500 Bayi Berpotensi Talasemia.

\..-.

REPUBLIKA
o Setasa
4

5

6

. Rabu
o Kamis

21

20

OApr

OMar


7

22
OMei

B
23

OJun

0 Jumat o Sabtu o Minggu

10

9
24

12

11

25

26

0 Jut 0 Ags

13
27

o Sep

.

14

CiJ
Okt

15
29

OHov

16
30

31

ODes

5_00__Bayi
Berpo.~~nsi

Tatasemia
Belum ada obat
yang bisa menyembuhkan talasemia
secara utuh.
BANDUNG - Penyebaran
penyakit talasemia dinilai terns meluas. Hal ini karena pemahaman
masyarakat
terhadap penyakit kelainan darah

itu masih sangat terbatas. Bal)kan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memprediksi, 500
bayi lang lahir di Bandung,
setiap tah,UQ, berpotensi terkena penyaRit!talasemia.
Deniikian dijelaskan
Konsultan
Ikatan
Dokter Anak
Indonesia
(IDAI) dari Divisi
Hematologi
Onkologi Bagian
Ilmu Kesehatan Anak Rumah
Sakit Hasan Sadikin (RSHS),
Susi Susanah, di acara Sosialisasi Pencegahan Terhadap Talasemia
kepada
mahasiswa
Unpad, Selasa (27/10).

Susi mengakui, sampai kini,
masyarakat

belum cukup menerima informasi ten tang penyakit tersebut. Pasalnya, pemerintah hanya fokus pacla penanggulangan
penyakit menular seperti HVI/ AIDS dan flu.
Padahal, kata dia, penyebaran
penyakit kelainan darah ini semakin meluas dan harns ada
upaya pencegahan.
IDAI, kata dia, bahkan sudah mempr~diksi dalam sepuluh tahun mendatang
jumlah
penderita
talasemia
kategori
berat di Jabar bisa mencapai
lima ribu orang. Jumlah penderita
tersebut
merupakan
perhitungan
dari sekitar 3-10
persen masyarakat
di Jabar
pembawa sifat talasemia dengan kelahiran bayi 23 persen setiap tahunnya.
Dari kelahiran bayi di Jabar

setiap tahun, kata dia, jumlah
bayi yang terkena talasemia
diperkirakan sebanyak 500 bayi. "Prediksi kami, dalam 10
tahun lagi jumlah penderita
penyakit - ini bisa mencapai
5
ribu orang," tegas Susi. Karena
itu, harns ada kebijakan dan
komitmen kuat pemerintah untuk berkampanye
mengurangi
penyebaran penyakit ini.
Sebab,
untuk
membiayai
pengobatan
tersebut,
akan
menghabiskan
dana hingga Rp
1,25 triliun per tahun. Susi

menjelaskan,
biaya pengobatan penyakit talasemia ini sangat mahal. Karena,
semua
penderita talasemia yang berat
harns selalu melakukan tranfusi darah.
Setiap tahunnya,
seorang
penderita talasemia berat, diperkirakan
harns mengeluarkan uang sekitar Rp 250 juta.
Bila terdapat lima ribu orang
menderita talasemia berat, maka butuh biaya pengobatan Rp
1,25 triliun per tahun.
Lebih j