MINAT DAN MOTIF SISWI MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA FUTSAL SMA DI KOTA BANDUNG.
MINAT DAN MOTIF SISWI MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER OLAHRAGA FUTSAL SMA DI KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh :
CIPTA FAUZI SUBARKAH 1105664
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
CIPTA FAUZI SUBARKAH
MINAT DAN MOTIF SISWI MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER OLAHRAGA FUTSAL SMA DI KOTA BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Drs. H. Hadi Sartono, M. Pd. NIP. 196001131987031002
Pembimbing II
Moch Yamin Saputra, M.Pd. NIP. 198207242014041001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan
Dr. Komarudin, M.Pd NIP. 197204031999031003
(3)
MINAT DAN MOTIF SISWI MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER OLAHRAGA FUTSAL SMA DI KOTA BANDUNG
Oleh
Cipta Fauzi Subarkah NIM. 1105664
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
© Cipta Fauzi Subarkah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
OKTOBER 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,
(4)
ABSTRAK
MINAT DAN MOTIF SISWI MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA FUTSAL SMA DI KOTA BANDUNG
Pembimbing 1 : Drs. H. Hadi Sartono, M.Pd Pembimbing 2 : Moch Yamin Saputra, M.Pd
Cipta Fauzi Subarkah* 1105664
Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1.Bagaimana minat siswi pada ekstrakurikuler olahraga futsal? 2.Motif apakah yang mendorong siswi mengikuti ekstrakurikuler olahraga futsal? Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu 1) Untuk mengetahui minat apa yang melatar belakangi siswi pada kegiatan ekstrakurikuler olahraga futsal, 2) Untuk mengetahui motif apa yang melatar belakangi siswi pada kegiatan ekstrakurikuler olahraga futsal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik korelasional. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang siswi yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga futsal di 4 sekolah di Kota Bandung. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu ; 1) Instrumen untuk mengatahui minat menggunakan bentuk angket tertutup, 2) Instrumen untuk mengetahui motif menggunakan bentuk angket tertutup. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data, maka dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Hasil keseluruhan dari dua variabel minat dan motif dapat saya simpulkan dengan hasil jumlah keseluruhan pengolahan dan analisis data persentase yang saya dapatkan dilapangan dengan minat siswi mengikuti ekstrakurikuler olahraga futsal SMA di Kota Bandung sebesar 83.26% dengan kriteria Tinggi Sekali, sedangkan dengan jumlah keseluruhan persentase motif siswi mengikuti ekstrakurikuler olahraga futsal sma di kota bandung sebesar 76.48% dengan kriteria Tinggi.
(5)
ABSTRACT
THE INTEREST AND MOTIVES OF STUDENTS EXTRACURICULAR SPORTS FOLLOW HIGH SCHOOL FUTSAL IN BANDUNG
Supervisor 1 : Drs. H. Hadi Sartono. M.Pd Supervisor 2 : Moch Yamin S, M.Pd
Cipta Fauzi Subarkah* 1105664
The problem in this study was 1. How to interest students in extracurricular sport of futsal? 2. What is the Motive that drives students to follow an extracurricular sport of futsal? As for goals in this study i.e. 1) to find out what interest behind their students in extracurricular sports activities of futsal, 2) to find out what the motives behind their students in extracurricular sports activities of futsal. This research uses descriptive method with the korelasional technique. As for the sampling technique using total sampling total sample, with as many as 40 people, students who follow the extracurricular sport of futsal in 4 schools in the city of Bandung. Data collection tools used are: 1) instruments for do know interest shape using the now closed, 2) Instruments to find out the motive of using the form of the now closed. Based on the results of the data processing and analysis of data, then the research results can be taken from the conclusions as follows: overall Results of the two variables of interest and motive I can conclude with the results of the overall amount of processing and data analysis the percentage that I got right on with interest students extracurricular sports follow HIGH SCHOOL futsal in Bandung of 83.26% with High criteria, whereas with the total percentage of students extracurricular sports follow motif futsal high school in bandung city of 76.48% with High criteria.
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR iii
UCAPAN TERIMA KASIH iv
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah Penelitian 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Peneliitinan 5
E. Pembatasan Penelitian 5
F. Definisi Operasional 6
G. Struktur Organisasi Skripsi 7
BAB II TINJAUAN TEORETIS 8
A. Futsal 8
1. Selintas Definisi dan Sejarah Futsal 8 2. Perkembangan Olahraga Futsal di Indonesia 10 3. Perkembangan Futsal Wanita di Indonesia 12 4. Ekstrakurikuler Olahraga Futsal di Indonesia 14
B. Wanita Dalam Olahraga 16
1. Kaum Wanita Dalam Olahraga di Masa Lalu 16 2. Hambatan Wanita dalam Berolahraga 17 3. Struktur Kaum Wanita Bila Dikaitkan dengan Gender 18 4. Bentuk-bentuk Partisipasi Wanita Dalam Olahraga 19
(7)
b. Kebijakan Pemerintah 20
c. Aktivitas Wanita 20
d. Kesehatan dan Kebugaran Jasmani 21 e. Pemberian Penghargaan dan Pubilitas Terhadap
Wanita 21
5. Wanita di Zaman Emansipasi Sekarang 21 C. Hakikat Minat dan Motif Wanita dalam Olahraga 22
1. Definisi Minat 22
2. Minat Wanita Terhadap Olahraga Futsal 28
3. Definisi Motif 29
4. Motif Wanita terhadap Olahraga Futsal 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32
A. Metode dan Prosedur Penelitian 32 B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 34
1. Lokasi 34
2. Populasi 34
3. Sampel 34
C. Desain Penelitian 35
D. Instrumen Penelitian 36
1. Melakukan Spesifikasi data 36
2. Penyusunan Angket 38
E. Tekhnik Pengumpulan Data 40
1.Uji Coba Angket 40
2. Uji Validitas 41
a. Hasil Uji Validitas 41
3. Uji Realibilitas 45
a. Hasil Uji Realibilitas 46
F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data 51
(8)
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 53 A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data Minat Dan Motif
Siswi Mengikuti Ekstrakulikuler Olahraga Futsal SMA di Kota
Bandung 53
1. Persentase Minat Ditinjau Dari Hasil Tiap Sekolah SMA di
Kota Bandung Terhadap Ekstrakurikuler Olahraga Futsal 53 2. Persentase Minat Ditinjau Dari Hasil Tiap Sekolah SMA di
Kota Bandung Terhadap Ekstrakurikuler Olahraga Futsal 54 3. Persentase Keseluruhan Minat Siswi SMA di Kota Bandung
Terhadap Ekstrakulikuler Olahraga Futsal 55 4. Persentase Keseluruhan Motif Siswi SMA di Kota Bandung
Terhadap Ekstrakulikuler Olahraga Futsal 56
B. Diskusi Penemuan 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 59
A. Kesimpulan 59
B. Saran 59
DAFTAR PUSTAKA 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN 63
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Kisi-Kisi Angket Minat 37
3.2. Kisi-Kisi Angket Motif 38
3.3. Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban 39
3.4. Hasil Uji Validitas Minat 41
3.5. Hasil Uji Validitas Motif 43
3.6. Hasil Uji Penghitungan Realibilitas Minat 47 3.7. Hasil Penghitungan Realibilitas Dari Motif 49
3.8. Kriteria Penilaian 52
4.1 Persentase Minat Ditinjau Dari Hasil Tiap Sekolah SMA di Kota Bandung Terhadap Ekstrakurikuler Olahraga Futsal 53 4.2 Persentase Minat Ditinjau Dari Hasil Tiap Sekolah SMA di Kota
Bandung Terhadap Ekstrakurikuler Olahraga Futsal 54 4.3. Persentase Hasil Angket Keseluruhan Minat 55 4.4. Persentase Hasil Angket Keseluruhan Motif 56
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Faktor-faktor yang berhubungan siklus menstruasi 18 2.2. Hubungan minat, motif dan perilaku 24
3.1. Prosedur Penelitian 33
3.2. Desain Penelitian 35
4.1 Persentase Minat Ditinjau Dari Hasil Tiap Sekolah SMA di Kota Bandung Terhadap Ekstrakurikuler Olahraga Futsal 53 4.2 Persentase Minat Ditinjau Dari Hasil Tiap Sekolah SMA di Kota
Bandung Terhadap Ekstrakurikuler Olahraga Futsal 54 4.3. Diagram Hasil Persentase Gabungan Minat 55 4.4. Diagram Hasil Persentase Gabungan Motif 57 4.5. Diagram Hasil Persentase Keseluruhan Minat dan Motif 57
(11)
Lampiran Halaman
1. Data Angket Uji Coba 63
2. Data Angket Penelitian 70
3. Data Hasil Uji Validitas Variable Minat 76 4. Data Hasil Uji Validitas Variabel Motif 77 5. Data Hasil Uji Coba Angket Minat Menggunakan SPSS 79 6. Data Hasil Uji Coba Angket Motif Menggunakan SPSS 80 7. Data Hasil Uji Reliabilitias dan Rumus Minat 82 8. Data Hasil Uji Reliabilitias dan Rumus Motif 84 9. Data Hasil Penghitungan Angket Penelitian Minat 87 10.Data Hasil Penghitungan Angket Penelitian Motif 88 11.Data Hasil Penghitungan Persentase Minat dan Motif 89
12.Tabel Nilai r 91
13.Tabel Nilai t 92
14.Pengesahan Judul dan Penunjukan Dosen Pembimbing 93 15.Surat Ijin Melakukan Penelitian 98
16.Surat Balasan Penelitian 101
17.Dokumentasi Penelitian 104
(12)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang diadakan di sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan di sekolah menengah atas. Kegiatan berolahraga sangatlah melelahkan tetapi apabila dinikmati maka rasa lelah tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi yang melakukan olahraga tersebut dan dampak berolahraga sangatlah bagus sekali antara lain: menjadikan tubuh sehat, stamina yang prima dan bagi yang melaksanakan program diet sangatlah mendukung sekali disamping itu juga dapat meningkatkan semangat belajar.
Karakter ini akan memberi kepuasan para stakeholder dan para pelaksana yang pada gilirannya akan menjadikan kepemudaan dan olahraga menjadi pioner dalam orientasi perkembangan ilmu. Hal ini sesuai dengan kutipan yang ditampilkan oleh Lismadiana (2006, hlm. 63) “olahraga itu merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia”.
Dibeberapa sekolah menengah atas Kota Bandung beragam kegiatan ekstrakurikuler. Jenis-jenis olahraga tersebut diantaranya adalah olahraga bolabasket, bolavoli, beladiri, futsal, dan sepakbola. Tujuan kegiatan olahraga dalam ekstrakurikuler senggang atau diarahkan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan sesuai kurikulum yang tertuang dalam pendidikan olahraga.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran diluar kegiatan intrakurikuler yang diselenggarakan secara kontekstual dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan untuk memenuhi tuntutan penguasaan kompetensi mata pelajaran, pembentukan karakter bangsa, dan peningkatan kecakapan hidup yang alokasi waktunya diatur secara tersendiri berdasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah dan madrasah atau daerah.
(13)
2
Olahraga bukan hanya sekedar kebutuhan biasa dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya sebagai kebutuhan, namun olahraga juga sudah dianggap sebagai gaya hidup. Olahraga sebagai gaya hidup, mencerminkan pribadi yang aktif dan sehat. Tak terkecuali bagi olahraga yang satu ini, futsal. Futsal berasal dari kata futbol sala (bahasa Spanyol) yang berarti “sepakbola dalam ruangan”. Olahraga futsal mulai diberkembang pesat di Indonesia pada tahun 2000-an, dan langsung mendapat respon positif dari masyarakat. Cara main yang relatif unik dan lebih simpel karena hanya membutuhkan sedikit pemain, membuat olahraga ini berkembang dengan cepat.
Perkembangan futsal ditandai dengan banyak didirikannya lapangan futsal di Indonesia. Meskipun tergolong baru, olahraga futsal memiliki banyak peminat mulai dari pria hingga wanita, serta dari berbagai usia. Bermain futsal merupakan kegemaran hampir tiap lapisan masyarakat. Baik di lapangan futsal ataupun tanah kosong, orang-orang dapat bermain futsal tanpa mengurangi kesenangan yang ada di dalamnya. Futsal dimainkan oleh dua tim; masing-masing tim terdiri dari lima pemain. Ukuran lapangannya memang bisa dikatakan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan lapangan sepakbola sesungguhnya. Biasanya, futsal dimainkan oleh laki-laki. Apabila anda melihat lapangan futsal, seringkali laki-laki yang sedang bermain disana. Futsal pun akhirnya identik sebagai permainannya laki-laki.
Akan tetapi, pada saat ini, futsal tidak hanya digemari oleh laki-laki. Para perempuan mulai tertarik bermain futsal. Perkembangan futsal perempuan di Indonesia dapat dirasakan saat ini. Apalagi, kini di berbagai SMA banyak yang sudah membuka ekstrakurikuler futsal perempuan. Tidak hanya itu, klub-klub futsal di universitas dan umum sudah mulai menjamur di Indonesia. Pertandingan futsal perempuan semakin marak diadakan, dan hal tersebut semakin membuat minat perempuan untuk bermain futsal semakin tinggi. Meskipun begitu, ada banyak pendapat yang muncul ketika perempuan bermain futsal. Bahkan, pertentangan dari orang tua seringkali muncul.
(14)
3
Walaupun olahraga futsal ini seringkali di dominasi sebagai kegiatan laki-laki di masa silam namun kaum wanita saat ini memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga futsal ataupun sepakbola. Sebagaimana yang dijelaskan Sutresna (2003, hlm. 254) menyimpulkan bahwa:
Mulai tahun 1970 tingkat keterlibatan wanita dalam olahraga terus meningkat. Perambahan pada cabang-cabang olahraga keras sebagaimana yang kerap dilakukan kaum pria, bukan lagi sesuatu yang tabu. Kesadaran akan adanya persamaan antara kaum wanita, sehingga penerapan strategi dalam cabang olahraga keras merupakan sesuatu yang cukup mengasyikan.
Nilai sosial yang terjadi pada masyarakat turut mempengaruhi perubahan dalam kegiatan olahraga bagi kaum wanita. Beberapa perubahan tersebut antara lain, adanya peluang, berubahnya kebijakan pemerintah, kegiatan wanita yang semakin luas, kesadaran pentingnya kesehatan dan kebugaran jasmani semakin meningkat, dan semakin banyaknya penghargaan juga publikasi untuk wanita dan kegiatanya.
Tidak ada satupun wanita terlahir yang secara otomatis mendapatkan status sebagai olahragawan atau atlet, semua wanita memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh status tertentu di masyarakat, tetapi karena kemampuan dan pengalaman berbeda berdampak pada lahirnya tingkatan-tingkatan status yang akan diperoleh wanita dalam partisipasinya di olahraga. Bagaimanapun juga setiap wanita berolahraga menginginkan prestise dan derajat sosial dalam kehidupan di masyarakatnya, terlibatnya wanita pada olahraga prestasi sudah menjadi hal yang biasa, seiring dengan arus yang terus mengalir, gender memberikan dukungan yang lebih untuk wanita agar bisa masuk dalam bidang yang biasa dilakukan oleh kaum pria.
Perilaku seseorang pada hakikatnya ditentukan oleh suatu kebutuhan dalam mencapai tujuan. Minat dan motif seseorang melakukan perbuatan atau tindakan selalu didasarkan dan ditentukan oleh faktor-faktor yang datang dari dalam dan dipengaruhi apa yang dipikirkannya.
Pada dasarnya kaum wanita berfikir bahwa olahraga yang menuntut daya tahan fisik yang kuat dan keras sering diartikan sebagai lambang
(15)
4
kejantanaan (masculinity). Hal tersebut menyebabkan terjadinya hambatan yang cukup keras bagi perkembangan olahraga kaum wanita dalam menentukan cabang olahraga. Faktor yang mempengaruhi dari segala macam kegiatan olahraga yang digeluti oleh kaum wanita adalah menstruasi atau yang sering disebut datang bulan, masa kehamilan, menyusui ada pula keadaan ekonomi, lingkungan dan budaya.
Dari beberapa informasi menyatakan bahwa wanita masih rendah untuk jenis olahraga yang body contac. Dari hasil penelitian Brown dan Davies (dalam sutresna 2012, hlm. 4) mengindikasikan bahwa :
Sikap wanita pada jenis olahraga yang keras (body contact) masih sangat rendah, dibandingkan dengan kaum laki-laki. Pada umumnya wanita kurang berpartisipasi dalam cabang-cabang olahraga yang di dalamnya sarat dengan benturan fisik. Maka dari itu para kaum wanita memiliki motif yang berbeda dalam melakukan olahraga tersebut.
Keterlibatan siswi dalam olahraga ekstrakurikuler futsal ini sangat menarik penulis untuk meneliti minat dan motifnya. Pada penjelasan di atas penulis ingin mengkaji lebih dalam mengenai “minat dan motif siswi pada ekstrakurikuler olahraga futsal SMA di Kota Bandung”.
B. Rumusan Masalah
Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data, dan analisis dari data tersebut, sehingga pada akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil dari suatu penelitian.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan yang diajukan:
1. Bagaimana minat siswi pada ekstrakurikuler olahraga futsal? 2. Apakah motif yang mendorong siswi mengikuti ekstrakurikuler
olahraga futsal? C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
(16)
5
1. Untuk mengetahui minat apa yang melatar belakangi siswi pada kegiatan ekstrakurikuler olahraga futsal.
2. Untuk mengetahui motif apa yang melatar belakangi siswi pada kegiatan ekstrakurikuler olahraga futsal.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang serta tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis
Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan psikologi olahraga, psikologi pendidikan dan psikologi sosial, dan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai minat dan motif siswi pada ekstrakurikuler olahraga futsal, serta dapat memberikan dorongan kepada para siswi bahwa mereka kedudukanya sama dengan siswa laki-laki dan untuk menunjukan bahwa siswi perempuan patut untuk ikut serta olahraga futsal untuk kesehatan atau untuk prestasi dirinya sendiri.
E. Batasan Penelitian
Kajian penelitian diarahkan pada pengungkapan minat dan motif dikalangan siswi dalam olahragafutsal. Nazir (1988, hlm. 73) menjelaskan bahwa:
Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptip tersebut akan dilaksanakan. Termasuk didalamnya daerah geografis dimana penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis, ukuran tentang dalam dangkal serta seberapa utuh penelitian itu akan dijangkau.
Dengan demikian, maka penulis membatasi beberapa masalah mengenai apa yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Ruang lingkup penelitian hanya ditekankan pada minat dan motif siswi pada olahraga futsal dilingkungan remaja.
(17)
6
2. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. 3. Instrument yang digunakan adalah berupa pemberian angket atau
kuesioner, dan dokumentasi. F. Definisi Operasional
Jika di lihat dari sudut pandang penafsiran seseorang terhadap suatu istilah itu berbeda-beda. Untuk menghindari kesalahan pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan dan menjabarkan satu-persatu istilah tersebut, diantaranya sebagai berikut:
a) Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, futsal turut juga dikenali dengan berbagai nama lain. Istilah "futsal" adalah istilah internasionalnya, berasal dari kata Spanyol atau Portugis, futbol dan sala.
b) Menurut Kamisa (1997, hlm.370) “Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan”. Effendi dan Praja (1993, hlm.72) minat dapat ditimbulkan dengan “membangkitkan suatu kebutuhan, menghubungkan dengan pengalaman yang lampau, dan memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang lebih baik”. c) Mc Clelland yang dikutif oleh Hamzah (2011, hlm.47) menjelaskan jenis-jenis motif yaitu sebagai berikut :1) Motif untuk berprestasi(Need For Achievement), 2) Motif untuk Berkuasa(Need For Power), 3) Motif untuk berafiliasi atau berhubungan(Need For Afiliation).
G. Struktur Organisasi Penulisan
Sistematika penulisan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah penelitian, definisi operasional, struktur organisasi penulisan. Pada bagian ini peneliti
(18)
7
membuat kerangka mulai dari permasalahan yang akan diteliti hingga maksud tujuan dilakukannya penelitian.
BAB II Tinjauan Teoritis
Bab ini berisi uraian landasan teori dari para ahli yang mendasari minat dan motif siswi pada ekstrakurikuler olahraga futsal SMA di Kota Bandung.
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini berisi uraian tentang metode penelitian yang digunakan,populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur dan analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi obyek penelitian serta analisis data dan pembahasan yang dilakukan, sesuai dengan instrumen penelitian yang digunakan.
BAB V Kesimpulan dan saran
Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang
dilakukan dan saran-saran yang berhubungan dengan penelitian bagi pihak instansi yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
(19)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Prosedur Penelitian
Pada suatu penelitian dibutuhkan metode khusus yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti dan bagaimana cara pelaksanaanya, untuk mendapatkan informasi dari sebuah penelitian seorang penulis harus menggunakan cara dan metode yang ada agar apa yang diteliti mendapatkan data dan hasil yang sesuai dengan apa yang peneliti inginkan, maka dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, dalam hal ini Arikunto (2013, hlm. 3)
menjelaskan bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian”.
Jenis pendekatan dalam penelitian ini menggunakan jenis pendekatan penelitian kuantitatif, dalam hal ini Sugiyono (2013, hlm. 22) menjelaskan bahwa:
Metode penelitian kuantitatif dapat diartika sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, tekhnik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistika dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Selain penjelasan tentang metode penelitian diatas, penulis juga akan menjelaskan prosedur penelitian yang akan digunakan sebagai rencana pelaksanaannya dan juga supaya mempermudah orang lain memahami proses jalannya penelitian ini. Berikut ini adalah langkah-langkah prosedur penelitian yang penulis jelaskan:
1. Langkah yang pertama yaitu menentukan populasi yang akan kita pilih untuk melakukan penelitian, yaitu siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga futsal di 4 sekolah yaitu SMA N 15, SMA N 16, SMA N 19, dan SMA Pasundan 2 yang semua berlokasi di Kota Bandung.
(20)
33
2. Setelah itu, langkah kedua adalah menentukan sampel yang berjumlah 40 siswi yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga futsal di 4 sekolah yaitu SMA N 15, SMA N 16, SMA N 19, dan SMA Pasundan 2 yang semua berlokasi di Kota Bandung.
3. Lalu pada langkah ketiga, peneliti melakukan uji coba angket yang dilakukan di luar sampel 4 sekolah yang sudah ditentukan.
4. Langkah ke empat baru melaksanakan penelitian sesungguhnya pada siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga futsal di 4 sekolah yaitu SMA N 15, SMA N 16, SMA N 19, dan SMA Pasundan 2 yang semua berlokasi di Kota Bandung .
5. Dan langkah yang terakhir adalah melakukan pengolahan data dan melakukan analisis terhadap hasil yang sudah di dapat.
Untuk lebih dapat dipahami langkah langkah di atas penulis mencoba membuat langkah-langkah tersebut kedalam suatu Gambar 3.1.
POPULASI SAMPEL UJI COBA ANGKET
ANGKET
ANALISISIS PENGUPULAN DATA KESIMPULAN DATA
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian (Arikunto. 2006, hlm. 186)
Gambar diatas merupakan bayangan bahwa tahapan penelitian harus sesuai dari awal hingga akhir dan untuk mempermudah dimengerti oleh orang lain.
(21)
34
B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lapangan futsal yang tersedia di sekolah masing-masing dan waktu untuk pelaksanaannya adalah waktu sebelum dan sesudah latihan agar tidak mengganggu program latihan. Angket yang dibagikan dikerjakan masing-masing oleh para pemain sebelum dan sesudah latihan, sehingga waktu yang memungkinkan untuk mengerjakan angket saat di lapangan.
2. Populasi
Populasi adalah sekumpulan individu yang mempunya sifat dan karakter yang berbeda. Sugiyono (2013, hlm. 117) menjelaskan bahwa
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pendapat diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga futsal di SMA 15 Bandung, SMA N 16 Bandung, SMA N 19 Bandung, SMA Pasundan 2 Bandung.
Adapun ciri-ciri karakteristik dalam populasi pada penelitian ini, sebagai berikut:
A.Semua jenis kelamin perempuan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga futsal yang dijadikan penelitian.
B.3 SMA Negeri yaitu : SMA N 15, SMA N 16, dan SMA N 19 dan 1 SMA Swasta yaitu: SMA Pasundan 2 yang dijadikan tempat penelitian. Semua berlokasi di Kota Bandung.
3. Sampel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik total sampling dengan mengambil semua populasi untuk dijadikan sumber data. Nasution
(1991, hlm. 119) menjelaskan bahwa “Memilih suatu jumlah tertentu untuk diselidiki dari keseluruhan populasi disebut sampling”. Mengenai
sampel yang dijelaskan oleh Sudjana (2006, hlm. 6) sebagai berikut:
“Sampel itu harus representative dalam segala karakteristik, populasi
(22)
35
Sedangkan dalam menentukan jumlah sampel penelitian, penulis
berpedoman pada pendapat Arikunto (2013, hlm. 134) bahwa :”Untuk
sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih tinggi diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah sebyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih”. Sampel adalah bagian kecil dari jumlah populasi, pengertian ini diperkuat oleh pendapat dari Sugiyono (2013, hlm. 118)
yang mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga futsal, dengan rincian 9 orang siswi di SMA 15 Bandung, 10 orang siswi SMAN 16 Bandung, 10 orang siswi SMAN 19 Bandung, dan 11 orang siswi SMA Pasundan 2 Bandung. C. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian perlu adanya suatu desain penelitian yang sesuai dengan variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan penelitian dan hipotesis yang akan di uji kebenarannya. Desain penelitian diperlukan untuk dijadikan pegangan dalam pelaksanaan penelitian, agar peneliti yang dilakukan arahnya jelas dan terencana.
Adapun rancangan dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2 Desain Penelitian
(Sumber: Sukardi, 2008. hlm. 168) Keterangan :
X1 : Minat X2 : Motif
Y : Siswi yang mengikuti ekskul futsal
X1
X2
(23)
36
D. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian untuk mengukur apa yang akan kita teliti dibutuhkan alat atau instrumen dalam penelitian untuk mendapatkan informasi atau data yang akurat. Sugiyono (2013, hlm. 133) menjelaskan
bahwa “Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang
diteliti”.Untuk mendapatkan data atau informasi peneliti harus mempunyai
alat ukur atau skala pengukuran yang akan digunakan untuk meneliti sampelnya, dalam hal ini Sugiyono (2013, hlm. 133) menjelaskan bahwa:
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitaif.
Selain itu Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah skala Likert, Sugiyono (2013, hlm. 134) menjelaskan bahwa“Karena skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
Setelah ditentukan instrumen yang digunakan dan skalanya, untuk lebih mempermudah penelitan, penulis melakukan penyususan terhadap angket yang akan disusunnya yaitu dengan cara membuat kisi-kisi dari indikator yang sudah dipilih untuk dijadikan butir-butir pernyataan, selain itu dalam menyusun angket peneliti juga harus memperhatikan format penyajiannya.
Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: 1. Melakukan spesifikasi data
Spesifikasi data adalah untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diteliti sehingga mempermudah penulis menyusun kisi-kisi angket. Pada bagian instrumen sebelum terjun kelapangan untuk menyebarkan angket, terlebih dahulu angket tersebut di verifikasi indikator dan aspek-aspeknya yang akan dijadikan butir-butir pernyataan dan peneliti diharapkan untuk membuat butir pernyataan sebanyak mungkin, Karena instrumen yang sudah dibuat nantinya harus melewati proses uji coba angket terlebih dahulu untuk mencari validitas dan realibilitas hasilnya . Berikut ini pendapat para ahli yang dijadikan penulis sebagai acuan untuk menyusun kisi-kisi angket :
(24)
37
a) Menurut Kamisa (1997, hlm.370) “Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan”. Effendi dan Praja (1993, hlm.72) minat dapat ditimbulkan dengan “membangkitkan suatu kebutuhan, menghubungkan dengan pengalaman yang lampau, dan memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang lebih tinggi”. b)Mc Clelland yang dikutif oleh Hamzah (2011, hlm.47) menjelaskan jenis-jenis motif yaitu sebagai berikut : 1) Motif untuk berprestasi (Need For Achievement), 2) Motif untuk Berkuasa (Need For Power), 3) Motif untuk berafiliasi atau berhubungan(Need For Afiliation).
Tujuan peneliti dalam mencari kesamaan pendapat yang di kemukakan oleh para ahli adalah untuk memperkuat pendapat tentang indikator kemampuan mengendalikan minat dan motif untuk dijadikan butir pernyataan dan mempermudah peneliti untuk mengembangkan indikator dari instrumen penelitian.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Angket Minat
Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Soal
+ -
Minat, Menurut Kamisa (1997, Hlm.370)
Kehendak, Keinginan
atau Kesukaan
a. Internal ( dari dalam dari sendiri )
1,2,11,31,37
,38,40,45 28,29,34,36 b. External (dari luar ) 6,7,9,13,26,
39,41 5,8,15,43 Kebutuhan
a. Kebutuhan diri 10,12,18,30,
35,49 20,47 b. Kebutuhan prestasi 14,17,32,44 24,25,46 Kesempatan
baru
a. Menambah
pengalaman 19,21,50 33,48 b. Adanya peluang 3,4,23,27 16,22,42
(25)
38
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Angket Motif
Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Soal
+ -
Motif, Menurut Mc Clelland yang dikutif
oleh Hamzah (2011, hlm.47)
Berprestasi
a. Terkenal dan populer 43,40 1,25,13 b. Terampil 49,47,19 15,42 c. Berinisiatif 2,36,29,9 44,45 d. Dapat menyelesaikan
masalah
5,11 41,46
Berkuasa
a. Ingin menjadi
pemimpin 31,20,37 8,48,24 b. Ingin mempengaruhi
orang lain 20,50 4,18 c. Ingin mengendalikan
orang lain 16,33 22,23,7 Berafiliasi
a. Berinteraksi 38,21 10,32,35 b. Bersahabat 34,30,17 12,27,26
c. Empati 28,3 14,6
2. Penyusunan Angket
Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap yakni skala Likert. Mengenai skala Likert dijelaskan oleh Sudjana dan Ibrahim (2001, hlm. 107) sebagai berikut:
Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert pernyataan-pernyataan yang diajukan pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
(26)
39
Jika peneliti sudah memilih kuesioner atau angket sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitiannya, peneliti juga setingginya memperhatikan prinsip-prinsip dalam penulisan angket, dalam hal ini prinsip yang dikemukakan adalah prinsip dari Sugiyono (2013, hlm. 200) yang menjelaskan bahwa:
Dalam penulisan angket terdapat faktor-faktor penting yaitu: 1. Isi dan tujuan pertanyaan
2. Bahasa yang digunakan 3. Tipe dan bentuk pertanyaan 4. Pertanyaan tidak mendua
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa 6. Pertanyaan tidak menggiring
7. Panjang pertanyaan 8. Urutan pertanyaan 9. Prinsip pengukuran 10.Penampilan fisik angket
Berdasarkan prinsip diatas peneliti semakin terbantu dalam menyusun butir-butir pertanyaan atau pernyataan yang akan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini kemudian dalam penyusunan kuesioner angket peneliti menentukan soal angket sesuai dengan indikator-indikator yang disesuaikan dan penyusunan nomor penelitian menggunakan teknik pengundian.
Mengenai Alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Sumber: Metode Penelitian Sugiyono (2007)
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa peneliti meggunakan skala likert seperti contoh tabel diatas dalam hal ini Sugiyono (2013 hlm.
(27)
40 135) menjelaskan bahwa:“Jawaban setiap instrumen yang menggunakan
skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif”. E. Teknik Pengumpulan Data
Tugas penulis setelah menyusun isntrumen dan menyebarkan angket adalah mengumpulkan data yang sudah diisi oleh sampel yang sudah di tentukan dalam penelitian ini. Arikunto (2013, hlm. 222) menjelaskan bahwa:
Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama apabila peneliti menggunakan metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti.
Pada tahap ini untuk mengumpulkan data memang proses yang lumayan berat karena kita terjun kelapangan langsung untuk membagikan dan menyebar angket yang sudah dibuat. Sugiyono (2013, hlm. 193)
menjelaskan bahwa “Dalam penelitian terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu, kualitas instrumen
penelitian dan kualitas pengumpulan data”.
Pengambilan data dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, pendapat ini diperkuat oleh Sugiyono (2013, hlm. 193)
yang menjelaskan bahwa “Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara”. Namun dalam
penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuesioner atau angket. Salah satu ahli metode penelitian yaitu Saifuddin
(2012, hlm. 103) menjelaskan bahwa “Kuesioner dapat diberikan dalam
berbagai format penyajian, sedapat mungkin pertanyaan-pertanyaan disajikan dalam format pilihan sehingga memudahkan pekerjaan
responden dalam memberikan respon”.
1. Uji Coba Angket
Jika kisi-kisi dan angket sudah dibuat maka untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu instrumen langkah peneliti selanjutnya yaitu melakukan uji coba terhadap angket tersebut. Sistematika atau langkah yang harus dilaksanakan untuk melakukan uji coba angket yang pertama
(28)
41
yaitu mengolah data untuk mencari validitas dari instrumen tersebut dan yang kedua yaitu menentukan realibilitas instrumen.
2. Uji Validitas
Dalam mencari hasil dari penelitian yang dilakukan apakah penelitian itu layak atau tidak untuk digunakan harus melewati proses penghitungan dengan menggunakan beberapa rumus dalam ilmu statistika,
Sugiyono (2013, hlm. 363) menjelaskan bahwa “Validitas merupakan
derajad ketepatan antara yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya
yang dapat dilaporkan oleh peneliti”.
a. Hasil Uji Validitas
Hasil data uji validitas yang telah diolah menggunakan SPSS(Statistical Product and Service Solution), dipaparkan pada tabel dibawah ini, Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
Variabel Minat
No Soal T-hitung T-kritis Keterangan
1 .776 0,549 Valid
2 .545 0,549 Tidak Valid
3 .844 0,549 Valid
4 .661 0,549 Valid
5 .776 0,549 Valid
6 .545 0,549 Tidak Valid
7 .586 0,549 Valid
8 .694 0,549 Valid
9 .506 0,549 Tidak Valid
10 .678 0,549 Valid
11 .661 0,549 Valid
(29)
42
Tabel Lanjutan 3.4
13 .494 0,549 Tidak Valid
14 .776 0,549 Valid
15 .042 0,549 Tidak Valid
16 .661 0,549 Valid
17 .673 0,549 Valid
18 .384 0,549 Tidak Valid
19 .586 0,549 Valid
20 .506 0,549 Tidak Valid
21 .494 0,549 Tidak Valid
22 .759 0,549 Valid
23 .776 0,549 Valid
24 .673 0,549 Valid
25 .844 0,549 Valid
26 .586 0,549 Valid
27 .678 0,549 Valid
28 .694 0,549 Valid
29 .506 0,549 Tidak Valid
30 .678 0,549 Valid
31 .551 0,549 Valid
32 .467 0,549 Tidak Valid
33 .714 0,549 Valid
34 .714 0,549 Valid
35 .586 0,549 Valid
36 .506 0,549 Tidak Valid
37 .494 0,549 Tidak Valid
38 .759 0,549 Valid
(30)
43
Tabel Lanjutan 3.4
40 .673 0,549 Valid
41 .844 0,549 Valid
42 .586 0,549 Valid
43 .678 0,549 Valid
44 .694 0,549 Valid
45 .506 0,549 Tidak Valid
46 .678 0,549 Valid
47 .551 0,549 Valid
48 .467 0,549 Tidak Valid
49 .714 0,549 Valid
50 .714 0,549 Valid
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas
Variabel Motif
No Soal T-hitung T-kritis Keterangan
1 .699 0,549 Valid
2 .514 0,549 Tidak Valid
3 .776 0,549 Valid
4 .607 0,549 Valid
5 .152 0,549 Tidak Valid
6 .514 0,549 Tidak Valid
7 .583 0,549 Valid
8 .686 0,549 Valid
9 .553 0,549 Valid
(31)
44
Tabel Lanjutan 3.5
11 .607 0,549 Valid
12 .699 0,549 Valid
13 .499 0,549 Tidak Valid
14 .699 0,549 Valid
15 .711 0,549 Valid
16 .607 0,549 Valid
17 .711 0,549 Valid
18 .422 0,549 Tidak Valid
19 .583 0,549 Valid
20 .300 0,549 Tidak Valid
21 .499 0,549 Tidak Valid
22 .723 0,549 Valid
23 .239 0,549 Tidak Valid
24 .711 0,549 Valid
25 .776 0,549 Valid
26 .583 0,549 Valid
27 .733 0,549 Valid
28 .112 0,549 Tidak Valid
29 .553 0,549 Valid
30 .733 0,549 Valid
31 .585 0,549 Valid
32 .450 0,549 Tidak Valid
33 .633 0,549 Valid
34 .107 0,549 Tidak Valid
35 .553 0,549 Valid
36 .057 0,549 Tidak Valid
(32)
45
Tabel Lanjutan 3.5
38 .300 0,549 Tidak Valid
39 .499 0,549 Tidak Valid
40 .723 0,549 Valid
41 .239 0,549 Tidak Valid
42 .711 0,549 Valid
43 .776 0,549 Valid
44 .583 0,549 Valid
45 .733 0,549 Valid
46 .112 0,549 Tidak Valid
47 .553 0,549 Valid
48 .733 0,549 Valid
49 .585 0,549 Valid
50 .450 0,549 Tidak Valid
Untuk penentuan valid atau tidaknya butir-butir dari setiap pernyataan tes harus dilakukan pendekatan signifikan, yaitu jika �ℎ� � lebih besar dari �� � � dengan taraf signifikan α = 0.05 adalah untuk minat dan motif 0,549, maka pernyataan tersebut dapat dinyatakan atau digunakan sebagai alat pengumpul data dari setiap variabel, akan tetapi jika pernyataan di atas sebaliknya, jika �ℎ� � lebih kecil dari �� � � maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan tersebut tidak signifikan, atau dengan kata lain pernyataan pada variabel tersebut tidak layak digunakan sebagai alat untuk pengumpul data. Jadi hasil dari uji validitas terhadap variabel mengendalikan minat yang awalnya diperoleh soal sebanyak 50 butir menjadi 36 butir soal dan pada variabel motif yang awalnya diperoleh soal sebanyak 50 butir menjadi 33 butir soal dengan semua indikator dari setiap masing-masing variabel minat dan motif terpenuhi.
(33)
46
3. Uji Realibilitas
Setelah mencari hasil validitas langkah selanjutnya yang harus penulis lakukan adalah mencari realibilitas dari instrumen yang sudah disebar dengan cara mengkorelasikan soal pernyataan genap dan ganjil dengan menggunakan rumus korelasi produk momen. Menurut Arikunto
(2006, hlm. 154) bahwa “realibilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dugunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah tinggi”.
a. Hasil Uji Realibilitas
Setelah mencari hasil validitas langkah selanjutnya yang harus peneliti lakukan adalah mencari realibilitas dari instrumen yang sudah disebar dengan cara mengkorelasikan soal pernyataan genap dan ganjil dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
� = �∑ − ∑ ∑
√{�∑ 2− ∑ 2 } {�∑ 2− ∑ 2 } Keterangan :
� = Koefisien korelasi yang di cari ∑ = Jumlah perkalian skor X dan Y
∑ = Jumlah hasil kuadrat skor variabel
∑ = Jumlah hasil kuadrat skor variabel n = Jumlah sampel
Lalu setelah mengkorelasi soal pernyataan genap dan ganjil langkah selanjutnya yaitu mencari realibilitas seluruh perangkat butir soal yang menggunakan rumus spearman brown dengan rumus sebagai berikut:
��� = +. Keterangan:
��� = Koefisien yang dicari . � = Dua kali koefisien korelasi
(34)
47
Selanjutnya menguji signifikani korelasi, yaitu dengan rumus yang dikembangkan oleh Nurhasan (2008, hlm. 195) dengan rumus sebagai berikut:
�ℎ� � = √�−− 2 �
Keterangan :
t = nilai t-hitung yang dicari r = koefisien seluruh tes
n-2 = jumlah soal atau pernyataan dikurangi dua
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, langsung dimasukan kedalam rumus Spearman Brown, kemuadian untuk menentukan t-hitung, nilai seluruh item tes dimasukan kedalam rumus signifikansi korelasi.
Hasil perhitungan realibilitas dari variable minat dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Hasil Penghitungan Realibilitas Minat No
(Genap)
(Ganjil) � � .
1 91 94 8281 8836 8554
2 99 95 9801 9025 9405
3 78 86 6084 7396 6708
4 123 125 15129 15625 15375
5 85 89 7225 7921 7565
6 100 104 10000 10816 10400
7 104 104 10816 10816 10816
8 91 92 8281 8464 8372
9 102 99 10404 9801 10098
10 108 108 11664 11664 11664
11 74 82 5476 6724 6068
12 108 107 11664 11449 11556
13 83 84 6889 7056 6972
14 84 94 7056 8836 7896
15 95 102 9025 10404 9690
(35)
48
Tabel Lanjutan 3.6
17 94 91 8836 8281 8554
18 91 87 8281 7569 7917
19 96 104 9216 10816 9984
20 51 60 2601 3600 3060
21 94 92 8836 8464 8648
22 92 103 8464 10609 9476
23 103 102 10609 10404 10506
Jumlah 2140 2198 203474 213412 208120
Setelah mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan butir soal pernyataan yang bernomor genap dengan menggunakan rumus korelasi Person Product Moment sebagai berikut:
� = �∑ − ∑ ∑
√{�∑ 2− ∑ 2 } {�∑ 2− ∑ 2 }
� = . − .
√{ . − 2} { . − 2}
� = −
√{ − } { − }
� =
√{ } { }
� =
� = 0.9432
Lalu mencari realibilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus spearman Brown yaitu:
��� = + �. �
��� = + ,9. ,9
(36)
49
Terakhir menguji signifikansi korelasi, untuk mengetahui nilai t yaitu dengan rumus sebagai beikut:
t = √�− �
√ − 2
t = , √ −
√ − , 2
t = , , t = 76,93
Hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment di masukkan ke dalam rumus Spearmen Brown, kemudian untuk menentukan nilai t-hitung, nilai r-seluruh item tes yang dihasilkan dimasukkan kedalam rumus yang dikembangkan oleh Nurhasan. Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh r-hitung = 0,9432 dan r-hitung gabungan = 0,8978 sedangkan pada r-tabel product moment diketahui bahwa dengan n = 23 (dk = n - 2 = 21) dengan α = 0,05 = 0,52. Dengan demikian, maka r-hitung lebih besar dari r-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian ini dapat dipercaya dan reliabel. Lalu dari hasil uji signifikansi korelasi menunjukkan t-hitung = 76,93, sedangkan t-tabel pada taraf nyata 0,05 dan (dk = n – 2 = 21) = 2,080, dengan demikian hitung lebih besar dari t-kritis, ini menunjukkan bahwa instrumen dari variabel minat mempunyai realibilitas yang signifikan.
Selanjutnya penghitungan realibilitas dari variabel Motif dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7
Hasil Penghitungan Realibilitas Dari Motif
No X
(Ganjil)
Y
(Genap) X2 Y2 XY
1 93 89 8649 7921 8277
2 95 95 9025 9025 9025
3 75 85 5625 7225 6375
(37)
50
Tabel Lanjutan 3.7
5 85 91 7225 8281 7735
6 94 102 8836 10404 9588
7 99 98 9801 9604 9702
8 88 91 7744 8281 8008
9 99 89 9801 7921 8811
10 105 110 11025 12100 11550
11 78 76 6084 5776 5928
12 102 103 10404 10609 10506
13 82 84 6724 7056 6888
14 82 91 6724 8281 7462
15 97 96 9409 9216 9312
16 96 92 9216 8464 8832
17 94 91 8836 8281 8554
18 87 86 7569 7396 7482
19 94 92 8836 8464 8648
20 59 63 3481 3969 3717
21 96 93 9216 8649 8928
22 89 96 7921 9216 8544
23 103 102 10609 10404 10506
Jumlah 2111 2135 196921 200943 198658
Setelah mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan butir soal pernyataan yang bernomor genap dengan menggunakan rumus korelasi Person Product Moment sebagai berikut:
� = �∑ − ∑ ∑
√{�∑ 2− ∑ 2 } {�∑ 2− ∑ 2 }
� = . − .
√{ . − 2} { . − 2}
� = −
√{ − } { − }
� =
√{ } { }
� =
(38)
51
Lalu mencari realibilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus spearman Brown yaitu:
��� = + �. �
��� = + ,9 9. ,9 9
��� = 0.9550
Terakhir menguji signifikansi korelasi, untuk mengetahui nilai t yaitu dengan rumus sebagai beikut:
t = √�− �
√ − 2
t = , √ −
√ − , 2
t = . , t = 7.545
Hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment di masukkan ke dalam rumus Spearmen Brown, kemudian untuk menentukan nilai t-hitung, nilai r-seluruh item tes yang dihasilkan dimasukkan kedalam rumus yang dikembangkan oleh Nurhasan. Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh r-hitung = 0.9139 dan r-hitung gabungan = 0.9550 sedangkan pada r-tabel product moment diketahui bahwa dengan n = 23 (dk = n - 2 = 21) dengan α = 0,05 = 0,52. Dengan demikian, maka r-hitung lebih besar dari r-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian ini dapat dipercaya dan reliabel. Lalu dari hasil uji signifikansi korelasi menunjukkan t-hitung = 7,545, sedangkan t-tabel pada taraf nyata 0,05 dan (dk = n – 2 = 21) = 2,080, dengan demikian hitung lebih besar dari t-tabel, ini menunjukkan bahwa instrumen dari variabel motif mempunyai realibilitas yang signifikan.
(39)
52
F. Prosedur Pengolahan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan setelah data hasil penelitian diperoleh. Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode statistika agar diperoleh gambaran tentang masalah yang akan di ungkapkan mengenai gambaran tentang masalah yang akan di ungkapkan mengenai minat dan motif siswi mengikuti ekstrakurikuler pada olahraga futsal dengan menggunakan rumus Sugiyono 2010 yang diadopsi dari santika, 2011. hlm.39 sebagai berikut:
P =
� x 100% Keterangan :
P = jumlah atau besarnya persentase yang dicari � = jumlah respoden berdasarkan kriteria � = jumlah sampel
Untuk memberikan kriteria pada hasil persentase data yang diperoleh penulis mengacu kepada Arikunto (2006) dengan memeberikan kriteria penilaian persentase sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian
Penilaian (%) Kriteria
80% - 100% 66% - 79% 56% - 65% 40% - 55% 30% - 39%
Tinggi sekali Tinggi Cukup Tinggi Kurang Tinggi Sangat Kurang G. Penyebaran Angket
Setelah diketahui validitas instrument penelitian, tahap selanjutnya penulis menyebarkan instrumen kepada sumber data yang sudah ditetapkan di awal, yaitu siswi ekstrakurikuler futsal sman 15 bandung sebanyak 10 orang yang dilakukan pada tanggal 11 september 2015, sman 16 bandung sebanyak 10 orang yang dilakukan 2 september 2015, sman 19 bandung sebanyak 9 orang yang dilakukan 3 september 2015, sma pasundan 2 bandung sebanyak 11 orang yang dilakukan pada tanggal 1 september 2015.
(40)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data mengenai minat dan motif siswi mengikuti ekstrakulikuler olahraga futsal SMA di Kota Bandung, maka hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Minat siswi mengikuti ekstrakurikuler olahraga futsal SMA di Kota
Bandung sebesar 83.26% dengan kriteria Tinggi Sekali.
2. Motif siswi mengikuti ekstrakurikuler olahraga futsal sma di Kota Bandung sebesar 76.48% dengan kriteria Tinggi. Motif yang melatar belakangi kegiatan ekstrakurikuler olahraga futsal lebih dominan kepada motif berprestasi dengan semua indikator terpenuhi tinggi terkenal dan popular, terampil, berinisiatif, dan dapat menyelesaikan masalah.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada pengolahan dan analisis data mengenai minat dan motif siswi mengikuti ekstrakulikuler olahraga futsal SMA di Kota Bandung, terkait penelitian ini, penulis menyampaikan saran-saran kepada para pelatih ekstrakulikuler di sekolah, pembina olahraga, guru pendidikan jasmani di sekolah dan kepada para pembaca yang tertarik melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagi lembaga diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat bagi semua pihak dan penulis berharap kepada pihak lembaga agar penelitian ini dilakukan kembali dengan sampel yang lebih besar guna menghasilkan penelitian yang makin tinggi dari sebelumnya.
2. Kepada para pembina olahraga, agar selalu memperhatikan kedua aspek psikologis tersebut, yaitu minat dan motif dengan khususnya untuk para pelaku pembinaan usia dini dan usia remaja, karena pada dasarnya pembinaan olahraga adalah pembinaan mutu sumber daya
(41)
60
manusia, dengan melakukan pembinaan kedua aspek tersebut diharapkan mutu sumber daya manusia Indonesia menjadi lebih tinggi.
3. Kepada para guru pendidikan jasmani di sekolah, pada dasarnya pendidikan jasmani di sekolah merupakan proses pembinaan atlet yang pertama, oleh karena itu diharapkan dalam proses pembelajaran olahraga harus dilakukan dengan setinggi mungkin, dengan menyentuh semua aspek pendidikan, yaitu tujuan afektif, kognitif dan psikomotor. Diharapkan dengan pembinaan disekolah yang tinggi, selain siswa memiliki kemampuan psikomotor yang tinggi, juga memiliki sikap afektif dan intelektual kognitif yang tinggi pula. 4. Bagi sekolah yang masih kurang aktif dalam pembinaan kegiatan
ekstrakulikuler olahraga diharapkan untuk aktif guna terpenuhinya kebutuhan siswa untuk berprestasi pada kegiatan ekstrakulikuler. 5. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, setingginya
diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam.
(42)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
……….. (1978). Peranan Olahraga dalam Pembangunan Bangsa.
Majalah Prisma, No. 4 Mei 1978 Tahun VII.
Crow, dan Crow. (1989). Psychology Pendidikan. Yogyakarta: Nurcahya. Effendi, dan Praja. (1993). Pengantar Psikologi. Bandung: Aksara.
Nasution, S. (1991). Metode Research (Penelitian Ilmiah).Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir (1997) Metode Penelitian Tindakan Jakarta: Depdikbud Universitas Terbuka
Nurhasan, dkk. (2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Sardiman. (1986). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto (2003) Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Jakarta : PT. Rineka Cipta
Sudjana. (2006). Metode Statistik. Bandung: Tarsito
Sudjana dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Kualitatif kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, Ketut. (1987/2008). Pengantar Teori Konseling. Jakarta: Ghalia. Sutresna, N, Erawan, B. & Alen Rismawan, (2012). Modul Sosiologi
Olahraga, Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI
Sutresna, N. 1999. Wanita dan Olahraga Fenomena Sosial. Perkembangan Olahraga Terkini: Kajian Para Pakar. Page 253-267. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada11
(43)
62
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
W.S. Winkel (1996). Psikologi Pengajaran, cetakan ke-4. Jakarta : Grasindo SUMBER INTERNET:
Kamisa, (1997:370) Pengertian Minat. Tersedia: http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf
http://repository.upi.edu/3562/4/S_KOR_0706084_CHAPTER1.pdfn
Wikipedia Bahasa Indonesia. (2015). Futsal. [Online]. http://id.wikipedia.org/wiki/futsal. [Diakses 22 Maret 2014].
http://www.futsalin.com/2015/03/wanita-dalam-olahraga-futsal-di-Indonesia.html ( diakses pada tanggal 23 april 2015 )
https://annisawawawh.wordpress.com/category/futsal/in ( diakses pada tanggal 8 juli 2015 )
https://yuki24.wordpress.com/2010/03/30/wanita-dalam-olahraga ( diakses pada tanggal 10 juli 2015 )
http://eprints.uny.ac.id/8634/7/bab%20II.pdf ( diakses pada tanggal 15 juli ) SUMBER SKRIPSI:
Ananda.(m risky). Minat Siswa dan Putri Terhadap Kegiatan Ekstrakulikuler Olahraga di Sma Negeri 3 Cirebon, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Nurgala Dani, (hermansyah, 2013). Motif Utama Siswa Di Kota Bandung
Dalam Meng geluti Cabang Olahraga Futsal.Skripsi.Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia
(juhaemi, minat dan motif atlet wanita terhadap olahraga angkat besi di kabupaten bandung, 2013)
(1)
Lalu mencari realibilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus spearman Brown yaitu:
��� = + �. �
��� = + ,9 9. ,9 9
��� = 0.9550
Terakhir menguji signifikansi korelasi, untuk mengetahui nilai t yaitu dengan rumus sebagai beikut:
t = √�− �
√ − 2
t = , √ −
√ − , 2
t = .
,
t = 7.545
Hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment di masukkan ke dalam rumus Spearmen Brown, kemudian untuk menentukan nilai t-hitung, nilai r-seluruh item tes yang dihasilkan dimasukkan kedalam rumus yang dikembangkan oleh Nurhasan. Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh r-hitung = 0.9139 dan r-hitung gabungan = 0.9550 sedangkan pada r-tabel product moment diketahui bahwa dengan n = 23 (dk = n - 2 = 21) dengan α = 0,05 = 0,52. Dengan demikian, maka r-hitung lebih besar dari r-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian ini dapat dipercaya dan reliabel. Lalu dari hasil uji signifikansi korelasi menunjukkan t-hitung = 7,545, sedangkan t-tabel pada taraf nyata 0,05 dan (dk = n – 2 = 21) = 2,080, dengan demikian hitung lebih besar dari t-tabel, ini menunjukkan bahwa instrumen dari variabel motif mempunyai realibilitas yang signifikan.
(2)
52
F. Prosedur Pengolahan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan setelah data hasil penelitian diperoleh. Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode statistika agar diperoleh gambaran tentang masalah yang akan di ungkapkan mengenai gambaran tentang masalah yang akan di ungkapkan mengenai minat dan motif siswi mengikuti ekstrakurikuler pada olahraga futsal dengan menggunakan rumus Sugiyono 2010 yang diadopsi dari santika, 2011. hlm.39 sebagai berikut:
P =
� x 100%
Keterangan :
P = jumlah atau besarnya persentase yang dicari � = jumlah respoden berdasarkan kriteria � = jumlah sampel
Untuk memberikan kriteria pada hasil persentase data yang diperoleh penulis mengacu kepada Arikunto (2006) dengan memeberikan kriteria penilaian persentase sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian
Penilaian (%) Kriteria
80% - 100% 66% - 79% 56% - 65% 40% - 55% 30% - 39%
Tinggi sekali Tinggi Cukup Tinggi Kurang Tinggi Sangat Kurang
G. Penyebaran Angket
Setelah diketahui validitas instrument penelitian, tahap selanjutnya penulis menyebarkan instrumen kepada sumber data yang sudah ditetapkan di awal, yaitu siswi ekstrakurikuler futsal sman 15 bandung sebanyak 10 orang yang dilakukan pada tanggal 11 september 2015, sman 16 bandung sebanyak 10 orang yang dilakukan 2 september 2015, sman 19 bandung sebanyak 9 orang yang dilakukan 3 september 2015, sma pasundan 2 bandung sebanyak 11 orang yang dilakukan pada tanggal 1 september 2015.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data mengenai minat dan motif siswi mengikuti ekstrakulikuler olahraga futsal SMA di Kota Bandung, maka hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Minat siswi mengikuti ekstrakurikuler olahraga futsal SMA di Kota
Bandung sebesar 83.26% dengan kriteria Tinggi Sekali.
2. Motif siswi mengikuti ekstrakurikuler olahraga futsal sma di Kota Bandung sebesar 76.48% dengan kriteria Tinggi. Motif yang melatar belakangi kegiatan ekstrakurikuler olahraga futsal lebih dominan kepada motif berprestasi dengan semua indikator terpenuhi tinggi terkenal dan popular, terampil, berinisiatif, dan dapat menyelesaikan masalah.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada pengolahan dan analisis data mengenai minat dan motif siswi mengikuti ekstrakulikuler olahraga futsal SMA di Kota Bandung, terkait penelitian ini, penulis menyampaikan saran-saran kepada para pelatih ekstrakulikuler di sekolah, pembina olahraga, guru pendidikan jasmani di sekolah dan kepada para pembaca yang tertarik melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagi lembaga diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat bagi semua pihak dan penulis berharap kepada pihak lembaga agar penelitian ini dilakukan kembali dengan sampel yang lebih besar guna menghasilkan penelitian yang makin tinggi dari sebelumnya.
2. Kepada para pembina olahraga, agar selalu memperhatikan kedua aspek psikologis tersebut, yaitu minat dan motif dengan khususnya untuk para pelaku pembinaan usia dini dan usia remaja, karena pada dasarnya pembinaan olahraga adalah pembinaan mutu sumber daya
(4)
60
manusia, dengan melakukan pembinaan kedua aspek tersebut diharapkan mutu sumber daya manusia Indonesia menjadi lebih tinggi.
3. Kepada para guru pendidikan jasmani di sekolah, pada dasarnya pendidikan jasmani di sekolah merupakan proses pembinaan atlet yang pertama, oleh karena itu diharapkan dalam proses pembelajaran olahraga harus dilakukan dengan setinggi mungkin, dengan menyentuh semua aspek pendidikan, yaitu tujuan afektif, kognitif dan psikomotor. Diharapkan dengan pembinaan disekolah yang tinggi, selain siswa memiliki kemampuan psikomotor yang tinggi, juga memiliki sikap afektif dan intelektual kognitif yang tinggi pula. 4. Bagi sekolah yang masih kurang aktif dalam pembinaan kegiatan
ekstrakulikuler olahraga diharapkan untuk aktif guna terpenuhinya kebutuhan siswa untuk berprestasi pada kegiatan ekstrakulikuler. 5. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, setingginya
diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
……….. (1978). Peranan Olahraga dalam Pembangunan Bangsa.
Majalah Prisma, No. 4 Mei 1978 Tahun VII.
Crow, dan Crow. (1989). Psychology Pendidikan. Yogyakarta: Nurcahya. Effendi, dan Praja. (1993). Pengantar Psikologi. Bandung: Aksara.
Nasution, S. (1991). Metode Research (Penelitian Ilmiah).Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir (1997) Metode Penelitian Tindakan Jakarta: Depdikbud Universitas Terbuka
Nurhasan, dkk. (2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Sardiman. (1986). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto (2003) Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Jakarta : PT. Rineka Cipta
Sudjana. (2006). Metode Statistik. Bandung: Tarsito
Sudjana dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Kualitatif kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, Ketut. (1987/2008). Pengantar Teori Konseling. Jakarta: Ghalia. Sutresna, N, Erawan, B. & Alen Rismawan, (2012). Modul Sosiologi
Olahraga, Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI
Sutresna, N. 1999. Wanita dan Olahraga Fenomena Sosial. Perkembangan Olahraga Terkini: Kajian Para Pakar. Page 253-267. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada11
(6)
62
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
W.S. Winkel (1996). Psikologi Pengajaran, cetakan ke-4. Jakarta : Grasindo SUMBER INTERNET:
Kamisa, (1997:370) Pengertian Minat. Tersedia: http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf
http://repository.upi.edu/3562/4/S_KOR_0706084_CHAPTER1.pdfn
Wikipedia Bahasa Indonesia. (2015). Futsal. [Online]. http://id.wikipedia.org/wiki/futsal. [Diakses 22 Maret 2014].
http://www.futsalin.com/2015/03/wanita-dalam-olahraga-futsal-di-Indonesia.html ( diakses pada tanggal 23 april 2015 )
https://annisawawawh.wordpress.com/category/futsal/in ( diakses pada tanggal 8 juli 2015 )
https://yuki24.wordpress.com/2010/03/30/wanita-dalam-olahraga ( diakses pada tanggal 10 juli 2015 )
http://eprints.uny.ac.id/8634/7/bab%20II.pdf ( diakses pada tanggal 15 juli ) SUMBER SKRIPSI:
Ananda.(m risky). Minat Siswa dan Putri Terhadap Kegiatan Ekstrakulikuler Olahraga di Sma Negeri 3 Cirebon, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Nurgala Dani, (hermansyah, 2013). Motif Utama Siswa Di Kota Bandung Dalam Meng geluti Cabang Olahraga Futsal.Skripsi.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
(juhaemi, minat dan motif atlet wanita terhadap olahraga angkat besi di kabupaten bandung, 2013)