MODEL PEMBERDAYAAN RUMAH TANGGA MINSKIN (RTM) UNTUK MENUMBUHKAN EKONOMI KREATIF DI KOTA DENPASAR.

MODEL PEMBERDAYAAN RUMAH TANGGA MISKIN (RTM) UNTUK
MENUMBUHKAN EKONOMI KREATIF DI KOTA DENPASAR
Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP., MSi
Ketua Konsentrasi Pengembangan Masyarakat
Prodi Agribisnis FP Unud
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemiskinan merupakan penyebab masalah sosial, masalah sosial yang tidak
tertanggulangi memicu terjadinya berbagai masalah kehidupan manusia. Kemiskinan
merupakan suatu keadaan seseorang yang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai
dengan taraf kehidupan kelompok, dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental
maupun fisiknya dalam kelompok tersebut (Soekanto, 2001:406). Kemiskinan di Denpasar
bagaikan lingkaran setan dimana banyak faktor mempengaruhi. Adapun lingkaran tersebut
digambarkan Nasution (1996:30) sebagai berikut:

Gambar 1. Lingkaran Setan Kemiskinan di Negara Dunia Ketiga

Bila dicemati lebih jauh, paradigma lingkaran setan tersebut cendrung menyalahkan
faktor internal, padahal faktor eksternal ikut menentukan proses pemiskinan suatu bangsa.
Dan ketergantungan yang terjadi persis seperti yang digambarkan oleh Jonathan Swift dalam
Djopari (1997:28) bagaikan kutu memakan kutu yang lebih kecil, dan kutu yang lebih kecil

tersebut memakan kutu yang lebih kecil lagi dan begitu seterusnya tanpa akhir.
Kota Denpasar, masih memiliki beberapa Rumah Tangga Miskin (RTM) yang
memerlukan penanganan yang serius agar dapat “mengeluarkan” mereka dari “lingkaran
setan kemiskinan” seperti yang telah diuraikan pada latar belakang sebelumnya. Program
pelatihan budidaya tanaman metode vertikultur merupakan suatu progam yang bertujuan
untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan berdasarkan pengembangan kemandirian
masyarakat melalui peningkatan kapasitas masyarakat, partisipasi masyarakat dan
kelembagaan dalam penyelenggaraan pembangunan

1

2

Tujuan Penulisan
RTM di Kota Denpasar perlu diberdayakan. Salah satu upaya memberdayakan RTM
di Kota Denpasar adalah dengan pelatihan budidaya tanaman metode vertikultur sebagai
upaya menumbuhkan ekonomi kreatif di Kota Denpasar. Berdasarkan kegiatan pelatihan
yang telah dilaksanakan tersebut, maka tujuan penulisan artikel ini adalah menganalisis
model pemberdayaan bagi RTM melalui pelatihan budidaya tanaman metode vertikultur
sebagai upaya menumbuhkan ekonomi kreatif di Kota Denpasar.

METODOLOGI
Populasi penelitian ini adalah kelompok Rumah Tangga Miskin di Kota Denpasar.
Berdasarkan metode sensus, seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Penelitian
dirancang dengan penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dirancang untuk
mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung),
dan menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu pupulasi.
Tujuan utama dalam menggunakan metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu
keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab
dari suatu gejala tertentu (Sevilla et.al, 1993). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif sebagai tumpuan analisis. Teknik observasi dengan bantuan cecklist
pada akhirnya dapat membangun suatu model pemberdayaan yang efektif untuk RTM di
Kota Denpasar.
PEMBAHASAN
Model pemberdayaan RTM yang dibutuhkan bukan kegiatan yang sifatnya top-down
intervention yang tidak menjunjung tinggi aspirasi dan potensi masyarakat untuk melakukan

kegiatan swadaya. Akan tetapi yang paling dibutuhkan RTM di Kota Denpasar adalah pola
pemberdayaan yang sifatnya bottom-up intervention yang menghargai dan mengakui bahwa
RTM memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhannya, memecahkan permasalahannya, serta
mampu melakukan usaha-usaha produktif dengan prinsip swadaya dan kebersamaan.

Budidaya tanaman metode vertikultur sebagai Program Developmental untuk
menumbuhkan ekonomi kreatif di kalangan RTM. Program ini lahir setelah dilakukan
identifikasi masalah spesifik yang dihadapi RTM di Kota Denpasar. Dari hasil identifikasi
masalah ditemukan bahwa kebanyakan RTM adalah petani/buruh tani sayur skala kecil
dengan karakteristik luas penguasaan tanah yang sempit bahkan tidak sama sekali, tingkat
pendidikan rendah, dan tingkat pendapatan yang rendah.
Anggota RTM kebanyakan adalah ibu rumah tangga, yang banyak memiliki waktu
luang. Bertani di tengah kota dijadikan tema yang dapat menggugah keinginan RTM untuk
berusahatani. Lahan yang sempit, bahkan tidak ada sama sekali di Kota Denpasar menjadi

3

masalah besar dalam pengembangan usaha agribisnis di Kota Denpasar. Namun,
kekhawatiran tersebut melahirkan solusi berupa bertani metode vertikultur. Biasanya
pertanian konvesional memerlukan lahan yang horisontal, namun karena di Denpasar sudah
tidak ada lagi lahan yang bisa digarap, maka ide untuk menanam ke atas (vertikal) menjadi
sebuah solusi bertani di tengah kota. Barang-barang bekas (bekas gelas air mineral, paralon,
kaleng, bambu, seterofom, dll.) dapat digunakan sebagai media tanam tanaman sayur hijau
dan kangkung.
Tanaman juga seperti manusia yang membutuhkan nutrisi (makanan) yang cukup agar

tumbuh dengan baik. Untuk itu, dalam program ini RTM dilatih membuat pupuk organik cair
berupa mikro organisme lokal (MOL). Selain sebagai pupuk yang dapat diberikan langsung
ke tanaman, Mol menjadi dekomposer yang paling baik dalam pembuatan kompos. Bahan
kompos banyak berasal dari sampah-sampah organik buangan rumah tangga maupun pasar
tradisional yang ada di Kota Denpasar. Dengan demikian, isu pelestarian lingkungan seperti
Bali Clean & Green sangat sesuai dengan program ini.

KESIMPULAN
Model pemberdayaan RTM di Kota Denpasar yang paling sesuai dengan karakteristik
RTM adalah Model Program Developmental. Model program ini mengidentifikasi masalahmasalah pokok klien, masyarakat, atau segmen masyarakat. Setelah itu program pendidikan
yang mampu menolong orang, dapat dikembangkan.

Program pendidikan tersebut

menyangkut pengetahuan, keterampilan dan sikap yang merupakan alat pendukung
pemecahan masalah. Ini berarti pengetahuan, keterampilan, dan sikap tersebut diprogramkan.
Kesuksesan program diukur dari keberhasilan sasaran dalam memecahkan masalahnya
sendiri.
Daftar Pustaka
Berlo DK. 1960. The Process of Communication: An Introduction to Theory and Practice.

New York: Holt, Rinehart and Winston Inc.
Djopari J. 1997. Teori-Teori Pembangunan. Jakarta: Yarsif Watampone.
Hanafi A. 1986. Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Surabaya: Usaha Nasional.
Nasution Z. 1996. Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Sevilla, C.G,, J.A. Ochave, T.G. Punsalan, B.P. Regala, dan G.G. Uriarte. 1993. Pengantar
Metode Penelitian. Alimuddin Tuwu, Penerjemah. Jakarta: UI Press.
Soekanto S. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.