PERBANDINGAN EFISIENSI ANTARA PRAKTIKUM KIMIA SKALA KECIL DAN SKALA BESAR PADA SUBPOKOK BAHASAN SIFAT GARAM YANG TERHIDROLISIS DI SMA.

(1)

PERBANDINGAN EFISIENSI ANTARA PRAKTIKUM KIMIA SKALA KECIL DAN SKALA BESAR PADA SUBPOKOK BAHASAN SIFAT

GARAM YANG TERHIDROLISIS DI SMA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia

Oleh Ayu Susanti NIM 0902117

PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Perbandingan Efisiensi antara Praktikum Kimia Skala Kecil dan

Skala Besar pada Subpokok Bahasan Sifat Garam yang

Terhidrolisis di SMA

Oleh Ayu Susanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Ayu Susanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

AYU SUSANTI

PERBANDINGAN EFISIENSI ANTARA PRAKTIKUM KIMIA SKALA KECIL DAN SKALA BESAR PADA SUBPOKOK BAHASAN SIFAT

GARAM YANG TERHIDROLISIS DI SMA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Mulyono HAM, M.Pd NIP 195206071980021002

Pembimbing II

Drs. Hokcu Suhanda, M.Si NIP 196611151991011001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. Ahmad Mudzakir, M.Si NIP 196611211991031002


(4)

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifa t Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….... . i

KATA PENGANTAR……….... ii

UCAPAN TERIMA KASIH……….. . iii

ABSTRAK……….. v

DAFTAR ISI………... . vi

DAFTAR TABEL………... viii

DAFTAR LAMPIRAN………... x

BAB 1 PENDAHULUAN………. ... 1

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah………... 3

C. Batasan Masalah………... 4

D. Definisi Operasional………... 4

E. Tujuan Penelitian………... 4

F. Manfaat Penelitian………... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA………... . 6

A. Pembelajaran Kimia………... 6

A.1. Proses Pembelajaran dan Belajar………... 6

A.2. Strategi Pembelajaran………... 9

A.3. Pendekatan Keterampilan Proses………... 11

A.4. Metode Praktikum………... 13


(5)

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.1. Praktikum Kimia Skala Kecil………... 15

B.2. Kit Praktikum Kimia Skala Kecil………... 16

C. Perbedaan Praktikum Kimia Skala Kecil dan Skala Besar……….... 17

ditinjau dari Aktivitas Guru dan Siswa D. Kimia Hidrolisis Garam di Sekolah Menengah Atas (SMA)……….... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….... 26

A. Metode Penelitian……….. 26

B. Subjek Penelitian………... 26

C. Populasi dan Sampel………... 26

D. Teknik Pengumpulan Data……….... 28

E. Instrumen Penelitian………... 31

F. Teknik Pengolahan Data……….... 32

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….... 33

A. Pemaparan Data Hasil Penelitian………... 33

B. Pembahasan Hasil Penelitian………... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 92

A. Kesimpulan………... 92

B. Saran………... 94

DAFTAR PUSTAKA………... 95

LAMPIRAN……….... 97


(6)

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstrak

Penelitian yang berjudul “Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil dan Skala Besar Pada Sub Pokok Bahasan Sifat Garam yang Terhidrolisis di SMA” memiliki tujuan yakni untuk mengetahui gambaran efisiensi antara praktikum kimia skala kecil dan skala besar jika dilihat dari segi jumlah bahan dan alokasi waktu praktikum yang digunakan. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan sampel dari kelas XI IPA 6 dan XI IPA 4 SMAN A Bandung serta XI IPA 5 dan XI IPA 3 SMAN B Bandung. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket, lembar observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa praktikum kimia skala kecil lebih efisien dibandingkan dengan praktikum kimia skala besar. Rekomendasi dari hasil penelitian ini untuk sekolah diharapkan dapat memberikan gambaran perbandingan efisiensi antara praktikum kimia skala kecil dan skala besar sehingga dapat mendorong guru untuk memilih metode pembelajaran yang lebih efisien yang akan digunakan saat mengajarkan materi kimia khususnya sifat garam yang terhidrolisis.

Kata kunci: efisiensi, praktikum kimia skala besar, praktikum kimia skala kecil.

Abstract

The study, entitled "Efficiency Comparison Between Small Scale Chemistry Practicum and Large Scale Chemistry Practicum about The Subtopic of Properties of Hydrolyzed Salt in Senior High School" has the purpose to describe the chemistry practicum efficiency between small-scale and large scale when viewed in terms of the material amount and practicum time allocation which were used. This research using descriptive research method with two clasess, XI IPA 6 and XI IPA 4 from SMAN A Bandung and two clasess, XIIPA 5 and XIIPA 3 from SMAN B Bandung as samples. The data collection technique using questionnaires, observations and interviews. The results of this study illustrate that small-scale chemistry practicum more efficient than the large-small-scale chemistry practicum. Recommendation fromthe result of this study to the school is expected to provide explanation of efficiency comparison between small scale chemistry practice and large scale chemistry practicum. So that, it can encourage teacher to choose learning method which more efficient to be used when teaching the chemical material especially properties of hydrolyzed salt. Keywords: Efficiency, Large Scale Chemistry Practicum, Small Scale Chemistry Practicum.


(7)

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat berperan penting untuk mencetak generasi bangsa yang berkualitas. Menurut UU No 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi perlu adanya pendidikan.

Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan proses pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) termasuk mempelajari kimia. Kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia merupakan ilmu yang dipelajari di Sekolah Menengah Atas. Banyak sekali manfaat yang didapatkan ketika mempelajari kimia, salah satunya kita bisa mengetahui banyak hal tentang perubahan suatu zat ataupun materi yang ada di alam ini. Dengan ilmu kimia, kita bisa memanfaatkan bahan alam untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti makanan, pakaian, obat-obatan, bahan bakar dan lain sebagainya.

Namun, tidak sedikit siswa yang menganggap pelajaran kimia adalah pelajaran yang sulit untuk dipahami, sehingga diperlukan sebuah metode pembelajaran yang menarik agar ilmu kimia mudah untuk dicerap oleh siswa. Hal ini senada dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007 yang menyatakan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan


(8)

2

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kimia dan praktikum tidak bisa dipisahkan. Maka salah satu upaya untuk menunjang peningkatan pemahaman siswa akan konsep ilmu kimia yaitu dengan metode praktikum. “Fungsi dari metode eksperimen merupakan penunjang kegiatan proses belajar untuk menemukan prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsip-prinsip yang dikembangkan”. (Arifin, 1995, hlm. 111). Metode praktikum dianggap mampu untuk membuat siswa termotivasi dalam belajar dan membangun konsep pembelajaran.

Saat ini sudah diluncurkan kit praktikum kimia skala kecil oleh Mulyono HAM (Dosen Kimia UPI) untuk mempermudah guru dan siswa untuk melaksanakan praktikum dalam pembelajaran kimia. Manfaat dan keuntungan penggunaan kit praktikum kimia skala kecil ini adalah:

1. Praktikum tidak bergantung pada tempat dan waktu;

2. Praktikum dapat terintegrasi dalam jam pelajaran formal di kelas; 3. Kit dapat diterapkan secara rotasional per kelas paralel;

4. Menunjang proses pembelajaran berdasar keterampilan proses sains; 5. Menghemat biaya operasional sekolah;

6. Memudahkan pengelolaan limbah praktikum

Disamping itu dari jurnal yang ditulis oleh Mafumiko (2008, hlm. 64)

mengungkapkan beberapa keuntungan dari praktikum kimia skala kecil yakni “Such advantages are essentially related to cost savings, time savings, improvement in

laboratory safety and air qualitty, and environment-friendlines”, yang bermakna

bahwa praktikum kimia skala kecil ketika dibandingkan dengan praktikum lain memiliki beberapa keuntungan diantaranya berkaitan dengan waktu, harga yang hemat, tingkat keamanan laboratorium yang tinggi dan ramah lingkungan.


(9)

3

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun di Sekolah Menengah Atas masih banyak menggunakan praktikum skala besar karena kit praktikum skala kecil baru diluncurkan sehingga kegunaannya masih sedikit dirasakan. Antara praktikum kimia skala besar dan praktikum skala kecil memiliki kelebihan dan kekurangan. Berdasarkan pengamatan langsung terhadap kit praktikum skala kecil, kit dapat menjadi alternatif kuat sebagai fasilitas dan dapat dijadikan pilihan untuk melakukan praktikum dalam proses pembelajaran di Sekolah termasuk SMA. Kit praktikum kimia skala kecil bisa digunakan di kelas XI SMA untuk melakukan percobaan dalam semua pokok bahasan di semester 1 dan semester 2 yang tersebar kedalam 22 percobaan.

Salah satu materi yang dipelajari di kelas XI SMA adalah hidrolisis dengan sub pokok sifat garam yang terhidrolisis. Ketika siswa mengetahui dan memahami materi hidrolisis ini akan banyak sekali manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari seperti pelarutan sabun, penjernihan air, penggunaan pupuk, pemutih pakaian dan lain sebagainya. Disamping itu, keterbatasan penulis dan keterbatasan waktu studi, serta keterbatasan di lapangan maka peneliti memfokuskan perhatian pada pokok bahasan hidrolisis dengan sub pokok bahasan sifat garam yang terhidrolisis.

Berdasarkan pada uraian diatas terkait manfaat dan keuntungan dari praktikum kimia skala kecil, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh perbandingan efisiensi antara praktikum kimia skala kecil dengan praktikum kimia skala besar yang berjudul “Perbandingan Efisiensi antara Praktikum Kimia Skala Kecil dan Skala besar pada Subpokok Bahasan Sifat Garam yang Terhidrolisis di SMA”.

B. Rumusan Masalah

Masalah utama dalam penelitian ini mengenai perbandingan efisiensi antara praktikum kimia skala kecil dan praktikum kimia skala besar pada materi sifat garam yang terhidrolisis di kelas XI SMA Negeri A Bandung dan SMA Negeri B Bandung”. Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:


(10)

4

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Manakah yang lebih efisien dari segi jumlah bahan yang digunakan pada praktikum kimia skala kecil dan praktikum kimia skala besar dalam subpokok bahasan sifat garam yang terhidrolisis?

2. Manakah yang lebih efisien dari segi jumlah waktu yang diperlukan pada praktikum kimia skala kecil dan praktikum kimia skala besar dalam subpokok bahasan sifat garam yang terhidrolisis?

C. Batasan Masalah

Pembatasan penelitian diperlukan agar penelitian ini tidak meluas. Adapun batasan masalahnya adalah:

1. Pembelajaran hidrolisis hanya dibatasi pada sifat garam yang terhidrolisis.

2. Efisiensi hanya dibatasi pada jumlah bahan dan jumlah waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan dan melakukan praktikum.

D. Definisi Operasional

1. Praktikum kimia skala kecil adalah kegiatan praktikum kimia yang melibatkan alat dan bahan dalam jumlah yang kecil tapi masih bisa mengamati perubahan gejala yang terjadi. Praktikum kimia skala kecil merupakan jenis praktikum yang menggunakan jumlah bahan antara semimikro dan mikro serta alat dan bahan terdapat dalam kit praktikum yang mudah untuk dibawa kemanapun.

2. Efisiensi menurut KBBI adalah ketepatan cara (usaha, kerja) menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya); kedayagunaan; ketepatgunaan; kesangkilan.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui perbandingan efisiensi antara praktikum kimia skala kecil dan praktikum kimia skala besar.Adapun secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


(11)

5

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Memperoleh gambaran perbandingan efiensi antara praktikum kimia skala kecil dan praktikum skala besar dilihat dari jumlah bahan yang digunakan ketika mempersiapkan dan melakukan praktikum dalam pembelajaran kimia dengan materi pembelajaran sifat garam yang terhidrolisis di kelas XI SMA.

2. Memperoleh gambaran perbandingan efiensi antara praktikum kimia skala kecil dan praktikum skala besar dilihat dari jumlah waktu yang diperlukan ketika mempersiapkan dan melakukan praktikum dalam pembelajaran kimia dengan materi pembelajaran sifat garam yang terhidrolisis di kelas XI SMA.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi pihak-pihak dalam pendidikan, diantaranya:

1. Bagi Guru

 Memberikan metode pembelajaran alternatif dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

 Memberikan informasi tentang perbandingan efisiensi antara praktikum kimia skala besar dan praktikum kimia skala kecil.

2. Bagi Siswa

 Mempermudah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kimia dengan pemilihan metode praktikum yang lebih efisien.

3. Bagi Sekolah

 Memberikan sumbangan yang baik dalam meningkatkan mutu pendidikan pembelajaran kimia.

4. Bagi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia

 Dapat memberikan wawasan pengetahuan, informasi dan pemahaman tentang perbandingan efisiensi antara praktikum kimia skala besar dan praktikum kimia skala kecil yang bisa diterapkan dalam perkuliahan sehari-hari.


(12)

6

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Dapat dijadikan salah satu rujukan dalam metode pembelajaran alternatif dalam pembelajaran kimia.

5. Bagi Peneliti


(13)

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk menggambarkan perbandingan efisiensi praktikum kimia skala besar dan praktikum kimia skala kecil sehingga penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan suatu subjek penelitian pada saat ini, misalnya sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi dan sebagainya. (Darmadi, 2013, hlm. 6 – 7).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA di dua SMA Negeri Bandung.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dapat dimaknai sebagai keseluruhan objek/subjek yang dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian dengan ciri-ciri seperti orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat atau ciri-ciri yang sama. Jadi populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti guna dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya untuk dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian.(Hamid Darmadi, 2013, hlm. 48).

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek/subjek penelitian. Jadi, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.


(14)

27

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam Darmadi (2013, hlm. 54-56) secara garis besar, teknik sampling atau cara pengambilan sampel dari populasi dapat dikelompokkan menjadi 2 cara yaitu:

1. Probabilitas sampling atau Random sampling

Probabilitas sampling merupakan teknik penarikan sampel yang memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel.

Teknik sampling ini diantaranya:

a. Simple random sampling, merupakan teknik sampling acak tidak

memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi.

b. Proportionate stratified random sampling, merupakan teknik

sampling yang digunakan jika populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

c. Disproportionate random sampling, merupakan teknik sampling

yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel ketika populasi berstrata tapi kurang proporsional.

d. Cluster sampling, merupakan teknik sampling yang digunakan jika

objek yang diteliti sangat luas.

2. Non probabilitas sampling atau Non random sampling

Non probabilitas merupakan teknik penarikan sampel yang memberi peluang yang sama bagi setiap anggota untuk dijadikan sampel. Teknik sampling ini meliputi:

a. Sampling sistematis, merupakan teknik sampling dengan cara penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang sudah diberi nomor urut.

b. Sampling quota, merupakan teknik sampling dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai pada jumlah (quota) yang diinginkan.


(15)

28

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Sampling aksidental, merupakan teknik sampling berdasarkan kebetulan, yakni siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel.

d. Purposive sampling, merupakan teknik sampling yang dilakukan untuk tujuan tertentu saja.

e. Sampling jenuh, merupakan teknik sampling jika semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Tenik ini biasanya digunakan ketika jumlah populasi sedikit.

f. Snowball sampling, merupakan teknik sampling yang mula-mula dilakukan dalam jumlah kecil kemudian sampai yang terpilih pertama disuruh memilih sampel berikutnya yang akhirnya jumlah sampel akan bertambah banyak seperti bola salju yang bergelinding makin lama makin besar.

g. Sampling seadanya, merupakan pengambilan sampel sebagian dari populasi berdasarkan data seadanya

h. Sampling purposif, teknik sampling ini disebut juga sampling pertimbangan jika pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti.

Berdasarkan uraian diatas teknik penarikan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling. Hal ini diawali dengan menghomogenkan terlebih dahulu populasi yang ada di SMAN A Bandung dan SMAN B Bandung berdasarkan nilai ujian semester 1 mata pelajaran kimia kemudian diambil sampel secara acak dari populasi yang telah homogen.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi, angket dan wawancara.


(16)

29

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Observasi adalah instrumen lain yang sering dijumpai dalam

penelitian pendidikan.” (Darmadi, 2013, hlm. 305). Observasi akan lebih efektif jika peneliti mengamati langsung tingkah laku atau hasil kerja responden.

Dalam Narbuko dan Achmadi (2009, hlm. 72) ada 3 macam jenis tekni observasi yang lazim digunakan sebagai alat pengumpulan data, diantaranya adalah:

a. Observasi partisipan, yaitu observasi dimana orang yang sedang melakukan pengamatan (observasi) turut andil dalam kegiatan yang sedang diamati. Sehingga posisi pengamat tersebut sebagai observer.

b. Observasi sistematik, yaitu observasi dimana ciri pokoknya adalah faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.

c. Observasi eksperimental yakni observasi dimana pengamat melakukan pengendalian unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi tersebut dapat diatur sesuai dengan tujuan penelitian. Situasi tersebut dapat dikendalikan untuk menghindari faktor-faktor yang tak diharapkan mempengaruhi situasi tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini menggunakan observasi partisipan, yakni peneliti menjadi pengamat yang memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.

2. Angket (Kuisioner)

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang berkaitan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan secara tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam Narbuko dan Achmadi


(17)

30

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2009, hlm. 76) “ metode kuisioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan

diteliti.” Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden sehingga dapat menjawab permasalahan yang ditanyakan dalam penelitian.

Ada berbagai macam jenis angket dilihat dari prosedurnya dan jenis penyusun itemnya. Berikut rinciannya dalam Narbuko dan Achmadi (2009, hlm. 77-78) :

a. Jenis angket dilihat dari prosedurnya terdiri dari angket langsung dan angket tidak langsung.

 Angket langsung adalah angket yang dikirimkan langsung kepada responden dan dijawab oleh responden tersebut.

 Angket tidak langsung adalah angket yang dikirim kepada seseorang untuk mencari informasi tentang seseorang.

b. Jenis angket menurut jenis penyusun itemnya dibedakan menjadi:

 Angket tipe isian yakni angket yaang berbentuk format titik yang harus dijawab oleh responden. Angket tipe isian ini terdiri dari:

- Angket terbuka yakni angket yang apabila responnya mengenai masalah yang sedang dipertanyakan.

- Angket tertutup yakni peneliti menyediakan alternatif jawaban untuk responden.

 Angket tipe pilihan yakni jenis angket yang harus dijawab responden dengan cara memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket langsung dan angket tipe isian dengan jenis terbuka.


(18)

31

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.(Narbuko dan Achmadi, 2009, hlm. 83).

Dalam teknik wawancara, peneliti menanyakan sesuatu yang telah direncanakan pada responden. Hasil dari wawancara tersebut dapat dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian. Pada teknik wawancara ini dimungkinkan peneliti dan responden melakukan tanya jawab secara interaktif ataupun secara sepihak saja, misalnya dari peneliti saja. (Darmadi, 2013, hlm. 306).

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan guru yang ada di SMAN A Bandung dan SMAN B Bandung untuk mengetahui pendapatnya mengenai praktikum kimia skala kecil dan skala besar.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar angket, lembar observasi dan wawancara. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

1. Angket

Angket yang digunakan berupa angket bagian 1 dan angket bagian 2 untuk guru dan siswa. Adapun angket bagian 1 berisi beberapa pertanyaan yang diajukan kepada guru dan siswa sebelum pembelajaran hidrolisis sedangkan angket bagian 2 berisi beberapa pertanyaan yang diajukan kepada siswa dan guru setelah pembelajaran hidrolisis.

2. Lembar observasi

Lembar observasi berisi pengamatan ketika siswa sedang melakukan praktikum.


(19)

32

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara yang dilakukan kepada guru. Hal ini dilakukan bertujuan sebagai pelengkap data yang sudah diperoleh di angket dan lembar observasi.

F. Teknik Pengolahan Data

Setelah didapatkan data hasil penelitian maka peneliti melakukan pengolahan data agar didapat hasil yang dapat menjawab permasalahan yang telah diangkat dalam penelitian. Adapun rincian kegiatan dalam mengolah data adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan adalah proses memeriksa data hasil penelitian dari angket, lembar observasi dan wawancara. Kegiatan pemeriksaan ini dilakukan dengan teliti agar hasil penelitian yang akan dibahas dalam pembahasan tidak mengalami kekeliruan sehingga dapat menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

b. Koding dan perhitungan adalah kegiatan untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden kepada kategori yang telah ditentukan. Selanjutnya mengkonversikan hasil data penelitian, jika data tersebut berupa deskripsi ataupun form cheklis. Data tersebut dikonversikan kepada skala angka yang telah ditentukan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan skala Likert. Setelah dikonversikan pada skala, data tersebut dikonversikan lagi ke dalam bentuk persentase untuk mengetahui sejauh mana jawaban yang diharapkan ada pada responden. c. Penjabaran atau kegiatan merinci hasil data yang telah diperoleh.

Kegiatan ini dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan olahan data berupa angka ke dalam tulisan untuk menggambarkan makna angka tersebut pada penelitian ini.


(20)

33

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma


(21)

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai perbandingan efisiensi antara praktikum kimia skala kecil dan skala besar di kelas XI SMA dari segi jumlah bahan dan waktu yang diperlukan, maka bisa disimpulkan sebagai berikut:

1. Di SMAN A Bandung, praktikum kimia skala kecil lebih efisien dibandingkan praktikum kimia skala besar dari segi jumlah semua bahan yang diperlukan kecuali metil merah, fenolptalin dan kertas lakmus.

2. Di SMAN A Bandung, praktikum kimia skala kecil lebih efisien dibandingkan praktikum kimia skala besar dari segi jumlah waktu yang digunakan dengan perbandingan waktu untuk praktikum kimia skala kecil adalah 1,427 jam dan praktikum kimia skala besar adalah 3,02 jam.

3. Di SMAN B Bandung, praktikum kimia skala kecil lebih efisien dibandingkan praktikum kimia skala besar dari segi jumlah semua bahan yang diperlukan kecuali kertas lakmus.

4. Di SMAN B Bandung, praktikum kimia skala kecil lebih efisien dibandingkan praktikum kimia skala besar dari segi jumlah waktu yang digunakan dengan perbandingan waktu untuk praktikum kimia skala kecil adalah 1,192 jam dan praktikum kimia skala besar adalah 2,626 jam.


(22)

93

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun tabel perbandingannya adalah sebagai berikut:

Perbandingan Waktu dan Jumlah Bahan antara Praktikum Kimia Skala Kecil dan Praktikum Kimia Besar di SMAN A Bandung

Tabel 5.41. Perbandingan Alokasi Waktu dan Jumlah Bahan Praktikum Kimia Skala Besar dan Skala Kecil SMAN A Bandung

Jenis Praktikum Alokasi Waktu yang diperlukan

Jumlah Bahan yang digunakan

NaCl NHЉCl CHЈCOONa CHЈCOONHЉ Fenolptalin Metil Merah

Kertas lakmus

Praktikum kimia skala besar

3,02 jam 1,05 mL (1,219gr)

1,15 mL (1,115gr)

1,15 mL (1,708 gr)

1,1 mL

(1,604gr) 0,8 mL 0,75mL 16,8cm Praktikum

kimia skala kecil

1,427 jam 0,83 gr 0,7 gr 0,75 gr 1,48 gr 1,3 mL 1,3 mL 55,7cm

Perbandingan Waktu dan Jumlah Bahan antara Praktikum Kimia Skala Kecil dan Praktikum Kimia Besar di SMAN B Bandung Tabel 5.42. Perbandingan Alokasi Waktu dan Jumlah Bahan Praktikum Kimia

Skala Besar dan Skala Kecil SMAN B Bandung Jenis Praktikum Alokasi Waktu yang diperlukan

Jumlah Bahan yang digunakan

NaCl NHЉCl CHЈCOONa CHЈCOONHЉ Fenolptalin Metil Merah

Kertas lakmus

Praktikum kimia skala besar

2,626 jam 1,4 mL (5,85gr)

1,4 mL (5,35gr)

1,4 Ml

(8,2 gr) 1,4 mL (7,7gr) 1,35 mL 1,35mL 34cm Praktikum

kimia skala kecil


(23)

94

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan hasil temuan saat penelitian, terdapat beberapa saran dengan harapan dapat dijadikan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan dunia pendidikan khususnya untuk pendidikan kimia. Adapun saran ini ditujukan untuk:

1. Sekolah

a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan metode pembelajaran yang lebih efisien namun tetap tidak mengurangi pemahaman siswa terhadap materi yang hendak dibelajarkan kepada siswa.

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan memilih alat untuk metode pembelajaran yang lebih efisien khususnya untuk pembelajaran kimia.

2. Guru

a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan metode pembelajaran yang lebih efisien namun tetap tidak mengurangi pemahaman siswa terhadap materi kimia yang hendak dibelajarkan kepada siswa.

b. Guru direkomendasikan untuk terbiasa dengan menggunakan praktikum kimia skala kecil dan membelajarkannya pada siswa dikarenakan berdasarkan penelitian bahwa praktikum kimia skala kecil cukup bermanfaat.

c. Guru dapat lebih mensosialisasikan praktikum kimia skala kecil kepada siswa.

d. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi guru untuk memilih metode pembelajaran yang lebih efisien yang akan digunakan saat mengajarkan materi kimia.

3. Peneliti lain

a. Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meneliti bagian yang belum diteliti oleh peneliti seperti keberpengaruhan efisiensi praktikum kimia skala kecil terhadap pemahaman siswa sehingga dapat diketahui sejauh mana manfaat efisiensi praktikum kimia skala kecil terhadap siswa.

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meneliti lebih lanjut mengenai praktikum kimia skala kecil apakah dapat digunakan untuk pengembangan KPS ataukah tidak, mengetahui hasil belajar siswa ketika melakukan praktikum kimia skala kecil dan keterlaksanaan praktikum kimia skala kecil dalam pembelajaran.


(24)

95

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma


(25)

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. (1995) Pengembangan program pengajaran bidang studi kimia. Surabaya: Airlangga University Press

Arifin, M. dkk. (2000) Strategi belajar mengajar kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Dahar Wilis, R. (1996) Teori-teori belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga

Darmadi, H. (2013) Metode penelitian pendidikan dan sosial. Bandung: Penerbit Alfabeta

Ellis Jeanne, O. (2008) Psikologi pendidikan membantu siswa tumbuh dan berkembang. Jakarta: Penerbit Erlangga

Fajar Partana, C. dan Wiyarsi, A. (2009) Mari belajar kimia 2: untuk SMA XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009

Hamdani. (2011) Strategi belajar mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia HAM, M. (2002) Ilmu kimia. Bandung: Acarya Media Utama

M.S. Mafumiko, F. (2008) The Potential of Micro-scale Chemistry Experimentation in enhancing teaching and learning of secondary chemistry: Experiences from Tanzania

Classrooms, 3 ( ), hlm. 63 – 79.

Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2009) Metodologi penelitian: memberikan bekal teoritis pada mahasiswa tentang metodologi penelitian serta diharapkan dapat melaksanakan penelitian dengan langkah-langkah yang benar. Jakarta: Bumi Aksara

Ruhimat, T. dkk. (2009) Kurikulum dan pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI Semiawan, C. dkk. (1989) Pendekatan keterampilan proses bagaimana mengaktifkan siswa dalam belajar. Jakarta: PT. Gramedia


(26)

96

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subiyanto. (1998) Pendidikan ilmu pengetahuan alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sunarya, Y. (2003) Kimia dasar 2 prinsip-prinsip kimia terkini. Bandung: Alkemi Grafisindo Press

Surakhmad, W. (1982) Pengantar interaksi mengajar – belajar. Bandung: Tarsito

Suryabrata, S. (2012) Metodologi penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Suryosubroto. (2009) Proses belajar mengajar di sekolah: wawasan baru, beberapa metode pendukung dan beberapa komponen layanan khusus. Jakarta: Rineka Cipta

Vogel dan Svehla. (1990) Buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semimikro. Jakarta: PT.Kalman Media Pusaka


(27)

97

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma


(1)

93

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun tabel perbandingannya adalah sebagai berikut:

Perbandingan Waktu dan Jumlah Bahan antara Praktikum Kimia Skala Kecil dan Praktikum Kimia Besar di SMAN A Bandung

Tabel 5.41. Perbandingan Alokasi Waktu dan Jumlah Bahan Praktikum Kimia Skala Besar dan Skala Kecil SMAN A Bandung

Jenis Praktikum Alokasi Waktu yang diperlukan

Jumlah Bahan yang digunakan

NaCl NHЉCl CHЈCOONa CHЈCOONHЉ Fenolptalin Metil Merah

Kertas lakmus Praktikum

kimia skala besar

3,02 jam 1,05 mL

(1,219gr)

1,15 mL (1,115gr)

1,15 mL (1,708 gr)

1,1 mL

(1,604gr) 0,8 mL 0,75mL 16,8cm

Praktikum kimia skala kecil

1,427 jam 0,83 gr 0,7 gr 0,75 gr 1,48 gr 1,3 mL 1,3 mL 55,7cm

Perbandingan Waktu dan Jumlah Bahan antara Praktikum Kimia Skala Kecil dan Praktikum Kimia Besar di SMAN B Bandung Tabel 5.42. Perbandingan Alokasi Waktu dan Jumlah Bahan Praktikum Kimia

Skala Besar dan Skala Kecil SMAN B Bandung

Jenis Praktikum Alokasi Waktu yang diperlukan

Jumlah Bahan yang digunakan

NaCl NHЉCl CHЈCOONa CHЈCOONHЉ Fenolptalin Metil Merah

Kertas lakmus Praktikum

kimia skala besar

2,626 jam 1,4 mL

(5,85gr)

1,4 mL (5,35gr)

1,4 Ml

(8,2 gr) 1,4 mL (7,7gr) 1,35 mL 1,35mL 34cm

Praktikum kimia skala kecil


(2)

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan saat penelitian, terdapat beberapa saran dengan harapan dapat dijadikan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan dunia pendidikan khususnya untuk pendidikan kimia. Adapun saran ini ditujukan untuk:

1. Sekolah

a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan metode pembelajaran yang lebih efisien namun tetap tidak mengurangi pemahaman siswa terhadap materi yang hendak dibelajarkan kepada siswa.

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan memilih alat untuk metode pembelajaran yang lebih efisien khususnya untuk pembelajaran kimia.

2. Guru

a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan metode pembelajaran yang lebih efisien namun tetap tidak mengurangi pemahaman siswa terhadap materi kimia yang hendak dibelajarkan kepada siswa.

b. Guru direkomendasikan untuk terbiasa dengan menggunakan praktikum kimia skala kecil dan membelajarkannya pada siswa dikarenakan berdasarkan penelitian bahwa praktikum kimia skala kecil cukup bermanfaat.

c. Guru dapat lebih mensosialisasikan praktikum kimia skala kecil kepada siswa.

d. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi guru untuk memilih metode pembelajaran yang lebih efisien yang akan digunakan saat mengajarkan materi kimia.

3. Peneliti lain

a. Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meneliti bagian yang belum diteliti oleh peneliti seperti keberpengaruhan efisiensi praktikum kimia skala kecil terhadap pemahaman siswa sehingga dapat diketahui sejauh mana manfaat efisiensi praktikum kimia skala kecil terhadap siswa.

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meneliti lebih lanjut mengenai praktikum kimia skala kecil apakah dapat digunakan untuk pengembangan KPS ataukah tidak, mengetahui hasil belajar siswa ketika melakukan praktikum kimia skala kecil dan keterlaksanaan praktikum kimia skala kecil dalam pembelajaran.


(3)

95

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma


(4)

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. (1995) Pengembangan program pengajaran bidang studi kimia. Surabaya: Airlangga University Press

Arifin, M. dkk. (2000) Strategi belajar mengajar kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Dahar Wilis, R. (1996) Teori-teori belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga

Darmadi, H. (2013) Metode penelitian pendidikan dan sosial. Bandung: Penerbit Alfabeta

Ellis Jeanne, O. (2008) Psikologi pendidikan membantu siswa tumbuh dan berkembang. Jakarta: Penerbit Erlangga

Fajar Partana, C. dan Wiyarsi, A. (2009) Mari belajar kimia 2: untuk SMA XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009

Hamdani. (2011) Strategi belajar mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia HAM, M. (2002) Ilmu kimia. Bandung: Acarya Media Utama

M.S. Mafumiko, F. (2008) The Potential of Micro-scale Chemistry Experimentation in enhancing teaching and learning of secondary chemistry: Experiences from Tanzania Classrooms, 3 ( ), hlm. 63 – 79.

Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2009) Metodologi penelitian: memberikan bekal teoritis pada mahasiswa tentang metodologi penelitian serta diharapkan dapat melaksanakan penelitian dengan langkah-langkah yang benar. Jakarta: Bumi Aksara

Ruhimat, T. dkk. (2009) Kurikulum dan pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI Semiawan, C. dkk. (1989) Pendekatan keterampilan proses bagaimana mengaktifkan siswa dalam belajar. Jakarta: PT. Gramedia


(5)

96

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subiyanto. (1998) Pendidikan ilmu pengetahuan alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sunarya, Y. (2003) Kimia dasar 2 prinsip-prinsip kimia terkini. Bandung: Alkemi Grafisindo Press

Surakhmad, W. (1982) Pengantar interaksi mengajar – belajar. Bandung: Tarsito

Suryabrata, S. (2012) Metodologi penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Suryosubroto. (2009) Proses belajar mengajar di sekolah: wawasan baru, beberapa metode pendukung dan beberapa komponen layanan khusus. Jakarta: Rineka Cipta

Vogel dan Svehla. (1990) Buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semimikro. Jakarta: PT.Kalman Media Pusaka


(6)

Ayu Susanti, 2014

Perbandingan Efisiensi Antara Praktikum Kimia Skala Kecil D an Skala Besar Pada Subpokok Bahasan Sifat Garam Yang Terhidrolisis D i Sma