Peran Kepedulian Pada Lingkungan Memediasi Pengetahuan Tentang Lingkungan Terhadap Niat Pembelian Produk Hijau (Studi Kasus Pada Produk Motor Blue Core Merk Yamaha di Kota Negara).

(1)

PERAN KEPEDULIAN PADA LINGKUNGAN MEMEDIASI PENGETAHUAN TENTANG LINGKUNGAN TERHADAP NIAT

PEMBELIAN PRODUK HIJAU

(Studi Pada Produk Motor Blue Core Merek Yamaha di Kota Negara)

SKRIPSI

Oleh:

DECKY TANAYA NIM : 1206205146

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(2)

i

PERAN KEPEDULIAN PADA LINGKUNGAN MEMEDIASI PENGETAHUAN TENTANG LINGKUNGAN TERHADAP NIAT

PEMBELIAN PRODUK HIJAU

(Studi Pada Produk Motor Blue Core Merek Yamaha di Kota Negara)

SKRIPSI

Oleh:

DECKY TANAYA NIM : 1206205146

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana Denpasar


(3)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal: 20 Mei 2016

Tim Penguji: Tanda tangan

1. Ketua : Prof. Dr. I Made Wardana, SE., MP ...

2. Sekretaris : Ni Made Rastini, SE, MM ...

3. Anggota : Drs. I Gede Ketut Warmika, MM ………

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen Pembimbing

(Dr. I. G. A. Ketut Giantari, SE, M.Si) (Ni Made Rastini, SE., MM)


(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 20 Mei 2016 Mahasiswa,

Decky Tanaya


(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Kepedulian Pada Lingkungan

Memediasi Pengetahuan Tentang Lingkungan Terhadap Niat Pembelian Produk Hijau (Studi Pada Produk Motor Blue Core Merek Yamaha di kota Negara)” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., MSi, Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Udayanan.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS., Prof. Dr. Ni Luh Putu

Wiagustini, SE., MSi., dan Dr. I Dewa Gde Darma Suputra, SE., MSi., Ak, selaku Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

3. Putu Vivi Lestari, SE., MM., selaku Pembimbing Akademik atas waktu

bimbingan, masukan, serta motivasi selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Ni Made Rastini, SE., MM., selaku dosen pembimbing skripsi atas waktu

bimbingan, masukan, serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. I Gede Ketut Warmika, MM., selaku dosen pembahas skripsi atas waktu

dan masukan yang dapat membantu dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Prof. Dr. I Made Wardana, SE., MP., selaku dosen penguji skripsi atas waktu

dan masukan yang dapat membantu dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Para responden yang telah berpartisipasi ikut menyukseskan penelitian ini.

8. Keluarga tersayang, Bapak Wirata, Ibu Elsye, dan kakak Hendra yang selalu

memberikan dukungan moral dan doa selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

9. Teman – teman terbaik, Asty, Tiara, Lia, Ditya, Lestya, Kenny, Linda,

Titiksa, Nanda, Winda, Retno, Pradnyan, dan seluruh teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi dukungan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini, masih memerlukan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Demikian skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.

Denpasar, 20 Mei 2016


(6)

v

Judul : Peran Kepedulian Pada Lingkungan Memediasi Pengetahuan Tentang Lingkungan Terhadap Niat Pembelian Produk Hijau (Studi Pada Produk Motor Blue Core Merek Yamaha di Kota Negara).

Nama : Decky Tanaya NIM : 1206205146

Abstrak

Produk ramah lingkungan merupakan produk yang dibuat untuk mengantisipasi kerusakan lingkungan yang berkelanjutan, sebagai bentuk inovasi, meskipun memerlukan waktu yang cukup lama untuk disosialisasikan manfaatnya dan diadopsi masyarakat luas. Salah satu produk ramah lingkungan yang saat ini

tengah dikembangkan oleh produsen motor terkenal Yamaha adalah motor injeksi

Yamaha Blue Core. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kepedulian pada lingkungan dalam memediasi pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat

pembelian produk hijau motor injeksiYamaha Blue Core.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 orang responden dari

seluruh wilayah Kota Negara, dengan metode non probability sampling.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yaitu analisis SEM berbasis

component atau variance yaitu PLS (Partial Least Square).

Temuan penelitian ini menunjukkan hasil bahwa pengetahuan tentang lingkungan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian

produk Motor Blue Core Merek Yamaha. dan kepedulian pada lingkungan. Disisi

lain, variabel kepedulian pada lingkungan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian produk hijau, tetapi tidak memediasi pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau.

Berdasarkan hasil penelitian terbukti pula, bahwa responden di Kota Negara memiliki pengetahuan dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Dapat diketahui bahwa responden di Kota Negara memiliki pengetahuan yang

memadai mengenai produk Motor Blue Core merek Yamaha terkait penggunaan

hemat bahan bakar, memiliki emisi gas buang yang sedikit, dan harga yang lebih mahal dari jenis kendaraan motor yang tidak mengadopsi teknologi ramah

lingkungan. Maka manajemen Yamaha penting untuk secara intensif

menginformasikan produk Motor Blue Core-nya, yang memiliki teknologi hemat bahan bakar sehingga menarik minat konsumen untuk membeli produk ini, yang ramah lingkungan.

Kata kunci: green marketing, produk hijau, pengetahuan tentang lingkungan,


(7)

vi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.5 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 9

2.1.1 Produk hijau ... 9

2.1.2 Pengetahuan tentang lingkungan ... 10

2.1.3 Kepedulian pada lingkungan ... 11

2.1.4 Niat pembelian produk hijau ... 12

2.2 Hipotesis Penelitian ... 13

2.2.1 Pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau ... 13

2.2.2 Pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap kepedulian pada lingkungan ... 14

2.2.3 Pengaruh kepedulian pada lingkungan liat pembelian produk hijau ... 15

2.2.3 Peran kepedulian pada lingkungan dalam memediasi pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau ... 16

2.3 Model Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 19

3.2 Lokasi Penelitian atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 19


(8)

vii

3.4 Identifikasi Variabel ... 20

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 20

3.6 Jenis Data ... 23

3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel ... 24

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.9 Pengujian Instrumen ... 26

3.10 Teknik Analisis Data ... 26

3.10.1 Evaluasi model dengan metode PLS (Partial Least Square) ... 27

3.10.1.1 Uji asumsi linieritas ... 27

3.10.1.2 Evaluasi model pengukuran atau outer model ... 28

3.10.1.3 Evaluasi model struktural atau inner model ... 29

3.10.1.4 Pengujian hipotesis ... 34

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Motor Blue Core Merek Yamaha ... 35

4.2 Karakteristik Responden ... 36

4.3 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 38

4.3.1 Uji Validitas ... 38

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 39

4.4 Deskripsi Variabel Penelitian ... 40

4.4.1 Pengetahuan tentang lingkungan ... 40

4.4.2 Kepedulian pada lingkungan ... 41

4.4.3 Niat pembelian produk hijau ... 43

4.5 Analisis Model Penelitian dengan Metode PLS (Partial Least Square) ... 44

4.4.1 Uji asumsi linieritas ... 44

4.4.2 Evaluasi model pengukuran atau outer model ... 46

4.4.3 Evaluasi model struktural atau inner model ... 52

4.6 Pembahasan ... 56

4.4.1 Pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau ... 56

4.4.2 Pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap kepedulian pada lingkungan ... 57

4.4.3 Pengaruh kepedulian pada lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau ... 58

4.4.4 Pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau yang dimediasi oleh kepedulian pada lingkungan ... 59

4.7 Implikasi Hasil Penelitian ... 61

4.8 Keterbatasan Penelitian ... 63

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 65


(9)

viii

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(10)

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1 Rangkuman Hipotesis Penelitian ... 17

3.1 Kisi – kisi Instrumen ... 22

4.1 Karakteristik Responden ... 37

4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian ... 39

4.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ... 40

4.4 Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Indikator Pengetahuan Tentang Lingkungan ... 41

4.5 Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Indikator Kepedulian Pada Lingkungan ... 42

4.6 Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Indikator Niat Pembelian Produk Hijau ... 43

4.7 Hasil Pengujian Asumsi Linieritas ... 45

4.8 Hasil Perhitungan Cross Loading ... 47

4.9 Hasil Perbandingan Akar Kuadrat Average Variance Extracted Dengan Latent Variable Correlations ... 49

4.10 Hasil Penelitian Reliabilitas Instrumen ... 49

4.11 Outer Loadings Variabel Pengetahuan Tentang Lingkungan ... 51

4.12 Outer Loadings Variabel Kepedulian Pada Lingkungan ... 51

4.13 Outer Loadings Variabel Niat Pembelian Produk Hijau ... 52

4.14 R – Square ... 53

4.15 Path Coefficients ... 54


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Model Penelitian Kerangka Konseptual Penelitian ... 18

3.1 Diagram Jalur Penelitian ... 30

3.2 Model Variabel Mediasi ... 33

3.3 Model Empiris Penelitian ... 33


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 71

2 Data Skor Variabel Pengetahuan Tentang Lingkungan, Kepedulian Pada Lingkungan, Niat Pembelian Produk Hijau ... 77

3 Data Skor Pertanyaan Mengenai Pengetahuan Tentang Produk ... 80

4 Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 81

5 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 84

6 Uji Asumsi Linieritas ... 87

7 PLS Alogarithm ... 93

8 Bootstraping ... 97


(13)

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia sangat bergantung pada kondisi lingkungan hidup dan tempat manusia tinggal. Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari lingkungan hidup itu sendiri. Dengan demikian, lingkungan hidup sangat penting bagi keberlangsungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia semakin hari kian parah. Kondisi tersebut secara langsung telah mengancam kehidupan manusia. Tingkat kerusakan alam pun meningkatkan risiko bencana alam. Penyebab terjadinya kerusakan alam dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia. Kerusakan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau penurunan mutu (kemunduran) lingkungan. Kerusakan lingkungan ini ditandai dengan hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan ekosistem. Akibat kerusakan lingkungan secara global terdiri dari tiga, yakni, pemanasan global, hujan asam, dan penipisan lapisan ozon. Penyebab kerusakan lingkungan secara tidak langsung atau langsung diakibatkan oleh pola produksi industry dan pola konsumsi konsumen (Alamendah, 2014).


(15)

Saat ini, banyak sekali kegiatan manusia di muka bumi ini yang menggunakan energi dari Bahan Bakar Minyak (BBM). Bahkan hampir di setiap lini ada saja energi dari minyak yang digunakan. Sebut saja memasak, menggerakan mobil dan motor, menggerakan mesin-mesin pabrik, menghidupkan listrik, mejalankan kapal, menerbangkan pesawat dan lain sebagainya. Setelah selama puluhan tahun dengan melimpahnya sumber daya minyak bumi, manusia mulai khawatir akan habisnya sumber daya ini apabila dieksploitasi secara terus-menerus. Kekhawatiran ini dikarenakan manusia masih kesulitan menemukan sumber energi lain yang serupa manfaatnya maupun ekonomisnya dengan minyak bumi. Di Indonesia, seruan pemerintah agar masyarakat menurunkan tingkat konsumsi energi BBM dengan segala cara, sepertinya kurang berhasil. Terbukti konsumsi BBM per tahunnya selalu meningkat. Padahal seruan ini sudah membawa berbagai macam alasan, diataranya adalah untuk mengurangi emisi atau pencemaran udara, dan lain sebagainya, termasuk untuk menghemat subsidi BBM dari APBN yang terus meningkat.

Kesadaran masyarakat diberbagai belahan dunia tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup semakin meningkat, dikarenakan terjadinya pemanasan

global (global warming) membuat masyarakat semakin berhati-hati menggunakan

berbagai produk. Sudah banyak bermunculan wacana dari berbagai pihak untuk melakukan usaha pecegahan agar tidak semakin memperparah kerusakan lingkungan (Wenny, 2012). Pada saat ini sudah banyak bermunculan produk - produk yang ramah lingkungan. Menurut Sumarsono dan Giyatno (2012) tuntutan konsumen akan


(16)

produk-produk ramah lingkungan tersebut telah mendorong produsen untuk merubah orientasi usaha mereka, dengan mempertimbangkan aspek ekologi selain aspek ekonomi. Melihat hal ini pemasar harus bisa membuat peluang penjualan yang lebih baik, dimana mengingat saat ini konsumen lebih cenderung untuk membeli produk ramah lingkungan. Produk ramah lingkungan merupakan produk yang dibuat untuk mengantisipasi kerusakan lingkungan yang berkelanjutan, sebagai bentuk inovasi, meskipun memerlukan waktu yang cukup lama untuk disosialisasikan manfaatnya

dan diadopsi masyarakat luas (Utami et al, 2014). Dengan adanya green product

diharapkan dapat mengurangi kerusakan lingkungan. Penelitian sebelumnya oleh (Adil, 2015) yang berjudul Pengaruh Pengetahuan Tentang Lingkungan, Sikap Pada

Lingkungan, dan Norma Subjektif Terhadap Niat Pembelian Green Product di

Surakarta ini meneliti variabel diantaranya sikap pada lingkungan, pengetahuan tentang lingkungan, norma subjektif dan niat beli. Adil menemukan hasil bahwa pengetahuan tentang lingkungan berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian

green product pada konsumen di Surakarta. Sikap pada lingkungan berpengaruh

signifikan terhadap niat pembelian green product pada konsumen di Surakarta.

Norma subjektif berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian green product pada

konsumen di Surakarta. Variabel sikap pada lingkungan merupakan variabel yang

dominan pengaruhnya terhadap niat pembelian green product.

Konsumen pada era globalisasi ini sangat mudah mengetahui seluruh informasi yang terkait dengan isu-isu lingkungan seperti melalui internet, televisi, dan


(17)

lainnya. Dengan mengetahui info mengenai berbagai macam produk yang ada saat ini, konsumen menjadi lebih berhati-hati dalam memilih produk yang akan dibeli. Kepedulian terhadap lingkungan oleh konsumen membuat permintaan terhadap produk ramah lingkungan meningkat. Pebryanti (2012) menyatakan bahwa kesadaran lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan teradap niat beli produk organik. Salah satu produk ramah lingkungan yang saat ini tengah dikembangkan oleh produsen motor terkenal adalah motor injeksi. Produk motor injeksi dikembangkan karena bahan bakar lebih irit jika motor menggunakan sistem injeksi dibandingkan dengan karburator serta perawatan motor yang sangat mudah jika motor menggunakan sistem injeksi. Motor dengan sistem injeksi akan lebih ramah lingkungan, karena pada saat pembakaran pada mesin motor terjadi pembakaran yang sempurna sehingga menimbulkan emisi yang lebih meminimalisir, dan mesin motor yang mudah dihidupkan dengan sistem injeksi tanpa harus terpengaruh pada kondisi cuaca. Penjualan motor injeksi hingga saat ini terus meningkat karena sudah banyak dibuktikan ketangguhan dari motor berteknologi injeksi.

Penelitian ini menggunakan studi kasus pada merek Yamaha Blue Core

karena berdasarkan data dari media kompasiana.com, teknologi terbaru Yamaha yang

disebut dengan teknologi Blue Core ini mempunyai beberapa keunggulan baru yaitu hemat bahan bakar, bertenaga dan handal. Bahkan di hari perdana penyelenggaraan

IMOS tahun 2014, masyarakat sudah mulai berkenalan dengan Blue Core yang


(18)

ECO-friendly yang menjadikan motor lebih efisien, bertenaga, handal, dan emisi gas buang sedikit sehingga lebih ramah lingkungan. Inovasi mesin Blue Core yang

diusung Yamaha ini adalah salah satu teknologi yang mendukung program GO

Green. Teknologi yang dikembangkan sejak tiga tahun silam ini menjadi basic engine

perusahaan Yamaha untuk menjawab kebutuhan konsumen yang selalu mendambakan kenyamanan saat berkendara, irit bahan bakar dan ramah lingkungan serta menawarkan performa terbaik di kelasnya. Konsep Blue Core tentu akan

berdampak besar terhadap strategi dan produk-produk Yamaha di masa depan. Tak

hanya mesinnya, selanjutnya PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM)

akan berinovasi dengan mengusung teknologi Blue Core pada bodi Yamaha. Konsep

Blue Core sendiri ditujukan untuk memaksimalkan kinerja mesin tanpa ketergantungan perangkat elektronik dan sejenis. Dengan merekayasa ulang

konstruksi dan material mesin, mesin Yamaha terwujud dalam kemasan yang lebih

efisien bahan bakar dalam proses pembakaran serta memaksimalkan daya yang hilang. Kedepannya, teknologi Blue Core akan di suplai ke semua negara ASEAN dan lainnya, termasuk di Indonesia yang kini sudah dapat kita nikmati ketangguhannya. Penelitian ini mengkaji hubungan pengetahuan lingkungan,

kepedulian lingkungan, dan niat pembelian produk hijau motor Yamaha Blue Core di


(19)

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1)Bagaimana pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat

pembelian produk hijau Motor Blue Core merek Yamaha di Kota Negara?

2)Bagaimana pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap kepedulian

pada lingkungan pada produk Motor Blue Core merek Yamaha di Kota

Negara?

3)Bagaimana pengaruh kepedulian pada lingkungan terhadap niat pembelian

produk hijau Motor Blue Core merek Yamaha di Kota Negara?

4)Bagaimana peran kepedulian pada lingkungan dalam memediasi pengaruh

pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau Motor

Blue Core merek Yamaha di Kota Negara?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1)Untuk menjelaskan pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat

pembelian produk hijau Motor Blue Core merek Yamaha di Kota Negara.

2)Untuk menjelaskan pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap

kepedulian pada lingkungan pada produk Motor Blue Core merek Yamaha di


(20)

3)Untuk menjelaskan pengaruh kepedulian pada lingkungan terhadap niat

pembelian produk hijau Motor Blue Core merek Yamaha di Kota Negara.

4)Untuk menjelaskan peran kepedulian pada lingkungan dalam memediasi

pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat pembelian produk

hijau Motor Blue Core merek Yamaha di Kota Negara.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan studi empiris yang membahas peran kepedulian pada lingkungan dalam memediasi pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau.

2) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

berharga bagi manajemen Yamaha dan produsen produk – produk ramah

lingkungan lainnya untuk mengetahui profil konsumen mereka yang membeli produk hijau di Kota Negara agar mampu mengembangkan strategi yang tepat dan sesuai khususnya pada segmen ini.


(21)

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dengan menggunakan sistematika penulisan yang dibagi menjadi lima bagian adalah sebagai berikut :

BAB I : Bab ini menjelaskan latar belakang yang mendasari munculnya masalah dalam penelitian, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Bab ini membahas mengenai teori – teori yang melandasi penelitian dan

menjadi dasar acuan teori untuk menganalisis dalam penelitian serta menjelaskan penelitian terdahulu yang terkait, menggambarkan kerangka teori dan merumuskan hipotesis.

BAB III : Bab ini menjelaskan metode penelitian yang dipakai.

BAB IV : Bab ini memperlihatkan hasil – hasil dari penelitian.


(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Produk Hijau

Banyak perusahaan yang mulai beralih untuk mendesain produk-produk hijau dengan memusatkan perhatian pada teknologi yang bersih dan pencegahan polusi dari

produk. Perusahaan mulai gencar dalam penerapan strategi green marketing dengan

menciptakan berbagai produk-produk ramah lingkungan guna memenuhi kebutuhan konsumen dan tren lingkungan saat ini.

Fenomena ini menciptakan paradigma baru menuju peningkatan kualitas hidup masyarakat, pencegahan kerusakan lingkungan, dan penggunaan sumber daya yang efisien sehingga menciptakan daya saing yang tinggi bagi perusahaan. Bicara tentang produk hijau, produk hijau didefinisikan sebagai produk yang biasanya tidak beracun, terbuat dari bahan daur ulang, atau minimal dikemas (Ottman, 1998dalam Mei et al., 2012). Menurut Chen and Chai (2010), secara umum produk hijau diartikan sebagai produk ekologi atau produk yang ramah lingkungan. Jadi dapat disimpulkan produk hijau merupakan produk yang tidak mencemari lingkungan atau menghabiskan sumber daya alam dan dapat didaur ulang atau dilestarikan.

Produk hijau diklasifikasikan menjadi produk hijau yang umum, produk kertas daur ulang, produk yang tidak diuji pada hewan, deterjen ramah lingkungan, buah dan sayuran organik, aerosol ramah ozon dan produk hemat energi


(23)

(Schlegelmilchetal., 1996 dalam Noor et al., 2012). Mishra dan Sharma (2010) mengatakan bahwa produk hijau memiliki karakteristik berdasarkan dari beberapa fitur-fitur baru, termasuk tumbuh secara alami, dapat didaur ulang/digunakan kembali, mengandung bahan-bahan alami, berisi konten daur ulang, tidak mencemari lingkungan. Produk hijau tidak mengandung bahan kimia atau uap yang berbahaya,

sehingga mereka akan baik untuk konsumen (Dharmendra et al., 2011).

Konsep - konsep seperti desain ramah lingkungan, eco-design saat ini meluas

dan menjadi tanggung jawab dan budaya perusahaan tidak hanya untuk melestarikan lingkungan namun juga untuk menghadapi persaingan antar perusahaan yang semakin ketat berlomba-lomba menunjukkan bahwa produk mereka aman dan ramah lingkungan. Membeli produk hijau atau produk ramah lingkungan menjadi salah satu pilihan konsumen untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan demi keberlangsungan hidup.

2.1.2 Pengetahuan Tentang Lingkungan

Pengetahuan dalam penelitian perilaku konsumen dapat diartikan sebagai karakteristik yang dapat mempengaruhi proses keputusan konsumen untuk membeli suatu produk. Secara spesifik, pengetahuan merupakan konstruk yang tepat untuk mengetahui bagaimana konsumen mengumpulkan dan mengolah informasi, bagaimana konsumen mengevaluasi produk yang akan dibelinya setelah mendapatkan informasi tersebut, berapa banyak informasi yang didapat kemudian digunakan dalam


(24)

keputusan pembelian suatu produk. Apabila konsumen memiliki pengetahuan tentang isu-isu lingkungan, maka tingkat kesadaran mereka akan meningkat dan hal tersebut

berpotensi meningkatkan sikap kesukaan terhadap produk hijau (Aman et al. 2012).

Menurut Fryxell and Lo (2003) pengetahuan tentang lingkungan dapat didefinisikan sebagai sebuah pengetahuan umum dari fakta, konsep, dan hubungannya dengan kepedulian terhadap alam lingkungan dan ekosistem. Getzner and Grabner-Krauter (2004) menegaskan perlunya pengetahuan tentang kebutuhan konsumen hijau untuk tahu, karena dengan pengetahuan tersebut akan berdampak pada perilaku pembelian hijau konsumen di semua tahapan proses pengambilan keputusan untuk membeli produk ramah lingkungan. Pemahaman konsumen akan isu lingkungan menjadi poin penting bagi kemajuan perusahaan (Iwan, 2013). Pengetahuan tentang isu lingkungan cenderung menciptakan kesadaran merek dan

sikap positif terhadap merek-merek produk ramah lingkungan, sedangkan eco-label

dapat membantu konsumen dalam mengidentifikasi green product (D'Souza et al.,

2006).

2.1.3 Kepedulian Pada Lingkungan

Beberapa konsumen menerjemahkan kepedulian mereka terhadap lingkungan dengan memilih produk hijau dalam konsumsinya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kualitas kehidupan mereka (Martin and Simintiras, 1995 dalam Novandari, 2011). Yeung (dalam Lee, 2009) menegaskan bahwa kepedulian


(25)

lingkungan mengacu pada atribut afektif yang dapat mewakili kekhawatiran

seseorang, kasih sayang, suka dan tidak suka tentang lingkungan. Mat Said et al.

(2003) mendefinisikan kepedulian lingkungan sebagai keyakinan, sikap dan tingkat kepedulian yang dipegang teguh seseorang terhadap lingkungan. Dalam penelitian ini dijelaskan kepedulian lingkungan dibagi menjadi tujuh dimensi dalam mengukur kepedulian yaitu terdiri dari limbah, satwa liar, biosfer, tanggung jawab, pendidikan, kesadaran kesehatan dan energi untuk teknologi lingkungan.

Diamantopoulos et al. (dalam Aman et al., 2012) mengatakan bahwa

kepedulian lingkungan dapat menjadi faktor utama dalam proses pengambilan keputusan konsumen. Terdapat tiga dimensi kepedulian lingkungan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur konsumen hijau di kalangan konsumen Inggris yaitu pengetahuan tentang isu lingkungan, sikap terhadap kualitas lingkungan, dan perilaku yang membahayakan lingkungan. Namun, Chan and Lau (2000) mengukur kepedulian lingkungan sebagai unit dimensi dimana kepedulian lingkungan didefinisikan sebagai tingkat emosional dan komitmen seseorang terhadap isu-isu lingkungan.

2.1.4 Niat Pembelian Produk Hijau

Dalam teori model tindakan-beralasan menunjukkan bahwa niat pembelian produk hijau menjadi determinan penting dalam pembelian aktual seseorang. Semakin tinggi niat seseorang untuk membeli produk-produk hijau maka semakin


(26)

tinggi pula kemungkinan seseorang tersebut untuk melakukan tindakan nyata untuk membeli (Suprapti, 2010:148). Niat pembelian produk hijau dikonseptualisasikan sebagai kemungkinan dan kesediaan seseorang untuk memberikan preferensi untuk produk yang memiliki fitur ramah lingkungan dibandingkan produk tradisional lainnya dalam pertimbangan pembelian mereka (Rashid, 2009). Chan (2001) mendefinisikan pembelian produk hijau sebagai jenis tertentu dari perilaku konsumen yang ramah lingkungan untuk mengungkapkan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Rehman and Dost (2013) menyatakan niat pembelian produk hijau merupakan jenis tertentu dari perilaku ramah lingkungan yang ditunjukkan oleh konsumen untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Niat

pembelian produk hijau konsumen seperti proxy untuk perilaku pembelian aktual dari

konsumen (Ramayah et al., 2010).

2.1 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau

Penelitian yang dilakukan oleh Wahid et al. (2011) menunjukkan bahwa

terdapat hubungan positif antara pengetahuan tentang lingkungan dengan perilaku pembelian produk hijau konsumen di Penang. Wahid membagi pengetahuan tentang lingkungan menjadi tiga dimensi yaitu pengetahuan lingkungan spesifik dan pengetahuan akan produk ramah lingkungan yang keduanya memiliki pengaruh


(27)

signifikan terhadap perilaku pembelian hijau. Namun dimensi ketiga yaitu pengetahuan tentang lingkungan yang berhubungan dengan limbah tidak berpengaruh

signifikan. Hasil penelitian lain oleh Aman et al. (2012) menemukan pengetahuan

tentang lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian hijau

(β = 0,300, p = 0,000). Kanchanapibul et al. (2013) juga menemukan hasil bahwa

konsumen generasi muda dengan pengetahuan yang lebih banyak tentang isu-isu lingkungan memiliki niat yang lebih kuat untuk terlibat dalam pembelian produk hijau. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Pengetahuan tentang lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian produk hijau

2.2.2 Pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap kepedulian pada lingkungan

Kurangnya pengetahuan merupakan faktor yang dapat menjelaskan hubungan yang lemah antara kepedulian lingkungan dan perilaku bertanggung jawab terhadap

lingkungan (Hines et al., 1987 dalam Fransson and Garling, 1999). Pengetahuan

merupakan variabel prediktor penting yang dapat mempengaruhi sikap dan kepedulian pada lingkungan. Secara logika, seseorang dengan pengetahuan yang semakin banyak tentang lingkungan terkait dengan bagaimana dampak suatu produk terhadap lingkungan, bagaimana proses produksi suatu produk berpengaruh terhadap


(28)

lingkungan sekitarnya, dan kondisi lingkungan saat ini, maka akan mempengaruhi kepedulian seseorang dalam menanggapi informasi tersebut terhadap lingkungannya.

Menghadapi ambiguitas dan kompleksitas masalah – masalah lingkungan yang terjadi

saat ini, hubungan antara pengetahuan tentang lingkungan dan kepedulian pada lingkungan menjadi topik yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Hal ini berarti bahwa seberapa banyak pengetahuan masyarakat umum yang memiliki pengetahuan informasi terkait dengan masalah lingkungan masa kini dan bagaimana pemahaman mereka terkait dengan kepedulian pada lingkungan.

Brosdahl and Carpenter (2010) membuktikan hasil bahwa pengetahuan tentang dampak lingkungan memiliki pengaruh langsung terhadap kepedulian pada lingkungan. Penelitian ini menguji variabel kepedulian pada lingkungan sebagai variabel mediasi dalam pengaruh pengetahuan tentang dampak lingkungan terhadap perilaku konsumsi ramah lingkungan. Kumurur (2008) menjelaskan bahwa dalam tahap menerima pengetahuan sampai pada tahap konsumen peduli melalui beberapa tahapan yaitu, pertama pada tahap konsumen sadar, kedua tahap minat, ketiga tahap penilaian, keempat tahap mencoba dan yang kelima tahap adopsi dimana konsumen sudah mulai untuk mempraktekkan hal-hal yang diketahuinya dengan keyakinan, melakukan tindakan dalam bentuk kepedulian. Sehingga berdasarkan beberapa kajian studi empiris tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Pengetahuan tentang lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap kepedulian pada lingkungan


(29)

2.2.3 Pengaruh kepedulian pada lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau

Terdapat beberapa hasil penelitian yang membuktikan bahwa kepedulian pada lingkungan dapat mempengaruhi niat pembelian produk hijau. Seperti penelitian yang

dilakukan oleh Wahid et al. (2011) yang melibatkan konsumen Penang di Malaysia

menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara kepedulian pada lingkungan dengan perilaku pembelian produk hijau. Penelitian mereka menunjukkan hasil bahwa responden merasa lingkungan Penang memerlukan perhatian yang cukup besar dan mereka khawatir akan kualitas lingkungan Penang yang semakin memburuk. Menurut Chan and Lau (2000) antara kepedulian pada lingkungan dan pengetahuan tentang lingkungan merupakan penting prediktor konsumen dalam niat

pembelian produk hijau. Chan and Lau (2000) dan Aman et al. (2012) menunjukkan

terdapat hubungan positif yang kuat ada di antara kepedulian pada lingkungan dan niat pembelian produk hijau. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Kepedulian pada lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian produk hijau


(30)

2.2.4 Peran kepedulian pada lingkungan memediasi pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau

Brosdahl and Carpenter (2010) dan Kumurur (2008) menemukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang dampak lingkungan dengan kepedulian pada lingkungan. Brosdahl and Carpenter (2010) menyatakan kepedulian pada lingkungan memiliki mediasi penuh dalam pengaruh pengetahuan tentang dampak lingkungan terhadap perilaku konsumsi produk ramah lingkungan. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa pengetahuan tentang dampak lingkungan berpengaruh postitif terhadap kepedulian pada lingkungan dan kepedulian pada lingkungan berpengaruh postitif terhadap perilaku konsumsi produk ramah lingkungan.

Berdasarkan beberapa studi empiris mengenai hubungan pengetahuan tentang lingkungan dengan kepedulian pada lingkungan serta studi-studi empiris lain mengenai hubungan pengetahuan tentang lingkungan dan kepedulian pada

lingkungan dengan niat pembelian hijau (Kanchanapibul et al., 2013, Aman et al.

2012, Wahid et al., 2011, Chan and Lau, 2000), maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H4: Kepedulian pada lingkungan memediasi pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau

Berikut ini disajikan rangkunan hipotesis penelitian seperti tersaji pada Tabel 2.1 berikut ini.


(31)

Tabel 2.1 Rangkuman Hipotesis Penelitian

Hipotesis Pernyataan Referensi

H1

Pengetahuan tentang lingkungan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian produk hijau

Wahid et al. (2011),

Aman et al. (2012),

Kanchanapibul et al.

(2013)

H2

Pengetahuan tentang lingkungan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepedulian pada lingkungan

Brosdahl and Carpenter (2010)

H3

Kepedulian pada lingkungan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian produk hijau

Wahid et al. (2011),

Chan and Lau (2000),

Aman et al. (2012)

H4

Kepedulian pada lingkungan memediasi

pengaruh pengetahuan tentang

lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau

Chan and Lau (2000), Brosdahl and Carpenter

(2010), Wahid et al.

(2011), Aman et al.

(2012), Kanchanapibul

et al. (2013) Sumber: Kajian penelitian sebelumnya, 2016

2.3 Model Penelitian

Berdasarkan penelusuran kajian pustaka dan hais-hasil penelitian terdahulu maka model penelitian dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Sumber: Kajian penelitian sebelumnya Kepedulian

pada lingkungan (X2)

H4

H3

Pengetahuan tentang lingkungan

(X1) H1

H2

Niat pembelian produk hijau


(1)

tinggi pula kemungkinan seseorang tersebut untuk melakukan tindakan nyata untuk membeli (Suprapti, 2010:148). Niat pembelian produk hijau dikonseptualisasikan sebagai kemungkinan dan kesediaan seseorang untuk memberikan preferensi untuk produk yang memiliki fitur ramah lingkungan dibandingkan produk tradisional lainnya dalam pertimbangan pembelian mereka (Rashid, 2009). Chan (2001) mendefinisikan pembelian produk hijau sebagai jenis tertentu dari perilaku konsumen yang ramah lingkungan untuk mengungkapkan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Rehman and Dost (2013) menyatakan niat pembelian produk hijau merupakan jenis tertentu dari perilaku ramah lingkungan yang ditunjukkan oleh konsumen untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Niat pembelian produk hijau konsumen seperti proxy untuk perilaku pembelian aktual dari konsumen (Ramayah et al., 2010).

2.1 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau

Penelitian yang dilakukan oleh Wahid et al. (2011) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara pengetahuan tentang lingkungan dengan perilaku pembelian produk hijau konsumen di Penang. Wahid membagi pengetahuan tentang lingkungan menjadi tiga dimensi yaitu pengetahuan lingkungan spesifik dan pengetahuan akan produk ramah lingkungan yang keduanya memiliki pengaruh


(2)

signifikan terhadap perilaku pembelian hijau. Namun dimensi ketiga yaitu pengetahuan tentang lingkungan yang berhubungan dengan limbah tidak berpengaruh signifikan. Hasil penelitian lain oleh Aman et al. (2012) menemukan pengetahuan tentang lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian hijau

(β = 0,300, p = 0,000). Kanchanapibul et al. (2013) juga menemukan hasil bahwa konsumen generasi muda dengan pengetahuan yang lebih banyak tentang isu-isu lingkungan memiliki niat yang lebih kuat untuk terlibat dalam pembelian produk hijau. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Pengetahuan tentang lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian produk hijau

2.2.2 Pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap kepedulian pada lingkungan

Kurangnya pengetahuan merupakan faktor yang dapat menjelaskan hubungan yang lemah antara kepedulian lingkungan dan perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan (Hines et al., 1987 dalam Fransson and Garling, 1999). Pengetahuan merupakan variabel prediktor penting yang dapat mempengaruhi sikap dan kepedulian pada lingkungan. Secara logika, seseorang dengan pengetahuan yang semakin banyak tentang lingkungan terkait dengan bagaimana dampak suatu produk terhadap lingkungan, bagaimana proses produksi suatu produk berpengaruh terhadap


(3)

lingkungan sekitarnya, dan kondisi lingkungan saat ini, maka akan mempengaruhi kepedulian seseorang dalam menanggapi informasi tersebut terhadap lingkungannya. Menghadapi ambiguitas dan kompleksitas masalah – masalah lingkungan yang terjadi saat ini, hubungan antara pengetahuan tentang lingkungan dan kepedulian pada lingkungan menjadi topik yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Hal ini berarti bahwa seberapa banyak pengetahuan masyarakat umum yang memiliki pengetahuan informasi terkait dengan masalah lingkungan masa kini dan bagaimana pemahaman mereka terkait dengan kepedulian pada lingkungan.

Brosdahl and Carpenter (2010) membuktikan hasil bahwa pengetahuan tentang dampak lingkungan memiliki pengaruh langsung terhadap kepedulian pada lingkungan. Penelitian ini menguji variabel kepedulian pada lingkungan sebagai variabel mediasi dalam pengaruh pengetahuan tentang dampak lingkungan terhadap perilaku konsumsi ramah lingkungan. Kumurur (2008) menjelaskan bahwa dalam tahap menerima pengetahuan sampai pada tahap konsumen peduli melalui beberapa tahapan yaitu, pertama pada tahap konsumen sadar, kedua tahap minat, ketiga tahap penilaian, keempat tahap mencoba dan yang kelima tahap adopsi dimana konsumen sudah mulai untuk mempraktekkan hal-hal yang diketahuinya dengan keyakinan, melakukan tindakan dalam bentuk kepedulian. Sehingga berdasarkan beberapa kajian studi empiris tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Pengetahuan tentang lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap kepedulian pada lingkungan


(4)

2.2.3 Pengaruh kepedulian pada lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau

Terdapat beberapa hasil penelitian yang membuktikan bahwa kepedulian pada lingkungan dapat mempengaruhi niat pembelian produk hijau. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Wahid et al. (2011) yang melibatkan konsumen Penang di Malaysia menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara kepedulian pada lingkungan dengan perilaku pembelian produk hijau. Penelitian mereka menunjukkan hasil bahwa responden merasa lingkungan Penang memerlukan perhatian yang cukup besar dan mereka khawatir akan kualitas lingkungan Penang yang semakin memburuk. Menurut Chan and Lau (2000) antara kepedulian pada lingkungan dan pengetahuan tentang lingkungan merupakan penting prediktor konsumen dalam niat pembelian produk hijau. Chan and Lau (2000) dan Aman et al. (2012) menunjukkan terdapat hubungan positif yang kuat ada di antara kepedulian pada lingkungan dan niat pembelian produk hijau. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Kepedulian pada lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian produk hijau


(5)

2.2.4 Peran kepedulian pada lingkungan memediasi pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau

Brosdahl and Carpenter (2010) dan Kumurur (2008) menemukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang dampak lingkungan dengan kepedulian pada lingkungan. Brosdahl and Carpenter (2010) menyatakan kepedulian pada lingkungan memiliki mediasi penuh dalam pengaruh pengetahuan tentang dampak lingkungan terhadap perilaku konsumsi produk ramah lingkungan. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa pengetahuan tentang dampak lingkungan berpengaruh postitif terhadap kepedulian pada lingkungan dan kepedulian pada lingkungan berpengaruh postitif terhadap perilaku konsumsi produk ramah lingkungan.

Berdasarkan beberapa studi empiris mengenai hubungan pengetahuan tentang lingkungan dengan kepedulian pada lingkungan serta studi-studi empiris lain mengenai hubungan pengetahuan tentang lingkungan dan kepedulian pada lingkungan dengan niat pembelian hijau (Kanchanapibul et al., 2013, Aman et al. 2012, Wahid et al., 2011, Chan and Lau, 2000), maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Kepedulian pada lingkungan memediasi pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau

Berikut ini disajikan rangkunan hipotesis penelitian seperti tersaji pada Tabel 2.1 berikut ini.


(6)

Tabel 2.1 Rangkuman Hipotesis Penelitian

Hipotesis Pernyataan Referensi

H1

Pengetahuan tentang lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian produk hijau

Wahid et al. (2011), Aman et al. (2012), Kanchanapibul et al. (2013)

H2

Pengetahuan tentang lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepedulian pada lingkungan

Brosdahl and Carpenter (2010)

H3

Kepedulian pada lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian produk hijau

Wahid et al. (2011), Chan and Lau (2000), Aman et al. (2012)

H4

Kepedulian pada lingkungan memediasi pengaruh pengetahuan tentang lingkungan terhadap niat pembelian produk hijau

Chan and Lau (2000), Brosdahl and Carpenter (2010), Wahid et al. (2011), Aman et al. (2012), Kanchanapibul et al. (2013)

Sumber: Kajian penelitian sebelumnya, 2016 2.3 Model Penelitian

Berdasarkan penelusuran kajian pustaka dan hais-hasil penelitian terdahulu maka model penelitian dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Sumber: Kajian penelitian sebelumnya Kepedulian

pada lingkungan (X2)

H4

H3

Pengetahuan tentang lingkungan

(X1) H1

H2

Niat pembelian produk hijau