PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS LINGKUNGAN BUDAYA : Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang.

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS
LINGKUNGAN BUDAYA
(Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni Tradisi Daerah Setempat Oleh
Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)

TESIS

OLEH:
DEWI YULIANTI
NIM. 1009628

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi

Aplikatif Materi Penyadapan Seni Tradisi Daerah Setempat oleh
Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kab. Sumedang)

Oleh
Dewi Yulianti
S.Pd UPI Bandung, 2007

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Seni

© Dewi Yulianti 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni

Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS LINGKUNGAN BUDAYA
(Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa
Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)

Seni tradisi yang berada di daerah dapat di transformasikan melalui
lembaga pendidikan formal. Penelitian ini membahas tentang pembelajaran seni
tari berbasis lingkungan budaya melalui materi penyadapan seni tradisi daerah
setempat di SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang. Inti materi yang dibahas
dalam penelitian ini yaitu mengenai materi penyadapan terhadap seni tradisi
daerah setempat oleh siswa kelas XI SMAN Rancakalong; proses transformasi

yang dilakukan oleh siswa dari seniman seni tradisi; dan proses pengembangan
yang dilakukan oleh siswa setelah melaksanakan kegiatan penyadapan. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah action research, yang disusun secara
kualitatif. Beberapa hal yang ditemukan dari penelitian ini bahwa langkahlangkah pembelajaran yang dapat diterapkan untuk materi penyadapan adalah
eksplorasi, observasi, proses penyadapan, kreativitas, pertunjukkan, dan refleksi.
Kata kunci: Lingkungan budaya, penyadapan, seni tradisi

Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim
Tiada ucapan yang bisa diungkapkan selain Alhamdulillah yang
dihaturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada peneliti dalam menyelesaikan Tesis ini. Shalawat dan salam terucap
kepada junjunan nabi besar Muhammad SAW.
Selain diberikan kelebihan, sebagai ummat-Nya peneliti juga tentu saja

memiliki kekurangan. Peneliti menyadari dengan baik bahwa dalam penyusunan
Tesis yang berjudul “Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi
Aplikatif Materi Penyadapan Seni Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI
SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang) ” masih jauh dari kesempurnaan, baik
dalam isi, maupun redaksi laporan penelitian ini. Walaupun masih jauh dari
kesempurnaan, peneliti berharap Tesis ini dapat dijadikan sebagai sumber
pembelajaran terutama mengenai materi penyadapan terhadap seni tradisi daerah
setempat, proses transformasi yang melibatkan seniman, siswa, dan guru, serta
pada saat proses pengembangan dilakukan oleh siswa.
Oleh karena itu, peneliti mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penyusunan laporan penelitian ini masih banyak kekurangan. Peneliti sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi
kemajuan bersama. Terakhir peneliti berharap hasil penelitian ini dapat
menambah wawasan mengenai penerapan pembelajaran seni daerah setempat..

Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


Selama pelaksanaan penelitian sampai terselesaikannya tesis ini, peneliti
menyadari bahwa bantuan dari pihak lain merupakan suatu dorongan yang berarti.
Dengan demikian, ungkapan terima kasih peneliti sampaikan kepada berbagai
pihak yang telah membantu, baik secara langsung, maupun tidak langsung.
Rasa Hormat dan terima kasih peneliti sampaikan kepada Dr Sukanta,
S.Kar, M.Hum. selaku pembimbing I dan juga pembimbing akademik peneliti
selama mengikuti studi di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia, sekaligus sebagai ketua program pendidikan Seni Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia yang telah mengarahkan peneliti dari mulai
penelitian sampai terselesaikannya tesis ini.
Selain itu, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga peneliti
sampaikan kepada Dr. Trianti Nugraheni, S.Sen, M.Si., selaku pembimbing II
yang telah banyak meluangkan waktunya serta dengan sabar memberikan
bimbingan selama peneliti melaksanakan penelitian sampai selesai penulisan tesis
ini, terimakasih atas kesabaran dan pengalamannya.
Penghargaan setinggi-tingginya peneliti sampaikan kepada Aca, Nandang,
Ade Wahyu, dan Rukmana, yang telah bersedia menjadi narasumber bagi siswa
pada materi penyadapan yang peneliti terapkan.
Atas kerendahan hati, peneliti sampaikan salam bakti dan terima kasih
kepada ibunda tercinta Edoh Yeti yang selalu memberikan dukungan Do’a, moriil,

maupun materiil semoga Allah S.W.T selalu melindunginya, dan ayahanda
tercinta Asri Sopandi (Alm) yang semasa hidupnya selalu memberikan motivasi

Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kepada peneliti untuk tetap selalu belajar dan belajar, semoga Allah memberikan
tempat terindah di sisi-Nya. Amin
Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf pengajar
pada program studi pendidikan seni Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia dan dosen-dosen lainnya yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat
selama peneliti melakukan studi, dan juga staf administrasi, Syifa terimakasih
bantuannya selama peneliti mengikuti studi.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada suami tercinta Adi
Kurniawan, putri kecilku Rifa Fathiyyah Rizqulloh dan pangeran kecilku Fariz
Fadhli Altaf yang selalu menjadi motivasi selama peneliti mengikuti studi sampai
penyelesaian tesis ini.
Dukungan dari kakak, adik, paman, bibi, ipar, dan keluarga besar lainnya

sangat memberikan kekuatan bagi peneliti selama mengikuti studi sampai
menyelesaikan tesis ini.
Tuntasnya penulisan tesis ini tidak terlepas dari peranan sahabat-sahabat
tercinta dan teman seperjuangan “Angkatan 2010” Winda Istiandini, Imma
Fretisari, akhirnya perjuangan kita sampai di penghujung. Susi Wendhaningsih,
Dwi Anggraini, Reni Haerani, Alis Triena, Fitri Nurfaida, Jaka Falah, dan
Asmadianti terimakasih atas kebersamaan selama mengikuti studi.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada semua pihak di SMA
Negeri Rancakalong terutama Drs. Dayat Tohidayat, selaku kepala sekolah serta
rekan-rekan guru yang senantiasa memberikan dukungan dan bantuan kepada
peneliti, Moch. Gofur. R, Ade, Dian, Novi, Iwan, Dedy, Miss Cicih, Yeyet, Yeni,
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Siti, Hayati dan semuanya terimakasih atas motivasinya. Serta ibu bapak guru dan
staf tata usaha lainnya atas dorongan semangat untuk menyelesaikan studi, juga
seluruh siswa SMAN Rancakalong Terimakasih atas kebersamaanya semoga
kalian jadi penerus bangsa yang tidak lupa seni tradisi.

Akhirul kata peneliti sekali lagi mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
telah membantu selama penelitian sampai penulisan tesis ini. Semoga semua
kebaikan yang telah diberikan dijadikan sebagai ladang amal dan dibalas oleh
Allah S.W.T. AMIEN

Bandung, Februari 2013

Peneliti

Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. viii
DAFTAR FOTO ................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................12
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................12
D. Manfaat Hasil Penelitian .............................................................................13
E. Asumsi Penelitian .........................................................................................15
F. Batasan Istilah ..............................................................................................15
G. Kerangka Penelitian .....................................................................................16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu .....................................................................................17
B. Kajian Teoretis .............................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode ...............................................................................29
B. Subjek Penelitian ..........................................................................................33
C. Instrumen Penelitian ....................................................................................33

D. Tahap-tahap Penelitian ................................................................................36
E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ................................................39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...........................................................................................46
1. Khasanah Kesenian Tradisional Daerah Rancakalong Sumedang.............46
2. Proses Transformasi yang Dilakukan oleh para Siswa dalam Materi
Penyadapan Pada Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya 66
a. Proses Persiapan Pembelajaran ...........................................................67
b. Proses Pembelajaran di Tempat Seniman ...........................................72
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Proses Pembelajaran di Kelas .............................................................89
B. Pembahasan ................................................................................................97
1. Proses Penyadapan ................................................................................97
2. Proses Pembelajaran di Kelas ..............................................................101
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ............................................................................................107

B. Rekomendasi ...........................................................................................109
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................112
LAMPIRAN ........................................................................................................114
CURICCULUM VITAE .....................................................................................149

Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.
Bagan 2.
Bagan 3.
Bagan 4.
Bagan 5.

Halaman
Kerangka Penelitian ..............................................................................16
Model Pendidikan Terpadu dari Clark .................................................27
Penyesuaian model Clark dengan konsep penelitian .............................28
Proses Penelitian Tindakan ...................................................................32
Komponen-komponen Analisi Data: Model Interaktif .........................44

Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR FOTO

Foto 01. Alat kesenian Terebang .........................................................................49
Foto 02. Lesung (lisung) ......................................................................................52
Foto 03. Seperangkat gamelan Koromong ...........................................................62
Foto 04. Presentasi materi bahan penyadapan siswa ............................................73
Foto 05. Siswa melakukan proses penyadapan gamelan Koromong ....................74
Foto 06. Proses transformasi Koromong ...............................................................75
Foto 07. Siswa melakukan proses penyadapan Pencak Silat ................................79
Foto 08. Proses latihan Pencak Silat .....................................................................80
Foto 09. Siswa melakukan proses penyadapan Terebang ....................................83
Foto 10. Proses penyadapan Terebang ..................................................................86
Foto 11. Proses penyadapan Tutunggulan ............................................................88
Foto 12. Pertunjukkan Koromong .........................................................................95
Foto 13. Pertunjukkan Terebang ...........................................................................95
Foto 14. Pertunjukkan Pencak Silat ......................................................................96
Foto 15. Pertunjukkan Tutunggulan ......................................................................96
Foto 16. Siswa Melakukan Latihan Koromong ..................................................135
Foto 17. Siswa Melakukan Latihan Koromong ..................................................135
Foto 18. Pertunjukan Hasil Penyadapan Koromong ...........................................135
Foto 19. Proses Penyadapan Pencak Silat ...........................................................136
Foto 20. Pertunjukan Hasil Penyadapan Pencak Silat ........................................136
Foto 21. Proses Latihan Terebang .......................................................................137
Foto 22. Pertunjukan Hasil Penyadapan Terebang .............................................137
Foto 23. Proses Latihan Tutunggulan .................................................................138
Foto 24. Pertunjukan Hasil Penyadapan Tutunggulan ........................................138
Foto 16. Narasumber seni Koromong (Nandang) ...............................................147
Foto 17. Narasumber seni Terebang (Ade Wahyu) ............................................147
Foto 18. Narasumber seni Tutunggulan (Rukmana) ............................................148
Foto 19. Narasumber seni Pencak Silat (Aca) ....................................................148

Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. SK Pembimbing ..............................................................................114
Lampiran 2. Surat ijin penelitian ........................................................................116
Lampiran 3. Surat keterangan melaksanakan penelitian .....................................117
Lampiran 4. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) .....................................118
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) ...........................................124
Lampiran 6. Contoh Dokumen Presentasi Materi Penyadapan Siswa ...............128
Lampiran 7. Foto Siswa Pada Proses Penyadapan dan Pertunjukan ..................135
Lampiran 8. Kesan siswa setelah penyadapan ...................................................139
Lampiran 9 . Daftar Narasumber ........................................................................147

Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Fenomena saat ini, keberadaan seni tradisi yang terdapat di daerah mulai
menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam
penyajian. Hal tersebut terjadi akibat beberapa faktor yang mempengaruhinya,
baik pengaruh dari dalam seni itu sendiri terutama masyarakat pendukung seni
tersebut, ataupun pengaruh dari luar lingkungan seni itu, baik secara langsung
ataupun tidak. Kekhawatiran para seniman seni tradisi terhadap keberadaan seni
tradisi itu sendiri sangatlah besar karena melihat proses regenerasi yang kurang
berhasil, ketika mereka hanya lakukan kepada keturunannya saja. Apabila proses
regenerasi tetap dilakukan seperti itu, maka bukan tidak mungkin seni-seni tradisi
yang ada di daerah tidak dapat dipertahankan dan dikembangkan lagi. Keadaan
seperti ini tentu saja tidak bisa dibiarkan begitu saja, beberapa cara perlu
ditempuh oleh para seniman dan masyarakat pendukung.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan dan
mengembangkan seni tradisi yang ada di daerah yakni dengan mengangkat seni
tradisi yang ada menjadi materi pembelajaran di sekolah-sekolah formal, karena
disanalah tempat generasi muda mendapatkan bekal pengetahuan mengenai
bagaimana mereka menjalani hidup di masyarakat, bagaimana mengenal
masyarakat, budaya, adat dan termasuk seni yang tumbuh dan berkembang pada
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2

masyarakat satu daerah. Proses regenerasi akan lebih tepat dilakukan di dunia
pendidikan karena dampaknya akan lebih terasa, selain itu penyebarannya juga
lebih luas. Proses pengenalan seni tradisi melalui pendidikan formal juga
dilakukan secara berkelanjutan artinya tidak hanya pada saat itu saja, akan tetapi
siswa dapat mempelajarinya pada tahap dan jenjang kelas selanjutnya. Dengan
demikian rasa memiliki dan mencintai seni tradisi akan semakin tertanam dalam
diri siswa.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) no 20 tahun
2003 menyebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Sebagaimana dijelaskan, pembelajaran seni budaya di sekolah lebih mengarah
kepada pengembangan potensi siswa untuk dapat memiliki keterampilan pada
dirinya yang sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki masing-masing,
sehingga akan lebih terarah dan fokus untuk pengembangan diri siswa.
Pendidikan seni merupakan pelajaran yang lebih menekankan pada
keterampilan dan pengembangan diri siswa dari segi estetika. Pada sebuah
pendidikan tentu saja terjadi proses pembelajaran, dimana terjadi interaksi antara
pendidik dan peserta didik. Jean Piaget (Syaiful Sagala, 2006:24) mengungkapkan
sebagai berikut.
proses belajar dari segi psikologis terdiri dari dua proses yakni (1) proses
“assimilation”, dalam proses ini menyesuaikan atau mencocokkan
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3

informasi yang baru itu dengan apa yang telah ia ketahui dengan
mengubahnya bila perlu; dan (2) proses “accomodation” yaitu anak
menyusun dan membangun kembali atau mengubah apa yang telah
diketahui sebelumnya sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan
dengan lebih baik.
Proses belajar yang diungkapkan oleh Jean Piaget di atas selaras dengan
proses pembelajaran pada pelajaran seni budaya. Standar kompetensi yang harus
dicapai dari pembelajaran seni budaya yakni kompetensi apresiasi dan ekspresi.
Pada kompetensi apresiasi, siswa diajak mengenal dan mengetahui seni tradisi
yang ada di daerah mereka berada, seperti diungkapkan oleh Jazuli (80;2008),
bahwa;
Berapresiasi (to appreciate) berarti menghargai. Kata „menghargai‟
melibatkan dua pihak, yaitu subjek sebagai pihak yang memberi
penghargaan dan objek yang bernilai sebagai pihak yang dihargai. Subjek
akan memberikan penghargaan dengan tepat apabila ia mampu mengamati
dan menilai apa yang bermakna di dalam objek.
Pada kegiatan apresiasi ini siswa merupakan subjek, yakni sebagai pihak yang
memberikan penghargaan terhadap sebuah hasil karya seni, dan sebagai objeknya
adalah seniman dan hasil karya seninya. Setelah berapresiasi, apabila siswa sudah
memiliki pengetahuan sebelumnya, maka siswa diajak untuk mencocokkan apa
yang telah mereka ketahui sebelum mengikuti pembelajaran dengan apa yang
mereka temukan saat apresiasi di dalam kelas. Selanjutnya pada kegiatan kreasi,
siswa diajak untuk mengingat, mencoba dan mengembangkan apa yang telah
mereka ketahui pada saat apresiasi. Pada saat proses kreasi ini bukan tidak
mungkin mereka melakukan penambahan atau pengurangan terhadap sajian yang
mereka kembangkan sesuai dengan hasil imajinasi mereka, sehingga pada

Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4

akhirnya akan menjadi sebuah karya hasil pengembangan dari seni tradisi yang
ada. Seperti diungkapkan pula oleh Jazuli (88,89;2008) berikut ini.
Kreasi pada hakekatnya adalah „melahirkan sesuatu‟, menciptakan sesuatu
yang belum ada. Pada kegiatan berkreasi, siswa diberi pengalaman
mencipta atau memproduksi karya baru dan pengalaman menyajikan atau
memproduksi karya yang sudah ada (performance).
Cara pengembangan seperti ini sudah mulai banyak digunakan oleh para pendidik
seni dengan kemasan yang berbeda-beda disesuaikan dengan kemampuan
individu para pendidik masing-masing dan ketersediaan sarana pendukung
pembelajaran.
Kegiatan apresiasi dan kreasi bisa saja dilakukan secara terbalik misalnya
siswa diajak berkreasi dulu baru kemudian mereka melakukan apresiasi.
Bagaimanapun kegiatan yang dilakukan sebaiknya kegiatan apresiasi dan kreasi
saling memiliki keterkaitan dan berkesinambungan, sehingga dapat membawa
pembelajaran mencapai tujuan yang diharapkan dengan maksimal. Beberapa
fenomena yang terjadi di lapangan pada pembelajaran, guru memisahkan kegiatan
apresiasi dengan kreasi, sehingga kegiatan apresiasi dan kreasi tidak berkaitan
sama sekali, misalnya saja pada kegiatan apresiasi siswa diajak menyaksikan
pergelaran tari daerah setempat yang dipertunjukkan di sekolah, selanjutnya saat
kreasi siswa mencari lagi materi sendiri untuk dikembangkan atau dipelajari.
Saling berkaitan disini bukan berarti harus sama persis antara kegiatan apresiasi
dan kreasi yang dilakukan oleh siswa, akan tetapi esensi yang ada pada sebuah
seni itu tetap melekat pada hasil kreasi siswa walaupun hanya sedikit. Bahkan ada
juga yang mengarahkan siswa untuk mempelajari tari daerah setempat dari
sanggar-sanggar tari yang ada di sekitar daerah Sumedang, hasilnya ditampilkan
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5

oleh siswa di depan kelas. Hal tersebut model dan caranya sama dengan
penyadapan, hanya saja proses kreasi siswa tidak terjadi, karena siswa di tempat
seniman hanya mempelajari sebuah tarian dari awal sampai akhir tanpa
melakukan perubahan ataupun pengembangan. Hal tersebut memang baik
diterapkan dengan tujuan menambah pengetahun siswa, namun dilihat dari
kreativitas siswa dapat dikatakan kurang baik karena siswa hanya meniru,
mengingat dan mempertunjukkan apa yang sudah mereka terima dari seniman,
tanpa melakukan kreasi tambahan pada sajiannya.
Konsep pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti ini sebenarnya sudah
dilakukan juga oleh beberapa peneliti lain, akan tetapi dalam prosesnya masih
terdapat beberapa perbedaan, pada konsep pembelajaran ini peneliti tidak hanya
memberikan apresiasi secara langsung seni tradisi dari tempat senimannya, tetapi
siswa diberi kesempatan untuk mempelajari masing-masing seni tradisi secara
langsung di tempat seniman. Hal ini tidak mudah dilaksanakan, karena peneliti
dituntut

untuk

menghubungkan

antara

siswa

dengan

seniman,

serta

menyelaraskan antara konsep penyadapan dengan kurikulum yang dijadikan
sebagai acuan oleh peneliti pada saat mengajar di kelas. Hal inilah yang akan
membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian lain yang sudah
dilakukan.
Konsep penyadapan yang diterapkan pada pembelajaran seni budaya di
SMAN Rancakalong dalam penelitian ini bertujuan memberikan pengetahuan
kepada siswa mengenai kesenian yang tumbuh dan berkembang di daerah
kecamatan Rancakalong melalui kegiatan apresiasi dan kreasi, dalam prosesnya
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6

siswa diajak berapresiasi terhadap beberapa seni yang berada di daerah setempat.
Siswa menyaksikan, menikmati dan menilai seni-seni yang diperkenalkan, setelah
siswa menyaksikan dan menilai karya seni tradisi, tentu saja akan muncul
pertanyaan-pertanyaan dari siswa tentang seni yang telah mereka saksikan.
Selanjutnya siswa mulai diajak untuk mengkaji masing-masing seni tradisi yang
sudah diperkenalkan dengan harapan mulai timbul rasa penasaran dan ketertarikan
untuk mencoba dan merasakan bagaimana kalau mereka yang menjadi pelakunya.
Saat mereka mulai tertarik untuk mencoba menjadi pelaku dari salah satu seni
tradisi, siswa diajak untuk datang ke sanggar seni yang ada di sekitar daerah
Rancakalong untuk mempelajarinya melalui proses penyadapan. Melalui
penyadapan ini, selain siswa dapat mempelajari seni tradisi yang ada juga siswa
mengenal bagaimana lingkungan tempat seniman berada, masyarakatnya, pola
hidupnya, dan sebagainya. Pada saat penyadapan berlangsung siswa lebih dekat
dengan seniman, dan juga lebih banyak memperoleh pengalaman dalam
menghadapi seniman dan masyarakat yang ada di sekitarnya, karena saat siswa
melakukan penyadapan masyarakat yang ada juga ikut menyaksikan. Dengan
demikian interaksi yang terjadi tentu saja tidak hanya siswa dengan seniman,
tetapi juga dengan lingkungan dan masyarakatnya. Itulah kelebihan dari kegiatan
apresiasi dan kreasi yang peneliti lakukan. Dari mulai kegiatan apresiasi siswa
lebih aktif, siswa dapat mengajukan pertanyaan langsung kepada para seniman.
Siswa belajar beradaptasi dengan seniman dan lingkungan, begitu pula
sebaliknya, seniman mulai mempelajari bagaimana menghadapi siswa yang pada
dasarnya tidak tahu sama sekali seni tradisi yang akan mereka pelajari.
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7

Setelah

proses

penyadapan,

siswa

membuat

kreasi

dengan

mengembangkan materi seni tradisi yang sudah mereka dapatkan dari seniman,
sehingga menjadi sebuah karya hasil kreativitas mereka dengan tidak mengurangi
kekhasan dari setiap seni tradisi yang mereka angkat. Pada akhir pembelajaran
diharapkan tumbuh rasa memiliki dan rasa ingin mempertahankan serta
mengembangkannya dengan cara mereka sendiri tanpa menghilangkan esensiesensi yang terkandung di dalam setiap seni tradisi. Melalui langkah-langkah
pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti tersebut, peneliti mencoba
mengangkat kesenian yang berada di daerah Rancakalong sebagai bahan untuk
materi pembelajaran seni budaya melalui cara penyadapan yang dilakukan oleh
siswa kelas XI di SMA Negeri Rancakalong yang merupakan tempat dimana
peneliti menjalankan tugas sebagai tenaga pendidik. Secara umum proses
penyadapan yang dilakukan oleh siswa dengan seniman, peneliti gambarkan pada
skema sebagai berikut.
Menyaksikan

Mencoba

Mengolah/Mengembangkan

Terdapat beberapa seni tradisi yang ada di daerah Rancakalong yang
masih dipertahankan oleh masyarakatnya, diantaranya adalah seni Terebang,
Koromong, Pencak silat, Beluk, Tutunggulan, Kuda renggong dan lain
sebagainya. Saat ini sangat diperlukan upaya dalam mempertahankan dan
mengembangkan seni-seni tradisi tersebut, salah satu usaha yang dapat ditempuh
yakni dengan melibatkan para generasi muda. Oleh karena demikian, maka
peneliti membawa materi seni-seni tradisi yang ada di daerah menjadi materi
pembelajaran seni budaya, dengan harapan agar siswa sebagai generasi muda
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

8

nantinya akan menjadi penerus dan pengembang seni-seni tradisi yang dapat
dibanggakan.
Pada umumnya seni tradisi yang berkembang di daerah Rancakalong
mengandung kegiatan sosial dimana rasa keterlibatan bersama dari masyarakat
pendukungnya mendorong mereka untuk berperan serta hingga mempertebal rasa
solidaritas kelompok. Tampak sekali pada saat seni tradisi dipertunjukkan, yang
hadir tidak hanya para seniman sebagai pelaku seni saja, tetapi juga masyarakat
sekitar. Dengan demikian ketika seni tradisi yang ada di daerah Rancakalong
diangkat ke dalam materi pembelajaran seni budaya melalui penyadapan yang
dilakukan oleh siswa di sanggar-sanggar seni yang ada di daerah Rancakalong,
diharapkan dapat mempertahankan kondisi tersebut pada masyarakat serta dapat
memberikan pengalaman bagi siswa mengenai saling menghargai, menghormati,
dan merasakan keberagaman.
Pembelajaran di sekolah mengacu pada kurikulum yang berlaku secara
nasional, pada saat ini mulai diberlakukan kurikulum tingkat satuan pendidikan
dengan berbasis karakter dan budaya bangsa, dimana didalamnya sarat akan nilainilai kebangsaan yang perlu ditanamkan pada siswa, sehingga pada akhirnya akan
menghasilkan out put yang memiliki kepribadian dan berkarakter. Berkaitan
dengan hal tersebut, peneliti mencoba membawa siswa untuk mempelajari seni
daerah setempat melalui konsep penyadapan.
Dalam seni tradisi akan terungkap berbagai nilai sosial yang secara
simbolis dapat dihayati oleh anggota masyarakatnya, dan secara tidak langsung
dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat pendukung kesenian tersebut.
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

9

diantaranya generasi muda yang merupakan salah satu bagian dari masyarakat
yang akan melanjutkan keberlangsungan suati seni tradisi.
Seni-seni tradisi yang ada saat ini sudah mulai mengalami beberapa
perubahan, salah satunya diakibatkan karena banyaknya pengaruh seni-seni
modern yang lebih mudah dan cepat diterima serta diikuti oleh siswa, dibanding
dengan seni tradisi yang lebih sulit. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka
peneliti mencoba memperkenalkan seni-seni tradisi ini melalui kegiatan
penyadapan ke sanggar-sanggar seni yang berada di sekitar daerah Rancakalong.
Kegiatan penyadapan ini dilakukan oleh siswa dalam satu kelas yang terbagi
menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang siswa.
Konsep penyadapan ini bertujuan agar siswa merasakan dan terlibat secara
langsung dalam memahami bentuk, cara penyajian, dan mengenal keunikan dari
seni-seni tradisi yang mereka miliki, sehingga disadari betapa pentingnya
memelihara dan menjaga seni tradisi agar tetap bertahan.
Kurikulum yang berlaku saat ini memberikan keleluasaan kepada guru
untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan potensi yang ada pada siswa
dan lingkungan dimana sekolah berada. Penekanan pada pembentukan manusia
yang berkarakter dan budaya bangsa dengan tujuan menghasilkan output yang
yang berjiwa nasionalis kreatif, inovatif dan memiliki karakter yang tertanam
dalam dirinya, dan berdaya saing tinggi.
Tujuan akhir dari pembelajaran seni budaya di sekolah umum tidak akan
sama dengan pada sekolah kejuruan, siswa yang belajar di sekolah umum
cenderung lebih kompleks, sehingga lebih diarahkan kepada pemberian
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

10

pengalaman dan keterampilan saja. Dalam hal ini Masunah, dkk (2003:249)
mengatakan bahwa “Tujuan pendidikan seni di sekolah umum bukanlah menjadi
seniman, melainkan diharapkan siswa mendapatkan pengalaman seni, baik praktik
maupun apresiasi”.
Sebuah proses tentu akan terdiri dari beberapa tahapan dan dalam
melewati tahapan-tahapan tersebut akan menemukan tantangan yang dihadapi
salah satunya yakni menghubungkan siswa dengan para seniman tradisi yang
berlatar belakang seni otodidak atau alami, selain itu siswa mulai diperkenalkan
dengan dunia luar pendidikan formal yang berbeda dengan dunia formal yang
selama ini mereka temukan. Maka dari itu sebagai suatu kebanggaan apabila
materi yang diangkat memang berhasil dalam menumbuhkan sikap apresiatif
siswa terhadap seni tradisi yang ada di daerahnya.
Sumedang memiliki beragam kesenian tradisional yang masih tetap
dipelihara dan dilestarikan oleh masyarakatnya, kesenian-kesenian tersebut
menyebar di setiap kecamatan di wilayah kabupaten Sumedang. Salah satunya
yakni kecamatan Rancakalong yang memiliki beberapa seni tradisi. Seiring
dengan perkembangan zaman yang setiap hari mengalami perubahan, seni-seni
yang tumbuh mulai kurang mendapat perhatian, apalagi keterlibatan dari
masyarakat khususnya generasi muda. Para tokoh kesenian yang sudah tergolong
lanjut usia merasa khawatir dengan keadaan seperti ini. Haruskah kesenian ini
berhenti sampai saat ini saja atau tetap dipertahankan oleh generasi yang tidak
tahu sama sekali apa saja yang ada di dalam sebuah seni tradisi yang ada di sekitar
mereka?
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

11

Dunia pendidikan yang mencetak generasi muda menjadi insan yang
berbudi pekerti, untuk saat ini belum banyak menggunakan seni-seni tradisi
daerah sebagai materi ataupun bahan ajar, ketertarikan dan kebermaknaan materi
seni tradisi masih kurang melekat pada diri para pendidik dan hal itu perlu
dibangun salah satunya melalui pembelajaran dengan cara penyadapan ini.
Dengan harapan bisa membantu permasalahan yang terjadi pada seni tradisi
khususnya di daerah Rancakalong, peneliti akan mencoba memperkenalkan seniseni tradisi yang ada di Rancakalong melalui dunia pendidikan dengan cara
penyadapan yang akan dilakukan oleh siswa.
Konsep penyadapan untuk materi seni tradisi di SMAN Rancakalong,
menurut peneliti lebih efektif dengan alasan daerah Rancakalong yang sarat
dengan seni-seni tradisi yang terdiri dari beberapa macam seni tradisi yang masih
tumbuh dan berkembang pada masyarakatnya, juga siswa yang belajar di SMAN
Rancakalong pada umumnya merupakan orang-orang dari masyarakat sekitar
daerah Rancakalong, kalaupun ada dari luar daerah tetapi hanya beberapa orang
saja. Ketika siswa diarahkan untuk melakukan penyadapan terhadap seni tradisi
yang ada, maka saat itulah siswa semakin dekat dan melekat dengan lingkungan
mereka berada. selanjutnya melalui kegiatan penyadapan ini peneliti berusaha
membantu mewujudkan pencanangan pemerintah kabupaten Sumedang sebagai
puseur budaya Sunda.
Pembelajaran seni pada tingkat SMA lebih menekankan pada kompetensi
apresiasi dan ekspresi, pada tujuan akhir dari pembelajaran selain dapat

Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

12

menumbuhkan sikap apresiatif siswa juga diharapkan dapat memberikan
pengalaman baru dalam mengenal seni tradisi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan di atas maka peneliti akan membatasi masalah
dengan poin-poin sebagai berikut.
1. Bagaimana proses transformasi yang ditempuh oleh siswa dalam materi
penyadapan pada pembelajaran seni tari berbasis lingkungan budaya?
2. Bagaimana siswa mengembangkan hasil penyadapan pada pembelajaran

seni tari berbasis lingkungan budaya?
3. Bagaimana siswa mempertunjukkan hasil penyadapan pada pembelajaran

seni tari berbasis lingkungan budaya?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, selain untuk menambah
literatur tentang keberadaan kesenian ini yang bisa dijadikan sebagai bahan ajar
untuk kalangan pendidikan serta untuk menambah khasanah kesenian di Jawa
Barat khususnya dan Indonesia pada umumnya, penelitian ini bertujuan untuk:
1.

Memaparkan proses transformasi yang ditempuh oleh siswa dalam materi
penyadapan pada pembelajaran seni tari berbasis lingkungan budaya.

2.

Membawa siswa mengembangkan hasil penyadapan pada pembelajaran
seni tari berbasis lingkungan budaya.

Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

13

3.

Mengarahkan siswa untuk mempertunjukkan hasil penyadapan pada
pembelajaran seni tari berbasis lingkungan budaya.

D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapakan akan memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terkait terutama dalam bidang pendidikan. Secara spesifik, penelitian ini
akan lebih memberikan manfaat bagi pihak-pihak tertentu, diantaranya:
1.

Peneliti
Penelitian ini akan memberikan gambaran dan pengalaman mengenai

pembelajaran seni budaya yang diarahkan ke lapangan langsung, dan yang
memberikan materi adalah seniman dari seni tradisi itu sendiri.
2.

Objek yang diteliti
Peneliti berharap dengan penelitian ini dapat membantu para seniman

tradisi dalam mengembangkan seni yang mereka pelihara melalui proses
pengenalan kepada siswa sebagai generasi muda.
3.

Guru dan Seniman
Penerapan cara penyadapan ini baru dicobakan oleh peneliti, apabila

memang berdampak baik tentu saja akan memberikan satu alternatif dalam
penyampaian materi bagi guru-guru khususnya pada mata pelajaran seni budaya.
4.

Lembaga Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dan referensi, baik bagi

para guru seni budaya, maupun para kaum pendidik pada umumnya.

Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

14

Menanggapi

program

pemerintah

Kabupaten

Sumedang

yang

mencanangkan kota Sumedang sebagai kota budaya. Tentu tidak hanya di
kalangan pemerintah saja yang bekerja keras untuk mewujudkannya. Andil dan
dukungan masyarakat juga sangat menentukan kelancaran rencana tersebut.
Berbagai manfaat pun akan dirasakan oleh berbagai pihak terutama bagi senimanseniman yang mengembangkan seni tradisi tentu saja reputasinya akan terangkat.
Bagi peneliti sendiri, penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk dijadikan
referensi bahan ajar seni tradisional. Kalangan dunia pendidikan pun harus bisa
mendukung secara formal terhadap program pemerintah tersebut dengan
menambahkan seni-seni tradisi yang berada di daerah Rancakalong khususnya
dan Kabupaten Sumedang pada umumnya menjadi bagian dari materi ataupun
bahan ajar pada mata pelajaran seni budaya, dengan pertimbangan untuk
mewujudkan

Sumedang

Puseur

Budaya

Sunda

dapat

dimulai

dengan

menanamkan nilai-nilai yang ingin dicapai dari program tersebut diawali dengan
pendekatan terhadap generasi muda melalui pendidikan yang dipandang akan
lebih efektif, karena setelah terwujud Sumedang Puseur Budaya Sunda, generasi
muda lah yang akan menjadi penerus program tersebut.
Ketika program pemerintah Kabupaten Sumedang tentang pencanangan
kota budaya terwujud, hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai sebuah data
tertulis atau literatur tentang keberadaan kesenian dari daerah Rancakalong. Selain
bisa dijadikan sebagai bahan rujukan bisa juga dijadikan sebagai bahan ajar untuk
berbagai lembaga pendidikan, terutama pada lembaga pendidikan seni di
Indonesia.
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

15

Manfaat yang terkait dengan penelitian ini yaitu:
1. Memberikan sebuah alternatif untuk mempertahankan keberadaan seni
tradisi yakni melalui pendidikan.
2. Memperkenalkan seni-seni tradisi melalui cara penyadapan oleh siswa.
3. Memberikan

kesempatan

kepada

siswa

untuk

mempelajari

dan

mengembangkan seni-seni tradisi.
4. Memperkuat ketahanan budaya Sumedang.
5. Membantu mewujudkan program pemerintah kabupaten Sumedang yakni
“Sumedang Puseur Budaya Sunda”.

E. Asumsi Penelitian
Pembelajaran seni tari berbasis lingkungan budaya di SMAN Rancakalong
Kabupaten Sumedang melalui materi penyadapan merupakan proses pembelajaran
kontekstual.

F. Batasan Istilah
Supaya tidak keliru dalam melaksanakan penelitian ini, maka peneliti akan
memaparkan beberapa definisi istilah yang menjadi kata kunci dalam penelitian
ini diantaranya:
1. Pembelajaran
“Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik atau murid”. (Syaiful Sagala, 2006:61).
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

16

2. Lingkungan Budaya
Lingkungan budaya peneliti artikan sebagai sebuah komunitas yang
memiliki kebiasaan dan aturan sendiri yang dimiliki dan dijunjung tinggi oleh
masyarakatnya sendiri.
3. Penyadapan
Penyadapan artinya meniru tarian atau sebuah karya seni tersebut untuk
kemudian dikembangkan. Peneliti memilih kata penyadapan dengan alasan kata
tersebut lebih akrab dan sering digunakan pada kegiatan masyarakat, sehingga
ketika mendengar kata penyadapan tanpa dijelaskan pun orang dengan mudah
memahami maksud dari materi yang diterapkan oleh peneliti.

G. Kerangka Penelitian

Seniman

Penyadapan

Siswa

Merencanakan

Guru

Mengevaluasi

Merefleksi

Menyajikan Hasil
Penyadapan

Bagan 1
Kerangka penelitian.
(Dewi Yulianti, 2012)
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

29

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang mencoba
memahami permasalahan, penalaran dan definisi suatu situasi tertentu (dalam
konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan proses
dibandingkan dengan hasil akhir. Oleh karena itu, urutan kegiatan dapat berubahubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan.
Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis.
Pendekatan kualitatif berfokus pada verifikasi dalam pembentukan sebuah teori
dan definisi a priori dari konsep dasar atau hipotesis atau teori dasar yang
berdasarkan pada data seutuhnya di lapangan (grounded theory). Pendekatan ini
ditempuh dengan strategi analisis komparatif secara berulang-ulang untuk
menemukan konsep dan hipotesis (Alwasilah, 2009:44).
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian pendidikan, karena hasil
penelitian ini nanti dapat digunakan di kalangan pendidikan dan diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan.
“Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
Dewi Yulianti, 2013
Pembelajaran Seni Tari Berbasis Lingkungan Budaya (Studi Aplikatif Materi Penyadapan Seni
Tradisi Daerah Setempat Oleh Siswa Kelas XI SMAN Rancakalong Kabupaten Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

30

gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”. (Sugiyono, 6:2011)
Pada penelitian pendidikan ini metode yang digunakan adalah metode Action
Research yang dibantu dengan ilmu sejarah dalam mengungkap kejadian di masa
lalu. Peneliti juga menggunakan analisa kerja dan aktivitas dengan tujuan untuk
menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia, dan hasil penelitian
tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang
akan datang, (M.Nazir, 1983;71). Dengan metode tersebut diharapkan dapat
membantu peneliti membedah permasalahan yang diangkat, sehingga hasil
analisisnya dapat memberikan evaluasi diri bagi peneliti sebagai tenaga pendidik
serta dapat dimanfaatkan oleh kalangan pendidikan, seperti diungkapkan oleh
Alwasilah (2011;66) bahwa,
“AR (action research) merupakan bagian dari penumbuhan
profesionalisme dan merupakan media evaluasi diri (peneliti) dengan
melakukan dua hal penting, yaitu: (1) refleksi diri, sehingga semakin
memahami apa yang dilakukan selama ini, dan (2) proses perubahan demi
perbaikan professional".
Pada penelitian ini, guru sebagai pengajar merencanakan sebuah pembelajaran
dengan model penyadapan yakni siswa belajar seni tradisi

kepada seniman-

seniman, sehingga peneliti dapat mengevaluasi diri selama pembelajaran
berlangsung di kelas ataupun di tempat seniman. Pada saat siswa berada di tempat
seniman, maka guru bertugas mengamati dan pada pertemuan di kelas selanjutnya
guru melakukan refleksi dari apa yang siswa peroleh dari seniman. Beberapa
tahap yang dilakukan pada penelitian dengan metode action research yakni, “(1)
tahap perencanaan, (