Penilaian Kinerja Reksadana dengan Menggunakan Metode Perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio, M2, Sortino, Raw Return dan Information Ratio (Studi Kasus: PT. NISP Asset Management Bandung Tahun 2008 - 2012).

(1)

i ABSTRACT

This research determined the results of the performance of mutual fund products offered by PT. NISP Asset Management with Risk Adjusted Return and Raw Return calculation model. To perform an assessment of the mutual funds, this research analyzed 5 of 12 mutual fund products offered by PT. NISP Asset Management during the years 2008 and 2012. The data analysis methods used were Sharpe Ratio, Treynor Ratio, Jensen Ratio, M-square measure, Sortino, Raw return and Information Ratio. The results of the research showed that mutual funds offered by PT NISP Asset Management should be selected by the investor. The results also showed that the performance of all mutual funds offered by PT. NISP Asset Management that were analyzed performed well, which was Dana Tetap II. This mutual fund product is recommended for investors who are looking to invest in PT. NISP Asset Management.


(2)

ii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penilaian kinerja produk reksadana yang ditawarkan oleh PT. NISP Asset Management dengan model perhitungan Risk Adjusted Return dan Raw Return. Untuk melakukan penilaian terhadap reksadana, penelitian ini menganalisis 5 dari 12 produk reksadana yang ditawarkan PT. NISP Asset Management, pada tahun 2008 - 2012. Metode analisis data yang digunakkan antara lain; Sharpe Ratio, Treynor Ratio, Jensen Ratio, M-square measure, Sortino, Raw return dan Information Ratio. Peneliti menganalisis dan juga merekomendasikan produk reksadana PT. NISP Asset Management yang sebaiknya dipilih oleh investor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja reksadana PT. NISP Asset Management dinyatakan baik, yaitu Dana Tetap II. Produk reksadana ini juga yang menjadi rekomendasi bagi investor yang tertarik berinvestasi reksadana di PT. NISP Asset Management.


(3)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

SURAT PERNYATAAN MENGADAKAN PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER………..iv

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………....v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 11

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.2 Rerangka Pemikiran ... 24

2.3 Ringkasan Riset Empiris ... 27

2.4 Rerangka Teoritis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36


(4)

iv

3.2 Jenis Penelitian ... 41

3.3 Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel, dan Ukuran Sampel .. 41

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 43

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... .45

3.6 Metode Analisis Data………... . 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Hasil Penelitian ... 52

4.2 Uraian Hasil Penelitian ... 66

4.2.1 Perhitungan dengan Metode Sharpe Ratio... …66

4.2.2 Perhitungan dengan Metode Treynor Ratio……… .. 74

4.2.3 Perhitungan dengan Metode Jensen Alpha………. .. 83

4.2.4 Perhitungan dengan Metode M-Square…..………... 90

4.2.5 Perhitungan dengan Metode Sortino Ratio………. .. 97

4.2.6 Perhitungan dengan Metode Raw Return……….... 103

4.2.7 Perhitungan dengan Metode Information Ratio……… ... 106

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... …113 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 119

5.1 Simpulan ... 119

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 120

5.3 Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 122


(5)

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Tabel Ringkasan Riset Empiris………...……… 27

Tabel II Produk Reksadaana PT. NISP Asset Management………... . 37

Tabel III Sampel Penelitian Produk Reksadana PT. NISP Asset Management43 Tabel IV Hasil perhitungan Sharpe Ratio………...……… 52

Tabel V Hasil perhitungan Treynor Ratio………...…………..…… 54

Tabel VI Hasil perhitungan Jensen Alpha……… 56

Tabel VII Hasil perhitungan M-Square……… 58

Tabel VIII Hasil perhitungan Sortino……… 60

Tabel IX Hasil perhitungan Raw Return………. 62

Tabel X Hasil perhitungan Information Ratio………... 64

Tabel XI Peringkat Hasil Perhitungan Sharpe Ratio……….. 74

Tabel XII Peringkat Hasil Perhitungan Treynor Ratio……… 82

Tabel XIII Peringkat Hasil Perhitungan Jensen Alpha……… 90

Tabel XIV Peringkat Hasil Perhitungan M-Square………. 97

Tabel XV Peringkat Hasil Perhitungan Sortino……… 103

Tabel XVI Peringkat Hasil Perhitungan Raw Return……….106

Tabel XVII Peringkat Hasil Perhitungan Information Ratio………...113

Tabel XVIII Rekap Hasil Peringkat Produk Reksadana PT. NISP Asset Management………..113


(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Kinerja adalah sebuah hal yang menjadi tolak ukur, baik atau tidaknya, bertumbuh atau tidaknya suatu organisasi. Organisasi sebaiknya memperhatikan dan menilai karyawan melalui kinerja karyawan dalam bekerja, bukan hanya melihat hasil akhir dari pekerjaan yang dilakukan. Terdapat beberapa kerugian, jika suatu organisasi tidak melakukan penilaian kinerja yang baik, mulai dari perputaran tenaga kerja yang meningkat, penyampaian informasi yang buruk (atasan kepada bawahan), hilang biaya dan waktu, hingga muncul berbagai bias (Aguinis, 2007:7-8), dan pada akhirnya berujung pada kematian organisasi. Jadi, penilaian kinerja sangat perlu diperhatikan oleh organisasi.

Begitu juga investor, ketika memutuskan untuk berinvestasi, maka hal yang perlu dilakukan adalah menilai kinerja investasi. Hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu pasti hasil yang diperoleh dari investasi yang dilakukan. Dalam keadaan seperti ini, investor menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukan. Investor hanya dapat memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasi dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya akan menyimpang dari hasil yang diharapkan (Husnan, 2003:43). Maka, dapat disimpulkan bahwa investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu, atau dengan kata lain; investasi membutuhkan aktiva yang produktif untuk mengubah satu unit konsumsi yang ditunda untuk dihasilkan menjadi lebih dari satu unit konsumsi mendatang (Hartono, 2010:5). Investor tentunya mengharapkan bahwa investasi yang dilakukan memperoleh keuntungan yang maksimal


(7)

2

dengan risiko yang minimal. Dengan demikian, dibutuhkan penilaian kinerja sebagai alat ukur untuk mengambil keputusan investasi.

Investor yang cerdas akan memilih investasi yang memberikan keuntungan maksimal dengan risiko yang minimal. Investasi umumnya dibedakan menjadi 2, yaitu: investasi pada financial assets dan real assets. Investasi pada financial assets dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Sedangkan investasi pada real assets dapat dilakukan dalam bentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya (Halim, 2003:2). Dari beberapa instrumen pasar modal tersebut, reksadana merupakan salah satu alternatif investasi yang digemari investor. Reksadana merupakan investasi yang dikelola oleh manager investasi (professional management), dan hal ini membuat investor tertarik untuk melakukan investasi dalam reksadana. Sehingga investor yang tidak memiliki banyak waktu dan pengetahuan untuk menghitung risiko atas investasi mereka tidak perlu khawatir (Kapoor, et al, 2010:512). Selain itu, investor dapat membentuk portofolio yang lebih aman atau risiko kecil atau reksadana yang lebih berisiko tetapi menghasilkan return tinggi, itu dapat terjadi karena reksadana dapat didiversifikasikan, adanya transparansi dan likuiditas tinggi, dengan kata lain; reksadana dapat dicairkan kapan saja jika investor membutuhkan. Reksadana juga merupakan investasi yang dapat dilakukan dengan modal terbatas. (Hartono, 2010:14, Martalena, 2011:83). Hasil riset empiris terdahulu menyatakan, reksadana dengan konsisten baik akan memberi tingkat pengembalian baik (Wahdah, 2012). Sementara itu menurut Fathurahman(2012), terdapat kinerja reksadana saham yang lebih baik dari kinerja pasar. Namun kinerja saham LQ45 lebih baik dari


(8)

3

kinerja reksadana saham. Maka disimpulkan, reksadana saham cukup berisiko namun berpotensi menghasilkan return yang tinggi.

Di sisi lain, terdapat beberapa risiko berinvestasi dalam reksadana yaitu investor dapat mengalami capital loss, risiko likuidasi, risiko wanprestasi, risiko kredit, dan risiko berkurangnya nilai tukar mata uang (Martalena, 2011:85). Adanya return dan juga risiko yang mungkin diterima oleh investor, tidak membuat investor menjadi anti untuk berinvestasi di reksadana, namun sebaliknya reksadana menjadi salah satu instrumen pasar modal yang menjanjikan.

Risiko yang ada dalam reksadana menjadi pertimbangan tersendiri bagi investor. Oleh sebab itu, investor memerlukan alat ukur untuk menilai kinerja reksadana. Dalam menilai kinerja sebuah investasi, terdapat dua pengukuran kinerja yaitu melalui return reksadana itu sendiri dan Model Risk Adjusted Return. Adapun metode untuk melakukan penilaian kinerja dengan menggunakan return reksadana itu sendiri adalah raw return. Sedangkan Risk Adjusted Return adalah perhitungan return yang disesuaikan dengan risiko yang harus ditanggung (Hartono, 2010:640), adapun metodenya antara lain : Treynor Ratio, Sharpe Ratio, Jensen Alpha, Roy Safety First Ratio, M2, Sortino Ratio, MSR, FPI, dan Information Ratio. Menurut Aragon (2006), sebagaimana dikutip oleh Arifin (2010), kemampuan market timing adalah kemampuan manajer investasi untuk menggunakan informasi dari atasan tentang realisasi masa depan yang mempengaruhi keseluruhan return pasar.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan penilai kinerja reksadana menggunakan Risk Adjusted Return, karena jika melakukan pengukuran reksadana berdasarkan returnnya saja akan menghasilkan hasil yang tidak akurat, sehingga pengukuran harus


(9)

4

melibatkan return dan risiko reksadana yaitu menggunakan return sesuaian risiko (Hartono, 2010:637). Menurut Mahdi (1997:151), sebagaimana dikutip oleh Warsono (2007) menyatakan bahwa secara umum, model pengukuran kinerja Sharpe dapat diterapkan untuk semua reksadana, sedangkan untuk metode Treynor dan Jensen, yang membutuhkan pengukuran risiko sistematis (β) hanya dapat diterapkan pada reksadana saham.

Treynor Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian, bukan saja lebih tinggi dari tingkat pengembalian bebas risiko, tetapi lebih tinggi dari risiko yang ditanggung. Investor dapat membandingkan antara 2 investasi dan mengukur keuntungan antara keduanya, dengan memperhatikan ukuran portofolio, sehingga menghasilkan protofolio yang efisien dengan metode Sharpe Ratio dan Treynor Ratio (Scholz, 2006). Bahkan dengan desain sederhana Treynor Ratio dan prosedur yang lebih objektif, serta keterkaitannya dengan risiko, model dan unit eksposur, investor dapat menganalisis kinerja reksadana. Namun bila data cross-sectional, portofolio yang memiliki risiko yang sama memiliki abnormal return dan kinerja yang sama juga (Hubner, 2003). Sedangkan Jensen Alpha, jika αp yang positif dan semakin tinggi, maka kinerja perusahaan semakin baik. Menurut Siagian (2006), jika analisis dilakukan berdasarkan Total Aktiva Bersih, rata – rata kinerja reksadana outperform (positif). Namun jika dianalisis berdasarkan Pooled Data (dengan metode Jensen Alpha); kinerja reksadana lebih buruk daripada kinerja pasar (underperform), bahkan menurutnya hanya ada 3 dari 7 reksadana yang mempunyai kinerja yang outperform (positif) terhadap kinerja pasar. Kemudian, M2 merupakan pengukuran yang lebih mudah untuk membandingkan kinerja portofolio dengan kinerja pasar.


(10)

5

Menurut Hartono (2010:640-665), Information Ratio (IR) merupakan rasio antara alpha (αp) dengan risiko unik portofolio atau risiko non-sistematik portofolio (tracking error/ ep). Sortino menggunakan excess return dalam menentukan kinerja portofolio (Simforianus, 2008). Namun, beberapa metode di atas tidak dapat menilai kinerja dengan tepat 100% karena adanya pengaruh perekonomian (krisis atau baik), keputusan investor atau organisasi. Menurut penelitian yang dilakukan Reza (2013), menunjukkan bahwa dengan menggunakkan Metode Treynor, Sharpe, Alpha Jensen, M-Square, Information Ratio (IR), MSR, dan FPI, rata-rata pengukuran dioptimalkan selama krisis memiliki kinerja terendah dibandingkan dengan penelitian di periode lain. Namun Belgacem (2011), meneliti kinerja reksadana saham di Tunisia dengan mengumpulkan data tentang kinerja terakhir, ukuran dana, biaya manajemen, usia dana, nilai aktiva bersih reksadana, dan menyimpulkan bahwa pengukuran kinerja dipengaruhi juga oleh skala ekonomi dalam industri reksadana saham.

Reksadana dapat dinilai baik jika Treynor, Sharpe Ratio, dan Sortino reksadana tersebut dinyatakan lebih tinggi dari Treynor, Sharpe Ratio, dan Sortino pasar. Sedangkan Jensen, IR, dan M2 reksadana dinilai baik, ketika hasilnya positif atau lebih besar Jensen, IR, dan M2 pasar (Warsono, 2004 & Suketi, 2011). Sedangkan dengan metode raw return, reksadana dinilai baik apabila return reksadana lebih besar dari pada return benchmark (return nilai pembanding). Maka dapat disimpulkan,suatu portofolio dapat dinilai baik jika memenuhi beberapa kriteria, antara lain; nilai α (Jensen Alpha) semakin tinggi semakin baik, nilai Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Sortino Reksadana lebih besar dari Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Sortino Pasar. Menurut Frank (2001), reksadana yang terdiversifikasi baik, dapat juga dinilai melalui hasil penilaian Sharpe dan


(11)

6

Treynor yang menunjukkan nilai yang serupa (dengan menggunakan penilaian baik Sharpe ataupun Treynor keduanya menunjukkan hasil positif). Kemudian untuk metode M2, nilai M2 reksadana positif atau lebih besar dari M2 pasar, begitu pula dengan metode Information Ratio, nilai Information Ratio reksadana positif atau lebih besar dari Information Ratio pasar. Dalam penelitian ini, peneliti hanya memilih 7 metode pengukuran untuk menilai kinerja reksadana, yaitu Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio , M2, Sortino, raw return dan Information Ratio, karena menurut sebagian besar riset empiris memaparkan bahwa ketujuh metode inilah yang dapat digunakan untuk menilai sebuah reksadana atau portofolio.

Penelitian ini akan menilai kinerja produk reksadana yang dikelola oleh PT NISP Asset Management sebagai manajer investasi. Peneliti tertarik melakukan penilaian kinerja terhadap PT NISP Asset Management, karena peneliti mendapatkan data bahwa terdapat 29 produk reksadana (terdiri dari 4 produk reksadana pendapatan tetap, 2 reksadana campuran dan 27 reksadana terproteksi) yang telah dibubarkan oleh PT NISP Asset Management sebelumnya. Maka kini, terdapat 14 produk reksadana yang aktif (termasuk produk yang baru diluncurkan pada tahun 2013). Berikut beberapa keunggulan PT. NISP Asset Management memiliki tingkat likuiditas tinggi , tingkat pengembalian yang diperoleh melalui investasi pada instrumen pasar uang serta memperhatikan juga penekananan pada stabilitas modal, investasi yang dilakukan jangka menengah-panjang dengan strategi pengelolaan aktif untuk memperoleh hasil yang kompetitif, pertumbuhan investasi yang relatif stabil dan tingkat likuiditas tinggi kepada investor melalui diversifikasi instrument efek bersifat utang dan instrument pasar uang, selain itu dikelola secara aktif dan berhati-hati untuk mendapatkan hasil investasi jangka menengah-panjang


(12)

7

yang optimal, dengan memperhatikan risiko terukur melalui penerapan strategi pengelolaan yang aktif dan selektif, ada pula reksadana yang menghasilkan pendapatan potensial dalam denominasi Dolar AS kepada Pemegang Unit Penyertaan melalui alokasi yang strategis pada efek bersifat utang yang dijual dalam penawaran umum dan atau diperdagangkan di Bursa Efek, meminimalisir risiko investasi melalui pemilihan penerbit surat berharga secara selektif.

Penelitian ini menerapkan beberapa metode penilaian kinerja dengan meneliti produk reksadana pada tahun 2008 – 2012, di mana pada tahun 2008 krisis ekonomi melanda Amerika Serikat dan berimbas pada seluruh negara termasuk Indonesia pada saat itu. Nilai dolar Amerika Serikat melemah ditandai dengan anjloknya saham-saham di bursa efek Indonesia dan banyak investor yang menarik investasi yang ditanam di Indonesia (Nezky, 2013). Selain itu menurut Bodie et al (2003), sebagaimana dikutip oleh Arifin (2010), penilaian kinerja keuangan yang diteliti dalam periode waktu jangka panjang akan mengeliminasi efek “luck of the draw”. Untuk mengatasi isu tersebut, penelitian ini menggunakan data bulanan dalam periode waktu 5 tahun (2008-2012) untuk menilai produk reksadana PT. NISP Asset Management.

Peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian terhadap kinerja PT. NISP Asset Management, dengan judul “Penilaian Kinerja Reksadana Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio , M2, dan Information Ratio (Studi Kasus: PT. NISP Asset Management Bandung Tahun 2008 – 2009).” Adapun hasil penelitian tersebut adalah Penilaian kinerja Produk Reksadana dengan menggunakan 5 Metode tersebut dinilai baik, artinya kelima metode tersebut dapat digunakkan untuk menilai kinerja reksadana. Selain itu diperoleh kesimpulan bahwa


(13)

8

produk reksadana PT. NISP Asset Management yang dapat dinyatakan paling baik kinerjanya menurut 5 metode perhitungan pada tahun 2008-2009 adalah NISP Indeks Saham Progresif (ISP).

Berdasarkan penelitian di atas dan beberapa temuan yang dipaparkan dalam penelitian terdahulu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan dengan judul “Penilaian Kinerja Reksadana Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio , M2, Sortino, Raw return dan Information Ratio (Studi Kasus: PT. NISP Asset Management Bandung Tahun 2008 - 2012).”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka pertanyaan yang menjadi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

 Bagaimana hasil penilaian kinerja produk reksadana dengan menggunakan metode penilaian Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio , M2, Sortino, Raw return dan Information Ratio (Studi Kasus: PT. NISP Asset Management Bandung Tahun 2008-2012)?

 Manakah Produk Reksadana PT. NISP Asset Management yang menunjukkan kinerja terbaik menurut metode penilaian Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio , M2, Sortino, Raw return dan Information Ratio pada tahun 2008-2012?

 Dengan membandingkan hasil analisa penelitian sebelumnya, Apakah ada perbedaan hasil jika penelitian dilakukan dalam periode waktu yang lebih panjang dan menggunakan metode berbeda dalam menilai kinerja Reksadana PT. NISP Asset Management?


(14)

9 1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, antara lain:

 Untuk mengetahui hasil penilaian kinerja Produk Reksadana dengan menggunakan Metode Perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio , M2, Sortino, Raw return dan Information Ratio (Studi Kasus: PT. NISP Asset Management Bandung Tahun 2008 – 2012).

 Untuk mengetahui Produk Reksadana PT. NISP Asset Management yang menunjukkan kinerja terbaik menurut metode perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio , M2, Sortino, Raw return dan Information Ratiopada tahun 2008 – 2012.

 Untuk mengetahui perbedaan hasil jika penelitian dilakukan dalam periode waktu yang lebih panjang dan menggunakan metode berbeda dalam menilai kinerja Reksadana PT. NISP Asset Management.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk beberapa pihak, antara lain: a) Bagi PT. NISP Asset Management

Penelitian ini diharapkan dapat memberi penilaian atas kinerja produk reksadana yang ditawarkan oleh PT. NISP Asset Management. Menunjukkan secara jelas hasil penilaian melalui perhitungan, mana produk reksadana yang memiliki kinerja baik, serta memberi informasi melalui analisis peneliti tentang hasil dari perhitungan.


(15)

10 b) Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada investor tentang kinerja produk reksadana PT. NISP Asset Management. Dalam penelitian ini, peneliti akan merekomendasikan kepada investor produk reksadana mana yang dinilai baik. Dengan kata lain produk yang memberikan keuntungan yang maksimal dan risiko yang ditanggung minimal. Selain itu, peneliti berharap melalui penelitian ini, investor termotivasi (secara khusus investor muda atau investor awam yang baru akan memulai berinvestasi) untuk melakukan investasi di reksadana.

c) Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan penelitian dalam pasar modal, khususnya yang berhubungan dengan penilaian kinerja reksadana dengan menggunakan model perhitungan Risk Adjusted Return. Melalui penelitian ini peneliti ingin memaparkan beberapa metode penilaian kinerja reksadana yang dapat menjadi acuan atau referensi para akademisi yang hendak melakukan penilaian serupa.


(16)

119

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penilaian kinerja Produk Reksadana dengan menggunakan Metode Perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio , M2, Sortino, Raw return dan Information Ratio (Studi Kasus: PT. NISP Asset Management Bandung Tahun 2008 – 2012). Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan, maka simpulan yang dapat diambil adalah:  Penilaian kinerja produk reksadana dengan menggunakan metode penilaian

Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio , M2, Sortino, Raw return dan Information Ratio (Studi Kasus: PT. NISP Asset Management Bandung Tahun 2008-2012) dinilai baik.

 Produk Reksadana PT. NISP Asset Management yang menunjukkan kinerja terbaik menurut metode penilaian Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio , M2, Sortino, Raw return dan Information Ratio pada tahun 2008-2012 adalah Dana Tetap II.

 Dengan membandingkan hasil analisa penelitian sebelumnya, ada perbedaan hasil terhadap kinerja Reksadana PT. NISP Asset Management yaitu dimana hasil penelitian sebelumnya (Santosa, 2013), menunjukan bahwa ISP yang mendapatkan penilaian paling baik menurut perhitungan Sharpe, Jensen, Treynor, M2 dan Information Ratio, selama tahun 2008-2009. Namun


(17)

120

penelitian ini menyatakan bahwa Dana Tetap II merupakan reksadana yang dinilai baik menurut Perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio, M2, Sortino, Raw return dan Information Ratio, selama tahun 2008 – 2012.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini tidak melibatkan variabel atau faktor lain yang sebenarnya juga mempengaruhi perubahan nilai NAB dan hasil perhitungan, seperti misalnya hukum yang berlaku atau investor behaviour.

2. Dalam penilaian kinerja reksadana tidak melibatkan faktor biaya revisi yang juga mempengaruhi return kinerja reksadana yang telah direvisi (Halim, 2003:67), antara lain:

 Komisi untuk pembelian saham  Komisi untuk penjualan saham

 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan

 Biaya dalam mencari dan menganalisis data dan informasi 5.3 Saran

Dalam penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti dapat memperbaiki dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu:

1. Saran untuk investor; investor perlu melihat kinerja Manager Investasi dan kinerja setiap produk reksadana yang ada.

2. Diharapkan penelitian selanjutnya, membahas tentang perbandingan antar Manager Investasi yang berbeda. Dalam kata lain menilai atau membandingkan produk reksadana dari beberapa Manager Investasi.


(18)

121

3. Diharapkan penelitian selanjutnya, menggunakan rentang waktu yang lebih panjang (10 tahun atau lebih), agar terlihat secara jelas mana reksadana yang benar –benar mengalami peningkatan signifikan dalam jngka waktu yang lebih panjang. Khususnya untuk metode Information Ratio, karena menurut Goodwin (2009) yang sebagaimana dikutip oleh Kidd (2011), hasil dari perhitungan metode Information Ratio akan lebih konsisten jika digunakan dalam penelitian berentang waktu panjang.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, J. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE UGM.

Husnan, S. 2003. Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Malinda, M. dan Martalena. 2011. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta : Andi. Kapoor, Dlabay, Hughes. 2010. Personal Finance. New York: Mc Graw Hill.

Putra, D. E. 2005. Berburu Uang Di Pasar Modal: Tinjauan Investasi Menuju Kebebasan Finansial. Effhar Offset.

Sharpe, Alexander, Jeffery V. B. 1997. Investasi. Jilid 2. Pearson Education Asia Pte. Ltd dan PT. Prenhallindo.

Tandelilin, Dr. E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE. Tandelilin, Dr. E. 2010. Portofolio dan Investasi. Edisi 1. Yogyakarta: Kanisius.

Halim, A. 2003. Analisis Investasi. Jakarta: PT. Salemba Emban Patria.

Aguinis, H. 2007. Performance Management, Second Edition. Pearson education, Inc,Upper Saddle River, New Jersey.

Gaspersz, V. 2002. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard Dengan Six Sigma Untuk Organisasi Bisnis Dan Pemerintah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Neuman, W.L. 2000. Social Research Method: Qualitative and Quantitative Approaches. 4th

ed., New York: Allyn & Bacon

Santosa, M, Sjam A. A. 2013. Penilaian Kinerja Produk Reksadana dengan Menggunakan Metode Perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio, M2 dan Information Ratio. Christanti, K. (2008). Konsistensi Peringkat Kinerja Reksadana Saham Menurut Indeks Sharpe,

Treynor, dan Jensen (Studi Kasus tahun 2005-2007). Jurnal Perpustakaan Unika.

Scholz, H., Wilkens, M. (2006). Investor – Spesific Performance Measurement – A Justification Of Sharpe Ratio And Treynor Ratio.

Stevenson, S. (2001). Evaluating The Investment Attributes And Performance Of Property Companies. Journal of Property Investment & Finance, Vol. 19 No. 3, pp. 251-266.


(20)

Ru Wu, C., Yuan C,. Hsin, Syuan W. L. (2008). A Framework Of Assessable Mutual Fund Performance. Journal of Modelling in Management, Vol. 3 No. 2, pp.125-139.

Haque, M., Varela, O. (2010). Safety-First Portfolio Optimization After September 11, 2001. The Journal of Risk Finance, Vol. 11 No. 1, pp. 20-61.

Javier, R. (2010). The Performance Of Socially Responsible Mutual Funds: A Volatility Match Approach. Review of Accounting and Finance, Vol. 9 No. 2, pp. 180-188.

Belgacem, S. B., Slaheddine, H. (2011). Predicting Tunisian Mutual Fund Performance Using Dynamic Panel Data Model. The Journal of Risk Finance, Vol. 12 No. 3, pp. 208-225. Reza, M. (2013). A Replacement Method In Evaluating The Performance Of International

Mutual Funds. International Journal of Emerging Markets, Vol. 8 No. 2, pp. 144-169. Simforianus, Yanthi, H. (2008). Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Metode Raw

Return, Sharpe, Treynor, Jensen Dan Sortino. Journal of Applied Finance and Accounting, Vol. 1 No.1: 193-226.

Tona A. Lubis. Moeljadi., Munawar I. (2010). Analisis Kinerja Reksadana Saham Dan Reksadana Indeks Dalam Penilaian Tingkat Efisiensi Pasar Modal Indonesia. Wancana, Vol. 13 No.2. hal. 289-300.

Fahmi, F., Kartikawati, D. (2012). Analisis Perbedaan Kinerja Portofolio 12 Saham Lq45 Dan Reksadana Saham Lq45 Berdasarkan Metode Sharpe, Treynor Dan Jensen Periode Februari 2008 - Januari 2012.

Warsono. (2004). Analisis Pengukuran Kinerja Reksadana. Ekobis, Vol.5, No.1: 131-142.

Yosefa, S., dan Arnold, K. (2009). Evaluasi Kinerja Reksadana Saham di Indonesia tahun 2006. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.XV, No.1:17-34.

Hasyim. (2010). Penilaian Kinerja Saham: Pendekatan Model Treynor.

Ahmad, S. (2009). Analisis Perbandingan Produk Reksa Dana Sebagai Dasar Pertimbangan Berinvestasi Dengan Menggunakan Tolok Ukur Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Dan Nilai Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ( Studi Kasus : Pt. PT. NISP Sekuritas Tbk,). Rofiqah, W., dan Joko, Ha. (2012). Analisis Pengukuran Kinerja reksadana Saham di Indonesia.

Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 13. No. 1:73-84.

Suketi, N. A,. (2011). Analisis Perbandingan Return Reksa Dana Dengan Return Benchmark-Nya Berdasarkan Metode Sharpe,Treynor, Jensen Dan M 2.

Jauhary, A. (2010). Evaluating the Performance of Indonesia Equity Mutual Funds. Akuntabilitas 10 (2): 312-329.


(21)

Miguel A., Ferreira., Aneel, Keswani., António F., Miguel., dan Sofia B., Ramos. (2011). The Determinants Of Mutual Fund Performance: A Cross – Country Study.

Victor, S. (2006). Penggunaan Metode Jensen Dalam Pengukuran Kinerja Resadana: Studi Kasus Tujuh Reksadana Saham. Akuntabilitas, Vol.6, No. 1: 22-33.

Satrio, W. (2005). Penilaian Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Metode Jensen Periode Januari

– Desember 2002.

Georges, H. (2003). The Generalized Treynor Ratio: A Note. www.kontan.co.id

www.bapepamlk.go.id www.bi.go.id

http://tya-tieria.blogspot.com/2011/09/evaluasi-kinerja-reksadana-dengan-rasio.html

http://www.nispassetmanagement.com/index.php?lang=&mod=products&sub=asset_manageme nt_saham_isp


(1)

119

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penilaian kinerja Produk Reksadana dengan menggunakan Metode Perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio , M2, Sortino, Raw return dan Information Ratio (Studi Kasus: PT. NISP Asset Management Bandung Tahun 2008 – 2012). Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan, maka simpulan yang dapat diambil adalah:

 Penilaian kinerja produk reksadana dengan menggunakan metode penilaian

Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio , M2, Sortino, Raw return dan

Information Ratio (Studi Kasus: PT. NISP Asset Management Bandung Tahun 2008-2012) dinilai baik.

 Produk Reksadana PT. NISP Asset Management yang menunjukkan kinerja terbaik menurut metode penilaian Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio , M2, Sortino, Raw return dan Information Ratio pada tahun 2008-2012 adalah Dana Tetap II.

 Dengan membandingkan hasil analisa penelitian sebelumnya, ada perbedaan hasil terhadap kinerja Reksadana PT. NISP Asset Management yaitu dimana hasil penelitian sebelumnya (Santosa, 2013), menunjukan bahwa ISP yang mendapatkan penilaian paling baik menurut perhitungan Sharpe, Jensen, Treynor, M2 dan Information Ratio, selama tahun 2008-2009. Namun


(2)

120

penelitian ini menyatakan bahwa Dana Tetap II merupakan reksadana yang dinilai baik menurut Perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio, M2, Sortino, Raw return dan Information Ratio, selama tahun 2008 – 2012.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini tidak melibatkan variabel atau faktor lain yang sebenarnya juga mempengaruhi perubahan nilai NAB dan hasil perhitungan, seperti misalnya hukum yang berlaku atau investor behaviour.

2. Dalam penilaian kinerja reksadana tidak melibatkan faktor biaya revisi yang juga mempengaruhi return kinerja reksadana yang telah direvisi (Halim, 2003:67), antara lain:

 Komisi untuk pembelian saham

 Komisi untuk penjualan saham

 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan

 Biaya dalam mencari dan menganalisis data dan informasi

5.3 Saran

Dalam penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti dapat memperbaiki dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu:

1. Saran untuk investor; investor perlu melihat kinerja Manager Investasi dan kinerja setiap produk reksadana yang ada.

2. Diharapkan penelitian selanjutnya, membahas tentang perbandingan antar Manager Investasi yang berbeda. Dalam kata lain menilai atau membandingkan produk reksadana dari beberapa Manager Investasi.


(3)

121

3. Diharapkan penelitian selanjutnya, menggunakan rentang waktu yang lebih panjang (10 tahun atau lebih), agar terlihat secara jelas mana reksadana yang benar –benar mengalami peningkatan signifikan dalam jngka waktu yang lebih panjang. Khususnya untuk metode Information Ratio, karena menurut Goodwin (2009) yang sebagaimana dikutip oleh Kidd (2011), hasil dari perhitungan metode Information Ratio akan lebih konsisten jika digunakan dalam penelitian berentang waktu panjang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, J. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.Yogyakarta: BPFE UGM.

Husnan, S. 2003. Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Malinda, M. dan Martalena. 2011. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta : Andi. Kapoor, Dlabay, Hughes. 2010. Personal Finance. New York: Mc Graw Hill.

Putra, D. E. 2005. Berburu Uang Di Pasar Modal: Tinjauan Investasi Menuju Kebebasan Finansial. Effhar Offset.

Sharpe, Alexander, Jeffery V. B. 1997. Investasi. Jilid 2. Pearson Education Asia Pte. Ltd dan PT. Prenhallindo.

Tandelilin, Dr. E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE. Tandelilin, Dr. E. 2010. Portofolio dan Investasi. Edisi 1. Yogyakarta: Kanisius.

Halim, A. 2003. Analisis Investasi. Jakarta: PT. Salemba Emban Patria.

Aguinis, H. 2007. Performance Management, Second Edition. Pearson education, Inc,Upper Saddle River, New Jersey.

Gaspersz, V. 2002. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard Dengan Six Sigma Untuk Organisasi Bisnis Dan Pemerintah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Neuman, W.L. 2000. Social Research Method: Qualitative and Quantitative Approaches. 4th

ed., New York: Allyn & Bacon

Santosa, M, Sjam A. A. 2013. Penilaian Kinerja Produk Reksadana dengan Menggunakan Metode Perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio, M2 dan Information Ratio. Christanti, K. (2008). Konsistensi Peringkat Kinerja Reksadana Saham Menurut Indeks Sharpe,

Treynor, dan Jensen (Studi Kasus tahun 2005-2007). JurnalPerpustakaan Unika.

Scholz, H., Wilkens, M. (2006). Investor – Spesific Performance Measurement – A Justification Of Sharpe Ratio And Treynor Ratio.

Stevenson, S. (2001). Evaluating The Investment Attributes And Performance Of Property Companies. Journal of Property Investment & Finance, Vol. 19 No. 3, pp. 251-266.


(5)

Ru Wu, C., Yuan C,. Hsin, Syuan W. L. (2008). A Framework Of Assessable Mutual Fund Performance. Journal of Modelling in Management, Vol. 3 No. 2, pp.125-139.

Haque, M., Varela, O. (2010). Safety-First Portfolio Optimization After September 11, 2001. The Journal of Risk Finance, Vol. 11 No. 1, pp. 20-61.

Javier, R. (2010). The Performance Of Socially Responsible Mutual Funds: A Volatility Match Approach. Review of Accounting and Finance, Vol. 9 No. 2, pp. 180-188.

Belgacem, S. B., Slaheddine, H. (2011). Predicting Tunisian Mutual Fund Performance Using Dynamic Panel Data Model. The Journal of Risk Finance, Vol. 12 No. 3, pp. 208-225. Reza, M. (2013). A Replacement Method In Evaluating The Performance Of International

Mutual Funds. International Journal of Emerging Markets, Vol. 8 No. 2, pp. 144-169. Simforianus, Yanthi, H. (2008). Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Metode Raw

Return, Sharpe, Treynor, Jensen Dan Sortino. Journal of Applied Finance and Accounting,

Vol. 1 No.1: 193-226.

Tona A. Lubis. Moeljadi., Munawar I. (2010). Analisis Kinerja Reksadana Saham Dan Reksadana Indeks Dalam Penilaian Tingkat Efisiensi Pasar Modal Indonesia. Wancana, Vol. 13 No.2. hal. 289-300.

Fahmi, F., Kartikawati, D. (2012). Analisis Perbedaan Kinerja Portofolio 12 Saham Lq45 Dan Reksadana Saham Lq45 Berdasarkan Metode Sharpe, Treynor Dan Jensen Periode Februari 2008 - Januari 2012.

Warsono. (2004). Analisis Pengukuran Kinerja Reksadana. Ekobis, Vol.5, No.1: 131-142.

Yosefa, S., dan Arnold, K. (2009). Evaluasi Kinerja Reksadana Saham di Indonesia tahun 2006.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.XV, No.1:17-34.

Hasyim. (2010). Penilaian Kinerja Saham: Pendekatan Model Treynor.

Ahmad, S. (2009). Analisis Perbandingan Produk Reksa Dana Sebagai Dasar Pertimbangan Berinvestasi Dengan Menggunakan Tolok Ukur Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Dan Nilai Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ( Studi Kasus : Pt. PT. NISP Sekuritas Tbk,). Rofiqah, W., dan Joko, Ha. (2012). Analisis Pengukuran Kinerja reksadana Saham di Indonesia.

Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 13. No. 1:73-84.

Suketi, N. A,. (2011). Analisis Perbandingan Return Reksa Dana Dengan Return

Benchmark-Nya Berdasarkan Metode Sharpe,Treynor, Jensen Dan M 2.

Jauhary, A. (2010). Evaluating the Performance of Indonesia Equity Mutual Funds. Akuntabilitas


(6)

Miguel A., Ferreira., Aneel, Keswani., António F., Miguel., dan Sofia B., Ramos. (2011). The Determinants Of Mutual Fund Performance: A Cross – Country Study.

Victor, S. (2006). Penggunaan Metode Jensen Dalam Pengukuran Kinerja Resadana: Studi Kasus Tujuh Reksadana Saham. Akuntabilitas, Vol.6, No. 1: 22-33.

Satrio, W. (2005). Penilaian Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Metode Jensen Periode Januari

– Desember 2002.

Georges, H. (2003). The Generalized Treynor Ratio: A Note. www.kontan.co.id

www.bapepamlk.go.id www.bi.go.id

http://tya-tieria.blogspot.com/2011/09/evaluasi-kinerja-reksadana-dengan-rasio.html

http://www.nispassetmanagement.com/index.php?lang=&mod=products&sub=asset_manageme nt_saham_isp