -
21. - - normal - 7 1.010 - - normal kuning Jernih 0-2 - - - 0-2 -
22. 25 - normal - 7 1.005 - - normal kuning Jernih 1-3 2-4 - - 2-4 -
23. - - normal - 7 1.010 - - normal kuning Jernih 0-2 - - - 1-2 -
24. - - normal - 8 1.010 - - normal kuning Jernih 0-1 - - - 2-4 -
25. - - normal - 6 1.010 150/++ - normal kuning Jernih 0-2 0-2 - - 1-2 -
26. - - normal - 6.5 1.010 - - normal kuning Jernih 0-2 - - - 1-3 -
27. - - normal - 6.5 1.005 - - normal kuning Jernih 0-1 0-1 - - 1-2 -
(14)
57
LAMPIRAN 2
Frequency Table
Paritas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
1.00 9 32.1 32.1 32.1
2.00 11 39.3 39.3 71.4
3.00 6 21.4 21.4 92.9
> 4 2 7.1 7.1 100.0
Valid
Total 28 100.0 100.0
Pendidikan
2 7.2 7.2
7 25 25 32.2
6 21.4 21.4 53.6
13 46.4 46.4 100.0
28 100.0 100.0
Akademi/Diploma SD SMA SMP Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pekerjaan
1 3.6 3.6
25 89.3 89.3 92.8
2 7.2 7.2 100.0
28 100.0 100.0
guru Ibu rt
Karyawan swasta Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Kelompok Umur
3 5.4 10.7 10.7
14 25.0 50.0 60.7
9 16.1 32.1 92.8
2 3.6 7.2 100.0
28 50.0 100.0
16 - 20 tahun 21 - 25 tahun 26 - 30 tahun 31 - 35 tahun Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(15)
58
Crosstabs
Kadar Leukosit * Kel
Crosstab
27 16 43
96.4% 57.1% 76.8%
1 12 13
3.6% 42.9% 23.2%
28 28 56
100.0% 100.0% 100.0% Count
% within Kel Count % within Kel Count % within Kel <= 5
> 5 Kadar Leukosit
Total
Tidak Hamil Hamil Kel
Total
Test and CI for Two Proportions (Leukosit <= 5) Sample X N Sample p
Tidak hamil 27 43 0.627907 Hamil 16 43 0.372093
Estimate for p(1) - p(2): 0.255814
95% CI for p(1) - p(2): (0.0514980, 0.460130)
Test for p(1) - p(2) = 0 (vs not = 0): Z = 2.45 P-Value = 0.014
Test and CI for Two Proportions (Leukosit > 5) Sample X N Sample p Tidak Hamil 1 13 0.076923 Hamil 12 13 0.923077
Estimate for p(1) - p(2): -0.846154 95% CI for p(1) - p(2): (-1, -0.641303)
Test for p(1) - p(2) = 0 (vs not = 0): Z = -8.10 P-Value = 0.000 Case Processing Summary
56 100.0% 0 .0% 56 100.0%
56 100.0% 0 .0% 56 100.0%
Kadar Leukosit * Kel Bakteri * Kel
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
(16)
59
Bakteri * Kel
Crosstab
28 14 42
100.0% 50.0% 75.0%
0 14 14
.0% 50.0% 25.0%
28 28 56
100.0% 100.0% 100.0% Count
% within Kel Count % within Kel Count % within Kel
+ Bakteri
Total
Tidak Hamil Hamil Kel
Total
Test and CI for Two Proportions (Bakteri Negatif) Sample X N Sample p
Tidak hamil 28 42 0.666667 Hamil 14 42 0.333333
Estimate for p(1) - p(2): 0.333333
95% CI for p(1) - p(2): (0.131714, 0.534953)
Test for p(1) - p(2) = 0 (vs not = 0): Z = 3.24 P-Value = 0.001
MTB > PTwo 14 0 14 14.
Test and CI for Two Proportions (Bakteri Positif) Sample X N Sample p
Tidak hamil 0 14 0.000000 Hamil 14 14 1.000000
Estimate for p(1) - p(2): -1 95% CI for p(1) - p(2): (*, *)
Test for p(1) - p(2) = 0 (vs not = 0): Z = * P-Value = *
Kelompok Umur * Infeksi Saluran Kemih
Crosstab
1 2 3
3.6% 7.1% 10.7%
8 6 14
28.6% 21.4% 50.0%
5 4 9
17.9% 14.3% 32.1%
2 0 2
7.2% .0% 7.2%
16 12 28
57.1% 42.9% 100.0% Count
% of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total 16 - 20 tahun
21 - 25 tahun 26 - 30 tahun 31 - 35 tahun Kelompok
Umur
Total
Negatif Positif Infeksi Saluran Kemih
(17)
60
Chi-Square Tests
2.204a 3 .531
2.937 3 .401
1.252 1 .263
28 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
5 cells (62.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .86.
a.
Pekerjaan * Infeksi Saluran Kemih
Crosstab
1 0 1
3.6% .0% 3.6%
15 10 25
53.6% 35.7% 89.3%
0 2 2
.0% 7.1% 7.1%
16 12 28
57.1% 42.9% 100.0% Count
% of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total guru Ibu rt Karyawan swasta Pekerjaan Total Negatif Positif Infeksi Saluran Kemih
Total
Chi-Square Tests
3.500a 2 .174
4.592 2 .101
28 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .43.
(18)
61
Pendidikan * Infeksi Saluran Kemih
Chi-Square Tests
3.141a 3 .370
3.466 3 .325
28 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
6 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .86.
a.
Usia kehamilan * Infeksi Saluran Kemih Crosstab
4 3 7
14.3% 10.7% 25.0%
6 6 12
21.4% 21.4% 42.9%
6 3 9
21.4% 10.7% 32.1%
16 12 28
57.1% 42.9% 100.0% Count
% of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total 1-3 bulan 4-6 bulan 7-9 bulan Usia kehamilan Total Negatif Positif Infeksi Saluran Kemih
Total Crosstab
1 1 2
3.6% 3.6% 7.2%
6 1 7
21.4% 3.6% 25.0%
3 3 6
10.7% 10.7% 21.4%
6 7 13
21.4% 25.0% 46.4%
16 12 28
57.1% 42.9% 100.0% Count
% of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Akademi/Diploma SD SMA SMP pendidikan Total Negatif Positif Infeksi Saluran Kemih
(19)
62
Chi-Square Tests
.583a 2 .747
.589 2 .745
28 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.00.
a.
Paritas * Infeksi Saluran Kemih
Frekuensi* Infeksi Saluran Kemih Crosstab
4 5 9
7 4 11
4 2 6
1 1 2
16 12 28
1.00 2.00 3.00 4.00 Paritas Total Negatif Positif Infeksi Saluran Kemih
Total
Crosstab
4 3 7
14.3% 10.7% 25.0%
12 9 21
42.9% 32.1% 75.0%
16 12 28
57.1% 42.9% 100.0% Count
% of Total Count % of Total Count % of Total Tidak
Ya Frekuensi
Total
Negatif Positif Infeksi Saluran Kemih
Total
Chi-Square Tests
1.046 3 .790
Pearson Chi-Square
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
(20)
63
Chi-Square Tests
.000b 1 1.000
.000 1 1.000
.000 1 1.000
1.000 .666 28
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona
Likelihood Ratio Fisher's Exact Test N of Valid Cases
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Computed only for a 2x2 table a.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3. 00.
b.
Nyeri suprapubik * Infeksi Saluran Kemih
Crosstab
9 9 18
32.1% 32.1% 64.3%
7 3 10
25.0% 10.7% 35.7%
16 12 28
57.1% 42.9% 100.0% Count
% of Total Count % of Total Count % of Total Tidak
Ya Nyeri suprapubik
Total
Negatif Positif Infeksi Saluran Kemih
Total
Chi-Square Tests
1.050b 1 .306
.392 1 .531
1.072 1 .300
.434 .268
28 Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio Fisher's Exact Test N of Valid Cases
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Computed only for a 2x2 table a.
1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4. 29.
(21)
64
Disuria * Infeksi Saluran Kemih
Crosstab
16 12 28
57.1% 42.9% 100.0%
16 12 28
57.1% 42.9% 100.0% Count
% of Total Count % of Total Tidak
Disuria
Total
Negatif Positif Infeksi Saluran Kemih
Total
Chi-Square Tests
.a
28 Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
Value
No statistics are computed because Disuria is a constant. a.
(22)
65
LAMPIRAN 3
FORMULIR PERNYATAAN PERSETUJUAN KLINIK (INFORMED CONSENT)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UJI KLINIK
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ……….
Alamat : ……….
Status : ……….
Usia : ……….
Pekerjaan : ……….
No. KTP/Identitas lainnya : ……….
No. Urut : ……….
Setelah mendapat penjelasan selengkapnya dan menyadari maksud, tujuan, dan manfaat penelitian tersebut di bawah ini yang berjudul :
PREVALENSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA WANITA HAMIL BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN URINALISIS RUTIN DI
PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG
Maka saya / keluarga bersedia berperan serta dalam penelitian tersebut di atas sebagai subjek penelitian dan bersedia dilakukan pemeriksaan urin di laboratorium selama penelitian.
Demikian surat ini saya buat dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab tanpa paksaan pihak manapun.
Bandung, ……….. 2007 Peneliti Yang membuat pernyataan,
(23)
66
LAMPIRAN 4
KUESIONER
PREVALENSI INFEKSI SALURAN KEMIH
PADA WANITA HAMIL DI PUSKESMAS SUKAWARNA
BANDUNG
BIODATA PASIEN
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Pekerjaan : a. PNS
b. Pegawai swasta c. Pedagang d. Wiraswasta e. Buruh
f. Ibu rumah tangga g. Lain-lain
5. Pendidikan terakhir : a. SD
b. SMP c. SMA
d. Akademi / Diploma e. Perguruan tinggi (sarjana)
USIA KEHAMILAN DAN PARITAS
6. Usia kehamilan Anda saat ini ………... bulan a. 1-3 bulan
(24)
67
b. 4-6 bulan c. 7-9 bulan
7. Kehamilan Anda saat ini adalah kehamilan yang ………. a. Pertama
b. Kedua c. Ketiga d. Keempat e. > 4
8. Jumlah anak yang Anda miliki ……… orang
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. > 4
GEJALA-GEJALA INFEKSI SALURAN KEMIH
9. Apakah pada kehamilan ini Anda merasa sering ingin buang air kecil ? a. Ya
b. Tidak
10.Apakah Anda sering merasa nyeri di daerah perut bagian bawah ? a. Ya
b. Tidak
11.Apakah Anda merasakan nyeri atau rasa panas saat buang air kecil ? a. Ya
(25)
68
RIWAYAT HIDUP
Nama : Adina Pertamigraha
Nomor Pokok Mahasiswa : 0410118
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 5 September 1986
Alamat : Jl. Parakan Mas Raya No.14 Bandung
Riwayat Pendidikan :
1. 1998 lulus SDPN 58 Bandung 2. 2001 lulus SMP Negeri 3 Bandung 3. 2004 lulus SMA Negeri 3 Bandung
4. 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
(26)
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi di sepanjang traktus urinarius, yaitu ginjal, ureter, vesica urinaria, dan uretra yang ditandai dengan ditemukannya mikroorganisme patogen di dalam urin (Stamm, 2001). Infeksi saluran kemih ini terdiri dari 3 macam, yaitu : bakteriuri asimtomatis, pielonefritis, dan sistitis. Kriteria bakteriuri yang signifikan adalah bila ditemukan 105 colony forming unit (CFU) per ml urin (Delzell and Lefevre, 2000; Scottish Intercollegiate Guidelines Network, 2006) dan untuk diagnosis ISK bila pada pemeriksan mikrosokopis ditemukan leukosit >5 /LPB (Fishbane, 2000; Pranawa, 2004).
Wanita lebih rentan terkena ISK daripada pria, karena uretra wanita lebih pendek dibandingkan pria. Panjang uretra wanita 3,8 cm, sedangkan pria 20 cm (Snell, 1998). Maka, wanita mempunyai risiko lebih besar mengalami ascending infection dari daerah perineum dan sekitarnya, terutama oleh E. coli (Linden, 2005).
Gejala-gejala infeksi saluran kemih antara lain, polakisuria, disuria, kadang-kadang merasa panas ketika berkemih, dan nyeri suprapubik. Namun, gejala-gejala klinis ini tidak selalu ditemukan pada penderita ISK. Menurut peneliti-peneliti terdahulu, sebagian besar kasus ISK adalah ISK asimtomatis, sehingga ISK tidak terdiagnosis.
Diagnosis ISK dapat ditegakkan dengan pemeriksaan urinalisis rutin, kultur urin, dan dip-stick urine test. Sebagai standar baku emas digunakan tes kultur urin dan tes identifikasi kuman.
Beberapa peneliti terdahulu melaporkan bahwa ISK pada wanita hamil adalah bakteriuria asimtomatis. Bakteriuri asimtomatis terjadi hingga 7% kehamilan. 20%-30% wanita hamil dengan bakteriuri asimtomatis akan berkembang menjadi pielonefritis pada trimester terakhir. Berdasarkan penelitian, hormon kehamilan
(27)
2
dapat menyebabkan dilatasi saluran kemih, penurunan kekuatan ureter, dan inkompetensi katup vesikoureteral sementara yang terjadi selama kehamilan (Stamm, 2001).
Infeksi saluran kemih selama kehamilan terutama saluran kemih bagian atas, dapat meningkatkan prevalensi prematuritas dan kematian dari bayi yang baru lahir (Cunningham et al, 2006).
Lebih dari 75 % kasus pielonefritis akut yang terkait dengan kehamilan dapat dihindarkan dengan deteksi dini ISK pada wanita hamil dengan ISK asimtomatis. Deteksi dini ISK dapat dilakukan dengan pemeriksaan yang sederhana, yaitu urinalisis rutin dan kultur urin.
Melalui penelitian ini, penulis ingin mengetahui prevalensi infeksi saluran kemih (ISK) yang terjadi pada wanita hamil, ditinjau berdasarkan hasil pemeriksaan urinalisis rutin.
1.2Identifikasi masalah
1.2.1 Bagaimana prevalensi infeksi saluran kemih pada wanita hamil trimester
1, 2, dan 3 ?
1.2.2Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi insidensi ISK pada wanita
hamil ?
1.2.3Apa gejala-gejala klinis ISK dapat digunakan untuk menegakkan
diagnosis ISK pada wanita hamil ?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian :
Penelitian ini dimaksudkan :
• Untuk mengetahui prevalensi infeksi saluran kemih pada wanita hamil • Untuk mengetahui faktor-faktor risiko penyebab ISK pada wanita hamil
(28)
3
Universitas Kristen Maranatha • Untuk mengetahui apakah diagnosis ISK dapat ditegakkan hanya
berdasarkan gejala-gejala klinis ISK
Tujuan penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi ISK dan faktor-faktor risiko penyebab ISK berdasarkan analisis data hasil urinalisis rutin pada wanita hamil.
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1Manfaat akademis :
Bagi dunia kedokteran penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai gambaran prevalensi ISK pada wanita hamil dan dapat mengetahui kapan wanita hamil rentan terkena ISK.
1.4.2Manfaat praktis :
Memberikan masukan kepada para klinisi bahwa deteksi dini ISK dapat dilakukan dengan pemeriksaan screening urinalisis rutin.
1.5Kerangka Pemikiran
Wanita lebih rentan terkena infeksi saluran kemih, karena uretra wanita lebih pendek daripada pria. Pada wanita hamil terjadi perubahan-perubahan fisiologis pada traktus urinarius, seperti dilatasi saluran kemih yang diinduksi oleh hormon selama kehamilan, penurunan kekuatan ureter, dan inkompetensi sementara katup vesikoureteral yang terjadi selama hamil (Delzell and Lefevre, 2000; Cunningham et al, 2006). Hal ini menyebabkan wanita hamil berisiko tinggi terkena infeksi saluran kemih.
(29)
4
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu dengan pengumpulan data melalui kuesioner dan pemeriksaan sampel urin dari wanita hamil.
1.7Hipotesis Penelitian
• Kehamilan meningkatkan insidensi ISK.
• Faktor-faktor seperti umur, pekerjaan, pendidikan, usia kehamilan, dan paritas dapat mempengaruhi angka kejadian ISK.
• Diagnosis ISK dapat ditegakkan dengan melihat gejala-gejala klinis ISK.
1.8Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : - Puskesmas Kelurahan Sukawarna Bandung
- Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
(30)
52 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
5.1.1 Prevalensi ISK pada wanita hamil di Puskesmas Sukawarna Bandung adalah 49,2 %.
5.1.2 Umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, usia kehamilan, dan paritas tidak berpengaruh terhadap angka kejadian ISK.
5.1.3 Gejala-gejala ISK seperti frekuensi, nyeri suprapubik, dan disuria tidak dapat dijadikan patokan untuk mendiagnosis adanya ISK.
5.2 Saran
5.2.1 Adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel dalam jumlah lebih banyak dan menggunakan metode pemeriksaan penunjang lain seperti kultur urin dan tes identifikasi kuman.
5.2.2 Adanya penelitian lebih lanjut dengan melihat insidensi ISK berdasarkan jenis kelamin dan status menikah atau tidak menikah.
5.2.3 Edukasi masyarakat tentang pencegahan ISK dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) perlu digalakkan, khususnya untuk kelompok wanita. PHBS tersebut meliputi : cara membasuh alat kelamin sesudah berkemih, sumber air bersih, kebersihan alat pembantu seperti gayung, dan efek samping penggunaan cairan pembersih vagina.
5.2.4 Pemeriksaan urinalisis rutin pada wanita hamil sebaiknya dilakukan secara rutin pada tiap trimester saat pemeriksaan antenatal, guna deteksi dini ISK.
5.2.5 Meningkatkan kesadaran ibu-ibu hamil bahwa deteksi dini ISK perlu dilakukan mengingat tingginya angka kejadian ISK asimtomatis dan komplikasi ISK seperti prematuritas dan kematian bayi baru lahir.
(31)
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sjahrurachman, T. Mirawati S., Ikaningsih, Usman Chatib Warsa. 2004. Etiologi dan Resistensi Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit Metropolitan Medical Center
Jakarta 2001-2003. Dalam: Makalah Lengkap The 4th Nephrology &
Hypertension Course and Symposium of Hypertension. Edisi 1.
Jakarta:Perhimpunan Nefrologi Indonesia. hal. 52
Basuki B. Purnomo. 2000. Dasar-dasar Urologi. Malang: FK Universitas
Brawijaya. hal. 37-60
Cunningham F.G., Gant N.F., Leveno K.J., Gilstrap L.C., Hauth J.C. Wenstrom K.D., 2006. Kelainan Ginjal dan Saluran Kemih. Dalam: Obstetri Williams. Terjemahan dr. Andry Hartono, dr. Y. Joko Suyono, dan dr. Brahm U. Pendit. Edisi 21. Jakarta: EGC. hal. 1399-406.
Delzell J.E., Levefre M.L. 2000. Urinary Tract Infections During Pregnancy.American Family Physician Journal. 61(3)
Enday Sukandar. 2006. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa. Dalam: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata. Editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia.hal. 553-7
Fishbane S. 2000. Urinary Tract Infection.http://www.umm.edu/ency/article.htm. 5 Juli 2007
J. Pudji Rahardjo dan Endang Susalit. 1998. Infeksi Saluran Kemih. Dalam: Ilmu
Penyakit Dalam Universitas Indonesia Jilid 2. Jakarta: Gaya Baru. hal. 264-72
Linden A. 2005. Urinary Tract Infections During Pregnancy.
http://www.babycenter.com/refcap/pregnancy/pregcomplications/9403.html. 5 Agustus 2007
Mangatas SM dan Ketut Suwitra. 2004. Diagnosis dan Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih Terkomplikasi. Dexa media, 4(17):183-90
M. Rachmat Soelaeman. 2004. Pengobatan Terkini Infeksi Saluran Kemih. Dalam: Makalah Lengkap The 4th Nephrology & Hypertension Course and Symposium of Hypertension. Edisi 1. Jakarta:Perhimpunan Nefrologi Indonesia. hal.63-72
(32)
54
Universitas Kristen Maranatha
Nguyen H. T. 2004. Bacterial Infections of the Genitourinary Tract. In: tanagho E.A., McAninch J.W. eds. Smith’s General Urology. 16th ed. Singapore: McGraw-Hill Companies. p. 203-18
Noorhamdani. 2005. Protein fimbria 16 kDa Bakteri Acinetobacter Baumannii Dari urin penderita Infeksi Saluran kemih Berperan Sebagai Protein Hemaglutinin dan Adhesin. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 1(21):50-1
Parsons C. L. 2005. Information for Interstitial Cystitis Patients and Their Doctors. http://drlowellparsons.org/. 28 Januari 2008
Pranawa. 2004. Penatalaksanaan Urosepsis. . Dalam: Makalah Lengkap The 4th Nephrology & Hypertension Course and Symposium of Hypertension. Edisi 1. Jakarta:Perhimpunan Nefrologi Indonesia. hal. 77-8
Scottish Intercolegiate Guidelines Network. 2006. Management of suspected
Bacterial Urinary Tract Infections in Adults. http://www.sign.ac.uk. 5 Agustus 2007
Sheikh M.A., Khan M.S., Khatoon A., Arain G.M. 2000. Incidence of Urinary Tract Infection During Pregnancy. Eastern Mediteranian Health Journal. 6: 265-71
Snell R. S. 1998. Perineum. Dalam: Anatomi Klonik Bagian 2. Edisi 3. Jakarta: EGC. hal. 96,100
Stamm W. E. 2001. UTI & Pyelonephritis. In: Braunwald, Fauci, Kasper, Hauser, Longo, Sameson. eds. Harrison’s Principles of Internal Medicine Volume 2. 15th ed. USA: Mc Graw Hill companies, Inc.p. 1620-21
Strasinger S. K. and Lorenzo M. S. 2001. Urinalysis and Body Fluids. 4th ed. Philadelphia: F. A. Davis Company. p. 60-1
Tierney L.M., McPhee S.J., Papadakis M.A. 2005. Current Medical Diagnosis and Treatment. 44th ed. New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill. p. 908-11
(1)
2
dapat menyebabkan dilatasi saluran kemih, penurunan kekuatan ureter, dan inkompetensi katup vesikoureteral sementara yang terjadi selama kehamilan (Stamm, 2001).
Infeksi saluran kemih selama kehamilan terutama saluran kemih bagian atas, dapat meningkatkan prevalensi prematuritas dan kematian dari bayi yang baru lahir (Cunningham et al, 2006).
Lebih dari 75 % kasus pielonefritis akut yang terkait dengan kehamilan dapat dihindarkan dengan deteksi dini ISK pada wanita hamil dengan ISK asimtomatis. Deteksi dini ISK dapat dilakukan dengan pemeriksaan yang sederhana, yaitu urinalisis rutin dan kultur urin.
Melalui penelitian ini, penulis ingin mengetahui prevalensi infeksi saluran kemih (ISK) yang terjadi pada wanita hamil, ditinjau berdasarkan hasil pemeriksaan urinalisis rutin.
1.2Identifikasi masalah
1.2.1 Bagaimana prevalensi infeksi saluran kemih pada wanita hamil trimester 1, 2, dan 3 ?
1.2.2Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi insidensi ISK pada wanita hamil ?
1.2.3Apa gejala-gejala klinis ISK dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis ISK pada wanita hamil ?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian :
Penelitian ini dimaksudkan :
• Untuk mengetahui prevalensi infeksi saluran kemih pada wanita hamil • Untuk mengetahui faktor-faktor risiko penyebab ISK pada wanita hamil
(2)
3
• Untuk mengetahui apakah diagnosis ISK dapat ditegakkan hanya berdasarkan gejala-gejala klinis ISK
Tujuan penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi ISK dan faktor-faktor risiko penyebab ISK berdasarkan analisis data hasil urinalisis rutin pada wanita hamil.
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1Manfaat akademis :
Bagi dunia kedokteran penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai gambaran prevalensi ISK pada wanita hamil dan dapat mengetahui kapan wanita hamil rentan terkena ISK.
1.4.2 Manfaat praktis :
Memberikan masukan kepada para klinisi bahwa deteksi dini ISK dapat dilakukan dengan pemeriksaan screening urinalisis rutin.
1.5Kerangka Pemikiran
Wanita lebih rentan terkena infeksi saluran kemih, karena uretra wanita lebih pendek daripada pria. Pada wanita hamil terjadi perubahan-perubahan fisiologis pada traktus urinarius, seperti dilatasi saluran kemih yang diinduksi oleh hormon selama kehamilan, penurunan kekuatan ureter, dan inkompetensi sementara katup vesikoureteral yang terjadi selama hamil (Delzell and Lefevre, 2000; Cunningham et al, 2006). Hal ini menyebabkan wanita hamil berisiko tinggi terkena infeksi
(3)
4
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu dengan pengumpulan data melalui kuesioner dan pemeriksaan sampel urin dari wanita hamil.
1.7Hipotesis Penelitian
• Kehamilan meningkatkan insidensi ISK.
• Faktor-faktor seperti umur, pekerjaan, pendidikan, usia kehamilan, dan paritas dapat mempengaruhi angka kejadian ISK.
• Diagnosis ISK dapat ditegakkan dengan melihat gejala-gejala klinis ISK.
1.8Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : - Puskesmas Kelurahan Sukawarna Bandung
- Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
5.1.1 Prevalensi ISK pada wanita hamil di Puskesmas Sukawarna Bandung adalah 49,2 %.
5.1.2 Umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, usia kehamilan, dan paritas tidak berpengaruh terhadap angka kejadian ISK.
5.1.3 Gejala-gejala ISK seperti frekuensi, nyeri suprapubik, dan disuria tidak dapat dijadikan patokan untuk mendiagnosis adanya ISK.
5.2 Saran
5.2.1 Adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel dalam jumlah lebih banyak dan menggunakan metode pemeriksaan penunjang lain seperti kultur urin dan tes identifikasi kuman.
5.2.2 Adanya penelitian lebih lanjut dengan melihat insidensi ISK berdasarkan jenis kelamin dan status menikah atau tidak menikah.
5.2.3 Edukasi masyarakat tentang pencegahan ISK dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) perlu digalakkan, khususnya untuk kelompok wanita. PHBS tersebut meliputi : cara membasuh alat kelamin sesudah berkemih, sumber air bersih, kebersihan alat pembantu seperti gayung, dan efek samping penggunaan cairan pembersih vagina.
5.2.4 Pemeriksaan urinalisis rutin pada wanita hamil sebaiknya dilakukan secara rutin pada tiap trimester saat pemeriksaan antenatal, guna deteksi dini ISK. 5.2.5 Meningkatkan kesadaran ibu-ibu hamil bahwa deteksi dini ISK perlu dilakukan mengingat tingginya angka kejadian ISK asimtomatis dan komplikasi ISK seperti prematuritas dan kematian bayi baru lahir.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sjahrurachman, T. Mirawati S., Ikaningsih, Usman Chatib Warsa. 2004. Etiologi dan Resistensi Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit Metropolitan Medical Center Jakarta 2001-2003. Dalam: Makalah Lengkap The 4th Nephrology &
Hypertension Course and Symposium of Hypertension. Edisi 1.
Jakarta:Perhimpunan Nefrologi Indonesia. hal. 52
Basuki B. Purnomo. 2000. Dasar-dasar Urologi. Malang: FK Universitas Brawijaya. hal. 37-60
Cunningham F.G., Gant N.F., Leveno K.J., Gilstrap L.C., Hauth J.C. Wenstrom K.D., 2006. Kelainan Ginjal dan Saluran Kemih. Dalam: Obstetri Williams. Terjemahan dr. Andry Hartono, dr. Y. Joko Suyono, dan dr. Brahm U. Pendit. Edisi 21. Jakarta: EGC. hal. 1399-406.
Delzell J.E., Levefre M.L. 2000. Urinary Tract Infections During Pregnancy.American Family Physician Journal. 61(3)
Enday Sukandar. 2006. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa. Dalam: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata. Editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia.hal. 553-7
Fishbane S. 2000. Urinary Tract Infection.http://www.umm.edu/ency/article.htm. 5 Juli 2007
J. Pudji Rahardjo dan Endang Susalit. 1998. Infeksi Saluran Kemih. Dalam: Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia Jilid 2. Jakarta: Gaya Baru. hal. 264-72 Linden A. 2005. Urinary Tract Infections During Pregnancy. http://www.babycenter.com/refcap/pregnancy/pregcomplications/9403.html. 5 Agustus 2007
Mangatas SM dan Ketut Suwitra. 2004. Diagnosis dan Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih Terkomplikasi. Dexa media, 4(17):183-90
M. Rachmat Soelaeman. 2004. Pengobatan Terkini Infeksi Saluran Kemih. Dalam: Makalah Lengkap The 4th Nephrology & Hypertension Course and Symposium of Hypertension. Edisi 1. Jakarta:Perhimpunan Nefrologi Indonesia. hal.63-72
(6)
54
Nguyen H. T. 2004. Bacterial Infections of the Genitourinary Tract. In: tanagho E.A., McAninch J.W. eds. Smith’s General Urology. 16th ed. Singapore: McGraw-Hill Companies. p. 203-18
Noorhamdani. 2005. Protein fimbria 16 kDa Bakteri Acinetobacter Baumannii Dari urin penderita Infeksi Saluran kemih Berperan Sebagai Protein Hemaglutinin dan Adhesin. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 1(21):50-1
Parsons C. L. 2005. Information for Interstitial Cystitis Patients and Their Doctors. http://drlowellparsons.org/. 28 Januari 2008
Pranawa. 2004. Penatalaksanaan Urosepsis. . Dalam: Makalah Lengkap The 4th Nephrology & Hypertension Course and Symposium of Hypertension. Edisi 1. Jakarta:Perhimpunan Nefrologi Indonesia. hal. 77-8
Scottish Intercolegiate Guidelines Network. 2006. Management of suspected Bacterial Urinary Tract Infections in Adults. http://www.sign.ac.uk. 5 Agustus 2007
Sheikh M.A., Khan M.S., Khatoon A., Arain G.M. 2000. Incidence of Urinary Tract Infection During Pregnancy. Eastern Mediteranian Health Journal. 6: 265-71
Snell R. S. 1998. Perineum. Dalam: Anatomi Klonik Bagian 2. Edisi 3. Jakarta: EGC. hal. 96,100
Stamm W. E. 2001. UTI & Pyelonephritis. In: Braunwald, Fauci, Kasper, Hauser, Longo, Sameson. eds. Harrison’s Principles of Internal Medicine Volume 2. 15th ed. USA: Mc Graw Hill companies, Inc.p. 1620-21
Strasinger S. K. and Lorenzo M. S. 2001. Urinalysis and Body Fluids. 4th ed. Philadelphia: F. A. Davis Company. p. 60-1
Tierney L.M., McPhee S.J., Papadakis M.A. 2005. Current Medical Diagnosis and Treatment. 44th ed. New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill. p. 908-11