ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TEDI NURMANTO DI JATIWANGI MAJALENGKA.

(1)

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TEDI

NURMANTO DI JATIWANGI MAJALENGKA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh : Feri Riswanto NIM 1101797

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Organologi Suling Tanah Buatan

Tedi Nurmanto Di Jatiwangi

Majalengka

Oleh Feri Riswanto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain

© Feri Riswanto 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TEDI NURMANTO DI JATIWANGI MAJALENGKA

disetujui dan disahkan oleh Pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Tono Rachmad, P.H. M.Pd NIP. 196205211989031001

Pembimbing II

Engkur Kurdita, M.Pd NIP. 19196104221986011001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Seni Musik

Drs. Agus Firmansah, M.Pd NIP. 196208301995121001


(4)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini mengungkap tentang inovasi alat musik suling tanah buatan Tedi Nurmanto di Jatiwangi Majalengka. Suling tanah ini merupakan modifikasi dari ayam-ayaman dan ocarina. Penelitian ini dilakukan di kantor Jatiwangi Art Factory (JAF) dengan narasumber utama Tedi Nurmanto dan juga beberapa anggota JAF lainnya. Tujuan Penelitian ini untuk mengidentifikasi bahan baku yang digunakan untuk pembuatan suling tanah, untuk mengetahui proses pembuatan suling tanah, dan untuk mengetahui suara yang dihasilkan suling tanah. Alat musik musik ini penting dikaji sebagai pengetahuan untuk modifikasi alat musik. Selain itu hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat tentang perkembangan alat musik suling buatan Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif, yakni teknik pengumpulan data dengan membuat gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta -fakta tertentu. Peneliti menemukan beberapa temuan diantaranya yaitu pemilihan bahan baku utama yang digunakan yaitu tanah liat dan dicampur dengan pasir sungai dan air. Kedua yaitu tahapan-tahapan proses pembuatan suling tanah meliputi, cara membuat desain suling tanah yang berbentuk oval sampai proses pelarasan dan pembakaran. Ketiga mengetahui kualitas suara tanah yang ditinjau dari pengaruh teknik pembuatan dan desain suling tanah terhadap suara dan karakteristik suara yang dihasilkan suling tanah. Suling tanah ini menghasilkan nada diatonis, akan tetapi tidak ada nada komatik atau alterasi.


(5)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This study reveals modification of one of the musical instruments called suling tanah made by Tedi Nurmanto in Jatiwangi, Majalengka. Suling tanah is a modification of ayam-ayaman along with ocarina. The study is carried out in Jatiwangi Art Factory (JAF) with Tedi Nurmanto accompanied by some other JAF members. The purposes of the investigation are: to identify raw materials processed into suling tanah, to know the process of making suling tanah, and to apprehend the sound made by suling tanah. In addition, the result of the research is able to be used as valuable information for society related to the musical instruments development in Indonesia. The method employed in this study is descriptive analysis categorized as one of the qualitative approaches, that is to say, it is a technique of collecting data by creating description systematically and accurately connected with particular facts. Specifically, researcher makes three discoveries in the investigation. Firstly, it is about the selection of main raw materials used, i.e., main raw material selected is clay combined with sand and water. Secondly, stages of making suling tanah begin with the way to design suling tanah to shape into oval finished with adjustment and combustion. Thirdly, researcher comprehends the quality of the sound of suling tanah by researching the influence of its making process together with its design towards the sound as well as sound characteristic given by suling tanah. Suling tanah produces diatonic tone, however, it does not emit chromatic or alteration tone.


(6)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Lembar Pernyataan ... i

Abstrak ... ii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Foto ... x

Daftar Tabel ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Organologi ... 8

B. Tinjauan Akustik... 12

C. Alat Musik Tiup ... 15

D. Ocarina ... 16

E. Tanah Liat Sebagai Bahan Pembuatan Suling Tanah ... 18

F. Sistem Pelarasan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 22

B. Partisipan dan Tempat Penelitian... 28


(7)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Analisi Data... 32

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan... 37

1. Kriteria Pemilihan Bahan baku ... 37

2. Proses Pembuatan Suling Tanah ... 42

3. Suara yang dihasilkan Suling Tanah ... 58

B. Pembahasan ... 63

1. Kriteria Pemilihan Bahan baku ... 63

2. Proses Pembuatan Suling Tanah ... 65

3. Suara yang dihasilkan Suling Tanah ... 71

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 74

B. Implikasi... 75

C. Rekomendasi ... 75

Daftar Pustaka ... 78 Pedoman Wawancara

Lampiran Foto Surat Keputusan Riwayat Hidup


(8)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang organ (bentuk) dan struktur alat musik. Organologi mempunyai maksud sebagai gambaran tentang bentuk dan rupa konstruksi suatu alat musik. Oragnologi dalam isltilah musik yaitu ilmu alat musik, studi mengenai alat musik Alat musik merupakan sesuatu yang dibuat dengan tujauan menghasilkan bunyi. Organologi alat musik yang diteliti yaitu alat musik suling tanah buatan Tedi Nurmanto di Jatiwangi Majalengka.

Tedi Nurmanto adalah Koordinator Musik Konsorsium Keramik di JAF (Jatiwangi Art Factory), lahir di Cirebon 15 Januari 1988. Latar belakang beliau adalah mekanik, akan tetapi memiliki hobi dan kecintaan musik. Pada awal 2007 Tedi datang ke JAF untuk mengikuti lokakarya musik. Sejak saat itu Tedi tertarik untuk bergabung di JAF.

Tedi merupakan salah-satu dari sekitar sepuluh pengrajin tanah liat JAF di Desa Jatisura Kecamatan Jatiwangi yang lebih mengkhususkan pada pembuatan alat musik. Sejak bergabung dengan JAF ia telah banyak menyaksikan masyarakat Jatisura setiap hari bekerja sebagai buruh perusahaan pembuat gentang atau kerajinan tanah liat lainnya. Tedi mencari kemungkinan lain yang dia temui sehari- hari, hingga mulai terpikir olehnya untuk mengeksplorasi tanah liat menjadi alat musik.

Tedi Nurmantosebagai anak ke tiga dari lima bersaudara ini telah menekuni kerajinan alat musik terbuat dari tanah liat sejak 2007. Pertama kali dia tertarik untuk membuat alat musik sadatana yakni sejenis alat musik perkusi yang menyerupai kendi.

Sadatana merupakan alat musik perkusi yang dipukul dengan tangan.

Tahun 2007 juga dia mulai tertarik membuat suling tanah. Suling Tanah adalah salah-satu kerajinan alat musik yang dibuat oleh Tedi Nurmanto. Suling Tanah ini dibuat oleh Tedi yang terinspirasi dari mainan ayam-ayaman, yaitu mainan


(9)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masyarakat Jatisura pada jaman dulu kala yang menghasilkan bunyi, sekarang dikembangkan lagi menjadi Suling Tanah. Akan tetapi ayam-ayaman itu sekarang sudah tidak ada, Tedi juga tidak mengalami memainkan ayam-ayaman hanya dia pernah melihat bentuknya.

Seiring perkembangan, dibuatlah suling tanah oleh tedi nurmanto yang merupakan modifikasi dari alat musik Ocarina dan ayam-ayaman. Alat musik ini dibuat oleh Tedi pada 2007 awalnya berbentuk bundar. Namun suling tanah buatan pertama tersebut mengalami kegagalan karena belum dikuasai cara pembuatannya. Akhirnya dibuatlah suling tanah yang berbentuk suling sunda 5 bulan kemudian di tahun yang sama sebagai ke dua. Namun seperti halnya pembuatan bentuk pertama, bentuk yang kedua ini juga mengalami kegagalan. Salah satu penyebab kegagalan bentuk kedua dalam pembuatan kerangka. Pada 2008 Tedi kemudian membuat bentuk oval sebagai bentuk ke tiga. Bentuk ini menyerupai bentuk mouse computer. bentuk ketiga inilah yang dipertahankan sampai saat ini. Suling tanah itu sendiri dibuat dengan maksud untuk melengkapi beberapa alat musik yang telah dibuat sebelumnya, yakni sadatana dan gitar genteng. Menurut hasil wawancara dengan Tedi pada 6 Desember 2014 saat itu di JAF belum memiliki itu alat musik tiup yang dibuat dari tanah liat, hal ini mengilhami tedi untuk membuat suling tanah.

Suling tanah buatan Tedi ini bunyinya hampir mirip dengan alat musik recorder, hanya saja bunyinya bercampur bunyi desis saat ditiup. alat musik ini bisa dimainkan secara perorangan atau dimainkan dalam grup bersama alat musik sejenis atau lainnya. Suling tanah ini biasanya dimainkan oleh anak-anak atau orang dewasa di Jatisura. Masyarakat disana kadang kala mengisi waktu luang dengan bermain alat-alat musik dari tanah liat tersebut (hasil observasi peneliti pada 6 Desember 2014). Awalnya Tedi prihatin dengan keadaan masyarakat Jatisura karena disana sering terjadi tawuran antar desa hanya karena masalahnya kecil seperti saling mengejek, kesenggol saat berjoget diacara pertunjukan musik, dan lain- lain. Oleh karena itu Tedi mempunyai inisiatif untuk memberi wadah kepada masyarakat Jatisura dengan


(10)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperkenalkan dan belajar alat musik suling tanah (hasil wawancara dengan tedi pada 06 desember 2014). Sementara untuk anak-anak kecil, suling tanah itu dijadikan media bermain yang menarik perhatian karena bunyinya. Anak-anak ini biasa belajar suling tanah saat libur sekolah ataupun sedang tidak ada kegiatan lainnya. Suling tanah ini juga bisa digunakan saat pertunjukan musik ataupun kegian lokakarya tentang alat musik tanah oleh JAF. Saat pertunjukan, peran suling tanah ini digunakan sebagai pemeran melodi atau pengisi bagian-bagian yang sisipan melodi. Jadi suling tanah ini bisa dimainkan oleh semua orang sebagai waktu luang, bisa juga digunakan sebagai sarana bermainan anak kecil, serta dalam pertunjukan digunakan sebagai alat musik pelengkap.

Tanah Liat merupakan tanah dengan kadar mineral lempung yang tinggi. Tanah jenis ini memiliki leburan selica yang sangat halus. Tanah liat terbentuk akibat melepuknya batuan selica karena terpengaruh asam karbonat. Ciri khas tanah ini adalah kering lengket, menggumpal dan melunak jika terkena air. Tanah liat ini biasanya digunakan untuk kerajinan, mulai dari pernak-pernik kecil seperti asbak, guci- guci hingga peralatan rumah tangga seperti pot tanaman dan kuali. Tanah liat biasanya digunakan sebagai bahan utama pembuatan genteng dan gerabah kasar maupun halus. Tanah liat memiliki ciri-ciri lain, yakni tanahnya sulit menyerap air sehingga tidak cocok untuk bahan pertanian, tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan basah dan kuat menyatu antara butiran tanah yang satu dengan lainnya, dan dalam keadaan kering butiran tanahnya terpecah-pecah secara halus. Ketersediaan sumber daya alam berupa tanah liat telah melahirkan tradisi kegiatan kerajinan guna diolah menjadi benda yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya keramik atau gerabah. Tanah liat merupakan tanah yang mudah di bentuk, lengket dan kenyal. Keramik atau gerabah merupakan tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Pengrajin membuat keramik untuk benda hias dan benda perabotan rumah tangga. Berdasarkan fungsi, keduanya memiliki model keramik yang berbeda-beda.


(11)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jatiwangi merupakan daerah di kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Luas daerah Jatiwangi sekitar 6.480,2 ha dengan jumlah penduduk 82.524 jiwa (data BPS Majalengka 2010). Jatiwangi disebelah utara berbatasan dengan kecamatan ligung, disebelah selatan berbatasan dengan kecamatan cigasong dan sukahaji, disebelah barat berbatasan dengan kecamatan dawuan dan kasokandel, dan disebelah timur berbatasan dengan kecamatan palasah. Daerah tersebut merupakan tempat penghasil genteng terbaik di Indonesia menurut pendapat masyarakat disana. Jatiwangi berdasarkan letak geografis merupakan daerah dataran rendah yang bersuhu panas dan terdapat sumber alam berupa tanah liat yang banyak. Tanah liat tersebut di olah menjadi kerajinan-kerajinan berupa kerajinan tembikar, batu bata dan genteng. Daerah Jatiwangi memiliki potensi tanah liat yang terbilang berkualitas serta masyarakatnya yang produktif dalam mengolah tanah liat untuk dijadikan kerajinan tersebut, sementara genteng yang dihasilkan dari Jatiwangi tersebut juga terkenal kokoh dan tahan lama, karena diolah melalui teknologi saat ini.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ahmad Thian (april 2015) salah seorang pengrajin kelahiran jatiwangi, selaku pengrajin keramik Jatiwangi dijelaskan bahwa ketersediaan tanah liat di Jatiwangi telah lama dimanfaatkan oleh warga Jatiwangi sebagai mata pencaharian. Masyarakat disana juga ada yang berprofesi sebagai pertani, berkebun, pedagang dan buruh pabrik. Sejak jaman penjajahan Belanda (awal tahun 1930-an) telah mulai berdiri industri pembuatan genteng. Pada saat itu pembuatan genteng dilakukan dengan cara tradisional tanpa menggunakan mesin-mesin industri. Namun Jatiwangi kini tidak hanya sebagai tempat penghasil genteng dan tembikar, melainkan juga menjadi pusat kreativitas di Kabupaten Majalengka. Dari tempat ini lahir kerajinan alat musik yang bahan dasarnya adalah tanah liat. Kerajinan alat musik tersebut dikembangkan oleh Jatiwangi Art Factory (JAF).

Kreativitas masyarakat Jatiwangi dalam pembuatan instr umen berbasis keramik selain melahirkan sejumlah kelompok musik, juga turut menumbuhkan kecintaan baru terhadap keramik. Menurut Tedi, musik keramik sebagai tradisi baru di


(12)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jatiwangi tampaknya akan terus dikembangkan melalui Festival Musik Keramik di daerah tersebut. Melalui berbagai program, seperti Festival Musik Keramik, masyarakat diajak berpikir untuk mengolah kembali pengetahuan mengenai tanah, membangun kembali hubungan warga dengan tanah sebagai bahan dan lahan, menjadikan tanah sebagai sumber permainan bersama warga, serta diajak memproyeksikan masa depan tanah oleh warga. Oleh JAF, semua itu diwujudkan dalam sajian sandiwara, karya visual, arsitektur, pertunjukan musik dan bunyi, serta berbagai acara yang melibatkan masyarakat baik dari dalam maupun luar Jatiwangi. Selain membuat kegiatan-kegiatan di Jatiwangi tersebut JAF juga telah banyak mengisi berbagai acara di Indonesia maupun luar negeri, dengan tema-tema yang berbeda pula seperti pertunjukan musik maupun lokakarya.

Berdasarkan kajian organologi tentang suling tanah ini, hasil penelitiannya dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat tentang perkembangan instrumen musik suling buatan Indonesia. Maka peneliti tertarik pada penelitian suling tanah ini didalamnya mencakup fungsi organ yang berkaitan dengan struktur yang akan menghasikan produksi bunyi. Proses pembuatan mengenai waktu, ruang, keahlian dan sumber daya. Hal ini merupakan suatu kebanggaan dan nilai positif bagi kota Majalengka tentunya warga Jatiwangi yang memiliki potensi dalam rangka memperkaya keanekaragaman produktivitas masyarakatnya untuk dijadikan sebuah nilai identitas serta icon yang ada di Desa Jatisura untuk dapat dikenal serta diapresiasi banyak orang dalam negeri maupun luar negeri karena je nis alat musik seperti ini unik dan belum dapat ditemukan di daerah manapun. Bersamaan dengan penelitian ini penulis bertujuan untuk mengangkat serta mengenalkan potensi budaya lokal yang ada di daerah sendiri khususnya di Kabupaten Majalengka, guna sebaga i bahan penambah wawasan ataupun bahan referensi yang bermanfaat bagi para pembaca. Mengkaji tentang organologi dapat teliti melalui berbagai aspek. Mulai dari pemilihan bahan, proses pembuatan, dan hasilnya. Berdasarkan uraian latar belakang


(13)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diatas, peneliti merumuskan masalah yang akan dikaji tentang “Organologi Suling

Tanah Buatan Tedi Nurmanto Di Jatiwangi Majalengka”. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pengertian tersebut maka peneliti memfokuskan masalah penelitian dalam pertanyaan : "Bagaimanakah Organologi Suling Tanah Buatan Tedi Nurmanto di Jatiwangi Majalengka?" Berdasarkan pertanyaan penelitian tersebut, peneliti mengembangkan penelitiannya melalui beberapa pertanyaan bantuan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kriteria pemilihan bahan baku oleh Tedi Nurmanto dalam membuat Suling Tanah?

2. Bagaimanakah proses pembuatan Suling Tanah yang dilakukan oleh Tedi Nurmanto ditinjau dari studi organologi?

3. Bagaimanakah suara yang dihasilkan suling tanah buatan Tedi Nurmanto?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengidentifikasi kriteria pemilihan bahan baku pembuatan suling tanah buatan Tedi Nurmanto di Jatiwangi Majalengka.

2. Untuk mengetahui proses pembuatan suling tanah buatan Tedi Nurmanto di Jatiwangi Majalengka dari segi organologi.

3. Untuk mengetahui kualitas suara suling tanah buatan Tedi Nurmanto di Jatiwangi Majalengka.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang ilmu yang sedang diteliti dan pada pihak-pihak yang terkait. Adapun manfaat lain yang diharapkan dari peneliti ini adalah :


(14)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Sebagai sumber inspirasi kreatif bagi pembuat alat musik lain dengan menggunakan bahan yang sama.

2. Sebagai sumber inspirasi kreatif bagi pengrajin dalam pembuatan suling dengan bahan lain.

3. Sebagai wawasan bagi masyarakat bahwa terdapat ide kreativitas pembuatan benda-benda dari tanah liat menjadi alat musik.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi penelitian tentang Suling Tanah ini sebagai berikut: Halaman Judul

Abstrak

Kata Pengamtar Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN yaitu berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA yaitu berisi tentang kajian pustaka yang berkaitan dengan tinjauan organologi, tinjauan akustik, alat musik tiup, ocarina, tanah liat sebagai bahan pembuatan suling tanah, dan sistem pelarasan. Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting, kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN yaitu berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian terdiri dari desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN yaitu terdiri dari pengolahan data hasil penelitian dilapangan dan analisis dari deskripsi hasil penelitian lapangan. Dalam bab ini, peneliti memaparkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan dilapangan dan pembahasan hasil penelitian. Bab ini juga menjawab pertanyaan-pertanyaan


(15)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian, sehingga bab ini membahas tentang pemilihan bahan baku, proses pembuatan, dan suara yang dihasilkan pada suling tanah buatan Tedi Nurmanto.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI yaitu bagian yang menyajikan hasil kesimpulan dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian. Pada bagian ini menyajiakan saran dan rekomendasi yang ditulis setelah penelitian, yang ditujukan kepada pihak yang bersangkutan, atau peneliti berikutnya yang berminat melakukan penelitian selanjutnya.

Daftar Pustaka

Lampiran – lampiran Riwayat Hidup


(16)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian merupakan langkah/cara dalam mencari, merumuskan, menggali data, menganalisis, membahas, dan menyimpulkan masalah penelitian. Seseuai pedoman penulisan skripsi 2014 yang menjadi panduan pembuatan laporan penelitian ini, peneliti mengawalinya dengan desain penelitian.

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan perencanaan penelitian, yaitu menjelaskan secara rinci tentang keseluruhan rencana atau rancangan penelitian mulai dari studi pendahuluan, perumusan masalah, perumusan asumsi, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data dan analisis. Dalam Suharsimi (2006, hlm. 51) desain (design) penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibua t oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan, yang akan dilaksanakan. Sebelum melakukan proses penelitian secara langsung, peneliti harus membuat sebuah rancangan penelitian atau desain penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif, yaitu tek nik pengumpulan data dengan membuat gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta serta unsur tertentu yang terdapat pada objek penelitian. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menganalisis objek yang diteliti sesuai dengan prosedur yang tela h ditentukan sebelumnya pada awal penelitian untuk mencapai hasil dan tujuan yang diinginkan. Melalui penelitian analisis ini, maka peneliti dapat mengolah data menjadi temuan yang dapat dipaparkan secara jelas, dalam, dan tepat. Tujuannya agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak atau belum mengalaminya sendiri. Metode ini dianggap paling tepat untuk menjawab berbagai macam persoalan seperti yang berkaitan dengan penelitian tentang Suling Tanah ini. Manusia memiliki peranan penting saat berlangsungnya proses penelitian. Sebagaimana hal ini telah ditambahkan oleh Nasution (dalam Sugiono, 2011, hlm. 306) bahwasanya:


(17)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasanya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu yang masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.

Maka dari itu pengumpulan data dengan metode kualitatif, manusia memil iki peranan yang amat penting dalam memberikan pengaruh besar terhadap hasil ketercapaian serta keberhasilan proses penelitian yang dilakukan. Kenyataan realita yang ada dilapangan harus menjadi tolak ukur dalam pengamatan peneliti, dalam artian kajian yang dihasilkan harus bersifat objektif serta keterbukaan sesuai fakta dilapangan. Penelitian ini diharapkan mendapatkan gambaran mendalam tentang suling tanah sesuai fakta sebagaimana adanya. Pemilihan metode ini berdasarkan arah dan sifat penelitian yang cenderung untuk memberi pemaparan dan gambaran secara mendalam, sistematis dan faktual. Melalui metode deskriptif analisis, peneliti memaparkan dengan jelas dan mendalam tahapan-tahapan seputar organologi suling tanah mulai dari pemilihan bahan baku, proses pembuatan, dan suara yang dihasilkan dari suling tanah buatan Tedi Nurmanto di Jatiwangi Majalengka.

Untuk mempermudah peneliti dalam penelitian dan aga r hasilnya lebih cermat, lengkap dan sistematis, maka peneliti menggunakan langkah- langkah penelitian yang terbagi dalam beberapa tahap:


(18)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Laporan Penelitian

4. Pengolahan Data

3. Studi Lapangan

a. Observasi lanjutan c. Wawancara b. Studi Dokumentasi d. Studi Literatur

2. Pembuatan dan Pengajuan Proposal Penelitian a. Penetapan Judul

b. Perumusan Masalah

1. Studi Pendahuluan a. Survei

b. Observasi Awal

Gambar 3.1

Diagram Desain Penelitian (Dokumentasi Riswanto) 1. Studi Pendahuluan

a. Survei

Peninjauan atau survei yang dilakukan peneliti yaitu kunjungan langsung ke organisasi Jatiwangi Art Factory (JAF). Survei dilakukan peneliti pada 6 Desember 2014. Informasi tentang organisasi JAF ini didapat dari teman peneliti saat di SMA yang bernama Hany Indria. Hany ini pernah ikut serta dalam kegiatan JAF pada


(19)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013. Saat itu peneliti bertemu Hani dalam acara konser musik yang diadakan oleh JAF. Melalui Hany peneliti dikenalkan kepada organisasi JAF dan memperoleh informasi tentang kerajinan alat musik yang terbuat dari tanah liat. Lokasi yang peneliti kunjungi adalah kantor Jatiwangi Art Factory (JAF) Jl. Makmur 604 Desa Jatisura Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.

Pada saat itu peneliti ditunjukkan tentang kerajinan gitar genteng oleh Ahmad Tian, salah seorang anggota JAF. Berdasarkan Ahmad Tian dan beberapa anggota

JAF lainnya, peneliti memperoleh informasi bahwa ternyata di organisasi JAF

dikembangkan pula kerajinan alat musik suling tanah. Semula peneliti tertarik untuk meneliti tentang organologi genteng tanah. Namun karena terkendala oleh beberapa aspek teknis dilapangan, maka peneliti akhirnya memutuskan untuk meneliti tentang organologi suling tanah.

b. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi merupakan teknik yang dilakukan dengan cara mengamati atau meneliti secara langsung ke lapangan. Peneliti melakukan observasi awal ke lokasi penelitian dengan tujuan untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian yang sesungguhnya dan mengenal organisasi JAF serta Tedi Nurmanto sebagai pembuat suling tanah sekaligus narasumber penelitian ini. Perkenalan peneliti dengan Tedi Nurmanto kemudian, memperoleh gambaran tentang hal ihwal proses pembuatan suling tanah. Observasi pada awalnya dilakukan pada 6 Desember 2014, saat peneliti berkenalan dengan Tedi Nurmanto, sebagai koordinator konsorsium musik di JAF. Tahapan persiapan ini direncanakan sebaik mungkin supaya hasil yang diperoleh dapat mencapai hasil yang diinginkan.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan Tedi Nurmanto saat itu, akhirnya peneliti mendapatkan beberapa data awal tentang suling tanah. Observasi awal tersebut, akhirnya mendorong peneliti untuk mengajukan proposal penelitian guna penyelesaian studi S-1 di Departemen Musik Universitas Pendidikan Indonesia.


(20)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pembuatan dan Pengajuan Proposal Penelitian a. Pembuatan Proposal

Penyusunan proposal penelitian ini diawali dengan menentukan judul penelitian sampai dengan mentukan permasalahan yang peneliti akan diteliti. Proposal penelitian ini disusun dari Januari 2015 melalui bimbingan dengan dosen pembimbing. Langkah selanjutnya penyetujuan dan pengesahan oleh dewan skripsi sampai penetapan SK (surat keputusan) dan melakukan penelitian selanjutnya.

b. Pengajuan Proposal

Perumusan masalah ini dilakukan setelah peneliti melakukan beberapa studi pendahuluan. Dimulai dengan dari penyusunan proposal penelitian dan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan mengenai permasalahan yang diteliti oleh peneliti agar penelitian yang dilakukan terarah dan sesuai dengan tujuan yang ingin diinginkan. Pertanyaan penelitian berkaitan dengan studi organologi yang mencakup kriteria pemilihan bahan, proses pembuatan dan suara yang dihasilkan suling tanah.

3. Studi Lapangan a. Observasi lanjutan

Observasi lanjutan dilakukan untuk memperoleh data dari narasumber. Observasi ini dilakukan beberapa tahapan yaitu tahap pertama, dilaksanakan pada 29 maret 2015, tahap kedua dilaksanakan pada 31 Maret 2015, dan tahap ketiga dilaksanakan pada 24 april 2015.

b. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang erat kaitannya dengan objek penelitian. Alat bantu yang digunakan peneliti berupa lembar pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan data secara kualitatif. Peneliti melakukan wawancara dengan subjek Tedi Nurmanto, Ahmad Thian salah satu anggota JAF, dan Deni Hermawan.


(21)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara kepada Tedi Nurmanto meliputi hal- hal yang berkaitan dengan proses pembuatan suling tanah dan tentang organisasi JAF. Kepada Ahmad Thian mengenai pemanfaatan tanah liat di Jatiwangi. Sedangkan kepada Deni Hermawan meliputi hal-hal tentang organologi dan akustik.

c. Studi Dokumentasi

Pengambilan dokumentasi sangat membantu untuk melengkapi data dalam pengamatan dan pengecekan keberadaan informasi yang diperoleh oleh peneliti melalui wawancara dan observasi. Adapun yang dilakukan oleh peneliti ialah melakukan pengambilan gambar berupa foto pada saat proses pembuatan suling tanah.

d. Studi Literatur

Studi literatur bertujuan untuk memperoleh pengetahuan secara teoritis serta menunjang wawasan tentang objek yang diteliti. Hal ini berkaitan dengan buku-buku sumber yang berkaitan dengan nilai aspek yang akan diteliti.

4. Pengolahan Data

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul dari hasil perkumpulam data dilakukan. Adapun menurut Arikunto, (2006, hlm. 235) bahwa dalam melakukan analisis data terdapat langkah- langkah yang harus diperhatikan. Langkah- langkah tersebut adalah:

Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah yaitu: a. Persiapan

Dalam melakkukan analisis data, langkah persiapan dilakukan untuk merapihkan data-data yang telah terkumpul, mengambil data yang dianggap penting dan merangkumnya. Seperti yang diutarakan oleh Arikunto, (2006, hlm. 236) bahwa:

“Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah persiapan beramaksud merapikan data agar bersih, rapih dan tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis”.


(22)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Arikunto (2006, hlm. 236) bahwa klasifikasi analisis data adalah sebagai berikut:

1) Tabulasi data (the tabulation of data).

2) Penyimpulan data (the summarizing of the data). 3) Analisis data untuk tujuan testing hipotesis. 4) Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan.

Setelah data terkumpul kemudian data diklasifikasikan. Dalam hal ini menurut Arikunto (2006, hlm. 239) bahwa “Apabila datanya terkumpul, maka lalu diklarifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol.”

Dalam penelitian ini, penulis mengklasifikasikan data yang telah terkumpul ditinjau dari segi organologi suling. Setelah data selesai dianalisis, dapat diperoleh kesimpulan. Kesimpulan bukanlah suatu karangan yang diambil dari hasil- hasil pembicaraan atau imajinasi penulis, melainkan diperoleh dari hasil analisis data yang diteliti. Kesimpulan yang diperoleh bersifat sementara dan dapat berubah ataupun tidak berdasarkan ditemukannya data di lapangan pada saat penelitian. Seperti apa yang diutarakan Arikunto (2006, hlm. 342):

“Menarik kesimpulan penelitian selalu harus mendasarkan diri atas semua data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan harus didasarkan atas data, bukan atas angan-angan atau keinginan peneliti. Adalah salah besar apabila kelompok peneliti membuat kesimpulan yang betujuan menyenangkan hati pemesan, dengan cara memanipulasi data”.

c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

Pengolahan data yang diperoleh menggunakan aturan-aturan yang ada sesuai dengan yang diteliti. Dalam hal ini arikunto (2006, hlm. 238) menjelaskan bahwa yang dimaksud penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian adalah:

Maksud yang dikemukakan dalam bagian bab ini adalah pengolahhan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil.


(23)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah melaksanakan penelitian, peneliti selanjutnya mengolah data-data yang sudah dikumpulkan dan kemudian dipilih menurut keakuratan datanya. Data-data tersebut dideskripsikan kedalam tulisan. Selanjutnya tulisan tersebut disusun dalam bentuk laporan penelitian yang sebenarnya.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan

Partisipan pada penelitian ini adalah narasumber, narasumber utama dalam penelitian ini adalah Tedi Nurmanto. Beliau sebagai subjek penelitian selaku pengrajin Suling Tanah. Beliau merupakan sumber data-data yang dikaji dan dianalisis peneliti untuk menyusun laporan penelitian ini.

Selain narasumber utama diatas peneliti juga mengambil data dari narasumber lain yaitu Deni Hermawan. Beliau sebagai narasumber untuk memperoleh data yang berhubungan dengan kajian dan teori tentang organologi.

Beberapa alasan mengapa di memilih penelitian di JAF yang pertama, untuk mengenalkan alat musik yang terbuat dari tanah liat karena jarang sekali alat musik dari tanah liat, untuk mengenalkan organisai JAF sebagai organisasi yang bekerja dalam bidang seni, untuk memajukan kota Majalengka didalam bidang keseniannya.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor JAF (Jatiwangi Art Factory) yang berlokasi di Jl. Makmur 604 Desa Jatisura Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.


(24)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2

Peta Desa Jatisura

(Dikutip dari dokumentasi JAF)

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi lapangan yang berkaitan dengan objek penelitian melalui beberapa proses dibawah ini :

1. Observasi

Dalam melakukan penelitian, teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data seperti yang diharapkan. Observasi dalam penelitian ini terhadap kegiatan proses pembuatan suling tanah buatan tedi nurmanto, suatu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung dilapangan. Observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah observasi pasif.


(25)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Waktu Observasi

6 Desember 2014 Observasi Awal

29 Maret 2015 Mengamati pemilihan bahan dan proses pembuatan suling tanah

1 April 2015 Melihat proses pembakaran suling tanah

24 April 2015 Observasi Lanjutan

Tabel 3.1

Kegiatan Lapangan (Dokumentasi Riswanto) 2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh data keterangan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan sumber data. Seperti yang dikemukaka n oleh Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2011, hlm. 194) mengemukakan bahwa,

“Anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut, pertama bahwa subjek (responden)adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Kedua bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. Ketiga bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti”.

Melalui wawancara peneliti akan mengetahui hal- hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan oleh observasi. Wawancara merupakan proses interaksi interaksi dengan melakuakan tanya jawab mengena i data-data yang dibutuhkan dalam topik penelitian. Interaksi tersebut melibatkan, antara pencari informasi dengan narasumber yang mengetahui topic penelitian. Adapun bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktural artinya pertanyaan diajukan setelah disusun terlebih dahulu oleh peneliti yang dirumuskan dalam pedoman wawancara. Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan pencarian informasi wawancara dengan Tedi nurmanto dan beberapa pengrajin di JAF.


(26)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokementasi merupakan salah satu teknik sebagai perlengkapan dalam metode observasi dan wawancara sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm.326) menyatakan bahwa, studi dokumen merupakan perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Dokumen bisa berbentuk tulisan atau gambar. Dokumen berbentuk tulisan misalnya catatan harian, peraturan, sejarah kehidupan, dan biografi. Sementara dokumen berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

4. Studi Literatur

Untuk membantu dalam mencari sumber informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah penelitian, maka peneliti diperlukan mempelajari berbagai sumber kepustakaan yang ada, buku-buku maupun media lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian. Studi literatur dimaksudkan untuk me mpelajari dari sumber keperpustakaan yang ada baik berupa buku-buku, media baca, dan diktat yang mempunyai relevansi dari topik penelitian yang berguna dan membantu dalam mencari sumber informasi mengenai hal- hal yang berhubungan dengan penyusunan. Beberapa buku sumber yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Pengantar Pengetahuan Alat Musik (Pono Bonoe-1984), Organologi dan Akustika I dan II (Sri Hendarto-2011), Pengantar Akustik Organologi (Panoe Bonoe-2008), Pengantar Organologi (Pono Banoe-1993).

D. Analisi Data

Analisis senantiasa berjalan seiring dengan pengumpulan dan penelusuran data dan dalam suatu proses siklus. Analisis berfungsi dan member peluang untuk saling-silang bagi setiap tahapan kegiatan untuk menegaskan satu dengan yang lainnya sebagai satu kesatuan proses. Seperti yang dikemukakan oleh Rohidi (2011, hlm.231) bahwa, analisis merupakan suatu kegiatan reflektif, bertujuan untuk bergerak dari data ke tahap konseptual.


(27)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penyusunan laporan penelitian ini, peneliti melakukan beberapa langkah analisis data sebagai berikut:

1. Reduksi data

Kegiatan reduksi data tidak dapat dipisahkan dari kegiatan analisis. Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam menganalisis data yaitu suatu proses pemilihan, mengatur serta menyederhanakan data mela lui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian yang ringkas, menggolongkannya ke dalam satu pola yang lebih luas. Dengan demikian kegiatan ini dapat memudahkan peneliti dalam memahami data yang dikumpulkan dilapangan. Proses reduksi data dalam penelitian ini terdiri dari pemilihan hal- hal yang berhubungan dengan aspek penting dalam proses pembuatan sulin tanah seperti pemilihan bahan, prosedur pembuatan, proses pembuatan, hingga menghasilkan instrumen suling tanah yang memiliki kualitas yang baik. Ak hirnya peneliti meruduksi data-data yang dianggap penting dan membuang data-data yang tidak diperlukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupkan langkah kedua yang dilakukan peneliti setelah mereduksi data. Penyajian data diikuti oleh proses mengumpulkan data-data yang saling berhubungan satu sama lain melalui wawancara, pendokumentasian, dan pengamatan yang lebih mendalam. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat hasil reduksi data untuk diolah lebih lanjut sehingga pada akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan.

Setelah dua diperoleh berupa catatan maupun rekaman tentang proses pembuatan suling tanah sudah direduksi, data kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi. Data-data saling berhubungan dikelompokan sehingga menjadi kelompok-kelompok Data-data yang selanjutnya akan disimpulkan.

3. Pengambilan kesimpulan dan Verifikasi data

Langkah terakhir dalam pengolahan data kualitatif yaitu pengambilan kesimpulan yang merupakan intisari dari hasil penelitian untuk memberikan gambaran secara


(28)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pasti masalah yang diteliti. Selanjutnya verifikasi data yaitu setelah peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian, peneliti mempelajari dan memahami kembali data-data dari hasil penelitian, meminta pertimbangan kepada berbagai pihak mengenai data-data yang diperoleh di lapangan.


(29)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ORGANOLOGI SULING TANAH

BUATAN TEDI NURMANTO DI JATIWANGI MAJALENGKA” yang penulis lakukan maka dapat diambil simpulan bahwa:

Kecamatan jatiwangi merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Majalengka sebagai kecamatan yang terkenal akan sumber daya alam berupa tanah liat sehingga banyak didapat industri genteng. Salah satu desa yang berada di kecamatan Jatiwangi sekaligus merupakan tempat berdirinya studio JAF (Jatiwangi Art Factory) sebagai pusat penghasil kriya alat musik keramik adalah desa Jatisura. JAF merupakan organisasi nirlaba yang fokus terhadap kajian kehidupan lokal pedesaan melalui kegiatan seni budaya seperti festival, pertunjukan, seni rupa, musik, video, keramik, pameran, residensi seniman, diskusi bulanan, siaran radio dan pendidikan. Gagasan tersebut tentunya merupakan hasil riset dari keterlibatan pemerintahan desa dengan seniman yang ada di Jatiwangi. Sebagai hasil risetnya studio JAF telah menciptakan beberapa jenis alat musik yang semuanya berbahan utama tanah conohnya suling tanah yang peneliti teliti.

Suling tanah yakni merupakan alat musik keramik yang dimainkan dengan cara ditiup berbentuk oval menyerupai mouse komputer berukuran sekepal tangan dengan bagian sisi mengerucut mengecil memiliki fungsi sebagai melodi dalam musik. musik Tanah liat merupakan bahan utama pada alat musik suling tanah. Bahan baku pembuatan suling tanah sama halnya dengan bahan baku pembuatan genteng. Suling tanah tidak membutuhkan alat atau mesin lain untuk membentuknya hanya saja dibantu dengan menggunakan cetakan gypsum dalam pembentukan desainnya. Dalam proses pelarasan dibutuhkan pendengan yang sensitif agar nada yang dihasilkan tepat, pengukuran nadanya menggunakan tuner. Pembuatan suling tanah cukup mengandalkan keterampilan tangan yaitu menggunakan teknik tekan atau pinching, suling tanah ini dilakukan pembakaran dengan suhu 800 derajat celcius.Suling tanah


(30)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diproduksi oleh Tedi Nurmanto ini memiliki unsur visual berupa prinsip desain yang meliputi garis, bentuk, tekstur, dan warna. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suara dari suling tanah diantaranya yaitu suhu pembakaran dan pengaruh desain diameter ruang resonator pada suling tanah. Semakin besar diameter ruang resonator maka semakin low (dentuman gema terkesan panjang) suara yang dihasilkan dan sebaliknya bila semakin kecil diameter ruang kosong maka akan terkesan semakin high (dentuman gema terkesan pendek) suara yang dihasilkan. Suling tanah juga mempunyai ciri khas yaitu dengan munculnya suara desisdan suling tanah mempunyai range suara satu oktaf.

B. Implikasi

Hasil penelitian tentang Organologi Suling Tanah buatan Tedi Nurmanto di Jatiwangi Majalengka ini merupakan hasil karya ilmiah mengenai fakta- fakta tentang organologi suling tanah yang ditinjau mulai dari bahan baku pembuatan, tahapan-tahapan proses pembuatan, dan kualitas suara yang dihasilkan. Hal tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui proses dari tahap awal sampai tahap akhir pembuatan, hingga mengetahui cara memainkan dan fungsi suling tanah tersebut. Dampak baik bagi masyarakat menjadi sebuah sumber mata pencaharian baru, kemungkinan lain sebagai hiburan masyarakat jatisura, bahkan Tedi Nurmanto pun dengan suling tanah ini bisa mendapatkan penawaran diundang ke luar negeri untuk pertunjukan-pertunjukan. Dampak buruknya yaitu eksploitasi tanah yang berlebihan menyebabkan sumber tambang berkurang seharusnya ada keseimbangan.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis memberikan beberapa saran diantaranya:


(31)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perlu pembinaan berkelanjutan, dalam rangka pengembangan bagi kebutuhan khalayak publik atau konsumen. Terutama dalam pengembangan kapasitas produksi baik dalam keseragaman bentuk maupun kualitas. Mampu digunakan secara meluas oleh para pelaku musik di pasar domestik maupun internasional.

2. Bagi civitas academica Departeman Pendidikan Seni Musik

Diharapakan dapat dijadikan sebagai bahan referensi kepustakaan dalam kajian organologi. Serta pengaruh desain terhadap suara yang dihasilkan oleh suling tanah dan membuat lokakarya untuk memperkenalkan keanekaragaman kriya keramik. Bahwasanya keramik tidak selalu di buat untuk menjadi barang yang seperti pada umumnya.

3. Bagi Jatiwangi Art Factory

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi dalam pengembangan modifikasi baru. Modifikasi baru ini mengenai kriya keramik baik dalam segi bentuk dan keseragaman desain jenis alat musik keramik yang diciptakan, serta bahan yang sesuai dalam upaya penciptaan alat musik keramik yang berkualitas.

4. Bagi Kebijakan Pemerintah Daerah

Diharapkan bagi pemerintah daerah setempat memberikan bantuan berupa modal usaha pada para kriyawan, dalam upaya pengembangan usaha karena kriya keramik. Kriya keramik ini merupakan warisan budaya masyarakat, yang memiliki potensi dalam mengembangkan aset dan sebagai identitas bagi daerah tersebut.

5. Bagi Pelaku Seni

Secara umum untuk menjadi sumber inspirasi membuat karya-karya baru dalam pembuatan alat musik dari tanah. Memberi insprirasi untuk mengembangkan alat musik suling tanah ini.


(32)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta.

Banoe. Pono (1993). Pengantar Organologi, Jakarta : STKIP Musik. Banoe. Pono (2003). Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius

Banoe. Pono (2008). Pengantar Akustik Organologi, Jakarta : tidak STKIP Musik.

Doelle. L (1993). Akustik Lingkungan, Jakarta : Eerlangga

Hendarto, Sri, (2011). Organologi dan Akustika I dan II , Bandung : Lubuk Agung

Ichsan, N. (2002). Membuat Keramik. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama Kamus besar bahasa Indonesia, (2005). cetakan ketiga, Jakarta : persero Mediastika, C. E (2005). Akustik Bangunan, Jakarta : Erlangga

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung : alfabeta Suptandar, J.P. (2008). Desain Keramik. Jakarta: Universitas Trisakti.

Sukma, H.A. (2013). “Studi Organologi Instrumen Angklung Diatonis Buatan Handiman Diratmasasmita”. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung :

tidak diterbitkan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Wordpress. Sejarah Ocarina. [Online].

Tersedia: https://clearwalter.wordpress.com/2012/12/11/ocarina-wind-instrument/ [22 Januari 2015]


(1)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penyusunan laporan penelitian ini, peneliti melakukan beberapa langkah analisis data sebagai berikut:

1. Reduksi data

Kegiatan reduksi data tidak dapat dipisahkan dari kegiatan analisis. Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam menganalisis data yaitu suatu proses pemilihan, mengatur serta menyederhanakan data mela lui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian yang ringkas, menggolongkannya ke dalam satu pola yang lebih luas. Dengan demikian kegiatan ini dapat memudahkan peneliti dalam memahami data yang dikumpulkan dilapangan. Proses reduksi data dalam penelitian ini terdiri dari pemilihan hal- hal yang berhubungan dengan aspek penting dalam proses pembuatan sulin tanah seperti pemilihan bahan, prosedur pembuatan, proses pembuatan, hingga menghasilkan instrumen suling tanah yang memiliki kualitas yang baik. Ak hirnya peneliti meruduksi data-data yang dianggap penting dan membuang data-data yang tidak diperlukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupkan langkah kedua yang dilakukan peneliti setelah mereduksi data. Penyajian data diikuti oleh proses mengumpulkan data-data yang saling berhubungan satu sama lain melalui wawancara, pendokumentasian, dan pengamatan yang lebih mendalam. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat hasil reduksi data untuk diolah lebih lanjut sehingga pada akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan.

Setelah dua diperoleh berupa catatan maupun rekaman tentang proses pembuatan suling tanah sudah direduksi, data kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi. Data-data saling berhubungan dikelompokan sehingga menjadi kelompok-kelompok Data-data yang selanjutnya akan disimpulkan.

3. Pengambilan kesimpulan dan Verifikasi data

Langkah terakhir dalam pengolahan data kualitatif yaitu pengambilan kesimpulan yang merupakan intisari dari hasil penelitian untuk memberikan gambaran secara


(2)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pasti masalah yang diteliti. Selanjutnya verifikasi data yaitu setelah peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian, peneliti mempelajari dan memahami kembali data-data dari hasil penelitian, meminta pertimbangan kepada berbagai pihak mengenai data-data yang diperoleh di lapangan.


(3)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TEDI NURMANTO DI JATIWANGI MAJALENGKA” yang penulis lakukan maka dapat diambil simpulan bahwa:

Kecamatan jatiwangi merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Majalengka sebagai kecamatan yang terkenal akan sumber daya alam berupa tanah liat sehingga banyak didapat industri genteng. Salah satu desa yang berada di kecamatan Jatiwangi sekaligus merupakan tempat berdirinya studio JAF (Jatiwangi Art Factory) sebagai pusat penghasil kriya alat musik keramik adalah desa Jatisura. JAF merupakan organisasi nirlaba yang fokus terhadap kajian kehidupan lokal pedesaan melalui kegiatan seni budaya seperti festival, pertunjukan, seni rupa, musik, video, keramik, pameran, residensi seniman, diskusi bulanan, siaran radio dan pendidikan. Gagasan tersebut tentunya merupakan hasil riset dari keterlibatan pemerintahan desa dengan seniman yang ada di Jatiwangi. Sebagai hasil risetnya studio JAF telah menciptakan beberapa jenis alat musik yang semuanya berbahan utama tanah conohnya suling tanah yang peneliti teliti.

Suling tanah yakni merupakan alat musik keramik yang dimainkan dengan cara ditiup berbentuk oval menyerupai mouse komputer berukuran sekepal tangan dengan bagian sisi mengerucut mengecil memiliki fungsi sebagai melodi dalam musik. musik Tanah liat merupakan bahan utama pada alat musik suling tanah. Bahan baku pembuatan suling tanah sama halnya dengan bahan baku pembuatan genteng. Suling tanah tidak membutuhkan alat atau mesin lain untuk membentuknya hanya saja dibantu dengan menggunakan cetakan gypsum dalam pembentukan desainnya. Dalam proses pelarasan dibutuhkan pendengan yang sensitif agar nada yang dihasilkan tepat, pengukuran nadanya menggunakan tuner. Pembuatan suling tanah cukup mengandalkan keterampilan tangan yaitu menggunakan teknik tekan atau pinching, suling tanah ini dilakukan pembakaran dengan suhu 800 derajat celcius.Suling tanah


(4)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diproduksi oleh Tedi Nurmanto ini memiliki unsur visual berupa prinsip desain yang meliputi garis, bentuk, tekstur, dan warna. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suara dari suling tanah diantaranya yaitu suhu pembakaran dan pengaruh desain diameter ruang resonator pada suling tanah. Semakin besar diameter ruang resonator maka semakin low (dentuman gema terkesan panjang) suara yang dihasilkan dan sebaliknya bila semakin kecil diameter ruang kosong maka akan terkesan semakin high (dentuman gema terkesan pendek) suara yang dihasilkan. Suling tanah juga mempunyai ciri khas yaitu dengan munculnya suara desisdan suling tanah mempunyai range suara satu oktaf.

B. Implikasi

Hasil penelitian tentang Organologi Suling Tanah buatan Tedi Nurmanto di Jatiwangi Majalengka ini merupakan hasil karya ilmiah mengenai fakta- fakta tentang organologi suling tanah yang ditinjau mulai dari bahan baku pembuatan, tahapan-tahapan proses pembuatan, dan kualitas suara yang dihasilkan. Hal tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui proses dari tahap awal sampai tahap akhir pembuatan, hingga mengetahui cara memainkan dan fungsi suling tanah tersebut. Dampak baik bagi masyarakat menjadi sebuah sumber mata pencaharian baru, kemungkinan lain sebagai hiburan masyarakat jatisura, bahkan Tedi Nurmanto pun dengan suling tanah ini bisa mendapatkan penawaran diundang ke luar negeri untuk pertunjukan-pertunjukan. Dampak buruknya yaitu eksploitasi tanah yang berlebihan menyebabkan sumber tambang berkurang seharusnya ada keseimbangan.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis memberikan beberapa saran diantaranya:


(5)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perlu pembinaan berkelanjutan, dalam rangka pengembangan bagi kebutuhan khalayak publik atau konsumen. Terutama dalam pengembangan kapasitas produksi baik dalam keseragaman bentuk maupun kualitas. Mampu digunakan secara meluas oleh para pelaku musik di pasar domestik maupun internasional.

2. Bagi civitas academica Departeman Pendidikan Seni Musik

Diharapakan dapat dijadikan sebagai bahan referensi kepustakaan dalam kajian organologi. Serta pengaruh desain terhadap suara yang dihasilkan oleh suling tanah dan membuat lokakarya untuk memperkenalkan keanekaragaman kriya keramik. Bahwasanya keramik tidak selalu di buat untuk menjadi barang yang seperti pada umumnya.

3. Bagi Jatiwangi Art Factory

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi dalam pengembangan modifikasi baru. Modifikasi baru ini mengenai kriya keramik baik dalam segi bentuk dan keseragaman desain jenis alat musik keramik yang diciptakan, serta bahan yang sesuai dalam upaya penciptaan alat musik keramik yang berkualitas.

4. Bagi Kebijakan Pemerintah Daerah

Diharapkan bagi pemerintah daerah setempat memberikan bantuan berupa modal usaha pada para kriyawan, dalam upaya pengembangan usaha karena kriya keramik. Kriya keramik ini merupakan warisan budaya masyarakat, yang memiliki potensi dalam mengembangkan aset dan sebagai identitas bagi daerah tersebut.

5. Bagi Pelaku Seni

Secara umum untuk menjadi sumber inspirasi membuat karya-karya baru dalam pembuatan alat musik dari tanah. Memberi insprirasi untuk mengembangkan alat musik suling tanah ini.


(6)

Feri Riswanto , 2015

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta.

Banoe. Pono (1993). Pengantar Organologi, Jakarta : STKIP Musik. Banoe. Pono (2003). Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius

Banoe. Pono (2008). Pengantar Akustik Organologi, Jakarta : tidak STKIP Musik.

Doelle. L (1993). Akustik Lingkungan, Jakarta : Eerlangga

Hendarto, Sri, (2011). Organologi dan Akustika I dan II , Bandung : Lubuk Agung

Ichsan, N. (2002). Membuat Keramik. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama Kamus besar bahasa Indonesia, (2005). cetakan ketiga, Jakarta : persero Mediastika, C. E (2005). Akustik Bangunan, Jakarta : Erlangga

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung : alfabeta Suptandar, J.P. (2008). Desain Keramik. Jakarta: Universitas Trisakti.

Sukma, H.A. (2013). “Studi Organologi Instrumen Angklung Diatonis Buatan

Handiman Diratmasasmita”. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung :

tidak diterbitkan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Wordpress. Sejarah Ocarina. [Online].

Tersedia:https://clearwalter.wordpress.com/2012/12/11/ocarina-wind-instrument/ [22 Januari 2015]