Desain Eksperimental: Pengaruh Sejarah CSR pada Persepsi Konsumen dalam Mengatasi Publisitas Negatif dan Consumer Support sebagai Variabel Covariate.

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

Abstract

The negative publicity is a threat that cannot be avoid and predicted by the company. When the negative publicity assaulting company, and the negative publicity going directly destructive consumer perceptions about companies. The company need strategy to react quickly and right in the face of the negative publicity. CSR activities can becomes strategy that effective to fight the negative publicity. This research goal seeking to test and analyzing influence pengkomunikasian history csr on consumer perceptions in resisting the negative publicity and are support can be used as a variable covariate. The kind of research design experimental use is by using a2 scenario as blemish and a method of analysis of data used is Analysis of Covariance ( ANCOVA ). As a whole research showed that by using the method ANCOVA, seen the presence of influence the communicating of CSR history on consumer perceptions, and are support proven al can increase influence on consumer perceptions. This research proves that the communicating of CSR history can be a means of communication that is effective to fight the negative publicity .

Keyword: the communication of CSR History, consumer perception and negative publicity.


(2)

ii Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Publisitas negatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam perjalanan perusahaan. Ketika publisitas negatif menyerang perusahaan , maka publisitas negatif akan langsung merusak persepsi konsumen tentang perusahaan. Ketika persepsi konsumen rusak, maka reputasi perusahaan menurun, sehingga reputasi yang telah dibangun bertahun tahun akan hancur hanya dengan sebuah artikel, majalah, berita atau media televisi yang memberikan publisitas negatif . Di saat seperti ini perusahaan akan kebingungan dalam menghadapi publisitas negatif. Oleh karena itu perusahaan perlu mempersiapkan strategi untuk bereaksi dengan cepat dan benar dalam menghadapi publisitas negatif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh komunikasi sejarah CSR pada persepsi konsumen dalam melawan publisitas negatif dan consumer support sebagai variabel covariate. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment completely randomized factorial design dengan menggunakan 2 skenario sebagai treatment. Jenis partisipan yang digunakan adalah between-subject. Pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling dengan menggunakan metode convenience sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analysis of covariance (ANCOVA). Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan metode ANCOVA, terdapat pengaruh komunikasi sejarah CSR pada persepsi konsumen, serta consumer support dapat meningkatkan pengaruh pada persepsi konsumen. , Penelitian ini membuktikan bahwa komunikasi sejarah CSR dapat menjadi alat komunikasi yang efektif untuk melawan publisitas negatif.

Kata kunci: krisis komunikasi, sejarah CSR, persepsi konsumen, publisitas negatif dan reputasi


(3)

iv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran Terpadu ... 11

2.1.1 Bentuk Komunikasi Pemasaran Terpadu ... 12

2.2 Public Relation (PR) ... 13

2.2.1 Publisitas ... 15

2.2.2 Komunikasi ... 16

2.3 CSR dan Penkomunikasian CSR ... 19


(4)

v Universitas Kristen Maranatha

2.4 Persepsi Konsumen... 25

2.5 Legitimasi Perusahaan... 27

2.6 Pengembangan Hipotesis ... 28

2.6.1 Pengaruh Langsung Sejarah CSR pada Persepsi Konsumen ... 29

2.6.2 Pengaruh Langsung Sejarah CSR pada Persepsi Konsumen dan Consumer Support Sebagai Variabel Covariate ... 30

2.7 Model Penelitian ... 31

2.8 Rerangka Teoritis ... 32

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 33

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.3 Metode Pengambilan Sampel ... 34

3.4 Treatment ... 35

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.6 Definisi Operasional ... 37

3.7 Uji Pendahuluan ... 41

3.7.1 Manipulations Check ... 41

3.7.2 Uji Validitas dan Hasil ... 43

3.7.3 Uji Reliabilitas dan Hasil ... 45


(5)

vi Universitas Kristen Maranatha BAB IV. HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden ... 52

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 53

4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 54

4.1.4 Karkateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 66

4.2 Homogeneity of Variance ... 55

4.2.1 Pengujian Pengkondisian Kondisi Equal Slope ... 57

4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1 Pengujian Hipotesis 1 (H1) ... 59

4.2.2 Pengujian Hipotesis 2 (H2) ... 61

4.3 Besar Pengaruh ... 63

BAB V. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan... 69

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 70

5.4 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN


(6)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Matrik Program CSR dan Communication ... 23

Gambar 2 Model Penelitian ... 31

Gambar 3 Rerangka Teoritis ... 32


(7)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Desain Beetwen Subject ... 34

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ... 40

Tabel 3.3 Independent Sampel T-Test ... 42

Tabel 3.4 KMO and Bartllett’s Test ... 44

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas ... 45

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas Persepsi Konsumen ... 47

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas Consumer Skeptism ... 47

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 53

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 54

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 54

Tabel 4.5 Homogeneity of Variance ... 55

Tabel 4.6 Homogeneity of Variance Tranformasi Data ... 56

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Kondisi Equal Slope ... 57

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis 1 ... 60

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hipotesis 2 ... 61

Tabel 4.10 Besar Pengaruh Variabel Independen dan Covariate Pada Variabel Dependen ... 63


(8)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jurnal Utama Lampiran 2 Kuesioner Utama

Lampiran 3 Treatment dan Skenario 1 & 2

Lampiran 4 Uji Instrumen dan Independent Sampel T-Tesr Lampiran 5 Karakteristik Responden


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Para pimpinan perusahaan seringkali kurang memperhatikan masalah kinerja perusahaan, sampai suatu titik terjadi penurunan kinerja yang menyebabkan perusahaan menghadapi krisis yang serius. Sebagai contoh, survei manajemen krisis di Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa para manajer mengakui krisis besar dapat melanda perusahaan karena adanya penurunan kinerja, pencemaran lingkungan, peraturan pemerintah, dan sebagainya, namun hanya separuh manajer yang mempunyai persiapan untuk menangani krisis tersebut (Ancok, 2010). Dengan demikian, para pimpinan perusahaan perlu memperhatikan masalah kinerja perusahaan agar tidak terjadi krisis yang serius.

Kinerja merupakan tolak ukur kesuksesan perusahaan yang mana semakin tinggi kinerja perusahaan maka semakin sukses perusahaan. Kinerja juga merupakan jawaban dari pencapaian berhasil atau tidaknya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan pentingnya kinerja sebagai tolak ukur kesuksesan perusahaan, maka perusahaan perlu memahami makna dari kinerja perusahaan.

Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas yang dilakukan individu, kelompok, maupun perusahaan (Schermerhorn, Hunt, & Osborn, 1991) dalam Tb. Sjafri Mangkuprawira (2007). Sulistiyani (2003:23)


(10)

2

Universitas Kristen Maranatha menjelaskan kinerja adalah catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode tertentu.

Menurut Sudarto (2007:104) Indikator pengukuran kinerja adalah perusahaan dikatakan berkinerja baik dapat dilihat dari : kemampuan perusahaan mendapatkan laba (Team, 2004b) dalam Sudarto (2007:104), kemampuan perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang (Albach, 1965 dan Drucker, 1994) dalam Sudarto (2007:104), kemampuan perusahaan untuk mendapatkan proyek yang berkelanjutan (Team, 2004a) dalam Sudarto (2007:104), serta kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain secara nasional maupun internasional (Porter, 2004) dalam Sudarto (2007:104).

Menurut Brown & Dancin (1997) dalam Puspitasari (2006:15), indikator kinerja juga dapat diukur dari penilaian dan pandangan pihak internal dan eksternal. Penilaian dan pandangan ini merupakan reputasi perusahaan dalam masyarakat. Hal ini didukung oleh Fombrun (2000) dalam Alijoyo (2010) yang mengatakan bahwa reputasi perusahaan mencerminkan posisi relatif perusahaan baik secara internal maupun eksternal.

Penelitian ini lebih menekankan pada kinerja perusahaan yang diukur dari reputasi perusahaan dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena reputasi yang terbentuk di masyarakat memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam hal peningkatan kinerja khususnya dalam jangka panjang. Hal ini didukung oleh Herbig, Milewicz & Golden (1994) dalam Subhan (2006:24-25) yang menyatakan bahwa reputasi perusahaan merupakan kompetensi dan keunggulan


(11)

3

Universitas Kristen Maranatha perusahaan dibandingkan para pesaing. Dengan kata lain, ketika reputasi perusahaan meningkat maka secara langsung meningkatkan kinerja perusahaan yang akhirnya meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, kemampuan untuk terus tumbuh dan berkembang, kemampuan untuk mendapatkan proyek yang berkelanjutan, serta meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lain, atau sebaliknya.

Penelitian yang dilakukan oleh Dick, Chakravarty, & Biehal (1990) dalam Subhan (2006:24) membuktikan bahwa reputasi perusahaan yang baik secara langsung membentuk dan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap produk atau jasa dari perusahaan yang bersangkutan, sehingga mempengaruhi pelanggan dalam menentukan pilihan. Soeryana (2012) mengatakan bahwa reputasi yang buruk menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sebuah perusahaan, tanpa adanya kepercayaan maka perusahaan tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang (Ikawati, 2011:2).

Berdasarkan hal tersebut, perusahaan perlu mempertahankan dan meningkatkan reputasi yang ada di masyarakat. Reputasi ini tidak akan selamanya berada dalam posisi baik, perusahaan harus siap untuk menghadapi berbagai ancaman yang dapat menurunkan atau menghancurkan reputasi yang telah dibangun selama ini. Menurut survei yang dimuat dalam Corporate Reputation Watch (2002) dalam Listiani (2009: 4-5), ada tiga penyebab ancaman dalam reputasi yaitu: pertama, kritik terhadap perusahaan atau produk dan jasa yang disampaikan melalui media cetak atau media penyiaran ataupun di internet


(12)

4

Universitas Kristen Maranatha (dianggap sebagai ancaman paling utama). Kedua, bencana yang menggangu produksi. Ketiga, tuduhan dari kelompok kepentingan atau pelanggan tentang keamanan produk. Ketiga penyebab tersebut dapat menghancurkan reputasi perusahaan dengan cepat serta dapat mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihannya.

Dalam mengatasi dan menghindari berbagai ancaman tersebut maka perusahaan berusaha menjalankan strategi komunikasi yang diterapkan melalui program dan kegiatan yang bertujuan untuk melakukan pendekatan terhadap masyarakat dalam membangun reputasi perusahaan. Hal ini didukung oleh Goeltom (2006) dalam Universitas Kristen Petra (2008) yang menyatakan bahwa “Pembangunan reputasi dapat dilakukan melalui dua dimensi utama yaitu: kinerja yang baik dan strategi komunikas yang efektif”. Benoit (1997); De RAAF (2000); Sturges (1994) dalam Vanhamme & Grobben (2008:273) juga berpendapat bahwa perusahaan harus terlibat dalam komunikasi yang efektif untuk melindungi atau memulihkan reputasi yang telah terancam oleh publisitas negatif. Dengan demikian, penelitian ini lebih menekankan strategi komunikasi efektif yang merupakan bagian dari salah satu peran Public Relations (PR) dan dikenal dengan istilah publisitas.

Penelitian ini lebih menekankan pada peranan publisitas dalam masyarakat, karena publisitas dapat menciptakan minat pada orang, produk, ide, organisasi, atau pendirian usaha secara umum melalui generasi dan penempatan cerita yang menguntungkan atau merugikan di media berita seperti: koran,


(13)

5

Universitas Kristen Maranatha majalah, radio, TV, dan lainnya (Chandrawati, 2009). Dengan demikian, perusahaan perlu memahami makna dari publisitas bagi kinerja perusahaan.

Seorang pakar dari San Jose State University, Lawrence & Dennis dalam Chandrawati (2009) menyatakan publisitas sebagai informasi yang tidak perlu membayar ruang-ruang, namun disaat yang sama tidak dapat dikontrol oleh individu atau perusahaan. Sebagai akibatnya, informasi dapat mempengaruhi orang banyak dan dapat berakibat aksi, yang mana aksi ini dapat menguntungkan atau merugikan perusahaan saat informasi dipublikasikan. Dengan kata lain, aktivitas publisitas yang positif dalam pengkomunikasian dapat meningkatkan reputasi perusahaan, namun sebaliknya publisitas negatif memberikan dampak yang merugikan bagi perusahaan sehingga reputasi perusahaan menjadi menurun.

Dalam kenyataannya, banyak perusahaan berusaha keras untuk menghindari dan meminimalkan publisitas yang bersifat negatif atau merugikan perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini lebih menekankan pada publisitas negatif yang memberikan dampak yang buruk bagi perusahaan.

Publisitas negatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam perjalanan perusahaan. Apabila publisitas negatif yang terjadi tidak ditangani secara cepat dan tepat, reputasi perusahaan yang mengalami krisis biasanya akan turun drastis dan akan menuai kecaman dari komunitas atau masyarakat. Ketika reputasi perusahaan ini menurun maka perusahaan mengalami kerugian dan hancur. Situasi seperti ini sangat sulit bagi perusahaaan untuk dapat bangkit dan


(14)

6

Universitas Kristen Maranatha memperbaiki reputasi yang sudah buruk di mata masyarakat. Buffet dalam Mustika Business Woman’s Network (2009) berpendapat “ It takes twenty years to build a reputation and five minutes to destroy it”. Untuk itu, perusahaan harus mampu secara cepat mencegah dan mengatasi masalah yang dapat membuat reputasinya hancur.

Penelitian ini lebih menekankan pada tujuan PR yang mengubah publisitas negatif (krisis) menjadi positif. Salah satu cara PR mengatasi krisis adalah mengkomunikasikan kegiatan CSR yang merupakan pencapaian social company legitimasi di masyarakat (Vanhamme & Grobben, 2008:274)

Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai upaya manajemen yang dijalankan oleh entitas bisnis untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan berdasar keseimbangan pilar ekonomi, sosial, dan lingkungan, dengan meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif disetiap pilar (Radyati, 2008:xi). Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepengtingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi sosial dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembanganan berkelanjutan (Wibisono, 2007:8).

Mengkomunikasikan kegiatan CSR merupakan jenis pertahanan legitimasi perusahaan dalam membela diri dari publisitas negatif. Selain itu dukungan konsumen untuk CSR menunjukan komunikasi perusahaan tentang upaya sosial bisa membantu perusahaan dalam membangun reputasinya kembali


(15)

7

Universitas Kristen Maranatha dan dapat melindungi citra perusahaan terhadap publisitas negatif atau membantu mengembalikan citra yang sudah rusak. Untuk menikmati dukungan konsumen dalam jangka panjang perusahaan perlu melakukan legitimasi sosial dalam bentuk pengkomunikasian kegiatan CSR (Handelman & Arnold, 1999 dalam Vanhamme & Grobben, 2008).

Ashforth & Gibbs, (1990) dalam Vanhamme & Grobben (2008) mengatakan bahwa pengkomunikasian sejarah CSR selama krisis merupakan jenis pertahanan legitimasi perusahaan. Ketika perusahaan berusaha menggunakan pengkomunikasian sejarah CSR untuk menghadapi krisis, perusahaan harus mempunyai strategi yang baik dalam mengkomunikasikannya. Strategi yang baik membantu perusahaan untuk mendapatkan dukungan yang positif dari masyarakat pada saat krisis. Sebaliknya, ketika perusahaan tidak mempunyai strategi yang baik dalam mengkomunikasikan sejarah CSR, perusahaan tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat. Masyarakat merasa bahwa upaya yang dilakukan perusahaan tampak mencurigakan, sehingga pengkomunikasian ini menghasilkan ketidakpercayaan masyarakat kepada perusahaan serta krisis yang dialami perusahaan bukannya semakin baik tetapi menjadi semakin buruk.

Menurut penelitian Vanhamme & Grobben (2008) menjelaskan bahwa ada 2 (dua) macam pengkomunikasian CSR yaitu pengkomunikasian Sejarah CSR yang berbentuk panjang (lama) dan pendek (singkat). Pengkomunikasian sejarah panjang CSR merupakan pengkomunikasian sejarah CSR sebuah


(16)

8

Universitas Kristen Maranatha perusahaan kepada masyarakat dengan kurun waktu lebih dari 10 tahun, selain itu perusahaan mempunyai tujuan untuk mengembangkan dan memberdayakan masyarakat melalui program CSR. Sedangkan pengkomunikasian sejarah pendek CSR merupakan pengkomunikasian sejarah CSR yang dilakukan ketika perusahaan sedang mengalami krisis. Kurun waktu pengkomunikasian sejarah pendek CSR kurang dari 1 tahun saat terjadi krisis.

Penelitian Vanhamme & Grobben, (2008:274) menyimpulkan bahwa pengkomunikasian sejarah CSR merupakan upaya perusahaan untuk menciptakan persepsi konsumen yang positif. Dalam arti, jika kegiatan CSR perusahaan sudah dilakukan dalam waktu lama sebelum terjadi krisis pada perusahaan maka kegiatan pengkomunikasian CSR tersebut mempengaruhi persepsi konsumen secara positif. Sebaliknya, jika kegiatan CSR perusahaan dilakukan setelah terjadi krisis pada perusahaan maka kegiatan pengkomunikasian CSR tersebut mempengaruhi persepsi konsumen secara negatif. Secara singkat, pengkomunikasian sejarah CSR yang lebih efektif untuk perusahaan adalah pengkomunikasian sejarah CSR dalam waktu yang lama dibandingkan dengan pengkomunikasian sejarah CSR dalam waktu yang singkat Vanhamme & Grobben, (2008:274).


(17)

9

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Desain Eksperimental: Pengaruh pengkomunikasian Sejarah CSR pada Persepsi Konsumen dalam Mengatasi Publisitas Negatif dan Consumer Support sebagai variabel Covariate.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebelumnya maka peneliti merumuskan berbagai permasalahan:

1. Apakah terdapat pengaruh pengkomunikasian Sejarah CSR (pendek vs panjang) pada persepsi konsumen dalam mengatasi publisitas negatif?

2. Apakah terdapat pengaruh pengkomunikasian Sejarah CSR (pendek vs panjang) pada persepsi konsumen dan consumer support sebagai variabel covariate dalam mengatasi publisitas negatif?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian adalah untuk menguji dan menganalisis:

1. Pengaruh pengkomunikasian Sejarah CSR (pendek vs panjang) pada persepsi konsumen dalam mengatasi publisitas negatif.

2. Pengaruh pengkomunikasian Sejarah CSR (pendek vs panjang) pada persepsi konsumen dan consumer support sebagai variabel covariate dalam mengatasi publisitas negatif.


(18)

10

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa: 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan cara strategi komunikasi yang efektif untuk melindungi dan memperbaiki reputasi perusahaan yang sudah rusak. Memberikan strategi komunikasi yang efektif untuk melawan dan menggagalkan publisitas negatif.

2. Bagi Akedemisi

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi secara ilmiah tentang Pengaruh Sejarah CSR pada Persepsi Konsumen dalam Mengatasi Publisitas Negatif dan Consumer Support sebagai Variabel Covariate. Dapat memperluas wawasan mengenai dampak pengkomunikasian sejarah CSR dalam sebuah perusahaan.


(19)

69 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengkomunikasian sejarah CSR (pendek dan Panjang) pada persepsi konsumen dan consumer support sebagai variabel covariate. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment completely randomized factorial design dengan menggunakan 2 (dua) skenario sebagai treatment. Skenario ini berupa artikel mengenai pengkomunikasian sejarah panjang CSR dan pengkomunikasian sejarah pendek CSR. Metode analisis data yang digunakan adalah Analysis of Covariance (ANCOVA).

Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan metode ANCOVA, terdapat pengaruh pengkomunikasian sejarah CSR pada persepsi konsumen. Selain itu, Consumer Support terbukti dapat meningkatkan pengaruh pengkomunikasian sejarah CSR pada persepsi konsumen. Namun dalam penelitian ini, tidak menggunakan variabel consumer Skpetism sebagai variabel yang dapat menjadi mediasi antara pengkomunikasian sejarah CSR dan persepsi konsumen. Berbeda dengan penelitian Vanhamme & Grobben (2008) yang melibatkan consumer skeptism sebagai variabel mediasi.


(20)

70

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini juga tidak dapat menggunakan consumer skeptism dalam model penelitian, dikarenakan data yang dihasilkan consumer skeptism tidak reliabel atau konsisten. Ini mungkin disebabkan karena kurangnya penjelasan mengenai instrument-instrumen pernyataan dari consumer skeptism yang mengakibatkan responden tidak mengerti atau memiliki persepsi yang berbeda dengan arti yang sebenarnya. Sehingga responden tidak dapat konsisten menjawab setiap pernyataan consumer skeptism. 2. Peneltitian ini hanya mengukur sampai sejauh pengkomunikasian sejarah

CSR mempengaruhi persepsi konsumen. Sedangkan penelitian ini tidak mengukur pengaruh yang ditimbulkan oleh persepsi konsumen pada legitimasi perusahaan.

3. Penelitian ini hanya memiliki dua jenis kasus atau krisis, selain itu perusahaan yang digunakan berada dalam industri yang sama yaitu pertambangan.

4. Penelitian ini tidak memperhitungkan persentase dari karakterisistik responden, sehingga data yang dihasilkan akan menjadi bias karena perbedaan rentang usia yang terlalu jauh, perbedaan yang tidak seimbang dalam pekerjaan. Dikarenakan penelitian ini menggunakan metode convenience sampling, sehingga pengambilan sampel diambil secara acak atau random.


(21)

71

Universitas Kristen Maranatha 5. Penelitian ini tidak memasukan karakteristik pendidikan terakhir dari

responden. Pendidikan terakhir dari responden sangat mempengaruhi penilaian dan pandangan responden pada treatment yang diberikan.

6. Peneliti tidak memastikan responden membaca dan memahami isi treatment dengan baik, sehingga dalam menjawab kuesioner responden tidak dapat memahami setiap pernyataan dengan baik.

7. Penelitian ini hanya menggunakan 150 responden, menurut Roscoe dalam sekaran (2003) jumlah minimum sampel adalah jumlah pernyataan dikali dengan sepuluh. Berarti penelitian ini seharusnya menggunakan 240 responden.

5.3 Saran

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan model dengan memasukan variabel consumer skeptism yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen pada perusahaan. Peneliti harus melihat dan membaca setiap variabel consumer skeptism, untuk memilih variabel yang dirasa dapat mewakili consumer skeptism.

2. Penelitian ini hanya mengukur pengaruh pengkomunikasian sejarah CSR pada persepsi konsumen. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengukur pengaruh yang dihasilkan oleh persepsi konsumen pada legitimasi perusahaan.


(22)

72

Universitas Kristen Maranatha 3. Penelitian ini hanya memiliki dua jenis krisis (publisitas negatif) dan

menggunakan dua perusahaan dalam industri yang sama, sebaiknya untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan berbagai jenis krisis, kegiatan CSR, dan berbagai perusahaan dari industri yang berbeda.

4. Penelitian selanjutnya diharapkan jangan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Sampel yang di ambil secara random tidak dapat mewakili sebagian besar populasi. Sehingga sampel yang diambil tidak dapat dikontrol oleh peneliti. Metode purposive sampling dapat digunakan sebagai metode pengambilan sampel yang baik, karena purposive sampling memiliki kriteria responden yang dapat dikontrol. 5. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah karakteristik responden, salah

satunya adalah pendidikan terakhir responden. Faktor pendidikan akan sangat mempengaruhi responden dalam memberi pandangan dan penilaian pada treatment yang diberikan.

6. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang treatment yang diberikan, serta memastikan bahwa responden dapat membaca dan memahami isi treatment yang diberikan dengan baik.

7. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan jumlah sampel yang lebih dari penelitian ini.


(23)

73 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Alijoyo, F. A. (2010, Juni). Risiko Reputasi Perusahaan.

Ambadar, J. (2008). Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Praktik di Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Ancok, D. (2010, May). Menghadapi Krisis Perusahaan. Retrieved from Majalah Qalam: http://majalahqalam.com/artikel/artikel-bisnis/menghadapi-krisis-perusahaan/

Anggraini, R. D. (2011). Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Kepemlikian asing Terhadap Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan dalam Annual Report.

Apsari, Kinara. 2009. Rangkuman Tentang Reputasi. [Online] April 07, 2009. http://kinaraapsari.blogspot.com/2009/04/rangkuman-ttg-reputasi-media-relations.html.

Benoit, W. L.: 1997, ‘Image Repair Discourse and Crisis Communication’, Public RelationsReview 23(2), 177–186.

Brown, Tom J, and Peter A Dacin, (1997), The Company and The Product : Corporate Associations and Consumer Product Responses, Journal of Marketing

Brown, T. J. and P. A. Dacin: 1997, ‘The Company and the Product: Corporate Associations and Consumer Product Responses’, Journal of Marketing 61(1), 68–84.

Calcius, M. (2011). Pengaruh Lualty Programs Pada Value Perception, Program Loyalty, dan Brand Loyalty: Involvement sebagai Variabel Moderasi.

Chandrawati, A. (2009). Mengenal Publisitas dan Peranannya dalam Public Relations. De Raaf, D. I.: 2000, Protecting Brands: How to Respond on Adverse Brand Publicity

(Van Spaenendonck Drukkerij B.V, Tilburg).


(24)

74 Universitas Kristen Maranatha during Cunsumer Choice, Journal of Consumer Research, Volume 17

Gecko, & Fly. (2009). Jurnal Manajemen, Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Bahan Kuliah Manajemen. Retrieved from

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/public-relation-definisi-fungsi-dan.html

Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Menggunakan Program SPSS (Cetakan IV ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (kelima ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Ghozali, I. (2008). Desain Penelitian Exsperimental: Teori, Konsep dan Analisis Data dengan SPSS 16.0. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Gunawan. (2011, February 10). Kompasiana. Retrieved January 2012, from Komunikasi Negatif vs Positif:

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/02/10/komunikasi-negatif-vs-positif/

Gurviez, P. and M. Korchia: 2002, ‘Proposition d’une Echelle de Mesure Multidimensionnelle de la Confiance dans la Marque’, Recherche et Applications en Marketing 17(3), 41–62.

Handelman, J. M. and S. T. Arnold: 1999, ‘The Role of Marketing Actions with a Social Dimension: Appeals to the Institutional Environment’, Journal of Marketing 63(3), 33–48.

Harsanti, P. (2011). Corporate Social Responsibility dan Teori Legitimasi.

Herbig, Paul, John Milewicz and Jim Golden, (1994), A Model of Reputation Building and Destruction, Journal of Business Research, Volume 31

Ikawati, R. T. (2011). Pengaruh Reputasi Perusahaan dan Kepercayaan Terhadap Loyalotas Basabah Pengguna ATM Pasca Cyber Crime.

Iriantara, Y. (2004). Community Relations: Konsep dan Aplikasinya. Bandung. Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Riset: Salah Kaprah dan


(25)

75 Universitas Kristen Maranatha Kottler, P., & Keller, K. L. (2007). Manajemen Pemasaran (kedua belas ed.). PT

Macanan Jaya Cemerlang.

Mulyana, S. (2008, Desember). Komunikasi Pemasaran Terpadu. Komunikasi Pemasaran .

Nugroho, B. Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Obermiller, C. and E. R. Spangenberg: 1998, ‘Development of a Scale to Measure Consumer Skepticism Toward Advertising’, Journal of Consumer Psychology 72(2), 159–186.

Petra, Universitas Kristen. Digital Collections. [Online]

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=0&submit.y=0&submit=prev&pag e=1&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fikom%2F200 8%2Fjiunkpe-ns-s1-2008-51402031-8988-bethany-chapter1.pdf.

Prakoso, A. (2008, September 1). Pengertian Komunikasi. Retrieved Januari 2012, from http://adiprakoso.blogspot.com/2008/09/pengertian-komunikasi.html

Pramono, S. (2008, may 13). Retrieved January 2012, from

http://setiopramono.wordpress.com/category/statistika-bagi-pemula/

Puspitasari, D. (2006). Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Minat Beli Ulang.

Radyati, M. N. (2008). CSR untuk Pemberdayaan Ekonomi Lokal. Jakarta: Indonesia Bussinnes Link (IBL).

Rahman, R. (2009). Corporate Social Responsibility: Antara Teori dan Kenyataan. Jakarta: MedPress (Anggota IKAPI).

Rizfile. (2009, juli Rabu). Pengertian Pemasaran, Periklanan, dan Publisitas.

Sen, S. and C. B. Bhattacharya: 2001, ‘Does Doing Good Always Lead to Doing Better? Consumer Reactions to Corporate Social Responsibility’, Journal of Marketing Research 38(2), 225–243.

Subhan, M. (2006). Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Reputasi Suatu Perusahaan. 24-25.


(26)

76 Universitas Kristen Maranatha Suchman, M. C.: 1995, ‘Managing Legitimacy: Strategic and Institutional Approaches’,

Academy of Management Review 20(July), 571–610.

Sudarto. (2007). Identifikasi Permasalahan Pada Faktor Internal Yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi di Indonesia. Teknologi .

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

sulitiyani, A. T., & Rosidah. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Jakarta: ANDI.

Swaen, V. and Vanhamme, J.: 2004, ‘See How Good We are: The Dangers of Using Corporate Social Activities

in Communication Campaigns’, in B. Kahn and M. F. Luce (eds.), Advances in Consumer Research, Vol. 31

(Association for Consumer Research, Valdosta, GA), pp. 302–303. Swasta. (1999). Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Liberty.

Tb. Sjafri Mangkuprawira. Rona Wajah. [Online] may 29, 2007. http://ronawajah.wordpress.com/2007/05/29/kinerja-apa-itu/.

Vanhamme, J., & Grobben, B. (2008). "Too Good to be True!" The Effectiveness of CSR History in Countering Negative Publicity. Journal of Business Ethics , 273-283.


(1)

71

Universitas Kristen Maranatha

5. Penelitian ini tidak memasukan karakteristik pendidikan terakhir dari

responden. Pendidikan terakhir dari responden sangat mempengaruhi penilaian dan pandangan responden pada treatment yang diberikan.

6. Peneliti tidak memastikan responden membaca dan memahami isi

treatment dengan baik, sehingga dalam menjawab kuesioner responden tidak dapat memahami setiap pernyataan dengan baik.

7. Penelitian ini hanya menggunakan 150 responden, menurut Roscoe dalam

sekaran (2003) jumlah minimum sampel adalah jumlah pernyataan dikali dengan sepuluh. Berarti penelitian ini seharusnya menggunakan 240 responden.

5.3 Saran

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan model dengan memasukan variabel consumer skeptism yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen pada perusahaan. Peneliti harus melihat dan membaca setiap variabel consumer skeptism, untuk memilih variabel yang dirasa dapat mewakili consumer skeptism.

2. Penelitian ini hanya mengukur pengaruh pengkomunikasian sejarah CSR pada persepsi konsumen. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengukur pengaruh yang dihasilkan oleh persepsi konsumen pada legitimasi perusahaan.


(2)

72

Universitas Kristen Maranatha 3. Penelitian ini hanya memiliki dua jenis krisis (publisitas negatif) dan

menggunakan dua perusahaan dalam industri yang sama, sebaiknya untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan berbagai jenis krisis, kegiatan CSR, dan berbagai perusahaan dari industri yang berbeda.

4. Penelitian selanjutnya diharapkan jangan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Sampel yang di ambil secara random tidak dapat mewakili sebagian besar populasi. Sehingga sampel yang diambil tidak dapat dikontrol oleh peneliti. Metode purposive sampling dapat digunakan sebagai metode pengambilan sampel yang baik, karena purposive sampling memiliki kriteria responden yang dapat dikontrol. 5. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah karakteristik responden, salah

satunya adalah pendidikan terakhir responden. Faktor pendidikan akan sangat mempengaruhi responden dalam memberi pandangan dan penilaian pada treatment yang diberikan.

6. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang treatment yang diberikan, serta memastikan bahwa responden dapat membaca dan memahami isi treatment yang diberikan dengan baik.

7. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan jumlah sampel yang lebih dari penelitian ini.


(3)

73 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Alijoyo, F. A. (2010, Juni). Risiko Reputasi Perusahaan.

Ambadar, J. (2008). Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Praktik di Indonesia.

Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Ancok, D. (2010, May). Menghadapi Krisis Perusahaan. Retrieved from Majalah

Qalam: http://majalahqalam.com/artikel/artikel-bisnis/menghadapi-krisis-perusahaan/

Anggraini, R. D. (2011). Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Kepemlikian asing Terhadap Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan dalam Annual Report.

Apsari, Kinara. 2009. Rangkuman Tentang Reputasi. [Online] April 07, 2009. http://kinaraapsari.blogspot.com/2009/04/rangkuman-ttg-reputasi-media-relations.html.

Benoit, W. L.: 1997, ‘Image Repair Discourse and Crisis Communication’, Public RelationsReview 23(2), 177–186.

Brown, Tom J, and Peter A Dacin, (1997), The Company and The Product : Corporate

Associations and Consumer Product Responses, Journal of Marketing Brown, T. J. and P. A. Dacin: 1997, ‘The Company and the Product: Corporate

Associations and Consumer Product Responses’, Journal of Marketing 61(1), 68–84.

Calcius, M. (2011). Pengaruh Lualty Programs Pada Value Perception, Program Loyalty, dan Brand Loyalty: Involvement sebagai Variabel Moderasi.

Chandrawati, A. (2009). Mengenal Publisitas dan Peranannya dalam Public Relations. De Raaf, D. I.: 2000, Protecting Brands: How to Respond on Adverse Brand Publicity

(Van Spaenendonck Drukkerij B.V, Tilburg).


(4)

74 Universitas Kristen Maranatha

during Cunsumer Choice, Journal of Consumer Research, Volume 17

Gecko, & Fly. (2009). Jurnal Manajemen, Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia,

Bahan Kuliah Manajemen. Retrieved from

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/public-relation-definisi-fungsi-dan.html

Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Menggunakan Program SPSS

(Cetakan IV ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19

(kelima ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Ghozali, I. (2008). Desain Penelitian Exsperimental: Teori, Konsep dan Analisis Data

dengan SPSS 16.0. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Gunawan. (2011, February 10). Kompasiana. Retrieved January 2012, from Komunikasi

Negatif vs Positif:

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/02/10/komunikasi-negatif-vs-positif/

Gurviez, P. and M. Korchia: 2002, ‘Proposition d’une Echelle de Mesure Multidimensionnelle de la Confiance dans la Marque’, Recherche et Applications en Marketing 17(3), 41–62.

Handelman, J. M. and S. T. Arnold: 1999, ‘The Role of Marketing Actions with a Social Dimension: Appeals to the Institutional Environment’, Journal of Marketing 63(3), 33–48.

Harsanti, P. (2011). Corporate Social Responsibility dan Teori Legitimasi.

Herbig, Paul, John Milewicz and Jim Golden, (1994), A Model of Reputation Building

and Destruction, Journal of Business Research, Volume 31

Ikawati, R. T. (2011). Pengaruh Reputasi Perusahaan dan Kepercayaan Terhadap Loyalotas Basabah Pengguna ATM Pasca Cyber Crime.

Iriantara, Y. (2004). Community Relations: Konsep dan Aplikasinya. Bandung.

Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Riset: Salah Kaprah dan


(5)

75 Universitas Kristen Maranatha

Kottler, P., & Keller, K. L. (2007). Manajemen Pemasaran (kedua belas ed.). PT

Macanan Jaya Cemerlang.

Mulyana, S. (2008, Desember). Komunikasi Pemasaran Terpadu. Komunikasi

Pemasaran .

Nugroho, B. Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Penelitian Dengan SPSS.

Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Obermiller, C. and E. R. Spangenberg: 1998, ‘Development of a Scale to Measure Consumer Skepticism Toward Advertising’, Journal of Consumer Psychology 72(2), 159–186.

Petra, Universitas Kristen. Digital Collections. [Online]

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=0&submit.y=0&submit=prev&pag e=1&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fikom%2F200 8%2Fjiunkpe-ns-s1-2008-51402031-8988-bethany-chapter1.pdf.

Prakoso, A. (2008, September 1). Pengertian Komunikasi. Retrieved Januari 2012, from

http://adiprakoso.blogspot.com/2008/09/pengertian-komunikasi.html Pramono, S. (2008, may 13). Retrieved January 2012, from

http://setiopramono.wordpress.com/category/statistika-bagi-pemula/

Puspitasari, D. (2006). Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Minat Beli Ulang.

Radyati, M. N. (2008). CSR untuk Pemberdayaan Ekonomi Lokal. Jakarta: Indonesia

Bussinnes Link (IBL).

Rahman, R. (2009). Corporate Social Responsibility: Antara Teori dan Kenyataan.

Jakarta: MedPress (Anggota IKAPI).

Rizfile. (2009, juli Rabu). Pengertian Pemasaran, Periklanan, dan Publisitas.

Sen, S. and C. B. Bhattacharya: 2001, ‘Does Doing Good Always Lead to Doing Better? Consumer Reactions to Corporate Social Responsibility’, Journal of Marketing Research 38(2), 225–243.

Subhan, M. (2006). Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Reputasi Suatu Perusahaan. 24-25.


(6)

76 Universitas Kristen Maranatha Suchman, M. C.: 1995, ‘Managing Legitimacy: Strategic and Institutional Approaches’,

Academy of Management Review 20(July), 571–610.

Sudarto. (2007). Identifikasi Permasalahan Pada Faktor Internal Yang Mempengaruhi

Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi di Indonesia. Teknologi .

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

sulitiyani, A. T., & Rosidah. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Jakarta: ANDI.

Swaen, V. and Vanhamme, J.: 2004, ‘See How Good We are: The Dangers of Using Corporate Social Activities

in Communication Campaigns’, in B. Kahn and M. F. Luce (eds.), Advances in Consumer Research, Vol. 31

(Association for Consumer Research, Valdosta, GA), pp. 302–303.

Swasta. (1999). Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Liberty.

Tb. Sjafri Mangkuprawira. Rona Wajah. [Online] may 29, 2007.

http://ronawajah.wordpress.com/2007/05/29/kinerja-apa-itu/.

Vanhamme, J., & Grobben, B. (2008). "Too Good to be True!" The Effectiveness of

CSR History in Countering Negative Publicity. Journal of Business Ethics ,

273-283.