STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT.

(1)

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

FPIPS : 4936/UN.40.2.5.1/PL/2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA

DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI

KABUPATEN GARUT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Oleh:

Silvi Nurul Wahida 1104745

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA

DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI

KABUPATEN GARUT

Oleh:

Silvi Nurul Wahida

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Silvi Nurul Wahida Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

SILVI NURUL WAHIDA 1104745

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Prof. Dr. Darsiharjo, M.S. NIP. 19620921 198603 1 005

Pembimbing II

Upi Supriatna, S.Pd, M.Pd. NIDN. 0421028005

Mengetahui,

Ketua Prodi Manajemen Resort dan Leisure

Fitri Rahmafitria, SP, M.Si NIP. 19741018 200812 2 001


(4)

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Oleh :

Silvi Nurul Wahida 1104745

ABSTRAK

Puncak Darajat Desa Pasirwangi merupakan salah satu objek wisata alam berupa air panas yang yang saat ini sedang ramai dikunjungi di Kabupaten Garut. Dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan setiap tahunnya di Puncak Darajat Desa Pasirwangi menjadi salah satu tantangan untuk pihak pengelola agar dapat terus mengembangkan objek wisata tersebut agar para wisatawan tidak merasa bosan dengan atraksi wisata tersebut dan tentunya dapat bersaing dengan objek wisata lain yang berada di sekitar kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi. Sektor pertanian dan sektor pariwisata yang sangat berkembang baik setiap tahunnya di Kabupaten Garut dapat digabungkan manjadi satu atraksi wisata yang menarik dan beredukasi yaitu agrowisata. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan kualitatif. Metode analisis yang digunakan adalah SWOT. Metode analisis SWOT digunakan untuk melihat suatu topik atau permasalahan yang terdapat di Puncak Darajat Desa Pasirwangi dari empat sisi yang berbeda yaitu kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), ancaman (treath). Faktor internal yang dimiliki oleh Puncak Darajat Desa Pasirwangi ini meliputi kekuatan dan kelemahan yaitu atraksi, lokasi, fasilitas, pemasaran, aksesbilitas, SDM, pengembangan agrowisata, lahan kosong yang luas. Sementara faktor ekternal yang dimiliki Puncak Darajat Desa Pasirwangi yaitu perkembangan pariwisata Kabupaten Garut saat ini yang sedang ditingkatkan, perkembangan teknologi yang semakin canggih, menikatnya trend berwisata ke kawasan Darajat, serta ancaman dari faktor eksternal seperti bencana alam, kebijakan pemerintah, pesaing baru, dan perilaku masyarakat terhadap kegiatan pariwisata. Hasil penelitian untuk Puncak Darajat Desa Pasirwangi ini yaitu, pembuatan struktur organisasi/manajemenya lebih diperhatikan, pemberdayaan masyarakat lokal sehingga tidak menimbulkan banyak permasalahan dengan warga sekitar. Berdayakan masyarakat tersebut dalam hasil olah agrowisata agar masyarakat dapat membuat hasil karya olahan khusus daerah tersebut, pemberian penyuluhan tentang pentingnya pariwisata terhadap masyarakat oleh pemerintah, serta melibatkan SDM yang berlatar belakang pariwisata.


(5)

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

AGROTOURISM DEVELOPMENT STRATEGY AT PUNCAK DARAJAT PASIRWANGI VILLAGE GARUT REGENCY

By:

Silvi Nurul Wahida 1104745 ABSTRACT

Puncak Darajat Pasirwangi Village is one of nature tourism object with hot water form in Garut regency, that nowadays often visited by tourists. The increasing of visiting number every years at Puncak Darajat Pasirwangi Village, makes it a challenge to developer to develop the tourism object so tourist won’t feel boring with the attractions and of course to make it can stand competing with any other tourism object near Puncak Darajat The agriculture sector and tourism sector that developed very well every years in Garut regency could be combined as an attractive and educated tourism attraction called agro-tourism. Research method in this research is qualitative. The analytical method in this research is SWOT. SWOT analysis method used to see one topic or a problem in Puncak Darajat Pasirwangi Village from four different sides which are strength, weakness, opportunity, and thread. The internal factors in Puncak Darajat including strength and weakness are attraction, location, facility, marketing, accessibility, human resource, agro-tourism development, and wide free space. Meanwhile the external factors in Puncak Darajat Pasirwangi Village are tourism development in Garut regency that nowadays is being improved, technology development that more sophisticated, increasing of tourism trend to Darajat area, and threads form external factors such as natural disaster, government policies, new competitors, and society’s behavior of tourism activity. The result of this research in Puncak Darajat Pasirwangi Village are to make the organization structure have more attention, and empowerment of local people so it

won’t make many problems with the society. The empowerment of local people could be in the agro-tourism sector that local people can make specific things from the area, training about how important tourism is from government, and involve human resources that have tourism background.


(6)

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR BAGAN... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang... 1

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah... 5

C.Tujuan Penelitian... 5

D.Manfaat Penelitian... 5

E.Sistematika Penulisan... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Pariwisata dan Kepariwisataan... 7

B.Objek dan Daya Tarik Wisata... 7

C.Daerah Tujuan Wisata... 8

D.Pengembangan Pariwisata... 8

E.Agrowisata... 10

1. Pengertian Agrowisata... 10

2. Manfaat Agrowisata... 15

3. Faktor Dalam Upaya Pengembangan Agrowisata... 18


(7)

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

5. Pendekatan Pengembangan Agrowisata... 26

6. Kriteria Agrowisata... 27

7. Prasyarat Kawasan Agrowisata... 27

8. Fasilitas Kawasan Agrowisata... 28

A.Strategi dan SWOT... 29

B.Kerangka Pemikiran... 31

BAB III METODE PENELITIAN... 32

A. Lokasi Penelitian... 32

B. Metode Penelitian... 32

C. Populasi dan Sampel... 32

D. Teknik Pengumpulan Data... 33

1. Teknik Pengumpulan Data Primer... 33

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder... 33

E. Variabel Operasional... 34

F. Operasionalisasi Variabel... 34

G. Instrument Penelitian... 35

H. Teknik SWOT... 35

1. Matriks EFE... 36

2. Matriks IFE... 37

3. Positioning Kuadran SWOT... 38

4. Matriks SWOT... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 43

A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian... 43

1. Fasilitas dan Atraksi Wisata... 44

2. Iklim dan Kondisi Tanah... 54

3. Kondisi Sarana, Prasarana, dan Aksesnilitas... 55

4. SDM... 57

5. Pemasaran dan Target Pasar... 58

B. Potensi Agrowisata Lokasi Penelitian... 58

C. Teknik SWOT... 61


(8)

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

2. Faktor Eksternal... 62

D. Analisis SWOT... 63

1. Tahap Pengumpulan Data... 63

2. Tahap Analisis Data... 70

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 76

A. Kesimpulan... 76

B.Rekomendasi... 78

DAFTAR PUSTAKA... 79

LAMPIRAN... 82


(9)

1

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pariwisata merupakan salah satu industri di Indonesia yang prospeknya memiliki nilai yang cerah dimana industri pariwisata di Indonesia ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan juga menjadi salah satu sumber devisa Negara. Peluang untuk dikembangkan tersebut tentu saja harus didukung oleh kondisi alamiahnya kawasan tersebut. Indonesia memiliki potensi alam yang melimpah sehingga dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Menurut Undang Undang No. 10 Tahun 2009 pasal 1 ayat 3 tentang Kepariwisataan, yang

dimaksud dengan pariwisata adalah “Berbagai macam kegiatan wisata yang

didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,

pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah”. Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat setempat baik secara ekonomi, sosial, dan budaya.

Indonesia memiliki banyak sekali daerah yang berpotensi pada sektor pariwisata. Provinsi Jawa Barat adalah salah satunya provinsi ini merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak potensi sumber daya pariwisata yang dapat dikembangkan. Lingkungan alam yang asri dan sejuk, pegunungan, kebudayaan yang khas, dan juga keunikan yang mengundang rasa keingintahuan seseorang dan juga potensi lainnya sehingga ini menjadi prospek yang sangat baik untuk terus dikembangkan.

Kabupaten Garut adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan Ibu kotanya adalah Tarogong Kidul. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di barat. Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Tenggara pada koordinat 6º56'49” - 7 º45'00” Lintang Selatan dan 107º25'8” - 108º7'30” Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²). Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Kabupaten Garut di kelilingi oleh pegunungan, contohnya Gunung Cikuray, Gunung Papandayan, Gunung Guntur, dan Gunung


(10)

2

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karacak. Kinerja ekonomi Kabupaten Garut sampai saat ini masih mengandalkan sektor pertanian. Menurut data yang didapat dari Data BPS Kabupaten Garut bahwa kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian di tahun 2013 sebesar 44,59%, dibandingkan pada tahun 2008 yang hanya 31,05%. Situasi perekonomian Kabupaten Garut tahun 2013 tampak cukup membaik dengan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebesar 4,82 persen.

Selain dari sektor ekonomi pertanian Kabupaten Garut juga saat ini sudah banyak diminati sebagai daerah tujuan wisata di Jawa Barat. Kabupaten Garut terkenal dengan kesenian, budaya, kuliner, dan juga objek wisata alamnya. Sektor pariwisata Kabupaten Garut saat ini meningkat hal ini tercermin dari perkembangan jumlah kunjungan wisatawan, baik ke objek-objek wisata, maupun ke fasilitas-fasilitas akomodasi di Kabupaten Garut.

Berikut merupakan data kunjungan wisatawan di kabupaten Garut selama 10 tahun terakhir (lihat Tabel 1.1.).

Tabel 1.1

Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Garut Tahun 2003 – 2013

s S u m

Sumber: Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Garut (2014)

Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Garut bahwa adanya peningkatan kedatangan wisatawan di setiap tahunnya merupakan sebuah keunggulan bagi Kabupaten Garut namun sekaligus menjadi tantangan bagi para pengelola dan stakeholder agar kunjungan wisatawan ini dapat terus ditingkatkan.

Tahun Domestik Internasional Total

2003 929.569 4.055 933.624

2004 1.235.291 2.924 1.238.215

2005 1.270.369 4.949 1.275.318

2006 1.352.880 4.267 1.357.147

2007 1.421.388 4.308 1.425.696

2008 1.574.797 4.729 1.579.526

2009 1.645.354 5.559 1.650.913

2010 1.796.366 6.487 1.802.853

2011 1.981.984 6.631 1.988.615

2012 2.008.746 6.020 2.014.766


(11)

3

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saat musim liburan tiba, Kabupaten Garut menjadi salah satu tempat tujuan para wisatawan yang akan menghabiskan libur panjang setelah Idul Fitri 1434 H. Terlihat dari beberapa tempat obyek wisata yang ada di Kab. Garut, suasana beberapa tempat sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun dari luar garut, seperti bandung, bogor, bekasi, bandung, jakarta dan beberapa kota lainnya yang ingin menikmati tempat wisata yang ada di Kab Garut.

Salah satu objek wisata yang banyak diminati dan sudah banyak dikenal oleh para wisatawan yang datang ke Kabupaten Garut yaitu adalah wisata berendam air panas dan panorama keindahan alamnya karena memang lingkungan serta cuaca di Kabupaten Garut ini sangat cocok untuk para wisatawan menikmati wisata berendam air panas dan menikmati panorama keindahan Kabupaten Garut.

Darajat saat ini menjadi tempat tujuan utama para wisatawan, dulu sebelum di buka untuk umum, yang menjadi tujuan utama adalah Cipanas Garut, namun semenjak Darajat mulai membuka tempat wisata, waktu demi waktu darajat terus dikenal oleh masyarakat luas bahkan sampai ke luar pulau jawa.

Desa Pasirwangi merupakan salah satu desa yang memiliki banyak objek wisata yang diminati banyak wisatawan saat ini. Pemandian air panas, keindahan panorama alam bukit darajat, kawah darajat dan kebun-kebun yang berada disepanjang jalan Desa Pasirwangi, serta kegiatan sehari-hari masyarakat lokal Desa Pasirwangi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan setiap tahunnya di daerah Pasirwangi maka ini merupakan salah satu tantangan untuk pihak pengelola maupun masyarakat lokal untuk dapat terus mengembangkan objek wisata dan potensi yang sudah ada saat ini agar menjadi lebih menarik dan inovatif maka wisatawan tidak merasa bosan dengan atraksi wisata yang itu itu saja dan tentunya dapat bersaing dengan objek wisata lain yang berada di sekitar kawasan Puncak Darajat maupun di Desa Pasirwangi.

Melihat dari sektor pertanian dan sektor pariwisata yang sangat berkembang baik setiap tahunnya di Kabupaten Garut maka sangatlah cocok jika dua sektor tersebut digabungkan manjadi satu atraksi wisata yang menarik dan beredukasi yaitu agrowisata. Menurut Tavare dalam Maruti (2009) yang mendefinisikan bahwa agrowisata sebagai aktivitas agribisnis dimana petani setempat


(12)

4

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menawarkan tur pada usaha taninya dan mengijinkan seseorang pengunjung menyaksikan pertumbuhan, pemanenan, pengolahan pangan lokal yang tidak akan ditemukan di daerah asalnya. Pengembangan agrowisata akan membangun komunikasi yang intensif antara petani dan wisatawan. sehingga ini bisa menjadi sebuah harapan dan juga kesempatan untuk para petani agar lebih kreatif dalam mengelola usaha pertaniannya sehingga mampu menghasilkan produk yang bisa menyentuh hati para wisatawan. Bila hasil pertanian yang baik dapat diserap oleh pihak hotel dan restoran maka ini akan sangat membantu untuk peningkatan pendapatan petani. Puncak Darajat yang berada di Desa pasirwangi sangat berpotensi untuk pengambangan agrowisata karena kawasan ini dikelilingi perkebunan yang sangat mendukung untuk pengembangan agrowisata. Seorang stakeholder dapat bekerjasama dengan masyarakat lokal atau petani setempat sehingga dapat menaikan pendapatan mereka.

Berdasarkan uraian diatas sektor pertanian dan sektor pariwisata di Kabupaten Garut saat ini masih menjadi andalan maka alangkah baiknya jika Desa Pasirwangi ini mengembangkan agrowisata dengan memanfaatkan 2 sektor tersebut menjadi satu atraksi yang diminati oleh wisatawan. Hal mengenai pengembangan agrowisata ini cukup menarik untuk dibahas dan dikaji lebih lanjut. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata di Puncak Darajat Desa Pasirwangi Kabupaten Garut.”

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan observasi yang dilakukan serta dengan dilihatnya dari data kunjungan yang berkunjung ke Kabupaten Garut terus meningkat dan mulai berkembang pesat sektor pariwisatanya dan juga Puncak Darajat di Desa pasirwangi saat ini sedang menjadi salah satu andalan para wisatawan yang berkunjung untuk menikmati pemandian air panas dengan panorama alam yang sejuk dan indah. Maka atraksi wisata di Puncak Darajat yang berada di Desa Pasirwangi ini harus dikembangkan agar wisatawan mau datang kembali dan tentunya wisatawan tidak merasa bosan dengan atraksi wisata yang itu itu saja. Berikut adalah rumusan masalah yang akan diteliti:


(13)

5

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Bagaimana kondisi umum Puncak Darajat Desa Pasirwangi?

2. Bagaimana potensi agrowisata yang dimiliki Puncak Darajat Desa Pasirwangi?

3. Bagaimana strategi pengembangan agrowisata di Puncak Darajat Desa Pasirwangi?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang akan penulis lakukan adalah:

1. Mengidentifikasi kondisi umum Puncak Darajat Desa Pasirwangi saat ini. 2. Mengidentifikasi potensi agrowisata yang dapat dikembangkan di

Puncak Darajat Desa Pasirwangi.

3. Menganalisi strategi pengembangan agrowisata di Puncak Darajat Desa Pasirwangi.

D.Manfaat Penelitian

Setelah mengkaji masalah yang ada maka penulis akan menyimpulkan beberaapa manfaat dari penelitian ini, manfaat tersebut yaitu:

1. Keuntungan Pribadi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat keilmuan baik berupa teori, strategi pengembangan objek wisata, ataupun ilmu yang lebih banyak lagi mengenai industri pariwisata.

2. Keuntungan Pengelola

Semoga penelitian ini dapat memberikan masukan yang baik dan juga menjadi referensi untuk pihak pengelola agar dapat terus mengembangkan atraksi wisata dan juga tetap memberikan pelayanan yang baik terhadap kepuasan pengunjung.


(14)

6

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tinjauan pustaka, kerangka pemikiran. Didalamnya terdapat uraian mengenai teori – teori relevan yang dijadikan sebagai landasan dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Menguraikan tentang metode penelitian yakni metode – metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi metode penelitian, variabel penelitian, populasi, sample, dan analisis pengolahan data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Menguraikan pembahasan atas penelitian berdasarkan teori dan data yang tepat didapat melalui survey atau observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi.

BAB V PENUTUP

Berisikan penutup yang merupakan kesimpulan dari pembahasan. Kesimpulan disini merupakan jawaban atas permasalahan dan pembahasan, serta rekomendasi berdasarkan kesimpulan tersebut.


(15)

32

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puncak Darajat Desa Pasirwangi, tempat ini berada di Jl. Raya Darajat, Desa Pasirwangi, Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut. Puncak Darajat Desa Pasirwangi ini merupakan destinasi yang letaknya tertinggi karena dekat dengan Kawah Darajat. Jarak yang ditempuh dari Garut Kota kita bisa menghabiskan sekitar 1 jam dengan disuguhi panorama pemandangan perkebunan sepanjang jalan dan udara yang masih sejuk.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan juga berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian (McMillan & Schumacher, 2003).

Menurut Sugiyono (2012) penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) yang menyatakan peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive sampling. Studi deskriptif bertujuan untuk mengungkapkan fenomena, variabel dan permasalahan yang terjadi saat penelitian secara faktual.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi merupakan keseluruhan gejala individu, kasus dan masalah yang diteliti yang ada di daerah penelitian yang menjadi sebuah objek penelitian. (Sumaatmadja, 1988: 112). Menurut Sugiyono (2010:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas


(16)

33

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah pengelola, wisatawan, dan semua objek yang berada di Puncak Darajat Desa Pasirwangi.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2005: 75) sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah wisatawan dan pengelola. Untuk pengelola menggunakan purposive sampling. Purposive sampling menurut Sugiyono (2014:216) yaitu melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi tersebut. Sedangkan untuk wisatawan menggunakan random sampling.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal secara mendalam mengenai pengembangan Agrowisata di Puncak Darajat Desa Pasirwangi.

b. Pengamatan (Observation)

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat secara dekat kegiatan yang dilakukan pengelola dan melihat potensi-potensi daya tarik wisata alam yang ada di daerah Puncak Darajat Desa Pasirwangi.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

a. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi proses wawancara, foto-foto, film dokumenter atau video mengenai kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi.

b. Studi Kepustakaan

Seperti yang dikatakan Nazir (1988) bahwa studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan menjadikan studi penelaahan terhadap


(17)

34

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.

c. Data Internet

Dilakukan untuk mempermudah memperoleh data yang dibutuhkan. Data diambil dari website dan blogger yang berhubungan dengan penelitian ini.

E. Variabel Operasional

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2012) pada dasarnya adalah segala sesuatu bentuk yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimipulannya. Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yaitu Pengembangan Agrowisata.

F. Operasionalisasi Variabel

Berikut ini merupakan operasional variabel dari penelitian (lihat Tabel 3.1):

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

No Variabel Sub Variabel Indikator Sumber Data Instrument

1. Pengembangan

Agrow Sata

Pengembangan Harus diketahui

karakteristik dari wisatawan.

Data Primer Wawancara

Harus dilakukan penelitian bagaimana fasilitas transportasi yang tersedia.

Data Primer dan Sekunder

Observasi

Atraksi yang akan dijual. Data Primer dan

Sekunder

Observasi Fasilitas apa saja yang

tersedia.

Data Primer dan Sekunder

Observasi Diperlukan publikasi atau

promosi.

Data Primer dan Sekunder

Wawancara

Agrowisata Memiliki sumberdaya

lahan dengan agroklimat yang sesuai.

Data Primer dan Sekunder

Wawancara

Memiliki prasarana dan infrastuktur yang memadai.

Data Sekunder Observasi

Memiliki sumberdaya manusia yang berpotensi di bidang agrowisata.

Data Primer Wawancara

Mampu mendukung upaya konservasi dan pelestarian alam.

Data Primer dan Sekunder


(18)

35

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Diolah peneliti, 2015

G. Instrument Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneiliti itu sendiri. Maka seorang peneliti sebagai instrument juga harus

“divalidasi” seberapa jauh peneliti siap untuk melakukan penelitian dan selanjutnya turun ke lapangan. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif ada yang di sebut dengan ke absahan data.

Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan alat bantuan untuk mendapatkan informasi atau data yang di butuhkan. Alat bantu yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah:

a. Pedoman Wawancara

Acuan atau tuntunan wawancara agar wawancara pada objek yang di teliti yaitu narasumber yang relevan dan kredibel.

b. Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui kondisi umum saat ini di kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi.

H.Teknik SWOT

Pada penelitian ini teknik yang digunakan adalah analisis SWOT. Menurut Fred. R David (2004) menjelaskan bahwa Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Metode analisis SWOT disini bisa dianggap sebagai metode analisis yang paling dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan yang terdapat di kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi tentunya dilihat dari empat sisi yang berbeda yaitu kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), ancaman (threat).

Hasil analisis ini biasanya adalah berupa arahan atau rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada,


(19)

36

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analis SWOT dapat membantu pihak pengelola maupun stakeholder nantinya untuk melihat sisi yang terlupakan atau tidak terlihat dari kawasan itu.

1. Matriks EFE (External Factors Evaluation)

Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal yang terdapat di Puncak Darajat Desa Pasirwangi. Data eksternal tersebut dikumpulkan untuk menganalisa hal-hal yang menyangkut persoalan eksternal relevan dari kawasan tersebut. Hal ini penting karena faktor eksternal sangat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kesuksesan Puncak Darajat Desa Pasirwangi. Berikut ini tahapan kerja Matriks EFE :

a. Buatlah daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha. Aspek eksternal yang mencakup peluang dan ancaman bagi kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi.

b. Tentukan bobot dari faktor-faktor tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus bernilai satu (1). Nilai bobot dinilai dan dihitung berdasarkan rata- rata.

c. Tentukan rating setiap faktor-faktor tadi antara 1 – 4, dimana : 1 = dibawah rata-rata

2 = rata-rata 3 = diatas rata-rata 4 = sangat bagus

d. Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya untuk mendapatkan skor semua faktor-faktor tadi.

e. Jumlahkan skor untuk mendapatkan skor total bagi kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi yang dinilai. Skor total 4,0 mengindikasikan bahwa kawasan tersebut merespon dengan cara yang luar biasa pada peluang yang ada dan menghindari ancaman di pasar industrinya. Skor total sebesar 1,0 menunjukkan bahwa kawasan tersebut tidak memanfaatkan peluang yang ada atau tidak


(20)

37

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghindari ancaman eksternal. Contoh tabel Matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Matriks EFE Key External

Factors

Bobot Rating Skor

Peluang - - Ancaman

- - Total 1,00

Sumber :Diktat Kuliah Strategi Pengembangan& Pengelolaan, 2009 2. Matriks IFE (Internal Factors Evaluation)

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor internal yang terdapat di kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap sangat penting. Data dan informasi aspek internal kawasan tersebut dapat digali dari beberapa fungsional kawasan tersebut. Berikut ini tahapan kerja matriks IFE :

a. Buatlah daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha untuk aspek internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan bagi kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi.

b. Tentukan bobot dari faktor-faktor tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar satu (1). Nilai bobot dinilai dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.

c. Beri (rating nilai) 1 sampai 4 masing-masing faktor yang memiliki nilai : 1 = dibawah rata-rata

2 = rata-rata 3 = diatas rata-rata 4 = sangat bagus.

d. Kalikan antara bobot dengan rating dari masing-masing faktor menentukan nilai skornya.


(21)

38

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Jumlahkan skor untuk mendapatkan skor total bagi kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi tersebut yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5 maka jika nilainya dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal Puncak Darajat Desa Pasirwangi adalah lemah, sedangkan apabila nilainya diatas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0. Contoh tabel Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Matriks IFE Key Internal

Factors Bobot Rating Skor

Kekuatan - - Kelemahan

- - Total 1,00

Sumber: Diktat Kuliah Strategi Pengembangan & Pengelolaan, 2009 3. Positioning Kuadran SWOT

Sebelumnya telah dibahas mengenai matriks IFE dan EFE. Dari matriks IFE dapat diketahui posisi sumbu X dengan rumus sebagai berikut :

X = Total Kekuatan – Total Kelemahan

Sedangkan dari matriks EFE dapat diketahui posisi sumbu Y dengan rumus sebagai berikut :

Y = Total Peluang – Total Ancaman

Berdasarkan matriks IFE dan EFE tersebut dapat diketahui posisi sumbu X dan posisi sumbu Y yang menentukan posisi di kuadran SWOT dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut :


(22)

39

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Peluang (Opportunity)

O

Kelemahan Kekuatan (Weakness) Kuadran III Kuadran I (Strength)

(-,+) Ubah Strategi (+,+) Progresif W S

Kuadran IV Kuadran II

(-,-) Strategi Bertahan (+,-) Diversifikasi Strategi T

Ancaman (Threath) Sumber: Pearce dan Robinson, 1998

Gambar 3.1 Posisi dalam Kuadran SWOT

a. Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan kawasan yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi dalam kondisi baik sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan pengembangan dan meraih kemajuan secara maksimal.

b. Kuadran II (positif , negatif)

Posisi ini menandakan bahwa kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi tersebut kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi yang artinya kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi dalam kondisi baik namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi tersebut akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.


(23)

40

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan bahwa kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi yang artinya Puncak Darajat Desa Pasirwangi tersebut disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerjanya.

d. Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan yang artinya kondisi internal kawasan berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya kawasan tersebut disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

4. Matriks SWOT

Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis dari kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh kawasan Puncak Darajat Desa Pasirwangi tersebut dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks ini memiliki 4 buah strategi, yaitu :

a. Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi SO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran pihak pengelola Puncak Darajat Desa Pasirwangi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan internal untuk dapat menarik keuntungan dari peluang eksternal. Jika suatu kawasan itu memiliki kelemahan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan. Saat sebuah kawasan dihadapkan pada ancaman yang besar, maka kawasan tersebut akan berusaha menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.


(24)

41

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi WO adalah strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang, peluang-peluang besar muncul, tetapi sebuah kawasan tersebut memiliki kelemahan internal yang menghalangi memanfaatkan peluang.

c. Strategi ST (Strength-Treath)

Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan sebuah kawasan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu kawasan yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkaran eksternal.

d. Strategi WT (Weakness- Treath)

Strategi WT adalah strategi yang ditetapkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Untuk lebih jelas, berikut ini adalah delapan tahap bagaimana penentuan strategi dibangun melalui matriks TOWS/SWOT. Tahapan yang dimaksud adalah :

1) Buat daftar peluang dan ancaman eksternal perusahaan, masukkan ke dalam tabel EFE (External Factors Evaluation).

2) Buat daftar kekuatan dan kelemahan internal kawasan, masukkan ke dalam tabel IFE (Internal Factors Evaluation).

3) Cocokkan kekuatan internal dan peluang eksternal dan catatlah hasilnya dalam tabel strategi SO.

4) Cocokkan kelemahan internal dan peluang eksternal dan catatlah hasilnya dalam tabel strategi WO.

5) Cocokkan kekuatan internal dan ancaman eksternal dan catatlah hasilnya dalam tabel strategi ST.

6) Cocokkan kelemahan internal dan ancaman eksternal dan catatlah hasilnya dalam tabel strategi WT.


(25)

42

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Matriks Analisis SWOT

Sumber: Fred S. David (2009) IFE EFE

Strength (Kekuatan)

Weakness (Kelemahan) Oppurtunity

(Peluang) S – O Strategy W – O Strategy Threat


(26)

80

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang yang telah dilakukan di Kawasan Puncak Darajat Kabupaten Garut ini serta dengan dilengkapi data-data dari narasumber juga pembahasan disertai teori-teori yang mendukung mengenai “Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata di Puncak Darajat Desa Pasirwangi Kabupaten Garut”, maka penulis menarik kesimpulan bahwa perlu adanya strategi untuk pengembangan agrowisata di Puncak Darajat dilihat dari banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung dan Puncak Darajat yang menjadi daerah tujuan wisata yang saat ini trend di kalangan wisatawan.

Faktor internal yang dimiliki oleh Puncak Darajat ini meliputi kekuatan dan kelemahan yaitu atraksi, lokasi, fasilitas, pemasaran, aksesbilitas, SDM, pengembangan agrowisata, lahan kosong yang luas. Sementara faktor ekternal yang dimiliki Puncak Darajat yaitu perkembangan pariwisata Kabupaten Garut saat ini yang sedang ditingkatkan, perkembangan teknologi yang semakin canggih, menikatnya trend berwisata ke kawasan Darajat, serta ancaman dari faktor eksternal seperti bencana alam, kebijakan pemerintah, pesaing baru, dan perilaku masyarakat terhadap kegiatan pariwisata.

Hasil dari pembobotan Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE) berdasarkan faktor internal dan eksternal yang ada di Puncak Darajat Waterboom yang menjadi diagram SWOT yang mempunyai nilai X: -0,7 dan Y: 1,2. Posisi ini menandakan bahwa kawasan Puncak Darajat Waterboom yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi yang artinya Puncak Darajat tersebut disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerjanya. Strategi tersebut adalah :

1. Memperbaiki aksesbilitas agar memudahkan wisatawan menjangkau kawasan, harus adanya akomodasi khusus menuju kawasan tersebut karena saat ini belum adanya transportasi umum menuju kawasan


(27)

81

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Puncak Darajat. Memperbaiki petunjuk arah yang jelas dan juga pembuatan peta lokasi.

2. Pengembangan agrowisata tersebut dengan tema agrowisata ruang terbuka alami dengan agrowisata berbasis masyarakat. Dimana masarakat lebih berperan penting untuk pengelolaan, pemeliharaan, dan untuk daya tarik wisatawan.

3. Pengembangan agrowisata yang saat ini hanya kebun strawberry tersebut dengan jenis tanaman lain yang lebih beragam sesuai dengan komoditas daerah Pasirwangi yaitu kentang, tomat, jeruk, cabe besar, terong belanda.

4. Membuat fasilitas agrowisata untuk wisatawan seperti :

 Gerbang pintu masuk

 Tempat sampah

 Toko cinderamata untuk hasil pengolahan hasil tani

 Pusat informasi

 Kendaraan untuk menjangkau kawasan agrowisata

 Jalan setapak untuk mempermudah wisatawan

 Petunjuk arah

 Museum botani

 Kantor pengelola

 Bangku untuk wisatawan beristirahat

5. Merekrut masyarakat lokal yang mengerti tentang agrowisata maupun pertanian untuk dijadikan guide dan untuk dilibatkan dalam perawatan serta pengolahan agrowisata yang akan dipertontonkan untuk wisatawan. 6. Membuat program bertemakan agrowisata yaitu “Student Farm” untuk anak-anak atau sekolah yang berwisata ke kawasan Puncak Darajat. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu mengikuti aturan pemerintah daerah mengenai pariwisata yang memiliki nilai edukasi.


(28)

82

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Rekomendasi

Dari hasil penelitian maka penulis memiliki beberapa rekomendasi untuk Puncak Darajat yaitu :

1. Pemberdayaan masyarakat lokal sehingga tidak menimbulkan banyak permasalahan dengan warga sekitar. Berdayakan masyarakat tersebut dalam hasil olah agrowisata agar masyarakat dapat membuat hasil karya olahan khusus daerah tersebut.

2. Pemberian penyuluhan tentang pentingnya pariwisata terhadap masyarakat oleh pemerintah.

3. Melibatkan SDM yang berlatar belakang pariwisata.

4. Memperbaiki dan mengembangkan fasilitas penunjang agrowisata untuk wisatawan.

5. Dibuat peraturan yang jelas tentang pengelolaan dan perizinan dengan instansi maupun pemerintah daerah terkait pariwisata di kawasan Puncak Darajat


(29)

79

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Damardjati, R.S. (1995). Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

David, Fred, R. (2009). Manajemen Strategis Konsep. Jakarta : Salemba Empat. Maruti, K. V. (2009). Agrotourism: Scope and Opportunities for the Farmers in

Maharashtra. Article Report. Dept. Of Economics, Y.C college. Pachwad Talwai, Dist-Satara, State Maharashtra.

McMillan, J. H., & Schumacher, S. (2003). Research in education: A conceptual introduction (5th ed). New York: Longman.

Nazir, Moh. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Oka A Yoeti. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa, Bandung. Oka A Yoeti. (1997). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Oka A Yoeti. (2000). Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pertaja.

Otto Soemarwoto. (1990). Ekologi dalam Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Bandung: Unpad

.

Pitana, I Gede. (2002). Kebijakan dan Strategi Pemerintah Daerah Bali dalam Pembangunan Pariwisata. Pada Seminar Nasional Pariwisata Bali the Last or the Lost Paradise. Pembangunan Pariwisata yang Berkelanjutan. Denpasar: Universitas Udayana.

Rangkuti, Freddy. (2004) Manajemen Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: Grafindo Persada.

Rangkuti, Freddy. (2005). Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Samsuridjal, D. (1997). Peluang di Bidang Pariwisata. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya.

Soekadijo. (1996). Anatomi Pariwisata. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta


(30)

80

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumaatmadja, Nursid. (1998). Studi Geografi, Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung.

Skripsi/Tesis

Bambang Pamulardi. (2006). Pengembangan Agrowisata Berwawasan Lingkungan (Studi Kasus Desa Wisata Tingkir, Salatiga). (Tesis). Universitas Diponegoro.

Betri Andita Eky Hapsari (2008). Perencanaan Lanskap Bagi Pengemangan Agrowisata Di Kawasan Agropolitan Merapi-Merbabu Di Kabupaten Magelang. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor.

Muhammad Harist Insan Kamil (2015). Konsep Perencanaan Ekowisata Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Daya Tarik Wisata Di Desa Sakti Pulau Nusa Penida Provinsi Bali. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.

Nindya Shinta Pratiwi (2011). Pengembangan Desa Cintaasih Sebagai Kawasan Agro Wisata Berbasis Masyarakat Di Kabupaten Garut. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.

Yayan Mulyana (2009). Pengembangan Potensi Perkebunan Manggis Wanayasa Sebagai Kawasan Wisata Agro Di Kabupaten Purwakarta. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.

Dokumen

Data Kunjungan Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Garut 2003-2013. Data Kunjungan Puncak Darajat Waterboom Kabupaten Garut 2010-2014.

Diktat Perkuliahan Stategi Pengembangan & Pengelolan Manajemen Resort & Leisure (2009).

Gumelar S. Sastrayuda. (2007). Naskah Perkuliahan Konsep Resort&Leisure. Bandung, Manajemen Resort dan Leisure, Universitas Pendidikan Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Onlline

Garutkab.go.id (2014). [Online]. Sumber Daya Alam Pertanian Kabupaten Garut. Tersedia: http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/sda_pertanian. (diakses pada 28 Juli 2015).


(31)

81

Silvi Nurul Wahida, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Garutkab.go.id (2014). [Online]. Wilayah Administratif. Tersedia: http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/sekilas_wiladmin.

(diakses pada 20 Juli 2015).

Puncakdarajat.com (2015). [Online]. Galeri Foto. Tersedia: http://puncakdarajat.com/page/38404/galeri-photo.html. (diakses 26 Agustus 2015).


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang yang telah dilakukan di Kawasan Puncak Darajat Kabupaten Garut ini serta dengan dilengkapi data-data dari narasumber juga pembahasan disertai teori-teori yang mendukung mengenai “Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata di Puncak Darajat Desa Pasirwangi Kabupaten Garut”, maka penulis menarik kesimpulan bahwa perlu adanya strategi untuk pengembangan agrowisata di Puncak Darajat dilihat dari banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung dan Puncak Darajat yang menjadi daerah tujuan wisata yang saat ini trend di kalangan wisatawan.

Faktor internal yang dimiliki oleh Puncak Darajat ini meliputi kekuatan dan kelemahan yaitu atraksi, lokasi, fasilitas, pemasaran, aksesbilitas, SDM, pengembangan agrowisata, lahan kosong yang luas. Sementara faktor ekternal yang dimiliki Puncak Darajat yaitu perkembangan pariwisata Kabupaten Garut saat ini yang sedang ditingkatkan, perkembangan teknologi yang semakin canggih, menikatnya trend berwisata ke kawasan Darajat, serta ancaman dari faktor eksternal seperti bencana alam, kebijakan pemerintah, pesaing baru, dan perilaku masyarakat terhadap kegiatan pariwisata.

Hasil dari pembobotan Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor

Evaluation (EFE) berdasarkan faktor internal dan eksternal yang ada di Puncak

Darajat Waterboom yang menjadi diagram SWOT yang mempunyai nilai X: -0,7 dan Y: 1,2. Posisi ini menandakan bahwa kawasan Puncak Darajat Waterboom

yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi yang artinya Puncak Darajat tersebut disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerjanya. Strategi tersebut adalah :

1. Memperbaiki aksesbilitas agar memudahkan wisatawan menjangkau kawasan, harus adanya akomodasi khusus menuju kawasan tersebut karena saat ini belum adanya transportasi umum menuju kawasan


(2)

Puncak Darajat. Memperbaiki petunjuk arah yang jelas dan juga pembuatan peta lokasi.

2. Pengembangan agrowisata tersebut dengan tema agrowisata ruang terbuka alami dengan agrowisata berbasis masyarakat. Dimana masarakat lebih berperan penting untuk pengelolaan, pemeliharaan, dan untuk daya tarik wisatawan.

3. Pengembangan agrowisata yang saat ini hanya kebun strawberry tersebut dengan jenis tanaman lain yang lebih beragam sesuai dengan komoditas daerah Pasirwangi yaitu kentang, tomat, jeruk, cabe besar, terong belanda.

4. Membuat fasilitas agrowisata untuk wisatawan seperti :

 Gerbang pintu masuk

 Tempat sampah

 Toko cinderamata untuk hasil pengolahan hasil tani

 Pusat informasi

 Kendaraan untuk menjangkau kawasan agrowisata

 Jalan setapak untuk mempermudah wisatawan

 Petunjuk arah

 Museum botani

 Kantor pengelola

 Bangku untuk wisatawan beristirahat

5. Merekrut masyarakat lokal yang mengerti tentang agrowisata maupun pertanian untuk dijadikan guide dan untuk dilibatkan dalam perawatan serta pengolahan agrowisata yang akan dipertontonkan untuk wisatawan. 6. Membuat program bertemakan agrowisata yaitu “Student Farm” untuk anak-anak atau sekolah yang berwisata ke kawasan Puncak Darajat. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu mengikuti aturan pemerintah daerah mengenai pariwisata yang memiliki nilai edukasi.


(3)

B.Rekomendasi

Dari hasil penelitian maka penulis memiliki beberapa rekomendasi untuk Puncak Darajat yaitu :

1. Pemberdayaan masyarakat lokal sehingga tidak menimbulkan banyak permasalahan dengan warga sekitar. Berdayakan masyarakat tersebut dalam hasil olah agrowisata agar masyarakat dapat membuat hasil karya olahan khusus daerah tersebut.

2. Pemberian penyuluhan tentang pentingnya pariwisata terhadap masyarakat oleh pemerintah.

3. Melibatkan SDM yang berlatar belakang pariwisata.

4. Memperbaiki dan mengembangkan fasilitas penunjang agrowisata untuk wisatawan.

5. Dibuat peraturan yang jelas tentang pengelolaan dan perizinan dengan instansi maupun pemerintah daerah terkait pariwisata di kawasan Puncak Darajat


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Damardjati, R.S. (1995). Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

David, Fred, R. (2009). Manajemen Strategis Konsep. Jakarta : Salemba Empat. Maruti, K. V. (2009). Agrotourism: Scope and Opportunities for the Farmers in

Maharashtra. Article Report. Dept. Of Economics, Y.C college. Pachwad

Talwai, Dist-Satara, State Maharashtra.

McMillan, J. H., & Schumacher, S. (2003). Research in education: A conceptual

introduction (5th ed). New York: Longman.

Nazir, Moh. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Oka A Yoeti. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa, Bandung. Oka A Yoeti. (1997). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Oka A Yoeti. (2000). Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pertaja.

Otto Soemarwoto. (1990). Ekologi dalam Pembangunan Berwawasan

Lingkungan. Bandung: Unpad

.

Pitana, I Gede. (2002). Kebijakan dan Strategi Pemerintah Daerah Bali dalam Pembangunan Pariwisata. Pada Seminar Nasional Pariwisata Bali the Last

or the Lost Paradise. Pembangunan Pariwisata yang Berkelanjutan.

Denpasar: Universitas Udayana.

Rangkuti, Freddy. (2004) Manajemen Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis.

Jakarta: Grafindo Persada.

Rangkuti, Freddy. (2005). Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan

Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Samsuridjal, D. (1997). Peluang di Bidang Pariwisata. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya.

Soekadijo. (1996). Anatomi Pariwisata. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta


(5)

Sumaatmadja, Nursid. (1998). Studi Geografi, Suatu Pendekatan dan Analisis

Keruangan. Bandung.

Skripsi/Tesis

Bambang Pamulardi. (2006). Pengembangan Agrowisata Berwawasan

Lingkungan (Studi Kasus Desa Wisata Tingkir, Salatiga). (Tesis).

Universitas Diponegoro.

Betri Andita Eky Hapsari (2008). Perencanaan Lanskap Bagi Pengemangan Agrowisata Di Kawasan Agropolitan Merapi-Merbabu Di Kabupaten

Magelang. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor.

Muhammad Harist Insan Kamil (2015). Konsep Perencanaan Ekowisata Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Daya Tarik Wisata Di Desa Sakti Pulau Nusa

Penida Provinsi Bali. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.

Nindya Shinta Pratiwi (2011). Pengembangan Desa Cintaasih Sebagai Kawasan

Agro Wisata Berbasis Masyarakat Di Kabupaten Garut. (Skripsi).

Universitas Pendidikan Indonesia.

Yayan Mulyana (2009). Pengembangan Potensi Perkebunan Manggis Wanayasa

Sebagai Kawasan Wisata Agro Di Kabupaten Purwakarta. (Skripsi).

Universitas Pendidikan Indonesia.

Dokumen

Data Kunjungan Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Garut 2003-2013. Data Kunjungan Puncak Darajat Waterboom Kabupaten Garut 2010-2014.

Diktat Perkuliahan Stategi Pengembangan & Pengelolan Manajemen Resort & Leisure (2009).

Gumelar S. Sastrayuda. (2007). Naskah Perkuliahan Konsep Resort&Leisure.

Bandung, Manajemen Resort dan Leisure, Universitas Pendidikan Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Onlline

Garutkab.go.id (2014). [Online]. Sumber Daya Alam Pertanian Kabupaten Garut. Tersedia: http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/sda_pertanian.


(6)

Garutkab.go.id (2014). [Online]. Wilayah Administratif. Tersedia: http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/sekilas_wiladmin.

(diakses pada 20 Juli 2015).

Puncakdarajat.com (2015). [Online]. Galeri Foto. Tersedia: http://puncakdarajat.com/page/38404/galeri-photo.html. (diakses 26 Agustus 2015).