PENERAPAN PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PERCUT SEITUANPADA MATERI LAJU REAKSI.

PENERAPAN PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP HASIL BELAJAR
KIMIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN
PADA MATERI LAJU REAKSI

Oleh :
Hanifah Yusnida Sir
NIM. 409131027
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

iv


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa memberikan kesehatan kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Penerapan Pembelajaran Elaborasi Terhadap Hasil
Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Pada Materi
Laju Reaksi”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak
Drs. Germanicus Sinaga, M.Pd., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada, Ibu Dra. Nurmalis, M.Si., Ibu Dra. Ratu Evina D.,
M.Si., dan Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd., sebagai dosen-dosen penguji yang
telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak
Drs. Jamalum Purba, M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed

yang sudah membantu penulis.
Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Badaruddin Tarigan, M.Pd
selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan atas izin penelitian yang
diberikan kepada penulis, kepada Bapak Iswandi, S.Pd., kepada ibu Widya
Ningsih dan kepada ibu Sarmaidah Harahap, serta siswa/ siswi kelas XI IPA 1 dan
kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan yang telah membantu selama
penelitian ini.
Teristimewa ucapan terima kasih dan penghargaan tiada terhingga kepada
Ayahanda H. Amiruddin Siregar dan Ibunda Elly Rosmayani Harahap, S.Sos yang
telah banyak berdoa, memberi kasih sayang tiada henti serta dukungan dana demi
penyelesaian studi penulis, yang telah memotivasi penulis dari kecil untuk selalu

v

semangat mengejar cita-cita, kepada abang Hendy Madin Siregar, Amd.Com,
Wynda Arianni Siregar dan Muhammad Apriadi Siregar dan khusus kepada
bujing Nilam Harahap yang sudah berdoa dan memberi dukungan serta semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.
Penulis menyampaikan terima kasih atas bantuannya kepada para sahabat
Irawati Harahap, Boi Rotua Hutagalung, Lily Nureni Habibah Daulay, Parna

Zunisah Dalimunthe, Alkadri, Puspita Panjaitan, Dianatul Habibah Harahap,
Saidah Khoiriah dan Fithri Rizki, terima kasih untuk persahabatan yang begitu
indah, dan seluruh teman-teman Pendidikan Kimia Dik B’09. Serta semua temanteman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih untuk semua
bantuan dan dukungannya.
Tidak lupa pula, penulis menyampaikan terima kasih kepada teman kos
tersayang: Meriza Kasih, Sri Muliati, Chairunnissa Nasution, Listriani Lubis, dan
Sri Afriyanti Munthe.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari para pembaca demi penyempurnaan skripsi ini. Kiranya
skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pendidikan.
.

Medan,

Februari 2014

Penulis,


Hanifah Yusnida Sir
NIM. 409131027

iii

PENERAPAN PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP HASIL BELAJAR
KIMIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN
PADA MATERI LAJU REAKSI

Hanifah Yusnida Sir (409131027)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan dengan penerapan Pembelajaran
Elaborasi lebih tinggi dibandingkan dengan Pembelajaran Secara Konvensional
pada materi laju reaksi tahun pembelajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan yang terdiri dari 4
kelas. Sedangkan sampel diambil secara acak sebanyak dua kelas yaitu XI IPA 1
sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran
Elaborasi dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan Model
Konvensional, yang masing-masing berjumlah 34 siswa. Sebelum proses belajar

mengajar dimulai, terlebih dahulu dilakukan pre-test serta setelah selesai
pengajaran dilakukan post-test.
Hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata pre-test siswa kelas eksperimen
= 36,029 dan post-test = 83,823 dengan persen peningkatan belajar = 75,0%
sedangkan nilai rata-rata pre-test siswa kelas kontrol = 37,059 dan post-test =
79,118 dengan persen peningkatan belajar 66,9%.
Adanya peningkatan hasil belajar tersebut dibuktikan melalui pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh bahwa thitung = 2,988 dan harga ttabel
= 1,667 (thitung > ttabel) pada α = 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima, yang berarti hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kimia
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan dengan penerapan Pembelajaran
Elaborasi lebih tinggi dibandingkan dengan Pembelajaran Secara Konvensional
pada materi laju reaksi tahun pembelajaran 2013/2014.

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar

Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB

I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah

1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Batasan Masalah
1.4
Rumusan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian
1.7
Defenisi Operasional

1
1
4
4
4
5
5

5

BAB

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Hakikat Belajar Kimia Dan Hasil Belajar Kimia
2.1.1 Hakikat Belajar Kimia
2.1.2 Hasil Belajar Kimia
2.2
Model Pembelajaran Elaborasi
2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Elaborasi
2.2.2 Prinsip Model Pembelajaran Elaborasi
2.2.3 Langkah – Langkah Model Kegiatan Pembelajaran
Elaborasi
2.2.4 Kelebihan Dan kelemahan Pembelajaran Elaborasi
2.3
Model Pembelajaran Konvensional
2.3.1 Metode Diskusi
2.3.2 Langkah - Langkah Diskusi

2.3.3 Kelebihan Dan Kelemahan Metode Diskusi
2.4
Laju Reaksi
2.4.1 Kemolaran
2.4.2 Pengertian Laju Reaksi
2.4.3 Faktor –Faktor Yang Memengaruhi Laju Reaksi
2.4.4 Teori Tumbukan
2.4.5 Persamaan Laju Reaksi Dan Orde Reaksi
2.5
Laju Reaksi Dalam Pembelajaran Elaborasi
2.6
Kerangka Konseptual
2.7
Hipotesis Penelitian
2.7.1 Hipotesis Verbal
2.7.2 Hipotesis Statistik

7
7
7

8
9
9
9
10
11
12
12
13
13
14
14
15
15
17
17
20
20
21
21

22

BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian
3.3
Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Bebas
3.3.2 Variabel Terikat
3.3.3 Variabel Kontrol
3.4
Instrumen Penelitian
3.4.1 Uji Validitas Tes
3.4.2 Uji Reliabilitas Tes
3.4.3 Taraf Kesukaran Tes
3.4.4 Daya Pembeda Soal
3.5
Rancangan Penelitian
3.6
Teknik Pengumpulan Data
3.7
Teknik Analisis Data
3.7.1
Uji Normalitas
3.7.2
Uji Homogenitas
3.7.3
Uji Hipotesis
3.7.4
Uji Peningkatan Hasil Belajar (Gain)

23
23
23
23
23
23
23
24
24
25
26
26
27
28
30
30
30
31
31

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian
4.1.1.1 Validitas Test
4.1.1.2 Reliabilitas Test
4.1.1.3 Tingkat Kesukaran Test
4.1.1.4 Daya Beda Test
4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.1.3 Analisis Data Hasil Penelitian
4.1.3.1 Uji Normalitas
4.1.3.2 Uji Homogenitas
4.1.3.3 Pengujian Hipotesis
4.1.3.4 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa
4.2
Pembahasan

32
32
32
32
32
33
33
33
34
34
36
37
38
39

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran

42
42
42

Daftar Pustaka

43

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5

Data Eksperimen
Rancangan Penelitian
Data Hasil Penelitian
Tabel Uji Normalitas
Tabel Uji Homogenitas
Hasil Uji Hipotesis
Persen Peningkatan Hasil Belajar

18
27
33
36
37
37
38

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2

Hubungan Katalis Dengan Energi Pengaktifan
Grafik Orde Reaksi
Diagram alir
Grafik Data Hasil Belajar Siswa
Grafik Persentasi Peningkatan Hasil Belajar

Halaman
17
19
29
34
39

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan IPA memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam
menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era
industrialisasi dan globalisasi. Potensi ini akan dapat terwujud jika pendidikan
mampu melahirkan siswa yang cakap dalam bidangnya dan berhasil
menumbuhkan kemampuan berfikir logis, kemampuan memecahkan masalah,
menguasai teknologi serta mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan dan
perkembangan zaman.
Sudjana (2009) mengemukakan bahwa pendidikan dan pengajaran
dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa
merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya. Hal tersebut
dapat dilihat dari pengetahuan kognitif siswa yang meningkat dari yang tidak tahu
menjadi tahu atau dari yang kurang paham menjadi paham. Setidak-tidaknya, apa
yang dicapai oleh siswa merupakan akibat proses yang ditempuhnya melalui
kegiatan pembelajaran kimia yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam
proses mengajarnya.
BSNP (2006) mengemukakan bahwa kimia merupakan ilmu yang
termasuk rumpun IPA karena kimia mempunyai karakteristik sebagai sikap,
proses, produk dan aplikasi. Hal tersebut dikarenakan dalam sikap : adanya rasa
ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab
akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur
yang benar; proses : prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah meliputi
penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen dan percobaan, evaluasi,
pengukuran, dan penarikan kesimpulan; produk : hasilnya berupa fakta, prinsip,
teori, dan hukum dan terakhir aplikasi : metode ilmiah dan konsep IPA diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pelajaran kimia terdapat konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak
dan merupakan gambaran sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut

1

2

dapat kita alami sendiri, seperti mengamati laju reaksi (luas permukaan bidang
sentuh) dalam melarutkan gula batu dan gula pasir (beratnya sama) dalam air
panas yang sama banyak. Kesulitan dalam memahami konsep-konsep dalam
materi kimia dapat menyebabkan terjadinya kesalahan pemahaman atau
miskonsepsi dan siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar. Salah
satunya laju reaksi yang berisi tentang teori tumbukan, konsep laju reaksi serta
persamaan dan orde reaksi. Kesulitan tersebut terlihat dari pengerjaan soal dalam
menentukan persamaan laju reaksi dan hubungan teori tumbukan dengan faktor –
faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Hal tersebut sesuai dengan pengamatan dan pengalaman penulis ketika
melaksanakan Program Pelatihan Lapangan Terpadu (PPLT), guru masih
menerapkan pembelajaran secara ceramah dalam pembelajaran kimia dan siswa
cenderung pasif dan hanya mencatat keterangan yang diberikan oleh guru.
Untuk merubah keadaan tersebut, diperlukan suatu pembelajaran yang
bermakna. Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses yang mengaitkan
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang (Trianto, 2007). Melalui pembelajaran bermakna, informasi baru akan
lebih mudah ditransfer ke dalam memori yang menyebabkan suatu materi
pelajaran dapat dipahami dengan baik.
Salah satu pembelajaran bermakna adalah pembelajaran elaborasi. Teori
elaborasi adalah teori yang membahas tentang makro level dan menggambarkan
metode yang berkaitan dengan hubungan beberapa ide yang menampilkan intisari
sebagai pengajaran awal. Dalam pembelajaran elaborasi, siswa juga dituntut
mempunyai keterampilan belajar untuk mengatur proses perubahan pada dirinya
ketika siswa belajar, mengingat dan berfikir. Keterampilan belajar ini dapat
ditumbuhkan

dengan

menggunakan

gambar,

diagram,

peralatan

yang

berhubungan dengan materi pelajaran (Uno, 2007).
Dari hasil penelitian Siti Sundari Miswadi yang mengenai pembelajaran
elaborasi terhadap hasil belajar kimia siswa SMA yang dilakukan di SMA Negeri
11 Semarang pada materi hidrokarbon kelas X, diperoleh hasil belajar kognitif
kelompok eksperimen mempunyai rata-rata kelas lebih tinggi dari pada kelompok

3

kontrol, yaitu 73,37 untuk kelompok eksperimen dan 69,26 untuk kelompok
kontrol. Hal ini karena kelompok eksperimen mendapat pembelajaran elaborasi
yang memudahkan siswa dalam memahami materi dan materi tersebut dapat
tersimpan dengan baik dalam memori siswa, sedangkan kelompok kontrol
mendapat pembelajaran konvensional, sehingga dimungkinkan pemahaman siswa
tehadap materi yang disampaikan kurang maksimal karena tidak disertai elaborasi
materi ( Siti Sundari Miswadi, 2009).
Dari hasil penelitian Dwi Setyowati yang mengenai pembelajaran model
elaborasi terhadap hasil belajar kimia pada materi hidrokarbon di SMA Negeri 1
Sukorejo menunjukkan bahwa hasil pembelajaran pada kelas eksperimen lebih
tinggi dengan rata–rata hasil posttest mencapai 75,83 daripada kelas kontrol
dengan rata–rata hasil posttest 71,52 (Dwi Setyowati, 2012).
Hasil penelitian dari Suryo Hartanto pada materi koloid di SMA AlAzhar Padang diperoleh nilai rata-rata pada kelas eksperimen siswa yang diajar
dengan model elaborasi meningkat dari 79,2 menjadi 95,8. Hal

ini

disebabkan

siswa lebih mudah memahami materi koloid yang diajarkan dengan menggunakan
model elaborasi (Suryo Hartanto, 2012).
Dari penelitian I Made Kirna tentang penerapan elaborasi pada materi
kimia anorganik fisik di Undiksha, adanya peningkatan hasil belajar mahasiswa
yang diajarkan dengan pembelajaran elaborasi dari rata-rata 61,3 menjadi 87,5 (I
Made Kirna, 2010). Sedangkan hasil penelitian dari Kurniawan Widodo tentang
pembelajaran elaborasi pada materi reaksi redoks di SMK Negeri 2 Pontianak
diperoleh nilai rata-rata siswa yang diajarkan dengan model elaborasi sebesar
82.41 lebih tinggi dibandingkan dengan model konvensional dengan nilai rata-rata
70,76 (Kurniawan Widodo, 2012).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berkeinginan untuk melakukan
penelitian yang lebih lanjut terkait dengan penggunaan model pembelajaran
elaborasi dalam bidang kimia pada materi laju reaksi. Sehingga judul penelitian
yang dipilih adalah “Penerapan Pembelajaran Elaborasi Terhadap Hasil
Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Pada Materi
Laju Reaksi”.

4

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
identifikasi masalah adalah :
1. Kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran kimia khususnya pada
laju reaksi.
2. Kurangnya interaksi dan kerja sama antara sesama siswa dalam kegiatan
belajar sehingga siswa cenderung bersifat individualis.
3. Mata pelajaran kimia dianggap sebagai pelajaran yang abstrak dan sulit
dipahami

1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka
perlu diberi batasan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian hanya dilakukan pada siswa kelas XI IPA semester 1 di SMA
Negeri 1 Percut Sei Tuan.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Pembelajaran Elaborasi.
3. Hasil belajar siswa diperoleh secara individu di mulai dari nilai pre-test dan
post-test.
4. Materi yang diajarkan adalah Laju Reaksi.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Apakah hasil belajar kimia siswa kelas XI SMA Negeri 1
Percut Sei Tuan dengan penerapan Pembelajaran Elaborasi lebih tinggi
dibandingkan dengan Pembelajaran Secara Konvensional pada materi laju
reaksi?”

5

1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk memperoleh data empiris
hasil belajar kimia siswa kelas XI SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan dengan
penerapan Model Pembelajaran Elaborasi pada materi laju reaksi.

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa : meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi laju
reaksi sehingga hasil belajar semakin meningkat.
2. Bagi Guru dan Calon Guru : sebagai bahan masukan dalam hal memilih
Model Pembelajaran Elaborasi sebagai salah satu model mengajar dalam
pengajaran kimia.
3. Bagi Sekolah : Penelitian ini diharapkan dapat untuk memperbaiki proses
pembelajaran dan memberikan sumbangan untuk perbaikan kondisi
pelajaran ilmu kimia.

1.7. Defenisi Operasional
1. Model Pembelajaran Elaborasi adalah model yang dalam pembelajarannya
terdapat proses penambahan informasi yang dipelajari dapat berupa
kesimpulan, kelanjutan dari informasi yang diterima, contoh, detail, gambar
dan sebagainya. Adapun langkah-langkah dalam pembelajarannya adalah:
(1) penyajian epitome atau inti sari; (2) elaborasi tahap pertama; (3)
pemberian rangkuman dan sintesis antar bagian; (4) elaborasi tahap kedua;
(5) rangkuman dan sintesis akhir.
2. Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang
biasanya digunakan oleh guru. Dalam penelitian ini, model pembelajaran
konvensional menggunakan metode diskusi. Langakah pertama dalam
metode diskusi adalah guru menyampaikan materi, memberikan suatu
permasalahan dalam materi tersebut, guru menyuruh siswa untuk
membentuk kelompok diskusi dan mendiskusikan permasalahan yang

6

diberikan, kemudian meminta siswa mempresentasikan hasil diskusinya
dan guru memperbaiki jawaban siswa jika ada kesalahan.
3. Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar kognitif pada pokok bahasan
laju reaksi dengan alat pengukur yang digunakan adalah objektif tes
berbentuk pilihan ganda (post-test dan pre test).
4. Pokok bahasan laju reaksi merupakan materi pelajaran kimia yang terdapat
pada kelas XI SMA semester 1. Dalam penelitian ini yang akan dipelajari
adalah kemolaran, faktor –faktor laju reaksi, teori tumbukan dan persamaan
laju reaksi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil belajar kimia siswa kelas XI SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan dengan
penerapan Pembelajaran Elaborasi lebih tinggi dibandingkan dengan
Pembelajaran Secara Konvensional pada materi Laju Reaksi.
2. Hasil belajar kimia yang diajar dengan Model Pembelajaran Elaborasi
memiliki rata-rata peningkatan hasil belajar sebesar 75,0 % dan hasil belajar
kimia yang diajar dengan Model Konvensional memiliki rata-rata
peningkatan hasil belajar diperoleh sebesar 66,9 %. Besarnya perbedaan
peningkatan hasil belajar kimia siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah 8,154 %.
3. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh bahwa nilai thitung = 2,988 dan ttabel =
1,667. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel dengan taraf signifikansi 95
% (α = 0,05). Ini artinya bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan :
1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan Model
Pembelajaran Elaborasi pada pokok bahasan laju reaksi dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk pokok bahasan yang berbeda yang
dapat digunakan sebagai langkah dalam meningkatkan mutu pendidikan
khususnya dalam bidang studi kimia.

42

43

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2009, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
BSNP, 2006, Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar SMA/ MA, Depdiknas,
Jakarta
Djamarah, S.B., 2002, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta , Jakarta.
Hamalik, O., 2010, Proses belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta
Hartanto, S., 2012, Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Eksplorasi
Elaborasi Konfirmasi Siswa SMA Al-Azhar Batam, FT UNP, Padang.
Istarani, 2012, 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., dan Wood, J.H., 1991, Ilmu Kimia Untuk
Universitas Edisi Keenam Jilid Satu, Erlangga, Jakarta.
Kirna,

I.M., 2010, Penerapan Strategi Elaborasi (Review, Self-Quest,
Clarification) Dan Pengajuan Masalah Dalam Perkuliahan Kimia
Anorganik Fisik, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha, Bali.

Manik, A., (2009), Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dengan
Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Xi Sma
Negeri 11 Medan Pada Pokok Bahasan Struktur Atom dan Sistem Periodik
Unsur T.P 2009/2012, Unimed, Medan.
Miko,

2012, http://hamikofebria.blogspot.com/2012/05/medel-pembelajarankonvensional.html. (diakses tanggal 6 April 2013)

Miswandi, S.S., 2009, Pengaruh Pembelajaran Elaborasi Terhadap Hasil Belajar
Kimia Siswa SMA, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Nana, S., 2006, Kimia SMA untuk Kelas X, Grafindo Media Pratama, Jakarta.
Oxtoby, D.W., dan Gillis, H.P., 1998, Prinsip- Prinsip Kimia Modern Edisi
Keempat Jilid Satu, Erlangga, Jakarta.
Petrucci, R.H., 1987, Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modren Edisi Keempat
Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Purwanto, 2008, Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Belajar, Surakarta.

44

Sanjaya, W., 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Kencana,
Jakarta
Setyowati, D., 2012, Pengaruh Model Pembelajaran Konstruktivistik
Berstrategi Elaborasi dengan Penerapan Study in Library Terhadap
Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X, FMIPA Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Silitonga, P.M., 2011, Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas
Negeri Medan, Medan.
Sudjana, 2005, Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., 2009, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Syukri S, 1999, Kimia Dasar1, ITB, Bandung.
Trianto, 2007, Belajar dan Pembelajaran : Model-Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivisme, Prestasi pustaka, Jakarta.
Uno, H.B., 2007, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang kreatif dan Eektif, Bumi aksara, Jakarta.
Riadi, M., 2013, http://www.kajianpustaka.com/2013/01/metode-diskusi-dalambelajar.html (diakses tanggal 24 juli 2013).
Widodo, K, 2012, Pengembangan Modul Model Elaborasi Untuk Kecakapan
Merumuskan Dan Menggunakan Konsep Reaksi Redoks Dalam
Pemecahan Masalah Pada Pembelajaran Kimia Di SMK Negeri 2
Pontianak, Universitas Tanjungpura Pontianak, Pontianak.