MENUMBUHKAN MINAT SISWA TERHADAP SENI TARI DAERAH SETEMPAT: Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Kijang Di PAUD LAILA Cirateun-Bandung.
MENUMBUHKAN MINAT SISWA TERHADAP SENI TARI DAERAH SETEMPAT
(Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Kijang Di PAUD LAILA Cirateun-Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Jurusan Pendidikan Seni Tari
Oleh:
YUSI YUSTIKA SOEPRADJA 0800189
JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
Menumbuhkan Minat Siswa
Terhadap Seni Tari Daerah Setempat
(Studi Eksperimen Melalui
Pembelajaran Tari Kijang Di PAUD
LAILA Cirateun-Bandung)
Oleh
Yusi Yustika Soepradja
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Yusi Yustika Soepradja 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Menumbuhkan Minat Siswa Terhadap Seni Tari Daerah Setempat (Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Kijang Di PAUD LAILA Cirateun-Bandung) merupakan salah satu karya ilmiah yang dilatarbelakangi sebagai berikut pertama kurangnya apresiasi siswa sekolah terhadap seni tari daerah setempat, kedua pentingnya akan kesenian daerah setempat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai diagnosis minat siswa terhadap seni tari daerah setempat dan hasil dari proses belajar mengajar yang peneliti lakukan. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode bermain. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen semu). Model eksperimen menggunakan desain one group pre-test dan post-test dan pola one shoot desain (desain sekali “tembak”) yakni treatment yang dikenakan kepada sampel penelitian dilakukan sebanyak satu kali pertemuan untuk setiap langkah kegiatan pembelajaran. Sample yang digunakan adalah seluruh siswa/siswi Kelompok Bermain PAUD LAILA kelas B yang berjumlah 14 orang siswa. Hasil penelitian menunjukan reaksi minat siswa terhadap pembelajaran tari kijang menggunakan metode bermain meningkat. Hal tersebut terbukti dari hasil pengumpulan dan analisis data yang diperoleh dari hasil pre-test adalah 21,4% meningkat menjadi 71,4% dengan hasil data statistik perhitungan uji-t dengan t hitung adalah sebesar = 4,82 dan t tabel adalah sebesar = 1,77 (taraf signifikan = 0,05) dengan demikian maka hasil t hitung lebih besar dibandingkan hasil t tabel.
(5)
ABSTRACK
This research entitled is Cultivating Students Interest Againts Local Traditional Dance Art (Experiment Study By Kijang Dance in PAUD LAILA Cirateun-Bandung) which is one of scientific work been motivated by: first, less students appreciation against local traditional dance art, second how important local traditional dance is. The destination of this research is about students interest againts local traditional dance diagnose and the result of theaching–learning process that had been doing by the writer. The method of this study is playing method. Quasi experiment (apparent experiment) has been used for this research. The object is one group design pre-test and post-test and one shoot design motive, these are a treatment to apply for experiment sample with one time meeting for each learning activities. All of students from PAUD LAILA play group, 14 students are used as a sample. The result shows the students interest reaction againts Kijang Dance learning with playing method is increase. It has been proved by collection of results and information analyzed from pre-test is 21,4% increasing to 71,4% with statistic result counts t-test with t-count is about = 4,82 and t-table is about = 1,77 (significant level = 0,05) means the result of t-count is bigger than the result of t-table.
(6)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ...
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR DIAGRAM ... x
DAFTAR BAGAN ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Variabel Penelitian ... 11
F. Hipotesis ... 11
G. Struktur Organisasi Skripsi ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 17
A. Landasan dan Konsep Pendidikan Anak Usia Dini ... 17
B. Komponen Pembelajaran Seni Tari ... 24
C. Metode Bermain untuk Menumbuhkan Minat Anak Usia Dini Terhadap Seni Tari Daerah Setempat ... 38
D. Model Pembelajaran Nonkontekstual ... 41
E. Seni Tari Daerah Setempat ... 43
1. Pembelajaran tari kijang untuk anak usia dini ... 44
F. Guru Pendidikan Seni Tari di Pendidikan Anak Usia Dini ... 46
BAB III METODE PENELITIAN ... 49
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 49
1. Lokasi ... 49
2. Populasi ... 50
3. Sampel ... 50
B. Desain Penelitian ... 52
C. Metode Penelitian ... 55
D. Definisi Operasional ... 56
E. Instrumen Penelitian ... 57
(7)
2. Pedoman Observasi ... 58
2.1. Pra penelitian ... 58
2.2. Pelaksanaan Penelitian ... 58
3. Pedoman Tes ... 61
4. Pedoman Skala Minat ... 62
5. Pedoman Dokumentasi ... 62
F. Teknik pengumpulan Data ... 62
1. Wawancara ... 62
2. Observasi ... 63
3. Tes ... 64
4. Skala Minat ... 65
5. Studi Dokumentasi ... 66
G. Langkah-langkah Penelitian ... 67
1. Persiapan penelitian ... 67
2. Pelaksanaan Penelitian ... 68
H. Analisis Data ... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72
A. Gambaran Awal Kondisi Lapangan ... 72
1. Data hasil penelitian minat siswa terhadap seni tari daerah setempat sebelum diterapkan pembelajaran tari kijang ... 72
1.1. Data hasil wawancara ... 72
1.2. Data hasil observasi awal Pre-test sebelum diterapkan pembelajaran tari kijang ... 74
B. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Tari Kijang untuk Menumbuhkan Minat Siswa ... 80
1. Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan Pertama ... 81
2. Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan Pertama ... 89
3. Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan Ketiga ... 98
4. Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan Keempat ... 105
5. Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan Kelima ... 113
C. Pembahasan Hasil Post-Test Minat Siswa Terhadap Seni Tari Daerah Setempat Sesudah Diterapkan Pembelajaran Tari Kijang ... 120
1. Aspek Afektif Kategori Berani Tampil (BT) ... 121
1.1. Keberanian (KB) ... 121
1.2. Kesungguhan (KS) ... 121
2. Aspek Psikomotor Kategori Kemampuan Membuat Gerak (KMG) ... 125
2.1. Menemukan Gerak dan Melakukan Gerak (MMG) ... 125
2.2. Mengkombinasikan Gerak (MKG) ... 126
3. Aspek Kognitif Kategori Keaktifan (KA) ... 130
3.1. Kemampuan Mengaplikasi Gerak (KMG) ... 130
3.2. Keaktifan Siswa dalam Tanya Jawab (K) ... 130 D. Uji Hipotesis Pengaruh Pembelajaran Tari Kijang Terhadap Minat
(8)
Siswa Terhadap Seni Tari Daerah
Setempat ... 137
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 140
BAB V KESIMPULAN ... 143
A. Kesimpulan ... 144
B. Saran ... 145
DAFTAR PUSTAKA ... 147
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 150
(9)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak adalah individu yang memiliki beragam potensi untuk dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias, dan rasa ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tidak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat egosentris yaitu berpusat pada diri sendiri dimana seorang anak segala sesuatunya menilai dari sudut diri sendiri, memiliki rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan makhluk sosial, unik, kaya akan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar.
Dalam bidang pendidikan seorang anak dari semenjak lahir merupakan aset bangsa yang akan menentukan masa depan bangsa dan negara, sehingga perlu dibina dan dikembangkan sejak dini. Anak sebagai generasi penerus perjuangan bangsa, perlu mendapatkan pendidikan melalui pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan kata lain pendidikan itu merupakan interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal di sekolah, maupun non formal di luar sekolah, sehingga pendidikan dianggap sebagai prioritas utama. Hal ini sesuai dengan hak anak, sebagaimana diatur dalam UU No. 23 tahun 2002 oleh Nurani (2011:9) tentang Perlindungan Anak, salah satu dari hak ini adalah bahwa “setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”. Pelayanan pendidikan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan, dengan pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar
(10)
bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan sosial.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berkaitan dengan Pendidikan
Anak Usia Dini pasal 28 ayat 1 “Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan
bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar” (Sisdiknas, 2013:49). Bab 1 pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa :
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Sisdiknas, 2013:4).
Masalah yang kita hadapi dalam dunia pendidikan saat ini adalah para siswa generasi penerus kurang menghargai terhadap kesenian daerah setempat khususnya seni tari baik di sekolah maupun di luar sekolah, hal tersebut disebabkan oleh kurang diperkenalkannya materi kesenian daerah setempat secara keseluruhan yang mendalam, serta faktor pengaruh modernisasi kebudayaan asing dan sebagainya. Durban (2008:XVII) menyatakan “Kondisi
(11)
berkesenian di masyarakat dewasa ini lebih mengarah ke kesenian yang
datang dari Barat”. Kata menumbuhkan minat anak diusia prasekolah menjadi pemicu pemikiran utama bagi peneliti dalam penerapan sebuah pembelajaran seni tari. Karena anak usia dini merupakan penentu kepribadian di masa yang akan datang yang perlu mendapat perhatian dan tidak boleh ada tekanan yang membuat tertekan jiwanya. Anak harus diberikan kebebasan untuk mencurahkan ekspresinya yang unik melalui bentuk bermain di lingkungan dunianya, agar anak dapat tumbuh daya pikir dan mendapat pengalaman kreatif, maka anak harus diberikan haknya di masa kecil yaitu dunia bermain. Bermain merupakan prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, karena bermain adalah sifat yang melekat pada kodrat anak.
Masa kanak-kanak merupakan fase yang fundamental dalam konteks perkembangan individu. Para ahli mengungkapkan bahwa masa kanak-kanak merupakan masa belajar aktif, anak melakukan proses penjelajahan terhadap obyek di lingkungan untuk memperoleh pengalaman dan mengkonstruksikan pengetahuannya. Masa kanak-kanak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan otak, dimana akan menentukan kepribadian anak selanjutnya. Hal ini mengakibatkan munculnya pandangan-pandangan untuk melakukan pendidikan bagi anak usia dini karena pendidikan yang salah pada usia dini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan.
Melihat hal itu akar permasalahan yang peneliti dapat adalah bagaimana menumbuhkan minat terhadap seni tari daerah setempat pada usia dini, karena pada dasarnya pendidikan anak sejak dini kemungkinan besar dapat mengantisipasi atau langkah awal terbentuknya minat manusia memiliki apresiasi serta rasa cinta seutuhnya terhadap seni daerah setempat yakni kebudayaan daerah, dan kebudayaan bangsa Indonesia. Sikap dan kemampuan serta pemahamannya terhadap nilai-nilai budaya, kelak akan dapat membimbing hidup manusia dalam menghadapi nilai-nilai global, agar dapat
(12)
dipahami siswa didik, maka pengenalan nilai-nilai budaya dapat dikenalkan sejak dini melalui kegiatan pembelajaran.
Untuk hal tersebut maka pendidikan prasekolah mempunyai andil besar dalam proses pembelajaran kesenian, pendidikan prasekolah harus mulai diperkenalkan kesenian daerah setempat guna menumbuhkan minat anak sejak dini melalui kegiatan pengembangan aktivitas jasmani (motorik dasar). Sebagaimana diatur dalam amandemen UUD 1945 pasal 28 C Ayat 2 dinyatakan :
Bahwa setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahtraan umat manusia.
Pemilihan materi pembelajaran yang paling tepat yang harus diperhatikan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu menumbuhkan minat, motivasi, kreativitas, apresiatif, rasa senang dan gembira dalam pembelajaran seni tari serta mengembangkan sikap, pola pikir dan motorik anak untuk menuju kedewasaan. Hidajat (2005:8) mengemukakan
bahwa “...apapun profesi seseorang setelah dewasa, pendidikan dasar semua anak adalah tari, olah tubuh, olah seni termasuk gamelannya”. Tari dalam konteks pendidikan, merupakan media atau alat ungkap atau jembatan penyampai pendidikan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Peneliti menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk mengenalkan kesenian daerah setempat pada anak usia dini melalui pembelajaran materi tari kijang, dimana tari kijang merupakan salah satu tari kreasi daerah setempat, dengan menggunakan metode bermain. Mengingat tujuan peneliti adalah untuk meningkatkan kecerdasan afektif, psikomotor dan kognitif anak, dengan harapan apa yang dilakukan oleh peneliti dapat memberi manfaat dan solusi untuk menghindari generasi kita yang akan datang menjadi generasi yang tidak mengenal seni dan budayanya sendiri. Dorongan alamiah anak-anak menari sejak dini harus ditumbuhkan, dipupuk dan dikenalkan pada tari daerah setempat. Irawati Durban menjelaskan bahwa “Menari adalah
(13)
dorongan jiwa manusia sejak anak-anak untuk mengekspresikan diri ketika
mendengar dan merasakan suatu irama didalam dirinya dan naluri ilmiah”
(2003:XVII).
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian di PAUD LAILA (Langit Itu Luas) yang berlokasi di kecamatan Cirateun kabupaten Bandung yang belum sepenuhnya memberikan materi pembelajaran seni tari. Kemampuan motorik anak dikembangkan melalui kegiatan pengembangan kreativitas jasmani. Pembelajaran seni tari bagi PAUD sesungguhnya merupakan suatu aktivitas yang tepat, mengingat anak pada masa usia dini mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangannya, termasuk pengembangan afektif dan motoriknya, artinya perkembangan dari sikap, unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Lebih lanjut Morrison (2012:254) menjelaskan bahwa “Mereka mempunyai banyak energi, dan ingin menggunakannya dalam aktivitas fisik seperti berlari,
mendaki, dan melompat”. Anak prasekolah tengah belajar untuk
menggunakan dan menguji tubuh mereka. Masa prasekolah adalah waktu untuk mempelajari apa yang dapat mereka lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan berperan penting dalam perkembangan gerak dan keterampilan dan mencakup aktivitas seperti menggerakan tubuh berjalan, berlari, melompat, berguling, menari, memanjat dan melompati. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan dorongan keinginan hati anak-anak itu sendiri untuk melakukannya, hal tersebut merupakan sikap anak terhadap sesuatu yang dikehendakinya. Kemampuan aktivitas motorik pada anak usia dini khususnya pada siswa PAUD LAILA ini dimanfaatkan peneliti untuk tujuan menumbuhkan minat siswa terhadap seni tari daerah setempat (sikap) melalui pembelajaran seni tari dengan pembelajaran tari kijang, alasan pemilihan tari kijang yaitu karena selain merupakan salah satu tari kreasi juga merupakan tarian yang sesuai dengan karaketristik anak dalam hal ini karakteristik anak usia dini. Kasus siswa PAUD LAILA ini lebih tertarik pada kesenian budaya luar, terbukti pada saat peneliti melakukan survei awal pada tanggal 1 tahun 2013, siswa ditugaskan untuk menari ketika
(14)
diperdengarkan musik luar (budaya asing), para peserta didik sangat antusias dan siswa hafal betul gerakan-gerakan yang menjadi icon dalam lagu tesebut. Tetapi pada saat diperdengarkan musik tradisi (musik tari kijang) para peserta didik terlihat bingung dan bertanya-tanya, terlihat siswa melakukan gerak tari meraba-raba ketukan dari irama musik tradisi (musik tari kijang). Musik budaya luar yang diperdengarkan sudah tidak asing ditelinga para siswa, tetapi musik tradisi dari budaya sendiri siswa merasa asing kurang familiar. Durban (2008:XVII-XVIII) mengemukakan “Suara gamelan sangat jarang terdengar, pertunjukan tari Sunda jarang muncul di masyarakat. Hal ini membuat
masyarakat seolah dijauhkan dari keseniannya sendiri”.
Guru dituntut memiliki kompetensi bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (kesiapan dan kesediaan), bidang perilaku/performance (keterampilan). Dari hasil survey awal penelitian yang dilakukan pada tanggal 23 Tahun 2013, bahwa guru yang mengajar di PAUD LAILA yaitu guru lulusan SMA dan lulusan sarjana Sains bukan lulusan khusus untuk PAUD/PGTK. Sesuai dengan pernyataan guru PAUD LAILA sendiri bahwa basic pendidikan guru menjadi kendala dalam melaksanakan pembelajaran seni tari, karena tidak memiliki keterampilan dalam menari. Kenyataan yang sering ditemui di sekolah PAUD LAILA bahwa sebagian besar pengajar dalam melaksanakan pembelajaran seni tari, praktek menari itu siswa hanya sebatas meniru apa yang diperagakan guru. Metode yang digunakan pada umumnya menggunakan metode demonstrasi. Untuk khusus pembelajaran materi seni tari pengajar tidak memberikan bandingan yang sama dengan materi lain, kadang dirasa materi untuk seni tari sama dengan atau hanya cukup dengan melakukan aktivitas jasmani (senam) itupun dilakukan dalam kurun satu kali dalam sebulan, ada juga pendapat bahwa musik seni tari tradisi kurang familiar untuk diperdengarkan kepada siswa PAUD LAILA. Selain itu ada anggapan bahwa kegiatan pembelajaran praktek hanya dapat berjalan apabila ditunjang oleh sarana prasarana yang memadai. Sebenarnya untuk mengembangkan kretivitas dan apresiasi siswa dapat memanfaatkan benda-benda alam sekitar lingkungannya.
(15)
Kurikulum yang disusun dan atau digunakan oleh PAUD LAILA adalah kurikulum yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 58 Tahun 2009 tentang standar PAUD. Ruang lingkup kurikulum berdasarkan Permen No. 58 Tahun 2009 meliputi aspek perkembangan : agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menyatakan bahwa :
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Sisdiknas, 2013:4).
PAUD LAILA merupakan bentuk pendidikan yang berada pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), sebagaimana yang dinyatakan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 28 (Sisdiknas, 2013:15)
bahwa “Pendidikan Usia Dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan informal”, selanjutnya bahwa “Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB),
taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat”. Adapun tujuan
Kelompok Bermain menurut Dinas pendidikan dan kebudayaan dibagi menjadi dua yaitu: 1) Tujuan Umum : yaitu mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya termasuk siap mengikuti pendidikan dasar, 2) Tujuan Khusus : secara khusus kegiatan pendidikan di kelompok bermain bertujuan agar : (a) Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan tuhan dan mencintai sesama ; (b) Anak mampu mengelola ketrampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus, dan gerakan kasar serta menerima rangsangan sensorik (panca indera) ; (c) Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bemanfaat untuk berfikir dan belajar ; (d) Anak mampu berfikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan masalah dan
(16)
menemukan hubungan sebab akibat ; (e) Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat, dan menghargai keragaman sosial dan budaya. Serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar, kontrol diri, dan rasa memiliki ; dan (f) Anak memiliki kepekaan terhadap irama, berbagai bunyi, bertepuk tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif.
Berdasarkan uraian diatas menunjukan bahwa pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di PAUD LAILA penekanannya tidak jelas dan belum terarah, sehingga anak tidak mengenal seni tari daerah setempat, selain itu anggapan gerak tari daerah setempat itu sukar dilakukan. Hal tersebut membuat peneliti merasa tertantang untuk masuk sumbangan dengan harapan dapat menumbuhkan minat siswa PAUD LAILA kelas B Cirateun-Bandung terhadap seni tari daerah setempat, dengan ini peneliti akan mengambil topik
“MENUMBUHKAN MINAT SISWA TERHADAP SENI TARI DAERAH SETEMPAT (Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Materi Tari Kijang Di PAUD LAILA Cirateun-Bandung)”
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Analisis masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah di atas, yaitu permasalah yang kita hadapi dalam dunia pendidikan saat ini adalah para siswa generasi penerus kurang menghargai terhadap kesenian daerah setempat khususnya seni tari, akar permasalahan yang peneliti dapat adalah bagaimana cara menumbuhkan minat terhadap seni tari daerah setempat pada usia dini.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian di PAUD Langit Itu Luas (LAILA) yang belokasi di Kecamatan Cirateun Kabupaten Bandung yang belum sepenuhnya terarah dan terprogram dalam memberikan
(17)
materi pembelajaran seni tari dan melihat kasus siswa PAUD LAILA ini lebih tertarik pada kesenian budaya luar.
Dari uraian permasalahan yang telah dibahas kemudian peneliti merumuskan permasalahan dalam penelitian ini agar tidak meluasnya masalah penelitian dengan beberapa pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana minat siswa PAUD Langit Itu Luas terhadap seni tari daerah setempat sebelum diterapkan pembelajaran tari kijang ?
2. Bagaimana proses belajar mengajar dengan diterapkannya pembelajaran tari kijang untuk menumbuhkan minat siswa PAUD Langit Itu Luas ? 3. Bagaimana pengaruh pembelajaran tari kijang terhadap minat siswa
PAUD Langit Itu Luas terhadap seni tari daerah setempat ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah yang telah dirumuskan. Mengacu pada latar belakang dan masalah yang ada, terdapat dua tujuan yaitu :
a. Tujuan Umum
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin memberikan solusi pemecahan masalah mengenai minat siswa terhadap seni tradisi yang kurang diminati anak saat ini dan sebagai salah satu upaya untuk melestarikan khasanah kebudayaan daerah, yaitu tari tradisional.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk memperoleh data mengenai minat siswa PAUD Langit Itu Luas terhadap seni tari tradisi sebelumnya.
2. Untuk mendeskripsikan mengenai proses pembelajaran tari kijang pada anak PAUD Langit Itu Luas untuk menanamkan minat anak terhadap tari tradisi.
(18)
3. Untuk mendeskripsikan data mengenai hasil penerapan tari kijang pada anak PAUD Langit Itu Luas untuk menanamkan minat anak terhadap tari tradisi.
D. Manfaat Penelitian a. Lembaga
Dapat dijadikan masukan bagi calon guru di Jurusan Pendidikan Seni Tari dan bahan referensi tentang alternatif pembelajaran seni tari daerah setempat di PAUD.
b. Peneliti
Memperoleh pengalaman dan melalui penelitian ini dapat memperluas wawasan sehingga sebagai guru (pendidik) dalam meningkatkan kompetensinya di dalam pembelajaran seni tari daerah setempat di PAUD dapat dijadikan kajian untuk penelitian selanjutnya.
c. Pendidik Seni Tari
1. Penelitian ini dapat memotivasi guru untuk lebih meningkatkan perhatian terhadap kebudayaan daerah khususnya seni tari daerah setempat.
2. Penelitian ini dapat dijadikan alternatif juga dapat memberikan informasi dan pengalaman mengenai pembelajaran seni tari daerah setempat pada sekolah PAUD LAILA, sehingga guru memiliki kemampuan dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.
d. Sekolah
Lembaga PAUD LAILA, melalui penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber masukan pembelajaran seni tari daerah setempat dengan menggunakan tari kijang untuk menumbuhkan minat siswa bagi PAUD lainnya.
(19)
E. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:38) “Variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya”. Variabel diartikan sebagai “segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian” (Suryabrata, 2012:25). Adapun variabel penelitian dari topik yang diambil peneliti adalah terdapat dua variabel yang meliputi variabel bebas (Variabel Independent) merupakan variabel yang mempengaruhi dan variabel terikat (Variabel Dependent) merupakan variabel yang dipengaruhi. Yang menjadi variabel bebas yaitu pembelajaran tari kijang, sedangkan yang menjadi variabel terikat yaitu minat siswa terhadap seni tari daerah setempat. Hal ini dapat di gambarkan seperti gambar 1.1 berikut :
r
Gambar 1.1 Paradigma Sederhana
X = Pembelajaran tari kijang
Y = Minat siswa terhadap seni tari daerah setempat
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian menurut Sugiyono (2013:85), “merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian”.
Fraenkel dan Wallen (1990) dalam Arifin (2012:197) bahwa “hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian”. Kata dugaan, sementara dan prediksi menunjukkan bahwa suatu hipotesis harus dibuktikan kebenarannya, apakah dapat diterima menjadi suatu pernyataan
(20)
yang permanen atau tidak. Berdasarkan pengetian hipotesis tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesis alternatif menyatakan tidak adanya pengaruh variabel X terhadap Y. Jadi hipotesis ini menyatakan bahwa tidak ada pengaruh pembelajaran tari kijang terhadap minat siswa terhadap seni tari tradisi.
2. Hipotesis nol (Ho)
Hipotesis nol menyatakan adanya hubungan variabel X dan variabel Y. Jadi hipotesis ini menyatakan bahwa adanya pengaruh pembelajaran tari kijang terhadap minat siswa terhadap seni tari tradisi.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan skripsi disesuaikan dengan ranah dan cakupan disiplin bidang ilmu yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia. Namun demikian, pada dasarnya sistematika penulisan skripsi yang lazim digunakan di Universitas Pendidikan Indonesia terdiri dari unsur-unsur yaitu sebagai berikut: Judul, halaman pengesahan yang ditandatangani oleh dosen pembimbing I, dosen pembimbing II dan ketua jurusan/program studi, Pernyataan mengenai keaslian tulisan karya ilmiah, Kata Pengantar, Ucapan Terima Kasih yaitu peneliti mengemukakan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah, Abstrak yang merupakan uraian singkat dan lengkap yang memuat beberapa hal diantaranya; a) judul, b) hakekat penelitian yang menyangkut tentang apa, dimana, dan dengan siapa penelitian itu dilaksanakan, c) tujuan dilakukannya penelitian, d) metode penelitian yang digunakan dan teknik pengumpulan data, dan yang terakhir yaitu e) hasil
(21)
temuan dan rekomendasi dari hasil penelitian yang dilaksanakan, Daftar Isi yang berfungsi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul bagian yang ingin dibacanya yang sudah dilengkapi dengan halaman, Daftar Tabel yang menyajikan tabel secara berurutan mulai dari tabel pertama sampai dengan tabel terakhir yang sudah tercantum dalam skripsi, Daftar Gambar yang sama seperti fungsi daftar-daftar lainnya yakni menyajikan gambar secara berurutan mulai dari gambar pertama sampai dengan gambar terakhir yang tercantum dalam skripsi, terakhir Daftar Lampiran yang menyajikan lampiran secara berurutan mulai dari lampiran pertama sampai dengan lampiran terakhir yang tercantum dalam skripsi
Bagian selanjutnya yaitu skripsi ini terdiri dari beberapa BAB. BAB I: (Pendahuluan) yang berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi, pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub judul yaitu Latar Belakang Penelitian yang didalamnya menjelaskan mengenai masalah pemilihan topik penelitian, Identifikasi dan Rumusan Masalah bagian ini berisi identifikasi analisis masalah sekaligus yang merincikan mengenai masalah penelitian agar penelitian tefokus, Tujuan Penelitian yaitu berisi hal (hasil) yang ingin dicapai dalam penelitian setelah penelitian selesai dilakukan, Manfaat Penelitian yaitu manfaat yang terdiri dari manfaat bagi lembaga, peneliti, pendidik seni tari, dan sekolah, Variabel Penelitian, Hipotesis dan yang terakhir Struktur Organisasi Skripsi yang berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi mulai dari bab I hingga bab terakhir.
Selanjutnya yaitu BAB II: (Kajian Pustaka) yang mempunyai peran sangat penting dimana bagian ini berisi tentang teori-teori yang sedang dikaji dalam penelitian tersebut dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Dalam kajian pustaka ini juga peneliti membandingkan, mengontraskan, dan memposisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti. Kajian pustaka dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sub judul yaitu Landasan dan Konsep
(22)
Pendidikan Anak Usia Dini, Komponen Pembelajaran Seni Tari, Metode Bermain untuk Menumbuhkan Minat Anak Usia Dini Terhadap Seni Tari Daerah Setempat, Model Pembelajaran Nonkontekstual, Seni Tari Daerah Setempat yang berisi Pembelajaran tari kijang untuk anak usia dini, dan Guru Pendidikan Seni Tari di Pendidikan Anak Usia Dini.
Selanjutnya BAB III: (Metode Penelitian) berisi mengenai penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen sebagai berikut yang terdiri dari beberapa sub judul yaitu Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian cara pemilihan sampel serta justifikasi dari pemilihan lokasi serta penggunaan sampel, Desain Penelitian yang terdiri dari; rencana penelitian, pelaksanaan penelitian, penyusunan hasil penelitian, Metode Penelitian yang berisi mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut dan uraian singkat mengenai pengertian dari metode penelitian itu, Definisi Operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel yang kemudian melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang kemudian dijabarkan dalam instrumen penelitian, Instrumen Penelitian yang terdiri dari (pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman tes, pedoman skala minat, dan pedoman dokumentasi), Teknik Pengumpulan Data yang terdiri dari (wawancara, observasi, tes, skala minat dan studi dokumentasi), Langkah-langkah Penelitian yang dilakukan peneliti yaitu persiapan penelitian dan pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan pada sekolah PAUD Langit Itu Luas, dan terakhir Analisis Data yang berisi laporan secara rinci tahap-tahap analisis data, serta teknik yang dipakai dalam analisis data yaitu penelitian ini merupakan bentuk penelitian eksperimen, dimana analisis data dilakukan secara kuantitatif yang dianalisis dengan menggunakan statistik dimana prosedur statistik peneliti paparkan dan secara kualitatif digunakan untuk mempermudah pemahaman terhadap hasil penelitian.
Bagian selanjutnya yaitu BAB IV: (Hasil Penelitian dan Pembahasan) merupakan Bab yang memaparkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, yang didalamnya terdiri dari sub judul
(23)
Gambaran Awal Kondisi Lapangan yang berisikan data hasil penelitian minat siswa terhadap seni tari daerah setempat sebelum diterapkan pembelajaran gerak tari kijang yaitu mengenai hasil dari data hasil wawancara, dan data hasil observasi awal Pre-test sebelum diterapkan pembelajaran tari kijang, Proses Pelaksanaan Pembelajaran Tari Kijang untuk Menumbuhkan Minat Siswa yaitu berisi kegiatan belajar mengajar pada setiap pertemuan serta penjabaran hasil penilaian pada setiap pertemuan, Pembahasan Hasil Post-Test Minat Siswa Terhadap Seni Tari Daerah Setempat Sesudah Diterapkan Pembelajaran Tari Kijang yang berisi mengenai penilaian pada tiap-tiap aspek yaitu Aspek Afektif Kategori Berani Tampil (BT), Aspek Psikomotor Kategori Kemampuan Membuat Gerak (KMG), dan Aspek Kognitif Kategori Keaktifan (KA) yang masing-masing memiliki dua indikator penilaian, Uji Hipotesis Pengaruh Pembelajaran Tari Kijang Terhadap Minat Siswa Terhadap Seni Tari Daerah Setempat yang merupakan hasil data dari pengujian uji hipotesis uji-t, dan yang terakhir adalah Pembahasan Hasil Penelitian yang merupakan hasil data dari tes perbuatan pre-test dan post-test.
Bagian terakhir yaitu BAB V: (Kesimpulan dan Saran) terdiri dari sub judul Kesimpulan dan Saran yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan jawaban daripada rumusan masalah. Kemudian saran atau rekomendasi ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Selanjutnya yaitu Daftar Pustaka dimana daftar pustaka yang memuat semua sumber tertulis (buku, artikel jurnal, dokumen resmi, dan sumber internet). Kemudian setelah penulisan Daftar Pustaka terdapat lampiran-lampiran yang berisi mengenai semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi suatu karya ilmiah. Dalam lampiran ini berupa surat-surat, gambar-gambar hasil penelitian skripsi, format-format bentuk pedoman wawancara, penilaian dan SKH (Satuan
(24)
Kegiatan Harian) dan tabek daftar distribusi t. Untuk yang terakhir yaitu Riwayat Hidup Penulis yang berisi tentang biografi penulis secara singkat dan riwayat pendidikan penulis dari mulai taman kanak-kanak sampai dengan saat ini.
(25)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat dimana penelitian itu dilakukan, penelitian ini dilakukan di PAUD Langit Itu Luas Bandung yang beralamat di Jl. dr. Setiabudhi KM 10,2 No 31 Gang Teladan Rt 02/ Rw 02 Cirateun Kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung 40154. Dengan jumlah staf pengajar dua orang dan jumlah seluruh siswa 38 siswa yang terbagi dalam tiga kelas , yaitu kelas persiapan usia dua tahun dengan jumlah delapan siswa, kelas A usia 3-4 tahun dengan jumlah 16 siswa dan kelas B usia 4-5 tahun dengan jumlah 14 siswa. Alasan dipilihnya PAUD LAILA tersebut untuk penelitian dengan pertimbangan bahwa di sekolah tersebut belum memberikan pembelajaran tari secara terarah dan terprogram, kegiatan jasmani dirasa cukup sebagai pembelajaran seni tari, dan alasan basic pendidikan guru menjadi kendala terhadap pembelajaran tari. Hal ini diketahui karena dari hasil survey awal wawancara dengan kepala sekolah serta staf pengajar di PAUD LAILA. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian adalah sekolah ini tempatnya strategis, dilihat dari lokasi yang mudah dijangkau mengantisifasi keterbatasan waktu dan dana, serta alasan lain karena daerah tersebut belum tersentuh dengan kesenian daerah setempat, khususnya seni tari kreasi, kesenian daerah setempat yang berkembang dan masih dilestarikan hanya kesenian musik gamelan, serta alasan lain peneliti adalah ingin memajukan masyarakat dibidang pendidikan pada sekolah PAUD LAILA untuk menciptakan generasi penerus yang kompeten.
(26)
2. Populasi
Populasi atau universe adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi (Zainal Arifin, 2012:215). Populasi yang dijadikan objek penelitian adalah sebagian kelas siswa/siswi PAUD LAILA kelas persiapan usia 2 tahun yang berjumlah delapan siswa, kelas A usia 3-4 tahun berjumlah 16 siswa dan kelas B yang berjumlah 14 siswa, sehingga jumlah keseluruhnya berjumlah 38 siswa.
3. Sampel
Sugiyono (2013:62) menyatakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling, “adalah suatu cara pengambilan sampel yang berdasarkan pada pertimbangan dan atau tujuan tertentu, serta berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang sudah diketahui sebelumnya” (Arifin, 2012:221). Digunakan peneliti untuk mencapai tujuan tertentu yang berdasarkan pertimbangan tertentu. Dalam pengambilan sampel peneliti mengindentifikasi seluruh ciri-ciri atau sifat-sifat populasi dengan mengadakan survei awal (observasi) kemudian peneliti menentukan besar kecilnya sampel yang akan diambil berdasarkan pertimbangan tertentu. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi PAUD LAILA kelas B Cirateun – Bandung dengan jumlah keseluruhan 14 anak (36,8%), perempuan tiga anak dan laki-laki 11 anak. Peneliti mengambil objek penelitian pada seluruh siswa kelas B karena usia siswa di kelas B yaitu kisaran 4-5 tahun dimana merupakan usia perkembangan dari segi kognitif, afektif, dan motorik sudah terlihat jelas (matang), dan siswa kelas B lebih senang bermain, berimajinasi (khayalan) yang polos dan mudah diarahkan, serta sangat aktif. Adapun daftar siswa kelas B PAUD LAILA Cirateun-Bandung adalah sebagai berikut :
(27)
Tabel 3.1
Daftar Siswa Kelas B PAUD LAILA Cirateun-Bandung Tahun 2013/2014
No Nama Anak Jenis Kelamin Usia
1 Ahgil Laki-laki 4,6 tahun
2 Aira Perempuan 4 tahun
3 Alzaki Ahadi Laki-laki 4,1 tahun
4 Aulia N. Hamidah Perempuan 4 tahun
5 Azizan Raqilla Laki-laki 4 tahun
6 Ghazi Azha Kairan Laki-laki 4,2 tahun
7 Iqbal Laki-laki 4,3 tahun
8 Kenzie Laki-laki 4,1 tahun
9 Kesya Z Perempuan 4,8 tahun
10 Muhammad Adzka Laki-laki 4 tahun
11 Muhammad Arya Laki-laki 4 tahun
12 Mush’ab Laki-laki 4,2 tahun
13 Restu Laki-laki 4 tahun
(28)
B. Desain Penelitian
Pada penelitian yang akan dilakukan ini, peneliti menggunakan desain penelitian dengan rancangan one-group pretest dan posttest design, yang merupakan salah satu model desain dari metode quasi experiment eksperimen semu tanpa adanya kelompok kontrol atau pembanding. Arifin (2012:77) menyatakan bahwa “Model desain ini hanya menggunakan satu kelompok dan dapat diterapkan dalam beberapa bentuk, antara lain model desain one-group pretest and posttest design”, desain ini dikenal sebagai desain “sebelum dan sesudah” dengan struktur gambar desain sebagai berikut:
INPUT PROSES OUTPUT
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian
Quasi Experiment one-group pretest and posttest design (Sumber Zainal Arifin)
Keterangan :
O1 = Tes awal pada kelas eksperimen O2 = Tes akhir pada kelas eksperimen X = Treatment/ perlakuan
X adalah treatment atau perlakuan yang diberikan dan dilihat pengaruhnya dalam eksperimen. Perlakuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan pembelajaran seni tari. O1 dalam penelitian ini adalah observasi awal dengan tes perbuatan yang dilakukan sebelum perlakuan diberikan, sedangkan O2 nya adalah observasi terakhir dengan tes perbuatan yang dilakukan setelah perlakuan diberikan. Pengaruh perlakuan X dalam
Pre-test
O
1O
2Post-test
Treatment
(X)
(29)
penelitian ini dapat diketahui dengan membandingkan antara hasil O1 dan O2 dalam situasi yang sulit terkontrol.
Praktek pendidikan dengan para siswa di kelas/ruangan dalam situasi interaksi antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, pengontrolan yang ketat sulit dilakukan. Sudjana (2004:43) menyatakan bahwa:
Situasi kelas sebagai tempat mengkondisi perlakuan tidak memungkinkan pengontrolan yang demikian ketat seperti dikehendaki dalam eksperimen sejati. Oleh sebab itu perlu dicari atau dilakukan desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada (situasional) desain tersebut adalah desain eksperimen semu (quasi eksperimental).
Treatment yang digunakan pada sampel menggunakan one shot desain (desain sekali “tembak). Yang artinya treatment yang digunakan dalam sampel hanya satu kali pertemuan untuk setiap langkah kegiatan pembelajaran. Dengan demikian dari lima langkah kegiatan tersususun pembelajaran tari kijang terjadi lima kali treatment yang dilakukan. Di bawah ini terdapat langkah-langkah dari bentuk desain penelitian, yaitu sebagai berikut :
(30)
Bagan 3.1 Desain Penelitian
Persiapan Penelitian
Mengidentifikasi Masalah
Pra Lapangan
Pelaksanaan Observasi Lapangan
Membuat Konsep Analisis Data
Mencari Sumber
Menyusun Proposal
Pelaksanaan Penelitian
Mengumpulkan Data Analisis Data
Penyusunan Laporan Penelitian
(31)
C. Metode Penelitian
Kegiatan penelitian ini adalah merupakan penerapan sebuah strategi pembelajaran, yaitu pembelajaran seni tari yang ditujukan agar dapat membangun dan menumbuhkan minat anak usia dini PAUD LAILA terhadap seni tari daerah setempat. Strategi tersebut dilaksanakan dalam proses belajar mengajar melalui kegiatan pembelajaran praktek seni tari dengan memanfaatkan rangsangan (stimulus) berbagai aktivitas binatang kijang tujuannya untuk mengenalkan unsur ruang dalam gerak (volume, level, dan pola lantai) sedangkan musik tari kijang fungsinya untuk mengenalkan tempo kepada siswa PAUD.
Dalam suatu penelitian diperlukan metode atau pendekatan yang berguna untuk memecahkan suatu permasalahan yang diteliti. Pemilihan metode yang tepat turut menentukan keberhasilan suatu penelitian, karena dalam metode penelitian dapat terlihat jelas mengnai tahapan-tahapan pelaksanaan, serta arah dan tujuan dari penelitian.
Metode penelitian merupakan suatu cara yang dipergunakan dalam rangka memecahkan permasalahan yang akan diteliti, seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011:2) bahwa “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Dari pernyataan di atas, pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental (eksperimen semu), sebab sampel yang digunakan merupakan sampel yang hanya diberikan pada satu treatment tertentu dan tidak ada sampel perbandingan (pengontrol) atau disebut juga dengan one-group eksperiment. Adapun tujuan dari metode quasi eksperimental adalah untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran seni tari melalui tari kijang yang dilakukan oleh peneliti, yaitu melihat reaksi tentang minat siswa terhadap seni tari kreasi daerah setempat, dengan
(32)
menggunakan metode bermain dalam model pembelajaran nonkontekstual unsur ruang gerak (volume, level, dan pola lantai) serta beberapa metode penunjang lainnya.
D. Definisi Operasional
Selanjutnya peneliti mendeskripsikan secara operasional dari variabel-variabel penelitian, tujuan dari definisi operasional ialah agar pembaca tidak salah menafsirkan konsep variabel yang berkaitan dengan judul kajian yang dilakukan oleh peneliti. Arifin (2012:190) “adalah definisi khusus yang didasarkan atas sifat-sifat yang didefinisikan, dapat diamati dan dilaksanakan oleh peneliti lain”.
Minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada obyek tersebut, misalnya minat terhadap tari kreasi daerah setempat kebudayaan Indonesia.
Siswa yaitu peserta didik yang mengikuti proses belajar mengajar di sekolah maupun di lingkungan keluarganya sendiri, merupakan individu penentu terjadinya atau tidak terjadinya dari proses belajar mengajar, dalam hal ini adalah keseluruhan siswa kelas B di PAUD LAILA.
Seni tari daerah setempat merupakan sebuah karya cipta masyarakat tersebut yang indah dalam bentuk kesenian tari kreasi daerah setempat dalam hal ini adalah tari kijang.
Studi eksperimen ini untuk menguji hipotesis praduga adanya pengaruh X terhadap Y, yaitu adanya pengaruh atau tidak adanya pengaruh tari kijang terhadap minat siswa terhadap seni tari daerah.
(33)
Pembelajaran merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh siswa atau individu secara sadar untuk memperoleh tujuan, seperti dalam pengetahuan,kebiasaan, keterampilan, sikap, persepsi kebiasaan, dan dari hasil pengalaman.
Tari kijang adalah tarian anak merupakan tarian yang dituangkan dalam gerakan-gerakan yang diekspresikan melalui imajinasi dan khayalan anak mengenai binatang kijang yang bersifat nyata yang dilihat oleh anak.
Dari pemaparan di atas, adapun maksud definisi operasional dalam penelitian ini adalah perlakuan kegiatan pembelajaran tari kijang, terhadap anak usia dini (siswa PAUD LAILA) dengan tujuan menerapkan rasa suka, tertarik, dan senang sejak dini terhadap seni tari daerah setempat yang dimiliki bangsa Indonesia khususnya kebudayaan daerahnya sendiri dalam hal tujuan mengantisipasi generasi penerus yang sudah berkiblat menyukai kebudayaan luar dibanding mencintai dan kebudayaan bangsa sendiri yakni Bangsa Indonesia.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat ukur dalam penelitian (Sugiyono. 2011:102). Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan sehubungan dengan permasalahan penelitian. Instrumen juga merupakan langkah-langkah penting dalam penelitian. Melalui instrumen dapat diperoleh data dan jawaban terhadap masalah yang diajukan, adapun instrumen yang ikut menunjang dalam keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara, merupakan instrumen untuk teknik wawancara (terlampir). Pedoman wawancara dalam penelitian ini berisi tentang daftar
(34)
pertanyaan yang mempertanyakan tentang data sekolah, pribadi guru, model pembelajaran yang digunakan, sarana dan prasarana yang tersedia. “Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab sepihak” (Arikunto, 2013:44). Pelaksanaan wawancara dalam penelitian ini, termasuk ke dalam wawancara tidak terstruktur, yaitu dimana peneliti membawa pedoman wawancara yang mengambil garis besarnya saja tentang hal-hal yang ditanyakan.
2. Pedoman Observasi
Pedoman observasi, merupakan instrumen untuk observasi, sedangkan pasca penelitian observasi yang dilakukan berupa post-tes sehingga pedoman observasi berupa tes. Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.1 Pra Penelitian
Pedoman observasi yang digunakan dalam pra penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan catatan-catatan informal, seperti segala bentuk tingkah laku dan objek yang terjadi dalam masalah yang diteliti. Adapun masalah yang diteliti tersebut yaitu mengadakan pre-tes pada sampel penelitian, mengetahui tentang model atau metode pembelajaran seni terhadap seni tari yang digunakan oleh guru, materi seni tari yang diberikan, respon siswa/siswi dalam mengikuti pembelajaran seni tari, dan wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas serta melakukan survey guna melihat minat siswa terhadap seni tari daerah setempat dengan praktek gerak (menari) dua tarian diiringi musik yang berbeda yaitu musik luar (budaya asing) dan musik tari kijang.
2.2 Pelaksanaan Penelitian
Pedoman observasi dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu dengan melihat dan mengamati perkembangan siswa selama mengikuti
(35)
pembelajaran materi tari kijang yang meliputi perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Adapun indikator penilaian yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kognitif (Pengetahuan)
- Mampu mengaplikasi dengan pemahaman (sederhana) siswa tentang unsur ruang (volume, level, dan pola lantai), iringan musik dan penggunaan properti ke dalam gerak anggota tubuh.
- Keaktifan siswa dalam tanya jawab di kelas. Afektif (Perilaku)
- Keberanian siswa menampilkan kreasi gerak eksplor di depan kelas.
- Kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran (rasa senang dan antusias dalam melakukan gerak).
Psikomotor (Keterampilan)
- Mampu bereksplorasi membuat dan melakukan gerak tari kijang dari anggota tubuh sesuai dengan stimulus kegiatan berbagai aktivitas binatang kijang.
- Mampu menampilkan kombinasi gerak dasar seperti kaki, tangan, kepala, bahu dan badan, diiringi musik tari kijang dengan berbagai macam variasi gerak.
Penilaian siswa itu sendiri disesuaikan dengan penilaian peneliti bahwa siswa yang merespon atau yang tertarik terhadap pembelajaran gerak tari kijang dan menunjukan sikap positif akan mendapat penilaian yang lebih baik. Adapun penilaian yang diharapkan adalah sebagai berikut:
a) Siswa yang berminat
- Afektif (perilaku)
Memiliki rasa senang dan antusias dalam melakukan gerak, memiliki keberanian tampil di depan kelas, selalu mengerjakan perintah atau tugas yang diberikan oleh guru, dan disiplin.
(36)
- Kognitif (pengetahuan)
Aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, mampu mengaplikasi gerak anggota tubuh ke dalam pemahaman (sederhana) siswa unsur ruang (volume, level, dan pola lantai), iringan musik dan penggunaan properti yaitu mampu merespon aktif rangsangan (stimulus) yang disampaikan guru.
- Psikomotor (keterampilan)
Mampu berkreativitas membuat gerakan yang distimulus oleh guru, mampu memperagakan kombinasi hasil gerak dasar seperti kaki, tangan, kepala, bahu dan badan sesuai dengan iringan musik.
b) Siwa yang cukup berminat
- Afektif (perilaku)
Cukup memiliki rasa senang dan antusias dalam melakukan gerak, cukup memiliki keberanian siswa tampil di depan kelas, kadang mengerjakan perintah atau tugas yang di berikan oleh guru, kadang tidak mengerjakannya sama sekali, dan cukup disiplin.
- Kognitif (pengetahuan)
Cukup aktif dalam menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh guru, cukup mampu mengaplikasi gerak anggota tubuh ke dalam pemahaman (sederhana) siswa unsur ruang (volume, level, dan pola lantai), iringan musik dan penggunaan properti yaitu siswa cukup mampu merespon aktif rangsangan (stimulus) yang disampaikan guru.
- Psikomotor (keterampilan)
Cukup mampu berkreativitas membuat gerakan yang distimulus oleh guru, cukup mampu memperagakan kombinasi hasil gerak dasar seperti kaki, tangan, kepala, bahu dan badan sesuai dengan iringan musik.
(37)
c) Siswa yang kurang berminat
- Afektif (perilaku)
Kurang memiliki rasa senang dan antusias dalam melakukan gerak, kurang memiliki keberanian tampil di depan kelas, tidak mengerjakan perintah atau tugas yang diberikan oleh guru, dan kurang disiplin.
- Kognitif (pengetahuan)
Kurang aktif dalam menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh guru, kurang mampu mengaplikasi gerak anggota tubuh ke dalam pemahaman (sederhana) siswa unsur ruang (volume, level, dan pola lantai), iringan musik dan penggunaan properti yaitu siswa kurang mampu merespon aktif rangsangan (stimulus) yang disampaikan guru.
- Psikomotir (keterampilan)
Kurang mampu berkreativitas membuat gerakan yang distimulus oleh guru, kurang mampu memperagakan kombinasi hasil gerak dasar seperti kaki, tangan, kepala, bahu dan badan sesuai dengan iringan musik.
Untuk memudahkan dalam proses menganalisis data, maka penilaian terhadap aspek-aspek tersebut menggunakan nilai-nilai yang kuantitatif, dengan nilai sebagai berikut:
B = 3,4 – 4 Baik (berminat)
C = 2,8 – 3,3 Cukup (cukup berminat) K = 2 – 2,7 Kurang (kurang berminat)
3. Pedoman Tes
Tes, merupakan instrumen untuk teknik tes. Tes perbuatan yang disusun menjadi tiga kategori, dimana masing-masing terdiri dari aspek afektif (kesungguhan dan keberanian), kognitif (keaktifan dan kemampuan
(38)
pemahaman mengaplikasi), dan psikomotor (menemukan gerak dan kombinasi gerak).
4. Pedoman Skala Minat
Skala minat, merupakan instrumen untuk skala minat. Pedoman skala minat dalam penelitian ini berisi format daftar penyataan mengenai hal yang terkait dengan minat siswa terhadap pembelajaran seni tari.
5. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi, merupakan instrumen untuk teknik dokumentasi. Adapun pedoman dokumentasi yang digunakan dalam penilaian ini adalah sebagai berikut:
5.1 Format pengamatan, penilaian, dan rencana pembelajaran, yang gunanya untuk mengetahui respon siswa selama kegiatan berlangsung.
5.2 Kamera foto, media video untuk merekam gambar kegiatan dalam proses pelaksanaan pembelajaran untuk menumbuhkan minat siswa anak usia dini terhadap seni tari daerah setempat dengan materi tari kijang.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara yakni dengan melakukan kegiatan tanya jawab langsung dengan reponden untuk mencapai tujuan tertentu tanpa melalui perantara, Arifin (2012:232) menjelaskan bahwa “wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara (interviewer)
(39)
dan orang yang diwawancarai (interviewee) tanpa melalui perantara”, yang bertujuan untuk menggali data lebih luas terutama yang berkaitan dengan pembelajaran. Untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih lengkap, peneliti dalam hal ini melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang mewakili dari obyek penelitian, karena tidak memungkinkan wawancara dilakukan terhadap responden (obyek penelitian) siswa anak PAUD. Maka dari itu responden yang dimaksud dalam wawancara ini adalah guru pengajar, siswa dan orang tua/wali murid PAUD LAILA serta Ibu Santi selaku kepala PAUD LAILA yang dianggap menguasai dan mengetahui objek yang diteliti.
Adapun wawancara yang dilakukan dengan Ibu Santi selaku kepala PAUD LAILA yaitu meliputi data pribadi dan pertanyaan mengenai sekolah PAUD itu sendiri (kurikulum, staf pengajar, jumlah siswa, dsb). Kemudian guru pengajar dengan pertanyaan seputar pelaksanaan pembelajaran seni tari, permasalahan dalam pembelajaran seni tari, model pembelajaran, metode yang digunakan, karakteristik anak, dan lain sebagainya. Selanjutnya tanya jawab seputar ketertarikan siswa terhadap pembelajaran seni tari. Wawancara juga dilakukan dengan orang tua siswa dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik siswa secara mendalam serta bagaiman pengaruh pembelajaran di PAUD dengan prilaku siswa dilingkungan luar sekolah. Dengan demikian diharapkan data-data yang dikumpulkan dari hasil wawancara ini mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan pembelajaran seni tari, model pembelajaran yang digunakan oleh guru, minat siswa dalam pembelajaran seni tari, sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah.
2. Observasi
Observasi ini guna memusatkan perhatian terhadap hal-hal yang berhubungan dengan objek yang dilihat baik untuk minat anak, pembelajaran, tenaga pendidik (guru), sarana dan prasarana atau pun metode yang digunakan. Menurut Arifin (2012:231) bahwa : “observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena,
(40)
baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu”. Kegiatan observasi yang akan dilakukan yaitu dengan cara melihat langsung ketempat, dengan sebagai pengajar di PAUD LAILA.
Adapaun observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh observer/pengamat.
b. Observasi partisipasi yaitu pengamatan harus diperhatikan/ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu/kelompok yang diamati. Berdasarkan kebutuhan dalam penelitian ini, observasi yang dilaksanakan adalah observasi partisipasi. Disini peneliti tidak hanya sebagai pengamat langsung namun ikut serta dalam kegiatan sebagai pengajar yang melaksanakan metode bermain dalam pembelajaran seni tari pada siswa/siswi PAUD LAILA Bandung.
3. Tes
Tes merupakan alat ukur yang diberikan kepada sampel untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan baik secara lisan, tulisan, maupun secara perbuatan. Adapun tes yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Pre-tes yaitu tes yang diberikan sebelum pembelajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap bahan pelajaran serta melihat minat siswa terhadap seni tari daerah setempat. Tes yang digunakan yaitu dengan menggunakan tes perbuatan dengan melakukan gerak tari diiringi musik tari kijang melalui kemampuan masing-masing siswa dalam bentuk praktek macam-macam gerak tubuh pada kaki, tangan, kepala, pinggul, dan bahu.
- Post-tes yaitu tes yang dilakukan pada akhir program satuan pelajaran dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap
(41)
bahan pelajaran (seni tari) dan minat siswa terhadap seni tari daerah setempat. Tes yang digunakan yaitu dengan melakukan kegiatan hapalan rangkaian gerak kaki, tangan, kepala dan bahu yang telah disusun oleh siswa dengan bimbingan guru (tes perbuatan), bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menghafal gerakan-gerakan tari tersebut.
4. Skala Minat
Skala minat digunakan peneliti sebagai alat instrumen penelitian nontes yang memiliki sifat menghimpun. Skala minat merupakan alat ukur dengan membuat format daftar penyataan mengenai hal yang terkait dengan minat siswa terhadap pembelajaran seni tari. Tujuannya untuk melihat sampai mana minat peserta didik terhadap seni tari daerah setempat dengan melihat dari proses kegiatan pembelajaran. Selain diukur dengan menggunakan skala minat, Arifin (2012:214) menyatakan bahwa “Minat dapat diukur dengan teknik observasi, wawancara, angket, inventori dan skala minat”. Adapun format skala minat seperti dibawah ini pada setiap pertemuannya :
Tabel 3.2
Instrumen penelitian dengan menggunakan pedoman skala minat
No Pernyataan
Nilai
Jumlah Total
4 3 2
1 Berani tampil di depan kelas
2 Kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran
3 Menuruti perintah guru
4 Mengerjakan tugas di rumah
(42)
Keterangan :
1. Berani tampil di depan kelas yaitu siswa memiliki keberanian untuk melakukan/mendemonstrasikan gerak hasil eksplorasi, gerak hasil aplikasi unsur ruang, gerak dengan diiringi musik tari kijang, dan gerak dengan menggunakan properti.
2. Kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran yaitu siswa memperhatikan guru selama proses pembelajaran dengan baik, dari sikap siswa memiliki rasa senang dan antusias dalam melakukan gerak. 3. Menuruti perintah guru yaitu misalnya siswa (yang dianggap menguasai gerak dibanding temannya yang lain) mau melakukan gerak ketika guru menugaskan siswa untuk memberikan contoh gerak kepada teman-temannya.
4. Mengerjakan tugas dirumah yaitu menghafal/ berlatih kembali hasil gerak eksplorasi dan gerak hasil aplikasi unsur ruang.
5. Menghafal/ melakukan latihan yaitu siswa dengan semangat memiliki kemauan untuk menghafal/ melakukan latihan sebelum demontrasi dike depan kelas.
5. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber dari kearsipan kegiatan proses belajar mengajar baik berupa tulisan atau gambar yang sudah berlalu. Studi dokumentasi digunakan untuk melihat portofolio dari awal kegiatan-kegiatan atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam penelitian. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang meliputi ungkapan perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran dan peristiwa-peristiwa yang menunjang dari data dan hasil penelitian. Adapun dokumentasi yang digunakan yaitu wawancara, rekaman video dan foto aktivitas dan kreativitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, skala minat, dan hasil karya seni serta nilai-nilai siswa dengan menulis garis-garis besar data yang dicari.
(43)
G. Langkah-langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Penelitian
Tahap persiapan yang dilakukan peneliti adalah dengan langkah-langkah berikut:
1.1 Mengidentifikasi permasalahan, peneliti melakukan pemilihan permasalahan yang signifikan untuk diteliti, lalu kemudian merumuskan masalah, dan mengindantifikasi permasalahan tersebut menjadi beberapa pertanyaan secara garis besar. Masalah yang signifikan dan menarik bagi peneliti adalah mengenai kurangnya apresiasi siswa sekolah terhadap seni tari daerah setempat dan pentingnya akan kesenian daerah setempat. 1.2 Pra lapangan, berisi tentang menyusun rancangan penelitian, memilih
lapangan, menyusun perijinan dan melihat lokasi.
1.3 Pelaksanaan observasi lapangan, yang dimulai dari memahami latar belakang penelitian, mempersiapkan diri memasuki lapangan, pengumpulan data dengan melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas, observasi dengan melakukan pengamatan situasi kelas ketika kegiatan belajar seni tari dan mengadakan pre-test pada sampel penelitian.
1.4 Analisis data, yang berisi tentang konsep dasar analisis data dan menemukan tema serta merumuskan dan melakukan analisis.
1.5 Mencari sumber, baik sumber lisan (nara sumber) maupun sumber tertulis (studi literatur) yang ada hubungannya dengan penelitian.
1.6 Menyusun proposal penelitian dengan bimbingan melalui dosen pembimbing I maupun pembimbing II.
1.7 Penyusunan laporan merupakan tahap terakhir, hasil-hasil penelitian penelitian disusun secara sistematis dalam bentuk karya ilmiah yang selanjutnya dapat dipertanggung jawabkan.
(44)
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada sekolah PAUD Langit Itu Luas Bandung yang beralamat di Jl. dr. Setiabudhi KM 10,2 No 31 Gang Teladan Rt 02/ Rw 02 Cirateun Kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung 40154. Alasan dipilihnya PAUD LAILA tersebut untuk penelitian dengan pertimbangan bahwa di sekolah tersebut belum memberikan pembelajaran tari secara terarah, kegiatan jasmani dirasa cukup sebagai pembelajaran seni tari. Hal ini diketahui karena dari hasil survey awal wawancara dengan kepala sekolah serta staf pengajar di PAUD LAILA. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian adalah sekolah ini tempatnya strategis, dilihat dari lokasi yang mudah dijangkau mengantisifasi keterbatasan waktu dan dana, serta alasan lain karena daerah tersebut belum tersentuh dengan kesenian daerah setempat, khususnya seni tari kreasi, kesenian daerah setempat yang berkembang dan masih dilestarikan hanya kesenian musik gamelan, serta alasan lain peneliti adalah ingin memajukan masyarakat dibidang pendidikan pada sekolah PAUD LAILA untuk menciptakan generasi penerus yang kompeten.
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan oleh peneliti dengan melalui beberapa proses yaitu sebagai berikut :
2.1 Mengumpulkan data
Pengumpulan data yiatu merupakan kegiatan yang dilakukan selama penelitian berlangsung, data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, skala minat, dan studi dokumentasi. 2.2 Analisis data
Kegiatan menganalisis data ini dilakukan setelah terkumpul data sebelumnya, baik di awal pembelajaran (pre-test) maupun proses dan akhir pembelajaran (post-test). Adapun tujuan dari analisis data ini adalah sebagai berikut :
2.2.1 Pre-test/survei awal untuk mengetahui analisis data awal sebelum melaksanakan pembelajaran.
(45)
2.2.2 Analisis proses pembelajaran, guna mengetahui perkembangan minat meliputi afektif, kognitif, dan psikomotor.
2.2.3 Analisis data terakhir (post-test) yaitu untuk menunjukan keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan.
2.2.4 Analisis data hasil perhitungan hipotesis uji-t guna menunjukan peningkatan minat siswa terhadap seni tari daerah setempat melalui pembelajaran materi tari kijang.
2.2.5 Analisis pembahasan hasil penelitian guna melihat pengaruh nilai pre-test dan post-pre-test terhadap peningkatan minat siswa terhadap seni tari daerah setempat.
Untuk lebih jelasnya lagi pemaparan analisis di atas akan dibahas tersendiri pada bahasan selanjutnya.
H. Analisis Data
Dalam pengumpulan data peneliti yang dilakukan secara intensif yaitu berada di sekolah sejak bulan Juli-September 2013, melalui observasi dan wawancara terhadap kepala sekolah PAUD LAILA dan guru (pengajar) diperoleh data tentang lokasi penelitian, personil sekolah, keadaan anak, sarana dan prasarana yang tersedia di PAUD LAILA.
Berdasarkan dari data yang diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengelola data-data untuk menjawab sekuruh permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Pemaparan data mengenai minat siswa dibagi menjadi dua kelompok yaitu data kuantitatif yang akan didapatkan dalam perhitungan pre-test/survei awal dan post-test, sedangkan data kualitatif digunakan untuk mempermudah pemahaman terhadap hasil penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data kuantitatif adalah sebagai berikut:
(46)
1. Mengklarifikasi data sesuai dengan permasalahannya.
2. Menyesuaikan data yang diperoleh dilapangan sesuai dengan sumber-sember tertulis.
3. Mengelola data dengan cara:
a. Menentukan bobot pada nilai huruf sebagai berikut: B = Baik ( berminat) : Bobot 3,4 – 4 C = Cukup (cukup berminat) : Bobot 2,8 – 3,3 K = Kurang (kurang berminat) : Bobot 2 – 2,7
4. Perhitungan mean, menurut Sugiyono (2012:49) menyatakan bahwa “Rata-rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut”. Pernyataan tersebut merupakan perhitungan untuk mencari nilai rata-rata siswa di kelas. Bertolak pada pernyataan itu, hal tersebut dapat dirumuskan seperti rumus berikut untuk memperoleh nilai rata-rata siswa selama lima pertemuan adalah:
M =
∑
Keterangan :
M = Mean (rata-rata) = Epsilon (baca jumlah) Xi = Nilai x ke i smapai ke n
N = Jumlah pertemuan
5. Perhitungan persentase (%) berdasarkan jumlah skor yang didapat siswa
% =
(47)
6. Perhitungan Statistik yang digunakan untuk eksperimen yang menggunakan pre-test dan post-test, adalah rumus di bawah ini:
√ ∑
Sumber Suharsimi Arikunto Dengan keterangan :
t = Taraf signifikan hasil hitung
Md = Rata-rata (M) dari deviasi (d) antara postes dan pretes
xd = Perbedaan deviasi dengan rata-rata deviasi
∑ = Jumlah kuadrat deviasi N = Jumlah subjek pada sampel
1 = Bilangan tetap
7. Mencari t tabel : dilihat dari tabel nilai-nilai dalam distribusi t. Jika t hitung yang didapat dari t lebih besar dari t tabel, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.
(48)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari hasil analisa data dan pembahasan hasil penelitian, bahwa penerapan pembelajaran tari kijang dengan menggunakan metode bermain ini dapat menumbuhkan minat siswa kelas B Kelompok Bermain PAUD Langit Itu Luas (LAILA) terhadap tari daerah setempat. Hal ini dapat dilihat dari tari kreasi binatang kijang yang peserta didik ciptakan sendiri dari hasil kreativitasnya dalam menemukan gerak-gerak tari sesuai dengan pemahaman aplikasi dan imajinasinya. Bagi siswa PAUD LAILA pengalaman gerak yang telah diperoleh melalui kegiatan belajar merupakan pengalaman baru meskipun menurut orang dewasa gerak baru yang diperoleh siswa bukanlah sesuatu hal yang sifatnya baru.
Pengalaman gerak siswa diperoleh melalui kegiatan yang kreatif, yaitu kesungguhan dan keantusiasan mereka untuk memahami materi yang disampaikan, kemampuan siswa mencari/ menemukan/ menciptakan gerak (bereksplorasi), mengkombinasikan gerak berdasarkan daya pikirnya tanpa diberikan contoh gerak, kemampuan mengaplikasi gerak ke dalam unsur ruang (volume, level, dan pola lantai) dan kemampuan bergerak dengan menggunakan properti dengan diiringi musik.
Hasil eksplorasi gerak siswa menghasilkan gerak kaki seperti napak (sikap kaki), ajeg dan rengkuh (sikap dan gerak tungkai), luncat kiri dan kanan dan lengkah/langkah (gerak tungkai dan kaki), gerak tangan dan telapak tangan seperti baplang, ukel nangreu, tangan melingkar ke atas dengan telapak tangan menghadap ke atas, tangan di atas kepala dengan telapak
(49)
tangan menghadap ke depan bawah, gerak kepala seperti godek semplak, yaitu menjatuhkan kepala ke kanan dan ke kiri tanpa menengok, bahu seperti angkat bahu kiri dan kanan dengan cara bergantian, gerak badan meliputi, doyong kanan dan doyong kiri. Kegiatan pembelajaran tari kijang dengan menggunakan metode bermain ini telah menghasilkan gerak tari berdasarkan bimbingan dan pengarahan guru dalam langkah-langkah pembelajaran. Siswa dapat bergerak dan berani tampil merupakan penghargaan yang luar biasa terhadap seni tari, hal ini harus terus dipupuk dan dikembangkan yang pada akhirnya nanti pengalaman ini akan terbawa sampai ia dewasa.
Implementasi pembelajaran tari kijang menggunakan metode bermain, merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan minat siswa terhadap seni tari daerah setempat. Pengujian secara pre-test dan post-test menunjukan bahwa minat terhadap seni tari daerah setempat dengan pembelajaran tari kijang terbukti signifikan meningkat dalam persentase sebesar 71,4%. Ttes sebesar 4,82 dikonsultasikan dengan lampiran tabel 2 ekor (Ttab 0,05) menyatakan bahwa Ttab Ttes, hal ini berarti hipotesis dapat diterima. Data pre-test menunjukan bahwa siswa yang berminat sebanyak 21,4% atau tiga orang siswa, sedangkan setelah penelitian siswa yang berminat sebanyak 10 siswa atau terjadi peningkatan 71,4%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penerapan pembelajaran tari kijang dengan metode bermain mempunyai pengaruh terhadap tingkat minat siswa PAUD Langit Itu Luas terhadap seni tari daerah setempat, diharapkan dapat memberikan implikasi/ saran sebagai masukan bagi pengembangan pendidikan seni tari khususnya di PAUD Langit Itu Luas.
(50)
Guru berusaha membangkitkan gairah siswa dalam proses pembelajaran dengan salah satunya adalah dengan cara menerapakan pembelajaran tari kijang menggunakan motode bermain sebagai masukan. Sehingga proses pembelajaran menyenangkan, siswa tidak pasif, dapat membangun sikap positif, serta aspek afektif, psikomotor dan kognitif dapat dikembangkan. Dalam penelitian tentang menumbuhkan minat siswa anak usia dini ini dapat memotivasi, memberi informasi dan pengalaman bagi guru/ pengajar seni untuk lebih meningkatkan perhatian terdapat kebudayaan dan kesenian kreasi daerah setempat melalui pembelajaran seni tari di Pendidikan Anak Usia Dini.
Memperoleh pengalaman mengajar yang sangat bermakna. Peneliti merasa proses mengajar seni tari dengan materi tari kijang mengimplementasikan model pembelajaran baru pada siswa PAUD Kelompok Bermain. Diharapkan dapat menjadi salah satu cara bagaimana untuk menumbuhkan minat anak usia dini terhadap seni tari daerah setempat, dengan meningkatkan kembali minatnya terhadap seni tari daerah setempat dengan cara berusaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran seni tari. Sehingga proses pembelajaran akan terasa menyenangkan. Dengan demikian, hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara mengantisipasi anak bangsa sebagai penerus bangsa yang cinta akan seni budaya bangsa sendiri.
Untuk melakukan penelitian pada siswa diperlukan adanya pendekatan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkah laku siswa yang akan dijadikan objek penelitian. Karena rasa senang siswa terhadap mata pelajaran terlihat dari pribadi dan cara mengajar guru. Diharapkan pihak peneliti yang akan meneliti model pembelajaran tari melalui metode bermain dapat melakukan penelitian lebih lanjut.
(51)
Penelitian ini mudah-mudahan dapat dijadikan sebagai sumber masukan model pembelajaran seni tari bagi guru PAUD, maupun pendidik lulusan PGTK.
(52)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.[Online].
Tersedia:http://qeeasyifa.multiply.com/journal/item/61/MEMAHAMI_ PENDIDIKAN_ANAK_USIA_DINI [20 Juni 2013]
Ardy, W.N. dan Barnawi. (2012). Format PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (1993). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
B. Hurlock. E. (1990). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
Durban, I.A. (2008). Kawit Teknik Gerak & Tari Dasar Sunda. Bandung: Pusbitari Press.
Hernawan, D. Et al. (2004). Talempong dan Tari Piring Minangkabau. Bandung: P4ST UPI.
Hidajat, R. (2005). Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang: Banjar Seni Gantar Gumelar.
Komalasari, H. (2004). Implementasi Model Pembelajaran Non Kontekstual– Kontekstual Pada Pembelajaran Topeng Cirebon. Tesis pada FPBS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Munandar, U. (1999). Perkembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Munarti, S. (2009). Penerapan Metode Bermain Dengan Materi Gerak Dasar Tari Sunda Untuk Menumbuhkan Apresiasi Anak Usia Dini Terhadap
(53)
Seni Tradisional (Penelitian terhadap Siswa TK Islam Ananda Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2008). Skripsi pada FPBS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Nurani-Sujiono, Y. (2011). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.
Patmonodewo, S. (2008). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rahman, A. (2012). Kurikulum adalah Pondasinya Suatu Lembaga PAUD. [Online].
Tersedia: http://edukasipaud.blogspot.com/2012/06/kurikulum-adalah-pondasinya-suatu.html [16 Agustus 2013]
Ranggiasanka, A. (2011). Serba-serbi Pendidikan Anak. Yogyakarta: Siklus.
S. Morrison. G. (2012). Penerjemah, Suci Romadhona & Apri Widiastuti. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: PT. Indeks. Santrock, W.J. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Sary, D. (2012). Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. [Online].
Tersedia: http://dianasary92.blogspot.com/2012/12/perencanaan-pembelajaran-pendidikan.html [16 Agustus 2013]
Sisdiknas. (2013). Undang-undang SIKDISKNAS Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia.
Sudjana, N. (2004). Dasa-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
(1)
tangan menghadap ke depan bawah, gerak kepala seperti godek semplak, yaitu menjatuhkan kepala ke kanan dan ke kiri tanpa menengok, bahu seperti angkat bahu kiri dan kanan dengan cara bergantian, gerak badan meliputi, doyong kanan dan doyong kiri. Kegiatan pembelajaran tari kijang dengan menggunakan metode bermain ini telah menghasilkan gerak tari berdasarkan bimbingan dan pengarahan guru dalam langkah-langkah pembelajaran. Siswa dapat bergerak dan berani tampil merupakan penghargaan yang luar biasa terhadap seni tari, hal ini harus terus dipupuk dan dikembangkan yang pada akhirnya nanti pengalaman ini akan terbawa sampai ia dewasa.
Implementasi pembelajaran tari kijang menggunakan metode bermain, merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan minat siswa terhadap seni tari daerah setempat. Pengujian secara pre-test dan post-test menunjukan bahwa minat terhadap seni tari daerah setempat dengan pembelajaran tari kijang terbukti signifikan meningkat dalam persentase sebesar 71,4%. Ttes sebesar 4,82 dikonsultasikan dengan lampiran tabel 2 ekor (Ttab 0,05) menyatakan bahwa Ttab Ttes, hal ini berarti hipotesis dapat diterima. Data pre-test menunjukan bahwa siswa yang berminat sebanyak 21,4% atau tiga orang siswa, sedangkan setelah penelitian siswa yang berminat sebanyak 10 siswa atau terjadi peningkatan 71,4%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penerapan pembelajaran tari kijang dengan metode bermain mempunyai pengaruh terhadap tingkat minat siswa PAUD Langit Itu Luas terhadap seni tari daerah setempat, diharapkan dapat memberikan implikasi/ saran sebagai masukan bagi pengembangan pendidikan seni tari khususnya di PAUD Langit Itu Luas.
(2)
Guru berusaha membangkitkan gairah siswa dalam proses pembelajaran dengan salah satunya adalah dengan cara menerapakan pembelajaran tari kijang menggunakan motode bermain sebagai masukan. Sehingga proses pembelajaran menyenangkan, siswa tidak pasif, dapat membangun sikap positif, serta aspek afektif, psikomotor dan kognitif dapat dikembangkan. Dalam penelitian tentang menumbuhkan minat siswa anak usia dini ini dapat memotivasi, memberi informasi dan pengalaman bagi guru/ pengajar seni untuk lebih meningkatkan perhatian terdapat kebudayaan dan kesenian kreasi daerah setempat melalui pembelajaran seni tari di Pendidikan Anak Usia Dini.
Memperoleh pengalaman mengajar yang sangat bermakna. Peneliti merasa proses mengajar seni tari dengan materi tari kijang mengimplementasikan model pembelajaran baru pada siswa PAUD Kelompok Bermain. Diharapkan dapat menjadi salah satu cara bagaimana untuk menumbuhkan minat anak usia dini terhadap seni tari daerah setempat, dengan meningkatkan kembali minatnya terhadap seni tari daerah setempat dengan cara berusaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran seni tari. Sehingga proses pembelajaran akan terasa menyenangkan. Dengan demikian, hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara mengantisipasi anak bangsa sebagai penerus bangsa yang cinta akan seni budaya bangsa sendiri.
Untuk melakukan penelitian pada siswa diperlukan adanya pendekatan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkah laku siswa yang akan dijadikan objek penelitian. Karena rasa senang siswa terhadap mata pelajaran terlihat dari pribadi dan cara mengajar guru. Diharapkan pihak peneliti yang akan meneliti model pembelajaran tari melalui metode bermain dapat melakukan penelitian lebih lanjut.
(3)
Penelitian ini mudah-mudahan dapat dijadikan sebagai sumber masukan model pembelajaran seni tari bagi guru PAUD, maupun pendidik lulusan PGTK.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.[Online].
Tersedia:http://qeeasyifa.multiply.com/journal/item/61/MEMAHAMI_ PENDIDIKAN_ANAK_USIA_DINI [20 Juni 2013]
Ardy, W.N. dan Barnawi. (2012). Format PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (1993). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. B. Hurlock. E. (1990). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
Durban, I.A. (2008). Kawit Teknik Gerak & Tari Dasar Sunda. Bandung: Pusbitari Press.
Hernawan, D. Et al. (2004). Talempong dan Tari Piring Minangkabau. Bandung: P4ST UPI.
Hidajat, R. (2005). Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang: Banjar Seni Gantar Gumelar.
Komalasari, H. (2004). Implementasi Model Pembelajaran Non Kontekstual–
Kontekstual Pada Pembelajaran Topeng Cirebon. Tesis pada FPBS
UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Munandar, U. (1999). Perkembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
(5)
Seni Tradisional (Penelitian terhadap Siswa TK Islam Ananda Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2008).
Skripsi pada FPBS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Nurani-Sujiono, Y. (2011). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.
Patmonodewo, S. (2008). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rahman, A. (2012). Kurikulum adalah Pondasinya Suatu Lembaga PAUD. [Online].
Tersedia: http://edukasipaud.blogspot.com/2012/06/kurikulum-adalah-pondasinya-suatu.html [16 Agustus 2013]
Ranggiasanka, A. (2011). Serba-serbi Pendidikan Anak. Yogyakarta: Siklus. S. Morrison. G. (2012). Penerjemah, Suci Romadhona & Apri Widiastuti.
Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: PT. Indeks.
Santrock, W.J. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Sary, D. (2012). Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. [Online].
Tersedia: http://dianasary92.blogspot.com/2012/12/perencanaan-pembelajaran-pendidikan.html [16 Agustus 2013]
Sisdiknas. (2013). Undang-undang SIKDISKNAS Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia.
Sudjana, N. (2004). Dasa-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
(6)
Susiyanti. (2011). Tari Tunggal Nusantara. [Online].
Tersedia: http://susisofa77.wordpress.com/ [16 Agustus 2013]
Syaiful-Sagala, H. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Syaodih, S,N. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan Rosda.
Yusuf-LN, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.