Perbandingan Nilai Hematologi antara Pasien Medical Check Up (MCU) di Rumah Sakit Puri Medika Jakarta dengan Nilai Rujukan Alat Sysmex XS-800i.

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN NILAI HEMATOLOGI ANTARA PASIEN MEDICAL CHECK UP (MCU)

DI RUMAH SAKIT PURI MEDIKA JAKARTA DENGAN NILAI RUJUKAN ALAT SYSMEX XS-800i

Fransisca Nathalia, 2014. Pembimbing Utama: dr.Adrian Suhendra, Sp.PK., M.Kes

Rentang referensi hematologi yang sesuai sangatlah diperlukan untuk diagnosis klinis dan untuk menentukan terapi. Rentang referensi yang umumnya digunakan sekarang ini adalah berdasarkan populasi orang Kaukasia dan juga dapat dibuat berdasarkan penelitian produsen alat. Populasi manusia beragam-ragam sehingga ada kemungkinan rentang referensi akan berbeda untuk populasi tertentu karena perbedaan jenis kelamin, ras, lingkungan, tingkat sosial-ekonomi-budaya. Seharusnya setiap laboratorium mempunyai rentang referensinya sendiri, Tujuan penelitian adalah untuk membandingkan nilai parameter-parameter eritrosit, leukosit, dan trombosit pada pasien MCU orang Indonesia dengan orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i.

Bentuk penelitian ini adalah observasional analitik secara cross sectional, dengan subjek penelitian sebanyak 60 orang laki-laki dan 60 orang perempuan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di RS Puri Medika Jakarta dan dimulai Januari-November 2014. Analisis data menggunakan uji “t” tidak berpasangan dengan α = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan nilai referensi hemoglobin, hematokrit, hitung eritrosit, dan MCHC tidak berbeda antara penelitian ini dengan Jepang dengan p ≥ 0,05. Nilai referensi MCV dan MCH lebih rendah pada penelitian ini dibandingkan dengan Jepang dengan p < 0,05 dan untuk hitung leukosit dan trombosit lebih tinggi pada penelitian ini dengan p < 0,05.

Simpulan dari penelitian adalah nilai referensi hemoglobin, hematokrit, hitung eritrosit, dan MCHC adalah sama, MCV dan MCH lebih rendah, dan untuk hitung leukosit dan hitung trombosit lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian Jepang.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

THE COMPARATION OF HAEMATOLOGICAL VALUES BETWEEN MEDICAL CHECK UP PATIENTS AT PURI MEDIKA HOSPITAL

JAKARTA WITH REFERENCE VALUES OF SYSMEX XS-800i

Fransisca Nathalia, 2014. Tutor : dr. Adrian Suhendra, Sp.PK., M.Kes

The appropiate haematological reference limit is very important for diagnostic orientation and treatment decision. The hematological reference limit that is commonly used nowadays is based on Caucasian’s populations and also can be determined based on vendor’s research. The populatioin of human is various thus it is possible for the reference limit to be different for the certain population due to the difference of sex, race, environment, and the social-economic-culture. Ideally, each laboratory should established its own reference limit. The aim of this study is to compare the hematological reference values between MCU patients in Indonesia and in Japan by using Sysmex XS-800i.

This study is an observational analytic cross sectional, subjects of the study using 60 woman and 60 men, conducted at Puri Medika Hospital Jakarta from January-November 2014. Data analysis used unpaired t test with α = 0.05.

The results show there is no differences between reference values of hemoglobin,

hematocrit, erythrocyte count, and MCHC in Indonesia and in Japan with p value ≥ 0.05. The reference values of MCV and MCH is lower and reference values

of leucocyte and platelet count is higher in Indonesia than in Japan with p value < 0.05.

The conclusions of this study are that the reference values of the hemoglobin, hematocrit, erythrocyte count, and MCHC are all the same, MCV and MCH is lower and for the leucocyte count and the platelet count is higher than the study of Japan. Key Words: hematological reference limit, medical check up patients, Sysmex XS-800i


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 4

1.5Kerangka Pemikiran ... 4

1.6Hipotesis Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentang Referensi ... 7

2.2 Haematology Analyzer ... 10

2.2.1Alat Hematologi Otomatis dan Semi Otomatis ... 10

2.2.2 Prinsip Kerja dan Metode Pengukuran Alat Hematologi Otomatis . 12 2.2.2.1 Impedansi Listrik ... 12


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.2.2.3 Kalkulasi ... 15

2.2.2.4 Flowcytometry ... 15

2.2.3 Parameter Pemeriksaan Alat Hematologi Otomatis ... 17

2.2.4 Keuntungan dan Kerugian Alat Hematologi Otomatis ... 18

2.2.5 Macam-macam Alat Hematologi ... 19

2.2.5.1 Sysmex XS-800i ... 22

2.3 Variasi Fisiologik ... 22

2.3.1 Variasi Fisiologik pada Pemeriksaan Parameter-parameter Eritrosit23 2.3.2 Variasi Fisiologik pada Pemeriksaan Hitung Leukosit ... 25

2.3.3 Variasi Fisiologik pada Pemeriksaan Hitung Trombosit ... 26

2.4 Rentang Referensi Parameter-parameter Hematologi di Berbagai Negara ... 27

BAB III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat dan Subjek Penelitian ... 30

3.1.1 Bahan Penelitian... 30

3.1.2 Alat Penelitian ... 30

3.1.3 Subjek Penelitian ... 30

3.2 Metode penelitian ... 31

3.2.1 Desain Penelitian ... 31

3.2.2 Variabel Penelitian ... 31

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 31

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 32

3.2.3 Besar Sampel ... 32

3.3 Prosedur Kerja ... 33

3.3.1 Tahap-tahap Penelitian ... 33

3.3.2 Cara Pemeriksaan ... 33

3.4 Metode Analisis ... 34


(5)

3.6 Aspek Etik Penelitian ... 37

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian ... 38

4.2 Pembahasan Penelitian ... 42

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 52

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN ... 60


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Rentang Referensi pada Populasi Normal berdasarkan Rerata ± 2SD ... 9

Tabel 2.2 Rentang Referensi pada Populasi Normal di RS Osaka Kosei-Nenkin Jepang dengan Menggunakan Sysmex XS-800i ... 9

Tabel 2.3 Rentang Referensi Hematologi berdasarkan Wintrobe ... 10

Tabel 2.4 Rentang Referensi Parameter-parameter Eritrosit pada Bayi dan Anak ... 24

Tabel 2.5 Rentang Referensi Hitung Leukosit pada berbagai Usia ... 25

Tabel 2.6 Rentang Referensi Hitung Trombosit pada berbagai Usia... 26

Tabel 2.7 Rentang Referensi Hematologi berdasarkan Penelitian di Togo ... 28

Tabel 2.8 Rentang Referensi Hematologi berdasarkan Penelitian di Ethiopia ... 29

Tabel 2.9 Rentang referensi Hematologi berdasarkan Penelitian di Swiss ... 29

Tabel 4.1 Rerata, Standar Deviasi, Median, dan 95% Rentang Referensi untuk Hemoglobin, Hematokrit, Jumlah Eritrosit, MCV, MCH, dan MCHC... 38

Tabel 4.2 Rerata, Standar Deviasi, Median, dan 95% Rentang Referensi untuk Lekosit ... 38

Tabel 4.3 Rerata, Standar Deviasi, Median, dan 95% Rentang Referensi untuk Trombosit... 39

Tabel 4.4 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov pada Laki-laki ... 39


(7)

Tabel 4.6 Perbandingan Parameter-parameter Hematologi antara Laki-laki dengan Perempuan ... 40

Tabel 4.7 Perbandingan Parameter-parameter Hematologi antara Penelitian ini dengan Penelitian di Jepang ... 41


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kurva Gaussian ... 8

Gambar 2.2 Metode Impedansi Listrik ... 14

Gambar 2.3 Metode Fotometri ... 15

Gambar 2.4 Metode Flowcytometry ... 16

Gambar 2.5 Light scattering ... 17

Gambar 2.6 Alat Hematologi Semi Otomatis Nihon Kohden Celtac MEK-5208 ... 19

Gambar 2.7 Alat Hematologi Otomatis WBC 3-Part Merk Celtac Alpha MEK-6318 ... 20

Gambar 2.8 Contoh Hasil Pemeriksaan Alat Hematologi Otomatis 3-Part ... 20

Gambar 2.9 Alat Hematologi Otomatis WBC 5-Part Merk Celtac F MEK-8222 ... 21

Gambar 2.10 Contoh Hasil Pemeriksaan Alat Hematologi Otomatis 5-Part ... 21


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN I ANALISIS STATISTIK ... 60

LAMPIRAN II HASIL PENELITIAN ... 70

LAMPIRAN IIII KOMISI ETIK PENELITIAN ... 74


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang digunakan secara luas pada praktek klinis sehari-hari. Rentang referensi hematologi yang sesuai sangatlah diperlukan untuk diagnosis klinis dan untuk menentukan terapi. Rentang referensi

hematologi yang umumnya digunakan sekarang ini adalah berdasarkan rentang referensi yang berasal dari populasi orang Kaukasia misalnya yang terdapat

pada buku teks hematologi Wintrobe (Kueviakoe et al., 2011) (Bain, 2002) (Lewis, 2001) (Perkins, 2013). Rentang referensi juga dapat dibuat berdasarkan penelitian yang dikeluarkan oleh produsen alat hematologi (Sysmex, 2004). Populasi manusia beragam-ragam sehingga ada kemungkinan rentang referensi untuk populasi tertentu akan berbeda dengan populasi lainnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan jenis kelamin, ras, lingkungan, tingkat sosial, ekonomi, dan budaya di populasi tertentu (Bates et al., 2011) (Adetifa et al., 2009). Di Indonesia masalah gizi kurang atau malnutrisi masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama (Riskesdas, 2010). Malnutrisi memberikan kontribusi terhadap tingginya rata-rata angka kematian di negara sedang berkembang. Angka kejadian anemia defisiensi besi dan infeksi parasit, virus, bakteri paling banyak diderita oleh penduduk di Negara berkembang (Indonesia) dibandingkan dengan Negara maju (Jepang) (Kueviakoe et al., 2010) (WHO, 2014). Seharusnya setiap laboratorium mempunyai rentang referensinya sendiri, seperti juga dianjurkan oleh Sysmex Corporation dalam buku Operator’s Manual Sysmex XS-800i (Sysmex, 2004). Sampai saat ini laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Puri Medika Jakarta masih menggunakan rentang referensi yang berasal dari buku referensi (Perkins, 2013).

Rentang referensi untuk suatu populasi tertentu dapat ditentukan dari pengukuran yang dilakukan pada sejumlah subjek jika subjek-subjek tersebut diasumsikan dapat


(11)

mewakili keseluruhan populasi (Bates et al., 2011) (Lewis, 2001) (ICSH, 1981). Kondisi-kondisi pada saat pengambilan sampel harus distandardisasi. Sampel hendaknya diambil pada hari yang sama dan dengan kondisi pasien yang sama pula (misalnya sama-sama dalam keadaan puasa) (Bates et al., 2011) (ICSH, 1982).

Data yang didapat biasanya diasumsikan akan memenuhi pola spesifik, baik simetris (Gaussian) atau asimetris (non-Gaussian). Dari data yang terkumpul seperti mode, mean, median, dan standard deviation (SD) sebagai titik referensi, kurva

Gaussian dapat dibuat. Dari kurva ini, rentang referensi dapat ditentukan (Bates et al., 2011) (Lewis, 2001).

Berdasarkan hal-hal diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti perbandingan nilai parameter-parameter hematologi pada pasien MCU orang Indonesia di RS Puri Medika Jakarta dengan nilai parameter-parameter hematologi pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i.

1.2 Identifikasi Masalah

 Apakah nilai parameter eritrosit yaitu hemoglobin pada pasien MCU orang Indonesia menggunakan Sysmex XS-800i lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit hemoglobin pada pasien MCU orang Jepang

 Apakah nilai parameter eritrosit yaitu hematokrit pada pasien MCU orang Indonesia menggunakan Sysmex XS-800i lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit hematokrit pada pasien MCU orang Jepang

 Apakah nilai parameter eritrosit yaitu hitung eritrosit pada pasien MCU orang Indonesia menggunakan Sysmex XS-800i lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit hitung eritrosit pada pasien MCU orang Jepang

 Apakah nilai parameter eritrosit yaitu MCV pada pasien MCU orang Indonesia menggunakan Sysmex XS-800i lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit MCV pada pasien MCU orang Jepang


(12)

3 Universitas Kristen Maranatha  Apakah nilai parameter eritrosit yaitu MCH pada pasien MCU orang Indonesia menggunakan Sysmex XS-800i lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit MCH pada pasien MCU orang Jepang

 Apakah nilai parameter eritrosit yaitu MCHC pada pasien MCU orang Indonesia menggunakan Sysmex XS-800i lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit MCHC pada pasien MCU orang Jepang

 Apakah nilai parameter hitung leukosit pada pasien MCU orang Indonesia menggunakan Sysmex XS-800i lebih tinggi dibandingkan dengan nilai parameter hitung leukosit pada pasien MCU orang Jepang

 Apakah nilai parameter hitung trombosit pada pasien MCU orang Indonesia menggunakan Sysmex XS-800i lebih tinggi dibandingkan dengan nilai parameter hitung trombosit pada pasien MCU orang Jepang

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud Penelitian

Mengetahui rentang referensi parameter hematologi yaitu parameter-parameter eritrosit, leukosit, dan trombosit pada pasien MCU orang Indonesia.

Tujuan Penelitian

Membandingkan nilai parameter-parameter hematologi yaitu parameter-parameter eritrosit, leukosit, dan trombosit pada pasien MCU orang Indonesia dengan pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i.


(13)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademis penelitian ini :

Dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk menentukan rentang referensi hematologi pada orang Indonesia.

Manfaat praktis penelitian ini :

Mengetahui gambaran perbandingan rentang referensi hematologi pada pasien MCU di Rumah Sakit Puri Medika Jakarta dengan rentang referensi alat Sysmex XS-800i.

1.5 Kerangka Pemikiran

Seiring dengan kemajuan teknologi, alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan hematologi juga semakin berkembang. Para peneliti telah mengembangkan alat untuk menganalisis populasi sel darah secara otomatik. Metode yang paling banyak digunakan pada alat-alat laboratorium untuk pemeriksaan hematologi adalah metode flow cytometry dengan prinsip light scattering (Kearns et al., 2001).

Flow cytometry adalah metode pengukuran jumlah dan sifat sel-sel darah dengan cara sel darah dialirkan melalui suatu celah sempit satu per satu. Light scattering adalah metode dimana sel darah dalam aliran akan melewati suatu celah. Pada celah tersebut terdapat sensing area dan berkas cahaya akan difokuskan di sensing area tersebut. Apabila sel darah mengenai berkas cahaya tersebut maka berkas cahaya akan dihamburkan, dipantulkan, atau dibiaskan ke segala arah. Beberapa detektor yang diletakkan pada sudut-sudut tertentu akan menangkap berkas-berkas cahaya tersebut, mengubahnya menjadi sinyal listrik, dan kemudian sinyal tersebut akan dianalisis oleh komputer. Keuntungan dari flow cytometry ini adalah tingkat efisiensi dan sensitivitasnya yang tinggi (Carey et al., 2007) (Nguyen et al., 2007). Salah satu


(14)

5 Universitas Kristen Maranatha alat hematologi otomatis yang menggunakan metode ini adalah Sysmex XS-800i seperti yang digunakan pada penelitian ini (Sysmex, 2004).

Pemeriksaan hematologi lengkap terdiri dari pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, hitung jumlah leukosit, hitung jumlah trombosit, hitung jumlah eritrosit, nilai eritrosit rata-rata, hitung jenis leukosit, dan laju endap darah (LED) (Adamson et al., 2005). Setiap parameter memiliki rentang referensinya sendiri. Rentang referensi yang ditentukan dihitung berdasarkan 95% reference interval yang dihitung dari nilai ±2SD (atau lebih akurat ±1,96SD). Jumlah sampel minimal yang dapat diterima adalah 40 sampel, walaupun jumlah yang lebih besar (120 atau lebih sampel) dianggap lebih baik (Bates et al., 2011).

Rentang referensi yang diperiksa dengan menggunakan alat Sysmex XS-800i didapat dari populasi normal penduduk di RS Osaka Kosei-Nenkin Jepang dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 350 orang laki-laki dan 350 orang perempuan. Rerata parameter hemoglobin pada perempuan 13,9 g/dL (rentang 11,4-17,3 g/dL) sedangkan pada laki-laki 15,3 g/dL (rentang 12,3-18,8 g/dL), rerata parameter hematokrit pada perempuan 40,5% (rentang 32,9-49,7%) sedangkan pada laki-laki 43,9% (rentang 35,9-53,3%), rerata parameter MCV pada perempuan 91,3 fL (rentang 83,2-99,7 fL) sedangkan pada laki-laki 92,7 fL (rentang 84,7-100,1 fL), rerata parameter MCH pada perempuan 31,3 pg (rentang 27,8-34,9 pg) sedangkan pada laki-laki 32,2 pg (rentang 29,1-35,7 pg), rerata parameter MCHC pada perempuan 34,4 g/dL (rentang 32,4-36,6 g/dL) sedangkan pada laki-laki 34,8 g/dL (rentang 33,2-36,4 g/dL), rerata parameter hitung eritrosit pada perempuan 4,42 juta/mm3 (rentang 3,54-5,44 juta/mm3) sedangkan pada laki-laki 4,77 juta/mm3 (rentang 3,78-5,84 juta/mm3), rerata parameter hitung leukosit pada perempuan 5,7 ribu/mm3 (rentang 3,2-8,9 ribu/mm3) sedangkan pada laki-laki 5,9 ribu/mm3 (rentang 3,2-9,3 ribu/mm3), rerata parameter hitung trombosit pada perempuan 203 ribu/mm3 (rentang 128-434 ribu/mm3) sedangkan pada laki-laki 193 ribu/mm3 (rentang 134-377 ribu/mm3) (Sysmex, 2004).


(15)

1.6 Hipotesis Penelitian

 Nilai parameter eritrosit yaitu hemoglobin pada pasien MCU orang Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit hemoglobin pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i

 Nilai parameter eritrosit yaitu hematokrit pada pasien MCU orang Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit hematokrit pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i

 Nilai parameter eritrosit yaitu hitung eritrosit pada pasien MCU orang Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit hitung eritrosit pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i

 Nilai parameter eritrosit yaitu MCV pada pasien MCU orang Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit MCV pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i

 Nilai parameter eritrosit yaitu MCH pada pasien MCU orang Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit MCH pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i

 Nilai parameter eritrosit yaitu MCHC pada pasien MCU orang Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit MCHC pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i

 Nilai parameter hitung leukosit pada pasien MCU orang Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan nilai parameter hitung leukosit pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i

 Nilai parameter hitung trombosit pada pasien MCU orang Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan nilai parameter hitung trombosit pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i


(16)

52 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Nilai parameter eritrosit yaitu hemoglobin pada pasien MCU orang Indonesia tidak lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit hemoglobin pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i

 Nilai parameter eritrosit yaitu hematokrit pada pasien MCU orang Indonesia tidak lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit hematokrit pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i

 Nilai parameter eritrosit yaitu hitung eritrosit pada pasien MCU orang Indonesia tidak lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit

hitung eritrosit pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i

 Nilai parameter eritrosit yaitu MCV pada pasien MCU orang Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit MCV pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i

 Nilai parameter eritrosit yaitu MCH pada pasien MCU orang Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit MCH pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i

 Nilai parameter eritrosit yaitu MCHC pada pasien MCU orang Indonesia tidak lebih rendah dibandingkan dengan nilai parameter eritrosit MCHC pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i

 Nilai parameter hitung leukosit pada pasien MCU orang Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan nilai parameter hitung leukosit pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i


(17)

 Nilai parameter hitung trombosit pada pasien MCU orang Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan nilai parameter hitung trombosit pada pasien MCU orang Jepang menggunakan Sysmex XS-800i

5.2 Saran

 Terdapat beberapa nilai parameter hematologi yang memerlukan penyesuaian di Indonesia misalnya untuk parameter MCV, MCH, hitung leukosit, dan hitung trombosit

 Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan karakteristik subjek penelitian yang berbeda, jumlah sampel penelitian yang lebih banyak, kriteria inklusi dan eksklusi yang lebih ketat, dan pemeriksaan penapisan yang lebih lengkap.


(18)

54 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Adamson JW., Longo LD. 2005. Anemia and polycythemia in : Kasper LD., Fauci SA., Longo LD. Editors: Harrison’s Principle of Internal Medicine. 16th ed. USA: McGraw-Hill. p. 329-336.

Adetifa MO, Hill PC, Jeffries D. 2009. Haematological values from a gambian cohort-possible reference range for a west african population. International Journal of Laboratory Haematology, [31]: 615-622.

Avloniti AA, Douda HT, Tokmakidis SP. 2007. Acute effects of soccer training on white blood cell count in elite female players. International Journal of Sports Physiology & Performance, [2]: 239-249.

Bain BJ., Bates I. 2001. Basic haematological techniques in: Lewis SM., Bain BJ., Bates I. Editors: Dacie and Lewis Practical Haematology. 9th ed. London: Churchill Livingstone. p. 19-46.

Bain BJ. 2002. Normal ranges in Blood cells-A Practical Guide. 3th ed. Oxford [UK]: Blackwell Scientific Publisher. p 121-126.

Bain BJ. Seed M. 1986. Platelet count and platelet size in healthy Africans and West Indians. Oxford [UK]: Blackwell Scientific Publisher. p 43-48.

Bain BJ, Seed M. Godsland I. 1984. Normal values for peripheral blood white cell counts in women of four different ethnic origins. Journal of Clinical Pathology, [37]: 188-193.

Balloch AJ. Cauchi MN. 1993. Reference ranges for haematology parameters in

pregnancy derived from patient populations. Clin Lab Haematol, [15]: 433-451.


(19)

Barnes PW, McFadden S, Machin SJ. 2005. The international consensus group for hematology review: suggested criteria for action following automated CBC and WBC differential analysis. Lab Haematol, [11]: 83-90.

Bates I., Lewis SM. 2011. Reference range and normal values in: Bain BJ., Bates I., Laffan MA., Lewis SM. Editors: Dacie and Lewis Practical Haematology. 11th ed. Elsevier Churchill Livingstone. p. 11-22.

Bermejo F, Garcia LS. 2009. A guide to diagnosis of iron deficiency and iron deficiency anemia in digestive disease. World J Gastroenterol, [15]: 4638-4643.

Briggs C, Bain BJ. 2011. Basic haematological techniques in: Bain BJ., Bates I., Laffan MA., Lewis SM. Editors: Dacie and Lewis Practical Haematology. 11th ed. Elsevier Churchill Livingstone. p. 23-56.

Carey K. McCoy K. 2007. Flow Cytometry in Clinical Diagnosis. 4th ed. American Society for Clinical Pathology Press. p 155-164.

Carmel R. 2001. Anemia and aging: an overview of clinical, diagnostic and biological issues. Blood Rev, [15]: 9-18.

Coulter WH. 1956. High speed automatic blood cell counter and cell size analyser. Proceedings of National Electronics Conference, [12]: 1034-1040.

Cruickshank JM. 1970. The effects of parity on the leucocyte count in pregnant and non-pregnant women. British Journal of Haematology, [18]: 531-540.

England JM, Bain BJ. 1976. Total and differential leucocyte count. British Journal of Haematology, [33]: 1-7.


(20)

56 Universitas Kristen Maranatha

Gauss CF, Algebra, 1996. Theory of equations and geometry., www. http://mathsforeurope.digibel.be/gauss2.htm., October 6th , 2014.

Godsland IF, Seed M, Simpson R. 1983. Comparison of haematological indices between woman of four ethnic groups and the effect of oral contraceptives. Journal of Clinical Pathology, [36]: 184.

International Committee for Standardization in Haematology. 1995. Recommendations for reference method for haemoglobinometry in human blood (ICSH Standard 1995) and specifications for international

haemiglobincyanide standard, 4th ed. Journal of Clinical Pathology, [49]: 271-274.

International Committee for Standardization in Haematology. 1982. Standardization of blood specimen collection procedures for reference values. Clinical and Laboratory Haematology, [4]: 83-86.

International Committee for Standardization in Haematology 1981. The theory of reference values. Clinical and Laboratory Haematology, [3]: 369-373.

Kasperska-Zajac A, Grzanka A, Jarzab J, Misiolek M, Wyszynska-Chlap M, Kasperski J, et al. 2014. The Association between Platelet Count and Acute Phase Response in Chronic Spontaneous Urticaria. Biomed Research International. [2014]: 1-6.

Kearns HE., LaMonica AL. 2001. Principles of Automated Differential Analysis in : Harmening MD. Editor: Clinical Hematology and Fundamentals of Hemostasis. 4th ed. Philadelphia: F A Davis Company. p 594-603.


(21)

Koepke JA. 2002. Instrument flagging and blood film review in: Rowan RM, van Assendelft OW, Preston FE. Editors: Advanced Laboratory Methods in Haematology. London: Arnold. p 64-77.

Kristal-Bonch E, Froom P, Harari G. 1997. Seasonal differences in blood cell parameters and the association with cigarette smoking. Clin and Lab Haematol, [19]: 177-181.

Kueviakoe IM, Segbena AY, Jouault H, Vovor A, Imbert M. 2011. Hematological Reference Values for Healthy Adults in Togo. International Scholarly Research Network Hematology, [2011]: 1-5.

Lewis SM. 2001. Reference range and normal values in: Lewis SM., Bain BJ., Bates I. Editors: Dacie and Lewis Practical Haematology. 9th ed. London: Churchill Livingstone. p. 9-18.

McMullin MF, White R, Lappin T. 2003. Haemoglobin during pregnancy: relationship to erythropoietin and haematinic status. Europe Journal Haematology. p 44-50.

Myhre LD, Dill DB, Hall FG. 1970. Blood volume changes during three week residence at high altitude. Clin Chem, [16]: 7-14.

Nguyen DT, Diamond LW, Braylan RC. 2007. Flow Cytometry in Hematopathology. 2nd . ed. Humana Press. P 1-54.

Nihonkohden corporation, 2014. http://www.nihonkohden.com/ ., October 6th , 2014.

Nillson-Ehle H, Jagenburg R, Landahl S. 2000. Blood haemoglobin declines in the

elderly: implications for reference intervals from age 70 to 85. Europe Journal of Haematology. [65]: 297-305.


(22)

58 Universitas Kristen Maranatha Parry H, Cohen S, Schlarb J. 1997. Smoking, alcohol consumption and leucocyte

counts. American Journal of Clinical Pathology, [107]: 64-67.

Perkins SL. 2013. Examination of the blood and bone marrow in: Greer JP., Arber DA., Glader B., List AF., Means RT., Paraskevas F., et al. Editors: Wintrobe’s Clinical Hematology. 13th ed. Lippincott Williams & Wilkins. p. 3-26.

Pfaeffli J. 2002. Reference Limits for the automated haematology analyser Sysmex XE-2100. Sysmex J Int [12]: 18-23

Riskesdas. 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta

Saunders PU, Pyne DB, Gore CJ. 2009. Endurance training at altitude. High Alt Med Biol. p 135-148.

Smith JS, Whitelaw DM. 1971. Hemoglobin values in aged man. Canadian Medical Association Journal, [105]: 816-821

Stevens RF, Alexander MK. 1977. A sex difference in the platelet count. Br J Haematol, [37]: 295-300.

Sysmex. 2004. Operator’s manual XS-800i. Kobe, Japan: Sysmex Corporation. p. 2-28.

Sysmex corporation, 2014. https://www.sysmex.com/Pages/default.aspx., October 6th , 2014.

Taylor MRH, Holland CV, Spencer R. 1997. Haematological reference ranges for school children. Clin Lab Haematol. [19]: 1-15


(23)

Tsegaye A, Messele T, Tihalun T. 1999. Immunohematological reference ranges for

adult Ethiopians. Clinical and Diagnostic Laboratory Immunology, [6]: 410-414

Vajpayee N., Graham SS., Bern S. 2011. Basic examination of blood and bone marrow in : McPherson RA., Pincus MR. Editors: Henry’s Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 22nd ed. Philadelphia: Elsevier Saunders. p. 509-535.

Whitehead TP, Robinson D, Allaway SL. 1995. The effects of cigarette smoking and alcohol consumption on blood haemoglobin, erythrocytes and leucocytes: a dose related study on male subjects. Clinical and Laboratory Haematology, p 131-138.

World Health Organization. 2014. http://www.who.int/countries/en/., October 6th , 2014.

Worwood W., Hoffbrand AV. 2005. Iron metabolism, iron deficiency and disorders of haem synthesis in: Hoffbrand AV., Catovsky D., Tuddenham EGD. Editors: Postgraduate Haematology. 5th ed. UK: Blackwell publishing. p. 26-43


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adamson JW., Longo LD. 2005. Anemia and polycythemia in : Kasper LD., Fauci SA., Longo LD. Editors: Harrison’s Principle of Internal Medicine. 16th ed. USA: McGraw-Hill. p. 329-336.

Adetifa MO, Hill PC, Jeffries D. 2009. Haematological values from a gambian cohort-possible reference range for a west african population. International

Journal of Laboratory Haematology, [31]: 615-622.

Avloniti AA, Douda HT, Tokmakidis SP. 2007. Acute effects of soccer training on white blood cell count in elite female players. International Journal of Sports Physiology & Performance, [2]:239-249.

Bain BJ., Bates I. 2001. Basic haematological techniques in: Lewis SM., Bain BJ., Bates I. Editors: Dacie and Lewis Practical Haematology. 9th ed. London: Churchill Livingstone. p. 19-46.

Bain BJ. 2002. Normal ranges in Blood cells-A Practical Guide. 3th ed. Oxford [UK]: Blackwell Scientific Publisher. p 121-126.

Bain BJ. Seed M. 1986. Platelet count and platelet size in healthy Africans and West Indians. Oxford [UK]: Blackwell Scientific Publisher. p 43-48.

Bain BJ, Seed M. Godsland I. 1984. Normal values for peripheral blood white cell counts in women of four different ethnic origins. Journal of Clinical Pathology, [37]: 188-193.

Balloch AJ. Cauchi MN. 1993. Reference ranges for haematology parameters in

pregnancy derived from patient populations. Clin Lab Haematol, [15]:433-451.


(2)

Barnes PW, McFadden S, Machin SJ. 2005. The international consensus group for hematology review: suggested criteria for action following automated CBC and WBC differential analysis. Lab Haematol, [11]: 83-90.

Bates I., Lewis SM. 2011. Reference range and normal values in: Bain BJ., Bates I., Laffan MA., Lewis SM. Editors: Dacie and Lewis Practical Haematology. 11th ed. Elsevier Churchill Livingstone. p. 11-22.

Bermejo F, Garcia LS. 2009. A guide to diagnosis of iron deficiency and iron deficiency anemia in digestive disease. World J Gastroenterol, [15]: 4638-4643.

Briggs C, Bain BJ. 2011. Basic haematological techniques in: Bain BJ., Bates I., Laffan MA., Lewis SM. Editors: Dacie and Lewis Practical Haematology. 11th ed. Elsevier Churchill Livingstone. p. 23-56.

Carey K. McCoy K. 2007. Flow Cytometry in Clinical Diagnosis. 4th ed. American Society for Clinical Pathology Press. p 155-164.

Carmel R. 2001. Anemia and aging: an overview of clinical, diagnostic and biological issues. Blood Rev, [15]: 9-18.

Coulter WH. 1956. High speed automatic blood cell counter and cell size analyser.

Proceedings of National Electronics Conference, [12]: 1034-1040.

Cruickshank JM. 1970. The effects of parity on the leucocyte count in pregnant and non-pregnant women. British Journal of Haematology, [18]: 531-540.

England JM, Bain BJ. 1976. Total and differential leucocyte count.


(3)

Gauss CF, Algebra, 1996. Theory of equations and geometry., www. http://mathsforeurope.digibel.be/gauss2.htm., October 6th , 2014.

Godsland IF, Seed M, Simpson R. 1983. Comparison of haematological indices between woman of four ethnic groups and the effect of oral contraceptives.

Journal of Clinical Pathology, [36]: 184.

International Committee for Standardization in Haematology. 1995. Recommendations for reference method for haemoglobinometry in human blood (ICSH Standard 1995) and specifications for international

haemiglobincyanide standard, 4th ed. Journal of Clinical Pathology,

[49]: 271-274.

International Committee for Standardization in Haematology. 1982. Standardization of blood specimen collection procedures for reference values. Clinical and

Laboratory Haematology, [4]: 83-86.

International Committee for Standardization in Haematology 1981. The theory of reference values. Clinical and Laboratory Haematology, [3]: 369-373.

Kasperska-Zajac A, Grzanka A, Jarzab J, Misiolek M, Wyszynska-Chlap M, Kasperski J, et al. 2014. The Association between Platelet Count and Acute Phase Response in Chronic Spontaneous Urticaria. Biomed Research International. [2014]: 1-6.

Kearns HE., LaMonica AL. 2001. Principles of Automated Differential Analysis in : Harmening MD. Editor: Clinical Hematology and Fundamentals of Hemostasis. 4th ed. Philadelphia: F A Davis Company. p 594-603.


(4)

Koepke JA. 2002. Instrument flagging and blood film review in: Rowan RM, van Assendelft OW, Preston FE. Editors: Advanced Laboratory Methods in

Haematology. London: Arnold. p 64-77.

Kristal-Bonch E, Froom P, Harari G. 1997. Seasonal differences in blood cell parameters and the association with cigarette smoking. Clin and Lab Haematol, [19]: 177-181.

Kueviakoe IM, Segbena AY, Jouault H, Vovor A, Imbert M. 2011. Hematological Reference Values for Healthy Adults in Togo. International Scholarly

Research Network Hematology, [2011]: 1-5.

Lewis SM. 2001. Reference range and normal values in: Lewis SM., Bain BJ., Bates I. Editors: Dacie and Lewis Practical Haematology. 9th ed. London: Churchill Livingstone. p. 9-18.

McMullin MF, White R, Lappin T. 2003. Haemoglobin during pregnancy: relationship to erythropoietin and haematinic status. Europe Journal

Haematology. p44-50.

Myhre LD, Dill DB, Hall FG. 1970. Blood volume changes during three week residence at high altitude. Clin Chem, [16]: 7-14.

Nguyen DT, Diamond LW, Braylan RC. 2007. Flow Cytometry in Hematopathology.

2nd . ed. Humana Press. P 1-54.

Nihonkohden corporation, 2014. http://www.nihonkohden.com/ ., October 6th , 2014. Nillson-Ehle H, Jagenburg R, Landahl S. 2000. Blood haemoglobin declines in the

elderly: implications for reference intervals from age 70 to 85.


(5)

Parry H, Cohen S, Schlarb J. 1997. Smoking, alcohol consumption and leucocyte counts. American Journal of Clinical Pathology, [107]: 64-67.

Perkins SL. 2013. Examination of the blood and bone marrow in: Greer JP., Arber DA., Glader B., List AF., Means RT., Paraskevas F., et al. Editors: Wintrobe’s

Clinical Hematology. 13th ed. Lippincott Williams & Wilkins. p. 3-26.

Pfaeffli J. 2002. Reference Limits for the automated haematology analyser Sysmex XE-2100. Sysmex J Int [12]: 18-23

Riskesdas. 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta

Saunders PU, Pyne DB, Gore CJ. 2009. Endurance training at altitude.

High Alt Med Biol. p 135-148.

Smith JS, Whitelaw DM. 1971. Hemoglobin values in aged man.

Canadian Medical Association Journal, [105]: 816-821

Stevens RF, Alexander MK. 1977. A sex difference in the platelet count.

Br J Haematol, [37]: 295-300.

Sysmex. 2004. Operator’s manual XS-800i. Kobe, Japan: Sysmex Corporation. p. 2-28.

Sysmex corporation, 2014. https://www.sysmex.com/Pages/default.aspx., October 6th , 2014.

Taylor MRH, Holland CV, Spencer R. 1997. Haematological reference ranges for school children. Clin Lab Haematol. [19]: 1-15


(6)

Tsegaye A, Messele T, Tihalun T. 1999. Immunohematological reference ranges for

adult Ethiopians. Clinical and Diagnostic Laboratory Immunology, [6]: 410-414

Vajpayee N., Graham SS., Bern S. 2011. Basic examination of blood and bone marrow in : McPherson RA., Pincus MR. Editors: Henry’s Clinical Diagnosis

and Management by Laboratory Methods. 22nd ed. Philadelphia: Elsevier Saunders. p. 509-535.

Whitehead TP, Robinson D, Allaway SL. 1995. The effects of cigarette smoking and alcohol consumption on blood haemoglobin, erythrocytes and leucocytes: a dose related study on male subjects. Clinical and Laboratory Haematology, p 131-138.

World Health Organization. 2014. http://www.who.int/countries/en/., October 6th , 2014.

Worwood W., Hoffbrand AV. 2005. Iron metabolism, iron deficiency and disorders of haem synthesis in: Hoffbrand AV., Catovsky D., Tuddenham EGD. Editors: Postgraduate Haematology. 5th ed. UK: Blackwell publishing. p. 26-43