PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SENI TARI PADA S (1)

OBSERVASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SENI TARI
PADA SISWA KELAS 11
DI SMA NEGERI 1 PEMALANG
Oleh :
Rekta Kartika Prabawaningtyas

A. Pendahuluan
Pendidikan seni khususnya pendidikan seni tari di sekolah sangat
diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan, kepekaan rasa dan keterampilan
siswa terhadap kebudayaan Indonesia. Namun pada zaman sekarang ini, minat siswa
dalam mempelajari pendidikan seni tari di sekolah berkurang. Hal ini bisa disebabkan
sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah tidak menarik perhatian siswa. Faktor
guru, sekolah, fasilitas dan kurikulum juga sangat berpengaruh dalam pelaksanaan
pendidikan seni tari. Jika suatu sekolah memiliki guru yang berkompeten serta kreatif
dalam memberikan pembelajaran, maka siswa akan ikut tertarik mengikuti
pembelajaran pendidikan seni tari di sekolah. Fasilitas yang lengkap juga dapat
mendorong lancarnya proses pembelajaran bagi siswa. Kurikulum yang diterapkan
juga sangat berpengaruh bagi guru dan siswa itu sendiri. Jika salah satu faktor diatas
tidak terpenuhi maka pendidikan seni tari di sekolah-sekolah tidak dapat berjalan
dengan lancar. Untuk itu, pada kesempatan kali ini penulis melakukan observasi
mengenai pembelajaran pendidikan seni tari di SMA Negeri 1 Pemalang.

Tujuan diadakannya observasi ini yaitu untuk mengetahui bagaimana proses
pembelajaran pendidikan seni tari di sekolah. Observasi ini dilaksanakan pada hari
Sabtu, 22 Oktober 2016 di SMA Negeri 1 Pemalang (Jalan Jenderal Gatot Subroto,
Pemalang, Jawa Tengah).
Metode observasi yang penulis gunakan untuk menulis makalah ini yaitu
dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode observasi adalah
metode yang digunakan dengan mengobservasi atau melihat langsung proses
pembelajaran pendidikan seni tari di sekolah. Metode wawancara adalah metode yang
digunakan dengan mewawancarai secara langsung narasumber yang terkait. Dan

metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan dengan mendokumentasikan hasil
observasi di tempat.

B. Landasan Teori
Pembelajaran seni dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan yang membentuk
jiwa dan kepribadian anak. Hal ini sejalan dengan pernyataan Plato (dalam Rohidi
2000 : 7 dalam Eny Kusumastuti : 6) bahwa pendidikan seni dapat dijadikan dasar
pendidikan. Pembelajaran seni memberikan

andil untuk mengoptimalkan


perkembangan potensi yang ada pada anak usia dini, yang sesuai dengan kebutuhan
individu, sosial dan budaya warga masyarakatnya, yang hasilnya tercermin dalam cara
berfikir, bersikap dan bertindak.
Pendidikan seni tari juga sangat efektif diberikan pada anak karena dapat
melatih keterampilan dan koordinasi gerakan anak, sekaligus sebagai sarana untuk
memperkenalkan, membudayakan dan menanamkan nilai-nilai seni budaya bangsa
(Kusumastuti 2003 : 42 dalam Eny Kusumastuti : 2).
Pendidikan seni tari juga mampu membentuk budi pekerti anak sesuai dengan
nilai-nilai budaya bangsa (Lestari 1998: 160 dalam Eny Kusumastuti : 2).
Pembelajaran seni untuk siswa idealnya diberikan saling keterkaitan antara
seni musik, seni tari, seni rupa dan drama. Sebagaimana yang telah dirumuskan oleh
Depdiknas (2001: 7 dalam Eny Kusumastuti : 5) bahwa pembelajaran seni meliputi
semua bentuk kegiatan tentang aktivitas fisik dan cita rasa keindahan, yang tertuang
dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berkreasi dan berapresiasi melalui bahasa
rupa, bunyi, gerak dan peran.
Pendidikan seni tari bertujuan: (1) memperoleh pengalaman seni berupa
pengalaman apresiasi seni dan pengalaman ekspresi seni, (2) memperoleh
pengetahuan seni, misalnya teori seni, sejarah seni, kritik seni dan lain-lain (Rusyana
2000: 7 dalam Eny Kusumastuti : 6).


C. Pembahasan
Pendidikan seni tari di sekolah sangat diperlukan bagi siswa untuk
mengembangkan pengetahuan, kepekaan rasa dan keterampilan siswa dalam upaya
melestarikan kebudayaan Indonesia. Berikut hasil observasi pembelajaran pendidikan
seni tari di SMA Negeri 1 Pemalang.

SMA Negeri 1 Pemalang terletak di Jalan Jenderal Gatot Subroto,
Pemalang, Jawa Tengah. Sekolah ini berada di daerah yang strategis, dekat jalan raya,
berada ditengah-tengah kota serta memiliki wilayah yang cukup luas. Sekolah ini
berdiri pada tanggal 16 Agustus 1962. SMA Negeri 1 Pemalang sangat unggul dalam
bidang akademik maupun non-akademik, hal ini dibuktikan dengan banyaknya
prestasi yang didapatkan oleh para siswa. SMA Negeri 1 Pemalang menyediakan
berbagai fasilitas yang mendukung untuk proses kegiatan pembelajaran bagi siswa.
Fasilitas yang diberikan sekolah untuk siswa dalam mempelajari materi pendidikan
seni tari diantaranya :
1.

Aula
SMA Negeri 1 Pemalang memiliki aula yang cukup luas, biasanya aula

tersebut digunakan untuk kegiatan pembelajaran seni tari khususnya saat kegiatan
praktek. Selain digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, aula tersebut juga
biasa digunakan untuk acara-acara besar yang diadakan di kabupaten Pemalang
seperti FLS2N, O2SN, POPDA, dan lain sebagainya. Akan tetapi, saat ini aula
tersebut belum bisa digunakan secara sepenuhnya karena masih dalam proses
renovasi.

2.

Panggung Tertutup
Panggung tertutup terletak didalam aula, panggung ini biasa digunakan
untuk pagelaran siswa kelas 12, Gelar Kreatifitas Siswa, dan acara besar lainnya
di sekolah.

3.

Ruang Gending dan Seperangkat Gending
SMA Negeri 1 Pemalang menyediakan Seperangkat Alat Gending yang
cukup lengkap. Sekolah menyediakan fasilitas tersebut dengan tujuan agar siswa
dapat berekspresi dan mengenal kebudayaan Jawa. Bagi siswa yang ingin belajar

karawitan dapat mengeksplor dirinya lewat kegiatan ekstrakurikuler karawitan
yang diadakan setiap hari Senin.

4.

Ruang Musik dan Seperangkat Alat Musik
Ruang musik biasanya digunakan untuk pembelajaran seni musik. Tetapi
tidak hanya untuk seni musik, terkadang siswa juga memanfaatkan tempat ini
untuk belajar dance dan menggabungkan antara seni musik dan seni tari. Ruang
seni musik tersebut kedap suara dan terletak diujung sekolah sehingga tidak
mengganggu jalannya proses pembelajaran yang lain.

Proses pembelajaran pendidikan seni tari tidak terlepas dari adanya sumber
daya manusia. Di SMA Negeri 1 Pemalang terdapat 3 guru seni yaitu seni tari, seni
musik, dan seni rupa. Pada proses observasi kali ini, penulis hanya melakukan
wawancara dengan guru seni tari. Berikut adalah profil guru seni tari di SMA Negeri 1
Pemalang, beliau bernama Bapak Noor Ali Santosa yang lahir di Pemalang pada
tanggal 8 April 1965, bertempat tinggal di Jl. Jati 2 no.47, RT.01 RW.03, Griya
Pelutan Indah, Pemalang. Beliau menempuh pendidikan di SD N 01 Kebondalem,
SMP N 4 Pemalang, SPG Pemalang, D3 IKIP Semarang (Jurusan Seni Tari), dan S1

UNNES (Jurusan Sendratasik, Prodi Pendidikan Seni Tari). Pengalaman beliau
mengajar di SMA Negeri 1 Pemalang sudah 26 tahun. Selain guru pendidikan seni
tari, SMA Negeri 1 Pemalang juga memberikan wadah lain bagi siswa yang ingin
belajar tari-tarian yaitu dengan diadakannya ekstrakurikuler seni tari. Di dalam
ekstrakurikuler tari tersebut juga difasilitasi seorang pelatih yang bernama Mas Sena,
beliau lulusan S1 UNNES Jurusan Sendratasik Prodi Seni Tari dan sekarang sedang
menempuh S2 di UNNES.
Setiap sekolah memiliki visi dan misi yang digunakan untuk mencapai
tujuan sekolah. Berikut visi dan misi SMA Negeri 1 Pemalang :
1.

Visi
Mewujudkan insan Indonesia yang berkepribadian Pancasila, Kuat Iman,
Berakhlak Mulia, Berprestasi Prima dan Berwawasan Global.

2.

Misi
Menumbuhkan pengamalan ajaran agama yang dianut warga sekolah dan juga
budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga siswa
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Menumbuhkan semangat keunggulan pada seluruh warga sekolah.
Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah
dan jajaran sekolah.
Mengembangkan sarana pendidikan yang memadai sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari visi dan misi diatas, SMA Negeri 1 Pemalang menerapkan salah satu

misi yang berisi menumbuhkan pengamalan budaya bangsa sehingga menjadi sumber
kearifan dalam bertindak, maksud dari misi ini yaitu bahwa sekolah mengajarkan

siswa untuk mengamalkan budaya yang ada didaerah maupun nasional yang
digunakan sebagai cerminan dalam bertindak.
Pendidikan seni tari sangat diperlukan dalam pengembangan siswa di
sekolah. Proses pelaksanaan pendidikan seni tari itu sendiri tidak terlepas dari materi
yang diajarkan, metode pelaksanaan pembelajaran, tujuan umum dan tujuan spesifik
pembelajaran, media, evaluasi, dan konsep paradigma berfikir guru.
Kurikulum berperan penting dalam pembelajaran pendidikan seni tari di
sekolah. Di SMA Negeri 1 Pemalang kurikulum yang digunakan adalah kurikulum

2013. Materi yang diajarkan, pada semester 1 diberikan tari tradisi yakni tari
gambyong untuk siswa perempuan dan tari gedrug-gedrug untuk siswa laki-laki.
Materi yang disampaikan dalam tari tradisi ini meliputi konsep ragam gerak dasar tari
tradisional, teknik ragam gerak dasar tari tradisional, eksplorasi merangkai gerak
dasar tari tradisional. Pada semester 2 materi yang diberikan adalah tari kreasi.
Metode pelaksanaan pembelajaran yang digunakan adalah melalui
pendekatan scientific dan metode discovery learning. Pendekatan scientific adalah
pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi atau mengolah informasi, mengkomunikasikan, dan menciptakan.
Sedangkan metode discovery learning adalah proses pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan sehingga siswa menjadi lebih
aktif.
Dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar tentu terdapat tujuan umum
dan tujuan spesifik yang harus dicapai dalam setiap proses pembelajaran tersebut.
Tujuan umum pembelajaran tari tradisi yang diajarkan untuk siswa dalam semester 1
ini yaitu siswa mengamati konsep ragam gerak dasar tari tradisional, siswa dapat
mengidentifikasi teknik ragam gerak dasar tari tradisional, siswa dapat merangkai gerak
dasar tari tradisional, siswa melakukan asosiasi gerak dasar tari tradisional. Tujuan
spesifik pembelajaran seni tari semester 1 yaitu:
Minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-4 : memahami konsep, teknik dan prosedur

dalam meniru ragam gerak tari tradisi.
Minggu ke-5 sampai dengan minggu ke-8 : Memeragakan gerak tari tradisi
berdasarkan konsep, teknik, dan prosedur sesuai dengan hitungan/ketukan.
Minggu ke-9 sampai dengan minggu ke-12 : Memeragakan gerak tari tradisi
berdasarkan bentuk, jenis dan nilai estetis sesuai iringan.

Minggu ke-13 sampai ke-16 : Memeragakan ragam gerak tari tradisi berdasarkan
konsep, teknik dan prosedur sesuai dengan iringan.
Media yang disediakan sekolah dalam pembelajaran seni tari yaitu tape yang
digunakan untuk memutar musik yang akan ditarikan, sampur sebagai properti tari,
laptop digunakan untuk materi dan memutarkan contoh video tari, proyektor digunakan
untuk menampilkan teori yang akan dipelajari, dan alat musik karawitan yang digunakan
sebagai alat pengiring langsung dalam praktek tari.
Sistem evaluasi yang digunakan di SMA Negeri 1 Pemalang dalam proses
pembelajaran seni tari yaitu tataran proses dan final. Tataran proses yang dilihat yaitu
pada teori tertulis dan kegiatan praktek menari dalam setiap pertemuan. Sedangkan
tataran final yang dilihat yaitu pada saat siswa menampilkan sebuah tarian yang telah
diajarkan atau pada saat pagelaran penilaian akhir.
Konsep paradigma berfikir yang ditanamkan oleh Pak Ali yakni menanamkan
cinta terhadap seni budaya Indonesia baik seni daerah maupun nasional melalui apresiasi

seni dan praktek.

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil observasi diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan seni tari di
sekolah sangat diperlukan bagi siswa untuk mengembangkan pengetahuan,
kepekaan rasa dan keterampilan siswa dalam upaya melestarikan kebudayaan
Indonesia. Proses pelaksanaan pendidikan seni tari tidak terlepas dari materi yang
diajarkan, metode pelaksanaan pembelajaran, tujuan umum dan tujuan spesifik
pembelajaran, media, evaluasi, dan konsep paradigma berfikir guru. Selain itu,
kurikulum, sumber daya manusia dan fasilitas yang diberikan sekolah juga sangat
berpengaruh kepada siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan
seni.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat disampaikan adalah setiap
sekolah hendaknya memiliki guru pendidikan seni yang berkompeten dan kreatif
sehingga dapat menarik perhatian siswa dalam mempelajari materi pendidikan seni
tari. Dan bagi sekolah, hendaknya memberikan dukungan dan kesempatan yang

cukup luas bagi guru dan siswa serta memberikan fasilitas sarana dan prasarana

yang lengkap dalam melakukan proses pembelajaran pendidikan seni tari.

E. DAFTAR PUSTAKA
Kusumastuti, Eny. Pelatihan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu sebagai Upaya
Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar di Kabupaten
Semarang. Semarang:academia.edu.
Kusumastuti, Eny. Pelatihan Pembelajaran Seni Tari pada Anak Usia Dini melalui
Pendekatan Ekspresi Bebas bagi Guru Taman Kanak-Kanak Wilayah
Kecamatan Gajah Mungkur Semarang. Semarang:academia.edu.
Kusumastuti, Eny. Pendidikan Seni Tari melalui Pendekatan Ekspresi Bebas, Disiplin
Ilmu dan Multikultural sebagai Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa.
Semarang:academia.edu.

Lampiran Dokumentasi Observasi

1. SMA Negeri 1 Pemalang

4. Panggung Tertutup

2. Aula SMA Negeri 1 Pemalang

5. Ruang Musik

(masih dalam proses renovasi)

3. Ruang Gending

6. Guru P.Seni Tari di SMA Negeri 1
Pemalang

7. Pembelajaran Pendidikan Seni Tari kelas 11 di SMA Negeri 1 Pemalang
a. Tari Gambyong
b. Pemakaian
Kostum
yang
dicontohkan oleh Pak Ali

c. Tari Gedrug-Gedrug

8. Media

yang

digunakan

Pembelajaran Praktek

saat

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25