MASALAH SOSISAL DALAM NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANIE: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Masalah Sosial Dalam Novel Kubah Di Atas Pasir Karya Zhaenal Fananie: Kajian Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Pembelajaran Di Sma.

(1)

1

MASALAH SOSISAL DALAM NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA

ZHAENAL FANANIE: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Bahasa IndonesiaFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

DHIMAS ARIS NUGROHO A 310 120023

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

1 i


(3)

1 ii


(4)

1 iii


(5)

1

MASALAH SOSIAL DALAM NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANFIE: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI

PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

Dhimas Aris Nugroho, dan Nafron Hasjim Program studi pendidikan Bahasa Indonesia

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura, Surakarta (57127) Email: dimasanduk@gmail.com

Abstrak

Penelitian terhadap novel Kubah di Atas Pasir memiliki tiga tujuan yaitu, (1) mendeskripsikan sturktur pembangun novel Kubah di Atas Pasir. (2) masalah sosial (3) implementasi hasil penelitian dalam pembelajaran sastra di SMA. Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan strategi penelitian terpancang. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Kubah di Atas Pasir. Data primer penelitian ini berupa kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana dalam novel yang mengandung masalah sosial. Data sekunder berupa berbagai artikel dan sumber online yang mendukung penelitian. Data dikumpulkan dengan teknik pustaka, simak, dan catat. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan metode dialektik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel Kubah di Atas Pasirkarya Zhaenal Fananie memiliki tema Pendidikan. Tokoh utama dalam novel adalah Fatikha. Alur yang digunakan adalah alur maju. Latar yang terdapat dalam novel adalah desa Ngurawan. Permasalahan sosial yang terkandung dalam novel Kubah di Atas Pasirantara lain masalah pendidikan, masalah budaya, masalah ekonomi, masalah kepemimpinan, masalah lingkungan. Hasil penelitian diimplementasikan dalam pembelajaran sastra di SMA melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)standar kompetensi (SK) 7 yang mengajarkan tentang memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan.

Kata Kunci: masalah sosial, Kubah di Atas Pasir, sosiologi sastra, pembelajaran sastra. Abstract

The research towards a novel entitled Kubah di Atas Pasir possessed three aims, they are; (1) Descripting structure that built the novel. (2) Descripting its social aspects (3) and the implementation inliterary study of Senior High School. This research including the qualitative descriptive research used the embedded case study to be at. The main source of this research is Kubah di Atas Pasir. The primary of this research are phrases, clauses, sentences, paragraphs and issue in the novel concerned the social issue. As well as the secondary data are taken from trusted online sources and articles applicable to support the research.The data collecting technique used in this research were the technique of library science, watch on and noting. The data analysis technique used in this research is the dialectics. The results of research already shown that the novel entitled Kubah di Atas Pasir written by Zhaenal Fananie has educational issue. This fictional work has main character namely Fatikha. This novel uses plotting forward. The novel also sets Ngurawan village as the main setting of the story. Some issues within the novel are educational issues, cultural issues, economical issues, leadership issues and environment issues as well. The results of research were going to be implemented in literary study of Senior High School (SMA) based on Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Standar Kompetensi (SK) 7 rooted some aspects over folk tales and Indonesian literary works/translated novels.


(6)

2

Keywords: social aspects, Kubah di Atas Pasir, literary sociology, literary study. 1. PENDAHLUAN

Sastra merupakan bentuk kegiatan kreatif dan produktif dalam menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai rasa estetis serta mencerminkan realitas sosial kemasyarakatan. Semi (1993: 8) berpendapat bahwa sebagai karya kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia. Karya sastra sebagai karya imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan realitas di lingkungannya.

Nurgiantoro (2007: 3) novel merupakan karya imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreatifitas sebagai karya seni. Salah satu novel yang bagus dan menarik adalah novel berjudul Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fananie. Sebuah novel kurang lebih menceritakan permasalah kehidupan manusia, lengkap dengan kehidupan sosial dan budaya seperti yang terdapat pada novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fananie. Novel ini memiliki kelebihan-kelebihan yang patut dibahas. Novel ini menceritakan kehidupan sosial dan kultural serta watak manusia dalam hubungannya dengan masyarakat. Wellek dan Warren (2014 :110) menyatakan bahwa pendekatan sosiologi sastra jelas merupakan hubungan antara sastra dan masyarakat literature is an expreesion of society, artinya sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat. Penelitian ini memiliki beberapa masalah yang ingin ditemukan penyelessainnya. Masalah-masalah tersebut yaitu. (1). Bagaimanakah struktur yang membangun novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fananie?, (2) Bagaimanakah masalah sosial yang terkandung dalam novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fananie?, (3) Bagaimanakah implementasi hasil penelitian dalam pembelajaran sastra di SMA?

Endah dkk (2013) melakukan penelitian berjudul “Penggambaran Sosok Bapak dalam Novel Il A Jamais Personne, Mon Papa karya Jean Louis Fournier”. Penelitian

ini berbicara mengenai penggambaran konstruksi sosok bapak dalam novel Il A Jamais Personne, Mon Papa. Analisis yang dilakukan dengan cara teknik deskriptif kualitatif. Kajian ini meneliti mengenai dominasi sosok Bapak dalam novel Il A Jamais Personne , Mon Papa.


(7)

3

Madusari dan Emzir (2015) melakukan penelitian dengan judul “The Values of Education in The Novels Serials of Anak-Anak Mamak By Tere Liye A Study of Structural Semiotics”. Penelitian ini mengkaji tentang nilai-nilai pendidikan dalam kumpulan novel Serial Anak-Anak Mamak karya Tere Liye. Novel-novel tersebut dianalisis dengan kajian semiotika.

Riadi dan Emzir (2015) melakukan penelitian dengan judul “Sufistic and Transformative Pedagogic Values in Syaikh Siti Jenar Novel By Agus Sunyoto: Genetic Structuralism.” Penelitian ini berusaha mencari tahu lebih mendalam tentang nilai religius dan pedagogi transformatif dalam novel Syaikh Siti Jenar karya Agus Sunyoto. Hasil penelitian ini yaitu yang termasuk nilai-nilai sufistik adalah penyesalan (tobat), menyendiri, sederhana, kesabaran, bersyukur,.

Asri (2014) melakukan penelitian dengan judul “The Sketches of Minangkabau Society in Nur ST. Iskandar’s and Hamka’s Novel.” penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sketsa masyarakat Minangkabau sebelum merdeka yang terefleksi daam novel-novel karya Nur ST Iskandar dan Hamka. Masyarakat yang berkarakter baik adalah masyarakat berpendidikan barat atau pegawai pemerintah (Belanda).

Taufiq (2014) melaukan penelitian dengan judul “Multicultural Literatue: The Identity Construction In Indonesian Novels”. Penelitian ini mendeskripsikan sastra multikultural sebagai studi yang penting dalam ikut menjawab persoalan bangsa. Permasalahan dalam multikultural adalah perihal identitas. Permasalahn identitas masih sangat penting untuk diperlihatkan hal itu dikarenakan bahwa masalah identitas memiliki relasi yang spesifik dengan masalah kebangsaan.

Kardiansyah (2013) melakukan penelitian berjudul “Nathaniel Hawthorne’s The Scarlet Letter: Homology Between Its Structure and American Society Sructure in The Middle of 19th Century”. Penelitian ini meneliti pandangan dunia yang terkandung dalam Scarlet Letter karya Nathaniel Hawthorne.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian berjenis deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam mengkaji novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fananie adalah metode deskriptif kualitatif. Pengkajian deskriptif mengarahkan pada pengkajian yang


(8)

4

dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penuturnya (sastrawan). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian studi terpancang dan studi kasus. Objek dalam penelitian ini adalah masalah-masalah sosial dalam novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fananie yang dikaji melalui pendekatan sosiologi sastra. Data dalam penelitian ini adalah kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana yang terdapat dalam Novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fananie.

Sumber data primer adalah dari novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fananie yang diterbitkan oleh Metamind Tiga Serangkai, Solo, cetakan pertama Juli 2015 dengan tebal 360 halaman. Sumber data skunder berupa artikel yang diambil dari sumber online yang relevan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik pustaka, simak dan catat. Teknik pustaka yaitu teknik yang menggunakan sumber tertulis untuk memperoleh studi tentang sumber-sumber tertulis. (Arikunto, 2006: 121). Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik dialektik.

3. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini diawali dengan meneliti struktur yang membangun novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fananie. Stanton (2007: 22) membedakan unsur pembangun sebuah novel ke dalam tiga bagian: fakta, tema, dan sarana pengucapan (sastra). Novel

Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal bertema pendidikan di lingkungan penambang pasir.

3.1Tokoh Cerita

3.1.1 Fatikha (Emak)

Fatikha merupakan tokoh utama dalam novel KdAP. Fatikha adalah tokoh yang paling banyak perannya dan merupakan sumber cerita. Secara fisiologis, kesan islami wanita berhijab, Fatikha digambarkan sebagai wanita yang berparas cantik.

Dalam ukuran desa Ngurawan, Fatikha memang tidak muda lagi. Namun, tidak seorang pun menyangkal, Fatikha masih memancarkan dimensi

kecantikan. Di setiap perbincangan para lelaki Ngurawan selalu terselip

ungkapan tentang kecantikan Fatikha. Dan Ngadrim tidak menampik kenyataan itu (KdAP, 2015: 185 ).


(9)

5 3.1.2 Hiram

Secara fisiologis, Hiram digambarkan melalui ciri fisik yang dalam waktu singkat berubah dari usia anak-anak hingga menjadi dewasa. Ciri fisiologis Hiram mulai digambarkan secara jelas setelah ia dewasa dan bekerja sebagai penambang pasir.

Akan tetapi, sikapnya lebih dewasa dari usia sebenarnya. Kini, hiram mulai melakukan transaksi dengan para pembeli atau tengkulak pasir. Ia mulai menyisihkan uang untuk masa depan pendidikannya. (KdAP, 2015: 242-243).

3.1.3 Mahali

Mahali merupakan suami dari Fatikha dan ayah dari Hiram. Secara fisiologis, sosok Mahali sebagai seorang laki-laki berperawakan kekar dan berkulit hitam. Mahali yang secara sosiologis lebih banyak bekerja sewaktu tinggal di yayasan.

Ia lebih suka dihukum daripada harus mengalah dengan aturan-aturan baku yang dirasa membelenggu dan menelikung kemerdekaannya. (KdAP, 2015: 23).

3.1.4 Ngadrim

Secara fisiologis Ngadrim digambarkan sebagai seorang lelaki yang berkulit agak legam, bertubuh tegap. Ngadrim secara fisiologis merupakan laki-laki yang berkulit gelap, berusia lebih dari tiga puluh tahun saat menjabat sebagai kepala desa.

Warga Ngurawan tidak tahu apa kendala yang dihadapi Kepala Desa mereka. Meski kulitnya agak legam akibat matahari, Ngadrim lumayan tampan,

tubuhnya tegap, dan merupakan salah satu warga Ngurawan yang sering

bepergian ke kota. (KdAP, 2015 :184)

3.2Setting (Latar)

Stanton (2007: 35) mengungkapkan latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sendang berlangsung. Latar atau setting dalam karya sastra dibagi menjadi tiga,


(10)

6

yakni latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Berikut ini dijelaskan latar tempat, latar waktu, dan latar sosial dalam novel Kubah di Atas Pasir.

3.2.1 Desa Ngurawan

Latar tempat yang digambarkan dalam novel KdAP adalah di Desa Ngurawan. Dikutip pada laman Wikimapia http://wikimapia.org/7847644/id/kota-malang Desa Ngurawan adalah latar tempat utama yang berada di Kota Malang.

Terletak 55 kilometer menjorok ke selatan dari kota Malang, Ngurawan dikelilingin hutan dan perkebunan yang berada di bawah pengawasan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII. Posisinya yang agak tinggi membuat suhu Ngurawan lebih dingin dari desa lain(KdAP, 2015: 32-33).

3.2.2 Kantor Polisi sektor Blumbang

Kantor Polisi sektor Blumbang adalah salah satu setting tempat pada novel

KdAP. Berdasarkan sumber online yang diunduh dari Wikimapia pada tanggal 3 Agustus 2016, Kantor Polisi sektor Blumbang berada di kota Blumbang Kab. Malang. Wikimapia. http://wikimapia.org/13430570/id/blumbang--santeru. Kantor Polisi sektor Blumbang menjadi setting pada pascakerusuhan yang terjadi di desa Ngurawan.

Kantor Polisi Sektor Blumbang berada satu kompleks dengan kantor

koramil dan kantor kecamatan. Ketiganya berada di tengah jantung kota Blumbang yang membawahi tiga puluh empat desa, termasuk Ngurawan (KdAP, 2015: 123).

Setting waktu novel ini secara eksplisit, waktu kejadian cerita dalam novel tidak digambarkan dengan jelas oleh pengarangnya, tetapi secara implisit latar waktu dalam novel ada pada kisaran tahun 1998 atau bersamaan dengan peristiwa lengsernya Orde Baru yang terjadi di Indonesia.

3.3Masalah Sosial dalam Novel Kubah di Atas Pasir

Penelitian berikutnya yaitu meneliti mengenai masalah sosial dalam Novel

Kubah di Atas Pasirkarya Zhaenal Fananie. Masalah sosial adalah suatu kondisi atau proses dalam masyarakat, yang dilihat dari sesuatu sudut tidak diinginkan (Vembriarto, 1989:7). Jadi, masalah sosial merupakan suatu hal yang timbul dari proses terjalinnya masyarakat yang bersifat negatif. Dengan kata lain, masalah sosial


(11)

7

merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri, yang mana hubungan di tengah masyarakat itulah yang memunculkan faktor-faktor penyebab timbulnya permasalah sosial. Analisis novel Kubah di Atas Pasir mengandung gambaran masalah sosial yang kompleks dalam suatu masyarakat.

3.3.1 Masalah Ekonomi

Masalah ekonomi menyangkut aspek-aspek kuantitas dan kualitas penduduk, sumber daya alam dan manusia, komunikasi dan transportasi, kondisi dan lokasi geografi, dan lain-lain sebagainya (Sumaatmadja, 1984: 77). Faktor ekonomi dalam kehidupan masyarakat akan membentuk pola kehidupam suatu masyarakat tertentu.

Kalau pun ada pilihan lain –sebagai buruh di ladang kopi, coklat, dan perkebunan –hal itu hanya bisa dilakukan setahun sekali, di saat musim panen. Mereka membayangkan, jika musim penghujan datang, kehidupan

mereka akan bertambah sulit. (KdAP, 2015:304)

3.3.2 Masalah Budaya

Kebudayaan adalah suatu komponen penting dalam kehidupan masyarakat, khususnya struktur sosial. Secara sederhana kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu cara hidup (Abdulsyani, 2002: 45). Budaya berkembang pula seiring bersama masyarakatnya.

Jika gelombang radio menyiarkan berita, mereka justru menggantinya

dengan keroncong, campur sari, dan dangdut, atau lebih suka

mematikannya. Mereka tidak butuh berita. (Kubah Di Atas Pasir: 105).

3.3.3 Masalah kepemimpinan

Masalah kepemimpinan adalah Soerjono Soekamto (dalam Huky, 1982: 188) menguraikan, bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dari seorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh orang tersebut.

“Aku bisa bertindak sendiri,” sela Ngadrim. ”Aku sudah mengambil


(12)

8

mereka harus keluar dari area penambangan atau keluar dari Ngurawan!”

(KdAP, 2015:257)

3.3.4 Masalah Pendidikan

Pendidikan adalah dasar pembentukan kepribadian, kemajuan ilmu, kemajuan teknologi, dan kemajuan kehidupan sosial pada umumnya. Kemajuan ilmu telah mengubah cara berpikir manusia saat ini (Sumaatmadja, 1984: 89). Permasalahan pendidikan dalam novel KdAP didasarkan pada cara pandang masyarakatnya yang belum memahami makna pendidikan yang sebenarnya.

Generasi tua Ngurawan hanya mewariskan bagaimana cara memenuhi hajat hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hati mereka tidak terketuk

untuk membekali anak-anak mereka dengan pendidikan. (KdAP,2015: 34)

3.3.5 Masalah Lingkungan

Masalah lingkungan dapat diartikan sebagai masalah yang terjadi di lingkungan hidup manusia, yang mengancam ketntraman dan kesejahteraan manusia (Sumaatmadja, 1984:83). Penutupan area penambangan pasir, Masalah lingkungan dalam novel KdAP menjadi masalah yang terjadi karena pengerukan yang berlangsung bertahun-tahun.

Tiba-tiba Mat Halil beridiri . “Enak saja kau bicara! Kau oikir siapa

dirimu yang hendak menutup area penambangan?” teriaknya lantang.

(KdAP, 2015: 312)

3.4Implementasi hasil penelitian dalam pembelajaran sastra di SMA

Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang diajarkan sejak usia sekolah dasar hingga bangku perguruan tinggi. Bisa dikatakan dalam sebuah masyarakat tertentu bahasa merupakan bagian erat yang terkandung di dalamnya. Selain itu, Bahasa Indonesia juga mengajarkan tentang keterampilan bersastra. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah mencantumkan materi-materi sastra dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Fananie (2000:2) menyatakan bahwa sebuah teks sastra harus mempunyai tiga sifat yaitu decore (memberikan sesuatu kepada pembaca), delectare (memberikan kenikmatan melalui unsur estetik), dan movere (mampu menggerakkan kreativitas


(13)

9

pembaca). Implementasi yang diharapkan dari penelitian ini adalah bagaimana siswa-siswi SMA mampu mengamati nilai-nilai sosial yang dimunculkan melalui permasalahan sosial dalam novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fananie sebagai contoh yang bisa dipelajari.

Penelitian tentang “Masalah Sosial dalam Novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fananie: Kajian Sosiologi Sastra dan Implementasinya sebagai pembelajaran Sastra di SMA” dapat diterapkan dalam pembelajaran sastra di SMA melalui Kurikulum Berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Standar Kompetensi dan kompetensi dasar yang dapat diambil untuk pembelajaran hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

Dari standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas pembelajaran sastra diajarkan dalam 2x40 menit atau satu kali pertemuan. Pada kegiatan pembelajaran di atas, standar kompetensi yang diajarkan adalah membaca,KD 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik pada kutipan novel. Materi pembelajaran yang difokuskan adalah membaca kumpulan kutipan novel Indonesia/terjemahan dan mengidentifikasi/mencari unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan.

4. PENUTUP

Penelitian tentang masalah sosial merupakan kajian yang sangat populer dalam penelitian sastra di Indonesia, hal tersebut dikarenakan banyaknya novel Indonesia yang memunculkan beragam kekayaan kultur sosialnya.

Masalah sosial adalah masalah pendidikan di tengah lingkungan desa penambang pasir. Masalah pendidikan seperti kurangnya kesadaran pendidikan masyarakat, jarak sekolah yang tak terjangkau, dan kurangnya perhatian pemerintah pada pendidikan di desa merupakan contoh-contoh masalah sosial yang diangkat sebagai bahan pembelajaran yang coba diterapkan sebagai pembelajaran sastra di SMA melalui Kompetensi Dasar (KD) 7.2 Menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Diharapkan dengan mempelajari contoh-contoh masalah sosial inilah yang diharapkan mampu memunculkan nilai sosial pada diri siswa SMA.


(14)

10

5. DAFTAR PUSTAKA

Aliraka. 2008. Aspek Sosial Budaya Jawa Novel Mantra Pejinak Ular Karya Kuntowijoyo: Tinjauan Semiotik. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Abdulsyani. 2002. Sosiologi: Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Endah, Istiqomah Apriliani dkk. 2013. “Penggambaran Sosok Bapak dalam Novel Il A Jamais Tue Personne, Mon Papa Karya Jean Louis Fournier.” Jurnal

Humaniora. Vol 25. Nomor 3. Oktoer 2013. Halaman 296-307. Fananie, Zhaenal. 2015. Kubah di Atas Pasir. Solo: Metamind

Gani, Rizanur. 1988. Pengajaran Sastra Indonesia: Respons dan Analisis. Padang: Dian Dinamika Press.

Kardiansyah, M. Yuseno. 2013. “Nathaniel Hawthorne’s The Scarlet Letter: Homology between Its Structure and American Society Structure in The Middle of 19th Century.” Jurnal Teknosastik. Vol 11 No 1 Tahun 2013. Halaman 9-15. http://teknosastik.ac.id. Diunduh pada Jumat 25 Maret 2016 Pukul 13.00 WIB.

Latief, Yudi. 2009. Menyemai Karakter Bangsa: Budaya Kebangkitan Berbasis Kesastraan. Jakarta: Kompas.

Madusari, Endah Ariani dan Emzir. 2015. “The Values of Education in The Novels Serials of Anak-Anak Mamak By Tere Liye A Study of Structural Semiotics.” IJLECR. Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015. Halaman 1-10. http://pps.unj.ac.id//journal//ijlecr. Diunduh pada 24 Maret 2016 Pukul 11.30 WIB.

Riadi, Sugeng dan Emzir. 2015. “Sufistic and Transformative Pedagogic Values in Syaikh Siti Jenar Novel By Agus Sunyoto.” IJLECR. Vol. 1 Nomor 1 Tahun

2015. Halaman 79-86. http://pps.unj.ac.id//journal//ijlecr. Diunduh pada 24 Maret 2016 Pukul 11.30 WIB.

Sumaatmadja, Nursidi. 1984. Perspektif Studi Sosial. Bandung: Penerbit Alumni. Taufiq, Akhmad. 2014. “Multicultural Literature: The Identity Construction In


(15)

11

22-31. http://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-huamniora/. Diunduh pada Jumat 25 Maret 2016 Pukul 13.00 WIB.

Teeuw, A. 2013. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka. Wellek, Rene dan Warren. 2014. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


(1)

6

yakni latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Berikut ini dijelaskan latar tempat, latar waktu, dan latar sosial dalam novel Kubah di Atas Pasir.

3.2.1 Desa Ngurawan

Latar tempat yang digambarkan dalam novel KdAP adalah di Desa Ngurawan. Dikutip pada laman Wikimapia http://wikimapia.org/7847644/id/kota-malang Desa Ngurawan adalah latar tempat utama yang berada di Kota Malang.

Terletak 55 kilometer menjorok ke selatan dari kota Malang, Ngurawan dikelilingin hutan dan perkebunan yang berada di bawah pengawasan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII. Posisinya yang agak tinggi membuat suhu Ngurawan lebih dingin dari desa lain(KdAP, 2015: 32-33).

3.2.2 Kantor Polisi sektor Blumbang

Kantor Polisi sektor Blumbang adalah salah satu setting tempat pada novel KdAP. Berdasarkan sumber online yang diunduh dari Wikimapia pada tanggal 3 Agustus 2016, Kantor Polisi sektor Blumbang berada di kota Blumbang Kab. Malang. Wikimapia. http://wikimapia.org/13430570/id/blumbang--santeru. Kantor Polisi sektor Blumbang menjadi setting pada pascakerusuhan yang terjadi di desa Ngurawan.

Kantor Polisi Sektor Blumbang berada satu kompleks dengan kantor koramil dan kantor kecamatan. Ketiganya berada di tengah jantung kota Blumbang yang membawahi tiga puluh empat desa, termasuk Ngurawan (KdAP, 2015: 123).

Setting waktu novel ini secara eksplisit, waktu kejadian cerita dalam novel tidak digambarkan dengan jelas oleh pengarangnya, tetapi secara implisit latar waktu dalam novel ada pada kisaran tahun 1998 atau bersamaan dengan peristiwa lengsernya Orde Baru yang terjadi di Indonesia.

3.3Masalah Sosial dalam Novel Kubah di Atas Pasir

Penelitian berikutnya yaitu meneliti mengenai masalah sosial dalam Novel Kubah di Atas Pasirkarya Zhaenal Fananie. Masalah sosial adalah suatu kondisi atau proses dalam masyarakat, yang dilihat dari sesuatu sudut tidak diinginkan (Vembriarto, 1989:7). Jadi, masalah sosial merupakan suatu hal yang timbul dari proses terjalinnya masyarakat yang bersifat negatif. Dengan kata lain, masalah sosial


(2)

7

merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri, yang mana hubungan di tengah masyarakat itulah yang memunculkan faktor-faktor penyebab timbulnya permasalah sosial. Analisis novel Kubah di Atas Pasir mengandung gambaran masalah sosial yang kompleks dalam suatu masyarakat.

3.3.1 Masalah Ekonomi

Masalah ekonomi menyangkut aspek-aspek kuantitas dan kualitas penduduk, sumber daya alam dan manusia, komunikasi dan transportasi, kondisi dan lokasi geografi, dan lain-lain sebagainya (Sumaatmadja, 1984: 77). Faktor ekonomi dalam kehidupan masyarakat akan membentuk pola kehidupam suatu masyarakat tertentu.

Kalau pun ada pilihan lain –sebagai buruh di ladang kopi, coklat, dan perkebunan –hal itu hanya bisa dilakukan setahun sekali, di saat musim panen. Mereka membayangkan, jika musim penghujan datang, kehidupan mereka akan bertambah sulit. (KdAP, 2015:304)

3.3.2 Masalah Budaya

Kebudayaan adalah suatu komponen penting dalam kehidupan masyarakat, khususnya struktur sosial. Secara sederhana kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu cara hidup (Abdulsyani, 2002: 45). Budaya berkembang pula seiring bersama masyarakatnya.

Jika gelombang radio menyiarkan berita, mereka justru menggantinya dengan keroncong, campur sari, dan dangdut, atau lebih suka mematikannya. Mereka tidak butuh berita. (Kubah Di Atas Pasir: 105).

3.3.3 Masalah kepemimpinan

Masalah kepemimpinan adalah Soerjono Soekamto (dalam Huky, 1982: 188) menguraikan, bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dari seorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh orang tersebut.

“Aku bisa bertindak sendiri,” sela Ngadrim. ”Aku sudah mengambil


(3)

8

mereka harus keluar dari area penambangan atau keluar dari Ngurawan!” (KdAP, 2015:257)

3.3.4 Masalah Pendidikan

Pendidikan adalah dasar pembentukan kepribadian, kemajuan ilmu, kemajuan teknologi, dan kemajuan kehidupan sosial pada umumnya. Kemajuan ilmu telah mengubah cara berpikir manusia saat ini (Sumaatmadja, 1984: 89). Permasalahan pendidikan dalam novel KdAP didasarkan pada cara pandang masyarakatnya yang belum memahami makna pendidikan yang sebenarnya.

Generasi tua Ngurawan hanya mewariskan bagaimana cara memenuhi hajat hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hati mereka tidak terketuk untuk membekali anak-anak mereka dengan pendidikan. (KdAP,2015: 34) 3.3.5 Masalah Lingkungan

Masalah lingkungan dapat diartikan sebagai masalah yang terjadi di lingkungan hidup manusia, yang mengancam ketntraman dan kesejahteraan manusia (Sumaatmadja, 1984:83). Penutupan area penambangan pasir, Masalah lingkungan dalam novel KdAP menjadi masalah yang terjadi karena pengerukan yang berlangsung bertahun-tahun.

Tiba-tiba Mat Halil beridiri . “Enak saja kau bicara! Kau oikir siapa

dirimu yang hendak menutup area penambangan?” teriaknya lantang.

(KdAP, 2015: 312)

3.4Implementasi hasil penelitian dalam pembelajaran sastra di SMA

Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang diajarkan sejak usia sekolah dasar hingga bangku perguruan tinggi. Bisa dikatakan dalam sebuah masyarakat tertentu bahasa merupakan bagian erat yang terkandung di dalamnya. Selain itu, Bahasa Indonesia juga mengajarkan tentang keterampilan bersastra. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah mencantumkan materi-materi sastra dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Fananie (2000:2) menyatakan bahwa sebuah teks sastra harus mempunyai tiga sifat yaitu decore (memberikan sesuatu kepada pembaca), delectare (memberikan kenikmatan melalui unsur estetik), dan movere (mampu menggerakkan kreativitas


(4)

9

pembaca). Implementasi yang diharapkan dari penelitian ini adalah bagaimana siswa-siswi SMA mampu mengamati nilai-nilai sosial yang dimunculkan melalui permasalahan sosial dalam novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fananie sebagai contoh yang bisa dipelajari.

Penelitian tentang “Masalah Sosial dalam Novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fananie: Kajian Sosiologi Sastra dan Implementasinya sebagai pembelajaran

Sastra di SMA” dapat diterapkan dalam pembelajaran sastra di SMA melalui

Kurikulum Berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Standar Kompetensi dan kompetensi dasar yang dapat diambil untuk pembelajaran hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

Dari standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas pembelajaran sastra diajarkan dalam 2x40 menit atau satu kali pertemuan. Pada kegiatan pembelajaran di atas, standar kompetensi yang diajarkan adalah membaca,KD 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik pada kutipan novel. Materi pembelajaran yang difokuskan adalah membaca kumpulan kutipan novel Indonesia/terjemahan dan mengidentifikasi/mencari unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan.

4. PENUTUP

Penelitian tentang masalah sosial merupakan kajian yang sangat populer dalam penelitian sastra di Indonesia, hal tersebut dikarenakan banyaknya novel Indonesia yang memunculkan beragam kekayaan kultur sosialnya.

Masalah sosial adalah masalah pendidikan di tengah lingkungan desa penambang pasir. Masalah pendidikan seperti kurangnya kesadaran pendidikan masyarakat, jarak sekolah yang tak terjangkau, dan kurangnya perhatian pemerintah pada pendidikan di desa merupakan contoh-contoh masalah sosial yang diangkat sebagai bahan pembelajaran yang coba diterapkan sebagai pembelajaran sastra di SMA melalui Kompetensi Dasar (KD) 7.2 Menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Diharapkan dengan mempelajari contoh-contoh masalah sosial inilah yang diharapkan mampu memunculkan nilai sosial pada diri siswa SMA.


(5)

10 5. DAFTAR PUSTAKA

Aliraka. 2008. Aspek Sosial Budaya Jawa Novel Mantra Pejinak Ular Karya Kuntowijoyo: Tinjauan Semiotik. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Abdulsyani. 2002. Sosiologi: Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Endah, Istiqomah Apriliani dkk. 2013. “Penggambaran Sosok Bapak dalam Novel Il

A Jamais Tue Personne, Mon Papa Karya Jean Louis Fournier.” Jurnal Humaniora. Vol 25. Nomor 3. Oktoer 2013. Halaman 296-307.

Fananie, Zhaenal. 2015. Kubah di Atas Pasir. Solo: Metamind

Gani, Rizanur. 1988. Pengajaran Sastra Indonesia: Respons dan Analisis. Padang: Dian Dinamika Press.

Kardiansyah, M. Yuseno. 2013. “Nathaniel Hawthorne’s The Scarlet Letter:

Homology between Its Structure and American Society Structure in The Middle of 19th Century.” Jurnal Teknosastik. Vol 11 No 1 Tahun 2013. Halaman 9-15. http://teknosastik.ac.id. Diunduh pada Jumat 25 Maret 2016 Pukul 13.00 WIB.

Latief, Yudi. 2009. Menyemai Karakter Bangsa: Budaya Kebangkitan Berbasis Kesastraan. Jakarta: Kompas.

Madusari, Endah Ariani dan Emzir. 2015. “The Values of Education in The Novels

Serials of Anak-Anak Mamak By Tere Liye A Study of Structural

Semiotics.” IJLECR. Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015. Halaman 1-10.

http://pps.unj.ac.id//journal//ijlecr. Diunduh pada 24 Maret 2016 Pukul

11.30 WIB.

Riadi, Sugeng dan Emzir. 2015. “Sufistic and Transformative Pedagogic Values in

Syaikh Siti Jenar Novel By Agus Sunyoto.” IJLECR. Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2015. Halaman 79-86. http://pps.unj.ac.id//journal//ijlecr. Diunduh pada 24 Maret 2016 Pukul 11.30 WIB.

Sumaatmadja, Nursidi. 1984. Perspektif Studi Sosial. Bandung: Penerbit Alumni.

Taufiq, Akhmad. 2014. “Multicultural Literature: The Identity Construction In Indonesian Novels.” Jurnal Humaniora. Vol. 26 No 1 Tahun 2014. Halaman


(6)

11

22-31. http://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-huamniora/. Diunduh pada Jumat 25 Maret 2016 Pukul 13.00 WIB.

Teeuw, A. 2013. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka. Wellek, Rene dan Warren. 2014. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Dokumen yang terkait

PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SASTRA FEMINIS DAN IMPLEMENTASINYA Perspektif Gender dalam Novel Kubah di Atas Pasir Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sastra Feminis dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sas

0 3 14

PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SASTRA FEMINIS DAN Perspektif Gender dalam Novel Kubah di Atas Pasir Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sastra Feminis dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.

0 11 12

PENDAHULUAN Perspektif Gender dalam Novel Kubah di Atas Pasir Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sastra Feminis dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.

0 3 6

DAFTAR PUSTAKA Perspektif Gender dalam Novel Kubah di Atas Pasir Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sastra Feminis dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.

0 2 4

MASALAH SOSIAL DALAM NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANIE: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Masalah Sosial Dalam Novel Kubah Di Atas Pasir Karya Zhaenal Fananie: Kajian Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Pembelajaran Di Sma.

0 4 13

PENDAHULUAN Masalah Sosial Dalam Novel Kubah Di Atas Pasir Karya Zhaenal Fananie: Kajian Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Pembelajaran Di Sma.

0 6 6

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN ANTROPOLOGI SASTRA SEBAGAI UPAYA Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Kubah di Atas Pasir Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Antropologi Sastra Sebagai Upaya Penyediaan Bahan

0 8 19

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN ANTROPOLOGI SASTRA SEBAGAI UPAYA Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Kubah di Atas Pasir Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Antropologi Sastra Sebagai Upaya Penyediaan Bahan

0 6 13

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL KUBAH KARYA AHMAD TOHARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI Aspek Sosial Dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 12

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI - UNWIDHA Repository

0 1 26