ANALISIS NILAI PENGALAMAN BERBELANJA ONLINE MELALUI EXPERIENTIAL MARKETING : Survei pada Pembeli di Situs Tokobagus.com dan Tokopedia.com.

(1)

ANALISIS NILAI PENGALAMAN BERBELANJA ONLINE MELALUI EXPERIENTIAL MARKETING ONLINE

(Survei pada pembeli pada situs Tokobagus.com dan Tokopedia.com)

TESIS

Oleh :

CHRISTIANINGRUM NIM. 1009693

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Experiential Marketing (Survei pada Pembeli di Situs Tokobagus.com dan Tokopedia.com), di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Agus Rahayu, MP dan Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., MM

Kondisi ekonomi global Dunia sedang mengalami penurunan. Penurunan kondisi global tidak membawa perubahan besar bagi Indonesia. BPS menyatakan bahwa perekonomian Indonesia tumbuh dan akan terus meningkat selama Tahun 2012. Perkembangan kondisi global Indonesia ini mengakibatkan negara-negara maju mulai tertarik untuk melakukan investasi di Indonesia. Alasannya ialah pertumbuhan ekonomi yang baik dan lanskap penggunaan internet di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang baik, sehingga mengembangkan dan menginvestasikan dana yang dimiliki akan memungkinkan pertumbuhan ekonomi negaranya menjadi lebih baik. Meningkatnya penggunaan internet membuat perubahan besar, banyak industri offline mulai beralih ke online. Ini menimbulkan permasalahan tersendiri bagi situs-situs perdagangan yang ada. Situs yang sedang berkembang adalah Tokobagus dan Tokopedia. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menciptakan keputusan pembelian adalah dengan memberikan penawaran terbaik bagi konsumen dengan memberikan pengalaman yang unik dan berkesan. Pengalaman pelanggan dapat diciptakan dengan experiential

marketing. Schmitt(1999) mengemukakan bahwa experiential marketing akan bisa

menciptakan experience. Experience yang positif akan mampu menciptakan keputusan pembelian. Responden dalam penelitian ini adalah pembeli di situs Tokobagus dan Tokopedia. Metode yang digunakan adalah explanatory survey dan deskriftif survey. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara penciptaan nilai pengalaman berbelanja online melalui experiential marketing terhadap keputusan pembelian, Untuk mengukur pengaruh variabel tersebut digunakan metode partial least square. Dari hasil penelitian experiential marketing yang dilaksanakan melalui dimensi sense, feel, think, act dan relate memiliki pengaruh yang positif untuk menciptakan nilai pelanggan dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Think (66,787%) , Relate (11,790%), Act

(10,698%) memberikan pengaruh signifikan terhadap terciptanya nilai pengalaman

pelanggan. Kontribusi terbesar dalam penciptaan keputusan pembelian dibentuk oleh konstrak Think (29,505%), Nilai Pengalaman Pelanggan (28,120%), sense (12,946%), relate (11,503%), Act sebesar (9,792%), sedangkan feel tidak berpengaruh signifikan dan hanya memberikan kontribusi sebesar 8,134%. Hal yang perlu ditingkatkan Tokobagus dan Tokopedia yaitu dengan memperbaiki design dan tampilan situs supaya lebih menarik perhatian, sehingga bisa merangsang emosi seseorang dan menimbulkan keinginan untuk membeli produk. Tampilan sebaiknya di design dengan unik agar mampu dengan mudah di ingat pembeli.

Kata Kunci : Experiential Marketing, Nilai Pengalaman Berbelanja Online, Keputusan Pembeli


(3)

Experiential Marketing (Survey on Buyer of Tokobagus.com and Tokopedia.com), supervisors: Prof. Dr. H. Agus Rahayu, MP and Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., MM World global economy is in decline. The decline in global conditions does not bring a big change for Indonesia. BPS predicts that Indonesia's economy will grow and continue to increase during 2012. The Indonesia's developments lead the Industries countries interested

to invest in Indonesia. It is due to Indonesia’s economic growth and landscape of Internet

usage is good, therefore, developing and investing their funds will improve their country's economy. The increased use of the Internet brings major changes that causing many industries began to move from offline to online. It poses new problems for the existed commerce sites to compete. Recently, there are several popular commercial sites, e.g., Tokobagus and Tokopedia. One of the efforts made to create a purchasing decision is to provide the best deals for consumers by delivering a unique and memorable experience. Customer experience can be created with experiential marketing. Schmitt (1999) suggested that experiential marketing can be used to create the experience. A positive experience will create a positive buying decision. Respondents in this study are the buyers on the sites of Tokopedia and Tokobagus. The study used methods of descriptive and explanatory surveys. The hypothesis of this study is whether a positive effect between online shopping experience of value creation through experiential marketing on purchase decisions, to measure the effect of the variable by using partial least square method. From the study results conducted through experiential marketing with dimension of feel, think, act and relate, which the dimensions

have positive influence to create customer value and significantly influence the customers’

purchasing decisions. Think (66.787%), Relate (11.790%), Act (10.698%) a significant effect on the creation of value for the customer experience. The largest contribution in the creation of purchasing decisions shaped by Think construct (29.505%), Value Customer Experience (28.120%), sense (12.946%), relate (11.503%), Act of (9.792%), whereas no significant feel and just give contribution of 8.134%Several things to do by Tokopedia and Tokobagus are improving the design and appearance of the sites in order to attract more attention; therefore, it can stimulate emotions and create the desire to buy the product. The layout should be designed uniquely in order to be easily remembered by the buyer.

Keywords: Experiential Marketing, Online Shopping Experience Value, Decision Buyers


(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Kondisi global dunia saat ini sedang mengalami kemerosotan. Keadaan perekonomian negara-negara berkembang mengalami ketidakseimbangan akibat kondisi ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Bahkan International

Monetary Fund (IMF) menyatakan kondisi ekonomi dunia akan semakin

memburuk pada kuartal II, dikarenakan kondisi Eropa yang semakin memburuk. Perekonomian dunia hanya akan tumbuh sebesar 3,5 persen pada tahun 2012, atau turun 0,1 persen dari perkiraan pada bulan April 2012. Sementara pada tahun 2013, perekonomian dunia akan tumbuh 3,9 persen, turun 0,2 persen dibanding estimasi sebelumnya. (World Economic Outlook, Oktober 2012).

Menurunnya perekonomian negara berkembang serta melemahnya negara-negara maju di Eropa, Amerika dan Jepang juga turut mempengaruhi negara-negara disekitarnya. Permasalahan ini tidak memberikan dampak yang besar bagi Indonesia. Berita resmi terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia triwulan III -2012 tumbuh solid 6,17 %. Pertumbuhan yang tetap berada pada kisaran 6 persen ini melanjutkan kinerja positif triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut–turut sebesar 6,3 persen dan 6,4 persen. Secara triwulanan, perekonomian pada triwulan III juga tumbuh sebesar 3,21 persen dibanding triwulan sebelumnya. Dengan kinerja pertumbuhan yang relatif stabil ini, kalangan ekonom memprediksi ekonomi Indonesia tahun


(5)

2012 akan tumbuh pada kisaran 6,2-6,3 persen. Sedikit di bawah target APBN 2012 yaitu sebesar 6,5 persen, capaian pertumbuhan pada kisaran 6,3 persen merupakan sebuah prestasi yang patut diapresiasi karena dicapai pada saat perekonomian global mengalami perlambatan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap stabil di tengah perlambatan ekonomi global di dorong oleh tingginya permintaan domestik yang berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi. Sementara kinerja ekspor impor mengalami penurunan sebagai akibat perlambatan ekonomi di negara-negara tujuan utama ekspor. Pada triwulan III-2012, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 2,3% dibanding triwulan sebelumnya. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ini diprediksi akan berlanjut pada triwulan IV 2012 sebagai dampak dari adanya siklus tahunan perayaan Hari Natal dan Tahun Baru yang secara historis memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap peningkatan daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.

Membaiknya persepsi pasar, perbaikan daya beli masyarakat, dan stabilnya kondisi makro ekonomi diperkirakan akan melanjutkan pertumbuhan PMTB pada triwulan IV 2012 untuk berada pada kisaran 10–11% seperti halnya triwulan III 2012. Apabila kecenderungan perbaikan pertumbuhan investasi ini dapat dipertahankan, maka investasi akan menjadi salah satu komponen utama pendorong pertumbuhan ekonomi 2012, menggantikan kinerja ekspor yang saat ini mengalami perlambatan.

Prediksi tersebut didasarkan atas perkembangan positif data-data terkait investasi, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Sisi kuantitas menunjukkan


(6)

kinerja penanaman modal langsung yang di-release oleh BKPM menunjukkan angka yang menggembirakan. Pada triwulan III, realisasi penanaman modal langsung mencapai Rp. 81,8 triliun, meningkat 6,4 persen dibanding triwulan II 2012, dan meningkat sebesar 25,1 persen dibandingkan triwulan I 2011. Secara kumulatif realisasi investasi pada Januari–September 2012 mencapai Rp. 229,9 triliun, meningkat 27,0 persen dari Januari–September 2011 sebesar Rp. 181,0 triliun. Artinya realisasi investasi sampai dengan September 2012 telah mencapai 81,09 persen dari target tahun 2012 sebesar Rp 283,5 triliun. Dengan situasi makro ekonomi yang relative stabil, target investasi 2012 diperkirakan akan terlewati.

Perkembangan kondisi global dan terjaganya komponen-komponen pertumbuhan menempatkan Indonesia pada posisi yang kuat dalam ekonomi global. Dalam konteks regional kawasan Asia Tenggara, pertumbuhan ekonomi Indonesia paling tinggi dibanding negara lain dalam kelompok ASEAN 5 (Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Vietnam) yang diprediksi hanya tumbuh 5,4 persen. Dalam kawasan Asia, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya di bawah China, dan bahkan mampu melampaui India. (http: //www. setkab. go.id / artikel -6342-. html).

Perkembangan kondisi global Indonesia ini mengakibatkan negara-negara maju mulai tertarik untuk melakukan investasi di Indonesia. Selain alasan perumbuhan ekonomi yang baik, alasan lainnya yaitu lanskap penggunaan internet di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang baik dibandingkan dengan penggunaan internet dinegara mereka sendiri, sehingga mengembangkan dan


(7)

menginvestasikan dana yang dimiliki akan memungkinkan pertumbuhan ekonomi negaranya menjadi lebih baik. Adapun pertumbuhan jumlah pengguna internet di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1.1 di bawah ini.

GAMBAR 1.1

PERTUMBUHAN PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA 2010-2012

Gambar 1.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah pengguna Internet di Indonesia yaitu sebesar 61 juta orang, atau meningkat 6 juta dari tahun sebelumnya. Penetrasi pengguna internet di Indonesia yaitu 23,5% pada tahun 2012 dan hanya mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sebesar 22,4%. Meskipun pertumbuhan jumlah pengguna internet di Indonesia tidak meningkat drastis seperti tahun sebelumnya, akan tetapi terjadi


(8)

peningkatan jumlah pengguna aktif yang menggunakan internet lebih dari 3 jam perhari yaitu sebesar 40% dari total pengguna internet di Indonesia, meningkat 15% dari tahun sebelumnya yang hanya 25% total pengguna internet.

Peningkatan jumlah pemakaian internet ini mengindikasikan bahwa internet sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. masyarakat yang sudah mengenal internet akan selalu menggunakan internet dalam setiap aktifitasnya, Termasuk dalam aktifitas berbelanja.

Sebuah survei dan wawancara mengenai perilaku berbelanja online yang menggunakan 7373 reponden yang berasal dari 14 negara menunjukkan kecenderungan konsumen menggunakan internet untuk berbelanja online. Survei tersebut dilakukan di 25 negara dengan periode antara 5 Desember 2011 hingga 6 Februari 2012. Laporan untuk Kawasan Asia/Pasifik-Thailand, Cina, Jepang, Korea, Australia, Malaysia, Selandia Baru, Taiwan, Vietnam, Hong Kong, Indonesia, Singapura, India dan.( http: //www .marketing .co .id / blog /2012 /06 /18 / meningkatnya-pertumbuhan-belanja-online-di-pasar-negara-berkembang/).

Hasil survei mengenai belanja online dan minat beli, menunjukkan bahwa gap tersebut terus menyempit di Kawasan Asia/Pasifik antara negara-negara maju dan negara-negara yang tengah berkembang. Thailand berada di posisi pertama sebagai negara dengan angka belanja online tertinggi (80%). Sementara itu, pada indeks kecenderungan untuk melakukan belanja online dalam enam bulan ke depan, Indonesia mengalami peningkatan 10% dibandingkan tahun sebelumnya dengan (77%), sedangkan Thailand dan Cina (93%), diikuti oleh Korea (84%),


(9)

Malaysia (79%), Vietnam menunjukkan minat berbelanja online yang cukup tinggi (87%) yang bisa dilihat pada Gambar 1.2 di bawah ini

GAMBAR 1.2 PERSENTASE BELANJA ONLINE TAHUN 2012

Secara keseluruhan, peningkatan terbesar dalam hal berbelanja online terjadi di Thailand (13%), Australia (+10%), Indonesia (+15%), Selandia Baru (+9), dan Filipina (+15). Sedangkan penurunan tercatat pada India (-14%), Singapura (-10%), dan Korea (-17%), meskipun negara-negara yang mengalami penurunan tersebut masih memiliki minat yang cukup tinggi untuk melakukan pembelian secara online. Selain kenaikan 15% pengakses internet di Indonesia untuk keperluan berbelanja online, terlihat pula peningkatan yang substansial atas transaksi online yang terjadi dalam tiga bulan terakhir. Persentase responden yang mengakses internet untuk berbelanja online mencapai 57%, meningkat dari 42% pada tahun sebelumnya. Sejumlah 77% responden Indonesia melakukan setidaknya satu kali pembelian online dalam tiga bulan terakhir saat survei dilakukan, naik dari angka 56% di tahun sebelumnya. Peluang seperti inilah yang coba diraih oleh maju seperti Eropa, Amerika dan Jepang untuk berinvestasi di Indonesia.


(10)

(http://www.marketing.co.id/blog/2012/06/18/meningkatnya-pertumbuhan-belanja-online-di-pasar-negara-berkembang/)

Meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia diikuti dengan pertumbuhan toko online di Indonesia. Jumlah toko online terus meningkat di Indonesia sejak lima tahun lalu. Internet sudah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia, di tunjukkan oleh semakin banyaknya jumlah pengakses internet lewat smartphone, yang sudah mencapai lebih dari 60 juta. Internet saat ini sudah merupakan kebutuhan pokok, masyarakat dapat memperoleh berbagai macam informasi seperti berbelanja online, online banking, online marketing, online affiliate, sosialisasi online, kuliah online juga online advertising. Sebanyak 77% responden Indonesia menunjukkan kecenderungan untuk melakukan belanja online.Merupakan peluang besar sehingga banyak masyarakat yang mulai mengembangkan segala sesuatu dengan sistem online. Inilah yang mengakibatkan industri online mulai tumbuh dan berkembang dengan pesat setiap tahunnya. (http://www.marketing.co.id/blog/2012/06/18).

Iim Fahima Jachja, praktisi informasi dan teknologi dari Virtual Consulting menyatakan bahwa selama tahun 2010, transaksi online yang terjadi di Indonesia mencapai 3,4 juta USD. Sampai Agustus 2012 jumlah tersebut meningkat hingga 4,1 juta USD. Hal ini menunjukkan pasar toko online di Indonesia lumayan besar, walaupun belum sebesar pasar toko offline yang sudah mencapai lebih dari 6 juta USD pada Agustus 2012. (http ://m .readersdigest .co.id/article/mobArticleDetail.aspx?mc=004&smc=001&ar=76, 14 September 2012).


(11)

Pertumbuhan pasar toko online disertai dengan tumbuhnya situs-situs belanja online di Indonesia. Adapun 8 situs belanja online terpopuler di Indonesia bisa dilihat dalam Tabel 1.1 di bawah ini

TABEL 1.1

8 SITUS BELANJA ONLINE POPULER DI INDONESIA MENURUT PERINGKAT ALEXA

No Nama Situs

1 Rakuten Belanja Online

2 Multiply

3 Kaskus

4 Tokobagus

5 Kutukutubuku.com

6 Disdus

7 Dealkeren

8 Tokopedia

Sumber: http://www.techinasia.com/popular-online-shopping-platforms-in-indonesia/

Tabel 1.1 di atas memperihatkan 8 situs yang paling populer di indonesia berdasarkan peringkat Alexa. Sebenarnya banyak situs jual beli yang ada di Indonesia, Tetapi situs Jual beli populer yang menjual beraneka ragam barang didominasi oleh Tokobagus dan Tokopedia. Dua situs jual beli ini memiliki kemiripan mengenai jenis produk yang dijual dan memiliki kesamaan karakteristik. Berkembangnya jual beli online ini sendiri dikarenakan kebutuhan dan gaya hidup konsumen dan pelaku bisnis yang menginginkan sesuatu dengan praktis. Pola pemikiran ini meningkatkan perkembangan bisnis online di Indonesia. Mereka lebih memilih menjual dan membeli barang hanya dengan duduk di depan komputer dan mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan mudah dan cepat.

Peningkatan jumlah penjual secara online secara tidak langsung mempengaruhi kecenderungan terhadap keputusan pembelian dari masyarakat.


(12)

Konsumen semakin dimanjakan dengan banyaknya pilihan produk, penjual dan alternatif harga yang ditawarkan. Persaingan seperti ini membuat keputusan pembelian juga berubah. Begitupula yang terjadi dengan Tokobagus dan Tokopedia. Hal ini merupakan masalah serius bagi keberlangsungan situs.

Tokobagus.com targetkan transaksi penjualan hingga 300 persen dari posisi saat ini sebesar Rp 1,4 triliun per bulan pada tahun 2012. Tokobagus juga mengharapkan peningkatan sebesar 30-50% transaksi mereka. Tujuan akhirnya agar memantapkan posisinya sebagai market leader di industri jual beli online di Indonesia. Sedangkan Tokopedia terus berusaha menjadi penyedia layanan mall online terbaik dan terbesar di Indonesia.

Tokobagus dan Tokopedia harus berusaha lebih keras agar bisa mencapai target yang diinginkan, terlebih dengan banyaknya pesaing baru yang muncul yang bisa menggagalkan pencapaian tersebut. Untuk bisa mencapai targetan, Tokobagus dan Tokopedia harus memiliki strategi yang baik yang bisa mendukung situs supaya bisa mencapai tujuannya.

Tokobagus menerapkan beberapa strategi untuk mencapai tujuannya. Beberapa strategi itu antara lain meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan terhadap terhadap transaksi yang dilakukan dengan menerapkan transaksi zero mistake. Hal ini dilakukan karena semakin banyaknya transaksi penipuan yang terjadi. Selain itu Tokobagus juga memperbaiki tampilan estalase tampilan barang agar terlihat lebih menarik. Tokobagus juga menerapkan pengawasan terhadap iklan yang dipasang serta menetapkan standar mutu bagi setiap transaksi yang berlangsung.


(13)

Tokopedia memiliki strategi yang berbeda dalam mencapai tujuannya. Tokopedia memiliki jenis rekening escrow yang memastikan bahwa setiap transaksi di Tokopedia adalah aman dan penipuan tidak akan terjadi. Ini bisa meningkatkan kenyamanan dalam melakukan belanja online. Selain itu Tokopedia menambahkan beberapa kebijakan baru dalam ketentuan upload produk yaitu penutupan permanen kategori Adult. Ini menempatkan Tokopedia sebagai Mall online untuk segala umur. Tokopedia juga melakukan kampanye anti CD/DVD bajakan, strategi lain yang akan diterapkan pada akhir tahun 2012 Tokopedia menjanjikan akan meluncurkan mobile-site yang lebih baik dibanding mobile-site saat ini. Akhir tahun ini, situs tokopedia akan lebih mudah diakses lewat Blackberry, Android maupun iPhone. Hal ini bertujuan agar transaksi bisa semakin mudah dan menyenangkan.

Untuk bisa memberikan pengalaman yang menyenangkan, Tokobagus dan Tokopedia harus memiliki strategi yang berbeda dibandingkan dengan situs lain. Pembeli akan mudah mengingat apabila situs bisa memberikan pengalaman menyenangkan. Pengalaman menyenangkan bisa diciptakan melalui penerapan experiential marketing.

Experiential marketing diterapkan di Tokobagus dan Tokopedia. Mereka berusaha untuk memasuki tempat khusus dalam konsumen yang ada hubungannya dengan pikiran inspiratif tentang kenyamanan dan kesenangan, serta menginspirasikam kepraktisan. Pemasar harus memiliki pemahaman yang kuat pada pola pikir dari target audiens yang ingin dituju, dan dengan memahami apa yang konsumen cenderung pikir dan rasakan, maka akan memungkinan untuk


(14)

mendapatkan ide tentang bagaimana mengarahkan pelanggan ke arah yang akan berhubungan dengan produk, dan menarik individu untuk bertindak atas dorongan untuk membeli. Adapun tujuan dari experiential marketing adalah untuk membangun hubungan sedemikian rupa sehingga konsumen merespon penawaran produk didasarkan pada tingkat respons emosional dan rasional.

Implementasi experiential marketing di Tokobagus bisa dilihat dari penggunaan unsur-unsur visual yang kuat yang ditunjukkan dalam tampilan design, penataan produk yang menarik, pemilihan warna situs, juga penetapan warna dan bentuk logo dari Tokobagus itu sendiri. Selain itu Tokobagus juga menyediakan beraneka ragam produk supaya pembeli mendapatkan sensasi menyenangkan ketika berbelanja. Dengan penerapan hal ini diharapkan akan bisa menciptakan customer experinece, hubungan antara produk dan konsumen menjadi kokoh yang dapat membantu untuk membuat barang atau jasa yang lebih diingat dalam setiap kesempatan.

Penerapan experiential marketing di Tokopedia terlihat dari pemilihan warna dan logo. Logo Tokopedia yaitu gambar keranjang belanja dan tulisan Tokopedia dengan warna hijau. Pemilihan logo dan warna ini bertujuan agar dapat lebih masuk ke dalam experiential marketing. Tampilan penataan produk yang teratur, pengelompokkan kategori yang sesuai, juga kemudahan dalam transaksi penjualan adalah hal yang ditonjolkan dari Tokopedia. Penerapan experiential

marketing pada akhirnya diharapkan akan mampu menciptakan pengalaman yang

mengesankan, menimbulkan memori yang positif sehingga pembeli akan mudah mengingat Tokopedia sebagai salah satu situs belanja yang menyenangkan.


(15)

Selain hal diatas, Tokobagus dan Tokopedia juga memberikan experience yang berbeda dengan situs lainnya. Untuk menciptakan experience Tokopedia dan Tokobagus mengkomunikasikan dan menggambarkan dengan baik tentang produk yang mereka jual. Untuk produk ponsel misalnya, mereka menuliskan spesifikasi dan fitur jelas produknya. Kelebihan dan kekurangan serta menyertakan video mengenai ponsel tersebut. Pada produk parfum mereka menyertakan komposisi yang terkandung di dalamnya, aroma dan jenis wangi yang akan muncul apabila digunakan. Hal seperti inilah yang membuat pembeli merasakan experience, dan seolah merasakan atau memegang langsung produk yang mereka lihat tersebut. Penciptaan experiential marketing pada situs online ini diharapkan akan mampu menciptakan nilai pengalaman pelanggan. Nilai pengalaman pelanggan diciptakan supaya situs lebih mudah diingat dan menciptakan sensasi yang berbeda yang dirasakan oleh pelanggan. Experiential marketing memegang peranan untuk menciptakan pengalaman pelanggan. Dengan menarik bagi semua indera, dan membuat koneksi dengan cepat dan mulus, pendekatan atas tugas pemasaran ini dapat memastikan bahwa bisnis masih dapat menarik dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Memberikan pengalaman pelanggan yang baik baik secara online merupakan suatu keharusan. Karena sebuah penelitian yang dirilis oleh

MarketTools pada tahun 2011 menunjukkan, 60 persen konsumen mengatakan

bahwa mereka lebih sering berbelanja di website tertentu karena pengalaman

(experience) belanja yang menyenangkan. Pengalaman (Experience) adalah


(16)

Pengalaman atau experience melibatkan seluruh dalam setiap peristiwa kehidupan. Dengan kata lain, sebagai perusahaan harus menata lingkungan yang benar untuk pelanggan dan apa sebenarnya yang diinginkan pelanggan. Pengalaman atau experience pada umumnya bukan dihasilkan atas diri sendiri tapi bersifat membujuk pada atau secara psikologi pengalaman adalah sesuatu hal yang terjadi tanpa unsur kesengajaan (Schmitt 1999:60).

Adapun penciptaan experience tersebut bisa mengarah pada indera pada dimensi sense yaitu meningkatkan nilai konsumen melalui penglihatan, suara, sentuhan. Pengalaman feel yang mengarahkan perasaan dari dalam pada konsumen dan emosi, nilai konsumen diciptakan melalui pengalaman efektif yang diarahkan pada perasaan positif dihubungkan dengan merek (yaitu untuk mereka yang tidak terlibat, merek grosir atau servis atau produk industri) untuk emosi yang kuat terhadap kenikmatan dan kebanggaan. Pengalaman think dalam intelektual: menciptakan nilai konsumen, menciptakan pengalaman act untuk perilaku dan gaya hidup, menciptakan nilai yang memprlihatkan suatu gaya hidup alternative atau cara alternatif dalam menjalankan bisnis.Pengalaman relate yang memuat pengalaman sosial. Sekaligus menciptakan nilai untuk konsumen dengan memberikan identitas sosial. Penciptaan nilai pengalaman pelanggan melalui

experiential marketing ini pada akhirnya diharapkan akan mampu mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen.

Mengingat pentingnya keputusan pembelian dalam pelaksanaan bisnis online serta penerapan experientiel marketing online yang mampu menciptakan nilai pengalaman pelanggan, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan


(17)

penelitian dengan judul “Analisis Nilai Pengalaman Berbelanja Online Melalui Experiential Marketing (Survei pada Pembeli di Situs Tokobagus.com dan

Tokpoedia.com)”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut, menurunnya perekonomian di dunia membawa dampak positif bagi Indonesia. Negara berkembang seperti Amerika dan Jepang tertarik untik melakukan investasi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan internet di Indonesia setiap tahunnya. Ini merupakan peluang untuk mengembangkan usaha di Indonesia. Perkembangan zaman yang semakin maju juga diikuti dengan perkembangan teknologi dan peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun merupakan peluang bagi perusahaan untuk memperkenalkan produk dan jasa kepada masyarakat melalui sistem penjualan online.

Salah satu permasalahan yang timbul dari hal ini adalah munculnya persaingan antar penjual online yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian di situs online. Semakin banyak yang berjualan online, maka semakin banyak pilihan yang muncul yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian produk. Suatu situs jual beli harus memiliki keunikan dibandingkan situs jual beli lainnya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pembeda atau pengalaman kepada pelanggan. Permasalahan ini pula yang dialami oleh 2 situs jual beli populer di Indonesia yaitu Tokobagus dan Tokopedia.


(18)

Untuk bisa menarik perhatian pelanggan, suatu situs jual beli Tokobagus dan Tokopedia harus bisa memberikan pengalaman (experience) yang menyenangkan bagi pelanggan. Salah satu cara untuk menciptakan pengalaman bagi pelanggan yaitu dengan memberikan keunikan atau memberikan kesan yang menyenangkan dibenak pelanggan. Hal ini dilakukan dengan penerapan experiential marketing online. Penerapan experiential marketing online bisa membantu situs jual beli untuk menciptakan kesan dan pengalaman yang menyenangkan di benak pelanggan.

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah, maka yang menjadi tema sentral dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Kondisi Global dunia sedang mengalami kemerosotan. Keadaan perekonomia negara berkembang menjadi tidak stabil Akan tetapi perekonomian Indonesia tidak terlalu berpengaruh. Perekonomian Indonesia relatif lebih stabil karena peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi. Banyak negara tertarik melakukan investasi di Indonesia, hal ini karena perekonomian Indonesia relatif lebih stabil dan lanskap penggunaan internet meningkat. Peningkatan jumlah pengguna internet mengakibatkan meningkatnya transaksi online, hal ini menyebabkan bertambahnya jumlah toko online. Salah satu cara berjualan online yang digunakan adalah dengan memasarkan produk melalui situs jual beli. Tokobagus dan Tokopedia adalah situs jual beli yang populer di Indonesia. Salah satu permasalahan yang timbul di situs jual beli adalah tentang keputusan pembelian. Keputusan pembelian bisa dipengaruhi oleh banyak


(19)

hal, salah satu hal yang mempengaruhi adalah dengan menciptakan nilai pengalaman pelanggan. Nilai pengalaman berbelanja online bisa diciptakan dengan menerapkan experiential marketing.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1) Bagaimana experiential marketing di Tokobagus dan Tokopedia

2) Bagaimana Nilai Pengalaman berbelanja onlinediTokobagus dan Tokopedia 3) Bagaimana Keputusan Pembelian di Tokobagus dan Tokopedia

4) Bagaimana penerapan experiential marketing berpengaruh dalammenciptakan nilai pengalaman belanja online dan dampaknya terhadap keputusan pembelian di Tokobagus dan Tokopedia

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan Tentang:

1) Bagaimana experiential marketing di Tokobagus dan Tokopedia

2) Bagaimana Nilai Pengalaman berbelanja onlinediTokobagus dan Tokopedia 3) Bagaimana Keputusan Pembelian di Tokobagus dan Tokopedia

4) Bagaimana penerapan experiential marketing berpengaruh dalam menciptakan nilai pengalaman belanja online dan dampaknya terhadap keputusan pembelian di Tokobagus dan Tokopedia


(20)

1.5Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu Manajemen khususnya pada Ilmu Manajemen Pemasaran, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru dalam aspek strategi pemasaran yang menyangkut pengaruh experiential marketing online dalam penciptaan nilai pengalaman pelanggan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam mengembangkan teori pemasaran.

2) Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu untuk memberikan masukan bagi perusahaan untuk dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk mempengaruhi keputusan pembelian di masa yang akan datang.

3) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi atau acuan dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai pengaruh penciptaan nilai pengalaman berbelanja online melalui


(21)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai Penciptaan Nilai pengalaman berbelanja online melalui Experiential Marketing Online serta Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian di Situs Jual Beli Online. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) adalah (X) yang meliputi sense, feel, Think, Act dan Relate, Nilai pengalaman berbelanja online (Y) yang meliputi Emotional value, Social value, Quality/performance value, dan Price/value of maney. Experiential Marketing. Variabel terikat (dependent variable) adalah Proses Keputusan Pembelian (Z) yang terdiri dari persepsi, motivasi, personaliti, sikap dan emosi.

Penelitian ini dilakukan terhadap pembeli di situs jual beli yaitu pada Tokobagus.com dan Tokopedia.com. Berdasarkan objek penelitian, maka akan dianalisis mengenai Penciptaan Nilai pengalaman berbelanja online melalui

Experiential Marketing Online serta Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian di

Situs Jual Beli Online.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka pendekatan yang digunakan menurut Husein Umar (2008:45) cross sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam penelitian yang


(22)

menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di lapangan.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Sugiyono (2010:11) menjelaskan

bahwa, “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain”. Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran secara keseluruhan mengenai penciptaan nilai pengalaman berbelanja online dan experiential marketing terhadap proses keputusan pembelian di situs jual beli online.

Adapun Penelitian verifikatif diterangkan oleh Suharsimi Arikunto(2009:8),

“penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis

yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Pengujian hipotesis tersebut menggunakan perhitungan-perhitungan statistik”. Dalam penelitian ini akan diuji mengenai kebenaran hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan, mengenai Penciptaan Nilai pengalaman berbelanja online melalui Experiential Marketing Online serta Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian di Situs Jual Beli Online.


(23)

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Kerlinger yang dikutip oleh Sugiyono (2010:17) yang dimaksud dengan metode survei adalah:

Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.

Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang akan diteliti yang bersifat saling mempengaruhi. Dalam hal ini, variabel-variabel tersebut juga dapat disebut sebagai

objek penelitian. Suharsimi Arikunto (2009:96), menjelaskan bahwa, “Variabel

adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:58) “Variabel penelitian pada dasarnya

adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Dalam suatu penelitian agar bisa dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi Experiential Marketing


(24)

(X) yang meliputi sense, feel, Think, Act dan Relate. Nilai pengalaman berbelanja online (Y) yang meliputi Emotional value, Social value, Quality/performance value, dan Price/value of maney. Variabel terikat (dependent variable) adalah Proses Keputusan Pembelian (Y) yang terdiri dari persepsi, motivasi, personaliti, sikap dan emosi. Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 3.1 di bawah ini

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel Sub

Variabel

Konsep Variabel/ Definisi

Indikator Ukuran Skala No

Item

1 2 3 4 5 6 7

Experiential Marketing (X) Schmitt 1999 Sense (X1) Bagian dari experiential marketing yang di laksanakan untuk mengikat panca indera konsumen dan memberikan kesan keindahan, kesenangan, kecantikan dan kepuasan melalui stimulasi sensori. Pengalaman yang mengikat panca indera melalui:

Design dan tampilan

Logo dan Identitas Perusahaan

Tata letak

dan tampilan produk

Kemudahan Dalam Mengakses Website

Alternatif Pilihan Produk

Layanan Penjualan

Kesan mengenai kinerja situs jual beli

Upaya menciptakan pengalaman online dengan menggunakan panca indra manusia, meliputi:

Design dan tampilan situs jual beli

Tampilan Logo dan Identitas Perusahaan

Tata letak

dan tampilan produk

Kemudahan Dalam Mengakses Website

Alternatif Pilihan Produk

Layanan Penjualan

Kesan mengenai kinerja situs jual beli

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 1 2 3 4 5 6 7


(25)

Variabel Sub Variabel

Konsep Variabel/ Definisi

Indikator Ukuran Skala No

Item

1 2 3 4 5 6 7

Ketepatan Produk dan waktu pengiriman

Kesan Saat

meninggalkan website

Ketepatan Produk dan waktu pengiriman

Kesan Saat meninggalkan website Ordinal Ordinal 8 9

Feel (X2) Kinerja produk/jasa

dalam menyentuh perasaan/emosi dengan sasaran membangkitkan pengalaman afektif

Pengalaman yang mengikat panca indera melalui:

 Pemilihan tampilan toko online

Tampilan produk

 Logo dan Identitas perusahaan

Kesesuaian pengelompokan produk

Alternatif produk

Kesigapan pelayanan

Perasaan saat meninggalkan situs

Tingkat aktivitas untuk menciptakan pengalaman tak terlupakan:

 Saat melihat Design dan tampilan situs jual beli

Saat melihat Tata letak dan tampilan produk

Saat melihat Logo dan Identitas perusahaan

Perasaan saat melihat kesesuaian pengelompokkan produk

Perasaan saat melihat banyaknya alternatif produk

Perasaan saat merasakan

kesigapan pelayanan

Perasaan saat meninggalkan situs Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 10 11 12 13 14 15 16 Think (X3)

Bagian dari

experiential

Pengalaman untuk menciptakan image

Pengalaman untuk menciptakan image


(26)

Variabel Sub Variabel

Konsep Variabel/ Definisi

Indikator Ukuran Skala No

Item

1 2 3 4 5 6 7

marketing yang

dilaksanakan untuk menciptakan image positif perusahaan

positif konsumen melalui

Identitas perusahaan

Kemudahan untuk bertransaksi

Alternatif produk yang ditawarkan

Promosi situs jual beli di media lain

Layanan penjualan

Kinerja situs jual beli

Pemikiran Saat

meninggalkan website

positif konsumen melalui:

Pemikiran saat melihat Identitas perusahaan

Pemikiran saat melihat Kemudahan untuk bertransaksi

Pemikiran saat melihat banyaknya alternatif produk yang ditawarkan

Penilaian tentang promosi situs jual beli di media lain

Pemikiran saat melihat layanan penjualan

Penilaian mengenai kinerja situs jual beli

Pemikiran Saat meninggalkan website Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 17 18 19 20 21 22 23

Act (X4) Bagian dari

experiential

marketing yang

dilaksanakan dengan memberikan

penawaran menarik kepada konsumen untuk melakukan pembelian

Upaya yang dilakukan untuk memberikan penawaran menarik kepada konsumen agar melakukan pembelian

Mencari informasi mengenai produk

Mencari produk di situs jual beli saat anda membutuhkan

Upaya yang dilakukan untuk memberikan penawaran menarik kepada konsumen

agar melakukan

pembelian

Anda akan mencari informasi mengenai produk di situs jual beli

Anda akan mencari di situs jual beli saat anda membutuhkan

Ordinal

Ordinal

24


(27)

Variabel Sub Variabel

Konsep Variabel/ Definisi

Indikator Ukuran Skala No

Item

1 2 3 4 5 6 7

produk

Menceritakan tentang situs kepada orang lain

Mengikuti Event yang diadakan situs jual beli

produk

Anda menceritakan tentang situs jual beli kepada orang lain

Mengikuti Event yang diadakan situs jual beli Ordinal Ordinal 26 27 Relate (X5)

Bagian dari

experiential

marketing yang

ditujukan untuk menjalin hubungan dengan konsumen dan menawarkan gaya hidup serta identitas sosial kepada konsumen.

Upaya yang dilakukan

untuk menjalin

hubungan dengan

konsumen dan

menawarkan gaya hidup serta identitas sosial:

Keinginan untuk menjadi pelanggan

Keinginan untuk menjadi member

Bergabung di komunitas situs jual beli

Merekomendasikan kepada orang lain

Upaya yang dilakukan

untuk menjalin

hubungan dengan

konsumen dan

menawarkan gaya hidup serta identitas sosial:

Anda ingin menjadi pelanggan di situs Jual beli

Anda ingin menjadi member di situs jual beli

Anda bergabung di komunitas situs jual beli

Anda

Merekomendasikan situs jual beli kepada orang lain  Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 28 29 30 31 Nilai pengalaman berbelanja online (Y) Emotional value

Utilitas yang

berasal dari

perasaaan atau afektif/emosi positif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi


(28)

Variabel Sub Variabel

Konsep Variabel/ Definisi

Indikator Ukuran Skala No

Item

1 2 3 4 5 6 7

produk . Sweeney and Soutar dalam Tjiptono

(2005:298) Social

value

utilitas yang

didapat dari

kemampuan

produk untuk

meningkatkan konsep diri sosial konsumen.

Sweeney and

Soutar dalam

Tjiptono (2005:298)

Utilitas yang didapat dari mengkonsumsi produk :

 Nilai sosial yang didapat dari

mengkonsumsi produk

Kemampuan produk untuk menciptakan nilai sosial bagi yang mengkonsumsinya

Utilitas yang didapat dari mengkonsumsi produk :

Produk yang akan dibeli membuat prestise anda meningkat

Anda akan bangga bisa menggunakan produk tersebut Ordinal Ordinal 35 36 Quality/pe rformance value

utilitas yang didapatkan dari produk karena reduksi biaya jangka pendek dan jangka panjang.

Sweeney and

Soutar dalam

Tjiptono (2005:298)

Utilitas yang

didapatkan dari produk:

Kineja Produk

Kualitas yang didapatkan dari produk

Utilitas yang

didapatkan dari produk:

Produk yang akan anda beli

memberikan manfaat yang maksimal

Harga yang akan anda bayarkan jauh lebih murah dari kualitas yang anda terima Ordinal Ordinal 33 37 Price/valu

e of

maney

utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap kinerja yang yang diharapkan dari produk atau jasa.

Utilitas persepsi terhadap kinerja dari produk:

Harapan akan kinerja produk

Utilitas persepsi terhadap kinerja dari produk:

Anda akan merasa puas dengan kinerja produk


(29)

Variabel Sub Variabel

Konsep Variabel/ Definisi

Indikator Ukuran Skala No

Item

1 2 3 4 5 6 7

Sweeney & Soutar dalam Tjiptono (2005:298)

Keputusan Pembelian online (Z) (Alan D. Smith,

William T. Rupp,

(2003),"Strate gic online customer decision making: leveraging the transformatio nal power of the Internet", Online

Information Review, Vol. 27)

Psycologi cal faktor. Yang meliputi persepsi, motivasi, personaliti , sikap dan

emosi.

Proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya

rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu

motivasi merupak an sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal tertentu

Merasa ingin memiliki produk karena pengaruh dari orang lain seperti teman teman, melihat iklan televisi atau bahkan model yang berperan di iklan yang ditonton.

adalah perasaan-perasaan intens

Perasaan ingin memiliki

produk karena

dorongan dari luar :

Tertarik membeli saat melihat produk

Tampilan produk

Anda penasaran sehingga membeli suatu produk

Rekomendasi dari orang lain

Iklan di Televisi

Produk akan bermanfaat untuk anda

Anda membeli produk karena rekan anda juga membelinya

Rekomendasi dari

Perasaan ingin

memiliki produk karena dorongan dari luar :

Anda merasa tertarik untuk membeli saat melihat produk

Tampilan produk yang menarik akan membuat anda membeli

Anda penasaran sehingga membeli suatu produk

Anda akan membeli produk karena rekomendasi dari orang lain

Anda akan membeli produk karena iklan di Televisi

Anda akan membeli produk karena yakin produk akan

bermanfaat untuk anda

Anda akan membeli produk karena rekan anda juga

membelinya

Anda akan membeli produk karena Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 38 39 40 41 42 43 44 45


(30)

Variabel Sub Variabel

Konsep Variabel/ Definisi

Indikator Ukuran Skala No

Item

1 2 3 4 5 6 7

yang ditujukan kepada sesorang atau sesuatu

orang lain rekomendasi dari

orang lain Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2012

3.2.3 Jenis Dan Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan sumber data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Menurut Riduwan (2010:106) data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu: data primer dan data sekunder menurut Sugiyono (2010:137) menjelaskan bahwa :

1. Data Primer

Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. (Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada responden langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara maupun penyebaran kuesioner kepada sumber data).

2. Data Sekunder

Sumber sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. (Data sekunder adalah data yang dikumpulkan atau hasil penelitian pihak lain. Adapun data sekunder dari penelitian ini adalah data pendukung dari buku lain yang diperoleh penulis yang dianggap relevan dengan topik penelitian).

Menurut Malhotra (2009:120-121) mengungkapkan definisi-definisi data primer dan sekunder, antara lain:


(31)

a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu survei pada pembeli di situs Tokobagus dan Tokopedia.

b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat serta tidak mahal. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

Untuk penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil penelitian secara empirik melalui penyebaran kuesioner kepada pembeli di situs jual beli sebagai Responden. Sedangkan sumber data sekunder diantaranya diperoleh dari jurnal-jurnal ilmiah, artikel-artikel majalah, internet dan sumber informasi lainnya.

Secara lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan dalam Tabel 3.2.

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No. Jenis Data Sumber Data Kategori

Data

1 Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia


(32)

No. Jenis Data Sumber Data Kategori Data

2012

2 Persentase belanja online tahun 2012

Mastercard worldwide online

shoping 2012 Sekunder

3 8 situs balanja online di indonesia

www.itechinasia.com Sekunder

Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2012

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel 3.2.4.1Populasi

Dalam melakukan penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting guna mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek penelitian. Data tersebut digunakan untuk mengambil keputusan untuk

menguji hipotesis. Uma Sekaran (2009:121) mengemukakan bahwa “Populasi

mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin penelitiinvestigasi”. Menurut Husein Umar (2008:137) “Populasi adalah kumpulan elemen yang mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel”.

Menurut Sugiyono (2010:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Sedangkan Maholtra (2009:369) berpendapat:

Suatu populasi adalah total dari semua elemen yang terdiri dari berbagai perangkat karakteristik. setiap proyek riset pemasaran memiliki populasi yang didefinisikan unik untuk dijelaskan dalam istilah parameter. Tujuan dari proyek


(33)

riset pemasaran yang paling adalah untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik atau parameter dari suatu populasi.

Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian.

Berdasarkan pengertian populasi di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Member situs jual beli Tokobagus.com dan Tokopedia.com. Pada Tabel 3.3 berikut ini merupakan rincian jumlah member Tokobagus.com dan Tokopedia.com tahun 2012

TABEL 3.3

JUMLAH MEMBER SITUS TOKOBAGUS.COM DAN TOKOPEDIA.COM TAHUN 2012

Nama Situs Jumlah Member

Tokobagus.com 3.294.071

Tokopedia.com 56538

Sumber : Modifikasi dari internet 2012 3.2.4.2Sampel

Untuk mengambil sampel yang representatif dan mewakili, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel. Menurut Sugiyono (2010:116) menyatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Salah satu syarat dalam

penarikan sampel bahwa sampel itu harus bersifat representative, artinya sampel yang digunakan harus mewakili populasi. Menurut Suharismi Arikunto (2010:131)


(34)

Sedangkan menurut Naresh K. Malhotra (2009:364) berpendapat bahwa:

“Sampel adalah sub-kelompok populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n.

Pada penelitian ini, tidak mungkin semua populasi dapat diteliti oleh penulis, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga dan keterbatasan waktu yang tersedia. Oleh karena itu, peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Seperti pendapat Sugiyono (2010:116), yang menyatakan bahwa :

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008:141), yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelongaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam


(35)

pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

2 1 Ne

N n

 

Dimana :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karen kesalahan sampel yang dapat ditolerir (e = 0,1%)

Dalam mendapatkan populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut :

n =

n =

n =

n = n =

n = 99,996964 n = 100


(36)

3.2.4.3Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Sugiyono (2010:91) mengemukakan bahwa:

“Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel”. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik tertentu. Menurut Arikunto (2010:111) teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Menurut Maholtra (2009:375) “Sebuah teknik sampling dapat diklasifikasikan sebagai non probabilitas dan probabilitas”. Sampel probability merupakan sampel dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel sedangkan sampel nonprobability kebalikan dari probability dimana setiap elemen atau populasi tidak memiliki peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat objektif.

Sampel probability memiliki empat jenis teknik penarikan yaitu Simple

Random Sampling, Sistematic Sampling, Stratification Sampling dan Cluster

Sampling. Sedangkan sampel nonprobability memiliki tiga jenis teknik penarikan yaitu Convinience Sampling, Pur Setelah memperoleh data dari responden yang


(37)

merupakan populasi penelitian, penulis mengambil sampel berdasarkan teknik simple random sampling.

Menurut Ruth McNeil (2005:296) Simple Random Sampling adalah satu set dimana setiap individu atau unit memiliki kemungkinan untuk inklusi (diperhitungkan dan kemungkinan semua terpilih). Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena itu hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik penelitian seperti berikut :

1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, makalah, situs web-site, majalah guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari nilai pengalaman berbelanja online, experiential marketing dan keputusan pembelian.

2. Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan secara online kepada pembeli di situs jual beli Tokobagus dan Tokopedia. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran indikator dari variabel Experiential Marketing (X), Nilai Pengalaman


(38)

Berbelanja Online (Y)dan Variabel keputusan pembelian (Z). Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat.

Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut: a) Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.

b) Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.

c) Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala interval. 3. Studi Literatur

Studi literature merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari Experiential Marketing (X), Nilai pengalaman berbelanja online (Y)dan Variabel keputusan pembelian (Z). Studi literature tersebut didapat dari berbagai sumber, yaitu: a) Perpustakaan b) Skripsi, c) Jurnal ekonomi dan Bisnis, d) Media cetak (majalah) e) media Elektronik (Internet).

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas


(39)

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan suatu instrumen. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168):

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.

Pendapat lebih jelas diungkapkan oleh Asep Hermawan (2006:211) ”Validitas data merupakan suatu proses penentuan apakah suatu wawancara dalam survei atau

observasi dilakukan dengan benar dan bebas dari bias”.

Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

 

  )} ( ( }{ ) ( ) ( { ) )( ( ) ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n

rxy (Suharsimi Arikunto 2006:170)

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

X = Jumlah skor dalam distribusi X

Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

2

X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

2


(40)

n = Banyaknya responden

Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.4 di bawah ini.

TABEL 3.4

KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Agak Rendah

0,60 – 0,799 Cukup

0,80 – 1,000 Tinggi

Sumber: Sugiyono (2006:183)

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolok ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf signifikan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :

; db = n-2 (Suharsimi Arikunto, 2006:157)

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:

r n r t

  

1 2


(41)

1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikasi α

= 0,05.

2. Jika thitung > ttabel maka soal tersebut valid.

3. Jika thitung < ttabel maka soal tersebut tidak valid.

Pada penelitian ini yang diuji adalah validitas dari instrumen program experiential marketing yang terdiri dari sense, feel, think,act dan relate serta validitas nilai pelanggan yang terdiri dari emotional value, social value, quality/performance value, price/value of maney dan validitas keputusan pembelian.

3.2.6.2Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan tertentu (Suharsimi Arikunto, 2006:247)

Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas


(42)

dalam penelitian ini menggunakan uji Cronbach’s Alpha karena alternatif jawaban pada instrumen penelitian lebih dari dua. Rumusnya adalah sebagai berikut:

               

2

2 11 1 1 t b s s k k

r (Husein Umar, 2008:170)

Di mana:

11

r : reliabilitas instrumen k : banyak butir pertanyaan

2 t

s : deviasi standar total

2

b

s : jumlah deviasi standar butir

Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian tiap butir, kemudian jumlahkan seperti yang dipaparkan berikut ini. Rumus deviasi standar yang digunakan adalah sebagai berikut

1 ) ( 2 2 2      n n X X

s (Husein Umar, 2008:172)

Di mana:

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan) Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:


(43)

1. Jika koefisien internal seluruh item (ri)  r tabel dengan tingkat signifikasi 5% maka

item pertanyaan dikatakan reliabel.

2. Jika koefisien internal seluruh item (ri) r tabel dengan tingkat signifikasi 5% maka

item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

3.2.7Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah dan menganalisis data dalam rangka pengujian hipotesis. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan.

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Menyusun data

Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, serta mengecek kelengkapan data yang diisi oleh responden untuk mengetahui karakteristik responden digunakan rumus persentase sebagai berikut:

% =

N n

X 100


(44)

n = nilai yang diperoleh N = jumlah seluruh nilai 100 = konstanta

2. Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang terkumpul

3. Tabulasi data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Memberi skor pada setiap item. Salah satu persyaratan dalam menggunakan skala ordinaladalah peringkat jawaban diberikan skor antara 1 sampai dengan 5. Setiap variabel yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan ke dalam lima alternatif jawaban (numerical scale), di mana setiap option terdiri dari lima kriteria skor sebagai berikut:

TABEL 3.5

SKOR ALTERNATIF JAWABAN Alternatif

Jawaban

Sangat Tinggi

Cukup Tinggi

Tinggi Tidak Tinggi

Sangat Tidak Tinggi

Positif 5 4 3 2 1

Sumber: Modifikasi dari Uma Sekaran (2006:51)

b. Menjumlahkan skor pada setiap item


(45)

d. Menganalisis dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari perhitungan statistik. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan verifikatif.

3.2.7.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis deskriptif bertujuan untuk mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikansinya (Sugiyono, 2006:144). Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendiskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:

1. Analisis Deskriptif experiential Marketing

experiential Marketing yang diteliti terfokus pada sub variabel yang terdiri atas lima dimensi antara lain: sense, feel, think, act, relate (Schimt, 1999:73)

2. Analisis Deskriptif nilai pengalaman berbelanja online yang terdiri dari Emotional value, social value, quality/performance value, price/value of maney (Sweeney dan Soutar dalam Tjiptono 2005:298)

3. Analisis Deskriptif Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang diteliti berkaitan dengan faktor psikologis yang meliputi Persepsi, motivasi, personaliti, sikap dan emosi (Alan d Schmitt, customer decision making vol 7)


(46)

Melalui analisis deskriptif, maka dapat diketahui:

1. Tanggapan responden terhadap sense Tokobagus dan Tokopedia 2. Tanggapan responden terhadap feel Tokobagus dan Tokopedia 3. Tanggapan responden terhadap think Tokobagus dan Tokopedia 4. Tanggapan responden terhadap act Tokobagus dan Tokopedia 5. Tanggapan responden terhadap relate Tokobagus dan Tokopedia 6. Nilai pengalaman berbelanja online di Tokobagus dan Tokopedia

7. Bagaimana keputusan pembelian di situs Tokobagus dan Tokopedia dilihat dari segi psikologi responden.

3.2.7.2Analisis Verifikatif Menggunakan Partial Least Square

Analisis verifikatif bertujuan untuk menguji hipotesis suatu variabel. Teknik analisis data yang digunakan yaitu untuk melihat pengaruh experiential merketing (X) yang terdiri dari sense, feel, think, act dan relate dan nilai pengalaman berbelanja online (Y) yang terdiri dari emotional value, social value, quality/performance value, price/value of maney terhadap Keputusan pembelian (Z). Proses untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yang digunakan adalah metode analisis verifikatif, maka dilakukan analisis Partial least square (PLS). Dalam hal ini analisis jalur digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen (X1, X2, X3,

X4, X5.) dan Nilai pengalaman berbelanja online (Y) dengan variabel dependen (Z)


(47)

Peneliti menggunakan bantuan program software XLSTAT pada Microsoft Office Excel untuk proses pengolahan data. Adapun langkah-langkah dalam analisis dengan partial Least square adalah merancang model struktural (Inner model). Pada tahap ini peneliti memformulasikan hubungan antar konstrak. Setelah itu peneliti mendefinisikan model pengukuran (outer model). Pada tahap ini peneliti mendefinisikan dan menspesifikasi hubungan konstrak laten dengan indikatornya, apakah bersifat reflektif ataupun formatif. Adapun cara menentukan arah hubungan yaitu:

1. Arah hubungan kausalitas antara konstruk dalam indikator. Indikator yang dibuat merupakan indikator yang mendefinisikan karakteristik konstrak atau manifestasi dari konstrak. Dalam model reflektif, indikator merupakan manifestasi dari konstrak. Perubahan pada konstrak akan mempengaruhi indikator sebaliknya perubahan indikator tidak akan mempengaruhi konstrak. 2. Sifat interchangeability antara indikator. Pada model reflektif antara indikator

memiliki sifat interchangebility. Menghilangkan salah satu indikator dalam model reflektif tidak akan mengurangi content dari konstrak dan sebaliknya menghilangkan salah satu indikator akan mengubah makna atau content dari konstrak

3. Membuat diagram jalur antar variabel. Fungsinya adalah memvisualisasikan hubungan antar indikator dengan konstraknya


(48)

5. Selanjutnya adalah estimasi model

6. Evaluasi model meliputi evaluasi model pengukuran dan evaluasi model struktural

7. Interpretasi model. Interpretasi ini berdasarkan pada hasil model yang dibangun peneliti

3.2.8 Rancangan Pengujian Hipotesis

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan menurut Sugiyono (2006:188) ialah:

Jika F hitung≥ F tabel, maka H0 ditolak X artinya berpengaruh terhadap Y

Hi diterima artinya X berpengaruh terhadap Y

Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima artinya X tidak berpengaruh terhadap Y

Hi ditolak artinya X tidak berpengaruh terhadap Y

Pengujian secara individual dengan uji t Tolak H0 jika t hitung≥ t(mendekati100%)(n k 1)

Terima H0 jika t hitung < t(mendekati100%)(n k 1)

Dimana : ) 1 ( ) (

1 2 ( 1, 2)        k n C C C R t jj ij ii X X Y i YX i YX  

t mengikuti distribusi t student dengan derajat kebebasan n-k-1.

Sesuai dengan kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan menurut Sugiyono (2008:185) yaitu:


(49)

Jika thitung≥ ttabel, maka H0ditolak dan H1 diterima

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

H0:=0 artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara penciptaan nilai pengalaman berbelanja online melalui experiential marketing terhadap keputusan pembelian

H0: >0 terdapat pengaruh yang positif antara penciptaan nilai pengalaman

berbelanja online melalui experiential marketing terhadap keputusan pembelian

Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel X, Y dengan variabel Z maka digunakan klasifikasi koefisien korelasi yang disajikan pada Tabel 3.6 berikut ini.

TABEL 3.6

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.00-0.199 Sangat rendah

0.20-0.399 Rendah

0.40-0.599 Sedang


(50)

0.80-1.000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2008:214)

Selanjutnya untuk menafsirkan sejauh mana pengaruh Experiential marketing terhadap loyalitas pengunjung digunakan pedoman interpretasi koefisien penentu dalam tabel. Nilai koefisien penentu berada di antara 0-100%. Jika nilai koefisien semakin mendekati 100% berarti semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin mendekati 0 berarti semakin lemah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sehingga dibuat pedoman interpretasi koefisien penentu dalam Tabel 3.7 sebagai berikut.

TABEL 3.7

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN DETERMINASI

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0-19.99% Sangat lemah

20%-39.99% Lemah

40%-59.99% Sedang

60%-79.99% Kuat

80%-100% Sangat kuat


(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui analisis deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan Partial least square, maka berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Experiential marketing pada Tokobagus dan Tokopedia menunjukkan bahwa

pada dimensi sense ternyata alternatif pilihan produk paling menyentuh panca indera, di mana Tokobagus dan Tokopedia menawarkan berbagai jenis kategori produk yang dikelompokkan menurut jenisnya, sehingga dirasakan yang paling menyentuh panca indera pelanggan. Pada dimensi feel, yang paling menggugah perasaan member adalah tata letak dan tampilan produk. Tata letak yang sistematis dan tampilan produk yang menarik membuat pembelimerasa senang dan nyaman melakukan transaksi di Tokobagus dan Tokopedia. Penilaian tentang promosi situs jual beli dinilai paling tinggi dalam dimensi think, di promosi yang di lakukan melalui iklan di website lain, bahkan Tokopedia menimbulkan pemikiran positif bagi yang melihatnya.melakukan promosi di bioskop atau Tokobagus melakukan promosi melalui media televisi dinilai paling baik sehingga pembeli memberikan penilaian positif. Sedangkan pada dimensi act menyatakan bahwa pembeli akan mencari di situs jual beli Tokobagus dan Tokopedia apabila mereka membutuhkan produk. Kemudahan yang ditawarkan, banyaknya variasi produk, serta tampilan dan tata letak


(1)

157

Christianingrum, 2013

Analisis Nilai Pengalaman Berbelanja Online Melalui Experiential Marketing

membuat pembeli akan cenderung mencari di situs Tokobagus dan Tokopedia apabila mereka membutuhkan produk tertentu.

2. Pada penciptaan nilai pengalaman pelanggan, yang memperoleh skor terbesar adalah pembeli merasa puas dengan produk yang dibelinya. Adanya kepuasan terhadap produk yang di eli menimbulkan keinginan untuk melakukan pembelian kembali.

3. Keputusan Pembelian di Tokobagus dan Tokopedia Tinggi. Pada keputusan pembelian nilai tertinggi di peroleh pada item pertanyaan membeli produk karena rekan juga membelinya. Ini menunjukkan keputusan pembelian tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dari luar akan tetapi faktor dari dalam juga sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

4. Experiential marketing berpengaruh terhadap nilai pengalaman pelanggan. konstrak think, act dan relate berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pengalaman pelanggan, sedangkan sense dan feel tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pengalaman pelanggan.

5. Experiential marketing berpengaruh terhadap nilai pengalaman pelanggan dan berdampak pada keputusan pembelian.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai implementasi experiential marketing agar dapat menciptakan nilai pengalaman pelanggan yang pada akhirnya akan berdampak pada keputusan pembelianyaitu:


(2)

158

Christianingrum, 2013

Analisis Nilai Pengalaman Berbelanja Online Melalui Experiential Marketing

1. Memperbaiki design dan tampilan situs supaya lebih menarik perhatian, sehingga bisa merangsang emosi seseorang dan menimbulkan keinginan untuk membeli produk. Tampilan sebaiknya di design dengan unik agar mampu dengan mudah di ingat pembeli.

2. Berusaha membuat event yang lebih variatif dan menarik, agar pembeli yang ingin turut berpartisipasi dalam kegiatan yang di adakan Tokopedia dan Tokobagus.

3. Menambah jenis produk yang disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan saat ini, yang ditunjang dengan sistem pembayaran yang lebih baik. Hal ini perlu di lakukan karena sebagian orang masih merasa kurang yakin untuk melakukan transaksi online karena alasan keamanan.

4. Menciptakan komunitas yang berkelas sehingga orang yang bergabung di dalemnya bisa merasa bangga dan meningkatkan prestisenya. Komunitas juga harus di sesuaikan dengan gaya hidup. Karena sebagian besar orang menggunakan komunitas untuk menunjukkan kelas sosialnya.

5. Perlu melakukan pembatasan dan menetapkan standar khusus dalam berjualan. Juga menetapkan barang-barang yang bisa diperjual belikan sehingga aktifitas jual beli menjadi semakin menyenangkan dan situs jual beli tidak dirugikan oleh oknum yang menjual barang-barang yang merugikan kesehatan atau seharusnya tidak pantas diperjual belikan.

6. Perlu peningkatan program experiental marketing secara keseluruhan dengan lebih baik lagi agar bisa menimbulkan nilai pengalaman pelanggan yang lebih tinggi, agar keputusan pembelian bisa meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa


(3)

159

Christianingrum, 2013

Analisis Nilai Pengalaman Berbelanja Online Melalui Experiential Marketing

pihak Tokobagus dan Tokopedia harus dapat memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pengunjung melalui peningkatan pelayanan serta menambah berbagai jenis produk yang ditawarkan. Selain itu peningkatan aspek lainnya juga perlu dilakukan untuk memberikan sesuatu yang berbeda dan lebih baik kepada para pengunjung sehingga suatu pengalaman yang tidak terlupakan pun tercipta di pikiran pelanggan.


(4)

Christianingrum, 2013

Analisis Nilai Pengalaman Berbelanja Online Melalui Experiential Marketing

DAFTAR PUSTAKA

Diana LaSalle dan Terry A.Britton, 2008, Turning Ordinary Products Into Extraordinary Experience, Boston: Harvard Business School Press

Fandy Tjiptono, (2008). Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Penerbit Andi

Hermawan, Asep, (2006), Penelitian Bisnis Paradigma Kualitatif, Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Husein Umar, 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi 2. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

H, Schmitt, Bernd, (1999), Experiential Marketing : How to get customer to sense, feel, think, act and relate to your Company and Brand, The free Press : New York

H, Schmitt, Bernd, at all, (2004), There’s No Business That Not Show Business: Marketing In An Experiences Culture, Prentice Hall: New York

Kertajaya, Hermawan. (2003), Marketing Plus: Siasat Memenangkan Persaingan Global. Jakarta: penerbit PT. Gramedia pustaka utama.

Kartajaya, Hermawan, et.al, (2007). MarkPlus on Strategy: 12 Tahun perjalanan MarkPlus&Co Membangun Strategi Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Pine, B. Joseph II, and James H. Gilmore, 1999, Welcome to The Experience Economic. Harvard Business Review, 76 (July – August) 97-105.

Ratih Hurriyati, 2005. Manajemen Pemasaran Jasa dan Loyalitas, Alfabeta, Bandung


(5)

Christianingrum, 2013

Analisis Nilai Pengalaman Berbelanja Online Melalui Experiential Marketing

Scott, R. William. 2006. Financial Accounting Theory 4th Edition. Prentice-Hall, NewJersey Sheth, J.N & Mittal, Banwari (2004) Customer Behavior : a manajerial

perspektif. Amerika: Thompson Learning

Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta : Bandung.

Smilansky, Shaz, (2009), Experiential Marketing: A Practical guide to interactive brand experiences, Kogan Page: London

Suwarman U.,et al (2010). Pemasaran Strategik: Perspektif Value-Based Marketing & Pengukuran Kinerja. Bogor: IPB Press

Zeithaml, Valarie A. dan Bitner, Mary Jo., (2006), Service Marketing 2nd edition: Integrating Customer Focus., New York: McGraw Hill Inc.

Penelitian Terdahulu

Christianingrum. Pengaruh penerapan experiential marketing terhadap loyalitas member salon humaira. 2010

Dini Rismalati. Pengaruh sense dan feel pada experiental marketing terhadap brand identity serta implikasinya pada costumer brand relationship program acara reality show AFI. 2005

Lili Adi Wibowo. Pengaruh experiential marketing dan emotional value terhadap loyalitas pelanggan cafe dan resto di kawasan cihideung, Lembang, Bandung. Jurnal Ilmiah Agustus vol 4 No 8, tahun 2004


(6)

Christianingrum, 2013

Analisis Nilai Pengalaman Berbelanja Online Melalui Experiential Marketing

Simarmata (2008), Pengaruh Nilai Pelanggan (Customer Value) Terhadap Loyalitas Pada Nasabah PT Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Utama Medan

Jurnal

Alan D. Smith, William T. Rupp, (2003),"Strategic online customer decision making: leveraging the transformational power of the Internet", Online Information Review, Vol. 27 Iss: 6 pp. 418 – 432

Josephine, Chu-chi, Liu, Ja-Shen Chen. Virtual Experiential Marketing On Online Purchase Intention. Proceedings of the 11th Annual Conference of Asia Pacific Decision Sciences Institute Hong Kong, June 14-18, 2006, pp. 325-333.

Journal of Hospitality & Tourism Research, Vol. 32, No. 3, August 2008

Yuliastuti. Pengaruh penerapan experiential marketing terhadap kepuasan dan dampaknya pada niat membeli ulang di Mc. D Tunjungan Plaza dan Plaza Surabaya. FE UNAIR: 2005

Yi-Hua "Erin" Yuan, Chihkang "Kenny" Wu. Relationships Among Experiential Marketing, Experiential Value, and Customer Satisfaction. Journal of Hospitality &amp; Tourism Research 2008; 32; 387