HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Remaja.

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECENDERUNGAN
PERILAKU BULLYING PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Oleh:

IZZA FAHMI PUSPITASARI
F 100 100 019

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECENDERUNGAN
PERILAKU BULLYING PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :
IZZA FAHMI PUSPITASARI
F 100 100 019

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECENDERUNGAN
PERILAKU BULLYING PADA REMAJA
Izza Fahmi Puspitasari
Wisnu Sri Hertinjung, S.Psi, M.Psi

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email : pizapuspitta@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi

dengan kecenderungan perilaku bullying pada remaja, mengetahui tingkat regulasi
emosi, mengetahui tingkat kecenderungan perilaku bullying, dan mengetahui
sumbangan efektif regulasi emosi terhadap kecenderungan perilaku bullying pada
remaja. Metode pendekatan menggunakan metode kuantitatif. Pengambilan data
menggunakan skala kepada 80 siswa remaja kelas XI SMA Assalaam. Analisis data
dilakukan dengan analisis product moment menggunakan program bantu SPSS 15.0
For Windows Program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif
yang snagat signifikan antara regulasi emosi dengan kecenderungan perilaku
bullying, dilihat dari nilai r sebesar -0,401 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,01).
Artinya semakin tinggi regulasi emosi maka semakin rendah kecenderungan perilaku
bullying pada remaja, begitu pula sebaliknya. Tingkat regulasi emosi tergolong
sedang sebesar 88,49. Tingkat kecenderungan perilaku bullying tergolong rendah
sebesar 55,33. Sumbangan efektif regulasi emosi terhadap kecenderungan perilaku
bullying sebesar 16% artinya masih ada 84% faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kecenderungan perilaku bullying pada remaja. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah
ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara regulasi emosi dengan
kecenderungan perilaku bullying pada remaja.
Keyword: regulasi emosi, kecenderungan perilaku bullying

sosial yang dihadapi Indonesia saat ini


PENDAHULUAN
Dalam UU RI No.20 Tahun

adalah

2003 tercantum bahwa Pendidikan

bangsa

bermartabat

dalam

mencerdaskan

kehidupan

bertujuan


untuk

kolektif misalnya perkelahian antar

yang

geng. Tidak jarang juga kekerasan itu

rangka

bersifat individu seperti perkelahian

serta

antar individu, pemerasan, pelecehan

mengembangkan

seksual


potensi peserta didik agar menjadi

Tuhan

berakhlak

Yang

mulia,

Maha

sehat,

Esa,

Dalam riset yang dilakukan

berilmu,


LSM

kenyataannya,

kehidupan

semua

dalam

dan

Maret 2015, bahwa terdapat 84% anak
di Indonesia mengalami kekerasan di

telah terjadi berbagai penyimpangan
melanda

International


Woman (ICRW) yang dirilis awal

bertanggung jawab. (Suwarno, 2006)

yang

Plan

International Center for Research on

warga negara yang demokratis serta

pada

kekerasan-kekerasan

kehidupan sehari-hari.

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi


Namun

dan

lainnya yang sering terjadi dalam

manusia yang beriman dan bertakwa
kepada

kekerasan

merupakan kekerasan yang sifatnya

kemampuan dan membentuk watak
peradaban

aksi

remaja. Kekerasan yang sering terjadi


Nasional berfungsi mengembangkan

serta

maraknya

sekolah. (Qodar, 2015)

sendi-sendi

Crick,

masyarakat.

dkk

(krahe,

2005)


mengemukakan bahwa bullying tidak

Masalahnya sangat kompleks dan

mewakili

mendasar yang apabila tidak ditangani

bullying

secara serius dapat membawa akibat

suatu
dapat

tindak

kriminal,

menimbulkan


efek

negatif yang dengan jelas membuatnya

yang sangat buruk. Salah satu masalah
1

menjadi salah satu bentuk perilaku

menyakiti seseorang atau kelompok

agresif. Meskipun perilaku agresif

sehingga

dengan bullying memiliki kesamaan

trauma, dan tidak berdaya. Bentuknya

dalam melakukan serangan kepada

bisa bersifat fisik seperti memukul,

orang lain, akan tetapi ada perbedaan

menampar, dan memalak. Bersifat

bullying

antara

merasa

tertekan,

perilaku

verbal seperti memaki, menggosip,

agresif, yaitu terletak pada jangka

dan mengejek, serta psikologis seperti

waktu melakukannya, dimana bullying

mengintimidasi,

terjadi secara berkelanjutan dengan

mengabaikan, dan mendiskriminasi.

jangka waktu yang lama, sehingga

Kekerasan dan perilaku negatif ini

menyebabkan

dapat terjadi di luar maupun di dalam

menerus

dengan

korban

korbannya

merasa

terus-

cemas,

dan

mengucilkan,

sekolah.

perilaku

Kasus bullying di Indonesia

agresif, yaitu serangan yang dilakukan

cukup beraneka ragam, dari mengejek

hanya dalam satu kali kesempatan dan

sampai dengan membunuh korban.

dalam waktu yang pendek.

Seperti

terintimidasi.

Sedangkan

Menurut

(2007)

Masruhi salah satu siswa Sekolah

tindakan

Usaha Perikanan Menengah (SUPM)

intimidasi yang dilakukan pihak yang

Negeri Tegal, Jawa Tengah tewas usai

lebih kuat terhadap pihak yang lebih

dipukuli

lemah. Tindakan penindasan ini dapat

menemukan luka lebam pada tubuh

diartikan

sebagai

remaja berusia 16 tahun itu. Dia

kekuasaan

atau

bullying

Coloroso

yang dialami oleh Galih

merupakan

penggunaan

kekuatan

untuk

2

kakak

kelasnya.

Polisi

dipukuli seniornya dalam sebuah acara

kepribadian

sekolah. (Listy, 2014)

Temperamen adalah karakteristik atau

temperamen.

Menurut Cowie dan Jennifer

kebiasaan yang terbentuk dari respon

(2008) salah satu faktor penyebab

emosional. Temperamen bukan saja

terjadinya perilaku bullying adalah

cara

karakteristik Individu. Seorang anak

terhadap dunia luar. Tetapi juga cara

yang memiliki temperamen tinggi

mereka meregulasi fungsi mental,

cenderung akan menjadi anak yang

emosional, dan perilaku mereka.

mendekati

lebih agresif. Remaja yang bingung
dalam

menempatkan

dirinya

dan

berinteraksi

Kebahagiaan seseorang dalam

di

hidup ini bukan karena tidak adanya

masyarakat karena masa transisi dari

bentuk-bentuk emosi dalam dirinya,

masa anak-anak ke masa dewasa

melainkan kebiasaannya memahami

mengalami

dan

berbagai

macam

menguasai

emosi.

Proses

perkembangan mencapai kematangan

pengendalian emosi ini juga disebut

fisik,mental, sosial dan emosional

sebagai

sehingga

emosi.(Goleman, 1995).

sering

mengungkapkan

membuat
emosi

remaja

negatifnya

proses

Remaja

regulasi

dikatakan

telah

dengan cara yang tidak tepat, misalnya

mencapai

dengan melakukan perilaku agresif.

apabila ia tidak meledakkan emosinya

Sependapat

yang tidak pada tempatnya. untuk

dengan

Cowie

dan

kematangan

emosinya

Jennifer, Novianti (2008) berpendapat

mencapai kematangan emosi,

bahwa salah satu faktor penyebab

orang

perilaku

bullying

yaitu

faktor

harus

belajar

setiap

memperoleh

gambaran tentang situasi-situasi yang

3

dapat menimbulkan reaksi emosi, serta

kecenderungan perilaku bullying

harus dapat menggunakan katarsis

pada remaja.
2. Untuk

emosi. Katarsis emosi yang dapat

mengetahui

regulasi emosi.

dilakukan adalah latihan fisik, bekerja

3. Untuk

dengan giat, belajar dengan rajin, serta

mengetahui

menjalankan agamanya dengan baik.

kecenderungan

(Hurlock, 1993)

bullying.

Berdasarkan
salah

satu

yang

kecenderungan

uraian

regulasi

merumuskan

MANFAAT
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat :

Perilaku

1. Memperkaya dan menambah

Bullying pada Remaja?”. Untuk itu

pengetahuan

penulis melakukan penelitian dengan

dengan

psikologi

Kecenderungan

TUJUAN PENELITIAN
mengetahui

khususnya

di

bidang psikologi pendidikan

Perilaku Bullying pada Remaja”.

1. Untuk

yang

berhubungan dengan ilmu

judul “Hubungan Antara Regulasi
Emosi

terhadap

suatu

Hubungan Antara Regulasi Emosi
Kecenderungan

emosi

pada remaja.

permasalahan, yaitu: “Apakah ada

dengan

perilaku

kecenderungan perilaku bullying

bullying

adalah regulasi emosi. Oleh karena itu,
penulis

tingkat

4. Mengetahui sumbangan efektif

diatas,

mempengaruhi

perilaku

tingkat

hubungan

dan

perkembangan,

serta

ilmu

pengetahuan

yang

mengkaji masalah tentang

antara regulasi emosi dengan

dunia remaja.
4

2.

Memberikan

masukan

Kelas-kelas tersebut adalah kelas

kepada pihak sekolah dalam

XI IPA 1 untuk santriwati dan

membantu mengubah emosi

kelas XI IPA 3 dan XI IPS 2 untuk

negatif

emosi

santriwan. Metode pengumpulan

positif, sehingga membuat

data menggunakan skala regulasi

rendahnya

kecenderungan

emosi dan skala kecenderungan

perilaku bullying pada siswa

perilaku bullying. Teknik analisis

dan dapat menjadi intropeksi

data

bagi

product moment.

menjadi

siswa

meningkatkan

dalam

menggunakan

korelasi

regulasi

emosinya

HASIL DAN PEMBAHASAN

agar

Berdasarkan hasil perhitungan
kecenderungan

perilaku
analisis product moment diperoleh

bullying rendah.
nilai koefisien korelasi r = -0,401
dengan p = 0,000 (p < 0,01). Hasil ini

METODE
Subjek yang diambil dalam

menunjukkan

hubungan

kedua

penelitian ini adalah santri SMA

variabel sangat signifikan. Nilai r yang

Assalaam kelas XI yang berjumlah

negatif menunjukkan arah hubungan

131 santri. Teknik sampling yang

yang negatif diantara kedua variabel,

digunakan dalam penelitian ini

artinya semakin tinggi regulasi emosi

adalah random sampling. Kelas XI

maka semakin rendah kecenderungan

SMA

perilaku

bullying,

kelas. Dari lima kelas tersebut

sebaliknya.

Hasil ini sesuai dengan

ditentukan 3 kelas secara acak.

hipotesis

Assalaam

terdapat

lima

5

penelitian

begitupun

yaitu

ada

regulasi

faktor penyebab terjadinya perilaku

emosi dengan kecenderungan perilaku

bullying adalah: Fakor kepribadian.

bullying.

salah satu faktor penyebab anak

hubungan

negatif

Cowie

dan

antara

Jennifer

bullying

melakukan

(2008)

mengatakan bahwa salah satu faktor

temperamen.

penyebab

karakteristik

kecenderungan

perilaku

bullying salah satunya adalah regulasi

terbentuk

emosi

yang

adalah

Temperamen
atau

dari

adalah

kebiasaan

respon

yang

emosional.

buruk

atau

sifat

Temperamen

Seorang

anak

yang

mendekati dan berinteraksi terhadap

tinggi

dunia luar. Tetapi juga cara mereka

cenderung akan menjadi anak yang

meregulasi fungsi mental, emosional,

lebih agresif. Remaja yang bingung

dan perilaku mereka.

temperamen.
memiliki

dalam

temperamen

menempatkan

masyarakat

karena

dirinya

di

bukan

saja

cara

Rerata empirik pada variabel

mengalami

kecenderungan

perilaku

bullying

berbagai macam perkembangan yang

sebesar 55,33 dan rerata hipotetiknya

mencapai

sebesar

kematangan

fisik,mental,

65

yang

berarti

tngkat

sosial dan emosional sering membuat

kecenderungan perilaku bullying pada

remaja

subjek tergolong rendah. Hal ini

mengungkapkan

emosi

negatifnya dengan cara yang tidak

menunjukkan

tepat, misalnya dengan melakukan

dalam

perilaku agresif.

bullying yang terdiri dari niat sengaja

kecenderungan

(Deliberate),

Hal serupa dikemukakan oleh

bahwa

aspek-aspek
perilaku

pengulangan

(Repetition), ketimpangan kekuatan

Novianti (2008), bahwa salah satu

6

(Imbalance of power) yang dimiliki

emosinya sehingga emosinya dapat

oleh remaja kelas XI SMA Assalaam

terkelola.

tergolong rendah. Kondisi ini dapat

Sumbangan

efektif

regulasi

dikatakan bahwa dalam penelitian ini

emosi

remaja kelas XI SMA Assalaam

perilaku bullying adalah sebesar 16 %

cenderung

memiliki

yang ditunjukkan dengan nilai r2

melakukan

sebesar 0,16. Hal ini menunjukkan

kurang

hasrat/keinginan

untuk

bullying.

terhadap

bahwa

Rerata empirik pada variabel

terdapat

kecenderungan

faktor-faktor

lain

sebesar 84% yang mempengaruhi
bullying

regulasi emosi sebesar 84,49 dan

kecenderungan

rerata hipotettiknya sebesar 77,5 yang

selain regulasi emosi seperti misalnya

berarti tingkat regulasi emosi pada

hubungan interpersonal yang terjalin

subjek tergolong sedang. Hal ini

dengan

teman-teman,

menunjukkan

sekolah,

serta

bahwa

aspek-aspek

perilaku

keluarga,

norma-norma

atau

budaya masyarakat.

dalam regulasi emosi yang terdiri dari
mengevaluasi

Hasil ini sejalan dengan hasil

emosi, dan memodifikasi emosi yang

penelitian Fitriana Naimatu Jannah

dimiliki oleh remaja kelas XI SMA

pada siswa SMK Muhammadiyah 1

Assalaam tergolong sedang. Kondisi

Malang yang mengatakan bahwa ada

ini dapat menunjukkan bahwa dalam

hubungan negatif antara kematangan

penelitian ini remaja kelas XI SMA

emosi dengan perilaku agresi (Jannah,

Assalaam cukup mampu memonitor,

2009). Penelitian lain yang dilakukan

mengevaluasi,

oleh

memonitor

emosi,

dan

memodifikasi

7

Ridhayati

Faridh

(2008)

dihasilkan bahwa adanya korelasi

mempengaruhi

negatif yang signifikan antara regulasi

perilaku bullying.

emosi

dengan

kecenderungan

Setiap

kenakalan remaja.
Hasil

kecenderungan

penelitian

tentu

memiliki kelemahan begitu juga ada

penelitian

tersebut

beberapa kelemahan yang terdapat

berlawanan dengan hasil penelitian

dalam hasil penelitian ini yaitu :

yang dilakukan oleh Soedjatmiko dkk

1. Alat ukur yang digunakan hanya

(2013)

pada

anak

SD

yang

menggunakan

mengatakan bahwa tidak didapatkan
hubungan

antara

status

belum

bullying

mampu

skala,

mengungkapkan

aspek-aspek

dengan masalah emosi dan perilaku

sehingga

karakteristik

kepribadian secara mendalam.

maupun prestasi akademik.

2. Generalisasi hasil penelitian ini

Berdasarkan hasil penelitian

terbatas pada populasi penelitian,

dapat diketahui bahwa ada hubungan

sehingga hasil kesimpulan tidak

negatif yang sangat signifikan antara

dapat

regulasi emosi dengan kecenderungan

seluruh

perilaku bullying, namun generalisasi

maupun

dari hasil penelitian ini terbatas pada

melakukan penelitian kembali.

digeneralisasikan
remaja
ditempat

untuk

secara

umum

lain

tanpa

populasi penelitian.
Hasil

penelitian

KESIMPULAN

juga

Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel regulasi
dan pembahasan yang telah diuraikan,
emosi

dapat

digunakan

sebagai
maka dapat ditarik kesimpulan dari

prediktor

variabel

bebas

yang
penelitian ini yaitu :

8

sudah dilakukan untuk membantu

1. Ada hubungan negatif yang
sangat signifikan antara regulasi emosi

siswa

dengan

sehingga

kecenderungan

perilaku

bullying pada remaja kelas XI SMA di
Pondok

Pesantren

Modern

menyalurkan
emosi

energinya,

negatif

bisa

disalurkan ke hal positif.
Mempertahankan

Islam

program yang sudah dijalankan

Assalaam.

selama

2. Berdasarkan hasil penelitian,

ini

oleh

bagian

diketahui bahwa regulasi emosi pada

bimbingan dan konseling, yaitu

subjek penelitian tergolong sedang.

dengan

3. Berdasarkan hasil penelitian,
diketahui

bahwa

perilaku

bullying

terbuka

menerima konseling. Bisa pula

kecenderungan

ditambahkan

pada

melakukan konseling secara

subjek

penelitian tergolong rendah.
4. Sumbangan

selalu

efektif

dengan

rutin atau observasi berkala
regulasi

mengenai

perilaku-perilaku

emosi terhadap kecederungan perilaku

dari siswa berkaitan dengan

bullying sebesar 16%.

emosi siswa, sehingga bisa
memantau

tahap

perkembangan semosinya, atau

SARAN
1. Bagi sekolah

melakukan

Mempertahankan

rendah

melanjutkan

dengan

berbagai

dan

penanganan baik dari pihak

kecenderungan perilaku bullying
yang

penyuluhan

sekolah maupun melibatkan

terus

pihak ahli dalam menangani

program

ekstrakulikuler dan kulikuler yang
9

emosi tiap siswa agar tidak

Siswa diharapkan unt

berkepanjangan.

memiliki ksadaran lebih dalam

Membantu para siswa

usaha

untuk

mengevaluasi

yang masih memiliki regulasi

emosi. Karena dengan emosi

emosi yang rendah, melalui

yg

berbagai jenis ekstrakulikuler

seimbang

berupa fasilitas olahraga, minat

pengaruh positinya, misal dari

bakat,

sosialnya

dll

sehingga

emosi

teratur

terarah
akan

akan

dan
banyak

bisa

lebih

negatif bisa berubah menjadi

diterima, belajar jadi lebih

emosi positif.

mudah, secara mental lebih

2. Bagi siswa

sehat.
Bagi

para

siswa

Mau

diharapkan berpartisipasi aktif

untuk

menyadari

hambatan

potensi

dan

terus

berusaha

melewati

segala

dalam

hidupnya

memahami emosi yang ada di

dengan

dalam dirinya. peduli terhadap

membuka diri untuk merubah

dirinya

emosi-emosi yang negatif.

dan

mau

merefleksikan emosi yang ada
di

dalam

dirinya

baik

dan

mau

3. Saran untuk peneliti selanjutnya

sehingga

Peneliti selanjutnya yang

dapat membantu pihak sekolah

tertarik

atau kelangsungan belajar dia

penelitian

bertambah mudah dan tidak

kecenderungan perilaku bullying

menganggu sosialnya.

diharapkan

10

untuk

melakukan

dengan

untuk

tema

memperluas

populasi

dan

memperbanyak

diterbitkan).
Yogyakarta:
Fakultas Psikologi UII.

sampel penelitian sehingga ruang
lingkup

dan

generalisasi

Goleman, D. (2009). Kecerdasan
Emosional.
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

hasil

penelitian menjadi lebih luas dan
mendalam.
juga

Peneliti

Hurlock, E. B. (1993). Psikologi
Perkembangan:Suatu
Pendekatan
Sepanjang
Rentang Kehidupan. (edisi ke
5). Erlangga.

selanjutnya

diharapkan

menggunakan

untuk
metode

pengumpulan data atau alat ukur

Jannah,

N. & Fitriana. (2009).
Hubungan
Antara
Kematangan Emosi dengan
perilaku Agresi Pada Siswa
di SMK Muhammadiyah 1
Malang. (skripsi). Malang:
Fakultas Ilmu Pendidikan
UNM.

Krahe,

B.
(2005).
Perilaku
Agresif:Buku
Panduan
Psikologi
Sosial.
Yogyakarta:Pustaka Belajar.

yang lebih komprehensif misalnya
dengan metode observasi, dan
wawancara
mendalam

sehingga
mengukur

lebih
perilaku

kecenderungan perilaku bullying.

DAFTAR PUSTAKA

Listy, D. L. (2014). Diduga Dianiaya
Senior, Siswa SUPM Tegal
Tewas.
(online).
http://www.tempo.co/read/ne
ws/2014/06/23/058587263/di
duga-dianiaya-senior-siswaSUPM-tegal-tewas. diakses
pada 08 April 2015 pukul
06:33 WIB.

Coloroso.
(2007).
Stop
Bullying:Memutus
Rantai
Kekerasan
Anak
dari
Prasekolah Hingga SMU.
Jakarta:
Serambi
Ilmu
Pustaka
Cowie, H., & Jennifer, D. (2008). New
Perspective On Bullying.
England: McGraw-Hill.

Novianti, I. (2008). Fenomena
Kekerasan di Lingkungan
Pendidikan.
Jurnal
Pemikiran
Alternatif
Pendidikan. Vol 13, Nomor
02. STAIN Purwokerto

Faridh, R. (2008). Hubungan Antara
Regulasi
Emosi
dengan
Kecenderungan Kenakalan
Remaja.
Skripsi
(tidak

11

Qodar, N. (2015). Survei ICRW:84%
Anak
Indonesia
Alami
Kekerasan
di
Sekolah.
(online).
News.liputan6.com/read/219
1106/survei-icrw-84-anakindonesia-alami-kekerasandi-sekolah. Diakses pada 07
April 2015 pukul 15:09.
Soedjatmiko,
Nurhamzah,
W.,
Maureen, A., & Wiguna, T.
(2013). Gambaran Bullying
dan Hubungannya dengan
Masalah Emosi dan Perilaku
pada Anak Sekolah Dasar.
Jurnal pediatri. Volume 15
Nomor
3.
Fakultas
kedokteran
Universitas
Indonesia.
Suwarno, wiji. (2008). Dasar-dasar
Ilmu Pendidikan. Jakarta:
PT.Raja Grafind

12

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Remaja.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Remaja.

0 2 21

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TIDAK AMAN DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING Hubungan Antara Kelekatan Tidak Aman Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Remaja.

0 2 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Remaja.

0 2 7

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA SMP Hubungan Antara Empati Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Siswa SMP.

1 9 17

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING Hubungan Antara Konformitas Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING Hubungan Antara Konformitas Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA SMP Hubungan Antara Empati Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Siswa Smp.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA SMP Hubungan Antara Empati Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Siswa Smp.

0 2 18