PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar (Studi Situs SD Negeri UPTD Dinas Pendidikan dan Olahraga Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012).
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR
(Studi Situs SD Negeri UPTD Dinas Pendidikan dan Olahraga Kecamatan
Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012)
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Kepada
Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan
Oleh :
ENDRI SRI RAHAYU
NIM.: Q. 100 090 353
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ii
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR
(Studi Situs SD Negeri UPTD Dinas Pendidikan dan Olahraga Kecamatan Mojosongo
Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012)
Oleh: Endri Sri Rahayu1, Yetty Sarjono2, Budi Sutrisno3
Mahasiswa UMS Surakarta1, Staf Pengajar UMS Surakarta 2,
Staf Pengajar UMS Surakarta 3
ABSTRACT
The purpose This study has three purposes (1) To describe the characteristics
of community participation in school work plan, (2) to describe the characteristics of
public participation in budget planning and income schools (3) to describe the
characteristics of community participation in the provision of school infrastructure.
This type of study is a qualitative research, ethnographic research design. The
informant was the headmaster, teachers and school committees. Techniques of
analysis in this study is the technique of domain analysis.
The results of this study (1) In the plan of the school, the community is directly
involved in the team KKRKS. Formulation RKS conducted through four phases,
namely the identification of challenges, solving analytical challenges, programming,
and planning school costs and revenues. Results KKRKS preparation, discussed with
the Principal, all teachers, and the School Committee to be re-examined so that RKS
has been compiled in accordance with the expectation that further endorsed by the
Principal/Head of the School Committee and the Education Department. (2) The
role of the community in the preparation RAPBS, represented by the school
committee realized in the active role of the school committee to provide input to
the preparation of the School Budget, and the active role of the school committee
in the preparation of the team with the task of selecting RAPBS activities that
should be funded in accordance with the categories of educational programs
organized or improved during the year. (3) Public participation is an important
element in the implementation of programs to improve the quality of education
infrastructure. The role of the community in terms of infrastructure development is
manifested in the form of participation of community members in developing
school infrastructure needs.
Keywords: community participation and management of education
Pendahuluan
Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat roh baru dalam
pelaksanaannya sejak disahkannya Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Beberapa indikator yang menjadi tolok ukur
keberhasilan dalam pembangunan pendidikan diantaranya, sistem pendidikan yang
1
efektif dan efesien, pendidikan nasional yang merata dan bermutu serta peran serta
masyarakat dalam pendidikan (Humas, 2008: 1).
Upaya peningkatan kualitas pendidikan bukan merupakan masalah yang
sederhana, tetapi memerlukan penanganan yang multidimensi dengan melibatkan
berbagai pihak yang terkait. Dalam konteks ini, kualitas pendidikan bukan hanya
terpusat pada pencapaian target kurikulum semata, akan tetapi menyangkut semua
aspek yang secara langsung maupun tidak langsung turut menunjang terciptanya
manusia Indonesia yang berkualitas.
Peran masyarakat dalam pendidikan memiliki andil yang sangat besar.
Namun, tidak semua elemen masyarakat tahu tentang peran tersebut. Meskipun
tahu, kadang masyarakat seolah menutup mata dan telinga atas apa yang terjadi
dalam proses pendidikan. Jangankan mendukung, malah tanpa sadar merobohkan
pendidikan. Mereka tidak bisa langsung disalahkan juga. Masyarakat sangat
heterogen dalam mengenyam pendidikan. Tentu saja yang kurang kenyang
pendidikan akan dominan menampakkan rasa kemanusiaan yang mendorong
mereka untuk mendukung pendidikan. Namun, kadang, aplikasi yang mereka
lakukan jauh di luar harapan pendidikan.
Masyarakat berkewajiban untuk memberikan dukungan terhadap tujuan,
program, kebutuhan sekolah atau pendidikan. Sebaliknya, sekolah harus
mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat
terhadap sekolah. Dengan perkataan lain, antara sekolah dan masyarakat harus
dibina suatu hubungan yang harmonis. Dengan hubungan yang harmonis ini
diharapkan akan dapat membentuk (Mulyasa, 2003: 51): (i) saling pengertian antara
sekolah, orangtua, masyarakat dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat,
termasuk dunia kerja; (ii) saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena
mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing; (iii) kerjasama
yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak masyarakat dan mereka merasa
ikut bertanggungjawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.
2
Peningkatan mutu hanya akan berhasil jikalau ditekankan adanya
kemandirian dan kreativitas sekolah. Proses pendidikan menyangkut berbagai hal
diluar proses pembelajaran, seperti misalnya lingkungan sekolah yang aman dan
tertib, misi dan target mutu yang ingin dicapai setiap tahunnya, kepemimpinan yang
kuat, harapan yang tinggi dari warga sekolah untuk berprestasi, pengembangan diri,
evaluasi yang terus menerus, komunikasi dan dukungan intensif dari pihak orang
tua, masyarakat dan alumnus. Salah satu bentuk peran masyarakat adalah dengan
dibentuknya Komite Sekolah pada tiap-tiap lembaga pendidikan. Terbentuknya
komite sekolah tersebut bertujuan untuk lebih meningkatkan peran serta keluarga
dan masyarakat. Untuk dapat melaksanakan peran dan fungsi komite sekolah
secara optimal dalam rangka peningkatan mutu layanan pendidikan di sekolah dan
daerah, Dirktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, melalui
kegiatan pembinaan Komite Sekolah, telah meluncurkan beberapa program dan
kegiatan dengan tujuan agar Komite sekolah dapat melaksanakan peran dan
fungsinya secara optimal (Riyanto, 2004: 1).
Masyarakat
memiliki
tugas
untuk
memberikan
masukan
dalam
pengembangan program sekolah, peningkatan fundring, pengembangan kurikulum,
memberikan pertimbangan dalam pengembangan serta pembinaan personalia.
Komite sekolah sebagai masyarakat sekolah turut terlibat dalam berbagai kebijakan
pendidikan di sekolah, perencanaan strategis sekolah sehingga komite sekolah
memahami pentingnya kontribusi mereka dalam fundrising bagi sekolah komite
sekolah berhak memperoleh pelaporan kegiatan sekolah yang akuntabel sehingga
manajemen sekolah dapat diketahui publik, sekalipun komite sekolah tidak berada
dalam struktur birokrasi sekolah.
Terkait dengan pentingnya peran masyarakat dalam pengelolaan pendidikan
seperti yang diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini akan mengkaji partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan pendidikan khususnya pada pendidikan dasar,
dalam penelitian yang berjudul: Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan
3
Pendidikan Sekolah Dasar (Studi Situs di UPTD Dinas Pendidikan dan Olah Raga
Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali).
Berdasarkan
identifikasi
masalah
tersebut
di
atas
maka
peneliti
memfokuskan penelitian sebagai berikut: “Bagaimana karakteristik peran
masyarakat dalam Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar”, yang terbagi dalam tiga
sub fokus yaitu: (1) Bagaimana karakteristik peran masyarakat dalam menyusun
Rencana Kerja Sekolah, (2) Bagaimana karakteristik peran masyarakat dalam
penyusunan Rencana Anggaran dan Pendapatan Sekolah, (3) Bagaimana
karakteristik peran masyarakat dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan karakteristik peran
masyarakat dalam menyusun Rencana Kerja Sekolah, (2) Untuk mendeskripsikan
karakteristik peran masyarakat dalam penyusunan Rencana Anggaran dan
Pendapatan Sekolah, (3) Untuk mendeskripsikan karakteristik peran masyarakat
dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah.
Manfaat penelitian ini meliputi: manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Manfaat teoritis, penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai landasan
pengembangan
ilmu
pengetahuan
yang
berhubungan
dengan
partisipasi
masyarakat dalam penyusunan RKS, RAPBS, dan pengadaan sarana dan prasarana.
Manfaat praktis, bagi kepala sekolah dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
lebih meningkatkan kualitas manajemen partisipasi masyarakat dalam peningkatan
mutu pendidikan. Bagi Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam melakukan pembinaan terhadap sekolah-sekolah di
dalam menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu
pendidikan. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan partisipasi
masyarakat berupa apa yang dibutuhkan sekolah untuk peningkatan mutu
pendidikan.
4
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan
menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar
yang berkonteks khusus. Pendekatan yang digunakan adalah naturalistik sedang
upaya an tujuannya adalah memahami suatu fenomena dalam suatu konteks
khusus (Moleong, 2007: 5).
Desain penelitian adalah etnografi. Penelitian etnografi adalah rekonstruksi
budaya sekelompok manusia atau hal-hal yang dianggap budaya dalam berbagai
kancah kehidupan manusia. Etnografi adalah budaya tentang perian (deskripsi)
kebudayaan (Mantja, 2005: 2). Lokasi penelitian dilakukan di SD Negeri UPTD Dinas
Pendidikan dan Olahraga Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara
mendalam, dan dokumentasi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan model analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data
tertata dalam situs untuk diskripsi. Data yang diperoleh di lapangan akan diolah
dengan cara mengumpulkan semua data yang ada. Data yang ada dikelompokkan,
diseleksi, dan selanjutnya dianalisa dengan menggunakan metode kualitataif artinya
mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian berdasarkan
kualitas kebenarannya, kemudian menggambarkan dan menyimpulkan hasilnya,
digunakan untuk memecahkan Permasalahan pokok penelitian, kemudian diuraikan
dalam bentuk bahasa diskriptif prosesnya berlangsung dalam bentuk siklus (Miles
dan Huberman, 2007: 101).
Triangulasi dalam pegujian keabsahan data disini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai cara, dan berbagai waktu. Dalam
kegiatan penelitian ini, untuk menguji keabsahan data yang diperoleh dipergunakan
(Sutopo, 2005: 78): (1) Triangulasi sumber, artinya untuk mengguji keabsahan data
peneliti melakukan pengecekan data yang telah diperoleh melalui beberapa
5
sumber. (2) Triangulasi teknik, artinya untuk menguji keabsahan data peneliti
melakukan pengecekan data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. (3) Triangulasi waktu, artinya untuk menguji keabsahan data peneliti
melakukan pengamatan, wawancara dalam waktu dan situasi yang berbeda.
Hasil Penelitian
1. Karakteristik Partisipasi Komite Sekolah dalam Menyusun Rencana Kerja
Sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian yang terkait dengan karakteristik peran
komite sekolah dalam menyusun rencana kerja sekolah melalui wawancara
mendalam, observasi, dan dokumentasi diperoleh hasil meliputi: peran
masyarakat diwakili oleh komite sekolah untuk rencana kerja sekolah (RKS).
Masyarakat yang diwakili oleh komite bersama sekolah mengadakan rapat
bersama untuk membahas program-program yang ada diRKS. Sebelum
perumusan RKS dilakukan, Kepala Sekolah & Guru bersama Komite Sekolah
membentuk Tim Perumus RKS yang disebut Kelompok Kerja Rencana Kerja
Sekolah. KKRKS beranggotakan 5 orang yang terdiri dari unsur: kepala sekolah,
guru, wakil dari TU, wakil dari komite sekolah dan wakil dari masyarakat
setempat.
Perumusan RKS dilakukan melalui 4 tahap yaitu identifikasi tantangan,
analisis pemecahan tantangan, penyusunan program, dan penyusunan rencana
biaya dan pendapatan sekolah. Tahap identifikasi masalah bertujuan untuk
mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh sekolah yaitu dengan cara
membandingkan antara apa yang diinginkan oleh sekolah dengan apa yang ada
saat ini pada sekolah. Tahap analisis pemecahan tantangan dilakukan dengan
menentukan tantangan utama dan menentukan alternatif pemecahan
tantangan tersebut.
Tahap penyusunan program terdiri dari 6 langkah yaitu menetapkan
sasaran, program, penanggungjawaban, indikator keberhasilan program,
6
kegiatan, dan jadwal kegiatan. Tahap penyusunan rencana biaya dan
pendapatan Pada tahap ini sekolah menetapkan jenis dan banyaknya dana yang
dibutuhkan, perkiraan jenis dan jumlah sumber pendanaan untuk setiap
kegiatan, aturan-aturan dari sumber pendanaan dan alokasi jenis dan sumber
pendanaan untuk setiap jenis kebutuhan dana. Setelah RKS selesai disusun oleh
KKRKS, RKS dibahas bersama oleh Kepala Sekolah, semua Guru, dan Komite
Sekolah untuk dikaji ulang agar RKS yang telah disusun sesuai dengan yang
diharapkan. Pengesahan RKS dilakukan oleh Kepala Sekolah/Komite Sekolah dan
Kepala Dinas Pendidikan.
2. Karakteristik Partisipasi Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran
dan Pendapatan Sekolah.
Hasil penelitian tentang karakteristik peran komite sekolah dalam
penyusunan rencana anggaran dan pendapatan sekolah yang diperoleh melalui
wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi meliputi: kedudukannya
komite sekolah sebagai mitra sekolah. dalam pembiayaan pendidikan. peran
komite terutama pada bagaimana komite memberi masukan pada penyusunan
RAPBS. Kepala sekolah, dewan guru, dan komite sekolah membentuk Tim
Penyusun RAPBS, yang ditugasi menyeleksi kegiatan yang harus dibiayai sesuai
dengan kategori program pendidikan yang diselenggarakan atau ditingkatkan
pada tahun yang bersangkutan. Berdasarkan seleksi dan identifikasi kebutuhan
itu kemudian tim menyusun RAPBS. Selain dukungan dana yang diperoleh dari
masyarakat dan orangtua siswa, pihak komite juga selalu berusaha untuk
memperoleh bantuan dana dari pemerintah dan donatur. Keikut sertaan dari
masyarakat dalam penyusunan rencana anggaran dan pendapatan sekolah
diharapkan dapat membantu sekolah untuk memunculkan pokok-pokok
gagasan. Masyarakat yang terlibat dalam pembuatan anggaran sekolah akan
merasa memiliki sekolah, dan pengelolaan dana sekolah juga akan lebih
terbuka, serta mencegah terjadinya penyimpangan dana.
7
Keikutsertaan masyarakat dalam penyusunan anggaran meningkatkan
akuntabilitas, dan transparansi dalam pengelolaan pendidikan. Peran serta
masyarakat dalam penyusunan anggaran dan pendapatan sekolah dilaksanakan
dengan dasar agar dapat menampung masalah semua pihak pemangku
kepentingan.
3. Karakteristik Partisipasi Komite Sekolah dalam Pengadaan Sarana dan Prasarana
Sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan teknik wawancara
mendalam, observasi, dan dokumentasi terkait dengan karakteristik peran
komite sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah meliputi:
partisipasi masyarakat merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan
program peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan. Sebab tanpa
adanya partisipasi masyarakat maka program peningkatan kualitas sarana
prasarana pendidikan tidak dapat berjalan secara maksimal.
Partisipasi masyarakat dalam hal pengembangan sarana dan prasarana
diwujudkan dalam bentuk keikut sertaan anggota masyarakat dalam menyusun
kebutuhan sarana dan prasarana sekolah. Masyarakat menyampaikan usulan
dan gagasan tentang pengadaan sarana prasarana sekolah. Masyarakat telah
memiliki beberapa pengaruh meskipun dalam beberapa hal masih ditentukan
oleh pihak sekolah. Dalam proses pengadaan sarana prasarana masyarakat ikut
menyaksikan jalannya pengadaan sarana prasarana.
Pembahasan
1. Karakteristik Partisipasi Komite Sekolah dalam Menyusun Rencana Kerja
Sekolah.
Dalam prakteknya partisipasi masyarakan dalam penyusunan RKS
diwakili oleh lembaga yang dinamakan komite sekolah. Sebelum perumusan RKS
dilakukan, kepala sekolah dan guru bersama komite sekolah membentuk tim
perumus RKS yang disebut Kelompok Kerja Rencana Kerja Sekolah. KKRKS
8
beranggotakan 5 orang yang terdiri dari unsur: Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah, dua orang guru dan wakil dari komite sekolah. Setelah KKRKS
terbentuk, selanjutnya mengikuti pembekalan/orientasi mengenai kebijakankebijakan pengembangan pendidikan dan perumusan RKS.
Terbentuknya KKRKS yang melibatkan unsur sekolah dan masyarakat
tersebut sesuai dengan amanah UU No. 20 tahun 2003, di mana dalam UU
tersebut disebutkan bahwa: Masyarakat berhak berperan serta dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan.
Adapun kewajibannya adalah memberikan dukungan sumber daya dalam
penyelenggaraan pendidikan. Lebih lanjut partisipasi masyarakat dalam
pendidikan bisa meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga,
organisasi
profesi,
pengusaha
dan
organisasi
kemasyarakatan
dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Partisipasi
masyarakat dalam pendidikan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan
pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan dan evaluasi program
pendidikan. Keikutsertaan masyarakat ini dapat diwujudkan dalam bentuk
Komite Sekolah atau Dewan Pendidikan.
Kegiatan menyusun RKS yang dilakukan oleh warga sekolah dan
masyarakat, merupakan proses menentukan tindakan masa depan sekolah yang
tepat, melalui urutan pilihan dan dengan memperhitungkan sumber daya yang
tersedia menuju sekolah yang berkualitas. RKS merupakan dokumen tentang
gambaran kegiatan sekolah sekaran dan yang akan datang dalam rangka untuk
mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, RKS adalah
suatu rangkaian rencana yang menggambarkan adanya berbagai upaya sekolah
dan pihak lain yang terkait untuk mengatasi berbagai persoalan sekolah yang
ada.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa peran masyarakat
dalam penyusunan RKS, merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam ikut
serta menentukan program-program sekolah yang diwakili oleh komite sekolah,
9
dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam menyusun rencana kerja
sekolah, agar mendapat dukungan dari masyarakat. Dengan demikian hasil
penelitian ini mendukung penelitian Nechyba (2011) yang menyimpulkan
bahwa: pentingnya kesadaran pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat
dalam hal pengelolaan keuangan sekolah. Hasil penelitian merekomendasikan
bahwa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan perencanan keuangan sekolah
sangat diperlukan di sekolah swasta maupun negeri.
Persamaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Nechyba (2011), adalah sama-sama menyimpulkan bahwa partisipasi
masyarakat sangat diperlukan dalam pengelolaan pendidikan, namun dalam
penelitian Nechyba (2011), lebih terfokus pada partisipasi masyarakat terhadap
pengelolaan keuangan sekolah, sedangkan dalam penelitian ini lebih terfokus
pada penyusunan rencana kerja sekolah.
2. Karakteristik Partisipasi Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran
dan Pendapatan Sekolah.
Disusunnya RAPBS bersama dengan komite sekolah, menunjukkan
bahwa sekolah telah menyadari bahwa biaya merupakan salah satu faktor
penting yang mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang
bernilai strategis itu tidak akan berjalan tanpa dukungan biaya yang memadai.
Dilihat dari sudut pandang ekonomi, tidak ada kegiatan pendidikan tanpa biaya.
Biaya itu diperlukan untuk memenuhi beragam kebutuhan yang berkenaan
dengan kelangsungan proses pendidikan.
Adanya partisipasi aktif komite sekolah dalam penyusunan RAPBS
menunjukkan bahwa komite sekolah telah menjalankan fungsi dan tugasnya
dengan baik, yaitu memberikan masukan, pertimbangan (advisory agency), dan
rekomendasi pada satuan pendidikan dengan prinsip mendorong peningkatan
mutu akademik dan mutu layanan belajar di mana komite sekolah itu berada.
Tugas pokok dan fungsi komite sekolah memberi bantuan, baik berupa
10
pemikiran bagaimana cara mengatasi berbagai problematika sekolah maupun
finansial untuk mendukung manajemen dan kegiatan belajar mengajar yang
dibutuhkan sekolah. Bantuan yang diberikan ini akan dapat memajukan sekolah
dalam hal mutu yang bersaing.
Berdasarkan uraian dai atas, dapat diartikan bahwa keuangan sekolah
merupakan komponen yang penting dalam pendidikan, sehingga diperlukan
adanya perencanaan yang matang dengan melibatkan masyarakat.
RAPBS
merupakan rencana pendapatan dan belanja sekolah yang secara langsung
berdampak pada kualitas pendidikan, walaupun peran masyarakat tidak secara
langsung sebagai sumber pendanaan, namun kehadiran masyarkat dapat
memberikan dorongan terhadap terlaksananya program-program pendidikan.
Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Bray (2003: 34), yang menyatakan bahwa: Partisipasi masyarakat dalam
pendidikan dibagi 2 kelompok. Satu sisi adalah situasi dimana masyarakat
memberikan suplemen dalam suatu pemerintah untuk memberikan sumber
daya sekolah dalam sistem pendidikan publik, dan di sisi lain sekolah yang
beroperasi karena pihak luar sistem sekolah. Peningkatan partisipasi orang tua
dan komunitas dalam pendidikan merupakan aspek desentralisasi dalam
manajemen pendidikan.
Persamaan dengan hasil penelitian ini adalah, sama-sama menyimpulkan
bahwa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dana sekolah sangat
diperlukan dan sebagai sumber daya dalam sistem pendidikan. Namun dalam
penelitian ini lebih terfokus pada peran masyarakat dalam menyusun RAPBS,
sedangkan penelitian Bray (2003: 34), terfokus pada partisipasi masyarakat
secara keseluruhan.
11
3. Karakteristik Partisipasi Komite Sekolah dalam Pengadaan Sarana dan Prasarana
Sekolah.
Dalam pengadan sarana dan prasarana sangat diperlukan partisipasi
masyakarat, khususnya dalam menopang kekurangan dana yang disediakan oleh
pemerintah. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu unsur penting dalam
pelaksanaan program peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan. Sebab
tanpa adanya partisipasi masyarakat maka program peningkatan kualitas sarana
prasarana pendidikan tidak dapat berjalan secara maksimal. Adanya partisipasi
masyarakat dalam hal pengadaan sarana dan prasarana menunjukkan bahwa
masyarakat memiliki kepedulian, dan memahami arti pentingnya sarana
prasarana bagi pendidikan. Hal ini telah dibuktikan oleh orang tua peserta didik
di SD UPTD Dinas Pendidikan dan Olahraga Kecamatan Mojosongo Kabupaten
Boyolali yang telah ditunjukkan dengan kemauan untuk ikut serta terlibat dalam
penyelenggaraan
pendidikan,
adanya
kemampuan
masyarakat
untuk
berpartisipasi menyumbang dana pendidikan, dan adanya kesempatan untuk
berpartisipasi. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Zubaedi,
2007: 22), yang menyatakan bahwa: Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif
yang muncul dari masyarakat serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata
apabila terpenuhi oleh tiga faktor pendukungnya yaitu: (1) adanya kemauan; (2)
adanya kemampuan; (3) adanya kesempatan untuk berpartisipasi.
Selain sarana dan prasarana pembelajaran, partisipasi masyarakat telah
diwujudkan dalam keikut sertanya masyarakat dalam menjaga ketertiban dan
kenyamanan lingkungan sekolah, dengan melakukan berbagai kegiatan melalui
komite sekolah melakukan pengawasan terhadap tata ruang sekolah, sirkulasi
cahaya dan udara dalam kelas, serta lingkungan lainnya yang dapat mendukung
kegiaan belajar mengajar. Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Bello (2010), yang menyimpulkan bahwa
fasilitas sekolah seperti bising, kurangnya udara di dalam ruangan, kurangnya
12
cahaya dan bahkan kurangnya keamanan fisik dapat mengurangi kondusivitas
proses belajar mengajar.
Persamaan dengan hasil penelitian ini dengan penelitian Bello (2010)
adalah sama-sama menyimpulkan bahwa sarana dan prasarana sekolah
merupakan unsur penting dalam pelaksanaan, sehingga diperlukan adanya
keterlibatan masyarakat dalam pendidikan. Namun dalam penelitian ini lebih
terfokus pada pengadaan sarana dan prasarana, sedangkan penelitian Bello
(2010), terfokus pada peran masyarakat dalam menciptakan iklim kondusivitas
dalam suasana lingkungan belajar.
Kesimpulan dan Saran
Partisipasi masyarakat dalam menyusun rencana kerja sekolah diwakili oleh
komite sekolah, dalam kegiatan rapat untuk pembahasan program-program kerja
sekolah. Dalam menyusun rencana kerja sekolah, masyarakat terlibat langsung
dalam tim KKRKS. Perumusan RKS dilakukan melalui 4 tahap yaitu identifikasi
tantangan, analisis pemecahan tantangan, penyusunan program, dan penyusunan
rencana biaya dan pendapatan sekolah. Hasil penyusunan KKRKS, dibahas bersama
oleh Kepala Sekolah, semua Guru, dan Komite Sekolah untuk dikaji ulang agar RKS
yang telah disusun sesuai dengan yang diharapkan yang selanjutnya disahkan oleh
Kepala Sekolah/Komite Sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan.
Partisipasi masyarakat dalam penyusunan RAPBS, diwakili oleh komite
sekolah diwujudkan dalam peran aktif komite sekolah dalam memberikan masukan
pada penyusunan RAPBS, dan peran aktif komite sekolah dalam tim penyusunan
RAPBS dengan tugas menyeleksi kegiatan yang harus dibiayai sesuai dengan
kategori program pendidikan yang diselenggarakan atau ditingkatkan pada tahun
yang bersangkutan. Berdasarkan seleksi dan identifikasi kebutuhan itu kemudian
tim menyusun RAPBS. Bentuk lain dari peran masyarakat adalah dukungan dana
untuk pembiayaan kegiatan sekolah yang tidak disediakan oleh pemerintah.
13
Partisipasi masyarakat merupakan salah satu unsur penting dalam
pelaksanaan program peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan. Sebab
tanpa adanya partisipasi masyarakat maka program peningkatan kualitas sarana
prasarana pendidikan tidak dapat berjalan secara maksimal. Peran masyarakat
dalam hal pengembangan sarana dan prasarana diwujudkan dalam bentuk keikut
sertaan anggota masyarakat dalam menyusun kebutuhan sarana dan prasarana
sekolah. Dalam proses pengadaan sarana prasarana masyarakat ikut menyaksikan
jalannya pengadaan sarana prasarana.
Penelitian ini menyarankan kepada kepala sekolah dalam partisipasi
masyarakat terhadap penyusunan rencana kerja sekolah sudah cukup baik, namun
perlu ditingkatkan yaitu dengan mengikutsertakan tokoh-tokoh masyarakat, artinya
dalam penyusunan RKS, RAPBS, dan pengadaan sarana prasarana tersebut kepala
sekolah tidak hanya melibatkan komite sekolah saja, tetapi melibatkan warga
masyarakat yang dianggap mengerti dan peduli terhadap pendidikan.
Saran bagi Dinas Pendidikan agar partisipasi masyarakat dapat meningkat,
sebaiknya Dinas Pendidikan selaku pembina dan pengawas lembaga pendidikan,
dapat menggali informasi terkait pelaksanaan pendidikan, sehingga hal tersebut
dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pelaksanaan program-program
pendidikan.
Saran bagi masyarakat, agar peran masyarakat dalam pendidikan yang
selama ini diwakili oleh komite sekolah, sudah berjalan dengan baik, namun
seyogyanya semua warga masyarakat, khsusunya orang tua siswa dapat
menyampaikan sumbang sarannya untuk kemajuan pendidikan, sehingga hal
tersebut nantinya dapat digunakan sebagai bahan masukan sekolah dalam
menyusun program kerja. Selain itu walaupun sekolah oleh pemerintah dinyatakan
gratis, tetapi warga masyarakat dapat membantu sekolah dengan cara menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, misalnya menetapkan jam wajib belajar bagi
warganya.
14
Daftar Pustaka
Bello, Mustapha A. dan Vivian Loftness. 2010. “Addressing Inadequate Investment
in School Facility Maintenance”. University Libraries. Library and Information
Science
Humas, 2008, Peran Masyarakat dalam Pendidikan jadi Tolok Ukur Keberhasilan
Pembangunan Pendidikan, www/duniaguru.com, diakses 15 Januari 2009
Mantja W. 2005. Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan.
Malang: Penerbit Wineka Media.
Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. 2007. Qualitative Data Analysis
(terjemahan). Jakarta: UI Press.
Moleong, Lexy J. 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda
Karya
Mulyasa, 2003, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi,
PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.
Nechyba, Thomas, 2011, ”School Finance, Spatial Income Segregation And The
Nature Of Communities”, NBER Economics of Education meetings
Riyanto, Theo Br., 2004, Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Dan Peran Serta
Alumnus, www.bruderfic.or.id, diakses tanggal 5 Februari 2009
Sutopo, H.B., 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, Sebelas Maret University Press,
Surakarta,
Zubaedi. 2007. Pendidikan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
1.
15
SEKOLAH DASAR
(Studi Situs SD Negeri UPTD Dinas Pendidikan dan Olahraga Kecamatan
Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012)
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Kepada
Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan
Oleh :
ENDRI SRI RAHAYU
NIM.: Q. 100 090 353
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ii
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR
(Studi Situs SD Negeri UPTD Dinas Pendidikan dan Olahraga Kecamatan Mojosongo
Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012)
Oleh: Endri Sri Rahayu1, Yetty Sarjono2, Budi Sutrisno3
Mahasiswa UMS Surakarta1, Staf Pengajar UMS Surakarta 2,
Staf Pengajar UMS Surakarta 3
ABSTRACT
The purpose This study has three purposes (1) To describe the characteristics
of community participation in school work plan, (2) to describe the characteristics of
public participation in budget planning and income schools (3) to describe the
characteristics of community participation in the provision of school infrastructure.
This type of study is a qualitative research, ethnographic research design. The
informant was the headmaster, teachers and school committees. Techniques of
analysis in this study is the technique of domain analysis.
The results of this study (1) In the plan of the school, the community is directly
involved in the team KKRKS. Formulation RKS conducted through four phases,
namely the identification of challenges, solving analytical challenges, programming,
and planning school costs and revenues. Results KKRKS preparation, discussed with
the Principal, all teachers, and the School Committee to be re-examined so that RKS
has been compiled in accordance with the expectation that further endorsed by the
Principal/Head of the School Committee and the Education Department. (2) The
role of the community in the preparation RAPBS, represented by the school
committee realized in the active role of the school committee to provide input to
the preparation of the School Budget, and the active role of the school committee
in the preparation of the team with the task of selecting RAPBS activities that
should be funded in accordance with the categories of educational programs
organized or improved during the year. (3) Public participation is an important
element in the implementation of programs to improve the quality of education
infrastructure. The role of the community in terms of infrastructure development is
manifested in the form of participation of community members in developing
school infrastructure needs.
Keywords: community participation and management of education
Pendahuluan
Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat roh baru dalam
pelaksanaannya sejak disahkannya Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Beberapa indikator yang menjadi tolok ukur
keberhasilan dalam pembangunan pendidikan diantaranya, sistem pendidikan yang
1
efektif dan efesien, pendidikan nasional yang merata dan bermutu serta peran serta
masyarakat dalam pendidikan (Humas, 2008: 1).
Upaya peningkatan kualitas pendidikan bukan merupakan masalah yang
sederhana, tetapi memerlukan penanganan yang multidimensi dengan melibatkan
berbagai pihak yang terkait. Dalam konteks ini, kualitas pendidikan bukan hanya
terpusat pada pencapaian target kurikulum semata, akan tetapi menyangkut semua
aspek yang secara langsung maupun tidak langsung turut menunjang terciptanya
manusia Indonesia yang berkualitas.
Peran masyarakat dalam pendidikan memiliki andil yang sangat besar.
Namun, tidak semua elemen masyarakat tahu tentang peran tersebut. Meskipun
tahu, kadang masyarakat seolah menutup mata dan telinga atas apa yang terjadi
dalam proses pendidikan. Jangankan mendukung, malah tanpa sadar merobohkan
pendidikan. Mereka tidak bisa langsung disalahkan juga. Masyarakat sangat
heterogen dalam mengenyam pendidikan. Tentu saja yang kurang kenyang
pendidikan akan dominan menampakkan rasa kemanusiaan yang mendorong
mereka untuk mendukung pendidikan. Namun, kadang, aplikasi yang mereka
lakukan jauh di luar harapan pendidikan.
Masyarakat berkewajiban untuk memberikan dukungan terhadap tujuan,
program, kebutuhan sekolah atau pendidikan. Sebaliknya, sekolah harus
mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat
terhadap sekolah. Dengan perkataan lain, antara sekolah dan masyarakat harus
dibina suatu hubungan yang harmonis. Dengan hubungan yang harmonis ini
diharapkan akan dapat membentuk (Mulyasa, 2003: 51): (i) saling pengertian antara
sekolah, orangtua, masyarakat dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat,
termasuk dunia kerja; (ii) saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena
mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing; (iii) kerjasama
yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak masyarakat dan mereka merasa
ikut bertanggungjawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.
2
Peningkatan mutu hanya akan berhasil jikalau ditekankan adanya
kemandirian dan kreativitas sekolah. Proses pendidikan menyangkut berbagai hal
diluar proses pembelajaran, seperti misalnya lingkungan sekolah yang aman dan
tertib, misi dan target mutu yang ingin dicapai setiap tahunnya, kepemimpinan yang
kuat, harapan yang tinggi dari warga sekolah untuk berprestasi, pengembangan diri,
evaluasi yang terus menerus, komunikasi dan dukungan intensif dari pihak orang
tua, masyarakat dan alumnus. Salah satu bentuk peran masyarakat adalah dengan
dibentuknya Komite Sekolah pada tiap-tiap lembaga pendidikan. Terbentuknya
komite sekolah tersebut bertujuan untuk lebih meningkatkan peran serta keluarga
dan masyarakat. Untuk dapat melaksanakan peran dan fungsi komite sekolah
secara optimal dalam rangka peningkatan mutu layanan pendidikan di sekolah dan
daerah, Dirktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, melalui
kegiatan pembinaan Komite Sekolah, telah meluncurkan beberapa program dan
kegiatan dengan tujuan agar Komite sekolah dapat melaksanakan peran dan
fungsinya secara optimal (Riyanto, 2004: 1).
Masyarakat
memiliki
tugas
untuk
memberikan
masukan
dalam
pengembangan program sekolah, peningkatan fundring, pengembangan kurikulum,
memberikan pertimbangan dalam pengembangan serta pembinaan personalia.
Komite sekolah sebagai masyarakat sekolah turut terlibat dalam berbagai kebijakan
pendidikan di sekolah, perencanaan strategis sekolah sehingga komite sekolah
memahami pentingnya kontribusi mereka dalam fundrising bagi sekolah komite
sekolah berhak memperoleh pelaporan kegiatan sekolah yang akuntabel sehingga
manajemen sekolah dapat diketahui publik, sekalipun komite sekolah tidak berada
dalam struktur birokrasi sekolah.
Terkait dengan pentingnya peran masyarakat dalam pengelolaan pendidikan
seperti yang diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini akan mengkaji partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan pendidikan khususnya pada pendidikan dasar,
dalam penelitian yang berjudul: Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan
3
Pendidikan Sekolah Dasar (Studi Situs di UPTD Dinas Pendidikan dan Olah Raga
Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali).
Berdasarkan
identifikasi
masalah
tersebut
di
atas
maka
peneliti
memfokuskan penelitian sebagai berikut: “Bagaimana karakteristik peran
masyarakat dalam Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar”, yang terbagi dalam tiga
sub fokus yaitu: (1) Bagaimana karakteristik peran masyarakat dalam menyusun
Rencana Kerja Sekolah, (2) Bagaimana karakteristik peran masyarakat dalam
penyusunan Rencana Anggaran dan Pendapatan Sekolah, (3) Bagaimana
karakteristik peran masyarakat dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan karakteristik peran
masyarakat dalam menyusun Rencana Kerja Sekolah, (2) Untuk mendeskripsikan
karakteristik peran masyarakat dalam penyusunan Rencana Anggaran dan
Pendapatan Sekolah, (3) Untuk mendeskripsikan karakteristik peran masyarakat
dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah.
Manfaat penelitian ini meliputi: manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Manfaat teoritis, penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai landasan
pengembangan
ilmu
pengetahuan
yang
berhubungan
dengan
partisipasi
masyarakat dalam penyusunan RKS, RAPBS, dan pengadaan sarana dan prasarana.
Manfaat praktis, bagi kepala sekolah dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
lebih meningkatkan kualitas manajemen partisipasi masyarakat dalam peningkatan
mutu pendidikan. Bagi Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam melakukan pembinaan terhadap sekolah-sekolah di
dalam menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu
pendidikan. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan partisipasi
masyarakat berupa apa yang dibutuhkan sekolah untuk peningkatan mutu
pendidikan.
4
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan
menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar
yang berkonteks khusus. Pendekatan yang digunakan adalah naturalistik sedang
upaya an tujuannya adalah memahami suatu fenomena dalam suatu konteks
khusus (Moleong, 2007: 5).
Desain penelitian adalah etnografi. Penelitian etnografi adalah rekonstruksi
budaya sekelompok manusia atau hal-hal yang dianggap budaya dalam berbagai
kancah kehidupan manusia. Etnografi adalah budaya tentang perian (deskripsi)
kebudayaan (Mantja, 2005: 2). Lokasi penelitian dilakukan di SD Negeri UPTD Dinas
Pendidikan dan Olahraga Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara
mendalam, dan dokumentasi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan model analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data
tertata dalam situs untuk diskripsi. Data yang diperoleh di lapangan akan diolah
dengan cara mengumpulkan semua data yang ada. Data yang ada dikelompokkan,
diseleksi, dan selanjutnya dianalisa dengan menggunakan metode kualitataif artinya
mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian berdasarkan
kualitas kebenarannya, kemudian menggambarkan dan menyimpulkan hasilnya,
digunakan untuk memecahkan Permasalahan pokok penelitian, kemudian diuraikan
dalam bentuk bahasa diskriptif prosesnya berlangsung dalam bentuk siklus (Miles
dan Huberman, 2007: 101).
Triangulasi dalam pegujian keabsahan data disini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai cara, dan berbagai waktu. Dalam
kegiatan penelitian ini, untuk menguji keabsahan data yang diperoleh dipergunakan
(Sutopo, 2005: 78): (1) Triangulasi sumber, artinya untuk mengguji keabsahan data
peneliti melakukan pengecekan data yang telah diperoleh melalui beberapa
5
sumber. (2) Triangulasi teknik, artinya untuk menguji keabsahan data peneliti
melakukan pengecekan data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. (3) Triangulasi waktu, artinya untuk menguji keabsahan data peneliti
melakukan pengamatan, wawancara dalam waktu dan situasi yang berbeda.
Hasil Penelitian
1. Karakteristik Partisipasi Komite Sekolah dalam Menyusun Rencana Kerja
Sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian yang terkait dengan karakteristik peran
komite sekolah dalam menyusun rencana kerja sekolah melalui wawancara
mendalam, observasi, dan dokumentasi diperoleh hasil meliputi: peran
masyarakat diwakili oleh komite sekolah untuk rencana kerja sekolah (RKS).
Masyarakat yang diwakili oleh komite bersama sekolah mengadakan rapat
bersama untuk membahas program-program yang ada diRKS. Sebelum
perumusan RKS dilakukan, Kepala Sekolah & Guru bersama Komite Sekolah
membentuk Tim Perumus RKS yang disebut Kelompok Kerja Rencana Kerja
Sekolah. KKRKS beranggotakan 5 orang yang terdiri dari unsur: kepala sekolah,
guru, wakil dari TU, wakil dari komite sekolah dan wakil dari masyarakat
setempat.
Perumusan RKS dilakukan melalui 4 tahap yaitu identifikasi tantangan,
analisis pemecahan tantangan, penyusunan program, dan penyusunan rencana
biaya dan pendapatan sekolah. Tahap identifikasi masalah bertujuan untuk
mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh sekolah yaitu dengan cara
membandingkan antara apa yang diinginkan oleh sekolah dengan apa yang ada
saat ini pada sekolah. Tahap analisis pemecahan tantangan dilakukan dengan
menentukan tantangan utama dan menentukan alternatif pemecahan
tantangan tersebut.
Tahap penyusunan program terdiri dari 6 langkah yaitu menetapkan
sasaran, program, penanggungjawaban, indikator keberhasilan program,
6
kegiatan, dan jadwal kegiatan. Tahap penyusunan rencana biaya dan
pendapatan Pada tahap ini sekolah menetapkan jenis dan banyaknya dana yang
dibutuhkan, perkiraan jenis dan jumlah sumber pendanaan untuk setiap
kegiatan, aturan-aturan dari sumber pendanaan dan alokasi jenis dan sumber
pendanaan untuk setiap jenis kebutuhan dana. Setelah RKS selesai disusun oleh
KKRKS, RKS dibahas bersama oleh Kepala Sekolah, semua Guru, dan Komite
Sekolah untuk dikaji ulang agar RKS yang telah disusun sesuai dengan yang
diharapkan. Pengesahan RKS dilakukan oleh Kepala Sekolah/Komite Sekolah dan
Kepala Dinas Pendidikan.
2. Karakteristik Partisipasi Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran
dan Pendapatan Sekolah.
Hasil penelitian tentang karakteristik peran komite sekolah dalam
penyusunan rencana anggaran dan pendapatan sekolah yang diperoleh melalui
wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi meliputi: kedudukannya
komite sekolah sebagai mitra sekolah. dalam pembiayaan pendidikan. peran
komite terutama pada bagaimana komite memberi masukan pada penyusunan
RAPBS. Kepala sekolah, dewan guru, dan komite sekolah membentuk Tim
Penyusun RAPBS, yang ditugasi menyeleksi kegiatan yang harus dibiayai sesuai
dengan kategori program pendidikan yang diselenggarakan atau ditingkatkan
pada tahun yang bersangkutan. Berdasarkan seleksi dan identifikasi kebutuhan
itu kemudian tim menyusun RAPBS. Selain dukungan dana yang diperoleh dari
masyarakat dan orangtua siswa, pihak komite juga selalu berusaha untuk
memperoleh bantuan dana dari pemerintah dan donatur. Keikut sertaan dari
masyarakat dalam penyusunan rencana anggaran dan pendapatan sekolah
diharapkan dapat membantu sekolah untuk memunculkan pokok-pokok
gagasan. Masyarakat yang terlibat dalam pembuatan anggaran sekolah akan
merasa memiliki sekolah, dan pengelolaan dana sekolah juga akan lebih
terbuka, serta mencegah terjadinya penyimpangan dana.
7
Keikutsertaan masyarakat dalam penyusunan anggaran meningkatkan
akuntabilitas, dan transparansi dalam pengelolaan pendidikan. Peran serta
masyarakat dalam penyusunan anggaran dan pendapatan sekolah dilaksanakan
dengan dasar agar dapat menampung masalah semua pihak pemangku
kepentingan.
3. Karakteristik Partisipasi Komite Sekolah dalam Pengadaan Sarana dan Prasarana
Sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan teknik wawancara
mendalam, observasi, dan dokumentasi terkait dengan karakteristik peran
komite sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah meliputi:
partisipasi masyarakat merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan
program peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan. Sebab tanpa
adanya partisipasi masyarakat maka program peningkatan kualitas sarana
prasarana pendidikan tidak dapat berjalan secara maksimal.
Partisipasi masyarakat dalam hal pengembangan sarana dan prasarana
diwujudkan dalam bentuk keikut sertaan anggota masyarakat dalam menyusun
kebutuhan sarana dan prasarana sekolah. Masyarakat menyampaikan usulan
dan gagasan tentang pengadaan sarana prasarana sekolah. Masyarakat telah
memiliki beberapa pengaruh meskipun dalam beberapa hal masih ditentukan
oleh pihak sekolah. Dalam proses pengadaan sarana prasarana masyarakat ikut
menyaksikan jalannya pengadaan sarana prasarana.
Pembahasan
1. Karakteristik Partisipasi Komite Sekolah dalam Menyusun Rencana Kerja
Sekolah.
Dalam prakteknya partisipasi masyarakan dalam penyusunan RKS
diwakili oleh lembaga yang dinamakan komite sekolah. Sebelum perumusan RKS
dilakukan, kepala sekolah dan guru bersama komite sekolah membentuk tim
perumus RKS yang disebut Kelompok Kerja Rencana Kerja Sekolah. KKRKS
8
beranggotakan 5 orang yang terdiri dari unsur: Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah, dua orang guru dan wakil dari komite sekolah. Setelah KKRKS
terbentuk, selanjutnya mengikuti pembekalan/orientasi mengenai kebijakankebijakan pengembangan pendidikan dan perumusan RKS.
Terbentuknya KKRKS yang melibatkan unsur sekolah dan masyarakat
tersebut sesuai dengan amanah UU No. 20 tahun 2003, di mana dalam UU
tersebut disebutkan bahwa: Masyarakat berhak berperan serta dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan.
Adapun kewajibannya adalah memberikan dukungan sumber daya dalam
penyelenggaraan pendidikan. Lebih lanjut partisipasi masyarakat dalam
pendidikan bisa meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga,
organisasi
profesi,
pengusaha
dan
organisasi
kemasyarakatan
dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Partisipasi
masyarakat dalam pendidikan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan
pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan dan evaluasi program
pendidikan. Keikutsertaan masyarakat ini dapat diwujudkan dalam bentuk
Komite Sekolah atau Dewan Pendidikan.
Kegiatan menyusun RKS yang dilakukan oleh warga sekolah dan
masyarakat, merupakan proses menentukan tindakan masa depan sekolah yang
tepat, melalui urutan pilihan dan dengan memperhitungkan sumber daya yang
tersedia menuju sekolah yang berkualitas. RKS merupakan dokumen tentang
gambaran kegiatan sekolah sekaran dan yang akan datang dalam rangka untuk
mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, RKS adalah
suatu rangkaian rencana yang menggambarkan adanya berbagai upaya sekolah
dan pihak lain yang terkait untuk mengatasi berbagai persoalan sekolah yang
ada.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa peran masyarakat
dalam penyusunan RKS, merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam ikut
serta menentukan program-program sekolah yang diwakili oleh komite sekolah,
9
dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam menyusun rencana kerja
sekolah, agar mendapat dukungan dari masyarakat. Dengan demikian hasil
penelitian ini mendukung penelitian Nechyba (2011) yang menyimpulkan
bahwa: pentingnya kesadaran pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat
dalam hal pengelolaan keuangan sekolah. Hasil penelitian merekomendasikan
bahwa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan perencanan keuangan sekolah
sangat diperlukan di sekolah swasta maupun negeri.
Persamaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Nechyba (2011), adalah sama-sama menyimpulkan bahwa partisipasi
masyarakat sangat diperlukan dalam pengelolaan pendidikan, namun dalam
penelitian Nechyba (2011), lebih terfokus pada partisipasi masyarakat terhadap
pengelolaan keuangan sekolah, sedangkan dalam penelitian ini lebih terfokus
pada penyusunan rencana kerja sekolah.
2. Karakteristik Partisipasi Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran
dan Pendapatan Sekolah.
Disusunnya RAPBS bersama dengan komite sekolah, menunjukkan
bahwa sekolah telah menyadari bahwa biaya merupakan salah satu faktor
penting yang mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang
bernilai strategis itu tidak akan berjalan tanpa dukungan biaya yang memadai.
Dilihat dari sudut pandang ekonomi, tidak ada kegiatan pendidikan tanpa biaya.
Biaya itu diperlukan untuk memenuhi beragam kebutuhan yang berkenaan
dengan kelangsungan proses pendidikan.
Adanya partisipasi aktif komite sekolah dalam penyusunan RAPBS
menunjukkan bahwa komite sekolah telah menjalankan fungsi dan tugasnya
dengan baik, yaitu memberikan masukan, pertimbangan (advisory agency), dan
rekomendasi pada satuan pendidikan dengan prinsip mendorong peningkatan
mutu akademik dan mutu layanan belajar di mana komite sekolah itu berada.
Tugas pokok dan fungsi komite sekolah memberi bantuan, baik berupa
10
pemikiran bagaimana cara mengatasi berbagai problematika sekolah maupun
finansial untuk mendukung manajemen dan kegiatan belajar mengajar yang
dibutuhkan sekolah. Bantuan yang diberikan ini akan dapat memajukan sekolah
dalam hal mutu yang bersaing.
Berdasarkan uraian dai atas, dapat diartikan bahwa keuangan sekolah
merupakan komponen yang penting dalam pendidikan, sehingga diperlukan
adanya perencanaan yang matang dengan melibatkan masyarakat.
RAPBS
merupakan rencana pendapatan dan belanja sekolah yang secara langsung
berdampak pada kualitas pendidikan, walaupun peran masyarakat tidak secara
langsung sebagai sumber pendanaan, namun kehadiran masyarkat dapat
memberikan dorongan terhadap terlaksananya program-program pendidikan.
Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Bray (2003: 34), yang menyatakan bahwa: Partisipasi masyarakat dalam
pendidikan dibagi 2 kelompok. Satu sisi adalah situasi dimana masyarakat
memberikan suplemen dalam suatu pemerintah untuk memberikan sumber
daya sekolah dalam sistem pendidikan publik, dan di sisi lain sekolah yang
beroperasi karena pihak luar sistem sekolah. Peningkatan partisipasi orang tua
dan komunitas dalam pendidikan merupakan aspek desentralisasi dalam
manajemen pendidikan.
Persamaan dengan hasil penelitian ini adalah, sama-sama menyimpulkan
bahwa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dana sekolah sangat
diperlukan dan sebagai sumber daya dalam sistem pendidikan. Namun dalam
penelitian ini lebih terfokus pada peran masyarakat dalam menyusun RAPBS,
sedangkan penelitian Bray (2003: 34), terfokus pada partisipasi masyarakat
secara keseluruhan.
11
3. Karakteristik Partisipasi Komite Sekolah dalam Pengadaan Sarana dan Prasarana
Sekolah.
Dalam pengadan sarana dan prasarana sangat diperlukan partisipasi
masyakarat, khususnya dalam menopang kekurangan dana yang disediakan oleh
pemerintah. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu unsur penting dalam
pelaksanaan program peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan. Sebab
tanpa adanya partisipasi masyarakat maka program peningkatan kualitas sarana
prasarana pendidikan tidak dapat berjalan secara maksimal. Adanya partisipasi
masyarakat dalam hal pengadaan sarana dan prasarana menunjukkan bahwa
masyarakat memiliki kepedulian, dan memahami arti pentingnya sarana
prasarana bagi pendidikan. Hal ini telah dibuktikan oleh orang tua peserta didik
di SD UPTD Dinas Pendidikan dan Olahraga Kecamatan Mojosongo Kabupaten
Boyolali yang telah ditunjukkan dengan kemauan untuk ikut serta terlibat dalam
penyelenggaraan
pendidikan,
adanya
kemampuan
masyarakat
untuk
berpartisipasi menyumbang dana pendidikan, dan adanya kesempatan untuk
berpartisipasi. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Zubaedi,
2007: 22), yang menyatakan bahwa: Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif
yang muncul dari masyarakat serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata
apabila terpenuhi oleh tiga faktor pendukungnya yaitu: (1) adanya kemauan; (2)
adanya kemampuan; (3) adanya kesempatan untuk berpartisipasi.
Selain sarana dan prasarana pembelajaran, partisipasi masyarakat telah
diwujudkan dalam keikut sertanya masyarakat dalam menjaga ketertiban dan
kenyamanan lingkungan sekolah, dengan melakukan berbagai kegiatan melalui
komite sekolah melakukan pengawasan terhadap tata ruang sekolah, sirkulasi
cahaya dan udara dalam kelas, serta lingkungan lainnya yang dapat mendukung
kegiaan belajar mengajar. Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Bello (2010), yang menyimpulkan bahwa
fasilitas sekolah seperti bising, kurangnya udara di dalam ruangan, kurangnya
12
cahaya dan bahkan kurangnya keamanan fisik dapat mengurangi kondusivitas
proses belajar mengajar.
Persamaan dengan hasil penelitian ini dengan penelitian Bello (2010)
adalah sama-sama menyimpulkan bahwa sarana dan prasarana sekolah
merupakan unsur penting dalam pelaksanaan, sehingga diperlukan adanya
keterlibatan masyarakat dalam pendidikan. Namun dalam penelitian ini lebih
terfokus pada pengadaan sarana dan prasarana, sedangkan penelitian Bello
(2010), terfokus pada peran masyarakat dalam menciptakan iklim kondusivitas
dalam suasana lingkungan belajar.
Kesimpulan dan Saran
Partisipasi masyarakat dalam menyusun rencana kerja sekolah diwakili oleh
komite sekolah, dalam kegiatan rapat untuk pembahasan program-program kerja
sekolah. Dalam menyusun rencana kerja sekolah, masyarakat terlibat langsung
dalam tim KKRKS. Perumusan RKS dilakukan melalui 4 tahap yaitu identifikasi
tantangan, analisis pemecahan tantangan, penyusunan program, dan penyusunan
rencana biaya dan pendapatan sekolah. Hasil penyusunan KKRKS, dibahas bersama
oleh Kepala Sekolah, semua Guru, dan Komite Sekolah untuk dikaji ulang agar RKS
yang telah disusun sesuai dengan yang diharapkan yang selanjutnya disahkan oleh
Kepala Sekolah/Komite Sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan.
Partisipasi masyarakat dalam penyusunan RAPBS, diwakili oleh komite
sekolah diwujudkan dalam peran aktif komite sekolah dalam memberikan masukan
pada penyusunan RAPBS, dan peran aktif komite sekolah dalam tim penyusunan
RAPBS dengan tugas menyeleksi kegiatan yang harus dibiayai sesuai dengan
kategori program pendidikan yang diselenggarakan atau ditingkatkan pada tahun
yang bersangkutan. Berdasarkan seleksi dan identifikasi kebutuhan itu kemudian
tim menyusun RAPBS. Bentuk lain dari peran masyarakat adalah dukungan dana
untuk pembiayaan kegiatan sekolah yang tidak disediakan oleh pemerintah.
13
Partisipasi masyarakat merupakan salah satu unsur penting dalam
pelaksanaan program peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan. Sebab
tanpa adanya partisipasi masyarakat maka program peningkatan kualitas sarana
prasarana pendidikan tidak dapat berjalan secara maksimal. Peran masyarakat
dalam hal pengembangan sarana dan prasarana diwujudkan dalam bentuk keikut
sertaan anggota masyarakat dalam menyusun kebutuhan sarana dan prasarana
sekolah. Dalam proses pengadaan sarana prasarana masyarakat ikut menyaksikan
jalannya pengadaan sarana prasarana.
Penelitian ini menyarankan kepada kepala sekolah dalam partisipasi
masyarakat terhadap penyusunan rencana kerja sekolah sudah cukup baik, namun
perlu ditingkatkan yaitu dengan mengikutsertakan tokoh-tokoh masyarakat, artinya
dalam penyusunan RKS, RAPBS, dan pengadaan sarana prasarana tersebut kepala
sekolah tidak hanya melibatkan komite sekolah saja, tetapi melibatkan warga
masyarakat yang dianggap mengerti dan peduli terhadap pendidikan.
Saran bagi Dinas Pendidikan agar partisipasi masyarakat dapat meningkat,
sebaiknya Dinas Pendidikan selaku pembina dan pengawas lembaga pendidikan,
dapat menggali informasi terkait pelaksanaan pendidikan, sehingga hal tersebut
dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pelaksanaan program-program
pendidikan.
Saran bagi masyarakat, agar peran masyarakat dalam pendidikan yang
selama ini diwakili oleh komite sekolah, sudah berjalan dengan baik, namun
seyogyanya semua warga masyarakat, khsusunya orang tua siswa dapat
menyampaikan sumbang sarannya untuk kemajuan pendidikan, sehingga hal
tersebut nantinya dapat digunakan sebagai bahan masukan sekolah dalam
menyusun program kerja. Selain itu walaupun sekolah oleh pemerintah dinyatakan
gratis, tetapi warga masyarakat dapat membantu sekolah dengan cara menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, misalnya menetapkan jam wajib belajar bagi
warganya.
14
Daftar Pustaka
Bello, Mustapha A. dan Vivian Loftness. 2010. “Addressing Inadequate Investment
in School Facility Maintenance”. University Libraries. Library and Information
Science
Humas, 2008, Peran Masyarakat dalam Pendidikan jadi Tolok Ukur Keberhasilan
Pembangunan Pendidikan, www/duniaguru.com, diakses 15 Januari 2009
Mantja W. 2005. Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan.
Malang: Penerbit Wineka Media.
Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. 2007. Qualitative Data Analysis
(terjemahan). Jakarta: UI Press.
Moleong, Lexy J. 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda
Karya
Mulyasa, 2003, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi,
PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.
Nechyba, Thomas, 2011, ”School Finance, Spatial Income Segregation And The
Nature Of Communities”, NBER Economics of Education meetings
Riyanto, Theo Br., 2004, Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Dan Peran Serta
Alumnus, www.bruderfic.or.id, diakses tanggal 5 Februari 2009
Sutopo, H.B., 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, Sebelas Maret University Press,
Surakarta,
Zubaedi. 2007. Pendidikan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
1.
15