PERLINDUNGAN TERHADAP PEMILIK MEREK ASING TERKENAL DALAM PENGGUNAAN MEREK OLEH USAHA KECIL MENENGAH DIKAITKAN DENGAN HAK EKONOMI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK.
ABSTRAK
PERLINDUNGAN TERHADAP PEMILIK MEREK TERKENAL DALAM
PENGGUNAAN MEREK OLEH USAHA KECIL MENENGAH DIHUBUNGKAN
DENGAN HAK EKONOMI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR
15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK
Guruh Mahardhika
110110110224
Salah satu Hak Kekayaan Intelektual yang penting untuk dilindungi adalah
Merek. Pengertian umum Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, hurufhuruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Sebagai daya pembeda, keberadaan sebuah Merek berpengaruh signifikan bagi
seseorang dalam menentukan pilihan produk yang akan dibelinya. Semakin bagus
reputasi (goodwill) dan kualitas sebuah Merek, semakin tinggi minat masyarakat untuk
menggunakan produk-produk dari Merek tersebut. Dengan segala keunggulan yang
dimiliki, produk-produk dari Merek terkenal memiliki banderol yang tidak murah. Gejala
ini dibaca oleh pihak pengusaha yang beritikad tidak baik, atau pengusaha yang
memanfaatkan popularitas dan reputasi dari Merek terkenal untuk keuntungan pribadi,
dengan cara memproduksi dan memasarkan produk-produk tiruan dari Merek terkenal
tersebut dengan banderol yang lebih terjangkau. Berdasarkan latar belakang yang
sudah dipaparkan masalah yang diteliti adalah persamaan pada keseluruhan atau pada
pokoknya yang dimiliki barang-barang yang dijual di Pasar Induk Gede Bage Kota
Bandung, dan tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh Pemilik Merek Terkenal
apabila terbukti usaha kecil menengah melakukan pelanggaran Merek.
Metode yang gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode pendekatan yuridis normatif, metode yuridis normatif dilakukan dengan meneliti
data sekunder berupa bahan primer yang ditunjang dengan wawancara dengan
Pengusaha Kecil-Menengah di Pasar Induk Gede Bage Kota Bandung dan Direktorat
Jenderal HKI di Kementerian Hukum dan HAM pusat, dengan spesifikasi penelitian
deskriptif analitis yang dilakukan dengan tahap pengumpulan data berupa studi
kepustakaan dan studi lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian, Merek yang digunakan oleh Usaha Kecil
Menengah di Pasar Induk Gede Bage Kota Bandung memiliki persamaan pada
pokoknya dengan barang-barang orisinil milik Merek terkenal baik dilihat dari
persamaan secara visual, persamaan secara bunyi pengucapan dan persamaan secara
konseptual. Sementara tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh pemilik Merek
terkenal apabila terjadi pelanggaran terhadap Mereknya adalah gugatan dan upaya
pidana melalui delik aduan. Tindakan hukum yang paling efektif adalah gugatan
(Perdata). Pada kenyataannya, upaya perlindungan terhadap Merek terkenal belum
maksimal dikarenakan terdapat banyak hambatan, baik dari pihak pengusaha, aparat
penegak hukum, maupun masyarakat.
PERLINDUNGAN TERHADAP PEMILIK MEREK TERKENAL DALAM
PENGGUNAAN MEREK OLEH USAHA KECIL MENENGAH DIHUBUNGKAN
DENGAN HAK EKONOMI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR
15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK
Guruh Mahardhika
110110110224
Salah satu Hak Kekayaan Intelektual yang penting untuk dilindungi adalah
Merek. Pengertian umum Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, hurufhuruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Sebagai daya pembeda, keberadaan sebuah Merek berpengaruh signifikan bagi
seseorang dalam menentukan pilihan produk yang akan dibelinya. Semakin bagus
reputasi (goodwill) dan kualitas sebuah Merek, semakin tinggi minat masyarakat untuk
menggunakan produk-produk dari Merek tersebut. Dengan segala keunggulan yang
dimiliki, produk-produk dari Merek terkenal memiliki banderol yang tidak murah. Gejala
ini dibaca oleh pihak pengusaha yang beritikad tidak baik, atau pengusaha yang
memanfaatkan popularitas dan reputasi dari Merek terkenal untuk keuntungan pribadi,
dengan cara memproduksi dan memasarkan produk-produk tiruan dari Merek terkenal
tersebut dengan banderol yang lebih terjangkau. Berdasarkan latar belakang yang
sudah dipaparkan masalah yang diteliti adalah persamaan pada keseluruhan atau pada
pokoknya yang dimiliki barang-barang yang dijual di Pasar Induk Gede Bage Kota
Bandung, dan tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh Pemilik Merek Terkenal
apabila terbukti usaha kecil menengah melakukan pelanggaran Merek.
Metode yang gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode pendekatan yuridis normatif, metode yuridis normatif dilakukan dengan meneliti
data sekunder berupa bahan primer yang ditunjang dengan wawancara dengan
Pengusaha Kecil-Menengah di Pasar Induk Gede Bage Kota Bandung dan Direktorat
Jenderal HKI di Kementerian Hukum dan HAM pusat, dengan spesifikasi penelitian
deskriptif analitis yang dilakukan dengan tahap pengumpulan data berupa studi
kepustakaan dan studi lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian, Merek yang digunakan oleh Usaha Kecil
Menengah di Pasar Induk Gede Bage Kota Bandung memiliki persamaan pada
pokoknya dengan barang-barang orisinil milik Merek terkenal baik dilihat dari
persamaan secara visual, persamaan secara bunyi pengucapan dan persamaan secara
konseptual. Sementara tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh pemilik Merek
terkenal apabila terjadi pelanggaran terhadap Mereknya adalah gugatan dan upaya
pidana melalui delik aduan. Tindakan hukum yang paling efektif adalah gugatan
(Perdata). Pada kenyataannya, upaya perlindungan terhadap Merek terkenal belum
maksimal dikarenakan terdapat banyak hambatan, baik dari pihak pengusaha, aparat
penegak hukum, maupun masyarakat.