PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP OBAT TRADISIONAL CINA YANG BELUM TERDAFTAR DIHUBUNGKAN DENGAN PERMENKES NOMOR 007 TAHUN 2012 TENTANG REGISTRASI OBAT TRADISIONAL DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN.

ABSTRAK
Erwin Permana
110110090349
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat. Menurut hukum positif yang berlaku di Indonesia, bahwa setiap obat
tradisional yang diperdagangkan di Indonesia harus memiliki izin edar,tetapi
banyak pelaku usaha yang hanya mencari keuntungan dan melupakan hak-hak
yang harus didapat oleh konsumen. Salah satu obat tradisional yang banyak
beredar di Indonesia adalah obat tradisional yang berasal dari Cina. Obat
tradisional cina banyak beredar di Indonesia yang tidak memiliki izin edar dan
mengandung bahan kimia obat (BKO), sehingga sangat berbahaya untuk
dikonsumsi oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengawasan terhadap obat tradisional cina yang tidak memiliki izin
edar sehingga masih dapat beredar di Indonesia dan untuk mengetahui
bagaimana pertanggungjawaban penjual obat tradisonal cina yang belum
terdaftar menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan UndangUndang Kesehatan.
Penulisan ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif,
spesifikasi penelitian yang digunakan adalah metode deskripsi analitis, tahapan

penelitian terdiri atas 2 yaitu penelitian kepustakaan dan studi lapangan, teknik
pengumpulan data secara studi kepustakaan dan wawancara, dan metode
analisis data yang digunakan yaitu secara normatif kualitatif.
Hasil penelitian terhadap permasalahan ini yaitu pengawasan terhadap
obat tradisional cina yang belum terdaftar dilakukan oleh BPOM bekerja sama
dengan Bea Cukai sebagai institusi terkait dengan peredaran obat tradisional
cina yang belum terdaftar Dan pelaku usaha bertanggungjawab berdasarkan
kesalahan (liability based on fault) memberikan ganti kerugian kepada konsumen
yang menderita kerugian akibat mengkonsumsi obat tradisional cina yang belum
terdaftar.

iv

Dokumen yang terkait

Prosedur Mutasi Jabatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Ditinjau Dari Persektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum)

10 119 83

Pengoplosan Beras Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

11 144 123

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dalam Penyelanggaraan Layanan SMS Banking Dihubungkan Dengan Undnag-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Jo. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

0 8 1

TANGGUNG JAWAB APOTEKER PENGELOLA APOTEK DALAM PELAYANAN RESEP DAN PERACIKAN OBAT DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 0 6

Perlindungan Hukum Terhadap Distributor Terkait Penjualan Barang Black Market Dihubungkan Dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

0 1 22

Tanggungjawab Hukum Perusahaan Farmasi Dalam Pengiklanan Obat Bebas Dan Obat Tradisional Yang Menyesatkan Konsumen Dihubungkan Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian Jo Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlin

0 0 11

PEREDARAN OBAT TANPA MEMILIKI NOMOR IZIN EDAR DIKAITKAN DENGAN UNDANG UNDANG NO.36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DAN UNDANG UNDANG NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 1 2

PERLINDUNGAN PADA PASIEN DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLI.

0 0 2

PERLINDUNGAN TERHADAP EKSTRAKSI OBAT OBATAN TRADISIONAL YANG DIKLAIM OLEH PIHAK ASING DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN.

0 0 1

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DAGING SAPI GLONGGONGAN DI PASAR TRADISIONAL DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 1 2