PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA.

(1)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM

DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Departemen Pendidikan Musik

Oleh

Bina Bagja Zulilham NIM 1001882

DEPARTEMEN PENDIDIKAN MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran Suling Lubang Enam Di SMK

Kesenian Putera Nusantara Majalengka

Oleh

Bina Bagja Zulilham

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Musik

© Bina Bagja Zulilham 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BINA BAGJA ZULILHAM

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM

DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

disetujukan dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Nanang Supriatna, S.Sen, M.Pd. NIP. 1961011986011001

Pembimbing II

Engkur Kurdita, M.Pd. NIP. 196104221986011001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Musik

Drs. Agus Firmansah, M.Pd. NIP. 196208301995121001


(4)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini diwujudkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Pembelajaran

Suling Lubang Enam Di SMK Kesenian Putera Nusantar Majalengka”. Suling Sunda adalah alat musik yang berasal dari Jawa Barat. Alasan penelitian ini dilakukan adalah dalam era globalisasi ini kita dituntut untuk siap dalam dunia kerja sejak dalam jenjang pendidikan khususnya siswa yang memilih lembaga pendidikan sekolah kejuruan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut banyak lembaga pendidikan yang menawarkan program pendidikan dengan berbagai macam fasilitas dan rancangan pembelajaran pendidikan yang menarik. Salah satunya adalah Sekolah SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka. Sekolah ini memiliki rancangan pembelajaran yang menarik, dengan tujuan mencetak siswa yang siap terjun langsung dalam dunia kerja khususnya kesenian. Salah satu program studi di sekolah ini adalah karawitan yang didalamnya terdapat pelajaran Suling Sunda. Untuk menjadikan siswa terampil dalam bidang karawitan khususnya memainkan Suling Sunda, Pelajaran Suling di sekolah dipelajai selama enam semester dengan berbagai fasilitas yang disediakan dan guru pengajar yang berpengalam tidak hanya dalam memainkan instrumen Suling akan tetapi juga diperlukan kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai strategi pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik meneliti dan mendeskripsikan bagaimana metode yang digunakan oleh guru, bagaimana tahapan pembelajarannya, dan kesulitan apa saja yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam pembelajaran suling lubang enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka. Subjek penelitian ini adalah siswa SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh metode yang digunakan dalam pembelajaran, tahapan pembelajaran dan kesulitan yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran suling lubang enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka.


(6)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 3

C. TUJUAN PENELITIAN ... 4

D. MANFAAT PENELITIAN ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. PEMBELAJARAN ... 6

B. KOMPONEN PEMBELAJARAN ... 7

1. Tujuan Pembelajaran ... 8

2. Materi Pembelajaran ... 9

3. Metode Pembelajaran ... 11

4. Media Pembelajaran ... 14

5. Evaluasi Pembelajaran ... 15

C. PEMBELAJARAN SULING SUNDA ... 16

1. Suling ... 16

2. Teknik Bermain Suling ... 20

3. Jenis Ornamen Pada Suling Lubang Enam ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. TEMPAT DAN SUBJEK PENELITIAN ... 28

B. METODE PENELITIAN ... 28

C. DEFINISI OPRASIONAL ... 29


(7)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Suling Lubang Enam ... 29

D. INSTRUMEN PENELITIAN ... 29

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 30

1. Observasi ... 30

2. Wawancara ... 30

3. Studi Literatur ... 31

F. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 31

1. Reduksi Data ... 32

2. Penyajian Data ... 32

3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. HASIL PENELITIAN ... 34

1. SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka ... 34

2. Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam di SMK Kesenian Nusantara Majalengka ... 38

a. Metode Pembelajaran Suling Lubang Enam di SMK Kesenian Nusantara Majalengka ... 39

b. Tahapan Pembelajaran Suling Lubang Enam di SMK Kesenian Nusantara Majaleng ... 44

c. Kesulitan Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Suling Lubang Enam ... 61

B. PEMBAHASAN PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA ... 66

1. Metode Pembelajaran ... 66

2. Tahapan Pembelajaran Suling Lubang Enam ... 69

3. Kesulitan yang Dialami Guru dan Siswa ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

A. KESIMPULAN ... 74

B. SARAN ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(8)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(9)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suling adalah instrumen musik melodis tradisional yang berkembang di banyak daerah Indonesia. Di Jawa Barat sendiri instrumen tersebut merupakan salah satu instrumen musik tradisional yang sangat populer, karena bunyinya yang sangat digemari dan banyak digunakan pada berbagai pertunjukan, tidak hanya kesenian-kesenian tradisional, tetapi juga berbagai kolaburasi dengan musik konvensional.

Jika dilihat dari bentuknya, suling yang berkembang di Jawa Barat terdiri atas dua jenis, yaitu suling yang memiliki enam lubang nada dan empat lubang nada. Tetapi jika dilihat dari laras yang dihasilkan oleh setiap instrumen suling tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Suling yang memiliki enam lubang nada dapat menghasilkan tiga buah laras, yaitu laras Pelog degung, Madenda, dan Salendro. Sedangkan suling yang memiliki empat lubang nada, masing-masing memiliki spesifikasi laras yang dihasilkannya. Oleh karena itu, suling lubang empat memiliki nama yang berbeda-beda, seperti; suling salendro, pelog, dan madenda. Sampai saat ini semua jenis suling tersebut masing-masing banyak berkembang di berbagai daerah di Jawa Barat, dan lebih dikenal dengan sebutan suling Sunda, karena lebih banyak digunakan oleh kesenian-kesenian tradisional yang berkembang pada masyarakat Sunda.

Secara teknis, suling Sunda bukan merupakan instrumen yang sulit untuk dimainkan, karena lubang suara instrumen tersebut sudah dibuat sedemikian rupa, sehingga memudahkan bagi siapa pun yang membunyikannya. Begitu pula dengan cara-cara memproduksi nada yang akan dihasilkan oleh setiap lubang nada pada suling Sunda, karena hanya dengan menutup dan membuka lubang nada tersebut, nada-nada yang ingin diproduksi oleh instrumen suling Sunda dapat dilakukan. Sedangkan hal-hal yang sulit untuk dimainkan dan dipelajari pada permainan suling Sunda, adalah dalam memproduksi berbagai ornamen seperti puruluk, leot, bintih, dan banyak lagi istilah-istilah yang digunakan untuk


(10)

2

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukan bentuk ornamen pada suling Sunda. Teknik-teknik ornamentasi pada suling tersebut hanya dapat dimainkan oleh para seniman profesional dalam bidang suling Sunda.

Terlepas dari masalah sulit atau mudahnya memainkan suling Sunda seperti disampaikan di atas, pada kenyataannya sampai saat ini suling Sunda banyak dipelajari di sekolah-sekolah. Tentu saja banyak dipelajarinya suling Sunda tersebut karena beberapa alasan, yaitu; suling Sunda merupakan instrumen musik melodis bersifat individual yang mudah untuk dibawa, harganya relatif murah, teknik membuatnya tidak terlampau sulit, dan mudah untuk diperoleh. Alasan-alasan itulah yang mendorong guru untuk mengajarkan suling Sunda di dalam pembelajaran seni musik di sekolah di mana mereka bekerja. Salah satu sekolah yang mengajarkan suling Sunda tersebut adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesenian Putra Nusantara Majalengka.

Pada Program Studi Karawitan SMK Kesenian Putra Nusantara, terdapat salah satu mata pelajaran yang diberi nama Suling Sunda. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran mata pelajaran tersebut, adalah bahwa siswa memiliki keterampilan dalam memainkan berbagai jenis Suling yang berkembang pada masyarakat Sunda dan siswa diharapkan siap terjun langsung dalam pertunjukan seni dimasyarakat. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut diperlukan tenaga pengajar yang benar-benar tepat, tidak hanya memiliki keterampilan baik dalam memainkan instrumen yang akan diajarkannya, tetapi juga diperlukan kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai strategi pembelajaran yang benar-benar tepat di dalam mengajarkan mata pelajaran yang dia punya. Hal lain yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut di atas, adalah masalah ketersediaan waktu yang diberikan oleh lembaga untuk mempelajari mata pelajaran tersebut. Sebagai contoh, untuk dapat menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan baik dalam bidang Suling Sunda, tidak mungkin dapat dicapai hanya dengan pembelajaran dalam satu semester, tetapi harus dalam beberapa semester. Oleh karena itu di SMK Kesenian Putra Nusantara Majalengka, mata pelajaran Suling Sunda diberikan dalam enam semester. Artinya, bahwa lembaga pendidikan ini


(11)

3

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

benar-benar serius untuk dapat menghasilkan lulusan yang mumpuni dalam bidang karawitan, khususnya Suling Sunda.

Sekaitan dengan pembelajaran Suling Sunda di SMK Kesenian Putra Nusantara yang telah diuraikan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melihat dari dekat bagaimana proses pembelajaran Suling Sunda yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas. Tidak hanya itu, peneliti juga berkeinginan untuk melihat metode apa saja yang dipakai guru pengajar, bagaimana tahapan materi yang dipelajari, dan kesulitan apa saja yang dihadapi oleh guru dan siswa di dalam pembelajaran Suling Sunda.

Dalam pandangan peneliti, waktu yang diberikan selama enam semester untuk mempelajari Suling Sunda, merupakan waktu yang panjang dan cukup untuk mempelajari Suling Sunda hingga memiliki keterampilan baik. Selain itu, bahwa kualitas pembelajaran yang bersifat praktek hanya dapat ditentukan minimal oleh tiga hal, yaitu metode yang digunakan di dalam pembelajaran, fasilitas dan media yang digunakan, dan waktu yang tersedia untuk mempelajarinya. Jika ketiga hal tersebut terpenuhi dengan baik, maka hasilnya pun akan baik pula, sebaliknya jika ketiga hal tersebut terpenuhi tetapi hasilnya belum baik, artinya terdapat sesuatu yang salah dengan pembelajaran yang dilakukannya.

Berdasarkan pada uraian di atas, ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran Suling Sunda yang dilakukan di SMK Kesenian Putra Nusantara Majalengka, akan dilaksanakan dengan mengambil judul: Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesenian Putera Nusantara Majalengka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian di atas, peneliti akan mengidentifikasi masalah-masalah yang diangkat dalam penelitian. Adapun masalah penelitian yang perlu diangkat dalam penelitian ini, peneliti merumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :


(12)

4

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana metode yang digunakan di dalam pembelajaran suling lubang enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka?

2. Bagaimana tahapan materi yang diajarkan pada pembelajaraan suling lubang enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka?

3. Apa kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa di dalam pembelajaran suling lubang enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu bisa menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian, seperti:

1. Mendeskripsikan metode yang digunakan di dalam pembelajaran Suling Lubang Enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka.

2. Mendeskripsikan tahapan materi yang diajarkan pada Suling Lubang Enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka.

3. Mengetahui kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa di dalam pembelajaran Suling Lubang Enam SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka.

D. Manfaat Penelitian

1. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti untuk digunakan untuk masa yang akan datang.

2. Departemen Pendidikan Musik FPSD UPI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya berbagai kajian keilmuan dalam bidang musik tradisional yang berkembang di Jawa Barat, khususnya mengenai salah satu instrumen musik yang banyak digunakan di dalam pertunjukan baik tradisional maupun konvensional. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar bagi para peneliti lanjutan yang memiliki minat untuk mengetahui mengenai pembelajaran suling Sunda.


(13)

5

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. SMK Putra Nusantara

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai kontrol terhadap kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru di dalam melakukan pembelajaran suling. Dengan harapan dari haasil penelitian ini akan terjadi sebuah kegiatan evaluasi untuk meningkatan kualitas pembelajaran yang akan menghasilkan lulusan yang mumpuni dalam bidangnya.

4. Masyarakat Umum

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sebuah laporan terhadap masyarakat pengguna pendidikan mengenai kualitas pembelajaran suling yang dilakukan di SMK Putra Nusantara. Dengan penelitian ini, masyarakat dapat memberikan penilaian dan masukan untuk perbaikan-perbaikan proses perbaikan yang dilakukan di dalam berbagai kegiatan pembelajaraan di sekolah tersebut.

b. Bagi para orang tua siswa yang putra-putrinya memiliki minat untuk mempelajari musik tradisional, laporan penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu dasar kajian mengenai pembelajaran salah satu mata pelajaran yang dikembangkan di sekolah tersebut. Dengan harapan laporan hasil penelitian ini dapat meningkatkan minat para calon siswa yang ingin memperdalam bidang kesenian di SMK Putra Nusantara.


(14)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN SUBJEK PENELITIAN

Berdasarkan silsilah dan pemilihan lokasi penelitian disini adalah SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka ini bertujuan mencetak lulusan yang ahli dalam bidang seni karawitan khususnya suling, di dalam jurusan karawitan terdapat pembelajaran suling yang sudah diberikan dari mulai semester I sampai dengan semester VI. Dengan demikian pembelajaran suling diberikan perhatian khusus dibandingkan mata pelajaran lainnya. Atas dasar itulah peneliti memilih guru mata pelajaran suling dan siswa di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka sebagai objek penelitian.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitan merupakan suatu cara untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, hal ini sejalan dengan apa yang diungkapakan oleh Sugiyono (2008, hlm. 1) bahwa “metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan ditemukan, dibuktikan, dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”. Dengan demikian dalam proses pengumpulan data ini metode penelitian sangatlah penting dan berpengaruh terhadap pengambilan data, dengan demikian metode penelitian harus dipilih secara tepat sesuai dengan pokok bahasan yang akan diteliti. Dengan metode penelitian yang tepat maka kita akan menghasilkan data yang akurat dan maksimal sesuai yang kita butuhkan dalam penelitian. Dengan demikian peneliti memilih metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif karena peneliti menganggap metode inilah yang paling tepat untuk digunakan dalam penelitian.

Menurut Nazir (2005, halm. 89) “metode deskriptif adalah studi menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat dimana termasuk di dalamnya untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok dan


(15)

29

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

individu serta studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimalisasikan bias dan memaksimumkan reabilitas”. Metode deskriptif ini digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai seluruh variabel penelitian secara independen. Dengan kata lain metode ini adalah metode yang menggambarkan objek penelitian sesuai dengan apa adanya dengan tidak ada unsur manipulasi data dari hasil penelitian.

Selanjutnya penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (1975) dalam Maleong (2002, halm. 3) yang menyatakan “metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Dengan kata lain penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.

Dengan penjelasan tersebut peneliti akan menggunakan metode penelitian deskriftif dengan pendekatan kualitatif karena metode tersebut merupakan metode yang paling efektif dan peneliti ingin mengungkap secara gamblang dan apa adanya tentang pembelajaran suling di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka.

C. DEFINISI OPRASIONAL

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara sistematik antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

2. Suling Lubang Enam

Suling adalah alat musik yang berasal dari Sunda, yang terbuat dari bambu tamiang yang memiliki lubang sebanyak enam lubang.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian atau alat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian antara lain:


(16)

30

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pedoman wawancara 2. Buku catatan

3. Alat perekam

4. Handphone berkamera 5. Kamera digital

6. Peneliti sendiri.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam menggali dan mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ini, maka diperlukan teknik pengumpulan data yang sesuai dan efisien dalam penelitian, data yang diperlukan berupa tahapan-tahapan pembelajaran suling, metode yang digunakan, dan kesulitan apa saja yang dialami oleh guru dan siswa dalam pembelajaran suling lubang enam di SMK Kesenian Putera Nusantara, maka peneliti memilih teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan studi literatur.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti di dalam penelitian, adalah observasi pasif. Artinya di dalam proses pengumpulan data ini, peneliti hanya berfungsi sebagai pengamat yang tidak memiliki keterlibatan secara langsung dengan kegiatan pembelajaran.

2. Wawancara

Maleong (2007, hlm. 186) mendefinisikan “wawancara sebagai percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (intervewer) yang memberikan atas jawaban itu”. Dari pernyataan tersebut kita dapat menyimpulkan wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk menunjangnya keaslian dari data yang didapat. Adapun bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur artinya pertanyaan diajukan setelah disusun terlebih dahulu oleh peneliti yang dirumuskan dalam pedoman wawancara. Dalam hal ini, peneliti mencoba melakukan pencarian


(17)

31

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi wawancara dengan siswa dan pengajar tentang proses pembelajaran Suling Lubang Enam di SMK Kesenian Nusantara Majalengka.

3. Studi Literatur

Dimaksudkan untuk mempelajari berbagai sumber yang berhubungan dengan kebutuhan dan kelengkapan data tentang pelaksanaan penelitian studi tentang pembelajaran suling di SMK baik berupa sumber yang valid tentunya, seperti buku-buku maupun media bacaan lainnya yang berguna dan membantu dalam memcari sumber informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.

Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk memperkuat permasalahan serta sebagai dasar teori dalam melakukan studi dan juga menjadi dasar untuk melakukan observasi mengenai pembelajaran suling lubang enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka.

Dari studi literatur yang dilakukan, peneliti dapat membandingkan temuan yang didapat dilapangan dengan literatur atau sumber lain yang berupa teori-teori yang sudah terpercaya ke otentikannya sehingga dapat ditarik beberapa kesimpulan. Penting juga untuk memberi arah penelitian selanjutnya yang perlu dilakukan untuk melanjutkan misi penelitian.

F. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Pengolahan data di dalam suatu penelitian bersifat penting, karena di dalam penelitian kita akan memperoleh data-data dari fenomena di lapangan, yaitu data mentah yang harus kita olah sehingga bisa berkaitan satu sama lainnya. Dengan mengelompokan data-data yang kita peroleh dan diadakan kategorisasi seperti data utama maupun data pendukung. Di dalam penelitian yang menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti mendapatkan data–data yang bersifat deskriptif pula. Dengan menuangkan fenomena yang terjadi ke dalam catatan lapangan. Terdapat tiga cara pengolahan data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan Miles dan Huberman dalam Fitriani (2011, hlm. 34). Berikut pengertiannya:


(18)

32

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan rangkuman data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam kegiatan reduksi data dilakukan pemilahan-pemilahan tentang: bagian data yang perlu diberi kode, bagian data yang harus dibuang, dan pola yang harus dilakukan peringkasan. Jadi dalam kegiatan reduksi data dilakukan: pengakuratan data, penggolongan data, pengarahan data, pembuangan data yang tidak perlu, pengorganisasian data untuk bahan menarik kesimpulan. Kegiatan reduksi data ini dapat dilakukan melalui: seleksi data yang ketat, pembuatan ringkasan, dan menggolongkan data menjadi suatu pola yang lebih luas dan mudah dipahami. 2. Penyajian Data

Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering digunakan adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan sama seperti yang dianjurkan oleh Miles dan Huberman. Menurut mereka pula, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai mencari arti tentang segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi suatu kesatuan tertentu. Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan perkembangan perolehan data. Setelah selesai mengolah data yang diperoleh dari lapangan, lalu data akan di analisa. Yaitu kegiatan mengatur, memberikan kode bahkan mengkategorikan data yang sudah diolah sebelumnya sehingga sehingga diperoleh suatu temuan dari penelitian yang dilakukan.


(19)

33

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Nasution, analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data daripada setelah selesai pengumpulan data.


(20)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti tentang pembelajaran suling di SMK Kesenian putera Nusantara Majalengka, dalam bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan yang meliputi tentang metode apa saja yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran, tahapan-tahapan pembelajaran suling lubang enam, dan kesulitan apa saja yang dihadapi oleh guru dan murid dalam proses kegiatan pembelajaran suling lubang enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka.

Di dalam pelaksanaan pembelajaran suling lubang enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka, guru memberikan materi pelajaran dengan berbagai macam metode dan pendekatan yang pada umumnya sering dipergunakan dalam pembelajaran musik yaitu metode ceramah, tugas, drill (latihan), demonstrasi dan imitasi, metode ini efektif digunakan pada siswa dalam pembelajaran, hal ini terbukti dengan siswa dapat mengikuti materi-materi yang diberikan. Untuk mendukung proses belajar mengajar Pak Aceng juga menggunakan pendekatan secara individu dalam pembelajaranya, Pak Aceng selalu dekat dan akrab dengan siswa-siswanya di luar maupun di dalam kelas, dalam menyampaikan materinya Pak Aceng selalu menyisipkan lawakan yang membuat siswa terhibur dan tidak jenuh di dalam kelas, tetapi terdapat kelemahan dalam pendekatan yang dilakukan Pak Aceng yaitu siswa menjadi berani berbicara semaunya, berani berteriak dan membantah walaupun dengan niat bercanda pada guru.

Metode dan pendekatan tersebut dugunakan oleh Pak Aceng sebagai cara penyampaian materi di dalam setiap tahapan-tahapan pembelajaran dalam pembelajaran suling lubang enam. Tahap-tahapan materi pelajaran suling lubang enam yang diberikan dari semester satu sampai semester enam ini hampir sama dengan apa yang ditulis dalam buku suling karangan Engkur Kurdita, akan tetapi peneliti menemukan sesuatu yang unik dalam tahapan pembelajaran suling lubang enam oleh Pak Aceng, yaitu dalam materi lagu yang diberikan, Pak Aceng selalu


(21)

75

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan lagu yang sudah dipelajari oleh mata pelajaran karawitan lain seperti mata pelajaran kawih, tembang, dan kecapi, hal ini membuat pembelajaran sedikit lebih mudah karena siswa sudah pernah mempelajarinya, jadi siswa hanya perlu mengaplikasikannya dalam pelajaran suling, temuan lainnya yaitu guru tidak terpaku dengan satu jenis buku pedoman melainkan, guru mengajar lebih berdasarkan pengalaman pribadinya saja, salah satu kekurangan dalam tahapan pembelajaran disekolah ini yaitu kurangnya nya manejemen waktu, guru mengajar tidak selalu berpedoman pada RPP yang dibuatnya, akan tetapi guru mengajar lebih pada keadaan dikelas seperti apa yang menyebabkan ketidak sesuaiannya rancangan yang sudah dibuat dengan kenyataan dilapangan. Tingkat kesulitan lagu yang dipelajari juga selalu dimulai dari materi lagu yang tingkat kesulitannya rendah dan akan terus berlanjut sesuai dengan tahapan pembelajaran.

Dalam suatu kegiatan pasti terdapat kesulitan yang dihadapi oleh pelaku kegiatannya, begitupun dalam pembelajaran, dari tahapan-tahapan yang pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi seperti dalam tahapan memainkan suling, bagi kebanyak siswa memainkan suling merupakan suatu hal yang baru, dengan begitu siswa belum terbiasa dalam melakukan hal tersebut. Akan tetapi dengan seringnya berlatih dan kapasitas jam pelajaran yang relatif lama dikelas dan dengan didukung dengan lingkungan yang mendukung untuk belajar musik, siswa dapat mengatasi kesulitan tersebut. Kesulitanpun dihadapi oleh guru salah satunya yaitu kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan rancangan yang telah disusun, yang disebabkan oleh beberapa kegiatan sekolah dan libur nasional yang menyebabkan kegiatan pembelajaran suling terganggu, hal ini berpengaruh pada tahapan pembelajaran yang sudah di rancang sedemikian rupa, dan hal tersebut juga dapat memungkinkan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Dalam kesulitan yang dihadapi oleh guru dan siswa, peneliti menemukan sesuatu dalam penelitian yaitu rata-rata kemampuan siswa laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan siswa perempuan.

Perbedaan kemampuan yang cukup signifikan yang ada antara siswa laki-laki dan perempuan ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti minat, bakat, kemauan, yang menyebabkan intensitas latihan siswa perempuan


(22)

76

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak lebih banyak dari siswa laki-laki, hal tersebut terbukti dengan rata-rata nilai siswa perempuan tidak lebih tinggi daripada nilai perempuan.

B. SARAN

Di dalam pelaksanaan observasi untuk memperoleh data-data yang diperlukan ada beberapa hal yang harus diperbaiki oleh pihak sekolah, guru, siswa, dan universitas mengenai hal yang berkaitan dengan hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dan dibenahi. Berikut saran yang dianjurkan oleh peneliti:

1. SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka

Berdasarkan observasi yang dilaksankan, peneliti memberikan saran kepada sekolah agar lebih memperhatikan perawatan pada alat-alat musik yang ada, sekolah harus meningkatkan kedisiplinan siswa dalam berlatihan dan menggunakan alat-alat musik yang ada. Sekolah juga harus meningkatkan fasilitas yang ada supaya fasilitas pendukung untuk pembelajaran lebih komplit dan membantu proses pembelajaran lebih baik. Suling yang dipakai dalam pembelajaran harus berkualitas baik supaya siswa tidak kesulitan dalam memainkan suling tersebut.

2. Pengajar Suling

Proses pembelajaran suling lubang enam yang dilaksanakan di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka ini sudah sesuai, hal ini terbukti dengan tercapaiannya tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Akan tetapi peneliti memberikan saran untuk guru pengajar suling di dalam penyampaian materi pembelajaran. Guru harus lebih serius dan tegas lagi kepada siswa agar siswa lebih disiplin dan lebih bertanggung jawab kepada tugas yang diberikan oleh guru, Guru lebih matang lagi dalam mengelola waktu agar RPP dan kenyataan bisa sesuai.


(23)

77

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Siswa

Di dalam proses kegiatan pembelajaran suling lubang enam ini peneliti memberi saran kepada siswa agar siswa lebih disiplin dalam pembelajaran, siswa harus lebih menghormati guru pengajar, siswa harus bisa lebih bertanggung jawab lagi dengan tugas yang diberikan oleh guru dan lebih sering berlatih supaya materi yang diberikan oleh guru dapat dikuasai dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran.

4. Departemen Pendidikan Seni Musik

Berdasarkan pengalaman observasi yang dilakukan dalam pengerjaan skripsi, peneliti membutuhkan buku dan sumber pengetahuan yang kongkrit mengenai suling dan pembelajaran musik. Buku pembelajaran musik sendiri masih sangat sedikit yang dapat ditemui di perpustakaan universitas maupun departemen musik. Dengan demikian hendaknya pihak universitas ataupun departemen musik lebih menyediakan buku-buku tentang pembelajaran musik dan suling.


(24)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arif S. Sadiman, Arif S.,dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta.

Arsyad,Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Bernandib, Sutari Imam. 1993. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta:

Andi Offset.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fitriani, Tria. 2013. Pembelajaran Flute Pada Siswa Kelas 6 di Sekolah Dasar Kristen 2 Bina Bakti Matius Bandung. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Gafur, Abdul. 2004. Peranan Teknologi Pembelajaran Dalam Proses

Belajar-Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta :Bumi Aksara Karya.

Kurdita, Engkur. 2011. Bermain Suling Daerah Sunda. Bandung: CV Bintang Warli Artika.

Maleong. 2002, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Nazir, M. Ph. D. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Roestyah, N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alphabeta. Sangidu. 2004. Penelitian Sastra, Pendekatan, Teori, Metode, Teknik dan Kiat.


(25)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandun: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman & Winataputra. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas. Sumantri, Mulyani. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana. Syah, Muhibin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Usman, M. Uzer & Setiawati, Lilis. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti tentang pembelajaran suling di SMK Kesenian putera Nusantara Majalengka, dalam bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan yang meliputi tentang metode apa saja yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran, tahapan-tahapan pembelajaran suling lubang enam, dan kesulitan apa saja yang dihadapi oleh guru dan murid dalam proses kegiatan pembelajaran suling lubang enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka.

Di dalam pelaksanaan pembelajaran suling lubang enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka, guru memberikan materi pelajaran dengan berbagai macam metode dan pendekatan yang pada umumnya sering dipergunakan dalam pembelajaran musik yaitu metode ceramah, tugas, drill (latihan), demonstrasi dan imitasi, metode ini efektif digunakan pada siswa dalam pembelajaran, hal ini terbukti dengan siswa dapat mengikuti materi-materi yang diberikan. Untuk mendukung proses belajar mengajar Pak Aceng juga menggunakan pendekatan secara individu dalam pembelajaranya, Pak Aceng selalu dekat dan akrab dengan siswa-siswanya di luar maupun di dalam kelas, dalam menyampaikan materinya Pak Aceng selalu menyisipkan lawakan yang membuat siswa terhibur dan tidak jenuh di dalam kelas, tetapi terdapat kelemahan dalam pendekatan yang dilakukan Pak Aceng yaitu siswa menjadi berani berbicara semaunya, berani berteriak dan membantah walaupun dengan niat bercanda pada guru.

Metode dan pendekatan tersebut dugunakan oleh Pak Aceng sebagai cara penyampaian materi di dalam setiap tahapan-tahapan pembelajaran dalam pembelajaran suling lubang enam. Tahap-tahapan materi pelajaran suling lubang enam yang diberikan dari semester satu sampai semester enam ini hampir sama dengan apa yang ditulis dalam buku suling karangan Engkur Kurdita, akan tetapi peneliti menemukan sesuatu yang unik dalam tahapan pembelajaran suling lubang enam oleh Pak Aceng, yaitu dalam materi lagu yang diberikan, Pak Aceng selalu


(2)

75

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan lagu yang sudah dipelajari oleh mata pelajaran karawitan lain seperti mata pelajaran kawih, tembang, dan kecapi, hal ini membuat pembelajaran sedikit lebih mudah karena siswa sudah pernah mempelajarinya, jadi siswa hanya perlu mengaplikasikannya dalam pelajaran suling, temuan lainnya yaitu guru tidak terpaku dengan satu jenis buku pedoman melainkan, guru mengajar lebih berdasarkan pengalaman pribadinya saja, salah satu kekurangan dalam tahapan pembelajaran disekolah ini yaitu kurangnya nya manejemen waktu, guru mengajar tidak selalu berpedoman pada RPP yang dibuatnya, akan tetapi guru mengajar lebih pada keadaan dikelas seperti apa yang menyebabkan ketidak sesuaiannya rancangan yang sudah dibuat dengan kenyataan dilapangan. Tingkat kesulitan lagu yang dipelajari juga selalu dimulai dari materi lagu yang tingkat kesulitannya rendah dan akan terus berlanjut sesuai dengan tahapan pembelajaran.

Dalam suatu kegiatan pasti terdapat kesulitan yang dihadapi oleh pelaku kegiatannya, begitupun dalam pembelajaran, dari tahapan-tahapan yang pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi seperti dalam tahapan memainkan suling, bagi kebanyak siswa memainkan suling merupakan suatu hal yang baru, dengan begitu siswa belum terbiasa dalam melakukan hal tersebut. Akan tetapi dengan seringnya berlatih dan kapasitas jam pelajaran yang relatif lama dikelas dan dengan didukung dengan lingkungan yang mendukung untuk belajar musik, siswa dapat mengatasi kesulitan tersebut. Kesulitanpun dihadapi oleh guru salah satunya yaitu kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan rancangan yang telah disusun, yang disebabkan oleh beberapa kegiatan sekolah dan libur nasional yang menyebabkan kegiatan pembelajaran suling terganggu, hal ini berpengaruh pada tahapan pembelajaran yang sudah di rancang sedemikian rupa, dan hal tersebut juga dapat memungkinkan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Dalam kesulitan yang dihadapi oleh guru dan siswa, peneliti menemukan sesuatu dalam penelitian yaitu rata-rata kemampuan siswa laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan siswa perempuan.

Perbedaan kemampuan yang cukup signifikan yang ada antara siswa laki-laki dan perempuan ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti minat, bakat, kemauan, yang menyebabkan intensitas latihan siswa perempuan


(3)

tidak lebih banyak dari siswa laki-laki, hal tersebut terbukti dengan rata-rata nilai siswa perempuan tidak lebih tinggi daripada nilai perempuan.

B. SARAN

Di dalam pelaksanaan observasi untuk memperoleh data-data yang diperlukan ada beberapa hal yang harus diperbaiki oleh pihak sekolah, guru, siswa, dan universitas mengenai hal yang berkaitan dengan hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dan dibenahi. Berikut saran yang dianjurkan oleh peneliti:

1. SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka

Berdasarkan observasi yang dilaksankan, peneliti memberikan saran kepada sekolah agar lebih memperhatikan perawatan pada alat-alat musik yang ada, sekolah harus meningkatkan kedisiplinan siswa dalam berlatihan dan menggunakan alat-alat musik yang ada. Sekolah juga harus meningkatkan fasilitas yang ada supaya fasilitas pendukung untuk pembelajaran lebih komplit dan membantu proses pembelajaran lebih baik. Suling yang dipakai dalam pembelajaran harus berkualitas baik supaya siswa tidak kesulitan dalam memainkan suling tersebut.

2. Pengajar Suling

Proses pembelajaran suling lubang enam yang dilaksanakan di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka ini sudah sesuai, hal ini terbukti dengan tercapaiannya tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Akan tetapi peneliti memberikan saran untuk guru pengajar suling di dalam penyampaian materi pembelajaran. Guru harus lebih serius dan tegas lagi kepada siswa agar siswa lebih disiplin dan lebih bertanggung jawab kepada tugas yang diberikan oleh guru, Guru lebih matang lagi dalam mengelola waktu agar RPP dan kenyataan bisa sesuai.


(4)

77

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Siswa

Di dalam proses kegiatan pembelajaran suling lubang enam ini peneliti memberi saran kepada siswa agar siswa lebih disiplin dalam pembelajaran, siswa harus lebih menghormati guru pengajar, siswa harus bisa lebih bertanggung jawab lagi dengan tugas yang diberikan oleh guru dan lebih sering berlatih supaya materi yang diberikan oleh guru dapat dikuasai dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran.

4. Departemen Pendidikan Seni Musik

Berdasarkan pengalaman observasi yang dilakukan dalam pengerjaan skripsi, peneliti membutuhkan buku dan sumber pengetahuan yang kongkrit mengenai suling dan pembelajaran musik. Buku pembelajaran musik sendiri masih sangat sedikit yang dapat ditemui di perpustakaan universitas maupun departemen musik. Dengan demikian hendaknya pihak universitas ataupun departemen musik lebih menyediakan buku-buku tentang pembelajaran musik dan suling.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arif S. Sadiman, Arif S.,dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta.

Arsyad,Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Bernandib, Sutari Imam. 1993. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta:

Andi Offset.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fitriani, Tria. 2013. Pembelajaran Flute Pada Siswa Kelas 6 di Sekolah Dasar Kristen 2 Bina Bakti Matius Bandung. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Gafur, Abdul. 2004. Peranan Teknologi Pembelajaran Dalam Proses

Belajar-Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta :Bumi Aksara Karya.

Kurdita, Engkur. 2011. Bermain Suling Daerah Sunda. Bandung: CV Bintang Warli Artika.

Maleong. 2002, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Nazir, M. Ph. D. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Roestyah, N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alphabeta. Sangidu. 2004. Penelitian Sastra, Pendekatan, Teori, Metode, Teknik dan Kiat.


(6)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandun: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman & Winataputra. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas. Sumantri, Mulyani. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana. Syah, Muhibin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Usman, M. Uzer & Setiawati, Lilis. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar