PENYELESAIAN KLAIM PADA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR MELALUI BADAN MEDIASI ASURANSI INDONESIA (BMAI)

PENYELESAIAN KLAIM PADA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR MELALUI BADAN MEDIASI ASURANSI INDONESIA (BMAI)

Ade Hari Siswanto, Nanik Sri Handayani Fakultas Hukum Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510 ade.siswanto@yahoo.com

ABSTRACT

Insurance or about responsibility is indentured among two parties or more by which underwriter party fasten self to the insureds by accept insurance premiums to give substitutions to been taken on because loss, damage or expected gain loss, or takes on jawah law to third party who may will suffer evoked the insured of a scene that not absolutely, or to give a payment that didasarka on dies or its life someone which be underwritten (section 1 sentence (1 ) UU No. No. Years 1992). In motor vehicle insurance agreement not close its happening possible dispute, that dispute usually in term claim which because of the insured party and also the insurer. One of the ways penyelesian that dispute is through Warm Up Mediasi Indonesia Insurance (BMAI). Mediasi's body Indonesia Insurance (BMAI) constitute an independent body that have mediator mediator what does commisioned independent to perform insurance claim dispute working out among reassured with underwriter. Insurance claim dispute is dispute among the insured with the insurer that reverential one of the parties not carry on deal already being made with every consideration or even because available party that wanprestasi, so disadvantages one of the parties. Dispute working out procedure motor vehicle insurance claim via 2 phases which is phase mediasi and ajudikasi's phases. If dispute gets most solve at mediasi's phase therefore finish dispute, on the contrary if dispute can't be solved at mediasi's phase therefore its working out is drawned out to ajudikasi's phase. Are not all claim dispute can thru solve Mediasi's Body Indonesia Insurance (BMAI) since exists requisite who shall be accomplished by the insured. Although that requisite were accomplished, are not close possible dispute working out process insurance claim via Warms Up Mediasi Indonesia Insurance (BMAI) will be constrained.

Keywords: Claim, Insurance, Motor vehicle Pendahuluan

dicapai karena manusia selalu menghadapi berbagai Dalam rangka pelaksanaan pembangunan

resiko dalam upayanya yang tidak diperkirakan se- nasional dewasa ini sasaran utama adalah ter-

belumnya.(Sonja, 1997). Resiko adalah suatu kewa- ciptanya landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia

jiban menanggung atau memikul kerugian sebagai untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatannya

akibat dari suatu keadaan yang tidak pasti yang sendiri menuju masyarakat yang adil dan makmur

merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari berdasarkan Pancasila. Maka sudah seharusnya se-

kehidupan manusia dalam segala kegiatannya luruh usaha dan kegiatan pembangunan harus dapat

sehari- hari. Selain itu resiko juga dapat diartikan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemanusiaan

beban kerugian yang diakibatkan karena suatu pe- dan peningkatn kesejahteraan rakyat, demikian pula ristiwa di luar kesalahannya. ( Purwosutjipto 1986)

setiap warga negara hendaknya selalu berusaha un- Ada berbagai macam resiko yang me- tuk mencapai kesejahteraan baik jasmani maupun

ngancam hidupnya baik dari segi jiwanya maupun rohani, walaupun usaha itu tidaklah mudah untuk

harta benda yang di milikinya. Resiko tersebut

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 134 Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 134

sarnya menyatakan ketentuan- ketentuan yang dise- bidang pengelolaan risiko serta terbatasnya dana

tujui oleh penanggung untuk dilakukan dan kondisi untuk menghadapi dampak finansial akibat ter-

umum dimana tertanggung setuju melaksanakan ke- jadinya kerugian karena timbulnya suatu risiko teru- giatan tersebut. tama dalam kegiatan-kegiatan dimana nilai objek

Perjanjian asuransi jika dilihat dari sifatnya yang terkena risiko cukup besar serta pertimbangan

adalah merupakan perjanjian konsesual yaitu suatu ekonomis maka alternatif pemindahan risiko kepada

perjanjian yang sudah terbentuk sejak adanya kata pihak lain terutama kepada perusahaan asuransi

sepakat. Sifat konsesual dari perjanjian asuransi ini merupakan alternatif yang terbaik.

terdapat pada pasal 257 KUHD yang menentukan Sekarang ini manusia mulai merasakan ma-

bahwa:

kin banyaknya resiko yang dihadapi dalam hidup- “Perjanjian pertanggungan diterbitkan seke- nya sehingga perlu adanya suatu sistem yang dapat

tika setelah ia ditutup; hak- hak dan kewajiban- ke- mengalihkan resiko tersebut. Pengalihan resiko

wajiban bertimbal- balik dari si penanggung dan si tersebut dilakukan melalui suatu perjanjian khusus

tertanggung mulai berlaku semenjak saat itu, bahkan yaitu perjanjian pertanggungan atau perjanjian asu-

sebelum polisnya ditandatangani.” ransi. Peralihan resiko berarti resiko yang akan di-

Jadi sejak ditutupnya perjanjian tersebut, hadapi atau yang menjadi tanggung jawabnya itu

maka perjanjian asuransi itu sudah terbentuk, bah- diusahakan untuk dialihkan kepada pihak lain yang

kan sebelum polis tersebut ditandatangani oleh ke- bersedia menerimanya. Jadi dalam perjanjian perali-

dua belah pihak. Pada pasal 257 KUHD tersebut han resiko terdapat pihak-pihak atau subyek yang

merupakan sebuah penerobosan terhadap pasal 255 terlibat. Subyek dalam perjanjian asuransi adalah

KUHD yang mensyaratkan bahwa perjanjian asu- orang atau badan- badan usaha yang terlibat pada

ransi harus dibuat dalam suatu akta yang dinamakan perjanjian asuransi sebagai tertanggung sedangkan

polis. Akan tetapi dengan adanya polis yang dija- perusahaan asuransi sebagai penanggung. Peralihan

dikan sebagai syarat mutlak dalam perjanjian asu- resiko tidak terjadi begitu saja tanpa adanya kewa-

ransi tidak berarti asuransi merupakan perjanjian jiban dari para pihak untuk memperjanjikan hal

formal. Hal ini dikarenakan berdasarkan pasal 257 tersebut terlebih dahulu. Pihak lain yang menerima

KUHD yang menyatakan bahwa perjanjian asuransi peralihan resiko tersebut dapat menerima sebagian

itu sudah terbentuk sejak adanya kata sepakat. Ter- atau seluruhnya. Apabila terjadi pengalihan resiko

lebih lagi apabila disimpulkan dari ketentuan pasal itu sebagian, maka yang terjadi adalah pembagian

258 KUHDagang bahwa alat bukti lain diperkenan- resiko. Sedangkan apabila yang terjadi adalah pera-

kan juga asal ada permulaan pembuktian dengan su- lihan resiko seluruhnya, maka yang terjadi adalah

rat. Adapun alat bukti yang dimaksud adalah alat peralihan resiko. (Emmy, 1982). Pada umumnya da-

bukti sebagaimana disebutkan dalam pasal 1866 lam perjanjian asuransi itu memuat pokok- pokok

KUHPerdata yang terdiri dari tulisan, saksi, per- yang disetujui oleh kedua belah pihak. Hal tersebut 135

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009

lebih terhadap orang yang tinggal didaerah per- Perjanjian asuransi pada umumnya dimulai

kotaan, dimana resiko yang dihadapi semakin dengan menyebutkan nama dari perusahaan asuransi

besar. Resiko telah menjadi bagian dari kehi- yang kemudian disebut sebagai pihak penanggung

dupan itu sendiri dan sulit untuk dipisahkan. yang setuju untuk memberikan jaminan atas resiko- Untuk menghindari resiko yang dihadapi itu se- resiko tertentu dengan menerima sejumlah premi makin besar, maka resiko tersebut dapat dian-

dari pihak tertanggung.(Sonni, 1996). Premi meru- tisipasi dengan cara mengalihkan resiko terse-

pakan kewajiban yang harus dilakukan atau dipe- nuhi oleh pihak tertanggung dan menjadi hak dari

but kepada pihak lain, yakni yang saat ini lebih pihak penanggung, selain itu premi merupakan

dikenal dengan perusahaan pertanggungan atau syarat mutlak bagi penanggung sebagai perusahaan

perusahaan asuransi. Dilihat dari karakteristik- pertanggungan untuk dapat memenuhi kewa-

nya, maka resiko dapat dibagi dalm 2 kate- jibannya dalam mengganti kerugian yang diderita

gori,yaitu: (Sonni, 1996)

oleh tertanggung. Sebagai suatu imbalan dari ada-

1. Resiko Murni (Pure Risk)

nya perjanjian asuransi, maka pembayaran premi Yaitu setiap resiko yang apabila terjadi akan merupakan suatu keharusan dari pihak tertanggung

selalu menimbulkan kerugian. untuk dilakukan.

2. Resiko Spekulatif (Speculative Risk) Dalam perjanjian asuransi, pihak penang-

Yaitu resiko- resiko yang apabila terjadi dapat gung berdasarkan kondisi tertentu berjanji akan

menimbulkan kerugian, tetapi juga dapat mem- membayar atau mengganti rugi apabila tertanggung

berikan keuntungan.

menderita kerugian yang diakibatkan karena ter-

jadinya peristiwa yang tidak pasti. Dilain pihak, ter- Sedangkan dalam asuransi terdapat 2 macam resiko, tanggung berkewajiban untuk membayar sejumlah

yaitu:

premi kepada penanggung. Dengan adanya pem-

1. Resiko yang dapat diasuransikan (Insurable bayaran premi ini diharapkan akan berkembangnya

Risk)

perusahaan pertanggungan atau perusahaan asuransi Yaitu pada dasarnya resiko murni yang tidak dan dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini yang

dapat dipastikan terjadinya, datangnya dari luar, menentukan besarnya premi yang harus dibayar

dan tidak disengaja.

adalah pihak penanggung berdasarkan perhitungan

2. Resiko yang tidak dapat diasuransikan kemungkinan dan statistik. Dengan demikian peru-

(Uninsurable Risk)

sahaan pertanggungan atau perusahaan asuransi ti- Yaitu yang pada dasarnya adalah resiko- resiko dak akan mengalami kerugian.

yang bersifat spekulatif.

Dalam perkembangan yang terjadi seka-

rang ini, banyak orang yang semakin sadar akan Jadi, dengan kata lain tujuan dari perjanjian pentingnya jaminan atau perlindungan terhadap asuransi adalah untuk mengalihkan resiko yang

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 136 Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 136

ketiga yang bersifat wajib.

kerugian kepada tertanggung apabila terjadi ke- Jika kita mengingat masa lalu bahwa rugian yang benar- benar diderita oleh tertanggung,

Indonesia pernah menjadi jajahan Belanda, maka dengan konsekuensinya pihak tertanggung harus

asuransi kendaraan bermotor dengan jaminan All membayar premi kepada pihak penanggung.

Risk ini dibawa dan dipasarkan di Indonesia semasa Saat ini dengan adanya pertumbuhan eko-

penjajahan oleh perusahaan- perusahaan asuransi nomi yang cukup tinggi, mengantarkan sebagian

Belanda dan terus berlanjut setelah Indonesia mer- masyarakat pada tingkat pendapatan yang semakin

deka hingga saat ini.

meningkat. Salah satu indikatornya adalah kenaikan Kendaraan bermotor merupakan salah satu jumlah kendaraan bermotor baik milik pribadi mau-

harta yang berharga dan mempunyai fungsi yang pun kendaraan umum dari tahun ke tahun terutama

vital yaitu dalam hal pemenuhan kebutuhan sarana di DKI Jakarta.

trnsportasi dalam kegiatan sehari- hari. Namun se- Perkembangan dunia asuransi kendaraan

makin berkembangnya dunia transportasi sekarang bermotor sebenarnya secara tidak langsung meru-

ini, maka semakin banyak pula resiko atau ancaman pakan efek dari revolusi industri pada ditemukannya

yang menghadangnya. Adapun penyebab pertum- mesin uap oleh James Watt. Kendaraan bermotor

buhan kendaraan bermotor di DKI Jakarta adalah pertama kali digerakkan oleh mesintiba di London

sebagai berikut: (Rusyadi, 2001) pada tahun 1894 dan dengan diberlakukannya

1. Pertumbuhan Kendaraan Pribadi yang sangat Locomotive on Highway Act 1896 semakin mendo-

pesat

rong perkembangan kendaraan bermotor pada masa Pertumbuhan kendaraan pribadi ini disamping itu. Namun demikian, kendaraan yang digunakan di

disebabkan oleh daya beli masyarakat Jakarta jalan- jalan kota London belum memiliki sistem

yang cukup tinggi juga disebabkan oleh ketidak- yang baik sehingga banyak menimbulkan cidera

mampuan kendaraan umum dalam memberikan atau kerugian bagi orang lain, baik pejalan kaki, pa-

fasilitas pelayanan yang memadai bagi masya- gar, atau dinding bangunan ataupun terhadap kenda-

rakat. Kendaraan umum yang beroperasi dalam raan itu sendiri. Melihat kondisi demikianmaka

kota Jakarta hampir seluruhnya dalam kondisi pada tahun 1898 Law Accident Insurance Society

yang jelek, misalnya : kotor, tidak aman, panas menciptakan asuransi kendaraan bermotor. Semakin

dan berdesak-desakan. Kondisi demikian akan meningkatnya jumlah anggota masyarakat yang

menyebabkan masyarakat tidak merasa nyaman menderita kerugian akibat kecelakaan kendaraan

apabila menggunakan kendaraan umum. Oleh bermotor tidak diimbangi dengan pemberian san-

karena itu mereka lebih suka menggunakan tunan dari pemilik kendaraan. Hal ini mendasari

kendaraan pribadi. Dengan menggunakan ken- pemerintah setempat memberlakukan Road Traffic

daraan pribadi dapat dipastikan jalan-jalan di Act 1930, yang disempurnakan terus menerus hing-

Jakarta akan penuh oleh kendaraan pribadi. Lo-

ga dikeluarkannya Road Traffic Act 1974, yang gikanya dalam satu kendaraan pribadi hanya

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009

tertanggung berupaya mencari jalan kalau ada pihak akan digunakan oleh sekian banyak penumpang.

yang lain yang bersedia mengambil alih beban

2. Banyak Kendaraan Tua yang masih digunakan resiko ancaman bahaya terhadap kendaraan bermo- di DKI Jakarta

tornya dengan syarat pihak tertanggung bersedia Di DKI Jakarta tidak ada pembatasan umur

membayar premi. Premi merupakan sumber peng- kendaraan yang layak jalan di jalan raya. Ber-

hasilan utama dan sumber keuntungan bagi penang- beda halnya dengan beberapa kota-kota besar di

gung apabila dalam jangka tertentu tidak ada klaim negara-negara maju yang mempunyai pem-

yang masuk. Disisi lain, premi merupakan kerugian batasan kendaraan yang dapat digunakan di ja-

bagi penanggung apabila terjadi banyak klaim yang lan raya, karena kendaraan baru terus dipro-

tidak diimbangi oleh jumlah premi yang masuk. duksi dan dioperasionalkan sedangkan kenda-

Oleh karena itu, untuk menghindari per- raan lama masih tetap digunakan. Jika ada pem-

masalahan ini maka penanggung menetapkan kebi- batasan kendaraan yang layak jalan di Jalan

jakan peraturan perundang- undangan antara lain: raya di kota Jakarta niscaya angka pertumbuhan

1. Menetapkan tarif premi yang perhitungannya kendaraan dapat ditekan.

disesuaikan dengan :

Jenis kendaraan

Dengan bertambah banyaknya jumlah ken-

Nilai pertanggungan

daraan bermotor, maka kondisi kepadatan lalu lintas Kondisi pertanggungan yang dikehendaki di Jakarta semakin naik sehingga menimbulkan

Penggunaan kendaraan beberapa dampak negatif diantaranya, yaitu terja-

Usia kendaraan

dinya kemacetan lalu lintas, polusi udara yang

2. Menetapkan jumlah uang pertanggungan, mes- membahayakan kesehatan serta naiknya tingkat

kipun pada umumnya tertanggung bebas dalam kecelakaan lalu lintas. Kondisi demikian diman-

menetapkan jumlah uang pertanggungan, namun faatkan oleh para pelaku bisnis industri asuransi

tidak terlepas dari harga obyek pertanggungan untuk memberikan jasa perlindungan bagi para pe-

yang sebenarnya.

milik kendaraan baik pribadi maupun perusahaan

3. Menetapkan resiko yang dikecualikan. dari segala kemungkinan kerugian materil yang

4. Mengadakan pembatasan jangka waktu pertang- tidak diinginkan.

gungan.

5. Menetapkan prosedur klaim. yang menghadangnya, maka sudah menjadi hal

Dengan banyaknya resiko atau ancaman

6. Menetapkan besarnya penggantian kerugian. yang biasa jika pemilik kendaraan bermotor mende-

rita kerugian yang tidak sedikit jika suatu saat Kebijakan-kebijakan ini sudah masuk ke musibah datang menimpa kendaraannya. Tertang-

dalam polis asuransi kendaraan bermotor yang me- gung menyadari bahwa adanya ancaman bahaya ter-

rupakan standar kontrak tertulis yang disusun oleh hadap kendaraan miliknya. Untuk mengurangi atau

penanggung. Khusus untuk kendaraan umum, ke-

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 138 Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 138

yang akan dibahas yaitu mengenai : Lalu Lintas Angkutan Jalan dimana pemerintah me-

1. Bagaimana lingkup asuransi kendaraan ber- nganggap perlu memberikan perlindungan kepada

motor dalam polis standar asuransi kendaraan masyarakat dengan mewajibkan mengasuransikan

bermotor Indonesia ( PSKBI)? kendaraan yang dioperasikan di jalan, Pasal 32 (1)

2. Bagaimana penyelesaian klaim asuransi ken- UU tersebut menegaskan bahwa setiap kendaraan

daraan bermotor?

umum wajib diasuransikan terhadap kendaraan itu

3. Bagaimana penyelesaian sengketa klaim asu- sendiri maupun terhadap kerugian yang diderita

ransi kendaraan bermotor melalui Badan Me- oleh pihak ketiga sebagai akibat pengoperasiannya

diasi Asuransi Indonesia (BMAI)? dan juga mengasuransikan orang yang dipekerjakan sebagai awak kendaraan terhadap risiko terjadinya

Metode Penelitian

kecelakaan. Metode penelitian dalam skripsi ini adalah Dalam praktik perasuransian di Indonesia,

eksplanatoris analistis, dengan pendekatan normatif. tidak sedikit ditemukan sengketa- sengketa yang

Metodologi merupakan suatu rangkaian kegiatan timbul dari aktivitas berkontrak tersebut, baik yang

mengenai tata cara pengumpulan, pengolahan, penyelesaiannya dapat dicapai tanpa harus meli-

analisa, dan konstruksi data. (Heru Susetyo, Henry batkan pengadilan, ataupun harus melalui putusan

Arianto, 2002). Penelitian dapat diartikan sebagai pengadilan. Walaupun konsekuensi dari aktivitas

salah satu bentuk usaha dalam menemukan, me- berkontrak merupakan aktivitas yang berada dalam

ngembangkan atau bahkan menguji kebenaran akan wilayah hukum perdata, akan tetapi dalam prak-

suatu permasalahan. Untuk memperoleh dan me- tiknya banyak juga sengketa- sengketa yang timbul

ngumpulkan serta menguji kebenaran suatu per- dari hubungan hukum asuransi masuk kewilayah

masalahan, maka metode penelitian yang akan digu- hukum pidana.

nakan dalam penulisan ini dilakukan dengan cara : Dari uraian diatas, maka penulis tertarik

1. Tipe Penelitian

melakukan penelitian mengenai penyelesaian seng- Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah keta klaim pada asuransi kendaraan bermotor me-

tipe penelitian Normatif, yaitu bentuk penelitian lalui Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI).

dengan melihat studi kepustakaan, dengan cara Mengingat asuransi saat ini berkembang pesat dan

menelusuri atau menelaah serta menganalisis dikenal oleh banyak masyarakat Indonesia yang

bahan pustaka.

telah menyadari akan manfaat dari asuransi tersebut

2. Sifat Penelitian

khususnya asuransi kendaraan bermotor. Sifat penelitian yang digunakan adalah sifat Berdasarkan uraian latar belakang diatas,

penelitian Eksplanatoris Analistis, yaitu peneli- serta mengingat ruang lingkup dan masalah asuransi

tian yang dilakukan terhadap masalah yang su- ini sangat luas serta kompleks, maka dalam pene-

dah cukup untuk melakukan uji hipotesa. Ini litian ini penulis tidak akan membahasnya secara

dimaksudkan untuk memberikan data yang

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009

8. Peraturan Tambahan-1 Surat Keputusan perkuat teori-teori Hukum Perjanjian dalam

Nomor 001/SK-BMAI/09.2006 Tentang polis Asuransi.

Prosedur Ajudikasi dan Perjanjian Ajudikasi

3. Sumber data

BMAI.

Sumber data yang digunakan penulis dalam Bahan Hukum Sekunder, Yaitu bahan penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu

hukum yang memberikan penjelasan ter- data primer dan data sekunder.

hadap bahan hukum primer yang terdiri dari Data primer yaitu data yang diperoleh langsung

buku- buku yang membahas tentang asuran- dari narasumber, penelitian ini dilakukan de-

si, makalah, dan skripsi yang berkaitan ngan cara wawancara yaitu denan melakukan

dengan permasalahan yang diteliti. tanya jawab langsung kepada pihak yang ber-

4. Analisis Data

kompeten dibidangnya guna untuk memperoleh Analisis data yang dilakukan dengan kualitatif data yang dibutuhkan.

untuk menemukan jawaban yang dapat diper- Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari

tanggungjawabkan secara ilmiah yaitu dengan bahan pustaka atau literatur yang terdiri dari

melakukan analisis terhadap asas- asas hukum bahan hukum primer dan bahan hukum se-

yang berlaku serta peraturan perundang- unda- kunder.

ngan yang mengatur tentang Hukum Perjanjian Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang

dan Hukum Asuransi.

mengikat yang terdiri dari:

5. Teknik Pengumpulan Data

1. Kitab Undang- undang Hukum Perdata. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tek-

2. Kitab Undang- undang Hukum Dagang. nik pengumpulan data yang ditempuh sebagai

3. Undang- undang Nomor 2 Tahun 1992 ten- berikut: Studi Pustaka (Library Research), dan tang Usaha Perasuransian.

Studi Lapangan.

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan.

Pembahasan

5. Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 ten-

Prosedur Penyelesaian Klaim Asuransi Ken-

tang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian

daraan Bermotor

Sengketa (ADR). Kewajiban pokok penanggung selama masa

6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun berlakunya perjanjian asuransi adalah bertanggung

1992 tentang Penyelengaraan Usaha Per- jawab terhadap klaim – klaim yang diajukan pe- asuransian.

megang polis (tertanggung) dan memberikan ganti

7. Surat Keputusan

001/SK- rugi berdasarkan syarat – syarat dan ketentuan yang BMAI/09.2006 Tentang Proses Penanganan

Nomor

berlaku dlam kondisi polis.

Sengketa Melalui Mediasi dan/atau Ajudi- Klaim merupakan tuntutan ganti rugi yang kasi.

diajukan tertanggung kepada penanggung apabila terjadi kerugian atas objek yang diasuransikan yang

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 140 Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 140

(Pospol) setempat.

pertanggungan mengalami kerugian sebesar 75% Khusus untuk kerugian total akibat atau lebih dan kerugian sebagian jika nilainya ku-

pencurian, tertanggung wajib melaporkan- rang dari 75%.

nya kapada dan mendapatkan surat ketera- Dalam Polis Asuransi Kendaraan Bermotor

ngan dari polisi daerah (Polda) setempat. Indonesia (PSKBI) prosedur penyelesaian klaim

2. Langkah – langkah yang harus dilakukan oleh asuransi yang harus dipenuhi baik oleh tertanggung

penanggung, yaitu:

maupun penanggung, dapat diuraikan sebagai be-

a. Menerima laporan terjadinya kerugian dari rikut:

tertanggung.

1. Langkah – langkah yang harus dilakukan tertang-

b. Melakukan survey klaim ke lokasi objek gung, yaitu:

yang mengalami kerugian.

a. Melaporkan terjadinya peristiwa kerugian

c. Meminta dokumen dan informasi yang di- pada penanggung selambat – lambatnya 3

butuhkan kepada tertanggung. hari sejak terjadinya peristiwa kerugian ter-

d. Meneliti keabsahan polis dan klaim serta sebut. Pemberitahuan ini dilakukan secara

menghitung nilai kerugian. tertulis atau secara lisan yang diikuti de-

e. Memberikan keputusan klaim apakah dite- ngan laporan tertulis kepada penanggung.

rima atau ditolak

b. Mengambil tindakan yang dapat mencegah

f. Membayar ganti rugi kepada tertanggung meluasnya kerugian.

dalam waktu paling lambat 30 hari sejak

c. Mengamankan objek yang mengalami keru- adanya kesepakatan jumlah ganti rugi yang gian.

harus dibayar.

d. Meneliti polis asuransi, meliputi jangka waktu, objek asuransi, pelunasan premi,

Hal-Hal yang dapat Memberikan Timbulnya

pemenuhan persyaratan polis.

Sengketa Klaim Asuransi

e. Mengajukan tuntutan ganti rugi yang diser- Walaupun sengketa- sengketa dalam kon-

tai dokumen dan informasi lengkap pada trak asuransi banyak terjadi akibat dari kesalahan penanggung. Dalam hal pencurian atau

ataupun ketidakjujuran dari tertanggung, akan tetapi kerusakan kendaraan bermotor yang diper-

tidak sedikit pula sengketa kontrak asuransi timbul tanggungkan yang dilakukan oleh pihak ke-

akibat dari kesalahan ataupun ketidakjujuran dari tiga yang dapat dijadikan dasar untuk pe-

pelaku- pelaku asuransi itu sendiri. nuntutan penggantian dari kerugian atau

Salah satu contoh dari sikap pelaku usaha adanya tuntutan dari pihak ketiga yang

asuransi yang cenderung memunculkan produk- pro- harus dipikul penanggung wajib melapor-

duk asuransi yang berpotensi sengketa ditangan kannya kepada dan mendapat surat kete-

konsumen adalah karena minimnya pemahaman antara lain terhadap prinsip the utmost good faith

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009

(prinsip iktikad baik). Banyak perusahaan- peru- Melakukan perbuatan yang melanggar hukum sahaan asuransi yang memahami ataupun mener-

yang mempunyai akibat pidana. jemahkan bahwa prinsip the utmost good faith me-

Memberikan data- data ataupun dokumen rupakan prinsip yang hanya perlu untuk dipatuhi

yang sengaja dipalsukan kepada pihak perusa- oleh tertanggung, bukan prinsip yang juga harus di-

haan asuransi.

patuhi oleh perusahaan asuransi. Pemahaman yang Melakukan ancaman- ancaman terhadap peru- salah ini membuat banyak perusahaan asuransi yang

sahaan asuransi.

menyalahgunakan Pasal 251 KUHD sebagai tameng Bekerja sama dengan agen ataupun orang da- untuk membebaskan diri dari tanggung jawab jika

lam bentuk membobol perusahaan asuransi. klaim asuransi terjadi dengan alasan bahwa ter-

tanggung tidak melaporkan hal- hal yang penting

Penyelesaian Sengketa Klaim Asuransi

yang harus diketahui oleh perusahaan asuransi Pada pembahasan sebelumnya telah dijelas-

sebelum kontrak disetujui.(Ricardo, 2000) kan langkah- langkah yang harus ditempuh untuk

Sengketa hukum dalam kontrak asuransi mengajukan klaim. Walaupun polis telah menje-

dapat terjadi karena kesalahan perusahaan asuransi laskan secara terperinci mengenai proses penanga-

maupun pihak tertanggung, dimana kesalahan yang nan klaim. Dalam praktiknya, banyak sekali seng-

diperbuat oleh masing- masing pihak adalah : keta yang terjadi antara perusahaan asuransi (pe-

a. Perusahaan Asuransi nanggung) dengan konsumen asuransi (tertanggung)

Perusahaan asuransi tidak melakukan kewa- yang disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan

jibannya membayar klaim. penanganan klaim. Banyak pihak tertanggung yang

Terjadi perbedaan intepretasi terhadap pelak- merasa kecewa dengan asuransi. Mereka merasa

sanaan kewajiban yang telah disepakati para pihak penanggung selalu mempersulit proses pe- pihak.

nanganan klaim. Sehingga tertanggung sering ber- Melakukan penjualan produk yang belum

anggapan bahwa pihak penanggung hanya senang mendapat izin pihak otoritas.

dengan premi yang mereka terima dan menghindari Melakukan penanggungan melebihi dari ke-

kewajiban mengganti kerugian. Ada beberapa cara wenangannya tanpa melakukan reasuransi.

yang dapat ditempuh apabila terjadi sengketa antara Perusahaan dalam status Penghentian Kegia- pihak tertanggung dengan pihak penanggung, antara tan Usaha ( PKU ).

lain :

Melakukan pembujukan calon nasabah asu- 1. Perundingan

ransi melalui data- data yang tidak benar atau- Penyelesaian sengketa yang paling awal pun palsu.

dilakukan adalah dengan cara perundingan atau

b. Pihak Tertanggung musyawarah. Setiap sengketa yang terjadi bia- Tertanggung tidak melakukan kewajiban

sanya para pihak yang bersengketa menempuh membayar premi.

cara penyelesaian melalui perundingan terlebih dahulu untuk memperolah jalan keluar yang

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 142

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009

terbaik bagi kedua belah pihak. Bila cara seperti ini tidak dapat menyelesaikan sengketa, barulah para pihak menempuh cara lain guna menye- lesaikan sengketa tersebut. Cara penyelesaian sengketa melalui perundingan merupakan cara yang paling sederhana dan mudah untuk dila- kukan, karena tidak memerlukan tempat tertentu serta biaya yang sangat murah. Tapi cara penye- lesaian sengketa melalui perundingan diperlu- kan sikap yang bijaksana serta tidak keras kepala diantara kedua belah pihak agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat memicu timbulnya masalah baru.

2. Arbitrase Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu seng- keta perdata di luar peradilan umum yang di- dasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang ber- sengketa. UU Nomor 30 tahun 1999) Penyelesaian sengketa asuransi melalui arbi- trase, merupakan penyelesaian suatu sengketa bisnis (perdata) yang berada diluar mekanisme pengadilan. Hal ini diperbolehkan dan telah diatur dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyele- saian Sengketa (ADR). Akan tetapi, mengingat hukum umum yang berlaku dalam penyelesaian sengketa perdata adalah melalui pengadilan, maka pernyataan penyelesaian sengketa sebagai alternatif penyelesaian haruslah dengan tegas dan tertulis dinyatakan oleh para pihak dalam kontrak yang disepakatinya. Jika ternyata para pihak telah menyepakati bahwa penyelesaian sengketa asuransi yang dialami hanya akan diselesaikan melalui arbitrase, maka pengadilan Indonesia tidak lagi berwenang untuk memerik-

sa dan memutuskan perkara tersebut di penga- dilan Indonesia. Putusan arbitrase tersebut akan bersifat final dan mengikat, serta harus segera dilaksanakan oleh para pihak. Walaupun penye- lesaian perkara melalui arbitrase masih lebih baik bila dibandingkan dengan penyelesaian melalui pengadilan, akan tetapi harus perlu diingat bahwa pilihan penyelesaian melalui arbi- trase harus terjadi akibat dari kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal kontrak asuransi yang draft ataupun polisnya dalam prakteknya disiap- kan oleh perusahaan asuransi secara tercetak, sehingga harus sangat ditekankan bahwa pilihan penyelesaian sengketa melalui arbitrase harus benar- benar dipahami dan diinginkan oleh ter- tanggung juga. Adapun keuntungan menyelesai- kan sengketa melalui arbitrase adalah: (Meddenia, 2007)

Proses penyelesaian sengketa lebih cepat di- bandingkan penyelesaian sengketa melalui pengadilan. Sengketa dapat diperiksa dan diputus oleh mereka yang ahli dalam soal yang sedang di- persengketakan. Pemeriksaan maupun pemutusan sengketa oleh suatu majelis arbitrase selalu dilakukan tertutup, sehingga rahasia para pihak yang bersengketa akan tersimpan baik- baik tidak akan diketahui oleh umum

3. Mediasi

Mediasi adalah suatu proses para pihak yang bersengketa menunjuk pihak ketiga yang netral untuk membantu mereka dalam mendiskusikan penyelesaian dan mencoba menggugah para pihak untuk menegosiasikan suatu penyelesaian sengketa itu.

Tujuan utama mediasi itu adalah kompromi Proses mediasi dapat dilaksanakan dengan ce- dalam menyelesaiakan suatu persengketaan.

pat.

Mediasi merupakan suatu proses yang bersifat

b. Inexpensive

pribadi, rahasia, dan kooperatif. Cara menye- Mediasi biayanya murah dan ada kepastian lesaikan sengketa melalui mediasi sangat prak-

biaya yang akan dibayar para pihak yang ber- tis, relatif tidak formal, dan yang jelas biaya

sengketa.

yang dibutuhakn lebih murah daripada melalui

c. More Simple Procedures

proses pengadilan. Dalam proses mediasi, Prosedur mediasi lebih sederhana dibandingkan mediator tidak memaksakan penyelesaian atau

dengan proses di pengadilan. mengambil kesimpulan yang mengikat tetapi

d. Private and Confidential

lebih memberdayakan para pihak untuk menen- Proses mediasi dilakukan secara tertutup dan tukan solusi apa yang mereka inginkan. Media-

bersifat rahasia, sehingga publisitas di media ce- tor mendorong dan memfasilitasi dialog, mem-

tak atau elektronik dapat dihindar. Biasanya pe- bantu para pihak mengklarifikasi kebutuhan dan

ngusaha menghindari pemberitaan bahwa peru- keinginan- keinginan mereka, menyiapkan pan-

sahaannya sedang ada sengketa. duan, membantu para pihak dalam meluruskan

e. Win- win Solution

perbedaan- perbedaan. Adapun unsur- unsur Kesepakatan penyelesaian sengketa bersifat mediasi adalah :

win- win solution bukan win- loose. Artinya

a. Sebuah proses penyelesaian sengketa ber- penyelesaian yang disepakati dapat diterima dasarkan perundingan.

sebagai solusi atas penyelesaian sengketa yang

b. Adanya pihak ketiga yang bersifat netral dihadapi karena penyelesaian tersebut diambil yang disebut sebagai mediator (penengah).

atas peran para pihak yang bersengketa, jadi

c. Mediator bertugas membantupara pihak bukan seperti hukuman dalam proses penga- yang bersengketa untuk mencari penye-

dilan, ada pihak yang menang dan ada pihak lesaian.

yang kalah.

d. Mediator tidak mempunyai kewenangan

f. Maintain Business Relationship untuk mengambil keputusan selama perun-

Proses mediasi dapat menjaga dan melestarikan dingan berlangsung.

atau bahkan meningkatkan hubungan di ke-

e. Tujuan mediasia adalah mencapai atau mudian hari dari para pihak yang bersengketa, menghasilkan kesepakatan yang dapat di-

karena tidak ada yang merasa bersalah dan terima pihak- pihak yang bersengketa.

dipermalukan.

g. Integrity

Terdapat beberapa manfaat penyelesaian Mediator dipilih para pihak yang bersengketa, sengketa klaim asuransi dengan cara mediasi, man-

oleh karena itu para pihak yang bersengketa ten- faat yang didapat antara lain : (Nira, 2008)

tu akan memilih mediator yang mereka percaya

a. More Expeditious dan menurut mereka mempunyai integritas yang

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 144 Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 144

sing tersebut tidak dirasakan memberikan kea- orang yang sudah berpengalaman dalam bisnis

dilan

asuransi dan mempunyai integritas yang tidak diragukan.

Badan Media Asuransi Indonesia

4. Pengadilan Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) Menurut teori telah jelas diatur bahwa kontrak

adalah lembaga independen dan imparsial yang atau perjanjian asuransi adalah timbul dari kese- memberikan pelayanan untuk penyelesaian sengketa

pakatan antara pihak- pihak perdata, sehingga klaim (tuntutan ganti rugi atau manfaat) asuransi dalam hal terjadinya sengketa sehubungan de-

antara perusahaan asuransi dengan tertanggung atau ngan hal yang diperjanjikan dalam kontrak asu-

pemegang polis.

ransi tersebut adalah sengketa perdata bukan Perselesihan klaim asuransi antara peru- pidana. Akan tetapi, walaupun pada dasarnya

sahaan asuransi dan pemegang polis makin sering kontrak asuransi merupakan hubungan hukum

terjadi, terutama nasabah kecil, tapi umumnya na- wilayah perdata, tidak tetutup juga kemung-

sabah kecil ini tidak mampu berperkara ke penga- kinan terjadinya peristiwa pelanggaran hukum

dilan atau arbitrase. Untuk itulah Badan Mediasi yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam

Asuransi Indonesia (BMAI) hadir dengan mem- kontak asuransi tersebut, dimana tindakan pe-

berikan mediasi secara gratis. Adapun beberapa ala- langgaran hukum tersebut telah masuk pada

san didirikannya Badan Mediasi Asuransi Indonesia wilayah hukum pidana. Sudah jelas jika pelang-

(BMAI) antara lain : (Nira, 2007) garan hukum yang bersifat pidana ini harus

1. Penyelesaian sengketa klaim/ tuntutan ganti rugi diselesaikan ataupun diputuskan dipengadilan.

atau santunan asuransi oleh penanggung selalu Proses penyelidikan dan penyidikannya akan

tidak dapat memuaskan tertanggung sebagai dilakukan oleh pihak kepolisian berdasarkan pa-

konsumen asuransi. Ketidakpuasan tersebut

da pengaduan ataupun laporan dari pihak- pihak menimbulkan sengketa sengketa klaim asuransi yang dirugikan. Hasil penyidikan tersebut akan

yang sekarang ini pada umumnya diselesaikan menjadi bahan jaksa penuntut umum yang demi

melalui pengadilan atau arbitrase. kepentingan negara sebagai penjaga terlaksa-

2. Penyelesaian sengketa klaim asuransi untuk nanya hukum publik akan melakukan penun-

jumlah finansial yang relatif kecil tidak efisien tutan terhadap pihak yang didakwa melakukan

bila melalui pengadilan atau arbitrase karena tindakan pidana tersebut di depan pengadilan

biaya perkara bisa lebih besar daripada jumlah negeri. Keadaan ini juga memberikan hak bagi

finansial yang dipersengketakan dan waktu pihak yang didakwa melakukan tindak pidana

yang lama (khususnya penyelesaian melalui pe- tersebut untuk membela diri dan masing- ma-

ngadilan).

sing pihak berhak melakukan upaya hukum,

3. Penyelesaian sengketa klaim asuransi khususnya banding, kasasi, dan bahkan peninjauan kembali

bagi pemegang polis individual perlu diupa-

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009

harus dipenuhi oleh perusahan asuransi tersebut agar Mediasi Asuransi.

terdaftar sebagai anggota Badan Mediasi Asuransi

4. Penyelesaian sengketa klaim asuaransi yang

Indonesia (BMAI) adalah :

cepat, murah, fair, dan adil akan membangun

1. mengajukan permohonan kepada Badan Mediasi reputasi dan nama baik industri asuransi na-

Asuransi Indonesia (BMAI) dengan melam- sional.

pirkan :

5. Adanya keyakinan bahwa penyelesaian seng-

a. akte pendirian perusahaan asuransi keta melalui suatu badan hukum khusus yang

b. izin operasional

independent akan lebih baik dan efektif dari-

2. membayar iuran, dimana dari iuran tersebut pada penyelesaian melaui badan- badan lainnya.

digunakan untuk biaya operasional Badan Me-

6. Sebagai realisasi atau perwujudan dari ko- diasi Asuransi Indonesia (BMAI). mitmen industri asuransi dan Departemen Ke- uangan Direktorat Jendral Lembaga Keuangan

Tujuan dari kehadiran Badan Mediasi Asu- (sekarang menjadi Bapepam- LK) dalam me-

ransi Indonesia (BMAI) ini adalah untuk mem- respon terhadap Undang- Undang Kepailitan

berikan fasilitas terbaik bagi konsumen asuransi No. 37 Tahun 2004 yang telah memberi perlin-

yang memenuhi kriteria dalam mempertahankan dungan bagi perusahaan asuransi dari permo-

hak- hak dan memahami kewajibannya sehubungan honan dan ancaman pailit semena- mena.

dengan sengketa yang terjadi dalam perusahaan asuransi dimana dari yang menjadi nasabahanya

(tertanggung). Atau dengan kata lain tujuan dari Indonesia (BMAI) digagas oleh industri asuransi

Pendirian Badan

Mediasi

Asuransi

didirikannya Badan Mediasi Asuransi Indonesia dan semua Asosiasi Perusahaan Perasuransian

(BMAI) adalah untuk memberikan pelayanan yang Indonesia (FAPI) yaitu Asosiasi Asuransi Umum

lebih profesional dan transparan yang berbasis pada Indonesia (AAUI), Asosiasi Asuransi Jiwa

kepuasan dan perlindungan serta penegakkan hak- Indonesia (AAJI), dan Asosiasi Asuransi Sosial

hak tertanggung atau pemegang polis. Indonesia (AAJSI) serta didukung oleh Pemerintah.

Pilihan untuk melakukan penyelesaian seng- Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) secara

keta melalui Badan Mediasi Asuransi Indonesia resmi didirikan pada tanggal 12 Mei 2005 dan mulai

(BMAI) merupakan fasilitas yang diberikan kepada beroperasi tanggal 25 September 2005. Pembiayaan

konsumen (tertanggung). Akan tetapi kewenangan pendirian dan operasional ditanggung dan dibiayai

tersebut akan mulai berlaku jika telah ada penolakan oleh semua perusahaan asuransi dan reasuransi me-

yang final dari perusahaan asuransi terhadap klaim lalui pembayaran iuran keanggotaan setiap tahun.

yang diajukannya. Dalam hal konsumen asuransi Dalam hal ini setiap perusahaan yang

(tertanggung) tidak puas dengan penolakan klaim mempunyai izin usaha asuransi sudah secara oto-

yang dilakukan oleh perusahaan asuransi, konsumen matis menjadi anggota Badan Mediasi Asuransi

(tertanggung) tersebut dapat mengambil langkah

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 146 Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 146

Syarat-Syarat Penyelesaian Sengketa Klaim

(BMAI). Akan tetapi, jika konsumen (tertanggung)

Asuransi Melalui Badan dan Mediasi Asu-

tidak hendak mengambil jalan penyelesaian seng-

ransi Indonesia

keta melalui Badan Mediasi Asuransi Indonesia Banyak sekali sengketa yang muncul dari a- (BMAI), maka dia bebas melakukannya melalui

danya perjanjian pertangungan yang buat oleh pihak pengadilan.

tertanggung dan pihak penanggung. Biasanya seng- Tidak semua sengketa dapat diselesaikan

keta yang banyak terjadi itu disebabkan oleh melalui Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI)

terbatasnya pengetahuan dari pihak tertanggung karena terdapat pembatasan terhadap kasus yang da-

akan isi dari polis, luas jaminan yang diper- pat ditangani. Ada beberapa sengketa yang tidak

tanggungkan, ataupun ketidakjujuran dari pihak ter- dapat ditangani oleh Badan Mediasi Asuransi

tanggung. Tidak sedikit pula sengketa yang terjadi Indonesia (BMAI) yang diantaranya adalah :

itu diselesaikan melalui pengadilan, arbitrase, atau-

a. Sengketa yang terkait dengan penetapan harga pun Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI).

premi. Adapun cara dalam menyelesaikan sengketa tersebut

b. Kebijakan yang berhubungan dengan pertimba- tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak

ngan komersil (interest rate). yang mengalami sengketa, dalam hal ini adalah

c. Standar akturia. pihak tertanggung dan pihak penanggung.

d. Kasus yang berhubungan dengan kriminal. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan

e. Keluhan yang diajukan lebih dari enam bulan ataupun arbitrase tidak terdapat syarat- syarat khu-

setelah putusan penolakan dari perusahaan. sus yang harus dipenuhinya. Sedangkan penye-

f. Kasus yang diselesaikan secara damai. lesaian sengketa melalui Badan Mediasi Asuransi

g. Kasus yang pernah dibawa ke pengadilan/ ar- Indonesia (BMAI) terdapat beberapa syarat yang

bitrase. harus dipenuhi agar sengketa tersebut dapat disele-

h. Kasus yang dalam proses investigasi pihak saikan melalui Badan Mediasi Asuransi Indonesia

berwajib. (BMAI), atau dengan kata lain tidak semua sengkata dapat diselasaikan melalui Badan Mediasi Asuransi

Dalam menjalankan tugasnya tersebut Indonesia (BMAI) dan hanya sengketa yang dikhu- Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) mem-

suskanlah yang dapat diselesaikan melalui Badan bentuk suatu struktur organisasi agar tidak terjadi

Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI). Seperti yang kesalahpahaman dalam menjalankan tugasnya.

telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa ter- Dalam menjalankan tugasnya Badan Mediasi Asu-

dapat beberapa sengketa yang tidak dapat dise- ransi Indonesia (BMAI) diawasi oleh Biro Per- lesaikan melalui Badan Mediasi Asuransi Indonesia

asuransian Bapepam- LK (d/h Direktorat Asuransi, (BMAI), maka semakin jelas bahwa terdapat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan) Depar-

beberapa syarat yang harus dipenuhi agar sengketa temen Keuangan Republik Indonesia atau otoritas

tersebut dapat diselesaikan melalui Badan Mediasi pembina dan pengawas industri asuransi nasional.

Asuransi Indonesia (BMAI).

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009

Adapun syarat yang harus dipenuhi agar sengketa

Prosedur Penyelesaian Sengketa Klaim

tersebut dapat diselesaikan melalui Badan Mediasi

Asuransi Kendaraan Bermotor Melalui Ba-

Asuransi Indonesia (BMAI) adalah :

dan Mediasi Asuransi Indonesia

1. Nilai maksimum klaim Setiap sengketa yang timbul sudah pasti ada

Dalam penyelesaian sengketa melalui Badan jalan keluarnya, dimana jalan keluar yang dipilih Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) yang pada

terdapat proses ataupun prosedur yang harus dilalui saat ini hanya diperuntukan pada sengketa-

agar sengketa tersebut dapat diselesaikan dengan sengketa klaim asuransi yang berjumlah kecil,

baik, baik sengketa yang diselesaikan melalui pe- yaitu :

ngadilan, arbitrase, maupun Badan Mediasi Asu- Nilai maksimum untuk sengketa klaim

ransi Indonesia (BMAI). Jika para pihak asuransi asuransi umum sebesar Rp. 500.000.000,00.

yang bersengketa telah bersepakat untuk me- Nilai maksimum untuk sengketa klaim

nyelesaikannya melalui Badan Mediasi Asuransi asuransi jiwa dan sosial sebesar Rp.

Indonesia (BMAI), maka harus melalui prosedur 300.000.000,00.

yang berlaku agar sengketa tersebut dapat ter-

2. Jangka waktu selesaiakan dengan baik. Adapun prosedur yang ha-

Sengketa yang dapat diselesaikan atau diproses rus dilakukan atau dilalui adalah sebagai berikut : melaui Badan Mediasi Asuransi Indonesia

A. Tahap I : Mediasi

(BMAI) adalah sengketa yang tidak lebih dari 6

1. Pemohon harus mengisi dan menyampaikan (enam) bulan sejak perusahaan asuransi

formulir permohonan penyelesaian perse- menyampaikan penolakannya kepada pemegang

lisihan (FP-3) yang telah disediakan oleh polis, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi

Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) penumpukan kasus lama di Badan Mediasi

sebagai dasar Badan Mediasi Asuransi Asuransi Indonesia (BMAI).

Indonesia (BMAI) melakukan investigasi

3. Sengketa tidak dikecualikan yang kemudian diserahkan kepada Badan

Sengketa yang dapat diselesaikan melalui Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI). Dalam Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI)

formulir permohonan penyelesaian perse- adalah sengketa yang tidak dikecualikan dalam

lisihan harus memuat antara lain : SK. No. 001/ SK- BMAI/ 09. 2006 yang

Data dari pemohon

mengatur tentang Proses Penanganan Sengketa

Keluhan

melalui Mediasi dan/ atau Ajudikasi. Adapun Keluhan terhadap perusahaan asuransi pe- sengketa yang dikecualikan atau yang tidak

nanggung dari termohon terhadap polis dapat diproses oleh Badan Mediasi Asuransi

asuransi kendaraan bermotor Indonesia (BMAI) diatur dalam pasal 4 SK. No.

Keluhan terhadap perusahaan asuransi 001/ SK- BMAI/ 09. 2006.

bukan penanggung dari pemohon terhadap

asuransi kendaraan bermotor

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009 148

Rincian ringkas keluhan penggantian ganti rugi terhadap kendaraan ber-

2. Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) motor yang diasuransikan. akan memberikan jawaban kepada pemohon

5. Setelah mediator memperoleh informasi atau dalam jangka waktu 3 (tiga) hari sejak FP-3

data yang lengkap maka mediator akan melan- diterima.

jutkan ke tahap mediasi.

3. Setelah FP-3 diterima maka mediator akan

6. Dalam tahap mediasi ini mediator akan melakukan penelitian terhadap sengketa ter-

berupaya menyelesaikan sengketa tersebut se- sebut apakah sudah sesuai dengan syarat atau

cara damai, dimana dimulai dengan pendekatan kewenangan Badan Mediasi Asuransi Indonesia

kepada perusahaan asuransi guna melakukan (BMAI) atau belum. Dalam hal ini mediator

diskusi untuk menghasilkan suatu kesepakatan, akan meneliti hal- hal berikut :

setelah itu mediator melakukan pendekatan ke- Apakah sengketa telah memenuhi syarat

pada pemohon dengan menjelaskan alasan pe- sebagai sengketa yang sah sesuai dengan

nolakan yang dilakukan pihak perusahaan asu- ketentuan pasal 3 SK. No. 001/ SK- BMAI/

ransi dengan sebaik- baiknya serta menjelaskan

09. 2006. mengenai tawaran yang dapat diberikan peru- Apakah sengketa merupakan sengketa yang

sahaan asuransi (jika ada). dikecualikan sesuai ketentuan pasal 3 SK.

7. Apabila sengketa dapat diselesaikan melalui No. 001/ SK- BMAI/ 09. 2006.

mediasi, maka mediator harus mencatat secara Apakah pemohon memenuhi syarat sebagai

tertulis semua persyaratan penyelesaian yang pemohon sesuai ketentuan pasal 5 SK. No.

dicapai oleh kedua belah pihak. 001/ SK- BMAI/ 09. 2006, dan

8. Jika sengketa tidak dapat diselesaiakan melalui Apakah permohonana untuk melakukan

mediasi, mediator akan meminta persetujuan investigasi disampaikan dalam jangka wak-

Ketua Badan Mediasi Asuransi Indonesia tu sesuai ketentuan pasal 8 SK. No. 001/

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25