Pengaruh Pemahaman Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Tingkat Kepatuhan Pembayaran Pajak (Sebuah studi pada beberapa Wajib Pajak Orang Pribadi di daerah Bandung).

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The purpose of this study was to see how the Implementation Procedures Taxation Obligations undertaken in Indonesia and also how the understanding of the Implementation Procedures Tax Liability individual taxpayer will affect the level of tax compliance, and to test the effect, the study was conducted on individual taxpayer in Sumantri Surya Bandung road area, with the number of respondents one hundred people. The method used in this research is field research and literature, while the data is processed using SPSS 17 which consists of a simple regression testing. Based on the results of data analysis, simultaneous compliance is influenced by an understanding of 46% taxpayer.

Key: Understanding Operating Procedures Tax Liability individual taxpayer, The tax payment Compliance


(2)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan yang dilakukan di Indonesia dan juga bagaimana pemahaman Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi akan berpengaruh terhadap tingkat Kepatuhan Pembayaran Pajak, dan untuk menguji pengaruh tersebut, penelitian ini dilakukan pada Wajib Pajak Orang Pribadi di daerah Jalan Surya Sumantri Bandung, dengan jumlah responden seratus orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dan kepustakaan, sedangkan data diolah dengan menggunakan SPSS 17 yang terdiri dari pengujian regresi sederhana.

Berdasarkan hasil analisis data, secara simultan kepatuhan pembayaran pajak dipengaruhi oleh pemahaman sebesar 46%.

Kunci: Pemahaman Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi, Kepatuhan pembayaran pajak


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PENGESAHAN………. ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………... iii

KATA PENGANTAR………. iv

ABSTRACT……… vi

ABSTRAK………... vii

DAFTAR ISI………... viii

DAFTAR TABEL………. xi

DAFTAR GAMBAR………... xii

DAFTAR LAMPIRAN……… xiii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1Latar Belakang Penelitian……… 1

1.2Perumusan Masalah………. 5

1.3Tujuan Penelitian……….. 5

1.4Manfaat Penelitian……… 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS……… 7

2.1Landasan Teori………. 7

2.1.1 Pengertian Pajak dan Wajib Pajak………. 7

2.1.2 Syarat Pemunggutan Pajak………... 8

2.1.3 Teori-Teori yang mendukung Pemunggutan Pajak……….. 9


(4)

2.1.5 Tata Cara Pemunggutan Pajak………... 11

2.1.6 Tarif Pajak……….. 14

2.1.7 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Sebagaimana Telah Diubah Terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan……… 14

2.1.8 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan……….. 34

2.1.9 Kepatuhan Perpajakan………. 43

2.2 Kerangka Pemikiran……… 45

2.3 Pengembangan Hipotesis………. 46

BAB III METODE PENELITIAN……….. 48

3.1 Objek Penelitian……….. 48

3.2 Metodologi Penelitian……….. 48

3.2.1 Jenis Penelitian………. 48

3.2.1.1 Pemahaman Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi……… 48

3.2.1.2 Kepatuhan Pembayaran Pajak………...… 49

3.2.2 Metode Pengumpulan Data………. 49

3.2.3 Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel……… 51

3.2.4 Definisi dan Operasional………. 51

3.2.5 Jenis dan Sumber Data………..., 53


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

3.2.7 Pengujian Regresi Sederhana………. 56

3.2.8 Pengujian Hipotesis……….. 57

3.2.9 Penarikan Kesimpulan……….. 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 58

4.1 Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Indonesia………... 58

4.1.1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan……….. 58

4.1.2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi………..……..…. 77

4.1.3 Deskripsi Responden……….... 82

4.2 Pengaruh Pemahaman Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Tingkat Kepatuhan Pembayaran Pajak……… 83

4.2.1 Analisis Data……… …….………. 83

4.2.2 Pembahasan………. 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 97

5.1 Kesimpulan……….…... 97

5.2 Saran………... 98

DAFTAR PUSTAKA……… xiv


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel I Sanksi Bunga………... 17

Tabel II Denda……….. 21

Tabel III Kenaikan………. 24

Tabel IV Nilai Jawaban……….. 50

Tabel V Contoh Perhitungan PTKP……….. 80

Tabel VI Gambaran umum (Profil) Responden………... 82

Tabe VII Correlations untuk Konstruk Pemahaman Wajib Pajak………. 84

Tabel VIII Correlations untuk Konstruk Kepatuhan Wajib Pajak………… 86

Tabel IX Reliability Statistics untuk Pemahaman WP………. 88

Tabel X Item-Total Statistics untuk Pemahaman WP………. 88

Tabel XI Reliability Statistics untuk Kepatuhan……….. 89

Tabel XII Item-Total Statistics untuk Kepatuhan……….. 89

Tabel XIII Uji Normalitas……… 90

Tabel XIV Uji Multikolinearitas………... 92

Table XV Tabel Koefisien Regresi………... 94

Tabel XVI Anova……….... 95


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Bagan Model Penelitian………. 44


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Daftar Pernyataan Kuesioner……… xvi

Lampiran B Tabel Induk Nilai Jawaban Responden untuk pernyataan

mengenai Pemahaman Wajib Pajak……… xx

Lampiran C Tabel Induk Nilai Jawaban Responden untuk pernyataan

mengenai Kepatuhan Pembayaran Pajak……… xxiii

Lampiran D Contoh Formulir Prosedur Pelaksanaan Kewajiban


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Sebagaimana diketahui bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil, sejahtera, aman, dan tertib. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan nasional yang dilakukan secara berkesinambungan memerlukan biaya yang besar yang digali terutama dari kemampuan sendiri. Usaha pemerintah untuk mewujudkan kemandirian pembiayaan pembangunan bermanfaat bagi kepentingan bersama adalah menggali sumber dana dari dalam negeri yaitu diantaranya dari sektor pajak. (Jurnal Ilmiah Akuntansi, mei 2002,vol 1 No.2).

Peran pajak dalam APBN Indonesia cukup besar dari tahun ke tahun bahkan mencapai lebih dari setengah penerimaan secara keseluruhan. Karenanya peran serta masyarakat sebagai Wajib Pajak tidak hanya dalam hal memenuhi kewajiban pembayaran pajak berdasarkan ketentuan perpajakan tetapi juga diperlukan kemampuan untuk menghitung pajaknya sendiri dengan benar sangatlah diharapkan. Namun kenyataannya masih dijumpai adanya tunggakan pajak sebagai akibat tidak dilunasinya utang pajak sebagaimana mestinya atau bahkan ada semacam penghindaran pajak yang mungkin dilakukan oleh Wajib Pajak baik berupa perlawanan secara aktif maupun secara pasif. Untuk meningkatkan penerimaan dalam negeri pemerintah harus memanfaatkan sumber-sumber alam secara optimal, mendorong ekspor dan mengembangkan kegiatan ekonomi serta Pembaharuan


(10)

Bab I Pendahuluan 2

Perpajakan Nasional. Pembaharuan Perpajakan Nasional berintikan:

1. Sistem pajak yang sederhana dan mudah dimengerti oleh setiap orang. 2. Sistem pajak yang didasarkan pada prinsip keadilan dan kewajaran.

3. Sistem pajak yang memberikan kepastian bagi setiap Wajib Pajak (Jurnal Ilmiah Akuntansi, November 2001, Vol. 1 No. 1).

Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontrapestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2008). Menurut Prof.Dr.Adriani, pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan, yang terutang oleh Wajib Pajak membayarnya menurut peraturan dengan tidak mendapat imbalan kembali yang dapat ditunjuk secara langsung (Mardiasmo, 2008), sehingga dapat disimpulkan bahwa pajak adalah merupakan salah satu kewajiban perusahaan atau badan sebagai Wajib Pajak yang dapat dipaksakan dengan undang-undang dan merupakan pengorbanan sumber daya ekonomis yang tidak memberikan imbalan (kontraprestasi) secara langsung bagi perusahaan. Dalam rangka upaya peningkatan

penerimaan pajak, pemerintah melakukan perubahan mendasar dengan

dikeluarkannya UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan merubah sistem pemungutan pajak yang digunakan di Indonesia yaitu digunakannya self assessment system yang menggantikan official assessment system. Kedua sistem ini memiliki perbedaan dalam mekanisme dan sudut pandang terhadap Wajib Pajak. Sistem Self Assessment yaitu suatu sistem pemunggutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak (Mardiasmo, 2008). Ada tiga fungsi administrasi pajak dalam sistem self assessment


(11)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha yaitu: (1) pendidikan (penyuluhan); (2) pelayanan (customer service); dan (3) pengawasan atau penegakan hukum (enforcement) (Milack, 2005).

Hal ini dapat digunakan untuk mengukur perilaku wajib pajak, yaitu seberapa besar tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) secara benar dan tepat, semakin tinggi tingkat kebenaran dalam menghitung, ketepatan menyetor serta menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) secara benar dan tepat, maka diharapkan semakin tinggi pula tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan dan memenuhi kewajibannya. Mengingat betapa pentingnya peran masyarakat untuk membayar pajak dalam peran sertanya menanggung pembiayaan negara, dituntut kesadaran dan pemahaman warga negara sebagai Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban kenegaraannya. Terlepas dari kesadaran sebagai warga negara, sebagian besar masyarakat tidak memenuhi kewajiban membayar pajak. Dalam hal demikian timbul perlawanan terhadap pajak. Perlawanan terhadap pajak dapat dibedakan menjadi perlawanan pasif dan perlawanan aktif (Mardiasmo, 2008).

Sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa penarikan pajak oleh pemerintah membebani masyarakat. Persepsi tersebut menyebabkan masyarakat kurang memiliki kesadaran membayar pajak. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kepatuhan yang masih kurang. Contoh, masyarakat tidak membayar pajak tepat pada waktunya, terlambat untuk melaporkan pajak ke kantor KPP. Selain itu masih banyak masyarakat sebagai WP yang kurang memiliki pengetahuan yang cukup tentang bagaimana mengisi SPT (Manurung, 2003).

Pemahaman pajak tidak dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Ditjen pajak bekerjasama dengan depdiknas melakukan kerjasama sosialisasi pajak dengan


(12)

Bab I Pendahuluan 4

maksud mengenalkan dan mengembangkan pemahaman terhadap pajak dan sistem perpajakan yang ada di Indonesia. Hal ini tentu saja akan menanamkan pengertian mengenai pengetahuan dan pemahaman terhadap perpajakan yang dimulai sedini mungkin. Namun dengan demikian usaha ini diharapkan juga meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pengajar yang selama ini belum sepenuhnya mematuhi kewajiban perpajakannya (Kompas.com, 2007).

Dibutuhkan pemahaman yang cukup baik agar tiap orang rela membayar pajak, oleh karena itu pemahaman bahwa manfaat pajak sudah ada sejak seseorang dalam kandungan perlu terus disosialisasikan dan melalui sosialisasi diharapkan Wajib Pajak mengetahui, memahami, menghargai, dan mentaati ketentuan yang ada (Burton, 2005).

Peningkatan pemahaman pajak dari waktu ke waktu harus terus mengalami perubahan yang meningkat. Hal tersebut karena banyaknya aturan pajak sehingga Wajib Pajak dapat memilah mana obyek yang dapat mengurangi pajak dan mana yang tidak, sebagai contoh zakat sebagai pengurang pajak sampai saat ini belum banyak Wajib Pajak yang memahaminya (PKPU Online, 2007).

Terkait dengan fenomena diatas, khususnya mengenai pajak, peneliti ingin mencoba meneliti dengan mengambil judul penelitian Pengaruh Pemahaman Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Tingkat Kepatuhan Pembayaran Pajak.


(13)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruhnya Pemahaman Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Tingkat Kepatuhan Pembayaran Pajak?

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak

Orang Pribadi dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Indonesia.

2. Untuk menganalisis secara empiris Pengaruh Pemahaman Prosedur Pelaksanaan

Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Tingkat Kepatuhan Pembayaran Pajak.


(14)

Bab I Pendahuluan 6

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat penelitian yaitu : 1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan peneliti dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh, khususnya bidang perpajakan.

2. Bagi Direktorat Jendral Pajak

Memberikan masukan kepada Direktorat Jendral Pajak terhadap pemahaman Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Sehingga temuan ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk mengetahui tingkat kepatuhan sebelum dilakukan pemeriksaan pajak lebih lanjut.


(15)

97 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada seratus orang responden Wajib Pajak yang telah memiliki NPWP, peneliti dapat menyimpulkan dari hasil penelitian yaitu:

1. Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan di Indonesia meliputi

Undang-Undang Peraturan Perpajakan dan Ketentuan Umum dan Tata Cara Kewajiban Perpajakan, kedua hal tersebut mewadahi jalannya pemunggutan perpajakan di Indonesia, didukung dengan sistem self assestment, Wajib Pajak dituntut untuk dapat memahami undang-undang dengan sebaik mungkin. Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan di Indonesia dapat dikatakan sangat kompleks, seiring juga dengan UU Pajak yang sangat rentan akan perubahan yang sering kali menjadi kesalahan dalam proses pelaksanaan perpajakan di Indonesia menjadi poin penting yang harus diperhatikan oleh Pemerintah dalam merancang Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan di Indonesia.

2. Peneliti mendapatkan hasil variabel pemahaman Wajib Pajak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat kepatuhan dalam pembayaran pajak, dan oleh karena itu hipotesis pertama yang diajukan diterima. Hal ini memberikan implikasi dalam penelitian ini bahwa isu pemahaman Wajib Pajak mengenai Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan


(16)

Bab V Kesimpulan dan Saran 98

dalam pembayaran pajak. Hasil dari pengujian terbukti bahwa pemahaman WP berpengaruh sebesar 46% terhadap tingkat kepatuhan pembayaran pajak.

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, tentunya disamping keterbatasan dan kekurangan dalam penelitian ini, maka peneliti menyarankan beberapa hal berikut :

1. Untuk KPP dan Pemerintah

Pemerintah selaku pihak yang memegang kendali jalannya perpajakan di Indonesia, dituntut untuk merancang UU Perpajakan dan KUP sesederhana mungkin, yang dapat memudahkan pemahaman Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakan, hal ini dimaksudkan agar WP benar-benar paham atas UU dan KUP Perpajakan sehingga proses pelaksanaan perpajakan dapat optimal dan juga kecenderungan UU Perpajakan yang rentan akan perubahan menjadi fokus perhatian penting bagi Pemerintah, agar WP tidak salah memahami akan perubahan yang terjadi.

2. Untuk Peneliti selanjutnya

Peneliti dapat memperluas lingkup penelitian ke objek yang lebih luas dengan jumlah responden yang lebih besar, juga dengan menambah jumlah variabelnya, tidak hanya dari faktor pemahamannya saja, melainkan dari faktor-faktor lain yang juga dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan pembayaran pajak di Indonesia.


(17)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gunadi. (2002). Ketentuan Perhitungan Dan Pelunasan Pajak Penghasilan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Edisi 2004/2005. Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta. Kompas. (2006). Ditjen Pajak Depdiknas Sosialisasikan Pajak, diakses dari http://www.kompas.com/utama/news/0311/1c/152952.htm pada tanggal 3 Oktober 2011.

Lumbantoruan, Ambar. (2001). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak Untuk Menyelenggarakan Pembukuan setelah pelaksanaaan Undang-Undang Pajak Penghasilan.. Jurnal Ilmiah Akuntansi Bandung, vol 1 no.1.

Manurung, R. (2003). Tingkat Pemahaman Wajib pajak, diakses dari http://fiskal.go.id pada tanggal 6 Oktober 2011.

Mardiasmo. (2008). Perpajakan. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Millack, Joseph. (2005). Audit Program Planning and Management. Tax volume 1. Nurmantu, Safri. (2005). Pengantar Perpajakan. Penerbit Kelompok Yayasan Obor, Jakarta.

PKPU. (2007). LAZ PLN P3B Menggelar Diskusi Interaktif Zakat Pengurang Pajak, diakses dari http://www.pkpu.or.id pada tanggal 9 Oktober 2011.

Resmi, Siti. (2008). Perpajakan, Teori dan Aplikasi. Edisi keempat. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Rosdiana, Haula dan Rasin Tarigan (2005). Perpajakan, Teori dan Aplikasi. Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Santoso, Singgih. (2000). Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. Penerbit PT Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta

Suandy, Erly. (2006). Hukum Pajak. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Sebagaimana Telah Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.


(18)

Waluyo. (2005). Perpajakan Indonesia. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton. (2005). Hukum Pajak. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(1)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruhnya Pemahaman Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Tingkat Kepatuhan Pembayaran Pajak?

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Indonesia.

2. Untuk menganalisis secara empiris Pengaruh Pemahaman Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Tingkat Kepatuhan Pembayaran Pajak.


(2)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat penelitian yaitu : 1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan peneliti dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh, khususnya bidang perpajakan.

2. Bagi Direktorat Jendral Pajak

Memberikan masukan kepada Direktorat Jendral Pajak terhadap pemahaman Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Sehingga temuan ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk mengetahui tingkat kepatuhan sebelum dilakukan pemeriksaan pajak lebih lanjut.


(3)

97 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada seratus orang responden Wajib Pajak yang telah memiliki NPWP, peneliti dapat menyimpulkan dari hasil penelitian yaitu:

1. Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan di Indonesia meliputi Undang-Undang Peraturan Perpajakan dan Ketentuan Umum dan Tata Cara Kewajiban Perpajakan, kedua hal tersebut mewadahi jalannya pemunggutan perpajakan di Indonesia, didukung dengan sistem self assestment, Wajib Pajak dituntut untuk dapat memahami undang-undang dengan sebaik mungkin. Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan di Indonesia dapat dikatakan sangat kompleks, seiring juga dengan UU Pajak yang sangat rentan akan perubahan yang sering kali menjadi kesalahan dalam proses pelaksanaan perpajakan di Indonesia menjadi poin penting yang harus diperhatikan oleh Pemerintah dalam merancang Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan di Indonesia.

2. Peneliti mendapatkan hasil variabel pemahaman Wajib Pajak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan dalam pembayaran pajak, dan oleh karena itu hipotesis pertama yang diajukan diterima. Hal ini memberikan implikasi dalam penelitian ini bahwa isu pemahaman Wajib Pajak mengenai Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan


(4)

Bab V Kesimpulan dan Saran 98

Universitas Kristen Maranatha dalam pembayaran pajak. Hasil dari pengujian terbukti bahwa pemahaman WP berpengaruh sebesar 46% terhadap tingkat kepatuhan pembayaran pajak.

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, tentunya disamping keterbatasan dan kekurangan dalam penelitian ini, maka peneliti menyarankan beberapa hal berikut :

1. Untuk KPP dan Pemerintah

Pemerintah selaku pihak yang memegang kendali jalannya perpajakan di Indonesia, dituntut untuk merancang UU Perpajakan dan KUP sesederhana mungkin, yang dapat memudahkan pemahaman Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakan, hal ini dimaksudkan agar WP benar-benar paham atas UU dan KUP Perpajakan sehingga proses pelaksanaan perpajakan dapat optimal dan juga kecenderungan UU Perpajakan yang rentan akan perubahan menjadi fokus perhatian penting bagi Pemerintah, agar WP tidak salah memahami akan perubahan yang terjadi.

2. Untuk Peneliti selanjutnya

Peneliti dapat memperluas lingkup penelitian ke objek yang lebih luas dengan jumlah responden yang lebih besar, juga dengan menambah jumlah variabelnya, tidak hanya dari faktor pemahamannya saja, melainkan dari faktor-faktor lain yang juga dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan pembayaran pajak di Indonesia.


(5)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gunadi. (2002). Ketentuan Perhitungan Dan Pelunasan Pajak Penghasilan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Edisi 2004/2005. Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta. Kompas. (2006). Ditjen Pajak Depdiknas Sosialisasikan Pajak, diakses dari http://www.kompas.com/utama/news/0311/1c/152952.htm pada tanggal 3 Oktober 2011.

Lumbantoruan, Ambar. (2001). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak Untuk Menyelenggarakan Pembukuan setelah pelaksanaaan Undang-Undang Pajak Penghasilan.. Jurnal Ilmiah Akuntansi Bandung, vol 1 no.1.

Manurung, R. (2003). Tingkat Pemahaman Wajib pajak, diakses dari http://fiskal.go.id pada tanggal 6 Oktober 2011.

Mardiasmo. (2008). Perpajakan. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Millack, Joseph. (2005). Audit Program Planning and Management. Tax volume 1. Nurmantu, Safri. (2005). Pengantar Perpajakan. Penerbit Kelompok Yayasan Obor, Jakarta.

PKPU. (2007). LAZ PLN P3B Menggelar Diskusi Interaktif Zakat Pengurang Pajak, diakses dari http://www.pkpu.or.id pada tanggal 9 Oktober 2011.

Resmi, Siti. (2008). Perpajakan, Teori dan Aplikasi. Edisi keempat. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Rosdiana, Haula dan Rasin Tarigan (2005). Perpajakan, Teori dan Aplikasi. Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Santoso, Singgih. (2000). Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. Penerbit PT Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta

Suandy, Erly. (2006). Hukum Pajak. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Sebagaimana Telah Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.


(6)

xv Universitas Kristen Maranatha Waluyo. (2005). Perpajakan Indonesia. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton. (2005). Hukum Pajak. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh penerapan sensus pajak, sosialisasi pajak dan persepsi efektifitas sistem perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP wilayah Jakarta Selatan

1 11 132

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KUALITASPERPAJAKAN , SANKSI PERPAJAKAN, DAN Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Dan Kondisi Lingkungan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada

0 2 17

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PERATURAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DI KOTA PEKANBARU.

3 14 6

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PERATURAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DI KABUPATEN PASAMAN.

2 3 6

Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

1 5 22

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan dan Penyelewengan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Bandung.

0 0 30

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PERATURAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DI KOTA SOLOK.

0 0 6

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PERATURAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DI KOTA BUKITTINGGI.

0 0 6

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PERATURAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DI KOTA PARIAMAN.

0 0 6

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MELAKSANAKAN KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN

0 0 152