PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN TERHADAP PENOLAKAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI ATAS HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR YANG DIBEBANKAN FIDUSIA DIHUBUNGKAN DENGAN PERATURAN ASURANSI DAN UU FIDUSI.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
TERHADAP PENOLAKAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI ATAS
HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR YANG DIBEBANKAN
FIDUSIA DIHUBUNGKAN DENGAN PERATURAN ASURANSI DAN
UNDANG-UNDANG JAMINAN FIDUSIA
Tresna Oktaviani Gunawan
110110090142
ABSTRAK
Perusahaan Pembiayaan memberikan fasilitas pembiayaan kepada
konsumen untuk membeli kendaraan bermotor dari supplier, dengan
pembebanan jaminan fidusia pada kendaraan bermotor yang hendak
dibeli. Risiko pada kendaraan bermotor dialihkan pada perusahaan
asuransi. Kendaraan bermotor itu hilang karena pencurian, tetapi asuransi
menolak membayar klaim dengan alasan lain bahwa kendaraan bermotor
hilang karena penggelapan. Upaya yang dilakukan oleh kreditor untuk
mendapatkan pelunasan hutang, terutama dalam hal eksekusi, menjadi
terhambat. Oleh karena itu, diteliti mengenai perlindungan hukum bagi
perusahaan pembiayaan dalam peristiwa tersebut, serta upaya hukum
tertanggung terhadap penolakan klaim dari pihak asuransi.
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam tulisan ini
adalah metode pendekatan Yuridis Normatif, yaitu suatu metode hukum

yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka dan data sekunder.
Pemaparan permasalahan yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif,
yaitu metode analisis data yang menyeleksi data yang diperoleh dari
penelitian lapangan menurut kualitas dan kebenarannya, kemudian
dihubungkan dengan teori-teori, asas-asas, dan kaidah-kaidah hukum
asuransi dan jaminan fidusia dalam pembiayaan konsumen.
Perlindungan hukum bagi perusahaan pembiayaan dalam hal obyek
jaminan yang akan dieksekusi hilang terdapat pada Pasal 10 sub b dan
Pasal 25 ayat (2) UU Jaminan Fidusia bahwa ketika obyek jaminan fidusia
musnah, maka klaim asuransi akan muncul untuk menggantikan nilai
obyek jaminan fidusia yang musnah itu. Apabila besar nilai kehilangan
tersebut tidak diganti oleh pihak asuransi maka Pasal 1131 KUHPerdata
dan Pasal 34 ayat (2) UU Jaminan Fidusia memberikan perlindungan
pada kreditor bahwa debitor tetap bertanggung jawab atas hutangnya
kepada kreditor karena hapusnya perjanjian jaminan fidusia tidak
menghapus perjanjian pokok yaitu perjanjian pembiayaan konsumen
(utang piutang). Pada sisi lain, konsumen sebagai tertanggung dapat
melakukan upaya hukum terhadap pihak asuransi dengan cara mediasi,
arbitrase atau melalui pengadilan dengan gugatan wanprestasi.
Kata kunci: perlindungan hukum, upaya hukum, hilang, fidusia, asuransi


iv