PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA.

(1)

SEPAK BOLA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Olahraga

Oleh : ANDA PANE

1302414

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAH RAGA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

SEPAK BOLA

Oleh :

Anda Pane 1302414

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Pendidikan Olahraga Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

paneanda@yahoo.co.id

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,


(3)

ANDA PANE, S.Pd 1302414

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUAL TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK

BOLA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing

Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes, AIFO NIP. 196207181988031004

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga

Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes, AIFO NIP. 196207181988031004


(4)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Anda Pane S.Pd (2015): “Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Sepak Bola”. Tesis, Bandung. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh model pembelajaran dan kecerdasan intelektual terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran inkuiri dan Cooperative learning tipe STAD (Student

Team Achievement Division). Hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai alternatif solusi dalam rangka pengembangan kualitas pembelajaran sepak bola. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain nonequivalent

pre-tes pos-test design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 280 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 71 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling. Waktu penelitian yaitu selama 6 minggu, jumlah perlakuan selama 12 kali pertemuan, dengan frekuensi 1 minggu 2 kali. Instrumen yang digunakan untuk tes kecerdasan intelektual adalah Advanced Progressive Matrices dan tes keterampilan sepak bola dari Yeagley. Teknik analisi data yang digunakan adalah Analisis Covarian (ANCOVA) yang dengan taraf

signifikansi α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tidak

terdapat hubungan kecerdasan intelektual dengan keterampilan gerak dasar sepak bola. (2) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan gerak dasar sepak bola yang diajar melalui model inkuiri dan model cooperative learning tipe STAD. (3) Tidak terdapat pengaruh antara model pembelajaran dan kecerdasan intelektual terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola secara bersama-sama.

Kata kunci : Model Pembelajaran, Kecerdasan Intelektual,


(5)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Anda Pane S.Pd (2015): “The Effect of Learning Model and the Intelligence Quotient on the Learning Outcomes of Football Skills. Thesis. Bandung. School of Postgraduate Indonesia University of Education.

The purpose of this research is to find out the effect of the learning model and the intelligence quotient on the learning outcomes of football skills. The learning model used is the inkuiri and the cooperative learning with STAD (Student Team Achievement Division) type. It is expected that the result of this research will be used as an alternative solution in developing the quality of football learning. The method used is the experiment method with the nonequivalent pre-test post-test design. The population of this study are 280 students of grade VII in SMP Negeri 1 Cisarua, West Bandung. The sample is 71 students and the sampling technique used is the purposive sampling technique. The research takes around 6 weeks, with 12 meetings for the treatments and it is done twice a week. The instrument used for the intelligence quotient test is Advanced Progressive Matrices and the soccer skills test by Yeagley. The data analysis used Covarian Analysis with the α 0,05 significance level. The result shows that (1) there is no connection of intellectual quotient with learning outcomes of the football skills. (2) there is no significant difference between the learning football skills taught through inkuiri and cooperative learning model with STAD type (3) there is no effect between the learning model and the intellectual quotient on the learning outcomes of football skills jointly.


(6)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TESIS ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I ... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi Penulisan Tesis ... Error! Bookmark not defined. BAB II ... Error! Bookmark not defined. LANDASAN TEORITIS ... Error! Bookmark not defined. A. Hakekat Sepak Bola ... Error! Bookmark not defined. B. Keterampilan Gerak Dasar Sepak Bola ... Error! Bookmark not defined. C. Teknik Dalam Permainan Bola ... Error! Bookmark not defined. D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sepak Bola ... Error!

Bookmark not defined.

E. Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. F. Model Pembelajaran Inkuiri ... Error! Bookmark not defined. G. Model Cooperative Learning Tipe STAD .. Error! Bookmark not defined. H. Kecerdasan Intelektual ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... Error! Bookmark not defined. J. Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined. K. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III ... Error! Bookmark not defined. METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not

defined.

F. Langkah-Langkah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. G. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. H. Defenisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. I. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. J. Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... Error! Bookmark not defined. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Deskripsi Data ... Error! Bookmark not defined. 2. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 4. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB V ... Error! Bookmark not defined. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not

defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Implikasi ... Error! Bookmark not defined. C. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sepak bola adalah cabang olahraga yang menggunakan bola yang terbuat dari bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 orang pemain inti dan sebagian pemain cadangan. Olahraga sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan memasukkan bola kegawang lawan. Olahraga ini dimainkan dalam lapangan yang berbentuk persegi panjang di atas rumput atau bisa juga rumput sintesis. Olahraga sepak bola termasuk salah satu olahraga yang paling populer di dunia. Hal ini terbukti dari banyaknya orang-orang yang menggemarinya. Memasuki abad ke-21, olahraga sepak bola telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara (Wikpedia) dan hal ini terus mengalami peningkatan hingga sampai saat ini. Kepopuleran sepak bola pada umumnya diakibatkan oleh beberapa hal. Selain dari tujuan untuk mencapai prestasi, olahraga sepak bola juga dapat dijadikan sebagai olahraga kesehatan dan rekreasi. Dalam tataran yang lebih luas sepak bola juga dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkokoh rasa persahabatan antar negara.

Kedudukan sepak bola yang populer ternyata sampai pada lingkungan sekolah. baik itu sekolah formal maupun informal. Dalam kurikulum sekolah formal, sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang dimasukkan sebagai sebuah materi pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. materi sepak bola dipelajari mulai dari tingkat SD, SMP, sampai tingkat SMA. Pembelajaran gerak yang merupakan salah satu bagian dari pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah merupakan dasar pertimbangan sehingga sepak bola dijadikan sebagai salah satu materi yang harus dipelajari dalam penjas. dengan belajar sepak bola siswa diharapkan memiliki keterampilan gerak yang memadai. Secara umum sepak bola banyak mengandung ketrampilan-ketrampilan gerak. Dalam sepak bola terdapat keterampilan gerak berpindah tempat, seperti lari kesegala arah, meloncat, melompat, menendang, menangkap dan lain sebagainya. Anak-anak


(9)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terlibat dalam pembelajaran sepak bola di sekolah diharapkan memperoleh keterampilan gerak yang terkandung dalam sepak bola. Keterampilan gerak tersebut diharapkan dapat menjadi bekal dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Jika seorang siswa mempunyai keterampilan gerak yang baik, maka dia mempunyai kesempatan besar untuk meraih kecakapan hidup yang dibutuhkan.

Banyak faktor yang berpengaruh dalam menentukan keberhasilan anak ketika mempelajari keterampilan gerak dasar sepak bola. Faktor utama yang memiliki peran penting dalam mendukung keterampilan sepak bola adalah guru. Peranan guru sangat kompleks dalam rangka mengembangkan potensi belajar siswa secara optimal. faktor kedua yang menjadi objek sentral adalah siswa. keterlibatan siswa dalam aktifitas di sekolah didorong oleh tenaga pendidik. Melalui aktifitas belajar, siswa dapat berkolaborasi dengan guru, teman dan lingkungan yang mendukung dalam situasi belajar untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai positif sebagai pedoman untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. faktor ketiga adalah sarana prasarana berolahraga. Sarana prasarana merupakan faktor yang tak kalah penting dalam penentuan keberhasilan belajar sepak bola. Dalam hal ini lapangan sepak bola merupakan hal utama yang harus terpenuhi sehingga proses belajar sepak bola dapat terlaksana. Untuk menunjang keberhasilan belajar ketrampilan gerak dasar sepak bola guru juga harus dapat memilih dan menguasai model pembelajaran yang dipandang cocok diterapkan kepada siswa yang akan diajarkannya. Model pembelajaran akan berhasil apabila model tersebut sesuai dengan kondisi anak dan dapat memfasilitasi tujuan yang telah ditentukan oleh guru.

Dalam proses pembelajaran penjas, seorang guru penjas diharapkan mampu mengajarkan beragam keterampilan gerak dasar sepak bola dengan melibatkan anak berpikir aktif. Pembelajaran penjas seyogianya dapat merangsang tingkat berpikir anak sehingga anak dapat memahami gerak secara konsep dan juga mampu memperagakan gerak sesuai dengan apa yang dia pikirkan. Dengan demikian internalisasi nilai-nilai dalam pelajaran penjas juga akan seutuhnya didapatkan oleh siswa. Untuk mewujudkan hal tersebut pembelajaran dapat dilakukan melalui pengajaran yang bersifat saintifik.


(10)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran yang bersifat saintifik mampu memberikan banyak dampak positif bagi siswa. hal ini seperti yang tertuang dalam pendapat Bruce Joyce dan Marsha Weil (1996, hlm. 42) “... scientifik method can be taught and has positive effects on the acquisition of information, concepts, and attitudes”. Maksudnya bahwa metode saintifik dapat diajarkan dan memiliki pengaruh yang positif pada perolehan informasi, konsep dan sikap. Dalam proses pendidikan jasmani pendekatan saintifik memiliki 5 proses pengalaman belajar. Adapun kelima proses tersebut adalah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Selain itu pendekatan saintifik dalam penjas memiliki tiga ranah proses pembelajaran yaitu (1) tahu tentang mengapa, (2) tahu tentang apa dan, (3) Tahu tentang bagaimana (Tanpa nama, 2014, hlm. 7). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik dalam penjas membiasakan anak untuk belajar mengkonstruk pengetahuan dalam ranah kognitifnya sebelum siswa memproduksinya dalam sebuah gerakan. Dengan demikian siswa akan terbiasa berpikir tentang pelajaran secara menyeluruh. Dengan adanya pendekatan saintifik anak tidak lagi sebagai subjek yang diam yang hanya bergantung kepada instruksi dari guru. Melainkan anak yang terus aktif menemukan dan memecahkan masalah yang ditemukan selama proses pembelajaran. Akan tetapi, saat ini pelaksanaan pembelajaran penjas masih didominasi oleh pembelajaran direct instruction. Pembelajaran penjas yang seharusnya melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi, dan sosial, tidak terwujud. Yang terjadi pembelajaran yang dilakukan guru masih menggunakan pendekatan drill sehingga siswa tidak dirangsang berpikir untuk mengkonstruk gerakan terlebih dahulu. Pembelajaran penjas yang demikian membuat anak kurang melibatkan proses berpikir selama proses pembelajaran. Pembelajaran penjas terkesan hanya mendatangkan kelelahan dan tak ada kelebihan yang didapatkan. Kondisi yang demikian menyebabkan posisi mata pelajaran penjas di sekolah sering diklasifikasikan sebagai kelompok mata pelajaran bidang non akademik (Suherman 2012, hlm. 16).

Munculnya permasalahan tersebut di atas bersumber dari ketidakmampuan guru dalam mengimplementasikan model-model pembelajaran yang mampu melibatkan proses berpikir anak. Hal ini sesuai dengan apa yang


(11)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikatakan oleh Hellison (dalam Wulansari, 2014, hlm. 2) bahwa beberapa masalah pembelajaran pendidikan jasmani di Indonesia antara lain: serba perilaku motorik, tidak memasukkan unsur kognitif-reflektif, socio-motor dan afektif dalam ruang lingkupnya, berorientasi pada model pembelajaran yang menekankan penguasaan teknik dasar tanpa didasari dengan proses berpikir. Sekaitan dengan hal ini, Suherman (2012, hlm. 16) mengatakan bahwa:

Pendidikan jasmani di lingkungan persekolahan sering diklasifikasikan sebagai kelompok mata pelajaran bidang non akademik, hal ini menyebabkan guru penjas jarang dan bahkan tidak pernah memikirkan dan mencari dampak positif dari pendidikan jasmani terhadap dimensi kognitif. Alih-alih mendorong mereka memunculkan ide-ide baru atau memikirkan ulang kesimpulan-kesimpulan yang ada. Terlalu sering para guru meminta siswa mengulang-ulang gerakan tanpa memahami dengan benar apa yang sedang dia lakukan. Akibatnya, siswa berpikir secara dangkal, hanya bertindak berdasarkan perintah guru, bukan menjadi siswa-siswi yang mampu berpikir secara mendalam.

Hal ini juga diakui kebanyakan guru-guru penjas yang menghadiri seminar implementasi model-model pembelajaran saintifik dalam penjas yang diadakan pada bulan september tahun 2014 di UPI. Dalam seminar tersebut guru-guru mengaku bahwa model pembelajaran saintifik yang diseminarkan merupakan hal yang masih sangat baru bagi mereka. Pengakuan tersebut sekaligus menegaskan bahwa selama ini para guru penjas masih menggunakan model pembelajaran komvensional yang hanya berpusat pada pendekatan drill.

Selain lemahnya pelaksanaan model-model pembelajaran saintifik, proses pembelajaran penjas selama ini juga belum memperhatikan perbedaan karakteristik siswa, khususnya tingkat kecerdasan intelektual siswa. Siswa yang mengikuti pelajaran sepak bola merupakan individu yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu apabila proses pembelajaran mengabaikan perbedaan setiap karakteristik siswa tersebut akan berdampak pada hasil belajar yang tidak maksimal. Hosnan (2014, hlm. 94) menyatakan bahwa “Tindakan pembelajaran guru yang memperlakukan sama terhadap keseluruhan siswa hanya akan mengarah pada pencapaian hasil belajar yang kurang memadai.” Dalam penerapan model pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik, kecerdasan intelektual siswa harus menjadi perhatian khusus dari guru. Proses saintifik yang memiliki langkah-langkah


(12)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sistematis mulai dari menganalisis persoalan gerak yang dihadapi secara logis, sistematis, dan sampai pada tahapan mengkonsep, akan melibatkan kecerdasan intelektual setiap siswa.

Cara mengatasi permasalahan tersebut di atas adalah perlunya implementasi model pembelajaran penjas yang dapat mengorganisir pembelajaran agar berjalan dengan baik. Guru diharapkan memiliki wawasan yang komprehensif tentang model-model pembelajaran tersebut serta mampu menerapkannya dalam pembelajaran penjas. Joyce dan Weil (dalam Juliantine, dkk. 2013, hlm. 39-190) menyarankan ada tujuh model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran penjas. Dari ketujuh model pembelajaran tersebut Ada dua model pembelajaran yang diharapkan mampu mengembangkan kemampuan belajar anak secara komprehensif. Artinya, model-model pembelajaran tersebut diyakini cocok digunakan untuk melayani kebutuhan siswa yang beragam. Kebutuhan siswa yang dimaksud beragam salah satunya adalah perbedaan tingkat kecerdasan intelektual siswa.

Model pembelajaran inquiri adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan. Pembelajaran inquiri ini menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Proses menemukan itulah yang paling penting dalam pembelajaran. Ketika siswa menemukan sesuatu yang dia cari, daya ingat akan lebih melekat dibandingkan dengan guru yang memberitahu kepada murid tersebut. Demikian pula dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman belajar, pikiran, perasaan, dan gerak motorik kita akan secara terpadu dan seimbang dalam merespon sesuatu yang diperoleh dari ikhtiar belajar melalui proses menemukan. Hosnan (2014, hlm. 341) menjelaskan bahwa pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Selanjutnya Hosnan (2014, hlm. 341 menyatakan bahwa “tujuan dari penggunaan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental”. Artinya dalam pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, melainkan siswa juga harus dapat menggunakan potensi yang telah mereka miliki. Dalam


(13)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

inkuiri siswa tak cukup hanya menguasai pelajaran melainkan siswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal.

Selanjutnya adalah model pembelajaran cooperative learning. Model ini merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, rendah). Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Kagan (dalam Hosnan, 2014, hlm. 234) bahwa:

Pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang sukses melalui tim kecil, masing-masing dengan siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan berbagai aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang suatu subjek. Setiap anggota tim bertanggung jawab tidak hanya untuk belajar apa yang diajarkan, tetapi juga untuk membantu rekan belajar, sehingga menciptakan suasana prestasi bersama-sama.

Selanjutnya Slavin (2005, hlm. 10) menyatakan bahwa “model Student Tim Achievement Division menekankan penggunaan tujuan-tujuan tim dan

kesuksesan tim, yang hanya akan dicapai apabila semua anggota tim bisa belajar mengenai pokok bahasan yang telah diajarkan”. Oleh sebab itu, dalam model STAD setiap siswa harus mampu bekerja dan menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru sehingga mampu membuat timnya sukses.

Ada tiga konsep penting dalam model STAD yang dipaparkan oleh Slavin (2005, hlm.10) adapun ketiga konsep tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penghargaan tim, maksudnya ialah tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan-penghargaan tim lainnya jika mereka berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

2. Tangungjawab individu, bahwa kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota. Tanggungjawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa tiap orang dalam tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya.

3. Kesempatan sukses yang sama maksudnya, bahwa semua siswa memberikan kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah semuanya


(14)

sama-Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sama ditangtang untuk melakukan yang terbaik, dan semua kontribusi dari semua anggota tim ada nilainya.

Berkaitan dengan pembelajaran keterampilan gerak dasar sepak bola di sekolah, model pembelajaran kooperatif tipe STAD bertujuan agar siswa saling bekerja sama, saling membantu, bergotong-royong, berdiskusi, dan memberi kesempatan kepada mereka untuk membangun pengetahuannya secara aktif serta menerapkan ide dan strategi mereka sendiri ketika proses pembelajaran sepak bola berlaangsung. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan kesempatan kepada siswa berpartisipasi lebih aktif dan sering mengekspresikan ide. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfatkan pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif dalam kelompoknya. Dengan demikian, melalui model pembelajaran STAD diyakin dapat berpengaruh positif terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola.

Sekolah Menengah Pertama 1 Cisarua yang terletak di Kabupaten Bandung Barat, berdasarkan pengamatan penulis dalam proses pembelajaran pendidikan jasmaninya, masih menekankan pada keterampilan kecabangan olahraga dan masih menggunakan model pembelajaran kompensional. Pada proses pembelajarannya guru lebih mendominasi sehingga hal tersebut membuat siswa kurang aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Penulis menganggap bahwa model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik artinya model tersebut tidak mampu merangsang siswa untuk berperan secara aktif dalam pembelajaran.

Sehubungan dengan pembelajaran yang belum mampu mengorganisir perbedaan kecerdasan intelektual siswa, seyogianya guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk mampu mengikuti pembelajaran sesuai dengan tingkat kecerdasan intelektual mereka. Oleh sebab itu perlu suatu pendekatan, strategi, dan metode yang selaras dengan kebutuhan pencapaian dan potensi peserta belajar. Dari sekian banyak model pembelajaran yang ada, model pembelajaran yang ditawarkan adalah model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran cooperative learning. Sekaitan dengan materi sepak bola, penelitian-penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran dan tingkat kecerdasan intelektual dalam pembelajaran materi sepak


(15)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bola belum pernah ada. Berdasarkan hal itu, penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut lebih lanjut. Adapun model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran

cooperative learning. Adapun judul penelitian ini adalah Pengaruh Model

Pembelajaran dan Kecerdasan Intelektual Siswa Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Sepak Bola.

B. Rumusan Masalah Penelitian

a. Apakah terdapat hubungan kecerdasan intelektual (IQ) siswa dengan keterampilan gerak dasar sepak bola?

b. Apakah terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran inkuiri dan

cooperative learning tipe STAD terhadap keterampilan gerak dasar sepak

bola?

c. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran dan kecerdasan intelektual siswa terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola secara bersama-sama?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini dapat diuraikan seperti berikut:

a. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kecerdasan intelektual siswa dengan keterampilan gerak dasar sepak bola.

b. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran inkuiri dan cooperative learning tipe STAD terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola.

c. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara model pembelajaran dan kecerdasan intelektual siswa terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola secara bersama-sama.

D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian

Ada beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu: a. Bagi penulis, penelitian ini akan mendapatkan pengetahuan tentang


(16)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran cooveratipe learning tipe STAD terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan/sumber keilmuan pembelajaran yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD Terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola.

c. Hasil penelitian ini menjadi informasi atau acuan dan sekaligus memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian lebih lanjut khususnya dalam hal pembelajaran keterampilan gerak dasar sepak bola.

E. Struktur Organisasi Penulisan Tesis

Adapun struktur organisasi penulisan tesis ini akan terdiri atas lima bab yaitu bab pendahuluan, bab kajian pustaka, dan bab metodologi penelitian, bab hasil penelitian dan pembahasan, dan bab simpulan dan saran. Setiap bab akan memiliki bagian masing-masing. Bab pertama memuat latar belakang masalah; berisi alasan-alasan pemilihan judul dan dasar pemikiran permasalahan, identifikasi; berisi penetapan beberapa sumber penyebab masalah, rumusan masalah; berisi pertanyaan permasalahan yang akan dijawab, tujuan; berisi penjelasan urgensinya penelitian, manfaat penelitian; berkaitan dengan kegunaan yang akan didapatkan dari penelitian ini dan sejauh mana kebermanfaatannya dalam dunia pendidikan.

Bab kedua akan memuat penjelasan teori yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti.misalnya, konsep model pembelajaran, manfaat dan kegunaan model pembelajaran, pengertian inteligensi, pengukuran inteligensi, pengertian ketrampilan gerak dasar dan hasil belajar ketrampilan gerak dasar.

Bab ketiga akan meliputi penjelasan mengenai metodologi penelitian yang akan membahas metode apa yang akan digunakan, desain, prosedur penelitian, populasi dan sampel, defenisi operasional, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.

Bab keempat meliputi penjelasan hasil dan pembahasan. Dalam bab ini, lebih rinci akan dijelaskan tentang hasil penelitian yang akan dilakukan. Analisis


(17)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil penelitian yang dimaksud berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini.

Sementara itu, bab kelima akan berisi tentang kesimpulan dan saran dari penelitian ini. Dalam bab ini, lebih khusus diuraikan simpulan penelitian dari seluruh proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini. Kemudian di akhir simpulan penelitian ini, peneliti juga akan memberi saran yang dapat dipertimbangkan demi pembelajaran yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran dan pengaruh kecerdasan intelektual terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola.


(18)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode Eksperimental (Experimental research) untuk menguji secara langsung pengaruh suatu variabel yang lain dan menguji hipotesis hubungan sebab akibat. Peneliti ingin mengetahui hasil dari suatu perlakuan yang sengaja diuji cobakan, yaitu pengaruh variabel bebas (model pembelajaran) terhadap variabel terikat (keterampilan gerak dasar sepak bola). Dalam penelitian ini kecerdasan intelektual menjadi variabel moderator.

Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Groups

Pretest-Postest Design. McMillan & Schumacher (2001, hlm. 342) menyatakan bahwa This design is very prevalent and useful in education, since it is often impossible to randomly assign subjects. The researcher uses intact, already established groups of subjects, gives a pretest, administers the treatment condition to one group, and gives the posttest. Maksudnya bahwa desain Nonequivalent Groups Pretest-Postest Design dapat digunakan pada penelitian yang tidak memungkinkan untuk melakukan teknik random dalam menentukan sampel. Penelitian yang menggunakan kelas yang tersedia, melakukan tes awal, lalu memberi perlakuan dan kemudian melakukan postes. Desain ini juga dipakai pada penelitian yang menggunakan kelas intact yang masing-masing kelas diberi perlakuan yang berbeda (McMillan & Schumacher, 2001:343).

Adapun bentuk desain penelitiannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Nonequivalent Groups Pretest-Postest Design. McMillan &

Schumacher, (2001, hlm. 343)

Class Pretest Method Posttets

A O1 X1 O3

B O2 X2 O4

Keterangan:

X1 : Model pembelajaran Inkuiri


(19)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O1 : Hasil keterampilan gerak dasar sepak bola sebelum adanya perlakuan O2 : Hasil keterampilan gerak dasar sepak bola sebelum adanya perlakuan O3 : Hasil keterampilan gerak dasar sepak bola setelah adanya perlakuan O4 : Hasil keterampilan gerak dasar sepak bola setelah adanya perlakuan

Dalam desain penelitian ini, tidak dimunculkan variabel kecerdasan intelektualnya. hal ini disebabkan karena kecerdasan intelektual hanya sebagai variabel kovarian. Akan tetapi pada pengolahan data yang menggunakan analisis ancova akan memfasilitasi variabel IQ sehingga melalui pengolahan data tersebut peneliti akan dapat mengetahui hubungan variabel IQ terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola. Adapun konstalasi antar seluruh variabel dapat di gambarkan seperti berikut ini:

Tabel 3.2 Keterkaitan antar variabel

Class IQ Pre-test Method Post-test

A IQ siswa kelas A O1 X1 O3

B IQ siswa kelas B O2 X2 O4

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan melibatkan siswa-siswi sekolah SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat, yang beralamat di Jl. Kolonel Masturi No. 312 Kertawangi.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 1 Cisarua yang berjumlah 280 orang. Adapun alasan menjadikan kelas VII sebagai populasi adalah karena pada tingkatan ini anak-anak di sekolah sudah mulai diajarkan keterampilan gerak dasar sepak bola.

2. Sampel Penelitian

Peneliti menentukan sampel secara “purposive sampling”. Penentuan

sampel dengan cara ini dilakukan secara disengaja karena beberapa pertimbangan tertentu. Seperti izin yang tidak diberikan oleh sekolah kepada peneliti untuk


(20)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuat kelas baru. Dari 8 kelas yang ada akan diambil dua kelas. Alasan diambil dua kelas karena penelitian ini akan menerapkan 2 model pembelajaran yang berbeda. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 kelas dari kelas VII SMP Negeri 1 Cisarua yaitu kelas VII-F dan VII-G sebanyak 71 siswa. Adapun alasan pengambilan kedua kelas tersebut berdasarkan pada hasil diskusi dengan guru penjas di sekolah tersebut yang mengatakan bahwa kedua kelas tersebut merupakan kelas yang memiliki siswa dengan kemampuan belajar yang heterogen. Dengan demikian kelas yang diambil adalah kelas VI F sebagai kelompok yang menerapkan model inkuiri dan VI G sebagai kelas yang menerapkan model STAD.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau tes yang digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk menentukan tingkat intelegensi, peneliti menggunakan tes intelegensi untuk tingkat menengah pertama yang di dalamnya terdiri dari tes advance progressive matrice yang mengungkapkan kapasistas total individu untuk memahami lingkungan dan kejernihan berpikir. Tes ini dilakukan bekerja sama dengan Laboratorium Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI. Sedangkan untuk keterampilan gerak dasar sepak bola, tes yang digunakan pada penelitian ini menggunakan instrumen Soccer Battery. Yeagley, dalam Baumgartner and Jackson (1995, hlm. 371) mengemukakan bahwa objective

soccer battery to measure basic soccer skills of beginning. Adapun tujuan soccer battery seperti yang dikemukakan Yeagley di atas adalah untuk mengukur

keterampilan dasar sepak bola pada pemain pemula. Instrumen ini juga telah memiliki validitas dan reliabilitas yang telah diuji dengan dua kriteria yang berbeda: (1) penilaian empat wasit pada ketrampilan juggling, dan (2) skor standar gabungan dari keempat tes. Untuk lebih jelasnya, mengenai koefisisensi validitas konkurennya adalah sebagai berikut:


(21)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3 Kriteria pengujian validitas dan reliabilitas instrumen soccer

battery Yeagley (Baumgartner and Jackson, 1995, hlm. 371)

No Judges’ Ratings Composite Standar Skor

1 Dribble 66 80

2 Wall volley 54 81

3 Juggling 69 74

4 Heading 38 61

Selanjutnya Baumgartner and Jackson (1995, hlm. 371) mengemukakan:

a multiple correlation of .76 was reported between the criterion (the judges’ ratings) and the and juggling tests. The addition of the wall volley and heading tests increased the multiple correlation to only .78; thus, we recommended that dribble and juggling be used if a short from is wanted. With a sample of male physical education majors who were beginning soccer players, the following internal-consistency coeficients were reported: dribble .91; wall volley .90; juggling .95; and heading .64.

Pernyataan di atas menjelaskan tentang korelasi ganda antara kriteria peringkat dan tes juggling. Korelasi berganda sepak tahan bola dan tes menyundul meningkat hanya 0,78. Direkomendasikan bahwa menggiring dan menjuggling digunakan jika dalam bentuk yang pendek diinginkan. Dengan sebuah sampel laki-laki pelajaran penjas yang adalah pemain-pemain sepak bola pemula. Berikut adalah koefisiensi internal konsisten: menggiring bola; 0,91, sepak tahan bola; 0,90, juggling: 0,95 dan menyundul 0,64.

Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa keterampilan gerak dasar sesuai dengan kebutuhan penelitian. Adapun keterampilan gerak dasar sepak bola yang diukur akan berdasarkan silabus pendidikan jasmani untuk sekolah SMP kelas VII. Gerak dasar sepak bola yang dipelajari dalam mata pelajaran penjas di sekolah SMP kelas VII adalah mengumpan, menggiring, dan menahan bola. Oleh karena itu tes ini hanya ditujukan untuk mengukur keterampilan

Passing-stop control (mengumpan dan menahan bola) dan dribble (menggiring

bola)

Untuk pelaksanan instrumen ini terlebih dahulu harus dipersiapkan peralatan agar proses pengukuran dapat terlaksana dengan baik. untuk lebih jelasnya, mengenai tes keterampilan sepak bola adalah sebagai berikut:


(22)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lapangan basket, dinding pantul, bola, dan stop watch 2. Prosedur pelaksanaan tes:

a. Tes Passing-stop control (mengumpan dan menahan bola)

Siswa berdiri 15 kaki dari dinding. Ketika ada aba-aba “mulai” siswa mulai menendang bola dari belakang garis dan terus menerus memantulkan bola ke area papan pantul sebanyak mungkin selama 30 detik. Jumlah skor diambil dari tendangan yang sah yang didapat selama 30 detik. Siswa diberi kesempatan 2 kali, lalu skor yang terbaik akan digunakan. Adapun gambar lapangan pelaksanaan tes

passing adalah seperti berikut:

Gambar 3.1. Tes Passing-stop control (Baumgartner and Jackson 1995, hlm. 371)

b. Tes dribble (menggiring bola)

Bagian yang digunakan untuk tes dribbling adalah setengah lapangan basket. Siswa yang hendak melakukan dribble berdiri menghadap bola yang ada di depan. Pada saat aba-aba “mulai” siswa menggiring bola melewati ketujuh kerucut yang telah disediakan. Tes dinilai dengan mengukur waktu yang dimulai pada saat aba-aba mulai sampai siswa menggiring bola kegaris finish. Siswa hanya diperkenankan membawa bola dengan kaki. Siswa diberi kesempatan 2 kali, dan waktu yang terbaik yang akan diambil. Adapun gambar lapangan pelaksanaan tes dribbling adalah seperti berikut:


(23)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3. 2. Tes dribbling bola (Baumgartner and Jackson 1995, hlm. 372)

E. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Agar diperoleh hasil penelitian yang akurat dibutuhkan instrumen yang memenuhi syarat, yaitu validitas dan reliabilitas tes. Adapun validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Validitas Instrumen

Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. Menurut Maksum (2012, hlm. 112) pada dasarnya validitas konstruk

“sejauh mana suatu alat ukur memiliki kejelasan dimensi, konsep, atau dasar teoritis”. Untuk dapat melakukan validitas konstruk, suatu tes perlu diujicobakan

di lapangan. Untuk mengetahui apakah instrumen dan substansi yang akan diukur telah mewakili muatan yang akan diukur, maka perlu dilakukan validasi yaitu melakukan penghitungan validitas instrumen menggunakan teknik signifikasi daya pembeda pada taraf kepercayaan α = 0,05

Untuk memenuhi kaidah tersebut, uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 adapun tahap-tahap analisis validitas yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Input data skor item dan nilai total setiap responden b. Memindahkan data di excel ke file SPSS 16.0

c. Mengatur variabel view dan memberikan label untuk setiap skor d. Klik menu Analyze – Corelation – Bivariate


(24)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Memindahkan semua variabel dengan mengikutsertakan variabel total ke bagian operasi (kanan).

f. Klik OK

g. Melihat nilai validitas pada kolom Pearson Correlation

Adapun Hasil validitas instrumen keterampilan sepak bola yaitu:

- Tes sepak dan tahan bola (passing dan stopping). Tes passing dan stopping yang menggunakan media papan pantul memiliki validitas tes 0,93

- Tes menggiring bola (dribbling). Tes menggiring, memiliki validitas tes 0,99 2. Reliabilitas Instrumen

Menurut pendapat Maksum (2012, hlm. 117) menyatakan bahwa

“reliabilitas merujuk pada sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten

apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih”. Artinya, suatu tes dikatakan reliabel jika setiap pengukuran yang dilakukan akan memberi hasil yang konsisten atau stabil. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 yaitu dengan mengadakan perhitungan Cronbach’s Alpha. Adapun tahap-tahap analisis validitas yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Input data skor item dan nilai total setiap responden b. Memindahkan data di excel ke file SPSS 16.0

c. Mengatur variabel view dan memberikan label untuk setiap skor d. Klik menu Analyze – Scale – Reliability Analysis

e. Memindahkan semua variabel dengan mengikutsertakan variabel total ke bagian operasi (kanan).

f. Klik Statistic – correlations

g. Klik OK

h. Melihat nilai reliabilitas pada kolom reliability statistic dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha.

Hasil reliabilitas instrumen keterampilan sepak bola yaitu:

- Tes sepak bola (passing dan stopping). Tes passing dan stopping yang menggunakan media papan pantul memiliki validitas tes 0,99


(25)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Langkah-Langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan populasi penelitian, yaitu SMP Negeri 1 Cisarua kelas VII 2. Secara purposive sampling menetapkan sampel yakni kelas VII F dan VII G. 3. Mengadakan tes kecerdasan intelektual untuk melihat tingkat IQ siswa

4. Mengadakan pre tes untuk mengetahui kemampuan awal keterampilan gerak dasar sepak bola siswa.

5. Mengadakan perlakuan, yaitu menggunakan model inkuiri dan model STAD selama 12 kali pertemuan

6. Setelah perlakuan diberikan, diadakan tes akhir untuk melihat pengaruh penggunaan model pembelajaran dan kecerdasan intelektual siswa terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola.

7. Data yang diperoleh, kemudian diolah dan dianalisis. 8. Membuat laporan hasil penelitian.

Agar lebih jelas, langkah-langkah penelitian yang penulis tempuh dalam melakukan penelitan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


(26)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cisaru Kabupaten Bandung Barat. Penelitian dilaksanakan di lapangan SMP Negeri 1 Cisarua. Waktu penelitian dilakukan selama enam minggu dengan jumlah pertemuan perlakuannya selama 12 kali. Dalam setiap pertemuan waktu perlakuannya adalah 2 x 45 menit (90 menit). Lamanya perlakuan penelitian ini adalah 6 minggu, yakni pada bulan maret s/d april 2015. Perlakuan dilaksanakan pada jadwal pembelajaran penjas di sekolah dan kelas tambahan pada sore hari. Kelas tambahan ini dilakukan karena waktu pada proses pembelajaran penjas di sekolah tidak mencukupi.

Adapun jumlah pertemuan dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan pertimbangan terhadap teori dan penelitian terdahulu. Department of Education Melbourn, Australia (2009, hlm. 7) menyatakan “fundamental motor skills take a

long time to master. Available evidence indicates that it takes between 240 and 600 minutes of instruction to teach children to correctly perform fundamental motor skills”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa keterampilan dapat dikuasai oleh siswa dalam rentang waktu antara 240 sampai 600 menit. Kemudian Bayraktar dalam penelitiannya yang berjudul The effect of cooperative learning

on students’ approach to general gymnastic course and academic achievements

melakukan penelitiannya selama 3 jam seminggu dalam 4 minggu. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa keterampilan gerak dasar senam dapat dikuasai selama 6 kali pertemuan. Selanjutnya Department of Education Melbourn, Australia (2009, hlm. 7) menyatakan bahwa how long it takes to learn different

fundamental skills depends on the condition of instruction (i.e. teacher expertise, equipment, class size, age of learner, teaching methodology, etc). Artinya bahwa

jumlah siswa dalam kelas harus merupakan pertimbangan dalam menentukan jumlah pertemuan. Pada akhirnya penulis memilih 12 kali pertemuan disebabkan jumlah siswa dalam kelas yang lumayan banyak.

Agar lebih terarah dalam memberikan perlakuan selama pelaksanaan penelitian, dalam hal ini penulis membuat rancangan, yaitu: 1) Rancangan jadwal pelaksanaan penelitian (tabel 3.3). 2) Skenario pembelajaran (tabel 3.4)


(27)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4. Skema Jadwal Pelaksanaan Program Inkuiri dan STAD

Skema Program Inkuiri STAD

Durasi 6 minggu 6 minggu

Pertemuan JP 12 Pertemuan 12 JP 12 Pertemuan 12 JP Lama tiap

lesson 90 menit 90 menit

Materi Sepak bola Sepak bola

Fokus Aktivitas JP 1 -Pengenalan Program

Inkuiri

- Pengenalan Program STAD

2-3 -Perngenalan permainan bola kaki

- Pengenalan permainan bola kaki

4-5 -Keterampilan mengoper bola

- Keterampilan mengoper bola

6-7 -Keterampilan menahan bola

-Keterampilan menahan bola

8-9 -Keterampilan menggiring bola

-Keterampilan menggiring bola

10-11 -Kombinasi passing dan

dribbling

-Kombinasi passing dan

dribbling

11-12 -Penerapan keterampilan dalam permainan

-Penerapan keterampilan dalam permainan

Tabel 3.5. Skenario pembelajaran model inkuiri dan STAD secara umum:

Adegan Model Pembelajaran Inkuiri

Model Pembelajaran Cooperative Tipe STAD Pendahuluan  Berdoa

 Pemanasan yang relevan

dengan materi

pembelajaran

 Presensi

 Apersepsi, motivasi dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran

 Berdoa

 Pemanasan yang relevan dengan materi pembelajaran

 Presensi

 Apersepsi, motivasi dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran

Inti  Ekspose masalah gerak

 Analisis gerak: menentukan

topik/tema/materi

mengenai pembelajaran gerak

- Penjelasan gerak - Pengenalan gerak - Elemen teknik gerak

 Eksplorasi:

 Membentuk kelompok

 Analisis gerak - Penjelasan gerak - Pengenalan gerak

 Eksplorasi gerak

- Latihan gerak dalam kelompok

 Kuis

 Pemberian penghargaan bagi tim


(28)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Memecahkan

permasalahan gerak melalui pertanyaan-pertanyaan serta memperagakan gerak dengan melibatkan unsur element, pathway, dan directions.

- Melakukan element gerak

- Bergerak dengan berbagai level gerak - Bergerak dengan arah

gerak yang berbeda

 Penerapan gerak dalam permainan

Penutup  Pendinginan

 Evaluasi, diskusi dan tanya jawab mengenai materi pembelajaran yang telah dan akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya

 Berdoa

 Pendinginan

 Evaluasi, diskusi dan tanya jawab mengenai materi pembelajaran yang telah dan akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya

 Berdoa

H. Defenisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman defenisi variabel yang dimaksudkan oleh peneliti, perlu dibuatkan defenisi operasionalnya pada setiap variabel yang diteliti. Adapun defenisi operasional yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Model pembelajaran inkuiri menurut Metzler (2000, hlm. 311) mengemukakan bahwa:

“... the most important feature of inkuiri teaching is that student learning occurs in the cognitive domain first, and at times exclusively. Students are asked questions that get them to think to themselves or with one or more peers.” Artinya model pembelajaran inkuiri memiliki ciri yaitu pembelajaran mengedepankan pada domain kognitif. Pertanyaan diberikan untuk menggiring siswa berpikir, baik itu pertanyaan dari guru terhadap siswa atau pertanyaan yang berasal dari siswa.


(29)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Model pembelajaran cooperative learning tipe STAD adalah pelaksanaan kegiatan belajar melalui tahapan presentasi kelas, kerja tim, kuis, pemberian skor dan penghargaan tim atau kelompok.

3. Kecerdasan Intelektual.

a. Defenisi operasional: kecerdasan intelektual atau intelegence Quotient (IQ) skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan yang menyangkut aspek kognitif (kemampuan/kecerdasan) intelegensi umum dan selanjutnya disebut tingkat intelegensi Quotient/ Intelektual Quotient (IQ).

b. Indikator: skor yang dihasilkan berupa indeks intelegensi (IQ). Skor ini dihasilkan melalui tes yang dinamakan Advanced Progressive Matrices yang mengungkapkan kapasitas total individu untuk memahami lingkungan dan kejernihan berpikir.

4. Keterampilan gerak dasar sepak bola

Keterampilan gerak dasar sepak bola yang akan diukur dalam penelitian ini adalah keterampilan passing-stopping dan dribbling. Hal ini didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk pendidikan jasmani kelas VII yang telah menentukan pencapaian belajarnya yakni pada kedua keterampilan tersebut.

Passing-stopping merupakan kemampuan untuk mengumpan bola

kepada teman dengan menggunakan kaki bagian dalam serta kemampuan untuk menahan atau mengontrol. Sedangkan dribbling adalah kemampuan seseorang dalam menggiring bola dengan kedua kaki yang bertujuan untuk melewati hadangan lawan.

I. Teknik Pengumpulan Data

untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, ada beberapa tenik yang digunakan seperti berikut ini:

1. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data awal yang dibutuhkan. Dari hasil dokumentasi yang diperoleh, data tersebut akan menjadi gambaran awal bagaimana proses pembelajaran sepak bola yang telah berlangsung selama ini di sekolah SMP Negeri 1 Cisarua.


(30)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi diperuntukkan untuk melihat secara langsung proses pembelajaran sepak bola sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran inkuiri dan Cooperative learning.

3. Tes unjuk kerja

Teknik ini akan diperuntukkan untuk memperoleh data penguasaan keterampilan gerak dasar sepak bola dengan menggunakan instrumen Yeagley. Pemberian unjuk kerja ini akan diberikan materi tes yang sama di kedua kelas eksperimen pada pretest dan postest.

J. Teknik Pengolahan Data

Penghitungan dan analisis data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk mengetahui makna dari data yang diperoleh dalam rangka memecahkan masalah penelitian. Untuk analisis data, Sugiyono (2011, hlm. 209) menegaskan

bahwa “...bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik yang digunakan adalah statistik inferensial”. Setelah data terkumpul peneliti menganalisis data dengan menggunakan program Statistical Product and

Service Solution (SPSS) seri 16. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah

sebagai berikut:

1. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov

Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi mengenai kenormalan data yang diperoleh. Selain itu, uji normalitas data juga akan menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu analisis statistik apa yang harus digunakan, apakah statisitik parametrik atau non parametrik. Uji normalitas dari output yang dihasilkan program SPSS 16 terdapat lima uji analisis normalitas data, yaitu Kolmogorov Smirnov, Shapiro

Wilk, QQ Plots, Detrended Normal QQ Plots, dan Spread V.S Level Plot. Untuk

uji normalitas, penulis mengacu pada analisis Klomogorov Smirnov. Penulis beranggapan bahwa untuk jumlah sampel lebih atau di atas 30 orang atau termasuk pada kategori kelompok sampel besar, maka pengujian dengan

Kolmogorov Smirnov sangat relevan. Dengan pengujian Kolmogorov Smirnov,

untuk jumlah sampel di atas 30 orang atau sampel besar memiliki derajat yang tinggi.


(31)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Uji homogenitas data menggunakan Lavene’s test

Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji homogenitas data adalah untuk mengetahui bahwa data tersebut berasal dari sampel yang homogen. Selain itu juga untuk menentukan jenis analisis statistik apa yang selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data. Langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas data menggunakan program software SPSS seri 16 adalah sama dengan uji normalitas data. Output yang dihasilkan dari descriptive explore data tersebut sekaligus menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan homogenitas data.

3. Uji hipotesis menggunakan Uji Ankova

Uji hipotesis data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari data yang diperoleh. Analisis statistik yang disarankan oleh Gall, M., dkk (2003, hlm. 403) untuk penelitian yang tidak menggunakan random assignment, dalam kasus penelitian ini Non-equivalent Groups Pretest Posttest Design adalah analisis Kovarian. Uji ankova dilakukan untuk melihat pengaruh perlakuan diantara dua kelompok data atau lebih dengan melibatkan variabel lain (kovariat) yang tidak terkontrol dalam penelitian. Dalam uji hipotesis ini penulis mengambil hasil

pre-test dan post-tes keterampilan sepakbola kelompok model pembelajaran inkuiri

dan STAD kemudian diolah dengan menggunakan uji analisis Ancova yang ada dalam analisis statistik SPSS.

4. Analisis dan deskripsi data

Dalam kegiatan analisis dan deskripsi data yang dilakukan adalah menganalisis serta mendeskripsikan angka-angka yang ada sebagai hasil dari penghitungan statistik. Angka atau nilai yang dihasilkan bisa dibandingkan dengan angka tabel atau dideskripsikan secara langsung dengan berbagai pertimbangan. Analisis didasarkan pada hipotesis yang dibuat untuk dapat memaknai nilai dan angka yang dihasilkan dari penghitungan. Selain itu juga dibahas berbagai temuan selama pelaksanaan di lapangan selama penelitian berlangsung.


(32)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat hubungan kecerdasan intelektual dengan keterampilan gerak dasar sepak bola.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan gerak dasar sepak bola antara siswa yang diajar melalui model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran STAD.

3. Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran dan kecerdasan intelektual terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola secara bersama-sama.

B. Implikasi

Implikasi yang dibahas meliputi: pertama, Implikasi penelitian berdampak secara teoritis; kedua, implikasi hasil penelitian terhadap penerapan praktis.

1. Implikasi penelitian berdampak secara teoritis

a. Penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri dan STAD sama baiknya. Dengan demikian model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran STAD dalam pelaksanaannya memberikan kesempatan yang sama baiknya kepada siswa. jadi kedua model pembelajaran tersebut merupakan alternatif strategi pembelajaran yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar penjas.

b. Banyak faktor dari individu siswa yang mempengaruhi keterampilan gerak dasar sepak bola, diantaranya Faktor yang berkaitan dengan potensi, bakat, kemampuan, pengalaman dan kemauan seorang pembelajar. Karena itu, penelitian tentang faktor-faktor tersebut akan membantu guru dalam mengembangkan kemampuan mengajarnya.

c. Dalam proses belajar mengajar, guru diharuskan untuk membuat program kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu siswa yang


(33)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beragam. misalnya perbedaan bakat, pengalaman dan motivasi siswa harus dapat dilayani dengan efektif sehingga seluruh siswa yang memiliki beragam perbedaan dapat belajar dengan efektif dan lebih produktif. Untuk itu guru harus mampu menerapkan strategi pembelajaran yang tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Implikasi hasil penelitian capaian hasil terhadap penerapan praktis.

a. Praktek hendaknya dilaksanakan dalam kondisi yang menguntungkan antara lain dengan memperhatikan kesiapan siswa dalam menjalankan aktifitas, hal ini akan mendukung kelancaran proses mengajar sehingga proses belajar menjadi efektif.

b. Guru harus mampu menyikapi perbedaan karakteristik siswa sebagai bahan perencanaan program pengajaran selanjutnya.

c. Perlu adanya penilaian secara berkelanjutan atau berkala, yaitu sebelum, selama, dan sesudah kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga kekurangan dapat diperbaiki secepat mungkin.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, dapat disampaikan beberapa rekomendasi berkaitan dengan hasil penelitian ini. Saran ini ditujukan kepada pihak ang berkepentingan dalam pendidikan, yaitu: Departemen Pendidikan, Instansi Sekolah, para guru dan para peneliti selanjutnya. Adapun beberpa rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Departemen Pendidikan

Kepada departemen pendidikan kota Bandung untuk bekerjasama dengan instansi terkait untuk melanjutkan sosialisai penggunaan model pembelajaran yang dapat memfasilitasi keberagaman siswa.

2. Bagi para guru

a. Pada dasarnya untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat diterapkan berbagai pendekatan yang ada dengan mengacu pada keberagaman karakteristik siswa.

b. Dalam menggunakan model inkuiri dan STAD, guru diharapkan memiliki persiapan yang lebih baik dan matang sehingga mampu menjalankan peran sebagai fasilitator.


(34)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Guna mencapai keterampilan sepak bola yang baik, disarankan bagi guru penjas dapat memilih pendekatan pembelajaran yang efektif, mampu menggunakan fasilitas dan waktu yang sangat terbatas serta mampu memotivasi siswa yang kurang berbakat. Dengan demikian, siswa akan mencapai keterampilan sepak bola yang maksimal.

3. Bagi para peneliti selanjutnya

a. Penelitian ini ruang lingkupnya masih terbatas pada siswa dari lingkungan SMP 1 Cisarua Bandung Barat. Oleh karena itu masih terbuka untuk dilakukan penelitian dengan mengambil sampel dari siswa yang berada di daerah lainnya.

b. Ruang lingkup penelitian ini hanya pada tingkat SMP, sehingga masih terbuka untuk diadakan penelitian yang dihubungkan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau lebih rendah.


(35)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anjari, G.A. & Choirunnisa, I. (2012). Teori Belajar Motorik [Forum online]. Diakses dari https://www.google.co.id/url?sa

Bayraktar, G. (2011). The effect of cooperative learning on student’s approach to

general gymnastic course and academic achievements. Academic Journal:

Educational Research and Reviews, 6(1), hlm. 62-71.

Berliana, dkk. (2008). Belajar Pembelajaran Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia – FPOK.

Department of Education, GPO Box 4367. (2009). Fundamental Motor Skills. Melbourne Vic 3001, Australia.

Fernando, R. (2014). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Teknis

Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Sepak Bola. Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia.

Gall, M.D., Gall, JP. & Borg, W.R. (2003). Educational Research: An

Introduction. Boston: Allyn and Bacon Pearson Education.

Haris, N.I. (2014) Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team

Achievement Division (STAD) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Bola. Universitas Pendidikan

Indonesia.

Hartantiningrum. (2009) Pengaruh Ragam Media Pembelajaran dan Kecerdasan

Intelektual Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA Biologi Kelas VII SMP Negeri Sub Rayon 05 Purwantoro Kabupaten Wonogiri.

Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran

Abad 21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Ilmawati, H. (2014) Pengaruh Model Pembelajaran dan Materi Pembelajaran

Terhadap Situasional Interest. Tidak Dipublikasikan.

Isjoni. (2012) Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Jackson A.S & Baumgartner, T.A (1985) Measurement For Evaluation In

Physical Education. Texas Women’s University.

Joyce, Bruce, and Marsha Weil. Models of Teaching. Third Edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 1986.

Juliantine, dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Universitas Pendidikan Indonesia.


(36)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lardika R.A. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Pendidikan

Jasmani Terhadap Tingkat Adversity Quotient Siswa. Tidak Dipublikasikan.

Lie. A. (2002). Mempraktikkan Cooveratipe Learning Di Ruang-ruang Kelas, Jakarta: PT Grasindo.

Luxbacher, J. (2004). Sepak Bola Langkah-langkah Menuju Sukses. Jakarta PT Raja Grafindo Persada.

Maksum. A (2012). Metodologi Penelitian Dalam Olahraga. Unesa University Press.

McMillan, J.H & Schumacher Sally. (2001). Research In Education. Fifth edition. Virgina Commonwealth University: Longman.

Metzler, M.W. (2000), Instructional Models For Physical Education. George State University.

Nezami, R.N., Asgari, M, & Dinarvand, H. (2013). The Effect Of Cooperative

Learning On The Critical of High School Students.

Nurhasan (2000), Tes dan Pengukuran Olahraga, FPOK-UPI.

Purwanto, N.M. (2007), Ilmu Pendidikan Teori dan Praktek. Bandung Remaja Rosdakarya.

Rahyubi, H. (2014) Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Penerbit Nusa Media.

Rink, E.J. (1993). Teaching Physical Education for Learning. University of South Carolina. Second Edition.

Rosdiani. (2013). Perencanaan Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Schmidt, R A dan & Wrisberg, C A. (2000). Motor Learning and Performance

(Second Edition). Human Kinetics: USA.

Setiawahyu, M.I (2014). Pengaruh Gaya Mengajar dan Kemampuan Awal

Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Sepak Bola. Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia.

Slavin, R.E (2005) Cooperative Learning, London: Allyn and Bacon, Inc.

Suherman. (2014). Pembelajaran Scientific Dalam Pendidikan Jasmani.


(37)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sucipto. (2000). Teori dan Praktek Sepak Bola. Bandung: FPOK UPI.

Sugiyono. (2010) Metode Penelitian Pendidikan-Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, A. (1998), Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran Dalam Pendidikan

Jasmani, Bandung: IKIP Bandung Press.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Tarigan, B. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Sepak


(1)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat hubungan kecerdasan intelektual dengan keterampilan gerak dasar sepak bola.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan gerak dasar sepak bola antara siswa yang diajar melalui model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran STAD.

3. Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran dan kecerdasan intelektual terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola secara bersama-sama. B. Implikasi

Implikasi yang dibahas meliputi: pertama, Implikasi penelitian berdampak secara teoritis; kedua, implikasi hasil penelitian terhadap penerapan praktis.

1. Implikasi penelitian berdampak secara teoritis

a. Penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri dan STAD sama baiknya. Dengan demikian model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran STAD dalam pelaksanaannya memberikan kesempatan yang sama baiknya kepada siswa. jadi kedua model pembelajaran tersebut merupakan alternatif strategi pembelajaran yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar penjas.

b. Banyak faktor dari individu siswa yang mempengaruhi keterampilan gerak dasar sepak bola, diantaranya Faktor yang berkaitan dengan potensi, bakat, kemampuan, pengalaman dan kemauan seorang pembelajar. Karena itu, penelitian tentang faktor-faktor tersebut akan membantu guru dalam mengembangkan kemampuan mengajarnya.

c. Dalam proses belajar mengajar, guru diharuskan untuk membuat program kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu siswa yang


(2)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beragam. misalnya perbedaan bakat, pengalaman dan motivasi siswa harus dapat dilayani dengan efektif sehingga seluruh siswa yang memiliki beragam perbedaan dapat belajar dengan efektif dan lebih produktif. Untuk itu guru harus mampu menerapkan strategi pembelajaran yang tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Implikasi hasil penelitian capaian hasil terhadap penerapan praktis.

a. Praktek hendaknya dilaksanakan dalam kondisi yang menguntungkan antara lain dengan memperhatikan kesiapan siswa dalam menjalankan aktifitas, hal ini akan mendukung kelancaran proses mengajar sehingga proses belajar menjadi efektif.

b. Guru harus mampu menyikapi perbedaan karakteristik siswa sebagai bahan perencanaan program pengajaran selanjutnya.

c. Perlu adanya penilaian secara berkelanjutan atau berkala, yaitu sebelum, selama, dan sesudah kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga kekurangan dapat diperbaiki secepat mungkin.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, dapat disampaikan beberapa rekomendasi berkaitan dengan hasil penelitian ini. Saran ini ditujukan kepada pihak ang berkepentingan dalam pendidikan, yaitu: Departemen Pendidikan, Instansi Sekolah, para guru dan para peneliti selanjutnya. Adapun beberpa rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Departemen Pendidikan

Kepada departemen pendidikan kota Bandung untuk bekerjasama dengan instansi terkait untuk melanjutkan sosialisai penggunaan model pembelajaran yang dapat memfasilitasi keberagaman siswa.

2. Bagi para guru

a. Pada dasarnya untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat diterapkan berbagai pendekatan yang ada dengan mengacu pada keberagaman karakteristik siswa.

b. Dalam menggunakan model inkuiri dan STAD, guru diharapkan memiliki persiapan yang lebih baik dan matang sehingga mampu menjalankan peran sebagai fasilitator.


(3)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Guna mencapai keterampilan sepak bola yang baik, disarankan bagi guru penjas dapat memilih pendekatan pembelajaran yang efektif, mampu menggunakan fasilitas dan waktu yang sangat terbatas serta mampu memotivasi siswa yang kurang berbakat. Dengan demikian, siswa akan mencapai keterampilan sepak bola yang maksimal.

3. Bagi para peneliti selanjutnya

a. Penelitian ini ruang lingkupnya masih terbatas pada siswa dari lingkungan SMP 1 Cisarua Bandung Barat. Oleh karena itu masih terbuka untuk dilakukan penelitian dengan mengambil sampel dari siswa yang berada di daerah lainnya.

b. Ruang lingkup penelitian ini hanya pada tingkat SMP, sehingga masih terbuka untuk diadakan penelitian yang dihubungkan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau lebih rendah.


(4)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anjari, G.A. & Choirunnisa, I. (2012). Teori Belajar Motorik [Forum online]. Diakses dari https://www.google.co.id/url?sa

Bayraktar, G. (2011). The effect of cooperative learning on student’s approach to

general gymnastic course and academic achievements. Academic Journal:

Educational Research and Reviews, 6(1), hlm. 62-71.

Berliana, dkk. (2008). Belajar Pembelajaran Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia – FPOK.

Department of Education, GPO Box 4367. (2009). Fundamental Motor Skills. Melbourne Vic 3001, Australia.

Fernando, R. (2014). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Teknis

Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Sepak Bola. Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia.

Gall, M.D., Gall, JP. & Borg, W.R. (2003). Educational Research: An

Introduction. Boston: Allyn and Bacon Pearson Education.

Haris, N.I. (2014) Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team

Achievement Division (STAD) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Bola. Universitas Pendidikan

Indonesia.

Hartantiningrum. (2009) Pengaruh Ragam Media Pembelajaran dan Kecerdasan

Intelektual Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA Biologi Kelas VII SMP Negeri Sub Rayon 05 Purwantoro Kabupaten Wonogiri.

Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran

Abad 21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Ilmawati, H. (2014) Pengaruh Model Pembelajaran dan Materi Pembelajaran

Terhadap Situasional Interest. Tidak Dipublikasikan.

Isjoni. (2012) Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Jackson A.S & Baumgartner, T.A (1985) Measurement For Evaluation In

Physical Education. Texas Women’s University.

Joyce, Bruce, and Marsha Weil. Models of Teaching. Third Edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 1986.

Juliantine, dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Universitas Pendidikan Indonesia.


(5)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lardika R.A. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Pendidikan

Jasmani Terhadap Tingkat Adversity Quotient Siswa. Tidak Dipublikasikan.

Lie. A. (2002). Mempraktikkan Cooveratipe Learning Di Ruang-ruang Kelas, Jakarta: PT Grasindo.

Luxbacher, J. (2004). Sepak Bola Langkah-langkah Menuju Sukses. Jakarta PT Raja Grafindo Persada.

Maksum. A (2012). Metodologi Penelitian Dalam Olahraga. Unesa University Press.

McMillan, J.H & Schumacher Sally. (2001). Research In Education. Fifth edition. Virgina Commonwealth University: Longman.

Metzler, M.W. (2000), Instructional Models For Physical Education. George State University.

Nezami, R.N., Asgari, M, & Dinarvand, H. (2013). The Effect Of Cooperative

Learning On The Critical of High School Students.

Nurhasan (2000), Tes dan Pengukuran Olahraga, FPOK-UPI.

Purwanto, N.M. (2007), Ilmu Pendidikan Teori dan Praktek. Bandung Remaja Rosdakarya.

Rahyubi, H. (2014) Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Penerbit Nusa Media.

Rink, E.J. (1993). Teaching Physical Education for Learning. University of South Carolina. Second Edition.

Rosdiani. (2013). Perencanaan Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Schmidt, R A dan & Wrisberg, C A. (2000). Motor Learning and Performance

(Second Edition). Human Kinetics: USA.

Setiawahyu, M.I (2014). Pengaruh Gaya Mengajar dan Kemampuan Awal

Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Sepak Bola. Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia.

Slavin, R.E (2005) Cooperative Learning, London: Allyn and Bacon, Inc.

Suherman. (2014). Pembelajaran Scientific Dalam Pendidikan Jasmani.


(6)

Anda Pane,2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sucipto. (2000). Teori dan Praktek Sepak Bola. Bandung: FPOK UPI.

Sugiyono. (2010) Metode Penelitian Pendidikan-Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, A. (1998), Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran Dalam Pendidikan

Jasmani, Bandung: IKIP Bandung Press.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Tarigan, B. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Sepak