Sistem Pengendalian Internal Aktiva Tetap Pada Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Asahan Chapter III IV

BAB III
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA BADAN
PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN
ASAHAN
Dalam BAB III ini penulis akan membuat pembahasan mengenai
pengawasan internal aktiva tetap yang akan dilakukan dengan cara
membandingkan teori yang diperoleh dari hasil tinjauan ke Badan Pengelola
keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Asahan.
A. PENGERTIAN AKTIVA TETAP
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya termasuk data-data
yang dikumpulkan oleh penulis beserta hasil penelitian yang diperoleh dan
lapangan, maka pada bab ini penulis akan mencoba membahas objek
penelitian yang dititik beratkan pada penerapan Standar Akuntansi
Keuangan. Sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
bahwa dalam memperoleh aktiva tetapmdapat dilakukan dengan berbagai
cara. Begitu juga halnya dengan yang dilakukan oleh Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Asahan
Untuk memahami pengertian aktiva tetap perlu dikemukan beberapa
definisi mengenai aktiva tetap tersebut antara lain ;
Aktiva tetap (aset) adalah aktiva yang dapat digunakan dalam jangka
waktu yang lama dan bentuk fisiknya memberikan kegunaan dari aktiva

tersebut, contohnya tanah, bangunan, peralatan, batu bara, dan barang-

Universitas Sumatera Utara

barang tambang lainnya. Dari berbagai macam –macam aktiva tetap
tersebut, tanah merupakan suatu jenis yang unik. Harga beli tanah tidak
menurun selama berjalannya waktu.
Ikatan Akuntansi Indonesia PSAK (2012 ; 161) menyebutkan bahwa
“Aktiva tetap adalah asset berwujud yang dimiliki untuk disediakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak
lain, atau tujuan yang administrative dan diperkirakan untuk digunakan
lebih dari satu periode “.
Firdaus ( 2010 ; 177) menyebutkan bahwa “Aktiva tetap adalah asset yang
diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk jangka waktu
yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam
kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya
besar atau material”.
Dari pengertian diatas diperoleh suatu kesimpulan bahwa aktiva tetap
mempunyai sifat utama, yaitu :
1. Mempunyai kemungkinan masa manfaat di masa datang yang

mempunyai kemampuan sendiri maupun kombinasi dengan aktiva
lainnya untuk menyumbangkan aliran kas masuk di masa yang akan
datang baik langsung maupun tidak langsung.
2. Transaksi-transaksi menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk
memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut.
Suatu aktiva yang memiliki nilai uang dan berbentuk fisik yang menjadi
milik perusahaan dinamakan aktiva berwujud misalnya tanah, gedung,

Universitas Sumatera Utara

mesin-mesin, peralatan kantor, kendaraan, dan lain-lain. Aktiva tetap
mempunyai kriteria antara lain berwujud, dimiliki oleh perusahaan, masa
operasinya lebih dari satu tahun atau jangka waktu relatif lama, nilainya
besar, dan tidak untuk dijual.

B. JENIS-JENIS AKTIVA TETAP
Aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa segi, yaitu :
1. Substansi
Substansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya.
Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a.

Aktiva berwujud (Tangible FixedAsset)
Contoh : tanah, mesin, gedung, peralatan, dan kendaraan.

b.

Aktiva tidak berwujud (Intangible FixedAsset)
Contoh : goodwill, paten, merk dagang (trademark),
hak cipta (copyright).

2. Umur
Pengkatagorian aktiva tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui
perlu tidaknya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan, mengingat
aktiva tetap memiliki masa manfaat yang berbeda-beda berdasarkan
umurnya aktiva tetap terdiri dari :
a.

Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya tidak
terbatas. Misal; tanah, bangunan pabrik, gudang dankantor.


b.

Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya

Universitas Sumatera Utara

terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa
kegunaannya telah berakhir. Misal; Bangunan, mesin,
perlengkapan kantor, kendaraan dan alattransport.
c.

Aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas,
dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa
kegunaannya sudah habis, seperti tambang hutan atau biasa
disebut Aktiva Sumber Alam.

3. Penyusutan
a.


Aktiva tetap yang disusutkan (Depreciated
Plant Asset) Contoh : Gedung, mesin, kendaraan,dll.

b.

Aktiva tetap yang tidak disusutkan (Undepreciated PlantAsset)
Contoh : Tanah

4. Jenis
Aktiva tetap menurut jenisnya adalah :
a.

Tanah
Sebagai tempat berdirinya bangunan untuk operasional
perusahaan, termasuk perizinan dan tidak disusutkan.

b.

Pengembangantanah
Seperti: jalan untuk mobil, peralatan parkir, dan pagar.


c.

Bangunan/Gedung
Seperti : toko, pabrik, gudang termasuk tata letak (lay out).

d.

Peralatan
Seperti komputer, furniture, mesin pabrik, peralatan pengiriman,

Universitas Sumatera Utara

termasuk kendaraan penunjang.

C. CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Setiap aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh
jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh
aktiva tersebut.
Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli

aktiva tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap
tersebut dapat digunakan oleh perusahaan.
Ikatan Akuntansi Indonesia PSAK 16 (2006) berpendapat bahwa “Biaya
perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor
dan PPH masuknya tidak boleh retribusi (non refundable), dan setiap biaya
yang dapat diretribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tetap
potongan dikurangkan dari harga pembelian.
Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh
aktiva tetap dengan beberapa cara, dengan pembelian, disumbangkan
(hadiah), dan dibangun sendiri.
D. PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva dalam menyediakan
manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan
pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap
tersebut menurun dari hari ke hari. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia,

Universitas Sumatera Utara

(2006) penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan
dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat.

Hal-hal yang menyebabkan penyusutan biasa diidentifikasi sebagai
penyusutan fisik atau penyusutan fungsional. Penyusutan fisik terjadi
disebabkan kerusakan ketika digunakan, dan karena cuaca. Sedangkan
penyusutan fungsional terjadi karena aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi
mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan.
Disamping pengeluaran dalam masa penggunaan, masalah penyusutan
merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap.
Menurut Harahap (2005;53) yang dimaksud dengan penyusutan adalah :
“Pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaannya”.
Beberapa istilah khusus didalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian
aktiva terkait dengan proses harga pokok perolehan aktiva tetap, antara
laina:
a. Depresiasi
Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva
tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik,
b. Deplesi
Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan
(penyusutan) untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam (wasting
asset) yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
c. Amortisasi


Universitas Sumatera Utara

Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan
(penyusutan) untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke
penghasilan secara periodik.
Bebrapa faktor yang harus diperhatikan guna menetapkan besar bahan
penyusutan setiap periodik adalah :
1. Harga perolehan aktiva
Yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk
memperoleh aktiva sampai keadaan siap pakai.
2.

Estimasi nilai pada akhir umur manfaat (nilai residu), yaitu tafsiran

(penjualan) melalui kas aktiva tetap tersebut setelah akhir penggunaan
atau pada saat aktiva tetap tersebut harus ditarik dari kegiatan operasi.
Biaya yang disusutkan (depreciable cost) adalah jumlah yang harus
disebarkan sepanjang umur manfaat aktiva sebagai beban penyusutan.
3. Umur tekhnis

Umur manfaat yang diperkirakan (expected useful life) atas aktiva tetap
juga harus diestimasi pada saat aktiva tetap berwujud dapat
memberikan manfaat dalam waktu yang terbatas, yaitu :
i.

Faktor Fisik

Aus karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deteroralition
and deacay), dan karena merupakan faktor fisik yang dapat mengurangi
fu ngsi aktiva tetap.
ii.

Faktor Fungsional

Universitas Sumatera Utara

Faktor

fungsional


yang

membatasi

umur

aktiva

berupa

ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu
diganti, perubahan permintaan terhadap barang maupun jasa yang
dihasilkan, kemajuan tekhnologi yang menyebabkan suatu aktiva tidak
ekonomis lagi apabila dipakai.
iii. Pola pemakaian
Pola pemakaian harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan
pembebanan penyusutan terhadap produksi.
Diperlukan suatu metode untuk menghitung besarnya pengalokasian
pembebanan penyusutan aktiva tetap. Tiga metode penyusutan yang
paling umum digunakan adalah metode garis lurus, metode unit
produksi, dan metode saldo menurun ganda
a. Straight line methode (metode garis lurus)
Metode ini menghitung penyusutan berat beban penyusutan dibebankan
secara merata. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban
penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu
aktiva tetap. Beban penyusutan menurun metode ini dihitung sebagai
berikut :
Penyusutan garis lurus per tahun = ����� ��������� −
����� ����
Umur Kegunaan

Contoh :

Universitas Sumatera Utara

Sebuah

mesin

giling

menunjukan

bahwa

biaya

perolehannya

Rp5.000.000,-. Umur manfaat 5 tahun dan nilai residu Rp500.000,-.
Hitunglah penyusutan per tahun!
Penyusutan per tahun adalah Rp900.000,- sebagaimana perhitungan
berikut.
Penyusutan per tahun = Rp5.000.000 – Rp500.000
5
=Rp900.000,-

Tabel 10.1
Penyusutan Dengan Metode Garis Lurus
Tahun

Penyusutan

Akumulasi

Nilai Tercatat

Penyusutan

Akhir Tahun

0

-

-

Rp5.000.000,-

1

Rp900.000,-

Rp900.000,-

4.100.000,-

2

900.000,-

1.800.000,-

3.200.000,-

3

900.000,-

2.700.000,-

2.300.000,-

4

900.000,-

3.600.000,-

1.400.000,-

5

900.000,-

4.500.000,-

500.000,-

Rp4.500.000,b. Unit of production method (metode unit produksi)

Universitas Sumatera Utara

Jika tingkat pemanfaat aktiva tetap bervariasi dari tahun ke tahun. Maka
metode unit produksi lebih tepat dipakai dari pada metode garis lurus.
Dalam hal ini, metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik
beban penyusutan dengan pendapatan terkait.
Metode uit produksi (Unit-Of-Production Method) menghasilkan jumlah
beban penyusutanyang sama bagi setiap unit kapasitas yang digunakan oleh
aktiva. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aktiva diekpresikan
dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mill total beban
penyusatan untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan
mengalihkan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau
digunakan selama periodik dimaksud. Beban penyusutan per jam dihitung
sebagai berikut

Tarif penyusutan pert ton = Biaya Perolehan – Nilai Residu
Taksiran Total Jumlah Unit Produksi
Contoh : sebuah mesin giling gabah, biaya perolehannya Rp5.000.000,dan nilai residu Rp500.000,-. Taksiran jumlah gabah yang dapat digiling
selama umur manfaat mesin 1000.000 ton. Jumlah gabah yang digiling pada
tahun pertama adalah 20.000 ton. Hitunglah penyusutan untuk tiap ton dan
penyusutan untuk tahun pertama!

Tarif penyusutan per ton = Rp5.000.000 – Rp500.000
100.000
= Rp45

Universitas Sumatera Utara

Penyusutan mesin giling gabah pada tahun pertama adalah Rp900.000,(20.000 ton @45)

c. Double declining balance method ( Metode saldo menurun
berganda)
Metode saldo menurun berganda (double declining balance method)
menghasilkan beban periodik yang terus-menerus sepanjang estimasi umur
manfaat aktiva. Untuk menerapkan metode ini tarif penyusutan garis lurus
tahun terlebih dahulu harus digandakan.
Contoh : Seling sebuah mesin giling gabah, biaya perolehannya
Rp5.000.000,- dan nilai residu Rp500.000,-. Ditaksiran umur manfaatnya 5
tahun. Penyusutan menggunakan metode saldo menurun ganda. Hitunglah
penyusutan masing-masing tahun!
Jika mesin diatas disusutkan dengan metode garis lurus, maka tarifnya
adalah 20%. Menurut metode saldo menurun ganda, tarifnya adalah 40%
(2 x 20%). Penyusutan masing-masing tahun dapat dihitung sebagaimana
pada tabel 10.4

Universitas Sumatera Utara

Tabel 10.4
Penyusutan Dengan Metode Saldo Menurun Ganda
Tahun

Penyusutan

Akumulasi penyusutan

Nilai Tercatat

(1) = (40%) x (3) t-1

(2) t = (2)

Akhir Tahun

t-1 -(2) t

(2) t = (3) t-1 (1) t
0

-

-

Rp5.000.000,-

1

Rp2.000.000,-

RP2.000.000,-

3.000.000,-

2

1.200.000,-

3.200.000,-

1.800.000,-

3

720.000,-

3.920.000,-

1.080.000,-

4

432.000,-

4.352.000,-

648.000,-

5

148.000,-*

4.500.000,-

500.000

*dibulatkan agar saldo terakhir menjadi Rp500.000,- menurut
perhitungan, jumlahnya adalah Rp259.200
E. JENIS-JENIS PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP
Adapun pengendalian dalam Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Asahan meliputi :
1. Pengendalian Administratif.
Pengendalian ini dapat dilakukan dengan dua tujuan,yaitu :
a. Terkait dan berhubungan dengan masalah sistemdan
prosedur penyelenggaraan inventarisasi.

Universitas Sumatera Utara

b. Terkait dan berhubungan dengan masalah teknis atau materi
inventarisasi, buku induk barang atau buku lainnya.
2.

Pengendalian Fisik.

Pengendalian fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sekaligus
keadaan fisik sutau aktiva tetap, apakah sudah sesuai catatan inventaris atau
belum. Pengendalian ini dilakukan dengan mengawasi jumlah maupun
kualitas sekaligus kualitas aktiva tetap yang sebanarnya.
3.

Pengendalian Penggunaan.

Tujuan dari pengendalian ini adalah untuk mengetahui apakah suatu
barang atau investaris sudah benar dalam penggunaannya. Hal ini dilakukan
dengan memperhatikan aspek efesiensi penggunaan.
Pengendalian ini penting artinya guna menentukan nilai ekonomis aktiva
tetap, seperti keamanan atau kebutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan
barang-barang yang ada. Dalam mengawasi suatu aktiva tetap, Badan
Pengelola keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Asahan menjalankan
pengendalian baik pengendalian administratif, fisik maupun penggunaan.
Bentuk pengendalian lain juga dilakukan dengan cara mengansuransikan
aktiva tetap, termasuk pengendalian dalam hal manajemen kepegawaian
dengan menempatkan karyawan yang ahli pada bidangnya supaya tercippta
suatu spesifikasi kerja yang baik.
Pada dasarnya pengendalian internal bertujuan untuk mengamankan
harta benda perusahaan yang dalam hal ini adalah aktiva tetap, memperoleh

Universitas Sumatera Utara

data akuntansi yang tepat dan dipercaya dapat meningkatkan efisiensi usaha
serta mendorong kepatuhan terhadap kebijaksanaan kepemimpinan.

F. UNSUR-UNSUR PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP
Unsur pengendalian internal dalam aktiva tetap mencakup organisasi,
sistem otorisasi, prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat.
1.

Organisasi
Fungsi organisasi harus terpisah dari fungsi akuntansi aktiva tetap.
Untuk mengawasi aktiva tetap dan pemakaiannya. Fungsi yang mencatat
semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisahkan dari
fungsi pemakaian aktiva tetap.
Transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aktiva tetap
harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja secara
independen. Untuk menciptakan pengecekan intern dalam setiap transaksi
dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak ada satupun transaksi yang
mengubah aktiva tetap yang dilaksanakan secara penuh hanya satu
organisasi saja.

2. Sistem Otoritas
Anggaran investasi diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham
karena investasi dalam aktiva pada umumnya meliputi yang besar dan
menyebabkan keterikatan dana dalam jangka waktu yang lama, maka
penggunaanya anggaran investasi dalam aktiva tetap. Anggaran investasi

Universitas Sumatera Utara

dalam aktiva tetap ini diotorisasi oleh pemilik perusahaan sebagai dasar
dalam melaksanakan perubahan terhadap rekening aktiva tetap. Surat
permintaan

otorisasi

investasi

diotorisasikan

oleh

direktur

yang

bersangkutan. Setiap investasi yang tercantum dalam anggaran investasi
harus mendapat persetujuan direktur yang bersangkutan sebelum disetujui
pelaksanaannya oelh direktur utama, surat otorisasi reparasi yang berisi
persetujuan dilaksanakannya, pengeluaran modal harus mendapat otorisasi
oleh direktur utama. Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepala departemen
yang bersangkutan.
Work Order yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran
modal untuk pembangunan reparasi, pembongkaran aktiva tetap harus
mendapat otorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan. Surat order
pembelian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Jika jumlah harga beli
aktiva tetap tinggi, otorisasi surat order pembelian berada ditangan direktur
utama. Laporan penerimaan barang otorisasi oleh fungsi penerimaan
Laporan penerimaan barang yang berisi persetujuan dilaksanakannya
pengeluaran kas untuk pembayaran harga aktiva tetap yang dibeli harus
mendapat otorisasi oleh direktur utama. Bukti kas keluar diotorisasi oleh
fungsi-fungsi akuntansi. Bukti kas keluar yang berisi persetujuan
dilaksanakannya pengeluaran kas untuk pembelian harga aktiva tetap yang
dibeli harus mendapat otorisasi oleh direktur utama. Bukti memorial oleh
fungsi akuntansi yang berisi persetujuan dilaksanakannya up dating

Universitas Sumatera Utara

terhadap kartu aktiva tetap dan jurnal umum harus diotorisasi oleh kepala
fungsi akuntansi.

3. Prosedur pencatatan
Perubahan kartu aktiva tetap harus diberikan pada bukti kas keluar dan
bukti memorial yang dilampirkan dengan dokumen pendukung yang
lengkap,

yang

diotorisasi

oleh

pejabat

yang

berwenang.

Setiap

pemutakhiran data yang dicatat dalam kartu aktiva tetap harus dilaksanakan
oleh fungsi akuntansi, dan harus didasarkan pada dokumen sumber yang
diotorisasi oleh pejabat yang berwenang serta dilampirkan oleh dokumen
pendukung yang sah.
4. Praktik yang sehat
Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu
aktiva tetap. Pengawasan internal dalam aktiva tetap yang baik
dilaksanakannya dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan alam
anggaran investasi. Anggaran investasi ini disusun setelah studi kelayakan
terhadap usulan investasi. Penutupan investasi aktiva tetap terhadap
kerugian untuk mencegah kerugian yang timbul sebagai akibat kebaikan dan
kecelakaan, aktiva tetap harus diasuransikan dengan jumlah pertanggungan
yang memadai.
Dalam melaksanakan pengawasan terhadap aktiva tetap perlu
diperhatikan dan dijadikan pedoman hal-hal sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Aktiva tetap harus diawasi secara tepat dan teratur serta diselenggarakan
juga administrasi melalui buku tambahan untuk jenis aktiva tetap.
2. Aktiva tetap harus diberi kode pada setiap jenis aktiva tetap.
3. Perolehan aktiva tetap harus atas dasar persetujuan yang diberikan pejabat
yang berwewenang dan sebelumnya ada permintaan bahwa aktiva tetap
tersebut benar-benar dibutuhkan dalam kegiatan operasional perusahaan.
4. Penjualan atas aktiva tetap harus mendapat persetujuan lebih dahulu oleh
pejabat yang berwenang dan dibukukan oleh bagian pembukuan atas dasar
pemberitahuan tertulis yang diterimanya.
Aktiva yang merupakan barang-barang kecil yang mudah dipindahkan
harus berada dibawah pengawasan pejabat tertentu sedikit mungkin dan
harus disimpan ditermpat yang aman agar barang tersebut dapat terjamin
keamanannya dan terpelihara dengan baik.
G. PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP AKTIVA TETAP
Pengendalian yang baik atas aktiva tetap merupakan salah satu hal yang
penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Aktiva tetap memerlukan
perencanaan dan pengendalian yang tetap agar tidak terjadi penggelapan,
kecurangan,

ataupun

penyelewangan

tersebut.

Penetapan

sistem

pengendalian intern yang baik dapat menunjang peningkatan efisiensi dan
kualitas kegiatan operasional perusahaan. Perencanaan dan pengendalian
pengeluaran untuk barang modal merupakan hal yang kritis bagi kesehatan
keuangan jangka panjang perusahaan/instansi.
Beberapa tujuan dari pengendalian internal aktiva tetap adalah :

Universitas Sumatera Utara

1. Melakukan Pemeliharaan/perawatan kendaraan, perawatan gedung, dan
barang-barang mobiler lainnya.
2. Membatasi pengeluaran modal dalam limit yang disetujui kebutuhan
perusahaan.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam
menjalankan aktivitas perusahaan.
4. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu
aktiva tetap.
5. Merencanakan waktu yang tepat untuk melakukan pengeluaran modal.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian teoritis yang telah dikemukakan sebelumnya dan
berdasarkan data – data yang diperoleh sehubungan dengan kegiatan
penelitian yang dilakukan pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Asahan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengendalian internal aktiva tetap di Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Asahan berguna untuk mendukung
pembangunan asahan yang religius, sehat, cerdas, dan mandiri.
2. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Asahan
merupakan instansi yang berkedudukan sebagai unsur pelaksana
teknis Otonomi Daerah di bidang pengelolaan keuangan dan aset
daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah dengan tugas pokok melaksanakan sebagian urusan di
bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
3. Struktur organisasi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Asahan adalah struktur organisasi lini/garis, dimana
kekuasaan mengalir secara langsung dari kepala kepada bagian –
bagiannya. Masing – masing memberi pertanggungjawaban hanya

Universitas Sumatera Utara

pada satu orang atasan dan pemisahan fungsi sudah dilakukan
sepenuhnya dengan baik.
4. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Asahan
memperoleh aktiva tetap dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) dan Perubahan Anggaran dan Pendapatan Belanja
Daerah (P.APBD).

SARAN
Dari kesimpulan diatas, penulis akan mengajukan beberapa saran dalam
rangka perbaikan ke arah yang lebih baik bagi instansi. Berikut ini penulis
mencoba mengemukakan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan bagi
instansi, yaitu :
1. Pengendalian internal aktiva tetap pada Badan Pengelola Keuangan
dan Aset daerah Kabupaten Asahan perlu ditinggakatkan dengan
melakukan audit setaip akhir tahun dan di evaluasi.
2. Pengendalian pada aset tetap sebaiknya terus ditingkatkan untuk
mencapai pengendalian yang lebih baik, selain membantu untuk
mencengah terjadinya penyelewengan atas aset tetap, hal ini akan
membantu manajemen mengelola harta yang dimiliki perusahaan
secara efektif dan efesien

Universitas Sumatera Utara