Mekanisme Terjadinya Resistensi Kuman Tuberkulosis Terhadap Obat Anti Tuberkulosis dan Pencegahannya (Studi Pustaka).

ABSTRAK
MEKANISME TERJADINYA RESISTENSI KUMAN TUBERKULOSIS
TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN PENCEGAHANNYA
(Studi Kepustakaan)
Ratih Andriana M., Juli 2001. Pembimbing: J. Teguh Widjaja, dr., SpP.
Penelitian akhir-akhir ini kembali mengingatkan tentang bahaya tuberkulosis
sebagai pembunuh nomor satu di dunia. Sebenamya, semua penderita tuberkulosis
dapat sembuh sempurna bila diobati dengan baik. Sebaliknya, pengobatan yang
tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak tepat menimbulkan resistensi terhadap
OAT. Penderita yang resisten terhadap OAT lebih sulit diobati, angka
keberhasilannya kurang memuaskan dan biaya yang hams dikeluarkan akan
membengkak beberapa kali lipat. Padahal sebagian besar penderita adalah
kelompok masyarakat ekonomi kelas rendah.
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat dengan maksud untuk mengetahui tentang
mekanisme terjadinya resistensi kuman tuberkulosis terhadap OAT.
Kesimpulan yang dapat diambil dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah :
a. Dikatakan resisten jika 1 %atau lebih kuman tuberkulosis pada suatu populasi
resisten terhadap obat dengan konsentrasi yang dianjurkan.
b. Resistensi terhadap OAT timbul karena inaktifasi obat oleh enzim tertentu,
mutasi titik yang mempengaruhi target obat, atau dikarenakan penurunan
permeabilitas sehingga tejadi perubahan konsentrasi obat intrasel.

c. Secara klinik, resistensi kuman tuberkulosis terhadap OAT terjadi akibat
ketidakpatuhan pasien dalam menjalani perawatan dan terapi yang tidak tepat.
d. Digalakkannya program DOTS untuk mencegah terjadi dan berkembangnya
resistensi terhadap OAT.

iv

ABSTRACT
MECHANISM OF DRUG RESISTANT TUBERCULOSIS AND ITS
PREVENT (Literature Study)
Ratih Andriana M., July 2001. Tutor: J. Teguh widjaja, dr., SpP.
Current research reminds us about the danger of tuberculosis as the number
one killer in the world. Everyone who infected by tuberculosis actually can be
recovered well fi they received good treatments. However, if the treatment is fail
to due patient uncompliance or wrong treatment from the doctors, it will cause
drugs resistance. Patients with drugs resistance are difficult to treat, the number
of success from the treatment was unsatisfied and the cost will increase several
times, whereas infact most of them were poor people.
This research puper is made to find out about mechanism of drug resistance
tuberculosis.

The conclusions from this research puper are:
a. Ressistance appears ifthere is I % or more Mycobacterium tuberculosis in one
population resistant to drug with proper concentration.
b. Drugs will be inuctivated by some enzim, missense mutations or decrease of
cell ular permeabil ity.
c. In clinical practice, drug resistance will happen fi the patient is uncompliance
to take the drugs regularly or when the physicians give wrong treatment.
d. The strategy of DOTS program is to prevent drug resistance tuberculosis.

V

DAFTAR ISI
Halaman
...
SURAT PERNYATAAN .................................................
.... iii
ABSTRAK ................................................................................... iv
ABSTRACT .................................................................................. v
PRAKATA ................................................................................... vi..
................. vii

DAFTAR ISI .........................................................
DAFTAR TABEL........................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................
BAB I . PENDAHULUAN
1 . Latar belakang ...............................................................
2. Identifikasi masalah .........................................................
3 . Maksud dan tuj uan ..........................................................

1

2
3

BAB II. TUBERKULOSIS
1. Pengertian tuberkulosis.....................................................
2 . Kuman tuberkulosis .........................................................
3. Cara penularan...............................................................
4. Patogenesis
1 . Tuberkulosis primer ....................................................
2 . Tuberkulosis pasca-primer ............................................

5 . Komplikasi pada penderita tuberkulosis.................................
6 . Diagnosis tuberkulosis
1. Gejala-gejala tuberkulosis .............................................
2 . Pemeriksaan jasmani .................................................
3 . Gambaran foto toraks ................................................
4 . Pemeriksaan basil tahan asam .......................................
5 . Pemeriksaan uji tuberkulin ...........................................
6. Pemeriksaan laboratoriwn penunjang ..............................

9
10
11
13
13
14

BAB III . OBAT-OBAT ANTI TUBERKULOSIS
1. Mekanisme kerja obat-obat anti tuberkulosis ..........................
2 . Prinsip pengobatan tuberkulosis paru ...................................
3. Paduan obat anti tuberkulosis di Indonesia ............................


16
17
17

4
4
5
6

7
8

BAB IV . RESISTENSl TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS
1. Pengertian resistensi ...................................................... 19
2 . Resistensi terhadap obat anti tuberkulosis.............................. 19
3. Sebab-sebab resistensi terhadap obat anti tuberkulosis ............... 20
4 . Mekanisme resistensi tuberkulosis
1 . Resistensi primer ...................................................... 23
2 . Resistensi sekunder ................................................... 24

3 . Tinjauan biologi molekular .......................................... 25

vi i

5. Epidemiologi resistensi terhadap obat anti tuberkulosis
1. Epidemiologi resistensi terhadap obat anti tuberkulosis
di mancanegara.. . ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... .. . .....26
2. Epidemiologi resistensi terhadap obat anti tuberkulosis
di Indonesia.. . .._ ... . __ _.. ... ... ... ...... ... ... ... . __ ... ... ... ... . _. __. 27
6. Pencegahan resistensi kuman tuberkulosis
terhadap obat anti tuberkulosis.. . _.. ..._ _ _ ...... ... ... ...... ... ... ......30

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan.. . ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..33
2. Saran... ... ... ... ... ... ... . . . ... .. . .. . ... . .. ... .
.. .. . ... ... ... ..
. . . . ... ... . .. .33
DAFTAR PUSTA

....................................34
RIWAYAT HTDUP .......................................... .._ ......... ... ...... .........36

...

viii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Pola resistensi primer kuman tuberkulosis terhadap OAT di RSU
Persahabatan, Jakarta. .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... . .. ... . .. ... . .. ... ... ... ...28
Tabel 4.2. Pola resistensi sekunder kuman tuberkulosis terhadap OAT di RSU
Persahabatan, Jakarta.. .
... ... ... ... ... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... ...28
Tabel 4.3. Pola resistensi primer kuman tuberkulosis terhadap OAT di BP4
Bandung ..................... .....................................................29
Tabel 4.4. Pola resistensi sekunder kuman tuberkulosis terhadap OAT di BP4
Bandung ........................................................................ 29
Tabel 4.5. Pola resistensi kuman tuberkulosis terhadap OAT di RSTP
Cipaganti tanpa membedakan resistensi primer maupun resistensi

sekunder. . . .. . ... .. . . . . . .. ... ... ... ... . ., ... ... . . . ... . .. . . . . .. .. . . .. . . . ... .. . ...29
Tabel 4.6. Pola resistensi kuman tuberkulosis terhadap OAT di RS Immanuel...30

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1.
Fenomena timbul dan tenggelam pada pemakaian obat tunggal ... ... ... ...2 1
Gambar 4.2.
Mekanisme resistensi tuberkulosis akibat pemakaian obat tunggal.. . ... ..21
Gambar 4.3.
Mekanisme terjadinya resistensi ulang.. . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .....22

X

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang


Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
Mycobacterium

Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang

paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Penyakit tuberkulosis
bukanlah penyakit baru. Pertama kali ditemukan pada salah satu mummy di
Mesir. Oleh beberapa peneliti, tuberkulosis sempat dianggap sebagai penyakit
yang diturunkan. Paham ini terus berlangsung sampai pada akhirnya, tahun 1882,
Robert Koch mengumumkan bahwa dirinya berhasil menemukan basil TBC dan
membuktikan bahwa penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular.
Keberadaan

penyakit tuberkulosis akhir-akhir ini

mulai

meresahkan


masyarakat dunia. Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 9 juta
penderita baru tuberkulosis dengan kematian 3 juta orang (WHO, Treatment of
Tuberculosis, Guidelines for National Programmes, 1997), dan 25% dari jumlah
tersebut diperkirakan berasal dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia juga diperkirakan akan meningkatkan
jumlah penderita tuberkulosis. Hal ini yang memaksa WHO pada tahun 1997
mencanangkan kedaruratan global karena penyakit tuberkulosis semakin tidak
terkendali.
Di Indonesia, hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun

1995

menunjukkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor
tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan, dan nomor
satu dari golongan penyakit infeksi pada semua kelompok usia. Usia yang
terpengaruh paling parah adalah kelompok usia produktif (1 5-50 tahun), selain
kelompok ekonomi lemah dan berpendidikan rendah.

1


baik akan sembuh sempurna.- Akan tetapi pengobatan yang

tidak

teratur dan

kombinasi obat yang tidak lengkap diduga telah menimbulkan kekebalan ganda
kuman tuberkulosis terhadap obat anti tuberkulosis (OAT). Dengan kata lain,
penderita tersebut diatas mengalami

resistensi terhadap obat-obat anti

tuberkulosis. Resistensi obat ada dua macam, resistensi obat primer dan resistensi
obat sekunder. Resistensi obat primer tejadi pada penderita yang belum pernah
mendapat obat anti tuberkulosis tetapi terinfeksi oleh kuman resisten.
menunjukkan infeksi permulaan oleh organisme yang telah resisten. Sedangkan
resistensi obat sekunder timbul bila kuman resisten tumbuh lebih cepat melampaui
kuman sensitif karena seleksi dan multiplikasi mutan resisten akibat terapi yang
tidak memadai. Ada beberapa mekanisme yang mendasari terjadinya resistensi
obat tuberkulosis. Pada umumnya berupa inaktifasi obat oleh enzim tertentu selain
adanya pengaruh mutasi pada kromosom kuman pada resistensi obat yang didapat
(acquired resistance).3,4

Resistensi kuman tuberkulosis terhadap obat anti tuberkulosis sudah menyebar
sampai ke Indonesia. Pola resistensi primer dan sekunder pada beberapa rumah
sakit di Indonesia memperlihatkan angka yang tinggi, tetapi di masyarakat angka
prevalensi resistensi terhadap obat anti tuberkulosis, termasuk resistensi ganda,
tidak diketahui, mungkin lebih rendah. Angka prevalensi resistensi ganda di
Jakarta adalah 5 % dan 41 'YO untuk resistensi primer dan sekunder, di Medan 48
% dan 84 %, di Bandung 42 'YO tanpa membedakan resistensi primer dan

Hal-ha1 semacam inilah yang menyebabkan masalah resistensi sebagai
salah satu faktor utama sulitnya pemberantasan tuberkulosis.
Bertitik tolak pada uraian tersebut, Karya Tulis Ilmiah ini diajukan dengan
maksud untuk mengetahui mekanisme tejadinya resistensi kuman tuberkulosis
terhadap obat anti tuberkulosis dan pencegahannya.

2

1.2. Identifikasi masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya pennasalahan yang hendak dikaji dalam
Karya Tulis Ilmiah ini, permasalahannya diidentifikasikan sebagai berikut :
(a) Apa yang dimaksud dengan resistensi terhadap obat anti tuberkulosis ?

(b) Bagaimana cara terjadinya resistensi kuman tuberkulosis terhadap obat anti
tuberkulosis ?
(c) Bagaimana cara mencegah terjadinya resistensi kuman tuberkulosis terhadap
obat anti tuberkulosis ?

1.3. Maksud dan tujuan

Maksud diajukannya judul tersebut ialah untuk mengetahui tentang mekanisme
terjadinya resistensi kuman tuberkulosis terhadap obat anti tuberkulosis.
Sedangkan tujuannya adalah :
a. Memahami lebih jauh tentang mekanisme terjadinya resistensi kuman
tuberkulosis pada penderita tuberkulosis paru terhadap obat anti tuberkulosis
dan bagaimana cara pencegahannya.
b. Mengetahui data epidemiologi pola resistensi kuman tuberkulosis di beberapa
rumah sakit di Indonesia tennasuk Rumah Sakit Immanuel Bandung.

3

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
V.I. Kesimpulan
a. Secara bakteriologis suatu populasi Mycobacterium tuberculosis dikatakan
resisten jika 1 % atau lebih kuman pada suatu populasi resisten terhadap obat
dengan konsentrasi yang biasanya dianjurkan.
b. Resistensi obat tuberkulosis timbul karena adanya inaktifasi obat oleh enzim
tertentu, mutasi titik atau amplifikasi gen yang mempengaruhi target obat,
dapat juga dikarenakan penurunan permeabilitas sehingga timbul perubahan
konsentrasi obat intrasel.
C.

Secara klinik, resistensi kuman tuberkulosis terhadap OAT terjadi akibat
ketidakpatuhan pasien dalam menjalani perawatan dan terapi yang tidak tepat.

d. Digalakkannya program DOTS yang meliputi kepedulian semua pihak, baik
dari pemerintah, penderita, keluarga penderita dan petugas kesehatan untuk
mencegah terjadi dan berkembangnya resistensi terhadap OAT.

V.2. Saran

Dalam Karya Tulis Ilmiah ini diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat
berguna sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
bangsa Indonesia.
a. Setiap rumah sakit dan balai kesehatan lainnya hendaknya selalu melakukan
pemeriksaan kultur BTA dan resistensi agar dokter dapat memberikan
pengobatan yang tepat.
b. Para dokter hendaknya memberikan kombinasi obat dan dosis yang tepat
dalam pengobatan penderita tuberkulosis.
C.

Di harapkan para petugas kesehatan untuk selalu memberikan penyuluhanpen yuluhan kepada masyarakat tentang bahaya tuberkulosis dan pentingnya
minum obat secara teratur untuk mencegah terjadinya resistensi.

33

DAFTAR PUSTAKA

1 . Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
penanggulangan tuberkulosis. Jakarta: Depkes. 2000.

Pedoman

nasional

2. Crofton J., Home N., Miller F. Tuberkulosis klinik. Jakarta: Widya Medika.
1998.

4. Adrianison. Tinjauan pustaka : Mekanisme terjadinya resistensi tuberkulosis.
(Tidak dalam publikasi). Makalah pada PPDS I Pulmonologi FKUI-RSUP
Persahabatan, Jakarta. 2000.
5. Dorlan. Kamus Kedokteran. Jakarta: EGC. 1994.

6. Bahar A. Tuberkulosis paru. Dalam : Soeparman dan S. Waspadji. Ilmu
penyakit dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 1990.
7. Nawas A. Diagnosis tuberkulosis paru. Cermin Dunia Kedokteran, 1990 ; 63 :
13-16.
8. Kusnan B., Suratmi S. Diagnosis dan pengobatan TBC paru. Cermin Dunia
Kedokteran, 1990 ;62 : 3-6.

9. Mukty H.A. (1990). Terapi rasional tuberkulosis paru. Cermin Dunia
Kedokteran, 1990 ; 63 : 20-24.

11. Suryatenggara W. Pengobatan tuberkulosis paru. Cermin Dunia Kedokteran,
1990 ; 63 : 25-28.
12. Zubaidi,
Y.
Tuberkulostatik
dan
leprostatik.
Farmakologi dan terapi. Jakarta : Gaya Baru. 1995.

Dalam

:

13. Aditama T.Y., Soepandi P.Z. Tuberkulosis: diagnosis, terapi dan masalahnya.
Jakarta: Laboratorium Mikrobiologi RSUP Persahabatan/WHO Collaborating
Center for Tuberculosis. 2000.
14. Misnadiarly, Simanjuntak C.H. Frekuensi mi kobakteria atipik di Padang,
Semarang, Surabaya 1984/1985. Cermin Dunia Kedokteran, 1990 ;62 : 7-9.

34

15. Manaf A. Program tuberkulosis paru. Makalah pada Simposium Respirologi
Anak Masa Kini, Bandung. 1998.

16. Aditama, T.Y. (2000). Sepuluh masalah tuberkulosis dan penanggulangannya.
Jurnal Respir Indo, 2000 ;20 (1) : 8-12.

35

Dokumen yang terkait

RESISTENSI PADA PENGOBATAN TUBERKULOSIS

0 13 20

Faktorfaktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat anti Tuberkulosis pada pasien Tuberkulosis Paru di Puskemas Pamulang Tangerang Selatan Provinsi Banten periode Januari 2012 – Januari 2013

5 51 83

Studi Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas Anti-tuberkulosis Senyawa Amidasi Etil p-metoksisinamat dengan Pendekatan Hansch dan Penambatan Molekuler pada Enzim Inh A

6 36 101

Studi hubungan kuantitatif strukturaktivitas anti-tuberkulosis senyawa amidasi etil p-metoksisinamat dengan pendekatan hansch dan penambatan molekuler pada enzim inh a

0 6 101

RESISTENSI KUMAN Mycobacterium tuberculosis TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PENYAKIT TUBERKULOSIS Resistensi Kuman Mycobacterium Tuberculosis Terhadap Obat Anti Tuberkulosis Pada Penyakit Tuberkulosis Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Suraka

0 4 14

RESISTENSI KUMAN Mycobacterium tuberculosis TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PENYAKIT Resistensi Kuman Mycobacterium Tuberculosis Terhadap Obat Anti Tuberkulosis Pada Penyakit Tuberkulosis Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2014

0 3 13

PENDAHULUAN Resistensi Kuman Mycobacterium Tuberculosis Terhadap Obat Anti Tuberkulosis Pada Penyakit Tuberkulosis Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2014.

0 5 10

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN KEPATUHAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Dan Kepatuhan Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di RSUD Dr. Moewardi.

0 3 12

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN KEPATUHAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Dan Kepatuhan Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di RSUD Dr. Moewardi.

0 1 15

Pengaruh Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis Terhadap Kepatuhan Berobat Tuberkulosis Paru Di Bbkpm Surakarta

1 1 78