IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PRODUK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) PADA SISWA SMA-LB.

(1)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PRODUK MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) PADA SISWA SMA-LB

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh :

TEGAR ARDISURA RAHARJA NIM 0707314

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BANDUNG 2014

Implementasi Pembelajaran Keterampilan

Teknik Pengelasan Berorientasi Produk

Menggunakan Pembelajaran Langsung

Pada Siswa SMA-LB

Oleh

Tegar Ardisura Raharja

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Tegar Ardisura Raharja 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014


(3)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Implementasi

Pembelajaran Keterampilan Teknik Pengelasan Berorientasi Produk Menggunakan Pembelajaran Langsung pada Siswa SMA-LB” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.

Bandung, Juni 2014 Yang membuat pernyataan,

Tegar Ardisura Raharja NIM 0707314


(4)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Tegar Ardisura Raharja (2014). Implementasi Pembelajaran Keterampilan Teknik Pengelasan Berorientasi Produk Menggunakan Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) pada Siswa SMA-LB. Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran keterampilan teknik pengelasan berorientasi produk menggunakan pembelajaran langsung (direct instruction) pada siswa SMA-LB.. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian subjek tunggal (single subject research). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A yang memiliki 3 fase yaitu A1 (baseline), B (intervensi), dan A2 (baseline). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMALB Negeri B Cicendo. Penelitian pada awalnya mengambil tiga subjek yang diteliti, tetapi dua dari tiga siswa jarang mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dikarenakan berbagai keperluan pribadi dari siswa tersebut sehingga data yang dikumpulkan dari siswa tersebut tidak lengkap. Penelitian ini pada akhirnya hanya terfokus pada satu subjek penelitian. Analisis data pada penelitian desain subyek tunggal ini peneliti melakukan 3 hal yaitu: pembuatan grafik, analisis statistik deskriptif, dan analisis visual. Langkah penganalisaan yang dilakukan meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Implementasi pembelajaran keterampilan teknik pengelasan menggunakan pembelajaran langsung (direct instruction) menghasilkan siswa yang pada awalnya tidak bisa menjadi bisa melakukan keterampilan teknik pengelasan. Hasil belajar pembelajaran keterampilan teknik pengelasan menggunakan pembelajaran langsung (direct instruction) menunjukkan perubahan arah yang tetap pada fase baseline A1. Keterampilan teknik pengelasan pada siswa menunjukkan perubahan arah yang menaik pada fase intervensi, kemudian tetap dengan nilai skor yang tinggi pada fase baseline A2.


(5)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Abstract

This study aims to describe the implementation of the learning skills of welding techniques oriented by product using direct instruction learning model in SMA-LB. This study was conducted using the Single Subject Research (SSR) as the research method. The research design used in this study is that the A-B-A design that has 3 phases, A1 (baseline), B (intervention), and A2 (baseline). The Subjects in this study were the students of class XI SMA-LB Cicendo. The study has take three subjects studied in the first time, but two of them are less to follow the learning due to various personal of the students so that the data collected from the students does not complete. In the end, this study only focused on one subject research. Analysis of data on a single subject design research is the researcher to do 3 things: the creation of graphs, descriptive statistical analysis, and visual analysis. Analysis was conducted on the steps in the analysis and the analysis of inter-state conditions. Implementation of welding skill techniques learning using direct instruction model has produced students who can not able become able to perform welding engineering skills. The results of the welding techniques and learning skills using direct instruction (direct instruction) indicates a change of direction which remains at the baseline phase A1. Welding engineering skills in students indicate a change of direction in the ascending phase of the intervention, then stick with the high score in the baseline phase A2.


(6)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan harus mendapatkan dukungan untuk menjalankan fungsi penyelenggaraannya bagi masyarakat dengan sebaik-baiknya. Fungsi pendidikan baik bersifat formal maupun non formal harus mendapat perhatian yang sangat serius dari pemerintah. Pendidikan adalah hal penting dalam kehidupan seseorang, karena melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan mengembangkan potensi diri serta mampu menghadapi segala tantangan dan hambatan di masa depan. Hal ini tidak terkecuali untuk siswa berkebutuhan khusus.

Anak yang memiliki keterbatasan fisik maupun mental juga memiliki hak yang sama dengan anak yang lain dalam segala bidang, terlebih lagi dalam bidang pendidikan yang merupakan hak bagi setiap anak tanpa terkecuali. Pemerintah pun menaruh perhatian dalam hal pendidikan mereka. Ini dapat dilihat dalam Undang-undang Republik Indonesia No.20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab IV pasal 5 butir 2 yang menyatakan bahwa warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosi, mental, intelegensi dan sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.

Pendidikan khusus adalah pendidikan bagi siswa yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, intelektual, sosial, memiliki potensi kecerdasan dan bakat yang istimewa. Standar proses pendidikan khusus ini berlaku untuk peserta didik seperti: Tunanetra, Tunagrahita ringan, tunarungu, tunadaksa ringan, tunalaras, pada sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah luar biasa (SMPLB), dan sekolah menengah atas luar biasa (SMALB). (Permendiknas No 1 tahun 2008, hlm. 5)

Ketetapan dalam Undang-Undang tersebut bagi siswa berkebutuhan khusus sangat berarti, karena memberi landasan yang kuat bahwa siswa berkebutuhan khusus dapat memperoleh kesempatan yang sama sebagaimana yang diberikan kepada siswa normal lainnya dalam hal pendidikan dan pengajaran untuk bekal


(7)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kehidupan dan penghidupan di masa yang akan datang. Realisasi dari hal tersebut yaitu dengan banyaknya lembaga pendidikan yang didirikan pemerintah dan juga swasta, salah satunya dengan adanya pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB) yang akan membantu berjalannya proses pendidikan bagi mereka yang mempunyai kekurangan baik secara fisik maupun mental.

Anak berkebutuhan khusus (Difabel) salah satunya adalah penyandang tunarungu. Tunarungu adalah suatu istilah umum yang menunjukan kesulitan mendengar atau gangguan fungsi pendengaran. Gangguan pendengaran bisa terjadi karena keracunan ketika ibu mengandung atau kecelakaan saat dilahirkan. Gangguan pada siswa tunarungu umumnya permanen, yang menjadikan kemampuan bahasa siswa tidak dapat berkembang karena masalah terhambatnya komunikasi. Di sisi lain bahasa sangat penting bagi kelancaran komunikasi sosial baik dengan keluarga, teman, dan masyarakat. Hal ini menjadikan siswa tunarungu sulit untuk berinteraksi sosial dengan masyarakat.

Dampak yang ditimbulkan oleh ketunarunguan sangat luas pada kehidupan yang bersangkutan yaitu masalah fungsi kognitif dan hambatan dalam fungsi sosial. Muhammad Efendi (2006, hlm. 96) mengemukakan bahwa hambatan dalam fungsi kognitif pada anak tunarungu terjadi kelemahan pada salah satu atau lebih dalam proses mengenal atau memperoleh pengetahuan. Diantaranya proses persepsi, ingatan, pengembangan ide, penilaian dan penalaran. Hambatan dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial terjadi karena terdapat sikap tidak percaya diri karena tidak mampu mengontrol lingkungannya atau berkomunikasi secara sosial. Hal ini menimbulkan hambatan dalam belajar, hambatan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan hambatan dalam menolong dirinya sendiri. Hambatan tersebut menuntut para pendidik anak yang mempunyai keterbatasan ini memiliki kualitas dan metode yang dapat membatu proses pembelajaran yang bertujuan untuk memberikan bekal hidup dalam bermasyarakat kelak.

Mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa tunarungu ini perlu bimbingan agar tepat dan sesuai tujuan. Pendidikan yang diarahkan pada keterampilan untuk kemandirian hidup siswa kelak adalah pendidikan vokasional


(8)

3

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau kecakapan hidup (life skill). Pendidikan kecakapan hidup ini berupa suatu keterampilan. Hal ini sesuai yang diungkapkan dalam Kurikulum Pendidikan Luar Biasa diketahui bahwa pembelajaran untuk siswa tunarungu di samping bidang akademik juga diarahkan pada keterampilan atau kecakapan hidup.

Menurut Pusat Kurikulum Depdiknas (2007), keterampilan vokasional merupakan keterampilan membuat sebuah produk yang berkaitan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat. Bekal keterampilan vokasional seorang siswa diharapkan dapat digunakan untuk memperoleh pekerjaan sesuai bidang yang diminatinya. Misalnya kemampuan menyervis sepeda motor dapat digunakan sebagai modal kemampuan untuk bekerja di bidang otomotif, atau kemampuan meracik bumbu masakan dapat dijadikan modal kemampuan untuk bekerja pada industri tata boga. Jenjang pendidikan yang membelajarkan lebih banyak keterampilan vokasional adalah sekolah menengah kejuruan (SMK). Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, keterampilan vokasional khususnya otomotif sekarang tidak hanya diterapkan untuk siswa sekolah menengah kejuruan saja. Sekarang siswa sekolah luar biasa (SLB) pun dituntut bisa dalam pembelajaran keterampilan vokasional khususnya otomotif agar menjadi bekal keterampilan di masa mendatang. Sesuai dengan peraturan mentri pendidikan nasional bahwa:

Pendidikan terhadap siswa dengan kemampuan fisik dan mental yang mengalami kekurangan, mereka memerlukan pendidikan khusus untuk dapat hidup wajar dan mendapatkan hak-haknya dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan. (Permendiknas Nomor 1 Tahun 2008, hlm. 4-5)

.

SLB Negeri B Cicendo adalah lembaga pendidikan yang didirikan untuk menciptakan SDM yang mampu bersaing dalam kehidupan bermasyarakat, meskipun bersaing dengan orang yang normal sekalipun. Berdasarkan data yang didapat dari observasi awal di SLB negeri B Cicendo bahwa kurikulum pendidikan khusus difokuskan pada keterampilan yaitu keterampilan vokasional (70%), mata pelajaran (30%). Keterampilan vokasional di SLB negeri B Cicendo


(9)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meliputi keterampilan Otomotif, tata busana, tata boga, keterampilan modeling. Siswa diberikan keleluasan untuk memilih keterampilan vokasional yang ada.

Humas SLB Negeri B Cicendo mengatakan bahwa, siswa mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran khususnya dalam belajar keterampilan otomotif khususnya pengelasan. Hal tersebut dikarenakan guru yang memberikan pelajaran keterampilan otomotif bukan berasal dari jurusan otomotif, sehingga pembelajaran kurang berjalan lancar yang mengakibatkan siswa kurang maksimal dalam proses pembelajaran. Guru keterampilan otomotif mengatakan bahwa siswa belum pernah mempelajari teori maupun praktek keterampilan teknik pengelasan, mengingat pembelajaran teknik pengelasan merupakan hal yang penting dalam dunia otomotif.

Pembelajaran yang efektif dan efisien salah satunya ditentukan oleh penggunaan model pembelajaran yang tepat sasaran, saat guru menyusun rencana pembelajaran yang dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Menurut Muh. Makhrus (2007, hlm. 17) model pembelajaran menjadi cara yang digunakan guru untuk mengorganisasikan kelas pada umumnya dan cara dalam menyajikan pelajaran pada khususnya. Model pengajaran yang cocok untuk digunakan dalam pembelajaran keterampilan vokasional pada siswa tunarungu adalah model pembelajaran langsung (direct instruction).

Strategi pembelajaran keterampilan dengan menggunakan pembelajaran langsung dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan pembelajaran keterampilan khususnya untuk anak tunarungu. Model pembelajaran langsung akan memberikan pembelajaran keterampilan secara langsung melalui praktek di lapangan atau siswa diajak mengalami dan dibimbing secara langsung, dari pada melalui penuturan secara verbal sesuai dengan kebutuhan anak tunarungu. Sofan, Amri & Iif Khoiru Ahmadi (2010, hlm. 39) mengatakan bahwa Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah


(10)

5

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan dari latar belakang permasalahan, salah satu alternatif dari masalah tersebut adalah dengan penerapan model pembelajaran langsung bagi anak tunarungu, sehingga penulis merasa penting untuk melakukan penelitian tentang, “Implementasi Pembelajaran Keterampilan Teknik Pengelasan Berorientasi Produk Menggunakan Pembelajaran Langsung pada Siswa SMA-LB”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan hal penting, agar permasalahan menjadi jelas dan terarah. Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sekolah belum bisa mengoptimalkan proses pembelajaran bagi siswa di sekolah.

2. Komunikasi merupakan penyebab kurangnya pemahaman anak tuna rungu dalam memahami materi pembelajaran keterampilan otomotif.

3. Penguasaan materi keterampilan otomotif bagi siswa SLB Negeri Cicendo masih kurang.

4. Guru yang mengajar keterampilan vokasional otomotif di SMALB Negeri Cicendo bukan berasal dari lulusan Teknik Otomotif.

5. Sekolah belum mengimplementasikan pembelajaran keterampilan teknik pengelasan.

C. Rumusan Masalah

Masalah penelitian perlu dirumuskan untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti. Penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi pembelajaran keterampilan teknik pengelasan berorientasi produk menggunakan pembelajaran langsung pada siswa SMA-LB Negeri Cicendo?

2. Bagaimana hasil belajar keterampilan teknik pengelasan berorientasi produk menggunakan pembelajaran langsung pada siswa SMA-LB Negeri Cicendo?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dianjurkan. Penulis merumuskan tujuan penelitian ini sebagai berikut:


(11)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mendeskripsikan pembelajaran keterampilan teknik pengelasan berorientasi produk menggunakan pembelajaran langsung pada siswa SMA-LB Negeri Cicendo.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran keterampilan teknik pengelasan berorientasi produk membuat rangka pot bunga dengan menggunakan pembelajaran langsung.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta dapat dijadikan referensi bagi pembaca yang ingin mengetahui mengenai penerapan pembelajaran langsung pada siswa SMALB dalam pembelajaran keterampilan teknik pengelasan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, dengan penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai penerapan pembelajaran langsung pada keterampilan teknik pengelasan.

b. Bagi siswa, penerapan pembelajaran langsung diharapkan dapat membatu siswa lebih memahami dalam proses belajar pembelajaran keterampilan teknik pengelasan serta para siswa memiliki kemampuan untuk menjadi bekal hidupnya di masa yang akan datang.

c. Bagi guru dan lembaga pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan pengetahuan dalam penggunaan metode pembelajaran yang tepat untuk proses belajar pembelajaran keterampilan teknik pengelasan bagi anak SMA-LB.

F. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan urutan penyusunan materi dalam penulisan skripsi agar susunannya lebih teratur, struktur organisasi penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :


(12)

7

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, antara lain tentang, tinjauan umum pembelajaran, pendidikan siswa berkebutuhan khusus, keterampilan otomotif, dan kerangka pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang lokasi dan objek penelitian, desain penelitian, metodologi penelitian, instrumen penelelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian. pertanyaan penelitian. hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang diberikan untuk pihak-pihak terkait.


(13)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Lokasi dan Objek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMALB-B Negeri Cicendo. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada hasil pra penelitian yang dilakukan bahwa di SMALB Negeri Cicendo belum mengembangkan pembelajaran keterampilan otomotif dalam bidang pengelasan.

Gambar 3.1 Lokasi SLB-B Negeri Cicendo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

SLB-B Negeri Cicendo terletak di Jalan Cicendo no.2 Bandung, kecamatan Sumur Bandung 40117. Sekolah ini memiliki program pendidikan regular yang merupakan penyelenggaraan program pendidikan persekolahan yang berstandar dan berstruktur dengan menggunakan kurikulum yang terdiri dari kurikulum nasional, muatan lokal dan vokasional. Program tersebut diperuntukkan untuk tingkat TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB.


(14)

36

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Lokasi ruang pembelajaran SLB-B Negeri Cicendo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Program vokasional yang terdapat pada SLB-B Negeri Cicendo antara lain: keterampilan otomotif, keterampilan tataboga, keterampilan komputer (IT), dan kterampilan membatik. Adapun program pilihan ekstrakurikuler pilihan yang terdapat pada SLB-B Negeri Cicendo antara lain: pantomim, modeling, angklung, seni tari, hasta karya, olahraga, dan keagamaan.

Gambar 3.3 Program keterampilan vokasional di SLB-B Negeri Cicendo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(15)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu masalah dalam penelitian.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah desain subjek tunggal (Single Subject Research) berulang-ulang dengan periode waktu tertentu misalnya, perminggu, perhari, atau perjam. Perbandingan tidak dilakukan antar individu maupun kelompok tetapi dibandingkan dalam subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda.

Kondisi disini adalah kondisi baseline dan kondisi perlakuan (intervensi).

Baseline adalah kondisi dimana pengukuran target behavior dilakukan pada

keadaan natural sebelum dilakukan intervensi apapun. Kondisi eksperimen adalah kondisi dimana suatu intervensi telah diberikan dan target behavior diukur dibawah kondisi tersebut. Penelitian dengan desain subjek tunggal selalu dilakukan perbandingan antara fase baseline dengan sekurang-kurangnya fase

intervensi. (Sunanto, 2005, hlm. 56)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A - B - A yang memiliki 3 fase yaitu : A1 (baseline), B (Intervensi), dan A2 (baseline). Bertujuan untuk mempelajari besarnya suatu perlakuan (intervensi) terhadap

target behavior tertentu yang diberikan kepada individu (Sunanto,2005, hlm. 61).

Waktu

Gambar 3.4

Desain A-B-A (Sunanto et.a1, 2005, hlm. 59)

A1 = baseline

Target behavior


(16)

38

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Baseline adalah kondisi awal kemampuan keterampiian subjek sebelum diberi

perlakuan (intervensi). Pengukuran fase baseline dilakukan sampai data stabil.

B = intervensi

Intervensi adalah kondisi keterampilan subjek selama memperoleh perlakuan. Perlakuan diberikan sampai data menjadi stabil, dengan menggunakan metode yang dipakai di sekolah.

A2 = baseline

Pengulangan kondisi baseline sebagai evaluasi sejauh mana intervensi diberikan pada subjek.

C. Metode Penelitian

Metode merupakan salah satu cara yang dipergunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1985, hlm. 131) bahwa “Metode merupakan cara utama untuk mencapai suatu tujuan misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian subjek tunggal yang dikenal dengan istilah single subject research (SSR) yaitu suatu metode yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil ada tidaknya pengaruh dan perubahan yang terjadi dari suatu perlakuan yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Perbandingan tidak dilakukan antar individu maupun kelompok tetapi dibandingkan dalam subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda.

Baseline adalah kondisi dimana pengukuran target behavior dilakukan pada

keadaan natural sebelum dilakukan intervensi apapun. Kondisi eksperimen adalah kondisi dimana suatu intervensi telah diberikan dan target behavior diukur dibawah kondisi tersebut. Penelitian dengan desain subjek tunggal selalu dilakukan perbandingan antara fase baseline dengan sekurang-kurangnya fase intervensi. (Sunanto, 2005, hlm. 56)


(17)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini memakai instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang keterampilan otomotif dalam bidang pengelasan melalui model pembelajaran langsung adalah berupa format yang disusun berisi langkah kerja (job sheet) tentang prosedur mengelas. Format yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Instrumen Penelitian Kegiatan

No Kegiatan Indikator Skoring Penilaian

Ya Tidak

1 Persiapan Kerja

1. Persiapan Operator: a. Pakaian Kerja b. Kesehatan Fisik c. Identitas Kerja

2. Mempersiapkan alat dan bahan: a. Generator las

b. Topeng las c. Besi Beton 6 mm d. Sarung tangan las e. Elektroda

f. Palu besi g. Gergaji besi h. Masker

i. Ampelas P 200 & P 800 j. Dempul

k. Cat besi l. Kuas cat m. Ragum n. Mal


(18)

40

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain menggunakan instrumen kegiatan pengelasan seperti di atas, peneliti juga menghitung waktu pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan standar waktunya sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2

Instrumen Penelitian Ketepatan Waktu Penge rjaan

2 Proses Kerja a. Memotong besi beton dengan ukuran 30 cm dan 50 cm

b. Melakukan proses pembentukan kaki-kaki rangka pot

menggunakan besi beton 50 cm c. Melakukan proses pembentukan dudukan pot dengan besi beton 30 cm menggunakan

menggunakan mal dan alat pembentuk besi

d. Mempersiapkan generator las dan elektroda

e. Melakukan proses pengelasan pada setiap kaki-kaki pot. f. Melakukan proses pengelasan

untuk dudukan pot.

g. Melakukan proses pendempulan . h. Melakukan proses

pengampelasan pada dempul menggunakan ampelas P 800 kemudian ampelas P 200.

i. Melakukan proses pengecatan

sebagai proses finishing.

j. Melakukan proses pengeringan cat

3 Hasil a. Hasil akhir dari pembuatan pot telah diberi warna.

b. Pot dapat masuk pada tiap dudukan yang telah dibuat pada rangka

c. Rangka pot dapat berdiri seimbang.


(19)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 Persiapan

Kerja

1. Persiapan Kerja: a. Pakaian Kerja b. Kesehatan Fisik c. Identitas Kerja 2. Mempersiapkan alat

dan bahan: a. Generator las b. Topeng las c. Besi Beton 6 mm d. Sarung tangan las e. Elektroda

f. Palu besi g. Gergaji besi h. Masker

i. Ampelas P 200 & P 800

j. Dempul k. Cat besi l. Kuas cat m. Ragum n. Mal

o. Pembentuk besi

3 menit

5 menit

2 Proses Kerja a. Memotong besi beton dengan ukuran 30 cm dan 50 cm Melakukan proses pembentukan besi menggunakan ragum.

b. Melakukan proses pembentukan kaki-kaki rangka pot menggunakan besi beton 50 cm c. Melakukan proses

pembentukan

dudukan pot dengan besi beton 30 cm menggunakan menggunakan mal

10 menit

20 menit


(20)

42

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi yaitu dengan cara mengamati setiap aspek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini. Pengamatan dilakukan pada saat fase baseline dan fase intervensi. Fase baseline pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat setiap keterampilan siswa yang telah

dan alat pembentuk besi

d. Mempersiapkan generator las dan elektroda sebelumnya. e. Melakukan proses

pengelasan pada setiap kaki-kaki pot. f. Melakukan proses

pengelasan untuk dudukan pot g. Melakukan proses

pendempulan. h. Melakukan proses

pengampelasan pada dempul menggunakan ampelas P 800 kemudian ampelas P 200.

i. Melakukan proses pengecatan sebagai proses finishing j. Proses pengeringan

cat. 2 menit 25 menit 15 menit 10 menit 10 menit 15 menit 60 menit

3 Hasil a. Hasil akhir dari pembuatan pot telah diberi warna

b. Pot dapat masuk pada tiap dudukan yang telah dibuat pada rangka

c. Rangka pot dapat berdiri seimbang 4 Waktu Kerja Waktu kerja 190 menit


(21)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu format data yang telah disediakan serta memberi nilai.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum menarik kesimpulan. Data-data yang diperoleh dari hasil pencatatan kemampuan atau kompetensi yang ada pada subjek merupakan keterampilan pengelasan dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian dengan desain subjek tunggal terfokus pada data individu dari pada data kelompok. Proses menganalisis data pada penelitian dengan desain subjek tunggal ada bebarapa hal, diantaranya pembuatan grafik, analisis statistik diskriptif dan analisis visual. Penggunaan analisis grafik diharapkan dapat memperjelas gambaran dari suatu kondisi eksperimen baik sebelum perlakuan (baseline) maupun pada saat setelah diberi perlakuan (intervensi), dan perubahan-perubahan yang terjadi setelah perlakuan (baseline 2).

Menurut Sunanto (2005, hlm. 96), dalam analisis data dengan metode analisis visual ada beberapa hal yang menjadi perhatian peneliti diantaranya: "Banyaknya data point (skor) dalam setiap kondisi, banyaknya variabel terikat yang ingin diubah, tingkat stabilitas dan perubahan level data dalam suatu kondisi atau antar kondisi, arah perubahan dalam kondisi maupun antar kondisi”.

Analisis data pada penelitian desain subyek tunggal ini peneliti melakukan 3 hal yaitu: pembuatan grafik, analisis statistik deskriptif, dan analisis visual. Langkah penganalisaan yang dilakukan meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi.

1. Analisis Dalam Kondisi

Menganalisa perubahan data dalam satu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi, sedangkan komponen yang akan dianalisis meliputi:


(22)

44

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penentuan panjang kondisi diawali dengan menentukan panjang interval. Panjang interval menunjukkan ada berapa fase dalam kondisi tersebut. Selanjutnya di buat dalam bentuk tabel.

Tabel 3.3 Panjang Kondisi

KONDISI BASELINE (A) INTERVENSI (B) I

Panjang Kondisi

b. Estimasi Kecenderungan Arah (trend/slope)

Bagi peneliti di bidang modifikasi perilaku, kecenderungan arah (trend/slope) data pada suatu grafik sangat penting untuk memberikan gambaran perilaku subjek yang sedang diteliti. Menurut Sunanto (2005, hlm. 98) "Ada tiga macam kecenderungan arah grafik (trend) yaitu (1) meningkat, (2) mendatar, dan (3) menurun. Masing-masing maknanya tergantung pada tujuan intervensi". Lebih jelasnya dibuat dalam sebuah tabel seperti berikut:

Tabel 3.4

Estimasi Kecenderungan Arah

KONDISI BASELINE (A)

Estimasi Kecenderungan Arah

Meningkat

Mendatar

Menurun

"Ada dua cara untuk menentukan kecenderungan arah gratik (trend) yaitu metode freehand dan metode split-middle" (Sunanto, 2005, hlm. 96). Pada penelitian ini menggunakan metode belah dua (Split Middle). Mengestimasi


(23)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sunanto (2005, hlm. 108) ada beberapa langkah dalam metode ini, diantaranya:

1) Membagi data pada fase baseline menjadi dua bagian,

2) Bagian kanan dan kiri hasil tahap l, dibagi menjadi dua bagian, 3) Tentukan posisi median dari masing- masing bagian,

4) Tarik garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik temu, antara bagian kanan dan bagian kiri.

c. Kecenderungan Stabilitas

Menurut Sunanto (2005, hlm. 98), Kecenderungan stabilitas menunjukkan derajat variasi atau besar kecilnya rentang kelompok data tertentu. Jika rentang datanya kecil atau tingkat variasinya rendah maka data dikatakan stabil. Secara umum jika 80% - 90% data masih berada pada 15% di atas dan dibawah mean, maka data dikatakan stabil. Menentukan tingkat stabilitas data biasanya digunakan persentase penyimpangan dari mean sebesar (5, 10, 12 dan 15). Persentase penyimpangan terhadap mean yang digunakan untuk menghitung stabilitas digunakan yang kecil (10%) jika data mengelompok di bagian atas dan digunakan persentase besar (15%) jika data mengelompok di bagian tengah maupun bagian bawah.

Mean level untuk data di suatu kondisi dihitung dengan cara menjumlahkan

semua data yang ada pada kordinat dibagi banyaknya data. Adapun langkah penentuan Kecenderengun Stabilitas menurut Sunanto (2005, hlm. 115) diantaranya:

1) Menentukan Rentang Stabilitas dengan rumusan: Rentang Stabilitas = Skor Tertinggi x Kriteria Stabilitas

2) Menentukan Mean level dengan cara menjumlahkan semua data yang ada pada kordinat dibagi banyaknya data


(24)

46

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Batas Atas = Mean level + (O,S.Rentang Stabilitas)

4) Menentukan Batas atas dengan rumusan:

Batas bawah = Mean level - (O,S.Rentang Stabilitas)

5) Menghitung Persentase Stabilitas (PS) dengan rumus BR Keterangan: PS =

BP BR

100% PS = Persentase Stabilitas

BR = Banyak Data Poin dalam Rentang BP = Banyak Data Poin

d. Jejak Data

Menentukan kecenderungan jejak data dilakukan dengan proses yang sama dengan proses kecenderungan arah.

e. Level Stabilitas dan Rentang

Istilah Level menunjukkan pada besar kecilnya data yang berada pada skala kordinat (sumbu Y). Data diambil berdasarkan hasil perhitungan kecenderungan stabilitas.

f. Level Perubahan (Level Change)

Tingkat perubahan menunjukkan berapa besarnya perubahan data dalam suatu kondisi dengan cara:

1) Menentukan berapa besar data poin (skor) pertama dan terakhir dalam kondisi.

2) Kurangi data yang besar dengan data yang kecil

Tentukan apakah selisihnya menunjukkan arah yang membaik (therapeutic) atau memburuk (contra therapeutic) sesuai dengan tujuan intervensi atau pengajarannya.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah target behavior yang berubah sepanjang fase intervensi (B) dan bagimana perubahannya dibandingkan dengan fase baseline (A). Jika benar terjadi perubahan pada fase baseline dan fase

intervensi benar-benar hanya pada satu variabel terikat, hal ini mengindikasikan


(25)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terdapat lima komponen yaitu:

a. Jumlah Variabel yang Diubah

Pengaruh variabel bebas (intervensi) terhadap variabel terikat (target behavior) dapat diketahui secara jelas, peneliti harus terfokus pada perubahan satu

target behavior dua kodisi. Jika terjadi perubahan pada fase baseline dan fase intervensi benar-benar hanya pada satu variabel terikat, hal ini mengindikasikan

adanya pengaruh intervensi terhadap target behaviour. b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya

Menentukan perubahan kecenderungan arah dengan mengambil data pada analisis Kecenderungan arah dalam masing-masing kondisi, baik itu fase baseline maupun intervensi.

c. Perubahan Stabilitas

Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas dengan melihat kecenderungan stabilitas pada masing-masing fase, baik itu fase baseline maupun

intervensi.

d. Perubahan Level

Menentukan level perubahan dengan cara menentukan data skor pada kondisi

baseline pada fase terakhir dan fase pertama pada kondisi intervensi kemudian

dihitung selisih keduannya e. Data Overlap

Menentukan overlap data pada kondisi baseline dengan intervensi dilakukan dengan cara:

1) Lihat kembali batas bawah dan atas pada kondisi baseline.

2) Hitung ada berapa data point pada kondisi intervensi yang berada pada rentang kondisi.

3) Perolehan pada langkah (b) dibagi dengan banyaknya data poit dalam kondisi kemudian dikalikan 100.


(26)

48

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Semakin kecil persentase overlap makin baik pengaruh intervensi terhadap


(1)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditentukan selama observasi. Setiap kali dilakukan observasi selama tes unjuk kerja, peneliti mengamati sekaligus mencatat keterampilan pengelasan dalam format data yang telah disediakan serta memberi nilai.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum menarik kesimpulan. Data-data yang diperoleh dari hasil pencatatan kemampuan atau kompetensi yang ada pada subjek merupakan keterampilan pengelasan dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian dengan desain subjek tunggal terfokus pada data individu dari pada data kelompok. Proses menganalisis data pada penelitian dengan desain subjek tunggal ada bebarapa hal, diantaranya pembuatan grafik, analisis statistik diskriptif dan analisis visual. Penggunaan analisis grafik diharapkan dapat memperjelas gambaran dari suatu kondisi eksperimen baik sebelum perlakuan (baseline) maupun pada saat setelah diberi perlakuan (intervensi), dan perubahan-perubahan yang terjadi setelah perlakuan (baseline 2).

Menurut Sunanto (2005, hlm. 96), dalam analisis data dengan metode analisis visual ada beberapa hal yang menjadi perhatian peneliti diantaranya: "Banyaknya data point (skor) dalam setiap kondisi, banyaknya variabel terikat yang ingin diubah, tingkat stabilitas dan perubahan level data dalam suatu kondisi atau antar kondisi, arah perubahan dalam kondisi maupun antar kondisi”.

Analisis data pada penelitian desain subyek tunggal ini peneliti melakukan 3 hal yaitu: pembuatan grafik, analisis statistik deskriptif, dan analisis visual. Langkah penganalisaan yang dilakukan meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi.

1. Analisis Dalam Kondisi

Menganalisa perubahan data dalam satu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi, sedangkan komponen yang akan dianalisis meliputi:


(2)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penentuan panjang kondisi diawali dengan menentukan panjang interval. Panjang interval menunjukkan ada berapa fase dalam kondisi tersebut. Selanjutnya di buat dalam bentuk tabel.

Tabel 3.3 Panjang Kondisi

KONDISI BASELINE (A) INTERVENSI (B) I

Panjang Kondisi

b. Estimasi Kecenderungan Arah (trend/slope)

Bagi peneliti di bidang modifikasi perilaku, kecenderungan arah (trend/slope) data pada suatu grafik sangat penting untuk memberikan gambaran perilaku subjek yang sedang diteliti. Menurut Sunanto (2005, hlm. 98) "Ada tiga macam kecenderungan arah grafik (trend) yaitu (1) meningkat, (2) mendatar, dan (3) menurun. Masing-masing maknanya tergantung pada tujuan intervensi". Lebih jelasnya dibuat dalam sebuah tabel seperti berikut:

Tabel 3.4

Estimasi Kecenderungan Arah

KONDISI BASELINE (A)

Estimasi Kecenderungan Arah

Meningkat

Mendatar

Menurun

"Ada dua cara untuk menentukan kecenderungan arah gratik (trend) yaitu metode freehand dan metode split-middle" (Sunanto, 2005, hlm. 96). Pada penelitian ini menggunakan metode belah dua (Split Middle). Mengestimasi


(3)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kecenderungan arah dengan menggunakan metode ini adalah menentukan kecenderungan arah grafik berdasarkan median data poin nilai ordinatnya. Menurut Sunanto (2005, hlm. 108) ada beberapa langkah dalam metode ini, diantaranya:

1) Membagi data pada fase baseline menjadi dua bagian,

2) Bagian kanan dan kiri hasil tahap l, dibagi menjadi dua bagian, 3) Tentukan posisi median dari masing- masing bagian,

4) Tarik garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik temu, antara bagian kanan dan bagian kiri.

c. Kecenderungan Stabilitas

Menurut Sunanto (2005, hlm. 98), Kecenderungan stabilitas menunjukkan derajat variasi atau besar kecilnya rentang kelompok data tertentu. Jika rentang datanya kecil atau tingkat variasinya rendah maka data dikatakan stabil. Secara umum jika 80% - 90% data masih berada pada 15% di atas dan dibawah mean, maka data dikatakan stabil. Menentukan tingkat stabilitas data biasanya digunakan persentase penyimpangan dari mean sebesar (5, 10, 12 dan 15). Persentase penyimpangan terhadap mean yang digunakan untuk menghitung stabilitas digunakan yang kecil (10%) jika data mengelompok di bagian atas dan digunakan persentase besar (15%) jika data mengelompok di bagian tengah maupun bagian bawah.

Mean level untuk data di suatu kondisi dihitung dengan cara menjumlahkan semua data yang ada pada kordinat dibagi banyaknya data. Adapun langkah

penentuan Kecenderengun Stabilitas menurut Sunanto (2005, hlm. 115)

diantaranya:

1) Menentukan Rentang Stabilitas dengan rumusan: Rentang Stabilitas = Skor Tertinggi x Kriteria Stabilitas

2) Menentukan Mean level dengan cara menjumlahkan semua data yang ada

pada kordinat dibagi banyaknya data 3) Menentukan Batas atas dengan rumusan:


(4)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Batas Atas = Mean level + (O,S.Rentang Stabilitas)

4) Menentukan Batas atas dengan rumusan:

Batas bawah = Mean level - (O,S.Rentang Stabilitas)

5) Menghitung Persentase Stabilitas (PS) dengan rumus BR Keterangan: PS =

BP BR

100% PS = Persentase Stabilitas

BR = Banyak Data Poin dalam Rentang BP = Banyak Data Poin

d. Jejak Data

Menentukan kecenderungan jejak data dilakukan dengan proses yang sama dengan proses kecenderungan arah.

e. Level Stabilitas dan Rentang

Istilah Level menunjukkan pada besar kecilnya data yang berada pada skala kordinat (sumbu Y). Data diambil berdasarkan hasil perhitungan kecenderungan stabilitas.

f. Level Perubahan (Level Change)

Tingkat perubahan menunjukkan berapa besarnya perubahan data dalam suatu kondisi dengan cara:

1) Menentukan berapa besar data poin (skor) pertama dan terakhir dalam kondisi.

2) Kurangi data yang besar dengan data yang kecil

Tentukan apakah selisihnya menunjukkan arah yang membaik (therapeutic) atau memburuk (contra therapeutic) sesuai dengan tujuan intervensi atau pengajarannya.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah target behavior yang berubah sepanjang fase intervensi (B) dan bagimana perubahannya dibandingkan dengan fase baseline (A). Jika benar terjadi perubahan pada fase baseline dan fase intervensi benar-benar hanya pada satu variabel terikat, hal ini mengindikasikan adanya pengaruh intervensi terhadap target behavior.


(5)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Analisis Antar Kondisi

Menurut Sunanto, (2005, hlm. 115) untuk menganalisa visual antar kondisi terdapat lima komponen yaitu:

a. Jumlah Variabel yang Diubah

Pengaruh variabel bebas (intervensi) terhadap variabel terikat (target behavior) dapat diketahui secara jelas, peneliti harus terfokus pada perubahan satu target behavior dua kodisi. Jika terjadi perubahan pada fase baseline dan fase intervensi benar-benar hanya pada satu variabel terikat, hal ini mengindikasikan adanya pengaruh intervensi terhadap target behaviour.

b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya

Menentukan perubahan kecenderungan arah dengan mengambil data pada analisis Kecenderungan arah dalam masing-masing kondisi, baik itu fase baseline maupun intervensi.

c. Perubahan Stabilitas

Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas dengan melihat

kecenderungan stabilitas pada masing-masing fase, baik itu fase baseline maupun intervensi.

d. Perubahan Level

Menentukan level perubahan dengan cara menentukan data skor pada kondisi baseline pada fase terakhir dan fase pertama pada kondisi intervensi kemudian dihitung selisih keduannya

e. Data Overlap

Menentukan overlap data pada kondisi baseline dengan intervensi dilakukan dengan cara:

1) Lihat kembali batas bawah dan atas pada kondisi baseline.

2) Hitung ada berapa data point pada kondisi intervensi yang berada pada rentang kondisi.

3) Perolehan pada langkah (b) dibagi dengan banyaknya data poit dalam kondisi kemudian dikalikan 100.


(6)

Tegar Ardisura Raharja, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PROD UK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (D IRECT INSTRUCTION) PAD A SISWA SMA-LB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Semakin kecil persentase overlap makin baik pengaruh intervensi terhadap target behavior.


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran direct instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep termokimia

0 2 18

Pengaruh pembelajaran direct instruction dengan suplemen rumah belajar (situs elearning kemdikbud) terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem saraf manusia (kuasi eksperimen di MA Negeri 11 Jakarta)

1 23 0

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN PEER ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN DIRECT INSTRUCTION (DI)

0 10 77

Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Termokimia

0 3 18

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN LAS BERORIENTASI PRODUK MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP).

1 4 28

Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Instruction) dan Teknik Modeling pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang.

0 2 290

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA KOLOMBO SLEMAN YOGYAKARTA.

0 1 209

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN LAS BERORIENTASI PRODUK MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) - repositoryUPI S TM 0806157 Title

0 0 3

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK PENGELASAN BERORIENTASI PRODUK MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) PADA SISWA SMA-LB - repositoryUPI S TM 0707314 Title

0 0 3

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN PEER ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN DIRECT INSTRUCTION

0 0 9