IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN LAS BERORIENTASI PRODUK MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP).
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN LAS BERORIENTASI PRODUK MENGGUNAKAN METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Oleh:
ALEN FARIZA YUSTIAN E.0551. 0806157
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN LAS BERORIENTASI PRODUK MENGGUNAKAN METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
Oleh
Alen Fariza Yustian
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Alen Fariza Yustian 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
ALEN FARIZA YUSTIAN E. 0551. 0806157
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN LAS BERORIENTASI PRODUK MENGGUNAKAN METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I,
Dr. H. Wahid Munawar, M.Pd. NIP. 19630520 198901 001
Pembimbing II
Drs. Sunarto Halim Untung NIP : 19630104 198903 1003
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Wahid Munawar, M.Pd. NIP. 19632005 198901 1 001
(4)
Alen Fariza Yustian, 2014
Implementasi Pembelajaran Keterampilan Las Berorientasi Produk Menggunakan Metode D emonstrasi Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
ALEN FARIZA YUSTIAN(2014). “Implementasi Pembelajaran Keterampilan Las Berorientasi Produk Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi metode pembelajaran keterampilanpada pembelajaran keterampilan las untuk siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Pre Eksperimen (Pre-Experimental) dengan desain penelitian One Shot Case Study. Desain penelitian One Shot Case
Study dilakukan treatment pada subjek penelitian setalah itu dilakukan test yang
berguna untuk mengetahui hasil dari treatment.Subjek penelitian ini terdiri dari 6 orang yang terdiri dari 2 orang yang membuat rak bunga dan 4 orang yang membuat rak sepatu. Pengambilan subjek penelitian berdasarkan peringkat di kelas, 2 orang dengan peringkat tinggi, 2 orang dengan peringkat sedang dan 2 orang dengan peringkat bawah. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis mean( ̅) dan standar deviasi (SD). Hasil dari penelitian ini (1) Implementasi pembelajaran keterampilan las di Sekolah Menengah Pertama (SMP) menggunakan metode demonstrasi menghasilkan siswa yang sebelumnya tidak bisa menjadi bisa; (2) Waktu ketercapaian siswa sesuai dengan standar waktu peneliti; (3) Hasil dari keterampilan las menghasilkan 2 siswa bisa dan 4 siswa tidak bisa.
(5)
ABSTRACT
ALEN Fariza Yustian (2014). "Implementation of Learning Skills Las Oriented Product Demonstration Method Using Students At Junior High
School (SMP)".
The purpose of this study was to describe the implementation of learning methods keterampilanpada learning welding skills for students of Junior High School (SMP). The method used in this study is a research method Pre Experiment (Pre-Experimental) with study design Case Study One Shot. Design One Shot Case Study research conducted on the subject of study treatment was performed After a useful test to determine the results of this study treatment.Subjek consisted of 6 people consisting of 2 people who create flower racks and 4 people who make a shoe rack. Intake of research subjects by rank in class, 2 people with high ratings, 2 people with moderate rank and 2 with lower ratings. Analysis of the data used in this study is the analysis of the mean ( ) and standard deviation (SD). The results of this study (1) Implementation of learning welding skills in Junior High School (SMP) using the method of demonstration resulted in students who previously could not be able to; (2) Time achievement of students in accordance with the standards of the time researchers; (3) Results of welding skills could produce 2
students and 4 students could not.
(6)
Alen Fariza Yustian, 2014
Implementasi Pembelajaran Keterampilan Las Berorientasi Produk Menggunakan Metode D emonstrasi Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK...i
KATA PENGANTAR ...ii
UCAPAN TERIMAKASIH...iii
DAFTAR ISI ...iv
DAFTAR TABEL...vi
DAFTAR GAMBAR ...vii
DAFTAR LAMPIRAN ...ix
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Penelitian ...1
B. Identifikasi Masalah ...5
C. Rumusan Masalah ...5
D. Tujuan Penelitian...5
E. Manfaat Penelitian...5
F. Struktur Organisasi...6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...7
A. Pengertian Pembelajaran ...7
B. Metode Pembelajaran ...8
C. Konsep Keterampilan ...12
D. Kerangka Pemikiran ...14
E. Penelitian Terdahulu ...15
BAB III METODE PENELITIAN ...16
A. Lokasi Penelitian ...16
B. Metode dan Desain Penelitian ...16
C. Populasi dan Sampel ...17
D. Definisi Operasional...18
E. Instrumen Penelitian...18
F. Prosedur Penelitian...18
(7)
H. Teknik Analisis Data ...20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...22
A. Deskripsi Hasil Penelitian ...22
B. Pencapaian Waktu Keterampilan Las Prakarya Rak Bunga dan Sepatu Melalui Metode Demonstrasi di SMP Negeri 3 Ciwidey ...33
C. Analisis Kemampuan Keterampilan Las Prakarya Rak Bunga dan Sepatu Melalui Metode Demonstrasi ...62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...74
A. Kesimpulan ...74
B. Saran ...75
DAFTAR PUSTAKA ...76 LAMPIRAN
(8)
Alen Fariza Yustian, 2014
Implementasi Pembelajaran Keterampilan Las Berorientasi Produk Menggunakan Metode D emonstrasi Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel ...hal
3.1. Desain Penelitian One Shot Case Study...16
3.2. Prosedur Penelitian ...18
4.1. Waktu Kerja Intervensi Peserta Rak Bunga Siswa A ...33
4.2. Waktu Kerja Intervensi Peserta Rak Bunga Siswa B ...39
4.3. Waktu Kerja Intervensi Peserta Rak Sepatu Siswa A ...41
4.4. Waktu Kerja Intervensi Peserta Rak Sepatu Siswa B...46
4.5. Waktu Kerja Intervensi Peserta Rak Sepatu Siswa C ...51
4.6. Waktu Kerja Intervensi Peserta Rak Sepatu Siswa D ...57
4.7. Analisis Waktu Keterampilan Las Prakarya Rak Bunga ...63
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar ...hal
4.1. Lokasi SMP Negeri 3 Ciwidey ...22
4.2. Lokasi Pembelajaran SMP Negeri 3 Ciwidey ...23
4.3. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan alat-alat yang digunakan dalam pembuatan rak bunga ...23
4.4. Guru menjelaskan mendemonstrasikan cara mengelas ...24
4.5. Guru membantu siswa cara mengelas ...24
4.6. Guru mempersiapkan alat-alat...25
4.7. Siswa mengukur besi beton bulat no. 8 ...25
4.8. Siswa memotong besi beton bulat no. 8 ...25
4.9. Siswa melakukan pembentukan besi beton bulat no. 8 ... 26
4.10. Siswa menyambungkan besi beton bulat no. 8...26
4.11. Siswa melakukan pengukuran besi beton bulat no. 8 ...26
4.12. Siswa melakukan pengukuran besi beton bulat no. 8 ...27
4.13. Siswa melakukan pembentukan besi beton bulat no. 8 ...27
4.14. Siswa melakukan penyambungan besi dengan besi yang telah dibentuk...27
4.15. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan alat-alat yang digunakan dalam pembuatan rak sepatu ...28
4.16. Guru mendemonstrasikan cara mengelas ...29
4.17. Guru membantu siswa cara mengelas ...29
4.18. Siswa mempersiapkan alat-alat ...30
4.19. Siswa mengukur besi beton bulat no. 8 ...30
4.20. Siswa memotong besi beton no. 8 ...30
4.21. Siswa menyambungkan besi beton bulat no. 8 ukuran 90 cm ...31
4.22. Siswa menyambungkan besi beton bulat no. 8 ukuran 90 cm...31
4.23. Siswa menyambungkan besi beton bulat no. 8 ukuran 90 cm...31
4.24. Siswa menyambungkan besi beton bulat ukuran 80 cm...32
(10)
Alen Fariza Yustian, 2014
Implementasi Pembelajaran Keterampilan Las Berorientasi Produk Menggunakan Metode D emonstrasi Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.26. Siswa mengecek seluruh besi beton bulat no. 8 yang telah disambungkan ...32 4.27. Hasil Perolehan Ketercapaian Waktu Prakarya Rak Bunga ...66 4.28. Hasil Perolehan Ketercapaian Waktu Prakarya Rak Sepatu ...73
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran hal
1. Instrumen Penelitian Prakarya Rak Bunga ...80
2. Instrumen Penelitian Prakarya Rak Sepatu...88
3. Data mean( ̅) dan standar deviasi (SD) ...103
4. Judgement ...118
(12)
Alen Fariza Yustian, 2014
Implementasi Pembelajaran Keterampilan Las Berorientasi Produk Menggunakan Metode D emonstrasi Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses pembelajaran yang dilakukan dan diperoleh seluruh manusia sebagai usaha dalam mengembangkan potensi diri. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam bab I Pasal 1, menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Usaha mengembangkan manusia berkualitas yang siap menghadapi berbagai tantangan hidup dimulai sedini mungkin melalui pendidikan. Kegiatan pendidikan diberikan antara lain melalui sejumlah mata pelajaran yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan bervariasi bagi siswa. Lulusan SMP tidak semua melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, sebagian diantaranya harus rela putus sekolah. Mata pelajaran keterampilan perlu diberikan pada siswa di tingkat SMP. Mata pelajaran keterampilan diarahkan agar siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skills).
Depdiknas, 2004 (dalam Weny Kristiani, 2012, hlm. 2) bahwa “mata pelajaran keterampilan berisi kumpulan bahan kajian yang memberikan wawasan pengetahuan dan keterampilan membuat suatu benda kerajinan atau teknologi”. Mata pelajaran keterampilan mempunyai fungsi mengembangkan pengetahuan, keterampilan, kreatifitas, dan sikap dalam berkarya. Pembelajaran keterampilan berorientasi pada pembuatan hasil karya yang ditunjang oleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Fungsi tersebut diharapkan siswa memiliki kemampuan dalam memahami keterampilan atau teknologi, terampil dan kreatif dalam menciptakan bentuk baru, memenuhi sikap menghargai proses dan hasil karya.
(13)
2 Depdiknas, 2004 (dalam Weny Kristiani, 2012, hlm. 3) bahwa “mata pelajaran keterampilan dapat dibedakan menjadi dua yaitu mata pelajaran keterampilan kerajinan dan mata pelajaran keterampilan teknologi”. Keterampilan dibidang kerajinan mencakup keterampilan mengkontruksi, merajut, mengayam, menjahit, merenda, menyulam, melipat, mengkolase, mengaplikasi dan membentuk.
Keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Menurut Davis Gordon (1994, hlm. 55) keterampilan adalah “kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat”. Sedangkan menurut Nadler (dalam Sri Widiastuti dan Nur Rohman Muktiani, 2010, hlm 49) menerangkan bahwa “keterampilan adalah kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dan aktivitas”. Keterampilan atau kemampuan tersebut pada dasarnya akan lebih baik bila terus diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan sehingga akan menjadi ahli atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan yang ada.
Keterampilan dapat dilatih sehingga mampu melakukan sesuatu, tanpa adanya praktek dan latihan tersebut tidak akan bisa menghasilkan sebuah keterampilan yang khusus atau terampil. Keterampilan bukanlah bakat yang biasa saja didapatkan tanpa melalui proses belajar yang intensif dan merupakan kelebihan yang sudah diberikan semenjak lahir. Sehingga untuk menjadi seorang yang terampil yang memiliki keahlian khusus pada bidang tertentu haruslah melalui latihan dan belajar dengan tekun supaya dapat menguasai bidang tersebut dan dapat memahami, mengoperasikan serta mengaplikasikannya.
Daerah terpencil yang jauh dari hiruk pikuk kota memperoleh pendidikan yang layak merupakan sesuatu yang seharusnya didapatkan sebagai sesama warga Negara Indonesia. Namun pemerintah kurang begitu peduli dengan keberadaan genarasi bangsa di daerah yang masih jauh dari akses transportasi dan komunikasi. Begitupula Desa Rawabogo, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, yang merupakan daerah terpencil, untuk mencapainya menempuh
(14)
3
Alen Fariza Yustian, 2014
Implementasi Pembelajaran Keterampilan Las Berorientasi Produk Menggunakan Metode D emonstrasi Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perjalanan sekitar tujuh kilometer dari Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Jauhnya daerah terpencil itu dari kota menyebabkan pemantauan perkembangan pendidikan di daerah tersebut kurang intensif. Sehingga hal ini merupakan salah satu penyebab pendidikan di daerah terpencil terkesan tertinggal. Para orang tua di daerah terpencil juga apatis dengan keberlangsungan pendidikan anaknya, salah satu faktor ialah kurang adanya Sekolah Menengah Atas (SMA) yang jaraknya dekat, ibaratnya untuk pergi bersekolah ke SMP Negeri Ciwidey saja para siswa berjalan kaki sedangkan yang menggunakan kendaraan hanya beberapa siswa saja. Sulitnya akses untuk menuju ke sekolah juga menjadi alasan mereka, untuk menuju ke sekolah saja harus menempuh jarak sangat jauh selain itu akses jalan menuju kawasan perkotaan juga masih buruk. Pemikiran yang mengesampingkan pentingnya pendidikan pun merayapi pikiran para orang tua di daerah terpencil ini. Bagi mereka bercocok tanam, berternak, dan lain-lain lebih menguntungkan dari pada melanjutkan belajar di bangku sekolah tingkat atas.
Usaha untuk mengatasi keterbatasannya pendidikan anak di SMP Negeri Ciwidey ini, peneliti merasa tertarik ingin memberikan kontribusi keterampilan agar siswa SMP Negeri Ciwidey bisa memiliki keterampilan yang kelak bisa mereka gunakan untuk dijadikan mata pencaharian mereka yang tidak bisa melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih atas.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar atau sederajat (SD). Namun di desa Rawabogo, sekolah SMP dijadikan sebagai tolak ukur pendidikan tertinggi di desa tersebut. Maka peneliti memberikan keterampilan sesuai dengan keahlian yang dimiliki peneliti yaitu dalam bidang teknik mesin otomotif.
Program keterampilan yang diberikan salah satunya adalah keterampilan las. Program keterampilan tersebut bertujuan untuk menciptakan lulusan SMP yang siap terjun ke dunia kerja, oleh karena itu sekolah seharusnya memberikan tambahan pendidikan guna untuk mengasah keterampilan siswa agar kelak siswa siap bekerja setelah lulus sekolah dan tidak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi sesuai dengan keterampilan yang siswa miliki. Kurangnya pemberian kegiatan di luar pelajaran (Ekstrakurikuler) membuat siswa mengalami
(15)
4 keterbatasan keterampilan menunjukan kurangnya interaktif transformasi pengetahuan dan keterampilan oleh siswa. Siswa dalam keadaan pasif, yakni menerima apa saja yang diberikan dan di terangkan oleh guru, sehingga siswa kurang mengasah keterampilan dan hanya mendalami apa yang diberikan oleh guru. Kecenderungan ini lebih mengarahkan kepada siswa agar mengetahui dan mengahafal saja.
Peneliti beranggapan bahwa permasalahan yang terjadi dilihat dari kondisi sekolah dan kondisi perekonomian siswa yang berdampak terhadap keterbatasan keterampilan siswa. Disini siswa tidak dibekali suatu keterampilan apapun di sekolahnya sehingga pada saat lulus dari sekolah (SMP) dan tidak bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, siswa tidak memiliki keterampilan apapun yang dapat dijadikan mata pencahariannya. Siswa hanya mengikuti pekerjaan sehari-hari yang biasa dikerjakan oleh orangtuanya (bercocok tanam, berternak, dll). Keterampilan las dapat dijadikan salah satu bekal keterampilan bagi siswa di SMP Negeri Ciwidey sebagai mata pencaharian siswa kelak.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka peneliti termotivasi untuk meneliti dan mengamati secara langsung perihal apakah dengan menerapkan pembelajaran keterampilan dapat mengembangkan keterampilan. Sehingga siswa memiliki keahlian diluar pengetahuan siswa selama belajar di sekolah, serta menambah pengalaman dan kemajuan siswa pada pemahaman keterampilan kompetensi las. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri Ciwidey. Atas dasar itu, maka peneliti mengangkat judul “Implementasi Pembelajaran Keterampilan Las Berorientasi Produk
Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan hal penting, agar permasalahan menjadi jelas dan terarah. Penelitian ini terdiri atas beberapa masalah yang saling berkaitan, untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
(16)
5
Alen Fariza Yustian, 2014
Implementasi Pembelajaran Keterampilan Las Berorientasi Produk Menggunakan Metode D emonstrasi Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Siswa SMP Negeri sebagian tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
2. Tidak adanya keterampilan yang diberikan untuk membekali siswa yang tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
3. Siswa tidak memperoleh latihan dasar keterampilan khususnya keterampilan kompetensi las.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana implementasi pembelajaran keterampilan las pada siswa SMP? 2. Bagaimana ketercapaian waktu keterampilan las pada siswa SMP?
3. Bagaimana hasil keterampilan las pada siswa SMP?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dianjurkan. Penulis merumuskan tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pembelajaran keterampilan las pada siswa SMP. 2. Mendeskripsikan ketercapaian waktu keterampilan las pada siswa SMP . 3. Mendeskripsikan hasil keterampilan las pada siswa SMP.
E. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman praktis tentang pembelajaran keterampilan las untuk menjadi bekal life skill. 2. Bagi para guru, diharapkan dapat melaksanakan metode demonstrasi pada
pembelajaran kompetensi las.
3. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman praktis tentang pelaksanaan pembelajaran kompetensi las di SMP Negeri.
(17)
6
F. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan urutan penyusunan materi dalam penulisan skripsi agar susunannya teratur. Struktur organisasi penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini mencakup teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini mencakup tentang metode penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrument penelitian, dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini mencakup tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.
(18)
Alen Fariza Yustian, 2014
Implementasi Pembelajaran Keterampilan Las Berorientasi Produk Menggunakan Metode D emonstrasi Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Ciwidey yang terletak di Desa Rawabogo Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung 40973. Pemilihan SMPN 3 Ciwidey sebagai lokasi penelitian didasarkan pada hasil prapenelitian yang dilakukan bahwa disekolah ini belum dikembangkan pembelajaran keterampilan dalam bidang keterampilan las.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2011:73) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu pre-experimental (non design), true-experimental, factorial
experimental dan quasi experimental. Peneliti memilih pre-experimental sebagai
metode yang digunakan. Desain penelitian pre-experimental terdapat tiga alternatif desain, yakni one-shot case study, the one grup pretest-posttest design,
the static-grup comparison.
Desain penelitian ini adalah desain one shot case study, jenis one-shot case
study dimaksudkan untuk menunjukan kekuatan pengukuran dan nilai ilmiah
suatu desain penelitian. Adapun bagan dari one-shot case study adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian One Shot Case Study
Subjek Perlakuan Pasca
1 Kelompok X O
Sumber: Kuntjojo (2009:46) Keterangan
X : Treatment atau perlakuan.
(19)
17 Desain penelitian one shot case study tidak dilakukan pretest pada subjek penelitian. Subjek diberi treatment pada pembelajaran keterampilan las dengan metode demonstrasi, kemudian subjek diamati dengan menggunakan tes kinerja.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi merupakan sekelompok subjek penelitian yang dijadikan sumber data dalam suatu penelitian. Populasi penelitian dapat berupa sekelompok manusia, nilai-nilai tes, gejala-gejala, pendapat, dan peristiwa. MenurutSugiyono(2011,
hlm.80) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”. Sesuai dengan pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa sekolah menengah pertama kelas III di SMP Negeri 3 Ciwidey.
2. Sampel
a. Pengertian Sampel
Sampel atau contoh adalah sebagai dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti (Djarwanto, 1994, hlm. 43). Sampel yang baik, yang kesimpulanya dapat digunakan pada populasi adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi. Dari beberapa tersebut dapat ditarik kesimpulan , sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.
b. Teknik Pengambilan Sempel
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi. Sampel yang merupakan sebagian dari populasi tersebut kemudian diteliti dan dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi (generalisasi).
Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas III di SMP Negeri 3 Ciwidey dengan peringkat dua teratas, dua menengah, dan dua terbawah. Jadi total sampel penelitian ini ada enam siswa.
(20)
18
Alen Fariza Yustian, 2014
Implementasi Pembelajaran Keterampilan Las Berorientasi Produk Menggunakan Metode D emonstrasi Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini perlu diketahui definisi operasional dari setiap variabel untuk menghindari ketidak jelasan arti variabel-variabel yang akan diteliti. Definisi operasional dari variabel-variabel tersebut dinyatakan sebagai berikut:
Keterampilan las sebagai intervensi, defenisi konseptualnya adalah pembelajaran keterampilan las. Definisi operasionalmya adalah hasil belajar keterampilan las: (1) persiapan operator; (2) persiapan alat dan bahan; (3) persiapan proses kerja.
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2010, hlm. 147) menjelaskan instrumen penelitian sebagai alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang keterampilan otomotif dalam bidang keterampilan las melalui metode demonstrasi adalah tes kinerja keterampilan las. Instrumen dinilai oleh ahli (judgment), seperti pada lampiran hal 118
F. Prosedur Pe nelitian
Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran atau prosedur penelitian yang dilakukan didalam kelas eksperimen:
Tabel 3.2 Prosedur Penelitian
Kegiatan Prosedur/ Langkah Kegiatan
Kelas Eksperimen
Pertemuan 1
Kegiatan awal
-Guru memeriksa kesiapan siswa (mengucapkan salam, berdo’a
sebelum memulai pembelajaran, dan memeriksa kehadiran siswa). -Guru menginformasikan materi yang akan dibahas serta menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
-Guru melakukan apersepsi mengenai materi yang akan dibahas
Kegiatan inti
- Alat-alat membuat rak bunga didemonstrasikan. - Fungsi mesin las didemonstrasikan.
(21)
19 - Fungsi helm las didemonstrasikan.
- Fungsi sarung tangan las didemonstrasikan. - Fungsi ragum didemonstrasikan.
- Fungsi gergaji besi didemonstrasikan. - Fungsi meteran didemonstrasikan. - Fungsi penggaris besi didemonstrasikan. - Fungsi palu besi didemonstrasikan. - Fungsi tang didemonstrasikan. - Fungsi penggores besi dijelaskan. - Fungsi elektroda didemonstrasikan. - Fungsi besi beton no. 8 didemonstrasikan. - Menyiapkan mesin las didemostrasikan.
- Menyiapkan besi beton no. 8 didemonstrasikan.
- Cara megukur besi beton bulat no. 8 dengan ukuran 80 cm, 50 cm dan kemudian ditandai dengan penggores besi dijelaskan.
- Cara mempotong besi beton bulat no. 8 dengan ukuran 80 cm dan 50 cm dijelaskan.
- Cara membentuk besi beton no. 8 dengan ukuran 80 cm menjadi lingkaran, dengan diameter 22,477 cm dijelaskan.
- Cara menyambungkan ujung besi beton no. 8 ukuran 80 cm yang sudah dibulatkan memakai las dijelaskan.
- Cara mengukur ujung besi sebelah kanan 8 cm, ujung besi sebelah kiri 5 cm dan kemudian di tandai oleh penggores besi dijelaskan. - Cara melekukan 40˚ besi berukuran 5 cm dengan dijepit oleh
ragum, kemudian dipukul dengan palu besi dijelaskan.
- Cara melekukkan 90˚ besi berukuran 8 cm dengan dijepit oleh ragum, kemudian dipukul dengan palu besi dijelaskan.
- Cara melekukkan 20˚ besi bagian tengah dengan dipukul oleh palu besi dijelaskan.
- Cara menyambungkan besi yang sudah dibentuk menjadi lingkaran dengan besi yang sudah dilekukkan memakai las dijelaskan.
Kegiatan Akhir
-Kesimpulan pembelajaran -Memastikan pemahaman siswa -Salam penutup
Evaluasi Pemberian evaluasi
G. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik yang digunakan selama proses pengumpulan data yang terdiri dari observasi dan wawancara. Penjelasan dari masing- masing teknik tersebut adalah sebagai berikut:
(22)
20
Alen Fariza Yustian, 2014
Implementasi Pembelajaran Keterampilan Las Berorientasi Produk Menggunakan Metode D emonstrasi Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Performance Test
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes perbuatan (Performance Test). Stigins (dalam Arifin, 2013, hlm.149) mengemukakan bahwa:
Performance test adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk
melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang di demonstrasikan.
Performance test sangat bermanfaat untuk memperbaiki kemampuan/perilaku
peserta didik, karena secara objektif kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dapat diamati dan diukur sehingga menjadi pertimbangan untuk praktik selanjutnya.
H. Teknik Analisis Data
Rancangan analisis data merupakan bagian integral dari proses penelitian yang dituangkan baik dalam bentuk tulisan atau tidak. Rancangan ini telah terformat sebelum kegiatan pengumpulan data dan pada saat merumuskan hipotesis. Artinya, rancanganan alisis data hasil penelitian telah dipersiapkan mulai dari penentuan jenis data yang akan dikumpulkan, sumber data yang ditemui, dan rumusan hipotesis yang akan diuji telah dibuat.
Penelitian pre experimen jenis one shot case study merupakan desain penelitian dimana peneliti hanya melakukan satu kali treatment yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh untuk kemudian diadakan post-test. Hasil post-test tersebut dijadikan sebagai bahan untuk menarik kesimpulan yang dilakukan melalui dua cara, yakni dengan melihat hasil rata-rata hasil dan membandingkan dengan standar yang diinginkan dengan rumus.
(23)
21 Keterangan:
= mean
Xi = Jumlah data
n = Banyaknya data
Menghitung standar deviasi (SD) dengan rumus:
(24)
Alen Fariza Yustian, 2014
Implementasi Pembelajaran Keterampilan Las Berorientasi Produk Menggunakan Metode D emonstrasi Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pada bagian ini penulis akan menyimpulkan masalah penelitian sebagaimana tertera dalam perumusan masalah sebagai berikut:
1. Perencanaan yang dilakukan di SMP Negeri adalah menjelaskan teknik dasar keterampilan las, menjelaskan dan mendemonstrasikan alat dan bahan yang diperlukan untuk keterampilan las prakarya rak bunga dan sepatu. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan dan melakukan pengelasan, melakukan pengamatan, merefleksi hasil pembelajaran setiap fase, serta melakukan evaluasi secara berkala.
2. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan las prakarya rak bunga dan rak sepatu melalui metode demonstrasi di SMP Negeri dilaksanakan dengan langgkah sebagai berikut: 1) Guru menjelaskan teknik dasar kompetensi las, 2) Guru mendemonstrasikan teknik dasar kompetensi las, 3) Guru menjelaskan alat-alat yang diperlukan untuk pembuatan prakarya rak bunga dan prakarya rak sepatu, 4) Pada tahap praktek, siswa diberikan kesempatan untuk mempraktekan teori yang telah dipelajari yang dilaksanakan selama 5 pertemuan, 5) Setelah itu, dilakukan refleksi dan evaluasi mengenai hal-hal yang telah dilakukan.
3. Gambaran ketercapaian waktu pembelajaran keterampilan las prakarya rak bunga dan prakarya rak sepatu melalui metode demonstrasi di SMP Negeri sebagai berikut: 1) waktu standar pembelajaran keterampilan las prakarya rak bunga 60 menit dan prakarya rak sepatu 120 menit, 2) waktu nyata siswa yang bisa mengerjakan atau mencapai standar waktu dalam prakarya rak bunga siswa B mencapai dengan waktu 56 menit dan yang mencapai standar waktu dalam prakarya rak sepatu siswa C mencapai dengan waktu 118 menit.
(25)
75
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa, diharapkan melalui pembelajaran keterampilan las prakarya rak bunga dan prakarya rak sepatu ini terus dilanjutkan secara mandiri guna memperkuat pemahaman dan keterampilan siswa yang dapat menjadi bekal
life skill dibangku sekolah.
2. Bagi kepala sekolah, program keterampilan las (life skill) prakarya rak bunga dan prakarya rak sepatu ini perlu untuk dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun melalui program sekolah.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melalui gambaran yang diperoleh dari hasil penelitian ini ada peneliti yang tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mengenai metode yang tepat untuk meningkatkan keterampilan las yang mempunyai nilai manfaat bagi kehidupan siswa.
(26)
Alen Fariza Yustian, 2014
Implementasi Pembelajaran Keterampilan Las Berorientasi Produk Menggunakan Metode D emonstrasi Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Alif, M. (1989). Teori dan Praktik Las. Departemen Pendididkan dan Kebudayaan.
Arifin, Z. (2013). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, S. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: RinekaCipta
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur penelitian pendekatan praktek. Jakarta: PT Ardi Mahasatya
Davis Gordon B. (1994). Management System Information, TP. Midas Surya Grafindo, Jakarta.
Djamarah, Saiful B. (2000). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djarwanto. (1994). Pokok-Pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan
Skripsi. Yogyakarta: Liberty.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta
Gorman, M. R. (1976). The Psichology of Classroom Learning An Inductive Approach. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company
Gredler, MEB. (1986). Buku Petunjuk Belajar dan Membelajarkan Alih Bahasa Hamalik, O. 1999. Media Pendidikan. Bandung : PT Citra AdityaBakti
Heriawan, A, dkk. (2012). Metodologi Pembelajaran. Serang- Banten: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru
Kristiani, W. (2012). Pengembangan Modul Sulaman Bebas Pada Mata
Pelajaran Keterampilan Kerumahtanggaan di SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Yogyakarta: UNY
Kuntjojo. (2009). Metodologi Penelitian. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Metode Penelitian. Jakarta: Tidak diterbitkan
Nana Sudjana.(2005). Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
(27)
77
Nursalam, (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Salemba Medika
Suharno.(2012). Modul Dan PelatihanProfesi Guru (PLPG). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Sujana, Nana. (1986). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Sudjana, Nana. (2004). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Belajar Mengajar . Bandung: Sinar Baru
Sadiman, A.(1990). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: CV. Rajawali.
Sri Widiastuti dan Nur Rohmah Muktiani. (2010). Peningkatan Motivasi dan Keterampilan Menggiring Bola Dalam Pembelajaran Sepakbola Melalui Kucing Tikus Pada Siswa Kelas 4 SD Glagahombo 2 Tempel. Jurnal
Pendidikan Jasmani Indonesia. Volume 7 Nomor 1. Hlm. 47-59.
Slameto. ( 2003 ). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : RinekaCipta
Sudjana, D. (2000). Strategi Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sutikno, Sobri M. (2009). “Belajar dan Pembelajaran”. Bandung: Prospect
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI
Winataputra, Udin S. Dkk (2004). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka
Wiryosumarto, Harsono, (1991). Teknik pengelasan logam”. Pradya Paramita. Jakarta
_____- (2014). Metode Pembelajaran [Online]. Tersedia:
http://mtk2012umindra.blogspot.com/2012/10/definisi-metode-pembelajaran- menurut.html?m=1 [19-05-14]
(28)
78
Alen Fariza Yustian, 2014
Implementasi Pembelajaran Keterampilan Las Berorientasi Produk Menggunakan Metode D emonstrasi Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
_____- (2014). Pengertian Las Listrik [Online]. Tersedia:
http://teknikmes.blogspot.com/2012/11/pengertian-las-listrik.html?m=1
[15-06-14]
_____- (2014). Pengertian Metode Pembelajaran [Online]. Tersedia:
http://20316702.siap-sekolah.com/2013/11/18/pengertian-metode- pembelajaran-macam-macam-syarat-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi- metode-pemebelajarn/ [12-04-14]
_____- (2012). Strategi Pembelajaran [Online]. Tersedia:
http://blog.tp.ac.id/komponen-komponen-dalam-strategi-pembelajaran#ixzz2K6ArmvnJ [ 12-04-14]
(1)
21 Keterangan:
= mean Xi = Jumlah data n = Banyaknya data
Menghitung standar deviasi (SD) dengan rumus:
(2)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pada bagian ini penulis akan menyimpulkan masalah penelitian sebagaimana tertera dalam perumusan masalah sebagai berikut:
1. Perencanaan yang dilakukan di SMP Negeri adalah menjelaskan teknik dasar keterampilan las, menjelaskan dan mendemonstrasikan alat dan bahan yang diperlukan untuk keterampilan las prakarya rak bunga dan sepatu. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan dan melakukan pengelasan, melakukan pengamatan, merefleksi hasil pembelajaran setiap fase, serta melakukan evaluasi secara berkala.
2. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan las prakarya rak bunga dan rak sepatu melalui metode demonstrasi di SMP Negeri dilaksanakan dengan langgkah sebagai berikut: 1) Guru menjelaskan teknik dasar kompetensi las, 2) Guru mendemonstrasikan teknik dasar kompetensi las, 3) Guru menjelaskan alat-alat yang diperlukan untuk pembuatan prakarya rak bunga dan prakarya rak sepatu, 4) Pada tahap praktek, siswa diberikan kesempatan untuk mempraktekan teori yang telah dipelajari yang dilaksanakan selama 5 pertemuan, 5) Setelah itu, dilakukan refleksi dan evaluasi mengenai hal-hal yang telah dilakukan.
3. Gambaran ketercapaian waktu pembelajaran keterampilan las prakarya rak bunga dan prakarya rak sepatu melalui metode demonstrasi di SMP Negeri sebagai berikut: 1) waktu standar pembelajaran keterampilan las prakarya rak bunga 60 menit dan prakarya rak sepatu 120 menit, 2) waktu nyata siswa yang bisa mengerjakan atau mencapai standar waktu dalam prakarya rak bunga siswa B mencapai dengan waktu 56 menit dan yang mencapai standar waktu dalam prakarya rak sepatu siswa C mencapai dengan waktu 118 menit.
(3)
75
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa, diharapkan melalui pembelajaran keterampilan las prakarya rak bunga dan prakarya rak sepatu ini terus dilanjutkan secara mandiri guna memperkuat pemahaman dan keterampilan siswa yang dapat menjadi bekal life skill dibangku sekolah.
2. Bagi kepala sekolah, program keterampilan las (life skill) prakarya rak bunga dan prakarya rak sepatu ini perlu untuk dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun melalui program sekolah.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melalui gambaran yang diperoleh dari hasil penelitian ini ada peneliti yang tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mengenai metode yang tepat untuk meningkatkan keterampilan las yang mempunyai nilai manfaat bagi kehidupan siswa.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Alif, M. (1989). Teori dan Praktik Las. Departemen Pendididkan dan Kebudayaan.
Arifin, Z. (2013). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, S. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: RinekaCipta
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur penelitian pendekatan praktek. Jakarta: PT Ardi Mahasatya
Davis Gordon B. (1994). Management System Information, TP. Midas Surya Grafindo, Jakarta.
Djamarah, Saiful B. (2000). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djarwanto. (1994). Pokok-Pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan
Skripsi. Yogyakarta: Liberty.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta
Gorman, M. R. (1976). The Psichology of Classroom Learning An Inductive Approach. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company
Gredler, MEB. (1986). Buku Petunjuk Belajar dan Membelajarkan Alih Bahasa Hamalik, O. 1999. Media Pendidikan. Bandung : PT Citra AdityaBakti
Heriawan, A, dkk. (2012). Metodologi Pembelajaran. Serang- Banten: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru
Kristiani, W. (2012). Pengembangan Modul Sulaman Bebas Pada Mata Pelajaran Keterampilan Kerumahtanggaan di SMP Negeri 4 Yogyakarta. Yogyakarta: UNY
Kuntjojo. (2009). Metodologi Penelitian. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Metode Penelitian. Jakarta: Tidak diterbitkan
Nana Sudjana.(2005). Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
(5)
77
Nursalam, (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Salemba Medika
Suharno.(2012). Modul Dan PelatihanProfesi Guru (PLPG). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Sujana, Nana. (1986). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Sudjana, Nana. (2004). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Belajar Mengajar . Bandung: Sinar Baru
Sadiman, A.(1990). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: CV. Rajawali.
Sri Widiastuti dan Nur Rohmah Muktiani. (2010). Peningkatan Motivasi dan Keterampilan Menggiring Bola Dalam Pembelajaran Sepakbola Melalui Kucing Tikus Pada Siswa Kelas 4 SD Glagahombo 2 Tempel. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Volume 7 Nomor 1. Hlm. 47-59.
Slameto. ( 2003 ). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : RinekaCipta
Sudjana, D. (2000). Strategi Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sutikno, Sobri M. (2009). “Belajar dan Pembelajaran”. Bandung: Prospect
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI
Winataputra, Udin S. Dkk (2004). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka
Wiryosumarto, Harsono, (1991). Teknik pengelasan logam”. Pradya Paramita. Jakarta
_____- (2014). Metode Pembelajaran [Online]. Tersedia:
(6)
http://mtk2012umindra.blogspot.com/2012/10/definisi-metode-_____- (2014). Pengertian Las Listrik [Online]. Tersedia: http://teknikmes.blogspot.com/2012/11/pengertian-las-listrik.html?m=1
[15-06-14]
_____- (2014). Pengertian Metode Pembelajaran [Online]. Tersedia:
http://20316702.siap-sekolah.com/2013/11/18/pengertian-metode- pembelajaran-macam-macam-syarat-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi- metode-pemebelajarn/ [12-04-14]
_____- (2012). Strategi Pembelajaran [Online]. Tersedia:
http://blog.tp.ac.id/komponen-komponen-dalam-strategi-pembelajaran#ixzz2K6ArmvnJ [ 12-04-14]