TATA CARA PEREKAMAN DATA WAJIB PAJAK DI BAGIAN PDI (PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI) PADA KKP PRATAMA BADUNG UTARA.

(1)

i

TATA CARA PEREKAMAN DATA WAJIB PAJAK DI BAGIAN PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI PADA

KPP PRATAMA BADUNG UTARA

Oleh :

A.A NGURAH KT SIDI ADNYANA NIM : 1306043023

Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Perpajakan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar


(2)

Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing serta diuji pada tanggal………

Tim Penguji : Tanda tangan

1. Ketua : Dr. I Gede Ary Wirajaya, SE., M.Si. ………

2. Sekretaris : I Made Karya Utama, SE., M.Com., Ak. ………

Mengetahui,

Ketua Program Pembimbing

Drs. I Komang Ardana, MM.) Dr. I Gede Ary Wirajaya, SE., M.Si. NIP. 19561012 198403 1 003 NIP. 19780204 200312 1 002


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesikan tugas akhir studi ini dengan Judul “Tata Cara Perekaman Data Wajib Pajak Di Bagian Pengolahan Data Dan Informasi Pada KPP Pratama Badung Utara”.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir Studi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam Penyusunan Tugas Akhir Studi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

3. Bapak Drs. I Komang Ardana, MM. Selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universita Udayana.

4. Bapak Dr. I Gede Ary Wirajaya, SE., M.Si., selaku pembimbing Tugas Akhir Studi yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis pada saat PKL dan dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

5. Bapak I Made Karya Utama, SE., M.Com., Ak. Selaku Pembimbing Akademik yang selalu senantiasa memberikan semangat, dorongan, pengarahan dan nasehat kepada penulis saat melaksanakan studi di Program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universita Udayana.


(4)

6. Seluruh staf dosen yang telah banyak membimbing penulis selama mengikuti kuliah pada Program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

7. Seluruh Panitia Tugas Akhir Studi.

8. Bapak Bambang Widodo selaku pimpinan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utama yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis pada saat PKL dan dalam penyusunan Tugas Akhir Studi.

9. Seluruh karyawan dan karyawati di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara yang telah banyak membantu penulis saat melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan.

10. Orang Tua Penulis dan Kakak Kandung Penulis yang selalu memberikan dukungan moral maupun material untuk memotivasi penulis dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini.

11. Teman dan sahabat penulis, Decky Sanjya, Wayan Jyoti Subali, Gery Astrana Putra, Ngakan Putu Bayu Mahayasa, Made Dwi Arsa Wijaya, Made Wira Adi Pratama, Ni Putu Ayu Widiayani, Made Sucipta, Ratta Astawa, Ngurah KT Sidi Adnyana, Tangkas Made Adi Wibowo yang tiada henti memberikan masukan dan semangat kepada penulis.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyumbangkan pikiran, saran dan kritik secara langsung maupun tidak langsung sehingga menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Studi.


(5)

v

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penlis. Namun demikian Tugas Akhir Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.

Denpasar, Mei 2016


(6)

Judul : Tata Cara Perekaman Data Wajib Pajak di Bagian PDI (Pengolahan Data dan Informasi)

Nama : A.A Ngurah Kt Sidi Adnyana Nim : 1306043023

ABSTRAK

Salah satu jenis SPT yang menjadi sumber data di KPP Pratama Badung Utara adalah SPT Masa Pajak Penghasikan (PPh) Pasal 23/26. SPT tersebut kemudian diproses dengan cara direkam ke dalam Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) untuk selanjutanya dimanfaatkan oleh Account Representative (AR) di Seksi Pengawasan dan Konsultasi melalui kegiatan Himbauan Pembetulan SPT untuk tujuan Intensifikasi. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan memahami bagaimana Tata Cara Perekaman Data Wajib Pajak di Bagaian PDI Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara.

Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Semua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.

Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Tata Cara Perekaman Data Wajib Pajak sesuai ketentuan peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang berlaku saat ini.

Kata Kinci : Tata Cara Perekaman, Data Wajib Pajak, PDI (Pengolahan Data Dan Informasi)


(7)

vii DAFTAR ISI

Isi Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Kegunaan Penelitian ... 3

1.4 Sistematika Penelitian ... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 5

2.1.1 Pengertian Pajak ... 5

2.1.2 Fungsi Pajak ... 6

2.1.3 Sistem Pemungutan Pajak ... 6

2.1.4 Pengertian Wajib Pajak ... 7

2.1.5 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ... 8

2.1.6 Tarif Pajak ... 9

BAB II METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 10

3.2 Objek Penelitian ... 10

3.3 Identifikasi Variabel ... 10

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 10

3.5 Jenis dan Sumber Data... 11

3.6 Metode Pengumpulan Data... 11

3.7 Teknik Analisis Data ... 12

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umun Daerah penelitian ... 13

4.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Badung Utara ... 13

4.1.2 Letak dan wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara ... 15

4.1.3 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Badung Utara ... 16


(8)

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 20 4.2.2 Tata cara Perekaman Data Wajib Pajak di Bagian PDI

(Pengolahan Data dan Informasi) dengan PMK Nomor

479/KMK.01/2010 ... 20 4.2.1 Prosedur Perekaman Data Wajib Pajak Pada Aplikasi

SIDJP Pengolahan SPT ... 21 BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ... 22 5.2 Saran ... 22 DAFTAR RUJUKAN


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Isi Tabel Halaman

4.1 Wilayah Kerja KPP Pratama Badung Utara ... 15 4.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Badung Utara... 18


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 1 angka 1 UU No. 28 Tahun 2007). Pajak merupakan ujung tombak pembangunan sebuah negara karena pajak merupakan sumber penerimaan yang menopang pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri.

Data dan informasi dari Wajib Pajak merupakan komponen penting yang berguna untuk mengoptimalkan potensi pajak yang ada. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) membutuhkan data dan informasi yang lengkap dan akurat sebagai pendukung upayanya dalam rangka Ekstensifikasi dan Intensifikasi pajak. Ekstensifikasi merupakan tujuan dari pemanfaatan data Wajib Pajak yang belum ber-NPWP sedangkan Intensifikasi merupakan tujuan dari pemanfaatan data dalam rangka himbauan Pembetulan SPT maupun dalam rangka konseling/pemeriksaan/penelitian/ pengawasan. Ekstensifikasi bermanfaat dalam menggali potensi penerimaan pajak sedangkan Intensifikasi bermanfaat dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.


(11)

2

peraturan perundang-undangan perpajakan (Mardiasmo, 2013). Salah satu jenis SPT yang menjadi sumber data di KPP Pratama Badung Utara adalah SPT Masa Pajak Penghasikan (PPh) Pasal 23/26. SPT tersebut kemudian diproses dengan cara direkam ke dalam Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) untuk selanjutanya dimanfaatkan oleh Account Representative (AR) di Seksi Pengawasan dan Konsultasi melalui kegiatan Himbauan Pembetulan SPT untuk tujuan Intensifikasi.

Di dalam KPP Seksi yang bertugas melakukan perekaman SPT adalah Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI). Seksi PDI bertugas 3 mengumpulkan, mencari, mengolah data, serta menyajikan informasi perpajakan, oleh karena itu seksi PDI memiliki peran yang sangat penting karena dari hasil pekerjaan Seksi PDI lah semua data dan Informasi terkait tujuan Ekstensifikasi dan Intensifikasi didapatkan. Seperti yang telah disebutkan, perekaman SPT merupakan salah satu cara pemrosesan data yang hasilnya akan diakses untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Melihat pentingnya perekaman SPT dalam rangka Intensifikasi pajak maka diperlukan perekaman yang efektif supaya data yang dihimpun dalam basis data lengkap dan akurat. Oleh karena itu penulis ingin mencari untuk mencari tahu perekaman data wajib pajak di bagian Pengolahan Data dan Informasi (PDI) untuk membuat Tugas Akhir dengan judul “TATA CARA PEREKAMAN DATA WAJIB PAJAK DI BAGIAN PDI (PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI) PADA KANTOR PELAYANAN


(12)

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana Tata Cara Perekaman Data Wajib Pajak di Bagaian PDI Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara.

1.3 Kegunaan Penelitian Laporan

Adapun manfaat dari penulis tersebut adalah : 1) Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan tambahan ilmu pengetahuan sekaligus dapat digunakan untuk bahan perbandingan dalam mengadakan penelitian serlanjutnya bagi peningkatkan mutu pendidikan di bidang Perpajakan khususnya mengenai Tata Cara Perekaman Data Wajib Pajak Di Bagian PDI Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara.

2) Kegunan Praktis

Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi wajib pajak untuk mengetahui Tata Cara Perekaman Data Wajib Pajak Di Bagian PDI Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara.

1.4 Sistematika Penelitian

Untuk memberikan gambaran lebih lanjut terutama dalam hal Tata Cara Perekaman Data Wajib Pajak Di Bagian PDI Penulis menyusun laporan tugas akhir studi ini menjadi 5 bab, dimana antara bab yang satu dengan yang lain


(13)

4 Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat penulisan Laporan dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Kajian Puatka

Dalam bab ini diuraikan tentang Tata Cara Perekaman Data Wajib Pajak Di Bagian PDI (Pengolahan Data dan Informasi).

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan Lokasi Penelitian, Objek Peneletian, Identifikasi Variabel, Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data serta Teknik Analisi Data.

Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum daerah penelitian dan pembahasan hasil penelitian mengenai Tata Cara Perekaman Data Wajib Pajak Di Bagian PDI (Pengolahan Data dan Informasi). Bab V : Penutup

Bab ini merupakan bab penutup yang mengemukakan tentang simpulan dan saran berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya


(14)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut (Mardiasmo; 2011) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum

Pengertian pajak menurut (P.J.A. Adriani; 2011) Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapata prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan tugas negara menyelenggarakan pemerintahan.

Kesimpulan Pengertian Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 1 angka 1 UU No. 28 Tahun 2007). Pajak merupakan ujung tombak pembangunan sebuah negara karena pajak merupakan sumber penerimaan yang menopang pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri.


(15)

6 2.1.2 Fungsi Pajak

Fungsi pajak menurut (Mardiasmo; 2011) dapat dibagi menjadi 3, yaitu: 1) Fungsi Budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintahan untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

2) Fungsi mengatur (regulered)

Pajak sebagai alat untuk mengatur melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Contoh:

a. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras

b. Pajak yang tinggi dikenakan terhadapa barang-barang mewah untuk mengurangfi gaya hidup konsumtif.

c. Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0% untuk mendorong ekspor produk Indonesia di pasaran dunia.

2.1.3 Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak menurut (Mardiasmo; 2011) di Indonesia dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

1) Official Assessent System

Adalah suatu sistem pemungutan yang member wewenang kepada pemerintah (Fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Ciri-cirinya:


(16)

b. Wajib pajak bersifat pasif

c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus

2) Self Assissment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri.

b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetot, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.

c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi 3) With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga ( bukan Fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

2.1.4 Pengertian Wajib Pajak

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undangan perpajakan. Dengan dimikian, berarti wajib pajak dapat dibedakan menjadi dua yaitu Waji


(17)

8

Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya. Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama atau dalam bentuk apapun.

2.1.5 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

NPWP adalah nomor yang di berikan kepada wajib pajak sebagai sarana yang merupakan tanda pengenal atau identitas bagi setiap Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya dibidang perpajakan. Nomor Pokok Wajib Pajak juga dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan. Dengan memiliki NPWP Wajib Pajak memperoleh beberapa manfaat langsung lainnya seperti persyaratan ketika melakukan pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan sebagai persyaratan pinjaman bank. Terhadap Wajib Pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak dikeni sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan. NPWP terdiri dari 15 digit, meliputi 9 digit pertama merupakan kode Wajib Pajak dan 6 digit (3 digit kode KPP dan 3 digit berikutnya kode kantor Cabang/Pusat) berikutnya merupakan Kode Administrasi Perpajakan. Format tersebut adalah sebagai berikut xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx


(18)

2.1.6 Tarif Pajak

Terdapat 4 (empat) macam tarif pajak yang berlaku di Indonesia yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

a) Tarif Sebanding/ Proporsional

Tarif berupa persentase yang tetap terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenakan pajak.

b) Tarif Tetap

Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.

c) Tarif Progresif

Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.

d) Tarif Degresif

Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.


(1)

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat penulisan Laporan dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Kajian Puatka

Dalam bab ini diuraikan tentang Tata Cara Perekaman Data Wajib Pajak Di Bagian PDI (Pengolahan Data dan Informasi).

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan Lokasi Penelitian, Objek Peneletian, Identifikasi Variabel, Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data serta Teknik Analisi Data.

Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum daerah penelitian dan pembahasan hasil penelitian mengenai Tata Cara Perekaman Data Wajib Pajak Di Bagian PDI (Pengolahan Data dan Informasi). Bab V : Penutup

Bab ini merupakan bab penutup yang mengemukakan tentang simpulan dan saran berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya


(2)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut (Mardiasmo; 2011) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum

Pengertian pajak menurut (P.J.A. Adriani; 2011) Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapata prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan tugas negara menyelenggarakan pemerintahan.

Kesimpulan Pengertian Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 1 angka 1 UU No. 28 Tahun 2007). Pajak merupakan ujung tombak pembangunan sebuah negara karena pajak merupakan sumber penerimaan yang menopang pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri.


(3)

2.1.2 Fungsi Pajak

Fungsi pajak menurut (Mardiasmo; 2011) dapat dibagi menjadi 3, yaitu: 1) Fungsi Budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintahan untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

2) Fungsi mengatur (regulered)

Pajak sebagai alat untuk mengatur melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Contoh:

a. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras

b. Pajak yang tinggi dikenakan terhadapa barang-barang mewah untuk mengurangfi gaya hidup konsumtif.

c. Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0% untuk mendorong ekspor produk Indonesia di pasaran dunia.

2.1.3 Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak menurut (Mardiasmo; 2011) di Indonesia dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

1) Official Assessent System

Adalah suatu sistem pemungutan yang member wewenang kepada pemerintah (Fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Ciri-cirinya:


(4)

b. Wajib pajak bersifat pasif

c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus

2) Self Assissment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri.

b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetot, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.

c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi

3) With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga ( bukan Fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

2.1.4 Pengertian Wajib Pajak

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undangan perpajakan. Dengan dimikian, berarti wajib pajak dapat dibedakan menjadi dua yaitu Waji Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan.


(5)

Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya. Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama atau dalam bentuk apapun.

2.1.5 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

NPWP adalah nomor yang di berikan kepada wajib pajak sebagai sarana yang merupakan tanda pengenal atau identitas bagi setiap Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya dibidang perpajakan. Nomor Pokok Wajib Pajak juga dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan. Dengan memiliki NPWP Wajib Pajak memperoleh beberapa manfaat langsung lainnya seperti persyaratan ketika melakukan pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan sebagai persyaratan pinjaman bank. Terhadap Wajib Pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak dikeni sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan. NPWP terdiri dari 15 digit, meliputi 9 digit pertama merupakan kode Wajib Pajak dan 6 digit (3 digit kode KPP dan 3 digit berikutnya kode kantor Cabang/Pusat) berikutnya merupakan Kode Administrasi Perpajakan. Format tersebut adalah sebagai berikut xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx


(6)

2.1.6 Tarif Pajak

Terdapat 4 (empat) macam tarif pajak yang berlaku di Indonesia yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

a) Tarif Sebanding/ Proporsional

Tarif berupa persentase yang tetap terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenakan pajak.

b) Tarif Tetap

Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.

c) Tarif Progresif

Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.

d) Tarif Degresif

Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.