Usulan Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Ekuitas Merek pada Waroeng Steak and Shake Cabang Bogor (Jl. Ahmad Yani 112, Bogor).

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Waroeng Steak and Shake atau lebih dikenal dengan nama WS merupakan salah satu usaha waralaba yang didirikan oleh Jody Brotosuseno dan Siti Haryani pada 4 September 2000. Untuk outlet cabang Bogor sendiri, baru dibuka sejak Mei 2007. Seiring dengan berjalannya waktu, dari tahun 2012 sampai 2014 terjadi penurunan penjualan sebesar 16,30% yang mungkin diakibatkan faktor Brand Equity yang belum baik salah satunya karena tingkat loyalitas konsumen yang rendah dan adanya ketidakpuasan konsumen terhadap kualitas produk dan jasa WS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Segmentation, Targeting, dan Positioning yang tepat, Brand Equity WS saat ini, serta untuk mengetahui cara meningkatkan komponen-komponen Brand Equity.

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner berdasarkan teori Brand Equity (David A.Aaker) yaiu Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, dan Brand Loyalty. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan purposive sampling pada 2 tahap yang ada. Tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner pendahuluan di sekitar lingkungan WS sebanyak 30 buah. Pertanyaan dalam kuesioner pendahuluan ini berupa pertanyaan mengenai atribut-atribut yang dianggap penting pada saat makan di rumah makan steak. Atribut yang tingkat kepentingan diatas 50% akan dijadikan variabel kuesioner penelitian. Tahap kedua kuesioner penelitian disebarkan kepada orang-orang di sekitar WS juga sebanyak 110 buah. Dalam kuesioner penelitian, bagian I berisi profil responden dan bagian II berisi tentang Brand Equity yang diolah dengan statistika deskriptif, uji Cochran Q test, Importance Performance Analysis, dan uji hipotesis.

Berdasarkan Brand Awareness WS berada di tingkat Top of Mind (merek yang pertama kali disebut responden) sebesar 29% dan Brand Recall (merek yang diingat setelah menyebut merek pertama kali) sebesar 22%. Pada Brand Association WS didapati asosiasi yang dapat dipakai untuk memperkuat identitas WS adalah harga yang murah dan penyajian makanan yang cepat & tepat. Pada Perceived Quality ada 23 atribut yang masuk ke dalam kuadran I, 5 atribut masuk kuadran II, 8 atribut masuk kuadran III, dan 12 atribut masuk kuadran IV. Pada Brand Loyalty, loyalitas konsumen paling banyak berada di tingkat switcher (42%), Satiesfied Buyer (30%), Liking the Brand (14%), Habitual Buyer (8%), dan Committed Buyer (6%).

Usulan yang dapat diberikan diantaranya adalah untuk membuat WS mampu menduduki Top of Mind dengan melakukan promosi seperti gratis 1 porsi steak apabila mengajak 3 orang kerabat/anggota keluarga dengan membagikan brosur ke lingkungan kampus dan aktif dalam media sosial. Untuk membuat kesan terhadap konsumen bahwa makanan steak WS murah dan penyajiannya cepat & tepat yaitu dengan mengadakan Waroeng Steak and Shake goes to campus yang memberikan diskon sebesar 50% dan dilayani oleh banyak pelayan. Untuk meningkatkan kualitas produk maupun jasa yaitu dengan melakukan perbaikan terhadap setiap elemen atribut berdasarkan prioritas perbaikan. Dan untuk meningkatkan loyalitas konsumen yaitu dengan memberikan diskon khusus sebesar 30% kepada orang-orang yang makan sekeluarga dengan syarat pembelian minimum.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-3 1.3 Pembatasan Masalah ... 1-3 1.4 Perumusan Masalah ... 1-3 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-4 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Merek (Brand) ... 2-1 2.1.1 Definisi Ekuitas Merek (Brand Equity) ... 2-1 2.2 Teknik dan Metode Pengumpulan Data ... 2-5 2.3 Populasi dan Sampel ... 2-8 2.3.1 Populasi ... 2-8 2.3.2 Sampel ... 2-8 2.4 Teknik Sampling ... 2-9 2.5 Menentukan Ukuran Sampel ... 2-11 2.6 Skala Pengukuran ... 2-12 2.7 Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 2-14 2.7.1 Pengujian Validitas Instrumen ... 2-14 2.7.2 Pengujian Realibilitas Instrumen ... 2-16 2.8 Komponen – Komponen Brand Equity ... 2-18


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha 2.8.1 Brand Awareness ... 2-18 2.8.2 Brand Association ... 2-21 2.8.3 Perceived Quality ... 2-24 2.8.4 Brand Loyalty ... 2-31 2.9 Bauran Pemasaran ... 2-18 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flowchart Penelitian ... 3-1 3.2 Keterangan Flowchart Penelitian ... 3-4 BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Data Umum Perusahaan ... 4-1 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 4-1 4.1.2 Struktur Organisasi ... 4-6 4.2 Kuesioner ... 4-8 4.2.1 Kuesioner Pendahuluan ... 4-8 4.2.1 Kuesioner Penelitian ... 4-10 BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Uji Validitas Konstruksi... 5-1 5.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 5-1 5.3 Kuesioner Pendahuluan ... 5-5 5.4 Kuesioner Penelitian ... 5-7 5.4.1 Karakteristik Responden ... 5-7 5.4.2 Analisis Berdasarkan Segmentation, Targeting, dan

Positioning ... 5-12 5.4.3 Brand Awareness (Kesadaran Merek) ... 5-15 5.4.3.1 Top of Mind ... 5-16 5.4.3.2 Brand Recall ... 5-17 5.4.3.3 Brand Recognition ... 5-17 5.4.3.4 Brand Unaware ... 5-18 5.4.3.1 Sumber Informasi Waroeng Steak and Shake .... 5-19 5.4.4 Brand Association ... 5-20 5.4.5 Perceived Quality ... 5-30


(4)

x Universitas Kristen Maranatha 5.4.5.1 Uji Hipotesis ... 5-30 5.4.5.2 Analisis Importance - Performance ... 5-35 5.4.5.3 Atribut yang Paling Kuat ... 5-40 5.4.6 Brand Loyalty ... 5-42 5.4.6.1 Analisis Switcher ... 5-42 5.4.6.2 Analisis Habitual Buyer ... 5-43 5.4.6.3 Analisis Satiesfied Buyer ... 5-43 5.4.6.4 Analisis Liking The Brand ... 5-43 5.4.6.5 Analisis Committed Buyer ... 5-44 5.4.6.6 Analisis Piramida Brand Loyalty ... 5-44 5.5 Analisis Gabungan Brand Equity Rumah Makan Waroeng

Steak and Shake ... 5-45 5.6 Usulan ... 5-48 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 6-1 6.1.1 Segmentation, Targeting, dan Positioning yang

Sebaiknya dilakukan oleh Waroeng Steak and Shake Saat Ini ... 6-1 6.1.2 Brand Equity Rumah Makan Waroeng Steak and

Shake Saat Ini ... 6-2 6.1.3 Cara Meningkatkan Komponen – Komponen Ekuitas

Merek ... 6-6 6.2 Saran ... 6-10 DAFTAR PUSTAKA


(5)

Universitas Kristen Maranatha xi

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

1.1 Omset Penjualan Waroeng Steak and Shake 1-2

3.1 Variabel Untuk Perceived Quality 3-7

3.2 Hubungan Antara Matriks IPA dengan Uji Hipotesis 3-21

4.1 Daftar Menu dan Harga Makanan 4-4

4.2 Daftar Menu dan Harga Minuman 4-5

4.3 Hasil Kuesioner Pendahuluan 4-9

4.4 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 4-10

4.5 Profil Responden Berdasarkan Usia 4-11

4.6 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan 4-11 4.7 Profil Responden Berdasarkan Penghasilan 4-11 4.8 Profil Responden Berdasarkan Uang Saku 4-11 4.9 Profil Responden Berdasarkan Tujuan ke Rumah

Makan Steak 4-12

4.10 Profil Responden Berdasarkan Makan Dengan 4-12

4.11 Brand Awareness – Top of Mind 4-12

4.12 Brand Awareness – Brand Recall 4-13

4.13 Brand Awareness – Brand Recognition 4-13

4.14 Sumber Informasi Waroeng Steak and Shake 4-13 4.15 Brand Association Waroeng Steak and Shake 4-13 4.16 Brand Loyalty Waroeng Steak and Shake 4-14 5.1 Hasil Pengujian Validitas SPSS Tingkat Kepentingan 5-2 5.2 Hasil Pengujian Reliabilitas SPSS Tingkat Kepentingan 5-3 5.3 Hasil Pengujian Validitas SPSS Tingkat Performansi 5-4 5.4 Hasil Pengujian Reliabilitas SPSS Tingkat Performansi 5-5

5.5 Nilai Persentase Atribut 5-6

5.6 Ringkasan Persentase Segmentasi 5-13


(6)

Universitas Kristen Maranatha xii

Shake 5-20

5.8 Uji Hipotesis Kepuasan 5-29

5.9 Hasil Rangkuman Rata – Rata Tingkat Kepentingan 5-36 5.10 Hasil Rangkuman Rata – Rata Tingkat Performansi 5-37 5.11 Tabel Rangkuman Importance and Performance

Analysis 5-39

5.12 Tabel Persentase Atribut yang Menentukan Makan

di Rumah Makan Waroeng Steak and Shake 5-41

5.13 Brand Awareness – Top of Mind 5-45

5.14 Brand Awareness – Brand Recall 5-46

5.15 Brand Association 5-46

5.16 Perceived Quality 5-47

5.17 Brand Loyalty 5-48


(7)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

1.1 Grafik Penjualan Waroeng Steak and Shake 1-2

2.1 Konsep Brand Equity 2-4

2.2 Teknik Sampling 2-8

2.3 Piramida Brand Awareness 2-18

2.4 Grafik Chi-Square 2-23

2.5 Grafik Wilayah Kritis Uji Z 2-25

2.6 Grafik Matriks IPA 2-26

2.7 Kuadran Matriks IPA 2-28

2.8 Piramida Brand Loyalty 2-31

2.9 Piramida Terbalik Brand Loyalty 2-32

3.1 Flowchart Penelitian 3-1

3.2 Flowchart Pengukuran Brand Awareness 3-13

3.3 Flowchart Pengukuran Brand Association 3-14

3.4 Grafik Wilayah Kritis Uji Z 3-16

3.5 Diagram Kartesius 3-17

3.6 Flowchart Pengukuran Perceived Quality 3-18

3.7 Flowchart Pengukuran Brand Loyalty 3-18

4.1 Waroeng Steak and Shake Bogor 4-2

4.2 Peta Lokasi Waroeng Steak and Shake Bogor 4-2

4.3 Original Steak 4-3

4.4 Steak Tepung 4-3

4.5 Steak Ikan 4-3

4.6 Milkshake 4-4

4.7 Float 4-4

4.8 Struktur Organisasi Waroeng Steak and Shake 4-6 5.1 Pengelompokkan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 5-7 5.2 Pengelompokkan Responden Berdasarkan Usia 5-8


(8)

xiv

Universitas Kristen Maranatha 5.3 Pengelompokkan Responden Berdasarkan Pekerjaan 5-9 5.4 Pengelompokkan Responden Berdasarkan Penghasilan 5-9 5.5 Pengelompokkan Responden Berdasarkan Uang Saku 5-10 5.6 Pengelompokkan Responden Berdasarkan Tujuan ke

Rumah Makan Steak 5-11

5.7 Pengelompokkan Responden Berdasarkan Dengan Siapa

Pergi ke Rumah Makan Steak 5-11

5.8 Brand Awareness – Top of Mind 5-16

5.9 Brand Awareness – Brand Recall 5-17

5.10 Brand Awareness – Brand Recognition 5-18

5.11 Sumber Informasi Waroeng Steak and Shake 5-19 5.12 Asosiasi Responden Terhadap Waroeng Steak and Shake 5-20

5.13 Grafik Pengujian Ke-1 5-22

5.14 Grafik Pengujian Ke-2 5-23

5.15 Grafik Pengujian Ke-3 5-25

5.16 Grafik Pengujian Ke-4 5-26

5.17 Grafik Pengujian Ke-5 5-27

5.18 Grafik Pengujian Ke-6 5-29

5.19 Wilayah Kritis Kurva Normal 5-31

5.20 Matrix Importance and Performance Analysis 5-38

5.21 Tingkatan Brand Loyalty 5-42


(9)

xv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Hal

1 Validitas Konstruksi L1-1

1 Kuesioner Pendahuluan L1-5

1 Kuesioner Penelitian L1-7

2 Tabel Chi-Square L2-1

2 Tabel Z L2-2

2 Tabel R Product Moment L2-4

3 Kuesioner Penelitian - Tingkat Kepentingan L3-1 3 Kuesioner Penelitian -Tingkat Kepuasan L3-2


(10)

1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kemajuan keadaan ekonomi yang semakin membaik dapat menyebabkan perubahan pada pola konsumsi (jumlah pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup). Menurut John Maynard Keynes peningkatan pada penghasilan/pendapatan menyebabkan perubahan pola konsumsi seseorang. Selain itu, perubahan gaya hidup, kesibukan masyarakat di kota besar dengan pekerjaan sehari-hari yang banyak menyita waktu dan jam kantor yang semakin meningkat berimbas terhadap tidak mempunyai waktu cukup untuk menyiapkan makanan. Hal tersebut menyebabkan seseorang makan di rumah makan atau di luar rumah.

Perubahan pola konsumsi dari sebagian masyarakat dapat mempengaruhi timbulnya tuntutan akan pemenuhan kebutuhan makan yang berkualitas, harga terjangkau dan penyajian yang cepat. Hal tersebut akan menjadi daya tarik bagi pemilik modal untuk membuka usaha pelayanan makanan, yaitu restoran/kafe. Keadaan yang demikian juga terjadi pada masyarakat di Daerah Bogor, sehingga menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap usaha yang menyediakan makanan siap saji, terutama untuk restoran steak.

Waroeng Steak and Shake merupakan sebuah rumah makan dengan hidangan utama daging yang bertujuan untuk memberikan kepuasan tersendiri bagi masyarakat dalam hal makanan khas Eropa. Di Indonesia rumah makan ini memiliki 60 outlet yang tersebar diberbagai kota, salah satunya Waroeng Steak and Shake cabang Bogor yang akan diteliti ini berdiri sejak 25 Mei 2007 beralamat di Jl. Ahmad Yani No. 112, Bogor.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan di perusahaan tersebut, terdapat masalah penjualan yang dihadapi oleh Waroeng Steak and Shake Bogor. Dari tahun ke tahun penjualan perusahaan tersebut cenderung tidak terjadi perubahan peningkatan penjualan secara signifikan,


(11)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha melainkan dalam 2 tahun terakhir ini terjadi penurunan penjualan makanan Waroeng Steak and Shake Bogor. Menurut hasil wawancara dengan pihak manajemen salah satu faktor yang mengakibatkan hal tersebut karena ketidakpuasan konsumen, walaupun harga yang ditawarkan Waroeng Steak and Shake bisa terhitung lebih murah dibandingkan pesaing yang ada disekitar. Berikut adalah data yang menunjukkan penurunan penjualan makanan Waroeng Steak and Shake pada tahun 2012 sampai tahun 2014:

Tabel 1.1

Omset Penjualan Waroeng Steak and Shake

No. Tahun Omset Penjualan Per Tahun

Total Penurunan Penjualan 2012 s/d 2014

1 2012 Rp 1,788,112,800 2 2013 Rp 1,569,612,600 3 2014 Rp 1,496,641,200

16.30%

Contoh perhitungan untuk persentase total penurunan penjualan dari tahun 2012 sampai tahun 2014:

 Rp . . . −Rp .4 . 4 .

Rp . . . x 100% = 16,30%

Gambar 1.1

Grafik Penjualan Waroeng Steak and Shake Rp1,350,000,000

Rp1,400,000,000 Rp1,450,000,000 Rp1,500,000,000 Rp1,550,000,000 Rp1,600,000,000 Rp1,650,000,000 Rp1,700,000,000 Rp1,750,000,000 Rp1,800,000,000 Rp1,850,000,000

2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4

O M S E T P E N J U A L A N WA R O E N G


(12)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1.2Identifikasi Masalah

Beberapa faktor kemungkinan yang menjadi penyebab masalah penurunan penjualan yang terjadi pada Waroeng Steak and Shake:

1. Pihak manajemen Waroeng Steak and Shake belum tepat dalam menentukan Segmentation, Targeting, dan Positioning yang ada.

2. Ketidakmampuan bersaing dengan rumah makan/kafe sejenis lainnya yang berdiri disekitar perusahaan tersebut.

3. Adanya ketidakpuasan konsumen terhadap kualitas produk maupun jasa dari Waroeng Steak and Shake.

4. Brand Equity yang belum baik dan belum mengetahui strategi yang tepat untuk meningkatkan Brand Equity pada Waroeng Steak and Shake.

1.3Pembatasan Masalah

Dari proses penelitian yang dilakukan, atas keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Ruang lingkup penelitian ini perlu dibatasi agar peneliti dapat lebih terarah sesuai dengan tujuan penelitian, maka dari itu peneliti membatasi penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan hanya di Waroeng Steak and Shake cabang Bogor saja. 2. Penelitian ini tidak membahas mengenai persaingan.

1.4Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Segmentation, Targeting, dan Positioning yang sebaiknya dilakukan oleh Waroeng Steak and Shake?

2. Bagaimana Brand Equity Waroeng Steak and Shake sekarang?

3. Bagaimana cara meningkatkan komponen-komponen Brand Equity yang ada?


(13)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1.5Tujuan Penelitian

Suatu penelitian dibentuk karena adanya tujuan-tujuan tertentu untuk dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Segmentation, Targeting, dan Positioning yang sebaiknya dilakukan oleh Waroeng Steak and Shake.

2. Untuk mengetahui Brand Equity Waroeng Steak and Shake sekarang ini. 3. Untuk mengetahui cara meningkatkan komponen-komponen Brand Equity

yang ada

1.6Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 STUDI PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar penelitian, agar dapat menjawab permasalahan yang akan dibahas.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini berisi mengenai Flowchart (proses penelitian dan penulisan tugas akhir dari awal sampai akhir) dimulai dari penelitian pendahuluan hingga kesimpulan dan saran. Bab ini juga menjelaskan keterangan dari Flowchart. BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Dalam bab ini berisi tentang data umum perusahaan berupa sejarah perusahaan, profil perusahaan, dan struktur organisasi serta pengumpulan data hasil kuesioner pendahuluan dan penelitian yang telah disebarkan.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Dalam bab ini berisi mengenai pengolahan data dan analisis, mulai dari melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap data yang ingin diolah, kemudian diolah berdasarkan teori Brand Equity dengan menggunakan statistika deskriptif, uji Cochran Q Test, Important Performance Analysis, dan uji hipotesis. Kemudian diperoleh penyelesaian terhadap masalah yang sedang


(14)

Bab 1 Pendahuluan 1-5

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha dihadapi serta memberikan usulan guna memberikan strategi yang tepat untuk meningkatkan Brand Equity dan membantu mencapai target penjualan yang diharapkan pada Waroeng Steak and Shake.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari penelitian serta saran-saran yang berguna untuk memenangkan persaingan.


(15)

6-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat berdasarkan perumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Segmentation, Targeting, dan Positioning yang Sebaiknya Dilakukan oleh Waroeng Steak and Shake

Segmentation

Segmentasi berdasarkan:

 Demografis yaitu jenis kelamin, usia, pekerjaan, penghasilan, dan uang saku

 Psikografis yaitu tujuan ke rumah makan steak dan pergi makan bersama.

Targeting

Target pasar untuk Waroeng Steak and Shake, yaitu:  Pria dan Wanita

 Usia 23 – 35 tahun  Pekerjaan mahasiswa/i

 Penghasilan bagi yang sudah bekerja Rp 2.500.001 – Rp 5.000.000  Penghasilan bagi yang belum bekerja Rp 1.500.001 – Rp 3.000.000  Tujuan ke rumah makan steak adalah menikmati makanan steak  Makan bersama keluarga

Positioning

Positioning merupakan suatu tindakan untuk menciptakan kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga positioning yang efektif adalah suatu cara yang berfokus pada kemudahan untuk diingat oleh konsumen yang didasarkan pada persepsi dan preferensi konsumen. Berdasarkan


(16)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha hasil wawancara dengan pihak manajemen Waroeng Steak and Shake dan hasil observasi peneliti, WS memposisikan dirinya sebagai Steak Luar Biasa dimana makanan mahal disulap menjadi makanan murah dan tetap mempertahankan kualitasnya. Diharapkan hal tersebut dapat dipertahankan sebagai positioning atau ciri khas WS. Adapun slogan yang disarankan untuk lebih meningkatkan positioning yang sudah ada

yaitu “Steak Luar Biasa Murah dan Cepat untuk Keluarga!” 2. Brand Equity Rumah Makan Waroeng Steak and Shake Saat Ini

1. Penelitian terhadap Brand Awareness menunjukkan bahwa:  Top of Mind : Waroeng Steak and Shake sebesar 29% Brand Recall : Waroeng Steak and Shake sebesar 22% Brand Recognition :

 93% responden telah mengenal Waroeng Steak and Shake  7% responden mengenal Waroeng Steak and Shake setelah

diingatkan

 Sumber informasi rumah makan Waroeng Steak and Shake:  Internet sebanyak 20%

 Koran atau majalah sebanyak 6%  Kerabat atau keluarga sebanyak 60%  Lainnya, media sosial sebanyak 14%

2. Penelitian terhadap Brand Association menunjukkan bahwa butir-butir asosiasi yang berkaitan langsung dengan Waroeng Steak and Shake adalah:

 Harganya yang murah

 Penyajian makanan yang cepat dan tepat

Atribut yang paling kuat menentukan makan ke Waroeng Steak and Shake adalah:

 Harga yang sesuai dengan kualitas makanan  Kecepatan pelayanan


(17)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha  Rasa makanan disajikan

 Porsi sesuai dengan harga

 Penyajian makanan yang menarik  Kebersihan makanan yang disajikan  Variasi menu makanan

 Makanan yang disajikan sesuai dengan gambar pada menu 3. Penelitian terhadap Perceived Quality menunjukkan bahwa:

 Pernyataan-pernyataan yang dapat diterima, dimana konsumen puas dengan performansi Waroeng Steak and Shake adalah:

 Kecepatan penyajian makanan  Kebersihan pelayan rumah makan  Papan nama rumah makan yang jelas

 Lokasi rumah makan berada di pinggir jalan  Ketepatan penyajian makanan

 Memiliki fasilitas pembayaran dengan kartu kredit dan debit  Kerapihan pelayan rumah makan

 Kemudahan konsumen menjangkau rumah makan

 Lokasi rumah makan dapat dilalui oleh kendaraan umum/pribadi

 Keasrian lingkungan restoran

 Pembagian kuadran berdasarkan matrix IPA:

 Kuadran I, dimana tingkat kepentingan dan tingkat performansi Waroeng Steak and Shake berada di atas rata-rata. Sehingga pihak perusahaan perlu mempertahankan performansinya agar tetap dapat memenuhi kepentingan konsumen:

o Kebersihan wastafel

o Harga yang sesuai dengan kualitas minuman o Kelengkapan alat makan


(18)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-4

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha o Kebersihan makanan yang disajikan

o Kebersihan alat makan

o Kesesuaian harga di bon dengan daftar menu o Jumlah meja dan kursi yang memadai

o Harga yang sesuai dengan kualitas makanan o Kebersihan toilet

o Tempat parkir yang luas o Keramahan pelayan

o Harga makanan yang sebanding dengan rumah makan sejenis

o Tempat parkir yang aman

o Ketepatan dalam perhitungan total biaya yang harus dibayar

o Porsi sesuai dengan harga o Variasi menu makanan o Kecepatan pelayanan

o Kebersihan minuman yang disajikan

o Minuman yang disajikan sesuai dengan gambar pada menu

o Makanan yang disajikan sesuai dengan gambar pada menu

o Variasi menu makanan

o Kecepatan penyajian makanan

 Kuadran II, dimana tingkat kepentingan konsumen terhadap Waroeng Steak and Shake di atas rata-rata namun tingkat performansinya di bawah rata-rata. Sehingga, atribut-atribut tersebut menjadi skala prioritas utama perusahaan untuk diperbaiki:

o Desain interior yang menarik o Kelengkapan bumbu


(19)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-5

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha o Pendingin ruangan (ac/kipas angin) yang berfungsi

dengan baik

o Ketanggapan pelayan terhadap konsumen

 Kuadran III, dimana tingkat kepentingan dan tingkat performansi Waroeng Steak and Shake di bawah rata-rata. Sehingga atribut-atribut di atas dapat dilakukan peningkatan performansi atau tidak perlu peningkatan performansi yang telah ada tergantung pada nilai kepentingan dan performansi dari suatu variabel:

o Besarnya potongan harga pada hari-hari tertentu o Kemenarikan promosi melalui spanduk besar o Sarana hiburan (musik) yang berfungsi dengan baik o Tingkat pencahayaan ruangan yang baik

o Kursi tunggu untuk waiting list yang memadai o Kecepatan hotspot/wifi

o Besarnya potongan harga untuk pembelian minimum o Kemenarikan promosi di media cetak

 Kuadran IV, dimana tingkat kepentingan konsumen terhadap Waroeng Steak and Shake di bawah rata-rata namun tingkat performansinya di atas rata-rata atau dilaksanakan dengan berlebihan. Sehingga lebih baik pihak perusahaan mengalokasikan sumber dayanya untuk kuadran II terlebih dahulu:

o Penyajian makanan yang menarik o Penyajian minuman yang menarik

o Pengetahuan pelayan restoran terhadap menu makanan o Kebersihan pelayan rumah makan

o Papan nama rumah makan yang jelas

o Lokasi rumah makan berada di pinggir jalan o Ketepatan penyajian makanan


(20)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-6

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha o Memiliki fasilitas pembayaran dengan kartu kredit dan

debit

o Kerapihan pelayan rumah makan

o Kemudahan konsumen dalam menjangkau rumah makan o Keasrian lingkungan restoran

4. Penelitian terhadap Brand Loyalty menunjukkan bahwa:  Switcher sebanyak 42%

Habitual Buyer sebanyak 8% Satiesfied Buyer sebanyak 30% Liking the Brand sebanyak 14% Committed Buyer sebanyak 31%

3. Cara Meningkatkan Komponen – Komponen Brand Equity 1. Brand Awareness

Komponen Brand Awareness dapat dibangun dengan melancarkan promosi terutama berdasarkan target pasar yang ditetapkan, yaitu:

 Membuat promosi seperti, mengajak 3 orang kerabat atau anggota keluarga maka mendapatkan 1 porsi steak dengan membagikan brosur ke lingkungan kampus.

 Waroeng Steak and Shake turut aktif di media sosial karena di jaman era modern ini media sosial sangat ampuh dalam mempromosikan suatu jasa atau produk

2. Brand Association

Komponen Brand Association dapat dibangun dengan cara:

 Membuat suatu ikatan langsung yang kuat antara Waroeng Steak and Shake terhadap kesan yang ingin disampaikan kepada konsumen lewat produk dan jasa yang ditawarkan, degan mengadakan event-event seperti Waroeng Steak and Shake goes to campus sehingga secara tidak langsung konsumen akan lebih sadar


(21)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-7

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha akan kesan yang ingin disampaikan dan bisa lebih merasakan kesan tersebut.

3. Perceived Quality

Komponen perceived quality dapat dibangun dengan cara:

 Melakukan perbaikan atau peningkatan terhadap setiap elemen atribut yang ada seperti perbaikan terhadap kualitas jasa maupun produk yang ditawarkan kepada konsumen, terutama perbaikan yang disesuaikan pada usulan prioritas perbaikan yang ada, yaitu:

1) Desain interior WS perlu direnovasi kembali dan diberikan properti yang menambah keindahan atau kecantikan suatu ruangan.

2) Kelengkapan bumbu harus dijaga setiap saat dengan meng-stock sebanyak estimasi konsumen yang datang setiap bulannya dan dipesan saat sudah mencapai titik reoder point. 3) Rasa yang minuman yang disajikan, seperti milkshake harus

dibuat dengan fresh milk bukan dengan susu bubuk instant. 4) Pendingin ruangan harus dikontrol setiap hari apakah befungsi

dengan baik atau tidak.

5) Ketanggapan pelayan perlu ditingkatkan dengan diberikan training setiap bulannya.

6) Kebersihan wastafel harus dijaga dengan membuat jadwal piket.

7) Harga yang sesuai dengan kualitas minuman, jadi perlu mendatangkan bahan minuman yang terjamin mutunya. 8) Kelengkapan alat makan harus terjaga dengan maksimal

dengan meng-stock untuk 1 bulan kedepan dan dipesan bila persediaan sudah mencapai titik reorder point.

9) Rasa makanan disajikan perlu diatasi dengan memilih bahan-bahan makanan sesuai standar yang ada.


(22)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-8

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 10)Kebersihan makanan yang disajikan perlu dilakukan

pengawasan secara berkala dalam proses pembuatan makanan. 11)Kebersihan alat makan harus terjaga setiap saat dengan cara memberikan arahan kepada pelayan untuk selalu memeriksa alat makan sebelum diberikan kepada konsumen.

12)Ketidaksesuaian harga di bon dengan daftar menu akibat kesalahan pelayan, maka dari itu perlu diberikan pelatihan agar mempunyai kinerja yang lebih baik lagi.

13)Jumlah meja dan kursi makan harus tersedia saat di jam-jam ramai dengan mensiasati membersihkan meja pada konsumen yang sudah selesai makan.

14)Harga yang sesuai dengan kualitas makanan, jadi perlu ditingkatkan dari segi keempukan daging, rasa bumbu, dsb. 15)Kebersihan toilet harus terus terjaga kebersihannya dengan

membuat jadwal piket untuk setiap harinya.

16)Tempat parkir yang luas sangat dibutuhkan, maka dari itu perlu membeli lahan kosong di sebelah WS atau memanfaatkan ruas jalan.

17)Keramahan pelayan perlu ditingkatkan dengan diberikan pelatihan dan sanksi apabila tertangkap tidak ramah.

18)Harga makanan yang sebanding rumah makan sejenis dengan menyesuaikan kembali harga yang ada.

19)Tempat parkir yang aman perlu ditingkatkan dengan memasang beberapa kamera CCTV.

20)Ketepatan dalam perhitungan total biaya yang harus dibayar harus dijaga dengan cara selalu mengulang pesanan yang dipesan.

21)Porsi sesuai dengan harga, perlu mengkaji ulang pemberian harga atau memperbanyak porsi sesuai harga jual yang diberikan.


(23)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-9

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 22)Variasi menu minuman, perlu inovasi untuk membuat

menu-menu minuman baru agar konsumen tidak jenuh.

23)Kecepatan pelayanan, perlu diberikan pelatihan secara rutin agar potensi yang ada bisa dimaksimalkan dengan baik. 24)Kebersihan minuman yang disajikan, pelayan harus selalu

mengecek minuman sebelum disajikan kepada konsumen apakah bersih atau tidak.

25)Makanan yang disajikan sesuai dengan gambar pada menu, tidak perlu pengeditan gambar yang berlebihan biarkan gambar pada menu makanan tampak sesuai dengan aslinya. 26)Minuman yang disajikan juga harus sesuai dengan gambar

pada menu, tidak tidak perlu pengeditan gambar yang berlebihan agar tidak mengecewakan konsumen.

27)Variasi menu makanan, perlu ide-ide kreatif agar mempunyai menu makanan yang bervariasi.

28)Sarana hiburan (musik) perlu dilakukan pengecekan secara berkala agar sound system untuk selalu berfungsi dengan baik. 29)Tingkat pencahayaan ruangan, perlu ditambah jumlah lampu yang ada atau mengganti dengan lampu yang intensitasnya lebih besar.

30)Kursi tunggu untuk waiting list bila penuh harus bisa menyediakan kursi tunggu tambahan yang bisa diletakkan di lahan parkir.

31)Penyajian makanan yang menarik, perlu ditingkatkan dengan memberi hiasan-hiasan makanan tujuannya untuk mempercantik suatu makanan.

32)Penyajian minuman yang menarik, perlu ditingkatkan dengan memberi hiasan minuman seperti lemon, strawberi, dsb. 33)Pengetahuan pelayan terhadap menu makanan perlu

ditingkatkan dengan cara menyeleksi pelayan baru dengan tes pengetahuan makanan.


(24)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-10

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 34)Kecepatan penyajian makanan sudah sangat baik dan perlu

dipertahankan dengan memberikan pelatihan yang rutin sehingga kinerja pelayan menjadi konsisten.

4. Brand Loyalty

Komponen Brand Loyalty dapat dibangun dengan cara:

 Memberikan diskon khusus kepada orang-orang yang makan sekeluarga. Yang dimaksud diskon khusus ini yaitu dengan memberikan potongan harga sebesar 30% dengan syarat pembelian minimum yang ditentukan oleh pihak manajemen sendiri.

6.2Saran

Beberapa saran yang diajukan penulis untuk penelitian lebih lanjut adalah: 1. Sebaiknya penelitian dilakukan pada Waroeng Steak and Shake seluruh

cabang Indonesia.

2. Sebaiknya penelitian dilakukan dengan membandingkan kelebihan dan kelemahan Waroeng Steak and Shake dengan pesaing-pesaingnya.


(25)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Aaker, David A.; ”Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name”, The Free Press, New York, 1991.

2. Keller, Kevin Lane; “Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity, 2ndEdition”, Prentice-Hall, New Jersey, 2003. 3. Kotler, Philip A., et.al.; “Marketing Management: An Asian Perspective, 3rd

edition”, Prentice-Hall, Singapore, 2003

4. Durianto, Darmadi, Sugiarto, Tony Sitinjak.; ”Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.

5. Muis, R.; “Diktat Kuliah Analisis Data Statistik, Bandung, 2004.

6. Sugiyono; ”Metode Penelitian Bisnis”, CV Alfabeta, Bandung, 2003.

7. Walpole, R. E.; “Pengantar Statistika”, Edisi 3, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995.


(1)

o Memiliki fasilitas pembayaran dengan kartu kredit dan debit

o Kerapihan pelayan rumah makan

o Kemudahan konsumen dalam menjangkau rumah makan o Keasrian lingkungan restoran

4. Penelitian terhadap Brand Loyalty menunjukkan bahwa:  Switcher sebanyak 42%

Habitual Buyer sebanyak 8% Satiesfied Buyer sebanyak 30% Liking the Brand sebanyak 14% Committed Buyer sebanyak 31%

3. Cara Meningkatkan Komponen – Komponen Brand Equity 1. Brand Awareness

Komponen Brand Awareness dapat dibangun dengan melancarkan promosi terutama berdasarkan target pasar yang ditetapkan, yaitu:

 Membuat promosi seperti, mengajak 3 orang kerabat atau anggota keluarga maka mendapatkan 1 porsi steak dengan membagikan brosur ke lingkungan kampus.

 Waroeng Steak and Shake turut aktif di media sosial karena di jaman era modern ini media sosial sangat ampuh dalam mempromosikan suatu jasa atau produk

2. Brand Association

Komponen Brand Association dapat dibangun dengan cara:

 Membuat suatu ikatan langsung yang kuat antara Waroeng Steak and Shake terhadap kesan yang ingin disampaikan kepada konsumen lewat produk dan jasa yang ditawarkan, degan mengadakan event-event seperti Waroeng Steak and Shake goes to campus sehingga secara tidak langsung konsumen akan lebih sadar


(2)

akan kesan yang ingin disampaikan dan bisa lebih merasakan kesan tersebut.

3. Perceived Quality

Komponen perceived quality dapat dibangun dengan cara:

 Melakukan perbaikan atau peningkatan terhadap setiap elemen atribut yang ada seperti perbaikan terhadap kualitas jasa maupun produk yang ditawarkan kepada konsumen, terutama perbaikan yang disesuaikan pada usulan prioritas perbaikan yang ada, yaitu:

1) Desain interior WS perlu direnovasi kembali dan diberikan properti yang menambah keindahan atau kecantikan suatu ruangan.

2) Kelengkapan bumbu harus dijaga setiap saat dengan meng-stock sebanyak estimasi konsumen yang datang setiap bulannya dan dipesan saat sudah mencapai titik reoder point. 3) Rasa yang minuman yang disajikan, seperti milkshake harus

dibuat dengan fresh milk bukan dengan susu bubuk instant. 4) Pendingin ruangan harus dikontrol setiap hari apakah befungsi

dengan baik atau tidak.

5) Ketanggapan pelayan perlu ditingkatkan dengan diberikan training setiap bulannya.

6) Kebersihan wastafel harus dijaga dengan membuat jadwal piket.

7) Harga yang sesuai dengan kualitas minuman, jadi perlu mendatangkan bahan minuman yang terjamin mutunya. 8) Kelengkapan alat makan harus terjaga dengan maksimal

dengan meng-stock untuk 1 bulan kedepan dan dipesan bila persediaan sudah mencapai titik reorder point.

9) Rasa makanan disajikan perlu diatasi dengan memilih bahan-bahan makanan sesuai standar yang ada.


(3)

10)Kebersihan makanan yang disajikan perlu dilakukan pengawasan secara berkala dalam proses pembuatan makanan. 11)Kebersihan alat makan harus terjaga setiap saat dengan cara memberikan arahan kepada pelayan untuk selalu memeriksa alat makan sebelum diberikan kepada konsumen.

12)Ketidaksesuaian harga di bon dengan daftar menu akibat kesalahan pelayan, maka dari itu perlu diberikan pelatihan agar mempunyai kinerja yang lebih baik lagi.

13)Jumlah meja dan kursi makan harus tersedia saat di jam-jam ramai dengan mensiasati membersihkan meja pada konsumen yang sudah selesai makan.

14)Harga yang sesuai dengan kualitas makanan, jadi perlu ditingkatkan dari segi keempukan daging, rasa bumbu, dsb. 15)Kebersihan toilet harus terus terjaga kebersihannya dengan

membuat jadwal piket untuk setiap harinya.

16)Tempat parkir yang luas sangat dibutuhkan, maka dari itu perlu membeli lahan kosong di sebelah WS atau memanfaatkan ruas jalan.

17)Keramahan pelayan perlu ditingkatkan dengan diberikan pelatihan dan sanksi apabila tertangkap tidak ramah.

18)Harga makanan yang sebanding rumah makan sejenis dengan menyesuaikan kembali harga yang ada.

19)Tempat parkir yang aman perlu ditingkatkan dengan memasang beberapa kamera CCTV.

20)Ketepatan dalam perhitungan total biaya yang harus dibayar harus dijaga dengan cara selalu mengulang pesanan yang dipesan.

21)Porsi sesuai dengan harga, perlu mengkaji ulang pemberian harga atau memperbanyak porsi sesuai harga jual yang diberikan.


(4)

22)Variasi menu minuman, perlu inovasi untuk membuat menu-menu minuman baru agar konsumen tidak jenuh.

23)Kecepatan pelayanan, perlu diberikan pelatihan secara rutin agar potensi yang ada bisa dimaksimalkan dengan baik. 24)Kebersihan minuman yang disajikan, pelayan harus selalu

mengecek minuman sebelum disajikan kepada konsumen apakah bersih atau tidak.

25)Makanan yang disajikan sesuai dengan gambar pada menu, tidak perlu pengeditan gambar yang berlebihan biarkan gambar pada menu makanan tampak sesuai dengan aslinya. 26)Minuman yang disajikan juga harus sesuai dengan gambar

pada menu, tidak tidak perlu pengeditan gambar yang berlebihan agar tidak mengecewakan konsumen.

27)Variasi menu makanan, perlu ide-ide kreatif agar mempunyai menu makanan yang bervariasi.

28)Sarana hiburan (musik) perlu dilakukan pengecekan secara berkala agar sound system untuk selalu berfungsi dengan baik. 29)Tingkat pencahayaan ruangan, perlu ditambah jumlah lampu yang ada atau mengganti dengan lampu yang intensitasnya lebih besar.

30)Kursi tunggu untuk waiting list bila penuh harus bisa menyediakan kursi tunggu tambahan yang bisa diletakkan di lahan parkir.

31)Penyajian makanan yang menarik, perlu ditingkatkan dengan memberi hiasan-hiasan makanan tujuannya untuk mempercantik suatu makanan.

32)Penyajian minuman yang menarik, perlu ditingkatkan dengan memberi hiasan minuman seperti lemon, strawberi, dsb. 33)Pengetahuan pelayan terhadap menu makanan perlu


(5)

34)Kecepatan penyajian makanan sudah sangat baik dan perlu dipertahankan dengan memberikan pelatihan yang rutin sehingga kinerja pelayan menjadi konsisten.

4. Brand Loyalty

Komponen Brand Loyalty dapat dibangun dengan cara:

 Memberikan diskon khusus kepada orang-orang yang makan sekeluarga. Yang dimaksud diskon khusus ini yaitu dengan memberikan potongan harga sebesar 30% dengan syarat pembelian minimum yang ditentukan oleh pihak manajemen sendiri.

6.2Saran

Beberapa saran yang diajukan penulis untuk penelitian lebih lanjut adalah: 1. Sebaiknya penelitian dilakukan pada Waroeng Steak and Shake seluruh

cabang Indonesia.

2. Sebaiknya penelitian dilakukan dengan membandingkan kelebihan dan kelemahan Waroeng Steak and Shake dengan pesaing-pesaingnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Aaker, David A.; ”Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a

Brand Name”, The Free Press, New York, 1991.

2. Keller, Kevin Lane; “Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity, 2ndEdition”, Prentice-Hall, New Jersey, 2003. 3. Kotler, Philip A., et.al.; “Marketing Management: An Asian Perspective, 3rd

edition”, Prentice-Hall, Singapore, 2003

4. Durianto, Darmadi, Sugiarto, Tony Sitinjak.; ”Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.

5. Muis, R.; “Diktat Kuliah Analisis Data Statistik, Bandung, 2004. 6. Sugiyono; ”Metode Penelitian Bisnis”, CV Alfabeta, Bandung, 2003.

7. Walpole, R. E.; “Pengantar Statistika”, Edisi 3, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995.