MANAJEMEN SEKOLAH/MADRASAH UNGGUL: Studi Tentang Efisiensi dan Efektivitas Manajemen Sekolah / Madrasah Unggul di Kabupaten Indramayu.

(1)

i

MANAJEMEN SEKOLAH/MADRASAH UNGGUL

(Studi tentang Efisiensi dan Efektivitas Manajemen Sekolah/Madrasah Unggul di Kabupaten Indramayu)

D I S E R T A S I

Diajukan kepada Panitia Ujian

Universitas Pendidikan Indonesia untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Doktor Pendidikan dalam Administrasi Pendidikan

OLEH

AHMAD SYADALI 1007283

P R O G R A M S T U D I A D M I N I S T R A S I P E N D I D I K A N

S E K O L A H P AS C A S A RJ A N A


(2)

ii

2 0 1 3

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PANITIA DISERTASI:

Promotor Merangkap Ketua

Prof. Dr. H. Mohammad Fakry Gaffar, M.Ed.

Kopromotor Merangkap Sekretaris

Prof. Dr. H. Akdon, M.Pd.

Anggota

Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd.

Mengetahui

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan


(3)

iii

P E R N Y A T A A N

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul “ Manajemen Sekolah/madrasah Unggul” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya

saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya.

Bandung, November 2013 Yang membuat pernyataan


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Alloh SWT., karena atas kehendak-Nya disertasi dengan judul “Manajemen Sekolah/madrasah Unggul” dapat diselesaikan. Penyusunan disertasi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar doktor pendidikan dalam Bidang Administrasi Pendidikan.

Penelitian ini mengkaji tentang Manajemen sekolah/madrasah unggul yang ada di Kabupaten Indramayu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji secara mendalam dan menganalisis efisiensi dan efektivitas manajemen sekolah/madrasah unggul di Kabupaten Indramayu.

Disertasi ini terdiri atas lima bab. Bab I mengemukakan tentang latar belakang masalah, definisi istilah, identifikasi masalah, fokus dan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka pemikiran. Bab II menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan manajemen sekolah berdasarkan kepada standar nasional pendidikan. Bab III mengemukakan tentang metode penelitian, subjek dan sampel penelitian, instrumen penelitian dan pengembangannya, serta proses pengumpulan data. Bab IV menyajikan hasil temuan dan pembahasannya. Bab V menyajikan tentang kesimpulan dan rekomendasi.

Akhirnya, dengan berbagai kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini, penulis berharap temuan dari penelitian ini dapat memperkaya penelitian-penelitian sebelumnya serta memberikan inspirasi untuk peneliti selanjutnya.

Bandung, November 2013

penulis,


(5)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi atas RidhoNya penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Penulis menyadari bahwa disertasi ini terwujud berkat bimbingan, nasehat, dorongan, dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat Prof. Dr. H. Mohammad Fakry Gaffar, M.Ed., selaku promotor yang telah banyak meluangkan waktu memberikan nasihat, bimbingan, dan motivasi yang berharga dari mulai proses sampai terwujudnya hasil penelitian ini dengan teliti dan penuh kesabaran. Kepada Prof. Dr. H. Akdon, M.Pd., selaku Ko-promotor yang telah menyediakan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penelitian ini.Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd., selaku anggota promotor yang telah memberikan bimbingan untuk penyelesaian disertasi ini.

Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan juga kepada Prof. Dr. H. Djam’an Satori, M.A., Prof. H. Fuad Abdul Hamied, Ph.D, dan Prof. Dr. H. Disman, M.S. sebagai Tim Reviuwer dan Prof. Dr. H. Wahyudin Zakarsih, M.Si sebagai penguji yang telah memberikan masukan berharga guna perbaikan disertasi ini.

Penghargaan dan ucapun terima kasih penulis sampaikan juga kepada Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan yang memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan studi. Selanjutnya penulis ucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. sebagai Rektor Universitas Pendidikan Indonesia dan Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed. sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan kesempatan melakukan studi dan memfasilitasi penulis selama menyelesaikan studi. Kepada seluruh jajaran staf administrasi di lingkungan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi.


(6)

vi

Kepada Drs. H. Eddy Mulyadi, M.Si. sebagai Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu yang telah memberikan izin untuk melanjutkan studi. Kepala Sekolah SMAN 1 Sindang, MAN 1 Indramayu, SMPN 2 Sindang, MTs. Al Zaytun, MI PUI Dermayu, dan SDN Unggulan Kabupaten Indramayu beserta jajarannya, yang telah memberikan bantuan untuk melakukan penelitian.

Hormat dan penghargaan secara khusus kepada ayahanda H. Maosul Irsyad dan ibunda Hj. Mardiyah yang penuh dengan kasih sayang memberikan motivasi dan doa yang tidak pernah susut, begitu juga kepada Mama Amirudin dan Mimih Sumenah yang telah memberikan semangat dan doa yang tulus hingga penulis menyelesaikan studi ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih secara khusus kepada istriku tercinta Runisah, M.Pd. yang telah begitu setia mendampingi dan memberikan kasih sayang, doa, serta semangat untuk terus berjuang menghadapi berbagai rintangan yang penulis hadapi. Kepada anak-anakku tercinta Haekal Azmi, Rifda Nadifah, dan Jiyad Fauzan yang telah memberikan kekuatan dan semangat untuk terus berjuang, mudah-mudahan dapat menjadi suri tauladan bagi kalian untuk hidup lebih maju.

Semoga segala bantuan, bimbingan dan kebaikan dari semua pihak mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Alloh SWT, serta senantiasa Alloh SWT melimpahkan rakhmat dan kasih sayang-Nya bagi kita sekalian. Amiin.

Bandung, November 2013 Penulis,


(7)

(8)

v

ABSTRAK

Ahmad Syadali. MANAJEMEN SEKOLAH /MADRASAH

UNGGUL. (Studi Tentang Efisiensi dan Efektivitas Manajemen Sekolah / Madrasah Unggul di Kabupaten Indramayu)

Terdapat sekolah/madrasah yang mengindikasikan sebagai sekolah/madrasah unggul dalam kenyataannya sekolah/madrasah unggul tersebut dihadapkan dengan efesiensi dan efektivitas pengelolaannya masih ditemukan berbagai kendala untuk mewujudkan sebagai sekolah/madrasah yang benar-benar unggul.

Penelitian ini difokuskan pada kajian manajemen sekolah/madrasah unggul. Adapun rumusan permasalahan secara umum adalah “Sejauhmana efisiensi dan efektivitas manajemen sekolah/madrasah unggul dilaksanakan di

Kabupaten Indramayu?”. Secara operasional permasalahan tersebut dirinci ke dalam pertanyaan penelitian berikut:1) Bagaimana perencanaan sekolah/madrasah unggul disusun?; 2) Bagaimana komponen-komponen strategis sekolah/madrasah unggul dikelola?; 3) Bagaimana pelaksanaan pembinaan dan penjaminan mutu dilakukan di sekolah/madrasah unggul?; 4) Bagaimana proses pengawasan dan pengendalian kegiatan keseharian yang dilaksanakan pada sekolah/madrasah unggul sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan berjalan sesuai dengan yang direncanakan?; 5) Bagaimana proses reviu dan evaluasi dilakukan di sekolah/madrasah unggul?.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji secara mendalam dan menganalisis efisiensi dan efektivitas manajemen sekolah/madrasah unggul di Kabupaten Indramayu.

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Sedangkan untuk pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Adapun sampel dalam penelitian ini ada enam sekolah unggul yang mewakili jenjang dan jenis satuan pendidikan di Kabupaten Indramayu yaitu SDN Unggulan Indramayu, MI PUI Dermayu, SMPN 2 Sindang, MTs Al-Zaytun, SMAN 1 Sindang, dan MAN Indramayu.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa sekolah/madrasah unggul di Kabupaten Indramayu belum keseluruhan mengelola sekolah secara efisien dan efektif sesuai dengan kriteria-kriteria efisiensi dan efektivitas pengelolaan sekolah/madrasah unggul. Kondisi tersebut terjadi sebagai akibat dari perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan penjaminan mutu, pengawasan dan pengendalian, serta reviu dan evaluasi terhadap komponen-komponen strategis sekolah/madrasah belum dikelola secara efisien dan efektif.

Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti merekomendasikan bahwa untuk mengelola sekolah/madrasah secara efisien dan efektif dapat mengaplikasikan model pengelolaan sekolah/madrasah unggul yang ditawarkan peneliti.


(9)

vi

ABSTRACT

Ahmad Syadali. THE MANAGEMENT OF EXCELLENT

SCHOOL/MADRASAH. (A Study on Efficiency and effectiveness of Excellent School / Madrasah Management in Indramayu regency).

There are some schools/madrasah recognized as excellent schools/madrasah. In fact, those schools/madrasah are facing some problems on its efficiency and effectiveness in implementing school / madrasah management, in order to make those school / madrasah as the real excellent school/madrasah.

The research is conducted to focus on the analysis of the management of excellent school/madrasah. The research are generally formulated “ How far is the efficiency and the effectiveness of the management of excellent school/madrasah in Indramayu regency?. The research problem are deeply detailed formulated into the research questions as follow: 1) How is the planning of excellent school/madrasah formulated?; 2) How are the strategic components of excellent school/madrasah managed?; 3) How is the implementation of coaching and quality insurance conducted in the excellent school/madrasah?; 4) How is the process of supervising and controlling implemented on school/madrasah daily routine activities, in order to make all the activities run well based on the planning? ; 5) How is the process of review and evaluation implemented in the excellent school/madrasah?.

The research general objectives is to investigate deeply and analyze the efficiency and the effectiveness of the management of excellent school/madrasah in Indramayu regency.

The methodology of the research is qualitative. The technique for collecting data by interview, observation, and documentary study. And, the sample taken of the research are six excellent school/madrasah which categorized based on its level; SDN Unggulan Indramayu, MI PUI Dermayu, SMPN 2 Sindang, MTs Al-Zaytun, SMAN 1 Sindang, and MAN Indramayu.

Based on the result, the research conclude that not all excellent school/madrasah manage the school efficiently and the effectively based on the criteria of efficient and the effective excellent school/madrasah. The phenomenon occurs because of the planning, implementation, coaching and quality insurance, supervising and controlling, reviewing and avaluating have not been implemented efficiently and effectively toward the strategic components of excellent school/madrasah.

In line with research founding, the reseacher recommends to implement the model of Efficiency and effectiveness of Excellent School / Madrasah Management.


(10)

i

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……… i

KATA PENGANTAR ………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ……… iii

ABSTRAK ………... v

DAFTAR ISI ………. vii

DAFTAR TABEL ………. ix

DAFTAR GAMBAR ………... xi

DAFTAR LAMPIRAN ……… xii

BAB I PENDAHULUAN……….…….. 1

A. Latar Belakang Penelitian ………... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ……….. 13

C. Definisi Konsep dan Kriteria …...……….. 15

D. Tujuan Penelitian ……… 20

E. Manfaat Penelitian ………. 21

F. Struktur Organisasi Disertasi ……….. 22

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ……….. 24

A. Manajemen Sekolah/madrasah Unggul ... 24

B. Efisiensi dan Efektivitas Manajemen ... 37

C. Perencanaan Sekolah/ madrasah ……… 41

D. Manajemen Kurikulum ...……..………... 45

E. Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan ...………... 49

F. Manajemen Peserta Didik ………. 54

G. Manajemen Pembiayaan ...………... 60

H. I. Manajemen Sarana Prasarana ………... Manajemen Penilaian Peserta Didik ... 65 68 J. Pengawasan dan Pengendalian ... 70

K. Reviu dan Evaluasi ….………... 75

L. Studi Terdahulu yang Relevan ...………... 76

M Kerangka Pemikiran ………... 78

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 84

A. Metode Penelitian ……… 84

B. Sampel Penelitian …………...………...………….. 86

C. Instrumen Penelitian ………... 89

D. Proses Pengumpulan Data ….……..……… 98

E. Proses Pengolahan Data ……….……… 106


(11)

ii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 112

A. Hasil Penelitian Setiap Satuan Pendidikan yang diteliti ……. 112

1. SD Negeri Unggulan ...…... 112

2. MI PUI Dermayu Sindang ...…... 138

3. SMP Negeri 2 Sindang ...…... 161

4. MTs. Al Zaytun ... 187

5. SMA Negeri 1 Sindang ………... 218

6. MAN Indramayu ... 245

B. Hasil Penelitian Secara Umum ………... 273

1. Perencanaan Sekolah/madrasah Unggul... 279

2. Manajemen komponen-komponen Strategis Sekolah/madrasah ... 281

3. Pembinaan dan Penjaminan Mutu... 290

4. Pengawasan dan Pengendalian... 291

5. Reviu dan Evaluasi ………... 293

C. Pembahasan Hasil Penelitian Setiap Satuan Pendidikan …… 295

1. SD Negeri Unggulan... 295

2. M.I PUI Dermayu Sindang .…... 313

3. SMP Negeri 2 Sindang...…... 328

4. MTs Al Zaytun ... 341

5. SMA Negeri 1 Sindang………... 355

6. MAN Indramayu... 367

D. Pembahasan Hasil Penelitian Secara Umum ... 377

1. Perencanaan Sekolah/madrasah Unggul... 377

2. Manajemen komponen-komponen Strategis Sekolah/madrasah ... 383 3. Pembinaan dan Penjaminan Mutu... 395

4. Pengawasan dan Pengendalian... 395

5. Reviu dan Evaluasi ………... 396

E. Model Manajemen Sekolah/Madrasah Unggul .……... 397

1. Rasional Pengembangan Model ... ...….... 397

2. Landasan Filosofis... ... ...….... 400

3. Tujuan Pengembangan Model ...…... 400

4. Paradigma Model ... ...…... 401

5. Visualisasi Model ...…... 401

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 419

A. Kesimpulan ………. 1. Kesimpulan Secara Umum……….. 2. Kesimpulan Secara Khusus ……… 419 419 419 B.Rekomendasi ………... 1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kementerian Agama Kabupaten ………. 2. Kepala Sekolah ……….. 424 424 424 DAFTAR PUSTAKA ……….. 428


(12)

iii

RIWAYAT HIDUP………... 514

DAFTAR TABEL Tabel 1.1. The Concepts, Principles-and Atributes of The Nine Intellegences ... 3

1.2. Rekapitulasi Akreditasi Sekolah Per-Jenjang Tahun 2008 sd 2011 di Kabupaten Indramayu………... 5

1.3. Permasalahan Penyelenggaraan Pendidikan Setiap Jenjang Pendidikan di Kabupaten Indramayu Tahun 2012………... 6

2.1. Fungsi-fungsi Manajemen... 32

2.2 Perbedaan Manajemen Efisien dan Manajemen Efektif ...……... 36

3.1. Nama Sekolah/Madrasah sasaran Penelitian dengan Jumlah Siswa dan Rombongan belajarnya pada Tahun Pelajaran 2011/2012…... 88

3.2 Sasaran Responden Penelitian setiap Sekolah/Madrasah... 89

3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 92

3.4 Format Kontrol Kegiatan yang Diobservasi ... 100

3.5 Format Kontrol Sarana-prasarana yang Diobservasi ... 101

3.6 Format Kontrol Wawancara ... 103

3.7 Format Kontrol Pengumpulan Dokumen ... 105

3.8 Pengkodean Penelitian ... 107

4.1. Tim Pengembang Kurikulum SD Negeri Unggulan Kabupaten Indramayu Tahun Pelajaran 2012/2013………... 117

4.2. Struktur Kurikulum SD Negeri Unggulan..………... 117 4.3. Jumlah Guru menurut Status dan Jenjang Pendidikan SD Negeri Unggulan Kabupaten Indramayu………... 119

4.4. Jumlah Rombel dan Siswa Per-Tingkatan SD Negeri Unggulan Indramayu………... 123

4.5. Program kerja dan Anggaran Tahun 2012/2013 SD Negeri Unggulan Kabupaten Indramayu……… 126

4.6. Nilai KKM Per-Mata Pelajaran Per-Kelas SD Negeri Unggulan Kabupaten Indramayu…….………... 131

4.7. Struktur Kurikulum MI PUI Dermayu……… 141

4.8. Jumlah Guru menurut Status dan Jenjang Pendidikan MI PUI Dermayu Kabupaten Indramayu………... 144

4.9. Jumlah Rombel dan Siswa per-Tingkatan MI PUI Dermayu……… 147

4.10. Program Kerja dan Anggaran Tahun 2012/2013 MI PUI Sindang Kabupaten Indramayu...……... 151

4.11. Nilai KKM Per-mata Pelajaran Per-Kelas MI PUI Dermayu Sindang Kabupaten Indramayu……... 155

4.12. Struktur Kurikulum SMP Negeri 2 Sindang Kabupaten Indramayu . 166 4.13. Jumlah Guru menurut Status dan Jenjang Pendidikan SMP Negeri 2 Sindang Kabupaten Indramayu... 169 4.14. Jumlah Rombel dan Siswa Per Tingkatan SMP Negeri 2 Sindang…. 173


(13)

iv

4.15. Program Kerja dan Anggaran Tahun 2012/2013 SMP Negeri 2

Sindang Kabupaten Indramayu...……... 175

4.16. Nilai KKM Per-Mata Pelajaran Per-Kelas SMP Negeri 2 Sindang Kabupaten Indramayu………... 179

4.17. Jadwal Supervisi Kelas Tahun Pelajaran 2012/2013... 181

4.18. Struktur Kurikulum MTs Al Zaytun Kabupaten Indramayu... 193

4.19. Jumlah Guru menurut Status dan Jenjang Pendidikan MTs Al Zaytun Kabupaten Indramayu... 196 4.20. Jumlah Rombel dan Siswa Per Tingkatan MTs Al Zaytun ... 201

4.21. Nilai KKM Per-mata Pelajaran Per-Kelas MTs Al Zaytun Kabupaten Indramayu……... 210

4.22. Struktur Kurikulum SMA N 1 Sindang Kabupaten Indramayu... 222

4.23. Jumlah Guru menurut Status dan Jenjang Pendidikan SMAN 1 Sindang Kabupaten Indramayu... 225

4.24. Jumlah Rombel dan Siswa Per-Tingkatan... 230

4.25. Program Kerja dan Anggaran Tahun 2012/2013 SMA Negeri 1 Sindang Kabupaten Indramayu...……... 233

4.26. Nilai KKM Per-mata Pelajaran Per-Kelas SMA N 1 Sindang ... 238

4.27. Struktur Kurikulum MAN 1 Indramayu Kabupaten Indramayu... 249

4.28. Jumlah Guru menurut Status dan Jenjang Pendidikan MAN Indramayu Kabupaten Indramayu... 252

4.29. Jumlah Rombel dan Siswa Per-Tingkatan MAN Indramayu... 255

4.30. Program Kerja dan Anggaran Tahun 2012/2013 MAN 1 Indramayu Kabupaten Indramayu...……... 259

4.31. Nilai KKM Per-mata Pelajaran Per-Kelas MAN 1 Indramayu ... 264

4.32 Kriteria Efisiensi Manajemen Sekolah/Madrasah Unggul ... 273


(14)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Efisiensi dan Efektivitas dalam Manajemen………... 12 2.1. Hubungan Ragam Penggunaan Daya terhadap Hasil Tertentu …… 38 2.2. Hubungan Penggunaan Daya Tertentu terhadap Ragam Hasil ... 39 2.3. Hubungan antara Perilaku Supervisi Mengajar, Perilaku Belajar,

dan Hasil Belajar... 73 2.4. Kerangka Berpikir... 81 3.1 Langkah-langkah Proses Pengolahan Data... 108 4.1. Penyusunan dan Pelaksanaan Perencanaan Pengembangan

Sekolah ... 378 4.2 Model Manajemen Pengelolaan Sekolah/madrasah Unggul ... 402


(15)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. SK Pembimbing ……….. 432

2. Surat Izin Survey ……….. 438

3. Daftar Kunjungan Wawancara………... 449

4. Pedoman Wawancara……….. 460

5. Pedoman Studi Dokumentasi……….. 466

6. Pedoman Studi Observasi………... 471

7. Photo SDN Unggulan ………...……… 475

8. Photo MI PUI ……… 483

9. Photo SMP Negeri 2 Sindang ………...…… 489

10. Photo MTs Al-Zaytun ….……….. 495

11. Photo SMA Negeri 1 Sindang ………..…… 502

12. Photo MA Negeri Indramayu ………...…… 509


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sesuai dengan Amandemen UUD 1945 Pasal 31 ayat 3 menyebutkan bahwa, "Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang." Selanjutnya di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan bahwa, "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."

Berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, sesuai dengan penjelasan pasal 11 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pemerintah mengkategorikan sekolah/ madrasah yang telah

memenuhi atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori mandiri, dan sekolah/ madrasah yang belum memenuhi Standar

Nasional Pendidikan ke dalam kategori standar. Berbagai upaya ditempuh agar alokasi sumberdaya Pemerintah dan Pemerintah Daerah diprioritaskan untuk membantu sekolah/madrasah yang masih dalam kategori standar untuk bisa meningkatkan diri menuju kategori mandiri. Terhadap sekolah/madrasah yang telah masuk dalam kategori mandiri, Pemerintah mendorongnya secara bertahap untuk mencapai taraf internasional. Adapun secara khusus regulasi sekolah bertaraf internasional sebagaimana tertuang di dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 50 ayat 3 yang berbunyi: ”Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan


(17)

pada semua jenjang pendidikan, untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan

yang bertaraf internasional”.

Untuk meningkatkan pencapaian setiap kategori sebagaimana tersebut di atas perlu adanya pengelolaan sumber daya yang dimiliki secara efisien dan efektif dengan berupaya memenuhi delapan standar nasional pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana diinginkan. Dengan demikian waktu, tenaga, biaya, dan curahan pemikiran yang terpakai di dalam penyelenggaraan pendidikan akan sangat berdaya guna dan berhasil guna serta mencapai keunggulan.

Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang pada undang-undang dan peraturan-peraturan sebagaimana disebutkan di atas apabila diperhadapkan dengan persaingan di Era Globalisasi, pemerintah perlu menyiapkan SDM unggul yang dipandang akan mampu memberikan harapan untuk mengubah kehidupan ke arah yang lebih baik di masa mendatang. Demikian halnya untuk mendapatkan SDM unggul tentunya perlu disiapkan sekolah unggul yang dikelola secara efisien dan efektif.

Sejalan dengan yang disampaikan Chatib (2011 : 93) bahwa sekolah unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya. Chatib. juga menyampaikan bahwa sekolah unggul adalah sekolah yang memanusiakan manusia dalam arti menghargai setiap potensi yang ada pada diri siswa. Selanjutnya Abdul Jabar (2011 : 30) menyampaikan bahwa sekolah unggul diartikan sama dengan sekolah efektif yaitu sekolah yang memiliki kemampuan menyelenggarakan proses dan menghasilkan ouput pendidikan yang lebih tinggi dari standar yang ada.

Sedangkan menurut Syafaruddin (2008 : 182) sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki hasil guna melalui input, proses, dan output yang baik, di dalamnya dijumpai manajemen dan kepemimpinan yang mampu mengarahkan semua sumber daya sekolah untuk kepentingan pencapaian tujuan sekolah, ada kepuasan kerja para personel, dan lulusan berkualitas serta mengarahkan perubahan sekolah secara antisipatif dan produktif.

Hal serupa disampaikan Macgilchrist, Myers dan Reed (2004 : 113) dengan konsep The Intelligent School atau sekolah cerdas yang menyimpulkan


(18)

dari hasil penelitian-penelitian empirisnya tentang school effectiveness (efektivitas sekolah), bahwa sekolah cerdas mengelola beberapa kecerdasan secara komprehensif saling terkait dan tidak bisa dipisahkan yang dituangkan di dalam Tabel 1.1 mengenai konsep, prinsip dan atribut dari sembilan kecerdasan.

Tabel 1.1.

The concepts, principles-and attributes of the nine intelligences 1. Ethical intelligence (EthQ) - Justice

- respect for persons - inclusion

- rights and responsibilities 2. Spiritual intelligence (SQ) - search for meaning

- transcendency - sense of community - interconnectedness 3. Contextual intelligence (CQ) - Internal

- local - national - global

4. Operational intelligence (OQ) - strategic thinking - development planning - management arrangements - distributed leadership 5. Emotional intelligence (EQ) - self- awareness

- awareness of others - managing emotions

- developing emotional literacy 6. Collegial intelligence (CoQ) - commitment to a shared purpose

- knowledge creation - multi-level learning - trust and curiosity

7. Reflective intelligence (RQ) - creating time for reflection - self-evaluation

- deep learning

- feedback for learning

8. Pedagogical intelligence (PQ) - new visions and goals for learning - teaching for learning

- open classrooms - going against the grain 9. Systemic intelligence (SyQ) - mental models

- systems thinking - self-organization - networking


(19)

Dari tabel tersebut menunjukan bahwa masing-masing kecerdasan dengan masing-masing prinsip dan atributnya akan diperlukan di dalam penyelenggaraan sekolah cerdas, sehingga peserta didik akan dapat berkembang secara maksimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian di dalam penyelenggaraan sekolah cerdas, tidak hanya satu jenis kecerdasan saja yang menjadi sasaran fokus perhatian akan tetapi ada berbagai kecerdasan lainnya yang tidak terpisahkan untuk diperhatikan, sehingga di dalam pengelolaan sekolah cerdas akan melibatkan semua unsur SDM yang ada di lingkungan satuan pendidikan untuk memunculkan tumbuhnya budaya belajar secara terus menerus bagi peserta didik, pendidik, maupun tenaga kependidikan.

Memperhatikan definisi-definisi tersebut di atas, sekolah unggul identik dengan sekolah cerdas juga dengan istilah sekolah efektif, karena pada akhirnya dari hasil perlakuan selama mengikuti kegiatan belajar mengajar adalah untuk menghasilkan lulusan yang terbaik, yang tidak hanya saja memiliki pengetahuan yang memadai akan tetapi juga berperilaku aktif, kreatif, inovatif, mandiri dan berakhlak mulia.

Di dalam konsep sekolah unggul yang diharapkan adalah sekolah yang secara terus menerus meningkatkan kinerjanya dan menggunakan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal untuk menumbuh-kembangkan prestasi siswa secara menyeluruh, yang tidak hanya mampu menumbuh-kembangkan prestasi akademis peserta didik saja melainkan mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan dan potensi-potensi lainnya yang dimiliki peserta didik. Saat ini sekolah unggul dipandang sebagai salah satu bentuk penyelenggaran pendidikan yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus kualitas SDM. Melalui penyelenggaraan sekolah unggul diharapkan melahirkan manusia-manusia unggul, sehingga setiap tahun ajaran baru sekolah-sekolah unggul selalu dibanjiri animo masyarakat untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah-sekolah unggul.

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional secara bertahap, terencana, dan terukur, pemerintah telah melakukan pengembangan, dan sekaligus membangun sistem pengendalian mutu pendidikan melalui tiga program yang


(20)

terintegrasi, yaitu Standar Nasional Pendidikan, Akreditasi Satuan Pendidikan, dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Khusus berkaitan dengan akreditasi dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik berkaitan dengan kelayakan dan kinerja penyelenggaraan pendidikan pada satuan dan/atau program pendidikan yang penilaiannya mengacu terhadap pelaksanaan 8 (delapan) komponen Standar Nasional Pendidikan. Sekolah yang telah dan dinyatakan terakreditasi atau tidak terakreditasi baik sekolah negeri maupun swasta di setiap jenjang dan jenis pendidikan menunjukan bahwa sekolah tersebut dapat dan tidaknya mengeluarkan STTB, Ijazah, sertifikat, dan sejenisnya.

Tabel 1.2 di bawah ini menunjukan hasil penilaian akreditasi sekolah/madrasah setiap jenjang di Kabupaten Indramayu mulai tahun 2008 s.d 2011.

Tabel 1.2

Rekapitulasi Akreditasi Sekolah Per-jenjang Tahun 2008 s.d. 2011 di Kabupaten Indramayu

Jenjang Tahun Peringkat Peringkat Jawa Barat

A B C TT Jumlah A B C TT Jumlah SD/MI 2008 4 32 4 1 41 663 3.678 347 2 4.690

2009 33 282 15 - 330 366 2.518 356 8 3.248 2010 26 239 5 - 270 624 2.245 133 - 3.002

2011 26 131 3 - 160 1.081 3.533 233 1 4.848 Jumlah 89 684 27 1 801 2.734 11.974 1.069 11 15.788

SMP/MTs 2008 3 10 - - 13 300 343 90 1 734

2009 50 13 - - 63 406 224 48 1 679

2010 35 17 - - 52 396 231 31 4 662

2011 12 15 1 28 521 426 69 2 1.018

Jumlah 100 55 1 - 156 1.623 1.224 238 8 3.093

SMA/MA 2008 8 6 1 - 15 251 103 33 - 387

2009 4 3 1 - 8 170 118 30 - 318

2010 12 5 - - 17 239 148 17 - 404

2011 10 8 - - 18 216 155 6 - 377

Jumlah 34 22 2 - 58 876 524 86 - 1.486 (Sumber Rekapitulasi BAP-S/M Provinsi Jabar 2008 – 2011)


(21)

Berkaitan dengan hasil penilaian sebagaimana Tabel 1.2 tersebut di atas, bahwa kelayakan program dan satuan pendidikan di Kabupaten Indramayu memperlihatkan masih sedikit sekolah yang mendapatkan penilaian A, hal ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Indramayu masih banyak yang belum optimal. Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah sekolah pada masing-masing jenjang dengan capaian penilaian Akredistasi A di jenjang SD/MI dari 801 SD/MI baru mencapai 89 SD/MI (11,11 %), di jenjang SMP/MTs dari 156 SMP/MTS sebanyak 100 SMP/MTS ( 64,10 %), dan di jenjang SMA/MA dari 58 SMA/MA sebanyak 34 SMA/MA ( 58,62 %).

Dalam kaitan dengan penelitian, peneliti melakukan studi pendahuluan terhadap sekolah-sekolah yang diunggulkan baik sekolah yang sudah berkategori SSN maupun RSBI, yang di dalam pengelolaannya telah mendapatkan penilaian akreditasi A di 12 (duabelas) sekolah terpilih dan terbaik menurut rekomendasi Dinas Pendidikan Kabupaten dan Departemen Agama Kabupaten Indramayu yang mewakili jenjang, jenis dan status negeri/swasta.

Dari studi pendahuluan mengindikasikan masih banyak persoalan yang ditemukan terkait dengan manajemen sekolah dalam menjalankan fungsi-fungsinya, baik terkait dengan masalah manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen tenaga pendidik dan kependidikan, manajemen sarana prasarana, manajemen keuangan, maupun masalah manajemen penilaian.

Studi pendahuluan dilakukan dengan cara wawancara mengenai masalah pengelolaan sekolah kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, dan staf tata usaha sekolah. Tabel 1.3. memaparkan hasil temuan studi pendahuluan terkait dengan pengelolaan satuan pendidikan di setiap jenjang pendidikannya.

Tabel 1.3.

Permasalahan Penyelenggaraan Pendidikan

Setiap Jenjang Pendidikan di Kabupaten Indramayu Tahun 2012

JENJANG PERMASALAHAN

SD/MI 1.Animo masyarakat dan para

pejabat menyekolahkan anaknya ke sekolah unggul tinggi bahkan cenderung memaksa sementara

5.Kebijakan sekolah gratis

menyulitkan sekolah untuk

meminta partisipasi masyarakat. 6.Bimbingan peningkatan kualitas


(22)

kapasitas siswa per-kelas-nya terbatas.

2.Guru selain mengajar semua bidang studi, juga menangani administrasi sekolah,

3.Selain sekolah RSBI, sumber

dana sekolah satu-satunya

mengandalkan dari BOS,

sehingga kesulitan

mengembangkan program

peningkatan kualitas

pembelajaran.

4.Dana BOS seringkali terlambat.

guru jarang dilakukan

7.Dana BOS tidak hanya untuk

operasional sekolah akan tetapi juga untuk membiayai honor guru, sehingga pos untuk peningkatan kualitas guru sangat kurang. 8.Bimbingan peningkatan kualitas

guru yang difasilitasi pemerintah jarang melibatkan guru swasta

SMP/MTs 1. Pada RSBI, B. Inggris sebagai

bahasa pengantar kegiatan

belajar mengajar ternyata sulit diikuti peserta didik.

2. Dana BOS baru sebatas

memenuhi kebutuhan

operasional sekolah, tidak

sampai menjangkau peningkatan

mutu pembelajaran apalagi

pemenuhan fisik.

3. Dana BOS seringkali terlambat,

4. Sekolah masih kekurangan

ketenagaan PTK, sementara

rekruitmen tenaga honorer pada

institusi negeri tidak

diperbolehkan

5. Pemenuhan kesejahteraan dengan

aturan kenaikan pangkat dan

gajinya PTK Yayasan masih belum berjalan sebagaimana seharusnya

6. Tenaga teknis penunjang KBM

(pustakawan, laboran, dll) masih terbatas.

7. Keterbatasan sertifikasi

menyebabkan kecemburuan, dan menjadikan kehilangan gairah bagi guru yang belum mendapatkannya 8. Bantuan sarana dan prasarana baik

dari Pemda maupun Pusat sangat sulit.

SMA/MA 1. Kebijakan RSBI pada praktiknya

sulit untuk dilaksanakan secara maksimal.

2. Akibat kehadiran RSBI dengan tidak dilakukan penyediaan PTK yang handal, sehingga sebagian besar guru-guru masih merasa belum siap secara optimal dan

terbebani dengan kehadiran

RSBI, sehingga proses KBM sepertinya biasa-biasa saja, akan tetapi baru sebatas menikmati kesejahteraannya.

3. Muatan politik mewarnai terhadap

rekruitmen kepala sekolah,

sehingga bisa jadi menempatkan

kepala sekolah masih belum

mengacu kepada keahlian secara proporsional

4. Kuota PMDK masih relatif sedikit

dibandingkan dengan

sekolah-sekolah yang ada diperkotaan.

Dari tabel 1.3 tersebut menunjukan adanya persamaan dan perbedaan permasalahan yang terjadi di setiap jenjangnya. Khususnya berkaitan dengan


(23)

perbedaan misalnya dalam hal tenaga pendidik, di jenjang SD/MI tenaga pendidiknya adalah guru kelas yang mempunyai tugas tambahan lain sebagai administrator, sedangkan di jenjang SMP/MTs dan SMA/MA sudah secara spesifik sebagai guru mata pelajaran dengan tanpa ada tugas tambahan lain, kecuali wakil kepala sekolah atau petugas lainnya yang berkorelasi terhadap pengurangan jam wajib mengajar. Persamaan dari setiap jenjang berkaitan kualitas guru masih perlu adanya peningkatan kualitas pengajaran, terutama berkaitan dengan penguasaan berbagai metode pengajaran, dan khususnya di sekolah yang sudah berstandar RSBI perlu adanya penguatan penguasaan berbahasa asing dan sehingga guru di dalam penyampaian materi pelajaran akan lebih menarik, menyenangkan, dan dapat dipahami, serta memberikan ruang bagi peserta didik untuk lebih mengembangkan kreativitas dan kemampuannya.

Memperhatikan permasalahan yang terjadi dari penyelenggaraan sekolah unggul diantaranya sekolah unggul hanya menerima calon peserta didik dengan kriteria prestasi akademik tinggi, sehingga apabila input siswanya pilihan dan terbaik, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kualitas lulusannya. Dalam hal ini tidak berarti bahwa penyelenggaraan sekolah unggul telah mengelola peserta didik secara baik dan benar, efisien dan efektif.

Berbagai regulasi inovasi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang dianggap sebagai penyelenggaraan sekolah unggul diantaranya Sekolah Teladan, Sekolah PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan), Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan lainnya. Keberadaan sekolah-sekolah yang diunggulkan tersebut diharapkan dapat mempersiapkan generasi masa depan yang berakhlak mulia, cerdas, mandiri, kreatif, inovatif, dan demokratis. Namun, keberadaannya seringkali tidak dibarengi dengan penyiapan sarana prasarana yang memadai, ketersediaan ketenagaan yang handal dan profesional, pembiayaan yang memadai, sehingga di dalam prakteknya seringkali tidak menjadi efisien dan efektif, sehubungan baik proses maupun keluarannya tidak menunjukkan hasil yang lebih dari sekolah-sekolah lain pada umumnya.

Beberapa permasalahan penyelenggaraan sekolah unggul, diantaranya sekolah unggul hanya melayani golongan kaya, sementara itu golongan miskin


(24)

kesulitan dan tidak dimungkinkan mengikuti pendidikan pada sekolah unggul walaupun secara akademis memenuhi syarat. Dengan demikian penyelenggaraan sekolah unggul menutup akses dan kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk menikmati pendidikan yang baik. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah unggul yang demikian dikhawatirkan melahirkan generasi pandai namun tidak memiliki hati nurani yang keadilan.

Apabila dievaluasi antara input siswa yang memang tadinya sudah pandai, kemudian setelah 3 (tiga) tahun dibimbing di sekolah, apakah pada diri peserta didik tadi terdapat peningkatan kemampuan dan pengetahuan yang signifikan, jangan-jangan perlakuan selama 3 (tiga) tahun malah menjadi tidak efektif, karena antara besarnya pembiayaan yang dikeluarkan ternyata tidak terlalu banyak perubahan dalam diri siswa baik akademik maupun non akademik, bahkan sebaliknya anak menjadi lebih tidak terkendali akibat pergaulan yang salah.

Sejalan dengan hasil penelitian Balitbang yang disampaikan Hendarman

“Kualitas guru RSBI yang dituntut bisa menguasai Bahasa Inggris, 60 persen guru berkemampuan menengah ke bawah”. Selanjutnya Kemendiknas mencatat, di antara sekian banyak evaluasi minus tersebut, yang paling mencolok adalah belum ada RSBI yang naik tingkat menjadi SBI setelah lebih dari lima tahun berjalan.

’’Fenomena itu merupakan indikator jelas bahwa RSBI berjalan di tempat,’’

tegasnya. Bahkan menurut Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Fasli Jalal, pihaknya telah mengubah status 30 Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) menjadi sekolah biasa pada 2010. Hal ini dilakukan lantaran sekolah tersebut dinilai tidak mampu mengelola RSBI.

Menghadapi kenyataan pahit ini, eksistensi sekolah harus dikelola dengan baik. Dalam konteks fungsi manajemen, perencanaan yang menempati fungsi pertama dan utama di antara fungsi-fungsi manajemen lainnya, sebagaimana

ungkapan : “The future without planning is nonsense”, yang berarti bahwa masa

depan tanpa perencanaan adalah omong kosong”. Para pakar manajemen

menyatakan bahwa apabila perencanaan telah selesai dan dilakukan dengan benar, sebagian pekerjaan besar telah selesai dilaksanakan. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan Terry dan Ruwe diterjemahkan Ticoalu (2010 : 1) bahwa


(25)

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.

Permasalahan lain bahwa sekolah unggul lebih mengedepankan menjual fasilitas yang serba lebih, sehingga cenderung memasang tarif lebih tinggi. Apakah dengan ketersediaan fasilitas terutama sarana dan prasarana yang lebih baik dari sekolah-sekolah lain pada umumnya, akan menghasilkan keluaran yang lebih baik pula, tentu nya hal ini tidak menjadikan jaminan apabila tidak ditunjang dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki secara tepat dan benar.

Permasalahan yang muncul di dalam pengelolaan sekolah unggul selain dari masalah-masalah sebagaimana disebutkan di atas, antara lain aturan atau kebijakan yang digariskan oleh pemerintah atau pemerintah daerah terkadang tidak mendukung dan bahkan bisa bertentangan terhadap upaya untuk mencapai sekolah unggul. Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan ketenagaan, baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan khususnya di sekolah negeri, sekolah tidak bisa sekehendak sendiri mengangkat ketenagaan meskipun kekurangan ketenagaan baik secara kualitas maupun kuantitas sehubungan dengan adanya aturan larangan pengangkatan tenaga honorer.

Harapan dari masyarakat, sekolah unggul lahir dari pengelolaan sekolah yang baik dan benar, sehingga segala sumber daya yang dimiliki dikelola secara efisien dan efektif untuk menghasilkan lulusan yang unggul. Sebagai gambaran tentang pengelolaan sekolah unggul, peserta didik lulus dengan nilai rata-rata sangat memuaskan dan dapat lebih siap menghadapi persaingan memasuki suatu jenjang pendidikan lanjut yang lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

Berbagai kebijakan pendidikan diregulasikan oleh pemerintah, baik berkenaan dengan peningkatan akses dan pemerataan pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan, relevansi pendidikan, maupun berkenaan dengan pencitraan pendidikan, namun sampai dengan saat ini hasilnya masih dirasakan belum optimal, dengan demikian muncul pertanyaan, apanya yang salah, apakah manajemen sekolah khususnya sekolah unggul sudah efisien dan efektif?


(26)

menyampaikan bahwa efisiensi adalah melakukan pekerjaaan secara tepat sasaran, atau menghasilkan output sebanyak mungkin dan input sesedikit mungkin. Selanjutnya disampaikan pula bahwa efisiensi seringkali dikatakan “mengerjakan

sesuatu tepat sasaran” yaitu tidak menyia-nyiakan sumber daya. Efisiensi pendidikan dalam pembahasan para ahli pembiayaan pendidikan sering disebut sebagai efisiensi pengelolaan (manajemen) pendidikan. Efisiensi sendiri terkait dengan tingkat/derajat suatu dinyatakan bahwa efisiensi internal berkaitan dengan hubungan antara input dan output di dalam urusan suatu sistem atau lembaga pendidikan. Penghitungan efisiensi internal pendidikan dilakukan secara beragam oleh berbagai pihak, berdasarkan kepentingan dan asumsinya terhadap kebutuhan informasi. Pusat Data dan Informasi (PDEP) Balitbang Departemen Pendidikan Nasional (2002:101) memilih empat indikator efisiensi internal pendidikan, yaitu angka bertahan, rata-rata lama belajar, tahun masukan per lulusan, dan koefisien efisiensi.

Efektivitas menurut Robbins dan Coulter diterjemahkan Sabran dan Putera (2010 : 8) seringkali dikatakan “mengerjakan hal yang tepat” yaitu menjalankan aktivitas-aktivitas yang secara langsung membantu organisasi mencapai berbagai sasarannya. Keefektifan menekankan perhatian pada kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan yang akan dicapai, dan menurut Sergiovani (1987 : 33), keefektifan organisasi adalah kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan. Efektifitas menunjukkan ketercapaian sasaran/tujuan yang telah ditetapkan. Makmun (1999 : 11) menegaskan bahwa efektifitas sekolah pada dasarnya menunjukan tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai (achievement atau observed output) dengan hasil yang diharapkan (objectives, targets, intended output) sebagaimana telah ditetapkan.

Menurut Sagala (2011:87) bahwa keefektifan dan keberhasilan manajerial kepala sekolah yang didukung oleh guru dan staf sekolah lainnya akan menghasilkan kualitas belajar yang baik.

Robbins dan Coulter diterjemahkan Sabran dan Putera (2010 : 8) sebagaimana Gambar 1.1 menyimpulkan bahwa efisiensi berkenaan dengan cara mencapai suatu tujuan, efektivitas berkenaan dengan hasil.


(27)

Gambar 1.1. Efisiensi dan Efektivitas dalam Manajemen.

Di dalam mengelola sekolah unggul, siswa perlu mendapatkan perlakuan pembinaan dari sekolah sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga potensi tersebut akan berkembang secara maksimal. Untuk memfasilitasi terwujudnya kebutuhannya tersebut, maka perlu pengaturan / manajemen siswa, kurikulum, pembiayaan, pendidikan dan tenaga pendidikannya, sarana prasarana dan manajemen evaluasinya.

Menghadapi realitas permasalahan sebagaimana tersebut di atas, di era kompetisi global yang menuntut berkompetisi ketat, membutuhkan paradigma baru dalam dunia pendidikan yang berkorelasi dengan keberhasilan seseorang dalam kehidupan masyarakat nyata. Sudah saatnya para ahli dan praktisi pendidikan duduk bersama merencanakan pendidikan nasional agar mampu menawarkan transfer of learning, transfer of training, dan transfer of principles secara efektif.

Menyadari betapa pentingnya penyediaan sekolah yang akan menjadi panutan dan harapan masyarakat, keberadaan sekolah yang diinginkan adalah sekolah yang mampu mencetak SDM unggul dan mempunyai kemampuan bersaing, sehingga perlu disediakan sekolah unggul yang dapat mengelola secara optimal potensi sumber daya yang tersedia dan potensi unggulan-unggulan daerah lainnya. Oleh sebab itulah diperlukan adanya perencanaan strategis yang komprehensif, sehingga akan melahirkan suatu bentuk penyelenggaraan sekolah

Penggunaan Sumber Daya

Manajemen Mengejar :

Kesia-siaan Sumber Daya yang Rendah (Efisiensi Tinggi) Pencapaian Sasaran yang Tinggi (Efektivitas Tinggi)

Pencapaian Sasaran Efektivitas (Hasil)

Pencapaian Tinggi Kesia-siaan Rendah


(28)

yang dikelola lebih efisien dan efektif, juga mampu mengantarkan dan sekaligus mengembangakan kemampuan siswanya sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Dengan demikian sekolah unggul yang diinginkan adalah sekolah yang memiliki kemampuan di dalam mengelola sumber daya yang tersedia secara efisien dan efektif untuk menghantarkan peserta didik berkembang secara optimal menjadi manusia unggul yang tidak hanya saja memiliki kecerdasan intelektual akan tetapi juga memiliki berbagai kecerdasan lainnya.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan kajian di lapangan yang disebut sekolah/madrasah unggul belum tentu pengelolaannya menunjukkan sekolah/madrasah unggul yang sesungguhnya. Hasil studi pendahuluan ditemukan bahwa sekolah/madrasah unggul di Kabupaten Indramayu ternyata belum dikelola secara efisien dan efektif.

Berbagai persoalan yang teridentifikasi sebagai penyebab pelaksanaan penyelenggaraan sekolah/madrasah unggul belum efisien dan efektif, diantaranya: a. Sekolah/madrasah unggul masih belum dapat menyusun perencanaan secara

efisien dan efektif sesuai dengan sumber daya yang dimiliki.

b. Pengelolaan komponen-komponen strategis sekolah/ madrasah unggul yang merupakan bagian dari program dan kegiatan yang telah direncanakan seperti kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik, pembiayaan, sarana prasarana, dan penilaian, belum dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.

c. Pembinaan dan penjaminan mutu penyelenggaraan sekolah/ madrasah unggul belum sepenuhnya dilaksanakan secara efisien dan efektif.

d. Pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan sekolah/ madrasah unggul belum terlaksana secara efisien dan efektif.

e. Reviu dan evaluasi yang dilaksanakan di sekolah/ madrasah unggul belum berjalan secara efisien dan efektif.


(29)

2. Fokus dan Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut di atas, dalam rangka mewujudkan efesiensi dan efektivitas pengelolaan sekolah/madrasah unggul, maka penelitian ini difokuskan pada analisis: Efisiensi dan Efektivitas Manajemen Sekolah/Madrasah, dengan rumusan permasalahan secara umum: “Sejauhmana efisiensi dan efektivitas manajemen sekolah/madrasah unggul dilaksanakan di Kabupaten Indramayu?” Secara operasional permasalahan di atas dirinci ke dalam pertanyaan penelitian berikut ini:

a. Bagaimana perencanaan pada sekolah/madrasah unggul disusun?

1)Bagaimana proses dan mekanisme perencanaan di sekolah/madrasah unggul?

2)Siapa yang terlibat dalam penyusunan perencanaan di sekolah/madrasah unggul?

3)Komponen apa saja yang dibahas di dalam perencanaan sekolah/madrasah unggul?

b. Bagaimana komponen-komponen strategis sekolah/madrasah unggul sebagaimana yang telah direncanakan dikelola secara efisien dan efektif sehingga proses dan hasil belajar dapat dicapai lebih optimal?

1) Bagaimana pelaksanaan pengembangan kurikulum di sekolah/madrasah unggul?

2) Bagaimana pemberdayaan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah unggul?

3) Bagaimana pengembangan potensi peserta didik agar terlibat secara aktif di dalam kegiatan belajar mengajar, kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lainnya di sekolah/madrasah unggul?

4) Bagaimana pengelolaan pembiayaan di sekolah/madrasah unggul? 5) Bagaimana pengelolaan sarana prasana di sekolah/madrasah unggul? 6) Bagaimana pelaksanaan penilaian di sekolah/madrasah unggul?


(30)

c. Bagaimana pelaksanaan pembinaan dan penjaminan mutu di sekolah/madrasah unggul?

1) Bagaimana melakukan pembinaan dan penjaminan mutu di sekolah/madrasah unggul?

2) Kapan dan siapa sajakah yang ikut dilibatkan di dalam proses pembinaan di sekolah/madrasah unggul?

3) Aspek apa sajakah yang dijadikan sebagai bahan pembinaan di sekolah/madrasah unggul?

d. Bagaimana proses pengawasan dan pengendalian kegiatan dilaksanakan di sekolah/madrasah unggul sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan berjalan sesuai dengan yang direncanakan?

1) Bagaimana proses pengawasan dan pengendalian di sekolah/madrasah unggul dilakukan agar kinerja penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan secara optimal ?

2) Kapan dan siapa sajakah yang ikut dilibatkan di dalam proses pengawasan dan pengendalian di sekolah/madrasah unggul?

e. Bagaimana proses reviu dan evaluasi dilakukan di sekolah/madrasah unggul? 1) Bagaimana mekanisme proses reviu dan evaluasi dilakukan di

sekolah/madrasah unggul?

2) Bagaimana pemanfaatan hasil reviu dan evaluasi di sekolah/madrasah unggul?

C. Definisi Konsep dan Kriteria

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, penulis mendefinisikan beberapa istilah yang berhubungan dengan judul penelitian disertai indikatornya, antara lain :

a. Istilah manajemen disamakan dengan pengelolaan.

b. Sekolah/madrasah Unggul adalah sekolah/madrasah yang dapat memaksimalkan potensi dan peluang sumber daya yang tersedia melalui proses pengelolaan yang efisien dan efektif sehingga peserta didik tidak hanya berkembang dan meningkat dalam aspek kecerdasan kognitif saja akan tetapi


(31)

peserta didik juga mengalami perkembangan dan peningkatan kecerdasan-kecerdasan lainnya yang ditunjukan terhadap perubahan menuju perbaikan aspek sikap/nilai dan psikomotor.

c. Efisien adalah menggunakan sumber daya secara minimal untuk mencapai hasil yang maksimal atau melakukan sesuatu secara tepat (do the thing right).  Kriteria efisien yaitu a) Penggunaan waktu, tenaga, biaya dan pikiran

sekecil-kecilnya untuk mencapai hasil tertentu; b) Penggunaan waktu, tenaga, biaya dan pikiran tertentu untuk mencapai hasil yang lebih besar;  Perencanaan yang efisien apabila memenuhi kriteria: 1) Penyusunan

program kerja tepat waktu; 2) SDM yang hadir dalam penyusunan perencanaan terlibat secara aktif; 3) Dana yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sesuai dengan kebutuhan; 4) Perubahan Anggaran dilakukan dengan merevisi mata anggaran program kegiatan satu dengan lainnya yang strategis; dan 5) Program dan kegiatan yang direncanakan disusun terlebih dahulu oleh para pengelola sesuai dengan bidang tugas dan garapannya yang kemudian dibawa ke forum musyawarah perencanaan di sekolah/madrasah.

 Pengelolaan kurikulum akan menjadi efisien apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Sekolah/madrasah tidak menyelenggarakan penambahan jam mengajar untuk mata pelajaran tertentu; 2) Unsur Tim pengembangan kurikulum akhli di bidangnya; 3) Penambahan muatan mata pelajaran di luar kurikulum nasional berjalan tanpa kendala; 4) KTSP disusun berdasarkan pendidikan karakter, kecakapan hidup, sosial budaya, kearipan lokal.

 Pemberdayaan Sumber Daya Pendidik dan Tenaga Kependidikan akan menjadi efisien apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) telah mencukupi; 2) Kualifikasi dan kompetensi PTK telah terpenuhi; 3) Jumlah jam mengajar Guru dengan tugas tambahan lainnya telah disesuaikan.; 4) Dana yang dibutuhkan untuk pembayaran PTK mencukupi; 5) Pengangkatan dan pemberhentian PTK


(32)

sesuai dengan kewenangannya; 6) Tersedia kegiatan peningkatan kapasitas PTK.

 Manajemen Peserta Didik akan menjadi efisien apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Proporsional Tim Penerimaan Peserta Didik Baru; 2) Pengaturan siswa dalam kelas; 3) Ragam kegiatan untuk melakukan pembinaan mental, spiritual, dan disiplin; 4) Variasi pilihan kegiatan ekstrakurikuler lebih banyak; 5) Terjalinnya komunikasi antara orangtua peserta didik dengan pihak sekolah.

 Manajemen pembiayaan akan menjadi efisien apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Keterlibatan stakeholders dalam penyusunan dan penetapan DSP tahunan dan bulanan; 2) Ketepatan pengalokasian dana BOS dan DSP; 3) Anggaran siswa miskin tersedia secara proporsional; 4) Media publikasi pengeloaan keuangan sekolah / madrasah.

 Manajemen Sarana Prasana akan menjadi efisien apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Pengaturan penggunaan sapras penunjang KBM di kelas; 2) Pengaturan penggunaan Laboratorium; 3) Pengaturan penggunaan Sapras Olahraga dan Ibadah; 4) Pengaturan penggunaan Perpustakaan berbasis ICT; 5) Pengaturan lingkungan nyaman dan sehat; 6) Penugasan penanggung-jawab aset.

 Penilaian akan menjadi efisien apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Ragam cara penilaian; 2) Waktu pelaksanaan penilaian; dan 3) Penyusunan KKM sesuai dengan potensi peserta didik dan penunjang KBM.

 Pembinaan dan penjaminan mutu akan menjadi efisien apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Pemanfaatan waktu pelaksanaan pembinaan dan penjaminan mutu PTK; 2) Ketepatan SDM yang menjadi binaan; 3) Pemanfaatan pembina dan penjamin mutu di lingkungan satuan pendidikan; dan 4) Kesesuaian materi Pembinaan.

 Pengawasan dan Pengendalian akan menjadi efisien apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Setiap Kegiatan di sekolah/madrasah dilakukan pengawasan; 2) Petugas yang mengawasi dan mengendalikan setiap


(33)

program dan kegiatan di satuan pendidikan sesuai dengan wewenang dan tugasnya; 3) Media yang digunakan sebagai alat untuk pengawasan dan pengendalian.

 Reviu dan evaluasi akan menjadi efisien apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Reviu dan Evaluasi terhadap program dan kegiatan dapat dilaksanakan sesuai jadwal dan berkesinambungan; 2) Laporan pertanggungjawaban program dan kegiatan disusun oleh pelaksana program dan kegiatan; dan 3) Evaluasi program dan kegiatan tahunan dilaksanakan sebelum menyusun rencana kerja tahunan.

d. Efektif adalah kesesuaian hasil yang dicapai dengan tujuan yang diharapkan, atau melakukan sesuatu yang benar (do the right thing)

 Kriteria efektif yaitu a) hasil yang akan dicapai sesuai dengan target, b) adanya kepuasan terhadap capaian.

 Kriteria perencanaan efektif apabila: 1) Program kerja tahunan strategis tersusun sesuai dengan kondisi yang dihadapi; 2) Program dan kegiatan tahunan yang direncakaan sesuai dengan dokumen perencanaan lainnya yang telah disusun; 3) Setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan mengacu kepada dokumen perencanaan yang sudah disepakati dalam musyawarah; 4) Program kegiatan strategis yang muncul karena adanya kebijakan baru tetap dapat dilakukan sesuai ketentuan; dan 5) Komponen program dan kegiatan yang direncanakan telah mengacu kepada 8 (delapan) standar nasional pendidikan.

 Manajemen dan pengembangan kurikulum akan menjadi efektif apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) RPP tersusun sesuai dengan kondisi potensi sekolah dan isu terkini; 2) Silabus dan RPP menjadi acuan dalam KBM sehari-hari; 3) Kompetensi dasar semua bidang studi dapat tercapai; 4) Guru di dalam KBM secara konsisten memasukan pendidikan karakter, kecakapan hidup, sosial budaya, kearipan lokal.

 Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan akan menjadi efektif apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Para pendidik dengan mempertimbangkan tugas tambahannya mengajar sesuai dengan jam wajib


(34)

minimal; 2) Para pendidik mengajar sesuai dengan kualifikasi dan kompe-tensinya; 3) KBM dan pelayanan administrasi dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan; 4) PTK lebih sejahtera; dan 5) Peningkatan kapasitas PTK.  Manajemen Peserta Didik akan menjadi efektif apabila memenuhi kriteria

sebagai berikut: 1) Mekanisme Penerimaan Peserta Didik Baru memetakan dan mendapatkan siswa terbaik; 2) Terbinanya mental, spiritual, dan disiplin peserta didik; 3) Terpilihnya peserta didik yang berprestasi sesuai minat dan bakatnya melalui kegiatan ekstrakurikuler; 4) Kemajuan dan perkembangan peserta didik menjadi tanggungjawab bersama antara sekolah dan orangtuanya.

 Manajemen pembiayaan akan menjadi efektif apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) DSP tahunan dan bulanan ditetapkan sesuai kesepakatan; 2) Penyaluran dana BOS dan DSP sesuai dengan peruntukannya; 3) Siswa miskin mendapatkan keringanan / pembebasan pembiayaan sekolah; 4) Mudahnya stakeholders dan shareholders mengetahui pengeloaan keuangan sekolah / madrasah.

 Manajemen Sarana Prasana akan menjadi efektif apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) KBM lebih menarik dan mudah dimengerti melalui bantuan media ICT; 2) Materi kegiatan di Laboratorium tercukupi; 3) Kegiatan Olahraga dan Ibadah lebih ramai diminati dengan penyediaan kelengkapan sarana prasarananya; 4) Peminjaman buku di Perpustakaan lebih mudah dan cepat; 5) Siswa merasa nyaman dan sehat bermain dan istirahat; 6) Aset tercatat, terkontrol, tersimpan dan terpelihara dengan baik.

 Penilaian akan menjadi efektif apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Kompetensi peserta didik dinilai sesuai dengan alat ukur yang dipakai; 2) Peserta didik selalu siap menghadapi evaluasi; dan 3) Standar KKM dapat terlampaui.

 Pembinaan dan penjaminan mutu akan menjadi efektif apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Terlaksananya pembinaan dan penjaminan mutu PTK secara kontinue dan konsisten; 2) Pembina dan penjamin mutu


(35)

dapat melaksanakan menyampaikan materi binaannya; dan 3) PTK memahami dan melaksanakan materi pembinaan.

 Pengawasan dan pengendalian akan menjadi efektif apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Terlaksananya Pengawasan dan Pengendalian program dan kegiatan secara kontinue dan konsisten; 2) Pengawas dan Pengendali program dan kegiatan dapat melaksanakan pengawasan dan pengendaliannya di satuan pendidikan; dan 3) PTK melaksanakan program dan kegiatan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 Reviu dan evaluasi akan menjadi efektif apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Terevaluasi setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan; 2) Setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan ada laporannya; dan 3) Laporan evaluasi program dan kegiatan tahunan dijadikan bahan perencanaan proram dan kegiatan satu tahun yang akan datang.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengkaji secara mendalam dan menganalisis efisiensi dan efektivitas manajemen sekolah/madrasah unggul di Kabupaten Indramayu. Adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji secara mendalam dan menganalisis:

1. Efisiensi dan efektivitas perencanaan pada sekolah/madrasah unggul. a. Proses dan mekanisme perencanaan di sekolah/madrasah unggul.

b. Sumber daya yang terlibat dalam penyusunan perencanaan di sekolah/madrasah unggul.

c. Komponen perencanaan di sekolah/madrasah unggul.

2. Efisiensi dan efektivitas pengelolaan komponen-komponen strategis sekolah/madrasah unggul sebagaimana yang telah direncanakan dalam mempengaruhi proses dan hasil belajar.

a. Pengembangan kurikulum di sekolah/madrasah unggul.

b. Pemberdayaan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah unggul.


(36)

c. Pengembangan potensi peserta didik agar siswa dapat terlibat secara aktif di dalam kegiatan belajar mengajar, kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang melibatkan siswa.

d. Pengelolaan pembiayaan sekolah/madrasah unggul. e. Pengelolaan sarana prasana sekolah/madrasah unggul. f. Pelaksanaan penilaian pada sekolah/madrasah unggul.

3. Pembinaan dan penjaminan mutu di sekolah/madrasah unggul yang efisien dan efektif.

a.Pelaksanaan pembinaan dan penjaminan mutu di sekolah/madrasah unggul.

b.Sumber daya yang dilibatkan di dalam proses pembinaan.

c.Aspek yang dijadikan sebagai bahan pembinaan di tingkat sekolah/madrasah.

4. Efisiensi dan efektivitas pengawasan dan pengendalian kegiatan yang dilaksanakan di sekolah/madrasah unggul sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

a. Proses pengawasan dan pengendalian agar kinerja penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan secara optimal.

b. Sumber daya yang dilibatkan di dalam proses pengawasan dan pengendalian.

5. Efisiensi dan efektivitas reviu dan evaluasi di sekolah/madrasah unggul. a. Mekanisme proses reviu dan evaluasi.

b. Pemanfaatan hasil reviu dan evaluasi.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk mengkaji efisiensi dan efektivitas manajemen sekolah unggul lebih lanjut. Selain itu dapat juga dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam manajemen sekolah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sekolah menjadi sekolah unggul. Bagi sekolah yang sudah diunggulkan merupakan penguatan dalam manajemen sekolahnya agar lebih efisien dan efektif.


(37)

Bagi peneliti memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian secara umum, khususnya penelitan dalam manjemen sekolah. Selain mendapatkan penglaman dalam melakukan penelitian, juga menambah wawasan keilmuan tentang manajen sekolah unggul yang dapat peneliti aplikasikan di lapangan untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas manajemen sekolah unggul.

Bagi para pengelola pendidikan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengelola sekolah. Untuk para pemangku kebijakan pendidikan dapat dijadikan sebagai bahan meregulasikan berbagai kebijakan untuk dilaksanakan di sekolah berkaitan dengan pengelolaan sekolah agar lebih efisien dan efektif.

F. Struktur Organisasi Disertasi

Disertasi ini disusun berdasarkan kepada pedoman penulisan karya ilmiah UPI Tahun 2012 yang terdiri dari lima bab.

Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, diakhiri dengan struktur organisasi disertasi.

Bab II berisi tentang kajian pustaka dan kerangka pemikiran. kajian pustaka menjelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas, manajemen sekolah unggul, perencanaan sekolah, manajemen kurikulum, manajemen pendidik dan tenaga kependidikan, manajemen peserta didik, manajemen pembiayaan, manajemen sarana prasarana, manajemen penilaian peserta didik, pengawasan dan pengendalian, reviu dan evaluasi, studi terdahulu yang relevan, dan kerangka pemikiran.

Bab III adalah metodologi penelitian yang menjelaskan tentang metode penelitian, sampel penelitian, instrumen penelitian, proses pengumpulan data, proses pengolahan data, dan keabsahan data.

Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan. bab ini menyajikan hasil penelitian dari setiap sekolah yang diteliti, pembahasan secara khusus yang membahas per-satuan pendidikan yang diteliti, dan pembahasan secara umum yang membahas secara umum terhadap temuan di lapangan dengan penyajian


(38)

sesuai dengan fokus penelitian yang dikaitkan dengan teori-teori dan hasil penelitian terdahulu, kemudian bagian terkahir menyajikan model hipotetik manajemen sekolah/madrasah unggul.

Bab V adalah kesimpulan dan saran. kesimpulan didasarkan kepada hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana tertuang pada bab empat untuk menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah. Sedangkan saran yang disampaikan sebagai masukan untuk peningkatan mutu manajemen sekolah.

Bagian terakhir berisikan daftar pustaka yang digunakan dalam penelitian dan lampiran data pendukung lain yaitu instrumen penelitian, data hasil penelitian, dan riwayat hidup peneliti.


(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Alasan mengapa penulis memilih metode penelitian kualitatif, diantaranya dikarenakan pada metode penelitian kualitatif pertanyaan-pertanyaannya bersifat terbuka sehingga peneliti bisa fleksibel dan mengembangkan pertanyaannya. Dengan demikian materi yang diperoleh diharapkan lebih dalam dan kecenderungan lebih berorientasi pada proses. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Creswell (2009 : 15) bahwa metode kualitatif “Emerging methods, open-ended questions, interview data, document data, and audio-visual data, text and image anaysis, themes patterns interpretation”.

Sedangkan pendekatannya melalui pendekatan studi kasus karena peneliti mengidentifikasi hakikat pengalaman partisipan tentang suatu aktivitas pada tempat dan waktu tertentu dengan mengenyampingkan pengalaman-pengalaman peneliti. Hal ini sejalan dengan Creswell (2009:13) bahwa “case studies are a strategy of inquiry in which the researcher explores in depth a program, event, activity, and researchers collect detailed information using a variety of data

collection procedures over a susteined period of time”. Dengan demikian di

dalam penelitian ini peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

Pendekatan studi kasus sebagaimana disampaikan Satori dan Komariah (2010:36), adalah untuk meneliti suatu kasus yang terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Untuk mendapatkan gambaran kasus yang detail diperoleh dari kumpulan materia yang banyak dan sumber-sumber informasi yang banyak.


(40)

Dengan demikian pertanyaan-pertanyaan penelitiannya berkembang sesuai dengan temuan dan kondisi partisipan pada saat penelitian dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil observasi, dokumentasi, dan audio visual; analisis tekstual dan gambar; dan Interpretasi tema-tema, pola-pola.

Penelitian kualitatif atau sering disebut dengan metode naturalistik memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci 2. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk

kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk (outcome)

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati). (Sugiyono : 2011)

Menurut Moleong (2002) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Menurut Garna (1999) pengamatan kehidupan manusia harus dilakukan melalui field work atau kaji lapangan, yang menurut Moleong (2002) suatu penelitian dengan menggunakan metode kualitatif tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengamatan berperan serta, dan kesan peneliti yang menentukan keseluruhan skenarionya. Dengan demikian kesan peneliti sebagai instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode kualitatif adalah peneliti sendiri.

Beberapa alasan lainnya yang mendasari penulis memilih metodologi penelitian kualitatif diantaranya :

1. Lebih mementingkan penghayatan dan pengertian dalam menangkap gejala (fenomenologis).

2. Pendekatannya wajar, dengan menggunakan pengamatan yang bebas (tanpa pengaturan yang ketat).


(41)

3. Lebih mendekatkan diri pada situasi dan kondisi yang ada pada sumber data, dengan berusaha menempatkan diri serta berpikir dari sudut pandang “orang dalam”.

4. Bertujuan untuk menemukan teori dari lapangan secara deskriptif dengan menggunakan metode berpikir induktif. Jadi bukan untuk menguji teori atau hipotesis.

5. Berorientasi pada proses, dengan mengandalkan diri peneliti sebagai instrumen utama. Hal ini dinilai cukup penting karena dalam proses itu sendiri dapat sekaligus terjadi kegiatan analisis, dan pengambilan keputusan. 6. Kriteria data/informasi lebih menekankan pada segi validitasnya, yang tidak

saja mencakup fakta konkrit saja melainkan juga informasi simbolik atau abstrak.

7. Ruang lingkup penelitian lebih dibatasi pada kasus-kasus singular, sehingga tekannya bukan pada segi generalisasinya melainkan pada segi otensitasnya. 8. Fokus penelitian bersifat holistik, meliputi aspek yang cukup luas (tidak

dibatasi pada variabel tertentu).

B. Sampel Penelitian

Data yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam penelitian ini dalam bentuk pernyataan-pernyataan, tulisan, angka-angka yang dideskripsikan dan dimaknai, yang terinventarisasi melalui pengumpulan dokumen-dokumen yang sudah dimiliki sekolah maupun membuat dokumen dalam bentuk tertulis maupun rekaman suatu peristiwa, objek dan tindakan-tindakan.

Konkrit data yang diperlukan berkenaan pertanyaan- pertanyaan yang berhubungan dengan pengelolaan sekolah unggulan secara efisien dan efektif sehingga menghasilkan proses dan lulusan yang memiliki ciri-ciri keunggulan diantaranya melalui subyek wawancara Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, stakeholders sekolah, pihak ketiga yang bekerjasama dengan sekolah, ketua OSIS, perwakilan siswa dari kelas dan jenjang berbeda, penjaga sekolah, petugas laboran, tenaga kependidikan; juga mengumpulkan dokumen-dokumen lannya baik itu dokumen perencanaan, maupun dokumen evaluasi dan pelaporan


(42)

setiap kegiatan serta mengdokumentasikan photo kegiatan yang menunjang pengelolaan sekolah unggulan.

Data diambil dari tujuh sekolah sebagai lokasi penelitian yang tersebar di Kabupaten Indramayu, dalam bentuk data primer yang secara langsung diperoleh peneliti di lapangan dan data sekunder sebagai data yang tidak langsung yang menunjang terhadap penelitiandidapatkan dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Kepala Sub Bid Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Kepala Kementrian Agama Kabupaten Indramayu, Kepala Mapenda (Pergurais) Kementrian Agama Kabupaten Indramayu dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Teknik pengambilan sampel diambil dari populasi sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Indramayu berdasarkan teknik sampling purposif sehubungan sumber data sebagai subyek penelitian sudah ditentukan. Hal ini senada dengan yang disampaikan Satori dan Komariah (2010 : 47) bahwa purposive sampling menentukan subjek / objek sesuai tujuan. Selanjutnya juga disebutkan bahwa dalam hal ini peneliti memilih unit analisis tersebut berdasarkan kebutuhannya dan menganggap bahwa unit analisis tersebut representatif.

Beberapa kriteria yang dijadikan sebagai acuan dalam menentukan sekolah/madrasah yang akan diteliti, diantaranya:

1. Tingginya kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anak usia sekolah yang ditandai dengan besarnya animo masyarakat usia sekolah yang ingin mendaftar ke sekolah yang bersangkutan;

2. Nilai akreditasinya A dan lebih tinggi nilainya dari ada sekolah-sekolah/madarasah-madrasah pada level jenjang dan jenis satuan pendidikannya;

3. Presentase lulusan yang melanjutkan ke jenjang lebih tinggi lebih besar daripada sekolah-sekolah/madarasah-madrasah pada level jenjang dan jenis satuan pendidikannya;


(1)

dibentuk oleh kepala sekolah/madrasah dengan melibatkan lembaga yang membidangi psikotest.

b) Mengadakan pembinaan-pembinaan peserta didik secara kontinu dan konsisten melalui pembinaan mental, kajian keagamaan, penegakan disiplin, juga memberikan reward dan funishment yang mendidik.

4) Pembiayaan

a) Mengatur sumber pendanaan/keuangan, penggunaan dana, dan menyusun laporan pertanggungjawabannya serta menginformasikannya melalui media yang mudah diakses oleh stakeholders dan shareholders. Dalam rangka mengatur sumber pendanaan, memberikan keringanan atau bahkan membebaskan pembiayaan bagi peserta didik yang berasal dari keluarga kurang beruntung.

b) Melaksanakan pemeriksaan secara rutin dan berkala terhadap pengelolaan keuangan.

5) Sarana Prasana

a) Memenuhi kekurangan ruang kelas, laboratorium, ruang penunjang lainnya, tempat bermain, sarana olahraga, sarana ibadah, ruang perpustakaan yang disertai kelengkapan buku bacaan dan buku pelajaran, peralatan penunjang KBM lainnya. Pemenuhan tersebut untuk menumbuhkan gairah dan motivasi guru dalam mengajar dan untuk lebih mengembangkan kemampuan peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya.

b) Menyediakan petugas khusus yang mengelola barang dan aset sekolah/madrasah mulai dari perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan pengadministrasian.

6) Penilaian

a) Tidak menurunkan tingkat kesukaran soal dan tidak mengurangi kualitas pengawasan dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar untuk mencapai standar KKM.


(2)

b) Memberikan tugas-tugas atau pekerjaan rumah secara kontinuitas untuk pengembangan penguasaan bahan ajar peserta didik.

c. Pembinaan dan Penjaminan Mutu

1) Melaksanakan pembinaan dan penjaminan mutu terhadap Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) secara kontinyu dan konsisten sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pelaksanaan pembinaan melibatkan pembina yang kompeten dibidangnya dan pelaksanaannya tidak pada saat jam belajar mengajar.

2) Materi pembinaan disesuaikan dengan isu aktual pendidikan dan kebutuhan PTK untuk lebih pengembangan dan meningkatkan kemampuannya sesuai dengan bidang tugasnya.

d. Pengawasan dan Pengendalian

1) Melakukan pengawasan terhadap setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan baik melalui pemanfaatan CCTV maupun melalui pengawasan secara langsung oleh kepala sekolah/madrasah atau petugas yang diberi wewenang.

2) Memberikan reward bagi para pelaksana program dan kegiatan yang melaksanakannya dengan sungguh-sungguh dan mencapai keberhasilan / prestasi tertentu. Selain itu juga memberikan sangsi yang sesuai dan berkeadilan bagi setiap pelaksana program dan kegiatan di satuan pendidikan yang melanggar aturan yang telah ditentukan.

e. Reviu dan Evaluasi

1) Melaksanakan rapat evaluasi program dan kegiatan secara konsisten dan berkesinambungan, serta menyampaikan hasil evaluasi program dan kegiatannya sebagai bahan penyusunan perencanaan program dan kegiatan tahun berikutnya.

2) Menyusun laporan setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan secara konsisten.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jabar, C.S. (2011). Pencapaian Keunggulan Sekolah di Kota Bandung: Disertasi pada UPI Bandung: tidak diterbitkan

Adryanto, M. Tips and Tricks for Driving Productivity. (alih bahasa Gramedia) (2012). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Amirullah dan Hanafi, R. (2002). Pengantar Manajemen. Yogjakarta : Graha Ilmu

Amtu, O. (2010). Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta

Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung PT Rosdakarya

Arikunto, S. (2004). Dasar-Dasar Supervisi .Jakarta: Renika Cipta.

Badan Akreditasi Provinsi Sekolah / Madrasah (BAP-S/M) Provinsi Jawa Barat (2008 – 2011). DIREKTORI Hasil Akreditasi Sekolah / Madrasah. Bandung : Dinas Pedidikan Provinsi Jawa Barat

Baharudin. (2010). Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Bahtiar Irianto, Y. (2011). Kebijakan Pembaharuan Pendidikan: Konsep, Teori,

dan Model. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Charil, S. (2012). “Pembentukan Sekolah Unggul atau sekolah berprestasi Tinggi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Unggul dapat Meningkatkan Mutu Pendidikan:Satu Saranan dan Cadangan”. Makalah pada Seminar International, Program studi Administrasi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Chatib, M. (2011). Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa.

Cheng, Yin, Cheong. (1996). School Effectiveness and School-based

Management. New York : Palmer Press.

Creswell, J.W, (2009). Research Design (Third Edition). California : SAGE Publication. Inc.

Dekawati, I. 2009. Manajemen Pengembangan Guru. Disertasi pada UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Depdiknas, (2007). Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf

Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan

Penelitian dan Pengembangan Depdiknas: Jakarta

Depdiknas, (2007). Manajemen Keuangan Sekolah (Bahan Diklat Manajerial

Kepala Sekolah Pendidikan Menengah). Jakarta : Direktorat Tenaga

Kependidikan (Dirjen PMPTK).

Depdiknas, (2007). Kepemimpinan Pendidikan Persekolahan Yang Efektif

(Bahan Diklat Manajerial Kepala Sekolah Pendidikan Menengah). Jakarta


(4)

Fakry Gaffar, M. dkk. (2010). Konsep-konsep Dasar Ilmu Administrasi

Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan.

Fattah, N. (2009). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Hartono, T. (2011). Manajemen Biaya Sekolah.Studi tentang Pengaruh

Manajemen Biaya terhadap Mutu Proses dan Mutu Hasil Pembelajaran.

Disertasi pada UPI Bandung: tidak diterbitkan.

John Urio, P. (2013). Effective Leadership Practices for Quality Improvement in Public Secondary Schools in Morogoro Tanzania. Dalam International

Journal of Social Science Tomorrow [online], Vol.2 (6), 1-12. Tersedia:

http://www.ijsst.com/issue/1398.pdf [14 Juli 2013]

Komariah, A. (2004). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta : Bumi Akasara.

LP- UPI, (2008). Evaluasi Kebijakan Peningkatan Rasio SMK : SMA Berbasis

Potensi Daerah dan Keterserapan Lulusan Pada Dunia Kerja. Bandung

Macgilchrist, B. Myers, dan K.,Reed, J. (2004). The Intelligent School. London: Sage Publication.

Ma’mur Asmani, J. (2011). Tips Praktis Membangun dan Mengolah Administrasi

Sekolah. :Jogjakarta: Diva Press.

Minati, S. (2011).Manajemen Sekolah.Jogjakarta: Al-Ruzz Media. Morgan, F. 2008. What Makes an Excellent School. [Online].Tersedia

http://kcsdblog.wordpress.com/2008/01/01/what-makes-an-excellent-school/ Mortimore, P. (2005). Improving School Effectiveness. Jakarta : Grasindo.

Mulyasa, E. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi, dan

Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nasution, M.N. (2010). Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Bogor : Ghalia Indonesia.

Poerwadarminta, W. J.S. (2007). Kamus Umum Bahasa Inodenesia. Jakarta : Bali Pustaka Pusat Bahasa Depdiknas.

Priadi Ar, Hadhienata, S, dan Soenarmo. (2012). Strategi Kemitraan Sekolah dengan Komite Sekolah pada MTs Yasti Cisaat-Sukabumi. Dalam Jurnal

Manajemen Pendidikan. [Online] Vol 1 (1), halaman 25 – 36. Tersedia: http://pasca-unpak.ac.id/ejournal/index.php/MP/article/view/15/11.

Rivai, V dan Murni S. (2010). Management Education. Analisis Teori dan

Praktik. Jakarta: RajaGrafindo Perkasa.

Robbins, S.P. dan Coulter, M. (Terjemahan Sabran dan Putera, B.B.) (2010).

Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Rohiat. (2010). Manajemen Sekolah – Teori Dasar dan Praktik. Bandung : Refika

Aditama

Sagala, S.. (2011). Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Bandung : Alfabeta.


(5)

Sallem, F. Ect (2012). Determinants of School Effectiveness: A study at Punjab level. Dalam International Journal of Humanities and Social Science [Online], Vol. 2 (14), 242 -251. Tersedia:

http://www.ijhssnet.com/journals/Vol_2_No_14_Special_Issue_July_2012 /28.pdf [14 Juli 2013]

Salis, E. (Alih Bahasa Ali Riyadi, A dan Fahrurrozi) (2011). Manajemen Mutu

Terpadu. IRCiSoD : Jogjakarta.

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Preanada Meda Group

Satori, Dj. dan Komariah, A. (2009), Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitan Pendidikan – Pendekatan Kauntitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Suhaeli. (2011). Studi Sekolah Efektif. (Analisis Pengaruh Kepemimpinan Kepala

Sekolah, Kinerja Mengajar Guru, Pembiayaan Pendidikan, dan Sarana Prasarana Pendidikan terhadap Sekolah Efektif pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Propinsi Jawa Barat.Disertasi pada UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Sururi. (2008) Pengaruh Akreditasi Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu

Pendidikan Di SMK Se-Kota Bandung. Bandung: Jurnal Administrasi

Pendidikan Vol. VIII No. 2 Okt 2008 : 59-66)

Suryadi, A dan Budimansyah, D. (2009). Paradigma Pembangunan Pendidikan

Nasional (Konsep, Teori, dan Aplikasi dalam Analisis Kebijakan Publik).

Bandung: Widya Aksara.

Suryadi, A. (2011). Penyelenggaraan RSBI/SBI Dalam Rangka Pengembangan

Program Dan Penjaminan Mutu. Makalah disampaikan pada seminar

RSBI / SBI. Hotel Puri Khatulistiwa Bandung, 18 September 2011

Suryana, A. (2007). Peran Kepala Sekolah Dalam Membantu Guru

Mempersiapkan Diri Untuk Sertifikasi. Jakarta: Jurnal Tenaga

Kependidikan vol. 2, no. 3 – Desember 2007.

Suryosubroto. (2010). Manajemen pendidikan di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Syaefudin Sa’ud, U dan Syamsuddin Makmun, A. (2007). Perencanaan

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Syafaruddin. (2008). Efektivitas Kebijakan Pendidikan: Konsep, Strategi, dan

Aplikasi Kebijakan Menuju Organisasi Sekolah Efektif. Jakarta: Rineka

Cipta

Syaefudin Sa’ud, U. dan Syamsuddin Makmun, A. (2005). Perencanaan

Pendidikan suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Terry, G.R. dan Rue, L.W. ( Alih Bahasa G.A. Ticoalu) (2010). Dasar-dasar


(6)

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2008). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan.

Trihandini, R.A. Fabiola Meirnayati, SPSI, (2005), Analisis Pengaruh

Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Hotel Horison Semarang).

Semarang : Tesis UNDIP

Umiarso dan Gojali, I. (2010). Manajemen Mutu Sekolah Di Era Otonomi

Pendidikan. Jogjakarta : IRCiSoD

Wallin, J. (2003) Improving School Effectiveness. Dalam ABAC Journal Vol 23 (1), 61 – 72. Tersedia:

http://www.journal.au.edu/abac_journal/2003/jan03/article05.pdf [15 Juli 2013].

Widyanti, T. (2011).Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran. Disertasi pada UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Yamin, M., (2010). Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Jogjakarta : DIVA Pers.