PERSEPSI, SIKAP DAN PARTISIPASI PENGELOLAAN PENDIDIKAN SWASTA DALAM PENYELENGGARAAN WAJAR PENDIDIKAN DASAR TINGKAT SLTP DI KOTAMADYA BANDUNG.
PERSEPSI, SIKAP DAN PARTISIPASI PENGELOLAAN
SNDIDIKAN SWASTA DALAM PENYELENGGAR AAN WAJAR
PENDIDIKAN DASAR TINGKAT SLTF
DI KOTAMADYA BANDUNG
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Fendidikan
FJrl5i«o- StufK Adftii+t'strasi Pendidikaii
Oleh
AHIM SUHACHIM
NIM. 9232004
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT PERGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
BANDUNG
1997
DISETUJUI DAN DISYAHKAN TIM PEMBIMBING
UNTUK UJIAN TAHAP
II
PROF.DR.H.ACHMAD SANUSI ,SH,MPA,
Pembimbing
I
DR.H.DJAM'AN SATORI,MA.
Pembimbinq
11
PERSEPSI, SIKAP DAN PARTISIPASI PENGELOLA PENDIDIKAN SWASTA
DALAM PENYELENGGARAAN WAJAR PENDIDIKAN DASAR TINGKAT SLTP
DI
KOTA
A
Pencanangan
B
MADYA BANDUNG
S
T
R
A
K
program wajar pendidikan dasar
merupakan
langkah
strategis
pemerintah
pemerataan
dan peningkatan mutu pendidikan
dalam
serta
9
tahun
upaya
kualitas
kehidupan masyarakat. Penyelenggaraan program pemerintah ini
membawa
konsekwensi
terhadap
upaya-upaya
peningkatan
pelayanan pendidikan yang menjadi tugas dan tanggung jawab
para pengelola pendidikan. Penyelenggaraan wajar
pendidikan
dasar 9 tahun (wajar tingkat SLTP) merupakan
pekerjaan
pembaharuan yang besar dan berat, karena di dalamnya membawa
misi kuantitas dan kualitas pendidikan. Secara kuantitas,
penyelenggaraan wajar itu harus mampu menjangkau seluruh
anak
usia wajar untuk memperoleh pendidikan minimal
sampai
dengan tinqkat SLTP. Sedangkan secara kualitas, harus dapat.
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
yang
ditandai
dengan
meningkatnya mutu kehidupan masyarakat maupun kesempatan
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi
(pendidikan menengah), karena telah dibekali kemampuan dasar
untuk
itu.
Aspek penting dari pembaharuan dalam penyelenggaraan
pendidikan adalah, adanya kreativitas dari
para pengelola
pendidikan yang
mampu melahirkan ide-ide baru yang dapat
terealisasikan kearah perubahan pengelolaan pendidikan yang
lebih baik. Pengelola pendidikan harus mampu menerjemahkan
kebijakan
(pembaharuan),
memberi makna yang
tepat,
serta
mampu menetapkan berbagai kebijakan berikutnya pada tingkat
sekolah untuk mendorong siswa belajar dan
terciptanya
suasana
kerja
yang
menyenangkan.
Untuk
memungkinkan
terjadinya
perubahan
kearah yang
lebih
baik
hendaknya
berorientasi
kepada
manusianya.
Perhatian
kita
harus
ditujukan
kepada manusianya sebagai
pengelola pendidikan
dengan
berupaya mengetahui bagaimana persepsi,
sikap dan
partisipasi
mereka terhadap perubahan
sistem pendidikan
nasional
(wajar tingkat SLTP), yang dapat membawa pengaruh
positif terhadap perubahan sistem organisasi pendidikan.
Beberapa masalah pokok yang muncul sebagai dan
dijawab melalui penelitan ini, adalah ;
ingin
1. Bagaimana persepsi, sikap dan partisipasi para pengelola
pendidikan' swasta terhadap perubahan dalam pengelolaan
pendid i kan •'waj ar ting kat SLTP).
2. Bagaimana
keterkaitan
antara
persepsi,
partisipasi para pengelola pendidikan.
¥111
sikap
dan
3. Apakah terdapat perbedaan persepsi, sikap dan partisipasi
para
pengelola
pendidikan
bila
dilihat
dari
latar
belakang pendidikannya dan status akreditasi sekolah.
Un tu k
men j awa b
dilakukan di
pengelola
pe rmasa 1a han
Kotamadya Bandung.
pendidikan
di
atas,
pen e1iti an
Sebagai obyeknya adalah para
swasta tingkat
SLTP.
Melalui
penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
jenis
deskriptif
analisis
(pola : survai, korelasionai dan komparatif)
yang
menekankan
pada studi untuk memperoleh data atau
informasi
mengenai status gejala pada saat penelitian dilakukan.
Data
diolah dengan bantuan statistik parametrik. Untuk memperoleh
gambaran
variabel
yang diteliti
digunakan
;
perhitungan
persentase,
distribusi frekuensi, mean, modus
dan
median
Untuk
mengetahui
keterkaitan antar
variabel
digunakan
analisis korelasi yang dilanjutkan dengan analisis
regresi
serta
dicoba
pula dengan analisis jalur
(path
analysis)
Sedangkan
untuk mengetahui perbedaan variabel
digunakan
analisis T-test yang dilanjutkan dengan Anova.
Hasilnya diperoleh sebagai berikut :
1. Diperoleh
gambaran empirik tentang persepsi,
sikap
dan
partisipasi
para
pengelola
pendidikan
swasta
dalam
penyelenggaraan wajar pendidikan dasar tingkat SLTP.
2. Secara positif dan signifikan terdapat. hubungan
langsung
maupun
tidak langsung antara : persepsi terhadap
sikap,
persepsi terhadap partisipasi,sikap terhadap partisipasi,
persepsi.
dan
sikap terhadap
partisipasi,
baik
secara
terpisah
maupun
bersama-sama, serta mampu
memprediksi
perubahan
nilai variabel tertentu apabila variabel
yang
1a i n n y a
be ru ba h .
tidak
terdapat
perbedaan
persepsi,
3. Secara signifikan
sikap
dan
partisipasi
pengelola
pendidikan
dalam
penyelenggaraan wajar pendidikan dasar tingkat SLTP
bila
dilihat
dari
latar belakang
pendidikan
pengelola
dan
status akreditasi sekolah yang dikelolanya.
Temuan
penelitian ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan
wajar
pendidikan
dasar tingkat SLTP yang
mengemban
penting
pendidikan
telah mendapat respon
yang
baik
misi
dan
masyarakat (pengelola pendidikan). Pemerintah dan masyarakat
telah
terlibat dalam satu bentuk kerjasama
kemitraan
yang
harmonis dan bertanggung jawab. Hal mi merupakan
indikator
keberhasi Ian manajemen pendidikan dalam pelaksanaan wajar,,
IX
DAFTAR
IS I
!""!a J. aiTiS.n
Ka t a
Pe n q a n t a r
Ucapan
. . . . . . . . . . . .-. » „ . .
Terinta Kasih
iv
A b s t r a k
Da'i tc: r
v i i i
j.si
. . . . . . . . . . . « . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .<
Daftar Baqan
Daftar
label
BAB
I
, '
BAB
i
II
......................................
.1.
Latar Belakang
2.
Masalah
3.
Tuju.an
4.
Hanfaat
5.
Asumsi.
dan
.
1
.........................
1
Pembatasan
Penelitian
Masalah
.........
.....................
Penelitian
18
dan Hipotesis
20
b.
Hipotesis
21
TEORI
23
Pengelolaan Pendidikan Dasar
pada Satuan
Swasta
23
Persepsi,
a.
b.
c.
d.
Sikap dan Partisipasi
Persepsi
Sikap
Partisipasi
Keterkaitan antara Persepsi, Sikap dan
Partisipasi
3. Konsep Pengelola Pendidikan
5.
17
Asumsi
Pendidikan
4.
9
a .
LAND AS AN
2.
:;ii
xiii
PENDAHULUAN
1.
':• '.
30
33
38
45
49
Peran Penqelola Pendidikan dalam Orqanisasi
Pendidikan
.....'
52
Perluasan
Pendidikan
69
Wajar
Dasar 9
dan
Tahun
Kebijaksanaan
BAB
III
PROSEDUR PENELIT IAN
1 . Metode Penelitian
82
2. Populasi dan Sampel Penelitian
'_/ •_>
3. Teknik Pengumpulan Data
90
4.
Instrumen Penelitian
5.
Validitas dan
Peine 1 itian
6.
BAB
Teknik
...........
Reliabilitas
Analisis
91
Instrumen
92
Dat a
96
IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
1.
99
Identifikasi Responden
100
2. Pengujian Hipotesis Deskriptif
103
3.
109
Pengujian Hipotesis Asosia.tif
4. Pengujian Hipotesis Komparatif
BAB
121
V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
.127
1. Deskripsi Persepsi, Sikap dan Partisipasi
2. Keterkaiatan antara
Persepsi, Sikap
dan
Partisipasi
135
3. Perbedaan Persepsi, Sikap dan Partisipasi
BAB
Daf tar
132
VI KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI
142
1.
Kesimpulan
2.
Rekomendasi
15S
3.
Impl ikasi
161
Pustaki
Lampiran-Lampiran
XI
„
137
142
167
172
DAFTAR
BAGAN
Halaman
Bagan-1
: Keterkaitan Variabel Penelitian
Bagan-2 : Penyelenggaraan Pendidikan Dasar
16
........
Bagan-3 : Wilayah Kerja Administrasi Pendidikan
Bagan-4 . Rangkuman Analisis Korelasi
Sill
...
28
64
115
DAFTnR
TABEL
Halaman
Tabel-1
. Keadaan Populasi
5MP Swasta di Kotamadya
Bandung
Tabel-2
85
: Keadaan Populasi
Bandung
.
ITs Swasta di
Kotamadya
,
85
Tabel-3
: Jumlah Anggota Sampel
S8
Tabel-4
; Responden Berdasarkan Latar Belakang
Pendidikan
Tabel-5
: Responden
„
101
Berdasarkan Status Akreditasi
Sekolah
Analisis
101
Tabel-6
:
Variabel
110
Tabel-7
: Rangkuman Pengujian Hipotesis Asosiatif
112
Tabel-8
:
Hasil
Korelasi
Analisis
Matrik
Varians
Antar
Berdasarkan
Latar
Belakang Pendidikan
Tabel-9
123
: Analisis Varians Persepsi Para Pengelola
Pendidikan
Berdasarkan
Status
Akreditasi
125
Tabel-10 : Analisis Varians Sikap Para Pengelola
Pendidikan
Tabel-li
Berdasarkan
Status Akreditasi
126
s Analisis Varians Partisipasi Pengelola
Pendidikan
Berdasarkan
Status Akreditasi
Tabel-12 : Uji Signifikansi Analisis Varians
Xlll
126
127
F=>ElMID(t=>l-ILX_JLJPyM
1. Latar Belakang
Berorientasi
pada
permasalahan
dan
keberhasilan
pembangunan nasional di segala sektor kehidupan,
adanya
suatu
terlihat
ketergantungan terhadap kemampuan manusia
bangsa dalam memanfaatkan
berbagai
sumber
dan
sebagai
mengoptimalisasikan
daya. Sebagai suatu neqara
yang
sedanq
membangun dalam setiap aspek kehidupan seperti
Indonesia,
sangat
potensial,
diperlukan
sumber daya
terampil,
mempunyai
semangat
mempunyai
kemampjan
untuk
pembangunan
teknologi
sangat
dalam
manusia
juang
memahami
bidangnya
dan
yang
tinggi
berguna bagi
serta
persoalan-persoalan
masing-masing.
yang semakin cepat mempunyai
besar
yang
Kemajuan
dampak
kemajuan
perubahan
suatu
bangsa.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari rekayasa manusia
sendiri
sebagai pengelola pembangunan dan yang
hasil-hasilnya.
hendaknya
Sumber
memahami
kesejahteraan
suatu
daya
arti
manusia.
pentinqnya
bangsa, sehingga
yang
menikmadi
dimaksudkan
pembangunan
mampu
itu
bagi
beradaptasi
menqikuti
dalam
dan
memilih metode atan teknoloqi
mengisi
pembangunan untuk
yang sesuai dengan nilai-nilai
Karakteristik
adalah
kualitas
quality
kultural
sumber daya manusia
pembangunan.
Kaitannya
mengingatkan
bahwa,
sebagai
dengan
"yang
tepat
bangsa
suatu bangsa.
yang
bangsa
tinggi
(high
pelaksana
(manager)
Presiden
Soeharto
ini
menjadi
keberhasilan pembangunan nasional
ruahr
mensejahterakan
penting dari kemampuan suatu
on human resources)
berl impah
yang
andalan
utama
bukan kekayaan a lam yang
meiainkan kual itas manusia
Indonesia,
dan
meningkatkan kualitas manusia merupakan tugas pendidikan",
(Engkoswara,
penduduk
menjadi
19S4;
yang
modal
3).
relatif
Indonesia yang
sangat
besar
mempunyai
jumlah
diharapkan
mampu
bagi pembangunan bangsanya, dalam
nampak betapa pentingnya manusia-manusia yang
hal
ini
berkualitas
tinggi sebagai pelopor/pengelola pembangunan. Keterlibatan
sumber
daya
menentukan,
Indonesia
manusia
terutama
yang
berkualitas
dalam mengejar
tinggi
ketinggalan
pada penguasaan iptek dari bangsa-bangsa
sangat
bangsa
lain.
Moh.Fakry Gaffar mengungkapkannya sebagai berikut :
"keberhasilan pembangunan itu sangat ditentukan
oleh
faktor
manusia,
dan
manusia
yang
menentukan
keberhasilan
pembangunan itu harus1ah
manusia
yang
mempunyai
kemampuan membangun.
Kemampuan
membangun
ini hanya dapat dicapai melalui pendidikan".(1987; 2)
Dalam
bidang
pendidikan
manusia
yang
mempunyai
kemampuan membangun yang dimaksudkan adalah para pelaksana
pendidikan. Seperti dikemukakan Wardiman Djojonegoro bahwa
"pendidik
adalah
mata rantai
terpenting
untuk
efisien
tidaknya transper ilmu pengetahuan" (Kompas 2 Mei;
Selanjutnya
dalam
beliau
menyatakan tentang
pembangunan,
dituntut
untuk
pengembangan
memiliki
adalah
s
"Pendidikan
tampil sebagai kunci
sumber
kemampuan,
daya
peran
pendidikan
akan
semakin
keberhasilan
/nanus iaf
kepribadian
1994).
yaitu
dan
dalam
manusia
yang
keterampilan
yang
dengan tuntutan pembangunan", (19
Oktober;
1994)
Pendidikan dapat dijadikan instrumen atau alat yang
tepat
sesuai
dan
ampuh
dalam
membentuk
manusia
supaya
mempunyai
kemampuan membangun, yaitu mereka yang memiliki
dinamis
dan
percaya
atas
kemampuan
prakarsa,
dirinya
dalam
menyongsong tantangan pembangunan masa depan.
Penyelenggaraan
sebagai
telah
upaya
dibuka
wajar sampai dengan
pemerataan pendidikan
seluas-luasnya
oleh
tingkat
minimal
SLTP
masyarakat
pemerintah.
Konsep
pemerataan ini berkaitan dengan makna persamaan (equality)
dan keadilan (equity). Zainal Arifin Achmady mengemukakan:
"Persamaan berarti bahwa setiap orang mempunyai kesempatan
dan
akses yang sama untuk memperoleh pendiddikan"
(1994;
11). Sedangkan keadilan
adil
bearti
dan wajar kepada orang
kondisi
"memberikan perlakuan
(peserta
didik)
latar belakang hidupnya" (1994;
dan
penyelenggaraan
wajar
usaha-usaha
berdasarkan
11).
Dalam
ke
arah
pendidikan
persamaan
harus terus dilakukan walaupun dalam
perbedaan
itu
akan tetap ada karena
yanq
kenyataan
faktor-faktor
yang
tidak dapat dihindarkan (seperti lokasi tinggal, kemampuan
intelektual).
perbedaan
ekonomi,
harus
anak
Secara
adil
seharusnya
tidak
ada
kesempatan karena faktor lingkungan dan
lagi
sosial
tetapi secara proporsional menurut kondisi mereka
dapat memberikan layanan pendidikan terhadap
usia wajib
semua
belajar.
Pembangunan pendidikan dewasa ini masih belum dapat
memenuhi
harapan,
pemerintah
mengakui
masih
terdapat
kesenjangan antara tuntutan dunia kerja (tenaga kerja yang
berkualitas)
untuk
dengan kemampuan lembaga-lembaga
memenuhinya.
pemerintah
pembangunan
Dalam
mengatasi
berusaha memperbaikinya
kesenjangan
dengan
ini
mengembangkan
pelayanan pendidikan, diantaranya
"Penyelenggaraan
pendidikan
melalui
pendidikan dilaksanakan melalui 2
jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur
:
(dua)
pendidikan
luar seA-oJah"(UU.RI.No.2s 1989; pasal 10). Penyelenggaraan
pendidikan
pada
jalur pendidikan sekolah
dalam
lingkup
pengelolaan
dapat
sistem
dilakukan
"Masyarakat
pendidikan
nasional,
pelaksanaannya
pada sekolah-sekolah negeri
dan
swasta.
sebagai mitra Pemerintah berkesempatan
seluas—luasnya untuk berperan serta dalam
nasional" (UU.RI.No.2;
pendidikan
1989;
yang
penyelenggaraan
pasal
47).
Dalam
pelaksanaannya sekolah-sekolah negeri dikelola berdasarkan
peraturan
yang
nasional,
sementara
swasta
disamping
ditetapkan
dan
telah
pada
yang
ditetapkan
lainnya.
peraturan
"Ciri
khas
yang
pada
yayasan
karakteristik
secara
sekolah-sekolah
juga harus tunduk
pendidikan yang memiliki
dengan
pemerintah
pengelolaan
harus menqikuti
pemerintah,
kebijakan
ditetapkan
peraturan
penyelenggara
berbeda antara satu
satuan
pendidikan
1989;
pengelolaan
pasal 47).
Adanya perbedaan
sekolah-sekolah negeri dan
pemahaman
para
perbedaan
peraturan
birokrasi
swasta,
penyelenggara pendidikan
tersebut.
y&ng
(UU.RI.
diselenggarakan oleh masyarakat tetap diindahkan"
Mo.2;
telah
menuntut
swasta
Begitu pula
dalam
tentang
halnya
penyelenggaraan wajar pendidikan dasar tingkat SLTP,
pemahaman
pendidikan
(persepsi)
untuk
dan sikap tertentu
terselenggaranya
dari
aktivitas
dalam
perlu
pengelola
pengelolaan
pendidikan.
Perbedaan,
karakteristik
yayasan
yang
mewarnai
pengelolaan
penanganan
pendidikan
sekolah-sekolah
swasta,
yi-mq berbeda antara sekolah yang
lainnya.
Pemerintah
dengan
segera
merealisasikan wajar tingkat SLTP dengan berbagai
bantuan
sarana
negeri,
sementara
memutuskan
satu
untuk
dan
telah
menuntut
fasilitasnya kepada
masyarakat
sekolah-sekolah
(sekolah-sekolah
swasta)
harus
berusaha dengan caranya sendiri supaya bisa berpartisipasi
dalam
menyelenqgarakan pendidikan yang tidak
unsur
bisnis.
menjadikan
"h/alaupun masyarakat
tidak
pendidikan sebagai lahan bisnis,
lepas
setuju
untuk
namun
sulit
dihindari penyelenggaraan pendidikan dari praktek
(Su.warma
akan
dari
bisnis"
AI-Mukhtar; 1992; 77). Pada kondisi seperti
terjadi jurang pemisah dalam bentuk perbedaan
pendidikan
yang semakin mencolok
antara
ini
biaya
sekolah-sekolah
negeri dengan sekolah-sekolah swasta. Konsekwensinya biaya
pendidikan
pada sekolah-sekolah swasta akan lebih
sementara
keterlibatan
mendukung
program
atau
pendidikan
peran
serta
pemerintah
mahal,
mereka
dalam
(wajar)
masih
harus tetap dipertahankan eksistensinya. Pada keadaan yang
demikian upaya mempertahankan kontinuitas
sekolah-sekolah
swasta diduga akan semakin sulit bila dibandingkan
keadaan
sebelumnya. Untuk
mempertahankan
dengan
eksistensinya,
sekolah sekolah swasta akan mencari jalan keluarnya masing
masing.
Kondisi ini' dapat. dipahami karena sampai saat
ini
sumber
dana
yang utama untuk
membiayai
penyelenggaraan
pendidikan pada sekolah-sekolah swasta adalah dari peserta
d id i k .
Pendapat
lain yang dapat
sekolah-sekolah
swasta
mempengaruhi
pada tingkat
SLTP
eksistensi
dalam
rangka.
pelaksanaan program wajar menyatakan :
"tern/ata prosentase yang melanjutkan ke tingkat SLTP
berbagai
di
daerah
terutama di
Jawa
Barat
masih
rendah dan sangat mengejutkan dengan
prosentase
kurang
dari
SOX. Ada asumsi yang kuat
faktor
penyebabnya
bukan
kepedulian
atau
keinginan
masyarakat yang rendah untuk menyekolahkan anaknya,
namun
diduga
memungkinkan
faktor
untuk
(Suwarma Al-Mukhtar;
ekonomi
melanjutkan
orang
tua
sekolah
tidak
anaknya".
1992; 80).
Walaupun pada sisi lain, faktor ekonomi yang
mempengaruhi kegiatan pendidikan ini belum tergali
optimal,
(para
misalnya
pengusaha)
keterlibatan pihak
dapat
secara
yang
lebih
mampu
melalui gerakan orang tua
asuh.
Namun
belum diketemukan upaya strategis apa yang harus dilakukan
untuk
melibatkan
mereka supaya
mau
terlibat
mendukung
pendanaan pendidikan, sehingga faktor ekonomi yang menjadi
kendala
hambatan
dasar),
untuk
masyarakat
pendidikan
tertentu
(dapat
tidak
menyelesaikan
dan sekaligus akan sangat
menunjang
lagi
menjadi
pendidikan
kontinuitas
lembaqa pendidikan terutama lembaga pendidikan swasta.
f-. IiU.SU '-
pelaksanaan
preventif
Wajib
wajar ini telah
dilakukan
tindakan
yar g diatur dalam "Pedoman Pelaksanaan
Belajai
Gubernur
1993 f
(. ragram
Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas)"
Program
dalam
Kep, la Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 04
sepert: yang tercantun dalam "Strategi
SK
tahun
dan
Tujuan
Program Fokok w'ajar", diantaranya sebagai berikut :
"Strategi $ Program
Wajib Belajar Pendidikan
Dasar
diarahkan
pada upaya memobilisasi aparat
pemerintah
dan
masyarakat
dalam
rangka
mempertahankan
keberhasilan wajib belajar sekolah dasar dan merintis
tingkat
Sekolah
Lanjutan
Tingkat
Pertama
melalui
jalur Pendidikan Sekolah dan Pendidikan Luar Sekolah.
Tujuan Program Fokok; (1) Mewujudkan keterpaduan
dan
kesatuan
arah
dalam
pelaksanaan
Wajib
Belajar
Pendidikan
Dasar.
(25
Mendukung
keberhasilan
pelaksanaan
program Wajib Belajar Pendidikan
Dasar.
(3)
Memasyarakatkan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar
agar
menjadi
gerakan masal.
(4) Untuk mengetahui
kebutuhan
tenaga,
sarana dan
prasarana Pendidikan
Dasar.
(5) Menyiapkan kondisi aparat dan
masyarakat
serta sarana/prasarana pendukung
pelaksanaan
Wajib
Belajar
tingkat SLTP.
Mengacu
pada
Pedoman
Pelaksanaan
Dikdas dan UU.RI.No.2 tahun 1989,
pendidikan
yang
diselenggarakan
Program
Wajar
tentanq ciri khas satuan
oleh
masyarakat,
pada
permulaan pelaksanaan wajar pendidikan dasar tingkat SLTP.
Maka
dalam
permasalahan
para
penelitian
ini
akan
mencoba
tentang : "Persepsi, Sikap
pengelola
pendidikan swasta
dalam
mengungkapkan
dan
Partisipasi
penyelenggaraan
wajar pendidikan dasar tingkat SLTP". Hal ini sangat
erat
kaitannya
dengan
upaya
pemer:ntah
untuk
meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui berbaga:.
pelayar.an
pendidikan,
pembangunan
seperti
yang
pendidikan
dikemukakan
menjadi
nasiont 1.
Engkoswar;
.bahwa
kualitas produkti• itas
akan
dipengaruhi
sangat
pendidikan
oleh
prioritas
Dalam
meningkatkan
peningkat£*n
pertama
pelaksanaannya
:
"Keberhasilan
pendidikan
manusia
pa -a
nasional
pengelola
itu". (Konvensi Nasional Pendidikan
Indonesia
II). Kiranya jelas bahwa keberhasilan program wajar inipun
akan
sangat dipengaruhi oleh keterlibatan para
penqelola
pendidikan di dalamnya. Keterlibatan para pengelola
aktivitas
oleh
keyakinan
menilai
2.
suatu
organisasi pendidikan
atau
persepsi
dan
akan
sikap
dalam
dipengaruhi
mereka
dalam
aktivitas organisasi itu.
Masalah
dan
Pembatasan
Masalah
Pendidikan mempunyai peranan yang amat penting
menentukan
manusia,
merupakan
pendidikan
pendidikan
dalam upaya meningkatkan kualitas sumber
sementara manusia sebagai
kekuatan
suatu
dasar
pengelola
pertama dan utama
bangsa.
dalam
Pencanangan
sampai dengan
tingkat.
daya
pendidikan
pembangunan"
wajib
SLTP
dan
belajar
merupakan
pence rm in an
mewuju.dkan
dari
kesunqqu.han
usaha
tugas--tuqas/pelayanan
dalam
pendidik :eriE3_i~ri«r4
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif,
yang
menggunakan metode deskriptif dengan
korelasional
untuk
saat
dan komparatif, yang menekankan
memperoleh
penelitian
menjawab
rumusan
diajukan,
secara
survai,
pada
informasi mengenai status .gejala
dilakukan.
Dalam
pelaksanaannya
masalah dan hipotesis
penelitian
informasi/data yang diperoleh diseleksi
menentukan
Setelah
pola;
data
mana yang dapat diolah dan
yang
semua data dianggap layak untuk diolah,
statistik dianalisis dengan menggunakan
deskriptif,
asosiatif
berdasarkan
hasil
yang
dan
komparatif.
diperoleh
diambil
82
pada
untuk
yang
untuk
tidak.
kemudian
statistik
Selanjutnya
kesimpulan
mengenai fakta-fakta, karakteristik serta hubungan
fenomena yang diselidiki.
studi
antara
2.
Populasi dan Sampel
Populasi
Penelitian
suatu
adalah obyek/subyek yang
dilakukan
populasi.
mempunyai
Penelitian
untuk mendapatkan
"Populasi
dan
adalah
diteliti.
kesimpt. Ian
obyek/subyek
yang
yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehincga
dapat
(Sugiyono;
kesimpulannya"
dalam
penelitian
karakteristik
dari
tertentu
ditarik
kuantitas
akan
ini
adalah
1994;
"seluruh
34).
Populasi
karakteristik"
pengelola pendidikan swasta pada jenjang pendidikan
dasar
tingkat
dapat
SLTP. Selanjutnya sebagai anggota populasi
ditentukan yaitu ; "para pengelola pendidikan swasta" pada
jenjang
pendidikan
pendidikan formal
Walaupun
mendapatkan
berbagai
dasar
(sekolah) di
dalam
SLTP
penelitian
untuk
kesimpulan dari suatu populasi, namun
karena
maka data
yang
diperlukan
dapat diambil dari sampel penelitian.
untuk
populasi.
menentukan
sumber yang terbatas jumlahnya
data yang
mengambil
lengkap"
Sehigga
demikian
keputusan
(Rochman
dalam
hasilnya dapat
yang
harus
sumber
be rani
Dalam keadaan
"peneliti
semua
jalur
Kotamadya Bandung.
apa yanq dipelajari dari sampel penelitian,
berlaku
pada
dimaksudkan
keterbatasan
penelitian
tingkat
yang
;
untuk
mewakili
Natawidjaja;
1990;
106).
adalah
Sumber yang terbatas itu adalah sampel. Sampel
sebagian dari. jumlain dan
Sebagai
sampel
karakteristik
penelitian
populasi,
Partisipasi" para
karakteristik
ditentukan
yaitu
;
populasi.
sebagian
"Persepsi,
dari
Sikap
dan
pengelola pendidikan swasta pada jenjang
pendidikan dasar tingkat SLTP pada jalur pendidikan formal
(sekolah)
di
Kotamadya Bandung.
Sebagai
anggota
penelitian dapat. ditentukan/diambi 1 dari sebagian
populasi yaitu.
; "sebagian dari para pengelola
pada jenjang pendidikan dasar tingkat
swasta"
jalur pendidikan formal
Teknik
dilakukan
wilayah
di
anggota
sampel
secara acak berdasarkan strata
stratified
secara proporsional
random
anggota
pendidikan
SLTP
pada
Kotamadya Bandung.
pengambilan
(area)
sampel
tiap-tiap
(proportionate
karena
berdasarkan
pada data pendahuluan yang diperoleh,
jumlah
dan
sekolah (populasi) sebagai
tersebar
tidak
berbeda.
Anggota sampel sebagai obyek
SMP
swasta
wilayah
merata
Cara ini
area
dilakukan
lokasi
sampling).
dari
penelitian
tersebar
kerja
dengan
di
Bandung
obyek
status
wilayah
Barat,
akreditasi
yang
penelitian,
untuk
kerja
wilayah
Selatan, dan wilayah kerja E-iandung Timur.
MTs.
swasta
tersebar dalam wilayah
84
penelitian
kerja
Bandung
kerja
Utara,
Bandung
Sedangkan
untuk
Bandunq
Barat
yaitu KKM (Kelornpok Kerja Madrasah) yang menginduk ke
Bandung,
menginduk
bentuk
dan wilayah kerja Bandung Timur yaitu
ke
tabel
MTs
Cicaheum.
Penyebaran
dapat disajikan sebagai
Tabe
-
KKM
populasi
berikut.
NTs
yanq
dalam
:
1
Keadaan Populasi SMP Swasta di Kotamadya Bandung
Berdasarkan Wilayah Kerja & Status Akreditasi Sekolah
Bandung
Wilay ah
Bandung
Ba ndung
Bandung
Barat
Se 1 atan
Timu.r
Utara"
Status
y
y
.Terdaf tar
Terdaftar
-
1
*~j
orang)
(
Wilayah
anggota
Diakui
Disamakan
4
Terdaftar
Diakui
Disamakan
4
8
6
4
58
sampel
menjadi
berkembang,
dari jumlah 48 orang menjadi sebany> 00
O,2 0
0,20 hubungan dapat dianggap tidak ada
0 ,40 In u bun g a in re n d a h
0 ,40 -- 0 ,60 hubunqan cu ku p
0 ,70 - 0 ,80 hu in uin gan tingg i
O,o!
1,00 hubungan sangat tinggi"
b. Reliabilitas Instrumen Penelitian
Untuk
(lihat
menguji
lampiran-3)
consistensy
Brown,
kelornpok
data
yang
jumlahnya
mengetahui
instrumen
penelitian
dengan
internal
dilakukan
melalui
Spearman
item
reliabilitas
uji belah qua (split
yaitu
dengan
cara
genap
atau
k
=
genap).
dari
mengkore lasikan
dari item yanq bernomor
bernomor genap (untuk item
half)
ganjil
dengan
instrumen
Kemudian
tingkat reliabi1itasnya digunakan
yanq
untuk
analisis
dari Searmam Brown dengan rumus :
,:.rb
ri
1 4- rb
Keterangan : r± = rentabilitas
internal
seluruh
instrumen
rb = korelasi
Product
Moment
belahan genap dan ganjil
Sedangkan
jumlahnya
untuk
ganjil
item
instrumen
penelitian
(k = ganjil) digunakan
Kuder Richardson (l
SNDIDIKAN SWASTA DALAM PENYELENGGAR AAN WAJAR
PENDIDIKAN DASAR TINGKAT SLTF
DI KOTAMADYA BANDUNG
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Fendidikan
FJrl5i«o- StufK Adftii+t'strasi Pendidikaii
Oleh
AHIM SUHACHIM
NIM. 9232004
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT PERGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
BANDUNG
1997
DISETUJUI DAN DISYAHKAN TIM PEMBIMBING
UNTUK UJIAN TAHAP
II
PROF.DR.H.ACHMAD SANUSI ,SH,MPA,
Pembimbing
I
DR.H.DJAM'AN SATORI,MA.
Pembimbinq
11
PERSEPSI, SIKAP DAN PARTISIPASI PENGELOLA PENDIDIKAN SWASTA
DALAM PENYELENGGARAAN WAJAR PENDIDIKAN DASAR TINGKAT SLTP
DI
KOTA
A
Pencanangan
B
MADYA BANDUNG
S
T
R
A
K
program wajar pendidikan dasar
merupakan
langkah
strategis
pemerintah
pemerataan
dan peningkatan mutu pendidikan
dalam
serta
9
tahun
upaya
kualitas
kehidupan masyarakat. Penyelenggaraan program pemerintah ini
membawa
konsekwensi
terhadap
upaya-upaya
peningkatan
pelayanan pendidikan yang menjadi tugas dan tanggung jawab
para pengelola pendidikan. Penyelenggaraan wajar
pendidikan
dasar 9 tahun (wajar tingkat SLTP) merupakan
pekerjaan
pembaharuan yang besar dan berat, karena di dalamnya membawa
misi kuantitas dan kualitas pendidikan. Secara kuantitas,
penyelenggaraan wajar itu harus mampu menjangkau seluruh
anak
usia wajar untuk memperoleh pendidikan minimal
sampai
dengan tinqkat SLTP. Sedangkan secara kualitas, harus dapat.
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
yang
ditandai
dengan
meningkatnya mutu kehidupan masyarakat maupun kesempatan
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi
(pendidikan menengah), karena telah dibekali kemampuan dasar
untuk
itu.
Aspek penting dari pembaharuan dalam penyelenggaraan
pendidikan adalah, adanya kreativitas dari
para pengelola
pendidikan yang
mampu melahirkan ide-ide baru yang dapat
terealisasikan kearah perubahan pengelolaan pendidikan yang
lebih baik. Pengelola pendidikan harus mampu menerjemahkan
kebijakan
(pembaharuan),
memberi makna yang
tepat,
serta
mampu menetapkan berbagai kebijakan berikutnya pada tingkat
sekolah untuk mendorong siswa belajar dan
terciptanya
suasana
kerja
yang
menyenangkan.
Untuk
memungkinkan
terjadinya
perubahan
kearah yang
lebih
baik
hendaknya
berorientasi
kepada
manusianya.
Perhatian
kita
harus
ditujukan
kepada manusianya sebagai
pengelola pendidikan
dengan
berupaya mengetahui bagaimana persepsi,
sikap dan
partisipasi
mereka terhadap perubahan
sistem pendidikan
nasional
(wajar tingkat SLTP), yang dapat membawa pengaruh
positif terhadap perubahan sistem organisasi pendidikan.
Beberapa masalah pokok yang muncul sebagai dan
dijawab melalui penelitan ini, adalah ;
ingin
1. Bagaimana persepsi, sikap dan partisipasi para pengelola
pendidikan' swasta terhadap perubahan dalam pengelolaan
pendid i kan •'waj ar ting kat SLTP).
2. Bagaimana
keterkaitan
antara
persepsi,
partisipasi para pengelola pendidikan.
¥111
sikap
dan
3. Apakah terdapat perbedaan persepsi, sikap dan partisipasi
para
pengelola
pendidikan
bila
dilihat
dari
latar
belakang pendidikannya dan status akreditasi sekolah.
Un tu k
men j awa b
dilakukan di
pengelola
pe rmasa 1a han
Kotamadya Bandung.
pendidikan
di
atas,
pen e1iti an
Sebagai obyeknya adalah para
swasta tingkat
SLTP.
Melalui
penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
jenis
deskriptif
analisis
(pola : survai, korelasionai dan komparatif)
yang
menekankan
pada studi untuk memperoleh data atau
informasi
mengenai status gejala pada saat penelitian dilakukan.
Data
diolah dengan bantuan statistik parametrik. Untuk memperoleh
gambaran
variabel
yang diteliti
digunakan
;
perhitungan
persentase,
distribusi frekuensi, mean, modus
dan
median
Untuk
mengetahui
keterkaitan antar
variabel
digunakan
analisis korelasi yang dilanjutkan dengan analisis
regresi
serta
dicoba
pula dengan analisis jalur
(path
analysis)
Sedangkan
untuk mengetahui perbedaan variabel
digunakan
analisis T-test yang dilanjutkan dengan Anova.
Hasilnya diperoleh sebagai berikut :
1. Diperoleh
gambaran empirik tentang persepsi,
sikap
dan
partisipasi
para
pengelola
pendidikan
swasta
dalam
penyelenggaraan wajar pendidikan dasar tingkat SLTP.
2. Secara positif dan signifikan terdapat. hubungan
langsung
maupun
tidak langsung antara : persepsi terhadap
sikap,
persepsi terhadap partisipasi,sikap terhadap partisipasi,
persepsi.
dan
sikap terhadap
partisipasi,
baik
secara
terpisah
maupun
bersama-sama, serta mampu
memprediksi
perubahan
nilai variabel tertentu apabila variabel
yang
1a i n n y a
be ru ba h .
tidak
terdapat
perbedaan
persepsi,
3. Secara signifikan
sikap
dan
partisipasi
pengelola
pendidikan
dalam
penyelenggaraan wajar pendidikan dasar tingkat SLTP
bila
dilihat
dari
latar belakang
pendidikan
pengelola
dan
status akreditasi sekolah yang dikelolanya.
Temuan
penelitian ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan
wajar
pendidikan
dasar tingkat SLTP yang
mengemban
penting
pendidikan
telah mendapat respon
yang
baik
misi
dan
masyarakat (pengelola pendidikan). Pemerintah dan masyarakat
telah
terlibat dalam satu bentuk kerjasama
kemitraan
yang
harmonis dan bertanggung jawab. Hal mi merupakan
indikator
keberhasi Ian manajemen pendidikan dalam pelaksanaan wajar,,
IX
DAFTAR
IS I
!""!a J. aiTiS.n
Ka t a
Pe n q a n t a r
Ucapan
. . . . . . . . . . . .-. » „ . .
Terinta Kasih
iv
A b s t r a k
Da'i tc: r
v i i i
j.si
. . . . . . . . . . . « . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .<
Daftar Baqan
Daftar
label
BAB
I
, '
BAB
i
II
......................................
.1.
Latar Belakang
2.
Masalah
3.
Tuju.an
4.
Hanfaat
5.
Asumsi.
dan
.
1
.........................
1
Pembatasan
Penelitian
Masalah
.........
.....................
Penelitian
18
dan Hipotesis
20
b.
Hipotesis
21
TEORI
23
Pengelolaan Pendidikan Dasar
pada Satuan
Swasta
23
Persepsi,
a.
b.
c.
d.
Sikap dan Partisipasi
Persepsi
Sikap
Partisipasi
Keterkaitan antara Persepsi, Sikap dan
Partisipasi
3. Konsep Pengelola Pendidikan
5.
17
Asumsi
Pendidikan
4.
9
a .
LAND AS AN
2.
:;ii
xiii
PENDAHULUAN
1.
':• '.
30
33
38
45
49
Peran Penqelola Pendidikan dalam Orqanisasi
Pendidikan
.....'
52
Perluasan
Pendidikan
69
Wajar
Dasar 9
dan
Tahun
Kebijaksanaan
BAB
III
PROSEDUR PENELIT IAN
1 . Metode Penelitian
82
2. Populasi dan Sampel Penelitian
'_/ •_>
3. Teknik Pengumpulan Data
90
4.
Instrumen Penelitian
5.
Validitas dan
Peine 1 itian
6.
BAB
Teknik
...........
Reliabilitas
Analisis
91
Instrumen
92
Dat a
96
IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
1.
99
Identifikasi Responden
100
2. Pengujian Hipotesis Deskriptif
103
3.
109
Pengujian Hipotesis Asosia.tif
4. Pengujian Hipotesis Komparatif
BAB
121
V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
.127
1. Deskripsi Persepsi, Sikap dan Partisipasi
2. Keterkaiatan antara
Persepsi, Sikap
dan
Partisipasi
135
3. Perbedaan Persepsi, Sikap dan Partisipasi
BAB
Daf tar
132
VI KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI
142
1.
Kesimpulan
2.
Rekomendasi
15S
3.
Impl ikasi
161
Pustaki
Lampiran-Lampiran
XI
„
137
142
167
172
DAFTAR
BAGAN
Halaman
Bagan-1
: Keterkaitan Variabel Penelitian
Bagan-2 : Penyelenggaraan Pendidikan Dasar
16
........
Bagan-3 : Wilayah Kerja Administrasi Pendidikan
Bagan-4 . Rangkuman Analisis Korelasi
Sill
...
28
64
115
DAFTnR
TABEL
Halaman
Tabel-1
. Keadaan Populasi
5MP Swasta di Kotamadya
Bandung
Tabel-2
85
: Keadaan Populasi
Bandung
.
ITs Swasta di
Kotamadya
,
85
Tabel-3
: Jumlah Anggota Sampel
S8
Tabel-4
; Responden Berdasarkan Latar Belakang
Pendidikan
Tabel-5
: Responden
„
101
Berdasarkan Status Akreditasi
Sekolah
Analisis
101
Tabel-6
:
Variabel
110
Tabel-7
: Rangkuman Pengujian Hipotesis Asosiatif
112
Tabel-8
:
Hasil
Korelasi
Analisis
Matrik
Varians
Antar
Berdasarkan
Latar
Belakang Pendidikan
Tabel-9
123
: Analisis Varians Persepsi Para Pengelola
Pendidikan
Berdasarkan
Status
Akreditasi
125
Tabel-10 : Analisis Varians Sikap Para Pengelola
Pendidikan
Tabel-li
Berdasarkan
Status Akreditasi
126
s Analisis Varians Partisipasi Pengelola
Pendidikan
Berdasarkan
Status Akreditasi
Tabel-12 : Uji Signifikansi Analisis Varians
Xlll
126
127
F=>ElMID(t=>l-ILX_JLJPyM
1. Latar Belakang
Berorientasi
pada
permasalahan
dan
keberhasilan
pembangunan nasional di segala sektor kehidupan,
adanya
suatu
terlihat
ketergantungan terhadap kemampuan manusia
bangsa dalam memanfaatkan
berbagai
sumber
dan
sebagai
mengoptimalisasikan
daya. Sebagai suatu neqara
yang
sedanq
membangun dalam setiap aspek kehidupan seperti
Indonesia,
sangat
potensial,
diperlukan
sumber daya
terampil,
mempunyai
semangat
mempunyai
kemampjan
untuk
pembangunan
teknologi
sangat
dalam
manusia
juang
memahami
bidangnya
dan
yang
tinggi
berguna bagi
serta
persoalan-persoalan
masing-masing.
yang semakin cepat mempunyai
besar
yang
Kemajuan
dampak
kemajuan
perubahan
suatu
bangsa.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari rekayasa manusia
sendiri
sebagai pengelola pembangunan dan yang
hasil-hasilnya.
hendaknya
Sumber
memahami
kesejahteraan
suatu
daya
arti
manusia.
pentinqnya
bangsa, sehingga
yang
menikmadi
dimaksudkan
pembangunan
mampu
itu
bagi
beradaptasi
menqikuti
dalam
dan
memilih metode atan teknoloqi
mengisi
pembangunan untuk
yang sesuai dengan nilai-nilai
Karakteristik
adalah
kualitas
quality
kultural
sumber daya manusia
pembangunan.
Kaitannya
mengingatkan
bahwa,
sebagai
dengan
"yang
tepat
bangsa
suatu bangsa.
yang
bangsa
tinggi
(high
pelaksana
(manager)
Presiden
Soeharto
ini
menjadi
keberhasilan pembangunan nasional
ruahr
mensejahterakan
penting dari kemampuan suatu
on human resources)
berl impah
yang
andalan
utama
bukan kekayaan a lam yang
meiainkan kual itas manusia
Indonesia,
dan
meningkatkan kualitas manusia merupakan tugas pendidikan",
(Engkoswara,
penduduk
menjadi
19S4;
yang
modal
3).
relatif
Indonesia yang
sangat
besar
mempunyai
jumlah
diharapkan
mampu
bagi pembangunan bangsanya, dalam
nampak betapa pentingnya manusia-manusia yang
hal
ini
berkualitas
tinggi sebagai pelopor/pengelola pembangunan. Keterlibatan
sumber
daya
menentukan,
Indonesia
manusia
terutama
yang
berkualitas
dalam mengejar
tinggi
ketinggalan
pada penguasaan iptek dari bangsa-bangsa
sangat
bangsa
lain.
Moh.Fakry Gaffar mengungkapkannya sebagai berikut :
"keberhasilan pembangunan itu sangat ditentukan
oleh
faktor
manusia,
dan
manusia
yang
menentukan
keberhasilan
pembangunan itu harus1ah
manusia
yang
mempunyai
kemampuan membangun.
Kemampuan
membangun
ini hanya dapat dicapai melalui pendidikan".(1987; 2)
Dalam
bidang
pendidikan
manusia
yang
mempunyai
kemampuan membangun yang dimaksudkan adalah para pelaksana
pendidikan. Seperti dikemukakan Wardiman Djojonegoro bahwa
"pendidik
adalah
mata rantai
terpenting
untuk
efisien
tidaknya transper ilmu pengetahuan" (Kompas 2 Mei;
Selanjutnya
dalam
beliau
menyatakan tentang
pembangunan,
dituntut
untuk
pengembangan
memiliki
adalah
s
"Pendidikan
tampil sebagai kunci
sumber
kemampuan,
daya
peran
pendidikan
akan
semakin
keberhasilan
/nanus iaf
kepribadian
1994).
yaitu
dan
dalam
manusia
yang
keterampilan
yang
dengan tuntutan pembangunan", (19
Oktober;
1994)
Pendidikan dapat dijadikan instrumen atau alat yang
tepat
sesuai
dan
ampuh
dalam
membentuk
manusia
supaya
mempunyai
kemampuan membangun, yaitu mereka yang memiliki
dinamis
dan
percaya
atas
kemampuan
prakarsa,
dirinya
dalam
menyongsong tantangan pembangunan masa depan.
Penyelenggaraan
sebagai
telah
upaya
dibuka
wajar sampai dengan
pemerataan pendidikan
seluas-luasnya
oleh
tingkat
minimal
SLTP
masyarakat
pemerintah.
Konsep
pemerataan ini berkaitan dengan makna persamaan (equality)
dan keadilan (equity). Zainal Arifin Achmady mengemukakan:
"Persamaan berarti bahwa setiap orang mempunyai kesempatan
dan
akses yang sama untuk memperoleh pendiddikan"
(1994;
11). Sedangkan keadilan
adil
bearti
dan wajar kepada orang
kondisi
"memberikan perlakuan
(peserta
didik)
latar belakang hidupnya" (1994;
dan
penyelenggaraan
wajar
usaha-usaha
berdasarkan
11).
Dalam
ke
arah
pendidikan
persamaan
harus terus dilakukan walaupun dalam
perbedaan
itu
akan tetap ada karena
yanq
kenyataan
faktor-faktor
yang
tidak dapat dihindarkan (seperti lokasi tinggal, kemampuan
intelektual).
perbedaan
ekonomi,
harus
anak
Secara
adil
seharusnya
tidak
ada
kesempatan karena faktor lingkungan dan
lagi
sosial
tetapi secara proporsional menurut kondisi mereka
dapat memberikan layanan pendidikan terhadap
usia wajib
semua
belajar.
Pembangunan pendidikan dewasa ini masih belum dapat
memenuhi
harapan,
pemerintah
mengakui
masih
terdapat
kesenjangan antara tuntutan dunia kerja (tenaga kerja yang
berkualitas)
untuk
dengan kemampuan lembaga-lembaga
memenuhinya.
pemerintah
pembangunan
Dalam
mengatasi
berusaha memperbaikinya
kesenjangan
dengan
ini
mengembangkan
pelayanan pendidikan, diantaranya
"Penyelenggaraan
pendidikan
melalui
pendidikan dilaksanakan melalui 2
jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur
:
(dua)
pendidikan
luar seA-oJah"(UU.RI.No.2s 1989; pasal 10). Penyelenggaraan
pendidikan
pada
jalur pendidikan sekolah
dalam
lingkup
pengelolaan
dapat
sistem
dilakukan
"Masyarakat
pendidikan
nasional,
pelaksanaannya
pada sekolah-sekolah negeri
dan
swasta.
sebagai mitra Pemerintah berkesempatan
seluas—luasnya untuk berperan serta dalam
nasional" (UU.RI.No.2;
pendidikan
1989;
yang
penyelenggaraan
pasal
47).
Dalam
pelaksanaannya sekolah-sekolah negeri dikelola berdasarkan
peraturan
yang
nasional,
sementara
swasta
disamping
ditetapkan
dan
telah
pada
yang
ditetapkan
lainnya.
peraturan
"Ciri
khas
yang
pada
yayasan
karakteristik
secara
sekolah-sekolah
juga harus tunduk
pendidikan yang memiliki
dengan
pemerintah
pengelolaan
harus menqikuti
pemerintah,
kebijakan
ditetapkan
peraturan
penyelenggara
berbeda antara satu
satuan
pendidikan
1989;
pengelolaan
pasal 47).
Adanya perbedaan
sekolah-sekolah negeri dan
pemahaman
para
perbedaan
peraturan
birokrasi
swasta,
penyelenggara pendidikan
tersebut.
y&ng
(UU.RI.
diselenggarakan oleh masyarakat tetap diindahkan"
Mo.2;
telah
menuntut
swasta
Begitu pula
dalam
tentang
halnya
penyelenggaraan wajar pendidikan dasar tingkat SLTP,
pemahaman
pendidikan
(persepsi)
untuk
dan sikap tertentu
terselenggaranya
dari
aktivitas
dalam
perlu
pengelola
pengelolaan
pendidikan.
Perbedaan,
karakteristik
yayasan
yang
mewarnai
pengelolaan
penanganan
pendidikan
sekolah-sekolah
swasta,
yi-mq berbeda antara sekolah yang
lainnya.
Pemerintah
dengan
segera
merealisasikan wajar tingkat SLTP dengan berbagai
bantuan
sarana
negeri,
sementara
memutuskan
satu
untuk
dan
telah
menuntut
fasilitasnya kepada
masyarakat
sekolah-sekolah
(sekolah-sekolah
swasta)
harus
berusaha dengan caranya sendiri supaya bisa berpartisipasi
dalam
menyelenqgarakan pendidikan yang tidak
unsur
bisnis.
menjadikan
"h/alaupun masyarakat
tidak
pendidikan sebagai lahan bisnis,
lepas
setuju
untuk
namun
sulit
dihindari penyelenggaraan pendidikan dari praktek
(Su.warma
akan
dari
bisnis"
AI-Mukhtar; 1992; 77). Pada kondisi seperti
terjadi jurang pemisah dalam bentuk perbedaan
pendidikan
yang semakin mencolok
antara
ini
biaya
sekolah-sekolah
negeri dengan sekolah-sekolah swasta. Konsekwensinya biaya
pendidikan
pada sekolah-sekolah swasta akan lebih
sementara
keterlibatan
mendukung
program
atau
pendidikan
peran
serta
pemerintah
mahal,
mereka
dalam
(wajar)
masih
harus tetap dipertahankan eksistensinya. Pada keadaan yang
demikian upaya mempertahankan kontinuitas
sekolah-sekolah
swasta diduga akan semakin sulit bila dibandingkan
keadaan
sebelumnya. Untuk
mempertahankan
dengan
eksistensinya,
sekolah sekolah swasta akan mencari jalan keluarnya masing
masing.
Kondisi ini' dapat. dipahami karena sampai saat
ini
sumber
dana
yang utama untuk
membiayai
penyelenggaraan
pendidikan pada sekolah-sekolah swasta adalah dari peserta
d id i k .
Pendapat
lain yang dapat
sekolah-sekolah
swasta
mempengaruhi
pada tingkat
SLTP
eksistensi
dalam
rangka.
pelaksanaan program wajar menyatakan :
"tern/ata prosentase yang melanjutkan ke tingkat SLTP
berbagai
di
daerah
terutama di
Jawa
Barat
masih
rendah dan sangat mengejutkan dengan
prosentase
kurang
dari
SOX. Ada asumsi yang kuat
faktor
penyebabnya
bukan
kepedulian
atau
keinginan
masyarakat yang rendah untuk menyekolahkan anaknya,
namun
diduga
memungkinkan
faktor
untuk
(Suwarma Al-Mukhtar;
ekonomi
melanjutkan
orang
tua
sekolah
tidak
anaknya".
1992; 80).
Walaupun pada sisi lain, faktor ekonomi yang
mempengaruhi kegiatan pendidikan ini belum tergali
optimal,
(para
misalnya
pengusaha)
keterlibatan pihak
dapat
secara
yang
lebih
mampu
melalui gerakan orang tua
asuh.
Namun
belum diketemukan upaya strategis apa yang harus dilakukan
untuk
melibatkan
mereka supaya
mau
terlibat
mendukung
pendanaan pendidikan, sehingga faktor ekonomi yang menjadi
kendala
hambatan
dasar),
untuk
masyarakat
pendidikan
tertentu
(dapat
tidak
menyelesaikan
dan sekaligus akan sangat
menunjang
lagi
menjadi
pendidikan
kontinuitas
lembaqa pendidikan terutama lembaga pendidikan swasta.
f-. IiU.SU '-
pelaksanaan
preventif
Wajib
wajar ini telah
dilakukan
tindakan
yar g diatur dalam "Pedoman Pelaksanaan
Belajai
Gubernur
1993 f
(. ragram
Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas)"
Program
dalam
Kep, la Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 04
sepert: yang tercantun dalam "Strategi
SK
tahun
dan
Tujuan
Program Fokok w'ajar", diantaranya sebagai berikut :
"Strategi $ Program
Wajib Belajar Pendidikan
Dasar
diarahkan
pada upaya memobilisasi aparat
pemerintah
dan
masyarakat
dalam
rangka
mempertahankan
keberhasilan wajib belajar sekolah dasar dan merintis
tingkat
Sekolah
Lanjutan
Tingkat
Pertama
melalui
jalur Pendidikan Sekolah dan Pendidikan Luar Sekolah.
Tujuan Program Fokok; (1) Mewujudkan keterpaduan
dan
kesatuan
arah
dalam
pelaksanaan
Wajib
Belajar
Pendidikan
Dasar.
(25
Mendukung
keberhasilan
pelaksanaan
program Wajib Belajar Pendidikan
Dasar.
(3)
Memasyarakatkan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar
agar
menjadi
gerakan masal.
(4) Untuk mengetahui
kebutuhan
tenaga,
sarana dan
prasarana Pendidikan
Dasar.
(5) Menyiapkan kondisi aparat dan
masyarakat
serta sarana/prasarana pendukung
pelaksanaan
Wajib
Belajar
tingkat SLTP.
Mengacu
pada
Pedoman
Pelaksanaan
Dikdas dan UU.RI.No.2 tahun 1989,
pendidikan
yang
diselenggarakan
Program
Wajar
tentanq ciri khas satuan
oleh
masyarakat,
pada
permulaan pelaksanaan wajar pendidikan dasar tingkat SLTP.
Maka
dalam
permasalahan
para
penelitian
ini
akan
mencoba
tentang : "Persepsi, Sikap
pengelola
pendidikan swasta
dalam
mengungkapkan
dan
Partisipasi
penyelenggaraan
wajar pendidikan dasar tingkat SLTP". Hal ini sangat
erat
kaitannya
dengan
upaya
pemer:ntah
untuk
meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui berbaga:.
pelayar.an
pendidikan,
pembangunan
seperti
yang
pendidikan
dikemukakan
menjadi
nasiont 1.
Engkoswar;
.bahwa
kualitas produkti• itas
akan
dipengaruhi
sangat
pendidikan
oleh
prioritas
Dalam
meningkatkan
peningkat£*n
pertama
pelaksanaannya
:
"Keberhasilan
pendidikan
manusia
pa -a
nasional
pengelola
itu". (Konvensi Nasional Pendidikan
Indonesia
II). Kiranya jelas bahwa keberhasilan program wajar inipun
akan
sangat dipengaruhi oleh keterlibatan para
penqelola
pendidikan di dalamnya. Keterlibatan para pengelola
aktivitas
oleh
keyakinan
menilai
2.
suatu
organisasi pendidikan
atau
persepsi
dan
akan
sikap
dalam
dipengaruhi
mereka
dalam
aktivitas organisasi itu.
Masalah
dan
Pembatasan
Masalah
Pendidikan mempunyai peranan yang amat penting
menentukan
manusia,
merupakan
pendidikan
pendidikan
dalam upaya meningkatkan kualitas sumber
sementara manusia sebagai
kekuatan
suatu
dasar
pengelola
pertama dan utama
bangsa.
dalam
Pencanangan
sampai dengan
tingkat.
daya
pendidikan
pembangunan"
wajib
SLTP
dan
belajar
merupakan
pence rm in an
mewuju.dkan
dari
kesunqqu.han
usaha
tugas--tuqas/pelayanan
dalam
pendidik :eriE3_i~ri«r4
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif,
yang
menggunakan metode deskriptif dengan
korelasional
untuk
saat
dan komparatif, yang menekankan
memperoleh
penelitian
menjawab
rumusan
diajukan,
secara
survai,
pada
informasi mengenai status .gejala
dilakukan.
Dalam
pelaksanaannya
masalah dan hipotesis
penelitian
informasi/data yang diperoleh diseleksi
menentukan
Setelah
pola;
data
mana yang dapat diolah dan
yang
semua data dianggap layak untuk diolah,
statistik dianalisis dengan menggunakan
deskriptif,
asosiatif
berdasarkan
hasil
yang
dan
komparatif.
diperoleh
diambil
82
pada
untuk
yang
untuk
tidak.
kemudian
statistik
Selanjutnya
kesimpulan
mengenai fakta-fakta, karakteristik serta hubungan
fenomena yang diselidiki.
studi
antara
2.
Populasi dan Sampel
Populasi
Penelitian
suatu
adalah obyek/subyek yang
dilakukan
populasi.
mempunyai
Penelitian
untuk mendapatkan
"Populasi
dan
adalah
diteliti.
kesimpt. Ian
obyek/subyek
yang
yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehincga
dapat
(Sugiyono;
kesimpulannya"
dalam
penelitian
karakteristik
dari
tertentu
ditarik
kuantitas
akan
ini
adalah
1994;
"seluruh
34).
Populasi
karakteristik"
pengelola pendidikan swasta pada jenjang pendidikan
dasar
tingkat
dapat
SLTP. Selanjutnya sebagai anggota populasi
ditentukan yaitu ; "para pengelola pendidikan swasta" pada
jenjang
pendidikan
pendidikan formal
Walaupun
mendapatkan
berbagai
dasar
(sekolah) di
dalam
SLTP
penelitian
untuk
kesimpulan dari suatu populasi, namun
karena
maka data
yang
diperlukan
dapat diambil dari sampel penelitian.
untuk
populasi.
menentukan
sumber yang terbatas jumlahnya
data yang
mengambil
lengkap"
Sehigga
demikian
keputusan
(Rochman
dalam
hasilnya dapat
yang
harus
sumber
be rani
Dalam keadaan
"peneliti
semua
jalur
Kotamadya Bandung.
apa yanq dipelajari dari sampel penelitian,
berlaku
pada
dimaksudkan
keterbatasan
penelitian
tingkat
yang
;
untuk
mewakili
Natawidjaja;
1990;
106).
adalah
Sumber yang terbatas itu adalah sampel. Sampel
sebagian dari. jumlain dan
Sebagai
sampel
karakteristik
penelitian
populasi,
Partisipasi" para
karakteristik
ditentukan
yaitu
;
populasi.
sebagian
"Persepsi,
dari
Sikap
dan
pengelola pendidikan swasta pada jenjang
pendidikan dasar tingkat SLTP pada jalur pendidikan formal
(sekolah)
di
Kotamadya Bandung.
Sebagai
anggota
penelitian dapat. ditentukan/diambi 1 dari sebagian
populasi yaitu.
; "sebagian dari para pengelola
pada jenjang pendidikan dasar tingkat
swasta"
jalur pendidikan formal
Teknik
dilakukan
wilayah
di
anggota
sampel
secara acak berdasarkan strata
stratified
secara proporsional
random
anggota
pendidikan
SLTP
pada
Kotamadya Bandung.
pengambilan
(area)
sampel
tiap-tiap
(proportionate
karena
berdasarkan
pada data pendahuluan yang diperoleh,
jumlah
dan
sekolah (populasi) sebagai
tersebar
tidak
berbeda.
Anggota sampel sebagai obyek
SMP
swasta
wilayah
merata
Cara ini
area
dilakukan
lokasi
sampling).
dari
penelitian
tersebar
kerja
dengan
di
Bandung
obyek
status
wilayah
Barat,
akreditasi
yang
penelitian,
untuk
kerja
wilayah
Selatan, dan wilayah kerja E-iandung Timur.
MTs.
swasta
tersebar dalam wilayah
84
penelitian
kerja
Bandung
kerja
Utara,
Bandung
Sedangkan
untuk
Bandunq
Barat
yaitu KKM (Kelornpok Kerja Madrasah) yang menginduk ke
Bandung,
menginduk
bentuk
dan wilayah kerja Bandung Timur yaitu
ke
tabel
MTs
Cicaheum.
Penyebaran
dapat disajikan sebagai
Tabe
-
KKM
populasi
berikut.
NTs
yanq
dalam
:
1
Keadaan Populasi SMP Swasta di Kotamadya Bandung
Berdasarkan Wilayah Kerja & Status Akreditasi Sekolah
Bandung
Wilay ah
Bandung
Ba ndung
Bandung
Barat
Se 1 atan
Timu.r
Utara"
Status
y
y
.Terdaf tar
Terdaftar
-
1
*~j
orang)
(
Wilayah
anggota
Diakui
Disamakan
4
Terdaftar
Diakui
Disamakan
4
8
6
4
58
sampel
menjadi
berkembang,
dari jumlah 48 orang menjadi sebany> 00
O,2 0
0,20 hubungan dapat dianggap tidak ada
0 ,40 In u bun g a in re n d a h
0 ,40 -- 0 ,60 hubunqan cu ku p
0 ,70 - 0 ,80 hu in uin gan tingg i
O,o!
1,00 hubungan sangat tinggi"
b. Reliabilitas Instrumen Penelitian
Untuk
(lihat
menguji
lampiran-3)
consistensy
Brown,
kelornpok
data
yang
jumlahnya
mengetahui
instrumen
penelitian
dengan
internal
dilakukan
melalui
Spearman
item
reliabilitas
uji belah qua (split
yaitu
dengan
cara
genap
atau
k
=
genap).
dari
mengkore lasikan
dari item yanq bernomor
bernomor genap (untuk item
half)
ganjil
dengan
instrumen
Kemudian
tingkat reliabi1itasnya digunakan
yanq
untuk
analisis
dari Searmam Brown dengan rumus :
,:.rb
ri
1 4- rb
Keterangan : r± = rentabilitas
internal
seluruh
instrumen
rb = korelasi
Product
Moment
belahan genap dan ganjil
Sedangkan
jumlahnya
untuk
ganjil
item
instrumen
penelitian
(k = ganjil) digunakan
Kuder Richardson (l