PENGARUH MOTIVASI DAN SIKAP KERJA PEGAWAI ADMINISTRASI TERHADAP PRODUKTIVITASNYA : Studi Kasus pada Pegawai Administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Tahun 2004.
>f
PENGARUH MOTIVASI DAN SIKAP KERJA
PEGAWAI ADMINISTRASI TERHADAP
PRODUKTIVITASNYA
(Studi Kasus pada Pegawai Administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten
Ciamis, Tahun 2004)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
\
Disusun Oleh:
NURDIN
029469
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2004
DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Diam'an Satori, M.A.
NIP. 130 367 129
Pembimbing/II
Dr. H. Udin Svaefuddin Sa'ud. M.Ed.
NIP 130 914 287
Diketahui:
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Prof. Dr. H. Tb. A
ddin Makmun, M. A.
188 292
ABSTRAK
PENGARUH MOTIVASI DAN SIKAP KERJA PEGAWAI ADMINISTRASI
TERHADAP PRODUKTIVITASNYA (Studi Kasus pada Pegawai Administrasi
Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Tahun 2004)
Sebuah organisasi memerlukan manusia sebagai sumber daya pendukung utama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber daya manusia yang berkualitas
akan turut memajukan organisasi sebagai suatu wadah peningkatan produkrivitas kerja.
Kedudukan strategis untuk meningkatkan produktivitas organisasi adalah pegawai, yaitu
individu-individu yang bekerja pada suatu organisasi atau perusahaan. Pegawai yang
kompeten memiliki karakteristik dari produktivitas kerjanya. Peningkatan produktivitas
kerja dapat terwujud dengan motivasi dan sikap kerja maksimal para pegawainya, serta
aspek lain yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Apakah motivasi dan sikap kerja
pegawai cukup berpengaruh terhadap produktivitas kerjanya ?".Tujuannya adalah untuk
mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai pengaruh motivasi dan sikap kerja
pegawai administratif terhadap produktivitasnya. Sedangkan hipotesisnya adalah
motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitasnya, sikap kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitasnya, motivasi dan sikap kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai administratif Dinas
Pendidikan Kabupaten Ciamis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei.
Populasi penelitian yang diambil berjumlah 120 orang. Sampel diambil secara
proporsional dengan menggunakan rumus Yamane sehingga didapatkan jumlah sampel
55 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah model angket
berskala likert dengan pedoman interpretasi koefisien korelasi jawaban sangat tidak
setuju (STS), tidak setuju (TS), ragu-ragu (R), setuju (S), sangat setuju (SS). Sedangkan
teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Regresi.
Hasil pengolahan data mengenai motivasi kerja pegawai menunjukan kategori
sedang (74%) dari skor ideal, sedangkan untuk sikap kerja menunjukan kategori sedang
(73%) dari skor ideal, dan untuk produktivitas kerjanya menunjukan kategori sedang
(73%) dari skor ideal. Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa motivasi kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitasnya sebesar (47,71%) dengan
kualifikasi cukup besar, sikap kerja berpengaruh secara signifikan terhadap
produktivitasnya sebesar (24,97%) dengan kualifikasi sedang, motivasi dan sikap kerja
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitasnya sebesar
(47,88%) dengan kualifikasi cukup besar. Sisanya (100%-47,88% =52,12%) ditentukan
oleh faktor lain.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah motivasi dan sikap kerja pegawai
berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitasnya. Implikasi dari penelitian ini
adalah bahwa setelah ditinjau melalui berbagai analisa, untuk dapat meningkatkan
produktivitas kerja pegawai perlu adanya perbaikan fasilitas dan kesejahteraan pegawai
dengan mengutamakan segi efektif dan efesien. Sedangkan rekomendasi yang dapat
diungkapkan dalam penelitian ini ditujukan bagi kepala dinas dan peneliti berikutnya,
untuk senantiasa dapat meningkatkan produktivitas kerja dengan penuh kesungguhan.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
H
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR BAGAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian
7
C. Tujuan Penelitian
9
D. Manfaat Penelitian
10
E. Paradigma Penelitian
12
F. Asumsi
15
G. Hipotesis
17
H. Metode Penelitian
18
I. Lokasi dan Sampel Penelitian
19
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Administrasi Pendidikan
20
B. Kajian Produktivitas
27
C. Kajian Motivasi
;
49
D. Kajian Sikap Kerja
74
E. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan...
104
vu
BAB HI METODE PENELITIAN
A. Penentuan Metode Penelitian
109
B. Populasi dan Sampel
113
C. Operasionalisasi Variabel
120
D. Penentuan Instrumen Penelitian
122
E. Proses Penelitian
129
F. Sumber Data Penelitian
132
G. Uji Validitas Dan Reliabilitas
141
H. Pengolahan Data Penelitian
147
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
155
B. Analisis Data
160
C. Pengujian Hasil Analisis Data
174
D. Pembahasan Hasil Penelitian
185
BAB V: KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
191
B. Implikasi
192
C. Rekomendasi
193
DAFTAR PUSTAKA
196
LAMPIRAN-LAMPIRAN
199
vni
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
2.1. Teori X dan Y
55
3.1. Distribusi Populasi Penelitian
115
3.2. Penyebaran Sampel Penelitian
119
3.3. Daftar Kerangka Sampling
119
3.4. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Motivasi
123
3.5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Sikap Kerja
124
3.6. Kisi-kisi Instrumen Variabel Produktivitas
125
3.7. Kriteria Penilaian (Skor) Alternatif Jawaban dari Likert
128
3.8. Pedoman Memberi Interpretasi Koefisien Korelasi
132
3.9. Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
133
3.10. Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Golongan dan Tugas
134
3.11. Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Usia
134
3.12. Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Masa Kerja
135
3.13. Tujuan dan Sasaran Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis
136
3.14. Kebijakan dan Program Dinas Pendidikan Kab. Ciamis
137
3.15. Hasil-hasil Uji Reliabilitas Instrumen
146
3.16. Skala Penafsiran Variabel
151
4.1. Hasil Seleksi Data
156
4.2. Kriteria Penilaian (Skor) Alernatif Jawaban
157
4.3. Skala Penafsiran
158
IX
4.4. Rekapitulasi Data Penelitian
159
4.5. Daftar Distribusi Prekuensi Variabel (XI)
161
4.6. Skala Penafsiran Untuk Menentukan Letak Mean
162
4.7. Daftar Distribusi Prekuensi Variabel (X2)
164
4.8. Skala Penafsiran Variabel (X2)
165
4.9. Daftar Distribusi Frekuensi Variabel (Y)
167
4.10. Skala Penafsiran Variabel (Y)
168
4.11. Distribusi Frekuensi Uji Kolmogorov Smirnov Tes (XI)
174
4.12. Distribusi Frekuensi Uji Kolmogorov Smirnov Tes (X2)
175
4.13. Uji Normalitas Distribusi Data Tes Kolmogorov Smirnov
176
4.14. Korelasi Pearson Hipotesis Pertama
180
4.15. Korelasi Pearson Hipotesis Kedua
182
4.16. Korelasi Pearson Hipotesis Ketiga
183
DAFTAR BAG AN
Nomor
Halaman
2.1. Karakteristik Elemen Fenomena Administrasi
2.2. Perilaku Pada Tingkat Individual
21
,.-
-26
2.3. Faktor Penunjang Perilaku Kerja dan Hasil Kerja
28
2.4. Dua Pandangan Mengenai Kepuasan dan Ketidakpuasan
60
2.5. Theory of Planned Behavior
75
2.6. Model Theory of Reasoned Action
94
DAFTAR GAMBAR
1.1. Konstruk Penelitian
12
1.2. Keterkaitan Variabel Paradigma Ganda
14
2.1. Diagram Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
23
2.2. Productive Organizations Wayne F. Cascio
44
2.3. Hierarkhi Kebutuhan dari Maslow
57
2.4. Vroom's Expectancy Model
67
2.5. Porter-Lawler Model Of Motivation
69
2.6. Klasifikasi Respon Dengan Komponen Sikap
82
2.7. Model Komunikasi Sikap dan Balikan
93
4.1. Gambaran Umum Variabel (XI)
171
4.2. Gambaran Umum Variabel (X2)
177
4.3. Gambaran Umum Vanabel (Y)
173
4.4. Persamaan Regresi Limer Ganda
179
4.5. Model Hasil Uji Hipotesis Pertama
181
4.6. Model Hasil Uji Hipotesis Kedua
182
4.7. Model Hasil Uji Hipotesis Ketiga
184
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Jadwal Kegiatan Pembuatan Tesis
199
2. Bagan Susunan Organisasi Dinas Pend. Kab. Ciamis
200
3. Angket Penelitian
201
4. Uji Validitas Instrumen
211
5. Contoh Perhitungan Analisis Validitas
214
6. Uji Reliabilitas Instrumen SPSS ver. 11.0
223
7. Contoh Perhitungan Analisis Reliabilitas
224
8. Hasil Tabulas! Data Penelitian
233
9. Hasil Olah Data SPSS Versi 11.0
236
10. Hasil Pengolahan Data Ordinal ke Interval
237
11. Besaran Yang Diperlukan Untuk Regresi Ganda
240
12. Uji Korelasi Ganda
241
13. Uji Signifikansi Terhadap Koefisien Korelasi Ganda
242
14. Uji Regresi Ganda
244
15. Uji Normalitas Data Penelitian
247
16. Tabel Nilai-Nilai Untuk Distribusi F
252
17. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment
254
18. Tabel Nilai-Nilai Distribusi t
:
255
19. Tabel Harga-harga Test Kolmogorov-Smirnov
256
20. Tabel Kurve Normal Dari 0 Sampai Z
257
XII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Faktor manusia memegang peranan yang penting dalam sebuah
organisasi dan perlu mendapat perhatian serius dalam meningkatkan
produktivitas kerja. Lembaga sebagai sebuah organisasi memerlukan manusia
sebagai sumber daya pendukung utama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Perubahan organisasi dapat terjadi karena dorongan dari dalam
(internal factor) maupun dorongan dari luar (external factor). Dorongan dari
dalam dapat timbul karena tuntutan perubahan system nilai, norma dan
perilaku kelompok. Secara lebih operasional penyebab perubahan dari dalam
ini adalah volume kegiatan yang bertambah banyak, adanya peralatan baru,
perubahan tujuan, penambahan tujuan, perluasan wilayah kegiatan, tingkat
pengetahuan, tingkat keterampilan, sikap serta perilaku para pegawai.
Sedangkan dorongan dari luar terjadi karena adanya interaksi organisasi
dengan lingkungan, baik pada waktu menerima masukan, proses, maupun
memberikan keluaran.
Secara lebih operasional, penyebab perubahan dari luar ini adalah
adanya peraturan baru, perubahan kebijaksanaan dari organisasi tingkat yang
lebih tinggi, perubahan selera masyarakat, perubahan mode dan gaya hidup
masyarakat. Terutama organisasi dalam bidang pendidikan, termasuk di
dalamnya merubah sumber daya manusianya.
Penanggulangan masalah kontemporer dalam pengelolaan Sistem
Pendidikan Nasional diwujudkan dengan lahirnya Undang-undang nomor 02
tahun 1989, didukung oleh penetapan Undang-undang nomor 22 tahun 1999
tentang otonomi daerah, yang kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah
nomor 25 tahun 2000 tentang pembagian wewenang antara pemerintah pusat
dan daerah dalam kerangka otonomi daerah. Dasar hukum di atas sangat
membantu dalam perbaikan dan pembaharuan sistem pengelolaan pendidikan
nasional (Udin, 1994:231).
Dari masalah kontemporer di atas, memberikan pemikiran yang
mendasar dengan adanya tuntutan pembaharuan sistem pengelolaan
pendidikan nasional Indonesia, salah satu diantaranya yaitu tentang
peningkatan produktivitas dan mutu pendidikan melalui peningkatan kualitas
tenaga kependidikan.
Dengan demikian penulis menganggap perlu
mengangkat isu tersebut melalui penelitian ini. Karena seandainya penelitian
tentang masalah ini tidak dilakukan, penulis khawatir isu tersebut tidak
terpecahkan.
Setiap organisasi mempunyai keinginan agar dapat mencapai tingkat
produktivitas yang tinggi. Produktivitas yang tinggi akan sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Sama halnya dengan instistusi-institusi pemerintahan,
produktivitas pegawainya sangat diharapkan dapat mendukung berbagai
aktivitas dan program yang telah direncanakan. Agar setiap pegawai dapat
bekerja secara produktif, pemimpin harus mampu menciptakan motivasi dan
sikap kerja yang sesuai dengan aturan dan norma organisasi.
Masalah motivasi dan sikap kerja merupakan masalah yang sangat
penting untuk dibahas, karena kedua variabel tersebut akan sangat
mempengaruhi produktivitas kerja. Namun demikian bukan hanya motivasi
dan sikap kerja saja yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja antara lain;
"•pendidikan dan latihan, keterampilan, disiplin, etika kerja, gizi dan
kesehatan, tingkat penghasilan dan jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja,
hubungan industrial, teknologi, sarana pendidikan, manajemen, kesempatan
berprestasi dan kebijakan pemerintah dibidang produksi, pengalaman kerja,
investasi, perijinan, moneter, fiskal, distribusi, dan Iain-lain" (Ravianto,
1989:14).
Namun penulis hanya memfokuskan diri pada masalah motivasi dan
sikap kerja karena hal itu menurut penulis adalah masalah yang terpenting
dalam suatu organisasi. Dilihat dari segi profesi penulis masalah itu sangat
mendukung
pengembangan
profesi
sebagai
mahasiswa
administrasi
pendidikan. Sedangkan dilihat dari pengembangan ilmu yang berkembang
sekarang masalah tersebut cukup signifikan bagi keberhasilan perkembangan
keilmuan khususnya ilmu administrasi pendidikan. Dan dilihat dari
kepentingan pembangunan pada era otonomi daerah, penelitian ini diharapkan
dapat menghasilkan suatu paradigma baru mengenai perilaku organisasi dan
mendukung terwujudnya visi dan misi otonomi daerah. Terutama dalam hal
pembentukan tenaga kerja yang produktif untuk membangun bangsa secara
kreatifdan mandiri melalui semangat otonomi daerah.
Pangkal tolak dari segala pekerjaan adalah usaha seseorang. Dan usaha
tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya motivasi dan sikap kerja untuk
mewujudkan produktivitas kerja yang lebih baik. Oranglah yang menciptakan
pekerjaan. dengan maksud untuk memetik hasilnya untuk mencukupi
keperluan-keperluannya. Melalui kerja seseorang mendapatkan identitasnya,
karena kerja adalah salah satu cara yang utama dimana seseorang memperoleh
statusnya dalam suatu kelompok. Kerja juga menyediakan sarana utama bagi
interaksi sosial dalam masyarakat, terlebih bagi segolongan orang mungkin
kerja merupakan satu-satunya sarana untuk membentuk hubungan sosial
(Kartini Kartono, 1985: 21).
Keberhasilan kerja merupakan keadaan yang diinginkan oleh semua
orang dalam kehidupannya. Keberhasilan kerja untuk tiap-tiap orang tidaklah
sama ukurannya, karena kita tahu bahwa manusia adalah unik; satu dengan
yang lain berbeda. Sampai saat inipun belum dapat dipastikan secara pasti
berapa atau bagaimana seseorang mencapai keberhasilan kerja. Tetapi secara
umum dapat dikatakan, bahwa seseorang cenderung memperoleh keberhasilan
dalam pekerjaannya apabila pekerjaan itu sesuai dengan apa yang
dinginkannya dan dapat memenuhi kebutuhannya.
Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan cukup jelas, sebab
tidak semua pegawai memiliki tingkat motivasi dan sikap kerja yang baik.
Ternyata sebagian besar pegawai yang tidak memiliki motivasi dan sikap
kerja yang baik, pada akhirnya aKan menimbulkan masalah, khususnya
terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai.
Apabila masalah motivasi dan sikap kerja pegawai ini dibiarkan tidak
diteliti, penulis khawatir akan terjadi disintegrasi pada tiap lembaga
pemerintahan. Bentuk disintegrasi yang disebabkan motivasi dan sikap kerja
yang kurang antara lain; kurangnya pemahaman tentang makna pekerjaannya
sehingga pekerjaan dirasa kurang berarti, kurangnya dorongan untuk memiliki
motivasi kerja yang tinggi untuk meraih prestasi sebaik-baiknya, kurangnya
sikap patuh dan disiplin terhadap peraturan dinas yang telah ditetapkan, serta
kurangnya rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Adapun keuntungan
yang bakal diperoleh apabila masalah motivasi dan sikap kerja ini diteliti
antara lain; "akan terwujud suatu inovasi kerja yang baik, menciptakan
kekompakan dalam berorganisasi, fokus terhadap pekerjaan, memiliki
kemampuan menyesuaikan diri, menciptakan budaya kerja yang baik,
mempererat rasa persatuan, menciptakan kerjasama antara pegawai" (Dale
Timpe,2000: 17).
Untuk dapat memahami masalah secara komprehensif, penulis merasa
perlu untuk menjelaskan terlebih dahulu tentang kedudukan penelitian ini
dalam lingkup bidang studi yang dipelajari penulis yaitu bidang studi
administrasi pendidikan. Kajian yang menjadi bahan penelitian ini berfokus
kepada masalah administrasi pendidikan yang
mencakup pengelolaan
pendidikan. Dalam pengelolaan pendidikan, terdapat aspek pengelolaan
tenaga
kependidikan.
Untuk
mencapai
tujuan
pengelolaan
tenaga
kependidikan, dituntut terselenggaranya berbagai kegiatan yang jelas sebagai
satu kesatuan fungsi yang integral.
Pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan pendidikan mencakup:
pendekatan organisasi klasik, pendekatan hubungan manusia, dan pendekatan
perilaku. "Pendekatan perilaku dalam administrasi adalah menggabungkan
antara hubungan sosial dengan struktur formal dan menambahkannya dengan
proposisi yang diambil dari psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi"
(Djam'an Satori, 2002: 12).
Manajemen organisasi yang produktif, dapat terwujud dengan
motivasi dan sikap kerja maksimal para pegawainya. Hidayat (1986: 11),
mengungkapkan bahwa dalam suatu organisasi "kedudukan strategis untuk
meningkatkan produktivitas organisasi adalah pegawai, yaitu individumdividu yang bekerja pada suatu organisasi atau perusahaan". Penelitian ini
mengacu pada pembahasan masalah tentang pengaruh motivasi dan sikap
kerja terhadap produktivitas pegawai. Dalam hal ini, pegawai administrasi
yang secara psikologis merupakan individu dan secara manajemen merupakan
sumber daya manusiayang produktif.
Sementara Muchdarsyah (1992:
13), mengemukakan bahwa
"Produktivitas tenaga kerja mencerminkan manfaat tenaga kerja, intensitasnya
menunjukan jumlah tenaga kerja dan dapat dianggap sebagai percepatan
kerja".
Dari latar belakang diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian
mengenai "Pengaruh Motivasi dan Sikap Kerja Pegawai Administrasi
Terhadap Produktivitasnya; dengan fokus Studi Kasus pada Pegawai
Administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Tahun 2004".
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian
Produktivitas pegawai bukanlah faktor yang berdiri sendiri, melainkan
akan bergantung pada sejumlah variabel yang mempengaruhinya. Variabelvariabel tersebut sangat variatif, namun penulis hanya memfokuskan pada
variabel yang secara signifikan mempengaruhi produktivitas yaitu variabel
motivasi dan sikap kerja.
Motivasi atau dorongan dalam manajemen hanya ditunjukan pada
sumber daya manusia pada umumnya. Motivasi dapat menjelaskan bagaimana
cara mengarahkan sumber-sumber daya dan potensi pegawai agar secara
produktifberhasil mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Hersey dan Blanchard (1989: 72), menyatakan bahwa "motivasi
adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan". Variabel motivasi didefinisikan sebagai "suatu dorongan atau
keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya
untuk melakukan tindakan-tindakan". Motivasi dapat diartikan juga sebagai
suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai agar mau bekerja. Idikatorindikator motivasi meliputi: (1) Motivasi Intrinsik, dan (2) Motivasi Ekstrinsik
(Wursanto, 1989: 131).
Variabel sikap kerja didefinisikan sebagai "keteraturan tertentu dalam
hal perasaan (afektif), pemikiran (kognitif) dan predisposisi tindakan (konatif)
seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya" (Secord &
Backman, 1964: 5).
Sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu kognitif (berhubungan dengan
pikiran, kepercayaan, ide dan konsep-konsep). Komponen afektif
berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang. Sedangkan komponen
penlaku (konatif) berhubungan dengan kecenderungan untuk berperilaku.
Untuk itu, maka Indikator-indikator yang di ambil meliputi: (1) afektif; (2)
kognitif; dan (3) konatif (Baron, 1983: 86).
Variabel produktivitas berarti perbandingan rasio output dengan input
untuk mengetahui penggunaan sumber daya manusia secara efektif dan
efesien. (Pandji Anoraga, 1998; 84). Sedangkan indikator-indikator yang
dipakai meliputi: (1) lebih dari memenuhi kualifikasi pekerjaan; (2)
bermotivasi tinggi; (3) mempunyai orientasi pekerjaan positif; (4). dewasa; (5)
dapat bergaul dengan efektif(Dale Timpe, 2000: 110-112).
Setelah mengetahui teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini, maka
untuk mempermudah pembahasan masalah, penulis merumuskan masalah
tersebut dalam bentuk pertanyaan seperti tertera dibawah ini.
1. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas pegawai
administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis ?
2. Seberapa besar pengaruh sikap kerja terhadap produktivitas pegawai
administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis ?
3. Seberapa besar pengaruh motivasi dan sikap kerja secara bersama-sama
terhadap produktivitas pegawai administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten
Ciamis ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara
rasional, empiris dan sistematis tentang pengaruh motivasi dan sikap kerja
terhadap produktivitas kerja pegawai, penelitian dilakukan pada Pegawai
Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis. Dalam meningkatkan produktivitas,
banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya, namun penulis
sengaja hanya meneliti dua variabel motivasi dan sikap kerja, karena
menurut penulis variabel tersebut secara signifikan jelas akan memiliki
pengaruh besar terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai. Hal
tersebut telah diketahui dari hasil penelitian terdahulu. Pada akhirnya
penulis menginginkan ditemukannya sebuah metode motivasi dan sikap
kerja yang sesuai untuk meningkatkan produktivitas pegawai dengan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) secara efektif dan efesien.
2. Tujuan Khusus Penelitian
Dalam penelitian tesis ini, tujuan khusus yang diharapkan penulis
dalam penelitian adalah seperti tertera dibawah ini.
a. Mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai pengaruh Motivasi
terhadap produktivitas kerja.
b. Mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai pengaruh sikap
kerja terhadap Produktivitas kerja.
c. Mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai pengaruh motivasi
dan sikap kerja terhadap produktivitas kerja.
10
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi harapan penulis adalah agar
penelitian ini dapat bermanfaat, baik secara aspek teoritis maupun aspek
praktis operasional, yang dijelaskan sebagaimana berikut ini.
1. Aspek Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan teori dari teori-teori sebelumnya. Karena penelitian ini
bukan saja bersumber dari literatur yang ada, tapi juga banyak sekali
masukan-masukan para ahli termasuk didalamnya pembimbing penelitian
tesis ini.
Pada penelitian tesis ini, penulis mengharapkan agar teori yang
dikembangkan dapat memperkaya wawasan berfikir secara ilmiah, sehingga
pada penelitian-penelitian karya ilmiah selanjutnya dapat memperkuat teoriteori yang digunakan. Wawasan berfikir ini sangat penting untuk diketahui
dan terus digali, karena dengan cara demikian, penulis dapat menemukan
hal-hal apa saja yang masih perlu di olah dan dikembangkan.
Selain itu, melalui teori-teori yang digunakan, diharapkan penulis
dapat mengetahui kondisi dan situasi objek penelitian secara komprehensif.
Dengan cara seperti itu, teori-teori yang digunakan dalam penelitian dapat
dipakai sebagai acuan pembanding dengan lembaga-lembaga organisasi
lain, baik secara internal maupun eksternal. Sehingga dapat diketahui pula
faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangannya, dan dapat
berkompetisi sehat dibidang produktivitas kerja.
2. Aspek Praktis Operasional
Pada aspek praktis operasional, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran bagi kemajuan organisasi dalam
hal masukan ide dan gagasan penulis yang dianggap sesuai dengan jalan
pemikiran praktisi dan akademisi. Dan dapat menelaah hasil penelitian ini
secara rasioal, empiris dan sistematis.
Diketahui dan dilaksanakan oleh para pegawai Dinas Pendidikan
Kabupaten Ciamis sebagai bahan acuan untuk memiliki sikap bekerja yang
diharapkan dan betapa pentingnya arti motivasi sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten
Ciamis
Dilakukan pembenahan sikap kerja dan motivasi pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Ciamis dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
Tercipta kerjasama antara pegawai dan pimpinan Dinas Pendidikan
Kabupaten Ciamis dalam mewujudkan sikap dan motivasi kerja yang
diharapkan. Memiliki sikap kerja dan motivasi yang baik dalam bekerja
sehingga produktivitas kerja pegawai dapat meningkat lebih baik melalui
tindakan kerja yang baik oleh setiap pegawai.
Melalui motivasi dan sikap kerja yang telah terbina dan teratur,
penulis mengharapkan adanya peningkatan produktifitas kerja pegawai
administrasi, peningkatan produktivitas ini ditandai dengan prestasi kerja.
Baik bawahan maupun atasan saling memberikan dukungan yang sinergik
kepada terciptanya hasil kerja yang lebih baik.
12
E. PARADIGMA PENELITIAN
Paradigma penelitian adalah merupakan pola pikir yang menunjukan
hubungan antar variabel yang akan diteliti. Berdasarkan hal tersebut, maka
penelitian yang merumuskan paradigma adalah penelitian yang bersifat
asosiatif (Sugiyono, 1999: 5).
Untuk memperjelas paradigma penelitian ini, secara konseptual
digambarkan dalam bentuk konstruk penelitian sebagaimana berikut:
Gaji
Persepsi Peran
Tingkat Pendidikan
Kekayaan
Sikap Kerja
>
•0
jo
o
o §
Motivasi
>
o
c
m
H
> >
H
Kepemimpinan
Jenjang
Karir
rri
Z
>
Lingkungan
Organisasi
Iklim
Kebijakan
Organisasi
Pemerintah
Gambar 1.1.
Konstruk Penelitian
13
Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman (1984) dalam Disertasi
Djam'an Satori (1989: 28) menyatakan perlunya "Conceptual frame work"
dalam suatu penelitian. Menurut Miles dan Huberman (1984), bahwa:
"Conceptual frame work explains, either graphically or in narrative form, the
main dimentions to be studied"
Carter V. Good (1973: 407) menyatakan bahwa paradigma merupakan
"a representation, a model of a theory, an idea, or a principle". Menurut Stuart
A. Schlegel (1986: 16), dalam suatu grunded research diperlukan paradigma,
karena semua analisis harus berdasarkan berbagai ide yang ditetapkan
sebelumnya.
Sebenarnya, banyak sekali iaktor-faktor yang dapat mempengaruhi
produktivitas pegawai pada suatu orgaisasi. Misalnya menurut pendapat
Muchdarsyah (1992: 56), "secara umum produktivitas suatu organisasi
dipengaruhi oleh manusia, modal, metode (proses), lingkungan organisasi
(internal), produksi, lingkungan negara (eksternal), lingkungan internasional
maupun regional dan umpan balik". Namun karena keterbatasan waktu,
tenaga, dan biaya yang dimiliki penulis, maka hanya dua variabel yaitu
variabel Motivasi dan Sikap Kerja saja yang dapat penulis kembangkan dalam
penelitian ini.
Penulis
sengaja
menggunakan
produktivitas
sebagai
variabel
independen dan bukannya personal performance, dikarenakan produktivitas
dapat lebih banyak menggali potensi sebuali organisasi melalui analisis
masukan (input) dan Leluaran (output) yang pengembangaimya dan
penerapannya relatif mudah dilakukan oleh setiap pegawai dan pengambil
kebijakan.
14
Secara konseptual paradigma penelitian yang digunakan adalah
paradigma ganda dengan dua variabel independen. Paradigma ini
digambarkan sebagai berikut:
MOTIVASI
XI
Pi(rX,Y)
*"jj-..
(rXiX2)
P3 (R25
iX2
SIKAP KERJA
X2
3>
PRODUKTIVITAS
Y
p2(r2X2Y)
Gambar 1.2.
Keterkaitan Variabel Paradigma Ganda
Keterangan:
S Motivasi (XI) adalah variabel yang mempengaruhi (variabel bebas 1)
S Sikap Kerja (X2) adalah variabel yang mempengaruhi (variabel bebas 2)
S Produktivitas (Y) adalah variabel yang dipengaruhi (variabel terikat)
•
•
^ adalah garis hubungan kausal
+
• adalah garis hubungan korelasional
S r adalah pengaruh (kontribusi)
S
r adalah korelasi
S Radalah hubungan XI, X2 dengan Y
Dari teori diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa produktivitas
pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yang paling
berpengaruh yaitu faktor motivasi dan sikap kerja. Faktor lain yang ikut
mempengaruhi produktivitas tersebut seperti kemampuan (skill), kepuasan
kerja, fasilitas, kesejahteraan dan Iain-lain, dapat menjadi faktor intervening
sebagai faktor yang ikut menyeimbangkan penguatan teori yang digunakan.
15
F.
Asumsi
Untuk menghindari ketidaksesuaian antara masalah yang diteliti
dengan pembahasan masalah, maka di pandang perlu untuk menetapkan
asumsi atau anggapan dasar terlebih dahulu. Pengertian "asumsi adalah
sesuatu yang dianggap tidak mempengaruhi atau dianggap konstan. Asumsi
menetapkan faktor-faktor yang diawasi. Asumsi dapat berhubungan dengan
syarat-syarat, kondisi-kondisi dan tujuan. Asumsi memberikan hakekat bentuk
dan arah argumentasi" (Komaruddin, 1988: 22).
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat terlihat betapa luasnya
cakupan manajemen yang berkaitan erat dengan produktivitas, dimana
produktivitas bukanlah faktor yang
berdiri sendiri, melainkan akan
bergantung pada sejumlah variabel yang mempengaruhinya. Salah satu
variabel yang dapat mempengaruhi produktivitas adalah motivasi dan sikap
kerja.
Motivasi atau dorongan dalam manajemen hanya ditunjukan pada
sumber daya manusia pada umumnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana
caranya mengarahkan daya dan potensi pegawai agar secara produktif berhasil
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Kemudian pengertian motivasi
menurut pendapat lain adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan
organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga tercapai keinginan para
pegawai sekaliguc tccapai tujuan organisasi (Hasibuan, 1984:184).
Pentingnya motivasi harus mendapatkan perhatian yang serius, karena
bila lembaga kurang memperhatikan tentang pentingnya motivasi dalam
16
meningkatkan produktivitas kerja, dikhawatirkan pegawai kurang mempunyai
sikap tanggung jawab, disiplin, dan semangat kerja. Dengan demikian fokus
telaahan yang dibahas dalam tesis ini adalah pengaruh motivasi dan sikap
kerja dalam meningkatkan produktivitas pegawai pada dinas pendidikan
kabupaten Ciamis.
Asumsi atau anggapan dasar dari penelitian ini bertitik tolak dari
konsep-konsep yang sudah dianggap konstan, diantaranya yaitu:
1. "Beberapa orang beranggapan bahwa pegawai mempunyai keunikan
dalam hal perilaku yang terarah, lainnya beranggapan bahwa perilaku
pegawai ini dalam banyak hal menunjukan sikap sebagai sasaran yang
tidak teratur" (Miftah Toha, 1995: 22).
2. Motivasi dan sikap kerja dimungkinkan akan memberikan pengaruh
terhadap produktivitas kerja pegawai, dan motivasi kerja pegawai akan
meningkat apabila kebutuhannya terpenuhi. Semua pegawai diharapkan
dapat bekerja sama dengan baik melalui motivasi dan sikap kerja yang
konsisten dan berkesinambungan (Arep, 2003: 13).
3. Organisasi adalah suatu kesatuan yartg rasional dan efesien, maka demi
tercapainya pekerjaan yang maksiftlal perlu adanya nilai-nilai etika (sikap)
dan motivator dari manajer puncak sebagai pengendali dinamika
organisasi, Duncan (Miftah Toha, 1995: 25).
4. Masyarakat dapat memrjeiajari perilaku (sikap) dalam nilai manajemen
dan pemahaman tersebut akan membawa ke arah penyempurnaan
pelaksanaan kerja, Max Weber (Miftah Toha, 1995: 129).
17
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu fenomena dan
atau pertanyaan penelitian yang dirumuskan setelah mengkaji suatu teori.
Dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang
parameter populasi (Sugiyono, 1999: 81).
Sedangkan pengertian hipotesis yaitu, "Suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul" (Suharsimi Arikunto, 1993: 62).
Penelitian yang didasarkan pada data populasi, sampling total atau
sensus, tidak melakukan pengujian hipotesis statistik. Penelitian yang
demikian dari sudut pandang statistik adalah penelitian deskriptif.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah "hipotesis
asosiatif, yaitu suatu pertanyaan yang menunjukan dugaan tentang hubungan
antara dua varabel atau lebih" (Sugiyono, 1999: 86).
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya rumusan
hipotesis adalah agar dapat memberikan arahan dan tujua akhir yang ingin
dicapai dalam suatu penelitian, hal ini sesuai dengan pendapat Joko Subagyo
(1991: 18), tentang mahfaat perurnusan hipotesis adalah untuk: (a)
penggarisan arah penelitian, agar tidak menimbulkan deviasi arti; (b)
memudahkan dan merhbantu rieniilis dalam mencari data; (c) memberikan
tujuan akhir yang harus dibuktikah.
Berkenaan dengan masalah yang diteliti, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian seperti tertera dibawah ini.
1.
Motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas
kerja pegawai administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis.
2.
Sikap kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produktifitas
kerja pegawai administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis.
3.
Motivasi dan sikap kerja berpengaruh secara signifikan terhadap
produktivitas kerja pegawai administrasi
Dinas Pendidikan
Kabupaten Ciamis.
H. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif, dengan pendekatan
kuantitatif yang bertujuan pada pemecahan masalah di masa sekarang dan
bersifat aktual. Dengan metode ini akan dilakukan penyusunan data,
menganalisa dan menginterpretasikannya tentang arti data yang dikumpulkan
atau variabel yang diteliti. Metode deskriptif adalah merupakan suatu metode
untuk memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui sample atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang beriaku untuk umum (Sugiyono, 1997: 21).
Sedangkan jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah
penelitian survei, yaitu penelitian yang metigambil sample dari satu populasi
dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok
(Singarimbun, 1989: 3).
19
I.
Lokasi Dan Sampel Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di
lingkungan
Dinas
Pendidikan
Kabupaten Ciamis, yang beralamat di Jl. R.A.A. Kusumasubrata No. 3
Kertasari Kabupaten Ciamis. Telepon (0265) 773709. Lokasi penelitian Dinas
Pendidikan Kabupaten Ciamis berada dalam wilayah Kota Ciamis. Populasi
yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 120 orang. Sedangkan teknik
sampling dilakukan melalui proporsional sampling dengan menggunakan
rumus yamane sehingga didapatkanjumlah sampel 55 orang.
BAB HI
METODE PENELITIAN
A. Penentuan Metode Penelitian
Pendekatan atau metode dapat diartikan sebagai suatu cara kerja untuk
mencapai tujuan tertentu, agar dapat terkumpul data serta dapat mencapai
tujuan penelitian itu tersendiri. Metode adalah cara utama yang dipergunakan
untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis
dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu (Winarno Surakhmad,
1994: 131).
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif, yang bertujuan
pada pemecahan masalah dimasa sekarang dan bersifat aktual. Dengan metode
ini akan dilakukan penyusunan data, menganalisa dan menginterpretasikannya
tentang arti data yang dikumpulkan atau variabel yang diteliti. Metode ini
memiliki ciri-ciri dengan memusatkan diri pada pemecahan masalah pada
masa sekarang dan yang aktual, data yang dikumpulkan mula-mula di susun,
dijelaskan kemudian di analisa. Metode ini memakai pendekatan kuantitatif.
Nana Sudjana (1991: 52) menjelaskan bahwa, Metode penelitian
deskriptif digunakan
apabila
bertujuan
untuk
mendeskripsikan
atau
menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada pada masa sekarang. Termasuk
dalam metode ini adalah studi kasus, survai, studi pengembangan, studi
korelasi. Metode penelitian deskriptif bisa mendeskripsikan satu variabel atau
lebih dari satu variabel penelitian. Masalah penelitian yang tepat dikaji
melalui metode deskriptif biasanya berkenaan dengan bagaimana kondisi,
109
proses, karakteristik, hasil dari suatu variabel. Hasil dan kesimpulan dari
penelitian deskriptif pada umumnya hanya mendeskripsikan konsep dan
variabel yang diteliti, mendeskripsikan perbedaan konsep dan variabel,
menghubungkan variabel yang satu dengan yang lainnya.
Metode merupakan cara dan pendekatan yang digunakan untuk
mencari jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Permasalahan yang
sedang dikaji dalam penelitian ini adalah tentang "Pengamh Motivasi dan
Sikap Kerja Terhadap Produktivitasnya, Studi pada Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Ciamis". Peneliti ingin mengetahui gambaran
bagaimana pengamh motivasi dan sikap kerja pegawai dinas pendidikan
kabupaten Ciamis terhadap produktivitas kerja pegawai tersebut. Karena
demikian, tujuan peneliti dalam pembahasan tesis ini menggunakan
pendekatan dengan metode penelitian deskriptif.
Alasan digunakannya metode penelitian deskriptif oleh penulis adalah
bahwa: 1) masalah motivasi dan sikap kerja pegawai mempakan masalah yang
bersifat abstrak, sehingga peneliti hanya mampu mengkaji masalah tersebut
sampai kepada mendeskripsikan saja. 2) Subjek penelitian yang akan
dijadikan populasi dan sampel adalah para pegawai dinas pendidikan
kabupaten Ciamis, yang karakteristiknya sudah ditentukan.
Metode deskriptif mempakan metode yang menggambarkan seadanya
tentang suatu variabel, gejala dan keadaan berdasarkan faktor yang tampak
dalam keadaan sekarang. Suharsimi Arikunto (1990: 310) dalam bukunya
Manajemen Penelitian mengemukakan seperti tertera berikut ini.
"Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji
hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan "apa adanya"
tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Memang ada
kalanya dalam penelitian ini juga membuktikan dugaan tetapi
tidak terlalu lazim. Yang umum adalah bahwa peelitian
deskriptiftidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis".
Kemudian Travers dalam Consuelo George Sevile (1993: 71)
mengemukakan tujuan dari penelitian deskriptif, yaitu; "tujuan utarna kita
dalam menggunakan metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu
keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan
memeriksa sebab-sebabdari suatu gejala tertentu".
Sedangkan jenis penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai
alat pengumpul data yang pokok. Sehingga jelas bahwa metode deskriptif
dengan penelitian survei mempakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Maka metode inilah yang digunakan. (Singarimbun,1989: 3).
Namun, walaupun disebutkan bahwa metode deskriptif secara umum
tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis, dalam penelitian survei sebagai
salah satu jenis metode deskriptif dapat dilakukan pengujian hipotesis. Oleh
karena itu, metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode
deskroptif analitik dengan jenis penelitian survei. Keuntungan utama dari
penggunaan penelitian ini adalah mungkinnya pembuatan generalisasi untuk
populasi yang besar. Maka dari itu, metode yang digunakan untuk penelitian
ini adalah metode deskriptif analitik dengan menggunakan jenis penelitian
survei disertai pengajuan hipotesis dan pengujiannya.
112
Demikian diungkapkan oleh seorang tokoh penelitian Wallace dalam
Sofian Effcndi, (1983:25).
"Penelitian survei digambarkan sebagai suatu proses untuk
mentransformasikan lima komponen informasi ilmiah dengan
menggunakan enam kontrol metodologis. Komponen-komponen
informasi ilmiah tersebut adalah (1) teori, (2) hipotesis, (3) observasi,
(4) generalisasi empiris, dan (5) penerimaan atau penolakan hipotesis.
Kontrol metodologis adalah (1) deduksi logika, (2) interpretasi,
penyusunan instrumen, penyusunan skala dan penentuan sampel, (3)
pengukuran penyederhanaan data, dan perkiraan parameter, (4)
pengujian hipotesis, inferensi logika, dan (5) formulasi konsep,
formulasi proposisi dan penataan proposisi.
Dengan demikian, maka survei dapat dilakukan secara pribadi
(sendiri) maupun berkelompok. Melihat persiapannya, maka survei ini
dilakukan secara sistematis dan berencana. Van Dalen dalam Suharsimi
Arikunto (1996: 91) mengemukakan bahwa survei itu mengikuti prosedur
ilmiah seperti tertera dibawah ini.
Their objective (of survey) may not merely be to as certain
status, but also to determine the adequacy of status by
comparing it with selected or established standards, norms or
criteria.
Jadi survei bukanlah hanya bermaksud mengetahui status gejala,
tetapi juga bermaksud menentukan kesamaan status dengan cara
membandingkannya dengan standar yang sudah dipilih atau ditentukan. Di
samping itu juga untuk membuktikan atau membenarkan suatu hipotesis.
Survei merupakan bagian dari studi deskriptif yang bertujuan untuk
mencari kedudukan (status) fenomena (gejala) dan menentukan kesamaan
status dengan cara membandingkannya dengan standar yang sudah ditentukan.
Survei dapat digunakan sebagai studi pendahuluan (Suharsimi, 1996: 93).
113
B. Populasi Dan Sampel
1. Penetapan Populasi Penelitian
Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi bahwa yang dimaksud
Populasi adalah sejumlah orang dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga
(Singarimbun, 1989: 152). Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa:
"Populasi adalah sekelompok individu tertentu yang memiliki satu atau lebih
karakteristik umum yang menjadi pusat perhatian peneliti. Populasi bisa
semua individu yang memiliki pola kelakuan tertentu atau sebagian dari
kelompok itu" (Sanafiah Faisal, 1982: 324).
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi dilakukan
apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi.
Oleh karena subjeknya meliputi semua yang terdapat di dalam populasi, maka
disebut juga sensus (Suharsimi Arikunto, 1996: 116).
Adapun yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai staf administrasi yang ada di tiap Sub Dinas Pendidikan Kabupaten
Ciamis. Karakteristik populasi yaitu: pegawai Golongan II dan III, jabatan
sebagai pegawai staf administratif, masa kerja 5 tahun keatas, memiliki meja
kerja di dalam kantor, jenis kelamin laki-laki dan perempuan, usia 20 tahun
keatas, dan latar belakang pendidikan minimal SMU. Jadi populasi ini tidak
beriaku bagi pegawai pembantu, dan pejabat eselon terutama Kepala Dinas
dan Kepala Sub Dinas.
114
Seluruh pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis berjumlah 160
orang. Bila dikelompokan berdasarkan latar belakang pendidikannya, terdiri
atas: SMP 8 orang, SMU 81 orang, DI 4 orang, D2 2 orang D3 11 orang, SI
47 orang, S2 5 orang dan S3 2 orang.
Sedangkan bila dikelompokan Berdasarkan golongan terdiri atas:
golongan 1: 8 orang, golongan II: 57 orang, golongan III: 81 orang dan
golongan IV: 14 orang. Berdasarkan status kepegawaiannya, golongan 1
bertugas sebagai penjaga kebersihan, keamanan, dan pelayan pegawai kantor.
Pegawai golongan IV adalah para pejabat dilingkungan kantor Dinas
Pendidikan, sedangkan golongan II dan III adalah pegawai yang bertugas
membantu kegiatan administrasi kantor (pegawai administrasi).
Setelah dilakukan pengelompokan data kemudian peneliti menetapkan
jumlah populasi berdasarkan karakteristik populasi yang akan digunakan
dalam penelitian. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
120 orang pegawai, dan sisanya tidak digunakan sebagai populasi penelitian.
Hal ini dikarenakan tidak semua pegawai dapat menjadi populasi penelitian
sesuai dengan karakteristik yang telah ditetapkan sebelumnya.
Populasi dalam suatu penelitian mempakan sekelompok objek yang
dapat dijadikan sumber penelitian. Populasi yang dijadikan sumber penelitian
bukan sekedar jumlah yang ada pada subjek yang dipelajari, tetapi meliputi
selumh karakteristik sifat yang dimiliki oleh subjek tertentu. "populasi adalah
sekelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai test benda-benda ataupun
peristiwa" (Winamo Surakhmad, 1998: 93).
15
Berdasarkan
penyebaran
populasi
dan
penyesuaian
dengan
karakteristik populasi yang akan diambil, maka populasi tersebut sudali cukup
mcwakili aspirasi dari tiap Sub Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis. Populasi
penelitian yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut ini.
Tabel. 3.1.
Distribusi Populasi Penelitian
Pegawai Administratif Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis
Pegawai
No.
Wilayah Penelitian
L
P
Jumlah
1.
Sub Bagian Bina Program
5
3
8
2.
Sub Bagian Umum
15
2
17
3.
Sub Bagian Kepegawaian
6
5
11
4.
Sub Bagian Keuangan
8
6
14
5.
Sub Dinas TK dan SD
16
4
20
6.
Sub Dinas SLTP
10
3
13
7.
Sub Dinas SMU
8
2
10
8.
Sub Dinas SMK
8
1
9
9.
Sub Dinas PLS, Pemuda dan
14
4
18
76
44
120
Olah Raga
Total
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis
Dengan pertimbangan efesiensi tenaga, biaya dan waktu, maka dari
populasi tersebut diambil sebagian atau wakil dari setiap sub dinas yang
membentuk sampel penelitian, ini dilakukan karena peneliti bemiaksud
mengambil sebagian data dari populasi untuk dijadikan sampel.
116
2. Penetapan Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan
penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah
mengangkat kesimpulan peneliti sebagai suatu yang beriaku bagi populasi.
Menentukan besamya sampel yang menjadi fokus penelitian dengan
menggunakan rumus Yamane (Rakhmat, 1989; 113).
N
n
=
AW2+1
Ket:
N = Ukuran Populasi
n = Ukuran Sampel Minimal
d - Presisi
1 = Angka Konstan
Secara kuantitatif Ida Bagoes Mantra dan Kasto (1988: 149-150)
mengemukakan bahwa presisi disebut kesalahan baku (standard error).
Dalam penelitian-penelitian sosial besamya presisi biasanya antara 5% sampai
10% pada penelitian ini peneliti mengambil presisi sebesar 10% sehingga
diperoleh nilai seperti tertera dibawah ini.
n =
120
120(0,l)2 4-1
= 54 54
Jadi jumlah sampel penelitian sebanyak 55 orang (dibulatkan), jumlah
ini menjadi sampel penelitian. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Soegiyono, 1997: 53). Dalam
menarik sampel dari populasi, agar sampel representatif, maka diupayakan
bahwa setiap subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama menjadi
unsur sampel.
117
Sedangkan mengenai keabsahan sampel diyatakan bahwa, "Untuk
sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik
diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15%, atau 20% 25%" (Suharsimi Arikunto, 1998: 120).
Kemudian agar data yang di peroleh dari sampel tersebut dapat
beriaku umum bagi keseluruhan populasi, maka perlu memakai teknik
sampling, sehingga pengambilan sampel dari populasi itu representatif.
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diperoleh dengan cara-cara
tertentu, sehingga sumber data yang di dapat dari sampel tersebut diharapkan
dapat mewakili dan beriaku secara umum bagi keseluruhan populasi.
Sampling yang dilakukan adalah dengan metode sampel acak sederhana
(simple random sampling), yaitu sebuah sampel yang diambil dari tiap unit
penelitian dari populasi.
Untuk penentuan jumlah sampel tiap Sub Dinas ditentukan secara
proporsional, dengan perhitungan berdasarkan formulasi diatas, yaitu sebagai
berikut:
o
Sub Bagian Bina Program
x 55 = 3,66
120
Sub Bagian Umum
17
x 55 = 7 79
120
Sub Bagian Kepegawaian
x 55 = 5 04
120
118
Sub Bagian Keuangan
14
XJD = -
o,ti
120
Sub Dinas TK dan SD
20
« ==9,16
x55
120
Sub Dinas SLTP
13
120
Sub Dinas SMU
10
« == 4,58
x55
120
Sub Dinas SMK
Sub Dinas PLS,
—
X55:= 4,12
120
18
« ==
x55
8,25
120
Pemuda dan Olah Raga
Sehingga dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui jumlah sampel
secara proporsional adalah:
3,66+ 7,79+ 5,04 + 6,41+ 9,16 + 5,95 + 4,54+ 4,12 + 8,25 = 54,93
Dibulatkan menumt kaidah matematika menjadi 55. Setelah dilakukan
perhitungan dengan teknik sampling, temyata jumlah sampel yang diketahui
telah sesuai dengan rumus Yamane sebelumnya, yaitu sejumlah 55 orang
responden, sehingga dapat ditetapkan menjadi sampel penelitian.
Berdasarkan penentuan sampel secara proporsioal tersebut, maka
diperoleh penyebaran sampel (hasil pembulatan) yang telah ditentukan.
Penyebaran sampel hasil perhitungan tersebut dapat diketahui secara
sistematis seperti yang teriihat pada tabel 3.2 di bawah ini.
119
Tabel 3.2.
Penyebaran Sampel Penelitian
No.
Pegawai Administratif
Nama Sub Dinas/Bagian
(Sampel)
1.
Sub Bagian Bina Program
4
2.
Sub Bagian Umum
8
3.
Sub Bagian Kepegawaian
5
4.
Sub Bagian Keuangan
6
5.
Sub Dinas TK dan SD
9
6.
Sub Dinas SLTP
6
7.
Sub Dinas SMU
5
8.
Sub Dinas SMK
4
9.
Sub Dinas PLS, Pemuda dan Olah
8
Raga
55
Jumlah
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan mmus Yamane, maupun
perhitungan secara proporsional dapat diketahui penetapan hasil jumlah
populasi dan sampel penelitian seperti tertera dibawah ini.
Tabel 3.3.
Daftar Kerangka Sampling
Jumlah Pegawai
Sub/Bagian Dinas
Administratif
Sampling
(populasi)
Seluruh Pegawai
Sub/Bagian Dinas
120
Per didikan Kabupaten
|
Ciamis
55
120
C. Operasionalisasi Variabel
Setiap variabel yang diteliti, kadang-kadang memiliki lebih dari satu
pengertian yang mencakup banyak unsur. Oleh karena itu untuk menghindari
terjadinya salah pengertian mengenai istilah-istilah yang tercantum dalam
tesis ini, maka peneliti terlebih dahulu memberikan definisi berdasarkan para
akhli sehingga akan lebih memperjelas maksud pembahasan selanjutnya.
Untuk menghindari salah pengertian dari istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka peneliti memandang perlu untuk merumuskan definisi
operasional variabel sebagai berikut: "Definisi operasional adalah semacam
petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel" (Masri
Sinungandalam Sofyan Efendi, 1989: 46).
Motivasi sebagai variabel
PENGARUH MOTIVASI DAN SIKAP KERJA
PEGAWAI ADMINISTRASI TERHADAP
PRODUKTIVITASNYA
(Studi Kasus pada Pegawai Administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten
Ciamis, Tahun 2004)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
\
Disusun Oleh:
NURDIN
029469
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2004
DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Diam'an Satori, M.A.
NIP. 130 367 129
Pembimbing/II
Dr. H. Udin Svaefuddin Sa'ud. M.Ed.
NIP 130 914 287
Diketahui:
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Prof. Dr. H. Tb. A
ddin Makmun, M. A.
188 292
ABSTRAK
PENGARUH MOTIVASI DAN SIKAP KERJA PEGAWAI ADMINISTRASI
TERHADAP PRODUKTIVITASNYA (Studi Kasus pada Pegawai Administrasi
Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Tahun 2004)
Sebuah organisasi memerlukan manusia sebagai sumber daya pendukung utama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber daya manusia yang berkualitas
akan turut memajukan organisasi sebagai suatu wadah peningkatan produkrivitas kerja.
Kedudukan strategis untuk meningkatkan produktivitas organisasi adalah pegawai, yaitu
individu-individu yang bekerja pada suatu organisasi atau perusahaan. Pegawai yang
kompeten memiliki karakteristik dari produktivitas kerjanya. Peningkatan produktivitas
kerja dapat terwujud dengan motivasi dan sikap kerja maksimal para pegawainya, serta
aspek lain yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Apakah motivasi dan sikap kerja
pegawai cukup berpengaruh terhadap produktivitas kerjanya ?".Tujuannya adalah untuk
mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai pengaruh motivasi dan sikap kerja
pegawai administratif terhadap produktivitasnya. Sedangkan hipotesisnya adalah
motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitasnya, sikap kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitasnya, motivasi dan sikap kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai administratif Dinas
Pendidikan Kabupaten Ciamis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei.
Populasi penelitian yang diambil berjumlah 120 orang. Sampel diambil secara
proporsional dengan menggunakan rumus Yamane sehingga didapatkan jumlah sampel
55 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah model angket
berskala likert dengan pedoman interpretasi koefisien korelasi jawaban sangat tidak
setuju (STS), tidak setuju (TS), ragu-ragu (R), setuju (S), sangat setuju (SS). Sedangkan
teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Regresi.
Hasil pengolahan data mengenai motivasi kerja pegawai menunjukan kategori
sedang (74%) dari skor ideal, sedangkan untuk sikap kerja menunjukan kategori sedang
(73%) dari skor ideal, dan untuk produktivitas kerjanya menunjukan kategori sedang
(73%) dari skor ideal. Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa motivasi kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitasnya sebesar (47,71%) dengan
kualifikasi cukup besar, sikap kerja berpengaruh secara signifikan terhadap
produktivitasnya sebesar (24,97%) dengan kualifikasi sedang, motivasi dan sikap kerja
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitasnya sebesar
(47,88%) dengan kualifikasi cukup besar. Sisanya (100%-47,88% =52,12%) ditentukan
oleh faktor lain.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah motivasi dan sikap kerja pegawai
berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitasnya. Implikasi dari penelitian ini
adalah bahwa setelah ditinjau melalui berbagai analisa, untuk dapat meningkatkan
produktivitas kerja pegawai perlu adanya perbaikan fasilitas dan kesejahteraan pegawai
dengan mengutamakan segi efektif dan efesien. Sedangkan rekomendasi yang dapat
diungkapkan dalam penelitian ini ditujukan bagi kepala dinas dan peneliti berikutnya,
untuk senantiasa dapat meningkatkan produktivitas kerja dengan penuh kesungguhan.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
H
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR BAGAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian
7
C. Tujuan Penelitian
9
D. Manfaat Penelitian
10
E. Paradigma Penelitian
12
F. Asumsi
15
G. Hipotesis
17
H. Metode Penelitian
18
I. Lokasi dan Sampel Penelitian
19
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Administrasi Pendidikan
20
B. Kajian Produktivitas
27
C. Kajian Motivasi
;
49
D. Kajian Sikap Kerja
74
E. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan...
104
vu
BAB HI METODE PENELITIAN
A. Penentuan Metode Penelitian
109
B. Populasi dan Sampel
113
C. Operasionalisasi Variabel
120
D. Penentuan Instrumen Penelitian
122
E. Proses Penelitian
129
F. Sumber Data Penelitian
132
G. Uji Validitas Dan Reliabilitas
141
H. Pengolahan Data Penelitian
147
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
155
B. Analisis Data
160
C. Pengujian Hasil Analisis Data
174
D. Pembahasan Hasil Penelitian
185
BAB V: KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
191
B. Implikasi
192
C. Rekomendasi
193
DAFTAR PUSTAKA
196
LAMPIRAN-LAMPIRAN
199
vni
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
2.1. Teori X dan Y
55
3.1. Distribusi Populasi Penelitian
115
3.2. Penyebaran Sampel Penelitian
119
3.3. Daftar Kerangka Sampling
119
3.4. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Motivasi
123
3.5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Sikap Kerja
124
3.6. Kisi-kisi Instrumen Variabel Produktivitas
125
3.7. Kriteria Penilaian (Skor) Alternatif Jawaban dari Likert
128
3.8. Pedoman Memberi Interpretasi Koefisien Korelasi
132
3.9. Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
133
3.10. Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Golongan dan Tugas
134
3.11. Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Usia
134
3.12. Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Masa Kerja
135
3.13. Tujuan dan Sasaran Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis
136
3.14. Kebijakan dan Program Dinas Pendidikan Kab. Ciamis
137
3.15. Hasil-hasil Uji Reliabilitas Instrumen
146
3.16. Skala Penafsiran Variabel
151
4.1. Hasil Seleksi Data
156
4.2. Kriteria Penilaian (Skor) Alernatif Jawaban
157
4.3. Skala Penafsiran
158
IX
4.4. Rekapitulasi Data Penelitian
159
4.5. Daftar Distribusi Prekuensi Variabel (XI)
161
4.6. Skala Penafsiran Untuk Menentukan Letak Mean
162
4.7. Daftar Distribusi Prekuensi Variabel (X2)
164
4.8. Skala Penafsiran Variabel (X2)
165
4.9. Daftar Distribusi Frekuensi Variabel (Y)
167
4.10. Skala Penafsiran Variabel (Y)
168
4.11. Distribusi Frekuensi Uji Kolmogorov Smirnov Tes (XI)
174
4.12. Distribusi Frekuensi Uji Kolmogorov Smirnov Tes (X2)
175
4.13. Uji Normalitas Distribusi Data Tes Kolmogorov Smirnov
176
4.14. Korelasi Pearson Hipotesis Pertama
180
4.15. Korelasi Pearson Hipotesis Kedua
182
4.16. Korelasi Pearson Hipotesis Ketiga
183
DAFTAR BAG AN
Nomor
Halaman
2.1. Karakteristik Elemen Fenomena Administrasi
2.2. Perilaku Pada Tingkat Individual
21
,.-
-26
2.3. Faktor Penunjang Perilaku Kerja dan Hasil Kerja
28
2.4. Dua Pandangan Mengenai Kepuasan dan Ketidakpuasan
60
2.5. Theory of Planned Behavior
75
2.6. Model Theory of Reasoned Action
94
DAFTAR GAMBAR
1.1. Konstruk Penelitian
12
1.2. Keterkaitan Variabel Paradigma Ganda
14
2.1. Diagram Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
23
2.2. Productive Organizations Wayne F. Cascio
44
2.3. Hierarkhi Kebutuhan dari Maslow
57
2.4. Vroom's Expectancy Model
67
2.5. Porter-Lawler Model Of Motivation
69
2.6. Klasifikasi Respon Dengan Komponen Sikap
82
2.7. Model Komunikasi Sikap dan Balikan
93
4.1. Gambaran Umum Variabel (XI)
171
4.2. Gambaran Umum Variabel (X2)
177
4.3. Gambaran Umum Vanabel (Y)
173
4.4. Persamaan Regresi Limer Ganda
179
4.5. Model Hasil Uji Hipotesis Pertama
181
4.6. Model Hasil Uji Hipotesis Kedua
182
4.7. Model Hasil Uji Hipotesis Ketiga
184
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Jadwal Kegiatan Pembuatan Tesis
199
2. Bagan Susunan Organisasi Dinas Pend. Kab. Ciamis
200
3. Angket Penelitian
201
4. Uji Validitas Instrumen
211
5. Contoh Perhitungan Analisis Validitas
214
6. Uji Reliabilitas Instrumen SPSS ver. 11.0
223
7. Contoh Perhitungan Analisis Reliabilitas
224
8. Hasil Tabulas! Data Penelitian
233
9. Hasil Olah Data SPSS Versi 11.0
236
10. Hasil Pengolahan Data Ordinal ke Interval
237
11. Besaran Yang Diperlukan Untuk Regresi Ganda
240
12. Uji Korelasi Ganda
241
13. Uji Signifikansi Terhadap Koefisien Korelasi Ganda
242
14. Uji Regresi Ganda
244
15. Uji Normalitas Data Penelitian
247
16. Tabel Nilai-Nilai Untuk Distribusi F
252
17. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment
254
18. Tabel Nilai-Nilai Distribusi t
:
255
19. Tabel Harga-harga Test Kolmogorov-Smirnov
256
20. Tabel Kurve Normal Dari 0 Sampai Z
257
XII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Faktor manusia memegang peranan yang penting dalam sebuah
organisasi dan perlu mendapat perhatian serius dalam meningkatkan
produktivitas kerja. Lembaga sebagai sebuah organisasi memerlukan manusia
sebagai sumber daya pendukung utama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Perubahan organisasi dapat terjadi karena dorongan dari dalam
(internal factor) maupun dorongan dari luar (external factor). Dorongan dari
dalam dapat timbul karena tuntutan perubahan system nilai, norma dan
perilaku kelompok. Secara lebih operasional penyebab perubahan dari dalam
ini adalah volume kegiatan yang bertambah banyak, adanya peralatan baru,
perubahan tujuan, penambahan tujuan, perluasan wilayah kegiatan, tingkat
pengetahuan, tingkat keterampilan, sikap serta perilaku para pegawai.
Sedangkan dorongan dari luar terjadi karena adanya interaksi organisasi
dengan lingkungan, baik pada waktu menerima masukan, proses, maupun
memberikan keluaran.
Secara lebih operasional, penyebab perubahan dari luar ini adalah
adanya peraturan baru, perubahan kebijaksanaan dari organisasi tingkat yang
lebih tinggi, perubahan selera masyarakat, perubahan mode dan gaya hidup
masyarakat. Terutama organisasi dalam bidang pendidikan, termasuk di
dalamnya merubah sumber daya manusianya.
Penanggulangan masalah kontemporer dalam pengelolaan Sistem
Pendidikan Nasional diwujudkan dengan lahirnya Undang-undang nomor 02
tahun 1989, didukung oleh penetapan Undang-undang nomor 22 tahun 1999
tentang otonomi daerah, yang kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah
nomor 25 tahun 2000 tentang pembagian wewenang antara pemerintah pusat
dan daerah dalam kerangka otonomi daerah. Dasar hukum di atas sangat
membantu dalam perbaikan dan pembaharuan sistem pengelolaan pendidikan
nasional (Udin, 1994:231).
Dari masalah kontemporer di atas, memberikan pemikiran yang
mendasar dengan adanya tuntutan pembaharuan sistem pengelolaan
pendidikan nasional Indonesia, salah satu diantaranya yaitu tentang
peningkatan produktivitas dan mutu pendidikan melalui peningkatan kualitas
tenaga kependidikan.
Dengan demikian penulis menganggap perlu
mengangkat isu tersebut melalui penelitian ini. Karena seandainya penelitian
tentang masalah ini tidak dilakukan, penulis khawatir isu tersebut tidak
terpecahkan.
Setiap organisasi mempunyai keinginan agar dapat mencapai tingkat
produktivitas yang tinggi. Produktivitas yang tinggi akan sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Sama halnya dengan instistusi-institusi pemerintahan,
produktivitas pegawainya sangat diharapkan dapat mendukung berbagai
aktivitas dan program yang telah direncanakan. Agar setiap pegawai dapat
bekerja secara produktif, pemimpin harus mampu menciptakan motivasi dan
sikap kerja yang sesuai dengan aturan dan norma organisasi.
Masalah motivasi dan sikap kerja merupakan masalah yang sangat
penting untuk dibahas, karena kedua variabel tersebut akan sangat
mempengaruhi produktivitas kerja. Namun demikian bukan hanya motivasi
dan sikap kerja saja yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja antara lain;
"•pendidikan dan latihan, keterampilan, disiplin, etika kerja, gizi dan
kesehatan, tingkat penghasilan dan jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja,
hubungan industrial, teknologi, sarana pendidikan, manajemen, kesempatan
berprestasi dan kebijakan pemerintah dibidang produksi, pengalaman kerja,
investasi, perijinan, moneter, fiskal, distribusi, dan Iain-lain" (Ravianto,
1989:14).
Namun penulis hanya memfokuskan diri pada masalah motivasi dan
sikap kerja karena hal itu menurut penulis adalah masalah yang terpenting
dalam suatu organisasi. Dilihat dari segi profesi penulis masalah itu sangat
mendukung
pengembangan
profesi
sebagai
mahasiswa
administrasi
pendidikan. Sedangkan dilihat dari pengembangan ilmu yang berkembang
sekarang masalah tersebut cukup signifikan bagi keberhasilan perkembangan
keilmuan khususnya ilmu administrasi pendidikan. Dan dilihat dari
kepentingan pembangunan pada era otonomi daerah, penelitian ini diharapkan
dapat menghasilkan suatu paradigma baru mengenai perilaku organisasi dan
mendukung terwujudnya visi dan misi otonomi daerah. Terutama dalam hal
pembentukan tenaga kerja yang produktif untuk membangun bangsa secara
kreatifdan mandiri melalui semangat otonomi daerah.
Pangkal tolak dari segala pekerjaan adalah usaha seseorang. Dan usaha
tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya motivasi dan sikap kerja untuk
mewujudkan produktivitas kerja yang lebih baik. Oranglah yang menciptakan
pekerjaan. dengan maksud untuk memetik hasilnya untuk mencukupi
keperluan-keperluannya. Melalui kerja seseorang mendapatkan identitasnya,
karena kerja adalah salah satu cara yang utama dimana seseorang memperoleh
statusnya dalam suatu kelompok. Kerja juga menyediakan sarana utama bagi
interaksi sosial dalam masyarakat, terlebih bagi segolongan orang mungkin
kerja merupakan satu-satunya sarana untuk membentuk hubungan sosial
(Kartini Kartono, 1985: 21).
Keberhasilan kerja merupakan keadaan yang diinginkan oleh semua
orang dalam kehidupannya. Keberhasilan kerja untuk tiap-tiap orang tidaklah
sama ukurannya, karena kita tahu bahwa manusia adalah unik; satu dengan
yang lain berbeda. Sampai saat inipun belum dapat dipastikan secara pasti
berapa atau bagaimana seseorang mencapai keberhasilan kerja. Tetapi secara
umum dapat dikatakan, bahwa seseorang cenderung memperoleh keberhasilan
dalam pekerjaannya apabila pekerjaan itu sesuai dengan apa yang
dinginkannya dan dapat memenuhi kebutuhannya.
Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan cukup jelas, sebab
tidak semua pegawai memiliki tingkat motivasi dan sikap kerja yang baik.
Ternyata sebagian besar pegawai yang tidak memiliki motivasi dan sikap
kerja yang baik, pada akhirnya aKan menimbulkan masalah, khususnya
terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai.
Apabila masalah motivasi dan sikap kerja pegawai ini dibiarkan tidak
diteliti, penulis khawatir akan terjadi disintegrasi pada tiap lembaga
pemerintahan. Bentuk disintegrasi yang disebabkan motivasi dan sikap kerja
yang kurang antara lain; kurangnya pemahaman tentang makna pekerjaannya
sehingga pekerjaan dirasa kurang berarti, kurangnya dorongan untuk memiliki
motivasi kerja yang tinggi untuk meraih prestasi sebaik-baiknya, kurangnya
sikap patuh dan disiplin terhadap peraturan dinas yang telah ditetapkan, serta
kurangnya rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Adapun keuntungan
yang bakal diperoleh apabila masalah motivasi dan sikap kerja ini diteliti
antara lain; "akan terwujud suatu inovasi kerja yang baik, menciptakan
kekompakan dalam berorganisasi, fokus terhadap pekerjaan, memiliki
kemampuan menyesuaikan diri, menciptakan budaya kerja yang baik,
mempererat rasa persatuan, menciptakan kerjasama antara pegawai" (Dale
Timpe,2000: 17).
Untuk dapat memahami masalah secara komprehensif, penulis merasa
perlu untuk menjelaskan terlebih dahulu tentang kedudukan penelitian ini
dalam lingkup bidang studi yang dipelajari penulis yaitu bidang studi
administrasi pendidikan. Kajian yang menjadi bahan penelitian ini berfokus
kepada masalah administrasi pendidikan yang
mencakup pengelolaan
pendidikan. Dalam pengelolaan pendidikan, terdapat aspek pengelolaan
tenaga
kependidikan.
Untuk
mencapai
tujuan
pengelolaan
tenaga
kependidikan, dituntut terselenggaranya berbagai kegiatan yang jelas sebagai
satu kesatuan fungsi yang integral.
Pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan pendidikan mencakup:
pendekatan organisasi klasik, pendekatan hubungan manusia, dan pendekatan
perilaku. "Pendekatan perilaku dalam administrasi adalah menggabungkan
antara hubungan sosial dengan struktur formal dan menambahkannya dengan
proposisi yang diambil dari psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi"
(Djam'an Satori, 2002: 12).
Manajemen organisasi yang produktif, dapat terwujud dengan
motivasi dan sikap kerja maksimal para pegawainya. Hidayat (1986: 11),
mengungkapkan bahwa dalam suatu organisasi "kedudukan strategis untuk
meningkatkan produktivitas organisasi adalah pegawai, yaitu individumdividu yang bekerja pada suatu organisasi atau perusahaan". Penelitian ini
mengacu pada pembahasan masalah tentang pengaruh motivasi dan sikap
kerja terhadap produktivitas pegawai. Dalam hal ini, pegawai administrasi
yang secara psikologis merupakan individu dan secara manajemen merupakan
sumber daya manusiayang produktif.
Sementara Muchdarsyah (1992:
13), mengemukakan bahwa
"Produktivitas tenaga kerja mencerminkan manfaat tenaga kerja, intensitasnya
menunjukan jumlah tenaga kerja dan dapat dianggap sebagai percepatan
kerja".
Dari latar belakang diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian
mengenai "Pengaruh Motivasi dan Sikap Kerja Pegawai Administrasi
Terhadap Produktivitasnya; dengan fokus Studi Kasus pada Pegawai
Administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Tahun 2004".
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian
Produktivitas pegawai bukanlah faktor yang berdiri sendiri, melainkan
akan bergantung pada sejumlah variabel yang mempengaruhinya. Variabelvariabel tersebut sangat variatif, namun penulis hanya memfokuskan pada
variabel yang secara signifikan mempengaruhi produktivitas yaitu variabel
motivasi dan sikap kerja.
Motivasi atau dorongan dalam manajemen hanya ditunjukan pada
sumber daya manusia pada umumnya. Motivasi dapat menjelaskan bagaimana
cara mengarahkan sumber-sumber daya dan potensi pegawai agar secara
produktifberhasil mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Hersey dan Blanchard (1989: 72), menyatakan bahwa "motivasi
adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan". Variabel motivasi didefinisikan sebagai "suatu dorongan atau
keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya
untuk melakukan tindakan-tindakan". Motivasi dapat diartikan juga sebagai
suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai agar mau bekerja. Idikatorindikator motivasi meliputi: (1) Motivasi Intrinsik, dan (2) Motivasi Ekstrinsik
(Wursanto, 1989: 131).
Variabel sikap kerja didefinisikan sebagai "keteraturan tertentu dalam
hal perasaan (afektif), pemikiran (kognitif) dan predisposisi tindakan (konatif)
seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya" (Secord &
Backman, 1964: 5).
Sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu kognitif (berhubungan dengan
pikiran, kepercayaan, ide dan konsep-konsep). Komponen afektif
berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang. Sedangkan komponen
penlaku (konatif) berhubungan dengan kecenderungan untuk berperilaku.
Untuk itu, maka Indikator-indikator yang di ambil meliputi: (1) afektif; (2)
kognitif; dan (3) konatif (Baron, 1983: 86).
Variabel produktivitas berarti perbandingan rasio output dengan input
untuk mengetahui penggunaan sumber daya manusia secara efektif dan
efesien. (Pandji Anoraga, 1998; 84). Sedangkan indikator-indikator yang
dipakai meliputi: (1) lebih dari memenuhi kualifikasi pekerjaan; (2)
bermotivasi tinggi; (3) mempunyai orientasi pekerjaan positif; (4). dewasa; (5)
dapat bergaul dengan efektif(Dale Timpe, 2000: 110-112).
Setelah mengetahui teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini, maka
untuk mempermudah pembahasan masalah, penulis merumuskan masalah
tersebut dalam bentuk pertanyaan seperti tertera dibawah ini.
1. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas pegawai
administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis ?
2. Seberapa besar pengaruh sikap kerja terhadap produktivitas pegawai
administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis ?
3. Seberapa besar pengaruh motivasi dan sikap kerja secara bersama-sama
terhadap produktivitas pegawai administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten
Ciamis ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara
rasional, empiris dan sistematis tentang pengaruh motivasi dan sikap kerja
terhadap produktivitas kerja pegawai, penelitian dilakukan pada Pegawai
Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis. Dalam meningkatkan produktivitas,
banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya, namun penulis
sengaja hanya meneliti dua variabel motivasi dan sikap kerja, karena
menurut penulis variabel tersebut secara signifikan jelas akan memiliki
pengaruh besar terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai. Hal
tersebut telah diketahui dari hasil penelitian terdahulu. Pada akhirnya
penulis menginginkan ditemukannya sebuah metode motivasi dan sikap
kerja yang sesuai untuk meningkatkan produktivitas pegawai dengan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) secara efektif dan efesien.
2. Tujuan Khusus Penelitian
Dalam penelitian tesis ini, tujuan khusus yang diharapkan penulis
dalam penelitian adalah seperti tertera dibawah ini.
a. Mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai pengaruh Motivasi
terhadap produktivitas kerja.
b. Mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai pengaruh sikap
kerja terhadap Produktivitas kerja.
c. Mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai pengaruh motivasi
dan sikap kerja terhadap produktivitas kerja.
10
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi harapan penulis adalah agar
penelitian ini dapat bermanfaat, baik secara aspek teoritis maupun aspek
praktis operasional, yang dijelaskan sebagaimana berikut ini.
1. Aspek Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan teori dari teori-teori sebelumnya. Karena penelitian ini
bukan saja bersumber dari literatur yang ada, tapi juga banyak sekali
masukan-masukan para ahli termasuk didalamnya pembimbing penelitian
tesis ini.
Pada penelitian tesis ini, penulis mengharapkan agar teori yang
dikembangkan dapat memperkaya wawasan berfikir secara ilmiah, sehingga
pada penelitian-penelitian karya ilmiah selanjutnya dapat memperkuat teoriteori yang digunakan. Wawasan berfikir ini sangat penting untuk diketahui
dan terus digali, karena dengan cara demikian, penulis dapat menemukan
hal-hal apa saja yang masih perlu di olah dan dikembangkan.
Selain itu, melalui teori-teori yang digunakan, diharapkan penulis
dapat mengetahui kondisi dan situasi objek penelitian secara komprehensif.
Dengan cara seperti itu, teori-teori yang digunakan dalam penelitian dapat
dipakai sebagai acuan pembanding dengan lembaga-lembaga organisasi
lain, baik secara internal maupun eksternal. Sehingga dapat diketahui pula
faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangannya, dan dapat
berkompetisi sehat dibidang produktivitas kerja.
2. Aspek Praktis Operasional
Pada aspek praktis operasional, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran bagi kemajuan organisasi dalam
hal masukan ide dan gagasan penulis yang dianggap sesuai dengan jalan
pemikiran praktisi dan akademisi. Dan dapat menelaah hasil penelitian ini
secara rasioal, empiris dan sistematis.
Diketahui dan dilaksanakan oleh para pegawai Dinas Pendidikan
Kabupaten Ciamis sebagai bahan acuan untuk memiliki sikap bekerja yang
diharapkan dan betapa pentingnya arti motivasi sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten
Ciamis
Dilakukan pembenahan sikap kerja dan motivasi pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Ciamis dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
Tercipta kerjasama antara pegawai dan pimpinan Dinas Pendidikan
Kabupaten Ciamis dalam mewujudkan sikap dan motivasi kerja yang
diharapkan. Memiliki sikap kerja dan motivasi yang baik dalam bekerja
sehingga produktivitas kerja pegawai dapat meningkat lebih baik melalui
tindakan kerja yang baik oleh setiap pegawai.
Melalui motivasi dan sikap kerja yang telah terbina dan teratur,
penulis mengharapkan adanya peningkatan produktifitas kerja pegawai
administrasi, peningkatan produktivitas ini ditandai dengan prestasi kerja.
Baik bawahan maupun atasan saling memberikan dukungan yang sinergik
kepada terciptanya hasil kerja yang lebih baik.
12
E. PARADIGMA PENELITIAN
Paradigma penelitian adalah merupakan pola pikir yang menunjukan
hubungan antar variabel yang akan diteliti. Berdasarkan hal tersebut, maka
penelitian yang merumuskan paradigma adalah penelitian yang bersifat
asosiatif (Sugiyono, 1999: 5).
Untuk memperjelas paradigma penelitian ini, secara konseptual
digambarkan dalam bentuk konstruk penelitian sebagaimana berikut:
Gaji
Persepsi Peran
Tingkat Pendidikan
Kekayaan
Sikap Kerja
>
•0
jo
o
o §
Motivasi
>
o
c
m
H
> >
H
Kepemimpinan
Jenjang
Karir
rri
Z
>
Lingkungan
Organisasi
Iklim
Kebijakan
Organisasi
Pemerintah
Gambar 1.1.
Konstruk Penelitian
13
Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman (1984) dalam Disertasi
Djam'an Satori (1989: 28) menyatakan perlunya "Conceptual frame work"
dalam suatu penelitian. Menurut Miles dan Huberman (1984), bahwa:
"Conceptual frame work explains, either graphically or in narrative form, the
main dimentions to be studied"
Carter V. Good (1973: 407) menyatakan bahwa paradigma merupakan
"a representation, a model of a theory, an idea, or a principle". Menurut Stuart
A. Schlegel (1986: 16), dalam suatu grunded research diperlukan paradigma,
karena semua analisis harus berdasarkan berbagai ide yang ditetapkan
sebelumnya.
Sebenarnya, banyak sekali iaktor-faktor yang dapat mempengaruhi
produktivitas pegawai pada suatu orgaisasi. Misalnya menurut pendapat
Muchdarsyah (1992: 56), "secara umum produktivitas suatu organisasi
dipengaruhi oleh manusia, modal, metode (proses), lingkungan organisasi
(internal), produksi, lingkungan negara (eksternal), lingkungan internasional
maupun regional dan umpan balik". Namun karena keterbatasan waktu,
tenaga, dan biaya yang dimiliki penulis, maka hanya dua variabel yaitu
variabel Motivasi dan Sikap Kerja saja yang dapat penulis kembangkan dalam
penelitian ini.
Penulis
sengaja
menggunakan
produktivitas
sebagai
variabel
independen dan bukannya personal performance, dikarenakan produktivitas
dapat lebih banyak menggali potensi sebuali organisasi melalui analisis
masukan (input) dan Leluaran (output) yang pengembangaimya dan
penerapannya relatif mudah dilakukan oleh setiap pegawai dan pengambil
kebijakan.
14
Secara konseptual paradigma penelitian yang digunakan adalah
paradigma ganda dengan dua variabel independen. Paradigma ini
digambarkan sebagai berikut:
MOTIVASI
XI
Pi(rX,Y)
*"jj-..
(rXiX2)
P3 (R25
iX2
SIKAP KERJA
X2
3>
PRODUKTIVITAS
Y
p2(r2X2Y)
Gambar 1.2.
Keterkaitan Variabel Paradigma Ganda
Keterangan:
S Motivasi (XI) adalah variabel yang mempengaruhi (variabel bebas 1)
S Sikap Kerja (X2) adalah variabel yang mempengaruhi (variabel bebas 2)
S Produktivitas (Y) adalah variabel yang dipengaruhi (variabel terikat)
•
•
^ adalah garis hubungan kausal
+
• adalah garis hubungan korelasional
S r adalah pengaruh (kontribusi)
S
r adalah korelasi
S Radalah hubungan XI, X2 dengan Y
Dari teori diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa produktivitas
pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yang paling
berpengaruh yaitu faktor motivasi dan sikap kerja. Faktor lain yang ikut
mempengaruhi produktivitas tersebut seperti kemampuan (skill), kepuasan
kerja, fasilitas, kesejahteraan dan Iain-lain, dapat menjadi faktor intervening
sebagai faktor yang ikut menyeimbangkan penguatan teori yang digunakan.
15
F.
Asumsi
Untuk menghindari ketidaksesuaian antara masalah yang diteliti
dengan pembahasan masalah, maka di pandang perlu untuk menetapkan
asumsi atau anggapan dasar terlebih dahulu. Pengertian "asumsi adalah
sesuatu yang dianggap tidak mempengaruhi atau dianggap konstan. Asumsi
menetapkan faktor-faktor yang diawasi. Asumsi dapat berhubungan dengan
syarat-syarat, kondisi-kondisi dan tujuan. Asumsi memberikan hakekat bentuk
dan arah argumentasi" (Komaruddin, 1988: 22).
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat terlihat betapa luasnya
cakupan manajemen yang berkaitan erat dengan produktivitas, dimana
produktivitas bukanlah faktor yang
berdiri sendiri, melainkan akan
bergantung pada sejumlah variabel yang mempengaruhinya. Salah satu
variabel yang dapat mempengaruhi produktivitas adalah motivasi dan sikap
kerja.
Motivasi atau dorongan dalam manajemen hanya ditunjukan pada
sumber daya manusia pada umumnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana
caranya mengarahkan daya dan potensi pegawai agar secara produktif berhasil
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Kemudian pengertian motivasi
menurut pendapat lain adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan
organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga tercapai keinginan para
pegawai sekaliguc tccapai tujuan organisasi (Hasibuan, 1984:184).
Pentingnya motivasi harus mendapatkan perhatian yang serius, karena
bila lembaga kurang memperhatikan tentang pentingnya motivasi dalam
16
meningkatkan produktivitas kerja, dikhawatirkan pegawai kurang mempunyai
sikap tanggung jawab, disiplin, dan semangat kerja. Dengan demikian fokus
telaahan yang dibahas dalam tesis ini adalah pengaruh motivasi dan sikap
kerja dalam meningkatkan produktivitas pegawai pada dinas pendidikan
kabupaten Ciamis.
Asumsi atau anggapan dasar dari penelitian ini bertitik tolak dari
konsep-konsep yang sudah dianggap konstan, diantaranya yaitu:
1. "Beberapa orang beranggapan bahwa pegawai mempunyai keunikan
dalam hal perilaku yang terarah, lainnya beranggapan bahwa perilaku
pegawai ini dalam banyak hal menunjukan sikap sebagai sasaran yang
tidak teratur" (Miftah Toha, 1995: 22).
2. Motivasi dan sikap kerja dimungkinkan akan memberikan pengaruh
terhadap produktivitas kerja pegawai, dan motivasi kerja pegawai akan
meningkat apabila kebutuhannya terpenuhi. Semua pegawai diharapkan
dapat bekerja sama dengan baik melalui motivasi dan sikap kerja yang
konsisten dan berkesinambungan (Arep, 2003: 13).
3. Organisasi adalah suatu kesatuan yartg rasional dan efesien, maka demi
tercapainya pekerjaan yang maksiftlal perlu adanya nilai-nilai etika (sikap)
dan motivator dari manajer puncak sebagai pengendali dinamika
organisasi, Duncan (Miftah Toha, 1995: 25).
4. Masyarakat dapat memrjeiajari perilaku (sikap) dalam nilai manajemen
dan pemahaman tersebut akan membawa ke arah penyempurnaan
pelaksanaan kerja, Max Weber (Miftah Toha, 1995: 129).
17
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu fenomena dan
atau pertanyaan penelitian yang dirumuskan setelah mengkaji suatu teori.
Dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang
parameter populasi (Sugiyono, 1999: 81).
Sedangkan pengertian hipotesis yaitu, "Suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul" (Suharsimi Arikunto, 1993: 62).
Penelitian yang didasarkan pada data populasi, sampling total atau
sensus, tidak melakukan pengujian hipotesis statistik. Penelitian yang
demikian dari sudut pandang statistik adalah penelitian deskriptif.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah "hipotesis
asosiatif, yaitu suatu pertanyaan yang menunjukan dugaan tentang hubungan
antara dua varabel atau lebih" (Sugiyono, 1999: 86).
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya rumusan
hipotesis adalah agar dapat memberikan arahan dan tujua akhir yang ingin
dicapai dalam suatu penelitian, hal ini sesuai dengan pendapat Joko Subagyo
(1991: 18), tentang mahfaat perurnusan hipotesis adalah untuk: (a)
penggarisan arah penelitian, agar tidak menimbulkan deviasi arti; (b)
memudahkan dan merhbantu rieniilis dalam mencari data; (c) memberikan
tujuan akhir yang harus dibuktikah.
Berkenaan dengan masalah yang diteliti, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian seperti tertera dibawah ini.
1.
Motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas
kerja pegawai administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis.
2.
Sikap kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produktifitas
kerja pegawai administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis.
3.
Motivasi dan sikap kerja berpengaruh secara signifikan terhadap
produktivitas kerja pegawai administrasi
Dinas Pendidikan
Kabupaten Ciamis.
H. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif, dengan pendekatan
kuantitatif yang bertujuan pada pemecahan masalah di masa sekarang dan
bersifat aktual. Dengan metode ini akan dilakukan penyusunan data,
menganalisa dan menginterpretasikannya tentang arti data yang dikumpulkan
atau variabel yang diteliti. Metode deskriptif adalah merupakan suatu metode
untuk memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui sample atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang beriaku untuk umum (Sugiyono, 1997: 21).
Sedangkan jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah
penelitian survei, yaitu penelitian yang metigambil sample dari satu populasi
dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok
(Singarimbun, 1989: 3).
19
I.
Lokasi Dan Sampel Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di
lingkungan
Dinas
Pendidikan
Kabupaten Ciamis, yang beralamat di Jl. R.A.A. Kusumasubrata No. 3
Kertasari Kabupaten Ciamis. Telepon (0265) 773709. Lokasi penelitian Dinas
Pendidikan Kabupaten Ciamis berada dalam wilayah Kota Ciamis. Populasi
yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 120 orang. Sedangkan teknik
sampling dilakukan melalui proporsional sampling dengan menggunakan
rumus yamane sehingga didapatkanjumlah sampel 55 orang.
BAB HI
METODE PENELITIAN
A. Penentuan Metode Penelitian
Pendekatan atau metode dapat diartikan sebagai suatu cara kerja untuk
mencapai tujuan tertentu, agar dapat terkumpul data serta dapat mencapai
tujuan penelitian itu tersendiri. Metode adalah cara utama yang dipergunakan
untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis
dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu (Winarno Surakhmad,
1994: 131).
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif, yang bertujuan
pada pemecahan masalah dimasa sekarang dan bersifat aktual. Dengan metode
ini akan dilakukan penyusunan data, menganalisa dan menginterpretasikannya
tentang arti data yang dikumpulkan atau variabel yang diteliti. Metode ini
memiliki ciri-ciri dengan memusatkan diri pada pemecahan masalah pada
masa sekarang dan yang aktual, data yang dikumpulkan mula-mula di susun,
dijelaskan kemudian di analisa. Metode ini memakai pendekatan kuantitatif.
Nana Sudjana (1991: 52) menjelaskan bahwa, Metode penelitian
deskriptif digunakan
apabila
bertujuan
untuk
mendeskripsikan
atau
menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada pada masa sekarang. Termasuk
dalam metode ini adalah studi kasus, survai, studi pengembangan, studi
korelasi. Metode penelitian deskriptif bisa mendeskripsikan satu variabel atau
lebih dari satu variabel penelitian. Masalah penelitian yang tepat dikaji
melalui metode deskriptif biasanya berkenaan dengan bagaimana kondisi,
109
proses, karakteristik, hasil dari suatu variabel. Hasil dan kesimpulan dari
penelitian deskriptif pada umumnya hanya mendeskripsikan konsep dan
variabel yang diteliti, mendeskripsikan perbedaan konsep dan variabel,
menghubungkan variabel yang satu dengan yang lainnya.
Metode merupakan cara dan pendekatan yang digunakan untuk
mencari jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Permasalahan yang
sedang dikaji dalam penelitian ini adalah tentang "Pengamh Motivasi dan
Sikap Kerja Terhadap Produktivitasnya, Studi pada Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Ciamis". Peneliti ingin mengetahui gambaran
bagaimana pengamh motivasi dan sikap kerja pegawai dinas pendidikan
kabupaten Ciamis terhadap produktivitas kerja pegawai tersebut. Karena
demikian, tujuan peneliti dalam pembahasan tesis ini menggunakan
pendekatan dengan metode penelitian deskriptif.
Alasan digunakannya metode penelitian deskriptif oleh penulis adalah
bahwa: 1) masalah motivasi dan sikap kerja pegawai mempakan masalah yang
bersifat abstrak, sehingga peneliti hanya mampu mengkaji masalah tersebut
sampai kepada mendeskripsikan saja. 2) Subjek penelitian yang akan
dijadikan populasi dan sampel adalah para pegawai dinas pendidikan
kabupaten Ciamis, yang karakteristiknya sudah ditentukan.
Metode deskriptif mempakan metode yang menggambarkan seadanya
tentang suatu variabel, gejala dan keadaan berdasarkan faktor yang tampak
dalam keadaan sekarang. Suharsimi Arikunto (1990: 310) dalam bukunya
Manajemen Penelitian mengemukakan seperti tertera berikut ini.
"Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji
hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan "apa adanya"
tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Memang ada
kalanya dalam penelitian ini juga membuktikan dugaan tetapi
tidak terlalu lazim. Yang umum adalah bahwa peelitian
deskriptiftidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis".
Kemudian Travers dalam Consuelo George Sevile (1993: 71)
mengemukakan tujuan dari penelitian deskriptif, yaitu; "tujuan utarna kita
dalam menggunakan metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu
keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan
memeriksa sebab-sebabdari suatu gejala tertentu".
Sedangkan jenis penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai
alat pengumpul data yang pokok. Sehingga jelas bahwa metode deskriptif
dengan penelitian survei mempakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Maka metode inilah yang digunakan. (Singarimbun,1989: 3).
Namun, walaupun disebutkan bahwa metode deskriptif secara umum
tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis, dalam penelitian survei sebagai
salah satu jenis metode deskriptif dapat dilakukan pengujian hipotesis. Oleh
karena itu, metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode
deskroptif analitik dengan jenis penelitian survei. Keuntungan utama dari
penggunaan penelitian ini adalah mungkinnya pembuatan generalisasi untuk
populasi yang besar. Maka dari itu, metode yang digunakan untuk penelitian
ini adalah metode deskriptif analitik dengan menggunakan jenis penelitian
survei disertai pengajuan hipotesis dan pengujiannya.
112
Demikian diungkapkan oleh seorang tokoh penelitian Wallace dalam
Sofian Effcndi, (1983:25).
"Penelitian survei digambarkan sebagai suatu proses untuk
mentransformasikan lima komponen informasi ilmiah dengan
menggunakan enam kontrol metodologis. Komponen-komponen
informasi ilmiah tersebut adalah (1) teori, (2) hipotesis, (3) observasi,
(4) generalisasi empiris, dan (5) penerimaan atau penolakan hipotesis.
Kontrol metodologis adalah (1) deduksi logika, (2) interpretasi,
penyusunan instrumen, penyusunan skala dan penentuan sampel, (3)
pengukuran penyederhanaan data, dan perkiraan parameter, (4)
pengujian hipotesis, inferensi logika, dan (5) formulasi konsep,
formulasi proposisi dan penataan proposisi.
Dengan demikian, maka survei dapat dilakukan secara pribadi
(sendiri) maupun berkelompok. Melihat persiapannya, maka survei ini
dilakukan secara sistematis dan berencana. Van Dalen dalam Suharsimi
Arikunto (1996: 91) mengemukakan bahwa survei itu mengikuti prosedur
ilmiah seperti tertera dibawah ini.
Their objective (of survey) may not merely be to as certain
status, but also to determine the adequacy of status by
comparing it with selected or established standards, norms or
criteria.
Jadi survei bukanlah hanya bermaksud mengetahui status gejala,
tetapi juga bermaksud menentukan kesamaan status dengan cara
membandingkannya dengan standar yang sudah dipilih atau ditentukan. Di
samping itu juga untuk membuktikan atau membenarkan suatu hipotesis.
Survei merupakan bagian dari studi deskriptif yang bertujuan untuk
mencari kedudukan (status) fenomena (gejala) dan menentukan kesamaan
status dengan cara membandingkannya dengan standar yang sudah ditentukan.
Survei dapat digunakan sebagai studi pendahuluan (Suharsimi, 1996: 93).
113
B. Populasi Dan Sampel
1. Penetapan Populasi Penelitian
Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi bahwa yang dimaksud
Populasi adalah sejumlah orang dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga
(Singarimbun, 1989: 152). Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa:
"Populasi adalah sekelompok individu tertentu yang memiliki satu atau lebih
karakteristik umum yang menjadi pusat perhatian peneliti. Populasi bisa
semua individu yang memiliki pola kelakuan tertentu atau sebagian dari
kelompok itu" (Sanafiah Faisal, 1982: 324).
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi dilakukan
apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi.
Oleh karena subjeknya meliputi semua yang terdapat di dalam populasi, maka
disebut juga sensus (Suharsimi Arikunto, 1996: 116).
Adapun yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai staf administrasi yang ada di tiap Sub Dinas Pendidikan Kabupaten
Ciamis. Karakteristik populasi yaitu: pegawai Golongan II dan III, jabatan
sebagai pegawai staf administratif, masa kerja 5 tahun keatas, memiliki meja
kerja di dalam kantor, jenis kelamin laki-laki dan perempuan, usia 20 tahun
keatas, dan latar belakang pendidikan minimal SMU. Jadi populasi ini tidak
beriaku bagi pegawai pembantu, dan pejabat eselon terutama Kepala Dinas
dan Kepala Sub Dinas.
114
Seluruh pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis berjumlah 160
orang. Bila dikelompokan berdasarkan latar belakang pendidikannya, terdiri
atas: SMP 8 orang, SMU 81 orang, DI 4 orang, D2 2 orang D3 11 orang, SI
47 orang, S2 5 orang dan S3 2 orang.
Sedangkan bila dikelompokan Berdasarkan golongan terdiri atas:
golongan 1: 8 orang, golongan II: 57 orang, golongan III: 81 orang dan
golongan IV: 14 orang. Berdasarkan status kepegawaiannya, golongan 1
bertugas sebagai penjaga kebersihan, keamanan, dan pelayan pegawai kantor.
Pegawai golongan IV adalah para pejabat dilingkungan kantor Dinas
Pendidikan, sedangkan golongan II dan III adalah pegawai yang bertugas
membantu kegiatan administrasi kantor (pegawai administrasi).
Setelah dilakukan pengelompokan data kemudian peneliti menetapkan
jumlah populasi berdasarkan karakteristik populasi yang akan digunakan
dalam penelitian. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
120 orang pegawai, dan sisanya tidak digunakan sebagai populasi penelitian.
Hal ini dikarenakan tidak semua pegawai dapat menjadi populasi penelitian
sesuai dengan karakteristik yang telah ditetapkan sebelumnya.
Populasi dalam suatu penelitian mempakan sekelompok objek yang
dapat dijadikan sumber penelitian. Populasi yang dijadikan sumber penelitian
bukan sekedar jumlah yang ada pada subjek yang dipelajari, tetapi meliputi
selumh karakteristik sifat yang dimiliki oleh subjek tertentu. "populasi adalah
sekelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai test benda-benda ataupun
peristiwa" (Winamo Surakhmad, 1998: 93).
15
Berdasarkan
penyebaran
populasi
dan
penyesuaian
dengan
karakteristik populasi yang akan diambil, maka populasi tersebut sudali cukup
mcwakili aspirasi dari tiap Sub Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis. Populasi
penelitian yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut ini.
Tabel. 3.1.
Distribusi Populasi Penelitian
Pegawai Administratif Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis
Pegawai
No.
Wilayah Penelitian
L
P
Jumlah
1.
Sub Bagian Bina Program
5
3
8
2.
Sub Bagian Umum
15
2
17
3.
Sub Bagian Kepegawaian
6
5
11
4.
Sub Bagian Keuangan
8
6
14
5.
Sub Dinas TK dan SD
16
4
20
6.
Sub Dinas SLTP
10
3
13
7.
Sub Dinas SMU
8
2
10
8.
Sub Dinas SMK
8
1
9
9.
Sub Dinas PLS, Pemuda dan
14
4
18
76
44
120
Olah Raga
Total
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis
Dengan pertimbangan efesiensi tenaga, biaya dan waktu, maka dari
populasi tersebut diambil sebagian atau wakil dari setiap sub dinas yang
membentuk sampel penelitian, ini dilakukan karena peneliti bemiaksud
mengambil sebagian data dari populasi untuk dijadikan sampel.
116
2. Penetapan Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan
penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah
mengangkat kesimpulan peneliti sebagai suatu yang beriaku bagi populasi.
Menentukan besamya sampel yang menjadi fokus penelitian dengan
menggunakan rumus Yamane (Rakhmat, 1989; 113).
N
n
=
AW2+1
Ket:
N = Ukuran Populasi
n = Ukuran Sampel Minimal
d - Presisi
1 = Angka Konstan
Secara kuantitatif Ida Bagoes Mantra dan Kasto (1988: 149-150)
mengemukakan bahwa presisi disebut kesalahan baku (standard error).
Dalam penelitian-penelitian sosial besamya presisi biasanya antara 5% sampai
10% pada penelitian ini peneliti mengambil presisi sebesar 10% sehingga
diperoleh nilai seperti tertera dibawah ini.
n =
120
120(0,l)2 4-1
= 54 54
Jadi jumlah sampel penelitian sebanyak 55 orang (dibulatkan), jumlah
ini menjadi sampel penelitian. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Soegiyono, 1997: 53). Dalam
menarik sampel dari populasi, agar sampel representatif, maka diupayakan
bahwa setiap subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama menjadi
unsur sampel.
117
Sedangkan mengenai keabsahan sampel diyatakan bahwa, "Untuk
sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik
diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15%, atau 20% 25%" (Suharsimi Arikunto, 1998: 120).
Kemudian agar data yang di peroleh dari sampel tersebut dapat
beriaku umum bagi keseluruhan populasi, maka perlu memakai teknik
sampling, sehingga pengambilan sampel dari populasi itu representatif.
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diperoleh dengan cara-cara
tertentu, sehingga sumber data yang di dapat dari sampel tersebut diharapkan
dapat mewakili dan beriaku secara umum bagi keseluruhan populasi.
Sampling yang dilakukan adalah dengan metode sampel acak sederhana
(simple random sampling), yaitu sebuah sampel yang diambil dari tiap unit
penelitian dari populasi.
Untuk penentuan jumlah sampel tiap Sub Dinas ditentukan secara
proporsional, dengan perhitungan berdasarkan formulasi diatas, yaitu sebagai
berikut:
o
Sub Bagian Bina Program
x 55 = 3,66
120
Sub Bagian Umum
17
x 55 = 7 79
120
Sub Bagian Kepegawaian
x 55 = 5 04
120
118
Sub Bagian Keuangan
14
XJD = -
o,ti
120
Sub Dinas TK dan SD
20
« ==9,16
x55
120
Sub Dinas SLTP
13
120
Sub Dinas SMU
10
« == 4,58
x55
120
Sub Dinas SMK
Sub Dinas PLS,
—
X55:= 4,12
120
18
« ==
x55
8,25
120
Pemuda dan Olah Raga
Sehingga dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui jumlah sampel
secara proporsional adalah:
3,66+ 7,79+ 5,04 + 6,41+ 9,16 + 5,95 + 4,54+ 4,12 + 8,25 = 54,93
Dibulatkan menumt kaidah matematika menjadi 55. Setelah dilakukan
perhitungan dengan teknik sampling, temyata jumlah sampel yang diketahui
telah sesuai dengan rumus Yamane sebelumnya, yaitu sejumlah 55 orang
responden, sehingga dapat ditetapkan menjadi sampel penelitian.
Berdasarkan penentuan sampel secara proporsioal tersebut, maka
diperoleh penyebaran sampel (hasil pembulatan) yang telah ditentukan.
Penyebaran sampel hasil perhitungan tersebut dapat diketahui secara
sistematis seperti yang teriihat pada tabel 3.2 di bawah ini.
119
Tabel 3.2.
Penyebaran Sampel Penelitian
No.
Pegawai Administratif
Nama Sub Dinas/Bagian
(Sampel)
1.
Sub Bagian Bina Program
4
2.
Sub Bagian Umum
8
3.
Sub Bagian Kepegawaian
5
4.
Sub Bagian Keuangan
6
5.
Sub Dinas TK dan SD
9
6.
Sub Dinas SLTP
6
7.
Sub Dinas SMU
5
8.
Sub Dinas SMK
4
9.
Sub Dinas PLS, Pemuda dan Olah
8
Raga
55
Jumlah
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan mmus Yamane, maupun
perhitungan secara proporsional dapat diketahui penetapan hasil jumlah
populasi dan sampel penelitian seperti tertera dibawah ini.
Tabel 3.3.
Daftar Kerangka Sampling
Jumlah Pegawai
Sub/Bagian Dinas
Administratif
Sampling
(populasi)
Seluruh Pegawai
Sub/Bagian Dinas
120
Per didikan Kabupaten
|
Ciamis
55
120
C. Operasionalisasi Variabel
Setiap variabel yang diteliti, kadang-kadang memiliki lebih dari satu
pengertian yang mencakup banyak unsur. Oleh karena itu untuk menghindari
terjadinya salah pengertian mengenai istilah-istilah yang tercantum dalam
tesis ini, maka peneliti terlebih dahulu memberikan definisi berdasarkan para
akhli sehingga akan lebih memperjelas maksud pembahasan selanjutnya.
Untuk menghindari salah pengertian dari istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka peneliti memandang perlu untuk merumuskan definisi
operasional variabel sebagai berikut: "Definisi operasional adalah semacam
petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel" (Masri
Sinungandalam Sofyan Efendi, 1989: 46).
Motivasi sebagai variabel