Keluarga, HIV-AIDS, dan Narkoba.

Pikiran

Rakyat

o Selasa o Rabu
4

6

5
20

OMar

21
OApr

7
22
OMei


o Kamis . Jumat 0 Sabtu 0 Minggu
P

9

23
8Jlll

10
24

...:;..;..: -

UATU diskusi dilakukan kelompok kerja
prograin kesehatan Integrated Management for Prevention' and Care & Treatment
HIV-AIDS (IMPACT) di Bandung, Rabu (17/6). Pertemuan
tersebut menyepakati bahwa
penanggulangan HIV-AIDS tidak cukup dilakukan oleh satu
pihak saja. Ujung dari program
IMPACT yang dimotori Kedokteran Unpad mendorong penyisipan pencegahan penyalahgunaan narkoba ke dalam beberapa mata pelajaran yang melibatkan peran aktif siswa. Keluarga tampaknya bukan pihak

yang diperhitungkan kalau bukan dikucilkan dan dikecilkan.
Mungkin, kelompok masyarakat terkecil ini tidak strategis
lagi untuk dipertimbangkan
mengatasi
persoalan
yang

S

.

mengancam generasi muda
bangsa.
Sekolah akan memiliki beban
berat denganjumlah waktu pelajaran yang terbatas. Kemungkinannya, program ini perlu
adanya kesinambungan aksi di
luar sekolah. Oleh karena itu,
keluarga tidak dapat dikecilkan
artinya dalam program yang
terpadu ini. Kehadiran keluar-


ga perlu dipacu untuk bisa
mengatasi persoalan yang menimpa anggota keluarganya secara preventif dan represif. Manajer keluarga pun tidak b61eh
menyerahkan
pendidikan
anaknya kepada sekolah secara
total. Ada peran yang harns dilakukan sepanjang hidup anak
tidak hanya ada di sekolah.
Keluarga sering menjadi titik
lemah dalam program yang ditujukan kepada remaja. Kelangkaan figur orang tua di rumah untuk menemani dan
mengasuh anak-anak menjadi
pangkal awal persoalan. Ketika
ada persoalan, orang tua baru
menyadari dan mencoba mendekat secara batin dengan buah
'hatinya. Hanya saja, memulihkan hubungan mesra pun tidak
semudah membalik]