PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMP.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh :

Dika Aprilia Kusuma 060369

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN

PICTURE AND

PICTURE

UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA

PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI

DAN KOMUNIKASI DI SMP

Oleh :

Dika Aprilia Kusuma

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Dika Aprilia Kusuma 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN DIKA APRILIA KUSUMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMP

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Munir, M.IT NIP. 196603252001121001

Pembimbing II

Dr. H. Eka Fitrajaya Rahman, MT NIP. 196402141990031003

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer Fakultas Pendidikan Matematika dan Komputer

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom NIP. 196711211991011001


(4)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMP

Oleh :

Dika Aprilia Kusuma 060369

ABSTRAK

Pembelajaran TIK seharusnya 70% praktek dan 30% teori. Akan tetapi pembelajaran TIK sering dilakukan di dalam kelas, karena laboratorium komputer harus digunakan secara bergantian. Karena itu, kreativitas guru dalam mengelola proses belajar mengajar sangat berpengaruh agar siswa dapat memahami materi yang diajarkan sehingga hasil belajar pun dapat meningkat. Dengan menggunakan model Picture And Picture, pembelajaran TIK akan lebih maksimal karena sekalipun dilakukan di kelas, model ini dapat merangsang minat belajar siswa karena materi yang disampaikan disajikan melalui gambar yang disusun menarik ke dalam media pembelajaran. Sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan dan hasil belajar siswa pun dapat meningkat. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran Picture And Picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di SMP. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Sampel yang dipilih adalah 7A (kelas eksperimen) dan 7E (kelas kontrol). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa digunakan instrumen tes bentuk soal pilihan ganda. Setelah diberi perlakuan, diperoleh informasi bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Picture And Picture meningkat lebih signifikan daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan metode konvensional. Hal itu dapat dilihat dari pengujian indeks gain didapat hasil gain ternormalisasi kelas eksperimen sebesar 0,44 dan kelas kontrol 0,25.


(5)

APPLICATION OF PICTURE AND PICTURE LEARNING MODEL TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES OF STUDENT IN INFORMATION

AND COMMUNICATION TECHNOLOGY LEARNING IN JUNIOR HIGH

Oleh :

Dika Aprilia Kusuma 060369

ABSTRACT

In learning of ICT it should be 70% practical and 30% theory. But its often done in the classroom, because the computer lab used interchangeably. Therefore, teacher's creativity in managing the learning process will be influence the student comprehension so that the learning outcomes can be improved. By using learning models of Picture And Picture, learning of ICT will be maximized although done in classroom, this models can stimulate students' interest because the material is presented through interesting images that presented in a medium of learning. So that the students can understand the material and student learning outcomes will be improved. Based on this background, the authors are interested to do research on the application of learning models Picture And Picture to improve student learning outcomes in ICT learning in junior high. The method used in this study is the Quasi-Experiment with Nonequivalent Control Group Design. The selected sample is 7A (experimental class) and 7E (control class). To find out improving student learning outcomes used form instrument test of multiple choice questions. After the treatment, obtained information that there’s a difference in student learning outcomes experimental class and the control class. From the results of hypothesis testing showed that learning outcomes of student using learning model of Picture And Picture is increased more significantly than the learning outcomes of students using the conventional method. It can be seen from the results of test obtained normalized gain of experimental class is 0.44 and control class is 0.25.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Hipotesis Penelitian... 6

G. Definisi Operasional ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar dan Mengajar ... 8

B. Pembelajaran ... 11

C. Model Pembelajaran ... 13

D. Model Pembelajaran Picture And Picture ... 16

E. Hasil Belajar ... 21

F. Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ... 25

G. Media Pembelajaran ... 29

H. Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran TIK di SMP ... 38


(7)

3. Tahap Pengembangan ... 40

4. Tahap Judgement ... 40

5. Tahap Implementasi ... 40

B. Metode dan Desain Penelitian... 41

1. Metode Penelitian ... 41

2. Desain penelitian ... 41

C. Populasi dan Sampel ... 42

1. Populasi ... 42

2. Sampel ... 42

D. Prosedur Penelitian ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 48

1. Tes ... 48

F. Teknik Analisis Data ... 48

1. Validitas ... 49

2. Reliabilitas ... 50

3. Indeks Kesukaran ... 52

4. Daya Pembeda ... 53

G. Teknik Pengolahan Data ... 53

1. Tes ... 53

a. Uji Normalitas ... 54

b. Uji Homogenitas ... 55

c. Uji T ... 56

d. Analisis Indeks Gain ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Media Pembelajaran ... 58


(8)

1. Tahap Analisis ... 58

2. Tahap Desain ... 59

3. Tahap Pengembangan ... 59

4. Tahap Judgement ... 61

5. Tahap Implementasi ... 62

B. Analisis Data Hasil Uji Instrumen ... 61

1. Uji Validitas ... 62

2. Uji Reliabilitas ... 63

3. Uji Tingkat Kesukaran ... 63

4. Uji Daya Pembeda ... 64

C. Analisis dan Hasil Penelitian ... 64

1. Data Hasil Pretes ... 65

a. Uji Normalitas Data Pretes ... 66

b. Uji Homogenitas Data Pretes ... 68

c. Uji Kesamaan Dua Rerata Soal Pretes ... 69

2. Data Hasil Postes ... 70

a. Uji Normalitas Data Postes ... 71

b. Uji Homogenitas Data Postes ... 72

c. Uji Perbedaan Dua Rerata Soal Postes ... 73

3. Hasil Analisis Data Indeks Gain ... 75

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

1. Pengembangan Media Pembelajaran Sebagai Alat Bantu Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 77

2. Hasil Analisis Uji Instrumen ... 78

3. Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran TIK ... 79

4. Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture dan Metode Konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Setelah Mendapatkan Perlakuan pada Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 80


(9)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENELITI


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Perkembangan dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mencapai perkembangan yang sangat mengagumkan, bahkan telah digunakan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Sejalan dengan hal itu di perlukan bentuk pembelajaran yang bermutu.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu : belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2010:11).

Dalam proses pembelajaran, baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini akan mencapai hasil maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang lebih rumit daripada hanya sekedar guru menjelaskan materi kepada siswa tetapi lebih kepada menyajikan informasi dengan menggunakan strategi pembelajaran dengan menggunakan semua fasilitas yang ada. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Peter Westwood (2004:81): “Effective teaching is much more complex than simply explaining things to students, but explaining and presenting information is still an important teaching strategy that plays a part in facilitating learning”.

Sejalan dengan perubahan paradigma dalam belajar, belajar tidak efektif jika anak hanya duduk manis di kelas sementara guru menjejali anak dengan berbagai hal, namun belajar saat ini memiliki kecenderungan dengan istilah belajar aktif (sering dikenal sebagai “cara belajar siswa aktif”) merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri.

Belajar aktif merupakan perkembangan dari teori Dewey Learning By Doing. Dewey tidak menyukai rote learning (belajar dengan menghafal). Dewey menerapkan prinsip Learning By Doing, yaitu bahwa siswa perlu


(11)

terlibat dalam proses belajar secara spontan. Keingintahuan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya mendorong keterlibatannya secara aktif dalam suatu proses belajar. Menurut Dewey, guru berperan untuk menyediakan sarana bagi siswa untuk dapat belajar. Dengan peran siswa dan guru dalam belajar aktif akan tercipta suatu pengalaman belajar yang bermakna.

Selanjutnya, dalam belajar aktif guru dituntut bekerja secara professional, mengajar secara sistematis, dan berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan efisien. Artinya guru dapat merekayasa model pembelajaran yang dilaksanakan secara sistematis dan menjadikan proses pembelajaran sebagai pengalaman yang bermakna bagi siswa. Untuk itu perlu diciptakan sistem lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang mementingkan pemahaman dan penguasaan materi yang diajarkan. Untuk mencapai indikator tersebut guru harus mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan mampu menyajikan model pembelajaran yang lebih menarik.

Khusus tentang model pembelajaran tidak jarang model pembelajaran yang digunakan akan meningkatkan atau menurunkan kualitas faktor-faktor internal dari pembelajaran itu sendiri. Sebagai contoh jika model pembelajaran itu membosankan dan bersifat satu arah maka prestasi belajar tidak akan maksimal. Akan tetapi, model pembelajaran yang menyenangkan dan bersifat interaktif boleh jadi akan meningkatkan motivasi belajar dan memaksimalkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar sehingga pada akhirnya akan berdampak positif pada hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang saat ini sedang populer adalah model Picture And Picture. Sejak dipopulerkan sekitar tahun 2002, model Picture And Picture ini mulai menyebar di kalangan guru di Indonesia. “Model pembelajaran Picture And Picture mengandalkan gambar sebagai media pembelajaran” (Sadiman, 2010: http: //sadiman2007.blogspot.com [25 Juli 2012]). Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang


(12)

3

akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah ICT bisa menggunakan power point atau software lainnya.

“Model Picture And Picture ini adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis” (Ras Eko Budi Santoso, 2011: http: //ras-eko.blogspot.com [25 Juli 2012]). Sesuai dengan namanya, model ini menggunakan media gambar dengan cara memasang atau mengurutkan gambar-gambar yang disediakan menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Adapun langkah-langkah model Picture And Picture menurut Istarani (2011:7) yaitu :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, 2. Guru menyajikan materi sebagai pengantar,

3. Guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi,

4. Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk memasangkan atau mengurutkan gambar yang disajikan menjadi urutan yang logis,

5. Guru menanyakan alasan (dasar pemikiran) urutan gambar tersebut,

6. Dari urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai,

7. Kesimpulan.

Penelitian mengenai model pembelajaran Picture And Picture ini telah dilakukan Lusy Kusuma Ninggalih (2012) melakukan penelitian di SMPN 15 Bandung pada materi „Pengenalan Jaringan dan Hardware Jaringan Komputer‟ menggunakan pendekatan kelompok dan melalui media komputer (laboratorium). Penulis memandang perlunya penelitian dengan pendekatan individual sehingga kemampuan masing-masing siswa lebih terpantau dalam memahami materi pelajaran. Perbedaan pendekatan penelitian disampaikan pada bab III di bagian skenario pembelajaran kelas eksperimen.

Khusus pada mata pelajaran TIK, permasalahan bukan hanya muncul dari minat belajar siswa yang kurang, tetapi permasalahan juga datang dari faktor


(13)

lingkungan yang kurang memadai. Yang tentunya akan berpengaruh pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Seharusnya pada mata pelajaran TIK, kegiatan belajar mengajar lebih banyak dilakukan di laboratorium komputer. Akan tetapi karena sarana dan prasarana yang kurang memadai, pembelajaran TIK sering dilakukan di dalam kelas. Dalam hal ini kreativitas guru TIK dalam mengelola pembelajaran mempunyai pengaruh yang besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, model pembelajaran Picture and Picture dianggap tepat , karena sekalipun dilakukan di dalam kelas model ini dapat merangsang minat siswa karena materi yang disampaikan disajikan dengan gambar yang disusun menarik ke dalam media pembelajaran. Sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga hasil belajar siswa pun dapat meningkat. Berdasarkan latar belakang di atas penulis ingin mengadakan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran Picture And Picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMP?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Picture And Picture pada pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMP?

3. Apakah hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Picture And Picture meningkat lebih signifikan daripada hasil belajar siswa dengan metode konvensional pada pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMP?


(14)

5

C. BATASAN MASALAH

Agar penelitian tidak melebar, maka masalah dalam penelitian dibatasi. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

Penelitian ini lebih ditujukan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran Picture And Picture terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMP. Objek penelitian ini adalah siswa kelas 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan pokok bahasan “Mengidentifikasikan berbagai komponen perangkat keras komputer dan perangkat lunak program aplikasi komputer”. Media pembelajaran dibuat dengan menggunakan aplikasi software Macromedia Flash 8 sebagai alat bantu guru dalam menyajikan materi dan siswa dalam mengurutkan atau memasangkan gambar.

D. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran Picture And Picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMP.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Picture And Picture pada pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMP.

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Picture And Picture meningkat lebih signifikan daripada hasil belajar siswa dengan metode konvensional pada pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMP.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi siswa : siswa bisa menjadi lebih memahami materi, keadaan kelas

semakin efektif saat pembelajaran TIK khususnya dan dalam mata pelajaran lain umumnya, serta siswa menjadi lebih aktif mencerna materi saat belajar.


(15)

2. Bagi guru : hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam hal

penggunaan model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah, dapat lebih mudah dalam menyampaikan materi terhadap siswa, dengan model pembelajaran ini membuat siswa menjadi belajar mandiri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan memperhatikan belajar siswa agar tidak menyimpang dari materi.

3. Bagi sekolah : sebagai salah satu bentuk sumbangan yang semoga

berguna untuk meningkatkan prestasi di sekolah, tidak akan tertinggal sekolah lain, membuat para siswa lebih percaya diri dengan keberadaannya di sekolah tersebut.

4. Bagi peneliti lain : dapat mengembangkan model pembelajaran Picture

And Picture sebagai bahan penelitian selanjutnya.

F. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat (Sugiyono, 2008;96). Dugaan sementara atau hipotesis yang akan diuji dalan penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0: Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Picture And Picture dengan siswa yang menggunakan metode konvensional.

H1: Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Picture And Picture dengan siswa yang menggunakan metode konvensional.

G. DEFINISI OPERASIONAL

1. Model pembelajaran Picture And Picture adalah suatu tipe model belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Model pembelajaran Picture and Picture mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan namanya,


(16)

7

model Picture And Picture ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasangkan atau mengurutkan gambar-gambar yang telah disediakan menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir secara logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

2. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam aspek kognitif yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3).

3. Model pembelajaran Picture And Picture dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa kelas eksperimen menunjukkan perbedaan yang signifikan antara tes awal (pretes) dan tes akhir (postes).

4. Metode konvesional yang dimaksud pada penelitian ini adalah metode pembelajaran yang biasa dilakukan guru di sekolah tempat penulis melakukan penelitian yaitu metode ceramah. Metode ceramah yang penulis gunakan adalah metode ceramah ditambah diskusi. “Metode ceramah ditambah diskusi adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode diskusi” (Rahmah, 2012:Error! Hyperlink reference not valid. Mei 2012]).


(17)

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Tahap Analisis

Tahap analisis dimulai dari menetapkan tujuan pengembangan media pembelajaran serta pemilihan materi yang akan disajikan ke dalam media pembelajaran berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran yang diterapkan di sekolah penelitian.

Tujuan pengembangan media pembelajaran ini adalah sebagai alat bantu bagi penulis dalam menyajikan materi dan mengurutkan atau memasangkan gambar dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Picture And Picture.

2. Tahap Desain

Pada tahap desain dilakukan perancangan alur media pembelajaran mulai dari pembuatan flowchart dan storyboard media pembelajaran.

3. Tahap Pengembangan

Tahap pengembangan merupakan tahap pelaksanaan produksi pembuatan media pembelajaran. Pada tahapan ini, media dikembangkan sesuai dengan alur dalam flowchart serta desain antar muka yang dibuat dalam bentuk storyboard. Pembuatan media pembelajaran dilakukan dengan menggunakan Macromedia Flash 8.

4. Tahap Penilaian (Judgement) Media

Sebelum media pembelajaran digunakan, maka tahap penilaian (judgement) perlu dilakukan. Tahap judgement merupakan tahapan penilaian media pembelajaran yang dilakukan berdasarkan aspek media dan aspek materi kepada ahli media dan materi.

5. Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahapan uji coba media pembelajaran setelah pada tahap penilaian diputuskan apakah media pembelajaran


(18)

41

Dika Aprilia Kusuma, 2013

tersebut layak untuk digunakan atau tidak. Pada tahap ini, media pembelajaran digunakan pada proses pembelajaran di kelas eksperimen sesuai dengan rancangan desain penelitian yang dibuat.

B. METODE DAN DESAIN PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Secara umum Sugiyono (2008:3) mengemukakan bahwa: “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran Picture And Picture terhadap peningkatan hasil belajar pada pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK), penulis melakukan penelitian eksperimen. “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan” (Sugiyono, 2008:107). Pembelajaran dengan Picture And Picture sebagai variabel bebas, dan peningkatan hasil belajar sebagai variabel terikat.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Quasi Experimen. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Mohammad Ali (1993:140) bahwa: Quasi eksperimen merupakan suatu bentuk eksperimen dengan ciri utamanya tidak dilakukan penugasan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada dan dalam hal ini adalah kelas biasa.

2. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design karena terdapat 2 kelompok yang akan di teliti, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Picture And Picture. Pengaruh penerapan model pembelajaran Picture And Picture di ukur dari perbedaan


(19)

antara pengukuran awal berupa pretes (O1) dan pengukuran akhir (O2). Adupun desain penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini :

Tabel 3.1

Nonequivalent Control Group Design

O1 X O2

O3 O4

Sugiyono (2008 : 116) Keterangan:

O1 = Pretes kelas eksperimen O2 = Postes kelas eksperimen O3 = Pretes kelas kontrol O4 = Postes kelas kontrol

X = Perlakuan pada kelompok eksperimen dengan Picture And Picture

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

"Populasi adalah wilayah generalisasi yang terditi atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yag ditetapkan oeh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2008:117). Berdasarkan pernyataan di atas maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 7 SMP Negeri 1 Sukaresmi Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 8 kelas.

2. Sampel

"Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2008:118). Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Pada penelitian ini, penulis menggunakan cluster sampling (area sampling) . “Cluster sampling yaitu suatu tehnik pengambilan anggota sampel dari populasi yang sudah ada (kelas yang sudah ada diambil secara random)” (Sugiyono, 2008:121).


(20)

43

Dika Aprilia Kusuma, 2013

Sampel yang di ambil pada penelitian ini yaitu kelas 7A sebagai kelas eksperimen dan kelas 7E sebagai kelas kontrol. Selanjutnya kedua kelas ini akan diberikan pembelajaran dengan menggunakan model yang berbeda, yakni model Picture And Picture pada kelas esperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

D. PROSEDUR PENELITIAN

1. Tahap Perencanaan

Studi literature mengenai model pembelajaran Picture And Picture  Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh data mengenai kondisi

lokasi penelitian, siswa, sarana dan prasarana, dan alat bantu pembelajaran

 Analisis materi pada silabus dan buku materi TIK pada lokasi penelitian  Pembuatan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP)

 Pembuatan instrument pembelajaran (pretes, postes, dan media pembelajaran)

 Sebelum tes diadakan, terlebih dahulu dilakukan judgment instrumen penelitian, kemudian instrumen diuji cobakan dan dianalisis.

2. Tahap Pelaksaan

 Melaksanakan pretes di kelas kontrol dan eksperimen  Menganalisis hasil pretes di kelas kontrol dan eksperimen

 Melaksanakan treatment pembelajaran dengan model pembelajaran Picture And Picture di kelas eksperimen

Berikut ini skenario pembelajaran yang dikembangan oleh peneliti sebelumnya dan skenario pembelajaran yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini :

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lusy Kusuma

Ninggalih (2012)

Penelitian yang penulis lakukan

1. Dilakukan di laboratorium

komputer dengan menggunakan

1. Dilakukan di dalam kelas


(21)

multimedia. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

b.Peserta didik membuka dan menggunakan MMI

c. Guru menyajikan materi dengan MMI

d.Peserta didik mengamati tampilan gambar pada MMI

tentang materi dan

penjelasannya dibimbing guru

e. Peserta didik mengerjakan evaluasi sebagai syarat untuk bisa melanjutkan ke materi selanjutnya f. Peserta didik menyusun gambar

sesuai yang terlampir di LKS g. Peserta didik menjelaskan secara

logis tentang urutan gambar yang telah disusun dan dilengkapi

pembelajaran. Dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Guru menyajikan materi sebagai

pengantar menggunakan media pembelajaran yang telah disediakan

b.Guru menunjukkan

gambar-gambar yang berkaitan

dengan materi menggunakan media pembelajaran yang telah disediakan

c. Siswa secara bergantian

untuk memasang atau

mengurutkan

gambar-gambar menjadi urutan yang logis

d. Siswa menjelaskan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut

e. Siswa melakukan diskusi, dalam proses diskusi guru mulai menanamkan konsep atau materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai f. Kesimpulan

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi : SMPN 15 Bandung kelas IX

b. Sampel : IX-C dan IX-F

2. Populasi dan Sampel a.Populasi : SMPN 1

Sukaresmi kelas 7 b.Sampel : 7 A dan 7 E 3. Materi Penelitian 3. Materi Penelitian


(22)

45

Dika Aprilia Kusuma, 2013

Pengenalan Jaringan dan Hardware Jaringan Komputer

Mengidentifikasikan Hardware Komputer dan Program Aplikasi Komputer

4. Instrumen Penelitian :

a. Soal pilihan ganda sebanyak 35 soal

b. Essay sebanyak 5 soal c. Angket

d. Lembar Observasi

4. Instrumen Penelitian :

Soal pilihan ganda sebanyak 20 soal

5. Penilaian yang digunakan yaitu aspek kognitif (pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi)

5. Penilaian yang digunakan yaitu aspek kognitif (pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi)

Berdasarkan penjelasan di atas, berikut adalah perbedaan tahapan yang dilakukan pada penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan penulis :

Tahapan yang dilakukan Ya Tidak

Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok

-

Guru menyajikan materi sebagai pengantar menggunakan media pembelajaran yang telah disediakan

Guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi menggunakan media pembelajaran yang telah disediakan

Siswa secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

-


(23)

urutan gambar tersebut

Siswa melakukan diskusi, dalam proses diskusi guru mulai menanamkan konsep atau materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

Kesimpulan

 Melaksanakan treatment pembelajaran dengan metode konvensional di kelas kontrol

 Melaksanakan postes di kelas kontrol dan eksperimen

3. Tahap Akhir

 Mengolah data hasil penelitian.

 Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian.  Menarik kesimpulan


(24)

47

Dika Aprilia Kusuma, 2013

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian


(25)

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2008:148). Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel pendidikan. Salah satu tujuan dibuatnya instrumen adalah untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini. Instrumen yang digunakan, yaitu tes pilihan ganda.

1. Tes

Tes menurut Arikunto (2010:53): “Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Pada penelitian ini tes yang digunakan tes objektif berupa tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih salah satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Tes pilihan ganda ini merupakan tes objektif yang paling banyak digunakan karena banyak sekali materi yang dapat dicakup.

Instrumen tes terdiri atas 25 butir soal tes awal (pretes) dan 25 butir soal tes akhir (postes) yang berbeda tetapi mempunyai tingkat kesukaran yang sama sehingga dapat diketahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran. Sebelum di ujicobakan, instrument tes terlebih dahulu dijudgement kepada 2 orang dosen ahli dan 1 orang guru TIK. Tes ini diberikan dua kali kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu tes awal (pretes) dan tes akhir (postes).


(26)

49

Dika Aprilia Kusuma, 2013

Untuk mengetahui sejauh mana kualitas suatu instrumen tes tersebut, maka sebelumnya perlu dilakukan serangkaian pengujian dan analisis terhadap instrumen. Untuk mendapatkan instrumen yang berkualitas dapat ditinjau dari beberapa hal diantaranya uji validitas, uji reliabilitas, uji indeks kesukaran, uji daya pembeda.

1. Validitas

Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen untuk mengevaluasinya juga harus valid. “Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur” (Arikunto, 2010:64-65). Jadi validitas berfungsi untuk mengetahui apakah instrumen yang akan digunakan dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang akan di evaluasi itu. Untuk menguji validitas tes pilihan ganda digunakan rumus Korelasi Product Moment dengan angka kasar.

  

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy (Arikunto, 2010:72) Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi (koefisien validitas). N : Jumlah Subjek.

ΣX : Jumlah skor setiap butir soal (jawaban yang benar).

ΣX2

: Jumlah kuadarat dari skor setiap butir soal.

ΣY : Jumlah skor total.

ΣY2

: Jumlah kuadrat skor total.

Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi (rxy) menurut Arikunto (2010:75) adalah sebagai:

Tabel 3.2 Kriteria Nilai Validitas


(27)

rxy ≤ 0,20 Korelasi sangat rendah

0,20 ≤ rxy < 0,40 Korelasi rendah

0,40 ≤ rxy < 0,60 Korelasi cukup

0,60 ≤ rxy < 0,80 Korelasi tinggi

0,80 ≤ rxy < 1,00 Korelasi sangat tinggi

2. Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Maka menurut Arikunto (2010:90): “Reliabilitas adalah

ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama”.

Untuk menghitung reliabilitas (r11) pada penelitian ini digunakan rumus Hoyt karena jumlah soal instrument pretes dan postes bernilai ganjil. Berikut adalah langkah-langkah menggunakan rumus Hoyt (Asep Jihad dan Abdul Haris (2010;104)) :

a. Mencari jumlah kuadrat responden dengan rumus :

N k x ² ) ( k ² )

(r

t

t t X X

Jk

Keterangan =

Jk(r) = Jumlah kuadrat responden Xt2 = Skor total tiap responden K = Banyaknya item soal

N = Banyaknya responden atau subyek (siswa) b. Mencari jumlah kuadrat item dengan rumus :

N k x ² ) ( k B² )

(i

t t X Jk

Keterangan

Jk(i) = Jumlah kuadrat item

ΣB2


(28)

51

Dika Aprilia Kusuma, 2013

(Xt)2 = Kuadrat dari jumlah skor total

c. Mencari jumlah kuadrat total dengan rumus :

 

S) ( B) (

) )( ( )

( B S

Jk t

Keterangan :

Jk(t) = Jumlah kuadrat total

ΣB = Jumlah jawab benar seluruh item

ΣS = Jumlah jawab salah seluruh item d. Mencari jumlah kuadrat sisa dengan rumus :

Jk(s) = Jk(t) – Jk(r) – Jk(i) Keterangan :

Jk(s) = Jumlah kuadrat sisa Jk(t) = Jumlah kuadrat total Jk(r) = Jumlah kuadrat responden Jk(i) = Jumlah kuadrat item

e. Mencari varians responden dan varians sisa dengan tabel F

Dalam mencari varians ini diperlukan d.b (derajat kebebasan) dari masing-masing sumber varians kemudian d.b ini digunakan sebagai penyebut terhadap setiap jumlah kuadrat untuk memperoleh variansi d.b = banyaknya N setiap sumber variansi dikurangi 1

Jadi rumus Varians =

b d

rat jumlahkuad

.

f. Memasukkan ke dalam rumus r11

Vr Vs r1 11

Keterangan :

r11 = Realiabilitas seluruh soal Vr = Variansi responden


(29)

Vs = Variansi sisa

Interpretasi nilai r mengacu pada pendapat Guilford (Ruseffendi, 11 1991:191) :

Tabel 3.3

Kriteria Nilai Reliabilitas

Nilai Interpretasi

r11 ≤ 0,20 Korelasi sangat rendah

0,20 < r11≤ 0,40 Korelasi rendah

0,40 < r11≤ 0,70 Korelasi cukup

0,70 < r11≤ 0,90 Korelasi tinggi

0,90 < r11 ≤ 1,00 Korelasi sangat tinggi

3. Indeks Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak dapat merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mengerjakannya lagi karena di luar jangkauannya (Arikunto, 2010:207).

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan

1,00. Indeks kesukaran diberi symbol “P”. Rumus mencari P adalah :

(Arikunto, 2010:208) Keterangan :

P : Indeks Kesukaran.

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar.


(30)

53

Dika Aprilia Kusuma, 2013

Menurut Sudjana (1999:137) ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kriteria Nilai Indeks Kesukaran

Nilai Interpretasi

0,00 - 0,30 Sukar

0,31 - 0,70 Sedang

0,71 - 1,00 Mudah

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membeda-bedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan pandai) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2010:211). Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah :

B B A A

J B J B

D 

(Arikunto, 2010:213) Keterangan:

D =Daya Pembeda

BA =Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB =Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

JA =Banyaknya peserta kelompok atas JB =Banyaknya peserta kelompok bawah

Klasifikasi daya pembeda menurut Ruseffendi (1991 : 203-204) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Kriteris Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

0.40 atau lebih sangat baik

0.30 - 0.39 cukup baik


(31)

0.19 ke bawah jelek (dibuang)

G. TEKNIK PENGOLAHAN DATA

1. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal instrumen tes yang telah di analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya. Soal yang digunakan hanya soal yang dinyatakan valid dan layak digunakan. Yang kemudian akan diberikan baik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hasil tes yang dianalisis yaitu nilai dan skor tes kemampuan awal berupa tes awal (pretes) dan tes hasil belajar berupa tes akhir (postes). Langkah-langkah yang ditempuh untuk melakukan uji statistik adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa yang dinilai dengan menggunakan pretes dan hasil belajar siswa yang dinilai dengan menggunakan postes pada kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh tersebar secara normal. Uji normalitas ini diperlukan untuk menentukan langkah statistik selanjutnya. Pada penelitian ini, pengujian normalitas data dilakukan dengan bantuan software Microsoft© Excel©. Pada software Microsoft© Excel© menggunakan kecocokan chi kuadrat (x2). Langkah-langkah dalam uji normalitas sebagai berikut:

1) Membuat tabel distribusi skor. 2) Uji Normalitas distribusi skor.

Untuk melakukan Uji Normalitas distribusi skor, maka digunakan uji Chi Kuadtrat (Sugiyono, 2008:241) dengan rumus sebagai berikut :


(32)

55

Dika Aprilia Kusuma, 2013

k i h h

f

f

f

1 2 0

2

(

)

Dengan :

χ2

= Chi Kuadrat

f0 = Frekuensi nyata atau hasil pengamatan

fh = Frekuensi yang diharapkan

Adapun langkah langkah yang diperlukan dalam pengujian normalitas data menurut Sugiyono (2008:241) adalah sebagi berikut : a) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.

Dalam hal data hasil pretes dan postes. b) Menentukan jumlah kelas interval :

Jumlah Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 Log n. c) Menentukan panjang kelas interval yaitu :

(data terbesar – data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas kelas interval.

d) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi. e) Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan).

f) Memasukan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus

menghitung harga-harga (fo fh)2 dan

h h

f f f0 )2

(  dan menjumlahkannya. g) Harga h h f f f0 )2

( 

adalah merupakan harga Chi Kuadrat (Xh2) hitung. h) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat

Tabel.


(33)

Untuk menentukan rumus t-test mana yang akan dipilih untuk pengujian hipotesis, maka perlu diuji dulu varians kedua sampel homogen atau tidak.

(Sugiyono, 2008:275) Keterangan :

= varians (sd2) yang lebih besar = varians (sd2) yang lebih kecil

Jika Fhitung < Ftabel maka variansi itu homogen; dan jika Fhitung > Ftabel maka variansi tersebut tidak homogen.

c. Uji T

T-test dilakukan untuk dapat mengambil kesimpulan dalam penerimaan hipotesis penelitian, untuk pengujian tersebut dipergunakan rumus t-test. Adapun petunjuk untuk memilih rumus t-test yang dikemukakan Sugiyono (2008 : 241) adalah sebagai berikut :

1) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians homogens (σ12 = σ22), maka dapat digunakan rumus t-test, baik untuk Separated maupun Polled Varians.

2) Bila n1 ≠ n2, varians homogens (σ12 = σ22) dapat digunakan t-test dengan Polled Varian.

3) Bila n1 = n2, varias tidak homogens (σ12 ≠ σ22) dapat digunakan rumus Separated Varians maupun Polled Varians.

4) Bila n1 ≠ n2, dan varias tidak homogens (σ12 ≠ σ22). Untuk ini digunakan rumus Separated Varians.

Rumus t-test untuk sampel independen (Polled Varians)

               2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 ) 1 ( ) 1 ( n n n n s n s n X X t


(34)

57

Dika Aprilia Kusuma, 2013

(Sugiyono, 2008 : 273)

Rumus T-test related untuk Sampel berkorelasi (Separated Varians:                 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 n s n s r n s n s X X t

(Sugiyono, 2008 : 274)

d. Analisis Indeks Gain 1) Gain Skor Tes (G)

Gain adalah selisih skor postes dan pretes untuk mengetahui bagaimana peningkatan dari perlakuan yang telah diberikan. Rumus yang digunakan untuik mengetahui nilai gain adalah sebagai berikut:

Ox

Oy

G

Keterangan: G = Gain Skor

Ox = Jumlah Nilai Pretes Oy = Jumlah Nilai Postes

2) Gain Skor Ternormalisasi (<g>)

Gain Skor Ternormalisasi (<g>) dihitung untuk mengetahui peningkatan hasil belajar perlakuan yang diberikan. Rumus yang digunakan untuik mengetahui nilai gain adalah sebagai berikut:

Keterangan:

<g> : Nilai gain


(35)

Pretes : rata-rata pretes kelas Postes : rata-rata postes kelas

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai <g>

Nilai <g> (n) Kriteria

0,71 – 1,00 Tinggi

0,31 - 0,70 Sedang


(36)

82

Dika Aprilia Kusuma, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI/SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, penulis mengemukakan beberapa kesimpulan. Adapun hal-hal yang dapat penulis simpulkan dari hasil penelitian sebagai berikut :

1. Tahap pengembangan media pembelajaran menggunakan software Flash 8 yang dibuat sesuai dengan flowchart dan storyboard yang telah didesain sebelumnya. Yang kemudian menghasilkan beberapa tampilan media pembelajaran diantaranya : Menu Utama (Beranda), Menu Materi Hardware, Menu Materi Program Aplikasi, Sub Menu Pilih Gambar Input, Sub Menu Materi Alat Input, dan lain-lain. Yang kemudian berdasarkan hasil penilaian (judgement) terhadap media pembelajaran yang dilakukan kepada 1 orang ahli media dan materi maka media pembelajaran yang dibuat oleh penulis pada penelitian ini layak digunakan pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Picture And Picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran TIK di SMP. Media pembelajaran ini diimplementasikan sebagai alat bantu guru dalam menyajikan materi dan siswa dalam mengurutkan atau memasangkan gambar. Dengan menggunakan media pembelajaran ini sebagai alat bantu pembelajaran, siswa dapat lebih memahami materi tentang “Identifikasi Berbagai Komponen Perangkat Keras (Hardware) dan Program Aplikasi Komputer” sehingga hasil belajar siswa pun dapat lebih meningkat.

2. Penerapan model Picture And Picture ini dilakukan di kelas eksperimen. Berdasarkan hasil dari pretes dan postes kelompok eksperimen, diperoleh rata-rata nilai pretes sebesar 38,03 dan rata-rata nilai postes sebesar 64,85. Sehingga, dapat diketahui selisih rata-rata nilai tes kelas eksperimen adalah sebesar 26,82. Sehingga didapat nilai gain ternormalisasi (<g>)


(37)

kelas eksperimen sebesar 0,44. Berdasarkan kriteria peningkatan hasil belajar melalui indeks <g>, nilai 0,44 tergolong pada tingkat efektivitas “sedang”. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Picture And Picture pada pelajaran TIK di SMP.

3. Sebelum pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Picture And Picture diberikan tes awal (pretes) kepada kelas eksperimen dan pekontrol. Dari hasil pretes diperoleh rata-rata nilai pretes kelas eksperimen sebesar 38,03 dan rata-rata nilai pretes kelas kontrol sebesar 39,09. Setelah dilakukan uji stratistik parametris diketahui bahwa pengetahuan awal siswa pada kedua kelompok cenderung tidak berbeda.

Setelah proses pembelajaran diberikan tes akhir (postes) kepada kelas eksperimen dan kontrol. Dari hasil postes diperoleh rata-rata nilai postes kelas eksperimen sebesar 64,85 dan rata-rata nilai postes kelas kontrol sebesar 56,36. Berdasarkan data tersebut maka diperoleh hasil analisis indek gain (G) dan gain ternormalisasi (<g>) diperoleh selisih rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar G = 26,82 atau <g> = 0,44 (sedang) dan selisih rata-rata nilai kelas kontrol sebesar G = 17,27 atau <g> = 0,25 (rendah). Sehingga disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Picture And Picture meningkat lebih signifikan daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan metode konvensional.

B. REKOMENDASI/SARAN

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang ditimbulkan akibat penerapan model pembelajaran Picture And Picture terhadap mata pelajaran TIK kelas eksperimen di SMP. Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran yang dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun saran tersebut adalah ketika peneliti selanjutnya melakukan penerapan model


(38)

84

Dika Aprilia Kusuma, 2013

pembelajaran Picture And Picture seharusnya di dampingi oleh minimal 1 orang observer sehingga penerapan model pembelajaran lebih terkontrol langkah-langkahnya. Selain itu diharapkan pada penelitian selanjutnya menggunakan media pembelajaran yang lebih interaktif sehingga model pembelajaran Picture And Picture dapat lebih baik.


(39)

85

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (1999). Pendidikan bagi Siswa Berkesulitan Belajar. Jakarta:Rineka Cipta.

Ali, M. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Angkasa. Aprudin. (2012). Model Pembelajaran Picture And Picture. [online] Tersedia :

http: //007indien.blogspot.com/2012/06/model-pembelajaran-picture-and-picture.html [27 Juli 2012].

Arikunto, S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Arsyad, A. (2009). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Azis, A. (2011). Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model

Kooperatif Tipe Picture And Picture pada Konsep Pengenalan Hardware ( PTK pada Siswa Kelas VII YPI MTs Multazam Kota Bandung). Skripsi S1 pada FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Darsono, M. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Faiq, M. (2013). 10 Fungsi Media Pembelajaran. [online] Tersedia :

ttp://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/04/10-fungsi-media-pembelajaran.html [04 Mei 2013].

Fauzi, R. (2011). “Penerapan Metode Pembelajaran Picture And Picture untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIID SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi. 3, (3), 72-78.

Gunter, M. A. et al. 1990. Instruction: A models approach. Boston: Allyn and Bacon.

Hamalik, O. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hudoyo, H. (1990). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK Depdikbud.


(40)

86

Ibrahim. (2002). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum & Teknologi Pendidikan FPI UPI.

Iriani, S. dan Sahrudin (2012). Model Pembelajaran Picture And Picture. [online] Tersedia : http://www.sriudin.com/2011/03/model-pembelajaran-picture-and-picture.html [25 Juli 2012].

Istarani, (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran). Medan : Media Persada.

Jihad, A. dan Abdul H. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Press. Joyce, B dan Weil M. (2000). Model of teaching 6th Edition. Boston: Allyn and

Bacon.

Mahfud, A. dan Gunawan. (2010). Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta : Arya Duta.

Miarso, Y. (2007). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. Munir (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,

Bandung : Alfabeta.

NN. (2010). Model Pembelajaran Picture And Picture. [online] Tersedia : http://www.papantulisku.com/2010/01/model-pembelajaran-picture-and-picture.html [17 November 2011].

Ninggalih, L. K. (2012). Penerapan Metode Pembelajaran Picture And Picture Berbantuan Multimedia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran TIK. Skripsi S1 pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Nursyamsi, A. (2012). Definisi Media Pembelajaran. [online] Tersedia : http://neozonk.wordpress.com/2012/09/19/definisi-media-pembelajaran/ [04 Mei 2013].


(41)

Putra, D. R. (2012). “Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas X3 SMA Negeri 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012”. 10 halaman. Tersedia : http://repository.unri.ac.id [28 Mei 2013].

Rahmah, A. R. (2012). Metode dan Model Pembelajaran Mengukur Sifat Adil

Pada Diri Anak. [online] Tersedia :

http://dpy-sr.blogspot.com/2012/12/metode-dan-model-pembelajaran-mengukir.html [04 Mei 2013].

Ruseffendi. (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa Khususnya dalam Pengajaran Matematika. IKIP Bandung.

Rusman (2010), Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sadiman, A. S. et al. (2009). Media pendidikan : pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta : Pustekkom Diknas dan PT. Raja Grafindo Perkasa. Sadiman. (2010). Model Pembelajaran Picture And Picture. [online] Tersedia di

http: //sadiman2007.blogspot.com/2010/02/model-pembelajaran-picture-and-picture.html [25 Juli 2012].

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta Wilkins.

Santoso, R. E. B. (2011). Model Pembelajaran Picture And Picture. [online] Tersedia di http: //ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-picture-and-picture.html [25 Juli 2012].

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Memperngaruhinya Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.


(42)

88

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Brapindo Persada.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia: Departemen Pendidikan Nasional.

Usman. (2010). Strategi Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.

Wahidin. (2009). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai

Media Pembelajaran. [online] Tersedia di:

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/18/pemanfaatan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-sebagai-media-pembelajaran/ [28 Mei 2013].

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran, Landasan, dan Aplikasinya. Jarkarta: Rineka Cipta.

Westwood, P. (2004). “Effective Teaching to Reduce Educational Failure”.

Australian Journal of Learning Disabilities. 3, (3), 79-89. [online] Tersedia di: http://www.thrass.com.au/research/EffectiveTeaching.pdf [28 Mei 2013].


(1)

kelas eksperimen sebesar 0,44. Berdasarkan kriteria peningkatan hasil belajar melalui indeks <g>, nilai 0,44 tergolong pada tingkat efektivitas “sedang”. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Picture And Picture pada pelajaran TIK di SMP.

3. Sebelum pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Picture And Picture diberikan tes awal (pretes) kepada kelas eksperimen dan pekontrol. Dari hasil pretes diperoleh rata-rata nilai pretes kelas eksperimen sebesar 38,03 dan rata-rata nilai pretes kelas kontrol sebesar 39,09. Setelah dilakukan uji stratistik parametris diketahui bahwa pengetahuan awal siswa pada kedua kelompok cenderung tidak berbeda.

Setelah proses pembelajaran diberikan tes akhir (postes) kepada kelas eksperimen dan kontrol. Dari hasil postes diperoleh rata-rata nilai postes kelas eksperimen sebesar 64,85 dan rata-rata nilai postes kelas kontrol sebesar 56,36. Berdasarkan data tersebut maka diperoleh hasil analisis indek gain (G) dan gain ternormalisasi (<g>) diperoleh selisih rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar G = 26,82 atau <g> = 0,44 (sedang) dan selisih rata-rata nilai kelas kontrol sebesar G = 17,27 atau <g> = 0,25 (rendah). Sehingga disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Picture And Picture meningkat lebih signifikan daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan metode konvensional.

B. REKOMENDASI/SARAN

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang ditimbulkan akibat penerapan model pembelajaran Picture And Picture terhadap mata pelajaran TIK kelas eksperimen di SMP. Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran yang dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun saran tersebut adalah ketika peneliti selanjutnya melakukan penerapan model


(2)

84

pembelajaran Picture And Picture seharusnya di dampingi oleh minimal 1 orang observer sehingga penerapan model pembelajaran lebih terkontrol langkah-langkahnya. Selain itu diharapkan pada penelitian selanjutnya menggunakan media pembelajaran yang lebih interaktif sehingga model pembelajaran Picture And Picture dapat lebih baik.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (1999). Pendidikan bagi Siswa Berkesulitan Belajar. Jakarta:Rineka Cipta.

Ali, M. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Angkasa. Aprudin. (2012). Model Pembelajaran Picture And Picture. [online] Tersedia :

http: //007indien.blogspot.com/2012/06/model-pembelajaran-picture-and-picture.html [27 Juli 2012].

Arikunto, S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Arsyad, A. (2009). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Azis, A. (2011). Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model

Kooperatif Tipe Picture And Picture pada Konsep Pengenalan Hardware ( PTK pada Siswa Kelas VII YPI MTs Multazam Kota Bandung). Skripsi S1 pada FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Darsono, M. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Faiq, M. (2013). 10 Fungsi Media Pembelajaran. [online] Tersedia :

ttp://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/04/10-fungsi-media-pembelajaran.html [04 Mei 2013].

Fauzi, R. (2011). “Penerapan Metode Pembelajaran Picture And Picture untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIID SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi. 3, (3), 72-78.

Gunter, M. A. et al. 1990. Instruction: A models approach. Boston: Allyn and Bacon.

Hamalik, O. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.


(4)

86

Ibrahim. (2002). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum & Teknologi Pendidikan FPI UPI.

Iriani, S. dan Sahrudin (2012). Model Pembelajaran Picture And Picture. [online] Tersedia : http://www.sriudin.com/2011/03/model-pembelajaran-picture-and-picture.html [25 Juli 2012].

Istarani, (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran). Medan : Media Persada.

Jihad, A. dan Abdul H. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Press. Joyce, B dan Weil M. (2000). Model of teaching 6th Edition. Boston: Allyn and

Bacon.

Mahfud, A. dan Gunawan. (2010). Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta : Arya Duta.

Miarso, Y. (2007). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. Munir (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,

Bandung : Alfabeta.

NN. (2010). Model Pembelajaran Picture And Picture. [online] Tersedia : http://www.papantulisku.com/2010/01/model-pembelajaran-picture-and-picture.html [17 November 2011].

Ninggalih, L. K. (2012). Penerapan Metode Pembelajaran Picture And Picture Berbantuan Multimedia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran TIK. Skripsi S1 pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Nursyamsi, A. (2012). Definisi Media Pembelajaran. [online] Tersedia : http://neozonk.wordpress.com/2012/09/19/definisi-media-pembelajaran/ [04 Mei 2013].


(5)

Putra, D. R. (2012). “Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas X3 SMA Negeri 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012”. 10 halaman. Tersedia : http://repository.unri.ac.id [28 Mei 2013].

Rahmah, A. R. (2012). Metode dan Model Pembelajaran Mengukur Sifat Adil Pada Diri Anak. [online] Tersedia : http://dpy-sr.blogspot.com/2012/12/metode-dan-model-pembelajaran-mengukir.html [04 Mei 2013].

Ruseffendi. (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa Khususnya dalam Pengajaran Matematika. IKIP Bandung.

Rusman (2010), Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sadiman, A. S. et al. (2009). Media pendidikan : pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta : Pustekkom Diknas dan PT. Raja Grafindo Perkasa. Sadiman. (2010). Model Pembelajaran Picture And Picture. [online] Tersedia di

http: //sadiman2007.blogspot.com/2010/02/model-pembelajaran-picture-and-picture.html [25 Juli 2012].

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta Wilkins.

Santoso, R. E. B. (2011). Model Pembelajaran Picture And Picture. [online] Tersedia di http: //ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-picture-and-picture.html [25 Juli 2012].

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Memperngaruhinya Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.


(6)

88

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Brapindo Persada.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia: Departemen Pendidikan Nasional.

Usman. (2010). Strategi Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.

Wahidin. (2009). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran. [online] Tersedia di:

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/18/pemanfaatan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-sebagai-media-pembelajaran/ [28 Mei 2013].

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran, Landasan, dan Aplikasinya. Jarkarta: Rineka Cipta.

Westwood, P. (2004). “Effective Teaching to Reduce Educational Failure”. Australian Journal of Learning Disabilities. 3, (3), 79-89. [online] Tersedia di: http://www.thrass.com.au/research/EffectiveTeaching.pdf [28 Mei 2013].


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Semester II Sdn Ketapang 01 Kecama

0 1 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Semester II Sdn Ketapang 01 Kecama

0 3 14

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas IIA SD Islam Terpadu Aro

0 1 16

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas IIA SD Islam Terpadu Ar

0 0 17

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR Penerapan Strategi Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Materi Benda Padat, Cair, Dan

0 0 15

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE PICTURE AND PICTURE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

1 17 35

PENERAPAN MODEL TIPE PICTURE TO PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA.

0 0 26

Niken Larasati S841102010

0 0 111

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA Aden Arif Gaffar

0 1 12