PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL SENI TARI DAERAH SETEMPAT DI SMPN 1 RANCAKALONG KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

DAFTAR ISI

Hal.

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Asumsi ... 7

F. Metode Penelitian ... 8


(2)

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Pembelajaran dan Konsep Pembelajaran ... 11

B. Komponen Pembelajaran ... 13

1. Tujuan Pembelajaran ... 14

2. Materi Pembelajaran ... 15

3. Metode dan Alat Pembelajaran ... 16

4. Evaluasi Pembelajaran ... 19

C. Muatan Lokal ... 20

1. Muatan Lokal Seni Tari ... 22

2. Fungsi dan Tujuan Muatan Lokal Seni Tari ... 23

D. Seni Tari Daerah Setempat ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 29

B. Teknik Pengumpulan Data ... 30

C. Definisi Operasional ... 33

D. Instrumen Penelitian ... 34

E. Langkah-langkah Penelitian ... . 37

F. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38


(3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 42

1. Gambaran Lokasi Penelitian ... 42

2. Konsep Pembelajaran Muatan Lokal Seni Tari Daerah Setempat di SMPN 1 Rancakalong ... 42

3. Proses Pembelajaran Muatan Lokal Seni Tari Daerah Setempat di SMPN 1 Rancakalong ... 47

4. Hasil Pembelajaran Muatan Lokal Seni Tari Daerah Setempat di SMPN 1 Rancakalong ... 70

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 79

B. Rekomendasi ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

LAMPIRAN ... 84 RIWAYAT HIDUP


(4)

DAFTAR TABEL

Hal. Tabel 3.1 Aspek Penilaian Kegiatan Pembelajaran Muatan Lokal

Seni Tari Daerah Setempat……….36

Tabel 4.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Seni Tari ... 43

Tabel 4.2 Penilaian Aspek Kognitif pada Kegiatan Pembelajaran ... 71

Tabel 4.3 Penilaian Aspek Afektif pada Kegiatan Pembelajaran ... 73


(5)

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar4.1 Gerak Sirig Kebut Sampur pada Tari Narantika Rarangganis ... 50 Gambar4.2 Gerak Capang Kiri Kanan pada Tari Narantika

Dan Gerak Mesat Soder pada Tari Rarangganis ... 53 Gambar4.3 Gerak Pencak Banting Sampur

Dan Gerak Ngayun Ameng Sampur ... 56 Gambar 4.4 Gerak Lontang Atas Bawah pada Tari Rarangganis ... 59 Gambar 4.5 Gerak Pencak Cikalongan 1 pada Tari Narantika Rarangganis ... 62 Gambar 4.6 Gerak Loncat Kiri Kanan,Obah Bahu

Pada Tari Narantika Rarangganis ... 66 Gambar 4.7 Kegiatan Evaluasi pada Pertemuan Ketujuh ... 69


(6)

DAFTAR BAGAN

Hal.

Bagan2.1 Diagram Interelasi Komponen Pembelajaran ... 14

Bagan3.1 Proses Analisis Data ... 41

Bagan4.1 Tahapan Pembelajaran Muatan Lokal Seni Tari Daerah Setempat ... 45

Bagan4.2 Konsep Pembelajaran1... 48

Bagan4.3 Konsep Pembelajaran 2... 52

Bagan4.4 Konsep Pembelajaran 3... 55

Bagan4.5 Konsep Pembelajaran 4... 58

Bagan4.6 Konsep Pembelajaran 5... 61

Bagan4.7 Konsep Pembelajaran 6... 64


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Pedoman Observasi ... 84

Pedoman Wawancara ... 86

Tes Tulis Untuk Penilaian Aspek Kognitif ... 89

Foto Kegiatan Pembelajaran Tari Narantika Rarangganis ... 90


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di zaman era globalisasi ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita kenal IPTEK sudah berkembang pesat, bukan saja di perkotaan tapi di pedesaan sudah mulai berkembang. Dengan perkembangannya yang semakin pesat berbagai informasi bisa didapat dengan mudah. Hal tersebut akan membawa dampak yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia secara positif dan negatif. Salah satunya akan berdampak negatif terhadap perkembangan seni dan kebudayaan Indonesia, yang hingga kini semakin kurang diminati oleh masyarakat. Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan cara yang tepat, salah satunya dengan cara memberlakukan pembelajaran seni dan kebudayaan di sekolah guna melestarikan budaya Indonesia yang diharapkan nantinya dapat menambah wawasan anak bangsa.

Pembelajaran merupakan proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan, yang ditandai adanya proses saling mempengaruhi antara guru dengan murid yang di dalamnya terdapat hubungan komunikasi yang dapat menghasilkan perubahan sikap. Menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003, pembelajaran adalah “suatu proses interaksi antara siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Dalam standar proses ( PP No. 19 pasal 19 tahun 2005), bahwa “proses pembelajaran pada satuan pendidikan


(9)

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisifasi aktif, serta memberikan peluang yang cukup bagi kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.”

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan, bahwa proses belajar itu terjadi saling mempengaruhi antara guru dan murid melalui komunikasi yang dapat mempengaruhi siswa kearah yang lebih baik. Salah satu contohnya adalah pembelajaran seni tari dapat mengubah siswa menjadi tahu dan lebih menghargai kebudayaan Indonesia. Seni tari adalah salah satu bidang studi yang dapat dijadikan sebagai media untuk mengembangkan potensi. Tujuan pembelajaran seni tari di sekolah yaitu untuk membekali siswa agar mampu berkreasi dan mengembangkan Seni Tari terutama tarian tradisional daerah setempat. Setiap proses pembelajaran mengacu pada kurikulum.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam mengimplementasikan kurikulum di sekolah perlu dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan yang telah direncanakan dalam kurikulum untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Di dalam kurikulum memuat komponen-komponen yaitu tujuan, isi, metode,dan evaluasi. Komponen isi berisikan sejumlah mata pelajaran yang harus diberikan kepada siswa, salah satunya adalah mata pelajaran muatan lokal.


(10)

Muatan lokal adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah tersebut. Seperti halnya yang di ungkapkan oleh Nana Suryana, M.Si Kepala UPTD kec. Rancakalong,bahwa :

Muatan lokal adalah kegiatan kurikuler yang bahan dan pelajarannya diserahkan kepada tiap sekolah, dimana sekolah berhak atas pemilihan pelajaran yang akan di ajarkan yang sesuaikan dengan kehidupan alam,serta kebutuhan pembangunan daerah (Hasil wawancara Februari 2012).

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan, bahwa pada dasarnya pemilihan muatan lokal sebagai bahan ajar di suatu sekolah tergantung kebijakan sekolah itu sendiri dengan mempertimbangkan daerah serta potensi yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

Di Kecamatan Rancakalong terdapat tiga Sekolah Menengah Pertama yakni, SMPN 1 Rancakalong, SMPN 2 Rancakalong, dan SMPN 3 Rancakalong. Ketiga Sekolah Menengah Pertama yang ada di Kecamatan Rancakalong tentunya memiliki hak atas pemilihan materi pelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran muatan lokalnya, dalam kebijakannya tentu saja akan ada perbedaan dan persamaan antara ketiga sekolah tersebut. SMPN 3 dan SMPN 2 Rancakalong memilih pelajaran Bahasa Sunda dan Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai muatan lokal yang diajarkan di sekolah tersebut, hal ini berbeda dengan pemilihan pelajaran di SMPN 1 Rancakalong. SMPN 1 Rancakalong adalah satu-satunya Sekolah Menengah Pertama yang berada di Kecamatan


(11)

Rancakalong yang memilih Pembelajaran Seni Tari sebagai mata pelajaran Muatan Lokal.

Mata Pelajaran Muatan Lokal (Seni Tari) merupakan substansi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMPN 1 Rancakalong. Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang termuat dalam struktur dan muatan kurikulum bahwa “mata pelajaran muatan lokal diserahkan kepada sekolah sebagai penyelenggara pendidikan untuk merealisasikan muatan kurikulum tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sekolah.” Seni Tari dipilih sebagai mata pelajaran muatan lokal di SMPN 1 Rancakalong karena pihak sekolah ingin melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya kesenian Jawa Barat dan seni tari diajarkan karena konten dari pelajaran tersebut belum termuat seutuhnya pada pelajaran lain. Selain itu pembelajaran seni tari memiliki peranan yang sangat penting yakni siswa bisa mengenal, memahami, serta menguasai tarian-tarian tradisional yang ada di Jawa Barat pada khususnya. Materi yang diajarkan di sekolah yaitu tarian-tarian daerah yang ada di Jawa Barat, diantaranya Sekar Putri, Narantika Rarangganis, Banda Urang, Ketuk Tilu, dan Topeng Klana Priangan.

Dengan adanya pembelajaran seni tari di SMPN 1 Rancakalong, kini para siswa merasa senang dan bisa mengetahui tarian-tarian yang ada di Indonesia. SMPN 1 Rancakalong sejak tahun 2006 selalu menjadi juara di lomba-lomba tari yang diselenggarakan di Kabupaten Sumedang, bahkan pada tahun 2010 SMPN


(12)

1 Rancakalong mewakili Kabupaten Sumedang ke tingkat Provinsi. Terbukti bahwa terdapat siswa yang mahir menari, bahkan ada beberapa alumni dari SMPN 1 Rancakalong yang melanjutkan ke perguruan tinggi jurusan Seni Tari.

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti merasa tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pelaksanaan pembelajaran seni tari di SMPN 1 Rancakalong, adapun judul yang di angkat dalam penelitian ini adalah :

PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL SENI TARI DAERAH

SETEMPAT DI SMPN 1 RANCAKALONG KABUPATEN SUMEDANG.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah dalam penelitian ini peneliti merumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana konsep pembelajaran Muatan Lokal Seni Tari Daerah Setempat di SMPN 1 Rancakalong Kabupaten Sumedang?

2. Bagaimana proses pembelajaran Muatan Lokal Seni Tari Daerah Setempat di SMPN 1 Rancakalong Kabupaten Sumedang?

3. Bagaimana hasil pembelajaran Muatan Lokal Seni Tari Daerah Setempat di SMPN 1 Rancakalong Kabupaten Sumedang?


(13)

C. Tujuan Penelitian

Atas dasar rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa dalam pembelajaran seni tari dan untuk menumbuhkan rasa cinta dan apresiasi siswa terhadap kebudayaan Indonesia khususnya pada tarian yang ada di Jawa Barat.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendeskripsikan konsep pembelajaran Muatan Lokal Seni Tari Daerah Setempat di SMPN 1 Rancakalong Kabupaten Sumedang. b. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran Muatan Lokal Seni Tari

Daerah Setempat di SMPN 1 Rancakalong Kabupaten Sumedang. c. Untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran Muatan Lokal Seni Tari

Daerah Setempat di SMPN 1 Rancakalong Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi : 1. Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan wawasan yang luas serta beberapa pengalaman, terutama pengalaman melakukan penelitian mengenai pembelajaran muatan lokal seni tari di SMPN 1 Rancakalong.


(14)

2. Guru Seni Tari

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran muatan lokal seni tari di SMPN 1 Rancakalong. 3. Siswa

Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk menghargai kesenian daerah setempat khususnya tarian daerah setempat Jawa Barat.

4. Sekolah

Untuk meningkatkan serta tetap mempertahankan pembelajaran muatan lokal seni tari dan memberikan referensi bahan bacaan dan sebagai dokumentasi di SMPN 1 Rancakalong.

5. Lembaga ( UPI )

Dengan adanya penelitian tentang pembelajaran muatan lokal seni tari daerah setempat di SMPN 1 Rancakalong, dapat memberikan informasi serta menambah literatur di perpustakaan UPI.

E. Asumsi

Asumsi adalah anggapan dasar yang tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. “Asumsi menjelaskan permasalahan secara jelas, yang dipikirkan selanjutnya adalah suatu gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih luas” Arikunto (2006:65). Dalam penelitian ini peneliti berasumsi bahwa pembelajaran muatan lokal seni tari daerah setempat


(15)

merupakan upaya sekolah dalam meningkatkan keterampilan tari siswa dan menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan Indonesia khususnya pada seni tari daerah setempat Jawa Barat yang didukung oleh komponen-komponen pembelajaran untuk menunjang keberhasilan pembelajaran.

F. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Deskriptif analisis yaitu suatu cara untuk menyelesaikan suatu persoalan yang aktual dengan cara membuat klasifikasi serta menganalisis dan menafsirkan data yang ada berdasarkan fakta yang aktual dengan alasan bahwa data yang diperoleh di lapangan dapat ditulis berdasarkan pemaparan dan gambaran mengenai Pembelajaran Muatan Lokal Seni Tari Daerah Setempat di SMPN 1 Rancakalong Kabupaten Sumedang.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka teknik penelitian yang akan di tempuh melalui :

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat apa yang nampak di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi langsung ke lapangan yaitu


(16)

kampus SMPN 1 Rancakalong dengan melihat proses pembelajaran muatan lokal seni tari berlangsung.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukakan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti kepada narasumber yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh data yang objektif dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada Guru mata pelajaran Seni Tari dan Siswa.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk menunjang penelitian, dimana peneliti mencari dan mengumpulkan data melalui sumber pustaka seperti buku, makalah, tesis, skripsi dan tulisan yang berhubungan dengan penelitian untuk melengkapi data penelitian.

d. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang ada di lapangan. Dokumentasi berupa bukti nyata untuk memperkuat suatu penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mendokumentasikan proses pembelajaran muatan lokal seni tari di SMPN 1 Rancakalong berupa gambar, dan merekap data-data yang diperlukan.


(17)

G. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah SMPN 1 Rancakalong di Jln. Raya Rancakalong km 2 Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang. Alasan mengambil lokasi tersebut karena di SMPN 1 Rancakalong merupakan satu-satunya sekolah yang mengajarkan Seni Tari di Kecamatan Rancakalong. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kelas VIIID di SMPN 1 Rancakalong, dengan jumlah siswa 24 orang.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap tentang bagaimana proses pembelajaran muatan lokal seni tari daerah setempat di SMPN 1 Rancakalong Kabupaten Sumedang. Dalam sebuah penelitian metode penelitian menjadi syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah masalah. Pemilihan metode yang tepat harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang akan dicapai, karena ketepatan penggunaaan metode dalam penelitian dapat mempengaruhi terhadap hasil penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analisis. Sukmadinata (2006:72) menyebutkan bahwa:

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusian. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perpedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.

Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan, bahwa metode deskriptif analisis yaitu suatu cara untuk menyelesaikan suatu persoalan atau fenomena dengan cara menganalisis dan menafsirkan data yang ada berdasarkan fakta yang aktual. Dalam penelitian ini metode deskriptif analisis digunakan peneliti karena peneliti ingin memaparkan dan mendeskripsikan dengan jelas mengenai konsep pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil pembelajaran muatan lokal seni tari


(19)

daerah setempat di SMPN 1 Rancakalong berdasarkan fakta dan data yang diperoleh di lapangan.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam sebuah penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Sugiono (2008:193) bahwa “terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.” Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka teknik penelitian yang akan di tempuh melalui :

1. Observasi

Menurut Arikunto (2006:22) “Observasi merupakan suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya, dan mencatatnya”, sedangkan Kunandar (2010:98) mengungkapkan bahwa “Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran”.

Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa observasi merupakan suatu pengamatan yang disengaja untuk memperoleh suatu data dengan cara melihat dan mengamati langsung hal yang akan diteliti yang mengacu pada pedoman observasi. Observasi dilakukan agar peneliti mendapatkan deskripsi yang aktual


(20)

mengenai proses pembelajaran muatan lokal seni tari di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi secara non partisipan artinya peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran, melainkan hanya mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung di SMPN 1 Rancakalong.

Kegiatan observasi dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian berlangsung, observasi awal dilakukan pada bulan november 2011 di SMPN 1 Rancakalong, bertujuan untuk melihat secara langsung bagaimana proses kegiatan belajar muatan lokal seni tari. Selanjutnya, peneliti melakukan observasi secara berulang sesuai dengan jadwal kegiatan pembelajaran muatan lokal seni tari kelas VIII D di SMPN 1 Rancakalong.

2. Wawancara

Sugiono (2010:130) menyebutkan bahwa “Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya dengan pihak yang ditanya atau penjawab”, sedangkan menurut Alwasilah (2006:154) “Interview dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh lewat observasi”. Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab langsung kepada responden dengan menggunakan wawancara terstruktur yang disiapkan oleh penulis (http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/07/teknik-pengumpulan-data-pada-tugas.html). Dari beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan, bahwa wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan percakapan antara peneliti dengan narasumber. Teknik


(21)

wawancara terjadi satu arah, pertanyaan diajukan dari peneliti dan pihak yang diwawancarai (narasumber) hanya memberikan jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan. Wawancara digunakan peneliti untuk menjawab permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran muatan lokal seni tari serta mendapatkan kejelasan data-data yang telah diamati. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara langsung kepada siswa dan Guru mata pelajaran muatan lokal seni tari. Tujuan melakukan wawancara tersebut yaitu untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat setelah peneliti melakukan observasi sebelumnya.

3. Studi Pustaka

Dalam penyusunan skripsi peneliti memerlukan sejumlah data yang diperoleh melalui kajian terhadap berbagai sumber kepustakaan yang berkaitan dengan masalah yang dikaji. Menurut Purwono “studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. (http://www.perkuliahan.com/apa-pengertian-studkepustakaan/#ixzz26xkL2kY5)

Studi pustaka dilakukan untuk menunjang penelitian, dimana peneliti mencari dan mengumpulkan data melalui sumber pustaka seperti buku, makalah, tesis, skripsi dan tulisan yang berhubungan dengan penelitian untuk melengkapi data penelitian. Sumber itu dijadikan landasan teori yang relevan dalam penelitian ini.


(22)

4. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, studi dokumentasi berperan penting. Menurut Sugiono (2010:329) “dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu”. Dokumentasi tersebut berupa bukti nyata untuk memperkuat penelitian. Peneliti mendokumentasikan berbagai hal yang diperoleh di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti mencari dokumen-dokumen penting terkait data yang ada di SMPN 1 Rancakalong dalam bentuk arsip administrasi, foto, video, RPP, data siswa untuk memperkuat penelitian.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka peneliti memaparkan penjelasan mengenai judul yang diteliti, istilah tersebut antara lain :

Pembelajaran adalah proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang ditandai dengan adanya proses saling mempengaruhi antara guru dengan murid yang di dalamnya terdapat hubungan komunikasi yang dapat menghasilkan perubahan sikap.

Muatan lokal adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah tersebut.

Seni Tari Daerah Setempat adalah seni tari yang berkembang di suatu wilayah atau daerah tertentu. Tari dari setiap wilayahnya mempunyai bentuk/jenis yang berbeda-beda.


(23)

SMPN 1 Rancakalong adalah tempat dimana manusia menuntut ilmu, yang berada di jln. Raya Rancakalong km 2 Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan pemaparan di atas, yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah suatu proses pemberian ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa di SMPN 1 Rancakalong mengenai tarian tradisional daerah setempat Jawa Barat yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa serta mempertahankan kesenian tradisional daerah setempat Jawa Barat.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena instrumen berfungsi untuk mengungkap fakta menjadi data. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiono (2008:148) bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.” Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa instrumen penelitian sangat diperlukan dalam suatu penelitian yang berfungsi untuk mengukur objek yang akan diteliti, sehingga dapat dihasilkan data yang relevan. Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian kita dapat menggunakan istrumen yang telah tersedia dan dapat pula menggunakan instrumen yang dibuat sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi untuk mendapatkan data yang diinginkan.


(24)

1. Pedoman Wawancara

Untuk melakukan wawancara dalam suatu penelitian, seorang peneliti memerlukan pedoman wawancara agar proses wawancara terjadi secara terarah dan pertanyaan yang dilontarkan sesuai dengan pokok permasalahan. Oleh karena itu, sebelum melakukan proses wawancara peneliti merumuskan dan membuat pedoman wawancara dengan beberapa pertanyaan yang mengarah pada pokok permasalahan yang akan diteliti.

2. Pedoman Observasi

Di dalam melakukan observasi, peneliti perlu menyiapkan instrumen penelitian yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi ini dapat berupa daftar yang dapat dicek (ceklis), hal tersebut digunakan untuk mempermudah peneliti dalam melihat kejadian-kejadian yang terjadi di lapangan.

3. Pedoman Tes

Tes merupakan alat ukur yang diberikan kepada sampel penelitian. Tes dapat berupa lisan, tulisan, dan perbuatan atau tindakan. Dalam penelitian ini jenis tes yang dilakukan adalah tes perbuatan yaitu mengukur kemampuan siswa dalam menghapal gerak tari yang telah diajarkan. Selain itu dilakukan pula tes lisan yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai tari Narantika Rarangganis. Aspek yang dinilai meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor.

a. Aspek kognitif merupakan pemahaman siswa mengenai Tari Narantika Rarangganis.


(25)

b. Aspek afektif merupakan penilaian sikap siswa.

c. Aspek psikomotor merupakan penilaian terhadap keterampilan dalam gerak. Berikut adalah tabel kreteria penilaian ketiga aspek tersebut :

No Skala Nilai Aspek Penilaian

Kognitif Afektif Psikomotor

1 90-99 A Siswa dapat menjawab semua

pertanyaan yang diberikan

Kedisiplinan, keaktifan, dan sikap sangat baik saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Mampu melakukan gerakan tari dengan hapal dan benar, sesuai dengan iringan musik, dan

penghayatannya menjiwai 2 80-89 B Siswa dapat

menjawab minimal 80% dari pertanyaan yang diberikan.

Kedisiplinan, keaktifan, dan sikap baik saat kegiatan

pembelajaran berlangsung.

Mampu melakukan gerakan tari dengan hapal dan benar, sesuai dengan iringan musik akan tetapi kurang

penjiwaan 3 70-79 C Siswa dapat

menjawab minimal 60% dari pertanyaan yang diberikan

Kedisiplinan, keaktifan, dan sikap cukup baik saat kegiatan pembelajaran berlangsung

Melakukan gerakan tari dengan benar, akan tetapi kurang sesuai dengan iringan musik dan penjiwaanya kurang Tabel 3.1

Aspek Penilaian Kegiatan Pembelajaran Muatan Lokal Seni Tari Daerah Setempat


(26)

E. Langkah-langkah Penelitian

Untuk membantu mempermudah proses penelitian di lapangan, peneliti mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pra Penelitian a. Observasi Awal

Peneliti melakukan observasi awal ke lokasi penelitian pada bulan november 2011. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, mengenal guru seni tari, dan mengetahui sekilas tentang pembelajaran muatan lokal seni tari yang dilakukan di sekolah.

b. Menentukan Judul Penelitian

Setelah melakukan observasi awal peneliti mendapatkan informasi yang kini dijadikan judul penelitian.

c. Penyusunan Proposal

Peneliti menyusun proposal tentang Pembelajaran Muatan Lokal Seni Tari Daerah Setempat di SMPN 1 Rancakalong setelah ditemukan masalah yang akan diteliti di lapangan. Hal ini tidak terlepas dari bimbingan Dosen Pembimbing.

d. Menyelesaikan Administrasi Penelitian

Setelah proposal disetujui oleh Dewan Skripsi, langkah selanjutnya yang ditempuh peneliti adalah menyelesaikan administrasi yang diperlukan sebelum pelaksanaan penelitian antara lain : SK (Surat Keputusan) Pembimbing 1 dan 2,


(27)

Surat Permohonan Izin Penelitian, dan Surat Rekomendasi dari Lokasi Penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian a. Reduksi Data

Memilih dan menggolongkan data-data yang diperoleh dengan cara melakukan pengamanatan secara langsung di lapangan yang disesuaikan dengan pedoman observasi. Selanjutnya dengan kegiatan wawancara dengan narasumber yang disesuaikan dengan pedoman wawancara, serta dengan cara mempelajari sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan penelitian.

b. Penyajian Data

Data yang diperoleh di lapangan melalui observasi dan wawancara, studi literatur dan dokumentasi kemudian dikaji dan dianalisis untuk memperoleh data yang dapat menjawab pertanyaan penelitian.

c. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir yaitu peneliti menarik kesimpulan yang disusun ke dalam bentuk skripsi, yang didalamnya melaporkan hasil dari penelitian di lapangan.

F. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi

Lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah SMPN 1 Rancakalong yang berlokasi di Jln. Raya Rancakalong km 2 Kecamatan


(28)

Rancakalong Kabupaten Sumedang. Pemilihan lokasi di sekolah ini dengan pertimbangan bahwa sekolah ini merupakan satu-satunya sekolah yang mengajarkan muatan lokal Seni Tari di Kecamatan Rancakalong. Penelitian ini dilakukan pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIID di SMPN 1 Rancakalong yang berjumlah 24 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 11 orang dan siswa perempuan 13 orang. Alasan memilih kelas VIIID dikarenakan kelas tersebut merupakan kelas yang memiliki karakteristik siswa-siswa nakal dan kurang memiliki rasa ketertarikan terhadap pembelajaran seni tari dibandingkan dengan kelas VIII lainnya. Sehinnga peneliti tertarik untuk meneliti proses dan hasil pembelajaran seni tari di kelas tersebut.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara untuk mendapatkan hasil penelitian. Data tersebut diperoleh dari teknik pengumpulan data yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi. Seluruh data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dikumpulkan kemudian dianalisis berdasarkan metode deskriptif analisis. Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu peneliti perlu menentukan pola atau alur analisis. Menurut Miles & Huberman (1992: 16) “Bahwa analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi”


(29)

(http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/11/penelitian-kualitatif). Pola yang dipakai peneliti dalam penelitian ini mengacu pada paparan diatas yaitu :

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan data-data yang muncul di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti memilih dan menggolongkan data-data yang diperoleh dari lapangan sesuai dengan fokus permasalahan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan dapat mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati dan melihat secara langsung proses pembelajaran muatan lokal seni tari daerah setempat di SMPN 1 Rancakalong.

2. Penyajian Data

Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah penyajian data. Penyajian data tersebut berupa uraian yang telah dirangkum mengenai masalah yang diteliti, yakni uraian mengenai konsep pembelajaran seni tari daerah setempat, proses pembelajaran seni tari daerah setempat, dan hasil dari pembelajaran muatan lokal seni tari daerah setempat di SMPN 1 Rancakalong. 3. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir dalam peneletian ini adalah penarikan kesimpulan data. Penarikan kesimpulan dimaksudkan agar memperjelas dari penelitian ini.


(30)

Ketiga aktivitas dalam menganalisis data tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan 3.1 Proses Analisis Data Reduksi

Data

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah ditemukan diperoleh kesimpulan bahwa melalui konsep pembelajaran muatan lokal seni tari daerah setempat yang disusun secara berkesinambungan serta diimplementasikan pada proses pembelajaran dengan materi ajar Tari Narantika Rarangganis secara maksimal dapat memberikan hasil yang maksimal dengan melihat adanya perubahan siswa dari berbagai aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Dari penelitian ini ditemukan bahwa pembalajaran muatan lokal seni tari daerah setempat tidak hanya penguasaan gerak tari saja, malainkan di dalamnya terkandung nilai-nilai yang positif diantaranya kedisiplinan, ketekunan, keharmonisan dan kerjasama. Dengan demikian penelitian ini memberikan hasil yaitu pembelajaran muatan lokal seni tari daerah setempat dengan bahan ajar Tari Narantika Rarangganis dapat dijadikan salah satu upaya sekolah dalam meningkatkan keterampilan siswa yang dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya Indonesia yaitu seni tari daerah setempat Jawa Barat.


(32)

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan di lapangan, maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut :

1. Siswa

a. Diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari seni tradisi.

b. Diharapkan agar siswa mencintai seni tradisi yang ada di Indonesia khususnya Jawa Barat.

2. Guru Seni Tari

a. Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi mengenai proses pembelajaran.

b. Diharapkan agar dapat membuat RPP untuk tiap pertemuan pembelajaran.

c. Diharapkan dapat memberikan motivasi dan meningkatkan kinerja dalam mengajar.

3. Lembaga Sekolah

a. Diharapkan dapat memberikan referensi dan evaluasi mengenai pembelajaran muatan lokal seni tari daerah setempat di sekolah

b. Dapat mempertahankan mata pelajaran muatan lokal seni tari, karena merupakan suatu wadah untuk memperkenalkan dan memberikan materi budaya daerah setempat.


(33)

c. Diharapkan dapat memberikan ruang khusus untuk proses kegiatan pembelajaran berlangsung

4. Peneliti Berikutnya

a. Disarankan agar menerapkan pembelajaran muatan lokal seni tari daerah setempat di sekolah lain untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran ini dilakukan di sekolah lain.

b. Diharapkan adanya tindak lanjut dan penyempurnaan khususnya bagi peneliti berikutnya, dengan menggunakan metode dan konsep lainnya.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. (2006). Pokoknya Kualitatif. Jakarta : Pustaka Jaya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Caturwati, Endang. (2007). Tari di Tatar Sunda. Bandung : Sunan Ambu Press – STSI Bandung.

Djamarah, B.Syaiful. dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada.

Masunah, Juju dan Uus Karwati. (2003). Topeng Cirebon. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tari Tradisional (P4ST) UPI.

Masunah, Juju dan Tati Narawati. (2003). Seni dan Pendidikan Seni. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tari Tradisional (P4ST) UPI. Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Sanjaya, Wina. (2006). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Kencana Perdana Media Group.

Soepandi, Atik dkk. (1999). Ragam Cipta Mengenal Seni Pertunjukan Daerah Jawa Barat. Bandung : CV. Sampurna.

Sudjana, Nana. (2002). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Sukmara, Dian. (2007). Implementasi Life Skill dalam KTSP. Bandung: Mughni Sejahtera.

Susilana, Rudi dkk. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran.

Tim Penyusun. (1994).Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP (Muatan Lokal Seni Tari) Tahun 1994. Bandung : Depdikbud Provinsi Jawa Barat.


(35)

SUMBER LAIN :

www.slidershare.net/smpbudiagung/pengembangan-model-mata-pelajaran-muatan-lokal

http : ningnongcha.wordpres.com/2011/06

http://www.perkuliahan.com/apa-pengertian-studi-kepustakaan/#ixzz26xkL2kY5 http: // id.wikipedia.org/wiki/Tari Rakyat.

http.//edukasi.kompasiana.com/2011/02/11/Penelitian-kualitatif.

Massofa.wordpress.com/2008/02/06/strategi-pembelajaran-kesenian-dan-keterampilan-bag-1/


(1)

Ketiga aktivitas dalam menganalisis data tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan 3.1 Proses Analisis Data Reduksi

Data

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan


(2)

Nita Elia Kardiani, 2012

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah ditemukan diperoleh kesimpulan bahwa melalui konsep pembelajaran muatan lokal seni tari daerah setempat yang disusun secara berkesinambungan serta diimplementasikan pada proses pembelajaran dengan materi ajar Tari Narantika Rarangganis secara maksimal dapat memberikan hasil yang maksimal dengan melihat adanya perubahan siswa dari berbagai aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Dari penelitian ini ditemukan bahwa pembalajaran muatan lokal seni tari daerah setempat tidak hanya penguasaan gerak tari saja, malainkan di dalamnya terkandung nilai-nilai yang positif diantaranya kedisiplinan, ketekunan, keharmonisan dan kerjasama. Dengan demikian penelitian ini memberikan hasil yaitu pembelajaran muatan lokal seni tari daerah setempat dengan bahan ajar Tari Narantika Rarangganis dapat dijadikan salah satu upaya sekolah dalam meningkatkan keterampilan siswa yang dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya Indonesia yaitu seni tari daerah setempat Jawa Barat.


(3)

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan di lapangan, maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut :

1. Siswa

a. Diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari seni tradisi.

b. Diharapkan agar siswa mencintai seni tradisi yang ada di Indonesia khususnya Jawa Barat.

2. Guru Seni Tari

a. Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi mengenai proses pembelajaran.

b. Diharapkan agar dapat membuat RPP untuk tiap pertemuan pembelajaran.

c. Diharapkan dapat memberikan motivasi dan meningkatkan kinerja dalam mengajar.

3. Lembaga Sekolah

a. Diharapkan dapat memberikan referensi dan evaluasi mengenai pembelajaran muatan lokal seni tari daerah setempat di sekolah

b. Dapat mempertahankan mata pelajaran muatan lokal seni tari, karena merupakan suatu wadah untuk memperkenalkan dan memberikan materi budaya daerah setempat.


(4)

Nita Elia Kardiani, 2012

c. Diharapkan dapat memberikan ruang khusus untuk proses kegiatan pembelajaran berlangsung

4. Peneliti Berikutnya

a. Disarankan agar menerapkan pembelajaran muatan lokal seni tari daerah setempat di sekolah lain untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran ini dilakukan di sekolah lain.

b. Diharapkan adanya tindak lanjut dan penyempurnaan khususnya bagi peneliti berikutnya, dengan menggunakan metode dan konsep lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. (2006). Pokoknya Kualitatif. Jakarta : Pustaka Jaya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Caturwati, Endang. (2007). Tari di Tatar Sunda. Bandung : Sunan Ambu Press – STSI Bandung.

Djamarah, B.Syaiful. dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada.

Masunah, Juju dan Uus Karwati. (2003). Topeng Cirebon. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tari Tradisional (P4ST) UPI.

Masunah, Juju dan Tati Narawati. (2003). Seni dan Pendidikan Seni. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tari Tradisional (P4ST) UPI. Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Sanjaya, Wina. (2006). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Kencana Perdana Media Group.

Soepandi, Atik dkk. (1999). Ragam Cipta Mengenal Seni Pertunjukan Daerah Jawa Barat. Bandung : CV. Sampurna.

Sudjana, Nana. (2002). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Sukmara, Dian. (2007). Implementasi Life Skill dalam KTSP. Bandung: Mughni Sejahtera.

Susilana, Rudi dkk. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran.

Tim Penyusun. (1994).Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP (Muatan Lokal Seni Tari) Tahun 1994. Bandung : Depdikbud Provinsi Jawa Barat.


(6)

Nita Elia Kardiani, 2012

SUMBER LAIN :

www.slidershare.net/smpbudiagung/pengembangan-model-mata-pelajaran-muatan-lokal

http : ningnongcha.wordpres.com/2011/06

http://www.perkuliahan.com/apa-pengertian-studi-kepustakaan/#ixzz26xkL2kY5 http: // id.wikipedia.org/wiki/Tari Rakyat.

http.//edukasi.kompasiana.com/2011/02/11/Penelitian-kualitatif.

Massofa.wordpress.com/2008/02/06/strategi-pembelajaran-kesenian-dan-keterampilan-bag-1/