Perkawinan yang dinikahkan seorang yang sedang menjalankan hukuman penjara ditinjau dari undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan kompilasi hukum islam.

PERKAWINAN YANG DINIKAHKAN SEORANG WALI NIKAH YANG SEDANG
MENJALANKAN HUKUMAN PENJARA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR
1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KITAB KOMPILASI HUKUM ISLAM
RIZKY ADITYA WARMAN
110111100090
ABSTRAK

Perkawinan adalah salah satu peristiwa penting yang akan dialami oleh setiap
manusia karena perkawinan akan merubah kedudukan orang di dalam masyarakat
maupun hukum. Perkawinan merupakan suatu hubungan lahir dan batin antara
seorang laki-laki dan perempuan, bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan
biologis dan kehendak kemanusiaan saja. Perkawinan haruslah dilakukan apabila
segala sesuatunya telah dipersiapkan secara matang. Dalam sebuah perkawinan
Islam kita ketahui adanya sebuah proses yang dinamakan Ijab dan Qobul yang dapat
dilaksanakan dengan kehadiran wali nikah. Agama islam mengatur syarat sah untuk
dapat menjadi wali nikah yang apabila tidak dipenuhi maka perkawinan itu dapat
dikatakan tidak sah menurut islam. Penulis menemukan kasus dimana terjadi sebuah
perkawinan yang diwali nikahkan oleh seorang narapidana yang pada dasarnya
narapidana adalah terpidana yang dicabut kemerdekaannya selama di dalam LAPAS.
Permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini adalah keabsahan Perkawinan
yang dinikahkan oleh seorang wali nikah yang sedang menjalankan hukuman

penjara menurut hukum islam menurut Hukum Islam hukum dari perkawinan yang
dinikahkan oleh seorang yang sedang menjalankan hukuman penjara. Tujuan utama
yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah dapat mengetahui keabsahan dan
akibat hukum dari perkawinan yang dinikahkan oleh seorang wali nikah yang sedang
menjalankan hukuman penjara.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu bertujuan untuk memperoleh gambaran
menyeluruh dan sistematis terhadap norma hukum, asas hukum, dan pengertian
hukum dalam suatu hukum positif. Pendekatan hukum yang digunakan dalam
penelitian ini adalah yuridis normatif, yaitu metode pendekatan dengan menganalisis
aturan-aturan hukum mengenai Status dan Keabsahan pernikahan menurut Hukum
Islam dan Undang-Undang No 1 tahun 1974 dikaitkan dengan KHI. Pendekatan
yuridis normatif digunakan karena permasalahan yang sedang diteliti berkisar pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta bagaimana implementasinya
dalam praktik. Data-data yang terdapat pada penelitian diperoleh berdasarkan
kepastian dan studi lapangan yang selanjutnya dianalisis secara yuridis kualitatif.
Hasil penelitian dalam kasus perkawinan yang dinikahkan oleh seorang wali nikah
yang sedang menjalankan hukuman penjara, merujuk pada Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan adalah tidak sah, dikarenakan menurut Pasal 2
ayat (1) Undang-Undang Perkawinan menyatakan bahwa perkawinan adalah sah
apabila dilakukan menurut agama dan kepercayaanya masing-masing. Selanjutnya

jika ditinjau menurut Kompilasi Hukum Islam, perkawinan yang dinikahkan oleh
seorang wali nikah yang sedang menjalankan hukuman penjara adalah tidak sah,
dikarenakan Kompilasi Hukum Islam Pasal 4 menyatakan Perkawinan adalah sah,
apabila dilakukan menurut hukum Islam sesuai dengan pasal 2 ayat (1) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan.

iv