MOTIF UTAMA SISWA SMA DI KOTA BANDUNG DALAM MENGGELUTI CABANG OLAHRAGA FUTSAL: Studi Deskriptif pada SMA di Kota Bandung yang Mempunyai Prestasi yang Baik dalam Cabang Olahraga Futsal.

(1)

MOTIF UTAMA SISWA SMA DI KOTA BANDUNG DALAM

MENGGELUTI CABANG OLAHRAGA FUTSAL

( Studi Deskriptif pada SMA di Kota Bandung yang Mempunyai Prestasi yang Baik dalam Cabang Olahraga Futsal )

skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Disusun Oleh:

DANI NURGALA HERMANSYAH 0706084

PROGRAM STUDI KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(3)

MOTIF UTAMA SISWA SMA DI

KOTA BANDUNG DALAM

MENGGELUTI CABANG

OLAHRAGA FUTSAL

Oleh

DANI NURGALA HERMANSYAH

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan olahraga dan kesehatan

© Dani Nurgala Hermansyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

ABSTRAK

Dani Nurgala Hermansyah, NIM: 0706084. Pembimbing 1: Drs.H. Dede Rohmat N, M.Pd., Pembimbing II: Muhamad Tafaqur, M.Pd. Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2013.

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ Motif Utama Siswa SMA di Kota Bandung dalam menggeluti Cabang Olahraga Futsal (Studi Deskriptif pada SMA di Kota Bandung yang Mempunyai Prestasi yang Baik dalam Cabang Olahraga Futsal) ”. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui motif utama siswa SMA di kota Bandung dalam menggeluti cabang olahraga futsal di SMA di kota Bandung yang mempunyai prestasi yang baik dalam cabang olahraga futsal.

Populasi penelitian ini adalah siswa putera SMA di kota Bandung yang menggeluti cabang olahraga futsal dari 4 SMA yang mempunyai prestasi yang baik dalam cabang olahraga futsal yang berjumlah 228 siswa. SMA tersebut adalah SMAN 12, SMAN 16, SMAN 18, dan SMA Pasundan 2 kota Bandung . Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel berjumlah 76 siswa. 76 siswa tersebut adalah siswa yang masuk ke dalam tim yang mewakili 4 SMA tersebut dalam setiap ajang kejuaraan futsal.

Berdasarkan hasil penelitian dari 3 motif berkuasa, motif berprestasi, dan motif berafiliasi, menunjukan hasil motif berkuasa 28,13% , motif berprestasi 36,55% , dan motif berafiliasi 35,31%. Maka dapat disimpulkan bahwa motif berprestasi merupakan motif yang di jadikan motif utama siswa dalam menggeluti cabang olahraga futsal di SMA di kota Bandung yang mempunyai prestasi yang baik dalam cabang olahraga futsal.

Hasil penelitian ini bisa dijadikan gambaran bagi siswa-siswa di sekolah lain bahwa untuk mempunyai prestasi yang baik dalam cabang olahraga futsal harus mempunyai motif berprestasi yang tinggi dalam menggeluti cabang olahraga futsal.


(6)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK………..……….

Ii Iii

KATA PENGANTAR……….……….... Iv

UCAPAN TERIMA KASIH……….……….. V

DAFTAR ISI………...………. Ix

DAFTAR TABEL………..……….. DAFTAR GAMBAR……….………...

Xi Xiii

DAFTAR LAMPIRAN………..………. Xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah ...………... 5

C. Tujuan Penelitian………... 5

D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ………. 5

E. Pembatasan Masalah………... F. Definisi Operasional... 6

6

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. B. Motif ... Hakikat Permainan Futsal ... 8

16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26

B. Prosedur penelitian ………... 26

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ……….... 28

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 31


(7)

F. Pengembangan Instrumen Penelitian ……... 40

G. Teknik Analisis Data Deskriptif ... 43

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Motif Utama Anak SMA Dalam Menggeluti Olahraga Futsal………... 45

B. Pembahasan Hasil Penelitian... C. Diskusi Penemuan... 75

76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………... 79

B. Saran……….………... 80

DAFTAR PUSTAKA……….……….... 81

LAMPIRAN………... 83 DAFTAR RIWAYAT HIDUP...


(8)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal DAFTAR TABEL 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6

Variabel, Indikator, Sub Indikator, Instrumen Pertanyaan uji angket... Hasil uji angket / uji validitas... Hasil uji validitas... Variabel, indikator, sub Indikator, Instrumen Pertanyaan

Angket sebenarnya... Skala Likert... Presentase jawaban ...

32 34 35 37 41 44

4.1 Motif Berkuasa SMA N 12... 46

4.2 Motif Berkuasa SMA N 12 secara Individu... 47

4.3 Tingkat Motif Berkuasa SMA N 12 secara Kelompok... 47

4.4 Motif Berprestasi SMA N 12... 48

4.5 Motif Berprestasi SMA N 12 Secara Individu... 49

4.6 Tingkat Motif Berprestasi SMA N 12secara kelompok... 49

4.7 Motif Berafiliasi SMA N 12... 50

4.8 Motif Berafiliasi SMA N 12 Secara Individu... 51

4.9 Tingkat Motif Berafiliasi SMA 12 secara kelompok... 51

4.10 Motif Berkuasa SMA N 16 ... 52

4.11 Motif Berkuasa SMA N 16 secara Individu ... 53

4.12 Tingkat Motif Berkuasa SMA N 16 secara Kelompok ... 53

4.13 Motif Berprestasi SMA N 16 ... 54

4.14 Motif Berprestasi SMA N 16 Secara Individu ... 55

4.15 Tingkat Motif Berprestasi SMA N 16 secara kelompok ... 55

4.16 Motif Berafiliasi SMA N 16 ... 56


(9)

4.18 Tingkat Motif Berafiliasi SMA N 16 secara Kelompok ... 57

4.19 Motif Berkuasa SMA N 18 ... 58

4.20 Motif Berkuasa SMA N 18 secara Individu ... 59

4.21 Tingkat Motif Berkuasa SMA N 18 secara kelompok ... 60

4.22 Motif Berprestasi SMA N 18 ... 60

4.23 Motif Berprestasi SMA 18 Secara Individu ... 61

4.24 Tingkat Motif Berprestasi SMA N 18 secara kelompok ... 61

4.25 Motif Berafiliasi SMA N 18 ... 62

4.26 Motif Berafiliasi SMA N 18 Secara Individu ... 63

4.27 Tingkat Motif Berafiliasi SMA N 18 secara kelompok ... 63

4.28 Motif Berkuasa SMA Pasundan 2 ... 64

4.29 Motif Berkuasa SMA Pasundan 2 secara Individu ... 65

4.30 Tingkat Motif Berkuasa SMA Pasundan 2 secara Kelompok ... 66

4.31 Motif berprestasi SMA Pasundan 2 ... 66

4.32 Motif Berprestasi SMA Pasundan 2 Secara Individu ... 67

4.33 Tingkat Motif Berprestasi SMA Pasundan 2 secara Kelompok . 67

4.34 Motif Berafiliasi SMA Pasundan 2 ... 68

4.35 Motif Berafiliasi SMA Pasundan 2 Secara Individu ... 69

4.36 Tingkat Motif Berafiliasi SMA Pasundan 2 secara Kelompok .. 69

4.37 4.38 Tingkat Motif di setiap sekolah berdasarkan rata-rata jawaban siswa... Rincian Hasil berdasarkan dari rata-rata jawaban Siswa... 70

70

4.39 4.40 4.41 Tingkat Motif bedasarkan tinggi, sedang, rendah jawaban siswa... Jumlah keseluruhan berdasarkan rata-rata jawaban siswa secara keseluruhan... Tingkat Motif secara keseluruhan bedasarkan rata-rata jawaban siswa... 71

73


(10)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal DAFTAR GAMBAR

2.1 Hubungan minat, motif, dan perilaku ... 8

2.2 Perkembangan minat sepanjang rentang kehidupan ... 10

2.3 Gambar ukuran lapangan futsal ... 18

2.4 Gambar gerakan dribbling ... 24

2.5 Gambar gerakan pengontrolan bola ... 25

2.6 Desain penelitian ... 28


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 2. Data Hasil Penelitian ... 3. Surat Penelitian dan Dokumentasi ...


(12)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga yang dilakukan dengan benar sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia. Olahraga tidak hanya dijadikan sebagai salah satu kegiatan untuk menyalurkan hobi atau sekedar memanfaatkan waktu luang, lebih dari itu olahraga dapat dijadikan sebagai sarana dalam rangka memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Selain bermanfaat bagi kesehatan jasmani, olahraga juga bermanfaat bagi kesehatan rohani seseorang. Olahraga memberikan dampak positif tidak hanya pada aspek fisik, secara mental seseorang yang menyukai kegiatan olahraga memiliki tingkat kesehatan mental yang lebih baik, karena melalui olahraga stress akibat rutinitas sehari-hari dapat dihilangkan. Dalam olahraga juga ditanamkan nilai-nilai kejujuran, kerjasama, dan sportifitas. Selain mewujudkan manusia yang sehat baik jasmani dan rohani, olahraga juga dapat dijadikan sebagai ajang dalam pencapaian prestasi yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mengharumkan nama bangsa dan negara.

Olahraga tidak hanya dilakukan pada waktu libur. Di beberapa sekolah menengah atas Kota Bandung beragam kegiatan olahraga disediakan dan ditawarkan kepada siswa dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler. Jenis-jenis olahraga tersebut diantaranya adalah olahraga bolabasket, bolavoli, beladiri, futsal, dan sepakbola. Tujuan kegiatan olahraga dalam ekstrakulikuler senggang atau diarahkan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan sesuai kurikulum yang tertuang dalam pendidikan olahraga.

Menurut Wikipedia (diakses 10 Desember, 2012) futsal berasal dari kata futbol sala (bahasa Spanyol) yang berarti sepakbola ruangan. Olahraga ini diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Olahraga futsal dapat dimainkan di ruangan tertutup (indoor) dan ruangan terbuka


(13)

(outdoor), dengan bahan yang khas. Jenis lapangannya terdiri dari rumput sintetis dan lapangan real floor. Oleh karena lapangan futsal yang berbeda tersebut, maka jenis sepatu yang dipakai oleh pemain juga berbeda-beda disesuaikan dengan medan lapangan. Dalam Kamus Pintar Futsal ( 2005:22 ) di jelaskan bahwa :

Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing-masing regu beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki, selain lima pemain utama, setiap regu juga diijinkan memiliki pemain cadangan.

Futsal mulai berkembang di Indonesia sekitar tahun 1998. Pada tahun 2000 futsal berkembang semakin pesat, dan pada tahun 2002 untuk pertama kalinya Indonesia telah berhasil menyelenggarakan kejuaraan futsal tingkat Asia di Jakarta. Untuk mengembangkan olahraga futsal di Indonesia maka di adakan

re-suffle di PSSI dan dibentuk Badan Futsal Nasional (BFN).

Olahraga futsal terus berkembang dari tahun ke tahunnya. Setelah dibentuknya organisasi yang memegang peran penuh olahraga futsal, futsal semakin menjamur dikalangan masyarakat umum dan dilingkungan pendidikan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan munculnya ekstrakulikuler futsal di sekolah-sekolah, UKM di universitas, dan munculnya klub-klub futsal amatir atau profesional di setiap kotanya.

Terdapat beberapa sekolah menengah atas yang menawarkan olahraga futsal sebagai kegiatan ekstrakulikuler. Selain kemudahan dalam penyediaan lapangan, olahraga futsal cukup digemari para siswa. Olahraga Futsal lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan sepakbola terutama di kota-kota besar. Dari sisi waktu, metode pelatihan, pelatih, karakteristik siswa yang beragam menjadikan kegiatan ekstrakulikuler futsal lebih fleksibel dan menyenangkan. Beberapa anak SMA yang ditemui pada saat latihan futsal di tempat futsal di kota Bandung mengungkapkan bahwa kegiatan bermain futsal sangat menyenangkan, selain bisa di jadikan sarana untuk bermain bersama kelompok-kelompok anak SMA lainnya,


(14)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal

futsal juga dapat dijadikan sarana untuk mengurangi stress setelah melakukan proses belajar di sekolah.

Permainan futsal adalah permainan bola dengan menggunakan kecepatan, selain itu permainan futsal memerlukan ball feeling yang baik, artinya bagaimana menggunakan perasaan saat menyentuh bola dengan kaki. Penggunaan kaki memang harus terampil, dengan begitu bola dapat dimainkan dengan leluasa. Kegiatan olahraga futsal dapat meningkatkan kemampuan gerakan manipulatif siswa. Mengenai olahraga futsal Tenang (2008:63-64) menjelaskan bahwa :

Dibandingkan dengan sepak bola lapang besar, futsal lebih menekankan pada penguasaan bola dengan melakukan teknik passing dan dribbling yang benar. Tanpa skill ini, bola akan lebih mudah direbut pemain lain. Tidak ada istilah kick and run karena lapangan terlalu kecil dan pemain bertumpuk dalam jarak yang sangat dekat.

Beberapa sekolah di kota Bandung yang memberikan tawaran kegiatan ekstrakulikuler futsal telah memiliki prestasi yang baik yaitu tim futsal dari SMA Negeri 12, 16, 18, dan SMA Pasundan 2. Ketersediaan lapangan serta kemudahan bergabung membuat siswa mengikuti kegiatan futsal. Ke empat sekolah tersebut aktif mengikuti kompetisi antar SMA se-kota Bandung dengan prestasi yang ditorehkan masing-masing sekolah tergolong baik.

Olahraga futsal selain di jadikan media untuk mendidik para siswa agar memahami nilai-nilai sportivitas, kerjasama, dan kejujuran juga merupakan media untuk pengembangan potensi dan bakat siswa dalam olahraga. Selain itu olahraga futsal juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk maeraih prestasi.

Dalam kenyataannya aspek psikologis jarang diperhatikan dalam kegiatan futsal, padahal aspek tersebut tidak kalah pentingnya dengan aspek lainnya. Pelatih hanya memperhatikan aspek fisik dan teknis seperti kondisi fisik, kemampuan teknis, dan pendekatan strategi bermain. Kemampuan fisik yang ditunjang dengan aspek psikologis akan mendorong tercapainya prestasi maksimal.


(15)

Pernyataan tersebut menegaskan pentingnya aspek psikologis dalam meningkatkan prestasi. Untuk itu perlu adanya telaah ilmiah tentang aspek tersebut. Salah satu aspek psikologis yang harus di perhatikan adalah motif seseorang dalam mengikuti olahraga futsal. Pemahaman yang jelas tentang motif seseorang dalam mengikuti cabang olahraga futsal akan mendorong terjadinya proses perbaikan dalam penyusunan program, perbaikan latihan serta penguatan motif agar lebih kuat. Gambaran tentang motif berprestasi akan mengarahkan penyusunan program latihan lebih terencana serta memberikan pencerahan bagi sekolah untuk mendukung futsal secara penuh.

Motif adalah keadaan dalam pribadi orang mendorong individu untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna untuk mencapai sesuatu tujuan. (Suryabrata, 1995:70).

Motif didasarkan pada kodrat manusia sebagai mahluk dan ada motif yang dipelajari karena faktor lingkungan. Motif yang bersifat asali seperti makan dan minum, sedangkan motif yang dipelajari adalah motif yang berkembang karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungan yang menumbuhkan motif. Sebagai contoh perilaku mencari makan karena lapar merupakan motif asali sedangkan motif untuk melakukan latihan atau belajar karena ingin berprestasi dan memperoleh sejumlah pujian merupakan motif yang dipelajari karena interaksinya dalam lingkungan. Interaksi tersebut mendorong tumbuhnya pemahaman tentang makna berprestasi, pujian atau penghargaan.Motif yang dipelajari itu muncul dari pengalaman individu selama perkembangan hidupnya.

Sementara itu, Mc Clelland yang dikutip oleh Hamzah (2011:47) menjelaskan jenis-jenis motif yaitu :1) Motif untuk berprestasi ( Need For

Achievement ), 2) Motif untuk berkuasa ( Need For Power ), 3) Motif untuk

berafiliasi atau berhubungan ( Need For Afiliation ).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: ”Motif Utama Siswa SMA di Kota Bandung dalam Menggeluti Cabang Olahraga Futsal (Studi Deskriptif pada


(16)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal

SMA di Kota Bandung yang Mempunyai Prestasi yang Baik dalam Cabang Olahraga Futsal)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “ Motif utama apakah yang dijadikan dasar siswa SMA dalam menggeluti cabang olahraga futsal di SMA di Kota Bandung yang mempunyai prestasi baik dalam cabang olahraga Futsal ?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui motif utama yang dijadikan dasar siswa SMA dalam menggeluti cabang olahraga futsal di SMA di kota Bandung yang mempunyai prestasi baik dalam cabang olahraga Futsal. D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap hasil penelitian ini memberikan kegunaan atau manfaat sebagai berikut :

1. Secara teori

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan mengenai motif berolahraga pada remaja terutama siswa SMA di kota Bandung.

2. Secara praktis

a. Bagi peneliti penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar yang berharga dalam penelitian olahraga futsal serta motif remaja dalam menggeluti olahraga tersebut.

b. Bagi pihak sekolah yaitu hasil penelitian dapat mendorong pihak sekolah untuk memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan prestasi siswa dalam


(17)

bidang olahraga futsal. Futsal tidak hanya dijadikan sebagi pelengkap pendidikan. Olahraga futsal dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan kualitas siswa serta mendorong perilaku positif dalam masyarakat.

c. Bagi siswa yaitu hasil penelitian dapat menambah pengetahuan tentang permainan futsal dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan olahraga futsal.

E. Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut :

a. Populasi penelitian ini adalah siswa putera SMA di Kota Bandung yang menggeluti cabang olahraga futsal dari 4 SMA yang mempunyai prestasi yang baik dalam cabang olahraga futsal yang berjumlah 228 siswa. SMA tersebut adalah SMAN 12, SMAN 16, SMAN 18, dan SMA Pasundan 2 Kota Bandung.

b. Sampel penelitian berjumlah 76 siswa . 76 siswa tersebut adalah siswa yang masuk dalam tim yang mewakili sekolah tersebut dalam kejuaraan futsal. c. Lokasi penelitian dilakukan di SMAN 12, SMAN 16, SMAN 18, dan SMA

Pasundan 2 Kota Bandung.

d. Aspek yang diteliti adalah mengenai motif utama siswa dalam kegiatan olahraga futsal.

F. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering berbeda sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dan menimbulkan ke tidak cocokan atau mengaburkan pengertian. Oleh karena itu, penulis menafsirkan istilah-istilah dalam penelitian ini berdasarkan pendapat para ahlii sebagai berikut :

1. Motif

Motif merupakan bentuk dorongan bersifat mental yang menjadi dasar adanya perilaku dalam melakukan kegiatan olahraga futsal. Suryabrata (1955:70)


(18)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal

menjelaskan bahwa: “Motif keadaan dalam diri orang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan”.

2. Menggeluti

Menggeluti artinya perilaku terlibat secara aktif dalam kegiatan dengan melibatkan aktivitas fisik dan psikis untuk mendapatkan hasil maksimal. Menurut Setiawan, (KBBI versi 1.1 diakses 20 April 2013) menjelaskan bahwa “menggeluti artinya menekuni pekerjaan”.

3. Futsal

Futsal adalah permainan olah raga yang memiliki karakteristik permainan tim yang cepat bertujuan untuk memasukan bola kegawang lawan dan menjaga agar gawang sendiri dari serangan lawan. Futsal merupakan permainan bola besar yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukan bola kegawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. selain memiliki pemain utama, setiap regu juga diijinkan memiliki pemain cadangan (Kamus pintar Futsal 2005:2).


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (deduktif) dan Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2010: 11), Metode deskriptif adalah: “Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel, atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”. Nazir (2003:54) menjelaskan bahwa :

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Dalam penelitian ini, penulis berusaha menggambarkan bagaimana tingkat motif utama siswa dalam kegiatan futsal yang diselenggarakan sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran di Sekolah Menengah Atas di kota Bandung.

B. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah yang mengacu pada langkah-langkah tertentu agar proses penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Langkah tersebut adalah :

1. Merumuskan dan mendefinisikan masalah

Masalah yang ditetapkan dianggap urgen untuk dipecahkan melalui penelitian ilmiah. masalah yang muncul dalam kegiatan futsal adalah kurangnya gambaran yang ilmiah mengenai motivasi berprestasi dalam kegiatan olahraga futsal .

2. Mengadakan studi kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang relevan studi kepustakaan


(20)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan di perpustakaan yang menyediakan karya ilmiah dan melalui situs-situs yang menampilkan hasil-hasil penelitian dan jurnal ilmiah baik internasional maupun nasional tentang motivasi dalam olahraga futsal . 3. Mengumpulkan Data

Data yang dikumpulkan melalui angket kepada siswa SMA Kota Bandung dan melakukan observasi untuk memperkuat data yang diperoleh melalui angket. untuk memperoleh data mengenai perilaku warga belajar, proses pelatihan maupun fenomena yang terjadi di lapangan.

4. Menyusun, menganalisa dan memberikan interpretasi

Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk melakukan analisisi. penyusunan dan analisis data menggunakan program SPSS.17 dan program Exel untuk mempermudah analisisi. setelah data dianalisisi, maka langkah selanjutnya melakukan interpretasi terhadap data tersebut. Interpretasi data tidak hanya berdasarkan angka. Interpretasi ditambah dengan pengalaman peneliti dilapangan dan hasil pengamatan terhadap objek penelitian.

5. Membuat generalisasi dan kesimpulan

setelah memberikan interpretasi dan penafsiran terhadap hasil analisis. Peneliti membuat generalisasi penemuan-penemuan dan selanjutnya memberikan kesimpulan.

6. Membuat laporan ilmiah

Laporan ilmiah berisi hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian mengenai motif bermain futsal dalam kegiatan ekstrakulikuler.


(21)

Skema 2.6

Skema penelitian PSP3

(Sumber : Modifikasi dari Nazir, 2003:42)

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan individu yang akan diteliti, paling sedikit mempunyai satu sifat atau ciri yang sama dengan kenyataan subjek dan akan digeneralisasikan. Lutan et al (2011:83) menegaskan bahwa : ”Populasi selalu merupakan sekelompok orang-orang, siswa, guru-guru, atau individu lain yang mempunyai karakteristik tertentu.lebih lanjut Menurut Furqon (2009:146) bahwa:

Teori

Masalah di Lapangan Masalah penelitian

TujuanPenelitian

Kerangka teoritis Konseptual

Mengumpulkan data ( angket, observasi, studi pustaka)

Analisis Data dengan bantuan Program SPSS Penafsiran data

Generalisasi Kesimpulan


(22)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

paling tidak memiliki satu karakteristik yang sama”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA di kota Bandung yang menggeluti cabang olahraga futsal dari 4 SMA di kota Bandung yang mempunyai prestasi yang baik dalam cabang olahraga futsal. Populasi bejumlah 228 siswa. SMA tersebut adalah SMAN 12, SMAN 16, SMAN 18, dan SMA Pasundan 2 Kota Bandung.

Adapun ciri – ciri karakteristik dalam populasi pada penelitian ini, sebagai berikut :

A. Semua jenis kelamin laki – laki yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler futsal yang dijadikan penelitian.

B. 3 SMA Negeri yaitu : SMA N 12, SMA N 16 ,dan SMA N 18 dan 1 SMA Swasta yaitu : SMA Pasundan 2 yang dijadikan tempat penelitian. Semua bertempat di Kota Bandung.

C. Siswa yang diteliti adalah 76 siswa yang aktif dalam ekstrakulikuler futsal yang termasuk ke dalam sebuah tim disekolahnya yang selalu mewakili sekolahnya dalam setiap kejuaraan futsal yang di ikuti oleh sekolahnya.

2. Sampel

Sampel dianggap bagian dari populasi karena memiliki karakteristik yang hampir sama dengan populasi. Penelitian ini tidak menggunakan semua populasi untuk dijadikan sampel tetapi hanya mengambil dari sebagian populasi. Sampel representatif digunakan apabila populasi penelitian dalam jumlah besar karena bukan merupakan sesuatu yang mudah meneliti dalam jumlah besar karena keterbatasan waktu, biaya dan kesempatan. ”Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2010:118).

Ridwan dan Achmad (2008: 40) menyatakan bahwa : ” sampel harus representatif , disamping itu peneliti wajib mengerti tentang besar ukuran sampel , teknik

sampling, karakteristik populasi dalam sampel”

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik


(23)

purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan

peneliti ”.

Sampel dalam penelitian berjumlah 76 siswa dengan rincian 18 siswa

dari SMA 12, 16 siswa dari SMA 16, 20 siswa dari SMA 18, dan 22 siswa dari SMA Pasundan 2. 76 siswa tersebut adalah siswa yang mewakili SMA tersebut dalam setiap kejuaraan futsal.

Ciri – ciri khusus pada 4 SMA yang di jadikan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut :

A. Sampel penelitian ini terdiri dari 3 SMA Negeri yaitu : SMA Negeri 12, SMA Negeri 16, dan SMA Negeri 18. Dan 1 SMA Swasta yaitu : SMA Pasundan 2.

B. Semua berjenis kelamin laki – laki atau atlet putra yang aktif dalam ekstrakulikuler futsal di sekolahnya yang menjadi sampel penelitian. C. Semua SMA yang diteliti bertempat di Kota Bandung dan Dukungan

dari sekolah Dukungan pihak sekolah di ke empat sekolah yang dijadikan objek penelitian sangat baik. Pihak sekolah selalu memfasilitasi setiap kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan futsal. Sekolah selalu mengikutsertakan tim futsal sekolahnya dalam setiap kejuaraan futsal baik ditingkat lokal maupun nasional.

D. Peran pelatih sangat krusial dalam pencapaian prestasi dalam cabang olahraga futsal. Dengan adanya pelatih yang profesional maka motivasi berprestasi para siswa akan meningkat. Dari hasil observasi maka ditemukan bahwa ke empat sekolah mempunyai pelatih yang profesional, SMA 12 dilatih oleh mantan pemain liga profesional futsal Indonesia, SMA 16 dilatih oleh pelatih akademi futsal Sixteen Bandung, SMA 18 dilatih oleh pelatih yang melatih tim Libido Fc liga profesional futsal Indonesia, dan SMA Pasundan 2 dilatih oleh mantan pemain liga profesional futsal Indonesia.


(24)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang kususnya di adakan di Kota Bandung 4 sekolah tersebut selalu mendapatkan hasil prestasi yang baik. Salah satunya pada event kejuaraan KIT Futsalismo dan Piala Specs 4 sekolah tersebut berada pada puncak partai semifinal dengan hasil pada semifinal SMA N 18 berhadapan dengan SMA Pasundan 2 dan SMA N 16 berhadapan dengan SMA N 12, dan menghasilkan partai final antara SMA N 18 berhadapan dengan SMA N 16. Menghasilkan juara SMA N 18 Kedua SMA N 16 ditempat Ketiga SMA pasundan 2 dan tempat ke Empat SMA N 12. Di setiap event yang lain ke 4 SMA tersebut selalu hadir mengikuti kejuaraan futsal yang berjenjang antar kota maupun nasional.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Untuk memperjelas variabel dalam penelitian ini dan mempermudah pengukurannya maka diperlukan definisi variabel pada penelitian ini dan definisi operasional Hatch dan Farhady (Sugiyono, 2007:32). Menegaskan bahwa : “ Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain”.

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel X, motif utama yaitu dorongan utama yang mempengaruhi keikutsertaan siswa di Kota Bandung dalam olahraga futsal. Variabel penelitian tersebut dijabarkan ke dalam konsep-konsep variabel, indikator dan skala ukur seperti pada tabel 3.1 kisi – kisi angket sebelum melakukan uji angket dan tabel 3.2 kisi – kisi angket sebenarnya setelah melakukan uji angket, sebagai berikut :


(25)

Tabel 3.1

Variabel, Indikator, Sub Indikator, Instrumen Pertanyaan Pada Uji Coba Angket

Variabel Konsep Dimensi Indikator Instrumen Pertanyaan Motif Utama Dorongan utama yang menjadi pendorong keikutsertaan siswa dalam kegiatan olahraga futsal a.Berafiliasi

1.Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif.

2.Mencari feedback tentang perbuatannya. 3.Memilih resiko yang

sedang didalam perbuatannya.

4.Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya 3,6,10,11 13,17,18,21 22,25,26,27 30,56,57,66 b.Berprestasi

1.Lebih memperhatikan segi hubungan pribadi yang ada dalam

pekerjaannya dari pada segi tugas-tugas yang ada dalam pekerjaan tersebut.

2.Melakukan pekerjaannya lebih efektif apabila bekerja sama dengan oranglain dalam seasana yang lebih kooperatif. 3.Mencari persetujuan atau

kesepakatan dari 2,5,14 16,19,23 28,31,33 34,35,36 38,39,40 41,42,43 44,45,46,47 48,49,50,51, 52,53,54.55, 58,59,60,64


(26)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oranglain.

4.Lebih suka dengan oranglain daripada sendirian.

5.Selalu berusaha menghindari konflik.

c. Berkuasa

1. Menyukai pekerjaan dimana mereka menjadi pimpinan. 2. Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan dari sebuah organisasi dimanapun ia berada.

3. Mengumpulkan barang-barang atau menjadi anggota suatu perkumpulan yang dapat mencerminkan prestise.

Sangat peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dari kelompok atau organisasi.

1,4,7,8,9,12 15,20,24,29, 61,62,65


(27)

Tabel 3.2


(28)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Hasil Validitas

Pertanyaan

hasil

pengujian keterangan

p1 0,41 Valid

p2 0,56 Valid

p3 0,48 Valid

p4 0,35 Valid

p5 0,4 Valid

p6 0,51 Valid

p7 0,56 Valid

p8 0,46 Valid

p9 0,51 Valid

p10 0,41 Valid

p11 0,25 Tidak valid

p12 0,41 Valid

p13 0,56 Valid

p14 0,56 Valid

p15 0,31 Valid

p16 0,13 Tidak valid

p17 0,36 Valid

p18 0,07 Tidak valid

p19 0,52 Valid

p20 0,12 Tidak valid

p21 0,56 Valid

p22 0,56 Valid

p23 0,3 Valid

p24 0,48 Valid

p25 0,32 Valid

p26 0,522 Valid

p27 0,36 Valid

p28 0,13 Tidak valid

p29 0,44 Valid

p30 0,023 Tidak valid

p31 0,48 Valid

p32 0,56 Valid

p33 0,58 Valid


(29)

p35 0,5 Valid

p36 0,64 Valid

p37 0,33 Valid

p38 0,5 Valid

p39 0,44 Valid

p40 0,46 Valid

p41 0,48 Valid

p42 0,46 Valid

p43 0,4 Valid

p44 0,46 Valid

p45 0,26 Tidak valid p46 -0,011 Tidak valid

p47 0,5 Valid

p48 0,57 Valid

p49 0,36 Valid

p50 0,43 Valid

p51 0,39 Valid

p52 0,29 Tidak valid p53 0,23 Tidak valid

p54 0,51 valid

p55 0,41 valid

p56 0,25 Tidak valid

p57 0,5 valid

p58 0,57 valid

p59 0,36 valid

p60 0,43 valid

p61 0,4 valid

p62 0,5 valid

p63 0,64 valid

p64 0,41 valid

p65 0,47 valid

p66 0,45 valid

Bedasarkan hasil uji angket / validitas untuk menjelaskan kelompok yang didasarkan pada gejala pusat dari kelompok jawaban dengan menggunakan program SPSS versi 17, tabel diatas menunjukan bahwa terdapat 11 soal pada uji angket yang tidak valid. Yaitu pada nomer soal 56, 53, 52, 45, 46, 30, 28, 20, 18,


(30)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Variabel, Indikator, Sub Indikator, Instrumen Pertanyaan Angket Sebenarnya

Variabel Konsep Dimensi Indikator Instrumen Pertanyaan Motif Utama Dorongan utama yang menjadi pendorong keikutsertaan siswa dalam kegiatan olahraga futsal a. Berafiliasi 5.Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif. 6.Mencari feedback tentang perbuatannya. 7.Memilih resiko

yang sedang didalam perbuatannya. 8.Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya 3,6,10,11 13,17,18,21 22,25,26,27 30,56,57 b. Berprestasi 6.Lebih memperhatikan segi hubungan pribadi yang ada dalam

pekerjaannya dari pada segi tugas-tugas yang ada

2,5,14 16,19,23 28,31,33 34,35,36 38,39,40 41,42,43 44,45,46,47 48,49,50,51,


(31)

dalam pekerjaan tersebut.

7.Melakukan pekerjaannya lebih efektif apabila bekerja sama dengan oranglain dalam seasana yang lebih kooperatif. 8.Mencari

persetujuan atau kesepakatan dari oranglain. 9.Lebih suka

dengan oranglain daripada

sendirian. 10. Selalu

berusaha menghindari konflik.

52,53,54.55

c. Berkuasa

4. Menyukai pekerjaan dimana mereka menjadi

pimpinan. 5. Sangat aktif

dalam

1,4,7,8,9,12 15,20,24,29


(32)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menentukan arah kegiatan dari sebuah organisasi dimanapun ia berada.

6. Mengumpulkan barang-barang atau menjadi anggota suatu perkumpulan yang dapat mencerminkan prestise.

Sangat peka terhadap

struktur

pengaruh antar pribadi dari kelompok atau organisasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data untuk mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi artinya pengamatan langsung ke lapangan. “Observasi adalah teknik yang digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses


(33)

kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar” (Sugiyono, 2010: 203). Lebih lanjut Nazir (2003:175) menjelaskan bahwa:

Kriteria observasi yang dilakukan adalah a) pengamatan digunakan untuk penelitian dan direncanakan secara sistematik b)pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang direncanakan c) pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja d) pengamatan dapat dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitas.

Berdasarkan pendapat tersebut peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan futsal pada masing-masing sekolah untuk mengetahui bagaimana motif utama siswa menggeluti futsal. Observasi digunakan untuk mendukung penjelasan instrumen utama angket.

2. Kuesioner sebagai instrumen utama

Kuesioner merupakan instrumen utama penelitian yang berisi pernyataan dengan jawaban menggunakan skala likert. Nazir (2003:203) menjelaskan tentang kuesioner yaitu : “Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering disebut secara umum dengan kuesioner atau daftar yang cukup terperinci

dan lengkap”. Lebih lanjut Supranto (2006:23) bahwa : ”Kuesioner atau daftar

isian adalah satu set pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standar pertanyaan yang sama dapat diajukan terhadap setiap responden”

F. Pengembangan Instrumen Penelitian a. Observasi

Observasi dilakukan dengan melibatkan diri dalam kegiatan futsal. Peneliti adalah assisten pelatih yang membantu program latihan dibeberapa sekolah tersebut. Dalam penelitian ini pengamatan yang dilakukan terstruktur, aspek yang menjadi pengamatan adalah gambaran tentang perilaku yang menunjukkan motif


(34)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden dengan skala likert. Beberapa prinsip yang dikembangkan memenuhi beberapa prinsip penulisan , pengukuran dan penampilan fisik seperti dikatakan Sekarang Sugiyono (2010:200).

Prinsip itu adalah isi dan tujuan merupakan bentuk pengukuran, bahasa yang digunakan dimengerti responden, Pertanyaan dibuat tertutup dalam kalimat positif , pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan yang sudah lupa, pernyataan tidak menggiring, pertanyaan tidak terlalu panjang, urutan pertanyaan dari yang umum ke lebih spesifik serta penampilan fisik angket menarik.

Kuesioner menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban menggunakan yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. seperti pada tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.5 Skala Likert

NO Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Bila Positif Bila Negatif 1.

2. 3. 4. 5.

SS (Sangat Setuju) S (Setuju)

KS ( kurang setuju) TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak Setuju)

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Sumber : Metode Penelitian Sugiyono (2007)

Untuk jenis data yang diperoleh berdasarkan angket , langkah pertama yang dilakukan :

a. Pengujian Validitas Instrumen

Untuk menguji validitas konstruk dapat dipergunakan pendapat para ahli (judgement expert) seperti diungkapkan Hadi (sugiyono, 2010: 176) bahwa: “bila


(35)

bangunan teorinya sudah benar maka, maka hasil pengukuran dengan alat (instrument) yang berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang

valid“. Angket kemudian diujicobakan dan dihitung. Perhitungan dilakukan dengan membagi 27 % kelompok tertinggi dan 27 % kelompok terendah dengan rumus :

t

=

̅

1

-

̅

2

S gab

+

Keterangan : ̅ 1 : rata-rata jawaban skor kelompok tinggi

̅2 : rata-rata kelompok skor terendah

N1 : jumlah sampel pada kelompok skor tinggi

N2 : jumlah sampel pada kelompok skor tinggi

S gab diperoleh dari :

Ketentuan yang berlaku adalah apabila ke dua kelompok tesebut diatas 0,30 maka dianggap instrument memiliki validitas konstruksi yang baik.

Untuk melakukan validitas butir pertanyaan maka langkah yang dilakukan adalah mengkorelasikan skor factor tiap butir dengan jumlah total. Uji koreasi menggunakan rumus pearson product moment. yaitu :

] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( .

. 2 2 2

1 2 1 1 1 1

 

  y y n x x n y x y x n y x r

Instrumen pertanyaan yang tidak memiliki validitas diatas 0.30 akan dibuang. Instrumen diujicobakan kepada siswa dari sekolah lain yang memiliki karakteristik hampir sama dan menggeluti futsal. Siswa yang membantu uji coba instrument berjumlah 30 siswa dari beberapa SMA di Kota Bandung di luar sampel penelitian.


(36)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n

x

x

Pengujian reliabilitas instrument (keajegan instrument dalam penelitian ini dilakukan secara internal. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisa konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik belah dua dari spearman Brow (split half) (Sugiyono, 2010: 185).

=

Keterangan : r1 = reliabilitas internal seluruh instrument

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dengan

belahan kedua

Data dianggap memiliki reliabilitas instrumen apabila nilai korelasi antara kedua belahan tersebut diatas angka 0.60.

G. Teknik Analisis Data Deskriptif

Beberapa penyajian data yang akan dikemukakan pada penelitian untuk analisis deskriptif adalah Tabel data interval (hasil angket) dan Grafik Batang. Tabel tersebut diperoleh melalui pengukuran gejala pusat.

Pengukuran gejala pusat menggunakan teknik statistik mean (rata-rata

hasil jawaban) untuk menjelaskan kelompok yang didasarkan pada gejala pusat

dari kelompok jawaban dengan rumus sebagai berikut : Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus sebagai berikut :

1).

Keterangan:

x = Nilai rata-rata yang dicari  = Jumlah dari


(37)

x = Skor mentah n = Jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku untuk mengetahui skor yang diperoleh oleh tiap sampel dengan mempergunakan rumus berikut :

1 2 1       

n x x S Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari  = Jumlah dari

x1 = Nilai data mentah

x = Nilai rata-rata n = Jumlah sample

3. Pengelompokkan kelas berdasarkan angket jawaban responden berdasarkan disusun dan disajikan sebagai berikut :

a. Nilai indeks maksimum = 1 x jumlah pertanyaan x jumlah responden b. Nilai indeks maksimum = 5 x jumlah pertanyaan x jumlah responden c. Interval = Nilai indeks maksimum – nilai indeks

minimum

d. Jarak interval =

5 Interval ang JumlahJenj Interval

1. Penafsiran terhadap kemampuan motif dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.6 Presentase jawaban


(38)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

0 % 1 % - 24 % 25 % - 49 %

50 % 51 % - 74 % 75 % - 99 %

100 %

Tidak ada Sebagian kecil Hampir setengah

Setengahnya Sebagian besar Hampir seluruhnya


(39)

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka maka dapat disimpulkan bahwa motif utama anak SMA dalam menggeluti cabang olahraga futsal di SMA kota Bandung yang mempunyai prestasi yang baik dalam cabang olahraga futsal adalah motif berprestasi dengan rincian : 1) Motif berprestasi sebesar 36,55%, 2) Motif berafiliasi 35,31%, dan 3) Motif berkuasa 28,13%.

Berdasarkan hasil pengolahan analisis data yang telah disusun dan telah diuji , maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Motif utama anak SMA dalam menggeluti cabang olahraga futsal adalah motif berprestasi.

Tingkat Motif Secara Peringkat Yang Menjadi Motif Utama

Motif Persentase 1.Berprestasi 36,55%

2.Berafiliasi 35,31%

3.Berkuasa 28,13%


(40)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis menyarankan : 1.Bagi Sekolah yang dijadikan obyek penelitian.

Sekolah diharapkan terus mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang sudah diraih dengan cara selalu menjaga motif berprestasi para siswanya dalam menggeluti cabang olahraga futsal. Untuk menjaga motif berprestasi para siswanya hendaknya sekolah selalu memberikan dukungan berkenaan penyediaan sarana-prasarana, penyediaan pelatih yang profesional, dan selalu memfasilitasi apabila tim futsal akan mengikuti kejuaraan.

2.Bagi sekolah yang lain.

Hasil penelitian hendaknya dijadikan gambaran bagi sekolah yang lain bahwa untuk mempunyai prestasi yang baik dalam cabang olahraga futsal maka para siswa yang menggeluti cabang olahraga futsal harus mempunyai motif berprestasi yang tinggi. Untuk meningkatkan motivasi berprestasi para siswa maka sekolah hendaknya menyediakan sarana prasarana yang baik, pelatih yang profesional, dan selalu mendukung apabila tim futsal sekolah tersebut akan mengikuti kejuaraan-kejuaraan baik ditingkat lokal maupun nasional.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma.

Ibrahim,Komarudin (2007) Psikologi Pelatihan. Bandung FPOK UPI. Irawan Andri, (2009). Teknik dasar modern futsal , Jakarta : Pena pundi. Imran (1996). Belajar dan pembelajaran. Malang. Pustaka jaya.

Jarvis M (2010). Teori-Teori Psikologi. Alih Bahasa Teamwork. Bandung : Nusa Media

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2003 versi I.I).

Kusmaedi, Husdarta (2004).Pertumbuhan dan perkembangan sepanjang rentang

kehidupan. Bandung FPOK UPI.

Lutan, R., Berliana dan Sunaryadi, Y. (2007). Metode Penelitian Pendidikan

Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Murhantanto. (2006). Dasar-Dasar Permainan Futsal. Jakarta: Kawan Pustaka Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurhasan. (2007). Modul Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK Bandung Pedoman. (2009) . Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia

Suhaebah (2001) Psikologi Pendidikan. Bandung Alpabeta. Setyobroto, Sudibyo (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta.Anem. Sucipto dkk. (1999). Permainan Sepak Bola. Bandung.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(42)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal

Tenang, John D. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: Mizan Bunaya Kreativa.

Internet :

Wikipedia (Di akses 10 Desember 2012)

Setiawan, (KBBI versi 1.1 di akses 20 april 2013)

http://id.wikipedia.org/wiki/Futsal (diakses 20 september).

http://www.scribd.com/doc/27517771/Teknik-Dasar-Bermain-Futsal (diakses 20 September).

http://www.google.co.id/imgres?q=dribbling+dalam+Futsal&num (diakses 13 september).

Wikipedia ( diakses 10 Desember, 2012 ).

skripsi

Suhaebah, Siti. (2005). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pada

Mata Pelajaran Ekonomi di SMA di Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas


(1)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x = Skor mentah n = Jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku untuk mengetahui skor yang diperoleh oleh tiap sampel dengan mempergunakan rumus berikut :

1 2 1       

n x x S Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari  = Jumlah dari

x1 = Nilai data mentah

x = Nilai rata-rata n = Jumlah sample

3. Pengelompokkan kelas berdasarkan angket jawaban responden berdasarkan disusun dan disajikan sebagai berikut :

a. Nilai indeks maksimum = 1 x jumlah pertanyaan x jumlah responden b. Nilai indeks maksimum = 5 x jumlah pertanyaan x jumlah responden c. Interval = Nilai indeks maksimum – nilai indeks

minimum

d. Jarak interval =

5 Interval ang JumlahJenj Interval

1. Penafsiran terhadap kemampuan motif dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.6 Presentase jawaban


(2)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

0 % 1 % - 24 % 25 % - 49 %

50 % 51 % - 74 % 75 % - 99 %

100 %

Tidak ada Sebagian kecil Hampir setengah

Setengahnya Sebagian besar Hampir seluruhnya


(3)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka maka dapat disimpulkan bahwa motif utama anak SMA dalam menggeluti cabang olahraga futsal di SMA kota Bandung yang mempunyai prestasi yang baik dalam cabang olahraga futsal adalah motif berprestasi dengan rincian : 1) Motif berprestasi sebesar 36,55%, 2) Motif berafiliasi 35,31%, dan 3) Motif berkuasa 28,13%.

Berdasarkan hasil pengolahan analisis data yang telah disusun dan telah diuji , maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Motif utama anak SMA dalam menggeluti cabang olahraga futsal adalah motif berprestasi.

Tingkat Motif Secara Peringkat Yang Menjadi Motif Utama

Motif Persentase 1.Berprestasi 36,55% 2.Berafiliasi 35,31% 3.Berkuasa 28,13% Total 100,00%


(4)

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis menyarankan : 1.Bagi Sekolah yang dijadikan obyek penelitian.

Sekolah diharapkan terus mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang sudah diraih dengan cara selalu menjaga motif berprestasi para siswanya dalam menggeluti cabang olahraga futsal. Untuk menjaga motif berprestasi para siswanya hendaknya sekolah selalu memberikan dukungan berkenaan penyediaan sarana-prasarana, penyediaan pelatih yang profesional, dan selalu memfasilitasi apabila tim futsal akan mengikuti kejuaraan.

2.Bagi sekolah yang lain.

Hasil penelitian hendaknya dijadikan gambaran bagi sekolah yang lain bahwa untuk mempunyai prestasi yang baik dalam cabang olahraga futsal maka para siswa yang menggeluti cabang olahraga futsal harus mempunyai motif berprestasi yang tinggi. Untuk meningkatkan motivasi berprestasi para siswa maka sekolah hendaknya menyediakan sarana prasarana yang baik, pelatih yang profesional, dan selalu mendukung apabila tim futsal sekolah tersebut akan mengikuti kejuaraan-kejuaraan baik ditingkat lokal maupun nasional.


(5)

Dani Nugraha Hermansyah, 2013

Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma.

Ibrahim,Komarudin (2007) Psikologi Pelatihan. Bandung FPOK UPI. Irawan Andri, (2009). Teknik dasar modern futsal , Jakarta : Pena pundi. Imran (1996). Belajar dan pembelajaran. Malang. Pustaka jaya.

Jarvis M (2010). Teori-Teori Psikologi. Alih Bahasa Teamwork. Bandung : Nusa Media

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2003 versi I.I).

Kusmaedi, Husdarta (2004).Pertumbuhan dan perkembangan sepanjang rentang kehidupan. Bandung FPOK UPI.

Lutan, R., Berliana dan Sunaryadi, Y. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Murhantanto. (2006). Dasar-Dasar Permainan Futsal. Jakarta: Kawan Pustaka Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurhasan. (2007). Modul Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK Bandung Pedoman. (2009) . Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia

Suhaebah (2001) Psikologi Pendidikan. Bandung Alpabeta. Setyobroto, Sudibyo (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta.Anem. Sucipto dkk. (1999). Permainan Sepak Bola. Bandung.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(6)

Tenang, John D. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: Mizan Bunaya Kreativa.

Internet :

Wikipedia (Di akses 10 Desember 2012)

Setiawan, (KBBI versi 1.1 di akses 20 april 2013)

http://id.wikipedia.org/wiki/Futsal (diakses 20 september).

http://www.scribd.com/doc/27517771/Teknik-Dasar-Bermain-Futsal (diakses 20 September).

http://www.google.co.id/imgres?q=dribbling+dalam+Futsal&num (diakses 13 september).

Wikipedia ( diakses 10 Desember, 2012 ).

skripsi

Suhaebah, Siti. (2005). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA di Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia