HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMAN 26 BANDUNG DALAM PERMAINAN HOKI.

(1)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMAN 26 BANDUNG DALAM PERMAINAN HOKI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh Dian Indriansah

0808189

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Dian Indriansah, 2013

LEMBAR HAK CIPTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMAN 26 BANDUNG DALAM PERMAINAN HOKI

Oleh : Dian Indriansah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Dian Indriansah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

DIAN INDRIANSAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMAN 26 BANDUNG DALAM PERMAINAN HOKI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : PEMBIMBING I

Dra.Hj. Oom Rohmah, M.Pd. 196005181987032003

PEMBIMBING II

Carsiwan, M.Pd. 197101052002121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Penddidkan Olahraga

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP.196508171990011001


(4)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMAN 26 BANDUNG DALAM PERMAINAN HOKI

Dian Indriansah

Kecemasan dan kepercayaan diri merupakan salah satu bagian terpenting dalam aspek psikologi yang dimiliki oleh seorang manusia remaja yang masih labil. Olahraga hoki merupakan olahraga permainan yang dilakukan secara beregu. Dalam olahraga tim yang bagus dan solid dibutuhkan individu yang memiliki kontrol emosi yang baik terhadap dirinya dan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi selain kemampuan teknik dan pemahaman terhadap sebuah peraturan permainan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara tingkat kecemasan dan kepercayaan diri siswa SMAN 26 Bandung dalam permainan hoki. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi yang mengikuti ektrakurikuler hoki di SMAN 26 Bandung, sedangkan sampelnya sebanyak duapuluh orang. Dari hasil pengolahan dan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan anatar tingkat kecemasan dan kepercayaan diri siswa dalam permainan hoki dengan persentase tingkat kecemasan 79,39 % dan kepercayaan diri 75,76 %. Setelah mengetahui hasil penelitian maka dalam pembinaan olahraga hoki yang harus diperhatikan oleh seorang guru tidak hanya dalam aspek fisik tapi faktor psikis juga sangat penting untuk diperhatikan.

CONNECTION BETWEEN LEVELS OF ANXIENTY AND

CONFIDENCE OF STUDENTS SMAN 26 BANDUNG IN HOCKEY

GAME

Fear and confidence constitute one of the most important parts in the psychology of human owned by a teenager who is still unstable. hockey is sport game conducted in teams.in a great team sport and solid takes individuals who have good control of here motions and comprehension of regulation game.problems in this study is whether there is a connection between level of anxienty and confidence of student SMAN 26 bandung in a hockey game. Research methods used by the author is descriptive methods. population and sample used in this research is students following hockey extracurricular at SMAN 26 bandung, sample as many as twenty people. tabulation and data analysis of result concluded there significan relation between levels of anxiety and confidence student whitin hockey game whit level of anxiety percentage 79,39 % and confidence 75,76% after knowing the results of research then in founding of hockey must reck a teacher not only physical aspects but psychological factors reck must important.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR BAGAN ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS KERANGAKA PEMIKIRAN HIPOTESIS.. 9

A. Kajian teoritis ... 9

1. Teori Belajar ... 9

2. Pertumbuhan dan Perkembangan siswa SMA ... 11

3. Permainan Hoki ... 14

4. Kecemasan ... ... 18

5. Kepercayaan Diri ... ... 25

B. Kerangka Pemikiran ... 30

C. Anggapan Dasar ... 31

D. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Metode Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel ... 34

1. Populasi ... ... 35

2. Sampel ... ... 36


(6)

Dian Indriansah, 2013

1. Desain Penelitian ... ... 36

2. Langkah – Langkah Penelitian ... ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

1. Kuisioner ( angket ) ... ... 38

2. Penyusunan Alat Pengumpulan Data ... .... 54

E. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 54

1. Uji Validitas ... ... 54

2. Uji Reliabilitas ... ... 56

F. Prosedur Pengolahan Data ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 61 A. Hasil Penelitian ... 61

1. Deskripsi Angket Penelitian ... 61

2. Verifikasi Angket ... ... 61

3. Klasifikasi Data dan Pemberian Skor ... ... 61

B. Hasil Pengelolaan Data ... ... 62

1. Mencari Nilai Rata – rata dan Simpangan Baku ... .... 63

C. Diskusi Semua ... ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Dalam pendidikan ada dua bentuk kegiatan yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, yaitu studi pendidikan dan praktek pendidikan. Studi pendidikan merupakan seperangkat kegiatan individual yang betujuan memahami suatu prinsip, konsep atau teori pendidikan, sedangkan peraktek pendidikan merupakan seperangkat kegiatan bersama yang bertujuan membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan (Redja Mudyaharjo, 1989). Selain itu tujuan studi pendidikan tidak hanya untuk memperoleh pemahaman konsep, prinsip, atau teori yang sifatnya eksplisit tetapi dapat juga dalam bentuk yang sifatnya implisit.

Praktek pendidikan merupakan kegiatan mengimplementasikan konsep prinsip, atau teori oleh pendidik dengan terdidik dalam berinteraksi yang berlangsung dalam suasana saling mempengaruhi atau terjadinya saling interaksi yang bersifat positif dan konstruktif selama tujuannya mengubah terdidik menjadi manusia yang diharapkan atau dewasa. Definisi pendidikan telah kita fahami bahwa manusia adalah mahluk yang perlu dididik dan dapat dididik sebagaimana

dinyatakan Karl Japers bahwa: “ to be a man is to become a man” ada sebagai manusia adalah menjadi manusia (Fuad Hasan 1973). Adapun manusia akan dapat menjadi manusia hanya melalui pendidikan implikasinya maka pendidikan tiada lain adalah humanisasi (upaya memanusiakan manusia). Pendidikan diupayakan dengan berawal dari manusia apa adanya (aktualitas) dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang ada pada dirinnya (potensial) dan diarahkan menuju terwujudnya manusia yang seharusnya atau manusia yang dicita-citakan (idealitas). Pendidikan diarahkan menuju terwujudnya manusia ideal sebab itu pendidikan bersifat normatif, implikasinya sesutau kegiatan dapat digolongkan kedalam upaya pendidikan apabila tindakan itu diarahkan menuju terwujudnya manusia ideal. Dalam hal ini peranan pendidik bukanlah membentuk peserta didik


(8)

Dian Indriansah, 2013

melainkan membantu dan memfasilitasi peserta didik untuk mewujudkan dirinya dengan mengacu kepada semboyan ingarso sung tulodo (memberikan teladan), ing madya mangun karso (membangkitkan semangat), atau tut wuri handayani (membimbing atau memimpin). Didalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Seorang ahli mengemukakan bahwa pendidikan “usaha sadar yang

dilakukan oleh orang dewasa kepada pihak lain yang belum dewasa agar

mencapai kedewasaan”.(M.I. Soelaiman, 1985). Dalam hal ini kepribadian

merupakan salah satu tolak ukur kedewasaan seseorang, hal tersebut dapat dicapai melalui aktivitas jasmani yang bertujuan meningkatkan rasa tanggung jawab, kerjasama, toleransi dan percaya diri, salah satunya melalui olahraga permainan hoki.

Olahraga hoki merupakan salah satu cabang olahraga permainan bola kecil yang dimainkan menggunakan alat seperti stick hoki, dan leguard untuk pejaga gawangnya, olahraga hoki terbagi dua ada yang dimainkan di indoor dan outdoor atau yang lebih dikenal dengan hoki field keduanya memiliki karakteristik yang sama, baik dalam peraturan permainan maupun teknik dasar yang digunakan. Dalam permainan hoki ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai diantaranya keterampilan push (mendorong bola), hit (memukul bola), stop (menahan bola), dribble (menggiring bola), flick (mencungkil bola), jab (menjangkau bola), tackle (merampas bola) dan scoop (mengangkat bola) semua teknik dasar tersebut sangatlah penting untuk dapat dikuasai agar mempermudah siswa dalam bermain hoki, selain itu pula pemahaman terhadap peraturan permainan sangatlah penting untuk dapat dipahami siswa karena peraturan permainan merupakan acuan dalam bermain hoki sehingga siswa diharapkan mampu bermain dengan baik dan tidak terkesan main-main. Psikologi olahraga merupakan bidang baru dalam psikologi yang memanfaatkan prinsip, konsep, fakta, dan metode psikologi dan


(9)

3

menerapkannya dalam aspek-aspek aktivitas olahraga seperti aspek belajar, keterampilan, penampilan, pelatihan, dan pengembangan.

Penerapan psikologi olahraga dalam aktivitas olahraga diarahkan pada dua tujuan pokok yaitu mempelajari bagaimana faktor-faktor psikologis dapat mempengaruhi penampilan fisik individu dan memahami bagaimana partisipasi dalam olahraga dapat mempengaruhi secara positif perkembangan kesehatan dan kesempurnaan psikologis individu.

Selanjutnya Harsono (1998), menjelaskan bahwa:"... prestasi akan dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa factor antara lain fisik, mental, teknik, taktik, serta aspek strategi ".

Olahraga merupakan suatu aktivitas yang melibatkan serangkaian gerak raga yang teratur serta terencana yang dilakukan oleh orang dalam meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Pada dasarnya yang terjadi ketika melakukan aktivitas olahraga adalah “man in movement” artinya yang bergerak ketika melakukan aktivitas olahraga bukanhanya semata-mata bagian dari tubuh manusia saja akan tetapi merupakan proses dari perwujudan psiko-fisik atau dengan kata lain merupakan satu kebulatan gerak (totalitas gerak). Dengan demikian terdapat sebuah keterkaitan yang tidak bisa lepas antara satu dengan yang lainnya, dalam hal ini fisik serta mental merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Apabila siswa memiliki kemampuan fisik yang maksimal sebagai hasil dari proses pelatihan yang berjenjang serta sistematis, maka perlu ditunjang dengan kesiapan mental (psikologis) yang sempurna diharapkan siswa mempunyai tingkat kesiapan yang lebih baik dalam bermain hoki. Ketegangan yang berlebihan dan berlangsung relatif lama dapat meyebabkan kecemasan (anxiety). Munn & Fernalt, 1969; Holme, 1972; Bernard, 1972, Levitt, 1980, menjelaskan bahwa :

“Kecemasan dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan subyektif terhadap

sesuatu yang ditandai oleh rasa kehawatiran, ketakutan, ketegangan, dan

meningkatnya kegairahan serta pisiologik”.


(10)

Dian Indriansah, 2013

Selanjutnya Weinberg dan Gould (1995), menjelaskan bahwa :

“Kecemasan adalah keadaan emosi negatif yang ditandai oleh adanya perasaan khawatir, was-was, dan disertai dengan peningkatan gugahan system kebutuhan”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan reaksi emosi dari seorang siswa dalam memperseps isuatu kondisi dalam hal ini pembelajaran sebagai situasi ancaman bagi kesiapan mentalnya.

Self confidence (rasa percayadiri) erat sekali kaitannya dengan falsafah pemenuhan diri (self full-filling prophesy) dan keyakinan diri (self-Efficacy), adanya harapan negatif serta harapan positif terhadap sesuatu hal yang akan dilakukan. Harapan negatif akan dapat menghasilkan hasil yang negatif pada penampilan dan harapan yang positif akan menghasilkan hasil yang positif pula pada penampilan. Kemudian harapan-harapan tersebut juga sangat dipengaruhi oleh rasa keyakinan diri dimana ia berkeyakinan akan mampumenyelesaikan atau merampungkan tugasnya dengan baik. Keyakinan diri itu sendiri menurut Bandura (1986), yang dikuti poleh Satiadarma (2000), bahwa: “Keyakinan diri adalah rasa keyakinan dalam diri seseorang dimana ia akan mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam suatu kinerja olahraga”. Selanjutnya

Hornby (1987) mengungkapkan secara sederhana “percaya diri berarti rasa

percaya terhadap kemampuan atau kesanggupan diri untuk mencapai prestasi

tertentu”.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keyakinan diri yang kuat akan memberikan rasa percaya diri oleh sebab itu siswa akan menjadi lebih tenang, ulet, tidak mudah patah semangat, terus berusaha mengembangkan strategi, dan membuka berbagai peluang bagi dirinya sendiri, akibatnya hal ini akan lebih memberikan kesempatan pada dirinya untuk memperoleh momentum atau saat yang tepat untuk bertindak dalam permainan hoki. Berdasarkan pada paparan tersebut di atas, sejauh ini belum ada penelitian yang actual mengenai pengaruh penguasaan keterampilan teknik dasar terhadap kecemasan dan kepercayaan diri dalam permainan hoki .Oleh sebab itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Hubungan Tingkat Kecemasan dan Kepercayaan Diri Siswa SMAN 26 Bandung Dalam Permainan Hoki “.


(11)

5

B. RumusanMasalah

Berdasarkan pada pemaparan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat kecemasan siswa SMAN 26 Bandung dalam permainan hoki?

2. Bagaimanakah tingkat kepercayaan diri SMAN 26 Bandung dalam permainan hoki?

3. Apakah ada hubungan antara tingkat kecemasan dan kepercayaan diri siswa SMAN 26 Bandung dalam permainan hoki?

C. TujuanPenelitian

Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan secara umum dimana penelit iingin mengetahui gambaran dari gejala aspek psikologis dalam hal ini kecemasan, dan kepercayaan diri yang terjadi saat seseorang melakukan aktivitas olahraga. Selanjutnya gambaran dari gejala aspek psikologis tersebut apakah memiliki pengaruh terhadap hasil dari suatu tujuan yang ingin dicapai melalui aktivitas olahraga, dalam hal ini adalah permainan pada cabang olahraga hoki.

Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui tingkat kecemasan siswa SMAN 26 Bandung dalam permainan hoki.

2. Mengetahui tingkat kepercayaan diri siswa SMAN 26 Bandung dalam permainan hoki.

3. Mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat kecemasan dan kepercayaan diri siswa SMAN 26 Bandung terhadap permainan hoki.


(12)

Dian Indriansah, 2013 D. KegunaanPenelitian

Adapun penelitian ini dapat digunakan dengan mengambil manfaat dari hasil yang telah dicapai. Adapun manfaat tersebut diantaranya :

Secara praktis dapat dijadikan acuan bagi pihak yang berkepentingan, terutamapada para guru olahraga bahwa mental dalam hal ini aspek psikologis lebih khusus kepercayaan diri dan kecemasan dapat berpengaruh terhadap permainan hoki.

Dalam hal ini dapat berguna dalam :

a. Sebuah jawaban serta penjelasan terhadap gejala aspek psikologis (kepercayaan diri dan kecemasan) yang terjadi pada saat melakukan aktivitas olahraga dalam hal ini pelaksanaan permainan pada cabang olahraga hoki.

b. Pemahaman bahwa aspek kepercayaan diri dan kecemasan merupakan suatu bagian dari aspek psikologis yang apabila dilatih serta diarahkan dengan baik dan sempurna dapat memberikan suatu kontribusi terhadap kelancaran serta kesempurnaan dalam sebuah prestasi olahraga.

E. BatasanMasalah

Untuk memperoleh gambaran serta hasil yang lebih jelas maka penulis perlu membatasi permasalahan dalam penelitian ini, hal ini dilakukan dengan asumsi agar penelitian ini tidak menyimpang dari maksud serta sasaran dari penelitian. Disamping itu pula hal ini dilakukan sebagai langkah untuk memudahkan dalam proses penelitian yang dilaksanakan. Proses penelitian haruslah bersifat kompleks artinya harus terdapat ruang lingkup penelitian yang jelas. Lebih lanjut Nasution (1993:31), menjelaskan bahwa : “...tiap masalah hendaknya kompleks sehingga tidak dapat diselidiki segala aspek secara tuntas, maka karena itu peneliti harus membatasi ruang lingkup masalahnya”.


(13)

7

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian dengan ruang lingkup penelitian :

1. Hubungan antara tingkat kecemasan dan kepercayaan diri siswa SMAN 26 Bandung dalam permainan hoki.

F. Batasan Istilah

Penafsiraan seseorang terhadap suatu istilah sering tidak sama sehingga dapat menimbulkan kekeliruan serta kesalahpahaman, oleh sebab itu untuk menghindari perihal tersebut maka dalam penelitian ini peneliti membatasi beberapa istilah serta menjelaskan istilah tersebut.

Adapun beberapa istilah tersebut diantarannya : 1. Kecemasan

“ ketegangan yang berlebihan dan berlangsung relatif lama dapat

meyebabkan kecemasan (anxiety). Kecemasdan dapat diodefinisikan sebagai suatau perasaan subyektif terhadap sesuatu yang ditandai oleh kekhawatiran, ketakutan, ketegangan, dan meningkatnya kegairahan secara fisiologik. (Munn & Fernalt, 1969; Holme, 1972; Bernard, 1972, Levitt, 1980).selanjutnya Weinberg dan Gould (1995), menjelaskan bahwa :

“Kecemasan adalah keadaan emosi negatif yang ditandai oleh adanya perasaan khawatir, was-was, dan disertai dengan peningkatan gugahan sistem kebutuhan.

2. Kepercayaan Diri

Menurut Bandura (1997-1986), yang dikutip Satia darma (2000), mengatakan bahwa : “Efikasi diri adalah rasa keyakinan diri dari seseorang dimana ia akan mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dan

sempurna”. Selanjutnya Hornby (1987) mengungkapkan secara sederhana

“percaya diri berarti rasa percaya terhadap kemampuan atau kesanggupan


(14)

Dian Indriansah, 2013

3. Hoki

Hoki adalah cabang olahraga permainan dengan memainkan bola kecil dan menggunakan stik hoki sebagai alat untuk bermain serta dilakukan di lapangan yang berbentuk empat persegi panjang yang mempunyai ukuran hoki lapangan (91 m x 55 m) hoki indoor (20 m x 40 m).


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis, dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan sangat penting, karena dengan menggunakan metode penelitian yang tepat, diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Disamping itu penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang di bahas. Dengan kata lain, penggunaan suatu metode dalam penelititan dikatakan epektif apabila selama pelaksanaan terdapat adanya perubahan yang positif menuju tujuan yang diharapkan.

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan masalah dan tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dan kepercayaan diri siswa SMAN 26 Bandung dalam permainan hoki.

Sesuai dengan permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka untuk memperoleh dan menganalisis data diperlukan suatu metode yang tepat. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sesuai yang diungkapkan Sugiyono (2009:147) adalah:

Bahwa penelitian deskriptif adalah “penelitian yang digunakan untuk menanalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Pendapat lain mengenai metode deskriptif dikemukakan oleh Surakhmad (2004:139) sebagai berikut :

Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Penyelidikan metode-metode tidak terbatas hanya pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tenteng arti data itu.


(16)

35

Dian Indriansah, 2013

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode deskiptif adalah metode penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam satu situasi. Data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis untuk menetapkan kesimpulan. Hal ini merupakan cara yang akan dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Mengenai ciri khusus dari metode deskriptif antara lain dikemukakan oleh Surakhmad (2002:140) sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah-masalah yang aktual

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa ( karena metode ini sering juga disebut metode analisis).

Dalam penelitian deskriptif yang akan penulis lakukan, informasi atau data akan diperoleh melalui pemberian instrumen tes, yaitu berupa pemberian angket kepada populasi atau sampel. Data yang diperoleh akan disusun dan diolah sehingga dapat ditetapkan untuk mencari sebuah kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam penelitian ini untuk mempermudah peneliti dalam memberikan intrumen tes yang berupa angket maka populasi yang dipilih adalah keseluruhan siswa SMAN 26 Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler hoki. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Lebih jelasnya, Sugiyono (2009:215) menjelaskan sebagai berikut :

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karaktristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu.


(17)

36

Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 26 Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler hoki.

2. Sampel

Dalam hal sampel, yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 26 Bandung yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler hoki. Mengenai jumlah sampel yang akan digunakan penulis mengacu pada pendapat Arikunto (2006:134) sebagai berikut :

Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar persentase sampel darri populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subyek penelitian dalam populasi.

Sejalan dengan pendapat di atas tersebut, dalam penelitian ini di gunakan teknik pengambilan sampel berupa teknik sampling jenuh, yaitu seluruh siswa SMAN 26 Bandung yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hoki. Tentang penyampelan sampling jenuh, Sugioyono (2011 : 85) mengatakan :

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

C. Desain dan Langkah-langkah Penelitian 1. Desain Penelitian

Menurut Moh Nazir (2005:84) Desain penelitian adalah:” semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian lebih sempit, desain penelitian hanya pengumpulan dan analis data saja.” Dalam desain penelitian terdapat beberapa proses yang tercakup didalamnya, yaitu sebagai berikut (Moh Nazir 2005:84):


(18)

37

Dian Indriansah, 2013

1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.

2. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.

3. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk diuji.

4. Membangun penyelidikan atau percobaan.

5. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel. 6. Memilih prosedur serta teknik sampling yang digunakan.

7. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.

8. Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data.

9. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi secara inferensi statistik.

10. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang.

2. Langkah-langkah Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, Peneliti menyusun langkah-langkah sebagai berikut :

1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta diselidiki dengan sumber yang ada. 2. Menetukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari

penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah . 3. Memberikan limitasi atao scope, atau batasan sejauh mana penelitian ini

akan dilaksanakan. Baik daerah geograpisnya, batasan kronologis, serta sebarapa utuh daerah penelitian ini akan dijangkau.

4. Merumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan. 5. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang berhubungan dengan

masalah yang ingin dipecahkan.

6. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit maupun implisit.

7. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitain.


(19)

38

8. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.

9. Memberikan interprestasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh secara referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.

10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.

11. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

Dari proses diatas terlihat jelas bahwa dalam penelitian deskriptif terbagiatas dua proses, yaitu proses perencanaan dan proses pelaksanaan. Proses perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi, pemilihan serta rumusan masalah, sampai dengan perumusan hipotesis serta kaitannya dengan teori dan kepustakaan yang ada. Proses selanjutnya merupakan tahap operasional dari penelitian.

D. Teknik pengumpulan data 1. Kuesioner (Angket)

Sebagaimana layaknya penelitian, diperlukan data sebagai penunjang terhadap permasalahan yang akan diteliti. Pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner (angket).

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengimpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.

Sebagaimana dikemukakan oleh Nasution (2009 : 128) bahwa “Angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang di distribusikan melalui pos


(20)

39

Dian Indriansah, 2013

untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan

peneliti.”

Dalam penggunaan angket, responden ditentukan berdasarkan teknik sampling. Angket digunakan untuk mendapatkan keterangan dari sampel atau sumber yang beraneka ragam. Peneliti yang menggunakan angket tidak perlu bertatap muka secara langsung dengan responden, biasanya peneliti tidak bertemu langsung karena alasan biaya dan waktu.

Angket pada umumnya meminta keterangan tentang fakta yang diketahui oleh responden atau juga mengenai pendapat atau sikap.

Penulis menggunakan angket sebagai alat untuk mengumpulkan data penelitian ini, karena mempunyai beberapa keuntungan. Mengenai keuntungan ini Arikunto (2006:225) menjelaskan sebagai berikut :

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2. Dapat dibagikan secara serentak ke semua responden.

3. Dapat dijawab oleh responden menurut kepercayaan masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.

4. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu untuk menjawab

5. Dapat dibuat berstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pernyataan yang benar-benar sama.

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis memilih angket sebagai alat pengumpul data disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen mengukur pengaruh permainan hoki terhadap tingkat kecemasan dan kepercayaan diri siswa dengan bersifat tertutup. Instrumen mengukur pengaruh permainan hoki terhadap tingkat kecemasan dan kepercayaan diri siswa yang bersifat tertutup terdiri atas pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu yaitu ya atau benar, sebagai pilihan yang telah terstruktur. Responden hanya memilih salah satu jawaban yang dianggap sesuai dengan pendapatnya. Sebelum instrumen digunakan untuk mengukur pemahaman peraturan permainan, terlebih dahulu di susun kisi-kisi


(21)

40

instrumen mengukur pengaruh permainan hoki terhadap tingkat kecemasan dan kepercayaan diri siswa.Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam menyusun angket adalah sebagai berikut:

1. Menyusun kisi-kisi angket

Untuk memudahkan dalam penyusunan angket, maka peneliti membuat kisi-kisi angket untuk mempermudah dalam penyusunan butir-butir pernyataan atau butir soal serta alternative jawaban. Adapun kisi-kisi tersebut mengenai pengaruh permainan hoki terhadap tingkat kecemasan dan kepercayaan diri siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


(22)

40

Tabel 3.1 Kisi-kisi

Instrumen Mengukur Tingkat Kecemasan

Variabel Subvariabel Indikator Pernyataan negatif Pernyataan positif No soal

- +

Kecemasan Menurut Singgih D Gunarsa, (1989) meliputi gejala- gejala kecemasan, sumber kecemasan dan cara mengatasi kecemasan

1.Gejala- gejala kecemasan

1.1 Gejala fisik yang meliputi rasa gelisah, debaran jantung, tekanan darah dan denyut nadi menjadi tinggi.

 Kegelisahan saya meningkat menjelang pertandingan

 Saya selalu ingin buang air kecil sebelum

pertandingan dimulai

 Saya sering bolak balik kekamarkecil sbelum pertandingan

 Nafas saya terengah engah saat melakukan pemanasan sebelum pertandinngan

 Beberapa saat memasuki lapangan, irama nafas saya terasa cepat

 Saya mampu

mengatasi kegelisahan sebelum pertandingan

 Setiap pertandingan akan dimulai saya hanya buang air kecil sekali

 Saya tidakn bola balik kekamar mandi sebelum pertandingan

 Nafas saya normal saat melakukan pemanasan sebelum pertandingan

 Saya mampu

mengatur irama nafas saya sesaat sebelum pertandingan 2 4 6 8 10 1 3 5 7 9


(23)

.2 Gejala psikhis meliputi kurang konsentrasi dan mudah terpancing emosi.

 Ketika pemanasan sebelum pertandingan keringat dibadan saya keluar secara berlebihan

 Saya tidak sabar ingin cepat-cepat bermain

walaupun pertandinghan masih lama

 Sehari sebelum pertandingan saya mengalami kesulitan

tidur/istirahat

 Kualitas tidur/istirahat saya kurang baik sehingga terasa berat saat menghadapi pertandingan

 Keringat dibadan saya keluar normal ketika melakukan pemanasan sebelum pertandinga

 Walaupun

pertandingan masih lama saya tetap tenang

 Sehari menjelang pertandingan dimulai saya tidak mengalami kesulitan

tidur/istirahat

 Baik buruknya kualitas tidur/istirahat tidak mempengaruhi kondisi saya ketika akan bermain dalam sebuah pertandingan 12 14 15 17 11 13 16 18


(24)

2. Sumber kecemasan

2.1 Terpaku pada kemampuan tekniknya.

 saya merasa lebih tenang ketika bermain hoki karena teknik saya lebih baik

 saya merasa tegang pada saat bermain hoki karena teknik yang saya miliki kurang baik

23 24

2.2 Tanggapan negatif setelah dicemooh atau dimarahi

`

 kekhawatiran saya meningkat ketika akan memasuki lapangan karena melihat

banyaknya jumlah penonton

 saya merasa tegang ketika saya dimarahi oleh pelatih pada saat melakukan kesalahan

 saya lebih percaya diri jika pertandingan yang saya ikuti disaksikan oleh penonton dengan jumlah yang banyak

 sebelum pertandingan

 saya tidak merasa tegang ketika memasuki lapangan dan melihat banyaknya jumlah penonton

 saya merasa

termotivasi untuk belajar lagi ketika dimarahi pelatih saat melakukan kesalahan

 mengetahui jumlah penonton yang banyak membuat saya sulit berkonsentrasi saat bersiap untuk bermain

dalam suatu

pertandingan

 suasana penonton yang ramai membuat saya

19 21 25 27 20 22 26 28


(25)

saya tetap fokus walaupun

banyaknya penon ton yang bersorak

stress menghadapi pertandingan yang akan saya ikuti

3. Cara mengatasi kecemasan

3.1Menggunakan pendekatan kognitif melalui konseling dan bertukar pikiran dengan teman

3.2Menggunakan metode meditasi dengan cara berdoa

 saya selalu berkonsultasi dengan teman atau pelatih ketika saya dalam kedaan tertekan atau tegang setelah bermain hoki

 saya memilih berintropeksi dan menenangkan diri dengan berdoa ketika saya dalam keadaan tertekan ketika

melakukan kesalahan pada saat bermain hoki

 saya selalu berdoa sebelum

 saya tidak pernah berkonsultasi dengan teman atau pelatih ketika saya dalam keadaan tertekan atau tegang setelah bermain hoki

 saya merasa kesal dan tertekan ketika melakukan kesalahan pada saat bermain hoki

 saya tidak pernah berdoa sebelum dan

29 31 33 30 32 34


(26)

dan sesudah pertandingan hoki

 saya memilih menyendiri untuk beritropeksi ketika saya gagal dalam sebuah pertandingan

 saya merasa tertekan bila bermain buruk dalam sebuah pertandingan

sesudah pertandingan

 saya meluapkan emosi ketika saya gagal dalam sebuah pertandingan

 perasaan saya biasa saja sekalipun bermain buruk dalam sebuah pertandingan

35

37

36

38

Setelah menyusun kisi-kisi instrumen tingkat kecemasan, maka penulis menyusun kisi-kisi instrumen mengukur tingkat kepercayaan diri yang terdapat pada table 3.2 di bawah ini


(27)

Tabel 3.2 Kisi-kisi

Instrumen Mengukur Tingkat Kepercayaan Diri (Lauster, 1992)

Komponen Sub komponen Indikator Pernyataan positif (+) Pernyataan Negatif (-) No soal + - Kepercayaan diri

(Lauster (1992) kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, objektif, rasional dan bertanggungjawab 1.Keyakinan kemampuan diri

1.1 Keyakinan sebelum memulai suatu permainan

1.2 Keyakinan pada saat dalam pertandingan

 Saya yakin akan kemampuan diri saya sebelum bermain hoki  Saya tetap yakin pada

kemampuan diri ketikaakan dimainkan  Saya merasa yakin dan percaya diri pada saat bermain hoki

 Saya selalu yakin dalam melakukan tindakan dalam suatu situasi permainan

 Saya merasa ragu akan kemampuan saya sebelum bermain hoki  Saya raguakan

kemampuan diri saya ketika akan dimainkan  Saya ragu-ragu pada

saat bermain hoki  Saya ragu dalam

mengambil tindakan dalam suatu situasi permainan 1 3 5 7 2 4 6 8


(28)

2.Pengalaman 2.1Pengaruh pengalaman sebelum melakukan suatu pertandingan 2.2Pengaruh

pengalaman saat melakukan

pertandingan

 Saya merasa tenang karena pengalaman, sebelum melakukan pertandingan

 Saya semakin percaya sebelummelakukan pertandingankarena sudah berpengalaman  Saya merasa tenang

dengan pengalaman yg saya miliki saat

melakukan pertandingan  Saya menjadi lebih

percaya diri saat pertandingan karena sudah berpengalaman  Dengan banyaknya

pengalaman dalam berlatih membuat saya lebih percaya diri dalam sebuah pertandingan  Saya yakin dan percaya

diri sekalipun bermain dengan para pemain baru dalam sebuah

pertandingan

 Saya merasa tegang bila akan melakukan pertandingan walaupun sudah berpengalman  Saya ragu ketika

sebelum pertandingan walaupun sudah berpengalaman  Saya merasa tegang

dalam melakukan pertandingan walaupun sudah berpengalaman  Saya merasa ragu

dalam melakukan pertandinganwalaupun saya berpengalaman  Kurangnya pengalaman

berlatih membuat saya ragu dalam sebuah pertandingan  Saya ragu dengan

kemampuan para pemain baru dalam sebuah pertandingan 9 11 13 15 33 35 10 12 14 16 34 36


(29)

3.Bertanggung Jawab

3.1Bertanggung jawab sebelum memulai pertandingan

3.2Bertanggung jawab selama

pertandingan

 Saya siap bertanggung jawab sebelum memulai pertandingan

 Saya siap bertanggung jawab menerima sangsi yang saya lakukan sebelum pertandingan  Saya merasa harus

bertanggung jawab pada saat melakukan

pertandingan

 Saya pasti bertanggung jawab atas semua kejadian yang saya lakukan dalam pertandingan

 Saya menolak

bertanggung jawab atas keajdian sebelum memulai pertandingan  Saya tidak mau

bertanggung jawab atas sangsi yang saya lakukan sebelum pertandingan  Saya ragu bisa

bertanggung jawab pada saat melakukan pertandingan

 Saya menolak

bertanggung jawab atas semua yang terjadi dalam suatu pertandingan

17

19

21

23

18

20

22


(30)

4.Rasional dan realistis

4.1Rasional dan realistissebelum melakukan suatu pertandingan

4.2Rasional dan realistis ketika melakukan suatu pertandingan

 Saya yakin percaya bisa berpikir jernih saat sebelum pertandingan walaupun pertandingan besar dan menentukan  Saya pasti

menyampingkan masalah pribadi sebelum

melakukan pertandingan  Saya pasti berpikir cepat

dalam membuat keputusan ketika melakukan sebuah pertandingan  Saya pasti

menghilangkan rasa keragu-raguan

mengambil keputusan dalam suatu pertandingan  Kehadiran pelatih

dilapangan membuat saya percaya diri

 Saya ragu bisa berpikir jernih saat sebelum melakukan pertandingan  Saya ragu bisa

menyampingkan masalah pribadi saat sebelum pertandingan  Saya berpikir lambat

dalam mengambil keputusan ketika melakukan pertandingan

 Saya ragu-ragu dalam mengambil keputusan dalam suatu

pertandingan

 Ada atau tidaknya pelatih dilapangan tidak mempengaruhi terhadap kepercayaan diri saya

25 27 29 31 37 26 28 30 32 38


(31)

Instrumen yang telah dirumuskan kedalam bentuk kisi-kisi tersebut diatas selanjutnya dijadikan bahan penyusun butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia.

1. Pedoman skoring

Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap yakni skala Likert. Mengenai skala Likert, I Gusti Ngurah Agung (1992:41) mengemukakan bahwa “Skala likert dipakai untuk mengukur tingkat kesepakatan seseorang terhadap himpunan pernyataan berkaitan dengan suatu konsep tertentu, seperti nilai anak.”

Selanjutnya Sugiono (2009:93) menjelaskan:

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Selanjutnya Sudjana dan Ibrahim (2001:107) mengungkapkan:

Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan

nilai tertentu.”. Dalam sekala Likert, item pertanyaan yang digunakan adalah

pertanyaan yang secara pasti baik atau buruknya. Dalam skala ini tidak dimasukan hal-hal yang dianggap ragu. Skor responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor, dan total skor inilah yang ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala Likert. Skala Likert menggunakan ukuran ordinal, karenanya, hanya dapat membuat rangking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya dalam skala.


(32)

Dian Indriansah, 2013

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan.

Tabel 3.3

KategoriPemberianSkorAlternatifJawaban

AlternatifJawaban SkorAlternatifJawaban

Positif Negatif

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Kurang Setuju 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

Dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut maka pernyataan-pernyataan itu disusun dengan berpedoman penjelasan Surakhman (dalam Ahmad Rizal Mufti, 2012) sebagai berikut :

1) Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan sesingkat-singkatnya 2) Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif 3) Sifat pernyataan harus netral dan obyektif

4) Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh sumber lain

5) Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Angket Kepercayaan diri

Indikator Korelasi Person Product (r hitung)

Angka kritis


(33)

P1 0,496 0,444 valid

P2 0,694 0,444 valid

P3 0,545 0,444 valid

P4 0,305 0,444 tidak valid

P5 0,454 0,444 valid

P6 0,261 0,444 tidak valid

P7 0,404 0,444 tidak valid

P8 -0,515 0,444 tidak valid

P9 0,447 0,444 valid

P10 0,424 0,444 tidak valid

P11 0,485 0,444 valid

P12 0,643 0,444 valid

P13 0,505 0,444 valid

P14 0,674 0,444 valid

P15 0,496 0,444 valid

P16 0,600 0,444 valid

P17 0,570 0,444 valid

P18 0,579 0,444 valid

P19 0,649 0,444 valid

P20 0,478 0,444 valid

P21 0,048 0,444 tidak valid

P22 0,377 0,444 tidak valid

P23 0,452 0,444 valid

P24 0,382 0,444 tidak valid

P25 0,470 0,444 valid

P26 0,425 0,444 tidak valid

P27 0,509 0,444 valid

P28 0,534 0,444 valid

P29 0,519 0,444 valid

P30 0,490 0,444 valid

P31 0,335 0,444 tidak valid

P32 0,628 0,444 valid

P33 0,522 0,444 valid

P34 0,503 0,444 valid

P35 0,241 0,444 tidak valid

P36 0,101 0,444 tidak valid

P37 0,702 0,444 Valid

P38 0,589 0,444 Valid

Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan bahwa butir angket kepercayaan diri yang berjumlah 38 butir soal ternyata 12 butir soal tidak valid, sehingga tidak


(34)

Dian Indriansah, 2013

digunakan dan selebihnya yaitu 26 butir soal dijadikan sebagai alat pengumpul data.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Angket Kecemasan

Indikator Korelasi Person Product (r hitung)

Angka kritis

(r table) Keterangan

P1 0,704 0,444 Valid

P2 0,490 0,444 Valid

P3 0,603 0,444 Valid

P4 0,458 0,444 Valid

P5 0,643 0,444 Valid

P6 0,505 0,444 Valid

P7 0,674 0,444 Valid

P8 0,496 0,444 Valid

P9 0,600 0,444 Valid

P10 0,570 0,444 Valid

P11 0,516 0,444 Valid

P12 0,473 0,444 Valid

P13 0,519 0,444 Valid

P14 0,297 0,444 Tidak Valid

P15 0,576 0,444 Valid

P16 0,649 0,444 Valid

P17 0,478 0,444 Valid

P18 0,048 0,444 Tidak Valid

P19 0,470 0,444 Valid

P20 0,484 0,444 Valid

P21 0,509 0,444 Valid

P22 0,534 0,444 Valid

P23 0,356 0,444 Tidak Valid

P24 0,738 0,444 Valid

P25 0,169 0,444 Tidak Valid

P26 0,628 0,444 Valid

P27 0,522 0,444 Valid

P28 0,503 0,444 Valid

P29 0,674 0,444 Valid

P30 0,499 0,444 Valid

P31 0,230 0,444 Tidak Valid

P32 0,407 0,444 Tidak Valid


(35)

P34 0,332 0,444 Tidak Valid

P35 0,702 0,444 Valid

P36 0,589 0,444 Valid

P37 0,085 0,444 Tidak Valid

P38 0,000 0,444 Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3.5 menunjukkan bahwa butir angket kecemasan yang berjumlah 38 butir soal ternyata 10 butir soal tidak valid, sehingga tidak digunakan dan selebihnya yaitu 28 butir soal dijadikan sebagai alat pengumpul data.

Setelah dilakukan uji validitas terhadap indikator-indikator dalam penelitian ini, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan terhadap alat test (Wahyono, 2004). Reliabilitas adalah ukuran untuk menunjukkan kestabilan dalam mengukur. Kestabilan disini berarti kuesioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep atau konstruk dari suatu kondisi ke kondisi yang lain.

Pengujian reliabilitas dengan melakukan perhitungan koefisien reliabilitas

mempergunakan Cronbach’s Alpha. Hasil-hasil dari perhitungan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Dengan alat bantu software SPSS versi 20 berikut

merupakan angka koefisien Cronbach’s Alpha dari masing-masing variabel pada pengukuran yang digunakan oleh penelitian ini. Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach alpha, dimana suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.70.

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Angket Kepercayaan Diri Atas 20 Responden Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items


(36)

Dian Indriansah, 2013

Berdasarkan tabel 3.6 diatas, maka dapat dilihat bahwa pada hasil pengujian angket terhadap 20 responden, koefisien Cronbach Alpha variabel Kecamasan dan Kepercayaan Diri sebesar 0.781 adalah reliable karena memenuhi persyaratan minimal reliabilitas dengan minimal koefisien Cronbach Alpha sebesar 0.70.

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Angket Kecemasan Atas 20 Responden Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

,785 ,920 39

Berdasarkan tabel 3.7 diatas, maka dapat dilihat bahwa pada hasil pengujian angket terhadap 20 responden, koefisien Cronbach Alpha variabel Kecamasan dan Kepercayaan Diri sebesar 0.785 adalah reliable karena memenuhi persyaratan minimal reliabilitas dengan minimal koefisien Cronbach Alpha sebesar 0.70.

2. Penyusunan Alat Pengumpulan Data

Dalam penyusunan alat pengumpul data ini, terlebih dahulu disusun kisi-kisi secara sistematis dan relevan dengan kebutuhan pemecahan masalah. Kegiatan yang ditempuh dalam penyusunan alat pengumpulan data ini adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan problematika penelitian, dengan variabel yang dianggap penting dengan indikator-indikatornya yang akan dijadikan pertanyaan-pertanyaan.

2) Menyusun pertanyaan atau pernyataan beserta alternatif jawabannya yang disesuaikan dengan problematika penelitian dan disertai dengan petunjuk pengisian sehingga akan jelas tujuan dan maksu duntuk dipahami responden.


(37)

E. Uji Coba Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Untuk memperoleh kesahihan dan keterandalan dari tiap butir soal, uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas internal butir dengan mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapat dengan skor total responden, sedangkan untuk uji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan teknik belah dua dengan rumus korelasi Product Moment dan Spearman Brown.

Berikut langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan validitas angket adalah :

a. Memberikan skor pada masing-masing butir pernyataan sesuai dengan jawaban responden

b. Merangking skor yang diperoleh masing-masing responden

c. Menentukan 30 persen responden yang memperoleh skor tinggi, kelompok ini disebut kelompok atas

d. Menentukan 30 persen responden yang memperoleh skor rendah, kelompok ini disebut kelompok bawah

e. Mencari skor rata-rata ( x ) dari tiap-tiap butir pernyataan tiap kelompok, baik dari kelompok atas atau bawah. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

x = skor rata-rata yang dicari x = skor

∑ = “ sigma” berarti jumlah

n = jumlah sampel

f. Mencari simpangan baku tiap butir soal kelompok atas dan kelompok bawah. Menggunakan rumus sebagai berikut:

√∑(


(38)

Dian Indriansah, 2013

S = simpangan baku x = skor

x = nilai rata-rata n = jumlah sampel

g. Mencari simpangan baku gabungan dari butir soal kelompok atas dan kelompok bawah

( (

Keterangan :

Sgab2 = Simpangan baku gabungan n1 = Jumlah sampel kelompok atas

n2 = Jumlah sampel kelompok bawah

S12 = Simpangan baku kelompok atas dikuadratkan

S22 = Simpangan baku kelompok bawah dikuadratkan

h. Mencari nilai “t hitung” untuk tiap butir soal dari kedua kelompok dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

t = Nilai t hitung yang dicari x1 = Skor rata-rata kelompok atas

x2 = Skor rata-rata kelompok bawah

S = Simpangan baku gabungan kedua kelompok n1 = Jumlah responden sampel kelompok atas

n2 = Jumlah responden sampel kelompok bawah

2. Uji Reliabilitas

Untuk menguji reliabilitas tiap butir tes digunakan rumus teknik belah dua dengan rumus kolerasi Product Moment sebagai berikut:

1. Menyajikan alat pengukur kepada sejumlah responden, kemudian dihitung validitas itemnya.

2. Membagi item yang valid tersebut menjadi dua belahan. Unutk membelah alat pengukur menjadi dua dilakukan dengan cara membagi antara pernyataan nomor ganjil dan nomor genap


(39)

3. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan langkah ini menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden, yakni skor total belahan (X) dan skor belahan (Y).

4. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua dengan menggunakan teknik kolerasi Product Moment,

(∑ (

√[( ( [( (

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi yang dicari

xy = Jumlah perkalian skor x dan y x = Jumlah skor x

y = Jumlah skor y

n = Jumlah banyaknya pasangan X dan Y

5. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus Spearman Brown dengan rumus:

Keterangan :

rii = realibilitas yang dicari

rxy = koefisien korelasi

F. Prosedur Pengelohan Data

Sesuai dengan masalah penelitian dan tujuan penelitian, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasional. Dalam proses pengelolaan data tersebut penulis menggunakan langkah-langkah di bawah ini :

1. Menghitung rata-rata, simpangan baku dan t-hitung.

a. Mencari nilai rata-rata (x) dari setiap kelompok data dengan rumus:


(40)

Dian Indriansah, 2013

x = nilai rata-rata yang dicari x = skor mentah

n = jumlah sempel

∑ = jumlah dari

b. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus :

√∑( ̅

Keterangan :

S = simpangan baku yang dicari

∑ = jumlah dari x = nilai data mentah

x = nilai rata-rata yang dicari n = jumlah sampel

2. Uji normalitas data

Rumus yang digunakan adalah dengan uji kenormalan secara parametik yang dikenal dengan Chi Kuadrat. Untuk pengujian hipotesis nol, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

a. Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya. b. Menentukan jumlah kelas interval

c. Menentukan panjang kelas interval, yaitu: (data terbesar–data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval

d. Menyusun data ke dalam tabel normalitas

e. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara

mengkalikan persentase luas tiap bidang curve normal dengan jumlah anggota sampel.

fh = luas curve x jumlah anggota

f. Memasukkan harga-harga fhke dalam tabel kolom fh, sekaligus

menghitung harga-harga (fo–fh) dan ( – dan

menjumlahkannya. Harga jumlah ( –

adalah merupakan harga Chi Kuadrat ( ) hitung.


(41)

g. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung ( ) dengan Chi Kuadrat tabel ( . Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil daripada Chi Kuadrat tabel ( , maka distribusi data dinyatakan normal.

3. Setelah uji normalitas, selanjutnya penulis mengolah data dengan prosedur dan analisis data dengan skala persentase sebagai berikut: a. Pengelompokan data. Dalam pengelompokan data ini penulis

melakukan langkah pengelompokan tiap-tiap butir pertanyaan b. Menjumlahkan skor-skor seluruh pertanyaan tiap sub komponen.

Seperti halnya skor aktual dengan menghitumg jumlah skor dari tiap kelompok pertanyaan dan skor ideal dihitung dengan cara jumlah skor dikali skor maksimal dikali dengan jumlah sampel. Sedangkan persentase menggunakan rumus:

(

c. Membuat kriteria

Setelah data didapat kemudian menafsirkan dan menyimpulkan untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan, dalam hal ini memilih parameter yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:246) dengan menafsirkan kriteria penilaian presentase sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kriteria Frekuensi Presentase

Rentang Nilai Kriteria

76 - 100% Tinggi

56 - 75 % Sedang

40 – 55% Rendah

< 40% Sangat Rendah

d. Buat Kesimpulan

4. Selanjutnya adalah perhitungan korelasi antara variable kecemasan dan kepercayaan diri dengan permainan hoki. Perhitungan korelasi dapat menggunakan tabel penolong dan memasukannya kedalam rumus :


(42)

Dian Indriansah, 2013

√( (

Keterangan :

rxy = korelasi antara motivasi dengan partisipasi

x =nilai tingkat kecemasan siswa dikurangi nilai rata- rata kecemasan siswa

y = nilai kepercayaan diri siswa dikurangi nilai rata-rata kepercayaan diri siswa

5. Uji Signifikasi

Setelah didapatkan nilai korelasi antara kecemasan dan kepercayaan diri, kemudian dengan menggunakan t-hitung dengan rumus :

√ Keterangan :

r = korelasi antara kecemasan dan kepercayaan diri n = jumlah data (siswa)

Setelah didapatkan nilai hitung, kemudian dibandingkan dengan t-tabel. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak atau korelasinya signifikan.


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam membuat kesimpulan, peneliti merujuk dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yaitu untuk mencari apakah terdapat sebuah hubungan antara tingkat kecemasan dan kepercayaan diri siswa SMAN 26 Bandung adapun hasil dari penelitian tersebut adalah :

1. Terdapat tingkat kecemasan pada siswa SMAN 26 Bandung dalam permainan hoki.

2. Terdapat tingkat kepercayaan diri pada siswa SMAN 26 Bandung dalam permainan hoki.

3. Terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dan kepercayaan diri siswa SMAN 26 Bandung dalam permainan hoki.

B. Saran

1. Bagi seluruh pengajar, pelatih, dan siswa agar mampu menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam permainan hoki untuk dapat meciptakan individu yang mempunyai karakter yang baik serta mampu mengendalikan diri dengan tingkat ketenangan, konsentrasi, emosi yang mampu dikendalikan oleh individunya sehingga dapat tercapainya tujuan bersama.s

2. Semoga hasil penelitian dapat bermanfaat baik secara teoritik maupun praktik bagi semua lapisan masyarakat yang konsen terhadap kemajuan pendidikan jasmani.


(44)

Dian Indriansah, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. (1997). The Exercise Of Control. New york: freeman

Ghufron dan Risnawati (2010). Teori-teori psikologi, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Group

Husdarta, dkk (2000). Psikologi Olahraga, Bandung : FPOK (Fakultas Pendidikan olahraga dan kesehatan)

Drs. Agus Mahendra, M.Pd. (2007) Teori Belajar Mengajar Motorik . Bandung: UPI Press.

Dr. Nurlan Kusmaedi, M.Pd. et al. (2008) Modul Mata Kuliah Peserta Didik. Bandung: BW Design Grafhic visual.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma

Hasan, Fuad. (1973). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI Press

Hidayat, Yusup, S.Pd., M.Si. (2008) Psikologi Olahraga. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Mudyahardjo, Redja., (2001). Pengantar Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.

Nurhasan, dkk. (2007). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Prof. DR. Singgih D. Gunarsa dan drs. Monty P. Satiadarma. (1995). Psikologi Olahraga Jakarta: PT BPK Gunung Mulya.

Prof. Dr.H. Waini Rasyidin, Med. et al. (2010). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI Press

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :Alfabeta. Sulaiman, M. I. (1985). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI Press

Supriyatna, A., dan Hermanu, E. (2008). Pelatihan Cabang Olahraga Hoki. Bandung: Redpoint.

Setyobroto Sudibyo (1989). Psikologi olahraga, Jakarta : PT Anem Kosong Anem

Tabrani, P. (1991). Peraturan Permainan Hoki. Bandung: Institut Teknologi Bandung.


(45)

SUMBER LAIN

Gunarsa. (1989). Karakteristik Siswa. [Online] http://smkkartika41mlg.sch.id/karakteristik-siswa-sdsmp-dan-sma.com [11 April 2013].


(1)

Dian Indriansah, 2013

Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Kepercayaan Diri Siswa SMAN 26 Bandung Dalam Permainan Hoki

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu x = nilai rata-rata yang dicari

x = skor mentah n = jumlah sempel ∑ = jumlah dari

b. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus :

√∑( ̅ Keterangan :

S = simpangan baku yang dicari ∑ = jumlah dari

x = nilai data mentah

x = nilai rata-rata yang dicari n = jumlah sampel

2. Uji normalitas data

Rumus yang digunakan adalah dengan uji kenormalan secara parametik yang dikenal dengan Chi Kuadrat. Untuk pengujian hipotesis nol, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

a. Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya. b. Menentukan jumlah kelas interval

c. Menentukan panjang kelas interval, yaitu: (data terbesar–data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval

d. Menyusun data ke dalam tabel normalitas

e. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara

mengkalikan persentase luas tiap bidang curve normal dengan jumlah anggota sampel.

fh = luas curve x jumlah anggota

f. Memasukkan harga-harga fhke dalam tabel kolom fh, sekaligus

menghitung harga-harga (fo–fh) dan ( – dan

menjumlahkannya. Harga jumlah ( –

adalah merupakan harga Chi Kuadrat ( ) hitung.


(2)

Dian Indriansah, 2013

Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Kepercayaan Diri Siswa SMAN 26 Bandung Dalam Permainan Hoki

g. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung ( ) dengan Chi Kuadrat tabel ( . Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil daripada Chi Kuadrat tabel ( , maka distribusi data dinyatakan normal.

3. Setelah uji normalitas, selanjutnya penulis mengolah data dengan prosedur dan analisis data dengan skala persentase sebagai berikut: a. Pengelompokan data. Dalam pengelompokan data ini penulis

melakukan langkah pengelompokan tiap-tiap butir pertanyaan b. Menjumlahkan skor-skor seluruh pertanyaan tiap sub komponen.

Seperti halnya skor aktual dengan menghitumg jumlah skor dari tiap kelompok pertanyaan dan skor ideal dihitung dengan cara jumlah skor dikali skor maksimal dikali dengan jumlah sampel. Sedangkan persentase menggunakan rumus:

( c. Membuat kriteria

Setelah data didapat kemudian menafsirkan dan menyimpulkan untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan, dalam hal ini memilih parameter yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:246) dengan menafsirkan kriteria penilaian presentase sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kriteria Frekuensi Presentase

Rentang Nilai Kriteria

76 - 100% Tinggi

56 - 75 % Sedang

40 – 55% Rendah

< 40% Sangat Rendah

d. Buat Kesimpulan

4. Selanjutnya adalah perhitungan korelasi antara variable kecemasan dan kepercayaan diri dengan permainan hoki. Perhitungan korelasi dapat menggunakan tabel penolong dan memasukannya kedalam rumus :


(3)

Dian Indriansah, 2013

Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Kepercayaan Diri Siswa SMAN 26 Bandung Dalam Permainan Hoki

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

√( ( Keterangan :

rxy = korelasi antara motivasi dengan partisipasi

x =nilai tingkat kecemasan siswa dikurangi nilai rata- rata kecemasan siswa

y = nilai kepercayaan diri siswa dikurangi nilai rata-rata kepercayaan diri siswa

5. Uji Signifikasi

Setelah didapatkan nilai korelasi antara kecemasan dan kepercayaan diri, kemudian dengan menggunakan t-hitung dengan rumus :

√ √ Keterangan :

r = korelasi antara kecemasan dan kepercayaan diri n = jumlah data (siswa)

Setelah didapatkan nilai hitung, kemudian dibandingkan dengan t-tabel. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak atau korelasinya signifikan.


(4)

Dian Indriansah, 2013

Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Kepercayaan Diri Siswa SMAN 26 Bandung Dalam Permainan Hoki

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam membuat kesimpulan, peneliti merujuk dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yaitu untuk mencari apakah terdapat sebuah hubungan antara tingkat kecemasan dan kepercayaan diri siswa SMAN 26 Bandung adapun hasil dari penelitian tersebut adalah :

1. Terdapat tingkat kecemasan pada siswa SMAN 26 Bandung dalam permainan hoki.

2. Terdapat tingkat kepercayaan diri pada siswa SMAN 26 Bandung dalam permainan hoki.

3. Terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dan kepercayaan diri siswa SMAN 26 Bandung dalam permainan hoki.

B. Saran

1. Bagi seluruh pengajar, pelatih, dan siswa agar mampu menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam permainan hoki untuk dapat meciptakan individu yang mempunyai karakter yang baik serta mampu mengendalikan diri dengan tingkat ketenangan, konsentrasi, emosi yang mampu dikendalikan oleh individunya sehingga dapat tercapainya tujuan bersama.s

2. Semoga hasil penelitian dapat bermanfaat baik secara teoritik maupun praktik bagi semua lapisan masyarakat yang konsen terhadap kemajuan pendidikan jasmani.


(5)

Dian Indriansah, 2013

Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Kepercayaan Diri Siswa SMAN 26 Bandung Dalam Permainan Hoki

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. (1997). The Exercise Of Control. New york: freeman

Ghufron dan Risnawati (2010). Teori-teori psikologi, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Group

Husdarta, dkk (2000). Psikologi Olahraga, Bandung : FPOK (Fakultas Pendidikan olahraga dan kesehatan)

Drs. Agus Mahendra, M.Pd. (2007) Teori Belajar Mengajar Motorik . Bandung: UPI Press.

Dr. Nurlan Kusmaedi, M.Pd. et al. (2008) Modul Mata Kuliah Peserta Didik. Bandung: BW Design Grafhic visual.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma

Hasan, Fuad. (1973). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI Press

Hidayat, Yusup, S.Pd., M.Si. (2008) Psikologi Olahraga. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Mudyahardjo, Redja., (2001). Pengantar Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.

Nurhasan, dkk. (2007). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah

Statistik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Prof. DR. Singgih D. Gunarsa dan drs. Monty P. Satiadarma. (1995). Psikologi

Olahraga Jakarta: PT BPK Gunung Mulya.

Prof. Dr.H. Waini Rasyidin, Med. et al. (2010). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI Press

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :Alfabeta. Sulaiman, M. I. (1985). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI Press

Supriyatna, A., dan Hermanu, E. (2008). Pelatihan Cabang Olahraga Hoki. Bandung: Redpoint.

Setyobroto Sudibyo (1989). Psikologi olahraga, Jakarta : PT Anem Kosong Anem

Tabrani, P. (1991). Peraturan Permainan Hoki. Bandung: Institut Teknologi Bandung.


(6)

Dian Indriansah, 2013

Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Kepercayaan Diri Siswa SMAN 26 Bandung Dalam Permainan Hoki

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu SUMBER LAIN

Gunarsa. (1989). Karakteristik Siswa. [Online]

http://smkkartika41mlg.sch.id/karakteristik-siswa-sdsmp-dan-sma.com [11 April 2013].


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN Hubungan Kepercayaan Diri Dan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Matematika.

0 1 16

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN MATEMATIKA Hubungan Kepercayaan Diri Dan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Matematika.

0 2 18

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Hubungan Antara Kestabilan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pada Siswa Kelas 3 SMK Muhammadiyah Pekalongan.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Hubungan Antara Kestabilan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pada Siswa Kelas 3 SMK Muhammadiyah Pekalongan.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN ORIENTASI KESUKSESAN USAHA HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN ORIENTASI KESUKSESAN USAHA.

0 3 14

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECENDERUNGAN MENYONTEK Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecenderungan Menyontek Pada Siswa Sma.

0 2 16

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS.

6 10 31

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KINERJA WASIT BULUTANGKIS DALAM MEMIMPIN SUATU PERTANDINGAN.

5 12 64

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT - repository UPI S POR 1103807 Title

0 0 4

Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Hasil Penalty Stroke Pada Permainan Hoki (Studi Deskriptif Pada UKM Hoki Universitas Majalengka)

0 0 9