Pengaruh Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, Budaya Organisasi, dan Motivasi terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus di Sekolah "X" Bandung).

(1)

i

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya kinerja guru di sekolah “X” Bandung diantaranya rendahnya tingkat kehadiran guru, keterlambatan guru memasuki sekolah, dan keterlambatan guru dalam mengumpulkan administrasi. Dari hasil observasi dan wawancara awal diperoleh kesimpulan yang menunjukkan rendahnya gaya kepemimpinan, lemahnya budaya organisasi,dan rendahnya motivasi guru. Oleh karena itu,peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, Budaya Organisasi, dan Motivasi Guru terhadap Kinerja Guru di Sekolah “X” Bandung.

Penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif serta menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian secara deskriptif, gaya kepemimpinan sekolah “X” Bandung efektif dilaksanakan dengan skor 81,50%; budaya organisasi sekolah “X” Bandung tergolong kuat dengan skor 72,65%; motivasi sekolah “X” Bandung tergolong tinggi dengan skor 75,79%; dan kinerja sekolah “X” Bandung baik dilaksanakan dengan skor 69,46%. Secara verifikatif dan parsial, gaya kepemimpinan sekolah “X” secara signifikan tidak berpengaruh terhadap kinerja guru (Nilai 0,852 >tingkat kesalahan 5%), budaya organisasi secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja. (Nilai 0,009 <tingkat kesalahan 5%), motivasi secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja (Nilai 0,046 <tingkat kesalahan 5%).

Secara simultan, Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, Budaya Organisasi dan Motivasi secara signifikan memengaruhi Kinerja.Sekolah “X” Bandung telah menerapkan gaya kepemimpinan, „organizational stewardship‟ yaitu pemimpin mampu menyiapkan organisasinya dengan baik. Sekolah “X” Bandung telah memiliki budaya organisasi yang mengarah pada indikator – indikator sebagai berikut: ‟orientasi tim‟, „orientasi orang‟, dan „keagresifan‟.

Namun, ada hal –hal yang belum dilakukan dengan maksimal antara lain: ‟inovasi dan pengambilan resiko‟. Motivasi guru sekolah “X” Bandung dilandasi oleh ‟kebutuhan afiliasi‟. Namun, ada hal yang belum dilakukan dengan maksimal yaitu ‟kebutuhan berprestasi‟. Kinerja guru sekolah “X” Bandung dapatdiukur melalui ‟hasil kerja‟ terutama mengenai tingkat kesalahan yang dilakukan anggota organisasi. Namun, ada hal yang belum dilakukan dengan maksimal yaitu ‟perilaku kerja‟ dalam hal tingkat ketuntasan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Kata Kunci : Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, Kinerja, Motivasi.


(2)

ii

ABSTRACT

The background of this research was the problem of low performance at school “X” in Bandung. Low teacher’s attendance level, teachers coming late to school and tardiness in handing in administrative work are among some of the problems that can be found. Through observations and interviews, it can be summarized that the low style of leadership, the low organizational culture and the low teacher’s motivation as the reason behind these problems. Therefore, the researcher is interested in doing a research titled “ the impact of servant leadership style, organizational culture and teacher’s motivation in relations with teacher’s

performance at school “X” in Bandung.

The research is descriptive and tried to verify the problems and it also uses a survey technique with quantitative approach. The result of the research is descriptive. The method of leadership at school “X” in Bandung got an 81.5%, the organizational culture is considered quite strong and received a 72.65%, the motivation at school “X” in Bandung is quite high at 75.79%, and the performance at school “X” was conducted at 69.46%.

School “X” leadership doesn’t have a significant influence on teachers’ s performance (0,852 > level of mistake at 5%),The organizational culture has a significant effect on performance (0.009 < level of mistake at 5%), motivation has a significant effect on performance (0.046% < level of mistake 5%). Simultaneously the servant leadership style, organizational culture and motivation have an effect on performance level at school “X” in Bandung.

The school has implemented an organizational servant leadership where the leader has prepared his organizational very well. School “X” in Bandung has already got an organizational culture that leads to indicators as follow: team orientation and aggresivity. There are still things that haven’t been applied thoroughly. Teacher’s motivation at school “X” in Bandung is based on a need for affiliation. Teacher’s performance at school “X” in Bandung can be measured through performance especially on the error level that the members of the organization make. The thing that has not been implemented thoroughly is “working behavior” in fulfilling the duties.

Keywords : Servant Leadership Style, Organizational Culture, Motivation, and Performance.


(3)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………..

i

ABSTRACT………...

ii

KATA PENGANTAR ………...

iii

DAFTAR ISI ……….……….

v

DAFTAR TABEL

………..

x

DAFTAR GAMBAR ……….

Xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ……….. 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah………... 8

1.2.1 Identifikasi Masalah ……….……. 8

1.2.2 Rumusan Masalah ………. 8

1.3 Tujuan Penelitian ……… 9

1.4 Manfaat Penelitian……..………... 10

1.4.1 Secara Teoritis ……...……… 10

1.4.2 Secara Praktis ……….………… 10

1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian ………..… 11

1.5.1 Lokasi Penelitian ………... 11


(4)

iv

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN, RERANGKA PEMIKIRAN, MODEL

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Kepustakaan ………. 14

2.1.1 Kepemimpinan ………...………. 17

2.1.1.1 PengertianKepemimpinan ……….. 17

2.1.2 Gaya Servant Leadership ……….... 19

2.1.2.1 Pengertian Servant Leadership ……… 19

2.1.2.2 Konstruksi Utama Perilaku Servant Leadership 19

2.1.2.3 Dimensi Pengukuran Servant Leadership …….. 20

2.1.2.4 Faktor yangMenghambatKeberhasilanPraktek Servant Leadership……….... 21

2.1.3 BudayaOrganisasi ……….. 22

2.1.3.1 Pengertian Budaya Organisasi …..………. 22

2.1.3.2 Karakteristik Budaya Organisasi …..………... 24

2.1.3.3 Fungsi Budaya Organisasi ………... 28

2.1.3.4 Mempertahankan Budaya Organisasi……….… 29

2.1.3.5 Tingkatan Budaya Organisasi………... 30

2.1.4 Motivasi……..………....31

2.1.4.1 Pengertian Motivasi ……..…………... 31

2.1.4.2 TeoriMotivasi.………..………..…….... 33

2.1.4.3 Variabel yang MemengaruhiMotivasi ..……… 36


(5)

v

2.1.5 Kinerja……… 37

2.1.5.1 Pengertian Kinerja …….……….... 37

2.1.5.2 Variabel yang MemengaruhiKinerja …….…... 38

2.1.6 Hasil –hasilPenelitianTerdahulu ……….. 41

2.2 Model Penelitian ………... 45

2.3 HipotesisPenelitian ……….. 46

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan ………..…… 48

3.2 Operasional Variabel ……… 48

3.3 Jenis dan Sumber Data ………. 51

3.4 TeknikPengumpulan Data ……….……... 52

3.5 TeknikAnalisis Data ……… 52

3.6 Pengujian Hipotesis ………. 57

3.6.1 Uji t satu sisi dan tingkat kepercayaan 95% ………... 57

3.6.2 Uji Hipotesis secaraSimultan….………. 57

3.6.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ……….. 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gaya Kepemimpinan……….………..………… 59

4.1.1 Profil Responden…..……...………... 59

4.1.1.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 59 4.1.1.2 Profil Responden Berdasarkan Usia... 60

4.1.1.3 Profil Responden Berdasarkan Status Kepegawaian ……… 61


(6)

vi

4.1.1.4 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan …... 61

4.1.1.5 Profil Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 62

4.1.2Gaya KepemimpinanServantLeadership di sekolah “X” Bandung………..……… 63

4.2 Budaya Organisasi………... 67

4.2.1 Budaya Organisasi di sekolah “X” Bandung ... 67

4.3 Motivasi Guru ... 71

4.3.1 Motivasi Guru di sekolah “X” Bandung ... 71

4.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, Budaya Organisasi, Motivasi Guru terhadap Kinerja Guru di sekolah “X” Bandung .………... 75

4.4.1 UjiValiditas ………...……….……… 75

4.4.1.1 Gaya KepemimpinanServant Leadership... 75

4.4.1.2 BudayaOrganisasi ……….………..……….. 76

4.4.1.3 Motivasi………...………... 77

4.4.1.4 Kinerja ………….……….………... 78

4.4.2 Uji Reliabilitas ………..…….………. 78

4.4.3 Uji Normalitas………...….………... 79

4.4.4 Uji Multikolinearitas ………...……… 80

4.4.5 Uji Heteroskedastisitas ……….... 80

4.4.6 Uji Persamaan Regresi ……….……... 81

4.4.7 Uji Hipotesis ……… 82

4.4.7.1 Pengujian Hipotesis Pertama ………... 82

4.4.7.2 PengujianHipotesisKedua ………... 83

4.4.7.3 PengujianHipotesisKetiga ……….….... 84

4.4.7.4 PengujianHipotesisKeempat ………... 84


(7)

vii

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………..……... 87 5.2 Saran ………... 90

DAFTAR PUSTAKA

………

...

DAFTAR LAMPIRAN ...


(8)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Hasil Uji Kompetensi Guru 2013 ……… 5

1.2 Tingkat Absensi Guru di Sekolah ……… 5

1.3 Tingkat Keterlambatan Guru Memasuki Sekolah ……….... 6

1.4 Tingkat Keterlambatan Mengumpulkan Administrasi Guru ……… 6

1.5 Tingkat Kehadiran Guru dalam Berbagai Kegiatan ………. 7

1.6 Jadwal Penelitian ……….. 11

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ……… 41

3.1 Operasionalisasi Variabel Gaya Kepemimpinan ……… 49

3.2 Operasionalisasi Variabel Budaya Organisasi ……… 49

3.3 Operasionalisasi Variabel Motivasi ……… 50

3.4 Operasionalisasi Variabel Kinerja ……….. 50

4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 59

4.2 Profil Responden Berdasarkan Usia ……….... 60

4.3 Profil Responden Berdasarkan Status Kepegawaian ……… 61

4.4 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan ……….. 61

4.5 Profil Responden Berdasarkan Masa Kerja ……….. 62

4.6 Gaya Kepemimpinan Servant Leadership Sekolah “X” Bandung ……… 65

4.7 Budaya Organisasi Sekolah “X” Bandung ……… 69

4.8 Motivasi Sekolah “X” Bandung ……… 73

4.9 Hasil Uji Validitas Gaya Kepemimpinan Servant Leadership ……….. 76

4.10 Hasil Uji Validitas Budaya Organisasi ……… 77

4.11 Hasil Uji Validitas Motivasi …..……….. 77

4.12 Hasil Uji Validitas Kinerja ………... 78


(9)

ix

4.14 Hasil Pengujian Normalitas Data ………. 79

4.15 Hasil Pengujian Multikolinearitas ……… 80

4.16 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ………. 81

4.17 Hasil Pengujian Regresi Berganda secara simultan ……….. 82

4.18 Hasil Pengujian Pengaruh ………. 83


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1Hierarchy Need Theory ……… 33

2.2 Model Penelitian ……….……... 45

4.1 Garis Kontinum Gaya Kepemimpinan Servant Leadership Sekolah “X”

Bandung ……… 67

4.2 Garis Kontinum Budaya Organisasi Sekolah “X”Bandung ………... 71 4.3 Garis Kontinum Motivasi Sekolah “X” Bandung ………... 75


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat izin melakukan kuesioner penelitian Lampiran 2 Surat izin melakukan penelitian

Lampiran 3 Contoh lembar kuesioner

Lampiran 4 Tabel Hasil Responden Kuesioner Penelitian Gaya Kepemimpinan Servant Leadership

Lampiran 5 Tabel Hasil Responden Kuesioner Penelitian Budaya Organisasi Lampiran 6 Tabel Hasil Responden Kuesioner Penelitian Motivasi

Lampiran 7 Tabel Hasil Responden Kuesioner Penelitian Kinerja

Lampiran 8 Tabel Hasil Uji Validitas Kuesioner Gaya Kepemimpinan Servant Leadership

Lampiran 9 Tabel Hasil Uji Validitas Kuesioner Budaya Organisasi Lampiran 10 Tabel Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi

Lampiran 11 Tabel Hasil Uji Validitas Kuesioner Kinerja Lampiran 12 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Lampiran 13 Tabel Hasil Uji Asumsi Klasik

Lampiran 14 Tabel Hasil Pengujian Hipotesis Menggunakan Uji F Lampiran 15 Tabel Hasil Pengujian Hipotesis Menggunakan Uji t Lampiran 16 Tabel Hasil Analisis Korelasi Berganda


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bangsa yang penuh dengan harapan dan cita-cita. Hal ini tertuang dalam Pembukaan UUD alinea keempat yang menyebutkan bahwa salah satu cita-cita dan tujuan dari Bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang dapat menghasilkan generasi penerus yang lebih baik dari pada generasi sebelumnya. Namun, saat ini Bangsa Indonesia mengalami keadaan yang cukup memprihatinkan, salah satunya adalah di bidang pendidikan. Berdasarkan data, perkembangan pendidikan di Indonesia masih tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Berdasarkan data The Learning Curve Pearson 2014, Selasa (13/5/2014), sebuah lembaga pemeringkatan pendidikan dunia, memaparkan jika Indonesia menduduki peringkat ke-40 dari 40 negara di dunia dengan indeks rangking dan nilai secara keseluruhan yakni minus 1,84. Sementara pada kategori kemampuan kognitif indeks rangking 2014 versus 2012, Indonesia diberi nilai -1,71. Sedangkan untuk nilai pencapaian pendidikan yang dimiliki Indonesia, diberi skor -2,11. Posisi Indonesia ini menjadikan yang terburuk. Di mana Meksiko, Brasil, Argentina, Kolombia, dan Thailand, menjadi lima negara dengan rangking terbawah yang berada di atas Indonesia.

Pendidikan melalui sekolah merupakan tonggak berdirinya suatu bangsa. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).


(13)

2

Sebagai negara berkembang yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan sudah seharusnya menatap ke depan dan mencontoh serta mengambil hal–hal positif yang dilakukan oleh berbagai negara di dunia yang telah berhasil dalam pembangunan. Salah satu kuncinya adalah dengan menitikberatkan pada sektor pendidikan. Kualitas sebuah bangsa diyakini bergantung pada kualitas setiap individunya. Oleh karena itu, upaya meningkatkan kualitas atau mutu seorang guru adalah hal yang tidak bisa ditawar lagi. Hal ini disebabkan karena pendidikan yang berkualitas dan berkarakter baik salah satunya diperoleh dari bangku sekolah sebagai sarana pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal di Indonesia.

Pembentukan karakter seorang individu untuk menentukan jari dirinya dimulai dari usia sekolah menengah. Menurut Erikson “Identitas dan kebingungan identitas adalah tahap kelima yang dialami individu selama tahun-tahun masa remaja (12-18 tahun). Pada tahap ini mereka dihadapkan oleh pencarian siapa mereka, bagaimana mereka nanti, dan ke mana mereka akan menuju masa depannya”. Berdasarkan teori tersebut, maka peran guru menjadi sangat penting mengingat masa remaja seorang individu menghabiskan waktunya di sekolah. Salah satu sekolah menengah formal yang ada di Kota Bandung adalah sekolah “X” yang terdiri dari “X1”, “X2”, “X3”, dan “X4”. Sekolah “X” dengan menerapkan N2K yaitu nilai– nilai kristiani yaitu disiplin, jujur, tanggung jawab, ramah, hormat, peduli, dan saling mengasihi. Sekolah “X” di Kota Bandung ini merupakan sekolah–sekolah unggulan dan banyak diminati oleh para siswa dan orang tua siswa. Sekolah “X” di Kota Bandung ini memiliki banyak prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti selama sebulan di sekolah “X” Bandung yakni “X1”, “X2”, “X3”, dan “X4”, terdapat beberapa permasalahan pada kinerja guru tetap dan tidak tetap, diantaranya tingkat kehadiran guru yang rendah, keterlambatan guru memasuki sekolah, keterlambatan dalam mengumpulkan administrasi guru, dan tingkat kehadiran guru


(14)

3

yang rendah dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah maupun yayasan sekolah tersebut. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah “X” Bandung agar dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan kinerja guru. Keadaan tersebut membawa dampak menurunnya kualitas guru sebagai pendidik yang mana kualitas guru juga berhubungan dengan kinerja suatu sekolah.

Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap 10 guru di sekolah “X1” Bandung, 6 dari 10 guru tidak melakukan remedial teaching, bila hasil tes tidak memuaskan. Biasanya para guru memberikan hanya sekali tes perbaikan kepada siswa yang nilai tesnya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), dan sebagian dilaksanakan pada jam kegiatan belajar mengajar, sehingga mengurangi jam efektif. Kenyataan tersebut menunjukkan sebagian guru di sekolah “X” Bandung cenderung kehilangan motivasi dan kurang mematuhi peraturan. Apabila keadaan tersebut dibiarkan, maka kinerja guru akan semakin menurun. Menurunnya kinerja para guru akan berakibat menurunnya kinerja organisasi. Dalam hal ini, gaya kepemimpinan semakin tidak efektif, budaya organisasi semakin lemah, dan para guru semakin kehilangan motivasi, serta akan semakin menurunkan kinerja para guru. Gerakan spiral yang semakin menurun akan semakin sulit untuk dapat meningkatkan kinerja. Oleh karena itu, penting dilakukan pengukuran dan pengujian atas elemen-elemen tersebut. Apabila elemen-elemen tersebut benar, maka penting dilakukan perbaikan-perbaikan gaya kepemimpinan, usaha-usaha meningkatkan motivasi, dan memperkuat budaya organisasi. Berdasarkan paparan tersebut di atas mendorong peneliti melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan masalah Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, Budaya Organisasi, Motivasi, dan Kinerja Guru Sekolah–Sekolah “X” Bandung. Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi masukan para pihak dalam upaya mengatasi akibat lebih buruk yang mungkin timbul. Dengan demikian sekolah “X” Bandung dapat meningkatkan pelayanannya, sehingga kualitas pendidikannya semakin meningkat. Selanjutnya diharapkan sekolah “X” Bandung


(15)

4

semakin mampu memuaskan para peminatnya, dan semakin mendapat kepercayaan warga Bandung serta menjadi pelopor sekolah unggulan di Indonesia pada umumnya dan Kota Bandung pada khususnya.

Tabel 1.1

Hasil Uji Kompetensi Guru 2013

Sekolah Jumlah Guru Perolehan Nilai

≥ 6,5 Perolehan Nilai < 6,5

“X1” 43 30 13

“X2” 8 6 2

“X3” 30 16 14

“X4” 31 15 16

JUMLAH 112 67 45

Sumber : Sekolah “X” Bandung, 2014

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa hanya 59,82% guru – guru memperoleh nilai lebih dari 6,5 dari keseluruhan guru yang mengikuti uji kompetensi tersebut. Adapun standar nilai yang diambil adalah 6,5.

Tabel 1.2

Tingkat Absensi guru di sekolah Sekolah Jumlah

Guru

Tingkat Absensi Guru

/Bulan Jul Agt Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

“X1” 53 14 2 10 17 6 17 25 46 20 38 31 26

“X2” 18 1 0 10 3 5 1 4 0 15 4 1 0

“X3” 36 9 2 2 1 7 2 5 9 15 4 4 1

“X4” 38 6 3 12 9 19 8 11 13 10 7 15 0

JUMLAH 145

Sumber : Sekolah “X” Bandung, Tahun Ajaran 2013 - 2014

Tabel 1.2 memperlihatkan bahwa tingkat absensi guru di sekolah masih tinggi. Hal ini bisa dilihat di mana masih terdapat sejumlah guru yang tidak hadir hampir merata di setiap


(16)

5

bulannya. (“X1” dibandingkan “X4”) . Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak guru di sekolah akan memiliki kecenderungan tingkat absensi guru yang tinggi. (“X1” dibandingkan dengan “X2”).

Tabel 1.3

Tingkat keterlambatan guru memasuki sekolah Sekolah Jumlah

Guru

Tingkat Keterlambatan Guru

/Bulan Jul Agt Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

“X1” 53 0 4 2 2 1 0 0 1 1 0 0 0

“X2” 18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

“X3” 36 1 2 2 1 2 1 3 2 2 4 1 1

“X4” 38 2 3 1 2 2 1 3 5 4 5 3 2

JUMLAH 145

Sumber : Sekolah “X” Bandung, Tahun Ajaran 2014 - 2015

Tabel 1.3 memperlihatkan bahwa tingkat keterlambatan guru memasuki sekolah merata setiap bulannya. Setiap bulan hampir selalu ada guru yang terlambat ke sekolah. (“X2”, “X3” dan “X4”) . Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan guru – guru masih rendah.

Tabel 1.4

Tingkat keterlambatan mengumpulkan administrasi guru Sekolah Jumlah

Guru Sebelum tanggal penyerahan Sesuai tanggal penyerahan Sesudah tanggal penyerahan

“X1” 53 5% 80% 15%

“X2” 18 5% 90% 5%

“X3” 36 0% 95% 5%

“X4” 38 5% 85% 10%

JUMLAH 145

Sumber : Sekolah “X” Bandung, Tahun Ajaran 2014 – 2015

Tabel 1.4 memperlihatkan bahwa tingkat keterlambatan guru mengumpulkan administrasi masih tinggi. Hal ini bisa dilihat di mana masih terdapat sejumlah guru yang menyerahkan administrasi guru melewati tanggal pengumpulan yang telah ditetapkan. (“X1” dan “X4”) .


(17)

6

Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak guru di sekolah yang cenderung tidak disipin dan patuh pada petunjuk pelaksanaan yang diberikan oleh bagian kurikulum.

Tabel 1.5

Tingkat kehadiran guru dalam berbagai kegiatan Sekolah Jumlah

Guru

Hadir Tidak Hadir

“X1” 53 80% 20%

“X2” 18 90% 10%

“X3” 36 90% 10%

“X4” 38 73% 27%

JUMLAH 145

Sumber : Sekolah “X” Bandung, Tahun Ajaran 2014 - 2015

Tabel 1.5 memperlihatkan bahwa tingkat ketidakkehadiran guru dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah masih tinggi.(“X1” dan “X4”). Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah guru yang tidak tetap sehingga pada saat rapat, harus mengajar juga di sekolah yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak guru tidak tetap di sekolah akan memiliki kecenderungan tingkat ketidakhadiran guru yang tinggi dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah. (“X1” dan “X4” dibandingkan dengan “X2” dan “X3”). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, Budaya Organisasi, Motivasi terhadap Kinerja Guru di sekolah “X” Bandung.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, bahwa penurunan kinerja para guru yang ditunjukkan dengan tidak melakukan remedial teaching, keterlambatan dalam mengumpulkan administrasi, keterlambatan masuk kelas, dan tidak melakukan


(18)

7

pengembangan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan motivasi guru, budaya organisasi, dan kepemimpinan. Dengan demikian dapat diidentifikasi masalahnya, yaitu: peningkatan kinerja guru sekolah – sekolah “X” Bandung sangat tergantung pada pengaruh gaya kepemimpinan servant leadership, budaya organisasi, dan motivasi guru.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, serta fenomena yang terjadi berkaitan dengan kinerja guru di sekolah “X” Bandung yang dipengaruhi oleh Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, Budaya Organisasi, dan Motivasi guru, dapat dirumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1) Bagaimana gaya kepemimpinan servant leadership di sekolah “X” Bandung? 2) Bagaimana budaya organisasi di sekolah “X” Bandung?

3) Bagaimana motivasi guru di sekolah “X” Bandung?

4) Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan servant leadership, budaya organisasi, dan motivasi guru terhadap kinerja guru di sekolah “X” baik secara simultan maupun parsial?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah penelitian tersebut di atas, maka penelitian ini ditujukan untuk mengkaji dan menganalisa variabel – variabel, sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan servant leadership terhadap kinerja guru di sekolah “X”.

2) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru di sekolah “X”.


(19)

8

3) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi guru terhadap kinerja guru di sekolah “X”.

4) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan servant leadership, budaya organisasi, dan motivasi terhadap kinerja guru sekolah “X” baik secara simultan maupun parsial.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoritis maupun praktis.

1.4.1 Secara teoritis

Jika setelah dilakukan penelitian mengenai faktor gaya kepemimpinan servant leadership, budaya organisasi, dan motivasi guru terbukti memiliki pengaruh terhadap kinerja guru, berarti hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan teori untuk kegiatan – kegiatan penelitian selanjutnya. Selanjutnya penelitian ini akan bermanfaat untuk pengembangan ilmu dan menambah wawasan bagi manajemen pendidikan khususnya di Lembaga pendidikan sekolah “X” Bandung.

1.4.2 Secara praktis

1). Sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan yang berkenaan dengan gaya kepemimpinan yang mampu melayani dengan hati berdasarkan kinerja karyawannya. 2) Dapat memberikan kontribusi dan masukan yang berarti dalam menciptakan budaya

organisasi karyawannya sehingga mampu meningkatkan kinerja guru di tempat kerja. 3) Sebagai bahan masukan bagi manajemen sekolah agar mampu membangun motivasi


(20)

9

1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi yang menjadi tempat melakukan penelitian ini adalah Sekolah “X” di Kota Bandung yang terdiri dari 1) Sekolah “X1” , 2) Sekolah “X2”, 3) Sekolah “X3” , dan 4) Sekolah “X4” .

1.5.2 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 4 (empat) bulan dari mulai bulan April 2014 sampai dengan bulan Juli 2014, dengan kegiatan sebagai berikut. 1) Mencari berbagai artikel, jurnal maupun buku yang berkaitan dengan judul penelitian dan mulai mengerjakan Bab 1, 2) Menyelesaikan Bab 1 dan mulai mengerjakan Bab 2 sampai selesai bab 2, 3) Mengerjakan Bab 3 dan melakukan presentasi proposal penelitian, dan 4) Melakukan revisi yang telah diperiksa dosen.

Tabel 1.6 Jadwal Penelitian

No Jenis kegiatan April Mei Juni Juli

1. Mencari berbagai artikel, jurnal maupun buku yang berkaitan dengan judul penelitian dan mulai

mengerjakan Bab 1.

V

2. Menyelesaikan Bab 1 dan mulai mengerjakan Bab 2 sampai selesai Bab 2

V V

3. Mengerjakan Bab 3 dan melakukan presentasi proposal penelitian.

V 4. Melakukan revisi yang telah

diperiksa dosen


(21)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis pengujian penelitian khususnya pada perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sekolah “X” Bandung telah menerapkan gaya kepemimpinan, „organizational stewardship‟ yaitu pemimpin mampu menyiapkan organisasinya dengan baik. Pemimpin memiliki peran moral dan sumbangsih kepada masyarakat. Pemimpin menyadari bahwa seorang pemimpin tidak akan berhasil tanpa didukung oleh bawahannya sehingga perlu membangun komunitas yang kuat, telah menunjukkan efektif dilakukan. Akan tetapi, ada hal – hal yang belum dilakukan dengan maksimal antara lain: Gaya kepemimpinan„wisdom‟yaitu pemimpin kurang terlibat secara langsung di lapangan sehingga ada hal – hal yang simpang siur dan belum bisa untuk mengambil keputusan dengan cepat dan gaya kepemimpinan „humility‟ dalam hal pemimpin kurang memberikan penghargaan kepada bawahannya sehingga bawahannya menganggap bahwa menyelesaikan pekerjaannya hanya sebagai kewajiban saja tanpa sepenuh hati sehingga pekerjaan yang diselesaikan pun kurang maksimal

2. Sekolah “X” Bandung telah memiliki budaya organisasi yang mengarah pada indikator – indikator sebagai berikut: ‟orientasi tim‟, „orientasi orang‟, dan „keagresifan‟. Hal ini dikarenakan adanya kerjasama yang terjalin antar anggota organisasi. Selain itu, adanya kebiasaan untuk menumbuhkan toleransi antar anggota organisasi. Sekolah “X” Bandung senantiasa memberikan kenyamanan dalam bekerja bagi guru – guru sehingga tercipta suasana yang kondusif dalam bekerja. Selain itu, frekuensi rekreasi bersama yang


(22)

76

diselenggarakan sekolah dipercayakan mampu mempererat hubungan persaudaraan di antara guru – guru dan mampu membangun kebersamaan. Akan tetapi, ada hal – hal yang belum dilakukan dengan maksimal antara lain: ‟inovasi dan pengambilan resiko‟. Hal ini disebabkan oleh kurangnya penghargaan ide dan saran anggota organisasi. Pemimpin cenderung lebih dominan sehingga ide dan saran anggota organisasi kurang diperhatikan. Selain itu,‟perhatian ke hal yang rinci‟ dalam hal kebiasaan memeriksa kembali hasil pekerjaan sehingga ada saja hal – hal yang masih terlewati dan salah.

3. Motivasi guru sekolah “X” Bandung dilandasi oleh ‟kebutuhan afiliasi‟. Hal ini terlihat dari kesukaan bekerjasama dengan rekan kerja dan kesukaan menolong rekan kerja atau bawahan. Hal ini disebabkan karena di dalam organisasi tersebut lebih berorientasi pada tim sehingga mampu membangun komunitas dengan baik. Akan tetapi, ada hal yang belum dilakukan dengan maksimal yaitu ‟kebutuhan berprestasi‟. Hal ini terlihat dari kurangnya antusias anggota organisasi mengikuti pelatihan. Seringkali para anggota organisasi enggan bahkan malas untuk mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan berbagai pihak. Selain itu, keingintahuan anggota organisasi terhadap hal baru yang berkaitan dengan pekerjaan pun cenderung rendah. Para anggota organisasi cenderung bersifat cuek dan masa bodoh dengan hal – hal baru. Mereka cenderung melakukan rutinitas mereka saja.

4. Kinerja guru sekolah “X” Bandung dapat diukur melalui ‟hasil kerja‟ terutama mengenai tingkat kesalahan yang dilakukan anggota organisasi. Seringkali guru – guru tidak mengerjakan pekerjaan sesuai dengan instruksi atau petunjuk yang diberikan sehingga pada akhirnya hasil pekerjaannya tidak sesuai dengan yang diminta. Selain itu, ‟sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan‟ justru cenderung ke arah yang positif yaitu berinisiatif dalam melaksanakan pekerjaan. Pada umumnya, guru – guru telah menyadari tugas dan tanggung jawabnya masing – masing sehingga tanpa harus diperintah guru –


(23)

77

guru telah mampu mengawali suatu pekerjaan. Akan tetapi, ada hal yang belum dilakukan dengan maksimal yaitu ‟perilaku kerja‟ dalam hal tingkat ketuntasan dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini disebabkan oleh tingkat kesalahan yang dilakukan guru – guru dengan mengabaikan petunjuk maupun instruksi yang diberikan sehingga tingkat ketuntasan dalam menyelesaikan pekerjaan menjadi rendah.

Berdasarkan analisis regresi berganda dapat diketahui, bahwa Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, Budaya Organisasi, dan Motivasi secara simultan memiliki pengaruh terhadap Kinerja. Secara parsial, Budaya Organisasi dan Motivasi memengaruhi Kinerja kecuali Gaya Kepemimpinan Servant Leadership.

5.2 Saran

Bila sekolah “X” Bandung ingin meningkatkan Kinerja guru, maka perlu dilakukan peningkatan efektivitas Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, memperkuat Budaya Organisasi, dan meningkatkan Motivasi. Upaya – upaya peningkatan yang dilakukan secara menyeluruh akan berdampak meningkatnya efektivitas Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, Budaya Organisasi, dan Motivasi.

1. Gaya Kepemimpinan yang diterapkan di sekolah “X” Bandung sudah efektif, akan tetapi masih perlu ditingkatkan. Gaya Kepemimpinan yang perlu ditingkatkan antara lain: „wisdom‟ misalnya keterlibatan secara langsung pemimpin sehingga segala keputusan dapat segera diputuskan dan mampu mengantisipasi konsekuensi setiap keputusan; „humility‟ dalam hal memberikan penghargaan dan pujian atas prestasi guru – guru sehingga mampu membangkitkan gairah dan semangat kerja guru – guru dan pada akhirnya akan meningkatkan hasil yang maksimal.Peningkatan gaya kepemimpinan tersebut akan mampu meningkatkan kualitas hasil, kualitas guru – guru, dan kualitas hubungan dengan sesama rekan kerja.


(24)

78

2. Budaya Organisasi sekolah “X” Bandung sudah kuat, akan tetapi masih perlu ditingkatkan. Budaya Organisasi yang perlu ditingkatkan antara lain: „inovasi dan pengambilan resiko‟ dalam hal penghargaan ide dan saran guru – guru sehingga pada akhirnya akan menghasilkan keputusan yang terbaik; „perhatian ke hal yang rinci‟ dalam hal kebiasaan memeriksa kembali hasil pekerjaan untuk meminimalkan kesalahan yang timbul.

3. Motivasi guru –guru sekolah “X” Bandung tergolong tinggi, akan tetapi masih perlu ditingkatkan. Motivasi yang perlu ditingkatkan yaitu ‟kebutuhan berprestasi‟ dalam hal antusiasme menerima tambahan pekerjaan dan keinginan mempelajari hal – hal baru yang berkaitan dengan pekerjaan sehingga guru – guru mampu mengembangkan diri dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Kinerja guru sekolah “X” Bandung sudah baik, akan tetapi masih perlu ditingkatkan. Kinerja guru yang masih perlu ditingkatkan yaitu ‟perilaku kerja‟ yaitu tingkat ketuntasan dalam menyelesaikan pekerjaan dan pemanfaatan sisa waktu kerja dengan melakukan analisis pelaksanaan pekerjaan termasuk membuat persiapan mengajar dan analisis soal tes.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

TEXTBOOKS

Antony, Feri.(2006).Pengaruh Gaya Kepemimpinan Orientasi Tugas dan Orientasi Hubungan terhadap Motivasi dan Dampaknya terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya, Tesis Universitas 17 Agustus Surabaya.

Barbuto, J.E.& Wheeler, D.W.(2006).Scale development and construct clarification of servant leadership [Electronic Version], Group and Organization Management, 31, 300-326.

Cushway, Barry dan Lodge, Derek.(2000). “ Organizational Behaviour and Design

Dharma, Surya,(2008).Kualitas Kepala Sekolah diIndonesia rendah. Lampungpost.com

Dubrin, Andrew J.(2005). “Leadership” ( Terjemahan ) Edisi Kedua, Prenada Media, Jakarta.

Gibson, James L, John M. Ivancevich, James H. Donelly Jr., Robert Konopaske.

(2009). “ Organizationals Behaviour, Structure, Processes”, Thirteenth Edition, McGraw-Hill International.

Ghozali, Imam.(2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Greenberg, Jerald.(2005). “Managing Behavior on Organizations“. Fourth Edition. Prentice Hall, New Jersey

Gujarati.(2007). Dasar-Dasar Ekonometrika 2 Edisi 3.Jakarta : Penerbit Erlangga

Hektor, Ruiz.(2006). Leadership is a service occupation, a leader has to be lighthouse of values, artikel, Donald Lantu.

Howitt.(2013). Dua Belas Jurus Ampuh SPSS untuk Riset Skripsi. Elexmedia Komputindo Kompas Gramedia, Jakarta.

Jones, Gareth R. & George, Jennifer M.(2008). : “ Contemporary Management “, Fifth Edition. McGRAW-Hill International, United States of America.


(26)

Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo.(2007). “ Organizational Behaviour “, Seventh Edition, Mc.Graw Hill International.

Kurniawan.(2014). Metode Riset untuk Ekonomi & Bisnis (Teori, Konsep, & Praktik Penelitian Bisnis). Bandung: CV Alfabeta

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2005). “ Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan “. Cetakan Keenam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Marwansyah.(2014). Manajemen Sumber Daya Manusia.Edisi kedua. Bandung: ALFABETA, cv.

McShane, Steven L. & Von Glinow, Mary Ann.(2008). “ Organizational Behavior “. Fourth Edition. McGRAW-Hill International, United States of America.

Moeldjono, D.(2005). “ Budaya Organisasi Dalam Tantangan “. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Nawawi.(2006). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan. Skripsi Universitas Sumatera Utara.

Priyatno, Dwi.(2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Riduwan dan Engkos A, Kuncoro. (2011), Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur), Cetakan Ke 3. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Robbins, Stephen P. and Timothy, A. Judge. (2007). “ Organizational Behaviour”. Twelfth Edition. Pearson, Prentice Hall, New Jersey.

Schein, Edgar.(2004). Organizational Culture and Leadership, Third Edition.CA : Jossey-Bass, San Francisco.

Shah, Jahanzeb. (2007). Organizational Culture and Job Satisfaction : An Empirical Study of R & D Organization. Zsabist, Islamabad.

Sopiah.(2008). “ Perilaku Organisasional “. CV Andi Offset.Yogyakarta. Sugiyono. (2011), Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan riset dan development,Cetakan ke 9. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Sunjoyo.(2007). The 18 Challenges of leadership : A Practical, Structured Way to Develop Your Leadership Talent. Great Britain : Pearson Prentice – Hall.


(27)

Thoyib, Armanu.(2005). Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja : Pendekatan Konsep, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang.

Tunggal, Amin Widjaja. (2010). “ Peran Budaya Organisasi Dalam Keberhasilan

Perusahaan “. Harvarindo, Jakarta.

Umar, Husein. (2008).Metode Riset Bisnis Bidang Manajemen dan Akuntansi, PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Werner, John M. & DeSimon, Randy L. (2006).“Human Resource Development

“.United States of America : Thomson.

Wibowo.(2010).“Manajemen Kinerja“.Cetakan Ke tiga. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Wirawan.(2009). “Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia“, Salemba Empat, Jakarta.

Yukl, G.A. (2007). Leadership in organization, 4th Ed. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall

JOURNALS

Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

http://www.jurnal-sdm.blogspot-com/2009/04/teori-budaya-organisasi.html Darmawati, Hidayati, dan Herlina. (2013). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB). Jurnal Economia Vol 9 No 1


(28)

ARTICLES

http://www.psikologizone.com/teori-erikson/06511804 tanggal akses 31 Mei 2015 http://edukasi.kompas.com/read/2012/09/13/16333195/Pendidikan.Tak.Merata.Ku alitas.Masyarakat.Tertinggal#page1 tanggal akses 26 Juni 2014

http://org/teori-manajemen-sumber-daya-manusia-menurut-para-ahli tanggal akses 25 Juni 2015

http://www.idtesis.com/metode -deskriptif tanggal akses 25 Juni 2015

http://devamelodica.com/cara-menghitung-uji-multikolinearitas-pada-instrumen-skripsi-kuantitatif-dengan-spss/


(1)

77 guru telah mampu mengawali suatu pekerjaan. Akan tetapi, ada hal yang belum dilakukan dengan maksimal yaitu ‟perilaku kerja‟ dalam hal tingkat ketuntasan dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini disebabkan oleh tingkat kesalahan yang dilakukan guru – guru dengan mengabaikan petunjuk maupun instruksi yang diberikan sehingga tingkat ketuntasan dalam menyelesaikan pekerjaan menjadi rendah.

Berdasarkan analisis regresi berganda dapat diketahui, bahwa Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, Budaya Organisasi, dan Motivasi secara simultan memiliki pengaruh terhadap Kinerja. Secara parsial, Budaya Organisasi dan Motivasi memengaruhi Kinerja kecuali Gaya Kepemimpinan Servant Leadership.

5.2 Saran

Bila sekolah “X” Bandung ingin meningkatkan Kinerja guru, maka perlu dilakukan peningkatan efektivitas Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, memperkuat Budaya Organisasi, dan meningkatkan Motivasi. Upaya – upaya peningkatan yang dilakukan secara menyeluruh akan berdampak meningkatnya efektivitas Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, Budaya Organisasi, dan Motivasi.

1. Gaya Kepemimpinan yang diterapkan di sekolah “X” Bandung sudah efektif, akan tetapi masih perlu ditingkatkan. Gaya Kepemimpinan yang perlu ditingkatkan antara lain: „wisdom‟ misalnya keterlibatan secara langsung pemimpin sehingga segala keputusan dapat segera diputuskan dan mampu mengantisipasi konsekuensi setiap keputusan; „humility‟ dalam hal memberikan penghargaan dan pujian atas prestasi guru – guru sehingga mampu membangkitkan gairah dan semangat kerja guru – guru dan pada akhirnya akan meningkatkan hasil yang maksimal.Peningkatan gaya kepemimpinan tersebut akan mampu meningkatkan kualitas hasil, kualitas guru – guru, dan kualitas hubungan dengan sesama rekan kerja.


(2)

78 2. Budaya Organisasi sekolah “X” Bandung sudah kuat, akan tetapi masih perlu ditingkatkan. Budaya Organisasi yang perlu ditingkatkan antara lain: „inovasi dan pengambilan resiko‟ dalam hal penghargaan ide dan saran guru – guru sehingga pada akhirnya akan menghasilkan keputusan yang terbaik; „perhatian ke hal yang rinci‟ dalam hal kebiasaan memeriksa kembali hasil pekerjaan untuk meminimalkan kesalahan yang timbul.

3. Motivasi guru –guru sekolah “X” Bandung tergolong tinggi, akan tetapi masih perlu ditingkatkan. Motivasi yang perlu ditingkatkan yaitu ‟kebutuhan berprestasi‟ dalam hal antusiasme menerima tambahan pekerjaan dan keinginan mempelajari hal – hal baru yang berkaitan dengan pekerjaan sehingga guru – guru mampu mengembangkan diri dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Kinerja guru sekolah “X” Bandung sudah baik, akan tetapi masih perlu ditingkatkan. Kinerja guru yang masih perlu ditingkatkan yaitu ‟perilaku kerja‟ yaitu tingkat ketuntasan dalam menyelesaikan pekerjaan dan pemanfaatan sisa waktu kerja dengan melakukan analisis pelaksanaan pekerjaan termasuk membuat persiapan mengajar dan analisis soal tes.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

TEXTBOOKS

Antony, Feri.(2006).Pengaruh Gaya Kepemimpinan Orientasi Tugas dan Orientasi Hubungan terhadap Motivasi dan Dampaknya terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya, Tesis Universitas 17 Agustus Surabaya.

Barbuto, J.E.& Wheeler, D.W.(2006).Scale development and construct clarification of servant leadership [Electronic Version], Group and Organization Management, 31, 300-326.

Cushway, Barry dan Lodge, Derek.(2000). “ Organizational Behaviour and Design

Dharma, Surya,(2008).Kualitas Kepala Sekolah diIndonesia rendah. Lampungpost.com

Dubrin, Andrew J.(2005). “Leadership” ( Terjemahan ) Edisi Kedua, Prenada Media, Jakarta.

Gibson, James L, John M. Ivancevich, James H. Donelly Jr., Robert Konopaske. (2009). “ Organizationals Behaviour, Structure, Processes”, Thirteenth Edition, McGraw-Hill International.

Ghozali, Imam.(2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Greenberg, Jerald.(2005). “Managing Behavior on Organizations“. Fourth Edition. Prentice Hall, New Jersey

Gujarati.(2007). Dasar-Dasar Ekonometrika 2 Edisi 3.Jakarta : Penerbit Erlangga

Hektor, Ruiz.(2006). Leadership is a service occupation, a leader has to be lighthouse of values, artikel, Donald Lantu.

Howitt.(2013). Dua Belas Jurus Ampuh SPSS untuk Riset Skripsi. Elexmedia Komputindo Kompas Gramedia, Jakarta.

Jones, Gareth R. & George, Jennifer M.(2008). : “ Contemporary Management “, Fifth Edition. McGRAW-Hill International, United States of America.


(4)

Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo.(2007). “ Organizational Behaviour “, Seventh Edition, Mc.Graw Hill International.

Kurniawan.(2014). Metode Riset untuk Ekonomi & Bisnis (Teori, Konsep, & Praktik Penelitian Bisnis). Bandung: CV Alfabeta

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2005). “ Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan “. Cetakan Keenam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Marwansyah.(2014). Manajemen Sumber Daya Manusia.Edisi kedua. Bandung: ALFABETA, cv.

McShane, Steven L. & Von Glinow, Mary Ann.(2008). “ Organizational Behavior “. Fourth Edition. McGRAW-Hill International, United States of America.

Moeldjono, D.(2005). “ Budaya Organisasi Dalam Tantangan “. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Nawawi.(2006). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan. Skripsi Universitas Sumatera Utara.

Priyatno, Dwi.(2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Riduwan dan Engkos A, Kuncoro. (2011), Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur), Cetakan Ke 3. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Robbins, Stephen P. and Timothy, A. Judge. (2007). “ Organizational Behaviour”. Twelfth Edition. Pearson, Prentice Hall, New Jersey.

Schein, Edgar.(2004). Organizational Culture and Leadership, Third Edition.CA : Jossey-Bass, San Francisco.

Shah, Jahanzeb. (2007). Organizational Culture and Job Satisfaction : An Empirical Study of R & D Organization. Zsabist, Islamabad.

Sopiah.(2008). “ Perilaku Organisasional “. CV Andi Offset.Yogyakarta. Sugiyono. (2011), Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan riset dan development,Cetakan ke 9. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Sunjoyo.(2007). The 18 Challenges of leadership : A Practical, Structured Way to Develop Your Leadership Talent. Great Britain : Pearson Prentice – Hall.


(5)

Thoyib, Armanu.(2005). Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja : Pendekatan Konsep, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang.

Tunggal, Amin Widjaja. (2010). “ Peran Budaya Organisasi Dalam Keberhasilan Perusahaan “. Harvarindo, Jakarta.

Umar, Husein. (2008).Metode Riset Bisnis Bidang Manajemen dan Akuntansi, PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Werner, John M. & DeSimon, Randy L. (2006).“Human Resource Development “.United States of America : Thomson.

Wibowo.(2010).“Manajemen Kinerja“.Cetakan Ke tiga. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Wirawan.(2009). “Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia“, Salemba Empat, Jakarta.

Yukl, G.A. (2007). Leadership in organization, 4th Ed. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall

JOURNALS

Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

http://www.jurnal-sdm.blogspot-com/2009/04/teori-budaya-organisasi.html Darmawati, Hidayati, dan Herlina. (2013). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB). Jurnal Economia Vol 9 No 1


(6)

ARTICLES

http://www.psikologizone.com/teori-erikson/06511804 tanggal akses 31 Mei 2015 http://edukasi.kompas.com/read/2012/09/13/16333195/Pendidikan.Tak.Merata.Ku alitas.Masyarakat.Tertinggal#page1 tanggal akses 26 Juni 2014

http://org/teori-manajemen-sumber-daya-manusia-menurut-para-ahli tanggal akses 25 Juni 2015

http://www.idtesis.com/metode -deskriptif tanggal akses 25 Juni 2015

http://devamelodica.com/cara-menghitung-uji-multikolinearitas-pada-instrumen-skripsi-kuantitatif-dengan-spss/


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus pada SMA PGII 1 Bandung)

1 45 120

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEDISIPLINAN, BUDAYA ORGANISASI, MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan, Budaya Organisasi, Motivasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pengelola Keuangan Daerah (Studi Pada Di

0 3 15

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEDISIPLINAN, BUDAYA ORGANISASI, MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan, Budaya Organisasi, Motivasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pengelola Keuangan Daerah (Stud

0 4 16

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PENGADILAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pengadilan Negeri Boyolali.

0 1 15

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PENGADILAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pengadilan Negeri Boyolali.

0 1 16

PENGARUH SERVANT LEADERSHIP DAN KINERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM TAHUNAN SEKOLAH DASAR SWASTA DI KOTA BANDUNG.

0 3 40

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada Perusahaan Properti PT. "X" di Bandung).

0 2 31

Pengaruh Servant Leadership dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru-Guru di Sekolah Kristen Gamaliel Bandung.

4 26 35

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI PADA KINERJA GURU DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Guru di Sekolah Menengah Atas Wonogiri).

0 0 7

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi Dan Kompentensi Terhadap Motivasi Dan Kinerja Guru

0 0 15