Identifikasi Strategi Pemberdayaan Bidang Ekonomi Pada Ibu Rumah Tangga Desa Suka Makmur oleh Pemerintah Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Tahun 2006

(1)

IDENTIFIKASI STRATEGI PEMBERDAYAAN BIDANG EKONOMI PADA IBU RUMAH TANGGA DESA SUKA MAKMUR

OLEH PEMERINTAH KECAMATAN SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE TAHUN 2006

Skripsi

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh gelar Sarjana ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

OLEH MARDALIA

020902005

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrhmanirrahi

Puji Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T, Atas segala detik, nikmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelsaikan penyusuna skripsi ini yang berjudul “Identifikasi Strategi Pemberdayaan Bidang Ekonomi Pada Ibu Rumah Tangga Desa Suka Makmur Oleh Pemerintah Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Tahun 2006” guna sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kelemahan dan kekurangan, tidak akan ada karya yang sempurna, melainkan upaya menuju kesempurnaan tersebut. Begitu juga dengan skripsi ini, karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dari berbagai pihak.

Tentunya dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupnun materil. Oleh karena itu. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Kharuddin, dan Ibunda Rasima, atas segala do’a, jasa dan kasih yang tulus serta kasih sayang yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di tingkat Sarjana (S1).

2. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(3)

3. Bapak Drs. Matias Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial.

4. Bapak Husni Thamrin, S.Sos, M. SP. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, memberikan masukan, petunjuk, motvasi, dorongan serta pengrahan yang berharga kepada penulis. 5. Kepada seluruh Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah banyak

membantu, mendidik, memberikan ilmu selama di perkuliahan penulis, serta kepada staf Adminitrasi yang memberikan kemudahan kepada penulis.

6. Kepada Drs. Darmili, selaku Bupati Kabupaten Simeulue yang telah banyak memberikan dorongan, motivasi bantuan baik moril maupun materil kepada penulis.

7. Kepada abangku, dan adek yang memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis.

8. Kepada sahabat-sahabatku, Mardhiyah, Icha, Icut, Noni, Linda, makasi ya atas bantuannya aku tidak akan pernah melupakan kalian biarpun kita berjauhan. 9. Buat teman-temanku stambuk ’02, yang telah membantu memberikan bantuan

baik moril maupun materil kepada penulis.

10.Buat keluarga besarku yang ada di Simeulue yang selalu memberikan dorongan kepada penulis.


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL MARDALIA

020902005

ABSTRAKSI

Identifikasi Strategi Pemberdayaan Bidang Ekonomi Pada Ibu Rumah Tangga Desa Suka Makmur oleh Pemerintah Kecamatan Simeulue Timur

Kabupaten Simeulue Tahun 2006

Upaya Pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi kepada masyarakat di Desa Suka Makmur Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue dilaksanakan oleh Dinas Koperasi UKM dan Penanaman Modal, Dinas Kelautan dan Perikanan dan Dinas Peternakan Kabupaten Simeulue. Adapun program pemberdayaan yang dilakukan Pemerintah Simeulue melalui koperasi UKM dan penanaman modal, program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) melalui penyaluran bantuan dana produktif, program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak dan program peningkatan produksi hasil peternakan. Dimana tujuan pemberdayaan program ini dapat membantu dalam peningkatan ekonomi usaha mereka.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang upaya Pemerintah Simeulue dalam pemberdayaan ekonomi yang dilakukan terhadap masyarakat di Desa Suka Makmur, Kecamatan Simeulue Timur, kabupaten Simeulue. Dalam menganalisa penelitian ini tidak terlepas dari teori pemberdayaan masyarakat. Lokasi penelitian ini adalah Desa Suka Makmur, Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara mendalam (depth interviu), observasi (pengamatan), dan studi kepustakaan. Data data yang diperoleh baik dari data primer maupun data skunder dari lapangan di jelaskan secara deskriptif.

Hasil penelitian ini menguraikan bahwa upaya pemberdayaan ekonomi yang dilakukan Pemerintah Simeulue terhadap masyarakat di Desa Suka Makmur belum maksimal. Hal ini terlihat dari pengakuan masyarakat di Desa Suka Makmur sebagai informasi, mereka mengatakan bahwa pemberdayaan yang dilakukan kepada masyarakat hanya dalam bentuk bantuan modal usaha, sedangkan kegiatan melalui pendekatan pendidikan seperti: kegiatan Life Skill, pembinaan masih sangat kurang. Dengan demikian, program pemberdayaan yang dilakukan Pemerintah terhadap masyarakat sudah dapat membantu untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ABSTAKSI

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1.2.Perumusan Masalah

1.3.Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1.Tujuan Penelitian 1.3.2. Manfaat Penelitian 1.4.Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Identifikasi

2.2. Strategi

2.3. Pemberdayaan Bidang Ekonomi 2.3.1. Pemberdayaan

2.3.2. Indikator Pemberdayaan 2.3.3. Strategi Pemberdayaan 2.3.4. Tahap-tahap Pemberdayaan 2.4. Pengertian Ekonomi

2.5. Pengertian Desa

2.5.1. Masyarakat Desa 2.5.2. Ibu Rumah Tangga 2.6. Kerangka Pemikiran


(6)

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian 3.2. Lokasi Penelitian 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi 3.3.2. Sampel 3.4. Subjek Penelitian

3.5. Teknik Pengumpulan Data 3.6. Teknik Analisa Data

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Suka Makmur

4.1.1. Letak Geografis Desa Suka Makmur 4.2. Tata Penggunaan Lahan

4.3. Gambaran Umum Penduduk Desa Suka Makmur 4.3.1. Komposisi penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 4.3.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian 4.3.3. Sarana Pendidikan

4.3.4. Sarana Transportasi 4.3.5. Sarana Komunikasi 4.3.6. Jaringan Air Bersih 4.3.7. Pembelian Kebutuhan 4.3.8. Kehutanan

4.3.9. Pertambangan 4.3.10. Pemukiman 4.3.11. Peternakan 4.3.12. Perikanan

4.4. Sarana, Kebijakan Operasional, Program dan Kegiatan- kegiatan yang Tingkat Kinerjanaya Ingin di Capai

4.5. Program Pelaksanaan Pemberdayaan Ekonomi Desa Suka Makmur


(7)

BAB V ANALISIS DATA

5.1. Karakteristik Umum Responden

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan 6.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL MARDALIA

020902005

ABSTRAKSI

Identifikasi Strategi Pemberdayaan Bidang Ekonomi Pada Ibu Rumah Tangga Desa Suka Makmur oleh Pemerintah Kecamatan Simeulue Timur

Kabupaten Simeulue Tahun 2006

Upaya Pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi kepada masyarakat di Desa Suka Makmur Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue dilaksanakan oleh Dinas Koperasi UKM dan Penanaman Modal, Dinas Kelautan dan Perikanan dan Dinas Peternakan Kabupaten Simeulue. Adapun program pemberdayaan yang dilakukan Pemerintah Simeulue melalui koperasi UKM dan penanaman modal, program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) melalui penyaluran bantuan dana produktif, program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak dan program peningkatan produksi hasil peternakan. Dimana tujuan pemberdayaan program ini dapat membantu dalam peningkatan ekonomi usaha mereka.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang upaya Pemerintah Simeulue dalam pemberdayaan ekonomi yang dilakukan terhadap masyarakat di Desa Suka Makmur, Kecamatan Simeulue Timur, kabupaten Simeulue. Dalam menganalisa penelitian ini tidak terlepas dari teori pemberdayaan masyarakat. Lokasi penelitian ini adalah Desa Suka Makmur, Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara mendalam (depth interviu), observasi (pengamatan), dan studi kepustakaan. Data data yang diperoleh baik dari data primer maupun data skunder dari lapangan di jelaskan secara deskriptif.

Hasil penelitian ini menguraikan bahwa upaya pemberdayaan ekonomi yang dilakukan Pemerintah Simeulue terhadap masyarakat di Desa Suka Makmur belum maksimal. Hal ini terlihat dari pengakuan masyarakat di Desa Suka Makmur sebagai informasi, mereka mengatakan bahwa pemberdayaan yang dilakukan kepada masyarakat hanya dalam bentuk bantuan modal usaha, sedangkan kegiatan melalui pendekatan pendidikan seperti: kegiatan Life Skill, pembinaan masih sangat kurang. Dengan demikian, program pemberdayaan yang dilakukan Pemerintah terhadap masyarakat sudah dapat membantu untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.


(9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Upaya pembangunan nasional yang selama ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ternyata belum dapat memberikan manfaat yang setara bagi perempuan dan laki-laki. Bahkan belum efektif memperkecil kesenjangan yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa hak-hak perempuan untuk memperoleh manfaat secara optimal belum terpenuhi sehingga pembangunan nasional belum mencapai hasil yang optimal.

Di Indonesia upaya untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dituangkan dalam kebijakan nasional sebagaimana ditetapkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999, UU No.25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional – PROPENAS 2000-2004 dan dipertegas dalam Instruksi Presiden No.9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam pembangunan nasional, sebagai salah satu strategi untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender (Muthaliin, http:www. duniesai. com 2004).

Penduduk Indonesia yang jumlahnya 49,9% (102,847.415) dari total (206.264.595) penduduk Indonesia (Sensus Penduduk 2000) merupakan sumber pembangunan yang cukup besar. Kurang berperannya kaum perempuan akan memperlambat proses pembangunan atau bahkan perempuan dapat menjadi beban bagi pembangunan itu sendiri. Aspek penting indeks pembangunan manusia terhadap kondisi dan posisi perempuan dapat dilihat dari bidang ekonomi.

Di bidang ekonomi, secara umum partisipasi perempuan masih rendah, kemampuan perempuan memperoleh peluang kerja dan berusaha masih rendah,


(10)

demikian juga dengan akses terhadap sumber daya ekonomi. Hal ini ditunjukkan oleh masih rendahnya peluang yang dimiliki perempuan untuk bekerja dan berusaha serta rendahnya akses mereka terhadap sumber daya ekonomi, seperti toknologi informasi, pasar, kredit dan modal kerja. Meskipun penghasilan perempuan pekerja memberikan kontribusi yang cukup signifikasi terhadap penghasilan dan kesejahteraan perempuan, namun perempuan masih dianggap sebagai pencari nafkah tambahan dan hanya berstatus sebagai pekerja keluarga

(parawansa, http://

Di Desa Suka Makmur Kecamatan Simeulue Timur, pemberdayaan ibu rumah tangga dilihat dari faktor bidang ekonomi perlu menjadi perhatian. Dari segi ekonomi, terlihat bahwa pendapatan keluarga masih jauh dari mapan sehingga pemenuhan kebutuhan keluarga sering menjadi kendala dalam rumah tangga. Karena sebagian besar ibu rumah tangga tidak memiliki usaha atau kalaupun memiliki, maka mereka akan menghadapi kendala dalam hal modal, tanah, sumber daya manusia dan distribusi (baik pada pasar input maupun pada pasar output atau pasar barang). Oleh karena itu dalam rangka pemberdayaan dibidang ekonomi pada ibu rumah tangga dari sisi surplus usaha, maka perlu ditangani secara komprehensif. Penanganan kendala modal, kendala distribusi dan kendala tanah tidak seluruhnya dapat dilakukan melalui pendekatan ekonomi semata.

Salah satu program pemberdayaan menjadi peluang untuk ibu rumah tangga agar dapat menjadi lebih baik. Agar perekonomian ibu rumah tangga lebih produktif dengan memanfaatkan peluang sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas kehidupan mereka.


(11)

Beberapa tujuan program pemerdayaan ekonomi meliputi antara lain:

1. Meningkatkan produktifitas pada anggota masyarakat, sehingga menimbulkan peningkatan produksi pendapatan .

2. Mempercepat terjadinya proses pemerataan hasil pembangunan mengurangi kesenjangan dalam bidang pemeliharaan dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

3. Meningkatkan peran serta sektor ekonomi secara bergotong royong bersama-sama pemerintah.

Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik melakukan penelitian terhadap Identifikasi Strategi Pemerdayaan Bidang Ekonomi Pada Ibu Rumah Tangga Desa Suka Makmur Oleh Pemerintan Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Tahun 2006.

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting untuk membatasi masalah yang teliti. Masalah adalah bagian pokok kegiatan penilitian (Arikunto, 2003: 47).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mencoba perumuskan masalah yang menjadi dasar penelitian dalam menyusun skripsi yaitu “ Bagaimana Identifikasi Strategi Pemberdayaan Bidang Ekonomi pada Ibu Rumah Tangga Desa Suka Makmur Oleh Pemerintan Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Tahun 2006 ?”


(12)

1.3 Tujuan penelitian dan manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemberdayaan bidang ekonomi pada ibu rumah tangga Desa Suka Makmur oleh Pemerintan Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Tahun 2006.

b. Untuk mengetahui identifikasi strategi pemberdayaan bidang ekonomi pada ibu rumah tangga Desa Suka Makmur yang diterapkan oleh Pemerintah dalam desa yang menjadi objek penelitian.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan memperkaya khasanah penelitian, khususnya Ilmu Kesejahteraan Sosial mengenai pemberdayaan dibidang ekonomi pada ibu rumah tangga.

b. Secara teoritis, menambah dan memperdalam serta melatih diri dan mengembangkan pemahaman penulis terkait dengan penulisan ilmiah dengan menerapkan apa yang sudah diperoleh selama dalam bangku perkuliahan.

c. Secara praktis, sebagai bahan masukan bagi masyarakat Desa Suka Makmur Simeulue Timur mengenai pentingnya pemberdayaan perempuan dalam pembangunan.


(13)

1.4. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, peneliti mengangkat masalah ini karena peneliti tertarik melihat bagaimana masalah yang dihadapi perempuan dalam pembangunan pemberdayaan dibidang ekonomi pada ibu rumah tangga Desa Suka Makmur.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek penelitian yang akan diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, sumber informasi data, serta teknik dan analisa data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang deskripsi Desa Suka Makmur Simeuleu Timur dimana penulis melakukan penelitian

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang analisa data yang digunakan dalam penelitian.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang dilakukan.


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Identifikasi

Identifikasi menurut Hawadi (2002: 107) adalah suatu prosedur yang dipilih dan yang cocok dengan ciri-ciri yang akan dicari dan selaras dengan program yang mau dikembangkan. Hansen dan Linden (2002: 107) menyatakan bahwa dalam identifikasi, maka proses identifikasi yang dipilih haruslah berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Prosedur identifikasi haruslah berdasarkan hal-hal dan tujuan program yang bisa dipertahankan.

Prinsip identifikasi meliputi hal-hal sebagai berikut:

(1) Metode identifikasi haruslah dipilih konsisten dengan defenisi. (2) Prosedur identifikasi haruslah bervariasi

(3) Prosedur untuk identifikasi harus baku dan konsisten.

(4) Jika ada keterbatasan dalam lingkungan, maka kita harus mempertimbangkan apa yang dapat dilakukan dalam lingkungan tertentu (Hawadi, 2002: 108).

Menurut Hawadi (2002: 110) proses identifikasi ada dua, yakni pertama, tahap penjaringan dan tahap identifikasi serta studi kasus. Pada tahap penjaringan digunakan metode yang majemuk seperti melakukan tes. Pada tahap kedua, yang juga disebut dengan tahap identifikasi melibatkan pengetesan individu. Dalam hal ini tahapan terhadap proses identifikasi adalah 1) tahap penjaringan, 2) tahap seleksi untuk identifikasi akhir.


(15)

2.2. Strategi

Ditinjau dari asal-usul katanya, istilah strategi berasal dari kata Yunani strategia (stratos = militer dan ag= memimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi sang jenderal (Tjiptono 2000: 1).

Secara luas strategi dapat diartikan sebagai seni (art) menggunakan semua kekuatan untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan (Daoed Yoesoef, 2006). Menurut Andrew (2005), strategi adalah pola keputusan yang menentukan dan mengungkapkan sadaran, maksud atau tujuan dan menghasilkan suatu kebijakan serta merencanakan untuk pencapaian tujuan serta memperinci apa yang ingin dicapai.

Strategi merupakan suatu proses yang dalam banyak hal tidak dapat dipisahkan dari struktur, tingkah laku dan kebudayaan dimana ditempat terjadinya proses tersebut. Namun demikian, dari proses tersebut kita dapat memisahkan dua aspek penting yang saling berhubungan erat dalam kehidupan nyata, tetapi dapat dipisah untuk tujuan analisis. Yang pertama adalah perumusan (formulasi) dan yang kedua adalah pelaksanaan (implementasi).

Menurut Andrew (2005:19) strategi adalah pola keputusan untuk menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan suatu kebijakan dan merencanakan sesuatu untuk pencapaian tujuan-tujuan yang mau dicapai serta membuat rincian apa yang diinginkan.

Strategi tidak dapat dipisahkan dari struktur, tingkah laku dan kebudayaan di tempat terjadinya proses tersebut. Namun demikian, proses yang ada memiliki dua aspek penting yang saling berhubungan satu sama lain. Aspek tersebut


(16)

diperlukan untuk tujuan analisis. Aspek yang dimaksud adalah perumusan (formulation), dan pelaksanaan (implementation) (Andrew, 2005: 25).

Tahapan demi terwujudnya suatu strategi adalah sebagai berikut: a. Tahap perumusan.

Tahap pertama diartikan sebagai keseluruhan keputusan-keputusan kondisional yang menetapkan tindakan-tindakan yang harus dijalankan guna menghadapi setiap keadaan yang mungkin terjadi di masa depan. b. Tahap pemutusan.

Tahap ini mencakup pengambilan keputusan terkait dengan semua potensi yang dimiliki.

c. Tahap pelaksanaan.

Tahapan ini mencakup pelaksanaan strategi yang ada dengan menggunakan semua kemampuan yang dimiliki untuk pencapaian tujuan. d. Tahap penilaian.

Pada tahapan ini dilakukan penelitian atas apa yang sudah dilakukan

pada tahap-tahap selanjutnya

2006).

Strategi diperlukan demi untuk pencapaian tujuan dalam melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan. Strategi identifikasi pemberdayaan ibu rumah tangga diperlukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi masalah-masalah atau kendala-kendala yang dihadapi sehingga dapat ditemukan cara penyelesaiannya dengan menggunakan strategi tertentu. Strategi ini diperlukan demi pencapaian tujuan yang ingin dicapai secara efisien dan efektif.


(17)

2.3. Pemberdayaan Bidang Ekonomi

Pemberdayaan dalam bidang ekonomi pada ibu rumah tangga merupakan salah satu fenomena yang dapat meningkatnya suatu pendapatan masyarakat lemah yang khususnya pada kaum perempuan. Pendapatan ibu rumah tangga pada umumnya berasal dari dua anasir, yaitu dari upah gaji dan dari surplus usaha. Dari anasir upah atau gaji, pada umumnya ibu rumah tangga yang tunadaya hanya menerima upah atau gaji rendah. Rendahnya gaji atau upah yang diterima ibu rumah tangga tunadaya ini disebabkan karena mereka pada umumnya memiliki keterampilan yang terbatas dan sikap mental yang buruk. Rendahnya keterampilan ibu ramah tangga disebabkan karena akses atau kesempatan untuk mendapatkan pelayanan pendidikannya pada umumnya buruk. Oleh sebab itu, pemberdayaan ekonomi yang cukup realistis untuk kaum perempuan.

2.3.1. Pemberdayaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemberdayaan adalah suatu proses untuk berdaya, memiliki kekuatan, kemampuan dan tenaga untuk menguasai sesuatu. Pemberdayaan merupakan suatu usaha yang ditujukan untuk mensejahterakan masing-masing individu.

Dalam GBHN 1999-2004, menetapkan dua arah kebijakan pemberdayaan perempuan yakni pertama meningkatkan kedudukan dan peranan perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui kebijakan nasional yang diemban oleh lembaga yang mampu memperjuangkan terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender. Kedua, meningkatkan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan dengan tetap mempertahankan nilai persatuan dan


(18)

kesatuan, nilai historis perjuangan perempuan dalam melanjutkan usaha pemberdayaan perempuan serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat (Muthali’in, http://www.duniaesai.com 2004).

Alasan perlunya pemberdayaan perempuan, yakni:

1. Dalam agama, secara jelas dinyatakan bahwa tidak ada diskriminasi antara laki-laki dan perempuan.

2. Secara psikologis, jiwa perempuan lebih peka dan sensitif ketimbang laki-laki, baik terhadap sesuatu yang baru maupun terhadap berbagai perubahan. 3. Jiwa keibuan sangat identik dengan kemampuan dan kerelaan mendidik, dan

pendidikan adalah kunci sebuah perubahan sikap.

4. Kesabaran dan keprihatinan yang dimiliki seorang perempuan jauh lebih tinggi daripada laki-laki.

5. Secara sosiologis, dipahami bahwa ibu atau perempuan adalah orang yang mengerti kondisi dan kebutuhan keluarganya (Harahap, http:www.p2kp, 2007).

Pemberdayaan wanita perlu dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan kemampuan wanita nelayan dalam manajemen usaha teknologi

tepat guna guna memfasilitasi wanita nelayan mengembangkan usaha.

2. Meningkatkan akses wanita nelayan terhadap sumber daya, modal, pasar dan teknologi.

3. Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian wanita nelayan terhadap kesehatan keluarga dan sanitasi lingkungan.

4. Meningkatkan peranan wanita nelayan sebagai salah satu pengambil keputusan dalam usaha perikanan.


(19)

5. Meningkatkan kualitas peran dan kemandirian kelembagaan wanita nelayan dengan tetap memperhatikan kelestarian sumber daya alam di kawasan perikanan.

6. Meningkatkan kesejahteraan wanita dan keluarga nelayan (Soenarko, http:// tumootu, net, 2007).

2.3.2. Indikator Pemberdayaan

Pemberdayaan mencakup dua (2) dimensi yang meliputi kompetensi kerakyatan, kemampuan sosiopolitik dan kompetensi partisipatif. Dimensi tersebut meruukan pada:

a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individu yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar.

b. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan diri dan orang lain.

2.3.3. Strategi Pemberdayaan

Proses pemberdayaan pada umumnya dilakukan secara kolektif, tidak ada literatur yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu lawan satu antara pekerja sosial dengan klien dalam setting pertolongan. Meskipun pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri berkemampuan diri.

Pemberdayaan merupakan suatu konsep yang telah melekat agar rakyat berkemampuan sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan. Melalui peran


(20)

tersebut diharapkan muncul kesadaran dari perorangan dan kelompok-kelompok lain dalam masyarakat untuk meneladaninya. Pemberdayaan sebagi upaya untuk menggerakan roda ekonomi. Konsep pemberdayaan merupakan salah satu upaya yang di lakukan dalam mewujudkan pembangunan masyarakat yang menekankan pada unsur manusia sebagai subjek pembangunan. Pemberdayaan merupakan jawaban atas realita ketidakberdayaan (disempowerment).

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberdayaan mempunyai beberapa aspek yaitu:

1. Dapat memberikan kemampuan secara dasar sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan, dalam memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi kelompok-kelompok masyarakat.

2. Karena adanya upaya pembangunan yang akan memberikan suatu kapasitas dan dapat menggerakan berlangsungnya roda perekonomian. 3. Dengan adanya upaya pemberdayaan dapat mewujudkan pembangunan

masyarakat yang menekankan pada unsur manusia sebagai subjek pembangunan.

4. Dengan adanya proses perubahan sosial, maka dapat memberikan pengaruh yang lebih besar memungkinkan orang-orang baik secara lokal maupun nasional.

5. Dengan adanya pemberdayaan maka dapat memberi kekuatan kepada masyarakat lemah.


(21)

2.3.4. Tahap-tahap pemberdayaan

Ada beberapa tahap pemberdayaan yang menerapkan tidak selalu linier dan kalau melainkan lebih fleksibel. Fase kegiatan ini meliputi:

1. Persiapan.

2. Pengembangan kontak dengan klien. 3. Pengumpulan data.

4. Perencanaan dan analisis.

5. Bekarja dengan kelompok komunitas.

6. Penyadaran diri bersama untuk perubahan yang ingin dicapai. 7. Monitoring dan evaluasi.

8. Kesepakatan bersama.

2.4. Pengertian Ekonomi

Istilah ekonomi berasal dari bahasa yunani yaitu “oikos” yang artinya rumah tangga, “nomos” artinya mengatur. Jadi secara harfiah ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Ini adalah pengertian yang paling sederhana

(Fran, 2002).

Menurut istilah dalam Kamus Bahasa Indonesia, ekonomi berarti segala sesuatu tentang azas-azas produksi, distribusi dan pemakain barang-barang serta kekayaan seperti perdagangan, keuangan, prindustrian dan sebagainya (KKBI,2002:379).

Namun seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat, maka pengertian ekonomo juga sudah lebih luas. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi dapat dikatakan bahwa


(22)

ekonomi bertalian dengan proses pemenuhan keperluan hidup manusia sehari-hari.

2.5. Pengertian Desa

Kata desa berasal dari bahasa sansekerta yakni desa, dusun yang berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal atau tanah leluhur yang merujuk pada suatu kesatuan hidup, dengan kesatuan norma serta memiliki batas yang jelas.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (1993:200), disebut bahwa desa adalah: 1. Kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan kampung, atau

dusun.

2. Udik atau dusun (dalam arti daerah pedalaman sebagai lawan kota). 3. Tempat, tanah dan daerah.

Inayahullah (Ibrahim 2003:182) mengemukakan bahwa desa suatu kesatuan hukum, dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa dan mengadakan pemerintahan sendiri, desa terjadi bukan hanya dari satu tempat kediaman masyarakat saja

Roucek (Ibrahim, 2003:182) mendefinisikan desa sebagai bentuk yang diteruskan antara penduduknya dengan lembaga mereka diwilayah setempat dimana mereka tinggal, yaitu diladang-ladang, berserak dan dikampung biasanya menjadi pusut segala aktivitaas mereka bersama.

Menurut pasal 1 UU No.5 tahun 1995, desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat, termasuk didalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi


(23)

pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Masyarakat di daerah pedesaan berhubungan satu sama lain dengan kunjung mengunjungi, pinjam meminjam alat-alat perlengkapan, bertukar saja, tolong menolong atau ikut serta dalam aktivitas-aktivitas sosial. Dalam pengertian yang sama desa didefinisikan sebagai satu daerah hukum yang ada sejak beberapa turunan dan mempunyai ikatan sosial yang hidup serta tinggal menetap disuatu daerah tertentu dengan adat-istiadat yang dijadikan landasan hukum dan mempunyai seorang pimpinan formil yaitu kepada desa (Poernomo,2004:28).

Dipandang dari sudut statistik, pedesaan adalah tempat-tempat dengan jumlah penduduk kurang dari 2.500 orang, kecuali bila disebut lainnya. Dipandang dari kajian psikologis, pedesaan adalah daerah-daearh dimana pergaulannya ditandai oleh derajat intensitas yang tinggi, sedangkan kota adalah tempat-tempat dimana hubungan sesama individu sangat impersonal (longgar bersikap acuh).

Dari pengertian di atas dapat dilihat beberapa hal yang terkait dengan desa yakni adanya kehidupan bersama, ada wilayah, ada pemerintah, juga memiliki budaya yang khas dengan basis utama ekonomi adalah pertanian. Pada umum ini belum secara khusus mampu menjelaskan tentang desa dengan lebih rinci, apabila dengan menjelaskan jenis desa. Sebagai masyarakat terbuka tentunya desa-desa tidak dapat begitu saja diuraikan tanpa melihat sejarah pembentukkannya.


(24)

2.5.1. Masyarakat Desa

Masyarakat merupakan hasil dari suatu periode perubahan budaya dan akumulasi budaya. Jadi masyarakat bukan sekedar jumlah penduduk saja melainkan sebagai suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar mereka suatu menampilkan suatu realita tertentu yang mempunyai ciri-ciri tersendiri, dimana dari hubungan antar mereka ini terbentuk suatu kumpulan manusia yang kemudian menghasilkan suatu kebudayaan.

Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang hidup bersama-sama dan menghasilkan kebudayaan atau disebut juga sekelompok orang yang mempunyai kebudayaan yang sama atau setidaknya mempunyai sebuah kebudayaan bersama yang dapat dibedakan dari apa yang dimiliki oleh sekelompok lainnya dan yang tinggal di suatu daerah wilayah tertentu mempunyai perasaan akan adanya persatuan di antara anggota-anggota dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan yang berbeda dari yang lainnya. (Wisadirana, 2004: 2)

2.5.2. Ibu Rumah Tangga

Kata keluarga berasal dari bahasa Sansekerta yakni kula yang berarti famili dan warga yang berarti anggota. Jadi, keluarga adalah anggota famili yang dalam hal ini terdiri dari ibu (isteri), bapak (suami) dan anak. Dalam sebuah rumah tangga, biasanya ada peran-peran yang diletakkan pada anggotanya. Seperti seorang suami berperan sebagai kepala rumah tangga, sedangkan isteri berperan sebagai ibu rumah tangga. (Munti, 1999: 4).

Seorang ibu, sebagai bagian dari keluarga, mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam upaya menciptakan keluarga yang sehat dan


(25)

sejahtera serta harmonis dalam kehidupan suatu keluarga. Tanpa mengesampingkan fungsi dan peranan anggota keluarga yang lainnya, seorang ibu dengan sifat-sifat kelembutan dan kesabarannya serta ketersediaan waktu yang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan seorang ayah, menjadikannya lebih mempunyai peranan yang mewarnai terbentuknya fungsi-fungsi keluarga. Fungsi-fungsi keluarga dimaksud, adalah yang menyangkut Fungsi-fungsi keagamaan, Fungsi-fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosial dan pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi pemeliharaan lingkungan yang keseluruhan fungsi fungsi dimaksud erat kaitannya dan berhubungan dengan masyarakat, bangsa dan negara.

Perempuan sebagai sumber daya manusia, mempunyai beragam fungsi. Fungsi pertama kaum perempuan adalah sebagai ibu dan istri dalam rumah tangga atau sering disebut sebagai ibu rumah tangga. Sebagai ibu rumah tangga ia menduduki posisi yang sangat menentukan suasana kehidupan keluarga yang merupakan unit terkecil dari pada masyarakat. Kesejahteraan suatu masyarakat bahkan kesejahteraan suatu bangsa berbanding lurus dengan kesejahteraan unit terkecilnya. Kesejahteraan keluarga antara lain tergantung pada kemauan dan kemampuan kaum perempuan dalam berperan sesuai fungsinya sebagai ibu rumah tangga. Dengan demikian, ibu rumah tangga merupakan suatu profesi yang amat menentukan bahkan merupakan motor penggerak kesejahteraan keluarga.

Fungsi lainnya dari kaum perempuan Indonesia adalah sebagai sumber potensi bangsa, apalagi bila di lihat dari segi jumlahnya. Jika kuantitas dan kualitas produktifitasnya dapat dikembangkan, niscaya pada gilirannya akan dapat berperan untuk lebih memacu laju pembangunan nasional.


(26)

Di samping itu, kaum perempuan juga berfungsi sebagai sumber tenaga kerja. Dengan fungsi ini kaum perempuan dapat berbuat banyak hal tanpa meninggalkan norma agama dan norma budaya Indonesia. Dalam hubungan dengan ini kadar profesionalisme pada akhirnya akan merupakan taruhan terakhir. Perempuan yang juga merupakan salah satu tugas pokok bangsa adalah mendorong semakin meningkatnya peranan perempuan dalam keserasian dan keselarasan antar fungsi-fungsinya. Kita menginginkan kaum perempuan tidak hanya sebagai ibu rumah tangga yang dapat bekerja dengan baik, serta sebagai sumber potensi bangsa dan sumber tenaga kerja yang baik, tetapi yang kita inginkan dari kaum perempuan Indonesia adalah menjadikannya mandiri dan manunggal dengan kaum laki-laki, bahu membahu meneruskan perjuangan dalam bentuk pengabdian nyata dengan mengisi kemerdekaan ini dengan pembangunan. Dalam kemandirian dan kemanunggalan itu kaum perempuan perlu senantiasa memelihara keserasian dan keselarasan fungsi-fungsinya.

Dengan memberatkan fungsi sebagai ibu rumah tangga, membawa akibat tertinggalnya kaum perempuan dalam berbagai aspek yang semestinya ia bisa peroleh sebagai anggota masyarakat atau sebagai warga negara yang mempunyai kedudukan, martabat, hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Sebaliknya lebih memberatkan fungsi-fungsi lainnya, membawa akibat ketidak sejahteraan keluarga dengan segala dampaknya: seperti tumbuh dan berkembangnya berbagai masalah kesejahteraan anak dan keluarga.

Wanita seperti yang dikatakan Ki Hadjar Dewantoro bahwa wanita itu dalam pergandaan menurut kodrati dinamakan “pemangku keturunan”. Seperti


(27)

halnya dengan suami, wanita mempunyai kedudukan yang sama (tinggi) nilainya sama-sama kawulo atau abdi yang mempunyai kedudukan sebagai warga negara.

Seorang wanita adalah pemerlihara rumah tangga, dan juga sebagai pengasuhan terhadap anak-anaknya mulai bayi itu dikandungnya sampai usia dewasa, bahkan sampai pada waktu kawinnya, sampai beranak cucu dan tak kunjung habisnya. Ibu dalam rumah tangga memegang peranan yang penting terutama dalam rangka membimbing dan mendidik anak-anak.

Tugas pokok wanita sebagai ibu adalah pemelihara rumah tangga, pengatur, berusaha dengan sepenuh hati agar keluarga sebagai sendi masyarakat akan berdiri tegak, megah, aman tenteram dan sejahtera, hidup berdampingan dengan dan di dalam masyarakat yang ramai. Sebagai ibu, ia menciptakan suasana persahabatan, kekeluargaaan dengan keluarga-keluarga lain dalam lingkungan dimana ia hidup.

2.6. Kerangka Pemikiran

Peneliti menyusun kerangka pemikiran dalam melakukan penelitian sebagai suatu landasan yang menunjukan dari sudut mana masalah diteliti dan untuk mendukung pemecahan masalah yang ada secara sistematis.

Belakangan ini, nilai-nilai budaya dan ajaran agama mengenai pembagian peran ibu rumah tangga dipertanyakan kembali, karena ada pergeseran-pergeseran peran yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Berdasarkan data-data yang ada, perempuan di dalam masyarakat tertentu telah berperan sebagai kepala rumah tangga.


(28)

Peran ganda wanita adalah suatu realitas keinginan namun kesempatan dalam kehidupan sehari-hari tampaknya masih memendam masalah yang dalam wacana atau konteks formal tidak terungkap, namun kalau diamati dalam hubungan informa faktor yang kurang menguntungkan masih sering muncul kepermukaan. Faktor kurang menguntungkan yang dimaksud dalam hal ini adalah persepsi suami dan lingkungan sosial yang kurang mendukung peningkatan peran wanita khususnya di sektor publik (Jurnal Penelitian Sosial, 2003: 20).

Penelitian mengenai strategi kehidupan perempuan sebagai kepala rumah tangga, menunjukkan ada bermacam-macam penyebab perempuan menjadi kepala rumah tangga. Diantaranya adalah faktor perceraian, sehingga perempuan harus menanggung biaya hidupnya sendiri atau bersama anaknya, atau perempuan tersebut merantau tanpa suami, atau perempuan itu ditinggal merantau oleh suaminya dan berumah tangga sendiri. Hal ini berlaku pula untuk rumah tangga dengan kehadiran suami, namun dikarenakan lemah secara fisik atau mental, sehingga tidak mampu mengelola rumah tangga.

Sebagai seorang kepala rumah tangga, kaum perempuan tersebut melakukan berbagai cara untuk mempertahankan hidup keluarganya. Bagi perempuan muda yang masih harus menanggung anak balita atau jumlah anak yang biasanya banyak, misalnya, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menitipkan anaknya pada orang tuanya atau kerabat lainnya yang lebih berada. Hal ini terpaksa dilakukan, karena mereka sendiri masih harus mencari nafkah, dan jenis pekerjaan yang digelutinya tidak mungkin dilakukan sambil mengasuh anak. Kemungkinan lain adalah, karena nafkah yang diperolehnya kurang atau tidak mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Sementara itu, bagi perempuan


(29)

kepala rumah tangga yang tua, biasanya di samping harus mencari nafkah, ia juga melakukan pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, mencuci, menyapu, mengepel, berbelanja dan sebagainya. Pekerjaan rumah tangga ini banyak menyita waktu, terutama kalau mereka tidak memperoleh bantuan dari anak, kerabat atau seorang pembantu. Tanggung jawab mengurus rumah tangga ini harus tetap ia lakukan, karena norma yang berlaku menetapkan perempuan untuk melakukan hal tersebut.

Pada dasarnya tujuan peningkatan peran wanita ada dua, yakni tujuan umum yang mencakup peningkatan kedudukan dan peranan sebagai mitra sejajar pria dalam pembangunan bidan kesejahteraan sosial, meningkatkan kesejahteraan sosial wanita dan keluarga, mengaktifkan organisasi wanita dan penghasilan wanita. Sedangkan tujuan khusus mencakup peningkatan jumlah, mutu, dan penyebaran pemimpin wanita yang mampu melaksanakan usaha kesejahteraan sosial, serta meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap wanita dalam bidang usaha ekonomis produktif sebagai upaya mencegah urbanisasi dari desa ke kota ( Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 2003: 35). Masalah lainnya adalah terkait dengan aspek-aspek perbedaan gender. Konstruksi sosial perbedaan peran gender telah memberikan pengertian yang mendasar bagi laki-lak dan perempuan. Ternyata dalam proses kehidupan bermasyarakat, telah terjadi ketimpangan dan ketidakadilan gender.

1. Ketidakadilan gender dalam hubungan kerja. Perempuan dan laki-laki sama-sama mempunyai peran dalam produksi benda atau jasa, di sektor publik dari tingkat lingkungan sampai pemerintahan. Tetapi tugas –tugas


(30)

yang berhubungan dengan fungsi reproduksi masyarakat, pekerjaan-pekerjaan domestik hampir selalu menjadi tanggungjawab perempuan. 2. Ketidakadilan gender dalam hubungan dengan sumber alam dan

manfaatnya. Perbedaan gender sangat mencolok. Pemakaian sumber alam dan manfaat serta pengawasannya diterapkan menurut istilah gender yang telah terkonstruksi secara sosial. Dalam beberapa masyarakat, perempuan tidak boleh memiliki tanah.

3. Ketidakadilan gender dalam kaitannya dengan hak azasi. Dalam pembicaraan hak azasi, tidak otomatis hak azasi perempuan termasuk di dalamnya. Kenyataan ini membuktikan bahwa perempuan tidak mempunyai hak pribadi, meskipun untuk menentukan hak reproduksinya sendiri.

4. Ketidakadilan gender dalam kaitannya dengan kebudayaan dan agama. Perempuan mengalami diskriminasi di segala lingkungan. Pelaksanaan dan praktek beragama maupun kebudayaan merupakan sumber ketidakadilan gender dan diskriminasi hak azasi perempuan (Murniati, 2004 : 98).


(31)

Untuk lebih memperjelas kerangka pemikiran, maka dapat digambarkan pada bagan dibawah ini:

2.7. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional - Defenisi konsep

Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak secara kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial

(singarimbun, 1989: 33).

Untuk menfokuskan penilitian ini penulis memberikan batasan konsep yang diangkat dalam penelitian ini yaitu:

1. Identifikasi strategi adalah suatu proses pemahaman masyarakat terhadap apa yang mau dicapai.

2. Pemberdayaan adalah menjadi individu, kelompok maupun komunitas berusaha mengontrol kehidupa masa depan sesuai keinginan mereka.

Pemerintah Daerah Kabupaten Simeulue

Program Pemberdayaan Ekonomi Ibu Rumah Tangga

Pemberdayaan Ekonomi mempunyai beberapa aspek:

1. Berkemampuan

2. Berperan aktif dalam

Pembangunan

3. Perubahan Sosial

4. Berfungsi Sosial

5. Berpartisipasi dalam

masyarakat

Hasil yang diperoleh Ibu Rumah Tangga


(32)

3. Ibu rumah tanggah adalah perempuan (ibu) yang menjalankan rumah tanggah dalam keluarga.

- Definisi operasional

Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989: 34).

Yang menjadi indikator-indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi strategi indikator:

- Sikap adalah hasrat menjadi peserta dalam pelaksanaan program. - Partisipasi adalah keterlibatan dan pemanfaatan masyarakat

terhadap program.

2. Pemberdayaan bidang ekonomi dengan indikator: - Bentuk pemberdayaan

- Sistem informasi

- Bentuk bantuan yang diberikan - Tujuan pemberdayaan.


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek penelitian (seseorang, lembaga atau masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 199: 63) untuk mengetahui identifikasi dan strategi pemberdayaan ibu rumah tangga di desa Suka Makmur Kecamatan Simelue Timur Kabupaten Simelue NAD.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kepala Desa Suka Makmur yang berlokasi di Jalan Nasional No.76 Kecamatan Simeulue Timur - Sinabang.

3.3. Populasi dan sampel 3.3.1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu rumah tangga yang ada di Desa Suka Makmur Simeulue Timur berjumlah 200 kepala keluarga.


(34)

3.3.2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto, jika jumlah populasi lebih dari 100, maka dianjurkan untuk menentukan jumlah sampel antara 10-15% dan 20-25% dari jumlah populasi, dan ini telah dianggap representatif (Arikunto, 1993: 149). Maka peneliti menetapkan besar sampel dalam penelitian ini adalah 20% dari jumlah populasi, yaitu 200 x 20% = 40. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang. Sedangkan teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sample Random sampling yaitu teknik pengambilan sample dengan cara secara acak atau undi sehingga setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih dan dijadikan sampel.

3.4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian untuk mengetahui upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Simeulue adalah pejabat dinas juga terkait dalam hal melaksanakan program pemberdayaan Ibu Rumah Tangga, yaitu Kepala Dinas Perikanan dan Kehutanan, Kepala Dinas Koperasi dan Kepala Dinas Peternakan.

Untuk mengetahui pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga secara lebih mendalam. Subjek penelitian terdiri dari para pimpinan proyek, pelaksanaan lapangan dan ketua kelompok dan anggota ibu rumah tangga yang berperan aktif tergabung dalam kelompok petani.


(35)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data data dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data berdasarkan naskah-naskah yang sudah diterbitkan, berupa buku, surat kabar, majalah, arsip-arsip dan internet.

2. Studi Lapangan

Pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lapangan melalui teknik:

1. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperoleh.

2. Kuesioner, yaitu dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tambahan dan data yang relevan dari informasi yang telah penulis dapatkan dari wawancara, hal ini dilakukan melalui daftar pertanyaan yang diberikan.

3.5. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah tehnik analisa deskriptif yaitu metode analisa yang dilakukan dengan mengolah, menyajikan dan menginterpretasikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti, kemudian data tersebut diberi komentar sesuai dengan data, fakta dan informasi yang telah dikumpulkan melalui pemahaman empiris.


(36)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Suka Makmur

4.1.1. Letak Geografis Desa Suka Makmur

Desa Suka Makmur merupakan salah satu dari 11 desa yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Desa Suka Makmur yang letaknya terdapat diwilayah Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Propinsi Nanggroe Aceh Darrussalam. Memiliki luas wilayah 170 Ha, yang mempunyai jumlah penduduk sebanyak 4.896 jiwa. Pada Desa Suka Makmur memiliki suhu udara maksimum berkisar 18°-24° C,dengan curah hujan 2.8282 mm/thn, dengan ketinggian tanah dari permukaan laut 2 meter. Jarak Desa Suka Makmur ke ibukota ± 500 meter dengan jarak waktu tempuh melalui kenderaan lebih kurang 10 menit. Secara geografisnya Desa Suka Makmur memiliki batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah utara : Berbatasan dengan Desa Suka Maju Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Suka Karya Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Lugu Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Suka Jaya

4.2. Tata Penggunaan Lahan

Desa Suka Makmur memiliki luas wilayah 170 Ha, dimana tanah tersebut dipergunakan oleh masyarakat untuk berbagai jenis kebutuhan. Perincian penggunaan tanah dapat dilihat pada tabel berikut:


(37)

Table 4.1

Tata Guna Lahan Desa Suka Makmur

No Jenis penggunaan lahan Luas

(Dalam satuan Ha)

1 2 3 4

Pertokoan

Dermaga kapal/perahu Bangunan

Lainnya

8 12 130

20

Jumlah 170

Sumber : Kantor Kepala Desa Suka Makmur 2007

Berdasarkan data yang diperoleh sesuai pada tabel 4.I. bahwa masyarakat Desa Suka Makmur lebih memprioritaskan tanah sebagai tempat bangunan. Hal tersebut dapat di lihat luas tanah yang mencapai 130 Ha dipergunakan sebagai bangunan rumah, bangunan sekolah dan mesjid. Jika dibandingkan dengan luas tanah 8 Ha yang dipergunakan pertokoan di Desa Suka Makmur umumnya menyediakan dan menjual berbagai kebutuhan sembako bagi masyarakat yang tinggal di desa tersebut. Sedangkan tanah seluas 12 Ha digunakan masyarakat sebagai dermaga untuk tempat bersandarnya kapal atau perahu baik milik pemerintah maupun milik masyarakat Desa Suka Makmur itu sendiri. Selain itu, luas tanah tersebut juga dipergunakan sebagai tempat galangan dan perbaikan kapal/perahu para nelayan disaat terang bulan dan badai yang tidak bisa melaut. Sementara sisa lahan tersebut seluas 20 Ha dipakai sebagian masyarakat untuk tempat bercocok tanam, tanaman yang dimaksud seperti: coklat, cengkeh, kelapa, pinang dan pala.


(38)

4.3. Gambaran Umum Penduduk Desa Suka Makmur 4.3.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2.

Tingkat Usia dan Jenis Kelamin No Tingkat Usia

(Tahun)

Jumlah (jiwa) Total Laki-laki Perempuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

0 – 4 5 – 9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 Ke atas

34 46 53 45 49 53 59 58 43 38 122 37 51 49 55 54 62 47 52 45 41 116 71 97 102 100 103 115 106 110 88 79 238

Total 600 609 1209

Sumber : Kantor Kepala Desa Suka Makmur 2007

Komposisi penduduk pada Desa Suka Makmur yang terdapat pada tabel 4.2. bahwa jika dilihat berdasarkan jenis kelamin tercatat bahwa sebanyak 600 jiwa penduduk desa ini merupakan laki-laki sedangkan sebanyak 609 merupakan perempuan. Dari tabel 4.2 tersebut dapat dilihat kelompok usia 50 tahun ke atas, baik laki-laki maupun perempuan mereka masih aktif bekerja demi mencapai dan


(39)

memenuhi kebutuhan hidup mereka, sebagian dari kalangan perempuan melakukan usaha membuat kue untuk di jual ke warung-warung kopi (Warkop).

4.3.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Pada umumnya masyarakat pada Desa Suka Makmur memiliki mata pencaharian yang sifatnya bervariasi, namun mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai pedagang dan nelayan. Sementara mata pencaharian sebagian lainnya seperti : pegawai negeri sipil, buruh becak, tukang sapu, pengusaha, TNI/POLRI, dan penjahit. Untuk lebih lanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 4.3 Mata Pencaharian

No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Buruh/swasta PNS Pedagang Penjahit

Tukang batu/ kayu Nelayan Pengusaha TNI/POLRI Lainnya 27 55 143 38 46 49 22 18 101

Jumlah 499

Sumber : Kantor Kepala Desa Suka Makmur 2007

Berdasarkan pada tabel 4.3, dapat dilihat bahwa jenis mata pencaharian penduduk Desa Suka Makmur di dominasikan pada mata pencaharian sebagai


(40)

pedagang sebanyak 143 orang, PNS sebanyak 55 orang, nelayan sebanyak 49 orang, sedangkan yang mata pencahariannya sebagai tukang sapu/kayu sebanyak 46 orang, yang bekerja sebagi penjahit sebanyak 38 orang, untuk pekerja buruh/swasta sebanyak 27 orang, sebagai pengusaha sebanyak 22 orang, sebagai TNI/POLRI sebanyak 18 orang dan yang bermata pencaharian lainnya sebanyak 101 orang.

4.3.3. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang dapat di manfaatkan oleh masyarakat pada Desa Suka Makmur meliputi: TK, SD, SLTP dan SLTA. Sedangkan Universitas pada Desa yang peneliti teliti belum tersedia. Jadi, jika masyarakat dari Desa Suka Makmur atau masyarakat Sinabang yang ingin melanjutkan perguruan tinggi harus kelur atau meninggalkan pulau Sinabang menuju ke kota lain seperti Meulaboh, Banda Aceh, Medan dsb.

4.3.4. Sarana Transportasi

Dalam hal transportasi, pada Desa Suka Makmur memiliki dua jenis transportasi yaitu: adanya ternsportasi darat dan transportasi laut. Untuk lebih jelas penulis coba menjelaskan dua jenis transportasi pada Desa Suka Makmur.

a. Transportasi Darat

Adapun sarana transportasi darat meliputi: Sepeda, Sepeda Motor, Becak Mesin/dayung dan Truk. Dan sebagian masyarakat pada Desa Suka Makmur jika pergi berbelanja kebutuhan sehari-harinya ada yang memilih naik becak da ada sebagian memilih untuk berjalan kaki saja, hal ini dikarenakan belum adanya


(41)

angkutan umum sehingga mereka lebih memilih jalan kaki yang tidak mengeluarkan uang saku lagi bila dibandingkan naik becak mesin/dayung. Transportasi truk disini hanya digunakan sebagi pengangkutan barang dalam bentuk jumlah yang banyak dan memiliki jarak yang cukup jauh. Sedangkan panjang jalan pada desa tersebut merupakan jalan aspal yang menghubungkan antara satu dengan yang lainnya.

b. Transportasi Laut

Jenis transportasi yang di Laut dipergunakan oleh sebagian masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di Desa Suka Makmur meliputi: perahu, speat boat, yang berfungsi sebagai alat transportasi yang menghubungkan antar desa bahkan antar kecamatan lainnya. Pada saat ini sarana penyebrangan yang ada dirasakan belum cukup mampu memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, apalagi ditinjau dari segi kecepatan untuk mencapai suatu tujuan sangat memakan waktu yang lumayan lama. Kapasitas kapal yang ada tidak dapat menampung jumlah penumpang apalagi pada saat libur tiba, hal itulah yang masih dirasakan sulit bagi masyarakat Desa Suka Makmur dan sekitarnya. Selain jenis transportasi ini digunakan untuk masyarakat dalam hal penyeberangan antar Desa tetapi juga digunakan para nelayan untuk mencari kebutuhannya sehari-hari.

4.3.5. Sarana Komunikasi

Desa Suka Makmur yang letaknya di ibu kota Kabupaten Simeulue yang merupakan pulau terpencil dan terpisah dari kota lain yang berdampingan dengan Aceh Barat, dalam hal sarana media informasi pada Desa Suka Makmur tersbut tidak begitu ketinggalan bila dibandingkan dengan kota lainnya. Hal tersebut dapat kita jumpai sarana kapasitas siaran radio dan televisi, yang walupun hanya


(42)

memakai antena biasa atau parabola. Selain sarana tersebut sebagian masyarakat sudah memiliki baik dirumah yang penduduk tempati maupun warung dan toko tempat mereka berbisnis.

4.3.6. Jaringan Air Bersih

Pengadaan jaringan air bersih untuk Desa Suka Makmur yang ditangani langsung oleh satu perusahaan air minum yaitu PDAM sinabang. Selain itu air bersih juga dapat di peroleh dari air sumur galian, dimana yang mengandung mata air bersumber pemenuhan air yang cukup bersih dan dapat di konsumsi sebagai kebutuhan masyarakat setempat.

4.3.7. Pembelian Kebutuhan

Kebutuhan keluarga seperti beras umumnya berasal dari hasil panen para petani sendiri. Walaupun demikian masih saja belum mencukupi sepenuhnya untuk kelangsungan hidup para masyarakat setempat untuk mengkonsumsi beras hasil panen mereka sendiri, sehingga sewaktu-waktu mereka akan membeli kepasar juga untuk kebutuhan kesehariannya.sedangkan sayuran terkadang ada yang berasal dari lahan pertanian perkebunan sendiri akan tetapi kebanyakan masyarakatnya akan membeli kepasar/pajak. Untuk kebutuhan makanan lainnya seperti: minyak , gula, kopi, dan lain sebagainya mereka akan membeli kepasar.

4.3.8. Kehutanan

Desa Suka Makmur memiliki dua kawasan hutan yaitu:

a. Hutan lindung

Kawasan hutan lindung merupakan kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitarnya maupun


(43)

bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah.

b. Hutan Konversi

Hutan konversi dalam penelitian ini yaitu hutan yang lebat dan rimbun akan dijadikan sebagai kawasan resapan air yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisisan air bumi (aktor) yang berguna sebagai sumber air. Perkembangan produksi hutan dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan karena disebabkan kurangnya perhatian dari masyarakat untuk penambangan hutan.

4.3.9. Pertambangan

Kawasan perindustrian diperuntungkan bagi industri berupa tempat pemusatan kegiatan industri. Di daerah Kabupaten Simeulue Desa Suka Makmur, memiliki berbagai jenis industri meskipun sebagian besar diantaranya masih merupakan industri kecil dan rumah tangga ( home industry). Hal ini disebabkan antara lain adanya keterbatasan modal dan sumber daya manusia (SDA) disamping adanya faktor belum adanya suatu investor yang mau menanamkan modalnya secara besar-besaran di Desa Suka Makmur adalah sektor agro industri mengingat cukup banyak bahan baku yang dihasilkan oleh sektor pertanian. Selama ini bahan baku tersebut harus dikirim keluar daerah mengingat industri pengolahan banyak di pulau Sumatera. Dengan adanya pengenbangan agro industri di Desa Suka Makmur tentunya akan memberi suatu nilai tambah bagi peningkatan pada pendapatan masyarakat.


(44)

4.3.10. Pemukiman

Kawasan pemukiman yang tujuannya diperuntukan bagi suatu kegiatan pemukiman adalah sebagai berikut:

a. Adanya kesesuain antara lahan dengan masukan teknologi yang ada b. Adanya kesediaan Air Bersih

c. Lokasi yang terkait dengan kawasan hunian yang telah ada/berkembang d. Tidak terletak dikawasan tanaman lahan basah.

Sementara kawasan pemukiman pada Desa Suka Makmur ikut berkembang dengan adanya jaringan jalan yang berkembang di sekitar pinggiran pantai. Kawasan pemukiman yang ada masih berpusat di tengah wilayah yang memang tempatnya sesuai dengan pusat kegiatan masyarakat setempat. Pemukiman-pemukiman penduduk masih belum tertata dengan baik yang walaupun memang sudah bersifat permanen maupun semi permanen. Namun, setelah gempa melanda Kabupaten Simeulue pada tanggal 28 Maret 2005 yang lalu semua kegiatan dan pola kehidupan masyarakat kembali membangun rumahnya dengan temporer, sehingga wilayahnya pun sekarang masih kurang teratur. Penempatan perumahan pun sudah berubah, semua menjauh dari daerah pinggiran pantai dan beralih kebukit-bukit sekitarnya. Dengan demikian untuk membangunan rumah-rumah penduduk yang telah hancur Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) yang berada di Kabupaten Simeulue ikut serta dalam hal ikut membangun dan memulihkan kondisi tersebut.

4.3.11. Peternakan

Populasi perternakan pada Desa Suka Makmur baik besar maupun kecil meliputi: Sapi, Kerbau, Kambing serta ternak Unggas seperti jenis unggas dan


(45)

itik. Sedangkan jenis ternak yang besar pada Desa Suka Makmur yaitu ternak sapi bali sebanyak 53 ekor.

4.3.12. Perikanan (Ikan laut dan ikan laut tawar)

Daerah kepulauan khususnya pada Desa Suka Makmur sangatlah potensial terhadap perikanan laut. Perikanan yang berupa pertambangan/kolam dan perairan darat lainnya, sebagian besar dari hasil laut perikanan tersebut merupakan hasil tangkapan para nelayan tradisional, sehingga hasil tangkapan yang diperoleh setiap tahunnya relatif rendah. Potensi pengembangan perikanan ini di dukung oleh hutan yang cukup luas, jenis ikan yang beranekaragam dengan nilai pasar yang cukup tinggi serta habitatnya terumbu karang yang hidup secara alami. Selain perikanan laut, perikanan darat juga mempunyai potensi yang cukup menjanjikan di Desa Suka Makmur. Namun untuk pada saat ini perikanan darat masih belum mampu untuk berkembang dengan baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pengolahan ikan darat.

4.4. Sasaran, Kebijakan Operasional, Program dan Kegiatan-kegiatan yang Tingkat Kinerjanya Ingin Dicapai

Pengertian-pengertian dari Sasaran, Kebijakan, Program adalah sebagai berikut:

a. Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur yaitu sesuatu yang akan dicapai atau yang akan dihasilkan secara nyata oleh instansi pemerintah desa dalam rangka waktu yang sifatnya tahunan, semester, triwulan atau bulanan.


(46)

b. Kebijakan adalah pedoman pelaksanaan suatu tindakan-tindakan tertentu. Adanya penentuan kebijakan dapat mempertajam arti strategis dan akan menjadi pedoman serta dapat mengambil keputusan-keputusan yang sifatnya lebih terarah dan dapat mendukung strategis yang akan dicapai. c. Program adalah suatu proses penentuan akan jumlah dan jenis sumber

daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana yang telah disusun/rancang.

d. Kegiatan adalah penjabaran dari program kerja operasional yang telah dibuat oleh suatu organisasi sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasarana yang memberikan konstribusi pencapaian visi dan misi organisasi. Adapun sasaran yang ingin dicapai yaitu:

1. Tercapainya partisipasi dari ibu rumah tangga desa setempat dan pembangunan desa secara optimal.

2. Tercapainya pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Desa Suka Makmur.

3. Tercapainya kemampuan ibu rumah tangga dengan tujuan agar lebih berdaya dalam merencanakan dan menyusun suatu program pembangunan.

Kebijakan-kebijakan yang akan di ambil dalam mencapai sasaran yaitu sebagai berikut:

1. Pembinaan ibu rumah tangga desa dalam meningkatkan kemampuan dalam merencanakan pembangnan dan pemberdayaan dalam wilayah desa.


(47)

2. Peningkatan pengetahuan dalam melakukan perencanaan yang sesuai dengan masalah aktual yang sedang dihadapi serta potensi desa yang dimiliki dan prospek yang dikehendaki.

3. Upaya mengoptimalkan koordinasi dengan instansi kecamatan.

4. Adanya pembinaan dan sosialisasi awal terhadap kepala desa dan perangkat desa sekecamatan.

Dengan telah ditetapkannya kebijakan maka program dan kegiatan yang akan dilakukan adalah program peningkatan kualitas pemberdayaan ibu rumah tangga desa, dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Melakukan pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis adminitratif kepada seluruh organisasi pemerintahan desa.

2. Melakukan urusan pemerintahan umum dan pembinaan pemerintahan desa/kelurahan.

3. Melakukan ketentraman dan ketertiban wilayah, pembinaan idiologi dan politik.

4. Melakukan perencaan dan penyusunan program serta melakukan pengendalian dan pembinaan pembangunan.

5. Mengkoordinasikan penyusunan program dan melaksanakan pembinaan kesejahteraan sosial.

6. Melakukan urusan pelayanan umum meliputi: pelayan kependudukan, kebersihan dan kerajinan.

Dari berbagai program dan kegiatan yang telah diuraikan dia atas maka program dan kegiatan yang ingin ditingkatkan kinerjanya adalah mengkoordinasikan penyusunan program, pembinaan pelayanan dan bantuan


(48)

sosial, pembinaan pembangunan sarana dan prasarana fisik, perekonomian dan produksi serta pembinaan lingkungan hidup Desa Suka Makmur.

1. Unsur kaum perempuan yang menjadi kelompok sarana pemberdayaan ibu rumah tangga lemah.

2. Jumlah anggota ibu rumah tangga yang kurang mampu perekonomiannya. 3. Jumlah dana yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan bidang

usahanya.

4. Jumlah petugas atau struktur yang dapat melaksanakan program penanganan kaum perempuan lemah.

5. Jenis dan bentuk penanganan masalah yang dihadapi ibu rumah tangga sesuai dengan kebutuhan ibu rumah tangga desa.

4.5. Program Pelaksanan Pemberdayaan Ekonomi Desa Suka Makmur

Pemerintah Daerah Kabupaten Simeulue melaksanakan beberapa pemberdayaan ekonomi di Desa Suka Makmur, Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue. Dengan memberikan dan melakukan beberapa program diantaranya adalah meningkatkan ekonomi masyarakat melalui koperasi (UKM), penyaluran bantuan (DEP), pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP). Program ini sama-sama bertujuan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat dan memampukan kualitas hidup masyarakat dapat meningkatkan di usaha mereka.

Pemberdayaan ini menunjuk pada kemampuan masyarakat sehingga mereka memiliki kekuatan kebebasan, mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan. Pelaksanaan program ini intinya menujuk pada perubahan pencapaian pada tingkat abstraksi yang lebih rendah. Program ini nantinya akan dilaksanakan dengan rinci pada prosedur


(49)

operasional untuk melaksanakan program dan merincikan pada prosedur agar kegiatan-kegiatan sesuai dengan rencana. Adapun program dalam pelaksanan pemberdayaan yang dilakukan pada masyarakat di Desa Suka Makmur sebagai berikut:

1.Melalui Peningkatan Ekonomi Masyarakat Koperasi UKM dan Penanaman Modal.

Dana untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui koperasi UKM dan penanaman modal tersebut telah diluncurkan kepada masyarakat melalui koperasi-koperasi dan pengelola lembaga keuangan mikro (LKM). Dana yang telah dilincurkan kepada masyarakat dengan jumlah 6 miliar, 165 juta, dengan pembetuk manfaat 1.387 orang. Disamping itu selain penyaluran dana melalui koperasi UKM ada juga penyaluran modal bagi masyarakat yang bersumber dari BRR maupun bantuan kredit modal. Tentunya, untuk mendapatkan dana tersebut sebagai persaratannya dilakukan pembentukan koperasi oleh beberapa orang yang mewakili dari masyarakat.

Dalam perkembangannya ditengah-tengah masyarakat atas peluncuran dana tersebut, ini telah menumbuhkan peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Suka Makmur, Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue. Meskipun dana yang diluncurkan kepada masyarakat belum memadai namun telah berdampak positif bagi masyarakat terhadap perkembangan ekonomi masyarakat di Desa Suka Makmur. Bila dilihat sepintas lalu pemerintah Simeulue mulai dari dinas koperasi dan UKM memang ada melaksanakan program pemberdayaan kepada masyarakat di Desa Suka Makmur, akan tetapi dengan jumlah dana begitu besar hanya sedikit saja yang disalurkan untuk peningkatan ekonomi di desa tersebut.


(50)

Sebagai akibat dari kekurangan modal yang tidak memadai telah menjadi faktor penghambat untuk mengembangkan usaha mereka. Seharusnya pemerintah harus lebih serius membantu masyarakat karena apabila hal ini dilakukan dengan setengah hati maka akan berdampak kepada kegagalan program yang di rencanakan sehingga apapun tujuan yang ingin di capai tidak akan dapat terlaksana.

Adapun jenis kegiatan bantuan untuk meningkatkan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan oleh dinas koperasi UKM dan penanaman modal Kabupaten Simeulue untuk mengatasi permasalahan yang ada pada masyarakat di Desa Suka Makmur adalah sebagai berikut:

1. Bantuan pinjaman kredit modal usaha

Pemberian modal usaha kepada masyarakat desa yang bersumber dari dana koperasi UKM dan penanaman modal dari koperasi kemitraan pusat yang setiap tahunnya disalurkan kepada masyarakat yang mayoritas bekerja pada bidang UKM. Besaran jumlah dana yang dipinjam kepada masyarakat maksimal 10 juta dengan masa pembayaran 1 tahun.

2. Peluncuran dana BRR-NAD

Sesuai dengan keberadaan BRR-NAD yang hadir dengan misi melakukan pemulihan kondisi ekonomi dan mata pencaharian serta membantu merevitalisasi ekonomi masyarakat Simeulue akibat bencana Gempa dan Tsunami yang terjadi di NAD. Maka sasaran tersebut pada dasarnya dibedakan dalam sasaran masa rehabilitasi dan sasaran rekontruksi yang akan diimplementasikan pada kebijakan program operasionalnya. Dengan misi tersebut dapat meningkatkan kualitas kelembagaan, sistem


(51)

manajemen SDM, menerapkan prinsip-prinsip profersionalisme dalam menjalankan usahanya, menciptakan sistem pengembangan dalam pengawasan lembaga keuangan mikro (LKM), berbasis masyarakat sehingga dapat mandiri dan berkelanjutan.

Adapun sasaran pencapaian rehabilitas dapat mencakup fokus korban bencana, konflik dan kemiskinan, target pembiayaan untuk modal usaha adalah tanpa bunga dan komersial. Sedangkan sasaran rekontruksi dapat mencakup terbangunnya dan berkembangnya jaringan sistem pendukung ekonomi, yaitu semakin meningkatnya mutu dan jangkauan jaringan lembaga keuangan, infrastruktur dan pengembangan SDM, produksi dan distribusi. Perioritas pertama BRR adalah untuk mengadakan penerbitan dan kendali mutu yang mendasarkan terhadap program-program yang beranekaragam LSM dan para donor.

Pada awalnya, masyarakat di Desa Suka Makmur sangat mengharap kehadiran BRR terutama dalam pemulihan perekonomian yang mereka hadapi pada saat ini sebagai akibat dari terjadinya gempa dan tsunami pada tanggal 26 desember 2004 dan ditambah lagi dengan gempa bumi yang terjadi pada tanggal 28 maret 2005. dampak dari kejadian tersebut tidak hanya memporak-porandakan harta benda yang mereka miliki, akan tetapi juga telah menghancurkan sumber-sumber perekonomian masyarakat di desa tersebut. Namun, hingga sampai saat ini BRR belum maksimal dalam membantu masyarakat melalui pemberian bantuan dana yang bersipat simpan pinjam. Masih ada sebagian masyarakat yang belum bisa mengakses dana yang disediakan oleh BRR baik melalui dinas koperasi maupun UKM.


(52)

3. Pembentukan koperasi

Pemberdayaan ekonomi yang dilakukan dinas koperasi UKM dan penanaman modal, melalui peningkatan ekonomi masyarakat telah berjalan sebagaimana mestinya. Peningkatan ekonomi masyarakat yang baik adalah dengan melibatkan stake holders. Keberhasilan suatu peningkatan ekonomi masyarakat tentunya sangat ditentukan oleh sejauhmana sejauhmana lembaga atau instansi mengikut sertakan masyarakat dalam peningkatan ekonomi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Hal ini sesuai dengan paradigma pembangunan yang menyatakan bahwa pembangunan masyarakat juga merupakan gabungan antara organisasi masyarakat dan pemabangunan ekonomi. Kadang kala dinyatakan sebagai bauran sosialisme utopian dengan akses kuat terhadap aksi lokal (Norman, 1966). Namun, sisi ekonomi dari warisan memperkenalkan ide proses. Organisasi masyarakat menekankan peran serta lokal dalam penggunaan sumber lokal bagi pembangunan ekonomi melaui proses perencanan program.

Adapun salah satu langkah konkrit yang sudah dilakukan pemerintah Simeulue melalui dinas koperasi dan UKM dalam peningkatan peningkatan pemberdayaan ekonomi di Desa Suka Makmur adalah dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendirikan kopersi. Ini merupakan langkah awal pemerintah Kabupaten Simeulue untuk memberdayakan potensi yang ada di masyarakat desa tersebut di mana dengan berjalannya koperasi tersebut dapat membantu masyarakat yang memerlukan modal untuk pengembangan usahanya.


(53)

Prosedur meningkatnya ekonomi melalui koperasi tersebut dapat memberikan motivasi anggota masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi bersama di lengkapi dengan sistem pengolahan dan manajemen yang baik, maka pihak pemerintah dalam hal ini dinas koperasi melaksanakan sekaligus merekomondasikan koperasi agar mendapat pembiayaan dari pemerintah untuk penambahan modal dan pengembangan usaha bersama melalui koperasi.

2.Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) Melalui Penyaluran Bantuan Ekonomi Produktif (PBEP)

Pemberdayaan merupakan suatu hal yang sangat penting dilakukan dalam proses pembangunan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat tentunya sanagat di dukung oleh sebuah lembaga atau instansi yang ada dalam suatu masyarakat. Program pemberdayaan yang dilakukan DKP Kabupaten Simeulue untuk membantu masyarakat nelayan Kabupaten Simeulue pada umumnya, dan Khususnya di Desa Suka Makmur adalah melalui pendekatan berbasis masyarakat.

Bentuk pemberdayaan tersebut tertuang dalam bentuk kegiatan program PEMP DKP pusat dan daerah. Pada dasarnya program ini bertujuan untuk memberikan motifasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan dasar dan sarana untuk memulai usahanya serta menjadi masyarakat yang mandiri tanpa harus ketergantungan dengan orang lain, dengan cara memanfaatkan potensi yang dimiliki.

Pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi masyarakt pesisir (PEMP) yang dilakukan DKP Kabupaten Simeulue kepada masyarakat nelayan Desa Suka


(54)

Makmur sudah mulai berjalan adapun bentuk pemberdayaan yang dilaksanakan DKP kepada masyarakat di desa tersebut antara lain:

1.Bantuan Alat Tangkap

Pemberian bantuan alat tangkap ini pada dasarnya merupakan untuk membantu kebutuhan pemberdayaan ekonomi nelayan. Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk: perahu, mesin robin, boat, jaring, box fiber dan pukat pantai. Namun untuk mendapatkan bantuan itu ada kriteria yang telah ditentukan DKP kabupaten Simeulue kepada masyarakat. Kebijakan ini dilakukan untuk mengidentifikasi nelayan dan menghindari penyimpangan yang akan terjadi di masyarakat. Tetapi, dalam realitanya justru hal ini sering terjadi sebagai akibat dari lemahnya dalam menjalankan situasi tersebut dengan mengaku berprofesi sebagai nelayan.

Pada hal berdasarkan jumlah dan rapat tim monitoring bahwa sasaran penerimaaan bantuan dana ekonomi DEP yang bersumber dari program (PEMP) sudah ada, kriteria yang ditentukan seperti:

1. Nelayan yang masih aktif mata pencahariannnya sebagai penangkap ikan. 2. Nelayan yang terkena dampak tsunami.

3. Nelayan yang berdomisili di daerah setempat. 4. Pedagang ikan.

Disamping itu jenis bantuan yang sudah disalurkan DKP kabupaten Simeulue kepada masyarakat nelayan di Desa Suka Makmur dalam bentuk bantuan dana ekonomi produktif (DEP) yang dananya bersumber dari program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) sudah mulai berjalan. Dari berbagai jenis bantuan yang akan disalurkan kepada masyarakat hanya dua jenis


(55)

saja yang disalurkan yaitu: mesin robin dan perahu. Padahal, sebelumnya sudah sangat jelas kebijakan yang diambil untuk membantu nelayan pasca terjadi tsunami 2004. akan tetapi, justru yang terjadi dilapangan bertolak belakang apa yang direncanakan. Kemudian bantuan yang sudah disalurkan belum sepenuhnya yang diterima nelayan di Desa Suka Makmur dan hanya sebagian kecil saja yang sudah mendapatkan bantuan tersebut.

Jadi sudah sangat jelas apa yang disampaikan baik dari pemerintah sendiri maupun tokoh nelayan bahwa yang menjadi prioritas kebutuhan masyarakat desa tersebut adalah modal usaha dan kapal atau perahu tangkap. Hal ini apabila pemerintah tidak segera menyikapinya serius bisa menjadi semacam delematis. Ini baru sebagian kecil dari permasalahan yang dihadapi masyarakat pesisir di Desa Suka Makmur.

2. Pelatihan /life skill

Pelatihan adalah merupakan suatu upaya kegiatan untuk memberdayakan potensi yang ada pada masyarakat. Pada saat ini DKP Kabupaten Simeulue telah melaksanakan pelatihan melalui pendekatan pendidikan, di mana melalui kegiatan tersebut di harapkan masyarakat akan mampu untuk menghadapi permasalahan yang dihadapinya secara mandiri. Upaya kegiatan ini sebagai mana di maksud untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengatasi permasalahan dan mengadili potensi yang ada. Dengan demikian, keterampilan dan pengalaman yang telah diberikan kepada masyarakat di desa tersebut di harapkan mampu meningkatkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di saping itu, bila dilihat kemandirian masyarakat melalui pendekatan pendidikan yang telah di realisasikan masih sangat kurang untuk memberikan


(56)

penyadaran kepada masyarakat. Sebagian dari nelayan di desa tersebut tidak semuanya dapat mengikutinya, hal ini tentu tidak telepas dari pada kendala dana dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu masyarakat pesisir di Desa Suka Makmur sangat mengharapkan kegiatan seperti itu harus terus menerus di lakukan dan ada tindak lanjutnya.

3.Pembinaan kepada masyarakat.

Upaya yang dilaksanakan pemerintah dalam pembinaan kepada masyarakat bertujuan untuk memberikan motivasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara mengembangkan usaha di bidang perikanan. Keterlibatan masyarakat sangat di perlukan dalam pelaksanaa kegiatan karena mereka yang menjalankan usaha tersebut, sedangkan DKP hanya menjadi Fasilitator dalam betuk pendampingan langsung dan memberikan dukungan melalui pinjaman modal yang bersumber dari DEP.

3. Program Pemberdayaan Dinas Peternakan Kabupaten Simeulue yang Dilaksanakan di Desa Suka Makmur

Upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Suka Makmur juga di berikan kepada petani ternak, hal ini bertujuan untuk dapat mengembangkan usaha masyarakat yang sumber penghasilannya dari sektor peternakan. Berdasarkan hasil penelitian penulis di lapangan bahwa pemda telah melaksanakan program pemberdayaan di bidang peternakan kepada masyarakat di desa tersebut untuk membantu meningkatkan pendapatan petani ternak melalui pemberian bantuan ternak. Untuk lebih jelasnya mengenai program pemberdayaan yang sudah dilaksanakan kepada petani ternak di Desa Suka Makmur sebagai berikut:


(57)

1.Program Pencegahan Dan Penaggulangan Penyakit Ternak.

Program ini bertujuan untuk mencegah menyebarnya penyakit pada hewan ternak dan juga bagai mana cara penanggulangan penyakit tersebut apabila hal ini terjadi. Salah satu upaya yang dilakukan pemda melalui dinas peternakan untuk mencegah penyakit pada ternak yang ada di masyarakat dengan memberikan vaksinasi dan juga melakukan pengontrolan langsung per triwulan sekali terhadap perkembangan ternak yang ada pada masyarakat sehingga dapat menekan angka kematian semaksimal mungkin.

Dalam pelaksanaan program penanggulangan ternak di lapangan, dinas peternakan hanya menjadi fasilitator. Oleh karena itu, partisipasi dari masyarakat sangat di harapkan untuk mendukung serangkaian kegiatan yang telah di rencanakan. Ada pun kegiatan yang telah di lakukan di Desa Suka Makmur adalah penyuluhan kesehatan hewan pada petani ternak, pemeriksaan kesehatan pada hewan ternak milik masyarakat seperti kerbau dan sapi. Di samping itu, upaya yang sedang gencar-gencarnya dilaksanakan, yaitu melakukan penanggulangan penularan penyakit virus flu burung (H5N1). Ini dilakukan sesuai dengan instuksi dari mentri peternakan.

Kemudian dinas peternakan juga melaksanakan kegiatan pecegahan pada ternak bersama masyarakat antara lain:

1. Menjaga kebersihan di dalam kandang dan diluar kandang.

Penyuluhan ini dilakukan agar masyarakat mengetahui bagai mana cara menjaga kesehatan pada ternak seperti: kandang dan pentilasi bebas dari debu, tempat makan dan minum selalu bersih, alas kandang tidak kotor, tidak bau dan tidak basah. Sangkar harus bersih dan di taburi bubuk anti


(58)

kutu, parit di sekitar kandang harus lancar, rumput atau alang-alang dibabat, sinar mata hari harus masuk kedalam kandang.

2. Menggunakan bahan makanan yang terpercaya.

Kegiatan ini adalah membeli bahan makanan dari pengecer yang sudah dikenal benar. Terutama untuk peternak ayam kampung, dapat membeli langsung dari pabrik ramsum ternak.

3. Langsung di berikan pada ternak yang mengandung gizi.

Dalam kegiatan ini berupaya untuk memberi gizi yang seimbang, yang sesuai, dan yang dibutuhkan oleh ternak seperti ayam.

4. Memberi vitamin dan mineral pada cuaca buruk.

Dalam upaya kegiatan ini pada waktu hujan lebat dengan angin kencang sangkar ternak tersebut di turunkan dan dikandangkan pada tempat yang teduh. Adapun ini memberukan komponen-komponen organik yang umumnya tidak dibuat di dalam tubuh ayam dan dibutuhkan dalam jumlah yang kecil saja.

2. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

Data yang penulis peroleh dari lapangan bahwa petani yang bekerja pada bidang peternakan adalah 10 orang, di mana petani yang bekerja di bidang ternak ayam ada 6 orang, sedangkan yang bekerja pada ternak sapi 1 orang dan yang bekerja pada ternak itik 1 orang dan petani yang bekerja pada ternak kerbau 2 orang.

Program yang dilakukan oleh dinas peternakan kepada warga masyarakat tersebut seprti pembibitan dan perawatan ternak masyarakat antara lain: sapi dan ternak ayam milik masyarakat desa tersebut untuk meningkatkan ekonomi


(59)

masyarakat. Kegiatan ini dilakukan oleh dinas peternakan dengan memberikan perawatan secara berkala pada hewan peliharaan untuk menjaga kesehatan hewan

ternak. Pendistribusian bibit ternak dilakukan oleh dinas peternakan dengan cara

memberikan bibit-bibit unggul seperti ayam kepada para peternak. Selain itu para peternak juga di berikan dan bantuan oleh dinas peternakan seperti bantuan modal usaha kepada para peternak agar dapat mengembangkan peternakan sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat di desa tersebut.

Program-program dari dinas peternakan yang di lakukan di Desa Suka Makmur sangat membantu mastyarakat khususnya petani ternak. Meskipun, tidak semua program yang direncanakan tidak adanya sarana dan prasarana yang mendukung di Desa Suka Makmur juga kurang sumber daya manusia (SDM) yang mendukung terwujutnya atau berjalannya program-program itu.


(60)

(61)

BAB V ANALISA DATA

Bab ini akan menjelaskan data dari hasil penelitian yang telah diperoleh dari penyebaran angket. Lokasi penyebaran angket dilakukan di Desa Suka Makmur Kabupaten Simeulue Timur yaitu khususnya pada ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Desa Suka Makmur tersebut. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Identifikasi Strategi Pemberdayaan Bidang

Ekonomi Pada Ibu Rumah Tangga Desa Suka Makmur Oleh Pemerintah Tahun 2006.

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran angket dan juga melalui wawancara yang penulis lakukan kepada beberapa ibu rumah tangga. Wawancara tersebut bertujuan untuk memperoleh data pendukung penelitian. Hasil wawancara antara lain mengenai batasan wilayah Desa Suka Makmur dan struktur organisasi serta pemahaman mengenai hasil-hasil yang diperoleh dari

pemberdayaan bidang ekonomi oleh pemerintah. Sedangkan studi kepustakaan

digunakan untuk mengumpulkan data-data yang dianggap relevan sesuai dengan penelitian.

Teknik Random sampling digunakan dalam mengumpulkan data melalui pengambilan sampel dengan secara acak atau undi sehingga setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih dan dijadikan sampel. Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran angket diperoleh dari dari data latar belakang (identitas responden), salah satunya meliputi jenis kelamin yang dapat dilihat melalui tabel-tabel yang akan dibahas oleh penulis.


(62)

5.1. Karakteristik Umum Responden

Umur responden bertujuan untuk dapat mengetahui seberapa banyak usia yang ikut bergabung pada program pemberdayaan bidang ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah tahun 2006 yang lalu. Umur responden tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5.1. Usia Responden

No Usia Frekuensi Persen

1 2 3 4 5

17 – 24 tahun 25 – 32 tahun 33 – 40 tahun 41 – 47 tahun > 55 tahun

6 14 10 7 3

15 35 25 10 7.5

Jumlah 40 100

Sumber : Data Primer 2007

Berdasarkan dari tabel 5.1, dapat dilihat bahwa usia yang bekerja adalah 25 – 32 tahun sebanyak 14 orang (35%), usia 33 - 40 tahun sebanyak 10 orang (25%), usia 41-47 tahun sebanyak 7 orang (10%) dan usia 17 – 24 tahun sebanyak 6 orang (15%) serta yang berusia > 55 tahun sebanyak 3 orang (7.5%).

Pada tabel 5.1, dapat diketahui bahwa usia bekerja pada Desa Suka Makmur didoninasi oleh usia 25-32 tahun. Hal ini dapat menarik adalah bila kita lihat kelompok usia responden >55 tahun masih terisi frekwensinya hanya satu. Dari data kelompok usia tersebut peneliti melihat fenomena sosial dimana usia


(63)

tidak menjadi permasalahan untuk bekerja dan ternyata dari hasil observasi penelitian dilapangan terlihat bahwa makin tinggi usia seseorang bekerja semakin dianggap semakin perpengalaman untuk bekerja.

Tabel 5.2.

Jumlah Keluarga Responden

No Jumlah keluarga Jumlah keluarga Persen

1 2 3

1 – 3 orang 4 – 6 orang 7 – 10 orang

6 23 11

15 57.5 27.5

Jumlah 40 100

Sumber : Data Primer 2007

Berdasarkan dari hasil data yang peneliti peroleh sesuai dengan tabel 5.2. menyatakan bahwa jumlah keseluruhan dari 3 jenjang jumlah keluarga, dalam penelitian yang diperoleh lebih banyak pada jenjang/tahap yang kedua lebih banyak yang berjumlah sebanyak 4 – 6 orang (57.5%) dalam satu keluarga, sebanyak 23 orang (57.5%), 7 – 10 sebanyak 11 orang (27.5%) dan 1 – 3 orang dengan jumlah 6 orang (15%), dalam satu keluarga ada 6 keluarga. Berarti di Desa Suka Makmur tersebut tidak mengikuti program KB yang di anjurkan oleh pemerintah karena masyarakat masih percaya pada istilah banyak anak banyak rezeki.

Jumlah keluarga yang besar cenderung membuat keluarga akan lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari perinsip “ banyak anak, banyak rejeki” ternyata tidak selalu benar. Hal ini terlihat jelas pada Desa Suka Makmur banyak anak-anak yang putus sekolah, jumlah anggota keluaraga yang mengakibatkan


(1)

QUESIONER

I. Karakteristik Responden. 1.Nama:

2. Usia:

1. 17-24 tahun. 2. 25-32 tahun. 3. 33-40 tahun. 4. 41-47 tahun. 5. 48-55 tahun. 6. >55 tahun. 3. Jumlah keluarga: 1. 1-3 orang. 2. 4-6 orang. 3. 7-10 orang. 4. Bentuk keluarga:

1. Inti (nuclear family). 2. Batih ( extended family). 5. Agama:

1. Islam.

2. Kristen katolik. 3. Kristen prostestan. 4. Hindu.

5. Budha. 6. Lain-lain. 6. Suku bangsa: 1. Melayu. 2. Jawa. 3. Aceh.

4. Lain-lain sebutkan………


(2)

1. Tidak ada. 2. PNS. 3. Pedagang. 4. Petani. 5. Nelayan. 6. Pengangguran.

7. Lain-lain sebutkan………. 8. Pendapatan keluarga:

1. Rp. 100.000-300.000. 2. Rp. 300.000-600.000. 3. Rp. 600.000-900.000. 4. Rp 900.000-1.200.000. 5. RP. 1.200.000- 1.500.000. 6. > Rp. 1.500.000.

9. Pendidikan:

1. Tidak tamat SD. 2. Tamat SD. 3. Tamat SMP. 4. Tamat SMA. 5. Akademik/D111. 6. Sarjana

10. Status rumah yang anda ditempati sekarang: 1. Milik sendiri.

2. Sewa.

3. Menumpang.

11. Jenis bangunan yang anda tempati sekarang: 1. Permanen.

2. Seni permanen. 3. Darurat.

12. Sudah berapa lama anda tinggal ditempat sekarang ini: 1. Kurang dari 1 tahun.


(3)

4. 7-10 tahun. 5. Diatas 10 tahun.

PEMBERDAYAAN BIDANG EKONOMI.

13. Dari mana pertama kali anda mengetahui program perberdayaan bidang ekonomi yang dilaksanakan pemerintah di Desa Suka Makmur?

1. Aparat Pemerintah. 2. Keluarga.

3. Teman. 4. Media massa.

5. Lain-lain sebutkan………….

14. Apakah anda sangat perlu program pemberdayaan ekonomi oleh ibu rumah tangga?

1. Sangat diperlukan. 2. Di perlukan. 3. Ragu-ragu.

4. Tidak di perlukan. 5. Sangat tidak di perlukan.

15. Apakah anda tahu tujuan pemberdayaan ibu rumah tangga oleh pemerintah? 1. Tahu.

2. Tidak tahu.

16. Apa sajakah bentuk pemberdayaan bidang ekonomi oleh pemerintah di Desa Suka Makmur?

1. Pemberian bantuan modal. 2. Pemberian bantuan barang.

3. Pemberian bantuan pendidikan/pelatihan. 4. Lain-lain.

17. Model apakah pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi? 1. Secara individu.


(4)

18. Program pemberdayaan yang diberikan mampukah membantu menyelesaikan masalah ekonomi bagi keluarga?

1. Sangat membantu 2. Membantu

3. Ragu-ragu. 4. Tidak membantu. 5. Sangat tidak membantu.

19. Adalah masalah yang muncul selama menjalani program pemberdayaan ekonomi?

1. Perna. 2. Tidak perna.

20. Apakah anda perna mengalami masalah dalam menjalani program pemberdayaan ekonomi?

1. Perna. 2. Tidak perna.

21. Masalah apa yang perna anda alami dalam program pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga?

NO Masalah Ya Tidak

1. 2. 3.

Kurangnya bantuan modal. Tidak ada bimbingan. Masalah dengan sesama ibu rumah tangga yang menjalani program

Lain-lain sebutkan……….

22. Ketika anda mengalami masalah dalam program pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga, bagaimana cara pemecahannya?


(5)

No Pemacahan masalah Ya Tidak 1.

2. 3.

Memecahkan masalah sendiri Dibantu sesama ibu rumah tangga Dibantu oleh pelaksana program.

Lain-lain sebutkan………….

23. Apakah anda perna keikutsertaan dalam perencanaan program? 1. Perna.

2. Tidak perna.

24. Apakah anda perna keikutsertaan dalam pengorganisasian program? 1. Perna.

2. Tidak perna.

25. Apakah anda perna keikutsertaan dalam pelaksanaan program? 1. Perna.

2. Tidak perna.

26. Apakah anda perna keikutsertaan dalam monitoring program? 1. Perna.

2. Tidak perna.

27. Apakah anda perna keikutsertaan dalam kegiatan evaluasi program? 1. Perna.

2. Tidak perna.

28. Menurut anda apakah kegiatan pemberdayaan yang dilakukan untuk ibu rumah tangga dapat membuat menjadi mandiri?

1. Mandiri. 2. Tidak mandiri.

29. Menurut anda apakah perlu tindaklanjut dari program pemberdayaan bila telah selesai dilaksanakan?

1. Perlu tindaklanjut. 2. Tidak perlu tindaklanjut.


(6)

30. Berikan komentar anda mengenai kegiatan pemberdayaan ibu rumah tangga (peneliti memberikan kesempata bagi responden untuk mengeluarkan pendapat, keluh, kesah, dan lain-lain)?... ...


Dokumen yang terkait

Gambaran Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Padi di Desa Maligas Tongah Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun

4 95 101

Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Malaria Di Desa Suka Karya Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Propinsi Aceh Tahun 2010

4 73 115

Beberapa Aspek Lingkungan Yang Berhubungan Dengan Angka Kejadian Malaria Di Desa Suka Jaya,Sukakarya,Suka Makmur Dan Air Dingin,Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue,Provinsi Naggroe Aceh Darussalam Tahun 2003

0 20 222

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 18

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 2

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 10

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 34

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 4

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

1 3 25

GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI DESA LAMAYANG KECAMATAN SIMEULUE TENGAH KABUPATEN SIMEULUE

0 0 40