PENGARUH LATIHAN MENGGAMBAR TEKNIK MOZAIK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB C BUDI NURANI KOTA SUKABUMI.

(1)

01/S1-PKh/Karyawan/April/2015 PENGARUH LATIHAN MENGGAMBAR TEKNIK MOZAIK

TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

DI SLB C BUDI NURANI KOTA SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh:

Shinta Dwi Mutiarawati 1106651

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH LATIHAN MENGGAMBAR TEKNIK MOZAIK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI

ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB C BUDI NURANI KOTA SUKABUMI

Oleh

Shinta Dwi Mutiarawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Shinta Dwi Mutiarawati Universitas Pendidikan Indonesia

April 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH LATIHAN MENGGAMBAR TEKNIK MOZAIK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI

ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB C BUDI NURANI KOTA SUKABUMI

SHINTA DWI MUTIARAWATI 1106651

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I

Drs. H. Ahmad Mulyadiprana, M.Pd NIP. 19620906.198601.1.001

Pembimbing II

Dr. H. Sunardi, M.Pd NIP. 19600201.198703.1.002

Diketahui Oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722.198503.1.001


(4)

i Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN MENGGAMBAR TEKNIK MOZAIK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI

ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB C BUDI NURANI KOTA SUKABUMI

(Shinta Dwi Mutiarawati, 1106651, Skripsi, Departemen Pendidikan Khusus FIP UPI, 2015)

Anak tunagrahita ringan yaitu anak yang mempunyai fungsi intelektual di bawah rata-rata dan disertai dengan kekurangan dalam penyesuaian tingkah laku, adanya hambatan perkembangan intelegensi, mental, emosi, sosial dan fisik. Karakteristik anak tunagrahita ringan yaitu memiliki masalah dalam memusatkan perhatiannya secara konsisten. Untuk membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan, dibutuhkan suatu latihan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi. Dimana latihan menggambar teknik mozaik adalah kegiatan atau aktivitas menggambar dengan teknik menempel kepingan-kepingan kertas sesuai dengan pola pada media gambar berdasarkan dengan perintah yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan Single Subject

Research (SSR), dengan desain penelitian A-B-A, yang memiliki tiga fase yaitu Baseline-1 (A-1),

Intervensi, Baseline-2 (A-2). Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan statistik deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada satu subjek anak tunagrahita ringan yang memiliki hambatan dalam konsentrasi. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengolahan data, maka diketahui secara keseluruhan bahwa setelah diberi intervensi menggunakan latihan menggambar teknik mozaik memperlihatkan adanya peningkatan terhadap kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan kelas empat tingkat SDLB. Mean level subjek CV pada kemampuan konsentrasi mengalami peningkatan

Baseline-1 (A-1) adalah 23 detik, Intervensi (B) adalah 24,3 detik dan Baseline-2 (A-2) adalah 30

detik. Peningkatan tersebut menandakan bahwa adanya pengaruh dari intervensi yang diberikan yaitu latihan menggambar teknik mozaik, karena didalam permainan ini menuntut ketelitian, ketekunan ketika anak diharuskan menempel potongan kertas pada pola gambar yang telah disediakan sesuai dengan perintah.


(5)

ii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF MOSAIC TECHNIQUE DRAWING EXERCISE TOWARD INCREASED CONCENTRATION

OF MILD MENTAL RETARDED CHILDREN AT SLB C BUDI NURANI SUKABUMI

(Shinta Dwi Mutiarawati, 1106651, Essay, Special Need Education Department, FIP UPI, 2015)

Mild mental retardation children are children who have intellectual functioning below average and is accompanied by deficiencies in adaptive behaviors, the existence of barriers to the development of intelligence, mental, emotional, social and physical. One of their characteristics that they have problems in concentrating consistently. To help improve the child's ability to concentrate it needs a special exercise. The mosaic technique drawing exercise is one of it. The mosaic technique drawing exercise is an activity or activities with engineering drawing sticking pieces of pape r according to the pattern on the media images based on the command carried out repeatedly and continuously. This study using an experimental method Single Subject Research (SSR) with ABA design , which has three phases: Baseline-1 (A-1), Intervention, Baseline-2 (A-2). Data collected was processed using descriptive statistics. This research was conducted on the subject of mild mental retardation children who have barriers in concentration. Based on the research results and the data processing, it is known that after being given a training intervention using a mosaic technique shows an increase in the concentration ability of mild mental retardation child at the elementary level of special school grade four. Mean level of the subject research (named CV) in consentration ability increased which are 23 second at Baseline-1 (A-1) , 24,3 second at Intervention (B) and 30 second at Baseline-2 (A-2). Such increase indicates that the intervention has work. The mosaic technique drawing exercise influence to the concentration because in this game requires precision, patience when children are required to stick bits of paper on the pattern of the image that has been provided in accordance with the command.


(6)

Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ………. ii

UCAPAN TERIMAKASIH ……… iii

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ……… viii

DAFTAR GRAFIK ………. ix

DAFTAR BAGAN ………... x

DAFTAR LAMPIRAN ………... xi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………..

B. Identifikasi Masalah ………

C. Batasan Masalah ………..

D. Rumusan Masalah ………...

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ………

1 4 4 5 5

BAB II ANAK TUNAGRAHITA, LATIHAN MENGGAMBAR TEKNIK MOZAIK DAN KONSENTRASI

A. Konsep Dasar Konsentrasi ………..

1. Pengertian Konsentrasi ………..

2. Manfaat Konsentrasi ……….

3. Ciri-ciri Gangguan Konsentrasi ……… 4. Penyebab Gangguan Konsentrasi ………..

v

7 7 8 9 10


(7)

B. Konsentrasi Anak Tunagrahita Ringan ………... 1. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan ………... 2. Kemampuan Konsentrasi Anak Tunagrahita Ringan ……… C. Latihan Menggambar Teknik Mozaik ……….

1. Manfaat Latihan Menggambar Teknik Mozaik ………

2. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Latihan Menggambar

Teknik Mozaik ………..

D. Penelitian yang Relevan ………..

E. Kerangka Berpikir ………...

13 17 23 25

26 27 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian ………..

1. Variabel Bebas ………..

2. Variabel Terikat ……….

B. Metode Penelitian ………

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ………..

1. Subjek Penelitian ………...

2. Lokasi Penelitian ………... D. Instrumen dan Pengembangan Instrumen ………...

1. Instrumen Penelitian ………..

2. Pengembangan Instrumen ……….

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ………

vi

31 31 33 35 37 37 38 38 38 39 41


(8)

Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………...

B. Analisis Data Hasil Penelitian ……….

1. Analisis Dalam Kondisi ……….

a. Panjang Kondisi ………

b. Estimasi Kecenderungan Arah ………. c. Kecenderungan Stabilitas ……….

d. Jejak Data ………..

e. Level Stabilitas dan Rentang ………

f. Perubahan Level ………...

2. Analisis Antar Kondisi ……….. a. Jumlah variabel yang diubah ……… b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ………. c. Perubahan Kecenderungan Stabilitas ………

d. Perubahan Level ………...

e. Data Overlap ……….

C. Pembahasan ……….

45 47 47 47 48 50 54 54 55 57 57 58 58 59 59 64

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ………..

B. Rekomendasi ………...

67 68

DAFTAR PUSTAKA ……….. 69

LAMPIRAN ………. 71

RIWAYAT HIDUP


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Klasifikasi Anak Tunagrahita Berdasarkan Tingkat Intelegensinya … 15

4.1 Data Kemampuan Konsentrasi ………. 46

4.2 Panjang Kondisi ………... 48

4.3 Estimasi Kecenderungan Arah ………. 50

4.4 Estimasi Kecenderungan Jejak ………. 54

4.5 Level Stabilitas dan Rentang ……… 54

4.6 Perubahan Level ………... 55

4.7 Rangkuman Hasil Analisis dalam Kondisi ……….. 56

4.8 Jumlah Variabel yang Diubah …………..……… 58

4.9 Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ………..…... 58

4.10 Perubahan Kecenderungan Stabilitas……….. 59

4.11 Perubahan Level ………. 59

4.12 Data Presentase Overlap ……… 61 4.13 Rangkuman Hasil Analisis Visual Antar Kondisi ……….

4.14 Mean Level ………

62 63


(10)

Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR GRAFIK Grafik Hal 3.1 Tampilan Desain A-B-A ……….. 36

4.1 Hasil Kemampuan Konsentrasi ……… 47

4.2 Kecenderungan Arah Kemampuan Konsentrasi ………. 49

4.3 Kecenderungan Stabilitas pada Kondisi Baseline-1 ……… 51

4.4 Kecenderungan Stabilitas pada Kondisi Intervensi ……… 52

4.5 Kecenderungan Stabilitas pada Kondisi Baseline-2 ………. 53

4.6 Data Overlap kondisi Baseline-1 ke Intervensi (B) ………. 60

4.7 Data Overlap kondisi Intervensi (B) ke Baseline-2 ………. 61


(11)

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan Hal


(12)

Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kisi-kisi Instrumen

2. Expert Judgment dan Perhitungan Validitas 3. Instrumen Penelitian

4. Jadwal Kegiatan Penelitian 5. Hasil Penelitian

6. Surat-surat Penelitian 7. Dokumentasi


(13)

(14)

1 Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hal utama yang menentukan sukses atau tidaknya seseorang adalah kemampuannya dalam melakukan konsentrasi pada saat melakukan kegiatan pokoknya sehari-hari. Konsentrasi berkaitan dengan usaha seseorang untuk memfokuskan perhatiannya pada suatu objek tertentu sehingga apabila seseorang tidak dapat berkonsentrasi dengan baik dan perhatiannya mudah beralih pada objek yang lain maka tidak akan mampu memahami objek tersebut secara menyeluruh. Konsentrasi pada hakekatnya merupakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan kemauan, pikiran dan perasaannnya. Dengan kemampuan tersebut, seseorang akan mampu memfokuskan sebagian besar perhatiannya pada objek yang dikehendaki (Hakim, 2002: 6).

Konsentrasi sebagai suatu proses pemusatan pikiran kepada suatu objek tertentu (Hakim, 2002: 1). Dengan adanya pengertian tersebut, timbullah suatu pengertian lain bahwa didalam melakukan konsentrasi, orang harus berusaha keras agar segenap perhatian panca indera dan pikirannya hanya boleh terfokus pada satu objek saja. Konsentrasi memerlukan kemampuan untuk mengendalikan pikiran. Ada gejala yang menunjukan pikiran itu sulit dikendalikan jika hanya mengandalkan pemaksaan melalui kemauan yang keras. Oleh karena itu, disamping mengandalkan kemauan, diperlukan teknik bagi setiap orang untuk dapat mengendalikan pikirannya didalam melakukan konsentrasi.

Menurut Maryam (2013: 1) dalam proses pembelajaran konsentrasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar, oleh karena itu setiap anak dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah diharapkan dapat berkonsentrasi dengan baik. Seorang anak yang mempunyai kemampuan baik dalam


(15)

2

berkonsentrasi akan lebih cepat dalam menangkap materi yang disampaikan guru pada proses pembelajaran dari pada siswa yang mempunyai konsentrasi yang kurang baik.

Gangguan konsentrasi pada anak sangat mungkin terjadi karena anak tidak dapat menikmati proses belajar yang dilakukannya, hal ini mungkin dapat terjadi karena anak sedang mempelajari pelajaran yang tidak disukai, pelajaran yang dirasakan sulit, pelajaran dari guru yang tidak disukai atau suasana tempat belajar yang ia pakai tidak menyenangkan. Konsentrasi akan terjadi secara otomatis dan mudah jika anak telah menikmati kegiatan yang dilakukannya. Anak tunagrahita ringan adalah salah satu anak yang memiliki gangguan konsentrasi ketika belajar, memang tidak semua anak tunagrahita ringan mengalami gangguan konsentrasi tetapi kondisi dilapangan banyak menunjukan bahwa anak tunagrahita ringan memiliki kesulitan dalam memusatkan perhatiannya dan tidak dapat fokus saat belajar. Seperti ketika belajar tidak tenang dan tidak betah duduk diam diatas kursi, mudah beralih perhatian, sering mengobrol, sering mengganggu temannya, sering menengok kekanan dan kekiri, lupa perintah guru dan suka terburu-buru yang mengakibatkan anak tidak berhasil dalam pembelajaran. Menurut Astati (2001: 4) keterbatasan kemampuan terutama dalam segi intelektual sudah barang tentu sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar anak tunagrahita, terutama bidang pengetahuan yang bersifat akademik. Masalah yang sering dialami terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar antara lain: kesulitan menangkap pelajaran, kesulitan memilih cara belajar yang baik, kesulitan bagi guru untuk mencari metode yang tepat, kesulitan berpikir abstrak, daya ingat yang sangat lemah dan sebagainya.

Salah satu anak yang mengalami gangguan konsentrasi adalah anak tunagrahita ringan yang berinisial CV duduk dikelas IV SDLB di SLB-C Budi Nurani Kota Sukabumi. Anak sulit fokus pada saat belajar, perhatiannya sangat mudah teralihkan seperti pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, anak sering tidak fokus pada materi pembelajaran yang disampaikan oleh


(16)

3 Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

guru, sering mengobrol, mengganggu temannya, menengok kekanan dan kekiri, lupa pada apa yang diperintahkan guru dan terburu-buru dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

Anak yang mengalami gangguan konsentrasi tampak pada gejala cepat bosan terhadap pelajaran atau sulit mendengarkan pelajaran yang diberikan guru di kelas sehingga anak sering menggobrol, bengong, tidak peduli, cuek dan apabila dipanggil beberapa kali baru menoleh. Gangguan konsentrasi dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Hakim (2002: 14-16) penyebab gangguan konsentrasi adalah faktor internal yaitu gangguan konsentrasi yang berasal dari dalam diri seseorang seperti mengantuk, lapar dan haus, gangguan panca indera, tidak betah diam dan hiperaktif, mudah gugup, emosional, mudah tergoda, mudah cemas dan mudah grogi sedangkan faktor eksternal yaitu gangguan konsentrasi yang berasal dari luar diri seseorang yaitu dari lingkungan disekitar orang tersebut berada seperti ruangan yang terlalu sempit, ruangan yang tidak bersih, tata letak barang yang tidak teratur, udara disekitar berpolusi, adanya aroma yang tidak sedap dan suhu udara yang terlalu panas. Selain disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal, gangguan konsentrasi juga banyak disebabkan oleh kurangnya latihan dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi.

Anak tunagrahita ringan memiliki keterbatasan didalam pembelajaran, anak tunagrahita ringan memiliki kesulitan dalam memusatkan perhatiannya dan tidak dapat fokus saat belajar, seperti ketika belajar tidak tenang dan tidak betah duduk diam diatas kursi, mudah beralih perhatian, sering mengobrol, sering mengganggu temannya, sering menengok kekanan dan kekiri, lupa perintah guru dan suka terburu-buru yang mengakibatkan anak tidak berhasil dalam pembelajaran sedangkan dalam proses pembelajaran konsentrasi sangat dibutuhkan oleh setiap anak, karena tanpa adanya konsentrasi maka proses pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik. Menurut Astati (2001: 3) mereka mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian, mereka pelupa dan mengalami kesulitan untuk mengungkapkan kembali suatu ingatan, sukar


(17)

4

dalam membuat kreasi yang baru, mereka juga menghindar dari hal-hal yang membutuhkan pemikiran, walaupun demikian anak tunagrahita ringan masih dapat belajar membaca, menulis dan berhitung secara sederhana. Untuk menunjang itu semua diperlukan konsentrasi supaya proses belajar dapat berlangsung secara optimal.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan anak dalam aspek konsentrasi, salah satunya yaitu melalui latihan menggambar teknik mozaik. Latihan menggambar teknik mozaik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menggambar dengan teknik menempel kepingan-kepingan kertas sesuai dengan pola pada media gambar berdasarkan dengan perintah. Latihan menggambar teknik mozaik ini diberikan dengan tujuan dapat terjadinya perubahan dalam kemampuan konsentrasi anak, karena didalam latihan ini menuntut ketelitian, ketekunan ketika anak diharuskan menempel potongan kertas pada pola gambar yang telah disediakan sesuai dengan perintah, karena menurut Purwanto (1990: 88) latihan dapat menyebabkan perubahan/ proses dalam tingkah laku, sikap dan pengetahuan. Latihan ini dibuat semenarik mungkin agar anak menjadi tertarik, oleh karena itu gambar yang digunakan sebagai pola untuk menempelkan kepingan-kepingan kertas tersebut adalah gambar yang disukai oleh anak.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya kemampuan konsentrasi yang dimiliki anak tunagrahita ringan dapat berpengaruh terhadap proses belajar.

2. Gangguan konsentrasi pada anak tunagrahita ringan mungkin terjadi karena anak tidak dapat menikmati proses belajar yang dilakukannya. Konsentrasi akan terjadi secara otomatis dan mudah jika anak telah menikmati kegiatan yang dilakukannya.


(18)

5 Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Kurangnya latihan dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi pada anak tunagrahita ringan di sekolah seperti latihan dengan bermain congklak, bermain fuzzle, menggambar kolase dan menggambar teknik mozaik.

4. Latihan menggambar teknik mozaik dapat menjadi salah satu latihan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan karena didalam latihan ini menuntut ketelitian, ketekunan pada saat anak menempelkan potongan kertas pada pola gambar.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun masalah yang dikaji dalam penelitian ini hanya dibatasi pada aspek konsentrasi. Aspek konsentrasi yang akan dikaji yaitu mengenai pengaruh latihan menggambar teknik mozaik terhadap peningkatan konsentrasi anak tunagrahita ringan di SLB C Budi Nurani Kota Sukabumi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : “ Apakah latihan menggambar teknik mozaik dapat meningkatkan konsentrasi anak tunagrahita ringan di

SLB C Budi Nurani Kota Sukabumi?”

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan menggambar teknik mozaik terhadap peningkatan konsentrasi anak tunagrahita ringan di SLB C Budi Nurani Kota Sukabumi.


(19)

6

b. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

 Mengetahui kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan sebelum melakukan latihan menggambar teknik mozaik.

 Mengetahui kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan setelah melakukan latihan menggambar teknik mozaik.

2. Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, kegunaan yang diharapkan adalah: a. Kegunaan Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran dan menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang Pendidikan Khusus tentang latihan menggambar teknik mozaik dalam meningkatkan konsentrasi anak tunagrahita ringan.

b. Kegunaan Praktis

Sebagai bahan referensi bagi guru untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan dengan menggunakan latihan menggambar teknik mozaik.


(20)

31

Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan metode yang akan digunakan dalam penelitian yang terdiri dari beberapa komponen antara lain variabel penelitian, metode penelitian, subjek dan lokasi penelitian, instrument penelitian, pengembangan instrumen dan teknik pengolahan data. Yang akan dijelaskan sebagai berikut:

A. Variabel Penelitian

Menurut Sunanto, dkk (2006: 12) berdasarkan fungsi hubungannya, variabel dalam penelitian eksperimen sekurang-kurangnya dibedakan menjadi variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, sebaliknya variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dikenal dengan istilah intervensi atau perlakuan dan dalam hal ini yaitu latihan menggambar teknik mozaik. Variabel terikat dalam penelitian kasus tunggal dikenal dengan perilaku sasaran atau target behavior dalam penelitian ini yaitu kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi terhadap variabel terikat, dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah latihan menggambar teknik mozaik. Latihan menggambar teknik mozaik secara konseptual menurut Purwanto (1990: 88) menyatakan bahwa latihan adalah suatu kegiatan yang dapat menyebabkan perubahan/ proses dalam tingkah laku, sikap dan pengetahuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1996: 288), menggambar adalah membuat gambar, melukis. Teknik adalah cara sistematis mengerjakan sesuatu atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni (Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua, 1996: 1024). Sedangkan menurut Djauhar, dkk


(21)

32

(1983: 51) mozaik adalah seni membuat tempelan kertas kecil-kecil berwarna yang hasilnya berupa lukisan mozaik.

Secara operasional latihan menggambar teknik mozaik adalah kegiatan atau aktivitas menggambar dengan teknik menempel kepingan-kepingan kertas sesuai dengan pola pada media gambar berdasarkan dengan perintah yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus untuk meningkatkan konsentrasi anak tunagrahita ringan. Latihan ini diberikan dengan tujuan dapat terjadinya perubahan dalam kemampuan konsentrasi anak, karena didalam latihan ini menuntut ketelitian, ketekunan ketika anak diharuskan menempel potongan kertas pada pola gambar yang telah disediakan sesuai dengan perintah. Karena apabila anak tidak fokus serta tidak teliti anak tidak dapat menempel sobekan kertas pada gambar yang sesuai dengan perintah yang diberikan. Karena didalam latihan menggambar teknik mozaik ini menggunakan fungsi penglihatan, untuk itu dalam teknik ini dituntut untuk fokus, teliti dan konsentasi.

Latihan menggambar teknik mozaik dalam penelitian ini disesuaikan dengan subjek CV yang berdasarkan Chronological Age (CA) berusia 11 tahun tetapi berdasarkan Mental Age (MA) kemampuan anak sama dengan anak usia 7 tahun yang biasanya duduk dikelas 1 sekolah dasar, dimana anak yang berusia 7 tahun masih senang bermain. Adapun karakteristik belajar anak usia sekolah dasar dalam Ensklopediateja (2013) yaitu: (1) senang bermain (2) senang bergerak (3) senang bekerja dalam kelompok dan (4) senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Melihat karakteristik tersebut maka diharapkan dengan pemberian latihan menggambar teknik mozaik ini dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi pada anak tuangrahita ringan, karena ketika latihan ini dilakukan, anak merasa tidak sedang belajar tetapi anak merasakan latihan yang sedang dilakukannya itu adalah kegiatan bermain.

Latihan menggambar teknik mozaik ini memiliki prosedur pelaksanaan yaitu: (1) menyiapkan ruangan yang akan digunakan untuk


(22)

33

Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tempat latihan (2) mengkondisikan keadaan anak yang akan mengikuti latihan, agar anak tidak takut dan gugup sehingga anak mau mengikuti latihan (3) menjelaskan terlebih dahulu aturan dalam mengikuti latihan menggambar teknik mozaik (4) mengevaluasi hasil latihan anak (5) memberikan nilai pada hasil latihan anak (6) memberikan reward apabila anak telah selesai melakukan latihan baik berupa hadiah maupun berupa pujian. Selain memiliki prosedur pelaksanaan, latihan menggambar teknik mozaik ini memiliki aturan permainan yaitu: (1) menyiapkan gambar/ media yang akan digunakan (2) menyiapkan kertas warna dan lem kertas yang akan digunakan (3) memberikan contoh cara membuat latihan menggambar teknik mozaik yaitu menempelkan potongan kertas berwarna pada pola gambar dengan menggunakan lem kertas (4) mencoba latihan apabila anak belum bisa membuatnya maka dibantu terlebih dahulu (5) memulai latihan menggambar teknik mozaik apabila anak sudah dianggap mengerti.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan konsentrasi. Menurut Saputra (2010: 4), konsentrasi adalah tindakan memfokuskan pikiran pada suatu hasrat tertentu hingga cara-cara dan sarana untuk merealisasikannya ditemukan dan dijalankan dengan sukses. Konsentrasi melibatkan rasa perhatian pada apa yang sedang terjadi, sehingga anak yang tidak dapat berkonsentrasi akan kesulitan untuk memfokuskan perhatian pada suatu kegiatan. Dengan kata lain, anak tidak dapat memperhatikan sesuatu dalam waktu lama dan mudah teralihkan perhatiannya pada objek yang lain. Secara konseptual konsentrasi adalah pemusatan perhatian pada suatu objek yang berlangsung secara terus menerus. Astati (2001: 3) menyatakan bahwa anak tunagrahita mengalami kesukaran dalam pemusatan perhatian, mereka pelupa dan mengalami


(23)

34

kesulitan untuk mengungkapan kembali suatu ingatan, sukar dalam membuat kreasi yang baru, mereka juga mengindar dari hal-hal yang membutuhkan pemikiran.

Kemampuan konsentrasi dalam penelitian ini adalah berapa lama anak mampu untuk fokus dan memusatkan perhatiannya pada suatu objek yang diberikan, kemampuan konsentrasi anak diukur sebelum (A-1), selama (B) dan setelah (A-2) anak melakukan intervensi. Pencatatan data dilakukan secara off task yaitu penghitungan data yang dilakukan setelah intervensi diberikan, kemampuan konsentrasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan durasi. Menurut Sunanto, dkk (2006: 16) durasi (duration) berguna untuk mengetahui berapa lama suatu perilaku atau menunjukan seberapa lama waktu seseorang melakukan suatu perilaku (on-task). Intervensi dalam penelitian ini adalah latihan menggambar teknik mozaik yang dilakukan selama 30 menit dan pencatatan data untuk mengukur kemampuan konsentrasi anak dilakukan setelah intervensi diberikan. Tes untuk mengetahui kemampuan konsentrasi anak dilakukan dalam tiga tahap meliputi baseline-1 (A-1) untuk mengetahui kemampuan konsentrasi awal dilakukan dengan cara subjek diberikan tugas untuk mengidentifikasi objek. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana anak dapat berkonsentrasi ketika mengerjakan tugas sebelum diadakannya perlakuan atau treatment. Pada intervensi (B) untuk mengetahui kondisi subjek penelitian selama diberikan perlakuan, dalam hal ini adalah pemberian latihan menggambar teknik mozaik secara berulang-ulang, untuk mengetahui kemampuan konsentrasi anak dilakukan tes perbuatan melalui identifikasi objek. Dan pada baseline-2 (A-2) subjek diberikan tugas kembali untuk mengidentifikasi objek, hal ini dilakukan kembali untuk melihat sejauh mana anak dapat berkonsentrasi ketika mengerjakan tugas setelah dilakukan perlakuan melalui latihan menggambar teknik mozaik. Pada saat anak diperintahkan untuk mulai mengerjakan tes identifikasi objek maka perhitungan waktu akan dimulai menggunakan


(24)

35

Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

stopwatch dan ketika anak sudah dianggap tidak bisa berkonsentrasi lagi sesuai dengan kriteria maka perhitungan waktu akan dihentikan. Dengan mengacu pada pendapat Maryam (2013: 34), anak dianggap sudah tidak mampu berkonsentrasi lagi ketika: (1) anak sudah mengalihkan perhatiannya pada objek lain dengan waktu yang relatif singkat sebanyak tiga kali, pada saat mengerjakan tugas, (2) anak mengalihkan perhatiannya pada objek lain dengan waktu yang relatif lama, pada saat mengerjakan tugas, (3) anak keluar dari tempat duduknya ketika mengerjakan tugas, (4) anak sudah tidak melanjutkan pekerjaannya, dan (5) anak meninggalkan perkerjaannya begitu saja.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain penelitian eksperimen yang menggunakan disain subjek tunggal Single Subject Rerearch (SSR). Single Subject Research (SSR) adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan subjek tunggal, tujuannya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu perlakuan yang diberikan kepada suatu subjek.

Disain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah disain A-B-A. menurut Sunanto, dkk (2006: 44) menyatakan bahwa disain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari disain A-B. Desain A-B-A ini menunjukan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas yang lebih kuat dibandingkan dengan disain A-B. Prosedur dasarnya tidak banyak berbeda dengan disain A-B hanya saja ada pengulangan kondisi baseline. Penggunaan desain A-B-A dalam penelitian ini adalah untuk melihat adanya hubungan sebab akibat antar variabel.

Pengukuran dalam penelitian ini dilakukan secara off task yaitu penghitungan data yang dilakukan setelah intervensi diberikan. Intervensi dalam penelitian ini adalah latihan menggambar teknik mozaik yang dilakukan selama 30 menit dan pencatatan data untuk mengukur


(25)

36

kemampuan konsentrasi anak dilakukan setelah intervensi latihan menggambar teknik mozaik diberikan. Setelah intervensi diberikan maka tes selanjutnya yang digunakan untuk mengetahui kemampuan konsentrasi anak yaitu dengan memberikan tes untuk mengidentifikasi objek.

Pelaksanaan disain A-B-A adalah mula-mula target behavior diukur secara kontinyu pada kondisi baseline (A-1) dengan periode waktu tertentu. Setelah data stabil pada kondisi (A-1), maka intervensi (B) diberikan dengan waktu 30 menit per sesi, pengumpulan data pada kondisi intervensi (B) dilakukan secara kontinu sampai data mencapai level stabil. Setelah pengukuran pada kondisi intervensi (B) selesai, maka dilakukan pengukuran pada kondisi baseline kedua (A-2), penambahan kondisi baseline kedua (A-2) ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk kondisi intervensi sehingga keyakinan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas (latihan menggambar teknik mozaik) terhadap variabel terikat ( kemampuan konsentrasi) lebih kuat.

Menurut Sunanto, dkk (2006: 45) hampir sama dengan struktur disain A-B, struktur dasar disain A-B-A adalah seperti terlihat pada grafik 3.1

Kemampuan Konsentrasi

Sesi (waktu) Durasi


(26)

37

Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Grafik 3.1 Desain A-B-A Keterangan :

Baseline (A-1)

Merupakan kemampuan dasar anak, dimana pengukuran dilakukan pada keadaan natural sebelum anak diberikan perlakuan apapun, dalam penelitian ini kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan konsentrasi. Anak diberikan tugas untuk mengidentifikasi objek, tugas ini diberikan untuk melihat sejauh mana anak dapat berkonsentrasi ketika mengerjakan tugas yang diberikan. Data diambil secara alami sehingga terlihat kemampuan awal yang dimiliki oleh anak, pengamatan data dilakukan secara berulang.

 Intervensi (B)

Kondisi anak selama diberikan perlakuan, perlakuan disini adalah pemberian latihan menggambar teknik mozaik secara berulang yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan konsentrasi anak selama diberi perlakuan. Intervensi (B) ini dilakukan setelah menemukan angka yang stabil pada tahap baseline (A-1).

Baseline (A-2)

Pengamatan yang dilakukan tanpa intervensi, pengamatan ini dilakukan setelah anak diberikan perlakuan pada intervensi (B). Baseline (A-2) ini diberikan sebagai kontrol dari kegiatan intervensi (B) sehingga baseline ini berfungsi sebagai tolak ukur untuk keberhasilan yang dilakukan pada intervensi (B), apakah intervensi (B) yang diberikan berpengaruh pada anak atau tidak.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa tunagrahita ringan kelas IV SDLB C Budi Nurani Kota Sukabumi yang mengalami hambatan dalam konsentrasi, adapun identitas siswa tersebut adalah sebagai berikut:


(27)

38

Nama : CV

Jenis Kelamin : Laki-Laki

TTL : Sleman, 07 Juli 2003

Karakteristik Anak :

Anak sulit sekali fokus saat mengikuti kegiatan belajar, perhatiannya sangat mudah teralihkan oleh rangsangan dari luar seperti pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, apabila CV sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan mendengar suara dari luar kelas, CV langsung berlari kearah jendela dan membuka gorden lalu mengintip. CV membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dikarenakan anak kesulitan untuk memusatkan perhatiannya secara terus menerus pada satu kegiatan, ketika CV sedang mengerjakan tugasnya selalu saja perhatiannya mudah beralih seperti mengajak ngobrol temannya, menengok kekanan dan kekiri, mengganggu temannya sampai menangis, memainkan mainan yang dibawanya dari rumah, lupa pada apa yang diperintahkan oleh guru dan terburu-buru dalam menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga banyak tugas yang diselesaikan dengan keliru.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB C Budi Nurani Kota Sukabumi Jalan Lio Balandongan No 12 Kelurahan Sudajaya Hilir Kota Sukabumi.

D. Instrumen dan Pengembangan Instrumen 1. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya penelitian adalah melakukan pengukuran, dalam melakukan pengukuran harus ada alat ukur yang baik, alat ukur dalam penelitian biasanya disebut instrumen. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang


(28)

39

Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

diamati (Sugiono 2009: 148). Instrumen identifikasi objek dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan konsentrasi, kemampuan konsentrasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan satuan durasi. Menurut Sunanto, dkk (2006: 16) Durasi (duration) berguna untuk mengetahui berapa lama suatu perilaku atau menunjukan seberapa lama waktu seseorang melakukan suatu perilaku (on-task). Instrumen yang digunakan untuk mengukur konsentrasi adalah berupa tes perbuatan dengan meminta anak untuk mengidentifikasi objek, saat anak diperintahkan untuk mulai mengerjakan latihan maka perhitungan waktu akan dimulai menggunakan stopwatch dan ketika anak sudah dianggap tidak bisa berkonsentrasi lagi sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya maka perhitungan waktu akan dihentikan.

Dalam penelitian ini identifikasi objek dipilih sebagai instrument karena disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak yang akan diteliti, karena berdasarkan pengamatan penulis di lapangan anak sangat tertarik pada pembelajaran yang menggunakan gambar daripada pembelajaran yang bersifat akademik seperti menulis, membaca dan berhitung sederhana.

Pada penelitian ini data diukur dalam 15 sesi dan dibagi kedalam 3 kondisi yaitu baseline-1 (A-1) sebanyak 4 sesi, Intervensi (B) sebanyak 7 sesi dan baseline-2 (A-2) sebanyak 4 sesi. Data yang diukur dalam penelitian ini adalah berapa lama anak tunagrahita ringan dapat fokus untuk memusatkan perhatiannya dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Saat anak diperintahkan untuk mulai mengerjakan latihan maka perhitungan waktu akan dimulai menggunakan stopwatch dan ketika anak sudah dianggap tidak bisa berkonsentrasi lagi sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya maka perhitungan waktu akan dihentikan.


(29)

40

Menurut Sugiono (2009: 148) Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan konsentrasi anak, instrument digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Sebelum instrument penelitian ini diberikan kepada anak, maka harus diuji cobakan terlebih dahulu untuk membuat instrument menjadi layak untuk digunakan. Pengembangan instrument didalam penelitian dilakukan untuk mengetahui instrument yang akan digunakan dalam penelitian sudah memenuhi persyaratan serta layak untuk digunakan sebagai alat dalam mengumpulkan data.

Alat ukur yang tidak valid akan mempengaruhi hasil data yang didapatkan pada penelitian, maka dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan menggunakan pendapat para ahli (expert judgment) yaitu untuk mengkonsultasikan instrumen yang akan digunakan. Pada penelitian ini validitas instrumen dikonsultasikan kepada tiga orang ahli sesuai dengan bidang keilmuan dalam mengkaji suatu instrument, diantaranya adalah satu orang dosen Pendidikan Khusus UPI, satu orang kepala sekolah SLB C Budi Nurani Kota Sukabumi dan satu orang guru SLB C Budi Nurani Kota Sukabumi. Dosen dinyatakan sebagai expert karena sesuai dengan bidangnya dalam Pendidikan Khusus dalam mengkaji instrument, sedangkan kepala sekolah dan guru dinyatakan sebagai expert karena keduanya sudah berpengalaman dilapangan. Menurut Susetyo (2011: 92) butir tes dinyatakan valid jika kecocokannya dengan indikator mencapai lebih dari 50%, maka rumus yang akan digunakan untuk menghitung data yang telah diperoleh melalui expert judgment adalah:

P = f X 100% f


(30)

41

Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

P = Persentase

f = Frekuensi cocok menurut penilai

f = Jumlah Penilai

Data yang telah diperoleh melalui expert judgment yang dilakukan oleh tiga orang ahli sesuai dengan bidang keilmuan dalam mengkaji suatu instrument adalah:

No Jumlah Checklist Expert Judgement

Jumlah Cocok

Persentase Keterangan

Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3

1 1 1 1 3 100% Valid

2 1 1 1 3 100% Valid

3 1 1 1 3 100% Valid

4 1 1 1 3 100% Valid

5 1 1 0 2 66,7% Valid

6 1 1 1 3 100% Valid

7 1 1 1 3 100% Valid

8 1 1 1 3 100% Valid

Keterangan Penilai:

Penilai 1 = Dr. H. Maman Abdurahman SR, M.Pd Penilai 2 = Hj. Yayah Rokayah, S.Pd

Penilai 3 = Armilah, S.Pd

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Analisis data merupakan tahap terakhir dalam penelitian sebelum penarikan kesimpulan. Dalam penelitian eksperimen dengan subjek tunggal


(31)

42

menggunakan teknik analisis statistik deskriptif (Sunanto, 2006: 65). Teknik analisis statistik deskriptif yaitu teknik analisis yang menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai mana adanya, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu. Data hasil penelitian akan dijabarkan dalam bentuk grafik, grafik yang akan digunakan adalah grafik garis sehingga akan terlihat dengan jelas apakah ada pengaruh yang timbul dari suatu intervensi dalam hal ini latihan menggambar teknik mozaik terhadap kemampuan konsentrasi anak.

Pengolahan data adalah tahapan akhir yang dilakukan dalam penelitian ini, tujuannya untuk mengolah data yang didapatkan dari hasil penelitian dilapangan. Pengolahan data ini dilakukan agar data yang telah terkumpul dapat diolah dan hasilnya dapat disimpulkan untuk menjawab permasalahan yang diteliti.

Menurut Maryam (2013: 41-42) langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Menghitung waktu atau durasi hasil pengukuran data pada fase A-1 (Baseline-1)

2. Menghitung waktu atau durasi hasil pengukuran data pada fase B (Intervensi)

3. Menghitung waktu atau durasi hasil pengukuran data pada fase A-2 (Baseline-2)

4. Membuat tabel perhitungan data pada fase A-1 (Baseline-1), B (Intervensi) dan A-2 (Baseline-2)

5. Menjumlahkan semua waktu atau durasi yang diperoleh pada fase A-1 (Baseline-1), B (Intervensi) dan A-2 (Baseline-2)

6. Membandingkan hasil waktu atau durasi pada fase A-1 (Baseline-1), B (Intervensi) dan A-2 (Baseline-2)

7. Membuat analisis dalam bentuk grafik sehingga dapat dilihat secara jelas perubahan yang terjadi pada setiap fase


(32)

43

Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

8. Gambar grafik perkembangan yang digunakan dalam mengolah data yaitu gambar grafik disain A-B-A

Sunanto (2006: 68-70) menerangkan bahwa didalam analisis data terdapat analisis dalam kondisi yaitu analisis perubahan data dalam suatu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi dan analisis antar kondisi yaitu analisis data yang terkait dengan komponen utama, yaitu meliputi:

a. Analisis dalam kondisi 1. Panjang Kondisi

Banyaknya data dalam kondisi tersebut. Banyaknya data dalam suatu kondisi juga menggambarkan banyaknya sesi dilakukan pada kondisi tersebut. Panjang kondisi atau banyaknya data dalam kondisi baseline tidak ada ketentuan yang pasti. Namun demikian, data dalam kondisi baseline dikumpulkan sampai data menunjukan stabilitas dan arah yang jelas.

2. Kecenderungan Arah

Digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan di bawah garis tersebut sama banyaknya.

3. Tingkat Stabilitas

Menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Adapun tingkat stabilitas data ini dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean. Jika sebanyak 50% atau lebih data berada dalam rentang 50% di atas dan di bawa mean, maka data tersebut dapat dikatakan stabil.

4. Tingkat Perubahan

Menunjukan besarnya perubahan antar dua data. Tingkat perubahan data ini dapat dihitung untuk data dalam suatu kondisi maupun data antar kondisi.


(33)

44

5. Jejak Data

Merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi. Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terjadi tiga kemungkinan yaitu menaik, menurun dan mendatar.

6. Rentang

Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antara data pertama dengan data terakir. Rentang ini memberikan informasi sebagaimana yang diberikan pada analisis tentang tingkat perubahan.

b. Analisis antar kondisi 1. Variabel yang diubah

Dalam analisis data antar kondisi sebaiknya variabel terikat atau perilaku sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis ditekankan pada efek atau pengaruh intervensi Dalam analisis data antar kondisi terhadap perilaku sasaran.

2. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya

Dalam analisis data antar kondisi, perubahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi menunjukan makna perubahan perilaku sasaran yang disebabkan oleh intervensi.

3. Perubahan Level Data

Menunjukan seberapa besar data berubah. Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu tingkat perubahan data antar kondisi (misalnya kondisi baseline dan intervensi) ditunjukan selisih antara data terakhir pada kondisi baseline dan data pertama pada kondisi intervensi


(34)

67

Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap subjek CV anak tunagrahita ringan yang mempunyai hambatan dalam konsentrasi, didapatkan hasil analisis data yang menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan dalam konsentrasi setelah diberikan intervensi berupa latihan menggambar teknik mozaik. Latihan menggambar teknik mozaik adalah kegiatan atau aktivitas menggambar dengan teknik menempel kepingan-kepingan kertas sesuai dengan pola pada media gambar berdasarkan dengan perintah yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus untuk meningkatkan konsentrasi anak tunagrahita ringan, didalam latihan ini menuntut ketelitian, ketekunan ketika anak diharuskan menempel potongan kertas pada pola gambar yang telah disediakan sesuai dengan perintah, apabila anak tidak fokus serta tidak teliti anak tidak dapat menempel sobekan kertas pada gambar yang sesuai dengan perintah yang diberikan, karena didalam latihan menggambar teknik mozaik ini menggunakan fungsi penglihatan, untuk itu dalam teknik ini dituntut untuk fokus, teliti dan konsentasi. Hal ini menunjukan bahwa adanya pengaruh latihan menggambar teknik mozaik terhadap peningkatan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan. Besar pengaruh tersebut dapat dilihat dari perubahan mean level fase Baseline-1 (A-1) adalah 23 detik, pada fase Intervensi (B) meningkat menjadi 24,3 detik dan pada fase Baseline-2 (A-2) kembali meningkat menjadi 30 detik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari latihan menggambar teknik mozaik yang diberikan pada subjek CV terhadap kemampuan konsentrasinya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, menunjukan bahwa latihan menggambar teknik mozaik dapat dipergunakan untuk melatih meningkatkan konsentrasi anak tunagrahita ringan. Dengan demikian penelitian ini dapat


(35)

68

membuktikan bahwa latihan menggambar teknik mozaik berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas bahwa penggunaan latihan menggambar teknik mozaik dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan, maka peneliti merekomendasikan beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Para Pendidik

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi para pendidik untuk menggunakan latihan menggambar teknik mozaik dalam upaya meningkatkan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan. Karena didalam latihan ini menuntut ketelitian, ketekunan ketika anak diharuskan menempel potongan kertas pada pola gambar yang telah disediakan sesuai dengan perintah.

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengadakan penelitian lanjutan dengan menggunakan latihan menggambar teknik mozaik dengan target behavior yang berbeda, seperti anak tunagrahita sedang yang memiliki gangguan konsentrasi.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan kepada subjek yang memiliki hambatan yang berbeda, seperti Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) serta anak berkebutuhan khusus lainnya yang memiliki gangguan dalam konsentrasi.

c. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan latihan-latihan yang lebih variatif dan lebih menarik lagi dalam melatih kemampuan konsentrasi anak tunagrahita.


(36)

69

Shinta Dwi Mutiarawati, 2015

Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Amin, Moh. 1995. Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Depdikbud Dikti. Proyek Peningkatan Tenaga Guru.

Arifin, Djauhar, dkk. 1983. Pedoman Guru Seni Rupa Sekolah Dasar. Jakarta: Penerbit PT. Rais Utama

Astati. 2001. Terapi Musik Bagi Anak Tunagrahita. Bandung: Penerbit CV. Pandawa

Astati. 2001. Persiapan Pekerjaan Penyandang Tunagrahita. Bandung: Penerbit CV. Pandawa

Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Anak Tunagrahita.Bandung: Penerbit Refika Aditama

Ensklopediateja. 2013. Karakter Anak Usia Sekolah Dasar [Online]

http://ensklopediateja.blogspot.com/2013/04/karakter-anak-usia-sekolah-dasar.html?m=1/ [ April 2013]

Farhani, T Nur. 2012. Implementasi Kegitan Bermain dalam Mengembangkan Kemampuan Konsentrasi Anak. Skripsi PGPAUD. FIP. UPI : Tidak Diterbitkan

Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Gangguan Konsentrasi. Jakarta: Penerbit Puspa Swara

Juang, S., Takeuchi, K., dan Nakata, H. 2006. Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: Penerbit UPI Press

Kosasih, E. 2012. Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Penerbit Yrama Widya


(37)

70

Maryam, S Yuliana. 2013. Pengaruh Latihan Identifikasi Objek Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi PKh. FIP.UPI: Tidak Diterbitkan

Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya

S. Solich, Warsono, dkk. 2007. Seni Budaya dan Keterampilan Untuk Sekolah Dasar Kelas 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Saputra, Arvin. 2010. 101 Hukum Sukses Tentang Memelihara Konsentrasi dan Kerjasama. Tangerang: Penerbit Karisma Publishing Group

Somantri, T. Sutjihati. 2006. Psikologi Luar Biasa. Bandung: Penerbit Refika Aditama

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta

Susetyo, Budi. 2011. Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: Penerbit CV Cakra

Tim Penyusun Kamus. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka

Zaviera, Ferdinand. 2007. Cara Cerdas Menghadapi Anak Hiperaktif dan Gangguan Konsentrasi. Jogyakarta Penerbit: Kata Hati


(1)

8. Gambar grafik perkembangan yang digunakan dalam mengolah data yaitu gambar grafik disain A-B-A

Sunanto (2006: 68-70) menerangkan bahwa didalam analisis data terdapat analisis dalam kondisi yaitu analisis perubahan data dalam suatu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi dan analisis antar kondisi yaitu analisis data yang terkait dengan komponen utama, yaitu meliputi:

a. Analisis dalam kondisi 1. Panjang Kondisi

Banyaknya data dalam kondisi tersebut. Banyaknya data dalam suatu kondisi juga menggambarkan banyaknya sesi dilakukan pada kondisi tersebut. Panjang kondisi atau banyaknya data dalam kondisi baseline tidak ada ketentuan yang pasti. Namun demikian, data dalam kondisi

baseline dikumpulkan sampai data menunjukan stabilitas dan arah yang

jelas.

2. Kecenderungan Arah

Digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan di bawah garis tersebut sama banyaknya.

3. Tingkat Stabilitas

Menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Adapun tingkat stabilitas data ini dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% di atas dan di bawah

mean. Jika sebanyak 50% atau lebih data berada dalam rentang 50% di

atas dan di bawa mean, maka data tersebut dapat dikatakan stabil. 4. Tingkat Perubahan


(2)

5. Jejak Data

Merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi. Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terjadi tiga kemungkinan yaitu menaik, menurun dan mendatar.

6. Rentang

Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antara data pertama dengan data terakir. Rentang ini memberikan informasi sebagaimana yang diberikan pada analisis tentang tingkat perubahan.

b. Analisis antar kondisi 1. Variabel yang diubah

Dalam analisis data antar kondisi sebaiknya variabel terikat atau perilaku sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis ditekankan pada efek atau pengaruh intervensi Dalam analisis data antar kondisi terhadap perilaku sasaran.

2. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya

Dalam analisis data antar kondisi, perubahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi menunjukan makna perubahan perilaku sasaran yang disebabkan oleh intervensi.

3. Perubahan Level Data

Menunjukan seberapa besar data berubah. Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu tingkat perubahan data antar kondisi (misalnya kondisi

baseline dan intervensi) ditunjukan selisih antara data terakhir pada


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap subjek CV anak tunagrahita ringan yang mempunyai hambatan dalam konsentrasi, didapatkan hasil analisis data yang menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan dalam konsentrasi setelah diberikan intervensi berupa latihan menggambar teknik mozaik. Latihan menggambar teknik mozaik adalah kegiatan atau aktivitas menggambar dengan teknik menempel kepingan-kepingan kertas sesuai dengan pola pada media gambar berdasarkan dengan perintah yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus untuk meningkatkan konsentrasi anak tunagrahita ringan, didalam latihan ini menuntut ketelitian, ketekunan ketika anak diharuskan menempel potongan kertas pada pola gambar yang telah disediakan sesuai dengan perintah, apabila anak tidak fokus serta tidak teliti anak tidak dapat menempel sobekan kertas pada gambar yang sesuai dengan perintah yang diberikan, karena didalam latihan menggambar teknik mozaik ini menggunakan fungsi penglihatan, untuk itu dalam teknik ini dituntut untuk fokus, teliti dan konsentasi. Hal ini menunjukan bahwa adanya pengaruh latihan menggambar teknik mozaik terhadap peningkatan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan. Besar pengaruh tersebut dapat dilihat dari perubahan mean level fase Baseline-1 (A-1) adalah 23 detik, pada fase Intervensi (B) meningkat menjadi 24,3 detik dan pada fase Baseline-2 (A-2) kembali meningkat menjadi 30 detik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari latihan menggambar teknik mozaik yang diberikan pada subjek CV terhadap kemampuan konsentrasinya.


(4)

membuktikan bahwa latihan menggambar teknik mozaik berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas bahwa penggunaan latihan menggambar teknik mozaik dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan, maka peneliti merekomendasikan beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Para Pendidik

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi para pendidik untuk menggunakan latihan menggambar teknik mozaik dalam upaya meningkatkan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan. Karena didalam latihan ini menuntut ketelitian, ketekunan ketika anak diharuskan menempel potongan kertas pada pola gambar yang telah disediakan sesuai dengan perintah.

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengadakan penelitian lanjutan dengan menggunakan latihan menggambar teknik mozaik dengan

target behavior yang berbeda, seperti anak tunagrahita sedang yang

memiliki gangguan konsentrasi.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan kepada subjek yang memiliki hambatan yang berbeda, seperti Attention

Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) serta anak berkebutuhan

khusus lainnya yang memiliki gangguan dalam konsentrasi.

c. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan latihan-latihan yang lebih variatif dan lebih menarik lagi dalam melatih kemampuan konsentrasi anak tunagrahita.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Moh. 1995. Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Depdikbud Dikti. Proyek Peningkatan Tenaga Guru.

Arifin, Djauhar, dkk. 1983. Pedoman Guru Seni Rupa Sekolah Dasar. Jakarta: Penerbit PT. Rais Utama

Astati. 2001. Terapi Musik Bagi Anak Tunagrahita. Bandung: Penerbit CV. Pandawa

Astati. 2001. Persiapan Pekerjaan Penyandang Tunagrahita. Bandung: Penerbit CV. Pandawa

Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Anak Tunagrahita.Bandung: Penerbit Refika Aditama

Ensklopediateja. 2013. Karakter Anak Usia Sekolah Dasar [Online]

http://ensklopediateja.blogspot.com/2013/04/karakter-anak-usia-sekolah-dasar.html?m=1/ [ April 2013]

Farhani, T Nur. 2012. Implementasi Kegitan Bermain dalam Mengembangkan

Kemampuan Konsentrasi Anak. Skripsi PGPAUD. FIP. UPI : Tidak

Diterbitkan

Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Gangguan Konsentrasi. Jakarta: Penerbit Puspa Swara

Juang, S., Takeuchi, K., dan Nakata, H. 2006. Penelitian dengan Subjek

Tunggal. Bandung: Penerbit UPI Press


(6)

Maryam, S Yuliana. 2013. Pengaruh Latihan Identifikasi Objek Terhadap

Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi PKh.

FIP.UPI: Tidak Diterbitkan

Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya

S. Solich, Warsono, dkk. 2007. Seni Budaya dan Keterampilan Untuk Sekolah

Dasar Kelas 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Saputra, Arvin. 2010. 101 Hukum Sukses Tentang Memelihara Konsentrasi

dan Kerjasama. Tangerang: Penerbit Karisma Publishing Group

Somantri, T. Sutjihati. 2006. Psikologi Luar Biasa. Bandung: Penerbit Refika Aditama

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta

Susetyo, Budi. 2011. Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: Penerbit CV Cakra

Tim Penyusun Kamus. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka

Zaviera, Ferdinand. 2007. Cara Cerdas Menghadapi Anak Hiperaktif dan