Suplementasi L-Karnitin dan Minyak Ikan Terproteksi Dalam Pakan Terhadap Kinerja Produksi Kambing Peranakan Etawa (PE) JURNAL

(1)

commit to user

 

SUPLE

DAL

Pemb

Pemb

MENTASI

LAM PAKA

bimbingUta

bimbingPen

I L-KARNI

AN TERHA

PERA

ama

ndamping

FAKU

UNIVERS

i

JURNA

ITIN DAN

ADAP KIN

NAKAN E

Oleh

SatriyaWi

H 05110

: Prof

: AyuI

ULTAS PE

SITAS SEB

SURAKA

2016

AL

MINYAK

NERJA PRO

ETAWA (PE

:

dagdo

062

f. Dr. Ir. Su

Intan Sari,

ERTANIAN

BELAS MA

ARTA

6

K IKAN TE

ODUKSI K

E)

udibya, MS

,S.Pt., M.Sc

N

ARET

RPROTEK

KAMBING

S.

c.

KSI

G


(2)

commit to user

ii

 

SUPLEMENTASI L-KARNITIN DAN MINYAK IKAN TERPROTEKSI

DALAM PAKAN TERHADAP KINERJA PRODUKSI KAMBING

PERANAKAN ETAWA (PE)

SatriyaWidagdo

H 0511062

ABSTRAK

Peternakanrakyatbiasanyamemberikanpakanberuparambanandankonsentratu

ntukternaknya, tetapipenggunaankonsentratdalampakandirasamasihkurangefisien.

Salah satucarauntukmeningkatkankinerjaproduksikambing PE

yaitudenganpemberianfeed additive. Penggunaanl-karnitin, minyakikanlemuru,

danminyakikan tuna, sebagaifeed

additivemerupakansalahsatuusahameningkatkanproduktivitasternak.

l-karnitinakanmembantu transfer

asamlemakrantaipanjanguntukmelintasimembrandalammitokondriamenujukematri

ksmitokondria. Minyakikan yang

mengandungasamlemaktakjenuhtidakdisukaiolehternakkarenabaunya yang amis,

sehinggaakanberpengaruhpadakonsumsipakan,

selainituakanmengalamihidrogenasidalam rumen

menjadiasamlemakjenuhsehinggaperludilakukanproteksiasamlemaktakjenuhdenga

nmetodepenyabunan. Suplementasiminyakikandalampakantidakbolehlebihdari

6-7% daribahankeringpakan, karenaakanmempengaruhifermentasimikroorganisme

rumen.

Penelitiandilaksanakanpadatanggal 16 Juni - 13 September 2015 di

DesaGledeg, KecamatanKaranganom,

KabupatenKlaten.Analisisbahanpakanmenggunakanmetodeanalisisproksimat yang

dilaksanakan di LaboratoriumNutrisidanMakananTernak, Program

StudiPeternakan, FakultasPertanian, UniversitasSebelasMaret, Surakarta.

PenelitianinimenggunakandesainRancanganAcakKelompok (RAK) yang

dilakukandalam 3 tahappenelitian.Materi yang digunakanyaitukambing PE

periodelaktasidenganrataanbobotbadanantara 20kg – 31kg sebanyak 12 ekor.


(3)

commit to user

iii

 

Pakan yang diberikanadalahrambanan, konsentrat, danFeed Additive (l-karnitin,

minyakikanlemuru, danminyakikan tuna). Pakanperlakuanterdiridari P

0

=

rambanan 60% + konsentrat40%, P

1

= P

0

+ l-karnitin 0,05% dalampakan, P

2

= P

1

+ minyakikanlemuruterproteksi 5% dalampakan, P

3

= P

1

+ minyakikan tuna

terproteksi 5% dalampakan. Peubah yang diamatiadalahkonsumsipakan,

produksisusu, feedefisiensi,dan Income Over Feed Cost (IOFC).

Hasilanalisisvariansimenunjukkanbahwasuplementasil-karnitindanminyakikanterproteksidalampakankambing PE berpengaruhtidaknyata

(P>0,05) terhadapkonsumsipakan, berpengaruhsangatnyata (P<0,01)

terhadapproduksisusu, feed efisiensi,

danterjadipeningkatanpendapatanpadapenghitungannilaiIOFC. Rata-rata

hasilpenelitianperlakuan P

0

, P

1

, P

2

, dan P

3

untukkonsumsipakansebesar 1085.24;

1070.40; 1055.50; dan 1055.80 (gram/ekor/hari); produksisususebesar 820.67;

985; 1003.06; dan 1009.60 (gram/ekor/hari); nilaifeed efisiensisebesar 0.76; 0.92;

0.95; dan 0.96; sertaIOFC sebesarRp 17.506,67; Rp 20.046,67; Rp 20.234,17;

danRp 20.459,58. Simpulandaripenelitianiniadalahsuplementasil-karnitin 500

ppm danminyakikanterproteksisebanyak 5%

dalampakandapatmeningkatkanproduksisusu, nilaifeed efisiensidanIOFC

namunbelummampumenurunkankonsumsipakan.


(4)

commit to user

iv

 

L-CARNITINE SUPPLEMENTATION AND FISH OIL IN FEED

ARE PROTECTED AGAINST THE WORK OF

ETAWA CROSSBREED GOATS (PE)

PRODUCTION

Satriya Widagdo

H 0511062

.

ABSTRACT

The livestock of populace give feed kind of leaves and concentrate for their

livestock, but the use of concentrate in feed is still not efficient. One of the ways

to improve performance of PE goat production is by giving feed additive. The use

of l-carnitine, lemuru fish oil, and tuna fish oil, as a feed additive is one effort to

improve livestock productivity. l-carnitine will help transfer to fatty acids long

chain across the mitochondrial inner membrane leading to the mitochondrial

matrix. Fish oil containing unsaturated fatty acids are not preferred by livestock

because it smells fishy, so it will make affect in feed intake, otherwise it will make

hydrogenation in the rumen becomes saturated fatty acids so it is necessary to

protect the unsaturated fatty acids by saponification method. Fish oil

supplementation in feed should not be more than 6-7% of the dry material of feed,

because it will affect rumen microorganisms fermentation.

The research was conducted on 16 June to 13 September 2015 Gledeg

Village, Karanganom sub district, Klaten regency. Analysis of feed materials

using proximate analysis method conducted at the Laboratory of Nutrition and

Feed Livestock, Livestock Studies Program, Faculty of Agriculture, SebelasMaret

University, Surakarta. In this research using the design of The design of this study

was Random Design Category that carried out in 3 stages of the research. The

material used is goat PE lactation period with the average weight between 20kg -

31kg as many as 12 heads. The woof given is leaves, concentrate, and Feed

Additive (l-carnitine, lemuru fish oil, and tuna fish oil). The feed treatment

consists of P

0

= the leaves 60% + concentrate 40%, P

1

= P

0

+ l-carnitine 0.05% in

woof, P

2

= P

1

+ lemuru fish oil protected 5% in feed, P

3

= P

1

+ tuna fish oil


(5)

commit to user

v

 

protected 5 % in feed. The parameters measured were the feed intake, milk

production, feed efficiency, and Income Over Feed Cost (IOFC).

The results of analysis of variance showed that supplementation with

L-carnitine and fish oil protected in goat PE’s feed is not significant effect (P> 0.05)

on feed intake, was highly significant (P <0.01) on milk production, feed

efficiency, and increasing revenue in calculating the value of IOFC. The average

results of the study treatment P

0

, P

1

, P

2

, and P

3

for feed consumption a number of

1085.24; 1070.40; 1055.50; and 1055.80 (g / head / day); milk production a

number of 820.67; 985; 1003.06; and 1009.60 (g / head / day); the value of feed

efficiency by 0.76; 0.92; 0.95; and 0.96; and IOFC Rp 17.506,67; Rp 20.046,67;

Rp 20.234,17; and Rp 20.459,58. The conclusions of this study is the l-carntine

supplementation 500 ppm and fish oil protected as much as 5% in the feed can

increase milk production, feed efficiency and IOFC value but it has not been able

to lower feed consumption.


(6)

commit to user

1

 

PENDAHULUAN

Kambing Peranakan Etawa (PE) merupakan bangsa kambing hasil persilangan

antara kambing Kacang dengan kambing Etawah.Kambing PE memiliki sifat antara

kambing Etawah dan kambing Kacang yaitu sebagai penghasil susu dan daging.

Bobot badan kambing PE sekitar 32-37 kg dan produksi susunya 1,5-3 liter per hari

(Setiawan dan Tanius, 2005).

Pakan memiliki peran penting bagi ternak, antara lain untuk pertumbuhan,

mempertahankan hidup dan menghasilkan produk berupa daging ataupun susu, maka

harus di perhatikan kualitas dan kuantitasnya untuk memenuhi kebutuhan pokok

hidup ternak. Menurut Sarwono (2005), Kambing membutuhkan hijauan yang banyak

ragamnya. Selain pakan dalm bentuk hijauan, kambing juga membutuhkan pakan

penguat untuk mencukupi kebutuhan gizinya.Pakan penguat dapat terdiri dari satu

macam bahan saja seperti, dedak, jagung, dan ampas tahu atau dapat berupa pakan

jadi seperti konsentrat. Pemberian pakan dan gizi yang efisien merupakan cara yang

paling penting untuk peningkatan produktivitas kambing

(Devandra dan Burns, 1994).

Dalam upaya pemenuhan kebutuhan pakan untuk meningkatkan kinerja

produksi kambing PE dibutuhkan pakan dengan biaya yang sangat tinggi, oleh sebab

itu untuk menekan biaya pakan di butuhkanfeed additifyang berupa l-karnitin dan

minyak ikan terproteksi agar pakan yang diberikan lebih efisien.Penambahan

l-karnitin dalampakan yang mengandung lemak sangat dibutuhkan, l-l-karnitinberperan

dalam transfer asam lemak rantai panjang untuk melintasi membran dalam

mitokondria menuju ke matriks mitokondria sehingga meningkatkan hasil energinya

(Owenat al., 1996). Lebih lanjut dinyatakan bahwa l-karnitindapat meningkatkan

kecernaan pakan dan nilai feed efisiensi.


(7)

commit to user

2

 

HIPOTESIS

Hipotesis dalam penelitian ini adalah suplementasi l-karnitin dan minyak ikan

terproteksi dalam pakan dapat meningkatkan kinerja produksi kambing Peranakan

Etawa (PE).

MATERI DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 16 Juni – 13 September 2015 di Desa Gledeg,

Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten.

Materi Penelitian

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kambing PE periode laktasi

sebanyak 12 ekor dengan bobot badan antara 20 -30 kg yang terbagi dalam tiga

kelompok ( 20- 23 kg ), ( 24 – 27 kg ), dan ( 28 – 31 kg ). Pakan yang digunakan

terdiri dari bahan pakan berupa rambanan (daun pisang dan daun mangga), bekatul,

onggok, bunkil kelapa, mineral premix, minyak ikan lemuru terproteksi, minyak ikan

tuna terproteksi dan l-karnitin, air minum diberikan secara ad libitum.Kandungan

nutrien bahan penyusun pakan dan susunan pakan beserta kandungan nutriennya

dapat dilihat pada tabel 1, 2, dan 3.

Tabel 1. Kandungan nutrien dalam pakan yang digunakan pada penelitian

Bahan Pakan

Air PK EE SK Ca P TDN

% kkal/kg

Rambanan

12,24 9,90 6,40 33,30 0,08 0,60 55,80

Konsentrat :

Bekatul

12,72 11,90 10,70 11,61 0,04 0,34 67,90

Onggok

12,97 2,20 5,58 54,40 0,24 0,32 54,40

B. kelapa

11,97 23,03 15,30 13,50 0,02 0,36 78,70

Mineral mix

- - - - 50

25 -

M. Ikan Lemuru

- - 6,5 - - - 182

M. Ikan Tuna

- - 5,8 - - - 178

L- karnitin

- - -


(8)

commit to user

3

 

Tabel 2. Komposisi bahan pakan yang digunakan pada penelitian

Bahan Pakan

P

0

P

1

P

2

P

3

Rambanan

60

60

60

60

Konsentrat :

Bekatul

20

20

20

20

Onggok

5

5

5

5

B. kelapa

15

15

15

15

M. Ikan Lemuru

-

-

5

-

M. Ikan Tuna

-

-

-

5

L- karnitin

- 0,05 0,05 0,05

Total

100

100,05

105,05

105,05

Kandungan Nutrien

P

0

P

1

P

2

P

3

TDN kkal/kg

61,58

61,55

67,29

67,10

Protein Kasar (%)

11,88

11,88

11,31

11,31

Lemak Kasar (%)

8,55

8,53

8,44

8,40

Serat Kasar (%)

27,05

25,01

25,75

25,75

Kalsium (%)

0,07

0,06

0,07

0,07

Fosfor (%)

0,50

0,50

0,48

0,48

Sumber : Hasil perhitungan tabel 1

Tabel 3. Kandungan nutrien pakan dalam penelitian (100%)

Kandungan Nutrien

P

0

P

1

P

2

P

3

TDN kkal/kg

61,58

61,52

64,05

63,87

Protein Kasar (%)

11,88

11,87 10,77 10,77

Lemak Kasar (%)

8,55

8,12

8,03

7,99

Serat Kasar (%)

27,04

25,01 24,51 24,51

Kalsium (%)

0,07

0,06

0,07

0,07

Fosfor (%)

0,50

0,50

0,46

0,46

Sumber : Hasil perhitungan tabel 2

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)dengan empat

perlakuan dan kelompok sebagai ulangan.Setiap perlakuan terdiri dari tiga kelompok

dan setiap kelompok terdiri dari satu ekor Kambing PE betina fase produksi.

Perlakuannya adalah sebagai berikut:


(9)

commit to user

4

 

P1 :60% Rambanan + 40% konsentrat + 0,05% l-karnitin

P2 :60% Rambanan + 40% konsentrat + 0,05% l-karnitin + 5% Minyak ikanLemuru

Terproteksi

P3 : 60% Rambanan + 40% konsentrat + 0,05% l-karnitin + 5% Minyak ikanTuna

Terproteksi

Metode Penelitian

Penelitian dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap adaptasi, perlakuan dan

pengambilan data.Pemberian pakan diberikan sesuai dengan perlakuan

masing-masing.Waktu pemberian untuk pakan konsentrat yaitu pukul 07.00 WIB dan pukul

14.00 WIB.Pakan hijauan diberikan pada pukul 09.00 WIB dan pukul 16.00 WIB,

sedangkan air minum diberikan secara ad libitum.Tahap koleksi data dilakukan

selama 60 hari setelah tahap pendahuluan. Koleksi yang dilakukanantara lain koleksi

sisa pakan dan pemerahan susu. Sisa pakan ditampung dan dihitung setiap hari.

Pemerahan dilakukan 2x sehari pada pagi dan sore hari, susuyang diperoleh

kemudian di tampung dan di timbang. Konsumsi pakan dihitung dengan menimbang

pakan yang diberikan, kemudian dikurangi dengan sisa pakan setiap harinya.

Peubah Penelitian

Peubah yang diukur adalah sebagai berikut :

a.

Konsumsi Pakan (g)

Konsumsi Pakan = Pakan yang di berikan (g) – Pakan Sisa (g)

b.

Produksi Susu (g)

Produksi Susu = Pemerahan Pagi + Pemerahan Sore

c.

Feed Efisiensi

Feed Efisiensi = Produksi Susu (g) / Konsumsi Pakan (g)

d.

IOFC


(10)

commit to user

5

 

Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan

analisis ragam atauanalysis of variance (ANOVA) dan apabila berpengaruh maka

dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Kontras Orthogonal

(Steel danTorie, 1995).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Suplementasi l-karnitin dan minyak ikan terproteksi dalam pakan

mengakibatkan kandungan energi dalam pakan meningkat. Meningkatnya kandungan

energi dalam pakan perlu ditambahkan l-karnitin yang berfungsi sebagai transport

asam lemak rantai panjang menuju ke matriks mitokondria agar energi dalam pakan

lebih mudah dimanfaatkan oleh ternak. Berikut adalah rerata konsumsi pakan,

produksi susu, feed efisiensi dan IOFC.

Tabel 4. Rata-rata konsumsi pakan, produksi susu, feed efisiensi, dan IOFC

Peubah Perlakuan

P

0

P

1

P

2

P

3

Konsumsi Pakan (g/ekor/hari)

1085,24

1070,40

1055,50

1055,80

Produksi Susu (g/ekor/hari)

820.67

a

985

b

1003.10

b

1009.6

b

Feed Efisiensi

0.76

a

0.92

b

0.95

b

0.96

b

IOFC

(Rp)

17506.67 20046.67 20234.17 20459.58

Keterangan :a,b Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)

Konsumsi Pakan (g/ekor/hari)

Konsumsi merupakan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak dalam periode

tertentu (Tillman et al., 1998). Suplementasi l-karnitin dan minyak ikan terproteksi

dalam pakan kambing PE memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap

konsumsi pakan yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata konsumsi pakan pada Tabel

4. Hasil analisis variansi menunjukan nilai rata-rata konsumsi pakan kambing PE dari

perlakuan P

0

, P

1

, P

2

, dan P

3

berturut-turut adalah 1085.24; 1070.40; 1055.50; dan


(11)

commit to user

6

 

Dari hasil analisis konsumsi pakan pada P

0

dengan semua perlakuan (P

1

, P

2

,

dan P

3

) ternyata mempunyai nilai konsumsi yang sama, hal ini dimungkinkan

meskipun kandungan nutrien dari perlakuan berbeda namun belum mampu

mempengaruhi nilai konsumsi pakan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu palatabilitas, dimana kualitas setiap

pakan perlakuan yang hampir sama sehingga dapat memberikan palatabilitas yang

sama pula. Palatabilitas di cerminkan oleh sifat organoleptiknya seperti kenampakan,

bau, rasa, dan tekstur.Dijelaskan oleh Parakkasi, (1995) bahwa faktor dari luar seperti

pakan yaitu sifat fisik dan komposisi kimia pakan yang dapat mempengaruhi tingkat

konsumsi pakan.

Faktor lain diduga karena kandungan energi dalam pakan hampir sama

sehingga konsumsi pakan kambing PE tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

Menurut Tilman et al., (1998) kandungan nutrien sangat berpengaruh terhadap

konsumsi pakan adalah kandungan energi dalam pakan. Ternak akan berhenti makan

ketika kapasitas fisik mereka telah tercapai atau kebutuhan energi telah tercukupi.

Faktor lain yang menyebabkan konsumsi pakan berbeda tidak nyata adalah

kemampuan ternak menampung pakan didalam rumen hampir sama. Menurut

Trinugraha, (1998) bahwa volume normal rumen akan membatasi konsumsi pakan.

Ternak akan berhenti makan bila rumennya telah penuh terisi pakan meskipun

kebutuhannya belum terpenuhi.

Produksi Susu (g/ekor/hari)

Suplementasi l-karnitin dan minyak ikan terproteksi dalam pakan kambing PE

berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi susu yang ditunjukkan dengan

nilai rata-rata produksi susu pada Tabel 4. Rata-rata produksi susu kambing PE dari

perlakuan P

0

, P

1

, P

2

, dan P

3

berturut-turut adalah 820.67; 985; 1003.07; dan 1009.60

(gram/ekor/hari).

Dari hasil uji lanjut orthogonal kontras produksi susu pada P

0

bila


(12)

commit to user

7

 

disebabkan pada perlakuan P

1

, P

2

, dan P

3

yang dalam hal ini pakan yang ditambah

l-karnitin dan minyak ikan terproteksi dimungkinkan meskipun konsumsi pakan sama

namun mempunyai nilai kecernaan yang lebih baik sehingga berdampak pada

peningkaan produksi susu. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Owen,

et.al,.(1996) bahwa suplementasi l-karnitin dapat meningkatkan nilai kecernaan

pakan.

Penambahan minyak ikan terproteksi pada perlakuan (P

2

, dan P

3

) dapat

meningkatkan produksi susu, hal ini disebabkan karena minyak ikan merupakan

sumber energi yang dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan. Namun pada

perlakuan P

2

dibanding P

3

memberikan pengaruh yang sama, hal ini disebabkan

kandungan energi pada minyak ikan Lemuru dan minyak ikan Tuna hampir sama,

sehingga mempunyai pengaruh yang sama. Hal ini sejalan dengan pernyataan Joseph,

(2007) yang menyatakan bahwa ternak yang mendapat tambahan minyak ikan

terproteksi 5% dan 10% akan berpengaruh lebih baik.

Feed Efisiensi

Feed Efisiensi atau Efisiensi pakan adalah nilai yang diperoleh dari

perbandingan rata-rata produksi susu per ekor per hari dengan rata-rata konsumsi

pakan per ekor per hari. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa suplementasi

l-karnitin dan minyak ikan terproteksi dalam pakan berpengaruh sangat nyata (P<0,01)

terhadap feed efisiensi.yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata feed efisiensi.pada

Tabel 4. Rerata nilai feed efisiensi dari P

0

, P

1

, P

2

, dan P

3

berturut-turut adalah 0.76;

0.92; 0.95; dan 0.96.

Dari hasil uji lanjut orthogonal kontras nilai feed efisiensi pada P

0

bila

dibandingkan dengan semua perlakuan (P

1

, P

2

, dan P

3

) berbeda sangat nyata, hal ini

disebabkan pada perlakuan P

1

, P

2

, dan P

3

konsumsi pakan relatif lebih rendah dan

produksi susu lebih besar sehingga meningkatkan nilai feed efisiensi.

Berdasarkan nilai feed efisiensi yang diperoleh antara kelompok perlakuan P

1

,


(13)

commit to user

8

 

relatif sama, namun produksi susu mengalami peningkatan sehingga nilai feed

efisiensi meningkat. Feed efisiensi dipengaruhi oleh konsumsi pakan dan produksi

susu.

Suplementasi l-karnitin (P

1

) dan l-karnitin ditambah minyak ikan terproteksi

(P

2

dan P

3

) dalam pakan menunjukkan nilai feed efisiensi yang lebih tinggi bila

dibandingkan dengan P

0

. Hal ini dikarenakan minyak ikan sebagai sumber energi

tambahan menyebabkan konsumsi yang relatif sama namun produksi susu lebih

tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Kordi (2002), yang menyatakan bahwa feed

efisiensi diperiksa guna menilai kualitas pakan, semakin tinggi nilai feed

efisiensimembuktikan pakan semakin baik.

Namun pada perlakuan P

2

dan P

3

nilai feed efisiensi berbeda tidak nyata, hal ini

dimungkinkan bahwa suplementasi minyak ikan Lemuru dan minyak ikan Tuna

terproteksi mempunyai kandungan nutrien terutama energi yang relatif sama sehingga

nilai kecernaan sama yang pada akhirnya nilai feed efisiensi juga relatif sama.

Income Over Feed Cost

Penghitungan IOFC dilakukan untuk mengetahui nilai ekonomis pakan

terhadap pendapatan peternak kambing PE. Adkinson et al. (1993) menghitung IOFC

dari selisih antara nilai susu yang dihasilkan dengan biaya pakan. Feed Cost atau

biaya pakan dihitung dengan cara mengalikan jumlah pakan yang diberikan

(g/ekor/hari) dengan harga pakan saat penelitian. Penerimaan atau pendapatan

produksi susu dihitung dengan cara mengalikan produksi susu (g/ekor/hari) dengan

asumsi harga jual susu saat penelitian Rp 25.000,00. Rerata hasil penghitungan IOFC

pada perlakuan P

0

, P

1

, P

2

, dan P

3

berturut-turut adalah Rp 17.506,67; Rp 20.046,67;

Rp 20.234,17; dan Rp 20.459,58.

Nilai penerimaan akhir diperoleh dari produksi susu kambing PE (kg) dikalikan

dengan harga jual susu/kg menurut harga pasar pada bulan Agustus 2015, sementara

itu nilai pengeluaran total didapatkan dari besarnya pemberian pakan dikalikan


(14)

commit to user

9

 

dengan harga pakan tiap perlakuan. Biaya pakan tertinggi yaitu pada P

2

dan P

3

karena

adanya tambahan biaya minyak ikan Lemuru, minyak ikan Tuna dan l-karnitin.

Faktor yang berpengaruh penting dalam perhitungan nilai IOFC adalah konsumsi

pakan dan produksi susu kambing PE, serta harga pakan dan harga susu. Besar

kecilnya nilai IOFC juga mempengaruhi besarnya pendapatan yang diterima.Rerata

nilai IOFC pada kelompok perlakuan (P

1

, P

2

, dan P

3

) memiliki nilai yang lebih baik

dibanding dengan P

0

.Hal ini menunjukkan bahwa penambahan l-karnitin dan minyak

ikan terproteksi dalam pakan dapat meningkatkan pendapatan usaha peternakan.

Selisih biaya pakan pada setiap perlakuan disebabkan karena terdapat

penambahan minyak ikan Lemuru, minyak ikan Tuna, dan l-karnitin.Amrullah (2004)

menyatakan bahwa mahalnya harga pakan akan menurunkan pendapatan peternak.

Bila ditinjau dari hal itu maka penambahan l-karnitin , minyak ikan Lemuru, dan

minyak ikan Tuna dalam pakan lebih efisien, meskipun biaya pakan lebih tinggi

namun produksi lebih optimal.

Simpulan

Suplementasi l-karnitin500 ppm dan minyak ikan terproteksi sebanyak 5%

dalam pakan dapat meningkatkan produksi susu, nilai feed efisiensidan IOFCnamun

belum mampu menurunkan konsumsi pakan.


(15)

commit to user

10

 

DAFTAR PUSTAKA

Adkinson, r.W., W.S. Farmmer, and B.F. Jenny. 1993. Feeding Practice and Income

Over Cost on Pasture Oriented Dairy Farm in Lousiana. J. Dairy Sci.,

76:3547-3554.

Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler.Cetakan ke-2.Lembaga Satu Gunungbudi.

Bogor.

Devendra, C. dan M. Burns.1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis.Terjemahan :

I. D. K. Harya Putra. ITB Bandung.

Joseph, G. 2007. “Suplementasi Sabun Kalsium Dalam Ransum Ternak Ruminansia

Sebagai Sumber Energi Alternatif Untuk Meningkatkan Produksi Daging

yang Berkualitas”.Disertasi Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kordi, H.G.M., 2002. UsahaPembesaran Ikan Kerapu Di Tambak.Kanisius. Jakarta.

Owen, J.L. Nelssen, R.D. Goodband, T.L. Weeden and S.A. Blum. 1996. Effect of

L-Carnitine and Soybean Oil Growth Performance and Body Composition of

Early Weaned Pigs. J. Aim. Sci. 74:1612-1619.

Parakkasi, A. 1995.Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan.Penerbit Universitas

Indonesia. Jakarta.

Sarwono, B.2005. Beternak Kambing Unggul. Cetakan ke- VIII.Penerbit PT Penebar

Swadaya. Jakarta.

Setiawan, T dan A. Tanius. 2003. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Tillman, A. D. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Universitas Gajah Mada Press.

Yogyakarta.

Steel, R.G.D., and J.H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika : Penterjemah

Bambang Sumantri. Gramedia pustaka. Jakarta.

Sudibya, E. Handayanta, J. Riyanto, dan A. I. Sari. 2015. Suplementasi l-karnitin dan

asam lemak PUFA terproteksi dalam ransum limbah pasar organik

terfermentasi pengaruhnya terhadap komposisi kimiawi air susu kambing.

Laporan penelitian dan program strategis nasional Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Surakarta.


(16)

commit to user

11

 

Trinugraha, C. 1998. Kecernaan In Vivo Rumput Raja Sebagai Pakan Tunggal Pada

Sapi Peranakan Frisian Holstein dan Kerbau Lumpur. Skripsi. Fakultas

Peternakan Universitas Gadjahmada. Yogyakarta.


(1)

Dari hasil analisis konsumsi pakan pada P

0

dengan semua perlakuan (P

1

, P

2

,

dan P

3

) ternyata mempunyai nilai konsumsi yang sama, hal ini dimungkinkan

meskipun kandungan nutrien dari perlakuan berbeda namun belum mampu

mempengaruhi nilai konsumsi pakan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu palatabilitas, dimana kualitas setiap

pakan perlakuan yang hampir sama sehingga dapat memberikan palatabilitas yang

sama pula. Palatabilitas di cerminkan oleh sifat organoleptiknya seperti kenampakan,

bau, rasa, dan tekstur.Dijelaskan oleh Parakkasi, (1995) bahwa faktor dari luar seperti

pakan yaitu sifat fisik dan komposisi kimia pakan yang dapat mempengaruhi tingkat

konsumsi pakan.

Faktor lain diduga karena kandungan energi dalam pakan hampir sama

sehingga konsumsi pakan kambing PE tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

Menurut Tilman et al., (1998) kandungan nutrien sangat berpengaruh terhadap

konsumsi pakan adalah kandungan energi dalam pakan. Ternak akan berhenti makan

ketika kapasitas fisik mereka telah tercapai atau kebutuhan energi telah tercukupi.

Faktor lain yang menyebabkan konsumsi pakan berbeda tidak nyata adalah

kemampuan ternak menampung pakan didalam rumen hampir sama. Menurut

Trinugraha, (1998) bahwa volume normal rumen akan membatasi konsumsi pakan.

Ternak akan berhenti makan bila rumennya telah penuh terisi pakan meskipun

kebutuhannya belum terpenuhi.

Produksi Susu (g/ekor/hari)

Suplementasi l-karnitin dan minyak ikan terproteksi dalam pakan kambing PE

berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi susu yang ditunjukkan dengan

nilai rata-rata produksi susu pada Tabel 4. Rata-rata produksi susu kambing PE dari

perlakuan P

0

, P

1

, P

2

, dan P

3

berturut-turut adalah 820.67; 985; 1003.07; dan 1009.60

(gram/ekor/hari).

Dari hasil uji lanjut orthogonal kontras produksi susu pada P

0

bila


(2)

disebabkan pada perlakuan P

1

, P

2

, dan P

3

yang dalam hal ini pakan yang ditambah

l-karnitin dan minyak ikan terproteksi dimungkinkan meskipun konsumsi pakan sama

namun mempunyai nilai kecernaan yang lebih baik sehingga berdampak pada

peningkaan produksi susu. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Owen,

et.al,.(1996) bahwa suplementasi l-karnitin dapat meningkatkan nilai kecernaan

pakan.

Penambahan minyak ikan terproteksi pada perlakuan (P

2

, dan P

3

) dapat

meningkatkan produksi susu, hal ini disebabkan karena minyak ikan merupakan

sumber energi yang dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan. Namun pada

perlakuan P

2

dibanding P

3

memberikan pengaruh yang sama, hal ini disebabkan

kandungan energi pada minyak ikan Lemuru dan minyak ikan Tuna hampir sama,

sehingga mempunyai pengaruh yang sama. Hal ini sejalan dengan pernyataan Joseph,

(2007) yang menyatakan bahwa ternak yang mendapat tambahan minyak ikan

terproteksi 5% dan 10% akan berpengaruh lebih baik.

Feed Efisiensi

Feed Efisiensi atau Efisiensi pakan adalah nilai yang diperoleh dari

perbandingan rata-rata produksi susu per ekor per hari dengan rata-rata konsumsi

pakan per ekor per hari. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa suplementasi

l-karnitin dan minyak ikan terproteksi dalam pakan berpengaruh sangat nyata (P<0,01)

terhadap feed efisiensi.yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata feed efisiensi.pada

Tabel 4. Rerata nilai feed efisiensi dari P

0

, P

1

, P

2

, dan P

3

berturut-turut adalah 0.76;

0.92; 0.95; dan 0.96.

Dari hasil uji lanjut orthogonal kontras nilai feed efisiensi pada P

0

bila

dibandingkan dengan semua perlakuan (P

1

, P

2

, dan P

3

) berbeda sangat nyata, hal ini

disebabkan pada perlakuan P

1

, P

2

, dan P

3

konsumsi pakan relatif lebih rendah dan

produksi susu lebih besar sehingga meningkatkan nilai feed efisiensi.

Berdasarkan nilai feed efisiensi yang diperoleh antara kelompok perlakuan P

1

,


(3)

relatif sama, namun produksi susu mengalami peningkatan sehingga nilai feed

efisiensi meningkat. Feed efisiensi dipengaruhi oleh konsumsi pakan dan produksi

susu.

Suplementasi l-karnitin (P

1

) dan l-karnitin ditambah minyak ikan terproteksi

(P

2

dan P

3

) dalam pakan menunjukkan nilai feed efisiensi yang lebih tinggi bila

dibandingkan dengan P

0

. Hal ini dikarenakan minyak ikan sebagai sumber energi

tambahan menyebabkan konsumsi yang relatif sama namun produksi susu lebih

tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Kordi (2002), yang menyatakan bahwa feed

efisiensi diperiksa guna menilai kualitas pakan, semakin tinggi nilai feed

efisiensimembuktikan pakan semakin baik.

Namun pada perlakuan P

2

dan P

3

nilai feed efisiensi berbeda tidak nyata, hal ini

dimungkinkan bahwa suplementasi minyak ikan Lemuru dan minyak ikan Tuna

terproteksi mempunyai kandungan nutrien terutama energi yang relatif sama sehingga

nilai kecernaan sama yang pada akhirnya nilai feed efisiensi juga relatif sama.

Income Over Feed Cost

Penghitungan IOFC dilakukan untuk mengetahui nilai ekonomis pakan

terhadap pendapatan peternak kambing PE. Adkinson et al. (1993) menghitung IOFC

dari selisih antara nilai susu yang dihasilkan dengan biaya pakan. Feed Cost atau

biaya pakan dihitung dengan cara mengalikan jumlah pakan yang diberikan

(g/ekor/hari) dengan harga pakan saat penelitian. Penerimaan atau pendapatan

produksi susu dihitung dengan cara mengalikan produksi susu (g/ekor/hari) dengan

asumsi harga jual susu saat penelitian Rp 25.000,00. Rerata hasil penghitungan IOFC

pada perlakuan P

0

, P

1

, P

2

, dan P

3

berturut-turut adalah Rp 17.506,67; Rp 20.046,67;

Rp 20.234,17; dan Rp 20.459,58.

Nilai penerimaan akhir diperoleh dari produksi susu kambing PE (kg) dikalikan

dengan harga jual susu/kg menurut harga pasar pada bulan Agustus 2015, sementara

itu nilai pengeluaran total didapatkan dari besarnya pemberian pakan dikalikan


(4)

dengan harga pakan tiap perlakuan. Biaya pakan tertinggi yaitu pada P

2

dan P

3

karena

adanya tambahan biaya minyak ikan Lemuru, minyak ikan Tuna dan l-karnitin.

Faktor yang berpengaruh penting dalam perhitungan nilai IOFC adalah konsumsi

pakan dan produksi susu kambing PE, serta harga pakan dan harga susu. Besar

kecilnya nilai IOFC juga mempengaruhi besarnya pendapatan yang diterima.Rerata

nilai IOFC pada kelompok perlakuan (P

1

, P

2

, dan P

3

) memiliki nilai yang lebih baik

dibanding dengan P

0

.Hal ini menunjukkan bahwa penambahan l-karnitin dan minyak

ikan terproteksi dalam pakan dapat meningkatkan pendapatan usaha peternakan.

Selisih biaya pakan pada setiap perlakuan disebabkan karena terdapat

penambahan minyak ikan Lemuru, minyak ikan Tuna, dan l-karnitin.Amrullah (2004)

menyatakan bahwa mahalnya harga pakan akan menurunkan pendapatan peternak.

Bila ditinjau dari hal itu maka penambahan l-karnitin , minyak ikan Lemuru, dan

minyak ikan Tuna dalam pakan lebih efisien, meskipun biaya pakan lebih tinggi

namun produksi lebih optimal.

Simpulan

Suplementasi l-karnitin500 ppm dan minyak ikan terproteksi sebanyak 5%

dalam pakan dapat meningkatkan produksi susu, nilai feed efisiensidan IOFCnamun

belum mampu menurunkan konsumsi pakan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adkinson, r.W., W.S. Farmmer, and B.F. Jenny. 1993. Feeding Practice and Income

Over Cost on Pasture Oriented Dairy Farm in Lousiana. J. Dairy Sci.,

76:3547-3554.

Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler.Cetakan ke-2.Lembaga Satu Gunungbudi.

Bogor.

Devendra, C. dan M. Burns.1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis.Terjemahan :

I. D. K. Harya Putra. ITB Bandung.

Joseph, G. 2007. “Suplementasi Sabun Kalsium Dalam Ransum Ternak Ruminansia

Sebagai Sumber Energi Alternatif Untuk Meningkatkan Produksi Daging

yang Berkualitas”.Disertasi Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kordi, H.G.M., 2002. UsahaPembesaran Ikan Kerapu Di Tambak.Kanisius. Jakarta.

Owen, J.L. Nelssen, R.D. Goodband, T.L. Weeden and S.A. Blum. 1996. Effect of

L-Carnitine and Soybean Oil Growth Performance and Body Composition of

Early Weaned Pigs. J. Aim. Sci. 74:1612-1619.

Parakkasi, A. 1995.Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan.Penerbit Universitas

Indonesia. Jakarta.

Sarwono, B.2005. Beternak Kambing Unggul. Cetakan ke- VIII.Penerbit PT Penebar

Swadaya. Jakarta.

Setiawan, T dan A. Tanius. 2003. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Tillman, A. D. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Universitas Gajah Mada Press.

Yogyakarta.

Steel, R.G.D., and J.H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika : Penterjemah

Bambang Sumantri. Gramedia pustaka. Jakarta.

Sudibya, E. Handayanta, J. Riyanto, dan A. I. Sari. 2015. Suplementasi l-karnitin dan

asam lemak PUFA terproteksi dalam ransum limbah pasar organik

terfermentasi pengaruhnya terhadap komposisi kimiawi air susu kambing.

Laporan penelitian dan program strategis nasional Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Surakarta.


(6)

Trinugraha, C. 1998. Kecernaan In Vivo Rumput Raja Sebagai Pakan Tunggal Pada

Sapi Peranakan Frisian Holstein dan Kerbau Lumpur. Skripsi. Fakultas

Peternakan Universitas Gadjahmada. Yogyakarta.