Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Nilai Ujian Sekolah Pada Mata Pelajaran Ekonomi Antara Nilai Siswa di MAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta

(1)

PERBANDINGAN NILAI UJIAN NASIONAL DAN

NILAI UJIAN SEKOLAH PADA MATA PELAJARAN

EKONOMIANTARA NILAI SISWA DI MAN 11

JAKARTA DAN SMAN 66 JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu TarbiyahdanKeguruan

untuk Memenuhi SalahSatuSyarat MemperolehGelar Sarjana Pendidikan

OLEH : AFAF NAZIHAH NIM : 1111015000013

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA

2016 M /1437 H


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

iv

Nasional adalah nilai yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti Ujian Nasional dan menjadi salah satu indikator kelulusan siswa, dan juga sebagai penentu untuk masuk kejenjang berikutnya.Sedangkan yang dimaksud nilai Ujian Sekolah adalah nilai yang diperoleh peserta didik menjadi tolak ukur untuk dapat mengetahui dan mengukur kemampuan seseorang.Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah adalah nilai siswa kelas XII yang ditunjukan oleh nilai yang diperoleh.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII MAN 11 Jakarta sebanyak 180 orang dan yang menjadi sampel penelitian ini sejumlah 36 siswa, sedangkan populasi dalam penelitian di SMAN 66 Jakarta sebanyak 270 orang dan yang menjadi sampel penelitian 154 siswa. Dengan menggunakan teknik proporsional sampling.Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif.Uji

hipotesis menggunakan uji tes “t”.Teknik pengumpulan data pada penelitian ini

menggunakan tes objektif untuk mengetahui perbandingan nilai siswa pada ranah kognitif yang diperoleh dari data nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah pada mata pelajaran ekonomi. Nilai rata-rata untuk siswa MAN 11 Jakarta Ujian Nasional adalah 71.67 sedangkan Ujian Sekolah adalah 42.57 dan untuk SMAN 66 Jakarta Ujian Nasional adalah 71.07 sedangkan Ujian Sekolah adalah 76.10.

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Uji tes “t” diperoleh ttabel sebesar

1.97, kemudian dilanjutkan dengan mengkonsultasikan pada nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5% diperoleh thitungUjian Nasional dan Ujian Sekolah MAN 11 Jakarta lebih besar dari ttabel sedangkan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah SMAN 66 Jakarta thitung lebih rendah dari ttabel yaitu untuk Ujian Nasional dan Ujian Sekolah MAN 11 88.18 sedangkanUjian Nasional dan Ujian Sekolah SMAN 66 -7.28.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah siswa kelas XII MAN 11 Jakarta dengan nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah kelas XII siswa SMAN 66 Jakarta. Implikasi penelitian ini menyimpulkan bahwa pada mata pelajaran Ekonomi tidak selamanya nilai yang diperoleh di sekolah berbasis agama (MAN 11 Jakarta) dengan kuantitas mata pelajaran melebihi sekolah umum lebih rendah dibandingkan nilai Ujian Nasional di sekolah umum (SMAN 66 Jakarta).


(7)

v ABSTRACT

This research was conducted to obtain information about the differences of the National Examination and the School Examination between students of MAN 11 Jakarta and SMAN 66 Jakarta on economic subjects of XII. The meaning of the score of National Examination is the score obtained by students after attending the National Examination and become one of the indicators of students' graduation, as well as to determine the next entry. While the definition of the score of School Examination is the score obtained become a benchmark in order to determine and measure the ability of the student.The score of National Examination and the School Examination areshown from class of XII.

The population in this study were students of class XII MAN 11 Jakarta, 180 people, and the sample of this study a number of 36 students, while the population in the study at SMAN 66 Jakarta, 270 people and the sample are 154 students study. By using purposive sampling technique. The research method uses quantitative methods. Test test test hypotheses using the “t”. Data collection techniques in this study using objective tests to compare student scores on the cognitive obtained from the data of the National Examination and the School Examination on economic subject. The average value of National Exam for students MAN 11 Jakarta is 71.67 while the School Exam is 42.57 and for SMAN 66 Jakarta is 71.07 for National Examination while the School Examination is 76.10. From the calculation using the “t”test is obtained ttable 1.97, followed by

consulting on ttable with a significance level of 5% obtained tcountof National

Examination and School Examination of MAN 11 Jakarta greater than ttable while

the National Examination and School Examination of SMAN 66 Jakarta, the tcount

lower than ttable for the National Examination and the School Examination of

MAN 11 88.18 while National Examination and Testing of SMAN 66 -7.28. The study concluded that there are significant differences from the National Examination and the School Examination of class XII student of MAN 11 Jakarta by the National Examination and the School Examination of class XII students of SMAN 66 Jakarta.

The implications of this study concluded that on the subjects of Economy does not always value obtained in faith-based schools (MAN 11 Jakarta) with a quantity of subjects beyond public schools is lower than the value of National Examination in public schools (SMAN 66 Jakarta).


(8)

vi

SWT yang telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya.Karena dengan izin-Nya penulisan skripsi dapat berjalan dengan lancar. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Penelitian ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penelitian pendidikan ini, penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki.Selama penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kendala yang dialami penulis.Namun berkat dorongan,do‟a, kesungguhan hati, kerja keras dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian pendidikan ini dapat terselesaikan.Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. DR. Dede Rosyada, sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

4. Bapak Syaripulloh, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.


(9)

vii

6. Bapak Dr. H. Teuku Ramli Zakaria, MA., selaku Dosen Pembimbing. Dengan kesabaran dan keikhlasannya telah membimbing, memberikan saran, masukan, meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran serta mengarahkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak/Ibu Dosen yang telah membimbing, mendidik, dan memberikan ilmunya kepada penulis selama penulis masih melaksanakan perkuliahan. Semoga ilmu yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah dan pahala disisi Allah SWT.

8. Kepada Badan Pelayanan Satu Pintu Jakarta, sudah memberikan izin penelitian ini di lakukan.

9. Kepada Staff Dinas Pendidikan Nasional, terimakasih saya ucapkan membantu proses penyelesaian skripsi ini.

10.Kepada Staff Kanwil Kemenag, sudah membantu proses perizinan dengan mudah.

11.Abi dan Umi tercinta dan tersayang. Abi Sudarmono danUmi Maimunah yang telah membesarkan, mengajarkan dan mendidik serta tidak ada henti-hentinya memberikan bantuan moril maupun materiil dan do‟a yang tercurah sampai penyusunan skripsi ini selesai. Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.

12.Spesial untuk suamiku tercinta dan tersayang, Achmad Hafiz. Yang selalu memberikan support, materi dan motivasi serta waktu selama penulis menyelesaikan skripsi dan keluarga Bapak Sahrudin dan Ibu

Ustaniyah yang telah banyak mendo‟akan.

13.Kakak dan adik-adikku tercinta, (Syiddatul Fahmi, Tathbiqon Fauriyan, Muhammad Shohwan Syamil dan Sahlah Syadidah), yang


(10)

viii

sama-sama berjuang dan selalu memberikan motivasi.

15.Untuk Sahabat yang terbentuk semenjak deadline penulisan skripsi (Laifatul Khasanah, Septi Wulandari dan Dian Permatasari) yang telah memberikan motivasi dan masukan yang tiada henti serta membantu menyelesaikan skripsi ini.

16.Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2011 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.

Jakarta, April2016


(11)

ix

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 7

1. Pengertian Ujian Nasional ... 7

2. Pengertian Ujian Sekolah ... 13

3. Prestasi Belajar Siswa ... 18

4. Sekolah dan Madrasah ... 19

5. Pengertian Pembelajaran IPS ... 20

6. Pengertian Ilmu Ekonomi ... 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 24


(12)

x

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

B. Metode Penelitian ... 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

1. Populasi ... 30

2. Sampel ... 30

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 31

E. Variabel Penelitian ... 32

F. Teknik Analisis Data ... 32

1. Uji Hipotesis ... 32

G. Hipotesis Statistik ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

MAN 11 Jakarta Selatan ... 36

1. Sejarah Singkat MAN 11 Jakarta Selatan ... 36

2. Visi dan Misi MAN 11 Jakarta ... 37

3. Profil MA Negeri (MAN) 11 Jakarta ... 37

4. Personil Sekolah ... 38

5. Peserta Didik ... 39

6. Kegiatan Ekstra Kulikuler ... 39

B.

SMAN 66 Jakarta Selatan ... 40

1. Sejarah Singkat SMAN 66 Jakarta ... 40

2. Visi dan Misi SMAN 66 Jakarta ... 41

3. Profil SMAN 66 Jakarta ... 41

4. Personil Sekolah ... 42

5. Peserta Didik ... 42

6. Kegiatan Ekstra Kulikuler ... 43

C.

Hasil Penelitian ... 43


(13)

xi

dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Ekonomi SMAN 66 Jakarta ... 48

E.

Pembahasan ... 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 54 B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

xiii

dan SMAN 66 ... 46

Gambar 4.2 Selisih Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah MAN 11 Jakarta ... 50

Gambar 4.3 Selisih Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah SMAN 66


(15)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perincian Waktu Proses Penelitian ... 28

Tabel 4.1 Data Hasil Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran

Ekonomi MAN 11 Jakarta ... 44

Tabel 4.2 Data Hasil Nilai Ujian Nasional Mata Pelajaran

Ekonomi dan Ujian Sekolah SMAN 66 ... 45

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Hipotesis Uji – t Nilai UN dan US Mata Pelajaran

Ekonomi MAN 11 ... 48

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Hipotesis Uji – t Nilai UN dan US Mata Pelajaran


(16)

xiv

Lampiran 3 Nilai Ujian Nasional SMAN 66 Jakarta Lampiran 4 Nilai Ujian Sekolah SMAN 66 Jakarta

Lampiran 5 Perbandingan Hasil Ujian Nasional 3 Tahun Terakhir SMAN 66 Lampiran 6 Peringkat Hasil Ujian Nasional SMAN 66 Mata Pelajaran Ekonomi Lampiran 7 Grafik Hasil Ujian Nasional Kelas XII Mata Pelajaran Ekonomi Lampiran 8 Perhitungan Pengujian Hipotesis


(17)

1

Setiap manusia atau individu membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dan setiap manusia berakal akan mengupayakan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 sampai 3 yakni ;

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapau tujuan pendidikan nasional‟.1

Pendidikan semakin beranjak diusia yang dewasa, dimana pendidikan selalu diperbarui dan diperbaiki dari berbagai segi.Tak heran jika saat ini pendidikan menjadi hal penting bagi setiap manusia, baik itu sekolah formal maupun nonformal.

Pemerintah pusat mempunyai wewenang dalam mengatur penyelenggaraan pendidikan nasional melalui standar-standar yang disepakati bersama. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah RI No. 25 tahun 2000 pasal 2 ayat 3 mengenai Bidang Pendidikan dan

1

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1-3


(18)

Kebudayaan.2Adapun standar-standar itu berupa penyusunan kurikulum secara nasional, sistem akreditasi dan evaluasi nasional, sistem pemerataan pendidikan secara nasional dan pemerataan kualitas pendidikan diberbagai daerah. Dengan adanya standar-standar ini menjadi acuan karena bangsa Indonesia akan hidup di tengah-tengah pergaulan internasional. Bangsa Indonesia harus menjadi bangsa yang berkualitas dan mempunyai daya saing yang tinggi, supaya dapat mengimbangi kehidupan global yang terbuka ini.

Dalam pengajaran kepada peserta didik, ujian merupakan suatu alat untuk mengukur ketercapaian siswa, apakah siswa mampu atau tidak dalam menerima pelajaran yang telah mereka pelajari.Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.Sedangkan Ujian Sekolah adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara standarisasi nilai yang sekolah tetapkan.

Kebijakan pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah nomor 1 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjadikan Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Sekolah sebagai indikator penentu dalam kelulusan peserta didik. Adapun perbedaan status sekolah berarti berbeda pula kualitas yang didapatkan baik sekolah bertaraf Negeri dan Swasta maupun berbasis agama dan non agama. Perbedaan itu dapat dilihat dari banyaknya jam pelajaran peserta didik dapatkan yang mengarah kepada komponen-komponen pembelajaran. Dari perbedaan ini tentunya akan menghasilkan perbedaan yang mempengaruhi hasil dari kedua Ujian tersebut terutama pada mata pelajaran ekonomi yang ada di tingkat SMA pada jurusan IPS.

2“ Peraturan Pemerintah RI No. 25 Tahun 2000 “, Pasal 2, Ayat (3) Bidang Pendidikan


(19)

Sebagaimana yang diketahui, bahwa melihat sekolah tersebut diminati atau tidak bagi wali siswa adalah melihat dari taraf kelulusan yang peserta didik peroleh.Dengan melihat nilai kelulusan dari Ujian Nasional dan Ujian Sekolah menjadi acuan tersendiri bagi wali siswa dalam menitipkan anaknya menjadi peserta didik sekolah tersebut.Dari sisi keunggulan, bisa dibuktikan dengan membandingkan dari nilai Ujian Akhir yang diperoleh.

Dengan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa di kedua sekolah yakni MAN 11 dan SMAN 66, terlihat sekali bahwa memiliki perbedaan yang didapat.Disamping itu dengan rata-rata yang diperoleh sekolah mengenai nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah sangat menentukan dan menjadi tolak ukur bagi orang tua siswa dalam memilih sekolah bagi anaknya.Karena pendidikan yang memakai sistem Agama dan Non Agama sangatlah berbeda dalam penerapan pembelajaran dan tujuannya.

Yang didapati dari kedua sekolah baik MAN ataupun SMAN didapati rendahnya hasil belajar yang diperoleh sebagian siswa dikarenakan minat terhadap pembelajaran yang tidak ada, sehingga menganggap acuh segala materi yang diajarkan oleh guru.Bahkan dalam kenyataannya meskipun diera digital seperti sekarang ini, masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah yang guru lakukan untuk mentransfer ilmu dimiliki kepada peserta didik. Dan hal ini yang membuat peserta didik menjadi bosan dalam menerima pelajaran dengan gaya monoton tersebut.

Pendidikan menengah atas merupakan jenjang yang mampu memberikan nilai untuk menyumbang Sumber Daya Manusia produktif.Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan lembaga pendidikan formal yang berada dibawah pengelolaan Kementerian Pendidikan Nasional, sedangkan Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga pendidikan formal dibawah pengelolaan Kementerian Agama. Keunggulan dari kedua sekolah tersebut menjadi momok bagi para orang tua menginginkan anaknya menjadi


(20)

bagian dari sekolah terbaik. Tujuannya tak lain adalah untuk mendapatkan pelayanan dan mutu yang sesuai bahkan melebihi harapan lainnya.

Melihat kondisi ini, peneliti berusaha menjelaskan bagaimanakah hasil yang diperoleh pada mata pelajaran ekonomi pada Ujian Nasional dan Ujian Sekolah di MAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta.Apakah sekolah formal berbasis negeri ini para siswa mampu mendapat nilai yang baik dan memuaskan. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana perbandingan dari kedua sekolah yang bertaraf sama pada nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah khususnya pada mata pelajaran ekonomi di kelas IPS. Untuk itu peneliti memberi judul dalam penelitian ini adalah tentang “ Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Nilai Ujian Sekolah Mata Pelajaran Ekonomi antara Nilai Siswa di MAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditemukan beberapa masalah yang akan diidentifikasi yaitu sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa MAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta.

2. Kurangnya variasi guru dalam menerapkan metode pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi.

3. Kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

4. Kurangnya sarana dan prasarana dalam menerapkan mata pelajaran ekonomi.

5. Mata pelajaran ekonomi masih dianggap pelajaran yang membosankan.


(21)

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut serta mengingat luasnya permasalahan yang ada, maka dibatasi dalam penelitian ini dan dilakukan pada siswa kelas XIIMAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran ekonomi. Dengan iniakan menganalisis perbandingan hasil nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah antara siswa diMAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta pada mata pelajaran ekonomi.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di

atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan

rata-rata nilai Ujian Nasional dan nilai Ujian Sekolah pada mata pelajaran Ekonomi antara nilai siswa di MAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta”. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara nilai ujian nasional dan nilai ujian sekolah di MAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta pada mata pelajaran ekonomi.

Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan pengetahuan yang berkaitan tentang perbandingan nilaiUN dan US IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) tingkat SMA pada MAN dan SMAN

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu khususnya mengenai perbandingan nilai UN dan US IPS di MAN dan SMAN untuk penelitian selanjutnya


(22)

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Orang Tua Siswa

Dapat menjadi data dan informasi bagi orang tua untuk mencari pendidikan yang cocok bagi anaknya dengan mengutamakan keinginan anak serta diakui oleh pemerintah.

2) Bagi Guru

Dapat menjadi acuan atau referensi serta motivasi dalam menjadikan taraf standar nilai lebih baik lagi yang akan diperoleh peserta didik yang diajarkan khususnya mata pelajaran ekonomi di sekolah.

3) Bagi Sekolah

Dapat mengetahui hasil dari perbandingan ujian nasional dan ujian sekolah yang diperoleh dari MAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta.Dan menjadi motivasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebik baik.

4) Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai perbandingan nilai UN dan nilai US, untuk meningkatkan daya saing dalam proses belajar mengajar.


(23)

7

1. Pengertian Ujian Nasional

Ujian dapat dikatakan sebagai pengukuran, tes, penilaian atau evaluasi.Dalam ketiga kata ini memiliki arti dan tahapan tersendiri.Pengukuran mempunyai arti suatu prosedur untuk membandingkan antara atribut yang hendak diukur dengan alat ukurnya. Ada beberapa karakteristik dalam hal ini ; pertama, pengukuran merupakan perbandingan antara yang diukur dengan alat ukurnya. Kedua, hasil pengukuran bersifat kuantitatif atau berupa angka.Ketiga, hasil pengukuran bersifat deskriptif, yaitu hanya sebatas memberikan angka yang tidak diinterpretasikan lebih jauh.

Tes dalam dunia pendidikan merupakan salah satu alat pengukuran.Oleh karena itu, dalam penyusunan tes melibatkan aturan-aturan (seperti petunjuk pelaksanaan dan kriteria penskoran) untuk menetapkan bilangan-bilangan yang menggambarkan kemampuan peserta didik.Dengan demikian, bilangan tersebut dapat ditafsirkan sebagai pencerminan karakteristik peserta tes.

Penilaian biasanya dimulai dengan kegiatan pengukuran.Dengan demikian, penilaian adalah suatu prosedur sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik peserta didik atau objek.

Evaluasi biasanya dimulai dengan kegiatan penilaian. Dan evaluasi ini mempunyai beberapa macam, diantaranya; evaluasi penempatan (place


(24)

evaluation) yang biasanya digunakan untuk menentukan kemampuan siswa di awal pembelajaran, evaluasi formatif (formatif evaluation) yang dimaksud adalah untuk memantau kemajuan belajar selama pembelajaran, evaluasi diagnostik (diagnostic evaluation) bertujuan untuk mendiagnosis berbagai kesulitan siswa selama pembelajaran, evaluasi sumatif (summative evaluation) ditujukan untuk mengevaluasi prestasi di akhir pembelajaran.1Dari berbagai macam penilaian ini bertujuan untuk menentukan derajat keberhasilan dari hasil penilaian sehingga prestasi atau kedudukan siswa dapat diketahui, apakah telah menguasai atau belum.

Dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 21 menjelaskan mengenai “evaluasi pendidikan, yaitu merupakan kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan”.2 Dalam hal ini dimaksudkan bahwa evaluasi menjadi hasil dari perolehan siswa sebagai bukti dari proses pembelajaran yang telah di lakukan.

Untuk mengetahui tentang pengertian Ujian Nasional yang dikemukakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah terdiri dari dua

kata yaitu Ujian dan Nasional.Ujian adalah “kegiatan yang dilakukan untuk

menguji sesuatu dan pemeriksaan”. Sedangkan Nasional adalah

“kebangsaan”. 3

Dari pengertian tersebut, yang dimaksud dengan Ujian Nasional adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepandaian anak didik yang dilakukan secara serentak di seluruh

1

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2014), Cet Ke-14, h. 5

2

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 21

3

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. (Jakarta, 2008), h. 1580 dan 997


(25)

nusantara. Dalam meningkatkan pendidikan secara optimal perlu diadakannya penilaian secara berkelanjutan, yaitu dengan cara diadakannya ujian nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah. Dengan diadakannya ujian nasional sangat bermanfaat bagi siswa, salah satunya adalah untuk memupuk kreatifitas siswa dalam belajar, agar mampu bersaing secara optimal dalam meraih hasil belajar dengan baik.

Sedangkan yang dimaksud Ujian Nasional dalam Permendikbud No. 5 Tahun 2015 Bab 1 Pasal 1 (5) menyatakan bahwa “Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian pencapaian

kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu”.4

Ujian Nasional ini merupakan langkah untuk mengetahui hasil perolehan siswa skala nasional, dan mempunyai kategori tertentu terutama dalam mata pelajaran yang diujikan.

Dalam sistem pendidikan Nasional tentang Ujian Nasional pemerintah memberikan standarisasi dengan nilai angka yang dianggap tinggi oleh para siswa, sehingga menjadi beban bagi siswa yang akan menghadapi ujian juga beban bagi para peserta didik dengan konsekuensi meningkatkan kreatifitas dan tugas siswa dalam belajar, untuk mampu mencapai nilai kelulusan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dari ketetapan tersebut tidak semua siswa mampu mencapai nilai yang telah ditetapkan, sehingga dampak bagi siswa ialah sebagian siswa tidak lulus dari Ujian Nasional tersebut, karena untuk dapat mencapai nilai yang telah ditetapkan harus meningkatkan sumber daya guru yang lebih baik dan sarana prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Karenanya tidak semua sekolah mampu menyediakan sarana yang lengkap bagi sekolahnya.

Adapun tujuan dari diselenggarakannya Ujian Nasional adalah :

4


(26)

a. Mengukur pencapaian hasil belajar siswa

b. Mengukur mutu pendidikan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan sekolah

Dengan adanya Ujian Nasional akan menimbulkan persaingan, yang bukan hanya siswa didalam satu sekolah. Akan tetapi banyaknya sekolah menjadi saingan dalam penentuan dalam Ujian Nasional, apakah memuaskan atau tidak.

Tujuan diadakan Ujian Nasional (UN) menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 153/U/2003 Tentang Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2003/2004 bahwa tujuan dan fungsi ujian nasional seperti yang tercantum dalam SK Mendiknas 153/U/2003 yaitu: Tujuan Ujian Nasional (Pasal 2):

1. Mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

2. Mengukur mutu pendidikan di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota, dan sekolah/madrasah.

3. Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan secara nasional, propinsi, kabupaten/kota, sekolah/madrasah, dan kepadamasyarakat.

Dalam buletin yang diterbitkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menjelaskan bahwa tujuan diadakannya Ujian Nasional antara lain menjadikan UN merupakan salah satu penilaian eksternal yang digunakan oleh pemerintah untuk mengumpulkan data pencapaian prestasi belajar peserta didik, sejauh mana prestasi belajar peserta didik mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL).5 Selain mengetahui hasil belajar siswa melalui penilaian internal (sekolah) maka dibutuhkan penilaian secara objektif dari pihak lain untuk menjadi bukti bahwa Standar Kompetensi Kelulusan siswa tercapai atau tidak.

5


(27)

Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 77 tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) Tahun Pelajaran 2008/2009 tujuan Ujian Nasional (UN) adalah untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

Fungsi Ujian Nasional antara lain :

a. Ujian Nasional mempunyai manfaat sebagai pengendali atau acuan dalam perbaikan mutu pembelajaran

b. Ujian Nasional sebagai pendorong dalam mutu pendidikan c. Dan menjadi tolak ukur dalam menentukan kelulusan siswa

Adapun hasil dari Ujian Nasional digunakan untuk :

a. Pemetaan mutu program dan satuan pendidikan

b. Pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, dan

c. Pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.6

Dalam buletin yang BSNP terbitkan,7 Muhammad Nuh Menteri Pendidikan Nasional mengatakan bahwa Ujian Nasional sangat berkaitan dengan sistem evaluasi atau penilaian pada kegiatan atau proses belajar dan mengajar di setiap jenjang pendidikan. Harus menerapkan prinsip pada sistem penilaian atau evaluasi pada Ujian Nasional, seperti prinsipcomprehensiveness yaitu, utuh, murni atau satu kesatuan.Untuk mewujudkan sifat keutuhan maka harus berkaitan dengan kompetensi dasar pengetahuan (kognitif), kasih sayang (afektif), dan tingkah laku (Psikomotorik).Dan prinsip continuity yaitu keberlanjutan yang berkaitan dengan jenjang pendidikan, kewilayahan dan sosial.

6

Permendikbud No. 5 Tahun 2015 Bab VI Pasal 21 (1)

7


(28)

Sedangkan fungsi pendidikan nasional yang tercantum pada UU SISDIKNAS Tahun 2003 menyatakan bahwa ;

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab‟.8

Diharapkan dengan diadakannya Ujian Nasional, bukan hanya menjadikan siswa terpacu kepada nilai semata.Akan tetapi ada perubahan baik dalam segi spiritual, kognitif, dan tingkah laku.

Perkembangan Ujian Nasional dari zaman ke zaman di Indonesia mengalami banyak metamorfosa.Telah beberapa kali ganti formatnya.Selain perubahan istilah, ada pula perubahan mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan.Misalnya pada kurikulum 1968, 1948 dan 1994. Mata pelajaran pokok yang di ujikan secara Nasional di tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA yaitu : Bahasa Indonesia, PPKN, Bahasa Inggris, IPS dan Matematika. Dengan nama EBTANAS adalah mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa secara nasional, yang diwujudkan dalam bentuk nilai EBTANAS murni (NEM). EBTANAS di laksanakan menggunakan berbagai paket soal yang berbeda dengan tingkat kesukarannya.Penyelenggaraan EBTANAS sepenuhnya dilakukan oleh sekolah. Kelulusan siswa ditentukan dengan cara mengkombinasikan hasil penilaian yang dilakukan oleh sekolah (Ujian Sekolah) dan NEM.

Pada dasarnya, perubahan hasil Ujian Nasional akan sangat bermanfaat sebagai alat pengendalian mutu pendidikan secara Nasional.

8

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3


(29)

Namun dalam pelaksanaannya sering bermunculan masalah-masalah, antara lain ; sekolah-sekolah berlomba mencapai NEM atau nilai kelulusan yang tinggi melalui berbagai upaya yang kurang terpuji.

Nilai Ujian Nasional yang selanjutnya disebut Nilai UN adalah nilai yang diperoleh peserta didik dari UN.9 Nilai dalam Ujian Nasional (NUN) sebelum berubah menjadi Nilai Ebtanas Murni (NEM) merupakan nilai yang dihasilkan dari Ujian Nasional yang telah diselenggarakan secara Nasional pada tingkat akhir sekolah, baik sekolah dasar dan menengah pertama dan menengah atas.

Dalam sistem penilaian ini mula-mula diperkenalkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Prof. Dr. Nugroho Notosusanto pada tahun 1985 yang bernama Nilai Ebtanas Murni (NEM). Nilai Ujian Nasional ini menjadi salah satu indikator kelulusan siswa, dan juga sebagai penentu untuk masuk kejenjang berikutnya.

2. Pengertian Ujian Sekolah

Dengan semakin maju dan berkembangnya zaman di era modern sekarang ini, selain merubah teknologi juga pendidikan, baik berupa pengetahuan dan keterampilan juga semakin bertambah untuk dipelajari. Untuk mewadahi segala proses memperoleh pengetahuan dan keterampilan tersebut mulai di bentuk dengan istilah persekolahan.10Sekolah menjadi tempat atau wadah yang mampu membuat perubahan melalui pendidikan. Dengan majunya zaman maka pendidikan akan mengikuti sesuai perkembangannya maka semakin berubah juga sistem pendidikan yang akan diterapkan.

9

Permendikbud No 5 Tahun 2015 Bab I Pasal 1 (9)

10

Yoyon Bahtiar Irianto, Kebijakan Pembaruan Pendidikan Konsep, Teori, dan Model. (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), h. 1


(30)

Sedangkan pengertian Sekolah menurut Permendikbud No. 5 Tahun 2015 Bab I Pasal 1 (1) menjelaskan bahwa yang dimaksud sekolah adalah ;

“Satuan pendidikan adalah satuan pendidikan dasar dan menengah yang meliputi Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Agama

Katolik/Sekolah Menengah Teologi Kristen

(SMA/MA/SMAK/SMTK), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), kelompok belajar Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pondok Pesantren”11 Menurut Suparlan “pendidikan formal adalah institusi atau lembaga pendidikan yang diselenggarakan secara formal yang disebut sebagai lembaga pendidikan Sekolah". 12 Adapun pengertian sekolah masih sering disamaratakan dengan pendidikan.Dan terkadang pengertian sekolah dan pendidikan disandingkan dengan pengertian belajar, dan digunakan kata-kata ini secara tumpang tindih.Sebenarnya, pendidikan sekolah merupakan bagian dari tiga jalur pendidikan.

Pendidikan sekolah atau dikenal sebagai jalur pendidikan formal merupakan salah satu jalur pendidikan selain jalur pendidikan nonformal seperti lembaga kursus, dan pusat kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan oleh masyarakat, dan pendidikan informal seperti yang terjadi pendidikan didalam keluarga.13 Sementara itu, jika sekolah merupakan institusi maka pengertian belajar lebih merupakan proses pemerolehan pengetahuan, sikap, dan kecakapan oleh peserta didik. Oleh karena itu belajar dapat dilakukan selain dalam institusi.

11

Permendikbud No. 5 Tahun 2015 Bab I Pasal 1 (1)

12

Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan Praktik,(Jakarta: Bumi Aksara, 2013) h. 31

13


(31)

Untuk mengetahui tentang pengertian Ujian Sekolah yang dikemukakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah terdiri dari dua kata yaitu Ujian dan Sekolah.Ujian adalah “kegiatan yang dilakukan untuk menguji sesuatu dan pemeriksaan”. Sedangkan Sekolah adalah “lembaga untuk belajar, menuntut kepandaian (ilmu pengetahuan) dan pelajaran”.14Jika disimpulkan maka pengertian Ujian Sekolah adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh hasil belajar siswa dalam lembaga belajar.

Dalam Permendikbud No. 6 Tahun 2015 Bab 1 Pasal 1 Ujian Sekolah yang dimaksud adalah ;

“Ujian Sekolah/Madrasah yang selanjutnya disebut US/M merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran dan muatan local sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan. Dan diselenggarakan pada Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB),

Pondok Pesantren Salafiyah (PPS)”.15

Dalam sekolah juga diterapkan sebuah cara untuk mengukur ketercapaian siswa selama mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Hasil-hasil penilaian demikian akan sangat membantu pengembangan kurikulum. Setiap sekolah wajib memiliki kurikulum, menurut Nana Syaodih Sukmadinata kurikulum adalah “Suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan, penggunaan dan evaluasi

kurikulum”.16

Seperti mengikuti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah.Kedua

14

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia” , (Jakarta, 2008), h. 1580 dan 1286

15

Permendikbud No. 6 Tahun 2015 Pasal 1, (1&2), h. 2

16

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2011), h. 27


(32)

ujian ini menjadi taraf mengukur hasil belajar siswa, apakah mampu dan memenuhi standar atau tidak.

Tujuan dari diterapkan Ujian Sekolah adalah :

a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu dalam proses belajar tertentu

b. Mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar

c. Mengetahui segala upaya siswa dalam mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan belajar. 17

d. Memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.18

Dengan diadakan Ujian Sekolah akan memberikan bukti bahwa Ujian yang dilakukan mampu memberikan hasil yang baik bagi peserta didik. Kemajuan yang dialami siswa antara sebelum dan sesudah diadakannya ujian cukup membuktikan hasil ketercapaian siswa disekolah tersebut. Motivasi siswa dalam menghadapi ujian juga terlihat, sejauh mana siswa ingin mencapai hasil yang terbaik, maka dengan itu tingkat usaha yang dilakukan akan lebih kuat. Ujian Sekolah juga dapat membuktikan proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan.

Selain mempunyai tujuan, diadakannya Ujian Sekolah juga mempunyai fungsi. Diantara fungsi Ujian Sekolah antara lain :

a. Melaksanakan Program Kurikuler dan memacu tercapainya target Kurikulum

b. Memacu Proses Belajar agar dilaksanakan berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang telah ditetapkan.

17

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 140

18


(33)

c. Memperoleh gambaran mengenai hasil belajar yang telah dilakukan siswa selama menempuh pendidikan di Sekolah.

d. Memperoleh nilai ujian sekolah yang dapat dipertanggung jawabkan untuk melengkapi syarat kelulusan siswa.

Fungsi Ujian Sekolah sangat mendasar, karena dengan tercapainya tujuan dengan diadakannya Ujian Sekolah menjadi sangat mudah dalam menentukan kriteria peserta didik ke langkah selanjutnya.

Hasil Ujian Sekolah / Ujian Madrasah digunakan untuk : a. Penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan b. Pertimbangan seleksi masuk satuan pendidikan berikutnya c. Pemetaan mutu satuan penddikan, dan

d. Pembinaan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.19

Nilai merupakan sesuatu yang berguna dan sangat berharga.Dengan adanya nilai dapat mengetahui dan mengukur kemampuan seseorang.Nilai pun dapat menunjukkan kualitas dan berguna sebagai acuan. Dalam Ujian Sekolah nilai sangat menjadi hal penting, karena Sekolah dapat melihat sampai dimana kemampuan peserta didik yang selama ini telah melalui masa proses pembelajaran.

Dalam nilai Ujian Sekolah sangat membantu kelulusan peserta didik, karena dengan Nilai Ujian Sekolah dan Ujian Nasional digabungkan menjadi satu sesuai dengan porsinya.Adapun masing-masing sekolah mempunyai standarisasi dalam mengukur ketercapaian siswanya dan standarisasi itu yang menjadi penentu tercapai atau tidaknya peserta didik dalam melaksanakan Ujian Sekolah.

19


(34)

3. Prestasi Belajar Siswa

Menurut Muhibbin Syah, “prestasi adalah perubahan segenap ranah

psikologis sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.”20

Teori tersebut menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan suatu alur untuk menuju hasil.Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang menyangkut dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dengan belajar yang efektif sangat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai.Untuk meningkatkan Prestasi Belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal.Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebagainya.Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.

Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa, memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan siswa. Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan kegiatan dalampembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian siswa yang aktif dalam pembelajaran akan banyak pengalaman dan Prestasi Belajarnya meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minim/sedikit pengalaman sehingga dapat dikatakan Prestasi Belajarnya tidak meningkat atau tidak berhasil.

Berdasarkan pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar

20


(35)

merupakan suatu proses, sedangkan yang dimaksud prestasi belajar adalah hasil dari sebuah proses.

Ada beberapa macam prestasi belajar, diantaranya akademik (nilai kognitif dan afektif) dan non akademik (keterampilan).Prestasi akademik dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian sekolah dan ujian nasional, dan berbagai jenis perlombaan yang berkaitan dengan akademik.Sedangkan prestasi non akademik seperti keterampilan yang dimiliki dari hasil belajar, misal kegiatan OSIS dan kegiatan ekstrakulikuler lainnya.

4. Sekolah dan Madrasah

Dalam Negara ini, yaitu Indonesia terdapat dua jenis sekolah yang dikelola oleh dua kemeterian, yakni sekolah umum oleh Kementerian pendidikan dan kebudayaan dan madrasah yang dikelola oleh Kementerian Departemen Agama.Sekolah berbasis umum mengadopsi keseluruhan peraturan pemerintah secara menyeluruh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan Kementerian Agama memiliki aturan tambahan untuk dimasukkan kedalam daftar peraturan madrasah yang awalnya peraturan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Dalam hal ini madrasah telah menampilkan identitasnya sebagai lembaga pendidikan Islam sejak sekitar awal abad ke-20.21

Sekolah berbasis agama cenderung mencerminkan visi dan misi kehidupan dari didikan orang tua kepada anak.Sebagaimana yang telah diketahui jika sekolah agama merupakan keterpaduan antara ilmu agama dan sains.Madrasah aliyah adalah contoh sekolah Islam yang murni basisnya agama.Kelebihannya pelajaran fasih membaca Al-Qur‟an dan bahasa Arab

21

Azyumardi Azra, Sejarah Perkembangan Madrasah, cet. 2, (Jakarta : Departemen Agama RI, 2000), h. 176


(36)

lebih ditekankan.Dalam muatan kurikulum mata pelajarannya pun bermuatan spiritual.

Peningkatan kualitas sekolah merupakan hal yang perlu difokuskan untuk direncanakan.Sekolah yang memiliki kualitas unggul tentu menjadi magnet perhatian orang tua dan para siswa. Banyak sekali faktor yang mampu mewujudkan sekolah berkualitas unggul, diantaranya adalah faktor input siswa, faktor profesionalitas tenaga pendidik dan kependidikan, serta manajemen efektif. Sedangkan pembangunan keterampilan perlu didukung oleh sarana dan prasarana sekolah.Dukungan dari pihak pemerintah, orang tua dan masyarakat dibutuhkan dalam mencapai pembelajaran yang bermutu.

5. Pengertian Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “Social Studies” dalam kurikulum persekolahan di Negara lain, khususnya di Negara-negara Barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebih dikenal social studies di Negara lain merupakan istilah hasil kesepakatan dari para ahli. Terdapat banyak persepsi tentang pengertian Studi Sosial atau IPS di lingkungan pendidikan saat ini. Dalam program SD dan Sekolah Menengah Pertama nama mata pelajaran ini disebut IPS. Akan tetapi ketika memasuki Sekolah Menengah Atas konsentrasi dari IPS ini menjadi terbagi dalam beberapa bagian seperti terdiri atas mata pelajaran Tata Negara, Sejarah, Geografi, Antropologi dan Ekonomi.22

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bagian dari kesatuan cabang ilmu-ilmu sosial yang ada di masyarakat. Ilmu itu antara lain seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, poltik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial kini sudah menjadi bagian dari kurikulum yang dibuat sekolah dan dalamnya berisi materi-materi dari cabang ilmu sosial tersebut.23

Ciri dan sifat utama dari pembelajaran IPS sebagaimana dikemukakan A. Kosasih Djahiri dalam bukunya Sapriya dkk menyebutkan, yakni :

22

Sapriya dkk, Konsep Dasar IPS, (Bandung : UPI Press, 2006), Cet Ke 1, h. 3

23


(37)

(a) IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu)

(b) Penelaah dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif (meluas/dari berbagi ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topik. Pendekatan seperti ini disebut juga disebut juga sebagai pendekatan integrated, juga menggunakan pendekatan broadfield, dan multiple resources (banyak sumber)

(c) Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional dan analistis (d) Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan /

menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa depan baik dari lingkungan fisik/alam maupun budayanya

(e) IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa memiliki kebiasaan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya

(f) IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antarmanusia yang bersifat manusiawi

(g) Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya

(h) Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya

(i) Dalam pengembangan Program Pembelajaran senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri.24

Dari beberapa pendapat diatas tentang pengertian pembelajaran IPS maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS adalah suatu gabungan dari ilmu sejarah, politik, ekonomi, geografi, antropologi, filsafat,

24

Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 8


(38)

psikologi sosial, sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah.

Trianto dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran Terpadu menjelaskan karakteristik mata pelajaran IPS di SMP/MTs, antara lain sebagai berikut :

a. Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama. b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari

struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topic (tema) tertentu.

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.25

Berdasarkan karakteristik yang ada diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosilogi.

Trianto dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran Terpadu menjelaskan bahwa tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi

25


(39)

sehari-hari, baik yang menimpa diriya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.26

Menurut Sapriya, dkk, dalam bukunya pembelajaran dan evaluasi hasil belajar IPS yang dikutip dari Kosasih Djahiri, mengemukakan 5 tujuan pokok pembelajaran IPS, yaitu:

a. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian/pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat interdisipliner/komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial. b. Membina siswa agar mampu mengembangkan dan memperaktekan

keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan intelektualnya secara pantas dan tepat sebagaimana diharapkan ilmu-ilmu sosial. c. Membina dan mendorong siswa untuk memahami, menghargai,

dan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan cultural maupun individual.

d. Membina siswa kearah turut memepengaruhi nilai-nilai kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada dirinya.

e. Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan baik sebagai individual maupun sebagai warga Negara.27

6. Pengertian Ilmu Ekonomi

Ilmu pengetahuan sosial yaitu bidang studi yang merupakan panduan dari sejumlah mata pelajaran sosial. Mata pelajaran sosial yaitu : geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi dan koperasi.

Ilmu ekonomi menurut Nanang Fatah dalam bukunya yang berjudul Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, menjelaskan arti dari Ilmu ekonomi adalah sebagai berikut :

26

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), Cet. 2, h. 176

27

Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS , (Bandung: UPI Press, 2006), h. 13


(40)

“Menganalisis setiap gerakan dan perubahan yang terjadi dalam keseluruhan ekonomi, seperti kecenderungan dalam harga, hasil produksi, pengangguran dan perdagangan di dalam dan diluar negeri.Begitu gejala-gejala tersebut di pahami, maka ilmu ekonomi dapat di manfaatkan oleh pemerintah untuk mengembangkan kebijakan-kebijakan ekonomi dalam upaya keterbukaan perekonomian

suatu bangsa”.28

Sedangkan ilmu ekonomi menurut Prathama dan Mandala adalah “Ilmu yang mempelajarai perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumber daya-sumber daya yang langka (dengan dan tanpa uang), dalam upaya meningkatkan kualitas

hidupnya”.29

Berdasarkan dari pengertian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen untuk menentukan pilihan yang dikarenakan sumber daya yang langka akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan hidup konsumen.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :

1. Muhammad Yusuf Badrullael, penelitiannya berjudul Komparasi Keunggulan Prestasi Akademik Siswa Antara Sekolah Unggulan dan Madrasah Unggulan (Studi pada SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta). Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa perolehan prestasi akademik siswa dipengaruhi oleh kualitas input siswa, dan proses pembelajaran di sekolah dan madrasah memberikan dampak yang besar

28

Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 1, h. 11

29

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi, (Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), h. 3


(41)

terhadap prestasi akademik siswa. Prestasi akademik yang diukur dalam penelitian ini berupa nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah.30

2. Khusna Mardiyah, penelitiannya berjudul Studi Komparasi Kualitas Pelayanan Pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Rembang dan Madrasah Aliyah Negeri Rembang. Penelitian ini mengemukakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kualitas pelayanan pendidikan di SMA Negeri 2 Rembang dan MA Negeri Rembang, meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan, kualitas pelayanan pendidikan secara keseluruhan pada SMA Negeri 2 Rembang dan MAN Rembang masih harus ditingkatkan untuk dapat mewujudkan pelayanan prima kepada peserta didik.31

3. Aris Dwiatmoko, Paulina H. Prima Rosa, dan Ridowati Gunawan, penelitian dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Statistis Data Nilai Ujian Nasional dan Nilai Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini mengemukakan bahwa Ujian Nasional memiliki keketatan penilaian yang lebih tinggi dari pada ujian sekolah dan dapat membedakan sekolah-sekolah dengan perolehan rata-rata yang tinggi dan rendah dibandingkan dengan Nilai Sekolah. Rentang yang sempit rata-rata NSmengindikasikan bahwa ujian sekolah cenderung menghasilkan prestasi yang relatif seragam atau dengan kata lain kurang dapat memberikan daya beda antara sekolah satu dengan yang lainnya.32 4. Lilis Sri Wahyuni, penelitiannya berjudul Perbandingan Hasil Belajar IPS

Siswa Kelas VIII Sekolah Formal dan Sekolah Alam pada SMP Nusantara

30

Muhammad Yusuf Badrullael, “Komparasi Keunggulan Prestasi Akademik Siswa Antara Sekolah Unggulan dan Madrasah Unggulan” Skripsi pada Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, FITK, Jurusan Manajemen Pendidikan, Jakarta, 2013, h.88 Tidak dipublikasikan

31

Khusana Mardiyah, “Studi Komparasi Kualitas Pelayanan Pendidikan di Sekolah

Menengah Atas Negeri 2 Rembang dan Madrasah Aliyah Negeri Rembang”, Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro, Jawa Tengah, 2012, h. 1

32

Dwiatmoko, A. dkk, “Analisis Statistis Data Nilai Ujian Nasional dan Nilai Sekolah


(42)

Plus Tangerang Selatan dan Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil belajar IPS yang diperoleh dari sekolah formal dengan sekolah Alam, melihat bahwa antara sekolah formal (SMP) berbeda kurikulumnya dengan sekolah Alam. Hasil penelitian ini mengungkapkan adanya perbedaan yang signifikan dari hasil belajar antara siswa Sekolah Alam Indonesia dengan SMP Nusantara Plus, yaitu mata pelajaran IPS tidak selamanya hasil belajar disekolah formal yang berakreditasi A (SMP Nusantara Plus) lebih baik dibandingan hasil belajar sekolah alam yang belum berakreditasi, dikarenakan dalam sekolah alam pembelajaran lebih variatif.33

Dari ketiga penelitian di atas, yang menjadi persamaan adalah variabel yang diteliti, yaitu meneliti nilai Ujian Nasional dan nilai Ujian Sekolah.Sedangkan penelitian lilis memiliki persamaan dengan membandingkan dua sekolah yang berbeda kurikulum.

C. Kerangka Berpikir

Dalam pendidikan saat ini, ujian memang menjadi tolak ukur yang sangat penting.Adanya ujian dengan mudah dapat mengukur kemampuan peserta didik.Alat pengukur kemampuan peserta didik itulah dinamakan Ujian.Sedangkan ujian yang menjadi penentu adalah Ujian Nasional dan Ujian Sekolah yang ada pada setiap lini pendidikan di Indonesia.Akan tetapi kedua ujian ini memiliki perbedaan.Jika dalam Ujian Nasional segala sesuatunya sudah dipersiapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, baik dari segi administrasinya maupun dari segi teknis sudah diatur sedemikian rupa.Sedangkan dalam Ujian Sekolah sudah menjadi hak lembaga pendidikan tersebut untuk mengukur dengan membuat soal

33

Lilis Sri Wahyuni, Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII Sekolah Formal dan Sekolah Alam,” Skripsi pada Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, FITK, Jurusan P.IPS, Jakarta, 2013, h. 72 Tidak dipblikasikan


(43)

sesuai kondisi peserta didik. Ujian Sekolah juga menjadi penentu bagi peserta didik lulus atau tidak dalam kriteria sekolah tersebut.

Baik sekolah menengah atas berbasis agama yaitu Madrasah Aliyah Negeri maupun sekolah menengah atas berbasis umum yakni SMAN masing-masing memiliki daya saing, keunggulan dan perbedaan yang ada pada keduanya yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam hal baik akademis maupun non akademis. Hal akademis yakni berupa nilai Ujian Nasional dan nilai Ujian Sekolah, sedangkan non akademis berupa keterampilan siswa dalam keterampilan yang dimiliki dari hasil belajar, misal kegiatan OSIS dan kegiatan ekstrakulikuler lainnya.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan juga kerangka berpikir yang telah dipaparkan diatas, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut : Ada perbedaan antara nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah pada mata pelajaran ekonomi di MAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta”.


(44)

28

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Negeri berbasis agama dan umum dengan taraf yang sama yaitu MAN 11 Jakarta Selatan terletak di Jalan H.Gandun No.60 Lebak Bulus Cilandak Jakarta - Indonesia dan SMAN 66 Jakarta terletak di Jalan Bango III, Kel. Pondok Labu, Kec. Cilandak, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2015 sampai April 2016.

Dalam melakukan penelitian ini secara bertahap, mulai dari perencanaan, observasi, survey yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sampai dengan selesai.

Penelitian ini mengambil populasi seluruh siswa kelas XII jurusan IPS di MAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta.

Tabel 3.1

Perincian Waktu Proses Penelitian

Kegiatan Sep Ok No Jun Ag No De Jan Feb Ma Ap Persiapan

Penelitian 1. Pengajuan

Judul √

2. Penyelesaian

Proposal √ √

3. Penyusunan


(45)

4. Izin

Penelitian √

Pelaksanaan Penelitian 1. Pengumpulan

Data √

2. Pengolahan

Data √ √

3. Analisis Data √ √

4. Penyusunan Laporan Penelitian

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode penelitian secara kuantitatif. Penelitian kuantitatif bukan menjelaskan suatu masalah akan tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi adalah suatu pernyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang diperkirakan akan berlaku pada suatu populasi 1. Penelitian yang objek utamanya adalah berupa data dari nilai hasil UN dan US siswa pada sekolah tersebut, dan sumber lainnya juga berupa hasil dari observasi. Dari data yang diperoleh akan dihimpun dan mendapat data yang mendalam juga mengandung makna dan dari situ akan menemukan kejelasan yang bisa dijadikan sebuah solusi penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis memilih Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Negeri, yakni Madrasah Aliyah Negeri 11 Jakarta dan Sekolah Menengah Atas Negeri 66 Jakarta. Dengan alasan kedua sekolah tersebut sama-sama memiliki akreditasi yang setara, dan bertempat didaerah yang sama. Objek

1

Sumanto. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian Psikologi, Pendidikan, Ekonomi Bisnis dan Sosial. ( Yogyakarta : CAPS, 2014 ), Cet ke-1, h. 10


(46)

penelitian dengan menekankan dan fokus terhadap hasil nilai pada Ujian Nasional dan Ujian Sekolah di kedua sekolah tersebut.

Penetapan objek tersebut berdasarkan atas pengamatan penulis bahwa Sekolah tersebut memiliki perbedaan dalam hal ketercapaian Ujian Nasional dan Ujian Sekolahnya.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah “seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.2Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi MAN 11 Jakarta yang berjumlah 590 siswa dan SMAN 66 Jakarta yang berjumlah 551 siswa.

Sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa kelas XII IPS di MAN 11 Jakarta yang berjumlah 36 siswa dengan total 1 kelas dan siswa kelas XII IPS di SMAN 66 Jakarta yang berjumlah 154 siswa dengan total 4 kelas.

2. Sampel

Sampel adalah “suatu proporsi kecil dari populasi yang seharusnya diteliti, dipilih dan ditetapkan untuk keperluan analisis”.3 Sampel dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi yang menjadi subjek penelitian. Dalam menetapkan sampel dengan cara sampling jenuh yaitu teknik

2

Margono. Metode Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), h. 118

3


(47)

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.4 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu:

a. Kelompok A, yaitu kelompok siswa yang berada di sekolah A (MAN 11 Jakarta) yang memperoleh nilai UN dan nilai US pada mata pelajaran ekonomi. Sampel terpilih sebagai kelompok A adalah siswa kelas XII IPS yang berjumlah 36 siswa.

b. Kelompok B, yaitu kelompok siswa sekolah B (SMAN 66 Jakarta) yang memperoleh nilai UN dan nilai US pada mata pelajaran ekonomi. Sampel yang terpilih sebagai kelompok B adalah siswa kelas XII IPS SMAN 66 Jakarta yang berjumlah 154 siswa.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data atau informasi. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik dokumentasi.

Teknik dokumentasi adalah merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. 5 Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data diantaranya :

- nilai Ujian Nasional, dan - nilai Ujian Sekolah,

Selain itu juga untuk memperoleh data berupa jumlah siswa, nama siswa, denah lokasi, struktur organisasi sekolah, sejarah sekolah, visi dan misi di MAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta. Data ini digunakan sebagai pelengkap dalam

4

Margono. Metode Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), h.129

5


(48)

penyusunan penelitian ini. Studi dokumen dengan mengambil data nilai UN dan nilai US pada kedua sekolah, yaitu MAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta.

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu “faktor tak tetap, atau gejala yang dapat diubah -ubah bersifat kualitatif dan dilambangkan dengan angka”. Dengan demikian yang dimaksud variabel penelitian adalah suatu sifat yang dilambangkan dengan nilai atau objek yang dapat berubah-ubah (variasi) dan ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.6 Maksudnya adalah hal yang

berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel, yaitu nilai UN dan nilai US.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, analisis yang dilakukan adalah kuantitatif, dalam Suharsimi Arikunto dijelaskan bahwa “Teknik perhitungan secara kuantitatif (matematis) dapat dilakukan sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang

berlaku umum di dalam suatu parameter”.7

Pada tahap ini, data yang berasal dari lampiran bukti nilai UN dan nilai US di analisa bersamaan untuk mengkonfirmasi dan saling menguatkan data hasil penelitian.

1. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah tahapan akhir yang dilakukan dalam uji persyaratan analisis data. Setelah selesai melakukan uji kesamaan dua rata-rata nilai UNdan nilai US, langkah selanjutnya adalah:

1. Sebelum menentukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t, maka ditentukan dulu Standar Error of the Mean untuk mengetahui besar

6

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 36

7

Sumanto. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian Psikologi, Pendidikan, Ekonomi Bisnis dan Sosial. ( Yogyakarta : CAPS, 2014 ), Cet ke-1, h. 10


(49)

kecilnya suatu angka standar dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

SD SEM = √ Keterangan :

SEM : Besarnya kesesatan Mean Sampel SD : Deviasi Standar dari sampel yang diteliti

N : Number of Casses (banyaknya subjek yang diteliti) 1 : Bilangan konstan8

Standar Error Perbedaan Mean Dua Sampel itu dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

SEM1-M2 = √

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan rumus:

t =

Keterangan:

t : Hasil hitung distribusi t : Nilai rata-rata Ujian Nasional : Nilai rata-rata Ujian Sekolah

: Standar Eror simpangan baku gabungan nilai UN 2. Menentukan derajat kebebasan (degress of freedom) diberi lambang

df atau db, dengan menggunakan rumus : df atau db = (N1 + N2 – 2)

8


(50)

Keterangan :

df atau db : degress of freedom atau derajat kebebasan N1 : Banyaknya subjek kelompok I (jumlah

sampel kelompok I)

N2 : Banyaknya subjek kelompok II (jumlah sampel kelompok II)9

3. Menentukan nilai ttabel dengan = 0,05 4. Melakukan uji hipotesis dalam bentuk:

Bila < dari maka Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan antara nilai UN dan nilai US pada mata pelajaran ekonomi. Sebaliknya jika > dari maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan antara nilai UN dan nilai US pada mata pelajaran ekonomi.

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik diperlukan untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang hanya diuji dengan data sampel itu dapat diberlakukan untuk populasi atau tidak.

a. Ho : Ho : µ1 = µ2 Ha : µ1≠ µ2

b. Taraf signifikan α = 0.05

Tolak Ho jika thitung> t tabel Terima Ho jika t hitung< t tabel c. µ1 : Ujian Nasional

9


(51)

(52)

36

Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik dokumentasi, yaitu mengambil data dari nilai Ujian Nasional dan nilai Ujian Sekolah, sebagai bentuk pengumpulan data.Hasil penelitian berasal dari nilai Ujian Nasional dan Sekolah kelas XII IPS di MAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta.

Pada bab ini pembaca dapat mengetahui bagaimana hasil penelitian perbandingan nilai Ujian Nasional dan nilai Ujian Sekolah antara siswa di MAN 11 dan SMAN 66 Jakarta Selatan.

A. MAN 11 Jakarta Selatan

1. Sejarah Singkat MAN 11 Jakarta Selatan

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 11 Jakarta adalah suatu pendidikan setingkat SMU yang dalam proses penyelenggaraannya berada dibawah naungan Departemen Agama. Disamping mata pelajaran umum, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 11 Jakarta banyak memberikan materi pelajaran agama yang diharapkan dapat berguna sebagai bekal kehidupan bermasyarakat dan juga untuk dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.MAN 11 adalah sebuah Madrasah yang didirikan pada tahun 1994 dan mulai beroperasi pada kisaran tahun 1995/1996. Status tanah dimana MAN 11 berdiri adalah kepemilikan PEMDA / Negara, dengan luas bangunan 1287 m2, luas tanah 3790.05 m2. MAN 11 mempunyai 3 jurusan dalam membagi minat siswa, diantaranya Agama, IPA, dan IPS. MAN 11 Jakarta terletak dilingkungan pemukiman penduduk sebelah Barat Perumahan Karang Tengah dan Timur dibatasi oleh Pemukiman Masyarakat setempat, potensi yang dimiliki Guru


(53)

yang cukup berkompeten dengan peserta didik yang memiliki antusias dalam mengikuti proses belajar di MAN 11.Standar Madrasah yang diperoleh adalah A (tingkat akreditasi). Adapun tujuan MAN 11 adalah menjadikan siswa yang beriman dan taqwa kepada Allah SWT dan berakhakul karimah, siswa berkualitas baik akademik / intra kurikuler maupun non akademik / ekstra kurikuler, tamatannya dapat diterima di Perguruam Tinggi Negeri / Swasta , memiliki kecakapan hidup (life skill) sebagai bekal terjun ke masyarakat dan memasuki dunia kerja, terciptanya suasana yang sehat.

2. Visi dan Misi MAN 11 Jakarta

Visi MA Negeri (MAN) 11 Jakarta adalah terwujudnya Insan yang mengemban Amanah Umat yang Islami dan Unggul dalam Prestasi.

Misi MA Negeri (MAN) 11 Jakarta adalah :

1. Menumbuh kembangkan lingkungan dan perilaku terpuji serta praktik nyata sehingga peserta didik dapat menjadi teladan bagi teman-teman dan masyarakat

2. Menyelenggarakan pembinaan akan pentingnya ibadah dan menjadikannya sebagai suatu kebutuhan

3. Menyelenggarakan pembelajaran untuk menumbuh kembangkan

kemampuan berfikir aktif, kreatif dan aktif dalam memecahkan masalah 4. Menyelenggarakan bimbingan belajar baik yang dilaksanakan mandiri ata

bekerjasama dengan lembaga lain

3. Profil MA Negeri (MAN) 11 Jakarta Identitas Sekolah

Nama Kepala Madrasah : Drs. Pursidi Nama dan Alamat Madrasah : MAN 11 Jakarta.


(54)

Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan

Tahun Didirikan : 1994

No. Telpon : (021) 7659754

Web : http://man11-jakarta.sch.id/

4. Personil Sekolah

a. Tenaga pengajar di MAN 11 Jakarta berjumlah 36 orang, dengan status PNS sebanyak 29 orang, dan honorer sebanyak 6 orang. Dan ada beberapa guru yang saat ini sedang melaksanakan studi (S1) yang sesuai dengan bidangnya.

b. Tata usaha di MAN 11 Jakarta yang terdiri dari 1 orang Kepala TU, 19 orang Staff TU, 3 orang Cleaning Servis, dan 2 orang satpam total keseluruhan menjadi 25 orang personil Tata usaha.

c. Personil MAN 11 Jakarta memiliki jenjang pangkat yang beragam diantaranya 9 orang golongan IV/b diantaranya 1 Kepala Sekolah dan 8 orang guru, 6 orang guru golongan IV/a, 1 orang guru golongan III/d, 5 orang guru dan 1 orang Staff TU golongan III/c, 2 orang guru dan 3 orang Staff TU golongan III/b, 5 orang guru dan 1 Staff TU golongan III/a, 3 orang Staff TU golongan II/b, 2 orang Staff TU golongan II/a, dan 1 orang Staff TU golongan I/b. total keseluruhan 44 orang baik guru mauun personil Tata Usaha.

d. Personil MAN 11 Jakarta dilihat dari jenjang pendidikan diantaranya 1 orang bergelar S2 yakni Kepala Sekolah dan 2 orang guru, 25 orang guru dan 5 Personil TU bergelar S1, 2 orang guru dan 2 orang personil TU bergelar DIII, 4 orang personil TU dan 2 orang pesuruh lulusan SLTA, 1 orang personil TU dan 1 orang pesuruh lulusan SD. Total keseluruhan menjadi 46 orang.


(55)

5. Peserta Didik

Peserta didik di MAN 11 Jakarta mengalami peningkatan pada setiap tahunnya, terhitung dari 8 tahun terakhir keseluruhan siswa baik dari kelas X sampai kelas XII. MAN 11 menerima 263 orang siswa pada tahun 2007/2008, 340 orang siswa pada tahun 2008/2009, 414 orang siswa pada tahun 2009/2010, 441 orang siswa pada tahun 2010/2011, 427 orang siswa pada tahun 2011/2012, 451 orang siswa pada tahun 2012/2013, 495 orang siswa pada tahun 2013/2014, dan 551 orang siswa pada tahun 2014/2015.

6. Kegiatan Ekstra Kulikuler

MAN 11 memiliki kegiatan ekstrakulikuler bagi para peserta didik yang ingin mengembangkan minat dengan status Aktif (berjalan), diantara ekstrakulikuler tersebut adalah :

a. PASKIBRA b. PMR

c. KIR

d. Sepak bola / Futsal e. Volly

f. Kaligrafi g. Pencak silat h. Rohis

i. Seni Musik dan Marawis j. Basket

k. English Club l. Kitab Kuning


(56)

B.SMAN 66 Jakarta Selatan

1. Sejarah Singkat SMAN 66 Jakarta

SMA Negeri 66 Jakarta ditunjuk sebagai sekolah terpadu, terhitung sejak tahun pelajaran 1999-2000, dengan asumsi pada tahun sebelumnya terdapat siswa dengan keterbatasan :

a. Low vision (kemampuan melihat sangat minim) b. Tuna daksa

Sampai dengan tahun 2010-2011 SMA Negeri 66 Jakarta berhasil meluluskan dua puluh empat siswa berkebutuhan khusus.Tahun pelajaran 2003-2004 terseleksi tiga siswa tuna netra, tahun pelajaran 2004-2005 terseleksi empat siswa dan dua siswa tuna wicara.Tahun 2005-2006 terseleksi satu tuna netra dan satu tuna wicara. Tahun 2006-2007 terseleksi 2 siswa tuna netra, Tahun 2007-2008 terseleksi 1 anak hiperaktif dan 1 anak autis. Tahun 2008-2009 terseleksi 1 tuna rungu dan 1 tuna daksa.Tahun 2009-2010 terseleksi 2 siswa low vision.Tahun 2010-2011 terseleksi dua orang siswa tuna netra.Tahun 2011-2012 terseleksi empat orang siswa tuna netra.Tahun 2012-2013 terseleksi satu orang siswa tuna netra dan dua orang tuna rungu.Tahun 2013-2014 terseleksi tiga orang siswa tuna netra.Tahun 2014-2015 terseleksi satu orang siswa tuna netra dan satu orang tuna daksa.Tahun 2015-2016 terseleksi satu orang siswa low vision, satu orang siswa tuna rungu, satu orang siswa tuna daksa dan satu orang siswa slow learner.Mereka bersosialisasi dan beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya, pihak sekolahpun berupaya maksimal memenuhi kebutuhannya dengan sarana dan prasarana yang belum optimal.

SMAN 66 Jakarta merupakan kelas jauh SMAN 34 Jakarta (1980-1981), saat itu baru memilki empat (4) kelas dan berlokasi di Jl. Margasatwa Raya No. 1 serta belajar di siang hari.


(57)

Setahun kemudian, tepatnya tanggal 1 Juli 1981, kelas jauh SMAN 34 Jakarta ditunggalkan menjadi SMAN 66 Jakarta dengan SK Menteri P & K No. 0220/0/1981 tertanggal 14 Juli 1981.Bertepatan dengan tahun pelajaran 1981-1982 SMAN 66 Jakarta menempati gedung SD Inpres di Jl. Bango III Pondok Labu, dengan Kepala Sekolah Drs. Priatna Sutisna.

2. Visi dan Misi SMAN 66 Jakarta

Visi SMA Negeri 66 Jakarta adalah menghasilkan insan yang berakhlak mulia, unggul, berwawasan dan berbudaya.

Misi SMAN 66 yang hendak dicapai adalah :

a. Melaksanakan tata tertib sekolah dengan penuh tanggung jawab b. Memberikan keteladanan dalam berbagai hal

c. Meningkatkan kemampuan professional guru dan karyawan

d. Memberikan layanan yang prima bagi peserta didik untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas dan siap melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

e. Melaksanakan pembelajaran berbasis IPTEK

f. Melaksanakan pengembangan diri peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan

g. Menciptakan suasana sekolah yang sejuk, nyaman dan menyenangkan

3. Profil SMAN 66 Jakarta Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMA Negeri 66 Jakarta Alamat Sekolah :Jalan Bango III Pondok Labu

Cilandak – Jakarta Selatan – 12450

Telepon : 7691403

Faksimili : 75912283


(58)

Website : www.sman66-jkt.sch.id

Data Kepala Sekolah

Nama : Drs. H. Sukarmo, M.Pd

NIP/NRK : 196402091989031003/143433

Pangkat/Golongan :Pembina Tk.1 / IV b Pendidikan Terakhir : S2

Jurusan : Manajemen Pendidikan, UNJ

4. Personil Sekolah

a. Tenaga pengajar di SMAN 66 Jakarta berjumlah 55 orang, dengan status guru tetap sebanyak 42 orang, dan honorer sebanyak 13 orang.

b. Tenaga pendidik SMAN 66 Jakarta memiliki jenjang pangkat yang beragam diantaranya 9 orang golongan III, dan 33 orang golongan IV. c. Tenaga pendidik di SMAN 66 jakarta hampir seluruh mengajar sesuai

dengan bidang ilmu dan latar belakang pendidikannya. Dan sudah memiliki masa kerja cukup lama, diantaranya 33 orang guru mengabdi lebih dari 20 tahun, 17 orang guru mengabdi kisaran 5-20 tahun, dan 5 orang guru mengabdi kurang dari 5 tahun.

d. SMAN 66 Jakarta memiliki 24 orang pegawai, diantaranya 7 pegawai tetap dan 17 pegawai honor. Pegawai yang memiliki pangkat golongan I dan golongan II masing-masing 1 orang, dan golongan III sebanyak 5 orang. Dengan masa kerja 10 orang lebih dari 20 tahun, 8 orang kisaran 5-20 tahun, dan 6 orang kurang dari 5 tahun.

5. Peserta Didik

Peserta didik di SMAN 66untuk tahun pelajaran 2014/2015 memiliki total keseluruhan sebanyak 270 siswa yang lulus murni dengan prosentase 100%. Diantaranya 116 siswa jurusan IPA dan 154 siswa jurusan IPS.


(59)

6. Kegiatan Ekstra Kulikuler

SMAN 66 Jakarta memiliki kegiatan ekstrakulikuler bagi para peserta didik yang ingin mengembangkan minat dengan status Aktif (berjalan), diantara ekstrakulikuler tersebut adalah :

a. PASKIBRA b. TEATER c. PRAMUKA d. Basket e. Sepak Bola f. ROHIS g. ROHKAT h. ROHKRIS i. Paduan Suara j. Tari Saman k. Seni Lukis l. Pencak Silat m. Modern Dance n. Taekwondo o. KIR

p. PMR q. Badminton

C. Hasil Penelitian

Data dari hasil penelitian yang di analisis adalah nilai Ujian Nasional dan Nilai Ujian Sekolah yang diambil dari dua sekolah yaitu MAN 11 Jakarta dan SMAN 66 Jakarta. Data nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah di peroleh dari 190 siswa, yaitu 36 siswa MAN 11 Jakarta dan 154 siswa SMAN 66 Jakarta.


(60)

Berikut disajikan data dari dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok A dan B yang diambil dari hasil nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah.

a. Data Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah MAN 11 Jakarta

Untuk melihat secara lebih detail, penulis jabarkan dalam tabel berikut ini ;

Tabel 4.1

Data Hasil Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Ekonomi MAN 11 Jakarta

Data

Nilai Ujian Nasional Mata Pelajaran EkonomiMAN 11 Jakarta

UN US

Max 87.5 65.0

Min 52.5 25.0

Mean 71.67 42.57

SD 9.19 7.24

Keterangan :

Max : Nilai Tertinggi

Min : Nilai Terendah

Mean : Nilai Rata-rata


(61)

Nilai yang diperoleh dari Ujian Nasional di MAN 11 dengan nilai tertinggi 87.5 nilai terendah 52.5, nilai rata-rata sebesar 71.67 dan standar deviasi sebesar 9.19. Sedangkan data hasil yang diperoleh dari Ujian Sekolah di MAN 11 dengan nilai tertinggi 65.0 nilai terendah 25.0, nilai rata-rata sebesar 42.57 dan standar deviasi sebesar 7.24.

Hal ini mengindikasikan bahwa baik nilai UN dan nilai US di MAN 11 Jakarta mempertahankan nilai standar khususnya pada mata pelajaran ekonomi yang telah di jadikan acuan untuk taraf kelulusan.Dan dapat dikatakan nilai US MAN 11 sedikit lebih menurun jika dibandingkan dengan nilai US yang diperoleh SMAN 66.

b. Data Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah SMAN 66 Jakarta

Untuk melihat secara lebih detail, penulis jabarkan dalam tabel berikut ini ;

Tabel 4.2

Data Hasil Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Ekonomi SMAN 66 Jakarta

Data

Nilai Ujian Sekolah Mata Pelajaran EkonomiSMAN 66 Jakarta

UN US

Max 87.5 87.6

Min 27.5 64.3

Mean 71.07 76.1


(62)

Keterangan :

Max : Nilai Tertinggi

Min : Nilai Terendah

Mean : Nilai Rata-rata

SD : Standar Deviasi

Nilai yang diperoleh dari Ujian Nasional di SMAN 66 dengan nilai tertinggi 87.5 nilai terendah 27.5, nilai rata-rata sebesar 71.07 dan standar deviasi sebesar 11.91. Sedangkan hasil Ujian Sekolah di SMAN 66 diperoleh nilai tertinggi 87.6 nilai terendah 64.3, nilai rata-rata sebesar 76.1 dan standar deviasi sebesar 3.39.

Hal ini mengindikasikan bahwa nilai UN yang diperoleh SMAN 66 dengan nilai US hampir dikategorikan sama, karena hanya berbeda 0.1. dengan perbedaan yang hanya sedikit dapat dikatakan nilai yang diperoleh SMAN 66 stabil.

Nilai UN tertinggiDapat dilihat dalam grafik berikut :

Gambar 4.1

Komparasi Nilai UN dan US Ekonomi Tertinggi di MAN 11 dan SMAN 66

UN US


(63)

Nilai yang diperoleh MAN 11 adalah 87.5 dan nilai UN SMAN 66 adalah 87.5, sedangkan nilai US tertinggi yang diperoleh MAN 11 adalah 65.0 dan nilai US SMAN 66 adalah 87.6 memiliki perbedaan sekitar 22.5 digit.

D. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil perolehan data maka kesimpulan data kedua sampel pada penelitian ini dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji “t”. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak Jika thitung < ttabel maka Ho diterima

a. Hasil Pengujian Hipotesis Uji – T Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Ekonomi di MAN 11

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan Uji – t, hasilnya sebagai berikut :

H0 diterima H0 ditolak

1.97 88.18

thitung= 88.18

ttabel = 1.97 (α = 0.05%) = 2.60 (α = 0.01%)

Karena thitung> ttabel maka Hipotesis nol (H0) ditolak.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang


(64)

signifikan antara nilai UN dan nilai US MAN 11 Jakarta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Hasil Pengujian Hipotesis Uji – t Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Ekonomi MAN 11 Jakarta

Kelompok A

N

Rata-rata

thitung

Tabel

Kesimpulan α =

0.05 α = 0.01

UN US

36 71.67 42.57 88.18 1.97 2.60 H0 ditolak

b. Hasil Pengujian Hipotesis Uji – T Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Ekonomi SMAN 66 Jakarta

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan Uji – t,

hasilnya sebagai berikut : H0 ditolak

H0 diterima

-7.28 1.97

thitung = -7.28

ttabel = 1.97 ( α = 0.05 % ) = 2.60 ( α = 0.01 % )


(65)

Karena thitung < ttabel maka hipotesis nol (H0) di terima. Dengan demikian pengujian hipotesis uji – t nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah di SMAN 66 Jakarta menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah di SMAN 66 Jakarta.

Tabel 4.4

Hasil Pengujian Hipotesis Uji – t Nilai Ujian Nasional dan Ujian SekolahMata Pelajaran Ekonomi SMAN 66 Jakarta

Kelompok B

N

Rata-rata

thitung

ttabel

Kesimpulan

UN US α =

0.05

α = 0.01

154 71.07 76.10 -7.28 1.97 2.60 H0 diterima

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, data yang ditemukan diolah berdasarkan metode analisis data yang telah dijelaskan pada BAB III yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perbandingan nilai Ujian Nasional dan Nilai Ujian Sekolah yang didapatkan oleh siswa MAN 11 Jakarta pada mata pelajaran ekonomi dengan siswa SMAN 66 Jakarta. Hasil nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah pada MAN 11 menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada mata pelajaran Ekonomi, sedangkan pada SMAN 66 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah pada mata pelajaran Ekonomi.

Kemampuan siswa pada kelompok A (MAN 11 Jakarta) menunjukan tingginya nilai Ujian Nasional dibanding dengan nilai Ujian Sekolah. Hal ini


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)