ANALISIS PRODUK WISATA UNGGULAN PANTAI BATU KARAS BERDASARKAN PERSEPSI WISATAWAN.

(1)

BERDASARKAN PERSEPSI WISATAWAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Oleh:

ANNISA RAHMAWATI 0800149

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PRODUK WISATA UNGGULAN PANTAI BATU KARAS BERDASARKAN PERSEPSI WISATAWAN

Oleh:

Annisa Rahmawati 0800149

Suatu objek wisata pada hakikatnya dikunjungi oleh banyak wisatawan bukan karena hanya menyuguhkan atraksi wisatanya yang indah dan mempesona saja. Tetapi didalamnya juga di dukung oleh elemen-elemen yang merupakan suatu pelayanan yang dinikmati oleh wisatawan. Begitupun objek wisata pantai Batu Karas yang berada di Kabupaten Ciamis. Objek wisata ini mulai dikenal oleh wisatawan baik itu wisatawan nusantara ataupun nusantara mancanegara. Terbukti dengan arus kunjungan wisatawannya yang setiap tahun selalu mengalami peningkatan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai produk wisata yang ada di pantai Batu Karas, sehingga terlihat produk apa saja yang unggul dan mampu menarik minat wisatawan. Juga produk mana saja yang memang memiliki kekurangan dan kelemahan sehingga nantinya dapat dilakukan pengembangan ke arah yang lebih baik lagi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan analisis kuantitatif dan kuesioner sebagai intrumen tamanya. Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis kuesioner sehingga hasilnya dideskriptifkan melalui hasil yang didapat.

Dari hasil analisis penelitian yang sudah di dilakukan, maka didapat hasil bahwa sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke pantai Batu Karas Produk wisata unggulan yang terlihat berdasarkan persepsi wisatawan secara keseluruhan adalah cukup baik dan produk wisata yang dapat dikatakan unggul adalah atraksi destinasi. Sedangkan kelemahan terlihat pada indikator kondisi toilet umum dan kondisi infrastruktur jalan raya menuju pantai Batu Karas.


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF BATU KARAS BEACH’S BEST TOURIST

PRODUCTS BASED ON THE TOURISTS PERCEPTION

By:

Annisa Rahmawati 0800149

When tourists visiting tourist destination, they are not only interested in the beauty of the tourist destination itself. But it is also must be supported by many elements that are able to meet the needs of the tourists since they left home. Likewise the Batu Karas Beach which is located in the district of Ciamis. This tourist destination is now becoming known by the local tourists and even the foreign tourists. Proved by the flow of travelers there every year always increase.

This research made for analyze about tourist products in Batu Karas Beach, so it can be seen which products are good and make tourists wanted to visit the Batu Karas Beach. Also which products are need to be developed for more better development.

Research method that used in this study is descriptive method with quantitative approaching and questionnaire as the main instrument for this study. Analyses were performed using questionnaire analyst technique which described so that the result obtained through results.

Based on result of the study, it can be concluded that majority of the tourists came to Batu Karas Beach have motivated by the beauty of the beach, and assessment of the tourists for the tourist products at the Batu Karas Beach are good enough and the product which can be said to be the superior is the tourist attractions destination. While the weaknesses seen in the indicators of the condition of the public toilets and the condition of the highway infrastructure to the Batu Karas Beach.


(4)

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Batasan Masalah... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 12

A. Konsep Kepariwisataan ... 12

1. Pengertian PariPariwisata dan Kepariwisataan ... 12

2. Objek Wisata ... 14

3. Wisata Pantai ... 17

4. Pengertian Wisatawan ... 18

B. Industri PariPariwisata ... 19


(5)

1. Pengertian Produk ... 21

2. Pengertian Produk Pariwisata ... 22

3. Unsur-unsur Produk Pariwisata... 24

4. Komponen Produk Pariwisata ... 27

a). Destination attraction ... 27

b). Destination facilities and services ... 28

c). Accessilities of the destination ... 28

d). Image of the destination ... 29

e). Price to the consumers ... 30

D. Kerangka Pemikiran ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Lokasi Penelitian ... 32

B. Populasi Dan Sampel ... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 34

C. Metode Penelitian... 35

D. Operasional Variabel ... 36

E. Jenis Sumber Data ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40

G. Prosedur Dan Teknik Pengolahan Data ... 41

1. Teknik analisis kuesioner ... 41

H. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 42

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Reliabilitas ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Gambaran Umum Desa Batu Karas ... 48

1. Profil Desa ... 48

2. Data Demografi ... 51

3. Potensi Lokal ... 41


(6)

5. Kebudayaan Daerah ... 55

6. Kesenian Daerah ... 57

B. HASIL PENELITIAN ... 58

1. Karakteristik Pengunjung pantai Batu Karas ... 58

a) Karakteristik Pengunjung di Pantai Batu Karas Berdasarkan Usia ... 58

b) Karakteristik Pengunjung di Pantai Batu Karas Berdasarkan Pekerjaan ... 59

c) Karakteristik Pengunjung di Pantai Batu Karas Berdasarkan Pendapatan Perbulan ... 59

d) Karakteristik Pengunjung di Pantai Batu Karas Berdasarkan Asal Tempat Tinggal ... 60

e) Karakteristik Pengunjung Melakukan Kunjungan dalam Setahun ... 60

2. Penilaian Wisatawan Terhadap Atraksi Destinasi (Attraction of the Destination) ... 61

3. Penilaian Wisatawan Fasilitas dan Pelayanan (Facilities & Services of the Destination) ... 66

4. Penilaian Wisatawan Terhadap Aksesisibilitas (Accessibilities of the Destination) ... 71

5. Penilaian Wisatawan Terhadap Citra Destinasi (Image of the Destination) ... 76

6. Tanggapan Responden Terhadap Harga (Price to the Consumer). 80 7. Komponen Produk Pariwisata Unggulan dan Kelemahannya Berdasarkan Persepsi Wisatawan... 81

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 85

A. Kesimpulan ... 85


(7)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melakukan perjalanan wisata sudah banyak sekali dilakukan oleh masyarakat modern saat ini, karena mereka tertarik dengan hasil kemajuan pembangunan suatu negara, hasil kebudayaannya, kekayaan alam atau tata cara kehidupan sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan perjalanan wisata itu, orang-orang lebih mudah mengetahui mengapa suatu bangsa berbeda dengan bangsan yang lainnya, hasil kebudayaannya, kekayaan alamnya atau teknologi yang dimilikinya. Dengan meningkatnya peradaban manusia dorongan untuk melakukan perjalanan semakin kuat sehingga kebutuhan yang harus dipenuhi semakin kompleks. Pada saat ini, melakukan perjalann wisata merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi, terutama bagi penduduk dari negara-negara yang telah maju.

Industri pariwisata saat ini merupakan industri terbesar didunia dan salah satu sektor yang tingkat pertumbuhannya paling pesat. Sektor pariwisata juga merupakan salah satu sektor yang memberikan devisa bagi negara.

Undang-Undang RI No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan menjelaskan pengertian wisata sebagai ‘kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan


(9)

rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara’.

Berkaitan dengan definisi yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai pengertian wisata, Indonesia adalah salah satu negara yang sangat berpotensi untuk pengembangan industri pariwisata. Karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan garis pantai terpanjang kedua didunia setelah Kanada. Indonesia dengan garis pantai yang sangat panjang tersebut memiliki banyak sekali potensi untuk dikembangkan menjadi obyek wisata.

Kekayaan alam dan budaya merupakan modal utama negara Indonesia untuk dapat menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan berkunjung dari seluruh dunia. Terutama pengembangan obyek wisata berbasis alam seperti obyek wisata pantai yang paling banyak terdapat di Indonesia. ‘Wisata Pantai menurut Sunarto (dalam Fandeli : 2000) adalah wisata yang obyek dan daya tariknya bersumber dari potensi bentang laut (seascape) maupun bentang-bentang darat pantai (coastal landscape).

Salah satu pulau di Indonesia yang memang meiliki daya tarik wisata yang potensial adalah Pulau Jawa. Pulau Jawa merupakan salah satu pulau besar yang ada di Indonesia, pulau Jawa terbagi ke dalam 6 provinsi, dari 6 provinsi tersebut Jawa Barat merupakan provinsi terbesar dengan wilayah 34.669,11 km2. Jawa Barat terdiri dari 17 kabupaten dan 9 kota dan dari setiap kabupaten dan kota tersebut keseluruhannya memiliki potensi wisata yang berbeda serta beraneka


(10)

ragam jenisnya. Salah satunya adalah kabupaten Ciamis yang memiliki obyek daya tarik wisata unggulan yakni Pantai Pangandaran.

Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah 244.479 Ha. Prasarana wilayah tersedia di Kabupaten Ciamis meliputi transportasi dengan status jalan nasional 40.035 km, jalan provinsi 159,52 km, jalan kabupaten 771 km dan jalan desa 3.450 km. Potensi ini dilengkapi dengan potensi di bidang pariwisata yang sangat besar dan merupakan salah satu kawasan andalan Jawa Barat.

Kabupaten Ciamis memiliki beberapa destinasi wisata pantai yang sering sekali dikunjungi oleh wisatawan. Baik itu wisatawan nusantara ataupun mancanegara. Destinasi itu antara lain adalah, Pantai Pangandaran sebagai objek wisata andalan, Pantai Batu Karas, Pantai Batu Hiu dan Pantai Karang Nini.

Dari keempat destinasi pantai itu, Pantai Pagandaran adalah destinasi yang memiliki tingkat arus kunjungan paling tinggi dan sebagai tujuan wisata favorit. Karena pantai ini memiliki beberapa keistimewaan seperti dapat melihat matahari terbit (sunrise) dan matahari tenggelam (sunset) pada satu spot. Di tempat ini juga memiliki beberapa aktivitas wisata yang menarik seperti berperahu, berenang, dan aktivitas lain seperti jetski, banana boat dan juga atraksi buatan cagar alam.


(11)

Gambar 1.1

Peta Wisata Kabupaten Ciamis

Namun selain pantai Pangandaran, kabupaten Ciamis juga memiliki destinasi pantai yang lain yakni pantai Batu Karas yang saat ini sudah mulai dikenal. Batu Karas merupakan salah satu pantai yang menjadi tujuan wisata di daerah Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat. Objek wisata yang satu ini merupakan perpaduan nuansa alam antara objek wisata Pangandaran dan Pantai Batu Hiu dengan suasana alam yang tenang, gelombang laut yang bersahabat juga pantainya yang landai. Terletak di Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang dengan jarak ± 34 km dari Pangandaran. Pantainya yang landai dengan air laut yang tenang nan biru untuk aktivitas berenang. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan selain berenang antara lain: berperahu di bengawan, berkemah dan berselancar.


(12)

Akomodasi yang telah tersedia ditempat ini meliputi, pondok wisata yang dilengkapi dengan arena bermain dan rumah ibadah. Pondok wisata ini dikelola langsung oleh Diparda Kabupaten Ciamis. Fasilitas lainnya yang tersedia antara lain: Hotel, Camping Ground, Kios Cinderamata, sewaan papan selancar, banana boat, ban untuk berenang serta penyewaan peralatan untuk aktivitas wisata lainnya.

Sampai saat ini nama pantai Batu Karas sudah cukup dikenal oleh para wisatawan nusatara ataupun mancanegara. Pertumbuhan angka kunjungan ke pantai ini pun setiap tahunnya terus mengalami kenaikan. Untuk lebih jelasnya, fenomena tersebut dapat dilihat pada tabel kunjungan wisatawan dibawah ini:

Tabel 1.1

Jumlah Kunjungan Wisatawan Objek Wisata Pantai Batu Karas 2007-2011

Tahun Wisatawan Jumlah

Nusantara Mancanegara

2007 17.375 128 17.534

2008 46.304 117 46.421

2009 53.561 1.492 55.043

2010 72.239 811 73.050

2011 148.954 1.058 140.012

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kabupaten Kab. Ciamis 2012

Dari tabel diatas dapat dilihat bagaimana kunjungan wisatawan pada tahun 2007 yang hanya 17.534 kemudian pada tahun selanjutnya meningkat menjadi 46.304 atau sekitar dua kali lipatnya dan demikian setiap tahunnya sampai dengan tahun 2011 yang merupakan puncak kunjungan wisatawan terbanyak sebesar 140.012 wisatawan. Dari fenomena tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa objek wisata pantai Batu Karas memiliki daya tarik tersendiri sehingga orang semakin ramai untuk mengunjunginya. Dan apabila di gambarkan dalam grafik


(13)

peningkatan kunjungan wisatawan, maka dapat dilihat dengan jelas bagaimana peningkatannya yang sangat baik seperti pada grafik di bawah ini:

Gambar 1.2

Grafik Arus Kunjungan Wisatawan Objek Wisata Pantai Batu Karas

Secara keseluruhan berdasarkan hasil wawancara dengan dinas pariwisata setempat yang mengelola kawasan wisata pantai Batu Karas, sampai saat ini objek wisata ini cukup berkembang dan tertata rapi. Terbukti dengan adanya beberapa fasilitas dan aktivitas wisata yang melengkapi atraksi wisata yang disuguhkan. Penginapan, sarana untuk makan dan minum serta untuk berbelanja cindera mata juga sudah tersedia dengan baik. Begitupun dengan kerapihan kawasan yang dilengkapi toilet umum dan tempat sampah yang berjarak dekat disetiap ruas jalan.

Pantai Batu karas sebagai bagian dari industri pariwisata tentunya tidak hanya mengandalkan keindahan atraksi wisata yang dimilikinya untuk menarik wisatawan dapat berkunjung. Tetapi disamping itu karena destinasi wisata ini

17.534

46.421 55.043

73.050

140.012

0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 160.000

2007 2008 2009 2010 2011

Grafik Arus Kunjungan Wisatawan Pantai Batu Karas


(14)

memiliki penunjang lainnya yang dibutuhkan wisatawan untuk bisa tinggal dan menikmati atraksi wisata yang disuguhkannya yang disebut dengan produk industri pariwisata. Seperti disebutkan oleh Middleton dalam Richardson & Fluker (2004:50) bahwa produk industri pariwisata itu adalah kombinasi dari semua elemen-elemen pelayanan yang dikonsumsi wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya sampai dengan ia kembali ke tempat asalnya ia menetap. Pantai Batu Karas sebagai suatu objek wisata tentunya juga memiliki elemen-elemen yang dimaksudkan sehingga wisatawan tertarik untuk mengunjungi destinasi ini. Produk wisata diciptakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan seorang wisatawan mulai dari dia meninggalkan tempat ia tinggal sampai dia kembali, dan sudah seharusnya produk pariwisata itu sendiri sesuai dengan kebutuhan wisatawan yang datang ke pantai Batu Karas.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perlu diadakan kajian mengenai “Analisis Produk Wisata Unggulan Pantai Batu Karas Berdasarkan Persepsi

Wisatawan” Sehingga dapat menjadi gambaran seperti apa penilaian aktual dari wisatawan terhadap produk pariwisata yang ada di pantai Batu Karas ini, sekaligus menggambarkan produk pariwisata apakah yang unggul berdasarkan persepsi wisatawan.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah yang sudah diuraikan sebelumnya, maka batasan permasalahan yang akan di kaji dalam penitian ini adalah,

1. Bagaimanakah penilaian wisatawan terhadap destinasi atraksi (tourist attractions of the destination) yang ada di pantai Batu Karas?


(15)

2. Bagaimanakah penilaian wisatawan terhadap fasilitas dan pelayanan (facilities and services of the destinations) destinasi di pantai Batu Karas? 3. Bagaimanakah penilaian wisatawan terhadap aksesibilitas (accessibility of

the destination) destinasi pantai Batu Karas?

4. Bagaimanakah penilaian wisatawan terhadap citra (image of the destination) pantai Batu Karas?

5. Bagaimanakah penilaian wisatawan terhadap harga (price to the consumers) pantai Batu Karas?

6. Komponen produk pariwisata apa sajakah yang dinilai unggul berdasarkan persepsi wisatawan dan apa saja yang dinilai masih kurang di Pantai Batu Karas?

C. Batasan Masalah

Pembatasan penelitian hanya dari aspek penilaian wisatawan terhadap produk wisata yang ada di pantai Batu Karas, agar penelitian dapat berfokus sehingga diperoleh hasil yang akurat. Hasil analisis yang akan diperoleh dari penelitian ini tentulah belum cukup sehingga perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut dan mendalam.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisa penilaian wisatawan terhadap atraksi destinasi (tourist attractions of the destination) pantai Batu Karas.


(16)

2. Menganalisa penilaian wisatawan terhadap fasilitas dan pelayanan (facilities and services of the destinations) pantai Batu Karas.

3. Menganalisa penilaian wisatawan terhadap akesibilitas destinasi (Accessibilities of the destinations) pantai Batu Karas.

4. Menganalisa penilaian wisatawan terhadap citra destinasi (Image of the destination) pantai Batu Karas.

5. Menganalisa penilaian wisatawan terhadap harga (price to the cinsumers) pantai Batu Karas.

6. Menganalisis keunggulan dan kelemahan dari komponen produk pariwisata yang ada di Pantai Batu Karas.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dicapai apabila penelitian ini tercapai adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Kabupaten Ciamis dalam perihal pengembangan dan pengelolaan kawasan pantai Batu Karas untuk pemenuhan kebutuhan dan kepuasan wisatawan yang datang ke pantai Batu Karas.

2. Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan kepada pihak-pihak yang bergelut dibidang pariwisata dalam pengembangan konsep-konsep untuk diimplementasikan dalam segala kegiatan kepariwisataan, dalam usaha pengelolaan & pengembangan kawasan wisata yang berkelanjutan.


(17)

3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menambah perbendaharaan penelitian yang telah ada (bahan pustaka) serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas 5 (lima) bab. Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi penulisan, uraian yang akan disajikan pada setiap bab adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan gambaran dari keseluruhan proses penelitian, memuat tentang problematika dan dasar penelitian yang dilakukan tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan, serta manfaat dari penelitian. Bab ini mencakup Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi teori-teori dan referensi yang diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan yang berhubungan dengan variabel-variabel dalam kajian penelitian yang dijadikan sebagai landasan dalam penelitian beserta kerangka pemikiran.


(18)

Pada bab ini menguraikan metode yang digunakan dalam penelitian meliputi jenis penelitian, operasionalisasi variabel penelitian, teknik penarikan sampel dan kriterianya (termasuk populasinya), teknik analisis data, teknik pengumpulan data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran hasil penelitian serta pembahasan secara rinci terhadap hasil penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan di lakukan di pantai Batu Karas. Lokasi ini bertempat di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis yang secara wilayah kecamatannya disebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Parigi, sebelah Timur berbabatasan dengan Samudera Pasifik, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cimerak, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cigugur. Secara Geografis lokasi ini terletak ±123 km dari ibu kota Kabupaten Ciamis.

Gambar 3.1


(20)

Gambar 3.2 Pantai Batu Karas B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009:61).

Sedangkan menurut Santoso dan Tjiptono (2002:79) Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan.


(21)

Populasi dalam penelitian adalah para wisatawan yang datang ke pantai Batu Karas pada tahun 2011 sebanyak 140.012 seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pada tabel 1.1. wisatawan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah baik itu wisatawan mancanegara ataupun wisatawan nusantara.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi. Menurut Nazir (2009: 271) survey sampel adalah suatu prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta cirri yang dikehendaki dari populasi. Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2008:250) sampel

adalah “kelompok kecil yang secara nyata kita teliti dan tarik kesimpulan dari padanya”.

Teknik sampel yang digunakan penelitian ini yakni, simple random sampling (sampel acak sederhana) yaitu pengambilan sampel anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiono, 2004:74) . Dikarenakan populasi dalam penelitan ini adalah para wisatawan yang datang berkunjung ke pantai Batu karas, maka baik itu wisatawan mancanegara ataupun nusantara yang ditemui itu akan terpilih menjadi sampel sampai dengan memenuhi jumlah yang ditemui.

Besaran sampelnya akan di rumuskan dengan menggunakan rumus Slovin. Berikut adalah rumus Slovin yang dimaksud;


(22)

Dimana :

n = Jumlah elemen / anggota sampel N = Jumlah elemen / anggota populasi

e = Error Level (tingkat kesalahan), umumnya digunakan 1% atau 0,01, 5% atau 0,05, dan 10% atau 0,1)

Ukuran populasi mengacu kepada data tingkat kunjungan terbaru yang diperoleh penulis pada saat prapenelitian, yakni data kunjungan pada tahun 2011 yaitu sebanyak 140.012 orang dan persen kelonggaran yang ditentukan adalah sebesar 10% atau 0,1. Berdasarkan data kunjungan tersebut, maka didapat jumlah sampel yang akan di ambil yaitu:

n = 140.012

1 + (140.012 x (0,1)2) n = 140.012

1401.12 = 99.92 ≈ 100

Untuk mempermudah perhitungan maka jumlah sampel dibulatkan menjadi 100 orang yang beerkunjung ke pantai Batu Karas untuk dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini, dengan batas usia 17 tahun ke atas karena dianggap telah mampu mengambil keputusan yang rasional, serta pernah berkunjung ke kawasan wisata atau objek wisata lain.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Nazir (2009: 54) menegmukakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode


(23)

dalam meneliti status sekelompok manusia, objek, satu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa yang sedang terjadi pada masa sekarang.

Adapun pengertian lain menurut Hasan (2002: 22) bahwa metode deskriptif adalah metode yang menitikberatkan kepada obervasi dan suasana ilmiah, digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara actual dan cermat.

Dalam penyususnan skripsi ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif dimana metode ini penelitian bersifat mengemukakan data, informasi-informasi dan fakta yang disertai interpretasi yang cukup selama penelitian pada objek yang diteliti. Jadi metode deskriptif analisis merupakan metode bertujuan yang bertujuan menggambarkan keadaan lokasi wisata berdasarkan fakta-fakta yang nampak pada situasi yang sedang diselidiki, untuk kemudian data tersebut dihimpun, diolah, dianalisa dan diinterpretasikan.

D. Operasional Variabel

Menurut Nazir (2009:126) definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupin memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Variabel merupakan suatu istilah yang berasal dari kata “vary” dan “able” yang berarti „berubah‟ dan „dapat‟. Jadi kata variabel dapat berubah atau


(24)

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya (Noor, 2011:48).

Sekaran dalam Noor (2009: 98) menyebutkan bahwa definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah konsep/variabel agar dapat diukur dengan cara melihat pada dimensi (indikator) dari suatu konsep atau variabel. Dimensi (indikator) dapat berupa; perilaku, aspek, atau sifat/karakteristik. Dengan demikian definisi operasional tidak boleh mempunyai makna yang berbeda dengan definisi konseptual. Oleh karena itu, sebelum menyusun definisi operasional, peneliti harus membuat definisi konseptual variabel penelitian terlebih dahulu. Dengan demikian, definisi operasional bukan berarti definisi/ pengertian/makna seperti yang terlihat pada teori atau teks, namun lebih menekankan pada hal-hal yang dapat dijadikan sebagai ukuran/indikator dari suatu variabel, dan ukuran/indikator dari suatu variabel, dan ukuran/indikator tersebut tidak abstrak, namun mudah diukur.

Untuk mempermudah data yang diperlukan bagi penelitian, maka dilakukan operasional variabel dengan memecah variabel-variabel yang terkadang dalam penelitian ini menjadi bagian kecil, sehingga dapat diketahui klasifikasi ukurannya.

Secara rinci operasional variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini, namun indikator-indikator yang ditentukan dibatasi hanya merupakan produk yang dinikmati wisatawan secara umum, baik itu yang menginap ataupun tidak menginap:


(25)

Tabel 3.1 Variabel Penelitian Variabel Sub Variabel

Indikator No.

Item Produk Pariwisata, adalah keseluruhan bentuk

pelayanan yang dinikmati

wisatawan, semenjak ia meninggalkan tempat asalnya, saat dia berada di suatu DTW dan sampai dia kembali.

Atraksi destinasi (tourist

attractions of the destination)

Daya tarik pantai Batu Karas 1

Kenyamanan iklim di Pantai Batu Karas 2

Daya tarik flora dan fauna yang ada di Pantai

Batu Karas 3

Aktivitas wisata yang tersedia di pantai Batu

Karas 4

Kelengkapan aktivitas wisata yang tersedia di

pantai BatuKaras / 5

Fasilitas destinasi

(facilities of the destinations)

Kondisi warung makan di objek wisata pantai

Batu Karas 6

Kelengkapan penyewaan alat-alat olah raga air 7

Kondisi tempat perbelanjaan yang meliputi toko-toko penjualan baju dan toko-toko cinderamata

8

Kondisi sarana informasi wisata 9

Kondisi area parkir 10

Kondisi toilet umum 11

Aksesibilitas (Accessibilities of the

destinations)

Tingkat kemudahan menuju lokasi Pantai Batu

Karas 12

Kemudahan mendapatkan alat transportasi

umum menuju pantai Batu Karas 13 Kondisi infrastruktur jalan raya menuju pantai

Batu Karas 14

Kemudahan akses informasi mengenai pantai

Batu Karas di media 15

Image of the destinations

Kebersihan pantai Batu Karas 16

Kerapihan pantai Batu Karas 17

Keamanan berwisata di pantai Batu Karas 18

Kenyamanan berwisata di pantai Batu Karas 19 Harga (Price to

the consumer)

Kesesuaian biaya yang dikeluarkan dengan tingkat kesenangan yang didapat 20 (Sumber: Modifikasi teori Middleton oleh penulis)

Teknik pengskalaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah degan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2003:107) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, persepsi, dan pendapat seseorang atau sekelmpok orang tentang


(26)

fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negative.

Untuk pengukuran variabel diatas digunakan skala Likert sebaganyak 5 tingkat dengan pernyataan sebagai berikut:

 Sangat Baik (SB)  Baik (B)

 Cukup (C)

 Kurang Baik (KB)

 Sangat Kurang Baik (SKB)

E. Jenis Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Adapun data-data tersebut di peroleh melalui:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan peninjauan langsung ke lapangan melalui observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner.


(27)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang di peroleh dari sejarah atau literature, buku-buku, catatan-catatan kuliah juga dari artikel atau tulisan ilmiah yang berhubungan dengan topic permasalahan yang di teliti.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan sebagai atau untuk pencatatan peristiwa atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen atau unsure populasi penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunkan untuk mendukung penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan 2 teknik yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan cara pbservasi, wawancara dan kuesioner sedangkan data sekunder diambil dengan cara studi kepustakaan dan studi dokumentasi.

a. Observasi lapangan yaitu pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan secara langsung terhadap masalah yang berkaitan dengan penelitian.

b. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan berhadapan secara langsung dengan cara mengadakan tanya jawab dengan beberapa sumber data. Dalam penelitian ini wawancara akan di lakukan dengan beberapa narasumber yaitu, Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Ciamis dan UPTD Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kecamatan Cijulang.


(28)

c. Studi dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan mangambil foto kemudian mengarsipkan objek penelitian. Dalam penelitian ini studi dokumentasi dilakukan dengan cara pendokumentasian kondisi eksisting pantai Batu Karas.

d. Kuesioner (angket) adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang di siapkan sebelumnya dan harus diisi oleh responden. Responden adalah wisatawan yang berkunjung ke pantai Batu Karas.

G. Prosedur Dan Teknik PengOlahan DataData 1. Teknik Analisis Kuesioner

Tahapan cara yang akan digunakan untuk mengolah data yaitu penulis terlebih dahulu mengecek data yang diperoleh dari kuesioner yang telah di sebarkan kepada responden yaitu wisatawan yang berkunjung ke pantai Batu Karas.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara menyebarkan angket, dan yang menjadi responden dalam kuesioner ini adalah wisatawan yang datang ke pantai Batu Karas berjumlah 100 orang setelah perhitungan yang dilakukan dengan mengacu kepada rumus Slovin (Noor, 2011: 158)

Setelah form kuesioner disebar kepada sejumlah 100 orang responden, terkumpul dan terisi, selanjutnya data dianalisis dengan menyajikan data dalam bentuk tabel (tabulasi data) dengan menggunakan rumus presentase yang


(29)

merupakan teknik statistic sederhana yang digunakan untuk melihat seberapa banyak kecenderungan frekuensi jawaban yang diberikan responden, yaitu:

Dimana :

P = Presentase

f = frekuensi dari setiap jawaban yan dipilih responden

n = jumlah seluruh frekuensi alternatif jawaban yang menjadi pilihan responden (jumlah sampel)

100 % = konstanta

H. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Data mempunyai kedudukan paling tinggi dalam penelitian karena data merupakan variable yang diteliti. Secara umum peneliti menguji instrumen yang telah disusun, yaitu menguji keandalan dan validitas pengukuran. Tentunya dalam penyusunan kuesioner harus benar-benar dapat menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut (valid) dan juga dapat konsisten bila pertanyaan tersebut dijawab dalam waktu yang berbeda (reliable).

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang tersebar. Hasil penelitian yang valid merupakan hasil penelitian yang terdapat kesamaan


(30)

anatara data yang terkumpul dengan data sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2008:445).

Pengujian validitas item instrument dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2007. Output yang dihasilkan dari pengOlahan Datadata pada Microsoft Excel merupakan data rhitung untunk mengetahui signifikan atau tidak, maka dilakukan uji korelasi dengan membandingkan rhitung dengan rtabel. Agar memperoleh nilai yang signifikan, maka rhitung harus lebih besar dari rtabel.

Tentang uji validitas ini dapat disampaikan hal-hal pokok yang antara lain adalah sebagai berikut (Noor, 2011:169):

1. Uji ini sebenarnya untuk melihat kelayakan butir pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat mendefinisikan suatu variable.

2. Daftar pertanyaan ini pada umumnya untuk mendukung suatu kelompok variable tertentu.

3. Uji validitas dilakukan setiap butir soal. Hasilnya dibandingkan dengan r tabel | df= n-k dengan tingkat kesalahan 5%.


(31)

Data yang diperlukan dalam rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Sumber : Noor, 2011:169

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item.

Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑X = Jumalah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2= Jumlah kuadra dalam skor distribusi Y

N = Banyaknya responden

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil pengujian yang dicantumkan pada tabel 3.2. Pada tabel tersebut dinyatakan bahwa seluruh pertanyaan pada variable Produk Pariwisata:

Tabel 3.2

Hasil Pengujian Validitas Varibel Produk Pariwisata

Indikator No.

Item R hitung R tabel Kesimpulan Atraksi Destinasi(Tourist Attractions Of The Destination)

Daya tarik pantai Batu Karas 1 0,802 0,553 Valid Kenyamanan iklim di Pantai

Batu Karas 2 0,778 0,553 Valid

Daya tarik flora dan fauna yang

ada di Pantai Batu Karas 3 0,704 0,553 Valid

Aktivitas wisata yang tersedia di

pantai Batu Karas 4 0,769 0,553 Valid


(32)

yang tersedia di pantai BatuKaras /

Fasilitas destinasi (facilities of the destinations)

Kondisi warung makan di objek

wisata pantai Batu Karas 6 0,802 0,553 Valid

Kelengkapan penyewaan

alat-alat olah raga air 7 0,778 0,553 Valid

Kondisi tempat perbelanjaan yang meliputi toko-toko penjualan baju dan toko-toko cinderamata

8 0,704 0,553 Valid

Kondisi sarana informasi wisata 9 0,769 0,553 Valid

Kondisi area parker 10 0,595 0,553 Valid

Kondisi toilet umum 11 0,722 0,553 Valid

Aksesibilitas (Accessibilities of the destinations)

Tingkat kemudahan menuju lokasi Pantai Batu Karas

12 0,557 0,553 Valid

Kemudahan mendapatkan alat transportasi umum menuju pantai Batu Karas

13 0,738 0,553 Valid

Kondisi infrastruktur jalan raya menuju pantai Batu Karas

14 1,167 0,553 Valid

Kemudahan akses informasi mengenai pantai Batu Karas di media

15 1,180 0,553 Valid

Citra (Image of the destinations)

Kebersihan pantai Batu Karas 16 0,658 0,553 Valid Kerapihan pantai Batu Karas 17 0,701 0,553 Valid Keamanan berwisata di pantai

Batu Karas

18 0,566 0,553 Valid

Kenyamanan berwisata di pantai Batu Karas

19 0,678 0,553 Valid

Harga (Price to the consumer)

Kesesuaian biaya yang dikeluarkan dengan tingkat kesenangan yang didapat

16 7,724 0,553 Valid

Sumber: Hasil Olahan DataPeneliti 2012

2. Uji Reliabilitas

Keandalan pengkuruan dengan menggunakan Alfa Conbranch adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baiknya item/ butir dalam suatu


(33)

kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Tentang uji reliabilitas ini dapat disampaikan hal-hal pokoknya, sebagai berikut:

1. Untuk menilai kestabilan ukuran dan konsistensi responden dalam menjawab kuesioner. Kuesioner tersebut mencerminkan konstruk sebagai dimensi suatu variable yang disusun dalam bentuk pertanyaan. 2. Uji relibilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh

pertanyaan.

3. Jika nilai alpha > 0.70, maka disebut reliable.

Rumus yang digunakan yaitu rumus alfa conbranch sebagaii berikut:

[ ] [ ∑ ]

Dimana rumus

rii = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑σ2

= Jumlah butir pertanyaan

σ12 = Varians total

Pengujian reliabilitas instrumen diuji cobakan kepada responden dengan

tingkat signifikan 5% dan α derajat kebebasan (df) n-2, sehingga diperoleh nilai C


(34)

dikemukakan oleh Hair, Anderson, Tatham & Black (1998), hitung α yaitu

sebesar 0,70 atau dengan kata lain C> 0,70.

Berikut adalah hasil pengujian reliabilitas terhadap instrumen dengan menggunakan Microsoft excel 2007:

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Reliabilitas Produk Pariwisata di Pantai Batu Karas

Variabel Alfa Conbranch Kesimpulan

Produk Pariwisata 1,072 Reliabel

Sumber: Hasil Olahan DataData Peneliti 2012

Berdasarkan pada tabel 3.3 menunjukkan hasil tingkat reliability pada variable produk pariwisata sebesar 1, 072. Hal ini menunjukkan reliabilitas dari kedua variable tersebut tinggi, dikarenakan tingkat reliabilitasnnya yang lebih dari 0,7 seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Setelah penulis mengadakan penelitian, kemudian mengolah data dan membahasnya, maka penulis menarik kesimpulan dan memberikan saran-saran mengenai penilaian wisatawan terhadap produk wisata di objek wisata pantai Batu Karas, sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Penilaian wisatawan terhadap atraksi destinasi (tourist attractions destination) secara keseluruhan dapat dikatakan baik terlihat dari presentase penilaian dari wisatawan sebab pantai Batu Karas ini memiliki atraksi destinasi yang cukup unik dimana pantainya dapat di jadikan sarana untuk melatih keahlian berselancar atau pun bagi para pemula. Selain itu juga pantai Batu Karas ini memiliki pemandangan yang berbeda serta dapat dilakukan berbagai aktivitas pantai seperti berenang, dan lain sebagainya.

2. Penilaian wisatawan terhadap fasilitas dan pelayanan destinasi (facilities and services of the destination) di pantai Batu Karas dapat dikatakan cukup baik. Namun apabila melihat lebih detail lagi kepada indikator-indikator yang dinilai, maka hanya pada indikator-indikator kelengkapan penyewaan alat-alat olahraga air dan kondisi area parkir saja yang dinilai baik oleh wisatawan. Sedangkan lainnya dianggap cukup baik. Adapun penilaian kurang baik untuk kondisi dari toilet umum yang ada di sekitar


(36)

kawasan pantai Batu Karas. Hal tersebut dikarenakan oleh keberisahan toilet umum disana yang dirasa wisatawan kurang diperhatikan. Begitupun dengan sumber air dan bak air yang tidak terlalu terawat. 3. Penilaian wisatawan terhadap aksesibilitas (accessibility of the

destination) pantai Batu Karas dapat dikatakan secara keseluruhan berada pada kategori baik, namun dari semua indikator yang dinilai oleh wisatawan masih terdapat satu penilaian kurang baik mengenai kondisi infrastruktur jalan raya menuju pantai Batu Karas. Dimana hal tersebut berkaitan kondisi jalan raya yang berlubang dan sempit sehingga pantai Batu Karas ini sukar diakses dan dengan keadaan infrastruktur jalan rayanya yang kurang baik terkadang menjadikan wisatawan enggan untuk berkunjung sebab bukan hanya jarak jauh yang mesti dilewati, tetapi juga kondisi jalan raya yang kurang baik menjadi penghambat wisatawa untuk mengunjungi pantai Batu Karas.

4. Penilaian wisatawan terhadap citra (image of the destination) di pantai Batu Karas secara keseluruhan dapat dikatakan baik. Dari semua indikator yang dinilai, masih terdapat penilaian yang cukup baik mengenai keamanan berwisata di pantai Batu Karas. Hal tersebut dikarenakan wilayang pantai Batu Karas yang terpisah-pisah oleh karang-karang besar dan pusat kegiatan wisata terpusat hanya di pantai Legok Pari. Maka penjagaan pos pantai bagi wisatawan yang melakukan kegiatan wisata pun kurang tersebar. Sehingga apabila wisatawan ingin


(37)

berenang atau melakukan aktivitas wisata yang jauh dari jangkauan penjaga pantai, mereka merasa kurang aman.

5. Penialian wisatawan terhadap harga (price to the consumers) adalah sangat baik dan indikator yang dinilai disini adalah hanya satu yaitu kesesuaian biaya yang dikeluarkan dengan tingkat kesenangan yang didapat. Hal tersebut dikarenakan oleh wisatawan merasa bahwa biaya yang mereka keluarkan selama mereka berwisata di pantai Batu Karas entah itu dari segi untuk penyewaan alat-alat olahraga air, biaya untuk konsumsi makan dan minuman atau penyewaan penginapan, bagi mereka itu semua sesuai dengan harapan dan timbal balik balik yang mereka dapatkan yaitu kepuasan selama berwisata di pantai Batu Karas 6. Komponen-komponen produk pariwisata yang dianggap baik/ unggul

dimata wisatawan adalah atraksi destinasi (tourist attractions of the destination) yang secara keseluruhannya dianggap baik dimata wisatawan. Adapun indikator-indikator lainnya yang juga dinilai baik seperti, kelengkapan penyewaan alat-alat olahraga air, kebersihan pantai, kerapihan pantai dan juga kenyamanan berwisata di pantai Batu Karas. Sedangkan untuk indikator komponen-komponen produk pariwisata yang dinilai kurang baik di mata wisatawan adalah kondisi dari toilet umum yang ada di pantai Batu Karas dan juga kondisi infrastruktur jalan raya menuju lokasi kawasan wisata pantai Batu Karas.


(38)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil, pembahasan dan kesimpulan yang telas dijelaskan sebelumnya, saran yang dapat disampaikan antara lain :

1. Berdasarkan hasil dari penelitian yang sudah dilakukan, tanggapan dari wisatawan terhadap komponen-komponen produk pariwisata yang ada di pantai Batu Karas adalah sebatas pada penilaian cukup baik. Maka dari itu, pengelola setempat agar lebih dapat memperhatikan secara seksama apa-apa saja yang terlihat kurang dan dalam upaya pembenahan dan pengembangan kawasan pantai Batu Karas pun harus lebih memperhatikan dan juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan yang datang ke pantai Batu Karas.

2. Kondisi toilet umum merupakan hal yang dianggap kurang baik di mata wisatawan yang datang ke pantai Batu Karas. Maka rekomendasi yang dapat diberikan bagi pengelola setempat adalah, sebaiknya dalam hal ini pengelola juga memberikan campur tangan dalam hal pengelolaan toilet umum agar keberadaannya tidak sekedar ada tetapi juga memperhatikan sanitasi dan kebersihannya. Pengelola seharusnya dapat memberikan penyuluhan kepada warga sekitar yang memiliki area penyewaan toilet umum bagaimana seharusnya meneydiakan toilet umum yang layak pakai dan tidak sekedar ada demi kepentingan ekonomi masyarakat semata. Sebab tidak semua masyarakat juga memeprhatikan keberadaan toilet umum yang mereka miliki yang suatu saat dapat berdampak


(39)

terhadap kelestarian dan kebersihan lingkungan sekitar pantai Batu Karas.

3. Penyediaan prasarana infrastruktur jalan raya agar lebih diperhatikan lagi oleh pengelola setempat, walaupun hal ini diluar dari kewenangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat ada baiknya agar diupayakan untuk pembenahan dan perbaikan infrastruktur jalan raya agar dengan baiknya kondisi infrastruktut jalan raya akan berdampak baik juga terhadap minat kunjungan dan juga arus kunjungan wisatawan ke Pantai Batu Karas. Sehingga dikemudian hari tidak ada lagi keluhan dari wisatawan mengenai kondisi jalan yang berlubangan atau jalanan yang sempit dan sukar dilalui.


(1)

dikemukakan oleh Hair, Anderson, Tatham & Black (1998), hitung α yaitu sebesar 0,70 atau dengan kata lain C> 0,70.

Berikut adalah hasil pengujian reliabilitas terhadap instrumen dengan menggunakan Microsoft excel 2007:

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Reliabilitas Produk Pariwisata di Pantai Batu Karas

Variabel Alfa Conbranch Kesimpulan

Produk Pariwisata 1,072 Reliabel

Sumber: Hasil Olahan DataData Peneliti 2012

Berdasarkan pada tabel 3.3 menunjukkan hasil tingkat reliability pada variable produk pariwisata sebesar 1, 072. Hal ini menunjukkan reliabilitas dari kedua variable tersebut tinggi, dikarenakan tingkat reliabilitasnnya yang lebih dari 0,7 seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Setelah penulis mengadakan penelitian, kemudian mengolah data dan membahasnya, maka penulis menarik kesimpulan dan memberikan saran-saran mengenai penilaian wisatawan terhadap produk wisata di objek wisata pantai Batu Karas, sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Penilaian wisatawan terhadap atraksi destinasi (tourist attractions destination) secara keseluruhan dapat dikatakan baik terlihat dari presentase penilaian dari wisatawan sebab pantai Batu Karas ini memiliki atraksi destinasi yang cukup unik dimana pantainya dapat di jadikan sarana untuk melatih keahlian berselancar atau pun bagi para pemula. Selain itu juga pantai Batu Karas ini memiliki pemandangan yang berbeda serta dapat dilakukan berbagai aktivitas pantai seperti berenang, dan lain sebagainya.

2. Penilaian wisatawan terhadap fasilitas dan pelayanan destinasi (facilities and services of the destination) di pantai Batu Karas dapat dikatakan cukup baik. Namun apabila melihat lebih detail lagi kepada indikator-indikator yang dinilai, maka hanya pada indikator-indikator kelengkapan penyewaan alat-alat olahraga air dan kondisi area parkir saja yang dinilai baik oleh wisatawan. Sedangkan lainnya dianggap cukup baik. Adapun


(3)

kawasan pantai Batu Karas. Hal tersebut dikarenakan oleh keberisahan toilet umum disana yang dirasa wisatawan kurang diperhatikan. Begitupun dengan sumber air dan bak air yang tidak terlalu terawat. 3. Penilaian wisatawan terhadap aksesibilitas (accessibility of the

destination) pantai Batu Karas dapat dikatakan secara keseluruhan berada pada kategori baik, namun dari semua indikator yang dinilai oleh wisatawan masih terdapat satu penilaian kurang baik mengenai kondisi infrastruktur jalan raya menuju pantai Batu Karas. Dimana hal tersebut berkaitan kondisi jalan raya yang berlubang dan sempit sehingga pantai Batu Karas ini sukar diakses dan dengan keadaan infrastruktur jalan rayanya yang kurang baik terkadang menjadikan wisatawan enggan untuk berkunjung sebab bukan hanya jarak jauh yang mesti dilewati, tetapi juga kondisi jalan raya yang kurang baik menjadi penghambat wisatawa untuk mengunjungi pantai Batu Karas.

4. Penilaian wisatawan terhadap citra (image of the destination) di pantai Batu Karas secara keseluruhan dapat dikatakan baik. Dari semua indikator yang dinilai, masih terdapat penilaian yang cukup baik mengenai keamanan berwisata di pantai Batu Karas. Hal tersebut dikarenakan wilayang pantai Batu Karas yang terpisah-pisah oleh karang-karang besar dan pusat kegiatan wisata terpusat hanya di pantai Legok Pari. Maka penjagaan pos pantai bagi wisatawan yang melakukan kegiatan wisata pun kurang tersebar. Sehingga apabila wisatawan ingin


(4)

berenang atau melakukan aktivitas wisata yang jauh dari jangkauan penjaga pantai, mereka merasa kurang aman.

5. Penialian wisatawan terhadap harga (price to the consumers) adalah sangat baik dan indikator yang dinilai disini adalah hanya satu yaitu kesesuaian biaya yang dikeluarkan dengan tingkat kesenangan yang didapat. Hal tersebut dikarenakan oleh wisatawan merasa bahwa biaya yang mereka keluarkan selama mereka berwisata di pantai Batu Karas entah itu dari segi untuk penyewaan alat-alat olahraga air, biaya untuk konsumsi makan dan minuman atau penyewaan penginapan, bagi mereka itu semua sesuai dengan harapan dan timbal balik balik yang mereka dapatkan yaitu kepuasan selama berwisata di pantai Batu Karas 6. Komponen-komponen produk pariwisata yang dianggap baik/ unggul

dimata wisatawan adalah atraksi destinasi (tourist attractions of the destination) yang secara keseluruhannya dianggap baik dimata wisatawan. Adapun indikator-indikator lainnya yang juga dinilai baik seperti, kelengkapan penyewaan alat-alat olahraga air, kebersihan pantai, kerapihan pantai dan juga kenyamanan berwisata di pantai Batu Karas. Sedangkan untuk indikator komponen-komponen produk pariwisata yang dinilai kurang baik di mata wisatawan adalah kondisi dari toilet umum yang ada di pantai Batu Karas dan juga kondisi infrastruktur jalan raya menuju lokasi kawasan wisata pantai Batu Karas.


(5)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil, pembahasan dan kesimpulan yang telas dijelaskan sebelumnya, saran yang dapat disampaikan antara lain :

1. Berdasarkan hasil dari penelitian yang sudah dilakukan, tanggapan dari wisatawan terhadap komponen-komponen produk pariwisata yang ada di pantai Batu Karas adalah sebatas pada penilaian cukup baik. Maka dari itu, pengelola setempat agar lebih dapat memperhatikan secara seksama apa-apa saja yang terlihat kurang dan dalam upaya pembenahan dan pengembangan kawasan pantai Batu Karas pun harus lebih memperhatikan dan juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan yang datang ke pantai Batu Karas.

2. Kondisi toilet umum merupakan hal yang dianggap kurang baik di mata wisatawan yang datang ke pantai Batu Karas. Maka rekomendasi yang dapat diberikan bagi pengelola setempat adalah, sebaiknya dalam hal ini pengelola juga memberikan campur tangan dalam hal pengelolaan toilet umum agar keberadaannya tidak sekedar ada tetapi juga memperhatikan sanitasi dan kebersihannya. Pengelola seharusnya dapat memberikan penyuluhan kepada warga sekitar yang memiliki area penyewaan toilet umum bagaimana seharusnya meneydiakan toilet umum yang layak pakai dan tidak sekedar ada demi kepentingan ekonomi masyarakat semata. Sebab tidak semua masyarakat juga memeprhatikan keberadaan toilet umum yang mereka miliki yang suatu saat dapat berdampak


(6)

terhadap kelestarian dan kebersihan lingkungan sekitar pantai Batu Karas.

3. Penyediaan prasarana infrastruktur jalan raya agar lebih diperhatikan lagi oleh pengelola setempat, walaupun hal ini diluar dari kewenangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat ada baiknya agar diupayakan untuk pembenahan dan perbaikan infrastruktur jalan raya agar dengan baiknya kondisi infrastruktut jalan raya akan berdampak baik juga terhadap minat kunjungan dan juga arus kunjungan wisatawan ke Pantai Batu Karas. Sehingga dikemudian hari tidak ada lagi keluhan dari wisatawan mengenai kondisi jalan yang berlubangan atau jalanan yang sempit dan sukar dilalui.